You are on page 1of 10

Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 7 No.

2 September 2020
P - ISSN : 2503-4413
E - ISSN : 2654-5837, Hal 77 - 86

OPTIMALISASI PERANAN PEMBINAAN MANAJEMEN KOPERASI DALAM


MENINGKATKAN KINERJA KOPERASI DI KABUPATEN SUMEDANG

Oleh :
Ila Karmila
Fakultas Ekonomi - Universitas Singaperbangsa Karawang
dhila112000@yahoo.co.id
Dede Jajang Suyaman
Fakultas Ekonomi - Universitas Singaperbangsa Karawang
jajang@fe.unsika.ac.id
Odang Kusmayadi
Fakultas Ekonomi - Universitas Singaperbangsa Karawang
odang.kusmayadi@fe.unsika.ac.id

Article Info Abstract


Article History : The essence of the problem in this research is still not optimal implementation
Received 29 July - 2020 of cooperative management by cooperatives located in Sumedang District,
Accepted 20 August - 2020 many cooperatives who do not report to the Department of Cooperatives,
Available Online small business, medium enterprises, trade and industry Sumedang. The
07 Sept - 2020 purpose of this research is to know the role of coaching management
cooperative by the Department of Cooperatives, Small business,
intermediate, trade and industry Sumedang district. The method used in this
research is a qualitative method of research by examining the three
cooperatives that were used as samples in this study, namely the Indonesian
Employee Cooperative Cooperative Health Officer Sumedang, employee
cooperative PT. PLN (Persero) Sumedang, and BMT Al Amanah Sumedang.
The result of this research is that the Department of Cooperative Department
of Cooperatives, small business, medium enterprises, trade, Sumedang
District has a strategic role in improving the quality of cooperatives in
Sumedang district through the implementation of a better cooperative
management system so that cooperatives in the cooperative performance in
the district can be said quality, but still there are various barriers, namely the
low cooperative resource , and the unavailability of information containers
to accelerate the reporting and development of cooperative material
management. Recommendation of the results of this research is necessary to
the role of local governments in the increase in the development budget
management cooperative, provision of adequate facilities and
infrastructures, improvement of the quality of human resources cooperative
cooperatives through education programs and level training, and
improvement of the supervision of cooperatives by the Department of
Cooperatives, small business, medium enterprises, trade industry Sumedang
District.
Keyword :
Coaching Cooperative
Management, Cooperative
Performance

1. PENDAHULUAN Namun demikian, masih dirasakan kurangnya


Koperasi sebagai sokoguru dan bagian respon dari berbagai pihak dalam memajukan
integral dalam perekonomian nasional, maka dan mengembangkan koperasi walaupun
perannya sangat penting dalam menumbuhkan payung hukum pemerintah tersedia.
dan mengembangkan perekonomian rakyat.
77
Eksistensi berkaitan erat dengan kondisi yang memiliki kompetensi terhadap pembinaan
sosial masyarakat. Kondisi sosial, ekonomi, koperasi mutasi ke dinas lain dan terbatasnya
dan politik yaitu meliputi sumber daya sarana dan prasarana.
ekonomi. Nasution dan Thamrin (2016:59) Rendahnya manajemen pembinaan
menyatakan, “Eksistensi koperasi berkaitan koperasi yang dilaksanakan oleh koperasi
erat dengan kondisi sosial masyarakat. Kondisi diduga karena masih kurang diterapkannya
sosial, ekonomi dan politik yaitu meliputi kebijakan dalam pembinaan koperasi oleh
sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah,
organisasi dan juga keadilan sosial ekonomi Perdagangan dan Perindustrian, hal ini
dari masyarakat yang bersangkutan.” Pedoman berdasarkan hasil observasi yang dapat terlihat
Pemeringkatan Koperasi berdasarkan pada sebagai berikut :
Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil a. Terbatasnya pegawai pada Dinas Koperasi,
dan Menengah Nomor Usaha Kecil, Menengah, Perdagangan dan
06/Per/M.KUKM/III/2008 merupakan konsep Perindustrian yang memiliki kompetensi di
pengukuran yang dapat menunjukkan bidang koperasi, karena sebagian besar
kinerjakoperasi secara menyeluruh yang mutasi ke dinas lain;
berlaku saat ini. b. Terbatasnya sarana dan prasarana dalam
Dalam meningkatkan kinerja koperasi melaksanakan program pembinaan
diperlukan Peranan Dinas Koperasi, Usaha manajemen koperasi;
Kecil, Menengah, Perdagangan dan c. Tidak memiiki UPTD bidang koperasi di
Perindustrian Kabupaten Sumedang sebagai tiap-tiap kecamatan;
liding sektor Pemerintah Daerah Kabupaten d. Terbatasnya pendidikan pelatihan
Sumedang dalam mengatasi permasalahan perkoperasian untuk Pegawai Negeri Sipil
tersebut, merumuskan program pembinaan yang membidangi koperasi maupun dari
manajemen koperasi dan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan
mengimplementasikannya dalam kerangka Menengah Republik Indonesia;
manajemen berbasis mutu. Program e. Pelaksanaan pembinaan manajemen
pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia koperasi terbatas pada anggaran kegiatan.
koperasi menjadi salah satu prioritasnya. Manajemen koperasi adalah proses
Berikut ini akan dibahas pencapaian tujuan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya
koperasi masih belum mengalami peningkatan manusia, material dan keuangan koperasi untuk
sesuai dengan yang diharapkan oleh organisasi mencapai tujuan koperasi yang telah ditetapkan,
dalam hal ini koperasi. yaitu untuk menghasilkan manfaat yang dapat
Tabel 1. Data Pembinaan Koperasi Kabupaten digunakan oleh anggotanya dalam upaya
Sumedang Tahun 2018 meningkatkan kegiatan ekonominya.
Prosesmanajemen koperasi merupakan
Target
Jumlah Koperasi yang serangkaian kegiatan yang teratur,melalui tahap
Jumlah Koperasi
No Jenis Koperasi telah dilakukan
Koperasi yang akan
pembinaan perencanaan,pengorganisasian,
dibina
pengarahan,pengkoordinasian dan
1 Produsen/Pertanian 96 36 32
pengendalian. Optimal mengandung maksud
2 Pemasaran 10 5 4
3 Konsumen 410 136 124 bahwa sumber daya koperasi dikelola secara
4 Jasa 3 3 2 efisien dan efektif sedangkan tujuan adalah
hasil yang diharapkan biasanya diukur dengan
5 Simpan Pinjam 67 20 18
efisiensi proses kegiatan usaha dan efektifitas
JUMLAH 586 200 180 dari tujuan yang dicapai.
Sumber : Dinas Koperasi,UKM,Perdagangan dan Sumber daya koperasi sekurang-
Perindustrian, Tahun 2019. kurangnya terdiri atas sumber daya
manusia,sumber daya fisik (material) dan
Dari tabel di atas, dapat dijelaskan sumber daya keuangan. Sumber daya manusia
bahwa target pembinaan koperasi yang koperasi terdiri atas anggota,pengurus,manajer,
diharapkan oleh organisasi masih belum dapat pegawaidan pengawasdalam mengelola sumber
terealisasi, hal tersebut dikarenakan adanya daya koperasi dengan sebaik-baiknya (efektif
faktor penghambat antara lain masih dan efisien), selanjutnya yang dilakukan
terbatasnya anggaran pembinaan, terbatasnya pembinaan manajemen koperasi.
pegawai yang mampu melaksanakan Permasalahan koperasi secara umum
pembinaan sesuai kompetensinya, pegawai meliputi lemahnya sumber daya manusia

78
(SDM) pengelola, kurangnya daya dukung
permodalan, kesulitan pemasaran, praktek 2. KAJIAN PUSTAKA DAN
rentenir, gagap teknologi, kurangnya inovasi, PEGEMBANGAN HIPOTESIS
kuantitas dan kualitas produk rendah. Adapun Koperasi
permasalahan yang terjadi pada operasional Arifin Sition, dkk (2001:16) menjelaskan,
koperasi di Kabupaten Sumedang sebagaimana “Kata koperasi berasal dari bahasa latin yaitu
dijelaskan pada tabel berikut ini : coopere, yang dalam bahasa Inggris disebut
Tabel 2. Permasalahan Koperasi di Kabupaten cooperation. Co artinya bersama dan operation
Sumedang artinya bekerja, sehingga cooperation artinya
No Jenis Masalah bekerja bersama-sama.” Selanjutnya menurut
1 Sumber Daya 1) Lemahnya kesadaran ILO (International Labour Organization)dalam
Manusia 2) Lemahnya partisipasi
3) Lemahnya kedisiplinan
Arifin Sition (2001:16), pengertian koperasi
4) Lemahnya jiwa adalah :
kewirausahaan Cooperative defined as an asociation of
5) Lemahnya keterampilan persons usually of limited means, who have
6) Lemahnya pendidikan voluntarily joined together to achieve a
dan teknologi
7) Adanya kepentingan common economic and thorough the formation
pribadi. of a deocratically contolled bussiness
2 Permodalan 1) Sulitnya sumber dana organization, makin euitable contribution to the
2) Adanya hambatan capital required and accepting a fair share of
struktural dalam
penguasaan faktor
the risk and benefits of undertaking.
produksi Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang
3) Kurangnyainovasi Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 1, “pengertian
dalam memperbanyak koperasi yaitu badan usaha yang beranggotakan
produk koperasi. orang-seorang atau badan hukum koperasi
3 Kelembagaan 1) Lemahnya sistem
manajemen koperasi
dengan melandaskan kegiatanya berdasarkan
2) Lemahnya modernisasi prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
3) Lemahnya kemandirian ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
koperasi kekeluargaan.”
4) Kurangnya pemasaran
Dari definisi tersebut, dapat penulis
5) Sulitnya jaringan usaha
dan perijinannya simpulkan bahwa koperasi merupakan badan
6) Koperasi belum mampu usaha yang didirikan oleh sekelompok orang
bertahan dalam atau badan hukum koperasi yang dalam
berkompetisi dengan menjalankan usahanya dilakukan dengan
perbankan
7) Sulitnya proses dalam
adanya kerjasama para anggotanya usaha yang
mendirikan koperasi dijalankan harus sesuai dengan asas dan prinsip
8) Sulitnya merekrut koperasi.
anggota. Mananjemen Koperasi
Sumber : Data hasil penelitian, diolah tahun 2019. Sonny Sumarsono (2003:71) menyatakan,
Dampak permasalahan koperasi yang tidak “Manajemen merupakan salah satu bagian
kunjung menemui jalan keluar mengakibatkan penting dari organisasi koperasi. Berhasil
beberapa koperasi mengalami kevakuman tidaknya suatu koperasi sangat tergantung pada
operasional dan tidak ada rencana aksi selanjutnya mutu dan kerja dalam bidang manajemennya”.
dari para pengurus. Apabila orang-orang alam manajemen ini
Tabel 3. Data Koperasi Aktif dan Tidak Aktif memiliki kejujuran, kecakapan dan giat dalam
di Kabupaten Sumedang bekerja maka besarlah kemungkinannya
STATUS koperasi akan maju pesat atau atau setidak
NAMA JUMLAH tidaknya tendensi untuk terjadinya
NO TDK
KOPERASI KOPERASI AKTIF
AKTIF kebangkrutan dapat ditanggulangi. Tetapi
sebaliknya, apabila orang-orang ini tidak cakap,
1 Produsen 96 65 31
2 Pemasaran 10 9 1 curang atau tidak berwibawa tentulah koperasi
3 Konsumen 410 288 122 pun akan mundur atau tidak semaju seperti yang
4 Jasa 3 3 0 diharapkan. Kita sering melihat, terjadinya
5 Simpan Pinjam 67 58 9 kesulitan-kesulian dalam soal keuangan, soal
JUMLAH 586 423 163 yang menarik perhatian anggota pada koperasi,
Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan pemasaran barang-barang, organisasi yang
Perindustrian, Tahun 2019. kacau dan sebagainya. Kesulitan-kesulitan
79
semacam itu pangkal persoalannya karena Menurut Peraturan Menteri Negara
ketidakberesan pada manajemen. Koperasi dan UMKM Nomor
Sonny Sumarsono (2003:75) menyatakan, 06/Per/M.KUKM/III/2008 tentang Pedoman
“peranan manajemen adalah membuat koperasi Pemeringkatan Koperasi Pasal 1 Ayat 5,
berhasil dalam mencapai tujuannya, baik tujuan pemeringkatan koperasi adalah suatu kegiatan
para anggotanya, misalnya untuk mencapai penilaian terhadap kondisi dan atau kinerja
perbaikan tingkat hidup atau sedikitnya koperasi melalui sistem pengukuran yang
meringankan biaya hidup sehari-hari, maupun obyektif dan transparan dengan kriteria dan
tujuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. persyaratan tertentu yang dapat
Dalam hal yang pertama, manajemen menggambarkan tingkat kualitas dari suatu
merupakan unsur pembuat keputusan yang telah koperasi.
digariskan oleh rapat anggota. Dalam hal yang Tujuan Pemeringkatan Koperasi
kedua, pemerintah menentapkan bahwa Berdasarkan Peraturan Menteri Negara
koperasi bertujuan untuk menambah Koperasi dan UMKM No.
kesejahteraan anggota dan masyarakat dalam 06/Per/M.KUKM/III/2008 tentang Pedoman
rangka mencapai masyarakat adil dan makmur Pemeringkatan Koperasi Pasal 2, tujuan
berdasarkan pancasila. pemeringkatan koperasi adalah :
Seperti badan usaha yang lain, koperasi a. Mengetahui kinerja koperasi dalam suatu
juga akan menghadapi berbagai persoalan periode tertentu;
dalam mencapai tujuan. Sebagian besar tugas b. Menetapkan peringkat kualifikasi koperasi;
manajemen adalah memecahkan persoalan- c. Mendorong koperasi agar menerapkan
persoalan itu dan membuat putusan-putusan prinsip-prinsip koperasi dan kaidah bisnis
yang akan menuju sasaran yang dikehendaki. yang sehat.
Sonny Sumarsono (2003:75) menjelaskan, Aspek-Aspek Penilaian
langkah-langkah yang diambil dalam Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi
memecahkan sesuatu persoalan adalah : dan UMKM Nomor 06/Per/M.KUKM/III/2008
a. Membuat persoalan yang dihadapi menjadi tentang Pedoman Pemeringkatan Koperasi
jelas; Pasal 4 Ayat (1), agar dapat menggambarkan
b. Mencari alternatif-alternatif untuk secara utuh mengenai badan usaha koperasi,
memecahkannya; maka landasan berfikir Pengembangan Sistem
c. Memilih salah satu cara atau alternatif yang Pemeringkatan Koperasi didasarkan pada tiga
paling sesuai dengan tujuan koperasi; sifat koperasi yaitu Koperasi Sebagai Badan
d. Menilai hasil cara tersebut. Usaha, Koperasi sebagai kumpulan orang dan
koperasi sebagai Akselerasi Pembangunan.
Kinerja Koperasi Agar sistem pemeringkatan koperasi dapat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan hasil yang menggambarkan secara
“Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi utuh koperasi sebagai badan usaha, maka
yang diperlihatkan, atau kinerja merupakan indikator penilaian dalam sistem pemeringkatan
kemampuan kerja. Priansa dan Suwatno koperasi mencakup aspek-aspek yang mewakili
(2013:196) mendefinisikan,“kinerja sebagai kecirian sebagai badan usaha dan kecirian
hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran sebagai koperasi berkualitas yaitu :
yang berlaku, dalam kurun waktu tertentu, a. Aspek Badan Usaha Aktif
berkenaan dengan pekerjaan serta perilaku dan b. Aspek Kinerja Usaha yang semakin kuat
tindakannya.” Sementara itu, Wilson Bangun c. Aspek Kohesivitas dan Partisipasi Anggota
(2012:231) mendefinisikan kinerja atau d. Aspek Orientasi Kepala Pelayanan Anggota
performance sebagai hasil pekerjaan yang e. Aspek pelayanan kepada masyarakat
dicapai seseorang berdasarkan persyaratan- f. Aspek kontribusi terhadap pembangunan
persyaratan pekerjaan. daerah
Suryadi Prawirosentono (2014:2) Pengembangan Hiptosesis
menyatakan,“kinerja sebagai hasil kerja yang Berdasarkan Surat Edaran Deputi Bidang
dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang Kelembagaan Nomor 9 Tahun 2018 tentang
dalam suatu organisasi, sesuai dengan Pelaksanaan Pemeringkatan Koperasi dan
wewenang dan tanggungjawab masing-masing Lembaga Independen Pemeringkatan Koperasi,
dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi Koperasi sebagai badan usaha yang didirikan
bersangkutan secara legal, tidak melanggar oleh dan berbasiskan angotanya perlu
hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.” membangun dirinya agar menjadi sehat,
Pemeringkatan Koperasi tangguh dan mandiri berdasarkan prinsip
80
koperasi, sehingga mampu meningkatkan 3. METODE PENELITIAN
kesejahteraan anggota dan masyarakat. Oleh Sugiyono (2016:227) menjelaskan,
karena itu, diperlukan upaya untuk Metode kuantitatif dan kualitatif sering
meningkatkan mutu dan kinerja koperasi dipasangkan dengan nama metode yang
melalui program pemerintakatan koperasi. tradisional, dan metode baru, metode
Tujuan pemeringkatan koperasi adalah : positivistik dan metode pospositivistik, metode
a. Mengetahui tingkat kinerja koperasi dalam scientific dan metode artistik, metode
suatu periode tertentu; konfirmasi dan discovery/temuan, serta
b. Menunjukkan keberhasilan dan eksistensi kuantitatif dan interpretif. Jadi metode
koperasi kepada pihak-pihak yang kuantitatif sering dinamakan metode
berkepentingan; tradisional, positivistik, scientific dan metode
c. Tumbuhnya kesadaran koperasi akan konfirmatif. Selanjutnya metode kualitatif
pentingnya hasil pemeringkatan koperasi; sering dinamakan sebagai metode baru,
d. Meningkatnya kepercayaan anggota postpositivistik, scientific dan metode
koperasi, masyarakat, mitra kerja dan konfirmatif. Selanjutnya metode kualitatif
pemangku kepentingan koperasi; sering dinamakan sebagai metode baru,
e. Meningkatnya lembaga pemeringkat yang postpositivistik, artistik dan interpretive
independen dan kredibel serta memiliki research. Kedua peneliti kuantitatif dan
kompetensi dan profesionalisme di bidang kualitatif, sama-sama akan mencari temuan
perkoperasian. dengan cara yang berbeda. Penelitian kualitatif
Pedoman pemeringkatan koperasi berarti proses eksplorasi dan memahami makna
seyogyanya selalu mengalami pembaharuan perilaku individu individu dan kelompok,
mengikuti perkembangan zaman. Sebelum menggambarkan masalah sosial atau masalah
sampai ke tahap yang terbaru hingga saat ini, kemanusiaan. Proses penelitian mencakup
Kementerian Koperasi dan UKM RI telah membuat pertanyaan penelitian dan prosedur
menerbitkan pedoman pemeringaktan koperasi yang masih bersifat sementara, mengumpulkan
melalui Peraturan Menteri Koperasi dan UKM data yang parsial ke dalam tema, dan
RI Nomor 22/Per.M.KUKM/IV/2007, selanjutnya memberikan interpretasi terhadap
selanjutnya melalui Peraturan menteri Koperasi makna suatu data. Kegiatan akhir adalah
dan UKM RI Nomor 21/er/M.KUKM/IX/2015 membuat laporan ke dalam struktur yang
hingga saat ini terbit Surat Edaran Deputi fleksibel.
Bidang Kelembagaan Nomor 9/2018 tentang Dalam penelitian kualitatif instrumennya
Pelaksanaan Pemeringkatan Koperasi dan adalah orang atau human instrument yaitu
Lembaga Independen Pemeringkat Koperasi peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi
yang menindaklanjuti Pasal 151 hurup (P) instrumen maka peneliti harus memiliki bekal
Peraturan Menteri Koperasi dan UKM RI teori yang luas sehingga mampu bertanya,
Nomor 9 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi
dan Pembinaan Perkoperasian. situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas
Optimalisasi Peran Pembinaan
dan bermakna. Untuk mendapatkan
Manajemen Koperasi pemahaman yang lebih luas dan mendalam
terhadap situasi sosial yang diteliti, maka
tekhnik pengumpulan data bersifat triangulasi,
KINERJA KOPERASI
yaitu menggunakan berbagai pengumpulan data
secara gabungan / simultan. Metode kualitatif
digunakan untuk mendapatkan data yang
1) Aspek Badan Usaha Aktif
2) Aspek Kinerja Usaha yang semakin sehat. mendalam suatu data yang mengandung makna.
3) Aspek Kohesivitas dan Partisipasi Anggota Makna adalah data yang sebenarnya, data yang
4) Aspek Orientasi Kepada Pelayanan Anggota
5) Aspek Pelayanan Kepada Masyarakat pasti yang merupakan suatu nilai di balik data
6) Aspek Kontribusi Terhadap Pembangunan yang tampak. Oleh karena itu, dalam penelitian
kualitatif tidak menekankan pada generalisasi
KINERJA KOPERASI
tetapi lebih menekankan pada makna.
Generalisasi dalam penelitian kualitatif
Sangat Tidak dinamakan transferability.
Berkualit Berkualit Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
Berkualit Kurang teknik penelitian studi kasus. Studi kasus
as Berkualit merupakan strategi yang cocok bila pokok
Cukup
Berkualitas 81
pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan pengambilan tindakan. Display data atau
how and why. penyajian data yang lazim digunakan lada
Peneliti menggunakan studi kasus karena langkah ini adalah dala bentuk teks naratif.
penulis beranjak dari sebuah permasalahan Untuk menganalisis data dengan penyajian data
yang berada di Kabupaten Sumedang yang (data display) dalam penelitian ini peneliti
berhubungan dengan optimalisasi peran menggunakan tiga cara yaitu wawancara
pembinaan manajemen koperasi dalam mendalam, observasi lapangan, dan studi
meningkatkan kinerja koperasi di Kabupaten dokumentasi untuk mendapatkan data. Dalam
Sumedang (Koperasi Pegawai Republik wawancara mendalam ini dijelaskan
Indonesia KORPS Pegawai Kesehatan sebelumnya mekanisme yang akan dilakukan
Sumedang, Koperasi Karyawan (KOKAR) PT. oleh peneliti.
PLN (Persero) UID Jawa Barat UP3 Sumedang,
Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Hambatan Dalam Rangka pembinaan
Syari’ah BMT Al-Amanah Sumedang). Studi manajemen koperasi oleh Dinas Koperasi,
kasus adalah metode riset yang menggunakan Usaha Kecil, Menengah, Perdagangan dan
berbagai sumber data yang bisa digunakan Perindustrian Kabupaten Sumedang
untuk peneliti menguasai dan menjelaskan Pembinaan koperasi adalah suatu arahan, atau
secara komprehensif berbagai aspek individu, tindakan yangdiberikan Kementerian Koperasi
kelompok, suatu program, organisasi atau dan Usaha Kecil dan Menengahterhadap
peristiwa secara sistematis. Karena itu, peneliti lembaga pendidikan dan pelatihan bagi
dapat menggunakan wawancara mendalam sumberdaya manusiakoperasi dan pengusaha
kuisioner hasil survei rekaman dan bukti-bukti mikro, kecil dan menengah. Pembinaan
fisik lainnya. Penelitian ini akan menggunakan koperasidilakukan melalui seleksi, koordinasi,
metode penelitian kualitatif, tentunya peneliti fasilitasi, bimbingan, arahan,supervisi,
akan menggunakan informan dalam pemenuhan monitoring dan evaluasi (Peraturan Menteri
aspek tujuan penelitian. Informan diperlukan Koperasi danUsaha Kecil dan Menengah
untuk memperoleh informasi secara akurat dan Republik Indonesia
tepat. Nomor10/Per/M.Kukm/Ix/2015 Tentang
Tabel 2. Informan Penelitian Kelembagaan Koperasi).
No Jabatan Jumlah Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah,
Ketua Koperasi Pegawai Republik Perdagangan dan Perindustrian dalam
1 Indonesia KORPS Pegawai Kesehatan 1 orang melaksanakan pembinaan tekhnis terhadap
Sumedang koperasi dilakukan dengantata cara sebagai
Badan Pengawas Koperasi Pegawai berikut:
2 Republik Indonesia KORPS Pegawai 1 orang
a. Memantau perkembangan kegiatan
Kesehatan Sumedang
koperasi secara berkalamelalui laopran
Ketua Koperasi Koperasi Karyawan
3 1 orang kinerja koperasi yang bersangkutan;
PLN Sumedang
Badan Pengawas Koperasi Karyawan b. Melakukan pembinaan secara menyeluruh
4 1 orang yang menyangkutorganisasi, usaha,
PLN Sumedang
Ketua Koperasi Simpan Pinjam dan administrasi keuangan serta
5 Pembiayaan Syari’ah BMT Al-Amanah 1 orang pelaksanaanprogram pembinaan kepada
Sumedang anggota.
Badan Pengawas Koperasi Simpan Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah,
6 Pinjam dan Pembiayaan Syari’ah BMT 1 orang Perdagangan dan Perindustrian dalam
Al-Amanah Sumedang memberikan pembinaan terhadap koperasi
Jumlah 6 Orang dapat berbentuk sebagaiberikut:
Sumber : Data hasil penelitian, diolah tahun 2019. a. Perbaikan manajemen koperasi yang
meliputi aspek kelembagaan,usaha dan
4. HASIL PENELITIAN DAN keuangan;
PEMBAHASAN b. Perkuatan modal;
Display Data Pembinaan manajemen c. Penilaian kesehatan koperasi;
koperasi oleh Dinas Koperasi, Usaha Kecil, d. Pendidikan dan pembinaan usaha anggota;
Menengah, Perdagangan dan Perindustrian e. Pemberian tindakan administratif.
Kabupaten Sumedang Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah,
Display data dalam penelitian ini peneliti Perdagangan dan Perindustrian
mengembangkan sebuah deskripsi inforasi yang dalammelaksanakan pengawasan terhadap
tersusun untuk menarik kesimpulan dan
82
koperasi dengan menggunakanunsur-unsur Untuk mengatasi tidak disiplinnya pengurus
yang harus dipantau yaitu meliputi: koperasi dalammenyampaikan laporan RAT setiap
a. Jenis kelengkapan laporan setiap stahun tahun, maka pihak Dinas Koperasi, Usaha Kecil,
sekali Menengah, Perdagangan dan Perindustrian
b. Ketepatan dan kesesuaian waktu pelaporan Kabupaten Sumedang dapat menghubungi
yaitu 30 (tia puluh) harisetelah RAT koperasi yang bersangkutan untuk secepatnya
dilaksanakan dan RAT selama 3 (tiga) menyampaikan laporan RAT tahunan yang
tahun berturutturutharus dlaporkan dikelola oleh pengurus koperasi tersebut. Apabila
pelaknsanaannya; dalam menghubungi koperasi yang bersangkutan
c. Kelengkapan informasi laporan sesuai dirasa belum cukup maka dimungkinkan Dinas
dengan Standart OperasionalManajemen Koperasi, Usaha Kecil, Menengah,
(SOM) yang diatur oleh Peraturan Menteri; Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten
d. Kesesuaian pelakuan akuntasi yang Sumedang akan mendatangi koperasi tersebut
menyangkut pengakuan,pengukuran, guna memperoleh informasi mengenai laporan
penyajian dan pengungkapan seluruh RAT koperasi. Kemudian apabila koperasi yang
pemikirandilakukan berdasarkan prinsip bersangkutan tidak dapat memberikan keterangan
akuntansipedoman umum koperasiyang laporan RAT selama tiga tahun berturut-turut atau
berlaku secara umum; pasif tidak menjalankan aktivitas perkoperasian
e. Kesesuaian penyajian laporan keuangan yaitu menghimpun dan menyalurkan dana kepada
yang memenuhi syaratkarakteristik msyarakat, maka Dinas Koperasi, Usaha Kecil,
kualitatif laporan keuangan yang dapat Menengah, Perdagangan dan Perindustrian
dipahami,relevan, handal dan dapat Kabupaten Sumedang dapat menggabungkan
diperbandingkan. dengan koperasi lain atau membubarkannya
Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan dengan mencabut akta pendirian koperasi tersebut.
terhadapkoperasi, Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Pembubaran koperasi yang tidak aktif selama tiga
Menengah, Perdagangan dan Perindustrian tahun berturtu-turut sesuai dengan Peraturan
terdapathambatan-hambatan meliputi: Mentri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
a. Tidak disiplinnya pengurus koperasi dalam Nomor 10 Tahun 2015 tentang Kelembagaan
menyampaikan laporanRAT koperasi setiap Koperasi. Pelaksanaan pembubaran koperasi
tahun kepada Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dilakukan dibawah pengawasan Menteri.
Menengah, Perdagangan dan Perindustrian Mengenai oknum pengurus koperasi yang
b. Beberapa oknum pengurus koperasi yang memanfaatkan koperasidemi kepentingan pribadi
memanfaatkan koperasidemi kepentingan atau kelompok, hal ini sering terjadi didaerah
pribadi atau kelompok; pasar-pasar tradisional. Dimana biasanya pengurus
c. Kurangnya intensitas pembinaan oleh Dinas koperasimemanfaatkan KTP palsu atau ikut
Koperasi, Usaha Kecil, Menengah, menggunakan uang pinjaman darimasyarakat
Perdagangan dan Perindustrian kepada untuk kepentingan pribadi. Munculnya pihak-
koperasi-koperasi. pihak yangmenjadi makelar kredit bagi pedagang
d. Pengurus koperasi dan masyarakat perlu pasar dan sekitarnya ini sangatmencoreng nama
disadarkan akan hukumperkoperasian dengan baik koperasi. Peristiwa ini bertentangan
dilakukan penyuluhan pendidikan dan denganUndang-Undang Nomor 25 Tahun 1992
pelatihanbagi masyarakat secara terus- tentang fungsi dan peranKoperasi yang berusaha
menerus agar tercipta budaya hukumkoperasi untuk mewujudkan dan
yang sesuai dengan konsep hukum mengembangkanperekonomian nasional yang
perkoperasian. merupakan usaha bersama berdasarkanatas asas
e. Perlu meningkatkan kapabilitas pegawai kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Dengan
dalampembinaan dan pengawasan koperasi, memberantaskoperasi kredit, diharapkan sikap
disamping itu penambahan pegawaidalam perilaku masyarakat sekitar dapatberubah dan
melaksanakan tugas pembinaan dan meningkatkan pendapatan perekonomian mereka
pengawasan yang efektifmerupakan suatu denganbekerja tekun dan rajin. Tumbuhnya
keniscayaan. makelar kredit dalam dirikoperasi sebenarnya
hanya untuk kepentingan beberapa pihak saja.
Upaya Yang dilakukan untuk mengatasi Kurangnya keaktifan anggota dalam ikut
Hambatan Dalam Rangka pembinaan mengawasi dankurangnya kesadaran anggota
manajemen koperasi oleh Dinas Koperasi dalam memiliki dan mempertahankankoperasi
UMKM Perdagangan dan Perindustrian dapat dinilai dari sedikitnya anggota yang hadir
Kabupaten Sumedang pada saatRAT. Rapat yang seharusnya menjadi
83
tempat berkeluh kesah inisering anggota lalaikan. dan Perindustrian Kabupaten Sumedang juga harus
Seharusnya pengurus mewajibkan anggotaaktif menyadari kurangnyakeaktifan mereka dalam
dan pasif dalam mengikuti RAT, sehingga dapat berkunjung. Apabila selama iniDinas Koperasi,
bersama-samamengawasi koperasi dan tentunya Usaha Kecil, Menengah, Perdagangan dan
koperasi akan berjalan sehat sesuaidengan aturan Perindustrian Kabupaten Sumedang berkunjung
yang ada. Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah, apabila mendapatkan undanganRAT dari koperasi,
Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten maka kebiasaan itu harus diubah. Sebagai
Sumedang dalam mengatasi masalah yang dinasyang dipercaya membina dan mengawasi
berkaitan dengan oknumoknumyang tidak Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah,
menjalankan kegiatan perkoperasian Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten
sesuaiUndang-Undang akan diberikan sanksi Sumedangjuga harus memberikan kunjungan rutin
tegas. Jika dirasa koperasisudah tidak dapat terhadap koperasi-koperasidaerah terutama
dipertahankan karena sikap perilaku pihak- koperasi di Kabupaten Karanganyar yang
pihakyang tidak bertanggungjawab tersebut Dinas kurangaktif. Kurangnya pegawai menjadi kendala
Koperasi, Usaha Kecil, Menengah, Perdagangan mereka dalam pembinaandan pengawasan. Dinas
dan Perindustrian Kabupaten Sumedang dapat Koperasi, Usaha Kecil, Menengah, Perdagangan
melakukan pembubaran koperasikarena kegiatan dan Perindustrian Kabupaten Sumedang
koperasi bertentangan dengan ketertiban beranggapan bahwa 15orang pegawai tidak
umumdan/atau kesusilaan yang dinyatakan mumpuni dalam menangai 1146 koperasi yangada
berdasarkan keputusanpengadilan yang di Kabupaten Karanganyar. Selain itu faktor
berkekuatan hukum tetap, hal ini sesuai anggaran yangterbatas juga menjadi kendala bagi
denganPeraturan Menteri Koperasi dan Usaha Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah,
Kecil dan Menengah Nomor 10Tahun 2015 tentang Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten
Kelembagaan Koperasi. Kemudian apabila Sumedang dalammenjalankan aktifitas yang
paraanggota koperasi bersangkutan merasa berhubungan dengan pembinaan danpengawasan
dirugikan oleh pihak-pihakyang tidak koperasi-koperasi. (Hasil wawancara dengan
bertanggungjawab, maka anggota koperasi BapakAldolfus Joce, Kepala Dinas Koperasi,
dapatmengusulkan mengenai pembubaran koperasi Usaha Kecil, Menengah, Perdagangan dan
melalui rapat anggota.Pembubaran koperasi oleh Perindustrian Kabupaten Sumedang.
rapat anggota dilaporkan kepada Menteri. Berdasarkan hasil wawancara dan temuan
Kurangnya intensitas pembinaan oleh Dinas penelitian di lapangan maka dapat penulis
Koperasi UMKM Perdagangan dan Perindustrian simpulkan bahwa Dinas Koperasi, Usaha Kecil,
Kabupaten Sumedang kepada koperasi-koperasi Menengah, Perdagangan dan Perindustrian
juga menjadihambatan. Kurangnya pegawai Kabupaten Sumedang dalam
menjadi faktor yang menghambatkeaktifan Dinas melakukanpembinaan koperasi dilaksanakan
Koperasi, Usaha Kecil, Menengah, Perdagangan dengan cara memantau perkembangankegiatan
dan Perindustrian Kabupaten Sumedang hal ini koperasi secara berkala melalui perbaikan
yang menjadi alasanintensitas pertemuan antara manajemen koperasiyang meliputi aspek
Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah, kelembagaan, usaha dan keuangan, perkuatan
Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten modal,penilaian kesehatan koperasi, pendidikan
Sumedang denganpengurus koperasi hanya terjadi dan pembinaan usaha anggota,pemberian tindakan
ketika suatu koperasi akanmengadakan RAT. administratif. Sedangkan Dinas Koperasi, Usaha
Intensitas pertemuan/kunjungan dariDinas Kecil, Menengah, Perdagangan dan Perindustrian
Koperasi, Usaha Kecil, Menengah, Perdagangan Kabupaten Sumedang dalam melaksanakan
dan Perindustrian Kabupaten Sumedang pengawasan terhadapkoperasi dilaksanakan
Kabupaten Karanganyar ke koperasikoperasidi dengan cara pembinaan, pemantauan
daerahnya harus ditambah. Selain itu pelatihan- danpemeriksaan koperasi.
pelatihanbagi koperasi juga harus diagendakan Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah,
secara rutin. Bila koperasisendiri tidak aktif dalam Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten
mengikuti, maka Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Sumedangdalam melaksanakanpembinaan dan
Menengah, Perdagangan dan Perindustrian pengawasan terhadap koperasi-koperasi di
Kabupaten Sumedang harus berani mengambil daerahKabupaten Karanganyar terdapat hambatan-
tindakan berupa pemberian sanksi agarkoperasi hambatan yaitu tidakdisiplinnya pengurus koperasi
yang tidak aktif jera. Keaktifan tidak hanya dari dalam menyampaikan laporan RATkoperasi setiap
penguruskoperasi-koperasi daerah, namum tahun kepada Dinas Koperasi, Usaha Kecil,
pegawai sebagai struktur yang adadalam Dinas Menengah, Perdagangan dan Perindustrian
Koperasi, Usaha Kecil, Menengah, Perdagangan Kabupaten Sumedang, beberapa oknum pengurus
84
koperasi yang memanfaatkankoperasi demi permodalan dan pengembangan sumber daya
kepentingan pribadi atau kelompok, kurangnya manusia pengelola koperasi.
intensitas pembinaan oleh Dinas Koperasi, Usaha Kondisi koperasi setelah dilakukan pembinaan
Kecil, Menengah, Perdagangan dan Perindustrian manajemen koperasi oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Sumedang kepadakoperasi-koperasi. Kabupaten Sumedang dalam hal ini sudah
Solusi untuk mengatasi tidak disiplinnya mengalami ke arah kemajuan atau ada peningkatan
penguruskoperasi dalam menyampaikan laporan walaupun berbeda jauh dari tahun tahun
RAT tahunan, Dinas Koperasi, Usaha Kecil, sebelumnya karena banyaknya faktor persaingan
Menengah, Perdagangan dan Perindustrian bisnis dengan lembaga keuangan perbankan yang
Kabupaten Sumedangmenghubungi pengurus memberikan kemudahan kemudahan sehingga
koperasi yangbersangkutan untuk secepatnya menarik para nasabah untuk lebih menitipkan
mnyampaikan laporan RAT tahunan.Kemudian uangnya di Bank ketimbang ikut menjadi anggota
solusi untuk mengatasi oknum pengurus koperasi koperasi dan menitipkan uangnya di koperasi.
yangmemanfaatkan koperasi demi kepentingan
pribadi atau kelompok, makaDinas Koperasi, 5. KESIMPULAN
Usaha Kecil, Menengah, Perdagangan dan Berdasarkan hasi lpenelitian dan
Perindustrian Kabupaten Sumedang melakukan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan
investigasisecara mendalam yang kemudian akan sebagai berikut :
ditindak lanjuti sesuai denganperaturan yang a. Pembinaan manajemen koperasi yang
berlaku. dilaksanakan secara rutin oleh Dinas Koperasi
Solusi mengenai kurangnya intensitas Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah,
pembinaandan pengawasan oleh Dinas Koperasi, Perdagangan dan Peindustrian Kabupaten
Usaha Kecil, Menengah, Perdagangan dan Sumedang dalam melakukan pembinaan
Perindustrian Kabupaten Sumedangkepada koperasi dilaksanakan dengan memantau
koperasi-koperasi daerah yang disebabkan perkembangan kegiatan koperasi secara
kurangnya pegawai dananggaran, maka Dinas berkala melalui perbaikan manajemen koperasi
Koperasi, Usaha Kecil, Menengah,Perdagangan yang meliputi aspek kelembagaan, usaha dan
dan Perindustrian Kabupaten keuangan, penguatan modal, penilaian
Sumedangmengajukan penambahan pegawai dan kesehatan koperasi, pendidikan dan pembinaan
anggaran. usaha anggota, pemberian tindakan
Temuan Hasil Penelitian dan Penafsiran administrative telah memberikan dampak
Berdasarkan hasil penjelasan hasil penelitian, uji positif dalam peningkatan peran koperasi di
kredibeilitas melalui proses wawancara dimana Kabupaten Sumedang.
dari ke lima informan yang diwawancarai b. Dalam melaksanakan pengawasan terhadap
memberikan inplementasi yang sama terkait koperasi dilaksanakan terdapat berbagai
dengan peran pemerintah dalam pembinaan hambatan hambatan yaitu tidak disiplinnya
manajemen koperasi di Kabupaten Sumedang. pengurus koperasi dalam menyampaikan
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa dari laporan RAT koperasi setiap tahun kepada
penilaian kinerja koperasi yang dilihat dari Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah,
dokumen Laporan Tahunan Koperasi yang Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten
disampaikan melalui Rapat Anggota Tahunan dari Sumedang, beberapa oknum pengurus
tiga koperasi yaitu KPRI KPKS Sumedang, koperasi yang memanfaatkan koperasi demi
Koperasi Karyawan PT PLN (Persero Cabang kepentingan pribadi atau kelompok, kurangnya
Sumedang) dan BMT Al Amanah Sumedang intensitas pembinaan oleh Dinas Koperasi,
dilihat dari Aspek Badan Usaha Aktif, Aspek Usaha Kecil, Menengah, Perdagangan dan
Kinerj usaha yang semakin Baik, Aspek Perindustrian Kabupaten Sumedang kepada
Kohesivitas dan Partisipasi Anggota, Aspek koperasi koperasi di Kabupaten Sumedang.
Orientasi Kepada Pelayanan Anggota , Aspel Hal ini membuktikan walaupun sudah
Pelayanan Kepada Masyarakat, dan Aspek dilakukan pembinaan terhadap koperasi
Kotribusi Terhadap Pembangunan dapat koperasi di Kabupaten Sumedang masih ada
dikategorikan berkualitas. yang koperasi yang tidak disiplin terhadap
Dari hasil penelitian tesebut, bahwa dapat kewajiban pelaporan kegiatan koperasi kepada
dikategorikan berkualitas hal ini dibuktikan masih Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah,
banyaknya komponen komponen permodalan Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten
koperasi yang masih harus ditunjang dengan peran Sumedang selaku instansi yang berwenang
serta pemerintah maupun badan usaha milik untuk memberikan ijin operasional
pemerintah untuk membantu koperasi dari unsur pelaksanaan usaha – usaha koperasi.
85
Prawirosentono Suryadi.(2014). Kinerja. Bandung
6. REFERENSI : Alfabeta.
Ahmad.(2012). Akuntansi Biaya. Edisi 3. Bandung Priatna, Suwatno.(2013). Perencanaan dan
: Salemba Empat. Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Baswir Revsond (2010). Koperasi Indoneaia. Edisi Bandung : Alfabeta.
Pertama. Yogyakarta : BPFE Peraturan Menteri Koperasi dan UKM RI Nomor 9
Bangun, Wilson.(2013).Manajemen Sumber Daya Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan dan
Manusia. Jakarta : Erlangga. Pembinaan Perkoperasian. Diunduh dari
Djam’an Satori dan Aan Komariah (2017). https://www.jdih.setneg.go.id diakses pada
Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : tanggal 1 November 2019.
Alfabeta. Rangkuti Freddy.(2007). Strategi Promosi Yang
Gaspersz Vincent.(2012). All In One Production Kreatif dan Analisis Kasus Integrated
and Inventori Management, Edisi 8. Bogor. Marketing Communication. Jakarta : PT.
Gunawan Imam.(2016). Metode Penelitian Gramedia Pustaka Utama.
Kualitatif. Jakarta : Bumi Aksara. Rurchan Arif, (2012). Pengantar Penelitian dalam
Hardiansyah (2010). Kualitas Pelayanan Publik. Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Yogyakarta : Gava Media. Siagian Sondang.(2005). Fungsi-Fungsi
Kuncoro Mudrajad.(2013). Metode Riset Untuk Manaemen. Jakarta : Bumi Aksara.
Bisnis dan Ekonomi. Edisi 4, Jakarta Sitio Arifin.(2001). Koperasi Teori dan Praktik.
Erlangga. Jakarta : Erlanggan.
Kenneth D. Bailey (2014). Methods of Social Soejono, Sulistyowati.(2013). Sosiologi Suatu
Research. Jakarta : Rajawali Grafindo Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers.
Persada. Sugiyono.(2013). Metode Penelitian Kuantitatif,
Keputusan Menteri UKM No. Kualitatif, R&D. Februari 2017. Bandung :
06/Per/M.KUKM/III/2008 Tentang Pedoman Alfabeta.
Pemeringkatan Koperasi. Sugiyono (2014). Metode Penelitian Manajemen.
https://www.jdih.setneg.go.id diakses pada Bandung : Afabeta.
tanggal 1 November 2019. Sugiyono.(2016). Metode Penelitian Kuantitatif,
Lexy J. Moleong (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif, R&D. Cetakan Ke-24 Februari
Kualitatif Edisi Revisi. Bandung PT. Remaja 2017. Bandung : Alfabeta.
Rosdakarya. Suharsimi Arikunto.(2013). Prosedur Penelitian.
Laporan Tahunan Tahun Buku 2018 BMT Al- Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Amanah Sumedang. Cipta.
Laporan Tahunan Tahun Buku 2018 Koperasi Sumarsono Sonny.(2003). Ekonomi Manajemen
Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Pegawai Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan.
Kesehatan Kabupaten Sumedang. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Laporan Tahunan Tahun Buku 2018 Koperasi Supardi.(2015). Penelitian Pendidikan Kelas.
Karyawan Industri (KOPKARIN) PT. Jakarta : Bumi Aksara.
Kahatex Kabupaten Sumedang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang
Muljono Djoko.(2012). Buku Pintar Strategi Bisnis Pokok-Pokok Perkoperasian. Diunduh dari
Koperasi Simpan Pinjam. Andi : Yogyakarta. https://www.jdih.setneg.go.id diakses pada
Nasution, Thamrin.(2006). Metode Penelitian tanggal 1 November 2019.
Naturalistik. Jakarta : Sinar Grafika. Wirawan.(2014). Evaluasi Kinerja, Edisi Kedua,
Nawawi Hadari.(2005). Penerapan Terapan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
Yogyakarta : Gaah Mada University. Press. Yakin Hafsih Ipa.(2017). Metodologi Penelitian.
Bandung : Karima.

86

You might also like