Professional Documents
Culture Documents
Keywords : cholesterol , beta carotene , carrots ( Daucus carota ) raw and cooked
lemak yang dikonsumsi tiap hari. Diet, penurunan kolestetrol pada tikus putih Rattus
olahraga maupun obat-obatan hipolipidemia norvegicus
dapat menurunkan kadar kolesterol. Akan Tujuan dari penelitian ini adalah
tetapi penggunaan obat sintetis sering untuk mengetahui potensi wortel (Daucus
mengakibatkan efek samping dan adanya carota) sediaan mentah dan matang terhadap
kontra indikasi terhadap penyakit tertentu penurunan kolesterol pada tikus putih Rattus
pada penderita. Alternatif pengobatan selalu norvegicus
diusahakan untuk mengurangi efek samping
dari obat penurun kadar kolesterol, salah METODE DAN BAHAN
satunya dari tumbuhan. Kandungan senyawa Rancangan penelitian ini termasuk jenis
kimia pada tumbuhan dapat digunakan penelitian true experiment dengan rancangan
sebagai dasar obat-obatan. Berdasarkan hasil pretest posttest control group design dengan
penelitian di Indonesia pada tahun 2010, tujuan untuk mengetahui perbadingan
masyarakat lebih banyak mengonsumsi penurunan kolesterol darah pada perlakuan
tumbuhan berupa sayur sebanyak 91,35 wortel mentah dan matang.
gr/hari daripada mengonsumsi buah 71, 26 Besar samper berdasarkan rumus
gr/hari (Helmizar et al, 2010) Federer, yaitu (t-1) (n-1) ≥15, t adalah
Wortel (Daucus carota) merupakan kelompok perlakuan, n adalah jumlah sampel
sayuran penting yang sering dikomsumsi per kelompok perlakuan. Maka jumlah sampel
masyarakat. Pada awalnya wortel hanya dalam tiap perlakuan adalah 8 ekor.
digunakan sebagai sayuran namun sekarang Variabel Independen (bebas) : proses
telah ditemukan α dan β karoten sebagai zat pengolahan wortel (masak dan mentah), dosis
penting antioksidan sebagai perlindungan dari wortel dan lamanya waktu pemberian.
mekanisme oksidasi LDL. Karoten terutama β Variabel dependen (tergantung) : penurunan
karoten mampu menetralkan reaktivitas kadar kolesterol darah.
singlet oksigen penyebab oksidatif pada sel. Teknik Pengumpulan Data: Kadar
Ikatan kimia pada karoten (conjugated doble kolesterol diperoleh dengan mengukur darah
bonds) mampu memindahkan energi dari tikus sebelum perlakuan wortel yang di masak
singlet oksigen untuk diubah menjadi oksigen dan wortel mentah.(1) Pemberian diet tinggi
normal, tetapi karoten tidak mengalami kolesterol (kuning telur bebek, minyak
kerusakan akibat pemindahan singlet oksigen kambing, minyak babi, terigu) pada pakan, (2)
tersebut bahkan masih mampu melakukan Perlakuan wortel mentah (diblender) dan
proses yang sama pada singlet oksigen lain. matang (dimasak dengan 100 ml air disisakan
Meskipun dalam keadaan kering atau 20 ml) selama 8 minggu, (3) Pengukuran
dehidrasi zat aktif karoten di dalam tubuh kadar kolesterol darah melalui pengambilan
cepat dioksidasi oleh air. dari ujung ekor.
Kandungan karoten lebih tinggi pada Analisa data yang digunakan adalah
wotel yang masih mentah, tetapi absorbsi statistik Kruskall Wallis untuk menguji
karoten lebih mudah jika wortel dimasak perbedaan kecepatan penurunan kolesterol
terlebih dahulu. Wortel mentah memiliki dengan menggunakan tingkat kepercayaan
dinding sel yang keras yang membuat tubuh 95% yang digunakan dengan SPSS 17.
hanya dapat mengkonversi kurang dari 25%
beta-karoten menjadi vitamin A. Memasak HASIL PENELITIAN
merupakan proses melarutkan selulosa Penelitian ini bertujuan untuk
dinding sel dengan memecah membran sel. mengetahui perbedaan penurunan kadar
Berdasarkan uraian di atas, maka kolesterol darah dengan menggunakan wortel
perlu dilakukan penelitian untuk melihat (Daucus carota) matang maupun mentah yang
perbedaan kecepatan penurunan kolesterol diberikan pada tikus putih (Rattus norvegicus)
darah pada tikus putih (Rattus norvegicus) setelah pemberian diet tinggi kolesterol.
antara wortel (Daucus carota) yang telah Selama penelitian tidak terdapat sampel
dimasak dan wortel mentah. droup-out, komplikasi ataupun efek samping
Rumusan dalam penelitian ini adalah: yang berarti.
Apakah terjadi potensi wortel (Daucus carota)
sediaan mentah dan matang terhadap
Nurmawati, Wulandari dan Fata, Potensi Wortel ……218