You are on page 1of 10

J. Tek. Ling Vol. 12 No. 2 Hal.

207 - 216 Jakarta, Mei 2011 ISSN 1441-318X

DAMPAK LINGKUNGAN DAN SOSIAL DARI


PENGEMBANGAN CBM DI INDONESIA

Hartiniati

Pusat Teknologi Pengembangan Sumberdaya Energi, BPPT


Jl. M.H. Thamrin 8, BPPT Gedung II Lantai 22, Jakarta 10340
Tel. (021) 3169889, E-mail: hartiniati@yahoo.com

Abstract

Indonesia has one of the largest Coal Bed Methane (CBM) reserves in the world with
a potential 453 trillion cubic feet (“Tcf”), more than double the country’s natural gas
reserves. The government, therefore, is planning to exploite its huge potential reserves
and targetting to produce 1 billion standard cubic fee per day, or about 0.18 million barrel
of oil equivalent, by 2025. Several new regulations have been passed, but non is related
to protection to the environment as an impact of the development of CBM. If it is not
well regulated and managed properly, the environmental impact will be enormous. This
paper presents assessment results on the environmental and social impacts which likely
will be faced by Indonesia from improper development of CBM in Indonesia. Certainly,
there will be very serious and unaviodable negative impacts to the environment without
careful plan and proper environmental regulation put in place prior to the development
of CBM. The government will have to develop a specific regulation regarding CBM
development in the near future before everything is too late.

Key Words: Coal Bed Methane (CBM), salinitas, kontaminasi akuifer, sumberdaya
hayati, proses pengawaairan (dewatering), air tanah, basin.

1. PENDAHULUAN

Indonesia memiliki cadangan Coal yang merupakan revisi dari Permen ESDM
Bed Methaane (CBM) terbesar di dunia No.33/2006 guna mengantisipasi tumpang
yang potensinya mencapai 453,3 triliun kaki tindih konflik kepentingan dalam mengakses
kubik (“Tcf”), lebih dari dua kali lipat jumlah sumber daya alam. Penerbitan Permen
cadangan gas alamnya. Cadangan CBM ESDM tersebut nampaknya masih belum
terbesar ada di Sumatra Selatan dengan mencukupi untuk merealisasikan CBM di
jumlah sumberdaya mecapai sekitar 183 Indonesia, masih diperlukan perangkat
Tcf; tambang batubara di Kutai memiliki aturan lain yang lebih kongkrit terutama
jumlah sumberdaya CBM terbesar ketiga yang menyangkut dampak lingkungan yang
di Indonesia, dengan jumlah mencapai + ditimbulkannya.
80 tcf1). Berbeda dengan dampak lingkungan
Untuk mendorong realisasi fisik dan sosial pendayagunaan gas
pemanfaatan CBM di Indonesia pemerintah alam konvensional, dampak potensial
telah menerbitkan Permen ESDM No.36/2008 pendayagunaan CBM belum banyak

Dampak Lingkungan dan Sosial,... J.Tek. Ling. 12 (2): 207 - 216 207
diketahui, khususnya di Indonesia. Selain organik menjadi batubara; sementara gas
itu, Indonesia juga belum memiliki regulasi dari batubara mutu rendah berasal dari
yang khusus menangani eksploitasi dekomposisi materi organik oleh bakteri.
CBM, khususnya yang menyangkut Endapan batubara merupakan sumber
penanganan dan pencegahan terhadap sekaligus tempat penyimpanan bagi gas-
dampak lingkungan yang ditimbulkan. gas yang diproduksinya melalui proses-
Mengingat cepatnya perkembangan upaya proses yang sudah disebutkan sebelumnya.
pendayagunaan CBM, kajian komprehensif Molekul-molekul gas akan berikatan dengan
terhadap aspek-aspek ini sangat perlu permukaan batubara. Hampir semua gas
dilakukan guna mengantisipasi berbagai hal, metan batubara tersimpan dalam struktur
baik yang diinginkan mau pun tidak, yang molekul batubra; beberapa tersimpan
mungkin muncul di masa depan. pada rekahan-rekahan atau ganjal-ganjal
Artikel ini menyajikan hasil kajian literatur batubara, atau terlarut dalam air yang
mengenai potensi dampak lingkungan terperangkap pada rekahan-rekahan.
fisik dan sosial dari pengembangan Batubara umumnya dapat membangkitkan
CBM yang diperkirakan relevan dengan lebih banyak volume gas daripada yang
kondisi Indonesia, serta regulasi mengenai dapat diserap dan disimpan olehnya. Basin
perlindungan lingkungan hidup yang tersedia yang memiliki kandungan metan sebanyak
saat ini. 500-600 standard cubic feet (SCF) per ton
dan disertai dengan permeabilitas dan laju
2. PENDAYAGUNAAN CBM – TINJAUAN desorpsi yang memadai, dianggap sebagai
tempat yang “sangat sesuai bagi produksi
Coal Bed Methane (CBM) adalah nama CBM secara komersial”2).
generik untuk semua jenis gas metan yang Beberapa jenis batubara dapat
berasal dari endapan batubara. Sesuai membangkitkan lebih dari 8.000 SCF gas
dengan namanya, CBM terutama terdiri metan per ton batubara. Endapan batubara
dari gas metan (mencapai 95 persen) yang yang paling produktif adalah yang memiliki
disertai oleh fraksi-fraksi lebih-berat dalam ciri-ciri sebagai berikut – permeabilitas tinggi,
jumlah beragam dan, pada beberapa kasus, terjenuhkan oleh gas dan terpecah. Gas
jejakan CO 2. Besarnya luas permukaan metan batubara sendiri dapat diproduksi
endapan batubara akibat adanya permukaan- baik melalui reaksi kimia atau pun sebagai
permukaan internal, memungkinkan batubara hasil-kerja bakteri. Reaksi kimia terjadi
untuk memerangkap secara hidrolik gas melalui proses pemanasan dan tekanan
metan dalam jumlah yang tidak kalah terhadap endapan batubara di suatu basin
besarnya. Permukaan-permukaan ini mampu yang berjalan dalam waktu lama; sementara
menyimpan gas hingga enam sampai tujuh bakteri memproduksi metan sebagai produk-
kali lebih banyak dibandingkan pada batuan samping dari upayanya memperoleh nutrisi
dengan jumlah volume yang sama pada dari batubara.
suatu reservoar gas konvensional. Ditinjau Seperti yang sudah disinggung
dari segi komposisi kimia, permeabilitas dan sebelumnya, gas metan terikat pada
karakteristik lainnya, batubara sendiri sangat permukaan dan rekahan-rekahan batubara
beragam. dan tertahan pada tempatnya oleh
Permeabilitas merupakan ciri kunci tekanan air. Ketika tekanan terhadap air
dalam produksi CBM karena endapan dihilangkan (misalnya melalui pemboran),
batubara hanya dapat melepaskan gas gas metan akan mengalir melalui rekahan-
ketika tekanan air dikurangi. Produksi rekahan menuju lubang pemboran atau
gas dari batubara mutu tinggi akan terjadi ke permukaan. Hampir semua batubara
ketika panas dan tekanan mengubah materi mengandung metan, tetapi tidak semuanya

208 Hartiniati., 2011


dapat diekstraksi secara ekonomis kecuali mutu yang memadai untuk secara langsung
terdapat rekahan-rekahan terbuka yang dipompa dan dialirkan ke pipa-pipa untuk
memberi jalan bagi gas untuk mengalir ke penyimpanan dan produksi4).
lubang-lubang pemboran.
Gas metan akan tetap terikat pada 3. ISU LINGKUNGAN
endapan batubara selama tebal air lebih PENDAYAGUNAAN CBM
tinggi daripada batubara. Pada umumnya
rekahan-rekahan dan ganjal-ganjal Pengalaman dari negara lain 2,5) ,
batubara terjenuhkan oleh air, sehingga khususnya Amerika Serikat, menunjukkan
batubara harus mengalami pengawaairan bahwa pendayagunaan CBM menimbulkan
(dewatered), biasanya melalui pemompaan, dampak terhadap komponen-komponen:
untuk mengalirkan gas yang diikat olehnya. (1) air permukaan dan air tanah; (2) kualitas
Beberapa jenis batubara sama sekali tidak udara dan kebisingan; (3) ruang, lahan dan
pernah menghasilkan gas metan karena tanah; (4) sumberdaya hayati/biologi; (5)
memang tidak dapat diawaairi secara sosial, ekonomi dan budaya masyarakat;
ekonomis. Beberapa endapan batubara dan (6) kesehatan masyarakat. Uraian
tidak dapat memproduksi gas metan karena dampak terhadap setiap komponen disajikan
posisinya yang terlalu dalam melebihi di bawah ini.
kelayakan pengeboran. Sumur-sumur
CBM sebaiknya memiliki kedalaman tidak 3.1. Air Permukaan
lebih dari 1.500 meter. Semakin dalam
suatu endapan batubara, semakin sedikit Tantangan utama dari pendayagunaan
volume air yang terdapat pada rekahan- CBM adalah mengelola dan memanfaatkan
rekahannya dan semakin asin sifatnya limbah air yang dihasilkannya, mengingat
karena air memiliki kadar garam (salinitas) jumlahnya yang sangat besar. Sebagai
tinggi. Volume kandungan gas umumnya contoh, pada produksi CBM di Powder River
semakin besar dengan meningkatnya mutu Basin yang mencakup dua negara-bagian
batubara, kedalaman endapan, dan tekanan Amerika Serikat (kawasan tenggara Montana
reservoar3) dan utara Wyoming), air yang diperkirakan
Begitu sistem rekahan menghasilkan ‘dihasilkan’ oleh Wyoming saja pada periode
air, kapasitas penyerapan batubara akan 15 tahun ke depan akan mencapai 1,4 triliun
terlampaui, tekanan berkurang dan gas gallon (atau setara dengan 5,299 triliun liter)
yang terperangkap dalam matriks batubara air, yang dikeluarkan melalui 51.000 sumur2).
akan mengalami desorpsi dan bergerak ke Limbah air ini merupakan konsekuensi logis
ruang kosong dalam sistem rekahan. Gas dari upaya untuk ‘melepaskan’ gas metan
akan tetap tersimpan pada reservoar bukan- dari batubara melalui proses pengawaairan
batubara di dekatnya sampai gas tersebut (dewatering). Jumlah volume limbah air yang
diesktraksi. Pengeboran akan mengawaairi dihasilkan tergantung pada formasi geologi
batubara dan mempercepat proses desorpsi. dan batubara di mana kegiatan dilakukan.
Pada awalnya pengeboran terutama Pada lokasi yang memiliki kandungan air
menghasilkan air sebelum kemudian besar, volume air yang akan dihasilkan
produksi gas meningkat secara bertahap (dibuang) juga akan besar.
dan produksi air berkurang. Beberapa Meski ada sementara pihak yang
sumur diketahui tidak menghasilkan air mengklaim bahwasanya air yang dihasilkan
sama sekali dan segera memproduksi dari proses ekstraksi CBM umumnya bermutu
gas, tergantung kepada sifat dari sistem tinggi, pada kasus-kasus lainnya air limbah
rekahan. Begitu terlepaskan, biasanya memiliki kandungan garam yang tinggi
gas tidak mengandung sulfur dan memiliki (saline)6). Ini dikarenakan umumnya endapan

Dampak Lingkungan dan Sosial,... J.Tek. Ling. 12 (2): 207 - 216 209
batubara dengan kandungan CBM yang (1) Pengurangan kuantitas air tanah;
layak diekstraksi secara ekonomis berada (2) Kontaminasi akuifer oleh air bermutu
jauh di bawah permukaan tanah. Pada rendah dari pemboran atau perekahan;
umumnya, air yang dihasilkan dari proses (3) Penurunan kuantitas dan pasokan air
ekstraksi CBM mengandung nitrat, nitrit, tanah karena proses pengawaairan;
klorida, senyawa organik seperti benzen, (4) Kontaminasi air tanah oleh air-buangan
toluen, ethylbenzen, berbagai mineral dan produksi yang tercemar.
memiliki kandungan padatan terlarut total Pendayagunaan CBM akan
(Total Dissolved Solids, TDS) yang tinggi, memberikan dampak yang besar dan penting
hingga mencapai 170.000 mg/L; dan jumlah terhadap air tanah. Ini dikarenakan, pada
tersebut bervariasi tergantung kedalaman banyak kasus, air yang digunakan untuk
bed batubaranya. Untuk pembanding, rata- proses pengawaairan diperoleh dengan
rata TDS air laut adalah sekitar 35.000 mg/L. memompa air tanah yang kemudian akan
Sedangkan untuk batas limit TDS air keran dibuang bersamaan dengan diekstraksinya
adalah 500 mg/L, dan untuk irigasi limitnya gas CBM. Kajian yang dilakukan oleh
antara 1.000-2.000 mg/L7). Environmental Protection Agency (EPA)
Penanganan air limbah yang buruk Amerika Serikat menyebutkan bahwa
akan memberikan dampak negatif terhadap pengaruh pemompaan air dari sumur-sumur
kualitas air permukaan yang terdapat di CBM mencapai luasan sampai dengan
kawasan sekitarnya. Pembuangan secara 16 km. Selain itu, pemompaan air tanah
langsung ke badan air permukaan tidak juga akan berpengaruh langsung terhadap
direkomendasikan karena secara langsung hewan, tumbuhan dan masyarakat, serta
mengubah kesetimbangan fisik dan sumber-sumber air bersih yang untuk
biologik ekosistem perairan (sungai, danau, perkotaan dan atau kegiatan lainnya.
lahan-basah), sementara pembuangan Pemompaan air tanah juga akan
langsung ke tanah akan mengurangi berpengaruh kepada permukaan tanah,
bahkan menghilangkan kesuburan tanah. karena pengurasan air tanah dapat
Keadaan akan semakin rumit ketika air mengakibatkan penurunan permukaan air
limbah yang dihasilkan dari sumur CBM tanah yang memicu penurunan permukaan
mengandung unsur radioaktif[8], dimana tanah, meski penurunan tersebut tidak
dampak yang ditimbulkannya akan menjadi segera terjadi.
sangat berbahaya terhadap semua bentuk
kehidupan. 3.3. Kualitas Udara dan Kebisingan
Seperti yang akan dibahas lebih
jauh pada bagian dampak sosial di Pembangunan sarana dan prasarana
bawah, pada gilirannya dampak fisik ini untuk menunjang ekstraksi CBM meliputi
akan mempengaruhi mata pencaharian pembangunan jalan-jalan, bantalan
penduduk setempat baik sebagai petani pengeboran, pengadaan tempat-tempat
atau pengusaha budidaya, dan pasokan buangan air, pemasangan pompa-pompa,
air bersih di daerah hilir yang berdampak kompresor-kompresor dan pipa-pipa.
kepada kesehatan masyarakat. Disamping menimbulkan dampak fisik
permanen terhadap tapak-tapak dimana
3.2. Air tanah kegiatan tersebut mengambil tempat,
kegiatan-kegiatan ini dipastikan akan
Bagi kawasan-kawasan yang cadangan diiringi dengan meningkatnya lalu-lintas,
air tanahnya kecil, pendayagunaan CBM pencemaran udara (dari kegiatan konstruksi
dilaporkan memberikan dampak negatif mau pun lalu-lintas kendaraan proyek dan
seperti2,4,8): dari sumber-sumber lainnya ketika kegiatan

210 Hartiniati., 2011


konstruksi selesai), dan kebisingan. Oleh diperlukan perubahan terhadap rencana
karenanya, pendayagunaan CBM akan tata-ruang yang ada.
berdampak terhadap kualitas udara dan Dampak terhadap lahan terutama
kebisingan. pada aspek perubahan penguasaan lahan.
Dampak pendayagunaan CBM Bila lahan yang akan digunakan merupakan
terhadap kualitas udara berasal dari lahan pertanian atau permukiman,
produksi partikel-partikel halus dari lalu-lintas maka perlu dilakukan pemindahalihan
kendaraan proyek selama tahap konstruksi. penguasaan lahan sebelum kegiatan
Karena kegiatan dilakukan di suatu kawasan dapat dilakukan. Disamping ketegangan
yang luas, selama tahap konstruksi dampak dalam masyarakat karena perbedaan
yang ditimbulkan bersifat besar dan penting. pendapat berkenaan dengan nilai ganti
Perubahan atau penurunan kualitas udara rugi lahan, pembebasan lahan sering
ini dapat mempengaruhi baik tanaman memicu munculnya spekulan tanah yang
budidaya mau pun non-budidaya, dan juga mengakibatkan harga lahan dan biaya
kualitas kesehatan masyarakat yang tinggal ganti-rugi menjadi tidak-wajar. Kesulitan
di sekitarnya4). lainnya, lahan negara sering diakui
Perubahan tingkat kebisingan akan sebagai hak milik ulayat oleh (sekelompok)
terjadi selama kegiatan berlangsung, mulai masyarakat setempat,
dari saat pembangunan akan dilaksanakan Hal ini juga akan berakibat dengan
sampai dengan lokasi tambang ditinggalkan. pemindahan (relokasi) penduduk dari
Tingkat kebisingan tertinggi akan terjadi pada kawasan yang akan dikembangkan bagi
tahap eksploitasi CBM, disebabkan oleh produksi CBM. Relokasi manusia dalam
suara yang dihasilkan oleh motor penggerak jumlah besar bukan pilihan yang disarankan
pompa dan kompresor gas. Seperti disajikan kecuali sangat terpaksa karena tidak ada
di bagian tentang dampak sosial bawah, pilihan lain. Selain tidak populer, biaya yang
kebisingan yang terus-menerus dalam harus dikeluarkan dapat dipastikan akan
waktu yang lama akan mempengaruhi berjumlah besar dan bisa memicu kontroversi
kualitas kesehatan masyarakat yang tinggal yang akan menghambat pelaksanaan
di sekitarnya. Pada lokasi eksploitasi yang proyek.
tidak berpenduduk, kebisingan hanya akan Dampak terhadap tanah bersifat
berpengaruh kepada para pekerja, satwa liar besar dan penting karena air limbah
dan hewan ternak, bila ada. berkadar garam tinggi yang dihasilkan dapat
menurunkan, bahkan merusak, kesuburan
3.4. Ruang, Lahan dan Tanah tanah 6) . Bila pembuangan dilakukan
secara terus-menerus, tanah menjadi
Dampak pendayagunaan CBM tidak dapat ditanami dalam kurun waktu
terhadap aspek ruang bergantung yang panjang. Kajian ilmiah menunjukkan
kepada status dari kawasan dimana bahwa kerusakan tanah akibat pencemaran
kegiatan tersebut mengambil tempat. Jika oleh air berkadar garam tinggi memerlukan
kawasan tersebut merupakan kawasan waktu 20 sampai 30 tahun pulih sebelum
budidaya, kegiatan pendayagunaan dapat dimanfaatkan kembali sebagai lahan
CBM tidak akan menimbulkan dampak pertanian5).
yang penting sifatnya, karena kegiatan Penanganan yang buruk terhadap
tersebut digolongkan sebagai kegiatan air-limbah produksi CBM juga dapat
budidaya. Sebaliknya jika berada di lokasi menimbulkan penggenangan lahan
non-budidaya, kegiatan pendayagunaan dalam skala besar yang pada gilirannya
CBM akan berhadapan dengan kondisi menimbulkan tuntutan ganti-rugi dalam
tata-ruang di kawasan tersebut, dimana jumlah besar terhadap operator kegiatan.

Dampak Lingkungan dan Sosial,... J.Tek. Ling. 12 (2): 189 - 198 211
3.5. Sumberdaya Hayati (Biologi) lapangan kerja; (b) peningkatan pendapatan;
dan (c) penerimaan pemerintah melalui pajak
Pendayagunaan CBM akan menimbulkan dan royalti9).
dampak terhadap sumberdaya hayati, baik Berkaitan dengan pengadaan lapangan
yang bersifat budidaya (tanaman pertanian) kerja, perlu ditekankan di sini bahwasanya
mau pun alami. Dampak yang ditimbulkan pengembangan CBM yang bersifat
bisa terjadi mulai dari tingkat spesies sampai padat teknologi dan padat modal sering
dengan ekosistem. Dampak langsung terhadap mengakibatkan pekerjaan yang tersedia
sumberdaya hayati dapat terjadi bila limbah diambil-alih dan didominasi oleh pendatang
air berkadar garam tinggi dibuang langsung karena latar belakang pendidikan penduduk
ke lingkungan dan tidak ada upaya untuk setempat yang rendah dan tidak-sesuai
mengolahnya terlebih dahulu. Peningkatan kadar dengan posisi yang ditawarkan. Pada
garam secara drastis pada badan-badan air gilirannya hal ini dapat menimbulkan friksi
permukaan akibat dari kegiatan produksi CBM antara penduduk setempat dan pendatang,
dapat mengganggu kesetimbangan fisik dan serta kecemburuan sosial yang tidak
biologik yang pada gilirannya akan mengganggu kondusif bagi pengoperasian proyek.
pasokan sumberdaya hayati bernilai ekonomis Selain itu, limbah air dalam jumlah sangat
seperti ikan yang pada gilirannya akan mematikan besar yang tidak ditangani dengan baik
kegiatan usaha penangkapan ikan. Pembuangan akan berakibat langsung terhadap mata
air secara langsung ke lingkungan darat/terrestrial, pencaharian masyarakat7).
seperti yang sudah disinggung sebelumnya, akan Besarnya jumlah sumur yang dibangun
menurunkan atau menghilangkan kesuburan menunjukkan bahwa pembangunan fisik
tanah yang pada gilirannya akan mengganggu untuk menunjang produksi CBM berlangsung
produksi pertanian6). Selain itu, dampak tidak- di suatu kawasan yang luas. Dampak
langsung juga dapat terjadi ketika pasokan atau yang mungkin timbul adalah konflik guna-
mutu air tanah berubah atau menurun karena lahan antara penduduk setempat dengan
kegiatan. perusahaan produsen CBM. Pengembangan
Bagi komunitas-komunitas tumbuhan CBM memberi dampak terhadap lahan-lahan
yang berasosiasi atau ditunjang oleh sistem air perdesaan melalui beberapa cara.
tanah setempat, hal ini dapat mengakibatkan • Timbulnya konflik dengan kegiatan
rusaknya sumberdaya hayati alami yang pertanian yang disebabkan oleh
pada gilirannya akan berpengaruh terhadap pembangunan jalan-jalan, bantalan
kehidupan satwa liar6). Selain itu, kerusakan pengeboran, pengadaan tempat-
komunitas tumbuhan juga akan menimbulkan tempat buangan air dan sarana terkait
peningkatan erosi. Curah hujan yang tinggi lainnya, serta pengoperasiannya.
akan menyebabkan meningkatnya beban • Gangguan terhadap penduduk oleh
sedimen pada badan-badan air yang pada suara pompa-pompa, kompresor dan
banyak kasus di Indonesia memang sudah lalu-lintas kendaraan proyek.
buruk kualitasnya. Padahal badan-badan air • Pencemaran udara yang disebabkan
tersebut digunakan oleh sebagian masyarakat oleh kegiatan akan menimbulkan
sebagai sumber untuk keperluan rumah efek partikel-partikel halus dan
tangga. berkurangnya jarak-pandang yang
pada gilirannya akan mempengaruhi
3.6.Sosial, Ekonomi dan Budaya kesehatan masyarakat.
Masyarakat • Berubah atau rusaknya ‘nilai visual’
kawasan yang bernilai ekonomi bagi
Dampak sosial-ekonomi dari pariwisata karena perubahan bentang-
pengembangan CBM meliputi (a) pengadaan lahan dalam skala besar.

212 Hartiniati., 2011


Untuk kawasan potensial yang terletak 3.7. Kesehatan Masyarakat
jauh dari kegiatan manusia (penduduk),
konflik guna-lahan mungkin terjadi antara Dibandingkan dengan pengembangan
departemen sektoral yang berbeda. Yang gas konvensional, pengembangan CBM
paling sering terjadi di Indonesia adalah berjalan jauh lebih cepat. Pembuatan
ketidaksesuaian pemanfaatan lahan publik sumur-sumur CBM dapat dilakukan
seperti lokasi penambangan yang tumpang- dalam beberapa hari, sementara
tindih dengan kawasan hutan lindung/ sumur gas konvensional perlu waktu
konservasi. antara 45 sampai 60 hari untuk selesai.
Untuk kawasan potensial yang terletak Konsekuensinya, pengembangan CBM
dekat dengan kegiatan manusia seperti dapat mengubah dengan cepat lingkungan
kawasan pertanian atau permukiman, baik perdesaan dengan munculnya pipa-
perdesaan atau perkotaan, dampak sosial pipa, kompresor-kompresor dan sarana-
yang mungkin ditimbulkan mencakup (a) sarana lainnya. Perubahan yang cepat
dampak terhadap keadaan/hubungan sosial ini kemungkinan menimbulkan tekanan
masyarakat; (b) dampak terhadap kesehatan dan stres/cekaman psikologis terhadap
masyarakat. masyarakat setempat5,10).
Pengembangan CBM dapat menimbulkan Kebisingan dan pencemaran udara
hubungan tak-harmonis antar-anggota yang ditimbulkan oleh kegiatan produksi
masyarakat karena ada perbedaan pendapat dapat menimbulkan problem kesehatan
antara yang setuju, tidak setuju dan tidak- bagi masyarakat setempat. Bagi masyarakat
berpendapat terhadap kegiatan tersebut yang perdesaan Indonesia yang umumnya
pada gilirannya dapat menimbulkan polarisasi memiliki kualitas hidup relatif rendah (atau
dalam masyarakat8). rentan terhadap gangguan kesehatan),
Dampak sosial yang berkaitan dengan produksi CBM dapat memperburuk keadaan
upaya mengamankan pengoperasian kesehatan masyarakat8).
sumur-sumur ekstraksi CBM. Mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan di 4. PERATURAN PERUNDANGAN
sumur-sumur ekstraksi CBM merupakan
hal yang sangat penting baik bagi pengelola Saat ini, regulasi yang secara khusus
proyek mau pun bagi masyarakat setempat. memayungi pendayagunaan CBM di
Masalahnya terdapat kecenderungan pada Indonesia masih belum ada baik di tingkat
masyarakat perdesaan untuk mengabaikan pusat mau pun daerah. Meskipun demikian,
keselamatan dengan tidak mematuhi peraturan perundangan terkait dengan
aturan atau karena maksud-maksud aspek lingkungan hidup yang dikeluarkan
tertentu terkait dengan ketidakpuasan oleh pemerintah pusat dan daerah, walaupun
terhadap, antara lain, ganti-rugi lahan yang tidak secara khusus mengatur kegiatan
tidak memadai, ketidak-terlibatan dalam pendayagunaan CBM, dapat digunakan
kegiatan proyek, atau kehadiran proyek sebagai landasan perlunya dilakukan kajian
yang dianggap tidak memberi manfaat. terhadap berbagai dampak lingkungan
Bila terjadi, hal ini bisa menjadi ‘beban’ pendayagunaan CBM.
tersendiri bagi proyek pengembangan CBM Peraturan perundangan yang secara
karena dapat menimbulkan masalah yang tegas perlunya perlindungan lingkungan
berkepanjangan. Luasnya lahan operasi dan kajian dampak lingkungan adalah
dan banyaknya sumur-pompa yang didirikan Undang-Undang No. 23 tentang Pengelolaan
merupakan tantangan tersendiri karena tidak Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah
mudah untuk mengontrol dan menjaganya No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
dari ‘ketidakpatuhan’ penduduk setempat. Dampak Lingkungan.

Dampak Lingkungan dan Sosial,... J.Tek. Ling. 12 (2): 189 - 198 213
Berdasarkan karakteristik kegiatannya, sebagai kawasan budidaya atau
pendayagunaan CBM termasuk ke dalam kawasan non-budidaya.
bidang Sumberdaya Energi dan Mineral, b. R e g u l a s i b e r k a i t a n d e n g a n
proses Eksploitasi Migas dan Pengembangan Keanekaragaman Hayati
Produksi yang tertuang dalam Keputusan • Undang-undang Republik
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Indonesia No 5 Tahun 1990
11 tahun 2006 tentang Jenis Rencana tentang Konservasi Sumber Daya
Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Dilengkapi dengan Analisis Mengenai • Peraturan Pemerintah No 28
Dampak Lingkungan Hidup. Keputusan tahun 1985 Tentang Perlindungan
menteri ini ditujukan kepada kegiatan Hutan
eksploitasi gas konvensional, dengan c. Berkaitan dengan Sumberdaya Air dan
mengacu kepada alasan ilmiah bahwa pencemaran air
lumpur pengeboran berpotensi menimbulkan • Undang-Undang No 7 Tahun 2004
limbah yang mengandung bahan berbahaya tentang Sumber Daya Air
dan beracun (B3), ledakan, pencemaran • Peraturan Pemerintah No. 82
udara, air dan tanah, serta pertimbangan Tahun 2001 tentang Pengelolaan
ekonomis. Meskipun, pendayagunaan Kualitas Air dan Pengendalian
CBM melibatkan kegiatan eksploitasi gas Pencemaran Air.
unconventional, alasan-alasan ilmiah yang • Peraturan Pemerintah No. 74
disebutkan di atas dapat digunakan untuk Tahun 2004 tentang Pengelolaan
mengkategorikan pendayagunaan CBM Bahan Berbahaya dan Beracun
sebagai kegiatan yang memerlukan kajian (B3).
dampak lingkungan. • Perubahan Keputusan Menteri
Seperti telah disebutkan pada Negara Lingkungan Hidup No.
bagian sebelumnya, pendayagunan CBM 42 Tahun 1996 Tentang Baku
berpotensi menimbulkan dampak besar Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
dan penting terhadap komponen fisik, kimia, Minyak Dan Gas Serta Panas
biologi dan sosial-ekonomi dan kesehatan Bumi
masyarakat. Oleh karenanya, berdasarkan • Peraturan Pemerintah No.
komponen lingkungan yang berpotensi 22 Tahun 1982 Tentang Tata
akan terkena dampak, setiap operator yang Pengaturan Air
akan melaksanakan pendayagunaan CBM • Peraturan Pemerintah No 23
haruslah mampu memenuhi peraturan Tahun 1982 Tentang Irigasi
perundangan sebagai berikut: d. Berkaitan dengan Kualitas Udara dan
a. Berkaitan dengan Tata Ruang Kebisingan
• Undang-undang Republik • Peraturan Pemerintah Nomor 41
Indonesia Nomor 24 Tahun Tahun 1999 tentang Pengendalian
1992 tentang Penataan Ruang. Pencemaran Udara.
Undang-undang mengenai • Keputusan Menteri Negara
pengaturan, pemanfaatan dan Lingkungan Hidup No 129 Tahun
pengendalian ruang mulai dari 2003 Tentang Baku Mutu Emisi
ruang nasional sampai dengan Usaha dan atau Kegiatan Minyak
daerah, kabupaten/kota. dan Gas Bumi
Peraturan ini tidak secara langsung • Keputusan Menteri Negara
terkait dengan perlindungan Lingkungan Hidup No 48/
lingkungan. Keterkaitaanya dalam MENLH/11/1996 tentang Baku
pemanfaatan ruang dan lahan Mutu Tingkat Kebisingan

214 Hartiniati., 2011


• Keputusan Menteri Negara biologi.
Lingkungan Hidup No 13/ • Dari segi teknis berkaitan dengan
MENLH/3/1995 tentang Baku produksi air-limbah berkadar garam
M u t u E m i s i S u m b e r Ti d a k tinggi, disarankan untuk membangun
Bergerak. sarana desalinasi untuk menurunkan
Provinsi-provinsi Sumatera Selatan, kadar garam sehingga memenuhi
Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur telah ketentuan buangan air limbah yang
menetapkan regulasi mengenai perlindungan aman untuk kemudian dialirkan secara
lingkungan, diantaranya berkaitan dengan langsung ada. Ini untuk menghindari
baku mutu udara ambient, baku mutu limbah terjadinya bencana ekologi akibat
dan penggunaan air. Peraturan pada tingkat terganggunya kesetimbangan aspek-
daerah umumnya tidak bersifat spesifik aspek fisik dan biologik ekosistem, baik
daerah, melainkan modifikasi dari peraturan perairan mau pun daratan.
yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat. • Dari segi kebisingan yang ditimbulkan
oleh setiap pompa dan pengoperasian
5. KESIMPULAN DAN SARAN sarana terkait lainnya, perlu dipikirkan
penanggulangan untuk mengurangi
Dari tinjauan ringkas di atas, dapat tingkat kebisingan dan memenuhi
disimpulkan bahwasanya kemungkinan peraturan yang berlaku di Indonesia.
timbulnya dampak negatif terhadap Antara lain melalui pembangunan
komponen-komponen lingkungan fisik dan peredam di sekeliling sumur dan
dan sosial pada pendayagunaan CBM pompa.
adalah sesuatu yang tidak terhindarkan. • Perlunya pelibatan masyarakat yang
Ta n t a n g a n n y a a d a l a h b a g a i m a n a akan terkena dampak langsung atau
agar dampak-dampak tersebut dapat tidak langsung agar membangkitkan
diminimalkan atau diringankan pengaruhnya. “rasa memiliki” (sense of belonging)
• Dampak potensial yang dapat sehingga mereka secara sukarela
diitimbulkan oleh kegiatan mau menjaga sarana-sarana vital
pendayagunaan CBM meliputi aspek- produksi CBM. Perlu dipikirkan sejak
aspek lingkungan, fisiki-kimia, biologi tahap perancangan proyek, kegiatan-
dan sosial ekonomi dan budaya. kegiatan bertema tanggungjawab
• Dari seluruh komponen lingkungan fisik soal perusahaan (corporate social
dan kimia yang akan terkena dampak responsibility), seperti apa yang akan
besar dan penting adalah komponen air dan perlu dilakukan, dimana, bila perlu,
permukaan dan air tanah, baik terhadap biayanya dimasukkan ke dalam biaya
kualitas dan kuantitasnya. produksi (production costs) agar tidak
• Dampak terhadap lingkungan fisik membebani proyek dalam jangka-
dan biologi, akan memicu timbulnya panjang.
dampak terhadap lingkungan sosial- • Pendayagunaan CBM akan
ekonomi, sosial-budaya dan kesehatan menggunakan teknologi yang belum
masyarakat. umum dikenal di Indonesia maka
• Kemungkinan besar biaya yang diperlukan sosialisasi teknologi kepada
harus dikeluarkan untuk menangani aparat instansi yang terkait baik yang
permasalahan sosial, ekonomi ada di pusat mau pun di daerah;
dan budaya akan jauh lebih tinggi • Perlunya dikembangkan kebijakan
dibandingkan dengan biaya yang harus secara khusus mengenai
dikeluarkan untuk menangani dampak pendayagunaan CBM, dari berbagai
terhadap lingkungan fisik, kimia dan aspek.

Dampak Lingkungan dan Sosial,... J.Tek. Ling. 12 (2): 189 - 198 215
DAFTAR PUSTAKA

1. Puslitbang Teknologi Mineral & 6. WORC (2003). Coalbed Methane


Batubara (2005). Batubara Indonesia, Development: Boon or Bane for Rural
10 hal. Dapat diakses melalui situs Resident. Fact Sheet, March 2003.
jaringan http://www.tekmira.esdm.go.id/ Billings, MT: Western Organization of
data/files/Batubara%20Indonesia.pdf. Resources Council, 8 hal.
Terakhir diakses 2 Maret 2007. 7. Rice, C.A., Ellis, M.S., and Bullock,
2. Anderson Zur Muchlen & Co., P.C. J.H., Jr., (2000). Water co-produced
(2001). Coalbed Methane Development with coalbed methane in the Powder
– Powder River Basin of Montana: River Basin, Wyoming: Preliminary
Economic and Social Impacts of compositional data: U.S. Geological
Proposed Development. Survey Open-File Report 00-372, 20 p.
3. Robinson, K. & Bauder, J. (2001). 8. Hartiniati (2007). “CBM Exploitation and
A Novice’s Introduction to Coal its Consequences to the Environment”.
Bed Methane. Bozeman: Montana Petrominer vol.05. May 15. Page 24-25.
State University, Department of Jadi 7
Land Resources and Environmental 9. Stanford, J.A. & Hauer, F.R. (2003).
Sciences. Dapat diakses melalui situs Coalbed Methane (CBM) in Montana:
jaringan http://waterquality.montana. Problems and Solutions – a White
edu/docs/methane/cbm101.shtml. Paper. Polson, MT: Flathead Lake
Terakhir diakses 2 Maret 2007. Biological Station, Division of Biological
4. Bryner, G. (2002). Coalbed Methane Sciences, the University of Montana,
Development in the Intermountain West: 13 hal. Jadi 8
Primer. Denver: Natural Resources Law 10. S t e v e n s , S . H . , K u u s k r a a , J . &
Center, Unievrsity of Colorado School Kuuskraa, V. (1998). Unconventional
of Law, 50 hal. Natural Gas in the United States:
5. Griffiths, M. & Severson-Baker, C. Production, Reserves, and Resource
(2003). Unconventional Gas: the Potential (1991-1997). Report prepared
Environmental Challenges of Coalbed for California Energy Commission.
Methane Development on Alberta. Arlington, VA: Advanced Resources
Drayton Valley, Alberta, Canada: The International, Inc., 19 hal.
Pembina Institute, hal 71

216 Hartiniati., 2011

You might also like