You are on page 1of 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/348650974

PLASMODIUM DOMINAN DALAM NYAMUK ANOPHELES BETINA (Anopheles


spp.) PADA BEBERAPA TEMPAT DI DISTRIK MANOKWARI BARAT

Preprint · April 2018


DOI: 10.13140/RG.2.2.31764.32640

CITATIONS READS

0 34

6 authors, including:

Rina Mogea
State University of Papua
11 PUBLICATIONS   6 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Kemenristekdikti Doctoral student grant View project

fundamental grant View project

All content following this page was uploaded by Rina Mogea on 21 January 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Natural, April 2018. Vol 14. No 1 ISSN:1412 – 1328 29

PLASMODIUM DOMINAN DALAM NYAMUK ANOPHELES BETINA (Anopheles spp.) PADA


BEBERAPA TEMPAT DI DISTRIK MANOKWARI BARAT

Nurhaedah Arif, Sabarita Sinuraya, Rina A. Mogea


Jurusan Biologi Fakultas MIPA UNIPA Manokwari
Email :rinamogea@gmail.com

ABSTRACT

Malaria contagious by mosquito Anopheles Betina bringing protozoa parasite in its body
(Plasmodium). Plasmodium there are four specieses that is Plasmodium vivax, Plasmodium ovale,
Plasmodium malariae and Plasmodium falciparum, but often becomes pathogen that is Plasmodium vivax
and Plasmodium falciparum. As for intention of this research is to identify Plasmodium which is
dominant at female Anopheles mosquito (Anopheles spp.) and knows distribution pattern of female
Anopheles mosquito (Anopheles spp.) in some places in Districts Manokwari Barat.
Based on research result done to four locations that is area Amban, Wosi, Sanggeng and Kota is
found [by] 1024 mosquito tails. From the amounts only 115 mosquito tails was mosquito Anopheles
Betina while the other is mosquito Anopheles male, mosquito Culex and Aedes. Mosquito Anopheles
Betina found consisted of 4 species that is Anopheles bancrofti, Anopheles kochi, Anopheles farauti and
Anopheles koliensis.
Mosquito Anopheles Betina which is dissected, obtained 2 the Plasmodium species in mosquito spit
gland is Plasmodium vivax and Plasmodium falciparum, and from calculation by index dominant can be
told that both types of this very dominant Plasmodium in Districts Manokwari Barat because its the
dominant index > 5%.

Kunci : Plasmodium , female Anopheles, index dominant, Manokwari

PENDAHULUAN

Nyamuk merupakan kelompok serangga falciparum (Pelczar dkk., 1986). Dari keempat
yang termasuk dalam famili Culicidae. Famili spesies Plasmodium ini, yang bersifat sebagai
ini adalah satu kelompok serangga yang penting, patogenik bagi manusia yaitu Plasmodium
banyak dan terkenal (Borror dkk, 1992). Spesies falciparum dan Plasmodium vivax (Pelczar dkk.,
nyamuk tersebar hampir di seluruh dunia dengan 1988).
jumlah paling sedikit 2000 spesies, diantaranya Manokwari merupakan daerah yang
adalah nyamuk dari genus Anopheles, Culex dan memiliki iklim tropis, sehingga sangat
Aedes. mendukung kelangsungan hidup dari spesies
Malaria disebarkan oleh nyamuk nyamuk terutama Anopheles. Nyamuk
Anopheles betina yang membawa parasit Anopheles tersebar di Manokwari dan
protozoa dalam tubuhnya. Protozoa yang menyebabkan penyakit malaria tersiana dan
menyebabkan parasit malaria tergolong ke malaria tropika dengan jumlah penderita yang
dalam kelompok sporozoa, genus Plasmodium cukup banyak. Adapun tujuan dilakukannya
yang menginfeksi hati dan sel-sel darah merah penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi
(Pelczar dkk, 1988). Plasmodium yang dominan pada nyamuk
Plasmodium yang menimbulkan berbagai bentuk Anopheles betina (Anopheles spp.) dan
malaria pada manusia terdiri dari 4 spesies yaitu mengetahui pola persebaran nyamuk Anopheles
Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, betina (Anopheles spp.) di beberapa tempat di
Plasmodium malariae dan Plasmodium Distrik Manokwari Barat.
Natural, April 2018. Vol 14. No 1 ISSN:1412 – 1328 30

METODE menggunakan loup. Setelah itu nyamuk


Tahapan Penelitian Anopheles betina diidentifikasi satu persatu
Survei awal dengan menggunakan loup serta buku
Survei awal dilakukan pada daerah yang identifikasi nyamuk Anopheles Dewasa di
memiliki tingkat penyakit malaria yang tinggi Maluku dan Irian Jaya yang disusun oleh
yaitu daerah Amban, Wosi, Sanggeng dan Kota Departemen Kesehatan Republik Indonesia
di Distrik Manokwari Barat (Dinas Kesehatan, (2000).
2008). Penentuan tiap - tiap lokasi berdasarkan
kebiasaan terbang (jarak terbang) dari nyamuk Identifikasi Plasmodium
Anopheles betina. Dimana jarak terbangnya Nyamuk Anopheles betina yang ditemukan,
adalah 2,5 km, sehingga tiap lokasi diambil jarak dilakukan uji lanjutan yaitu pengujian secara
5 km. Diharapkan tidak terjadi penangkapan laboratorium untuk melihat jenis
terhadap jenis nyamuk Anopheles yang sama. Plasmodiumnya. Pengerjaannya yaitu : Bagian
Sedangkan untuk jumlah tiap-tiap rumah kaki dan sayap nyamuk dilepas kemudian
ditentukan dengan menggunakan rumus metode diteteskan cairan garam fisiologis di atas obyek
sampling (Consuelo dkk, 1993) yaitu : glass. Nyamuk diletakkan di atas obyek glass
N dengan posisi miring . Jarum pentul di tangan
n kiri ditusukkan pada bagian thorax dan jarum
1  Ne 2
pentul di tangan kanan ditusukkan pada bagian
Ket : kepala, lalu bagian kepala ditarik pelan-pelan,
n = Ukuran sampel kalau lobus kelenjar ludah sudah kelihatan,
N = Ukuran populasi dipotong dan dipisahkan lalu kelenjar ludah
e = nilai kritis (batas ketelitian) dikeringkan. Setelah kering disiram dengan
Dari perhitungan akan diperoleh jumlah methanol dan dikeringkan lagi. Setelah kering
keseluruhan rumah adalah 100 rumah untuk lalu diwarnai dengan larutan Giemsa (1 cc
pengambilan sampel, masing-masing lokasi aquades + 2 tetes Giemsa) selama 40 menit
dibagi menjadi 25 rumah secara purporsive setelah itu dibersihkan dengan air aquades.
sampling. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran
lensa objektif 100 x (minyak emersi)
Penangkapan Nyamuk (Gandahusada dkk, 2002). Plasmodium yang
Penangkapan nyamuk dewasa dilakukan pada diamati, di identifikasi dengan menggunakan
pagi hari (pukul 06.00-10.00), siang hari (pukul buku Parasitologi Medik (1989) kemudian
12.00-16.00) dan malam hari (pukul 17.00- difoto.
02.00). Metode penangkapan dilakukan dengan
menggunakan beberapa cara yaitu diadakan Pengumpulan Data
penangkapan nyamuk pada malam hari dengan Pengumpulan data dilakukan pada saat tahapan
umpan orang (manusia), umpan hewan atau penangkapan nyamuk Anopheles betina,
disekitar kandang ternak dan perangkap lampu identifikasi di laboratorium untuk mengetahui
(light trap), diadakan penangkapan nyamuk pagi jenis Plasmodiumnya serta pengamatan di
hari di dalam rumah penduduk dan di alam luar lapangan secara langsung terhadap faktor-faktor
dan diadakan penangkapan nyamuk siang hari lingkungan (ekologi).
dengan penyemprotan di dalam kamar dengan
menggunakan baygon.
Analisis Data
Data Kepadatan nyamuk kemudian dihitung
Identifikasi Nyamuk Anopheles betina dengan menggunakan rumus metoda baku dari
Nyamuk yang berhasil ditangkap kemudian WHO (Departemen kesehatan dan kesejahteraan
dimatikan dengan menggunakan kloroform, lalu sosial RI, 2001) yaitu :
dipisahkan antara yang jantan dan betina dengan
Natural, April 2018. Vol 14. No 1 ISSN:1412 – 1328 31

A. Man Biting Rate = Jumlah nyamuk yang menggigit per orang per jam.

Jumlah nyamuk yang tertangkap umpan orang


= -------------------------------------------------
Jumlah penangkap x waktu penangkapan (jam)

B. MHD = Man Hour Density = Jumlah nyamuk hinggap yang tertangkap per orang per jam.

Jumlah nyamuk hinggap yang tertangkap


= -------------------------------------------------
Jumlah penangkap x waktu penangkapan (jam)

C. Kepadatan nyamuk hinggap perumah

Jumlah nyamuk hinggap yang tertangkap di dalam rumah


= -------------------------------------------------
Jumlah rumah tempat penangkapan nyamuk tersebut

D. Sporozoit rate

Jumlah jenis vektor yang mengandung sporozoit


= -------------------------------------------------
Jumlah jenis vektor yang sama yang di bedah

Untuk mengetahui jumlah plasmodium yang (Anopheles spp.), menggunakan rumus Indeks
dominan dalam nyamuk Anopheles betina Dominansi (Heddy dan Kurniati, 1996) yaitu:

ni
Di = --------- x 100
N
Ket:
Di = Indeks Dominansi
ni = Jumlah individu dari variasi i (Plasmodium)
N = Jumlah total individu dalam habitat itu
Kriteria :
Dalam suatu habitat, suatu variasi i dikatakan dominan jika Di > 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN ekor dengan jumlah nyamuk Anopheles betina


sebanyak 44 ekor, daerah Sanggeng ditemukan
Jumlah dan Jenis Nyamuk yang ditemukan
nyamuk sebanyak 118 ekor dengan jumlah
pada 4 lokasi penelitian di Manokwari Barat
nyamuk Anopheles betina sebanyak 11 ekor dan
untuk daerah Kota ditemukan nyamuk sebanyak
Berdasarkan hasil penelitian di empat
244 ekor dengan jumlah nyamuk Anopheles
daerah Manokwari Barat yaitu daerah Amban,
betina sebanyak 21 ekor . Dari jumlah
Wosi, Sanggeng dan Kota diperoleh nyamuk
keseluruhan nyamuk yang diperoleh, tidak
sebanyak 1.024 ekor. Daerah Amban ditemukan
semuanya adalah nyamuk Anopheles betina
nyamuk sebanyak 265 ekor dengan jumlah
melainkan terdiri dari nyamuk jantan, nyamuk
nyamuk Anopheles betina sebanyak 39 ekor,
Culex dan Aedes. Untuk daerah Distrik
daerah Wosi ditemukan nyamuk sebanyak 397
Natural, April 2018. Vol 14. No 1 ISSN:1412 – 1328 32

Manokwari Barat diperoleh nyamuk Anopheles Daerah Amban terdapat hutan yang
Betina sebanyak 4 jenis yaitu Anopheles banyak memiliki pohon-pohon dan dapat
bancrofti, Anopheles kochi, Anopheles farauti dijadikan tempat yang baik untuk kehidupan
dan Anopheles koliensis. nyamuk, sehingga pada daerah ini ditemukan 3
Daerah Amban, Sanggeng dan Kota ditemukan 3 jenis nyamuk Anopheles betina. Selain itu pada
jenis nyamuk Anopheles betina yang sama daerah ini juga terdapat saluran air seperti
yaituAn. bancrofti, An. kochi dan An. farauti. halnya parit yang tersumbat dan genangan-
Sedangkan untuk daerah Wosi ditemukan 4 jenis genangan air yang terlindung sehingga dapat
nyamuk Anopheles betina yaitu An. bancrofti, dijadikan tempat berkembangbiak dari nyamuk
An. kochi, An. farauti dan An. koliensis. Nyamuk tersebut.
Anopheles bancrofti ditemukan pada ke empat Daerah Wosi terdapat hutan yang
lokasi karena umumnya nyamuk ini dapat banyak memiliki pohon-pohon yang terlindung.
menyesuaikan diri dengan daerah yang panas Selain itu terdapat juga daerah yang berawa serta
maupun lembab. Nyamuk ini aktif pada pagi, saluran air seperti halnya kali yang terbendung
siang, sore dan malam hari sehingga pada saat ataupun mengalir sehingga banyak ditemukan
penangkapan lebih banyak menangkap nyamuk nyamuk Anopheles betina yang terdiri dari 4
jenis ini dari pada nyamuk Anopheles lainnya. jenis, salah satunya yaitu jenis An. koliensis
Kemampuan hidupnya sangat tinggi dari jenis yang merupakan nyamuk yang berada di daerah
nyamuk Anopheles betina lainnya. rawa-rawa.
Nyamuk Anopheles kochi yang ditemukan pada Daerah Sanggeng berada di dekat laut
keempat lokasi umumnya dalam jumlah sedikit sehingga untuk kelangsungan hidup nyamuk
bila di bandingkan dengan nyamuk An. bancrofti sangat sedikit dimana daerah pantai memiliki
dan An. farauti. Nyamuk An. kochi aktif pada suhu yang tinggi dan kecepatan anginnya juga
pagi dan sore hari sehingga tidak dapat kuat sehingga mengurangi nyamuk yang ada di
ditemukan setiap waktu. Nyamuk ini memiliki tempat tersebut. Namun tidak menutup
bentuk tubuh yang hampir sama dengan nyamuk kemungkinan di daerah ini dapat ditemukan
Aedes hanya saja pada bagian abdomennya nyamuk Anopheles betina karena daerah ini
berbeda. banyak terdapat saluran air yang tersumbat
Nyamuk Anopheles farauti yang ditemukan seperti halnya parit yang jarang dibersihkan.
jumlahnya sedikit bila di bandingkan dengan Daerah Kota terdapat hutan yang banyak
nyamuk An. bancrofti. Nyamuk ini aktif pada memiliki pepohonan dan saluran air yang
pagi, siang, sore dan malam hari. Walaupun mengalir ataupun terbendung. Hal ini
demikian, namun nyamuk ini jarang ditemukan menyebabkan nyamuk sangat senang berada di
pada pagi, siang dan sore. Hal ini disebabkan daerah ini dan penangkapan nyamuk pun banyak
karena pada saat itu, manusia banyak melakukan ditemukan nyamuk Anopheles maupun dari jenis
aktifitas sehingga paling banyak menggigit pada lain.
malam hari dimana saat orang sedang
beristirahat. Pengaruh Iklim
Nyamuk Anopheles koliensis yang ditemukan Suhu udara di Distrik Manokwari Barat
paling banyak berada di sekitar kandang hewan terutama 4 lokasi penelitian berkisar antara
ataupun ternak. Selain itu, nyamuk ini paling 24,3–34,5 0C yang masih merupakan suhu yang
senang menggigit hewan terutama sapi namun baik untuk pertumbuhan nyamuk. Nyamuk
tidak menutup kemungkinan untuk menggigit umumnya termasuk hewan berdarah dingin
manusia pada malam hari juga. Nyamuk ini maka proses metabolisme dan siklus
paling aktif pada malam hari dimana hewan dan kehidupannya tergantung pada suhu lingkungan
manusia sedang beristirahat. dan nyamuk pun tidak dapat mengatur suhu
tubuhnya sendiri. Suhu optimum untuk
Faktor-Faktor Ekologi yang Mempengaruhi pertumbuhan nyamuk adalah 25-27 0C.
Kelangsungan Hidup Nyamuk Pengaruh Pertumbuhan nyamuk akan terhenti sama sekali
Tempat bila suhu kurang dari 10 0C atau lebih dari 40 0C
(Depkes, 1987).
Natural, April 2018. Vol 14. No 1 ISSN:1412 – 1328 33

Kelembaban udara rata-rata di daerah nyamuk menjadi cepat lelah dan apabila
Manokwari berkisar antara 82-85,2 %, yang kelembaban rendah akan menyebabkan
mana merupakan kelembaban yang optimum terjadinya penguapan air dari dalam tubuh
untuk mendukung kelangsungan hidup nyamuk. nyamuk sehingga menyebabkan keringnya
Kelembaban yang tinggi akan menyebabkan cairan tubuh nyamuk (Depkes, 1987).
Hujan mempengaruhi naiknya dibedah tersebut. Depkes (1987) menyatakan
kelembaban udara dan menambah jumlah tempat bahwa, semua nyamuk Anopheles betina dapat
perkembangbiakan. Hujan yang lebat dapat mengandung plasmodium dalam tubuhnya,
membersihkan tempat berkembangbiaknya namun kemungkinan plasmodium tersebut tidak
nyamuk karena larva akan hanyut dan mati. dapat mengalami pertumbuhan dengan baik
Namun, curah hujan yang sedang dan dalam dalam tubuh nyamuk karena dipengaruhi suhu
jangka waktu lama akan memperbesar dalam tubuh nyamuk itu sendiri.
kesempatan untuk berkembangbiak dengan Nyamuk Anopheles betina yang
subur. Selain hujan, angin juga berpengaruh ditemukan dan dibedah sebanyak 39 ekor yang
terhadap penerbangan nyamuk. Kecepatan angin terdiri dari An. bancrofti, An. kochi dan An.
rata-rata di Kabupaten Manokwari berkisar farauti yang setelah dibedah ternyata hanya 16
antara 7,4–8,6 meter per detik. Bila kecepatan ekor yang mengandung plasmodium dalam
angin 11 – 14 meter per detik atau 25-31 mil per kelenjar ludahnya. Daerah Wosi, nyamuk
jam maka akan menghambat penerbangan Anopheles betina yang ditemukan dan dibedah
nyamuk. Secara langsung angin akan sebanyak 44 ekor yang terdiri dari An. bancrofti,
mempengaruhi penguapan air dan suhu udara An. kochi, An. farauti dan An. koliensis yang
dalam tubuh nyamuk. (Depkes, 1987). setelah dibedah ternyata hanya 7 ekor yang
Hal lain yang ikut berpengaruh terhadap mengandung plasmodium. Daerah Sanggeng,
kelangsungan hidup nyamuk yaitu pengaruh nyamuk Anopheles betina yang ditemukan dan
ketinggian tempat. Dimana tempat pelaksanaan dibedah sebanyak 11 ekor yang terdiri dari An.
penelitian tidak mempunyai perbedaan bancrofti, An. kochi dan An. farauti yang setelah
ketinggian yang cukup besar, dalam hal ini dibedah ternyata hanya 2 ekor yang
pengaruh tempat antara daerah Amban, Wosi, mengandung plasmodium sedangkan untuk
Sanggeng dan Kota tidak jauh berbeda. Depkes daerah Kota, nyamuk Anopheles betina yang
(1987) menyatakan bahwa, perbedaan ditemukan dan dibedah sebanyak 21 ekor yang
ketinggian tempat hingga 100 meter akan terdiri dari An. bancrofti, An. kochi dan An.
menyebabkan selisih suhu udara dari tempat farauti yang setelah dibedah ternyata hanya 5
semula adalah 0,5 0C. Bila perbedaan tempat ekor yang mengandung plasmodium. Banyak
cukup tinggi, maka perbedaan suhu udara juga dan sedikitnya plasmodium yang ditemukan
akan berpengaruh cukup tinggi dan akan dalam nyamuk, dipengaruhi oleh lamanya
mempengaruhi faktor-faktor yang lain termasuk perkembangan masing-masing jenis plasmodium
penyebaran nyamuk, siklus pertumbuhan parasit dan jenis nyamuk, umur nyamuk serta faktor-
di dalam tubuh nyamuk dan musim penularan. faktor lingkungan seperti suhu dan kelembaban.
Dari ke empat lokasi penelitian, jumlah
Plasmodium yang Terdapat dalam Nyamuk sporozoit rate tertinggi dari jenis vivax dan
Anopheles Betina terendah pada jenis falciparum (Tabel 1).
Sedangkan untuk plasmodium yang dominan di
Hasil pembedahan terhadap nyamuk ke empat lokasi ini dapat dikatakan semuanya
Anopheles betina, dalam kelenjar ludahnya dominan dimana untuk Plasmodium vivax dan
ditemukan 2 jenis plasmodium yaitu Plasmodium falciparum semuanya memiliki
Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax. indeks dominansi > 5 % sehingga kedua jenis ini
Namun tidak semua plasmodium ini ditemukan sangat dominan dan sering ditemukan di daerah
pada nyamuk Anopheles betina yang dibedah, Manokwari terutama di Distrik Manokwari
hanya sekitar 26,09 % dari jumlah nyamuk yang Barat.
Natural, April 2018. Vol 14. No 1 ISSN:1412 – 1328 34

Tabel 1. Plasmodium yang Dominan dalam Nyamuk


Sporozoit Plasmodium
No Plasmodium Jenis Anopheles
Rate yang dominan
1 Plasmodium vivax Anopheles bancrofti 0,71 18,26 %
Anopheles farauti 1,08
Anopheles koliensis 0,4
2 Plasmodium Anopheles bancrofti 0,256 7,83 %
falciparum Anopheles kochi 0,83

Tingginya jumlah Plasmodium vivax menghambat perjalanan sporozoit Plasmodium


dan Plasmodium falciparum disebabkan karena dari rongga perut ke kelenjar ludah nyamuk
jumlah makro dan mikrogametosit yang dihisap (Depkes, 1987).
oleh nyamuk cukup sehingga nyamuk memiliki Kelembaban udara rata-rata di daerah
kemampuan menjadi vektor. Depkes RI (1987), Manokwari berkisar antara 82-85,2 %,
menyatakan bahwa jumlah parasit yang dihisap kelembaban yang kurang dari 60 % dapat
oleh nyamuk bila terlalu sedikit, maka parasit itu menyebabkan umur nyamuk akan menjadi
tidak bisa berkembang di dalam tubuh nyamuk. pendek dan tidak cukup untuk siklus
Sama halnya dengan makhluk hidup yang lain, pertumbuhan parasit di dalam tubuh nyamuk
nyamuk juga mempunyai zat-zat pertahanan (Depkes, 1987). Kelembaban ini sangat
tubuh terhadap benda-benda yang masuk ke berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dari
dalam tubuh nyamuk. Bila parasit terlalu plasmodium yang ada dalam tubuh nyamuk.
banyak, maka nyamuk akan mati. Dimana Semakin tinggi kelembaban maka nyamuk akan
jumlah minimum micro dan macrogametosit cepat lelah.
untuk menginfeksi An. farauti adalah 40 Salah satu syarat yang dapat menjadikan
permilimeter kubik darah pada P. falciparum nyamuk sebagai vektor adalah umur nyamuk.
dan 10 pada P. vivax. Untuk bisa menjadi vektor suatu penyakit, umur
Kecepatan perkembangan nyamuk nyamuk harus cukup lama sehingga parasit bisa
tergantung dari kecepatan proses metabolisme menyelesaikan siklus hidupnya di dalam tubuh
yang sebagian diatur oleh suhu. Hal ini pula nyamuk. Perkiraan lamanya pertumbuhan parasit
mempengaruhi lamanya pertumbuhan parasit di di dalam tubuh nyamuk adalah untuk P. vivax 7
dalam tubuh nyamuk. Penularan di tempat- hari, P. falciparum 10 hari dan P. malariae 14-
tempat dengan suhu lebih rendah dari 15 0C 16 hari (Depkes, 1987). Gambar 1 dan 2
hampir tidak mungkin terjadi, walaupun potensi merupakan Plasmodium dalam kelenjar ludah
nyamuk yang bisa menjadi vektor terdapat nyamuk. Pada gambar 1 plasmodiumnya
dalam jumlah yang besar. Suhu kritis terendah berbentuk pisang agak lonjong atau seperti sosis
rata-rata untuk siklus sporogonik di dalam tubuh (gametosit) sedangkan gambar 2
nyamuk adalah 16 0C untuk P. vivax dan 19 0C plasmodiumnya membesar dan tersebar padat
untuk P. falciparum. Pada suhu lebih dari 32 0C, (gametosit).
ookista di dalam tubuh nyamuk akan mati dan
Natural, April 2018. Vol 14. No 1 ISSN:1412 – 1328 35

1 2
Gambar 1 dan 2 Plasmodium vivax dan Plasmodium falciparum
( Perbesaran 10 x 80, Pewarnaan Giemsa)

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

Berdasarkan hasil penelitian yang Borror D. J, A. T. Charles dan F. Norman. 1992.


dilakukan terhadap 4 lokasi yaitu daerah Amban, Pengenalan Pelajaran Serangga,
Wosi, Sanggeng dan Kota ditemukan nyamuk Edisi keenam. Gadjah Mada University
sebanyak 1.024 ekor. Dari nyamuk yang Press. Yogyakarta.
ditemukan tersebut, yang merupakan nyamuk
Anopheles betina sekitar 115 ekor yang tersebar Consuelo, dkk. 1993. Pengantar Metode
di masing-masing lokasi. Nyamuk Anopheles Penelitian. Alimuddin T, penerjemah.
betina yang ditemukan tersebut ada 4 jenis yaitu Universitas Indonesia. Jakarta.
Anopheles bancrofti, Anopheles kochi,
Anopheles farauti dan Anopheles koliensis. Departemen Kesehatan RI. 1987. Ekologi
Keempat jenis nyamuk ini membawa Vektor Dan Beberapa Aspek Perilaku.
Plasmodium yang berbeda-beda dalam Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit
tubuhnya. Menular dan Penyehatan
Nyamuk Anopheles betina mempunyai Lingkungan Pemukiman. Jakarta.
pola penyebaran yang berbentuk cluster
(bergerombol tidak merata) sehingga saat Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
penangkapan diperoleh berbagai jenis nyamuk RI. 2000. Kunci Bergambar Nyamuk
didalamnya dan tidak hanya nyamuk Anopheles. Anopheles Dewasa Di Maluku Dan Irian
Nyamuk-nyamuk ini tersebar di seluruh Distrik Jaya. Direktorat Jenderal Pemberantasan
Manokwari Barat sehingga tidak sedikit manusia Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan.
yang tergigit dan terinfeksi penyakit malaria. Jakarta.
Plasmodium yang dominan dalam nyamuk
Anopheles betina yaitu Plasmodium vivax dan Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
Plasmodium falciparum. Kedua jenis RI. 2001. Panduan Pengamatan Entomologi
plasmodium ini memiliki imdeks dominansi > Sebagai Dasar Pemberantasan Vektor;
5% yang memenuhi kriteria dominan. Konsultan Malaria. Istaka Advance
Management Services. Jakarta.
Natural, April 2018. Vol 14. No 1 ISSN:1412 – 1328 36

Dinas Kesehatan Manokwari, 2008. Data Gandahusada S. Herry, H dan Pribadi, W. 1998.
Penyakit Malaria; Bidang Pencegahan dan Parasitologi Kedokteran. Balai Penerbit,
Pemberantasan Penyakit. Manokwari. FKUI. Jakarta.

Heddy, S dan M. Kurniati. 1996. Prinsip- Soejoto, Soebari dan M. Salim. 1989. Penuntun
Prinsip Dasar Ekologi. PT Raja Grafindo Praktikum Parasitologi Medik untuk
Persada. Jakarta. sekolah menengah analisis kesehatan.
Departemen Kesehatan Republik
Pelczar, M. J & Chan, E.C.S., 1988. Dasar- Indonesia, Sekolah Menengah Analisis
dasar Mikrobiologi, Jilid 2. Penerbit UI, Kesehatan. Surabaya.
Jakarta.

View publication stats

You might also like