You are on page 1of 13

Tipe Echolokasi serta Struktur Larynxpada Miniopterus dan Rhinolophus

Echolocation Type and LarynxStructure of Miniopterus dan Rhinolophus


1 1 2 1
Abdul Rachman , Johanes Sugiyanto , Luthfi Nurhidayat , Ardaning Nuriliani , Aswi A.
Rofiqoh2, Agus Hermawan3, Roesma Narulita3
1
Laboratorium Struktur Perkembangan Hewan, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada,
Jalan Teknika Selatan, Sekip Utara, Yogyakarta 55281
2
Alumnus Program Pascasarjana, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
3
Alumnus Program Sarjana, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Email: abdul_rsw@hotmail.com

Diterima Mei 2014 disetujui untuk diterbitkan September 2014

Abstract
A bat is the only mamal with true flight ability and have capability to perform echolocation.
Miniopterus and Rhinolopus are bat species that have some different morphological characteristics but
both of them commonly live in the cave. The research were purposed to study the differences and
connection of echolocation call type and larynx’s structure of Miniopterus and Rhinolopus The two bat
specieswere collected from 20th and 23th cave of Japanese Cave Complex, Kaliurang, Sleman,
Yogyakarta. Specimens were taken to the laboratory for further analysis. Echolocation signals of both bat
species were recorded using ultrasonic microphone and were analyzed with Batscan 9.0 software.
Specimens were subjected for anatomical and histological structure analysis of thelarynx. Anatomical
structure observations were carried out with specimens dissection and they were fixed in 20% formol
solution. Some samples of larynx of each species were processed and stained with Alizarin Red’s-Alcian
Blue staining for larynx’s bones observation. Histological preparation of larynx was performed using
paraffin method and stained with Hematoxylin-Eosin and MAF. The results showed that echolocation
signals of Minipterus have lower frequency (peak frequency between 44.1-51.6kHz) compared to that of
Rhinolopus (peak frequency between 54.4-64.1 kHz). However, Miniopterus has better ability to
modulate the signal frequency than Rhinolopus Both species areabletoproduce along-duration signalbut
Rhinolopus can produce longer signal duration. These results can be related to the differences of larynx’s
anatomical and histological structure of both species which are equally able to keep the intensity of
echolocation signals but have different work mechanisms.
Keywords: echolocation, structure,larynx, Miniopterus, Rhinolopus

Abstrak
Kelelawar merupakan mamal dengan kemampuan terbang yang sebenarnya serta memiliki
kemampuan echolokasi. Miniopterus dan Rhinolophus merupakan kelelawar dengan karakteristik
morfologi berbeda namun sama-sama dapat hidup di dalam goa. Penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari perbedaan dan kaitan tipe echolokasi serta struktur larynx Miniopterus dan Rhinolophus
Kedua spesies tersebut ditangkap di goa ke-20 dan ke-23 kompleks Goa Jepang, Kaliurang, Sleman,
Yogyakarta. Spesimen dibawa ke laboratorium untuk dianalisis lebih lanjut. Data sinyal echolokasi
diambil menggunakan mikrofon ultrasonic dan dianalisis dengan software batscan 9.0.Spesimen
kemudian digunakanuntuk analisis struktur anatomis dan histologis larynx. Struktur anatomis diamati
dengan pembedahan spesimen utuh yang difiksasi dengan formol 20%. Larynx diproses menggunakan
pewarnaan Alizarin Red-Alcian Blue untuk pengamatan tulang penyusunnya. Preparasi sediaan
histologis dilakukan menggunakan metode parafin dengan pewarnaan Hematoksilin-Eosin dan MAF.
Hasil penelitian menunjukkan sinyal echolokasi Miniopterus memiliki frekuensi yang lebih rendah
(frekuensi puncak 44,1-51,6 kHz) daripada sinyal echolokasi Rhinolopus (frekuensi puncak 54,4-64,1
kHz). Namun kemampuan Miniopterus untuk memodulasi frekuensi lebih tinggi daripada Rhinolopus
Kedua spesies tersebut mampu menghasilkan durasi sinyal yang panjang namun durasi sinyal jauh lebih
panjang pada Rhinolopus Hal tersebut berkaitan dengan perbedaan struktur anatomis dan histologis
larynx kedua spesies yang sama-sama mampu menjaga intensitas sinyal echolokasi namun memiliki
mekanisme kerja yang berbeda.
Kata kunci: echolokasi, struktur, larynx, Miniopterus, Rhinolopus
86 Biosfera 31 (3) September 2014

Pendahuluan Materi dan Metode Bahan


Kelelawar merupakan satu-satunya Kelelawar Miniopterus dan
mamal bersayap dengan kemampuan Rhinolophus formol 20%, larutan Bouin,
terbang yang sebenarnya, serta merupakan alkohol absolut, alkohol 96%, alkohol 30-
salah satu mamal yang memiliki 90%, parafin, xilol, toluol, Meyer’s albumin,
kemampuan echolokasi (Altringham, 1996; Alizarin Red, Alcian Blue, Hematoksilin,
N o w a k , 1 9 9 9 ; N e u w e i l e r, 2 0 0 3 ) . Eosin Y, Mallory Acid Fuchsin, akuades, dan
Kemampuan echolokasi sangat penting bagi Canada balsam.
kelelawar untuk navigasi dan predasi
(Speakman, 1993; Moss & Sinha, Alat
2003).Tipe echolokasi pada kelelawar Misnet, sweepnet, kantong blacu,
bervariasi tergantung pada spesies, habitat, kaliper, timbangan digital, mikrofon
jenis pakan, dan strategi mencari pakan ultrasonic yang dihubungkan ke laptop,
(Neumann & Schuller, 1991; Arita & Fenton, software Batscan 9.0, alat bedah mikro, satu
1997; Brinklov et al., 2008).Sinyal set peralatan gelas, mikrotom putar dan
echolokasi yang dihasilkan kelelawar perlengkapannya, oven, hot plate, dan
memiliki frekuensi sangat tinggi antara 25- kamera digital.
100 kHz, walaupun pada beberapa spesies
dapat mencapai 150 kHz (Grinnell, 1995). Cara Kerja
Ti p e s i n y a l e c h o l o k a s i y a n g
Pengambilan spesimen
dihasilkan oleh kelelawar secara garis besar
dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu Frequency- Spesimen yang digunakan pada
Modulated (FM) dan Constant Frequency penelitian ini adalah Miniopterus dan
(CF).Tipe sinyal FM sangat efektif digunakan Rhinolophus masing-masing berjumlah 11
pada ruang terbuka. Kelemahan tipe sinyal ekor. Spesimen diambil secara langsung
FM adalah kecilnya toleransi terhadap efek dari alam, yaitu di goa ke-20 dan ke-23
Doppler dan pantulan bunyi. Tipe sinyal CF kompleks Goa Jepang, Kaliurang, Sleman,
sangat efektif untuk determinasi benda D.I.Yogyakarta. Spesimen Miniopterus
bergerak dan lingkungan yang ditangkap menggunakan perangkap mistnet
rapat.Beberapa kelelawar menerapkan yang dipasang di mulutgoa, sedangkan
salah satu tipe saja atau dapat juga spesimen Rhinolopus ditangkap
keduanya (Grinnel, 1995). Salah satu aspek menggunakan sweepnet kemudian
yang menunjang tipe echolokasi adalah dimasukkan ke dalam kantong blacu.
produksi sinyal echolokasi oleh larynx
(Altringham, 1999; Mergell et al., 1999). Pengukuran morfometri dasar dan
Miniopterus dan Rhinolophus merupakan pengamatan morfologi
dua spesies kelelawar yang ada di Spesimen yang didapat kemudian
Indonesia. Miniopterus merupakan anggota dibawa ke Laboratorium Struktur
F a m i l i Ve s p e r t i l i o n i d a e s e d a n g k a n Perkembangan Hewan, Fakultas Biologi
Rhinolophus merupakan anggota Famili UGM. Morfologisetiap spesimen diamati
Rhinolophidae. Kedua spesies ini dipilih kemudian dilakukan pengambilan data berat
karena sama-sama hidup di dalam goaakan badan dan morfometri menggunakan
tetapi memiliki perbedaan karakteristik timbangan digital dan kaliper.
morfologi dan termasuk pada famili yang
berbeda. Pengambilan data echolokasi
Penelitian ini bertujuan untuk Pengambilan data sinyal echolokasi
mempelajari perbedaan tipe echolokasi dan dilakukan dengan merekam sinyal
struktur anatomis dan histologis larynx pada echolokasi masing-masing kelompok
Miniopterus dan Rhinolophus Penelitian ini specimen secara terpisah menggunakan
juga bertujuan untuk mempelajari kaitan mikrofon ultrasonic yang dihubungkan ke
antara tipe echolokasi dengan struktur laptop. Pengambilan video juga dilakukan
anatomis dan histologis larynx pada kedua bersamaan dengan proses perekaman
spesies tersebut. sinyal echolokasi sehingga didapat data
sinyal echolokasi sesuai dengan aktivitas
kelelawar. Hasil rekaman sinyal echolokasi
dianalisis menggunakan software Batscan
Rachman, Abdul , dkk,. Tipe Echolokasi serta Struktur Larynxpada Miniopterus dan Rhinolophus : 85 - 97 87

9.0. Hasil analisis berupa spektrogram dan ketebalan potongan 4-6 µm, serta diwarnai
power spektrogram komponen sinyal dengan pewarnaan Hematoxylin-Eosin dan
echolokasi pada masing-masing spesimen. Malorry Acid Fuchsin (Disbrey & Rack, 1970;
Bancroft & Cook, 1988).
Pembuatan dan pengamatan sediaan
anatomis Hasil dan pembahasan
Proses yang dilakukan setelah
Sinyal Echolokasi Miniopterus dan
pengambilan data echolokasi adalah
Rhinolopus
pembedahan dan pengawaten spesimen
untuk pembuatan dan pengamatan struktur Miniopterus merupakan kelelawar
anatomis larynx. Spesimen dibiusterlebih yang memiliki perilaku berkelompok dan
dahulu menggunakan kloroform. Spesimen, mobilitas sangat tinggi (Vincent et al., 2011).
masing-masing 4 ekor tiap spesies, Perilaku dan mobilitas yang tinggi
langsung difiksasi dengan injeksi larutan memberikan variasi habitat pencarian pakan
formol 20% dalam alkohol 70% tanpa Miniopterus yang luas. Karakteristik tersebut
dilakukan pembedahan. Spesimen utuh menuntut efisiensi dan variasi produksi
tersebut disimpan di dalam larutan formol sinyal echolokasi yang dilakukan oleh
20% dalam alkohol 70%. Miniopterus.
Pengamatan anatomis dilakukan Hasil perekaman sinyal echolokasi
dengan pembedahan spesimen utuh yang pada penelitian menunjukkan rata-rata
difiksasi dan direndam dengan formol 20% frekuensi puncak sinyal echolokasi
dalam alkohol 70%.Pembedahan dilakukan Miniopterus 44,1-51,6 kHz. Hasil tersebut
dengan membuka kulit di daerah leher lebih rendah dari hasil penelitian Conole
spesimen sampai terlihat trachea dan larynx. (2000) yang menunjukkan kisaran frekuensi
Larynx beserta trachea diambil kemudian sinyal echolokasi Miniopterus yang memiliki
esophagus dipisahkan dari larynx dan rata-rata 45,44 - 50,37 kHz. Conole (2000)
trachea.Pengamatan anatomis larynx juga menyatakan bahwa variasi frekuensi
meliputi penampakan larynx, tulang-tulang, sinyal echolokasi Miniopterus disebabkan
otot-otot serta kartilago-kartilago penyusun oleh perbedaan habitat dan perilaku.
larynx. Larynx dipotong longitudinal untuk Miniopterus memiliki plastisitas sinyal
mengetahui jalur produksi suara dan echolokasi yang agak tinggi sehingga
penampakan internal pada larynx. mampu memanjangkan durasi sinyal
Pengamatan tulang-tulang penyusun echolokasi (Obrist et al., 2004). Durasi sinyal
larynx juga dilakukan dengan pembuatan echolokasi Miniopterus pada penelitian ini
sediaan makroanatomi menggunakan berkisar antara 5 ms (Gambar 2.B.) sampai
pewarnaan Alizarin Reds-Alcian Blue. Dua hampir 20 ms (Gambar 1.A.1).
buah larynx masing-masing spesies difiksasi Spesimen Miniopterus yang
dengan alkohol 96% dan dilanjutkan proses digunakan pada penelitian ini memiliki
pewarnaan Alizarin Reds-Alcian Blue sesuai habitat di goa dan hutan sebagai tempat
protocol yang dibuat oleh Inouye (1976). tinggal dan tempat pencarian pakan. Kondisi
Data pengamatan struktur larynx berupa foto Goa Jepang yang tidak terlalu luas dan
makro dan mikrograf dianalisis secara kondisi hutan Kaliurang yang lebat
deskriptif sehingga diperoleh gambaran menyebabkan Miniopterus beradaptasi
mengenai struktur larynx yang berperan untuk menggunakan sinyal echolokasi
dalam membantu produksi suara atau sinyal berdurasi panjang. Intensitas sinyal
echolokasi pada masing-masing specimen. echolokasi Miniopterus mampu mencapai
50 dB.
Pembuatan dan pengamatan sediaan Power Spectogram sinyal echolokasi
histologis Miniopterus (Gambar 1.C. dan 2.C.)
menunjukkan fluktuasi intensitas yang kecil
Spesimen, masing-masing 4 ekor tiap
dalam kisaran frekuensi yang dihasilkan
spesies, dieuthanasi menggunakan
dalam satu waktu. Kemampuan tersebut
kloroform kemudian dibedah dan diambil
ditunjang oleh struktur larynx Miniopterus
larynxnya. Larynx tersebut kemudian
yang memfasilitasi produksi sinyal
difiksasi dengan larutan Bouin.Pembuatan
echolokasi dengan intensitas yang terjaga
sediaan histologis larynx dilakukan
saat menaikkan/menurunkan frekuensi.
menggunakan metode paraffin dengan
88 Biosfera 31 (3) September 2014

Rhinolopus merupakan kelelawar Struktur larynx dan hidung


yang umum dikenal sebagai kelelawar Rhinolopus sp, sebagaimana telah
penghasil sinyal echolokasilong CF/FM dijelaskan pada bagian sebelumnya,
(Neumann & Schuller, 1991; Neuweiler, memberikan efisiensi tenaga yang tinggi
2003; Obrist et al., 2004; Ulanovsky & Moss, dalam produksi sinyal echolokasi.
2008). Rhinolopus mampu menghasilkan Pengaturan resonansi dan ketegangan
frekuensi yang konstan dalam durasi yang membranavoccalis yang dimiliki larynx
panjang dan sekaligus diawali dan diakhiri Rhinolopus memberikan kemampuan untuk
dengan modulasi frekuensi. Gambar 3.A. menghasilkan intensitas sinyal yang stabil
menunjukkan durasi sinyal echolokasi saat produksi sinyal dengan frekuensi
Rhinolopus sp pada penelitian ini yang dapat konstan maupun saat melakukan modulasi
mencapai 40 ms. Frekuensi konstan yang frekuensi. Rhinolopus juga dapat
dihasilkan berkisar antara 55 kHz sampai 64 memperpendek sinyal echolokasi sampai 4
kHz. Modulasi frekuensi di awal dan akhir ms (Gambar 4.B.). Hal tersebut
sinyal berkisar dari 26 kHz sampai 55 kHz. dimungkinkan terjadi saat Rhinolopus mulai
Rhinolopus memiliki perilaku terbang yang mendekati objek sasaran. Intensitas sinyal
tidak terlalu cepat dan biasa hidup pada yang dihasilkan juga relatif konstan( 55-60
habitat yang lebat. Penggunaan durasi yang dB) pada frekuensi 50-55 kHz.
panjang dapat memberikan tingkat akurasi
yang tinggi untuk indentifikasi habitat yang
lebat.

Gambar 1. Spectrogram dalam durasi 100 ms (A) dan power Spectrogram (B dan C) sinyal
panjang echolokasi Miniopterus (1), sinyal panjang pada Miniopterus (2), sinyal
panjang Minipterus yang tumpang tindih dengan sinyal pantulan

Figure 1. Spectrogram: A) in 100 ms and B) and C) power Spectrogramof 1) long signal of


Miniopterusecholocation, 2) long signal in Miniopterus overlapping with the
reflected signal
Rachman, Abdul , dkk,. Tipe Echolokasi serta Struktur Larynxpada Miniopterus dan Rhinolophus : 85 - 97 89

Gambar 2. Spectrogram dalam durasi 100 ms (A), Spectrogram satu buah sinyal (B), dan power
Spectrogram (C) sinyal echolokasi pendek Miniopterus

Figure 2. Spectrogram within 100 ms (A) Spectrogramof one signal (B), and power Spectrogram
(C) short echolocation signal of Miniopterus

Gambar 3. Spectrogram (A) dan power Spectrogram (B) sinyal panjang echolokasi Rhinolopus

Figure 3. Spectrogram (A) and power Spectrogram (B) long signal echolokasiof Rhinolopus
90 Biosfera 31 (3) September 2014

Gambar 4. Spectrogram dalam durasi 100 ms (A), spectrogram satu buah sinyal (B), dan power
Spectrogram (C) sinyal echolokasi pendek Rhinolopus

Figure 4.Spectrogramwithin durationof 100 ms (A), spectrogramof one signal (B), and power
Spectrogram (C) short echolocation signal of Rhinolopus

Struktur Larynx Miniopterus dan Rhinolopus Rhinolopus (Tabel 1.). Hal tersebut
memberikan kontribusi terhadap ukuran
Larynx Miniopterus dan Rhinolopus, larynx Miniopterus yang lebih besar
secara syntopi, terletak di cranial trachea daripada ukuran larynx Rhinolopus Macam-
(Gambar 5.). Proporsi larynx terhadap tubuh macam tulang penyusun larynx kedua
juga relatif sama antar kedua spesies spesies tersebut secara umum sama.
kelelawar tersebut. Struktur anatomis larynx Perbedaan yang terlihat berupa perbedaan
Miniopterus (Gambar 6.) dan Rhinolopus struktur tulang-tulang penyusun larynx,
(Gambar 7.) menunjukkan perbedaan yang terutama yang berkaitan dengan produksi
meliputi ukuran maupun struktur tulang suara. Tulang-tulang yang berkaitan dengan
penyusun larynx. Perbedaan ukuran larynx produksi sinyal echolokasi kelelawar adalah
lebih disebabkan oleh ukuran tubuh kartilago thyroidea, kartilago cricoidea, dan
Miniopterus sp dan Rhinolopus sp yang kartilago arytenoidea (Griffiths, 1978;
berbeda. Ukuran tubuh dan berat badan Suthers, 2004).
Miniopterus lebih besar dari pada
Rachman, Abdul , dkk,. Tipe Echolokasi serta Struktur Larynxpada Miniopterus dan Rhinolophus : 85 - 97 91

A B

Gambar 5. Letak larynx (tanda panah merah) Miniopterus (A) dan Rhinolopus (B)
Figure 5. Position of larynx (red arrow) of Miniopterus (A) and Rhinolopus (B)

Tabel 1. Berat badan dan morfometri Miniopterus dan Rhinolopus


Table 1. Body weight and morphometry of Miniopterus and Rhinolopus

Jumlah Miniopterus Rhinolopus


Parameter pengukuran
sampel /n Rerata ± SD Rerata ± SD
P. Berat (g) 11 12,36 ± 1,69 5,65 ± 0,23
P. Brachium (mm) 11 25,19 ± 3,15 19,04 ± 2,34
P. Antebrachium (mm) 11 46,60 ± 3,80 41,47 ± 2,80
P. Kepala (mm) 11 17,14 ± 3,51 17,22 ± 0,87
P. Femur (mm) 11 17,15 ± 2,26 12,40 ± 0,95
P. Crus (mm) 11 12,94 ± 1,21 17,33 ± 0,97
P. Cauda (mm) 11 53,36 ± 3,33 19,41 ± 1,87
P. Telinga (mm) 11 11,59 ± 2,21 13,35 ± 0,90
L. Telinga (mm) 11 8,08 ± 1,08 9,04 ± 0,64
P. Badan (mm) 11 37,77 ± 2,73 25,62 ± 1,51
L. Badan (mm) 11 17,80 ± 3,27 15,70 ± 0,91

Larynx Miniopterus memiliki bentuk thyrohyal) yang sempit (Gambar 6. D dan


yang ramping (Gambar 6. A, B, dan C). E).
Epiglottis tampak pada bagian dorsal larynx. Kartilago thyroidea bagian
Musculuscricothyroideus dan musculus- cranioventral tidak menyatu. Membran atau
cricoarythenoid, yang berperan dalam ligamen thyrohyoid pada Miniopterus
produksi suara, dapat terlihat pada larynx menunjukkan kemampuan ekstensi yang
Miniopterus meskipun tanpa dilakukan rendah. Hal tersebut menyebabkan
pembedahan larynx terlebih dahulu. pergerakan oshyoideus menjadi terbatas.
LarynxMiniopterus pada pewarnaan Pergerakan oshyoideus dapat
Alizarin Red-Alcian Blue menunjukkan mengarahkan sinyal echolokasi ke saluran
oshyoideus yang kecil dan cornuhyoidalis hidung melalui naresposteriores.
(bagian yang terlihat pada gambar adalah Pergerakan oshyoideus yang terbatas
92 Biosfera 31 (3) September 2014

menunjukkan bahwa Miniopterus “mengarahkan” sinyal echolokasi sehingga


mengeluarkan sinyal echolokasi melalui pengeluaran sinyal echolokasi dilakukan
rongga mulut. Miniopterus memiliki hidung melalui rongga mulut.
yang tidak terspesialisasi untuk

Gambar 6. Larynx Miniopterus tampak ventral (A dan D), lateral (B dan E), dan dorsal (C dan F)
tanpa pewarnaan (A, B, C) dan dengan pewarnaan Alizarin Red-Alcian Blue (D, E,
F). Keterangan: Ar: cart. arytenoid; Ch: Cornu Hyoidalis; Cr: cart. cricoidea; Ep:
epiglottis; Hy: os hyoideus; Tr: trachea; Thy: cart. Thyroidea; m.cp: musculus
constrictor pharyngeus; m.ct: musculus cricothyroideus; m.ca: musculus
cricoarytenoideus
Figure 6. Larynx of Miniopterus ventral view (A and D), lateral view (B and E), and dorsal view
(C and F) without staining (A, B, C) with staining of Alizarin Red-Alcian Blue (D, E,
F). Notes: Ar: cart. arytenoid; Ch: Cornu Hyoidalis; Cr: cart. cricoidea; Ep: epiglottis;
Hy: os hyoideus; Tr: trachea; Thy: cart. Thyroidea; m.cp: musculus constrictor
pharyngeus; m.ct: musculus cricothyroideus; m.ca: musculus cricoary tenoideus

Larynx Rhinolopus memiliki bentuk tersebut menunjukkan larynx Rhinolopus


yang berbeda dengan larynx Miniopterus dapat memperluas salurannya untuk
Larynx Rhinolopus memiliki bentuk yang mengatur frekuensi resonansi seiring
lebar. Hal tersebut diakibatkan lebarnya dengan frekuensi sinyal dan menjaga
oshyoideus dan cornuhyoidalis, yang terdiri amplitudo dalam setiap spektrum frekuensi
dari hypohyal, ceratohyal, stylohyal dan (Griffiths, 1978). Rhinolopus memiliki
thyrohyal (Gambar 7. A, B, dan D). Kartilago kemampuan yang baik untuk menghasilkan
thyroidea hampir tertutupi oleh keberadaan sinyal echolokasi yang panjang dengan
oshyoideus tersebut. Gambar 7.B frekuensi yang relatif tetap. Membran
menunjukkan kalsifikasi kartilago thyroidea thyrohyoid Rhinolopus memiliki
tidak menyatu pada bagian ventral. Hal kemampuan ekstensi yang besar sehingga
Rachman, Abdul , dkk,. Tipe Echolokasi serta Struktur Larynxpada Miniopterus dan Rhinolophus : 85 - 97 93

oshyoideus dapat bergerak ke cranial 8. B) menunjukkan keberadaan


secara bebas. Pergerakan oshyoideus saccustrachealis tersebut langsung
tersebut dapat mengarahkan sinyal berhubungan saluran larynx.
echolokasi yang dihasilkan oleh larynx ke Saccustrachealis tersebut diperkirakan
saluran hidung. Bentuk hidung Rhinolopus berfungsi sebagai penghasil resonansi yang
yang khas mampu “mengarahkan” sinyal memperkuat sinyal echolokasi. Rhinolopus
echolokasi dengan baik (Suyanto, 2000). mengeluarkan sinyal echolokasi melalui
Struktur khas yang terlihat pada saluran hidung sehingga resonansi yang
larynx Rhinolopus adalah saccustrachealis terjadi sangat kecil dibandingkan dengan
yang berjumlah 2 pasang (4 buah). Satu pengeluaran sinyal melalui rongga mulut.
pasang saccustrachealis terletak di sebelah Fungsi resonansi tersebut dimungkinkan
ventrocaudallarynx dan 1 pasang yang lain tergantikan oleh keberadaan
terletak di trachea bagian cranioventral. saccustrachealis.
Sayatan sagital larynx Rhinolopus (Gambar

Gambar 7. Larynx Rhinolopus tampak ventral (A dan B), lateral (C dan D), dan dorsal (E dan F) tanpa
pewarnaan (A, C, E) dan dengan pewarnaan Alizarin Red- Alcian Blue (B, D, F).
Keterangan: Ar: cart. arytenoid;, Ch: ceratohyal; Hh:, hypohyal; Sh: stylohyal; Th: Thyrohyal;
Cr: cart. cricoidea; Ep: epiglottis; Hy: os hyoideus (basihyal); Tr: trachea; Thy: cart.
Thyroidea;St: saccus trachealis; m.cp: musculus constrictor pharyngeus; m.ct: musculus
cricothyroideus; m.ca: musculus cricoarytenoideus

Gambar 7. Larynx of Rhinolopus ventralview (A and B), lateral view (C and D), and dorsal view (E and F)
without staining (A, C, E) and with staining Alizarin Red- Alcian Blue (B, D, F). Notes: Ar: cart.
arytenoid;, Ch: ceratohyal; Hh:, hypohyal; Sh: stylohyal; Th: Thyrohyal; Cr: cart. cricoidea;
Ep: epiglottis; Hy: os hyoideus (basihyal); Tr: trachea; Thy: cart. Thyroidea; St: saccus
trachealis; m.cp: musculus constrictor pharyngeus; m.ct: musculus cricothyroideus; m.ca:
musculus cricoarytenoideus
94 Biosfera 31 (3) September 2014

Gambar 8. Penampang midsagittal larynx Miniopterus (A) dan Rhinolopus sp (B). Keterangan: Cr: cart.
cricoidea; St: saccus trachealis; Thy: cart. thyroidea

Figure 8. Longitudinal section of midsagittal larynx of Miniopterus (A) Rhinolopus sp. (B). Notes: Cr: cart.
cricoidea; St: saccus trachealis; Thy: cart. thyroidea

Struktur anatomis larynx cricothyroideus merupakan kompensasi


Miniopterus (Gambar 9.) dan atas menyatunya bagian ventral
Rhinolopus (Gambar 106.) kartilago thyroidea, hanya sebagian kecil
menunjukkan beberapa perbedaan. di cranial kartilago thyroidea yang tidak
Kartilago thyroidea pada Miniopterus menyatu. Pengaturan resonansi yang
berbentuk seperti huruf V sedangkan dilakukan oleh Miniopterus akan lebih
pada Rhinolopus berbentuk seperti fokus pada perluasan diameter larynx
huruf U. Saluran larynx Miniopterus melalui kontraksi musculus
lebih lebar dibandingkan dengan saluran constrictorpharyngeus dan musculus
larynx Rhinolopus Celah plicavoccalis, cricothyroideus. Larynx Miniopterus
ventricle of Morgagni, pada Rhinolopus tidak memiliki saccustrachealis
lebih besar daripada Miniopterus Larynx sebagaimana pada larynx Rhinolopus
Miniopterus memiliki musculus sehingga perluasan diameter ruangan
constrictorpharyngeus dan musculus larynx diperlukan untuk memperbesar
cricothyroideus yang tebal sedangkan resonansi. Musculus thyroarytenoideus
musculus thyroarytenoideus tipis. pada larynx Miniopterus tipis karena
Musculus cricoarytenoideus tidak terlihat kerja otot tersebut tidak terlalu
pada larynx Miniopterus karena diperlukan atau sudah diperankan oleh
potongan sediaan tidak mencapai musculus constrictorpharyngeus dan
kartilago cricoidea. Tebalnya musculus musculus cricothyroideus.
constrictorpharyngeus dan musculus
Rachman, Abdul , dkk,. Tipe Echolokasi serta Struktur Larynxpada Miniopterus dan Rhinolophus : 85 - 97 95

Gambar 9. Penampang melintang larynx Miniopterus Pewarnaan Hematoxylin-Eosin. Keterangan: Ar:


cart. arytenoidea; Gl: glottis; Thy: cart. thyroidea; Mv, membrana voccalis; Pv, Plica voccalis;
m.ct, musculus cricothyroideus; m.cp, musculus constrictor pharingeus; Vm, ventricle of
Morgagni.
Figure 9. Cross section of Miniopterus larynx, stained with Hematoxylin-Eosin. Notes: Ar: cart.
arytenoidea; Gl: glottis; Thy: cart. thyroidea; Mv, membrana voccalis; Pv, Plica voccalis; m.ct,
musculus cricothyroideus; m.cp, musculus constrictor pharingeus; Vm, ventricle of Morgagni.

Larynx Rhinolopus , tidak seperti thyroideus tidak terlalu besar dalam


larynx Miniopterus , memiliki musculus memperluas diameter ruangan larynx.
constrictorpharyngeus dan musculus Kontraksi musculus thyroarythenoideus
cricothyroideus yang tipis. Otot larynx dan relaksasi musculus
Rhinolopus yang tebal justru cricoarytenoideus, ataupun sebaliknya,
ditunjukkan oleh musculus dapat mengatur luas ruangan larynx
thyroarythenoideus dan musculus sekaligus mengatur ketegangan
cricoarytenoideus (Gambar 10.). membranavoccalis. Pengaturan
Kartilago thyroidea yang tidak menyatu resonansi sekaligus amplitudo dan
serta kartilago cricoidea yang luas dan frekuensi dapat dilakukan oleh
terkalsifikasi menyebabkan mekanisme Rhinolopus memiliki saccustrachealis
perluasan diameter ruangan larynx yang berfungsi sebagai resonator
mengandalkan otot di sisi dalam sehingga pengaturan resonansi menjadi
larynx.Kerja musculus constrictor- lebih ringan.
pharyngeus dan musculus crico-
96 Biosfera 31 (3) September 2014

Gambar 10. Penampang melintang larynx Rhinolopus Pewarnaan Hematoxylin-Eosin. Keterangan: Ar:
cart. arytenoidea;Cr: cart. cricoidea; Es: esophagus; Gl: glottis; Thy: cart. thyroidea; Mv:
membrana voccalis;; m.ca: musculuscricoarytenoidea; m.cp: constrictor pharingeus; m.ta:
musculus thyroarytenoideus; Vm: ventricle of Morgagni
Figure 10.Cross section of Rhinolopus larynx,stained with Hematoxylin-Eosin. Notes: Ar: cart.
arytenoidea; Cr: cart. cricoidea; Es: esophagus; Gl: glottis; Thy: cart. thyroidea; Mv:
membrana voccalis;; m.ca: musculus cricoarytenoidea; m.cp: constrictor pharingeus; m.ta:
musculus thyroarytenoideus; Vm: ventricle of Morgagni

Gambar 11. menunjukkan gambaran kedua spesies kelelawar tersebut berupa


membranavoccalis Miniopterus dan jaringan ikat padat dan tidak terdapat otot
Rhinolopus dengan menggunakan didalamnya. Sediaan yang diwarnai dengan
pewarnaan Hematoxylin-Eosin dan Mallory pewarnaan Mallory Acid Fuchsin
Acid Fuchsin. Membranavoccalis kedua menunjukkan dominasi serabut kolagen
spesies kelelawar tersebut sangat tipis.Hal pada membranavoccalis. Karakteristik
tersebut untuk memfasilitasi produksi suara serabut kolagen yang fleksibel namun tidak
berfrekuensi tinggi.Struktur yang tipis dan elastis, memberikan kemampuan
fleksibel menyebabkan membranavoccalis membranavoccalis untuk dapat bergetar
dapat bergetar dengan frekuensi yang tinggi dengan sangat cepat dan stabil. Hal tersebut
dan kuat.Gambar 11. A dan B menunjukkan dapat menghasilkan efisiensi tenaga saat
adanya persamaan jaringan penyusun dilakukannya produksi sinyal echolokasi
membranavoccalis antara Miniopterus oleh kelelawar.
dengan Rhinolopus Membranavoccalis

Gambar 11. Penampang melintang larynx Miniopterus (A dan C) dan Rhinolopus (B dan
D).Pewarnaan Hematoxylin-Eosin (A dan B) dan Mallory Acid Fuchsin (C dan
D).Keterangan: Mv:membrana voccalis; Pv:plica voccalis; Vm: ventricle of Morgagni
Figure 11. Cross section of Miniopterus larynx (A and C) dan Rhinolopus (B dan D). Pewarnaan
Hematoxylin-Eosin (A dan B) dan Mallory Acid Fuchsin (C dan D). Keterangan: Mv:
membrana voccalis; Pv:plica voccalis; Vm: ventricle of Morgagni
Rachman, Abdul , dkk,. Tipe Echolokasi serta Struktur Larynxpada Miniopterus dan Rhinolophus : 85 - 97 97

Simpulan Grinnell, A. D., 1995. Hearing in bats: An


overview, in Popper, A. N. & Fay, R. R.
Sinyal echolokasi Miniopterus
(eds). ‘Hearing by bats’, Springer-
memiliki frekuensi yang lebih rendah
Verlag.
daripada sinyal echolokasi Rhinolopus akan
Hill, E. and Smith D., 1984. Bats. A natural
tetapi kemampuan Miniopterus untuk
history. Published by British Museum.
memodulasi frekuensi lebih tinggi dari pada
London.
Rhinolopus Kedua spesies tersebut juga
Mergell, P., Fitch, W. T., and Herzel, H., 1999.
mampu untuk menghasilkan durasi sinyal
Modeling the role of nonhuman vocal
yang panjang akan tetapi durasi sinyal jauh
membranes in phonation. J Acoust
lebih panjang pada Rhinolopus Hal tersebut
Soc A,105(3): 2020–2028.
juga berkaitan dengan perbedaan struktur
Moss, C. F. and Sinhay, S. R., 2003.
anatomis dan histologist larynx kedua
Neurobiology of echolocation in bats.
spesies yang sama-sama mampu menjaga
Current Opinion in Neurobiology,
intensitas sinyal echolokasi akan tetapi
13:751-758.
memiliki mekanisme kerja yang berbeda.
Neumann, I. and Schuller, G., 1991. Spectral
and temporal gating mechanisms
Ucapan terima kasih
enhance the clutter rejection in the
Penelitian ini terlaksana dari dana echolocating bat, Rhinolophus rouxi. J.
Hibah BOPTN, Fakultas Biologi, Universitas Comp. Physiol. A, 169:109-116
Gadjah Mada tahun anggaran 2013. Neuweiler, G., 2003. Evolutionary aspects of
bat echolocation. J. Comp. Physiol. A,
Daftar Pustaka 189: 245–256
Nowak, R. M., 1999. Walker’s Mammals of
Altringham, J. D., 1996. Bats: Biology and theWorld, 6th edn. Johns Hopkins
Behaviour, Oxford University Press. University Press
Arita, H.T. and Fenton, M.B., 1997. Flight and Obrist, M. K., Boesch, R., and Flückiger, P. F.,
echolocation in the ecology and 2004. Variability in echolocation call
evolution of bats. Tree, 12(2): design of 26 Swiss bat species:
Bancroft, J.D. and Cook, H.C., 1988. Manual consequences, limits and options for
of Histological Techniques, Churchill automated field identification with a
Livingstone, New York. synergetic pattern recognition
Brinklov, S., Kalko, E. K. V., and Surlykke, A., approach. Mammalia 68(4): 307-322.
2009. Intense echolocation calls from Speakman, J. R., 1993.The evolution of
two ‘whispering’ bats, Artibeus echolocation for predation. Symp.
jamaicensis and Macrophyllum zool. Soc. Land., 65: 39-63.
macrophyllum (Phyllostomidae). J Exp Suthers, R.A. 2004. Vocal mechanisms in
Biol, 212: 11-20. birds and bats: a comparative view. An
Conole, L. E., 2000. Acoustic differentiation Acad Bras Cienc,76(2): 247-252.
of Australian populations of the large Suyanto, A. 2001. KelelawardiIndonesia.
bentwing-bat Miniopterus schreibersii Puslitbang Biologi LIPI. Bogor.
(Kuhl, 1817).Australian zoologist, Ulanovsky, N. and Moss, C. F., 2008. What
31(3).443-446 t h e b a t ’s v o i c e t e l l s t h e b a t ’s
Disbrey, B.D., and Rack, J. H., 1970. brain.PNAS,105 (25): 8491–8498.
Histological Laboratory Methods, E. & Vincent, S, Nemoz, M., and Aulagnier, S.,
S. Livingstone, Edinburg. 2011. Activity and foraging habitats of
Griffiths, T. A., 1978. Modification of m. Miniopterusschreibersii (Chiroptera,
cricothyroideus and the larynx in the Miniopteridae)in southern France:
Mormoopidae, with reference to implications for its conservation.
amplification of high-frequency Hystrix It. J. Mamm. (n.s.), 22(1): 57-72
pulses.J Mamm, 59(4): 724-730

You might also like