You are on page 1of 13

PENGARUH PEMBERIAN OKSIGEN DAN ELEVASI KEPALA 30º

TERHADAP TINGKAT KESADARAN PADA PASIEN CEDERA


KEPALA SEDANG

Luci Riani Br. Ginting1, Kuat Sitepu2, Renni Ariana Ginting3

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM JALAN SUDIRMAN NOMOR 38


LUBUK PAKAM.
e-mail: ksitepu3@gmail.com

DOI : https://doi.org/10.35451/jkf.v2i2.319

Abstract
Head injury is directly or indirectly mechanical injuries that resulted wound in
the scalp, skull fracture, tear the lining of the brain, and brain damage, and
neurological disorders. The basic method for brain protection of head injury
patients are freeing the airway and giving adequate oxygenation. Giving
oxygen and headv elevation 30° of head are the appropriate action for the
moderate head injury classification to launch the cerebral oxygen perfusion
and to increase consciousness level. The purpose of this research were to
determine the GCS before and after giving oxygenation with and position 30
° of head and to analyze the effect of giving oxygen and headv elevation30
°of head to change the levels of consciousness of moderate head injury
patients. This research was an Quasi-Experimental study with 10
respondents. The test were used Paired Sample T-test Test. The results
showed that there was an effect of giving oxygen and headv elevation 30 °of
head toward to change the level of consciousness of moderate head injury
patients. GCS average value before was 10.10 and GCS average after 12.90
value was with p value was 0.000. then it can be concluded that the
hypothesis is accepted that there is an effect of giving oxygen and head
elevation of 30º to the level of awareness in patients with moderate head
injury at Grandmed Lubuk Pakam Hospital in 2019.

Keywords: Levels of Consciousness GCS, Moderate Head Injury, Position 30°


of the Head.

1. PENDAHULUAN
cedera kepala. Pada umumnya Cedera
Prevalensi angka kejadian cedera kepala lebih identik mengenai usia
otak traumatika di Negara berkembang muda (15-19 tahun). Angka kejadian
seperti Amerika Serikat terjadi cidera kepala pada laki-laki 2 kali lebih
peningkatan sebesar 1,7 juta penduduk sering terjadi dibandingkan pada anak
/ tahun, dari peningkatan jumlah perempuan. Hal ini disebabkan karena
tersebut sebanyak lebih kurang 50.000 anak laki-laki lebih sering mengendarai
penduduk / tahun mengalami sepeda motor. Prevalensi cedera kepala
kematian, dan sebanyak 5 juta di Negara Amerika Serikat adalah
penduduk / tahun mengalami akibat terjatuh 35,2%, kecelakaan
ketidakmampuan / disabilitas akibat kendaraan bermotor 34,1%,
perkelahian 10%, dan penyebab lain
yang tidak diketahui 21% (Iwan A et hilangnya ataupun terganggunya status
al, 2015). kesadaran seseorang. Cedera kepala
Data World Health Organization dapat disebut juga dengan head injury
(WHO) tentang cedera kepala ataupun traumatic brain injury
menunjukkan 40-50% mengalami (Dawodu, 2016; Manley dkk , 2016).
kecacatan permanen atau disabilitas. Cedera Kepala yang didefinisikan
Oleh karena itu, seseorang yang sebagai sebuah proses patofisiologis
datang ke rumah sakit dengan cedera kompleks yang mempengaruhi otak,
kepala membutuhkan penanganan yang disebabkan oleh kekuatan
yang cepat dan tepat agar pasien biomekanik. Seseorang didiagnosis
terhindar dari kecacatan dan kematian. menderita Cedera Kepala umumnya
Cedera kepala akibat trauma mengalami setidaknya satu dari efek
lebih sering dijumpai di lapangan. samping berikut: somatik (mis. sakit
Setiap tahunnya kejadian cedera kepala), kognitif (mis. perasaan dalam
kepala di Dunia diperkirakan mencapai kabut, vertigo), emosional (mis.
500.000 kasus dari jumlah di atas 10% labilitas), fisik (mis. LOC, amnesia,
penderita meninggal sebelum tiba di kelelahan), perilaku (mis. lekas
rumah sakit dan lebih dari 100.000 marah), kognitif (mis. merasa dalam
penderita menderita berbagai tingkat kabut), atau tidur gangguan (mis.
kecacatan akibat cedera kepala insomnia). Berdasarkan gejala-gejala
(Kemenkes RI, 2013). ini, beberapa alat diagnostik gegar otak
Salah satu penyebab kematian telah dikembangkan (Ruff RM dkk,
terbesar di Dunia adalah trauma. 2016; McCrory P, Meeuwisse HM dkk
Setiap tahunnya orang meninggal ,2013).
akibat trauma. Trauma sangat banyak Cedera kepala akan terus
terjadi di Negara berkembang dan atau meningkat setiap tahun nya seiring
negara dengan pendapatan rendah. dengan meningkatnya pengguna
Survei yang dilakukan menunjukkan kendaraan bermotor roda dua dan
sebesar 90% trauma terjadi di negara diperkirakan 39% kenaikan per tahun.
berkembang. Peningkatan kematian Kejadian cedera kepala di Indonesia
akibat kecelakaan lalu lintas setiap tahunnya diperkirakan mencapai
diperkirakan meningkat 83% di 500.000 kasus. Penderita cidera kepala
Negara berkembang pada tahun 2000- meninggal sebelum tiba di rumah sakit
2020, kasus yang paling banyak adalah sejumlah 10 % dan pasien yang
cedera kepala. Kasus cedera kepala sampai di rumah sakit, 80% di
menjadi kasus cedera yang paling kelompokan sebagai cedera kepala
beresiko menyebabkan kematian dan ringan, 10% termasuk cedera kepala
kecacatan permanen pada pasien sedang, dan 10% termasuk cedera
(Salim, 2015; Qureshi et al, 2013). kepala berat.
Cedera kepala termasuk Pada tahun 2016, di RS
gangguan pada otak yang bukan Fatmawati yang bekerja sama dengan
diakibatkan oleh suatu proses Korps Lalu Lintas (Korlantas)
degeneratif ataupun kongenital, menerangkan bahwa penyebab
melainkan suatu kekuatan mekanis dari kematian langsung terbanyak pada
luar tubuh yang bisa saja kecelakaan adalah cedera
menyebabkan kelainan pada aspek kepala.Cedera kepala mempunyai
kognitif, fisik, dan fungsi psikososial persentase terbesar jenis cedera akibat
seseorang secara sementara ataupun kecelakaan lalu lintas pada tahun
permanen dan berasosiasi dengan 2010–2014. Persentase tertinggi
(75,4%) ada pada tahun 2011 dan terhadap perawatan seperti rehabilitasi
terendah pada tahun 2014 (47,4%) kognitif terapi. Memahami mekanisme
(Lumban toruan, 2015; Nasution, saraf yang mendasarinya variabilitas
2014; Djaja, dkk, 2016). dalam kinerja memori setelah Cedera
Pada kecelakaan lalu lintas, Kepala dapat membantu menjelaskan
cedera kepala biasanya terjadi karena variabilitas dalam lintasan pemulihan,
kepala yang sedang bergerak dan karenanya dapat menyebabkan
membetur sesuatu. Kepala yang perbaikan dalam strategi pengobatan
sedang bergerak mendadak terhenti (Vanderploeg RD dkk, 2016; Curtiss G
atau terpantul kembali. Apa yang dkk, 2016; Cicerone KD dkk, 2016).
terjadi pada kepala bergantung pada Cedera Kepala dapat
kekuatan benturan, tempat benturan diklasifikasikan menjadi cedera primer
dan faktor-faktor pada kepala itu dan sekunder. Cedera primer adalah
sendiri. Serangan anoksik-iskemik yang cedera utama, terjadi pada saat cedera
fokal atau total, gangguan traumatik, itu berlangsung, sedangkan cedera
peradangan, kelainan metabolik, sekunder terjadi setelah momen
perdarahan atau neoplasma, dapat tumbukan, sering menyebabkan
mengakibatkan edema dan kerusakan tambahan ke otak yang
menurunkan aliran darah otak (ADO). sudah terluka. Klasifikasi lain membagi
Menimbulkan gangguan neurologik dan Cedera Kepala menjadi cedera fokus
kesadaran,menyebabkan kerusakan (mis., memar atau laserasi) atau
otak yang menetap (Muhardi dkk , cedera difus (seperti dengan gegar
2018). otak atau cedera aksonal difus) Cedera
Kasus kelompok Cedera Kepala Kepala juga dapat dinilai dengan
Sedang menunjukkan pemulihan yang keparahan: ringan, sedang dan berat,
relatif lebih lambat, kompliksi dengan Cedera Kepala Berat dapat
neurologis. Godoyet al, sangat didefinisikan pada Glasgow Coma Score
menekankan pentingnya neuro dengan nilai score 8 atau kurang
imaging, penting untuk manajemen dengan perubahan status mental
cedera kepala sedang yang tepat. melebihi 6 jam. Cedera kepala ringan
Godoy et al mengusulkan skema baru didefinisikan sebagai perubahan status
kategorisasi kasus cedera kepala mental yang berlangsung lamakurang
menjadi dua kelompok. Kelompok dari 30 menit dari waktu cedera,
pertama adalah cedera kepala yang Cedera Kepala Sedang memiliki
berpotensi parah, dengan skor GCS 9- perubahan status mental yang terkait
10, sedangkan kelompok lain dengan berlangsung 30 menit hingga 6 jam
GCS abnormal 11-13 (Godoy DA dkk (Freire MA, 2012).
,2016). Penilaian awal keparahan cedera
Masalah memori kronis sering biasanya dilakukan melalui penggunaan
dikaitkan dengan Cedera Kepala dan Glasgow Coma Scale (GCS), yang
mungkin berkontribusi pada kesulitan merupakan skala lima belas poin
dalam pemulihan. Yang paling umum, berdasarkan pada tiga ukuran bruto
dan berpotensi masalah yang paling fungsi sistem saraf untuk memberikan
melemahkan, masalah memori pada tingkat koma yang cepat dan umum.
korban Cedera Kepala adalah yang GCS dengan cepat membedakan
terkait dengan memori verbal episodik. keparahan cedera otak sebagai
Kronis gangguan fungsi tidak mudah "ringan", "sedang" atau "berat",
diprediksi oleh tingkat keparahan menggunakan tiga tes, yang mengukur
cedera, cedera situs, atau respons akut respons mata, verbal, dan motorik.
Umum nya yang menjadi titik pemisah dihilangkan dengan cara membersihkan
yang memisahkan cidera kepala ringan dengan jari atau suction jika tersedia
pada kisaran 13 - 15, cidera kepala (Ester, 2014).
sedang pada kisaran 9 - 12, dan cidera Banyak faktor yang dapat
kepala berat pada 8 atau di bawah. mempengaruhi Pernapasan pasien
Tingkat kesadaran atau skor GCS yang mengalami cedera kepala,
ini memiliki pengaruh yang kuat diantaranya adalah usia, mekanisme
terhadap kesempatan hidup dan terjadinya injuri, dan adanya
penyembuhan pada pasien cedera penggunaan ventilasi mekanik.
kepala. Skor GCS awal yang rendah Perubahan frekuensi pernafasan
pada awal cedera akan memiliki menyebabkan saturasi oksigen dalam
outcome yang buruk (Reith FC, 2015; darah menurun yang diikuti perfusi
Reihani, 2017; Okasha et al, 2014). jaringan yang menurun juga. Perfusi
Masalah keperawatan yang jaringan otak yang rendah pada otak
muncul dengan cedera kepala sedang dapat menyebabkan perburukan
di antaranya adalah ketidakefektifan kondisi pasien cedera kepala, sehingga
perfusi jaringan serebral pada pasien pasien memiliki outcome yang buruk.
cedera kepala ringan ditandai dengan Semakin tinggi perfusi oksigen ke otak
adanya penurunan sirkulasi jaringan maka outcome pasien cedera kepala
otak, akibat situasi O2 di dalam otak semakin baik (Bouzat et al, 2015;
dan nilai Gaslow Coma Scale menurun. Kondo et al; 2011; Laytin et al, 2015;
Keadaan ini mengakibatkan disorientasi Safrizal et al, 2013).
pada pasien cedera kepala. Pemberian Oksigen 100% dalam
Ketidakefektifan perfusi apabila tidak di jangka pendek untuk tujuan resusitasi
tangani dengan segera akan otak dapat dilakukan, tetapi untuk
meningkatkan tekanan intrakranial. pemberian dalam waktu lama, cara
Penanganan utama pada pasien cidera yang aman ialah pemberian oksigen
kepala dengan meningkatkan status O2 sampai 50%. Bila dengan pemberian
dan memposisikan pasien 15 - 30° oksigen 50% dalam udara inspirasi
(Soemarno Markam, 2018). belum tercapai PaO2 yang diinginkan
Hal yang harus diperhatikan antara 80 – 100 mmHg, kalau dapat
untuk Kasus cidera kepala kelancaran melebihi 100 mmHg, maka harus
jalan napas (airway). Jika penderita dipikirkan adanya peninggian
dapat berbicara maka jalan napas “shunting” dalam paru, dan untuk
kemungkinan besar dalam keadaan mengatasi hal ini adalah dengan
adekuat. Obstruksi jalan napas sering menggunakan tekanan akhir ekspirasi
terjadi pada penderita yang tidak positif (Weis, H.M, 2018).
sadar, yang disebabkan oleh benda Berdasarkan hasil penelitian
asing, muntahan, jatuhnya pangkal March, dkk 2014, bahwa pemberian
lidah, atau akibat fraktur tulang wajah. posisi kepala 30º pada pasien cedera
Usaha untuk membebaskan jalan napas kepala bertujuan memberikan
harus melindungi vertebra servikalis, keuntungan dalam meningkatkan
yaitu tidak boleh melakukan ekstensi, oksigenasi. Suplai oksigen terpenuhi
fleksi, atau rotasi yang berlebihan dari dapat meningkatkan rasa nyaman dan
leher. Dalam situasi ini dapat rileks sehingga mampu menurunkan
melakukan tindakan chin lift atau jaw intensitas nyeri kepala pasien dan
thrust sambil merasakan hembusan mencegah terjadinyaperfusi jaringan
napas yang keluar melalui hidung. serebral. Elevasi 30 derajat yaitu
Apabila ada sumbatan maka dapat memperbaiki drainase vena, perfusi
serebral, dan menurunkan tekanan cedera kepala terus mengalami
intrakranial. Elevasi kepala dapat peningkatan setiap tahunnya, dan
menurunkan tekanan intra kranial pasien tersebut sering mengalami
melalui beberapa cara, yaitu penurunan kesadaran akibat hipoksia
menurunkan tekanan darah, perubahan dan peningkatan tekanan intra kranial.
komplians dada, perubahan ventilasi, Terjadinya penurunan ventilasi paru
meningkatkan aliran vena melalui vena sehingga pemenuhan oksigen
jugularis yang tak berkatup, sehingga terganggu. Berdasarkan observasi yang
menurunkan volume darah vena dilakukan pada pasien cedera kepala
sentral yang menurunkan tekanan intra membutuhkan oksigenasi dan elevasi
kranial. Perpindahan CCS dari kepala 30º dalam peningkatan
kompartemen intra kranial ke rongga kesadaran dan mengurangi nyeri
sub araknoid spinal1 dapat kepala. Penurunan kesadaran
menurunkan tekanan intra kranial disebabkan oleh gangguan pada sentral
(March KS dkk, 2014; Safar P dkk, otak dan batang otak. Pemberian
2018; Indra dan Reggy, 2016). oksigenasi membantu otak
Hal pertama yang harus dinilai apabila mendapatkan oksigen. Oksigen sesuai
bertemu dengan pasien cedera kepala dengan kebutuhan dengan target
adalah kelancaran jalan napas saturasi O2 > 92%. Pemberian elevasi
(airway). Jika penderita dapat kepala 30º dapat mengurangi nyeri
berbicara maka jalan napas kepala sehingga menurunkan tekanan
kemungkinan besar dalam keadaan intra kranial pada pasien cedera
adekuat. Obstruksi jalan napas sering kepala.
terjadi pada penderita yang tidak
sadar, yang disebabkan oleh benda 2. METODE PENELITIAN
asing, muntahan, jatuhnya pangkal
lidah, atau akibat fraktur tulang wajah. Jenis penelitian kuantitatif yang
Usaha untuk membebaskan jalan napas bersifat Quasy Eksperimen (eksperimen
harus melindungi vertebra servikalis, semu) dengan rancangan penelitian
yaitu tidak boleh melakukan ekstensi, Cross Sectional. Desain penelitian
fleksi, atau rotasi yang berlebihan dari adalah pra eksperimen (one group
leher . Dalam hal ini, kita dapat pretest postest design ) yaitu
melakukan chin lift atau jaw thrust penelitian yang menggunakan satu
sambil merasakan hembusan napas kelompok subyek. Pengukuran
yang keluar melalui hidung. Bila ada dilakukan sebelum dan setelah
sumbatan maka dapat dihilangkan perlakuan, yaitu menganalisa pengaruh
dengan cara membersihkan dengan jari pemberian oksigenasi dan posisi elevasi
atau suction jika tersedia(Ester, 2014). kepala 30º terhadap tingkat kesadaran
Berdasarkan hasil studi pada pasien cedera kepala sedang.
pendahuluan di Rumah Sakit Grandmed Populasi dalam penelitian ini
Lubuk Pakam menunjukkan penderita adalah seluruh pasien cedera kepala
cedera kepala pada tahun 2017 yang di rawat inap di Rumah Sakit
sebanyak 218 orang pasien sedangkan Grandmed Lubuk Pakam pada bulan
pada bulan September 2018 sampai September 2018 sampai Maret 2019
bulan Maret 2019 sebanyak 80 orang berjumlah 80 orang.
pasien dan setiap bulannya terdapat 20 Tehnik Sampling yang digunakan
orang pasien yang mengalami cedera purposive sampling, yaitu tehnik
kepala. Dari kasus di atas dapat penentuan sample dengan
disimpulkan angka kejadian pasien pertimbangan tertentu yaitu pemilihan
sampel dengan menetapkan subjek tingkat kesadaran pada pasien cedera
yang memenuhi kriteria penelitian kepala sedang sebelum dan sesudah
kemudian dimasukkan ke dalam dilakukan pemberian oksigen dan
penelitian sampai kurun waktu elevasi kepala 300.
tertentu, sehingga jumlah responden
dapat terpenuhi. 4. PEMBAHASAN
Pengumpulan data melalui lembar
observasi peningkatan kesadaran Tingkat kesadaran pada pasien
sebelum dan sesudah dilakukan cedera kepala sedang sebelum
tindakan pemberian oksigen 100 % dan dilakukan pemberian oksigen dan
elevasi kepala 30º pada pasien cedera elevasi kepala 30º di Rumah Sakit
kepala sedang. Sedangkan Grandmed Lubuk Pakam Tahun 2019.
pengumpulan data untuk tingkat Hasil analisis tingkat kesadaran pada
kesadaran dengan menggunakan pasien cedera kepala sedang sebelum
lembar observasi penilaian GCS pada dilakukan pemberian oksigen dan
pasien cedera kepala sedang. elevasi kepala 300 yaitu 10.10 dengan
Untuk menganalisis adanya pengaruh Standart Deviasi 0,876.
pemberian oksigen dan elevasi kepala Nilai rata-rata tingkat kesadaran
300 terhadap tingkat kesadaran pada didapatkan data yang homogen, dapat
pasien cedera kepala sedang dengan diartikan bahwa seluruh pasien cedera
menggunakan uji Statistic Paired kepala mengalami gangguan tingkat
Sample T-test dengan tarif tingkat kesadaran sebelum diberikan
kepercayaan 95% (p Value ≤ α). perlakuan. Pasien cedera kepala
Pembuktian ini dilakukan untuk sedang mengalami penurunan
membuktikan hipotesis ada pengaruh kesadaran dan amnesia lebih dari 30
apabila p ≤ 0.05 menit tetapi kurang dari 24 jam dan
ditemukan kelainan pada CT scan otak.
3. HASIL Hal ini dapat menyebabkan tubuh
secara fungsional akan mengalami
Rerata nilai tingkat kesadaran kemunduran atau bahkan dapat
responden sebelum dilakukan menimbulkan kematian Oktavianus,
pemberian oksigen dan elevasi kepala 2014.
300 pada pasien cedera kepala sedang Nilai GCS cedera kepala sedang
sebanyak 10 orang yaitu 10.10 pada (9 - 12) dinilai seberapa besar gawat
tingkat kesadaran sedang dengan keadaan pasien tersebut dan
Standar Deviasi (SD) 0,876. penanganan yang dilakukan. Pasien
Rerata nilai tingkat kesadaran cedera kepala cenderung mengalami
responden sesudah dilakukan penurunan kesadaran akibat
pemberian oksigen dan elevasi kepala perdarahan pada kepala disertai
300 pada pasien cedera kepala sedang dengan kekurangan suplai oksigen,
sebanyak 10 orang yaitu 12.90 pada peningkatan tekanan intrakranial
tingkat kesadaran sedang dengan ditandai dengan nyeri kepala, tekanan
Standart Deviasi (SD) 1.190. darah meningkat ,mual muntah dan
Hasil uji statistik dengan perubahan perilaku.
menggunakan uji Dependent Sample T- Oksigen yang merupakan
Test / Paired T-Test menunjukkan kebutuhan tubuh paling berperan
bahwa p Value yaitu 0.000 yang berarti dalam metabolisme sel,Tanpa oksigen
p Value ≤ 0.05. Hal ini berarti ada sel-sel tubuh akan mengalami
pengaruh yang signifikan terhadap kerusakan menetap. Pada penelitian ini
tingkat kesadaran pada pasien cedera akan terjadi pada pasien,
kepala sedang memiliki nilai skor mengidentifikasi masalah keperawatan
sebelum perlakuan yang dikategorikan dan tindakan yang akan diberikan pada
sebagai pemenuhan kebutuhan oksigen pasien. Pengkajian tingkat kesadaran
tidak terpenuhi dan terjadi peningkatan pasien cidera kepala dilakukan secara
tekanan intrakranial. kuantitatif yang biasa digunakan pada
Hal tersebut didukung dari hasil kondisi emergensi atau kritis
penelitian Oktavianus, 2014 yang menggunakan Glasgow Coma Scale
didapatkan pasien cedera kepala (GCS) (Oktavianus, 2014).
sedang mengalami penurunan tingkat Menurut hasil penelitian para
kesadaran saat tidak diberikan oksigen peneliti bahwa pada pasien cedera
dan elevasi kepala 30º. Dengan hasil kepala sedang akan mengalami
pemeriksaan dari respon mata yang penurunan kesadaran akibat
harus diberikan rangsangan nyeri, dari perdarahan pada kepala dan
respon verbal yang mengerang dan kemungkinan mengalami fraktur
respon motorik yang deserebrasi tengkorak. Keadaan pasien yang
terjadi ekstensi pada siku. Hal ini salah mengalami penurunan tingkat
satu penurunan kesadaran pada pasien kesadaran memerlukan batuan
yang mengalami kegawatdaruratan pernafasan seperti oksigen dan elevasi
karena belum diberikan perlakuan kepala 30º. Jika kegawatdaruratan bisa
oksigen dan elevasi kepala 30º. dengan membebaskan jalan nafas
Hasil penelitian ini didukung oleh (airway). Untuk itu perlu dilakukan
pendapat (Oktavianus, 2014) yaitu tindakan pemberian oksigen dan
penanganan cedera kepala harus elevasi kepala 30º.
dilakukan dengan benar dan tepat Tingkat kesadaran pada pasien
karena akan mempengaruhi keadaan cedera kepala sedang sesudah
pasien. Tindakan utama yang dilakukan dilakukan pemberian oksigen dan
mencegah kerusakan otak yang akan elevasi kepala 30º di Rumah Sakit
menyebabkan iskemik. Metode Grandmed Lubuk Pakam Tahun 2019.
dasarnya dengan cara pemberian Hasil analisis tingkat kesadaran pada
oksigen yang adekuat dan elevasi pasien sesudah dilakukan pemberian
kepala 30º. oksigen dan elevasi kepala 30º yaitu
Skor rata-rata tingkat kesadaran 12.90 dengan Standard Deviasi (SD)
sebelum dilakukan pemberian oksigen 1.190.
dan elevasi kepala 30º banyak Pasien dengan cedera kepala
mengalami pemenuhan oksigen, nyeri sedang membutuhkan oksigen dan
kepala, dan peningkatan tekanan darah elevasi kepala 30º dalam peningkatan
yang belum teratasi, hal ini disebabkan kesadaran. Penurunan kesadaran
karena terjadinya hipoksia tidak disebabkan oleh gangguan pada sentral
terpenuhi secara maksimal oksigen ke otak dan batang otak. Otak merupakan
otak dan trauma yang hebat yang organ yang sangat sensitif terhadap
menyebabkan peningkatan tekanan kekurangan oksigen. Otak masih
intra kranial. Pada keadaan kritis mampu menoleransi kekurangan
pasien cedera kepala mengalami oksigen berlangsung dari 5 menit,
perubahan baik secara psikologis lebih dari 5 menit dapat terjadi
maupun fisiologis, oleh karena itu kerusakan otak secara permanen.
sangat penting peran seorang perawat Oksigen sesuai dengan kebutuhan
kritis dalam posisi sentral untuk dengan target saturasi > 92%.
memahami semua perubahan yang
Nyeri kepala yang timbul akibat meningkatkan pemenuhan oksigen
trauma pada kepala diakibatkan karena (Korzier, dkk 2010). Pemberian
terjadinya peningkatan tekanan intra Oksigen adalah tehnik yang paling
kranial. Nyeri kepala mengakibatkan sering dilakukan medis untuk
rasa tidak nyaman pada pasien. keberlangsungan hidup pasien.
Peningkatan tekanan intra kranial juga Penatalaksanaa pemberian
mengakibatkan penurunan kesadaran elevasi kepala 30º pada pasien cedera
maka dari itu memberikan elevasi kepala sedang dengan mengatur bed
kepala 30º dapat menurunkan tekanan pasien pada bagian kepala menjadi
intra kranial. elevasi kepala 30º. Indikasi pemberian
Tingkat kesadaran pada pasien elevasi kepala 30º disebabkan oleh
cedera kepala sedang harus dilakukan terjadinya peningkatan tekanan intra
tindakan segera mungkin kranial ditandai dengan nyeri kepala
membebaskan jalan nafas, pemberian akibat trauma pada bagian otak,
oksigen yang adekuat dan memberikan tekanan darah yang meningkat, mual
elevasi kepala 30º. Setelah dilakukan muntah, perubahan perilaku. Elevasi
pemberian oksigen dan elevasi kepala kepala 30º akan meningkatkan aliran
30º maka hasil pengkajian pada pasien vena jugularis yang tak berkatup
cedera kepala, responden yang sehingga mampu menurunkan volume
diberikan oksigen dan elevasi kepala darah vena sentral yang menurunkan
30º dapat dilihat dari respon mata tekanan intrakraninal sehingga nyeri
yang rentan terhadap suara, respon kepala, peningkatan tekanan darah,
verbal dilihat dari cara pasien mual muntah dan perubahan perilaku
mengucapkan kata - kata benar, dan pada pasien cedera kepala sedang
kalimat, respon motorik melokalisir dapat teratasi.
nyeri, hal ini dapat dinilai dengan Menurut asumsi peneliti
menggunakan instrument Glasgow pemberian oksigen dan elevasi kepala
Coma Scale (GCS). Pemberian oksigen 30º pada pasien cedera kepala ringan,
dan elevasi kepala 30º yang membantu sedang dan berat mampu
peningkatan tingkat kesadaran dan meningkatkan aliran vena melalui vena
memperbaiki sirkulasi oksigen ke otak, jugular yang tak berkatup sehingga
nyeri kepala akibat trauma menurun, oksigen dapat adekuat sampai ke otak
tekanan darah stabil, sehingga dan berdampak pada peningkata
pertukaran gas yang maksimal kesadaran pada pasien cedera kepala
meningkatkan kesadaran. Dengan sedang menjadi ringan.
meningkatnya jumlah oksigen di dalam Pengaruh pemberian oksigen dan
darah, homeostatis menjadi seimbang elevasi kepala 30º sebelum dan
maka tubuh akan mengupayakan sesudah terhadap tingkat kesadaran
peningkatan kebutuhan oksigen dalam pada pasien cedera kepala sedang di
tubuh. Rumah sakit Grandmed Lubuk Pakam
Penatalaksanaan pemberian Tahun2019.
oksigen pada pasien cedera kepala Perbedaan rata-rata antara
sedang menggunakan rebreathing pengukuran pertama dan kedua yaitu
mask dan simple mask yang diberikan 2.800 (95% C1: 3.457- 2.143) dengan
8 - 10 liter / menit dengan saturasi standar deviasi (SD) 0.919. Dari hasil
oksigen 95% - 100%. Indikasi estimasi interval dapat disimpulkan
pemberian oksigen disebabkan oleh bahwa 95% diyakini bahwa rerata
hipoksia sedang dan berat. Konsentrasi pengukuran pemenuhan kebutuhan
oksigen yang lebih tinggi akan oksigen dan elevasi kepala 30º pada
pasien cedera kepala sedang pretest kesadaran yang cenderung meningkat
dan posttest adalah 0.919. dimana ada perbedaan sebelum
Dari Hasil uji statistik, bahwa nilai dilakukan penanganan dan sesudah
p Value = 0,000 < (α = 0,005) maka dilakukan penanganan sehingga dapat
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh meminilisir cedera kepala sedang ke
pemberian oksigen dan elevasi kepala keadaan yang lebih buruk
30º terhadap tingkat kesadaran pada
pasien cedera kepala sedang di Rumah 5. KESIMPULAN
Sakit Grandmed Lubuk Pakam Tahun Tingkat kesadaran pada pasien
2019. cedera kepala sedang sebelum
Beberapa komplikasi terjadi pada dilakukan pemeberian oksigen dan
pasien cedera kepala sedang seperti elevasi kepala 30º yang memiliki rata-
perdarahan, kejang, infeksi, edema dan rata 10.10 dengan Standart Deviasi
herniasi melalui tontronium. Keadaan (SD) 0.876.
ini menyebabkan perdarahan di antara Tingkat kesadaran pada pasien
tulang tengkorak dan permukaan cedera kepala sedang sesudah
serebral. Kompresi otak akan dilakukan pemeberian oksigen dan
menghasilkan efek yang dapat elevasi kepala 30º
menimbulkan kematian dengan cepat yang memiliki rata-rata 12.90 dengan
dan keadaan semakin memburuk, Standart Deviasi (SD) 1.197.
mengatasi komplikasi tersebut perlu Tingkat kesadaran rata-rata
dilakukan proteksi pada otak dengan sebelum dan sesudah dilakukan
membebaskan jalan nafas (airway) dan pemberian oksigen dan elevasi kepala
pemberian oksigen konsentrasi tinggi. 30º 2.800 dengan Standart Deviasi
Menurut asumsi peneliti bahwa (SD) 0,919.
responden setelah dilakukan pemberian Ada pengaruh pemberian oksigen
oksigen dan elevasi kepala 30º dan elevasi kepala 30º terhadap
mengalami peningkatan tingkat tingkat kesadaran pada pasien cedera
kesadaran dan pada sebelum dilakukan kepala sedang dengan nilai p Value =
pemberian oksigen dan elevasi kepala 0,000.
30º. Pemberian oksigen disesuaikan
dengan kebutuhan oksigen dan ketika DAFTAR PUSTAKA
dilakukan pemberian oksigen sekaligus
Annamma Jacob. (2014). Clinical Nursing
pasien di berikan posisi elevasi kepala
Procedures. Jakarta : EGC.
30º. Otak mempunyai tingkat
Badan Penelitian dan Pengembangan
metabolisme yang tinggi, aliran darah
di otak juga harus terjaga agar
Kesehatan Kementerian
metabolisme dengan bantuan oksigen Kesehatan RI. (2013). Riset
dapat berlangsung dengan baik di otak. Kesehatan Dasar 2013.
Pemberian elevasi kepala 30º Brunner & Suddart. (2018). Keperawatan
menurunkan tekanan intrakranial Medikal –Bedah. Jakarta : EGC.
sehingga memberi kelancaran pada Cicerone KD, Dahlberg C, Malec JF,
aliran darah vena di otak sehingga Langenbahn DM, Felicetti T, et al.
oksigen dapat adekuat, nyeri kepala (2016). Evidence-based cognitive
teratasi, mual muntah teratasi dan rehabilitation : updated review of
tekanan darah stabil. Pemberian the literature from 1998 through
oksigen dan elevasi kepala 30º pada 2002. See comment in PubMed
pasien cedera kepala sedang tersebut Commons below Arch Phys Med
mempunyai kualitas peningkatan Rehabilitation.
Curtiss G, Vanderploeg RD, Spencer J, Lumbantoruan, P & Nazmudin, T. (2015).
Salazar AM (2016). Patterns of BTCLS dan Disaster Management.
verbal learning and memory in Tangerang Selatan : Medhatama
traumatic brain injury. See Restyan.
comment in PubMed Commons Manley, T. (2016). Early Management of
below J Int Neuropsychol Soc. Severe Traumatic Brain Injury.
Dawodu ST. (2016). Traumatic brain Journal of The Lancet.
injury - definiton and Mc Crory P, Meeuwisse HM, Aubry M,
pathophysiology. www. Cantu B, Dvorák J, et.al. (2013).
Emedicine.Medscape.Com Sept Consensus statement on
2012. concussion in sport : The 4th
Decuypere M, Klimo P Jr. (2012). international conference on
Spectrum of traumatic brain injury concussion in sport held in Zurich,
from mild to Severe : Turkey : Surg November 2012. Br J Sports : USA.
Clin North Am. Nasution, S. H. (2014). Mild Head Injury.
Ehsaei, M. R., Sarreshtedar, A., Ashraf, Medula. Vol. 2 : 4. Lampung:
H., & Karimiani, E. G. (2014). Fakultas Kedokteran Universitas
Trauma Mortality; Using Injury Lampung.
Severity Score (ISS) for Survival Reihani H, Pirazghandi H, Bolvardi E,
Predictionin East of Iran. Razavi Ebrahimi M, Pishbin E, Ahmadi K,
International Journal Medicine. Safdarian M, Saadat S, Movaghar
Esther IM, Miranda, Maximillian Ch.O & VR. (2017). Assessment of
Limpeleh, Hilman (2014). mechanism, type and severity of
Gambaran CT Scan Kepala Pada injury in multiple trauma patients :
Penderita Cedera Kepala Ringan di a cross sectional study of a trauma
BLU RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou center in Iran, Chinese Journal of
Manado Periode 2012 –2013. Traumatology.
Jurnal e – Clinic Volume 2, Nomor Reith FC, Brennan PM, Maas AI, Teasdale
2, Juli 2014. GM. (2015). Lack of
Frattalone AR, Ling GS. (2013). Moderate standardlization in the use of the
and severe traumatic brain injury: glasgow coma scale. USA : Results
pathophysiology and management. of international surveys. Journal of
New Delhi, India : Neurosurgery Neurotrauma.
Clinic and Aim. Rogatzki MJ, Baker JS. (2016). Traumatic
Freire MA. (2012). Pathophysiology of Brain Injury in Sport with Special
neuro degeneration following Focus on Biomarkers of Concussion
traumatic brain injury. Canada : Injury. USA : J Neural
West Indian Med J. Neurophysiology.
George Dewanto. (2013 ). Diagnosis & Ruff RM, Iverson GL, Barth JT, Bush SS,
Tata Laksana Penyakit Saraf. Broshek DK; NAN Policy and
Jakarta : EGC. Planning Committee (2016).
Godoy DA, Rubiano A, Rabinstein AA, Recommendations for diagnosing a
Bullock R, Sahuquillo J. (2016). mild traumatic brain injury : A
Moderate traumatic brain injury : National Academy of
The grey zone of neurotrauma. Neuropsychologyeducation paper.
New Delhi, India: Neurocrit Care. Arch Clin Neuropsychol.
Safar, P. (2018). Brain Monitoring and
Homeostatis in Comatose, 111
Patients. In H. ed Critical Care
Medicine New York.
Salim, C. (2015). Sistem Penilaian
Trauma. Cermin Dunia
Kedokteran,.
Okasha, A., Fayed, A., & Saleh, A. (2014).
The FOUR Score Predicts
Mortality, Endotracheal Intubation
and ICU Length of Stay After
Traumatic Brain Injury.
Neurocritical Care.
Soemarmo Markam (2018). Neurologi
.Jakarta : Binarupa Aksara.
Tabrani Rab. (2016). Ilmu Penyakit Paru.
Jakarta : EGC.
Weis, H.M. (2018). Critical Care of the
Neurosurgical Patient. In : Berk, J.L
and Sampliner, J.E., eds. Handbook
of Critical Care. Boston. Little
Brown Co.
Vanderploeg RD, Crowell TA, (2016).
Verbal learning and memory
deficits in traumatic brain injury :
encoding, consolidation, and
retrieval. See comment in PubMed
Commons below J Clin Exp
Neuropsychol
ANALISA JURNAL

A.JUDUL
PENGARUH PEMBERIAN OKSIGEN DAN ELEVASI KEPALA 30º
TERHADAP TINGKAT KESADARAN PADA PASIEN CEDERA KEPALA
SEDANG

B.TEORI
Berdasarkan hasil penelitian March, dkk 2014, bahwa pemberian posisi kepala 30º
pada pasien cedera kepala bertujuan memberikan keuntungan dalam meningkatkan
oksigenasi. Suplai oksigen terpenuhi dapat meningkatkan rasa nyaman dan rileks sehingga
mampu menurunkan intensitas nyeri kepala pasien dan mencegah terjadinyaperfusi jaringan
serebral.

Pemberian oksigen dan elevasi kepala 30º yang membantu peningkatan tingkat
kesadaran dan memperbaiki sirkulasi oksigen ke otak, nyeri kepala akibat trauma menurun,
tekanan darah stabil, sehingga pertukaran gas yang maksimal meningkatkan kesadaran.
Dengan meningkatnya jumlah oksigen di dalam darah, homeostatis menjadi seimbang maka
tubuh akan mengupayakan peningkatan kebutuhan oksigen dalam tubuh.

C.FAKTA

1. Menurut hasil penelitian para peneliti bahwa pada pasien cedera kepala sedang
akan mengalami penurunan kesadaran akibat perdarahan pada kepala dan
kemungkinan mengalami fraktur tengkorak. Keadaan pasien yang mengalami
penurunan tingkat kesadaran memerlukan batuan pernafasan seperti oksigen dan
elevasi kepala 30º. Jika kegawatdaruratan bisa dengan membebaskan jalan nafas
(airway). Untuk itu perlu dilakukan tindakan pemberian oksigen dan elevasi
kepala 30º.
2. Penurunan kesadaran disebabkan oleh gangguan pada sentral otak dan batang
otak. Pemberian oksigenasi membantu otak mendapatkan oksigen. Oksigen
sesuai dengan kebutuhan dengan target saturasi O2 > 92%. Pemberian elevasi
kepala 30º dapat mengurangi nyeri kepala sehingga menurunkan tekanan intra
kranial pada pasien cedera kepala.
D.OPINI
1. Pada Pasien dengan trauma kepala, posisi kepala 30º adalah pengobatan terbaik.
Hal ini untuk membantu meningkatkan kondisi kesadaran pasien dengan
memfasilitasi sirkulasi oksigen ke otak.
2. Pasien dengan cedera kepala sedang membutuhkan oksigen dan elevasi kepala
30º dalam peningkatan kesadaran
3. Nyeri kepala yang timbul akibat trauma pada kepala diakibatkan karena
terjadinya peningkatan tekanan intra kranial. Nyeri kepala mengakibatkan rasa
tidak nyaman pada pasien. Peningkatan tekanan intra kranial juga mengakibatkan
penurunan kesadaran maka dari itu memberikan elevasi kepala 30º dapat
menurunkan tekanan intra kranial.

You might also like