Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Pemberian Oksigen Dan Elevasi Kepala 30º Terhadap Tingkat Kesadaran Pada Pasien Cedera Kepala Sedang
Pengaruh Pemberian Oksigen Dan Elevasi Kepala 30º Terhadap Tingkat Kesadaran Pada Pasien Cedera Kepala Sedang
DOI : https://doi.org/10.35451/jkf.v2i2.319
Abstract
Head injury is directly or indirectly mechanical injuries that resulted wound in
the scalp, skull fracture, tear the lining of the brain, and brain damage, and
neurological disorders. The basic method for brain protection of head injury
patients are freeing the airway and giving adequate oxygenation. Giving
oxygen and headv elevation 30° of head are the appropriate action for the
moderate head injury classification to launch the cerebral oxygen perfusion
and to increase consciousness level. The purpose of this research were to
determine the GCS before and after giving oxygenation with and position 30
° of head and to analyze the effect of giving oxygen and headv elevation30
°of head to change the levels of consciousness of moderate head injury
patients. This research was an Quasi-Experimental study with 10
respondents. The test were used Paired Sample T-test Test. The results
showed that there was an effect of giving oxygen and headv elevation 30 °of
head toward to change the level of consciousness of moderate head injury
patients. GCS average value before was 10.10 and GCS average after 12.90
value was with p value was 0.000. then it can be concluded that the
hypothesis is accepted that there is an effect of giving oxygen and head
elevation of 30º to the level of awareness in patients with moderate head
injury at Grandmed Lubuk Pakam Hospital in 2019.
102
Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN 2655-0830
Vol. 2 No.2 Edisi November 2019 - April 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF
===========================================================================================
Received: 31 Oktober 2019 :: Accepted: 21 April 2020 :: Published: 30 April 2020
103
Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN 2655-0830
Vol. 2 No.2 Edisi November 2019 - April 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF
===========================================================================================
Received: 31 Oktober 2019 :: Accepted: 21 April 2020 :: Published: 30 April 2020
(75,4%) ada pada tahun 2011 dan terhadap perawatan seperti rehabilitasi
terendah pada tahun 2014 (47,4%) kognitif terapi. Memahami mekanisme
(Lumban toruan, 2015; Nasution, saraf yang mendasarinya variabilitas
2014; Djaja, dkk, 2016). dalam kinerja memori setelah Cedera
Pada kecelakaan lalu lintas, Kepala dapat membantu menjelaskan
cedera kepala biasanya terjadi karena variabilitas dalam lintasan pemulihan,
kepala yang sedang bergerak dan karenanya dapat menyebabkan
membetur sesuatu. Kepala yang perbaikan dalam strategi pengobatan
sedang bergerak mendadak terhenti (Vanderploeg RD dkk, 2016; Curtiss G
atau terpantul kembali. Apa yang dkk, 2016; Cicerone KD dkk, 2016).
terjadi pada kepala bergantung pada Cedera Kepala dapat
kekuatan benturan, tempat benturan diklasifikasikan menjadi cedera primer
dan faktor-faktor pada kepala itu dan sekunder. Cedera primer adalah
sendiri. Serangan anoksik-iskemik yang cedera utama, terjadi pada saat cedera
fokal atau total, gangguan traumatik, itu berlangsung, sedangkan cedera
peradangan, kelainan metabolik, sekunder terjadi setelah momen
perdarahan atau neoplasma, dapat tumbukan, sering menyebabkan
mengakibatkan edema dan kerusakan tambahan ke otak yang
menurunkan aliran darah otak (ADO). sudah terluka. Klasifikasi lain membagi
Menimbulkan gangguan neurologik dan Cedera Kepala menjadi cedera fokus
kesadaran,menyebabkan kerusakan (mis., memar atau laserasi) atau
otak yang menetap (Muhardi dkk , cedera difus (seperti dengan gegar
2018). otak atau cedera aksonal difus) Cedera
Kasus kelompok Cedera Kepala Kepala juga dapat dinilai dengan
Sedang menunjukkan pemulihan yang keparahan: ringan, sedang dan berat,
relatif lebih lambat, kompliksi dengan Cedera Kepala Berat dapat
neurologis. Godoyet al, sangat didefinisikan pada Glasgow Coma Score
menekankan pentingnya neuro dengan nilai score 8 atau kurang
imaging, penting untuk manajemen dengan perubahan status mental
cedera kepala sedang yang tepat. melebihi 6 jam. Cedera kepala ringan
Godoy et al mengusulkan skema baru didefinisikan sebagai perubahan status
kategorisasi kasus cedera kepala mental yang berlangsung lamakurang
menjadi dua kelompok. Kelompok dari 30 menit dari waktu cedera,
pertama adalah cedera kepala yang Cedera Kepala Sedang memiliki
berpotensi parah, dengan skor GCS 9- perubahan status mental yang terkait
10, sedangkan kelompok lain dengan berlangsung 30 menit hingga 6 jam
GCS abnormal 11-13 (Godoy DA dkk (Freire MA, 2012).
,2016). Penilaian awal keparahan cedera
Masalah memori kronis sering biasanya dilakukan melalui penggunaan
dikaitkan dengan Cedera Kepala dan Glasgow Coma Scale (GCS), yang
mungkin berkontribusi pada kesulitan merupakan skala lima belas poin
dalam pemulihan. Yang paling umum, berdasarkan pada tiga ukuran bruto
dan berpotensi masalah yang paling fungsi sistem saraf untuk memberikan
melemahkan, masalah memori pada tingkat koma yang cepat dan umum.
korban Cedera Kepala adalah yang GCS dengan cepat membedakan
terkait dengan memori verbal episodik. keparahan cedera otak sebagai
Kronis gangguan fungsi tidak mudah "ringan", "sedang" atau "berat",
diprediksi oleh tingkat keparahan menggunakan tiga tes, yang mengukur
cedera, cedera situs, atau respons akut respons mata, verbal, dan motorik.
104
Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN 2655-0830
Vol. 2 No.2 Edisi November 2019 - April 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF
===========================================================================================
Received: 31 Oktober 2019 :: Accepted: 21 April 2020 :: Published: 30 April 2020
Umum nya yang menjadi titik pemisah dihilangkan dengan cara membersihkan
yang memisahkan cidera kepala ringan dengan jari atau suction jika tersedia
pada kisaran 13 - 15, cidera kepala (Ester, 2014).
sedang pada kisaran 9 - 12, dan cidera Banyak faktor yang dapat
kepala berat pada 8 atau di bawah. mempengaruhi Pernapasan pasien
Tingkat kesadaran atau skor GCS yang mengalami cedera kepala,
ini memiliki pengaruh yang kuat diantaranya adalah usia, mekanisme
terhadap kesempatan hidup dan terjadinya injuri, dan adanya
penyembuhan pada pasien cedera penggunaan ventilasi mekanik.
kepala. Skor GCS awal yang rendah Perubahan frekuensi pernafasan
pada awal cedera akan memiliki menyebabkan saturasi oksigen dalam
outcome yang buruk (Reith FC, 2015; darah menurun yang diikuti perfusi
Reihani, 2017; Okasha et al, 2014). jaringan yang menurun juga. Perfusi
Masalah keperawatan yang jaringan otak yang rendah pada otak
muncul dengan cedera kepala sedang dapat menyebabkan perburukan
di antaranya adalah ketidakefektifan kondisi pasien cedera kepala, sehingga
perfusi jaringan serebral pada pasien pasien memiliki outcome yang buruk.
cedera kepala ringan ditandai dengan Semakin tinggi perfusi oksigen ke otak
adanya penurunan sirkulasi jaringan maka outcome pasien cedera kepala
otak, akibat situasi O2 di dalam otak semakin baik (Bouzat et al, 2015;
dan nilai Gaslow Coma Scale menurun. Kondo et al; 2011; Laytin et al, 2015;
Keadaan ini mengakibatkan disorientasi Safrizal et al, 2013).
pada pasien cedera kepala. Pemberian Oksigen 100% dalam
Ketidakefektifan perfusi apabila tidak di jangka pendek untuk tujuan resusitasi
tangani dengan segera akan otak dapat dilakukan, tetapi untuk
meningkatkan tekanan intrakranial. pemberian dalam waktu lama, cara
Penanganan utama pada pasien cidera yang aman ialah pemberian oksigen
kepala dengan meningkatkan status O2 sampai 50%. Bila dengan pemberian
dan memposisikan pasien 15 - 30° oksigen 50% dalam udara inspirasi
(Soemarno Markam, 2018). belum tercapai PaO2 yang diinginkan
Hal yang harus diperhatikan antara 80 – 100 mmHg, kalau dapat
untuk Kasus cidera kepala kelancaran melebihi 100 mmHg, maka harus
jalan napas (airway). Jika penderita dipikirkan adanya peninggian
dapat berbicara maka jalan napas “shunting” dalam paru, dan untuk
kemungkinan besar dalam keadaan mengatasi hal ini adalah dengan
adekuat. Obstruksi jalan napas sering menggunakan tekanan akhir ekspirasi
terjadi pada penderita yang tidak positif (Weis, H.M, 2018).
sadar, yang disebabkan oleh benda Berdasarkan hasil penelitian
asing, muntahan, jatuhnya pangkal March, dkk 2014, bahwa pemberian
lidah, atau akibat fraktur tulang wajah. posisi kepala 30º pada pasien cedera
Usaha untuk membebaskan jalan napas kepala bertujuan memberikan
harus melindungi vertebra servikalis, keuntungan dalam meningkatkan
yaitu tidak boleh melakukan ekstensi, oksigenasi. Suplai oksigen terpenuhi
fleksi, atau rotasi yang berlebihan dari dapat meningkatkan rasa nyaman dan
leher. Dalam situasi ini dapat rileks sehingga mampu menurunkan
melakukan tindakan chin lift atau jaw intensitas nyeri kepala pasien dan
thrust sambil merasakan hembusan mencegah terjadinyaperfusi jaringan
napas yang keluar melalui hidung. serebral. Elevasi 30 derajat yaitu
Apabila ada sumbatan maka dapat memperbaiki drainase vena, perfusi
105
Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN 2655-0830
Vol. 2 No.2 Edisi November 2019 - April 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF
===========================================================================================
Received: 31 Oktober 2019 :: Accepted: 21 April 2020 :: Published: 30 April 2020
106
Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN 2655-0830
Vol. 2 No.2 Edisi November 2019 - April 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF
===========================================================================================
Received: 31 Oktober 2019 :: Accepted: 21 April 2020 :: Published: 30 April 2020
107
Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN 2655-0830
Vol. 2 No.2 Edisi November 2019 - April 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF
===========================================================================================
Received: 31 Oktober 2019 :: Accepted: 21 April 2020 :: Published: 30 April 2020
108
Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN 2655-0830
Vol. 2 No.2 Edisi November 2019 - April 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF
===========================================================================================
Received: 31 Oktober 2019 :: Accepted: 21 April 2020 :: Published: 30 April 2020
109
Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN 2655-0830
Vol. 2 No.2 Edisi November 2019 - April 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF
===========================================================================================
Received: 31 Oktober 2019 :: Accepted: 21 April 2020 :: Published: 30 April 2020
110
Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN 2655-0830
Vol. 2 No.2 Edisi November 2019 - April 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF
===========================================================================================
Received: 31 Oktober 2019 :: Accepted: 21 April 2020 :: Published: 30 April 2020
111
Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN 2655-0830
Vol. 2 No.2 Edisi November 2019 - April 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF
===========================================================================================
Received: 31 Oktober 2019 :: Accepted: 21 April 2020 :: Published: 30 April 2020
112