You are on page 1of 9

Jurnal Biosains Vol. 4 No. 1.

Maret 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)


ISSN 2460-6804 (online)

JURNAL BIOSAINS
(Journal of Biosciences)
http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/biosains
email : jbiosains@unimed.ac.id

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAGING AYAM PADA SUHU RUANG DAN


REFRIGERATOR TERHADAP ANGKA LEMPENG TOTAL BAKTERI
DAN ADANYA BAKTERI Salmonella sp

THE EFFECT OF STORAGE DURATION OF CHICKEN MEAT AT ROOM TEMPERATURE AND


REFRIGERATOR ON TOTAL PLATE BACTERIA COUNTN AND EXAMINATION OF BACTERIA
Salmonella Sp

Syahmi Edi dan Roro Shofiyah Nur Rahmah


Prodi Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan
Email: syahmiedibiologi@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this research is to understand the existence of bacteria contamination as an


indicator of consumption feasibility in chicken meat. The research used 100 grams of chicken meat
sample from on of the traditional market in Medan. Each sample was grown on Nutrient Agar and
Salmonella Shigella Agar media. If the colony grows on SSA media that appear convex and clear yellow, it
will followed by biochemical tests including Triple Sugar Iron Agar and Simmons Citrate Agar. The results
showed that chicken meat storage at room temperature for 9 hours and 12 hours above maximum value
of SNI (above 1 x 106), that is 173 x 104 and 354 x 104. The results of analysis of variance samples of
chicken meat stored at room temperature showed the value of Fcount (101,356) > Ftable (2,866), storage
duration of chicken meat at the room temperature have a significant effect to the total plate bacteria
count. The results of analysis of variance samples of chicken meat stored at refrigerator temperature
showed the value of Fcount (21,443) > Ftable (2,866), storage duration of chicken meat at the refrigerator
temperature have a significant effect to the total plate bacteria count. Based on the results of further tests
using BNT test obtained that the storage duration of chicken meat at room temperature for 3 hours have a
very significant effect on the total plate bacteria count. The results of further tests using BNT test, that
chicken meat storage at room temperature have a very significant effect between treatment for 0 hours
and 3 hours of storage to total plate bacteria count. While at refrigerator temperature have a very
significant effect between treatment for 9 hours and 12 hours of storage to total bacterial plate number.
The results showed that 2 samples from 10 samples tested were positive contaminated by Salmonella sp.
This indicates that the quality of chicken meat that has been stored for more than 9 hours at room
temperature does not accord suit to the standards based on Indonesian Nasional Standard.

Keywords: Chicken Meat, Storage Duration, Total Plate Bacteria Count, Salmonella sp.

Pendahuluan maupun bakteri pembusuk, karena bakteri


Daging ayam merupakan salah satu bahan patogen bisa menyebabkan gangguan kesehatan
makanan yang bernilai gizi tinggi, karena di (Syamsir, 2010).
dalamnya terkandung zat makanan yang sangat Pada umumnya kerusakan daging ayam
diperlukan oleh tubuh manusia antara lain disebabkan oleh kontaminasi bakteri yang berasal
kandungan air sekitar 75%, protein 19%, lemak dari bulu, kulit, dan saluran pencernaan ayam.
2,5%, NPN 1,65%, dan bahan-bahan organik Pencemaran daging ayam oleh Salmonella dapat
0,65%. Ketersediaan nutrisi yang lengkap ini juga terjadi karena induk menderita Salmonellosis
menyebabkan daging menjadi media yang sangat atau dapat juga berasal dari tanah, tinja yang
baik untuk pertumbuhan bakteri; bakteri patogen mengandung bakteri Salmonella sp. Selain itu

23
Jurnal Biosains Vol. 4 No. 1. Maret 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)
ISSN 2460-6804 (online)

dapat juga terjadi saat transportasi, pemasaran, Salmonella pada daging ayam potong dan ada
dan ditempat penyembelihan (Hobbs dan Robert, hubungan sanitasi dengan kontaminasi
1993). Salmonella pada daging ayam potong. Penelitian
Keberadaan Salmonella sp sebagai yang dilakukan Eddy (2011) menunjukkan bahwa
indikator keamanan pangan tersebut digunakan 54,2% (13 dari 24 sampel) daging sapi dan 66,7%
untuk memantau tingkat kebersihan (hygiene) (24 dari 36 sampel) daging ayam tercemar
makanan serta pengolahan produk pada pabrik bakteri Salmonella. Cemaran Salmonella lebih
makanan. Hal ini sesuai dengan keputusan banyak ditemukan pada daging ayam
Direktorat Jendral POM nomor 0372B/SK/VII/89 dibandingkan daging sapi.
tentang persyaratan maksimum cemaran bakteri
dalam daging ayam segar atau beku; yaitu angka Bahan dan Metode
lempeng total per gram 106 Colony Forming Unit Penelitian menggunakan daging ayam
(CFU) dan kandungan Salmonella harus negatif. broiler yang diambil pada salah satu pasar
Dan sesuai dengan ketentuan Standar Nasional tradisional di Medan. Daging ayam tersebut
Indonesia (SNI) No 01-6366-2000, angka kemudian dikemas dalam kemasan plastik dan
lempeng total per gram 1 x 104 CFU serta dibagi ke dalam 5 perlakuan lama penyimpanan
kandungan Salmonella harus negatif. suhu ruang (25-35oC) dan suhu refrigerator (1-
Lama penyimpanan daging mempunyai 4oC).
pengaruh besar adanya bakteri yang tumbuh Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
pada daging tersebut. Semakin lama Kesehatan Medan secara eksperimental
penyimpanan pada suhu ruang akan semakin laboratorium dengan 5 perlakuan lama
banyak basa yang dihasilkan akibat semakin penyimpanan pada suhu ruang (25-35oC), yaitu
meningkatnya aktivitas mikroorganisme yang pengukuran awal (R0), 3 jam penyimpanan (R1), 6
pada akhirnya mengakibatkan terjadinya jam penyimpanan (R2), 9 jam penyimpanan (R3),
pembusukan (Suradi, 2012). Proses pembusukan 12 jam penyimpanan (R4); dan pada suhu
akan diikuti dengan peningkatan pertumbuhan refrigerator (1-4oC), yaitu pengukuran awal (K0),
bakteri. 3 jam penyimpanan (K1), 6 jam penyimpanan
Pendinginan pada suhu refrigerator (K2), 9 jam penyimpanan (K3),12 jam
merupakan cara yang paling sederhana dan penyimpanan (K4), setiap perlakuan diulang 5
sering digunakan untuk mengawetkan serta kali. Variabel yang diukur adalah angka lempeng
memperpanjang masa simpan daging ayam. total bakteri dan adanya bakteri Salmonella sp.
Pendinginan dapat menghambat pertumbuhan
bakteri, karena suhu dingin akan menurunkan Perhitungan Angka Lempeng Total Bakteri
energi kinetik semua molekul dalam sistem, Perhitungan bakteri dilakukan dengan
sehingga menurunkan kecepatan reaksi kimia metode Total Plate Count, yaitu membiakan
termasuk aktivitas metabolisme sel bakteri sediaan dari sampel setelah diencerkan beberapa
(Pestariati, 2002). Walaupun demikian dalam kali pada plate agar, kemudian koloni yang
pendinginan atau penyimpanan pada refrigerator terbentuk dihitung, maka akan didapat jumlah
masih memungkinkan bakteri tertentu dapat bakteri dari sampel dengan mengalikan masing
hidup, misalnya kapang dan bakteri psikrofilik masing pengenceran.
serta beberapa bakteri penghancur racun.
Penelitian yang dilakukan oleh Pestariati Pemeriksaan Adanya Bakteri Salmonella sp
(2002), yang mengatakan bahwa semakin lama Pemeriksaan bakteri Salmonella sp
waktu penyimpanan daging ayam segar pada dilakukan dengan menggunakan reaksi biokimia,
suhu refrigerator, maka semakin meningkat yaitu membiakkan sediaan dari sampel pada
jumlah bakterinya. Tetapi tidak ditemukan media Salmonella Shigella Agar, kemudian koloni
adanya bakteri patogen Salmonella sp pada yang tumbuh berwarna kuning bening di tanam
penyimpanan daging ayam mulai dari hari pada media Simmons Citrate Agar dan Triple
pertama sampai dengan hari ketujuh. Penelitian Sugar Iron Agar.
yang dilakukan Syahruddin, dkk (2014)
menunjukkan bahwa, nilai angka lempeng total Hasil dan Pembahasan
bakteri per gram daging broiler pada swalayan Perhitungan Angka Lempeng Total Bakteri
yang diteliti sangat nyata lebih tinggi Hasil perhitungan angka lempeng total
dibandingkan nilai angka lempeng total bakteri bakteri daging ayam menurut waktu
Standar Nasional Indonesia yaitu 1,00x106 penyimpanan pada suhu ruang dan refrigerator
CFU/gr. Asmorowati (2014) menyatakan bahwa dapat dilihat pada tabel 1 dan 2 dibawah ini.
ada hubungan higiene dengan kontaminasi

24
Jurnal Biosains Vol. 4 No. 1. Maret 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)
ISSN 2460-6804 (online)

Tabel 1. Hasil Perhitungan Angka Lempeng Total Bakteri Daging Ayam Menurut Waktu Penyimpanan
pada Suhu Ruang
Perlakuan Ulangan Total Rata-Rata
I II III IV V
R0 12 16 4 7 23 62 12,4
R1 51 49 65 44 36 245 49
R2 114 53 76 68 92 403 80,6
R3 153 116 217 172 209 867 173,4
R4 316 292 381 394 387 1770 354
Total 3347
Rata-Rata Total 133,88
Keterangan : Hasil data jumlah bakteri dalam satuan CFU/gram (104)

Tabel 2. Hasil Perhitungan Angka Lempeng Total Bakteri Daging Ayam Menurut Waktu Penyimpanan
pada Suhu Refrigerator
Perlakuan Ulangan Total Rata-Rata
I II III IV V
K0 14 19 11 8 20 72 14,4
K1 7 25 23 11 13 79 15,8
K2 14 35 38 23 27 137 27,4
K3 42 26 50 39 31 188 37,6
K4 54 51 47 49 57 258 51,6
Total 734
Rata-Rata Total 29,36
Keterangan : Hasil data jumlah bakteri dalam satuan CFU/gram (104)

Rata-rata dari hasil perhitungan angka tidak pesat. Bakteri prikotropik melakukan
lempeng total bakteri pada daging ayam yang metabolisme yang dapat mengubah komposisi
disimpan pada suhu ruang dan refrigerator daging ayam dan menghasilkan sisa metabolisme
selama 0 jam, 3 jam, 6 jam, 9 jam, dan 12 jam yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
menunjukkan bahwa jumlah rataan total bakteri lain, dan juga aktivitas sistem enzim bakteri
pada suhu ruang yaitu 134 x 104 lebih tinggi mesofil berkurang pada suhu refrigerator ini
dibandingkan jumlah rataan total bakteri pada (Pestariati, 2002). Hasil ini didukung dengan
suhu refrigerator yaitu 29 x 104. Hal ini pendapat Buckle (1987) bahwa bakteri golongan
menunjukkan bahwa bakteri yang bersifat mesofil mesofilik dapat tumbuh pada suhu 50C-450C,
dan psikotropik dapat berkembang biak pada dengan suhu optimum pertumbuhannya adalah
suhu ruang dengan baik dibandingkan dengan 300C-370C. Sedangkan bakteri golongan
suhu refrigerator. psikotropik dapat tumbuh pada suhu -50C-350C,
Namun pertumbuhan bakteri pada suhu dengan suhu optimum pertumbuhannya adalah
refrigerator sangat lambat jika dibandingkan 250C.
dengan bakteri yang tumbuh pada suhu ruang Hasil analisis data pengaruh lama
yang begitu pesat. Hal ini disebabkan daging penyimpanan daging ayam pada suhu ruang dan
ayam pada suhu refrigerator memiliki suhu yang refrigerator terhadap angka lempeng total
sangat dingin tetapi masih memungkinkan bakteri, dapat dilihat pada tabel sidik ragam
bakteri psikotrofik berkembangbiak walaupun dalam tabel 3 dan 4 berikut ini.

Tabel 3. Tabel Sidik Ragam Sampel Daging Ayam pada Suhu Ruang
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F Hitung Ftabel
Keragaman Bebas Kuadrat Tengah 0,05 0,01
Perlakuan 4 374077,04 93519,26 101,356 ** 2,866 4,430
Galat 20 18453,60 922,68

25
25
Jurnal Biosains Vol. 4 No. 1. Maret 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)
ISSN 2460-6804 (online)

Total 24 392530,64
Keterangan: ** = Berbengaruh Sangat Nyata

Tabel 4. Tabel Sidik Ragam Sampel Daging Ayam pada Suhu Refrigerator
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F Hitung Ftabel
Keragaman Bebas Kuadrat Tengah 0,05 0,01
Perlakuan 4 4870,16 1217,54 21,443 ** 2,866 4,430
Galat 20 1135,60 56,78
Total 24 6005,76
Keterangan: ** = Berbengaruh Sangat Nyata

Tabel 3 dan 4 menunjukkan bahwa nilai menggunakan ANOVA (uji taraf F5% dan 1%)
Fhitung > Ftabel pada taraf 5% dan 1 %, maka ada kemudian dilanjutkan dengan uji Beda Nyata
perbedaan sangat nyata nilai angka lempeng total Terkecil (BNT 5%). Hasil uji BNT dapat dilihat
bakteri pada suhu ruang dan refrigerator setiap pada tabel 5 dan 6 berikut.
perlakuan. Setelah dilakukan analisis

Tabel 5. Hasil Uji BNT Sampel Daging Ayam pada Suhu Ruang
Perlakuan Rata – rata
R0 12,4a
R1 49ab
R2 80,6bc
R3 173,4d
R4 354e
BNT 5% 40,07
Keterangan: Huruf yang berbeda kearah kolom menunjukkan berbeda nyata

Dari tabel di atas diketahui bahwa hasil uji yang mendapat perlakuan penyimpanan selama 9
BNT pada sampel daging ayam pengukuran awal jam dan 12 jam berbeda nyata. Pada
(sebelum penyimpanan) dengan sampel daging penyimpanan suhu ruang selama 9 jam dengan
ayam yang mendapat perlakuan penyimpanan sampel daging ayam sebelum penyimpanan dan
pada suhu ruang selama 6 jam, 9 jam, dan 12 jam yang mendapat perlakuan penyimpanan selama 3
berbeda nyata. Pada penyimpanan suhu ruang jam, 6 jam, dan 12 jam berbeda nyata. Demikian
selama 3 jam dengan sampel daging ayam yang pula dengan penyimpanan suhu ruang selama 12
mendapat perlakuan penyimpanan selama 9 jam jam dengan sampel daging ayam sebelum
dan 12 jam berbeda sangat nyata. Pada penyimpanan dan yang mendapat perlakuan
penyimpanan suhu ruang selama 6 jam dengan penyimpanan selama 3 jam, 6 jam, dan 9 jam
sampel daging ayam sebelum penyimpanan dan berbeda nyata.

Tabel 6. Hasil Uji BNT Sampel Daging Ayam pada Suhu Refrigerator
Perlakuan Rata – rata
K0 14,4a
K1 15,8ab
K2 27,4c
K3 37,6d
K4 51,6e
BNT 5% 9,94
Keterangan: Huruf yang berbeda kearah kolom menunjukkan berbeda nyata

Dari tabel di atas diketahui bahwa hasil uji ayam yang mendapat perlakuan penyimpanan
BNT pada sampel daging ayam pengukuran awal selama 6 jam, 9 jam dan 12 jam berbeda nyata.
(sebelum penyimpanan) dengan sampel daging Pada penyimpanan suhu refrigerator selama 6
ayam yang mendapat perlakuan penyimpanan jam dengan sampel daging ayam sebelum
pada suhu refrigerator selama 6 jam, 9 jam, dan penyimpanan dan yang mendapat perlakuan
12 jam berbeda nyata. Pada penyimpanan suhu penyimpanan selama 3 jam, 9 jam dan 12 jam
refrigerator selama 3 jam dengan sampel daging berbeda nyata. Pada penyimpanan suhu

26
26
Jurnal Biosains Vol. 4 No. 1. Maret 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)
ISSN 2460-6804 (online)

refrigerator selama 9 jam dengan sampel daging dengan sampel daging ayam sebelum
ayam sebelum penyimpanan dan yang mendapat penyimpanan dan yang mendapat perlakuan
perlakuan penyimpanan selama 3 jam, 6 jam, dan penyimpanan selama 3 jam, 6 jam, dan 9 jam
12 jam berbeda nyata. Demikian pula dengan berbeda nyata.
penyimpanan suhu refrigerator selama 12 jam

Gambar koloni bakteri yang tumbuh

a b c

d e
Gambar 1. Koloni bakteri yang tumbuh pada media NA setelah penyimpanan pada suhu ruang; a. tanpa
penyimpanan; b. setelah 3 jam; c. setelah 6 jam; d. setelah 9 jam; e. setelah 12 jam.

a b c

d e
Gambar 2. Koloni bakteri yang tumbuh pada media NA setelah penyimpanan pada suhu refrigerator; a.
tanpa penyimpanan; b. setelah 3 jam; c. setelah 6 jam; d.setelah 9 jam; e. setelah 12 jam.

27
27
Jurnal Biosains Vol. 4 No. 1. Maret 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)
ISSN 2460-6804 (online)

Pemeriksaan Adanya Bakteri Salmonella sp dikatakan terindikasi Salmonella sp karena pada


Setelah dilakukan uji pada media SSA media selektif SSA terjadi pertumbuhan koloni
kemudian dilanjutkan dengan uji penegasan pada yang berwarna kuning bening, yang dapat dilihat
sampel. Hasil uji penegasan sampel daging ayam pada gambar 4.3 dan 4.4. Hal ini sesuai dengan
yang disimpan pada suhu ruang dan refrigerator pendapat Sugianto (2012), hasil positif
dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini. ditunjukkan dengan adanya bakteri yang tumbuh
Tabel 7. Hasil Uji Penegasan Sampel Daging Ayam berwarna kuning bening pada media SSA.
Disimpan pada Suhu Ruang dan Selanjutnya masing-masing sampel pada biakan
Refrigerator SSA yang ditumbuhi oleh koloni yang berwarna
Perlakuan Keterangan kuning bening dilakukan uji lanjutan yaitu uji
R0 Negatif penegasan dengan reaksi biokimia yang
R1 Negatif dilakukan pada media SCA dan TSIA.
R2 Negatif Uji SCA digunakan untuk melihat
R3 Positif kemampuan mikroorganisme menggunakan sitrat
R4 Positif sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi.
K0 Negatif Pada sampel R3 dan R4 menunjukkan reaksi
K1 Negatif positif ditandai dengan media berwarna hijau
K2 Negatif tosca berubah menjadi biru terang. Perubahan
K3 Negatif warna hijau tosca menjadi biru terang
K4 Negatif menunjukkan bahwa mikroorganisme mampu
menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber
Pada penelitian ini ditemukan adanya karbon dan energi (Cappucino dan Sherman,
indikasi bakteri Salmonella sp pada sampel yang 2001). Sampel R3 dan R4 yang menunjukkan hasil
ditanam di media SSA. Berdasarkan hasil tersebut positif dapat dilihat pada gambar 3 dan gambar 4
berikut ini.

Gambar 3 Sampel R3 (+) Salmonella sp pada media SCA

Gambar 4 Sampel R4 (+) Salmonella sp pada media SCA

Tujuan uji TSIA untuk mengetahui Pada uji TSIA warna permukaan media berubah
kemampuan bakteri memfermentasi gula untuk menjadi merah karena bakteri bersifat basa ini
menghasilkan asam atau gas. Pada uji TSIA menandakan bahwa bakteri ini tidak
sampel R3 dan R4 yang menunjukkan reaksi memfermentasi laktosa dan sukrosa.Pada media
positif, yaitu ditandai dengan perubahan warna daerah bawah media berubah berwarna kuning
media dari merah menjadi merah dan kuning. ini menandakan bakteri memfermentasi

28
28
Jurnal Biosains Vol. 4 No. 1. Maret 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)
ISSN 2460-6804 (online)

glukosa.Pembentukan gas positif ini hasil dari suasana asam. TSIA juga mengandung natrium
fermentasi H2 dan CO2 dapat dilihat dari pecahnya trisulfat, yaitu suatu substrat untuk penghasil H2S,
dan terangkatnya agar.Pembentukan H2S positif ferro sulfat menghasilkan FeS, bewarna hitam
ditandai dengan adanya endapan berwarna hitam. untuk membedakan bakteri H2S dengan bakteri-
TSIA agar mengadung laktosa dan sukrosa dalam bakteri lainnya (Sugianto, 2012). Hasil positif
konsentrasi 1%, glukosa 0,1% dan phenol red yang ditunjukkan pada sampel R3 dan R4 dapat
sebagai indikator yang menyebabkan perubahan dilihat pada gambar 5 dan gambar 6 berikut ini.
warna dari merah orange menjadi kuning dalam

Gambar 5 Sampel R3 (+) Salmonella sp pada media TSIA

Gambar 6 Sampel R4 (+) Salmonella sp pada media TSIA

Hal ini dapat terjadi karena proses yang dicurigai Salmonella sp. Setelah dilakukan uji
penyembelihan sampai ayam diterima konsumen konfirmasi dan uji fisiologis maka diperoleh 9
mengalami cemaran bakteri Salmonella sp. isolat positif Salmonella sp. Berdasarkan hasil uji
Penyebaran bakteri ini biasanya melalui daging konfirmasi dan fisiologis tersebut jumlah sampel
dan telur yang tidak dimasak. Ayam dan produk yang diuji tingkat cemaran Salmonella sp adalah
unggas adalah tempat perkembangbiakan 20% yang diperoleh dari 2 lokasi pasar yaitu
Salmonella sp yang paling utama. Dan dapat pasar Beringharjo dan pasar Kranggan.
menularkan penyakit Salmonellosis pada manusia Berdasarkan hasil uji fisiologis terhadap 9 isolat
melalui makanan. Jika pangan yang tercemar Salmonella sp tersebut diduga merupakan
Salmonella sp tertelan, dapat menyebabkan Salmonella arizonae,Salmonella choleraisuis,
infeksi usus yang diikuti oleh diare, mual, Salmonella diarizonae, Salmonella houtenae,
kedinginan dan sakit kepala (Hasrawati, 2017). Salmonella indika, Salmonella salamae, Salmonella
Pada penelitian Budiarso dan Belo typhimurium.
(2009) yang telah dilakukan didapat hasil sampel Hampir sama dengan penelitian yang
daging ayam di pasar tradisional di wilayah kota dilakukan oleh Syarifah dan Novarieta (2015)
Yogyakarta yaitu pasar Beringharjo, pasar didapat hasil sampel daging ayam yang diambil
Kranggan dan pasar Lempuyangan diperoleh dari lokasi pasar tradisional lebih rentan
kisaran pertumbuhan bakteri pada medium SSA tercemar Salmonella sp dibandingkan dengan
berkisar 1,5 x 107 − 7,7 x 107 CFU/ml dan pada sampel daging ayam yang berada di pasar
medium CCA total coliform berkisar 4,2 x 107 − swalayan. Daging ayam segar yang diolah menjadi
2,62 x 107 CFU/ml. Dari 45 sampel yang diuji produk olahan akan lebih aman untuk dikonsumsi
terdapat 29 sampel yang mengandung koloni karena telah melalui proses pemanasan pada

29
29
Jurnal Biosains Vol. 4 No. 1. Maret 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)
ISSN 2460-6804 (online)

suhu tertentu yang dapat mematikakn bakteri Daftar Pustaka


Salmonella sp. Agustina, Febria. 2009. Higiene dan Sanitasi pada
Secara umum kita ketahui bahwa daging Pedagang Makanan Jajanan Tradisional di
merupakan produk pangan yang sangat mudah Lingkungan Sekolah Dasar di Kelurahan
rusak oleh aktivitas bakteri jika tidak dilakukan Demang Lebar Daun Palembang.
penanganan yang baik. Hal ini sesuai pendapat http://repository.usu.ac.id/handle/12345
Soeparno (2005), yang mengemukakan bahwa 6789/21098. Diakses 21 November pada
daging atau produk daging proses sangat mudah 02.18 WIB.
mengalami kerusakan oleh adanya aktivitas Bolder, NM. 1998. The Microbiology of the
bakteri patogen maka diperlukan penanganan Slaughter and Processing of Poultry.
penyimpanan atau pengolahan yang sesuai. Pada Dalam Davies A, Board R, editor, The
dasarnya metode-metode penyimpanan atau Microbiology of the Meat and Poultry.
pengolahan tersebut hanya bisa menghambat Blackie Academic, London.
pertumbuhan bakteri patogen, sehingga dari tiap Buckle, KA., R.a. Edwards, G.H. Fleet dan Wooton,
metode hanya bisa mempertahankan kualitas M. 1987. Ilmu Pangan (Terjemahan dari
daging atau daging proses untuk jangka waktu Bahasa Inggris oleh H. Purnomo dan
yang terbatas. Adiono). Penerbit Universitas Indonesia,
Daging ayam yang tercemar bakteri Jakarta.
Salmonella jika dikonsumsi oleh manusia dapat Budiarso, T.Y., dan Belo, Maria J.X. 2009. Deteksi
menimbulkan salmonelosis. Gejala yang timbul Cemaran Salmonella sp pada Daging
adalah mual danmuntah, kemudian diikuti Ayam yang dijual di Pasar Tradisional di
dengan nyeri abdomen, diare, dan demam. Pada Wilayah Kota Yogyakarta. Prosiding
kasus yang berat dapat muncul diare berdarah. Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan,
Adanya Salmonella di dalam darah merupakan dan Penerapan MIPA. Yogyakarta.
risiko tinggi terjadinya penyebaran infeksi Cappucino, J.S., dan Sheerman, N. 2001.
sehingga dapat menimbulkan kematian. Semua Microbiology: A Laboratory Manual. The
individu yang terinfeksi oleh Salmonella bersifat Benjamin/Cummings Publishing
carrier sehingga dapat menjadi sumber penularan Company, Inc. California.
dengan mengeksresikan bakteri tersebut dalam Dewan Standarisasi Nasional. 2000. SNI 01-6366-
tinja dalam jangka waktu yang bervariasi 2000 tentang Batas Maksimum Cemaran
(Karsinah dkk, 1994). Oleh karena itu, selama Mikroba dan Batas Maksimum Residu
proses pengolahan ayam menjadi daging hingga dalam Bahan Makanan Asal Hewan,
proses distribusi dan penjualan ke konsumen Jakarta.
tingkat pencemaran harus dapat dikendalikan. Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner.
Tingkat pencemaran dapat dikendalikan dengan 2007. Batas Maksimal Cemaran Mikroba
menerapkan higiene, untuk menghindari dalam Bahan Makanan Asal Hewan (SNI
pencemaran silang, baik di antara produk No. 01-6366-2000). Jakarta.
maupun antara peralatan dan produk (Bolder, http://www.ditjennak.go.id. Diakses 10
1998). November 2017 pada 07.33 WIB.
Eddy, Sukma. 2011. Keberadaan Salmonella pada
Kesimpulan Daging Sapi dan Ayam yang Dijual di
Dari penelitian yang telah dilakukan Pasar-Pasar Provinsi Jawa Barat.
diperoleh kesimpulan sebagai berikut: http://eprints.ipb.ac.id/12362/1/20
1. Hasil pengujian menunjukkan bahwa 11PPDS2911 .pdf. Diakses 21 November
penyimpanan daging ayam pada suhu ruang 2017 pada 02.10 WIB.
selama 9 jam dan 12 jam di atas batas Hasrawati. 2017. Tingkat Cemaran Bakteri
maksimum SNI (di atas 1 x 106), yaitu 173 x Salmonella sp Pada Daging Ayam yang
104 dan 354 x 104. Hasil analisis sidik ragam Dijual Di Pasar Tradisional Makasar.
sampel daging ayam yang disimpan pada suhu Skripsi. Universitas Islam Negeri
ruang maupun refrigerator menunjukkan nilai Alauddin, Makassar.
Fhitung > Ftabel, maka lama penyimpanan Hobbs, BC., dan Robert D. 1993. Food Poisoning
daging ayam pada suhu ruang dan refrigerator and Food Hygiene, sixth edition. Edward
berpengaruh sangat nyata terhadap angka Arnold a member of Hodder Heatline
lempeng total bakteri. Group, London.
2. Sampel R3 dan R4 yang merupakan sampel Karsinah, Lucky., Suharto., dan Mardiastuti HW.
daging ayam yang disimpan pada suhu ruang 1994. Mikrobiologi Kedokteran: Batang
selama 9 jam dan 12 jam mengalami cemaran Gram Negatif. Binarupa Aksara, Jakarta.
bakteri Salmonella sp. Pestariati. 2002. Pengaruh Lama Penyimpanan
Daging Ayam pada Suhu Refrigerator

22
30
Jurnal Biosains Vol. 4 No. 1. Maret 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)
ISSN 2460-6804 (online)

terhadap Jumlah Total Kuman, Syahruddin, M., Suarjana, I Gusti Ketut., dan
Salmonella sp, Kadar Protein dan Derajat Rudyanto, M. 2014. Angka Lempeng Total
Keasaman, Tesis. Universitas Airlangga, Bakteri Pada Broiler Asal Swalayan di
Surabaya. Denpasar dan Kabupaten Badung. Jurnal
Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging Edisi Indonesia Medicus Veterinus. Vol. 3(2):
Ke-4. Gajahmada University Press, 107-111.
Yogyakarta. Syamsir, E. 2010. Keamanan Mikrobiologi
Sugianto, T. 2012. Uji Salmonella. http:// Produk Olahan Daging. Jurnal Kulinologi
tantricsugianto.wordpress.com/2012/07/ Indonesia. No. V hal. 77-78.
uji-salmonella.html. Diakses pada 14 April Syarifah, Lif., dan Novarieta. 2015. Deteksi
2017. Salmonella sp pada Daging Sapi dan
Suradi, K. 2012. Pengaruh Lama Penyimpanan Ayam. Prosiding Seminar Nasional
pada Suhu Ruang terhadap Perubahan Teknologi Peternakan dan Veteriner.
Nilai pH, TVB, dan Total Bakteri Daging Bogor.
Kerbau. Jurnal Ilmu Ternak. Vol. 12 (2): 9-
12.

23
31

You might also like