You are on page 1of 18

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS INVENTARISASI JEMBATAN

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BELITUNG BARAT


BERBASIS DESKTOP

Naskah Publikasi

Diajukan oleh :

Dwi Widarningsih

06.12.1654

Kepada
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM
YOGYAKARTA
2010
GEOGRAPHY INVENTORY OF INFORMATION SYSTEMS DEPARTMENT OF PUBLIC
WORKS BRIDGE DISTRICT BASED WEST BELITUNG DESKTOP

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS INVENTARISASI JEMBATAN DINAS PEKERJAAN


UMUM KABUPATEN BELITUNG BARAT BERBASIS DESKTOP

Dwi Widarningsih
Jurusan Sistem Informasi
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

West Pacific Islands are a fast growing district needs a good traffic, especially the
bridge that connects between one village to another. In actual fact, the current Public
Works Department still uses the graphic data in map form data manually. This way has
many problems such as data storage media that can be easily damaged paper, and
problems in planning for the maintenance of the bridge which caused a relatively long
time spent to check the latest situation in maintenance time, this is because in examining
the data was done manually and separately from information data in the map. Also check
the data manually is very low level of accuracy, because the data could be checked at the
time has elapsed, the data checking process. To solve the traffic problems especially in
the bridge inventory in the West Belitung province, a Geographic Information System
designed and manufactured in this study, which serves to convey information about the
inventory of bridges in detail.
The method adopted is to identify problems, collect data either through interviews
or other media, as well as take advantage of previous data. Furthermore, analyzing the
system requirements, designing databases, storing data in MapBasic 9.5 to design the
interface with the Microsoft Visual Basic 6.0 and also digitized using MapInfo Professional
9.0.
Results from this study is a Geographical Information System Inventasisasi
Belitung province of West Bridge. In this application is shown the areas where the bridge
was built and spatial data needed to be able to determine the last data inventory of
bridges. For the final stage of testing this program.

Keywords: MapInfo, Geographic Information Systems, Inventory of Bridges


1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Kemajuan teknologi sangat mendukung dan dibutuhkan dalam membantu
lancarnya kinerja dalam suatu instansi atau perusahaan, sehingga mendorong
munculnya berbagai inovasi baru dalam penyajian informasi. Salah satunya dengan
Sistem Informasi Geografis.
Pekerjaan di DPU Kab. Belitung Barat yang semakin menumpuk membuat DPU
Kab. Belitung Barat untuk mengubah sistem lama yang masih dilakukan secara manual
dengan menggunakan sistem yang baru yang sudah berbasis komputer untuk
mempermudah dalam penyimpanan, pengeditan serta dalam pencarian data.
Namun kenyataannya DPU Kab. Belitung Barat saat ini masih menggunakan
sistem manual yang akan menimbulkan berbagai kesulitan dalam penyimpanan data.
Sehingga terjadi kelambatan dan kurang akuratnya dalam perencanaan dan
pemeliharaan jembatan karena harus dilakukan manual secara terpisah dengan
menggabungkan data peta dan data jembatan yang terpisah

1.2 Batasan Masalah


a. Daerah yang dianalisa adalah Pulau Belitung dengan kabupaten dan kecamatan
yang ada didalam Kabupaten Belitung Barat
b. Sistem Informasi Geografis yang dibuat, difokuskan untuk menampilkan informasi
data jembatan dan pemeliharaan jembatan
c. Membangun aplikasi SIG inventarisasi jembatan dengan menggunakan MapInfo
Profesional 9.0 dan Visual Basic 6.0

1.3 Tujuan Penulisan


a. Menghasilkan suatu sistem informasi yang dapat menampilkan lokasi dan data
jembatan di Wilayah Kabupaten Belitung Barat.
b. Memudahkan kinerja DPU Kab. Belitung Barat untuk mencari data inventarisasi
jembatan, seperti kondisi jembatan yang rusak atau jembatan yang sedang
diperbaiki.

2. Landasan Teori
2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG)
Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat
manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar
tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Sistem Informasi Geografis merupakan sistem komputer yang digunakan untuk
memasukkan (capturing), menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi,
menganalisa dan menampilkan data–data yang berhubungan dengan posisi–posisi
dipermukaan bumi. Representasi model dunia nyata di dalam SIG ada dua. Pertama
adalah jenis data spasial yang merepresentasikan aspek keruangan yang disebut data-
data posisi, ruang, koordinat. Kedua adalah jenis data yang merepresentasikan aspek
deskriptif terhadap fenomena yang dimodelkan yang disebut data non-spasial.

2.2 Komponen-komponen SIG


SIG merupakan sistem kompleks yang biasanya terintegrasi dengan lingkungan
sistem-sistem komputer yang lain ditingkat fungsional dan jaringan. SIG terdiri dari
beberapa komponen, yaitu sebagai berikut :
1. Perangkat Keras
Pada saat ini SIG tersedia untuk berbagai platform perangkat keras mulai dari pc
desktop, workstation, hingga multiuser host yang dapat digunakan oleh banyak
orang secara bersamaan dalam jaringan komputer yang luas, berkemampuan
tinggi, memiliki ruang penyimpanan (harddisk) yang besar, dan mempunyai
kapasitas memori ram yang besar. Walaupun demikian, fungsionalitas SIG tidak
terikat secara ketat terhadap karakteristik-karakteristik fisik perangkat keras ini
sehingga keterbatasan memori pada PC-pun dapat diatasi. Adapun perangkat
keras yang sering digunakan untuk SIG adalah komputer (PC), mouse, digitizer,
printer, plotter, dan scanner.
2. Perangkat Lunak
Bila dipandang dari sisi lain, SIG juga merupakan sistem perangkat lunak yang
tersusun secara modular dimana basis data memegang peranan kunci. Setiap
subsistem diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak yang terdiri
dari beberapa modul, hingga tidak mengherankan jika ada perangkat SIG yang
terdiri dari ratusan modul program (*.exe) yang masing-masing dapat dieksekusi
sendiri.
3. Data dan Informasi Geografi
SIG dapat mengumpulkan data dan menyimpan data dan informasi yang
diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara mengimport-nya dari
perangkat-perangkat lunak SIG yang lain maupun secara langsung dengan cara
mendijitasi data spasialnya dari peta dan memasukkan data atributnya dari tabel-
tabel dan laporan dengan meggunakan keyboard.
4. Manajemen
Suatu proyek SIG akan berhasil jika diatur dengan baik dan dikerjakan oleh
orang-orang yang memiliki keahlian yang tepat pada semua tingkatan.

2.3 Definisi Data Flow Diagram (DFD)


Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan
professional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses
fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual
maupun komputerisasi. DFD ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble
diagram, Model proses, Diagram alur kerja atau Model fungsi.
DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan,
khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks
dari pada data yang dimanipulasi oleh system. Dengan kata lain, DFD adalah alat
pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem.

2.4 Entity Relationship Diagram


Entity Relationship Diagram (ERD) adalah model konseptual yang
mendeskripsikan hubungan antar penyimpanan (dalam ERD), karena itu ERD berbeda
dengan DFD. ERD berfungsi untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data.
ERD menggunakan notasi symbol untuk menggambarkan struktur dan hubungan
antar data. Pada dasarnya ada tiga macam symbol yaitu :
1. Entitas
Suatu objek yang dapat diindentifikasi dengan lingkungan pemakai, sesuatu yang
penting bagi pemakai dalam konteks system yang akan dibuat.
2. Atribut
Entitas mempunyai elemen yang disebut atribut dan berfungsi mendeskripsikan
karakter entitas. Misalnya entitas buku diterangkan oleh atribut-atribut kode_buku,
nama_pengarang, judul_buku.
3. Relasi
Relasi menunjukkan adanya hubungan diantara sejumlah entitas yang berasal dari
himpunan yang berbeda. Dari sejumlah kemungkinan banyaknya hubungan antar
entitas tersebut, kardinalitas relasi merujuk kepada hubungan maksimum yang
terjadi dari himpunan entitas yang satu ke himpunan enttas yang lain dan begitu
sebaliknya.
Kardinalitas yang terjadi diantara dua himpunan entitas (misalnya A dan B dapat
berupa) :
a) Satu ke satu (1 : 1)
Aturan satu ke satu berarti satu entitas pada tipe entitas A berhubungan
dengan satu entitas pada tipe entitas B dan juga sebaliknya.
b) Satu ke banyak (1 : N)
Aturan satu ke banyak berarti suatu entitas pada tipe entitas A dapat
berhubungan dengan banyak tipe entitas pada himpunan entitas B, tetapi
tidak sebaliknya. Dimana setiap entitas pada himpunan entitas B
berhubungan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.
c) Banyak ke banyak (M : N)
Aturan banyak ke banyak berarti sejumlah entitas pada himpunan entitas A
dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B
demikian juga sebaliknya.

2.5 Mengenal MapInfo Profesional 9.0


MapInfo Profesional adalah software sistem informasi geografis terkemuka
didunia saat ini dan paling cepat mngalami perkembangan. Saat ini MapInfo Profesional
bukan saja digunakan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan terhadap
masalah-masalah pengelolaan sumberdaya alam, tetapi juga membantu dalam
pemecahan masalah-masalah ekonomi, sosial, kependudukan, pariwisata, kesehatan,
kriminal dan sebagainya.
MapInfo professional memungkinkan para penggunanya untuk menvisualisasikan
dan menganalisa data-data yang menjadi masukannya secara geografis lebih cepat dan
menyediakan informasi yang diperlukan didalam proses pengambilan keputusan.
MapInfo professional biasanya digunakan untuk membuat peta geografis seperti peta
sebuah pulau atau daerah disertai dengan data-data tentang pulau atau daerah tersebut.
MapInfo banyak diminati oleh pengguna SIG karena mempunyai karakteristik dan
menarik, user friendly, dan dapat dicostumized menggunakan bahasa skrip yang dimiliki.

2.6 MapBasic 9.5


MapBasic merupakan bahasa pemprograman MapInfo Profesional yang dapat
digunakan untuk mengatur fungsi-fungsi MapInfo secara otomatis. Dalam MapBasic
dapat digunakan bahasa script yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi MapInfo.
Contoh penggunaan MApBasic adalah untuk melakukan operasi selection yang
kompleks dan pembuatan query mengenai informasi objek. File-file program MapBasic
disimpan dalam extensi *.mbx.
2.7 Definisi Visual Basic 6.0
Visual Basic adalah program untuk membuat aplikasi berbasis Microsoft
Windows secara cepat dan mudah. “Visual” dalam hal ini merupakan bahasa
pemproraman yang menyerahkan berbagai macam desain dengan model GUI (Graphical
User Interface). “Basic” menunjukkan bahasa pemprograman BASIC (Biginner All-
Purpose Symbolic Intruction Code). Visual Basic dikembangkan dari bahasa BASIC
yang ditambahkan ratusan perintah tambahan, function, keyword, dan banyak
berhubungan langsung dengan GUI Windows.

3. Analisis (Proses penelitian)


3.1 Mengidentifikasi Masalah
Mengindentifikasi atau mengenal masalah merupakan langkah pertama yang
dilakukan dalam tahap analisis, masalah dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan
yang diinginkan untuk dipecahkan. Masalah inilah yang menyebabkan suatu sasaran
didalam sistem tidak dapat tercapai. Oleh karena itulah pada tahap analisis langkah
pertama yang harus dilakukan oleh analis sistem adalah mengidentifikasi terlebih dahulu
masalah-masalah yang terjadi didalam sistem.
Melihat kondisi yang ada saat ini dan membandingkan dengan tingkat penduduk
dan kebutuhannya yang tinggi, maka perencanaan jalur lalu lintas khususnya jembatan
harus diatur dengan sangat hati-hati dan tepat guna agar memberikan suatu rasa
nyaman bagi masyarakat. Selain itu pemeliharaan jembatan merupakan suatu kewajiban
yang bersifat rutin dalam jangka waktu tertentu untuk tetap memastikan kondisinya tetap
terawat.
Kenyataannya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Belitung Barat saat ini masih
menggunakan data gambar berupa peta yang bersifat manual (seperti menggunakan
kertas dan lain-lain) yang akan menimbulkan berbagai kesulitan dalam penyimpanan dan
yang lebih fatal adalah terjadinya kelambatan dan kurang akuratnya dalam perencanaan
dan pemeliharaan karena harus dilakukan manual secara terpisah dengan
menggabungkan peta dan data jembatan yang terpisah. Cara seperti ini mempunyai
banyak masalah seperti penyimpanan data menggunakan media kertas yang mudah
rusak, dan masalah dalam perencanaan untuk pemeliharaan jembatan yang disebabkan
relatif lama waktu yang dihabiskan untuk memeriksa kondisi terakhir waktu
pemeliharaan, selain itu memeriksa data secara manual sangat rendah tingkat
akurasinya, karena data yang diperiksa bisa saja terlewati pada saat proses pemeriksaan
data.
3.2 Analisis Kebutuhan Sistem
Analisis kebutuhan sistem menentukan bagaimana orang, data, proses dan
teknologi informasi dapat saling terhubung. Dengan analisis suatu sistem diharapkan
dapat diuraikan secara utuh menjadi komponen-komponen dasar dengan tujuan
identifikasi, mengevaluasi permasalahan dan kebutuhan yang diharapkan, dan analisis
ini juga dilakukan untuk menjamin bahwa sistem yang dibangun sesuai dengan
kebutuhan dari obyek penelitian. Hasil analisis kebutuhan sistem adalah sebagai berikut :
1. Sistem dapat memberikan informasi berupa data jembatan dan data
pemeliharaan jembatan.
2. Sistem mampu menampilkan peta secara interaktif dimana penguna dapat
melakukan zoom, pan dan pengaturan layer atau pengaturan objek yang ingin
ditampilkan.
3. Sistem dapat menyimpan data peta dalam format yang berektensi *.bmp, *.jpeg,
*.png dan format lainnya.
4. Sistem dapat menambah dan memperbaharui data jembatan dan data
pemeliharaan jembatan.

3.3 Analisis Kebutuhan Data


Dalam membangun sistem diperlukan data yang nantinya akan ditampilkan pada
Sistem Informasi Geografis. Data dibagi menjadi dua tipe data yaitu :
a. Data Statis
Data statis adalah data yang tidak bisa diperhabarui oleh sistem dan data ini
digunakan untuk membuat peta dasar. Berikut data yang tergolong sebagai data
statis :
• Data spasial kabupaten
• Data spasial kecamatan
• Data spasial pusat kecamatan
• Data spasial jalan
b. Data Dinamis
Data dinamis adalah data yang bisa diperhabarui oleh sistem, baik
menambah, menghapus dan memperbaharui data tersebut. Berikut data yang
tergolong sebagai data dinamis :
• Data spasial jembatan

3.4 Kebutuhan Perangkat Lunak


Perangkat lunak yang dipergunakan disini ada 2 macam:
1. Perangkat lunak sever
a. Sistem Operasi Windows XP
b. MapInfo Profesional 9.0
c. MapBasic 9.5
d. Microsoft Visual Basic 6.0
2. Perangkat lunak client
Perangkat lunak client merupakan perangkat lunak yang terletak di komputer
user yang membutuhkan layanan, meliputi: MapInfo Profesional 9.0 dan
MapBasic 9.5.

3.5 Cara Kerja Sistem


Adalah proses atau urutan pembuatan peta secara umum.
1. Dijitasi Peta

Pembuatan peta di Autocad Peta *.dwg

Mengambil titk-titik koordinat


geografis

Register Koordinat geografis

2. Penyimpanan ke database

Buat data tabular dan Grafis


dengan extensi *.TAB Data Spasial

Data non spasial


Request

3. Render Peta
request

respon
respon

request
Aplikasi VB Aplikasi Server

Peta MapInfo
Data *.tab,
*.wor

Gambar 3.1 Alur Proses Pembuatan Peta


Keterangan gambar di atas adalah :
1. Digitasi peta
Pertama adalah membuat objek peta yang akan di jadikan acuan dengan
menggunakan software AutoCad 2004, kemudian menyimpan peta mentah
tersebut dengan format *.dwg, karena dalam proses registrasi data Mapinfo
mengenal format *.dwg dari AutoCad. Setelah objek peta *.dwg dibuka,
kemudian dilakukan proses registrasi objek tersebut dengan menggunakan
methode digitasi on screen dan hasil dari proses digitasi tersebut disimpan dalam
bentuk file dengan format *.tab (tabular) yang memuat data koordinat geografis
dan peta digital.
2. Menyimpan ke database
Data koordinat geografis dalam *.tab (tabular) data tersebut memuat data berupa
titik, data tabular, dan data peta digital.
3. Render peta
Aplikasi VB melakukan request ke Aplikasi server dan diterjemahkan oleh
MapInfo Profesional, kemudian MapInfo akan melakukan request ke database
untuk mengambil data spasial sesuai request dari Aplikasi VB, data spasial akan
dikirim dari MapInfo ke Aplikasi VB. Dalam bentuk data tabular dan Peta Digital.

3.6 Pengaturan Layer


Layer adalah tempat menggambar sekumpulan objek peta yang sejenis. Jumlah
layer dalam satu peta tergantung dari jumlah jenis objek peta. Dalam peta layer tersusun
secara berlapis, misalnya layer jalan, layer rumah dan lain-lain.
1. Grid
2. Jembatan
3. Pusat kecamatan
4. Jalan
5. Kecamatan
6. Kabupaten

Gambar 3.2 Susunan layer dalam peta

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan


4.1 Proses Implementasi
Implementasi sistem merupakan tahap dimana sistem siap dioperasikan pada
keadaan yang sebenarnya, sehingga akan diketahui apakah sistem yang dibuat benar-
benar dapat menghasilkan tujuan yang diinginkan. Sebelum program diimplementasikan,
program harus bebas dari kesalahan. Kesalahan yang mungkin terjadi antara lain
kesalahan penulisan bahasa, kesalahan logical atau kesalahan sewaktu proses. Setelah
program bebas dari kesalahan maka program diuji dengan memasukkan data untuk
diolah.

4.2 Tampilan Awal Program


Dalam tampilan awal program terdapat beberapa menu antara lain menu file,
menu view, menu edit, menu tambah, menu table, menu tool, menu map, menu report
dan menu help. Untuk menu edit, menu tambah dan menu table akan ditampilkan jika
sudah login, dan login hanya dilakukan oleh admin.

Gambar 4.1 Tampilan Awal Program

4.3 Form Login


Form login hanya digunakan oleh admin, karena admin dapat menggunakan
semua fasilitas yang disediakan oleh sistem baik pengeditan atau penambahan data
spasial maupun data tabular.

Gambar 4.2 Form Login


Dalam menu login ini admin diminta untuk memasukkan nama dan password
dengan benar, jika admin memasukkan nama dan passwordnya salah maka akan
muncul pesan “Username dan Password salah, Anda ingin login lagi”.

4.4 Tampilan Awal Program Admin


Tampilan awal admin sama dengan tampilan awal program, hanya pada tampilan
admin menu Edit, Tambah dan Table aktif setelah admin melakukan login.

Gambar 4.3 Tampilan Awal Program Admin


Pada menu tools terdapat fasilitas untuk pencarian data spasial wilayah
berdasarkan kabupaten, kecamatan, pusat kecamatan. Dan pencarian berdasarkan
jembatan. Berikut merupakan hasil dari pencarian wilayah berdasarkan jembatan.

Daftar wilayah
yang ditampilkan

Hasil wilayah
jembatan yang dicari

Gambar 4.4 Hasil Pencarian Wilayah Berdasarkan Jembatan


Pada gambar 4.4 user atau admin diminta untuk memilih pencarian berdasarkan
jembatan yang terdapat pada combo box. Daftar wilayah yang akan ditampilkan sesuai
dengan jenis pencarian yang telah dipilih. Kemudian user atau admin diminta untuk
memilih nama wilayah yang ingin dicari pada daftar pencarian, dan untuk melihat
informasi detail user atau admin hanya mengklik tombol lihat info detail dan akan muncul
form info detail.

4.5 Menu Pemeliharaan


Pada menu pemeliharaan terdapat fasilitas untuk mencari lokasi dan
status/kondisi jembatan. Berikut merupakan hasil pencarian dari lokasi jembatan yang
rusak :

Hasil lokasi
pencarian
jembatan rusak

Gambar 4.5 Hasil Pencarian Lokasi Jembatan yang Rusak


Pada gambar 4.5 user atau admin diminta untuk memilih pencarian berdasarkan
lokasi jembatan SStab. Daftar lokasi yang akan ditampilkan sesuai dengan jenis
pencarian yang telah dipilih. Kemudian user atau admin diminta untuk memilih status
jembatan yang ingin dicari pada daftar pencarian.

4.6 Menu Edit


Pada menu edit ini digunakan untuk mengedit data yang berhubungan dengan
data atribut lokasi jembatan.
Gambar 4.6 Form Edit
Form edit terdiri dari dua puluh tiga Richtextbox yang digunakan untuk
memasukkan data jembatan dan emab command button yang digunakan untuk mencari,
mengedit, membatalkan, menghapus, menyimpan dan keluar.

4.7 Menu Tambah


Pada menu tambah ini digunakan untuk menambah data yang berhubungan
dengan data atribut lokasi jembatan.

Gambar 4.7 Form Tambah


Form tambah terdiri darisebelas Richtextbox yang digunakna unutk memasukkan
data jembatan dan empat command button yang digunakna untuk menambah,
membatalkan, menympan dan keluar.

4.8 Menu Help


Menu aplikasi ini digunakan untuk memberitahukan cara penggunaan program.
Gambar 4.8 Cara Penggunaan Aplikasi
Form help aplikasi terdiri dari shockwaveflash dan tiga command button yang
digunakan untuk menampilkan about, panduan dan keluar.
Menu mapinfo berisi tentang cara penggunaan mapinfo. Submenu ini berbahasa
inggris karena peneliti menggunakan menu help dari program mapinfo sendiri.

Gambar 4.9 Help Mapinfo

5. Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah diuraikan dari laporan ini dapat dilihat bahwa degan
menggunakan sistem baru yang berbasis komputer, diharapkan dapat meningkatkan
kinerja DPU. Karena sistem yang berbasis komputer mempunyai lebih banyak
keuntungan diantaranya :
1. Dapat mempermudah dan mempercepat dalam pencarian data jembatan dan
lokasi kondisi jembatan.
2. Bentuk tampilan dapat dengan mudah dimengerti oleh pengguna.
3. Pengguna dalam sistem ini dibedakan menjadi dua jenis yaitu pengguna yang
berstatus admin dapat menggunakan semua fasilitas yang disediakan oleh
sistem baik pengeditan atau penambahan data spasial maupun data tabular,
pengguna yang berstatus user memiliki otoritas dibawah admin karena tidak
dapat melakukan pengeditan data atau penambahan data.
DAFTAR PUSTAKA

Jogiyanto, 2005, Analisis & desain Sistem Informasi, Yogyakarta. Penerbit:Andi

Prahasta Eddy, 2005, Sistem Informasi Geografi : Konsep-Konsep Dasar, Bandung,


Penerbit CV.Informatika

Prahasta Eddy, 2004, Sistem Informasi Geografis : Belajar dan Memahami MapInfo,
Bandung, Penerbit CV.Informatika

http://geenz.files.wordpress.com/2008/12/mapinfo-tutorials1.pdf

You might also like