You are on page 1of 18

Parameter Setting

Daftar Monitoring Parameters Yang Dapat Dipilih Pada Block Parameter Di Layar
No Parameter Keterangan
1. Empty No data
2. AutoPEEP Residual pressure level in lungs
3. C/R (LSF) Dinamic сompliance/resistance
4. Cst/Rst Static compliance/Static resistance
5. EtCO2 %/VCO2* Concentration of СО2 in the exhaled mixture / Elimination of CO2 per minute
6. EtCO2 mmHg/FiCO2 Partial pressure of СО2 in the exhaled / inspired mixture in mmHg
7. FiO2 Fractional concentration of inspired oxygen
8. fspont Frequency of spontaneous breaths
9. FlowPeak Peak inspiratory flow
10. Leak Leakage flow from the breathing circuit
11. MV/MVspont Minute volume / Minute volume of spontaneous breaths
12. MValv/Vd* Minute alveolar ventilation / Functional dead space
13. Paux Auxiliary external pressure
14. Ptp Transpulmonary pressure
Peak inspiratory pressure / Mean pressure for the respiratory cycle / Positive
15. PIP/Pm/PEEP
end-expiratory pressure
16. Pplat Plateau pressure
17. RB/I:E Respiratory rate / Inspiratory:expiratory ratio
18. Valv/Vd:Vexp* Alveolar ventilation / Functional dead space: tidal volume
19. Vexp/Vinsp Expiratory volume / Inspiratory volume
20. СO/VCO2* Cardiac output (by Fick) / Elimination of CO2 per minute
parameters of volumetric capnometry VCO2, Valv, MValv, Vd and cardiac output (CO) by Fick are available only if device
is equipped with mainstream capnometer, volume capnometry module and function of cardiac output.
Ambang Batas Alarm parameters
Default
Line of the menu Designation, description of parameters Possible values
value
FiO2 sensor – menampilkan pembacaan FiO2
on/off on
(dashes «---» are displayed in the «off» position)
FiO2 FiO2 alarms – enable/disable FiO2 alarms on/off on
О2 deviation – level measured concentration from 1…50 %,
5%
set that triggers the alarm. off
Low oxygen pressure alarm threshold in the input
line.
О2 pressure (min) 0.0, 0.5, 1.0, 1.5 atm 1.0 atm
The recommended values are 1.0, 1.5 atm
(kgf/cm2). Set "0.0" value only in case of ventilation
from low pressure О2 source or air.
Low inspiratory pressure alarm threshold.
Low PIP 0…20 cmH2O 0 cmH2O
"0" value means disabled alarm.
Low PEEP alarm threshold.
Low PEEP 0…10 cmH2O 0 cmH2O
"0" value means disabled alarm.
MV_max – top alarm threshold of minute
MV_min…60 lpm 12 lpm
breathing volume.
MV
MV_min – bottom alarm threshold of minute 0…MV_max
2 lpm
breathing volume. lpm
Vexp_max – top alarm threshold of expiratory
Vexp_min… 6000 ml 6000 ml
volume.
Vexp
Vexp_min – bottom alarm threshold of expiratory 0 … Vexp_max
0 ml
volume. ml
RB_min…120
RB_max – top alarm threshold of respiratory rate. x 40 x/min
/min
RB
RB_min – bottom alarm threshold of respiratory 1… RB_max
x 8 x/min
rate. /min
EtCO2_max – top alarm threshold of СО2 partial EtCO2_min…100
40
pressure in exhaled air [mm Hg]. mmHg
EtCO2_min – bottom alarm threshold of СО2 15… EtCO2_max
Capnometer 15
partial pressure in exhaled air [mm Hg]. mmHg
EtCO2_max – top alarm threshold of СО2 EtCO2_min…12
6
concentration in exhaled air [%]. %
Ambang Batas Alarm parameters
Default
Line of the menu Designation, description of parameters Possible values
value
EtCO2_min – bottom alarm threshold of СО2 2… EtCO2_max
2
concentration in exhaled air [%]. %
Change measuring units – switches unit of
%, mmHg mmHg
measurement of СО2
Parameter setting line in the CMV/VCV mode

Windows of parameters
CMV/VСV
1 2 3 4 5 6 7 8
Top line Tplat TrigWnd
Bottom line FiO2 Pmax RB PEEP FormFlow VT Tinsp Ptrig

Parameter setting line in the CMV/PCV mode


Windows of parameters
CMV/PСV
1 2 3 4 5 6 7 8
Top line TrigWnd
Bottom line FiO2 Pmax RB PEEP Pramp Pi Tinsp Ptrig

Parameter setting line in the SIMV/PC mode


Windows of parameters
SIMV/PС
1 2 3 4 5 6 7 8
Top line TrigWnd Pramp
Bottom line FiO2 Pmax RB PEEP PS Pi Tinsp Ptrig

Parameter setting line in the SIMV/VC mode


Windows of parameters
SIMV/VС
1 2 3 4 5 6 7 8
Top line Pramp Tplat FormFlow TrigWnd
Bottom line FiO2 Pmax RB PEEP PS VT Tinsp Ptrig

Parameter setting line in the SIMV/DC mode


Windows of parameters
SIMV/DС
1 2 3 4 5 6 7 8
Top line Pramp TrigWnd
Bottom line FiO2 Pmax RB PEEP PS VT Tinsp Ptrig
Parameter setting line in the CPAP+PS mode
Windows of parameters
CPAP+PS
1 2 3 4 5 6 7 8
Top line Fsupp
Bottom line FiO2 Pmax PS PEEP Pramp ETC Tapnea Ptrig

Parameter setting line in the BiSTEP mode


Windows of parameters
BiSTEP
1 2 3 4 5 6 7 8
Bottom line FiO2 Phigh Plow PS Pramp Thigh Tlow Ptrig

Parameter setting line in the APRV mode


Windows of parameters
APRV
1 2 3 4 5 6 7 8
Bottom line FiO2 Phigh Plow PS Pramp Thigh Tlow Ftrig

Parameter setting line in the NIV mode


Windows of parameters
NIV
1 2 3 4 5 6 7 8
Bottom line FiO2 PEEP PS Facc Piapnea RBapnea Tapnea Ptrig

Parameter setting line in the PCV-VG mode


Windows of parameters
PCV-VG
1 2 3 4 5 6 7 8
Top line TrigWnd
Bottom line FiO2 Pmax RB PEEP Pramp VT Tinsp Ptrig

Parameter setting line in the iSV mode


Windows of parameters
iSV
1 2 3 4 5 6 7 8
Top line Pmin
Bottom line FiO2 Plimit PEEP %MV Ftrig Pramp ETS Adapt.M
V
Parameter
Pengertian
Input

FiO2 Nilai persentase fraksi oksigen yang diberikan kepada pasien pada fase inspirasi.
Ventilator secara otomatis akan mempertahankan konsentrasi oksigen yang diberikan.
Nilai persentase FiO2 dapat ditampilkan pada parameter blocks.

Pmax Tekanan maksimum yang dapat diterima pada fase inspirasi. Digunakan di semua mode
untuk membatasi tekanan pada jalur pernapasan pasien dan untuk mencegah
barotrauma.

Jika tekanan dalam jalur pernapasan pasien menjadi sama dengan atau lebih besar dari
Pmax yang telah diatur, ventilator akan membuka eksos pada valve dan memulai
ekspirasi secara langsung.

Pada setiap rasio parameter, ventilator memastikan bahwa Pmax lebih besar atau sama
dengan (Pi + PEEP + 5 cmH2O) atau (PS + PEEP + 5 cmH2O), atau tekan “APPLY”
untuk mengkonfirmasi.

Pmax akan mengatur batas yang telah ditentukan oleh tipe pasien (adult/child) dan
untuk beberapa mode ventilasi dapat diatur di [Menu] → [Ventilation Parameters] →
[Pmax limit].

Pi Tekanan yang diberikan pada fase inspirasi

Piapnea Tekanan pada fase inspirasi diatas tingkat PEEP saat apnea dalam mode apnea.

Ptrig Tekanan pemicu untuk sensitivitas. Sensitivitas pemicu menentukan nilai minimum dari
usaha pernapasan pasien yang diperlukan untuk melakukan algoritma spontaneous
inspiration support (dukungan inspirasi spontan) untuk tekanan.

Ftrig (Flow) Aliran pemicu untuk sensitivitas. Sensitivitas pemicu menentukan nilai
minimum dari usaha pernapasan pasien yang diperlukan untuk melakukan algoritma
spontaneous inspiration support (dukungan inspirasi spontan) untuk jumlah aliran
(L/min).

Pada flow trigger [Menu] → [Ventilation parameters] terdapat kriteria tambahan


“Trigger Vinsp 25ml”, yang mengeliminasi hilangnya napas dengan nilai yang sangat
rendah pada laju aliran yang meningkat.

Napas diaktifkan oleh akumulasi volume tidal 25 ml selama 0.5 detik

Pramp Laju kenaikan tekanan. Nilai ini menentukan waktu pencapaian tekanan target dalam
mode pressure control dan pada spontaneous inspiration support (dukungan inspirasi
spontan). Range untuk control 5…200 cmH2O/s.
Pada perubahan laju kenaikan tekanan, ventilator secara otomatis menghitung jumlah
waktu inspirasi spesifik yang mengambil fase kenaikan tekanan dan menampilkannya
di parameter blocks terkait dalam %.

P(t) 1 2 3 Pramp1 > Pramp2 > Pramp3


Pi

PEEP

(Pengaturan Pramp)

Saat menggunakan ETT atau Tracheostomy tube yang berdiameter kecil, usahakan
untuk menghindari nilai Pramp yang tinggi.

Karena aliran awal besar yang tidak memadai dan tekanan inspirasi tube yang tinggi
pada breathing circuit yang akan dicapai sebelum waktunya.

Akibatnya, karena aktivasi expiratory trigger, pressure support pada inspirasi spontan
(PS) dapat terganggu sebelum waktunya.

Parameter pramp menentukan waktu kapan tekanan target akan tercapai. Nilai optimal
Pramp dapat ditentukan dengan bentuk kurva tekanan inspirasi, seperti Gambar di
bawah.

P(t) P(t) P(t)

Too low value of Optimal value of Large value of Pramp


Pramp Pramp

(Pengaruh Pramp kepada waveform saat tekanan inspirasi)

Pemilihan yang tepat dari parameter ini sangat penting untuk inspirasi yang optimal dan
meningkatkan kenyamanan pernapasan pasien. Karena laju kenaikan tekanan tinggi
yang tidak memadai dan resistensi tube yang tinggi, tekanan inspirasi di jalur
pernapasan dapat dicapai sebelum waktunya.

Akibatnya, inspirasi dapat terganggu sebelum waktunya pada pressure support (PS)
napas spontan. Nilai Pramp yang terlalu kecil dapat menyebabkan pasien kekurangan
udara. Saat menggunakan ETT atau tracheostomy yang berdiameter kecil, cobalah
untuk menghindari nilai Pramp yang tinggi.
ETS Expiration trigger sensitivity (sensitivitas pemicu ekspirasi). Persentase aliran inspirasi
puncak di mana ventilasi beralih dari inspirasi ke ekspirasi dalam siklus pernapasan
dengan pressure support.

Peningkatan parameter menghasilkan penghentian inspirasi lebih awal dan


memungkinkan untuk menyelesaikan napas secara normal ketika ada kebocoran paja
sirkuit pernapasan.

ETC Endotracheal tube compensation (Kompensasi ETT)

Fsupp. Support (pendukung) aliran (dasar aliran)

Phigh Nilai tekanan dalam fase tekanan tinggi (dalam mode BiSTEP, APRV)

Facc Menentukan laju perubahan aliran inspirasi awal. Parameter hanya digunakan dalam
mode NIV (bukan Pramp). Control range 10…100 %.

RBapneu Respiratory rate (rate pernafasan) pada mode apnea

Vapneu Volume tidal pada mode apnea. Sama dengan VT

Tapneu Transisi waktu ke mode apnea setelah deteksi pada napas saat berhenti

PEEP Tekanan positif di akhir ekspirasi. Dalam mode BiSTEP dan APRV, parameter Plow
secara fungsional sama dengan parameter PEEP.

Tplat Plateu Time terhadap waktu inspirasi yang diatur dalam persen atau detik tergantung
pada pengaturan parameter [Menu] [Ventilation Parameters] [Tplateu].

TrigWnd Periode/Waktu pemicu atau bagian dari waktu ekspirasi ketika napas spontan
diharapkan.

Ekspirasi dibagi oleh time trigering menjadi dua bagian:

1) periode waktu di akhir napas mesin itu harus terjadi, jika tidak ada upaya inspirasi
spontan

2) periode waktu selama itu upaya inspirasi spontan diharapkan dan dipertahankan.

Durasi jendela pemicu dapat diatur dalam persen atau detik, tergantung pada pengaturan
FormFlow Bentuk gelombang flow (persegi panjang atau menurun)

Vt Pada perubahan V, MV dan Flow awal, flow diubah secara bersamaan.


Parameter lain (RR, inspirasi dan waktu ekspirasi) tidak berubah.
Tinsp Perubahan/ setting pada parameter Tinsp dilakukan karena waktu ekspirasi (Texp) dan
rasio I:E dan tidak mengubah RR (laju pernafasan).

Pengaturan ambang batas Tinsp dapat diubah di [Menu] [Ventilation parameters]


[Tinsp limit].

PS PS mendukung tekanan napas spontan. Jika tekanan dukungan inspirasi yang baru
disetel dan ditambah PEEP melebihi tekanan maksimum yang diizinkan Pmax, maka
background PS dan PEEP akan dicat merah dan setting parameter akan dilarang.

Dalam mode BiSTEP, parameter PS digunakan untuk mendukung pernapasan spontan


hanya pada fase tekanan rendah (Plow). Pada tekanan tinggi PS ditetapkan pada 5
cmH2O untuk mencegah barotrauma.

Thigh (Tlow) Waktu untuk fase high (low) pressure (pada mode BiSTEP, APRV ).

Plimit Nilai pada batasan tekanan di sirkuit pernafasan pada mode iSV
%MV Faktor peningkatan/penurunan target MV dalam mode iSV
Penjelasan Trigger Window

1. Trigger Window dapat disetting pada % atau dalam Seconds


2. Merupakan Parameter yang menentukan support period oleh ventilator untuk usaha nafas
selama fase expirasi dari ventilasi.
3. Parameter yang diaplikasikan pada mode berikut ini :
a) CMV/VCV, CMV/PCV, PCV-VG – (all mandatory Breaths where PSV is not
involved)
b) SIMV/VC, SIMV/PC, SIMV/DC – (Intermittent mandatory Breaths where PSV is
involved)
4. Setting range dalam persentase : 0 - 100%
5. Setting range dalam detik dari 0 - Te (total exhalation time minus 200 msec or 0.2 sec)
6. Merupakan Window Period yang menentukan Support Period oleh Ventilator unguk usaha
nafas pasien.
Trigger Window setting in CMV/VCV, CMV/PCV, PCV-VG
(all mandatory Breaths where PSV is not involved)
Contoh :
Set Parameters : TV = 400ml, RB = 12 bpm, Ti=1.5 sec (TCT = 5 sec.), Exp. Time = 3.5 sec
(TrgWnd setting Range nya adalah 0 – 3.3 sec or 0 – 100%)

Trigger Window Setting at Pasien dapat memicu napas mesin kapan saja dalam Fase
100% ekspirasi. Napas mesin (VCV/PCV) diberikan pada setiap
upaya yang dipicu oleh pasien. Pasien memiliki kontrol
penuh atas napas mesin sesuai dengan faktor pemicunya
Trigger Window Setting at 0% Upaya pasien tidak dikenali dan diabaikan sama sekali. Ini
adalah full Mode CMV. Tidak ada napas mesin yang Dipicu
Pasien di sini.
Trigger Window Setting at 70% Di sini Fase Pernafasan dibagi menjadi 30% dan 70% [1,19
detik & 2,31 detik] masing-masing.
Pada Fase Ekspirasi Pertama 30% [1,19 detik], mesin tidak
memungkinkan atau mendorong upaya pasien untuk
memicu napas mesin.
Sisa 70% dari Fase Ekspirasi Kedua, memungkinkan Pasien
untuk memicu napas mesin (VCV/PCV). Dengan demikian
memiliki kendali atas napas mesin yang Dipicu Pasien.
Trigger Window Setting in SIMV/VC, SIMV/PC, SIMV/DC
(Intermittent mandatory Breaths where PSV is involved)

Contoh :
Set Parameters are
TV = 400ml
RB = 12 bpm
Ti=1.5 sec (TCT = 5 sec.)
Exp. Time = 3.5 sec (TrgWnd setting Range nya adalah 0 – 3.3 sec or 0 – 100%)
Trigger Window Setting at Semua upaya Pasien dibantu oleh napas mesin dengan
100% VCV/PCV selama seluruh Fase ekspirasi. (Tidak ada PSV
di sini)
Trigger Window Setting at 0% Semua upaya Pasien didukung oleh PSV selama seluruh
Fase Ekspirasi.
Trigger Window Setting at 70% Di sini Fase Pernafasan dibagi menjadi 30% dan 70% [1,19
detik & 2,31 detik] masing-masing.
Pada Fase Ekspirasi Pertama 30% [1,19 detik], mesin
memungkinkan pasien untuk memicu napas PSV. Pada
70% dari Fase Ekspirasi Kedua, ini memungkinkan Pasien
untuk memicu hanya napas mesin (VCV/PCV).
Dengan demikian memiliki kendali atas nafas mesin PSV
dan Patient Triggered
Additional Function TRITON MV 200

No. Fungsi Tambahan Perhitungan


1 Sensor modul Mainstream CO2 • Analisis loop pada
pernapasan
• Me-monitoring EtCO2
• Volume capnometry
2 Sensor modul analisis gas dengan fungsi evaluasi Indirect calorimetry
metabolism • Respiratory Quotient (RQ)
• Resting Energy
Expenditure (REE)
• Oxygen consumption
(VO2)
• Carbon dioxide
elimination (VCO2)
3 Modul untuk me-monitoring cardiac output (CO) • Estimasi Cardiac Output
memakai Fick’s Method (CO)
4 Auxiliary Pressure (Paux) • Tracheal Pressure (Ptrachea),
Transpulmonary Pressure
atau
• Auxiliary Pressure (Paux)

Tujuan:
• Tidak memerlukan tambahan device lain (standalone device untuk mengukur beberapa
parameter penting yang biasa dilakukan di Hemodinamik monitor, indirect calorimetry
monitor, dsb).

(Indirect Calorimetry Device)


• All-in-one device yang sangat berguna untuk pemakaian kepada pasien kritis.
• Menghemat pengeluaran biaya Rumah Sakit.
• Menghemat konsumsi listrik terhadap pengunaan device (alat elektronik) monitoring
tambahan.
1. Mainstream CO2 Sensor
Fungsi
Analisis loop pada pernapasan: mengetahui loop “work of breathing” pasien saat inspirasi dan
expirasi.
o volume/flow V-F,
o volume/pressure V-P,
o flow/pressure F-P,
o vol/pressure V-Paux (option)

(Tampilan Loop pada display)


• Me-monitoring EtCO2: menyediakan pengukuran pada CO2 (EtCO2, FiCO2, PCO2)

(Tampilan EtCO2 pada Par. Blocks)

• Volume capnometry: pengukuran tekanan parsial (atau konsentrasi) CO 2 pada jalan napas
pasien selama seluruh siklus ventilasi

Cara Kerja
Menggunakan teknologi infra-merah dengan algoritma yang sangat presisi. Udara melintasi
airway adapter pada jalan napas pasien ke ventilator yang ditangkap menggunakan EtCO 2 modul
mainstream. Modul akan merespon aliran udara yang melintas airway adapter dalam waktu 0.18
detik. Pada bagian airway adapter, deadspace terukur hanya dibawah 5 ml untuk dewasa dan
dibawah 1 ml untuk anak – anak. Meskipun airway adapter dan modul EtCO2 terpasang pada jalan
napas, pengoperasian ventilasi mekanik masih berjalan dengan lancar.
2. Sensor Modul Analisis Gas dengan Fungsi Evaluasi Metabolism
Fungsi:
Menggunakan Metode Indirect Calorimetry. Indirect calorimetry: Fungsi evaluasi metabolik
sangat diperlukan untuk memperkirakan tingkat kebutuhan nutrisi yang optimal.
• Respiratory Quotient (RQ): Menghasilkan nilai dari hasil pembakaran Karbohidrat, Lemak,
dan Protein
• Resting Energy Expenditure (REE): Energi yang digunakan oleh tubuh untuk metabolism
saat istirahat
• Oxygen consumption (VO2) : dalam 1 menit (VCO2)
• Carbon dioxide elimination (VCO2) dalam 1 menit (VCO2)

(hasil pengukuran indirect calorimetry)


Cara Kerja
Dengan pemasangan sampling line, water trap dan modul EtCO2, algoritma akan mengukur berapa
nilai – nilai dari indirect calorimetry secara real-time. Hasil di tampilkan di bagial layar
[Monitoring] → [Metabolism].
Gas sampling mengandung unsur kimiawi dan kalor yang dimana hasilnya itu (di port REE pada
unit) bisa diolah/diproses memakai algoritma yg didesain untuk mengetahui nilai – nilai penting
di metabolism. Bertujuan untuk pasien mengevaluasi status metaboloism dan memperkirakan
kebutuhan nutrisi supaya optimal.

(cara pemasangan instrument untuk indirect calorimetry)

3. Modul Untuk Me-Monitoring Cardiac Output (CO) Memakai Fick’s Method


Fungsi
Pemantauan CO dianjurkan untuk semua pasien yang menjalani ventilasi, karena ventilasi artificial
itu sendiri menyebabkan penghambatan curah jantung (tidak alami). Fungsi dari perhitungan CO
ini dihasilkan menggunakan Fick’s Method bersamaan dengan volume capnometry (untuk VCO 2).
Cara Kerja
Menggunakan perhitungan dari Fick’s method

Yang dimana ventilator tidak dapat menghasilkan atau mengukur nilai tekanan arteri dan vena dari
CO2, sehingga memerlukan nilai dari Analisa gas darah (AGD) atau dari mixed venous.
Nilai – nilai tekanan tersebut perlu di masukan sebagai salah satu input parameter yang dimana
harus diulang selama kurang lebih 4 jam tergantung kondisi pasien dikarenakan mengoptimalkan
hasil pengukuran CO yang dimana biasa dilakukan secara diagnosa menjadi nilai monitoring pada
ventilator.

(Tampilan nilai estimated CO)

(Input untuk memasukan nilai tekanan arteri dan vena dari CO2)

4. Auxiliary Pressure (Paux)


Fungsi
Digunakan untuk me-monitoring nilai – nilai dari tekanan yang berkontribusi (membantu) pada
sistem pernafasan serta tekanan transpulmonary. Tekanan transpulmonary merupakan perbedaan
tekanan antara alveoli dan rongga pleura. Digunakan untuk mengatur oksigenasi yang dapat
diterima, sambil meminimalkan atelektasis dan tekanan berlebih yang dapat membengkakkan paru
– paru. Transpulmonary pressure yang sangat akurat memerlukan penggunaan kateter balon
(esoph.) yang sangat invasif untuk mengukur tekanan pleura (sangat jarang digunakakan), untuk
menghindari penggunaan CT scan ataupun X-ray.

(Tekanan pada paru)


(Tekanan transpulmonary ditampilkan dilayar)

(Tekanan – tekanan Auxiliary yang membantu pada sistem pernafasan)

Cara Kerja
Menggunakan perhitungan dengan memasukan salah satu kateter secara invasive yang
dihubungkan memalui sampling line menuju unit, yang dimana unit akan melakukan algoritma
perhitungan Paux yang didapat dari port tersebut. Dapat dilakukan dengan menggunakan :

• Kateter tracheal: akan mengukur lebih pada tekanan – tekanan bagian trakea yang dimana
akan ditampilkan di parameter blocks Paux. Kateter dimasukkan kedalam ETT yang
dimana masuk melewati atas elbow connector atau flextube dan dihubungkan memakai
sampling line menuju unit dengan tambahan bacterial filter untuk sampling line
(melindungi unit dari infeksi pasien). Hanya digunakan untuk memonitoring ketika pasien
mengalami perburukan sampai status yang diharapkan.
• Kateter esophageal: mengukur tekanan auxiliary lebi akurat dari esophagus yang dimana
kateter dimasukan melewati nasal cavity menuju esophagus untuk mengetahui lebih akurat
apakah terjadi pembengkakan paru – paru.
• Kateter esophageal + Nasogastric tube (NGT): dianjurkan untuk dilakukan pemasangan
secara trus menerus.

(port Paux pada unit)

(Pemasangan kateter tracheal)

You might also like