You are on page 1of 9

JurnalMedikaVeterinaria Feb 2017 11 (1): 26-34

I-SSN : 0853-1943; E-ISSN : 2503-1600 DOI:https://doi.org/10.21157/j.med.vet..v1 1i1.4065

Isolation and Identification of Salmonella sp in spleen of male layer


chicken in Sibreh farms, Aceh Besar
Erina1, Mahdi Abrar1, Balqis Alrasyid Suyoto2, Maryulia Dewi1, Darmawi1, Darniati1, dan Muttaqien Bakri3
1
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
2
Program Studi Pendidikan Dokter Hewan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
3
Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
E-mail: Balqis.alrasyid@yahoo.com

ABSTRACT

This study aimed to isolate and identify the bacteria Salmonella sp in spleen of male layer chicken
that died in farms Sibreh, Aceh Besar. A sample of the research is the spleen of male layer chickens.
Isolation of Salmonella sp performed by inoculating spleen that were pierced using a swab on the media
Selenite Cystine Broth (SCB) then planted on selective media Salmonella Shigella Agar (SSA) and colony
morphology was observed, continued with observation of Gram stain under microscopic. Furthermore,
colonies of suspected Salmonella sp planted in the media MR-VP (Oxoid), Indol (Difco), Simmons's
Citrate Agar (Oxoid), Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Sulfite Indol Motiliti (SIM), and media sugars
(sucrose, manitol, glucose, lactose , maltose). The results of this study were analyzed descriptively. The
research shows a results from a total of 33 samples, we found that 15 samples are positive that can be
isolated and identified as Salmonella sp. Therefore it can be concluded that Salmonella sp is possible the
death cause of male layer chicken in farms Sibreh, Aceh Besar.

Keywords: male layer chiken, spleen, salmonella sp, farm

PENDAHULUAN peternak lebih menyukai memelihara ayam


Salah satu bahan pangan asal hewan dengan masa panen yang lebih singkat, masa
berprotein tinggi yang banyak dikonsumsi oleh panen ayam layer jantan lebih panjang
masyarakat Indonesia adalah daging ayam dan dibandingkan dengan ayam broiler. Masa panen
telur. Ayam telah dikonsumsi sejak lama untuk ayam broiler untuk kebutuhan konsumsi antara
memenuhi kebutuhan protein masyarakat di 30-40 hari, sedangkan masa panen ayam layer
hampir seluruh Indonesia bahkan diseluruh jantan antara 40-60 hari. Masa panen yang
dunia (Suryani, 2010). Telur bukan hanya singkat lebih disukai oleh peternak karena
sebagai bahan pangan yang dibutuhkan oleh perputaran uang yang lebih cepat (Wasiudin,
tubuh namun telur juga berperan penting dalam 2011).
peningkatan kecerdasan manusia (Ulfah, 2013). Ransum merupakan salah satu faktor
Ayam layer jantan memiliki prospek yang penting dalam usaha pemeliharaan ternak.
sama dengan ayam ras lainnya seperti ayam Keberhasilan maupun kegagalan usaha
broiler. Ayam layer jantan saat ini dijadikan pemeliharaan ternak banyak ditentukan oleh
produk substitusi untuk ayam kampung karena faktor ransum yang diberikan. Banyak peternak
tekstur dan rasa yang menyerupai ayam yang memberikan ransum tanpa memperhatikan
kampung dan ayam ini memiliki keunggulan kualitas, kuantitas dan teknik pemberiannya.
lebih tahan terhadap penyakit dibandingkan Akibatnya, pertumbuhan maupun produktifitas
ayam broiler. Namun, kecilnya jumlah produksi ternak yang dipelihara tidak tercapai
ayam layer pedaging nasional disebabkan oleh sebagaimana mestinya (Sarno, 2007).

26
Jurnal MedikaVeterinaria Erina, dkk

Infeksi merupakan penyebab utama penyakit ayam layer jantan di Sibreh, Aceh Besar akibat
di dunia terutama di daerah tropis seperti terinfeksi Salmonella sp.
Indonesia karena temperatur yang tropis, dan MATERI DAN METODE
kelembaban tinggi sehingga mikroba dapat
tumbuh subur. Infeksi dapat disebabkan oleh Materi Penelitian
berbagai mikroorganisme seperti virus, bakteri, Penelitian ini menggunakan sampel swab
jamur, protozoa, dan bakteri (Gibson, 1996). pada organ limpa ayam layer yang diambil dari
Menurut Zulfikar (2013), penyakit yang ayam layer jantan dimulai dari umur 2 hari
terjadi pada ternak ayam, umumnya timbul bila hingga 30 hari dengan observasi kematian dari
keadaan pemeliharaan kurang baik, kondisi ayam tersebut yang dilaksanakan di peternakan
kandang yang tidak memenuhi syarat kesehatan ayam Sibreh Kabupaten Aceh Besar.
(sinar matahari yang kurang atau tidak masuk Teknik pengambilan sample
sama sekali) dan disertai pemberian ransum Ayam layer jantan yang berumur 2 sampai
yang kurang sempurna. Penyakit bakteri yang 30 hari yang diambil limpanya. Limpa ditusuk
sering menyerang pada ayam petelur diantaranya menggunakan swab steril, dimasukan ke dalam
Pullorum (berak putih), Fowl typhoid, tabung reaksi yang berisi Salenite Cystein Broth
Paratyphoid, Kolera unggas dan Coryza (pilek (SCB). Selanjutnya sampel dibawa ke
ayam). Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Salmonella merupakan bakteri yang paling Hewan Universitas Syiah Kuala untuk
umum menyebabkan penyakitkeracunan diinkubasikan dalam inkubator selama 24 jam
makanan di negara berkembang. Penyakit yang dengan suhu 37ºC. Isolasi bakteri Salmonella sp
disebabkan oleh Salmonella disebut dengan metode Carter (1987).
salmonellosis. Salmonellosis dibagi menjadi dua Isolasi dan Identifikasi bakteri salmonella sp
grup besaryaitu non-typhoid salmonellosis atau Isolasi dilakukan berdasarkan metode Carter
gastroenteritis dan typhoid salmonellosis atau (1987), sampel swab limpa ayam layer jantan
demam enteric (Portillo, 2000). Salah satu yang mati ditanamkan dalam media Selenite
penyakit yang sangat ditakutkan oleh peternak Cystine Broth(SCB) diinkubasikan pada suhu
yaitu Salmonellosis. Penyakit ini merupakan 37ºC selama 24 jam. Amati perubahan
penyakit bakterial yang disebabkan oleh bakteri warnayang terjadi, apabila media SCB berwarna
Salmonella sp (Listyowati, 2009). orange maka akan di lanjut penanaman pada
Gejala klinis infeksi Salmonella sp pada media SSA (Salmonella Shigella Agar).
unggas dan aves sangat bervariasi tergantung Identifikasi bakteri Salmonella sp
dari jenis Salmonella menginfeksi, namun secara Identifikasi bakteri dilakukan berdasarkan
umum dapat ditandai adanya penurunan daya metode Carter (1976). Biakan pada media SSA
tahan tubuh, nafsu makan menurun, diare putih, (Salmonella Shigella Agar) yang telah
bulu-bulu di daerah kloaka dan perut menjadi diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37ºC
kotor, sayap terlihat menggantung serta akan dilanjutkan dengan uji IMViC. Uji IMViC
kematian mendadak (Tetty, 2002). Bidang meliputi Indol,Methyl Red-Voges Proskauler
kedokteran hewan memiliki peran penting dalam (MR-VP), Simmons’s Citrate Agar (Oxoid),
pengendalian dan pencegahan infeksi penyakit, SulfitIndol Mortiliti (SIM) dan, Triple Sugar
serta penanganan dini agar tidak terjadi Iron agar (TSIA). Uji biokimia yaitumanitol,
penurunan produk hasil ternak, baik telur glukosa, sukrosa, maltosa, manitol dan laktosa,
maupun kualitas daging (Wuryadi, 2013). kemudian semua tabung diinkubasikan pada
Berdasarkan latar belakang di atas perlu suhu 37 0C selama 18-24 jam, kecuali medium
diperlukan penelitian ini agar dapat mengetahui MR-VP untuk uji MR dan VP diinkubasi selama
penyebab kematian pada ayam layer jantan di 48 jam. Dalam indol ditambahkan reagen kovak
peternakan Sibreh, Aceh Besar. Penelitian ini dan MR ditambah 5-10 tetes larutan metil red
bertujuan untuk mengetahui apakah kematian sedangkan VP ditambah KOH dan α naptol.

27
Jurnal MedikaVeterinaria Erina, dkk

Analisis Data Setelah dilakukan pemeriksaan untuk


Data hasil penelitian ini dianalisis secara mengisolasi dan identifikasi bakteri Salmonella
deskriptif berdasarkan morfologi koloni, sp pada ayam layer jantan di peternakan ayam
pewarnaan Gram dan pengujian biokimia. Sibreh selama 30 harimaka didapatkan hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN pemeriksaan seperti terlihat pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil inokulasi pada media SCB.
NO SAMPEL HASIL PEMERIKSAAN
1. S1 +
2. S2 +
3. S3 -
4. S4 -
5. S5 -
6. S6 -
7. S7 +
8. S8 -
9. S9 -
10. S10 -
11. S11 -
12. S12 +
13. S13 +
14. S14 +
15. S15 +
16. S16 -
17. S17 +
18. S18 +
19. S19 -
20. S20 -
21. S21 -
22. S22 +
23. S23 +
24. S24 +
25. S25 +
26. S26 +
27. S27 +
28. S28 -
29. S29 +
30. S30 +
31. S31 +
32 S32 +
33. S33 -

Ket :(+) IndikasiadanyabakteriSalmonella sp


(-)IndikasitidakadanyabakteriSalmonella sp

28
Jurnal MedikaVeterinaria Erina, dkk

Hasil penelitian menunjukkan 23 sample selenit yang tereduksi menjadi selenium


positif terinfeksi oleh bakteri Salmonella sphal merupakan media selektif yang artinya media ini
ini ditunjukan dengan adanya perubahan warna dapat digunakan khusus untuk bakteri Gram
menjadi orangedan keruh yang diduga sebagai negatif seperti Salmonella spdan E. coli. Hasil
bakteri Salmonella sp. Hasil pengamatan ini positif pada media ini ditandai dengan
sesuai dengan pernyataan Kusuma (2009), kekeruhan danperubahan warna media menjadi
media SCB mengandung inhibitor natrium orange

Tabel 2. Hasil inokulasi bakteri pada media SSA.


NO SAMPEL HASIL PEMERIKSAAN
1. S1 +
2. S2 +
3. S3 -
4. S4 -
5. S5 -
6. S6 -
7. S7 +
8. S8 -
9. S9 -
10. S10 -
11. S11 -
12. S12 +
13. S13 +
14. S14 +
15. S15 +
16. S16 -
17. S17 +
18. S18 +
19. S19 -
20. S20 -
21. S21 -
22. S22 +
23. S23 +
24. S24 +
25. S25 +
26. S26 +
27. S27 +
28. S28 -
29. S29 +
30. S30 +
31. S31 +
32 S32 +
33. S33 -
Ket :(+) IndikasiadanyabakteriSalmonella sp
(-)IndikasitidakadanyabakteriSalmonella sp

29
Jurnal MedikaVeterinaria Erina, dkk

Hasil penelitian menunjukkan 19 sample yaitu bakteri Gram negatif dan berbentuk batang
positif terinfeksi oleh bakteri Salmonella sphal panjang, hal ini merupakan ciri-ciri morfologi
ini ditunjukan dengan adanya black center dari bakteri Salmonella sp. Hal ini sesuai dengan
dibagian tengahberbentuk bulat, memiliki bau pernyataan Firnanda dkk., (2013) bahwa
yang khas, cembung, pinggiran rata dan Salmonella sp merupakan bagian dari bakteri
mengkilap ini diduga sebagai bakteri Salmonella Gram negatif yang berbentuk batang panjang
sp. Hasil pengamatan ini sesuai dengan Budiarso memiliki dinding sel yang mengandung lipid,
(2009), yang menyatakan bahwa pada medium lemak, atau substansi seperti lemak dengan
Salmonella ShigellaAgar (SSA) koloni persentase yang lebih tinggi. Dalam proses
Salmonella spberwarna hitam karena mampu pewarnaan Gram, pencucian dengan alkohol
menghasilkanH₂S. akan menyebabkan lemak tersebut terekstraksi
Pewarnaan Gram menunjukkan adanya sehingga bakteri berwarna merah atau merah
bakteri yang berwarna merah muda atau merah muda karena menyerap zat warna safranin.
Table 3. Hasil uji IMViC dan gula-gula.
Sample Umur saat Indol MR VP SIM Citrat TSIA Glukosa Laktosa Manitol Sukrosa Maltosa KET

mati SLANT BUTT

S12 - + - + + M H (+) ↑ d (-) ↑ - (-) ↑ *

S13 - + - + d H H (+) ↑ (+) ↑ (+) ↑ d (↑) (+) ↑ *

S14 9 hari - + - + + H H (+) ↑ (+) ↑ (+) ↑ d (↑) (+) ↑ *

S15 - + - + d M H (+) ↑ (+) ↑ (+) ↑ d (↑) (+) ↑ *

S18 - + - + d M H (+) ↑ (-) ↑ (-) ↑ (-) ↑ (-) ↑ *

S22 - + - + + M H (+) ↑ (+) ↑ (+) ↑ (+) ↑ (+) ↑ *

S23 - + - + d M H (+) ↑ + - - - *

S24 - + - + d M H (+) ↑ (+) ↑ (+) ↑ (+) ↑ (+) ↑ *

20 hari

S25 - + - + d H H (+) ↑ (-) ↑ (+) ↑ - (+) ↑ *

S26 - + - + d H H (+) ↑ - (+) ↑ (+) ↑ (+) ↑ *

S27 - + - + d H H (+) ↑ - (+) ↑ (+) ↑ (+) ↑ *

S29 - + - + d H H (+) ↑ (-) ↑ (+) ↑ (-) ↑ (+) ↑ *

S30 - + - + d H H (+) ↑ - (+) ↑ (-) ↑ (+) ↑ *

23 hari

S31 - - - + d H H (+) ↑ (+) ↑ (+) ↑ (+) ↑ (+) ↑ *

S32 - + - + d H H (+) ↑ (-) ↑ (+) ↑ (-) ↑ (+) ↑ *

30
Jurnal MedikaVeterinaria Erina, dkk

Hasil dari uji indol diperoleh negatif, yaitu memproduksi H₂S (Budiarso, 2009). Pada
ditandai dengan tidak terbentuknya cincin medium gula - gula menyatakan bahwa bakteri
berwarna merah pada permukaan media setelah Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa,
diberikan reagen kovac sebanyak 5-10 tetes. laktosa, manitol dan maltose yang ditandai
Menurut Quinn dkk., (2002) Salmonella bersifat dengan perubahan warna menjadi warna kuning
non motil pada suhu 30˚C, tidak menghasilkan pada medium tetapi tidak dapat memfermentasi
cincin merah pada uji indol karena tidak sukrosa (Hidayat, 2014).
menghasilkan enzim tryptophanase yang akan Terjadinya salmonellosis pada ternak
memecah tryptophan menjadi indol. Uji metil tergantung beberapa faktor yaitu antara lain jenis
red digunakan untuk menentukan adanya serotipe Salmonella, umur unggas, tingkat
fermentasi asam campuran. Dimana bakteri infeksi, rute infeksi, jenis unggas dan
dapat memfermentasi glukosa dan menghasilkan manajemen pengelolaan (Poppe, 1996). Infeksi
produk yang bersifat asam sehingga akan Salmonella sp dapat ditularkan secara vertikal
menurunkan pH media pertumbuhan menjadi dan horizontal, bakteri ini dapat mencemarin
lebih rendah. Pada hasil pengamatan ditemukan ayam layer jantan. Bakteri akan masuk secara
perubahan warna media biakan bakteri menjadi oral ke saluran pencernaan dan menuju ke
warna merah setelah diteteskan metil red beberapa organ yang salah satunya adalah organ
sebanyak 3-5 tetes. Hal ini sesuai dengan limpa secara bakterimia (OIE, 2008). Pada ayam
pernyataan Hadioetomo (1985), penambahan atau unggas yang masih muda menyebabkan
indikator metil red dapat menunjukkan kematian yang tinggi dengan meperlihatkan
perubahan pH pada media biakan, metil red akan gejala seperti menggerombol dibawah sumber
menjadi merah pada kondisi asam dan berwarna panas, nafsu makan turun, bulu kusam dan
kuning pada kondisi basa. Jadi pada uji MR ditemuinya feses keputihan yang menempel
menunjukan hasil positif yaitu pada kondisi pada kloaka ayam (Shivaprasad, 2003).
asam. Sedangkan pada uji VP menunjukkan KESIMPULAN
hasil negatif ditandai dengan tidak terjadinya Dengan ditemukannya bakteri Salmonella sp
perubahan warna media biakan setelah pada sampel organ limpa yang diperoleh dari
diteteskan α naftol dan KOH 40% sebanyak 3-5 peternakan Sibreh, Aceh Besar dapat dijadikan
tetes. dasar untuk mengantisipasi terjadinya wabah
Hasil positif SIM terlihatnya penyebaran penyakit bakterial di lokasi ini, dimana data
garis pada media karena bakteri Salmonella sp yangada dapat digunakan untuk
bersifat mortil. Sedangkan pada bakteri yang meningkatkanmenejemen pemeliharaan ayam,
bersifat non-motil tidak dapat menyebar karena sanitasikandang danpakan yangdiberikan
kekurangan organel untuk penyebaran agar ayamlayer jantan tidak mudah
motilitasnya (Aktar, 2016). Uji Simmon’s citrate terkontaminasi bakteri Salmonella sp.
bertujuan untuk menentukan kemampuan bakteri DAFTAR PUSTAKA
dalam menggunakan sitrat sebagai satu - satunya Aktar, N. Rabeya, B, and M. Ilias. 2016.
karbon energi (Dundu, 2000) dan hasil positif Isolation and Identification of
pada medium TSIA ditandai dengan Salmonella sp. from different food.Int.
terbentuknya warna hitam dan gas. Warna hitam J. Biosci. 8(2) : 16-24.
yang dihasilkan merupakan indikasi Budiarso, T.Y. dan M.J.X. Belo. 2009. Deteksi
pemanfaatan sodium thiosulphate oleh bakteri cemaran Salmonella sp pada daging
Salmonella sp sebagai sumber sulfur untuk

31
Jurnal MedikaVeterinaria Erina, dkk

ayam yang di jual di pasar tradisional Farmasi Universitas Padjajaran,


di wilayah Kota Yogyakarta. Bandung.
Prosiding Seminar Nasional Listiyowati, E. dan K. Roospitasari. 2009.
Penelitian, Yogyakarta. Beternak Puyuh Secara
Carter, G.R. 1987. Essentials of Veterinary Komersial. Penebar Swadaya,
Bakteriology and Micology. 3rd ed.
Jakarta.
Lea and Febriger, Philadelphia.
Dundu, Bertus. 2000. Penuntun Praktikum Nesheim, M.C. E.A. Richard, and E.C.
Mikrobiologi. Jurusan Hama dan Leslie. 1979. Poultry Production.
Penyakit Fakultas Pertanian 12th Ed. Lea and Febiger.
Universitas Sam Ratulangi, Philadelphia.
Manado. OIE. 2008. Fowl typhoid and pullorum
Firnanda, R., Sugito, Fakhrurrazi, D. disease. OIE Terrestrial Manual,
Vianika, dan S. Ambarwati. 2013. Paris, France.
Isolasi Aeromonas hydrophila Pada Poppe, C. 1996. Salmonellosis In Poultry
Sisik Ikan Nila (Oreochromis and People. Edisi Mei. In Word
niloticus) Yang diberi tepung daun Poultry pp.
Portillo, D.F.G. 2000. Moleculer and Celluler
jaloh (Salix tetrasperma Roxb). Biology of Salmonella Pathogenesis
JurnalMedika microbial disease Mechanisms of
Veterinaria.Fakultas Kedokteran pathogenesis and Toxin Synthesis.
Hewan Universitas SyiahKuala, Techonomic Publishing Company,Inc.
Cancaster, Pennsylvania, USA.
Banda Aceh.
Gibson, J. M. 1996. Mikrobiologi Quinn, P. J. B. J. Markey, M.E. Carter, W.J.
Donnelly, and F.C. Leonard.
danPatologi Modern untuk
Perawat.(Diterjemahkan I.K.G. 2002.Veterinary Microbiology
Somaprasada). Penerbit Buku and Microbial Disease. Garsinton
Kedokteran EGC, Jakarta. Road,Oxford, United Kingdom:
Hadioetomo, R.S. 1985. Mikobiologi Dasar Blackwell Publishing Company.
Dalam Praktek. Penerbit Sarno. Dewi, H. 2007. Sistem Pengadaan
Gramedia, Jakarta. Pakan Ayam Petelur di
Hidayat, O. F. A. Febria, dan N. Nasir. Perusahaan“Populer Farm” Desa
2014. Isolasi dan karakterisasi Kuncen Kecamatan Mikjen
bakteri pada pasir sarang dan Kabupaten Semarang.Skripsi.
cangkang telur penyu lekang Fakultas Pertanian Universitas
(Lepidochelys olivaceaeL) yang Wahid Hasyim, Semarang.
menetas dan gagal menetas.J. Bio. Shivaprasad, H.L. 2003. Pullorum disease
UA. 3(2) : 154-161. and fowl typoid In Diseases
Kusuma, F.A.S. 2009. Uji Biokimia ofPoultry. Section II Bacterial
th
Bakteri. Karya ilmiah. Fakultas Diseases. 11 Edition. Iowa

32
Jurnal MedikaVeterinaria Erina, dkk

State University Press Ames, Iowa, Ulfah, M., Dwi, J.S. dan Sri, S. 2013.
USA. Meningkatkan Produksi Ayam
Sudarmono, A.S., 2003. Pedoman Petelur.Edisi Revisi. Penerbit
Pemeliharan Ayam Ras Petelur. Niaga Swadaya, Depok.
Penerbit Kaninus, Yogyakarta. Wasiudin, A. A. 2011. Strategi
Suryani, Y. A. O. Bernadeta, dan U. Siti. Pengembangan Usaha Ayam
2010. Isolasi dan karakterisasi Petelur Jantan Pada UD
bakteri asam laktat dari limbah Mangestoni Putri Poultry Shop di
kotoran ayam sebagai agnesi Desa Gadingsari Kecamatan
probiotik dan enzim kolesterol Sanden Kabupaten Bantul. Skripsi.
reduktase. Prosiding Seminar Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Nasional Biologi. Universitas Wuryadi. 2013. Beternak Puyuh. Penerbit
Negri Yogyakarta. Yogyakarta Agromedia Pustaka, Jakarta.
:138-147. Zulfikar. 2013. Manajemen Pemeliharaan
Tetty. 2002. Puyuh Si Mungil Penuh Ayam Petelur Ras. Tesis. Pasca
Potensi. Agro Media Pustaka, Sarjana Kesehatan Masyarakat
Jakarta. Veteriner (Kesmavet) Universitas
Syiah Kuala, Banda Aceh.

33
Jurnal MedikaVeterinaria Erina, dkk

LAMPIRAN

Gambar 1. Hasil biakan pada media Selenite Cystine Broth yang ditandai denganperubahan media
menjadi warna orange.

Gambar 2. Hasil biakan pada media Salmonella-Shigela Agar yang di tandaidengan tumbuhnya
koloni berwarna hitam.

Gambar 3. Hasil pewarnaan Gram dari koloniSalmonella spdibawah mikroskopperbesaran 100x10.

Gambar 4. Hasil Uji IMViC dan gula-gula (positif Salmonella sp).

34

You might also like