You are on page 1of 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

HUBUNGAN KONDISI SANITASI DAN PERSONAL HIGIENE PEKERJA


DENGAN JUMLAH ANGKA KUMAN PADA IKAN ASAP DI
BANDARHARJO KOTA SEMARANG

Fatikha Firdausi, Mursid Rahardjo, Yusniar Hanani D


Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email : fatikhafirdausi@gmail.com

ABSTRACT

Smoked fish products may endanger consumers due to bacterial contamination.


Microbial contamination of smoked fish is due to the fact that during the process
of smoking, the sanitary and personal hygine levels of hygine of workers are
poor. The purpose of this study is to analyze the relationship between sanitary
conditions and personal hygine of workers with the number of germs in smoked
fish. The type of this research were analytic survey research using cross
sectional approach. The population and samples in this research were 21 centers
of cottage industry with total sampling method. The research was conducted by
laboratory examination, observation by using check list sheet, interview using
questionaire and then analyzed univariat, bivariate using chi square test and
multivariate with logistic regression statistic test. The results showed that there
were six variables that were found to be related to the contamination of number
of germs in smoked fish, namely the quality of clean water (p=0,0001), garbage
condition (p=0,017), sanitary condition of equipment (p=0,0001), presence of
vector and pest (p=0,004), hand washing practice (p=0,001), and nail hygiene
(p=0,003). The most dominant variable affecting the number of germs in smoked
fish is nail hygiene (p=0,027) with the biggest risk value obtained is 23,350.

Keywords : sanitation, personal hygiene, number of germs, smoked fish,


Semarang.

PENDAHULUAN dibuat ikan asap adalah ikan pari,


Ikan merupakan bahan ikan tongkol dan ikan manyung. Ikan
pangan yang mudah mengalami manyung memiliki kadar air yang
kerusakan biologis oleh enzim atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan
mikroorganisme pembusuk, ikan pari dan ikan tongkol sehingga
sehingga memerlukan penanganan peluang untuk terjadinya
yang khusus untuk mempertahankan kontaminasi bakteri lebih rentan dan
mutunya. Salah satu penghasil ikan lebih cepat. Jumlah bakteri
asap terbesar di Semarang terdapat mempunyai sifat pertumbuhan yang
di Bandarharjo, Semarang Utara. cepat sehingga dapat tumbuh dan
Produsen melakukan pengasapan di terus meningkat. Kandungan
tempat sentra industri rumahan mikroba pada suatu bahan juga
khusus untuk memproduksi ikan sangat menentukan tingkat
asap. Jenis ikan yang biasanya kerusakannya, serta dapat
639
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

ditentukan oleh tingkat kelayakan juga menunjukkan hampir seluruh


untuk dikonsumsi. Penelitian yang produsen tidak menggunakan alat
dilakukan oleh Puspaningdyah tahun pelindung diri saat pengolahan dan
2005 di tingkat penjual terdapat 40% hanya sekali membersihkan alat -
sampel ikan asap mengandung alat produksi sehingga
jumlah total bakteri di atas batas mempengaruhi tingkat higiene ikan
maksimum yaitu 1,15 x 106 cfu/g jika asap.
dibandingkan dengan kriteria dari
SK.Dirjen.POM. No METODE PENELITIAN
03726/B/SK/B/VII/89 yaitu > 106.(1) Jenis penelitian ini adalah
Penelitian yang dilakukan oleh penelitian survei analitik
Wulandari tahun 2013 menunjukkan menggunakan pendekatan cross
13 ikan asap manyung sectional. Populasi dan sampel
menghasilkan jumlah angka kuman dalam penelitian adalah 21 sentra
yang tidak memenuhi syarat (>NAB: industri rumahan pengasapan ikan
5X105 cfu/g), sedangkan ikan asap dengan metode total sampling.
dengan jumlah angka kuman yang Pengumpulan data dilakukan melalui
memenuhi syarat (< NAB: 5X105 uji laboratorium jumlah angka kuman
cfu/g) berjumlah 7 ikan asap.(2) pada ikan asap, MPN Coliform pada
Observasi awal yang air bersih, melakukan observasi di
dilakukan pada tanggal 7 Maret lapangan menggunakan lembar
2017, peneliti melihat ikan yang checklist dan wawancara dengan
telah selesai diasap diletakkan kuesioner untuk menilai sanitasi
ditempat yang tidak tertutup atau lingkungan di tempat pengolahan
kurang higienis, biasanya ikan ikan asap dan menilai personal
olahan yang sudah jadi ditempatkan higiene pekerja. Penelitian
di keranjang atau loyang yang tidak melibatkan 8 variabel bebas meliputi
tertutup. Pertumbuhan kualitas air bersih, kondisi tempat
mikroorganisme, infestasi penyimpanan makanan jadi, kondisi
lalat/serangga dengan mudah tempat sampah, kondisi tempat
terjadi, hal ini dibuktikan pada saat sampah, keberadaan vektor dan
peneliti melakukan observasi binatang pengganggu, praktik
ditemukan pula lalat yang mencuci tangan, penggunaan alat
menghinggapi daging ikan asap pelindung diri, kebersihan kuku.
yang telah matang sehingga Variabel terikat adalah jumlah angka
makanan terkontaminasi oleh kuman kuman pada ikan asap. Analisis data
sangat besar, selain itu terlihat untuk menggunakan uji statistik univariat,
kondisi lingkungan sekitar bivariat menggunakan chi square
pengolahan banyak berserakan dan multivariat dengan uji regresi
sampah. Terdapat juga kandang logistik.
hewan di dalam tempat pengolahan
ikan asap seperti kandang ayam, HASIL PENELITIAN
burung, kucing, sehingga ditemukan Kawasan Bandarharjo merupakan
juga kotoran hewan di dalam tempat salah satu kawasan yang memiliki
pengolahan pengasapan ikan sentra pengasapan ikan terbesar di
tersebut. Dijumpai pula ayam yang Semarang dengan luas sekitar 4 ha.
berkerumun dalam jumlah yang Kawasan Bandarharjo memiliki 21
cukup banyak untuk mencari sentra industri rumahan pengasapan
makanan dari sisa pengolahan ikan ikan yang masih aktif. Lokasi
asap tersebut. Hasil pengamatan pengasapan ikan Bandarharjo
640
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

berada di RW II dan berbatasan Tabel 3. Kategori Kondisi Tempat


langsung dengan Kali Semarang. Penyimpanan Makanan Jadi
Kategori Frekuensi Presentase
Tabel 1 Jumlah angka kuman pada (%)
ikan asap di sentra pengasapan ikan Tidak 16 76,2
Bandarharjo Kota Semarang Baik
Kategori Frekuensi Presentase Baik 5 23,8
(%) Total 21 100
Tidak
Memenuhi Tabel 3 menunjukkan bahwa
syarat 14 66,7 sentra industri rumahan pengasapan
(> 5x 104 ikan memiliki kondisi tempat
CFU/gr) penyimpanan makanan jadi yang
Memenuhi tidak baik sebanyak 16 (76,2%)
syarat 7 33,3 sentra.
(≤ 5x 104
CFU/gr) Tabel 4 Kategori Kondisi Tempat
Total 21 100 Sampah
Kategori Frekuensi Presentase
Hasil uji statistik univariat (%)
(tabel 1) menunjukkan bahwa sentra Tidak 14 66,7
industri rumahan pengasapan ikan Baik
memiliki jumlah angka kuman pada Baik 7 33,3
ikan asap yang tidak memenuhi Total 21 100
syarat (>5x104 CFU/gr) sebanyak 14
(66,7%) sentra. Tabel 4 menunjukkan bahwa
sentra industri rumahan pengasapan
Tabel 2 Kualitas Air Bersih di sentra ikan yang memiliki kondisi tempat
pengasapan ikan Bandarharjo Kota sampah yang tidak baik sebanyak
Semarang 14 sentra industri rumahan
Kategori Frekuensi Presentase pengasapan ikan (66,7%)
(%) Tabel 5 Kategori Kondisi Sanitasi
Tidak Peralatan
Memenuhi 15 71,4 Kategori Frekuensi Presentase
syarat(.>10 (%)
/100ml) Tidak 14 66,7
Memenuhi Baik
syarat ( ≤ 6 28,6 Baik 7 33,3
10/100ml) Total 21 100
Total 21 100
Tabel 5 menunjukkan sentra
Hasil uji statistik univariat industri rumahan pengasapan ikan
(tabel 2) pemeriksaan laboratorium yang memiliki kondisi sanitasi
menunjukkan 15 (71,4%) sentra peralatan yang tidak baik sebanyak
industri rumahan pengasapan ikan 14 (66,7%) sentra.
mengandung air bersih yang tidak
memenuhi syarat bakteri coliform >
10/100ml.

641
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 6 Kategori Keberadaan Vektor Tabel 10 Hasil Bivariat


dan Binatang Pengganggu Menggunakan Uji Chi
Kategori Frekuensi Presentase Square
(%) Variabel p Analisis
Tidak 10 47,6 value
Baik Kualitas Air 0,000 Ada
Baik 11 52,4 Bersih 1 Hubunga
Total 21 100 n
Tabel 6 menunjukkan Kondisi 0,280 Tidak Ada
sebanyak 10 sentra industri Tempat Hubunga
rumahan pengasapan ikan (47,6%) Penyimpana n
keberadaan vektor dan binatang n Makanan
pengganggu termasuk kategori yang Jadi
tidak baik. Kondisi 0,017 Ada
Tempat Hubunga
Tabel 7 Kategori Praktik Mencuci Sampah n
Tangan Kondisi 0,000 Ada
Kategori Frekuensi Presentase Sanitasi 1 Hubunga
(%) Peralatan n
Tidak 16 76,2 Keberadaan 0,004 Ada
Baik Vektor dan Hubunga
Baik 5 23,8 Binatang n
Total 21 100 Pengganggu
Tabel 7 menunjukkan pekerja Praktik 0,001 Ada
yang memiliki praktik mencuci Mencuci Hubunga
tangan yang tidak baik sebanyak 16 Tangan n
(76,2%) pekerja, Penggunaan 0,346 Tidak Ada
Tabel 8 Kategori Penggunaan APD Alat Hubunga
Kategori Frekuensi Presentase Pelindung n
(%) Diri
Tidak 13 61,9 Kebersihan 0,003 Ada
Baik Kuku Hubunga
Baik 8 38,1 n
Total 21 100
Tabel 8 menunjukkan Hasil analisis bivariat (tabel
penggunaan alat pelindung diri yang 10) menunjukkan bahwa terdapat
tidak baik pada pekerja sebanyak 13 variabel yang berhubungan dengan
(61,9%) pekerja. jumlah angka kuman pada ikan asap
(p≤0,05), yaitu kualitas air bersih,
Tabel 9 Kategori Kebersihan Kuku kondisi tempat sampah, kondisi
Kategori Frekuensi Presentase sanitasi peralatan, keberadaan
(%) vektor dan binatang pengganggu,
Tidak 13 61,9 praktik mencuci tangan, kebersihan
kuku.
Baik
Baik 8 38,1
Total 21 100
Tabel 9 menunjukkan bahwa
pekerja yang memiliki kebersihan
kuku yang tidak baik sebanyak 13
(61,9)% pekerja.
642
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 11 Hasil analisis regresi Keadaan lingkungan sekitar


logistik multivariat. yang kotor juga dapat
Variabel B Sig. Exp (B) rnemungkinkan adanya
Kebersihan kontaminasi oleh kuman yang
3,151 0,027 23,350 terbawa oleh partikel-partikel
Kuku
Kondisi udara yang kotor. Jumlah bakteri
Tempat 2,091 0,140 8,093 bertambah seiring dengan waktu
Sampah penyimpanan. Kebersihan
Constan -0,489 0,495 0,613 lingkungan seperti menumpuknya
Hosmer and lemeshlow (p-value sampah di sekitar tempat
0,314); Chi-square: 2,316 produksi dan tempat penjualan
Berdasarkan tabel 11 dapat menyebabkan kontaminasi
diketahui bahwa faktor yang mikroba, karena sampah adalah
berpengaruh secara multivariat media yang sangat baik bagi
terhadap jumlah angka kuman pada perkembangan kehidupan lalat,
ikan asap adalah kebersihan kuku serangga, tikus dan dapat
(p-value=0,027). menimbulkan bau(2)

PEMBAHASAN B. Hubungan Kualitas Air Bersih


A. Jumlah Angka Kuman pada dengan Jumlah Angka Kuman
Ikan Asap pada Ikan Asap
Mikroorganisme meliputi Hasil penelitian ini
bakteri, virus, jamur dan ragi. menunjukkan adanya hubungan
Mikroorganisme tertentu dapat antara kualitas air bersih dengan
menyebabkan kerusakan pada jumlah angka kuman pada ikan
makanan dan beberapa asap menggunakan uji chi-square
diantaranya (yang disebut menunjukkan p value = 0,0001
patogen) juga dapat yang artinya ada hubungan
menyebabkan keracunan kualitas air bersih dengan jumlah
makanan. SNI 2725:2013 batas angka kuman pada ikan asap.
maksimum jumlah bakteri pada Pelayanan air bersih dari PDAM
ikan asap adalah 5x104 CFU/gr. ternyata tidak menjangkau daerah
Berdasarkan hasil sentra pengasapan ikan di
pemeriksaan laboratorium Bandarharjo sehingga semua
menunjukkan sentra industri industri rumahan ikan asap
rumahan pengasapan ikan yang menggunakan sumur dangkal.
memiliki jumlah angka kuman Dilihat dari kondisi fisik air di
pada ikan asap yang tidak lokasi sentra industri rumahan
memenuhi syarat (> 5x104 pengasapan ikan, air sumur
CFU/gr) sebanyak 14 (66,7%) tersebut berwarna kuning
sentra, sedangkan sentra industri kecoklatan, keruh dan berbau
rumahan pengasapan ikan yang amis, beberapa sentra industri
memiliki jumlah angka kuman rumahan ikan asap letak sumur
pada ikan asap yang memenuhi ada yang berdekatan dengan
syarat (≤ 5x 104 CFU/gr) toilet dengan radius < 10 meter.
sebanyak 7 (33,3%) sentra Hal – hal tersebut yang
industri rumahan pengasapan menyebabkan terdapatnya bakteri
ikan. Coliform pada air bersih di sentra
industri rumahan pengasapan
ikan.
643
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Menurut Suriawiria bakteri hubungan yang signifikan antara


pencemar misalnya golongan penyimpanan makanan dengan
bakteri koliform yang kontaminasi E.coli pada makanan
kehadirannya di dalam badan air jajanan (p=0,615) di warung
dikategorikan bahwa air tersebut jajanan sekolah Dasar Kota
terkena pencemar fekal (kotoran Tanggerang Selatan.(5) Hal ini
manusia).(3) Penyakit - penyakit sama dengan penelitian yang
bawaan makanan pada umumnya dilakukan Yunaenah tahun 2009
tidak dapat dipisahkan dari dimana tidak ada perbedaan yang
penyakit bawaan air. Makanan signifikan antara penyimpanan
dan air merupakan suatu media makanan dengan kontaminasi
yang dapat menyebabkan E.coli pada makanan jajanan
penyakit.(4) (p=0,973)(6)

C. Hubungan Kondisi Tempat D. Hubungan Kondisi Tempat


Penyimpanan Makanan Jadi Sampah dengan Jumlah Angka
dengan Jumlah Angka Kuman Kuman pada Ikan Asap
pada Ikan Asap Hasil uji chi-square
Berdasarkan hasil uji chi- menunjukkan p value = 0,017
square menunjukkan p value = yang artinya ada hubungan
0,280 yang artinya tidak ada kondisi tempat sampah dengan
hubungan kondisi tempat jumlah angka kuman pada ikan
penyimpanan makanan jadi asap. Sampah yang terdapat di
dengan jumlah angka kuman sentra pengasapan ikan
pada ikan asap, walaupun di Bandarharjo biasanya akan
sentra pengasapan ikan diambil oleh pengambil sampah
Bandarharjo sudah menggunakan setiap sehari sekali, namun
wadah tempat penyimpanan terkadang masih terdapat sampah
makanan yang tidak rusak namun yang tidak diambil sehingga
kebersihannya masih belum sudah 2 hari akan mengakibatkan
diperhatikan seperti wadah yang bau busuk yang dapat
digunakan untuk menaruh ikan mengganggu pekerja. Sampah
asap yang telah matang seperti plastik, sisa batok kelapa,
ditemukan terdapat ayam di jeroan ikan mentah yang tidak
dalam wadah tersebut. Wadah digunakan, masih ditemukan
yang digunakan untuk menaruh berserakan di dalam sentra
ikan asap yang telah matang ada pengasapan ikan Bandarharjo,
yang menempel dengan tanah, oleh karena itu sampah yang
sehingga daging ikan asap yang tidak dikelola dengan baik akan
telah matang ada yang menempel menjadi sumber pencemar yang
dengan tanah karena alas wadah berakibat pada banyaknya jumlah
tersebut berlubang, sehingga bakteri pada ikan asap.
walaupun kondisi tempat Hal tersebut didukung oleh
penyimpanan makanan tersebut penelitian yang dilakukan oleh
sudah baik tetapi tidak menjamin Susanna bahwa terdapat
untuk ikan asap tersebut terhindar hubungan yang signifikan antara
dari angka kuman yang tinggi. tersedianya tempat sampah
Hal ini sejalan dengan dengan keberadaan bakteri
penelitian Rahmawati tahun 2011 Coliform pada makanan dengan
yang menunjukkan tidak ada nilai p=0,024.(7) Fasilitas sanitasi
644
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

seperti tempat sampah, F. Hubungan Keberadaan Vektor


merupakan media berkembang dan Binatang Pengganggu
biaknya kuman. Perlu dilakukan dengan Jumlah Angka Kuman
upaya pencegahan agar kuman pada Ikan Asap
tidak mengontaminasi Hasil uji chi-square
makanan/minuman, upaya menunjukkan p value = 0,004
tersebut seperti membuang yang artinya ada hubungan
sampah secara teratur, tempat keberadaan vektor dan binatang
sampah dalam keadaan tertutup, pengganggu dengan jumlah
dan tempat sampah sering angka kuman pada ikan asap.
dibersihkan dengan desinfektan. Ada hubungan keberadaan vektor
(8)
dan binatang pengganggu
dengan jumlah angka kuman
E. Hubungan Kondisi Sanitasi pada ikan asap disebabkan
Peralatan dengan Jumlah karena kondisi sentra industri
Angka Kuman pada Ikan Asap rumahan pengasapan ikan
Hasil penelitian menunjukkan memiliki ruangan yang tidak
p value = 0,0001 yang artinya ada tertutup sehingga banyak hewan-
hubungan kondisi sanitasi hewan misalnya : kucing, tikus,
peralatan dengan jumlah angka serangga, lalat yang masuk.
kuman pada ikan asap. Sentra Hewan-hewan tersebut
industri rumahan pengasapan merupakan media pembawa
ikan tidak memperhatikan kondisi kuman atau mikroorganisme yang
sanitasi peralatan yang akan mencemari produk. Jarak
digunakan dalam proses sumber pencemar berhubungan
pengolahan makanan, seperti dengan kontaminasi bakteri,
letak peralatan besek rotan sesuai dengan penelitian Hidayat
dibiarkan menempel dengan yang menyebutkan bahwa jarak
lantai yang terbuat dari tanah dan sumber pencemar mempengaruhi
tidak terhindar dari kontaminasi kontaminasi kuman pada jajanan
binatang seperti ayam,kucing dan di kantin SD dengan nilai p=0,023
(10)
tikus.
Berdasarkan observasi
peneliti peralatan tidak langsung G. Hubungan Praktik Mencuci
dicuci menggunakan sabun Tangan dengan Jumlah Angka
namun hanya direndam di dalam Kuman pada Ikan Asap
bak yang sudah terisi air. Hasil uji statistik bivariat yang
Hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil praktik
mendukung penelitian ini adalah mencuci tangan yang tidak baik
penelitian yang dilakukan oleh memiliki jumlah angka kuman
Vitria yang menyatakan ada yang tidak memenuhi syarat
hubungan yang signifikan antara sebanyak 14 (87,5%) pekerja.
sanitasi peralatan dengan angka Hasil uji chi-square menunjukkan
kuman pada mie ayam (p = p value = 0,001 yang artinya ada
0,018).(9) Peralatan yang hubungan kondisi praktik mencuci
digunakan kondisinya tidak layak, tangan dengan jumlah angka
demikian pula cara penyimpanan kuman pada ikan asap.
peralatan setelah selesai proses Hubungan antara praktik mencuci
memasak.(9) tangan dan jumlah angka kuman
pada ikan asap disebabkan
645
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

karena kebiasaan pekerja yang Penelitian yang dilakukan


tidak memperhatikan perilaku oleh Marjan Wahyuni tentang
hidup bersih selama pengolahan angka lempeng total pada
berlangsung, seperti pekerja tidak makanan jajanan berbahan baku
mencuci tangan ketika hendak tepung di sekolah dasar Kota
menangani makanan sebanyak Samarinda diperoleh pedagang
11 (52,4%) pekerja. Hal ini tidak menggunakan celemek, dan
sesuai dengan penelitian penutup kepala saat mengolah
Cahyaningsih yang menyatakan makanan dengan presentase
bahwa terdapat hubungan sebesar 100% yang dapat
perilaku mencuci tangan dengan mengontaminasi makanan yang
kualitas bakteriologis (jumlah diakibatkan dari bakteri-bakteri
angka kuman) p = 0,003 (p < mesofilik seperti Staphylococcus
0,05).(11) Aureus yang dapat menyebabkan
Mencuci tangan merupakan penyakit kulit. (13)
syarat penting untuk menjaga
tingkat kehigienisan suatu produk, I. Hubungan Kebersihan Kuku
dan tangan merupakan sumber dengan Jumlah Angka Kuman
pencemar pada produk pada Ikan Asap
perikanan. Tangan dapat Hasil pengolahan data yang
membawa kotoran, benda fisik, telah dilakukan peneliti
senyawa kimia atau mikroba.(12) menunjukan bahwa kebersihan
kuku yang tidak baik memiliki
H. Hubungan Penggunaan Alat jumlah angka kuman yang tidak
Pelindung Diri dengan Jumlah memenuhi syarat sebanyak 12
Angka Kuman pada Ikan Asap (92,3%) pekerja. Hasil uji chi-
Hasil uji chi-square square menunjukkan p value =
menunjukkan p value = 0,346 0,003 yang artinya ada hubungan
yang artinya tidak ada hubungan kebersihan kuku dengan jumlah
penggunaan alat pelindung diri angka kuman pada ikan asap.
dengan jumlah angka kuman Kebiasaan pekerja yang tidak
pada ikan asap. Pekerja di sentra memperhatikan perilaku hidup
industri rumahan pengasapan bersih selama pengolahan
ikan menggunakan pakaian yang berlangsung seperti masih ada
tampak kotor dan kadang mereka pekerja yang tidak membersihkan
memakai sarung tangan, kuku yang kotor dengan sabun
celemek, dan penutup kepala saat mandi.
yang terlihat kotor, sehingga Penelitian Dyah Suryani
walaupun mereka menggunakan diketahui bahwa ada hubungan
APD tapi tidak lantas antara perilaku penjamah dengan
menyebabkan jumlah angka angka kuman ikan bawal bakar.
kuman sedikit. Hal ini sangat Hasil uji chi-square yang
membahayakan karena pekerja diperoleh adalah ρ = 0,001 (ρ <
berhubungan langsung dengan 0,05). Peran penjamah makanan
produk sehingga produk mudah sangat penting dan merupakan
terkontaminasi, oleh sebab itu salah satu faktor dalam
pakaian serta alat pelindung diri penyediaan makanan yang
karyawan harus senantiasa memenuhi syarat kesehatan.
dibersihkan. Sumber potensial penyebab
kontaminasi mikroorganisme
646
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pada makanan adalah perilaku KESIMPULAN


penjamah. Hal ini dibuktikan Hasil penelitian ini
dengan adanya hasil observasi menunjukkan adanya hubungan
yang menunjukkan bahwa ada antara kualitas air bersih,kondisi
penjamah yang mempunyai kuku tempat sampah, kondisi sanitasi
yang panjang dan kotor (14) peralatan, keberadaan vektor dan
binatang pengganggu, praktik
mencuci tangan, kebersihan kuku
dengan jumlah angka kuman pada
J. Variabel yang Paling ikan asap dengan nilai p<0,05. Tidak
Mempengaruhi ada hubungan antara kondisi tempat
Jumlah Angka Kuman pada penyimpanan makanan jadi dan
Ikan Asap penggunaan alat pelindung diri
Kebersihan kuku merupakan dengan jumlah angka kuman pada
faktor yang memiliki pengaruh ikan asap karena nilai p>0,05.
paling signifikan terhadap jumlah Faktor yang berpengaruh secara
angka kuman pada ikan asap, multivariat terhadap jumlah angka
dimana kebersihan kuku yang kuman pada ikan asap adalah
tidak baik beresiko terdapat kebersihan kuku p value = 0,027.
jumlah angka kuman pada ikan
asap 23,350 kali dibanding DAFTAR PUSTAKA
kebersihan kuku yang baik, 1. Puspaningdyah, Martini, Yuliawati
sesuai degan penelitian Salma S. Kontaminasi Staphylococcus
bahwa variabel yang memiliki aureus Pada Ikan Asap di Tingkat
pengaruh paling dominan Produsen dan Penjual di
terhadap kejadian kontaminasi Semarang. J Kesehat Masy
bakteri pada makanan di rumah Indones. 2005;2(2):70–6.
makan padang kota Manado dan 2. Wulandari, Briliantantri.
kota Bitung adalah personal Hubungan Antara Praktik Higiene
higiene penjamah makanan, yaitu dengan Keberadaan Bakteri pada
personal higiene penjamah Ikan Asap di Sentra Pengasapan
makanan mempunyai peluang Ikan Bandarharjo Kota Semarang
sebesar 27,883 kali terhadap Tahun 2013. Unnes J Public Heal.
terjadinya kontaminasi bakteri 2014;3(2):1–10.
pada makanan dibandingkan 3. Suriawiria. Mikrobiologi Air.
dengan variabel lainnya. Bandung: PT Alumni; 2008.
Berdasarkan penelitian 4. Dirjen POM. Persyaratan
Salma personal higiene penjamah Cemaran Mikroba Dalam
makanan menjadi faktor yang Makanan. Jakarta: Depkes RI;
paling dominan berpengaruh 2006.
terhadap kontaminasi Escherichia 5. Rahmawati. Faktor Yang
coli pada makanan di rumah Berhubungan dengan
makan padang kota Manado, Kontaminasi E.Coli pada
dalam proses pengolahannya Makanan Jajanan di Warung
berhubungan langsung dengan Jajanan Sekolah Dasar Kota
tangan penjamah makanan, pada Tanggerang Selatan. Universitas
proses inilah kontaminasi bakteri Indonesia; 2011.
dapat terjadi dari tangan 6. Yunaenah. Kontaminasi E.Coli
penjamah makanan ke makanan pada Makanan Jajanan di Kantin
yang ada.(15) Sekolah Dasara Wilayah Jakarta
647
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Pusat. Universitas Indonesia; Kedokt Masy. 2009;25.


2009. 12. Liviawaty, Evi, Afrianto E.
7. Susanna. Pemantauan Kualitas Penanganan Ikan Segar.
Makanan Ketoprak dan Gado- Bandung: Widya Padjajaran;
Gado di Lingkungan Kampus UI 2010.
Depok, Melalui Pemeriksaan 13. Marjan Wahyuni. Angka
Bakteriologis. Kesehat Lingkung Lempeng Total pada Makanan
UI. 2003;7. Jajanan Berbahan Baku Tepung
8. Marwaha. Food Hygine. New di Sekolah Kota Samarinda.
Delhi: Gene-Tech Books; 2007. STIKES Muhammadiyah
9. Vitria. Hubungan Hygiene Samarinda.
Sanitasi dan Cara Pengolahan 14. Suryani, Diah. Keberadaan
Mie ayam dengan Angka Kuman Angka Kuman Ikan Bawal Bakar
di Kota Padang. Jurnal dan Peraltan Makan Bakar.
Kesehatan Masyarakat. Kesehat Masy. 2014;9(9):191–6.
2013;7(2):75–81. 15. Salma. Hubungan Personal
10. Hidayat dan Tjetjep. Pola Higiene dan Fasilitas Sanitasi
Kebiasaan Jajan Murid Sekolah dengan Kontaminasi Escherichia
Dasar dan Ketersediaan Coli Pada Makanan di Rumah
Makanan Jajanan Tradisional di Makan Padang Kota Manado
Lingkungan Sekolah Dasar di Dan Kota Bitung Relationship
Propinsi Jawa Tengah dan D.I. Personal Hygiene and Sanitation
Yogyakarta. Jakarta: Widya Facilities with Escherichia Coli
karya Nasional: Khasiat Contamination Food in Padang.
Makanan Tradisional.; 1995. :210–20.
11. Cahyaningsih. Hubungan
Higiene Sanitasi dan Perilaku
Penjamah Makanan dengan
Kualitas Bakteriologis Peralatan
Makan di Warung Makan. Ber

648

You might also like