You are on page 1of 10

Jurnal ILMU DASAR, Vol.18 No.

2, Juli 2017 : 73-82 73

Identifikasi Protein Imunogenik Kelenjar Saliva Vektor Malaria


Anopheles vagus Berdasarkan Analisis Mass Spectrometry
Identification of Immmunogenic Salivary Proteins of Anopheles vagus
based on Mass Spectrometry Analysis
Dwi Esti Febriyantiningsih*), Kartika Senjarini, Rike Oktarianti
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember (UNEJ)
*)
E-mail: dwiesti.febriyantiningsih@gmail.com
ABSTRACT
Malaria has been prevalent for a long time in tropical developing regions causing great morbidity
and mortality. Among the malaria vectors, Anopheles vagus has been known as secondary malaria
vector in East Java. Salivary glands of mosquitoes perform various functions for survival of the
vectors and also conducive for blood feeding, harbouring of malaria parasites, and eventual
parasite transmission. The salivary gland proteomes of An. vagus have not been carried out yet.
The aim of our study was to identify and characterize the immunogenic proteins of salivary glands
proteins of An. vagus. A proteomic approach combining one-dimensional electrophoresis (1DE)
followed by western blot analysis using human sera from healthy people living in an endemic area
(Kendal); liquid chromatography mass spectrometry (LC-MS/MS) and bioinformatic analysis was
adopted to provide the first direct insight into identification and characterization of salivary
proteins of An. vagus. Identification of immunogenic proteins using western blot analysis has
revealed three immunogenic bands which had molecular weights of 69, 75 and 232 kDa. Among
those proteins analysed by LC-MS/MS, there were alpha,1-4 glucan phosphorylase, putative
myosin class I heavy chain which have the highest number of total spectrum count peptide. Other
proteins like vitellogenin and heat shock protein 82 (Hsp82) were also identified. The majority of
proteins were scrutinized marked for their role in metabolism, cytoskeleton protein and stress
response.
Keywords: Anopheles vagus, salivary gland, immunogenic, proteomics
PENDAHULUAN et al., 2007) sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai vaksin yang dapat menghambat
Malaria telah menjadi prevalensi sejak lama transmisi (Transmission Blocking Vaccine)
yang menyebabkan kematian serta morbiditas (Lavazec et al., 2007).
yang tinggi. Menurut laporan yang dikeluarkan Karakterisasi dan identifikasi substansi
oleh WHO pada tahun 2013 diperkirakan dalam kelenjar saliva Arthropoda, khususnya
sebanyak 3,4 miliar manusia beresiko Anopheles telah banyak dilakukan baik secara
terjangkit malaria dan 207 juta kasus transcriptomic (Francischetti et al., 2002; Arca
diantaranya telah menjadi kasus global (WHO, et al., 2005), maupun secara proteomic (Peng
2013). Diantara beberapa vektor malaria yang et al., 1998; Lawson et al., 2007), namun
ditemukan pada wilayah Indo-Pakistan, sebagian besar hanya dilakukan pada vektor
Anopheles aconitus menjadi vektor primer primer yang dianggap penting dalam proses
dalam penyebaran penyakit malaria di pulau transmisi parasit malaria, misalnya An.
Jawa, diikuti oleh vektor Anopheles maculatus, gambiae, An. stephensi, An. arabiensis, An.
An. sundaicus dan Anopheles vagus funestus, An. albimanus, An. darlingi (Fontaine
(Kirnowardoyo et al., 1985; Kirnowardoyo dan et al., 2012), An. barbirostris (Phattanawiboon
Supalin, 1986). et al., 2014) dengan wilayah penyebaran
Saliva vektor Arthropoda mengandung meliputi benua Afrika, daerah Timur Tengah,
bahan yang bersifat imunogenik yang dapat subkontinen India, Amerika Selatan
menghambat hemostatis, vasokonstriksi, (VectorBase, 2015). Di wilayah Asia Tenggara
menghambat inflamasi serta respon imun inang seperti Indonesia, yang menjadi vektor primer
(Ribeiro, 1995; Billingsley et al., 2006; Ribeiro adalah An. aconitus dan An. maculatus, diikuti
dan Arca, 2009; Ribeiro dan Francischetti, oleh An. sundaicus dan An. vagus sebagai
2003; Cornelie et al., 2007; Remoue et al., vektor sekunder (Elyazar et al., 2013).
2006; Londono-Renteria et al., 2010; Orlandi
74 Identifikasi Protein Imunogenik Kelenjar … (Febriyantiningsih, dkk)

Sejauh ini, penelitian TBV (Transmission 1,44 gr Glycine; 200 ml methanol), NBT/BCIP
Blocking Vaccine) oleh tim riset FMIPA- (ScyTek Laboratories Inc.), ladder protein prestain
Universitas Jember untuk penyakit malaria (INTRON), 5% skimmed milk dalam TBS (w/v),
telah dilakukan pada tiga vektor yaitu An. serum darah manusia (sehat endemik malaria).
aconitus, An. maculatus, dan An. sundaicus Prosedur Penelitian
baik secara serologis, bionomik, Koleksi nyamuk An. vagus dan Isolasi Kelenjar
transkriptomik, dan proteomik (Senjarini, Saliva
2013; Armiyanti, 2015), sedangkan untuk Anopheles vagus yang digunakan meupakan hasil
dengue, penelitian dilakukan pada vektor landing collection dari Kendal, Jawa Tengah.
Nyamuk dewasa hasil tangkapan dimasukkan dalam
utama yaitu Aedes aegypti (Oktarianti, 2015). paper cup dengan sumbat kain kassa di bagian atas.
Sementara An. vagus yang tidak dianggap Isolasi kelenjar saliva nyamuk dilakukan
sebagai vektor penting pada penularan parasit berdasarkan metode dari Barber dan Rice (1936).
malaria, belum banyak diungkap, padahal pada Nyamuk betina dewasa dilemahkan dengan
kondisi tertentu nyamuk ini diketahui menjadi memasukkannya pada freezer selama 1 menit,
salah satu vektor penyebar parasit Plasmodium, kemudian diletakkan di atas gelas benda yang
bahkan parasit Wuchereria bancrofti penyebab ditetesi larutan garam fisiologis (NaCl 0,5%) dengan
kaki gajah pada manusia (Manguin et al., bagian kepala berada di sisi kanan gelas benda.
2010). Selanjutnya kepala ditarik secara perlahan
menggunakan jarum diseksi hingga terlepas dari
Jika substansi dalam kelenjar saliva bagian badan dengan posisi jarum diseksi di sebelah
nyamuk yang bersifat imunogenik mampu kiri menekan bagian thorak nyamuk. Kelenjar saliva
berperan sebagai immunomodulator, maka yang melekat pada bagian kepala nyamuk
isolasi dan karakterisasi komponen tersebut dipisahkan dan dimasukkan dalam eppendorf berisi
penting dilakukan sebagai informasi awal dan larutan PBS-PMSF. Kelenjar saliva yang telah
basis bagi pengembangan metode untuk diisolasi disimpan dalam suhu -20oC hingga
mengendalikan atau bahkan menghambat diperlukan.
transmisi dan perkembangan parasit yang Analisis SDS-PAGE (1 dimensi) dan Western Blot
dibawa oleh nyamuk. Karakterisasi dilakukan Metode SDS-PAGE dilaksanakan berdasarkan
dengan analisis Liquid Chromatography prosedur dari Laemmli (1970) dengan sedikit
Tandem Mass Spectrometry (LC-MS/MS). modifikasi. Sampel protein dianalisis pada gel
akrilamid 12,5%. Elektroforesis dilakukan selama 2
METODE jam pada tegangan konstan 120 V. Gel hasil
elektroforesis kemudian diwarnai menggunakan
Tempat dan Waktu Penelitian larutan Commassie Briliant Blue R-250.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Analisis Western Blot dilakukan berdasarkan
Mei 2016 di Laboratorium Bioloteknologi FMIPA metode dari Harlow dan Lane (1999) dengan
UNEJ dan Core Facility Proteomics University beberapa modifikasi. Pita protein hasil SDS-PAGE
Medical Center, Göttingen-Germany. ditransfer pada membran PVDF (Polyvinylidene
Difluoride) selama 1 jam pada temperatur ruang dan
Alat dan Bahan
tegangan konstan 100 mA. Analisis Western Blott
Alat-alat yang digunakan: seperangkat alat SDS-
yang digunakan adalah semi-dry method.
PAGE, seperangkat alat Western Blot (WB) semi-
Selanjutnya dilakukan proses imunobloting dengan
dry, eppendorf, mikropipet, mikrotip, magnetic
mereaksisilangkan antigen pada membran dengan
stirrer, jarum serangga, mikroskop stereo, penangas
antibodi primer yang berasal dari serum orang sehat
air, kertas Whatman 70 mm, membran PVDF
daerah endemik malaria (1:500). Sementara antibodi
(Polyvynilidene difluoride).
sekunder yang digunakan berupa Goat-anti Human
Bahan-bahan yang digunakan: nyamuk
IgG alkaline phosphatase conjugate (1:5000).
Anopheles vagus, NaCl 0,5%, PMSF dalam PBS,
Visualisasi dilakukan dengan menambahkan substrat
akril/bis-akrilamid 30% (29,2 gr akrilamid; 0,8 gr
Nitro Blue Tetrazolium-(5-Bromo-4-Chloro-3-
bis akrilamid), buffer elektroda 1x (3 gr Trisma
Indolyl-Phosphatase) (NBT-BCIP). Reaksi
base; 14,4 gr Glysine; 1 gr SDS), buffer sampel 5x
dihentikan dengan mencelupkan membran dalam
(0,6 ml 1 M Tris-HCl (pH 6,8); 5 ml 50% Glycerol;
akuades dan dikering anginkan.
2 ml 10% SDS; 0,5 ml 2-merchaptoethanol; 1 ml 1
% Bromo Phenol Blue; 0,9 ml H2O), Staining Identifikasi Protein Imunogenik menggunakan
solution (1 gr Coommassie Blue R-250; 450 ml LC-MS/MS
Methanol; 450 ml H2O; 100 ml Glacial Acetic Acid); a. Preparasi Sampel
Destaining solution (100 ml Methanol; 100 ml Preparasi sampel dilakukan berdasarkan metode dari
Glacial Acetic Acid; 800 ml H20), APS 10%, Atanassov dan Urlaub (2013). Sampel berupa
TEMED, TBS pH 7,4 (8 gr NaCl; 0,2 gr KCl; 3 gr potongan gel SDS-PAGE yang diprediksi sebagai
Trisma base),Transfer Buffer (3,034 gr Trisma base; protein imunomodulator putatif direduksi dengan
Jurnal ILMU DASAR, Vol.18 No. 2, Juli 2017 : 73-82 75

dithiothreitol (DTT), dialkilasi dengan 2- cluster dengan prinsip parsimoni (Gene Ontology)
iodoacetamide dan di-digest dengan tripsin selama (Ashburner et al., 2000).
semalam. Campuran peptida yang dihasilkan
selanjutnya diekstrak dan dikeringkan pada HASIL DAN PEMBAHASAN
SpeedVac, lalu dilarutkan pada 2% acetonitrile/0,1% Analisis SDS-PAGE (1 dimensi) dan Western
formic acid (v/v). Tiga kali injeksi larutan peptida
Blot
masing-masing sebanyak 5µL selanjutnya dianalisis
menggunakan nano LC-MS/MS.
Hasil visualisasi gel SDS-PAGE kelenjar saliva
An. vagus menggunakan larutan staining
b. Analisis Mass Spectrometry dengan LC-MS/MS diperoleh setidaknya 6 pita protein mayor yang
Sampel peptida dimasukkan pada pre-kolom C18 memiliki ukuran berkisar antara 25 kDa hingga
fase terbalik (0,15 mm diameter internal x 20 mm, lebih dari 245 kDa, serta beberapa pita protein
Reprosil-Pur 120 C18-AQ 5 µm, Ammerbuch-
Entringen, Germany) dan dipisahkan pada sebuah
minor, sementara hasil western blotting
kolom C18 fase terbalik (0,075 mm diameter menunjukkan adanya tiga pita protein
internal x 200 mm Reprosil-Pur 120 C18-AQ, 3 µm, imunogenik yang memiliki kisaran berat
Dr. Maisch) dengan 5-35% acetonitrile/0,1% formic molekul masing-masing yaitu 69, 75 dan 232
acid (v/v) menggunakan gradien linear selama 30 kDa. Pengukuran berat molekul dilakukan
menit pada kecepatan 300 nL/menit). Eluent berdasarkan metode dari Neville (1971) yaitu
selanjutnya dianalisis pada sebuah Q Exactive dengan memetakan jarak migrasi protein dalam
hybrid quadrupole/orbitrap mass spectrometry kurva persamaan regresi linier. Keberadaan
(ThermoFisher Scientific, Germany) yang protein imunogenik ini menunjukkan adanya
dilengkapi dengan sumber nanoSpray FlexIon dan
dioperasikan menggunakan software Excalibur 2.4.
antigen dalam kelenjar saliva An. vagus yang
dikenali oleh antibodi dari serum manusia.
c. Analisis Data Mass Spectrometry Protein selanjutnya akan dikarakterisasi lebih
Semua spektra hasil mass spectometry diekstrak lanjut menggunakan analisis mass spectrometry
menggunakan software Raw2MSMS v1.17 (Max untuk mengetahui protein-protein penyusun
Planck Institute for Biochemistry, Germany).
Identifikasi protein dilakukan menggunakan
pita protein imunogenik An. vagus berdasarkan
software MASCOT 2.4 (Matrixscience, London- hasil western blotting.
UK). Spektra MS/MS selanjutnya diidentifikasi/ Identifikasi Protein Imunogenik dengan
dicocokkan dengan database protein Anopheles
Analisis LC-MS/MS
(sebanyak 599919 entri protein) pada UniProtKB
v2015.12, serta protein-protein kontaminan yang
Sampel protein di-digest secara enzimatis
sering ditemukan pada laboratorium tempat selama semalam menggunakan enzim tripsin
mengerjakan MS/MS (sebanyak 51 set kontaminan). untuk memecah polimer protein menjadi
Parameter pencarian yang digunakan adalah sebagai peptida yang lebih sederhana (Kelleher et al.,
berikut: toleransi massa awal di set pada 10 ppm dan 1999; Meng et al., 2002). Peptida hasil digesti
toleransi fragmen ion 0,05 Da dengan tripsin sebagai selanjutnya dianalisis menggunakan nano LC-
enzim dan iodoacetamide sebagai cysteine blocking MS/MS dan data (spektra MS) diidentifikasi
agent. Maksimum sebanyak dua tempat pemutusan menggunakan software MASCOT. Penentuan
tripsin dan metionin oxidation diperbolehkan. identitas protein dilakukan dengan
Software Scaffold v 4.4.1.1 (Proteome Software Inc,
Portland, OR) digunakan untuk memvalidasi
membandingkan (blast) hasil interpretasi
MS/MS peptida dan identifikasi protein. MASCOT dengan database protein Anopheles
Identifikasi peptida diterima bila dapat mencapai pada UniProtKB v.2015.12. Analisis peptide
atau probabilitas lebih dari 95% menggunakan untuk tiap sampel gel terindikasi imunogenik
algoritma Protein Prophet (Nesvizhskii et al., 2003). dilakukan sebanyak tiga kali (RO_1, RO_2 dan
Identifikasi protein dapat diterima bila dapat RO_3).
mencapai atau lebih dari 99% dengan setidaknya Berdasarkan Tabel 1, beberapa protein yang
terdapat 2 peptida yang diketahui. Protein yang ditemukan memiliki nilai total spectrum count
memiliki susunan peptida yang serupa dan tidak peptide yang tinggi (highlight abu-abu). Hal ini
dapat dibedakan hanya menggunakan analisis
MS/MS akan dikelompokkan menjadi cluster-
mengindikasikan protein tersebut merupakan
protein yang paling banyak ditemukan pada
pita protein 69 kDa.
76 Identifikasi Protein Imunogenik Kelenjar … (Febriyantiningsih, dkk)

Gambar 1. Elektroforegram protein kelenjar saliva An. vagus pada gel akrilamid 12,5% (a);
Western blot dengan serum orang sehat endemik malaria (kiri) dan non endemik
malaria (kanan) (b).

Tabel 1. Katalog protein kelenjar saliva pita 69kDa


Jurnal ILMU DASAR, Vol.18 No. 2, Juli 2017 : 73-82 77

Tabel 2. Katalog protein kelenjar saliva pita 75 kDa

Terdapat pula protein yang termasuk dalam Protein myosin (Tabel 2 dan Tabel 3)
kelompok heat shock protein 82 family adalah protein sitoskeleton yang termasuk
(Hsp82) yang berperan utama dalam dalam housekeeping protein yang berperan
menyediakan pertahanan untuk melawan stress penting pada kelenjar saliva Anopheles (Vijay
eksternal (Lund et al., 2001; Parsell and et al., 2014). Menurut Kappe et al. (2004),
Lindquist, 1993; Feder and Hofmann, 1999; kompleks aktin-myosin berfungsi membantu
Rinehart et al., 2007). Berdasarkan penelitian pergerakan sporozoite plasmodium dari bagian
oleh Benoit et al., (2011), diketahui proses korteks membran plasma ke membran luar
digesti nyamuk yang melakukan blood feeding IMC (Inner Membrane Complex).
pada hewan berdarah panas Myosin terikat dengan bagian IMC dan aktin
(endoterm/homoiterm) menurun aktivitasnya yang berlawanan dengan membran berinteraksi
oleh adanya supresi gen Hsp. Proses digesti dengan sitoplasma TRAP (Thrombospondin-
protein yang lambat akan menyebabkan Related Adhesive Protein) melalui fructose 1,6-
penurunan jumlah serapan nutrisi yang bifosfat aldolase (Bosch et al., 2007).
dibutuhkan oleh nyamuk, salah satunya untuk Selain itu juga terdapat protein vitellogenin
pembentukan telur (Denlinger, 2011). (Tabel 3). Gen vitellogenin (Vg) berfungsi
Sementara pada pita protein 75 kDa dan sebagai prekursor protein telur nyamuk (egg
232 kDa, protein dominan yang ditemukan yolk) saat perkembangan ovary yang diregulasi
dengan nilai total spectrum count peptide oleh hormon juvenile, dan diketahui nyamuk
tertinggi adalah protein alpha-1,4 glucan mensintesis vitellogenin pada badan lemak
phosphorylase dan putative myosin class I setelah blood feeding (Hagedorn, 1977).
heavy chain. Protein-protein tersebut Keberadaan vitellogenin menandakan adanya
merupakan protein struktural yang berperan kontaminasi badan lemak yang ikut terbawa
sebagai protein sitoskeleton dan metabolisme. saat isolasi kelenjar saliva (Das et al., 2010).
78 Identifikasi Protein Imunogenik Kelenjar … (Febriyantiningsih, dkk)

Tabel 3. Katalog protein kelenjar saliva pita 232 kDa

Berdasarkan hasil interpretasi MASCOT mengenai potensi protein-protein tersebut


dengan database protein Anopheles pada sebagai kandidat imunogen yang kelak dapat
UniProtKB v.2015.12 menunjukkan identitas dipergunakan untuk kepentingan berbagai
protein-protein dominan tersebut diatas, yaitu intervensi imunologis sebelum dilakukan
Cluster of AGAP002518-PA, Cluster of ekspresi protein tersebut.
Aconitate hydratase, mitochondrial
(Fragment), alpha-1,4 glucan phosphorylase KESIMPULAN
dan putative myosin class I heavy chain bukan
termasuk kedalam kelompok protein Tiga protein imunogenik teridentifikasi dari
imunogenik. Nilai total spectrum count peptide kelenjar saliva An. vagus menggunakan analisis
yang tinggi belum dapat menentukan suatu western blotting dengan serum orang sehat
protein yang ditemukan bersifat imunogenik. endemik malaria yang memiliki berat molekul
Salah satu faktor penting lain yang harus ~69, ~75 dan ~232 kDa. Berdasarkan analisis
dimiliki protein agar bersifat imunogenik LC-MS/MS diketahui mayoritas protein
adalah adanya signal peptide, yaitu suatu imunogenik tersebut merupakan protein
prekursor protein yang mengandung residu struktural yang berperan dalam metabolisme,
asam amino (sekitar 15-30 residu) pada bagian protein sitoskeleton dan respon stress.
N-terminalnya (Petersen et. al., 2011).
Mayoritas protein dominan yang berhasil DAFTAR PUSTAKA
teridentifikasi merupakan housekeeping protein
yang berperan sebagai protein protein Arca, B., Lombardo, F., Valenzuela, J.G.,
struktural. Namun demikian, beberapa protein Francischetti, I.M., Marinotti, O., Coluzzi,
lain yang berhasil diidentifikasi, terindikasi M., Ribeiro, J.M. 2005. An updated
memiliki potensi imunogenitas dengan catalogue of salivary gland transcripts in
ditemukannya signal peptide walaupun nilai the adult female mosquito, Anopheles
total spectrum count peptide-nya tidak terlalu gambiae. Journal of Experimental Biology.
tinggi (data tidak dipublikasikan). 208: 3971-3986.
Dengan mengetahui karakter protein Armiyanti Y., Nuryady M.M., Arifianto R.P.,
meliputi fungsi serta kelimpahan sekuens asam Nurmariana E., Senjarini K., Fitri L.E.,
amino penyusun protein (total spectrum count Sardjono T.W. 2015. Detection of
peptide), diharapkan mampu memberikan immunogenic proteins from Anopheles
informasi awal untuk analisis selanjutnya sundaicus salivary glands. Revista da
Jurnal ILMU DASAR, Vol.18 No. 2, Juli 2017 : 73-82 79

Sociadade Brasileira de Medicina Tropical. Anopheles Malaria Vector Mosquitoes in


48(4):410-416. Indonesia: Chapter Three. Advances in
Ashburner, M., Catheine, A.B., Judith, A.B., Parasitology. 83: 173-266.
David, B., Heather, B., Michael, C., Alan, Feder, M.E., Hofmann, G.E. 1999. Heat-shock
P.D., Kara, D., Selina, S.D., Janan, T.E., proteins, molecular chaperones, and the
Midori, A.H., David, P.H., Laurie, I.T., stress response: evolutionary and ecological
Andrew, K., Sezanne, L., John, C.M., Joel, physiology. Annual Review of Physiology.
E.R., Martin, R., Gerald, M.R., Gavin, S. 61: 243–282.
2000. Gene ontology: tool for the Fontaine, A., Fusai, T., Briolant, S., Buffet, S.,
unification of biology. The Gene Ontology Villard, C., Baudelet, E., Pophillat, M.,
Consortium. Nat. Genet. 25: 25-29. Granjeaud, S., Rogier, C., Almeras, L.
Atanassov, I. & Urlaub, H. 2013. Increased 2012. Anopheles salivary gland proteomes
proteome coverage by combining PAGE from major malaria vectors. BMC
and peptida isoelectric focusing: Genomics. 13: 614.
comparative study of gel-based separation Francischetti, I.M,, Valenzuela, J.G., Pham,
approaches. Proteomics. 13: 2947-2955. V.M., Garfield, M.K, Ribeiro, J.M. 2002.
Benoit, J., Lopez-Martinez, G., Patrick, K., Toward a catalog for the transcripts and
Phillips, Z., Krause, T., & Denlinger, D. proteins (sialome) from the salivary gland
2011. Drinking a hot blood meal elicits a of the malaria vector Anopheles gambiae.
protective heat shock response in Journal of Experimental Biology. 205:
mosquitoes. Proceedings of the National 2429-2451.
Academy of Sciences (PNAS). 108: 8026- Hagedorn, H.H. 1977. Vitellogenin synthesis in
8029. the mosquito: the role of juvenile hormone
Billingsley, P.F., Baird, J.A., Mitchell, & in the development of responsiveness to
Drakeley, C. 2006. Immune interactions ecdysone. Physiol Entomol. 2:173–178.
between mosquitoes and their hosts. Harlow, E & Lane, D. 1999. Using Antibodies:
Parasite Immunology. 28: 143–153. A Laboratory Manual. Cold Spring Harbor
Bosch, J., Buscaglia, C.A., Krumm, B., Laboratory Press: Cold Spring Harbor, New
Ingason, B.P., Lucas, R., Roach, C., York.
Cardozo, T., Nussenzweig, V., Hol, W.G.J. Kappe, S.H.I., Buscaqlia, C.A., Berqman,
2007. Aldolase provides an unusual binding L.W., Coppens, I., Nussenzweiq, V. 2004.
site for thrombospondin-related anonymous Apicomplexan gliding motility and host
protein in the invasion machinery of the cell invasion: overhauling the motor model.
malaria parasite. Current Issue. 104: 7015- Trends in Parasitology. 20: 13-16.
7020. Kelleher, N.L., Lin, H.Y., Valaskovich, G.A.,
Cornelie, S., Remoue, F., Doucoure, S., Aaseruud, D.J., Fridriksson, E.K.,
Ndiaye, T., Sauvage, F.X., Boulanger, D., McLafferty, F.W. 1999. Top down versus
Simondon, F. 2007. An insight into bottom up protein characterization by
immunogenic salivary proteins of tandem high resolution mass spectrometry.
Anopheles gambiae in African children. J. Am. Chem. Soc. 121: 806-812.
Malaria Journal. 6:75. Kirnowardoyo, S & Supalin. 1986.
Das, S., Radtke, A., Choi, Y.J., Mendes, A., Zooprophylaxis as a useful tool for control
Valenzuela, J.G. 2010. Transcriptomic and of Anopheles aconitus transmitted malaria
functional analysis of the Anopheles in Central Java, Indonesia. J. Commun. Dis.
gambiae salivary gland in relation to blood 18: 90-94.
feeding. BMC Genomics. 11: 566. Kirnowardoyo, S., Situmeang, R., & Utomo,
Denlinger, D. 2011. Study shows how W.W. 1985. Malaria Transmission Studies
mosquitoes handle the heat of a hot blood in Jepara and Wonosobo regencies Central
meal. (on line). Java, Indonesia during 1981-1982. J.
http://researchnews.osu.edu/archive/hotbloo Commun. Dis. 17: 230-232.
d.htm. [tanggal 19 Mei 2016]. Laemmli. 1970. Cleavage of Structural
Elyazar, I.R.F., Marianne, E.S., Peter, W.G., Proteins during the assembly of the head of
Siti, N.T., Asik, S., Rita, K.,Winarno., the Bacteriophage T4. Nature. 227: 680-
J.Kevin, B., Simon, I.H., Bangs, M.J. 2013. 685.
The Distribution and Bionomics of
80 Identifikasi Protein Imunogenik Kelenjar … (Febriyantiningsih, dkk)

Lavazec, C., Boudin, C., Lacroix, R., Bonnet, Oktarianti, R., Senjarini, K. Hayano, T.,
S., Diop, A., Thiberge, S., Boisson, B., Fatchiyah., Aulanni’am. 2015. Proteomics
Tahar, R., Bourgomin, C. 2007. analysis of immunogenic proteins from
Carboxypeptidase B of Anopheles gambiae salivary glands Aedes aegypti. Jounal of
Target for a Plasmodium falciparum Infection and Public Health. 428: 1-8.
Transmission-Blocking Vaccine. Infection Orlandi-Pradines, E., Almeras, L., Denis De
and Immunity. 75: 1635-1642. Senneville, L., Barbe, S., Remoue, F.,
Lawson, D., Arensburger, P., Atkinson, P., Villard, C., Cornelie, S., Penhoat, K.,
Besansky, N.J., Bruggner, R.V., Butler, R., Pascual, A., Bourgouin, C. 2007. Antibody
Campbell, K.S., Christophides, G.K., response against saliva antigens of
Christley, S., Dialynas, E., Emmert, D., Anopheles gambiae and Aedes aegypti in
Hammond, M., Hill, C.A., Kennedy, R.C., travellers in tropical Africa. Microbes
Lobo, N.F., MacCallum, M.R., Madey, G., Infect. 9: 1454–1462.
Megy, K., Redmond, S., Russo, S., Parsell, D.A and Lindquist, S. 1993. The
Severson, D.W., Stinson, E.O., Topalis, P., function of heat-shock proteins in stress
Zdobnov, E.M., Birney, E., Gelbart, W.M., tolerance: degradation and reactivation of
Kafatos, F.C., Louis, C., Collins, F.H. damaged proteins. Annual Review of
2007. VectorBase: a home for invertebrate Genetics. 27: 437–496.
vectors of human pathogens. Nucleic Acids Peng, Z., Li, H., Simons, F.E. 1998.
Res. 35: D503-505. Immunoblot analysis of salivary allergens
Londono-Renteria, B.L., Eisele, T.P., Keating, in 10 mosquito species with worldwide
J., James, M.A., Wesson, D.M. 2010. distribution and the human IgE responses to
Antibody response against Anopheles these allergens. J. Allergy Clin. Immunol.
albimanus (Diptera: Culicidae) salivary 101:498-505.
protein as a measure of mosquito bite Petersen, T.N., Brunak,S., VonHeijne, G.,
exposure in Haiti. J. Med. Entomol. 47: Nielsen, H. 2011. SignalP 4.0:
1156–1163. discriminating signal peptides from
Lund, A.A., Rhoads, D.M., Lund, A.L., Cerny, transmembrane regions. Nature Methods. 8:
R.L., Elthon, T.E. 2001. In Vivo 785–786.
Modifications of the Maize Mitochondrial Phattanawibon, b., Jariyapan, N., Roytrakul, S.,
Small Heat Stress Protein, HSP22. Journal Paemanee, A., Sor-suwan, S., Chanmol,
of Biological Chemistry. 276: 29924– W., Siriyasatien, P., Saeung, A., Choocote,
29929. W. 2014. Morphological and protein
Manguin, S., Bangs, M.J., Pothikasikorn, J. & analysis of adult female salivary glands of
Chareonviriyaphap, T. 2010. Review on Anopheles barbirostris species A1 (Diptera:
global co-transmission of human Culicidae). Tropical Biomedicine. 31: 813-
Plasmodium species and Wuchereria 827.
bancrofti by Anopheles mosquitoes. Remoue, F., Cisse, B., Ba, F., Sokhna, C.,
Infection, Genetics and Evolution. 10: 159- Herve, J.P., Boulanger, D., Simondon, F.
177. 2006. Evaluation of the antibody response
Meng, F., Cargile, B. J., Patrie, S.M., Johnson, to Anopheles salivary antigens as a
J.R., McLoughlin, S.M., Kelleher, N.L. potential marker of risk of malaria. Trans.
2002. Processing complex mixtures of R. Soc. Trop. Med. Hyg. 100: 363–370.
intact proteins for direct analysis by mass Ribeiro J.M.C dan Francischetti, I.M. 2003.
spectrometry. Anal. Chem. 74: 2923-2929. Role of arthropod saliva in blood feeding:
Nesvizhskii, A.I., Keller, A., Kolker., E., sialome and post-sialome perspectives.
Aebersold, R. 2003. A statistical model for Annu Rev Entomol. 48:73–88.
identifying proteins by tandem mass Ribeiro, J.M.C & Arcà, B. 2009. From
spectrometry. Anal. Chem. 75: 4646-4658. sialomes to the sialoverse: An insight into
Neville, D.M, Jr. 1971. Molecular Weight the salivary potion of blood feeding insects.
Determination of Protein Dedocyl Sulphate Adv. Insect Physiol. 37: 59–118.
Complexes by Gel Electrophoresis in a Ribeiro, J.M.C. 1995. Blood-feeding
Discontinous Buffer System. The Journal arthropods: live syringes or invertebrate
of Biological Chemistry. 246: 6328-6334. pharmacologists?. Infectious Agents and
Disease. 4: 143–152.
Jurnal ILMU DASAR, Vol.18 No. 2, Juli 2017 : 73-82 81

Rinehart, J.P., Li, A., Yocum, G.D., Robich, VectorBase. 2015. Bioinformatic Resource for
R.M., Hayward, S.A.L., Denlinger, D.L. Invertebrate Vectors of Human Pathogens.
2007. Up-regulation of heat shock proteins (online).https://www.vectorbase.org/organi
is essential for cold survival during insect sms/. [diakses tanggal 2 April 2016].
diapause. Proceeding of the National Vijay, S., Rawat, M., Sharma, A. 2014. Mass
Academy of Sciences USA. 104: 11130– spectrometry based proteomic analysis of
11137. salivary glands of urban malaria vector
Senjarini, K. 2013. Potential Use of Mosquito’s Anopheles stephensi. Biomed Research
Salivary Components as Novel Target for International. 2014: 1-12.
the Development of Transmission Blocking WHO. 2013. World Malaria Report 2013. (on
Vaccine (TBV). Microbiology Indonesia. 7: line). https://www.who.int/malaria. [tanggal
186-191. 3 November 2015].
82 Identifikasi Protein Imunogenik Kelenjar … (Febriyantiningsih, dkk)

You might also like