You are on page 1of 21

Sense Vol 3 | No 2 | November 2020

Pembangunan Karakter Tokoh Utama Melalui Dialog Pada Film


Musikal “The Greatest Showman”
Alifia Nuralita Rezqiana
Siti Maemunah
Endang Mulyaningsih
Jurusan Film & Televisi, Fakultas Seni Media Rekam, Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Jl. Parangtritis km. 6.5 Yogyakarta Telp. (0274) 381047

Abstract
The Greatest Showman is a phenomenal musical film that tells a story about an American
showman named P. T. Barnum. This film managed to get lot of awards and inspired a lot of people
around the world. On the other hand, this film also drew lot of critical criticisms from the film
critics. This study aims to analysed the development of the main character through dialogue in
musical film The Greatest Showman.
The qualitative method with descriptive approach will be used in this study. The data examined in
this study are the whole scenes breakdown of the film. This study will be focused on analysing the
main character development through dialogue and song lyrics of the film while still considering
the visual elements. Dialogues and song lyrics will be analysed by describing the dialogue’s
function, structure, style, and the dialogue’s integration with other cinematic elements.
The results of this study showed that dialogue has the capability to describe the physiological,
sociological and psychological dimensions of the main character. The development of the main
character in The Greatest Showman is shown more through the dialogue than visual elements. The
result showed there are lots of character dimensions that are only appear through dialogue.
Nevertheless, there are also few character dimensions that only appear through visual elements
of the film.

Keywords: Character Development, Main Character, Dialogue, Musical Film, The Greatest
Showman

Abstrak
Film The Greatest Showman merupakan film musikal fenomenal yang menceritakan tentang
perjalanan karier seorang tokoh seniman pertunjukan bernama P. T. Barnum. Film ini berhasil
mendapatkan berbagai penghargaan dan digemari oleh masyarakat, namun juga menuai kritik
pedas dari para kritikus film. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembangunan karakter
tokoh utama melalui dialog pada film musikal The Greatest Showman.
Analisis dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data yang dikaji
dalam penelitian ini adalah seluruh breakdown scene Film The Greatest Showman. Analisis
pembangunan karakter akan dilihat melalui unsur audio yang terdiri dari dialog dan lirik lagu
dengan tetap memperhatikan unsur visual di dalamnya. Dialog dan lirik lagu akan dianalisis
dengan cara menguraikan fungsi dialog, struktur dialog, gaya dialog dan integrasi dialog dengan
unsur sinematik lain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa unsur-unsur dialog mampu menunjukkan dimensi fisiologis,
sosiologis dan psikologis tokoh utama. Pembangunan karakter tokoh utama pada Film The
Greatest Showman lebih banyak ditunjukkan melalui dialog daripada visual. Dialog mendominasi
pembangunan dimensi karakter sosiologis dan psikologis. Meskipun demikian, terdapat beberapa
dimensi karakter yang hanya muncul melalui unsur visual, terutama pada dimensi fisiologis.

Kata kunci : Pembangunan Karakter, Tokoh Utama, Dialog, Film Musikal, The Greatest
Showman.

123
Alifia Nuralita Rezqiana, Siti Maemunah, Endang Mulyaningsih
Pembangunan Karakter Tokoh Utama melalui Dialog pada Film Musikal "The Greatest Showman"

Pendahuluan masyarakat Indonesia yang begitu besar


Film merupakan sebuah karya seni terhadap film The Greatest Showman.
yang diwujudkan melalui media audio visual. Tidak lama setelah tayang perdana,
Sebagai sebuah media ekspresi, film beberapa kritikus mulai memberikan ulasan
digunakan untuk menyampaikan cerita dan yang cukup pedas terhadap film ini
gagasan melalui visualisasi yang nyata (TheVintageNews.com 2019). Terlepas dari
dengan menggabungkan berbagai elemen kritik pedas yang banyak beredar di berbagai
seni di dalamnya. Musikal menjadi salah satu media, film musikal The Greatest Showman
genre film yang paling lama dan paling telah memenangkan 18 dari 55 nominasi
populer dengan kehadiran komponen lagu penghargaan (per 12 Desember 2019).
dan tari di dalam film (Giannetti 2014, 215). Sebuah film musikal tentu saja tidak
Film musikal terus diproduksi dari akan lepas dari unsur lagu. Salah satu hal
tahun ke tahun dan hingga saat ini masih yang menarik dari film musikal adalah dialog
sangat diminati oleh para penikmat film. yang dinyanyikan oleh para pemeran. Film
Dalam 40 tahun terakhir, film musikal The Greatest Showman memiliki beberapa
membuktikan eksistensinya dengan berbagai scene dengan dialog yang dikemas dalam
pencapaian, baik dari segi penghargaan di bentuk lagu. Dialog berupa lagu pada scene
festival film bergengsi maupun dari segi tersebut menjadi istimewa karena di dalam
penjualan yang sukses besar. Tahun 2017 adegan yang penuh emosi, lirik lagu dan
lalu, bioskop Indonesia cukup ramai dengan musik mampu mengungkapkan perasaan
kehadiran berbagai judul film musikal, di tokoh dengan cara yang estetis.
antaranya adalah film Naura dan Genk Juara, Dialog berupa lagu pada film ini telah
film Beauty and The Beast (live-action), dipikirkan secara detail hingga hampir setiap
Pitch Perfect 3, film animasi Coco dan film dialog mampu mendeskripsikan keadaan dan
The Greatest Showman. perasaan setiap tokoh di dalam frame,
Film musikal The Greatest Showman meskipun tokoh tersebut bukanlah tokoh
menjadi film yang istimewa karena mampu yang sedang berdialog/bernyanyi. Dialog
bertahan hingga lebih dari 8 minggu di pada film ini menarik karena hampir setiap
bioskop Indonesia. Film ini tayang perdana scene dengan dialog yang dilagukan selalu
pada tanggal 29 Desember 2017. Hingga menyelipkan beberapa montage. Tujuannya
akhir bulan Februari 2018 film ini masih untuk menunjukkan berbagai peristiwa yang
ditayangkan di beberapa bioskop tanah air. terjadi di berbagai tempat yang berbeda
Hal ini membuktikan antusias dan apresiasi namun masih berhubungan erat dengan tokoh
yang menyanyikan dialog tersebut.

124
Sense Vol 3 | No 2 | November 2020

Film The Greatest Showman deskriptif pembangunan karakter tokoh


memiliki satu orang tokoh yang menjadi utama.
fokus utama dari cerita dalam film. Tokoh Metode yang akan digunakan dalam
tersebut adalah Phineas Taylor Barnum atau pengumpulan data adalah dokumentasi dan
yang kerap disebut P. T. Barnum. Tokoh observasi. Proses pengumpulan data melalui
utama disebut juga sebagai tokoh protagonis metode dokumentasi akan dimulai dengan
atau pahlawan dalam cerita (Grafinkel 2007, mencari file film musikal The Greatest
23). Tokoh ini merupakan tokoh yang Showman, mencari naskah film musikal The
menjadi pusat penceritaan dalam film di Greatest Showman dan mengunduh beberapa
mana ia memiliki tujuan dan kebutuhan. video di balik layar pembuatan film The
Cerita dalam sebuah film akan menyoroti Greatest Showman sebagai referensi. Peneliti
bagaimana tokoh ini berjuang meraih tidak berhasil mendapatkan naskah final atau
tujuannya. naskah terakhir dari film The Greatest
Penelitian ini akan membahas tentang Showman, namun peneliti mendapatkan
bagaimana tiga dimensi karakter tokoh P. T. naskah draft 20 April 2015 yang dijadikan
Barnum pada film musikal The Greatest sebagai referensi dalam penulisan breakdown
Showman dan bagaimana karakter tokoh P. T. (data penelitian).
Barnum dibangun melalui dialog. Tujuan Tahap pengumpulan data selanjutnya
dari penelitian ini antara lain adalah observasi. Observasi akan dilakukan
mendeskripsikan tiga dimensi karakter tokoh dengan menonton dan mengamati film
P. T. Barnum melalui dialog dan musikal The Greatest Showman melalui
memaparkan tentang bagaimana karakter media player yang tersedia. Observasi
tokoh P. T. Barnum dibangun melalui dialog. dilakukan menggunakan fitur seperti A-B
Metode Penelitian Repeat, Screencapture, dan penanda/marking
Metode yang digunakan dalam file yang memudahkan proses pengamatan
penelitian ini adalah metode penelitian film.
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pembahasan
Penelitian ini akan mengumpulkan data Data utama dari penelitian ini adalah
berupa teks, yaitu transkrip atau breakdown film musikal The Greatest Showman. Setelah
dari Film The Greatest Showman. Data data berupa file film diperoleh, proses
berupa breakdown yang memuat dialog akan selanjutnya adalah mengamati data dengan
diteliti, dieksplorasi dan dipahami dengan menonton film The Greatest Showman.
mengacu pada teori film dialogue, hingga Setelah mengolah data dengan menonton dan
menghasilkan penjabaran dan gambaran mengobservasi film The Greatest Showman,

125
Alifia Nuralita Rezqiana, Siti Maemunah, Endang Mulyaningsih
Pembangunan Karakter Tokoh Utama melalui Dialog pada Film Musikal "The Greatest Showman"

maka didapatkan data breakdown film berupa hubungan sebab akibat dengan tokoh P. T.
65 scene film dengan 95 montage . Barnum.
Breakdown film dari setiap scene Pembangunan karakter melalui dialog
akan dianalisis dalam dua tahap. Tahap akan dianalisis menggunakan teori Film
pertama adalah analisis pembangunan dialogue dari Sarah Kozloff. Analisis akan
karakter tokoh utama dalam scene melalui dimulai dengan mengamati dan
media dialog dan lirik lagu. Kedua adalah mendeskripsikan fungsi dialog yang terdiri
analisis pembangunan karakter tokoh utama dari identifikasi tokoh, tindakan/aksi verbal,
dalam scene melalui media visual. perwujudan karakter, realitas tokoh dan
Setelah data diamati dengan saksama, eksploitasi sumber bahasa.
peneliti akan membuat breakdown scene dari Analisis dialog akan dilanjutkan
film The Greatest Showman. Breakdown dengan mendeskripsikan struktur dialog dan
scene dalam penelitian ini merupakan gaya dialog yang terdiri dari kuantitas dialog,
transkrip dari adegan dan dialog film The jumlah partisipan, interaksi dalam dialog,
Greatest Showman yang dikemas dalam bahasa asing, dialek, repetisi, ritme dan
format skenario film fiksi dan mengacu pada surprise. Proses selanjutnya adalah
format naskah film The Greatest Showman mendeskripsikan integrasi dialog dengan
draft 20 April 2015. unsur sinematik lainnya yang mencakup
Tahap penelitian selanjutnya adalah performance tokoh, shot and scale serta
menganalisis pembangunan karakter tokoh P. sound design.
T. Barnum melalui unsur audio yang Setelah menganalisis dialog di dalam
mencakup dialog dan lirik lagu serta melalui breakdown scene dan mengobservasi data
unsur visual. Dialog akan menjadi kajian film, maka akan diperoleh hasil analisis
utama dalam penelitian ini, sedangkan visual berupa kemunculan dimensi karakter tokoh
akan digunakan sebagai analisis pelengkap. P. T. Barnum di dalam scene yang dianalisis.
Proses analisis pembangunan Dimensi karakter tokoh yang muncul akan
karakter yang pertama adalah analisis dikumpulkan di dalam tabel analisis
pembangunan karakter melalui unsur audio penjabaran tiga dimensi karakter tokoh P. T.
yaitu dialog dan lirik lagu. Dialog yang akan Barnum dan dikelompokkan sesuai dengan
dianalisis pada penelitian ini adalah dialog dimensinya, yaitu dimensi fisiologi, sosiologi
dari tokoh utama yaitu P. T. Barnum dan dan psikologi.
dialog dari tokoh-tokoh lain yang sedang Selain memperoleh data berupa
membicarakan tokoh P. T. Barnum atau dimensi karakter tokoh, melalui analisis
dialog tokoh lain yang masih memiliki dialog akan dihasilkan pula data berupa

126
Sense Vol 3 | No 2 | November 2020

penjabaran tentang bagaimana dimensi menggunakan teori Tiga Dimensi Tokoh dari
karakter tokoh dapat muncul atau dapat Lajos Egri. Dimensi fisiologi akan dijabarkan
ditunjukkan melalui media dialog dan lirik dengan menyebutkan gender, usia, berat
lagu. Hasil penelitian berupa penjabaran badan, tinggi badan, warna rambut, warna
pembangunan karakter tokoh utama melalui mata, warna kulit, postur, penampilan,
dialog akan dikumpulkan dalam tabel hasil cacat/kelainan fisik dan keturunan.
analisis pembangunan karakter melalui Dimensi sosiologi akan dijabarkan
dialog. dengan menyebutkan kelas sosial, pekerjaan,
Mengingat bahwa karya film pendidikan, kehidupan di rumah, agama,
merupakan sebuah media audio-visual, maka suku, negara, peran di komunitas, status
penelitian tidak hanya menganalisis karakter politik dan hobi. Dimensi yang terakhir yaitu
melalui dialog dan lirik lagu saja, melainkan dimensi psikologi akan dijabarkan dengan
tetap memperhatikan unsur visual di menyebutkan orientasi seksual,
dalamnya. Analisis unsur visual akan ambisi/tujuan hidup, halangan, watak, cara
dilakukan dengan mengacu pada teori bersikap, kepribadian, kemampuan dan
Karakterisasi Tokoh dari Joseph M. Boggs. kualitas.
Proses analisis pembangunan Kategori kepribadian pada dimensi
karakter melalui unsur visual akan dilakukan psikologi akan dianalisis menggunakan teori
dengan cara mengobservasi data film, tipe kepribadian dari Isabel Briggs Myers dan
kemudian mendeskripsikan penampilan, aksi Peter Briggs Myers. Teori ini akan digunakan
eksternal, aksi internal, reaksi tokoh lain, untuk menganalisis tipe kepribadian dari
kontras, pengulangan karakter/leitmotif dan tokoh untuk menemukan apakah tokoh
pemilihan nama. Melalui analisis unsur termasuk tipe kepribadian ekstrovert,
visual, akan diperoleh data berupa introvert atau ambivert.
kemunculan dimensi karakter tokoh P. T. Scene 28 akan digunakan sebagai
Barnum. Dimensi karakter tokoh yang contoh analisis dari total 65 scene yang telah
muncul melalui unsur visual juga akan diteliti karena scene ini dapat menjadi
dikumpulkan di dalam tabel hasil analisis representasi analisis pembangunan karakter
sesuai dengan kategori dimensi karakter, tokoh utama yang memuat banyak komponen
yaitu dimensi fisiologi, sosiologi dan dialog di dalamnya dan menghasilkan
psikologi. beberapa dimensi karakter yang penting
Hasil analisis berupa tiga dimensi dalam penelitian.
karakter tokoh P. T. Barnum akan dijabarkan

127
Alifia Nuralita Rezqiana, Siti Maemunah, Endang Mulyaningsih
Pembangunan Karakter Tokoh Utama melalui Dialog pada Film Musikal "The Greatest Showman"

Tabel 1 . 1 Cuplikan Breakdown dan Analisis Scene 28


I\E. MONTAGE PERTUNJUKAN PERTAMA SIRKUS BARNUM – D/N
(00:25:13 – 00:28:19)
Cast : P. T. Barnum, Tim Sirkus, Mr. O’Malley, Charity, Caroline,
Helen, Penonton.

MONTAGE 4
INT. MUSEUM BARNUM (BELAKANG PANGGUNG) – NIGHT
P. T. Barnum mengenakan kostum sirkus, sebuah jas mewah berwarna
merah dengan hiasan berwarna emas di bagian pergelangan tangan
dan rompi. P. T. Barnum tampak gagah, mengenakan topi polos
berwarna hitam. Semua tim sirkus tapak sedang mempersiapkan diri
menjelang pertunjukan.

P.T. BARNUM
COME ALIVE… COME ALIVE… GO AND LIGHT YOUR LIGHT. LET IT
BURN SO BRIGHT. REACHING UP… TO THE SKY… AND IT'S OPEN
WIDE. YOU'RE ELECTRIFIED.

(HIDUPLAH... HIDUPLAH... PERGILAH DAN NYALAKAN SINARMU.


BIARKAN SINARMU MENYALA SANGAT TERANG. GAPAILAH ANGKASA...
DAN ANGKASA TERBUKA LEBAR. KAU MENJADI SANGAT BAHAGIA.)

P. T. Barnum mengambil bantal salah seorang tim sirkus yang tidur di


saat teman lainnya bersiap-siap, kemudian memasukkan bantal di dalam
perut Pria Terberat Di Dunia. P. T. Barnum mengambil tali dari salah
seorang tim sirkus lalu menalikannya pada kaki Vasily Palvos.
P.T.Barnum membantu anggota sirkus bersiap-siap.

P.T. BARNUM
AND THE WORLD BECOMES A FANTASY. AND YOU'RE MORE THAN YOU
COULD EVER BE. CAUSE YOU'RE DREAMING WITH YOUR EYES WIDE
OPEN.

(DAN SAAT DUNIA MENJADI SEBUAH FANTASI. DAN KAU LEBIH DARI
APA YANG KAU KIRA. KARENA KAU BERMIMPI DENGAN MATA YANG
TERBUKA LEBAR.)

P. T. Barnum membantu Vasily Palvos berdiri, Vasily Palvos ternyata


hilang keseimbangan dan hendak jatuh tapi teman-teman sirkus membantu
mencegahnya.

VASILY PALVOS
Whoa…
(Waduh...)
P.T. BARNUM
AND YOU KNOW YOU CAN'T GO BACK AGAIN TO THE WORLD THAT YOU
WERE LIVING IN.

(DAN KAU TAHU KAU TAK AKAN BISA HIDUP DI DUNIAMU YANG DULU
LAGI)

P. T. Barnum melihat Lettie Lutz mengintip melalui tirai panggung.


Lettie Lutz melihat kerumunan penonton dan tampak gugup. P. T. Barnum
menghampiri Lettie Lutz.

P.T. BARNUM
CAUSE YOU'RE DREAMING WITH YOUR EYES WIDE OPEN. SO COME
ALIVE!

(KARENA KAU BERMIMPI DENGAN MATA YANG TERBUKA LEBAR. JADI,


HIDUPLAH!)

Vasily Palvos hilang keseimbangan, tim sirkus tidak mampu


menghadangnya, kemudian mereka secara tidak sengaja menjadi maju ke
panggung. Vasily Palvos bisa berhenti setelah berada di depan panggung.
Tampak para penonton yang sangat terkejut melihat orang-orang unik di
hadapan mereka. P. T. Barnum tampak panik, kemudian melihat Lettie Lutz
yang juga tampak panik dan gugup hanya berdiri di balik tirai. P. T.
Barnum menghampiri Lettie.

128
Sense Vol 3 | No 2 | November 2020

P.T. BARNUM
Lettie! Lettie! They're waiting!
(Lettie! Lettie! Mereka menunggu)

LETTIE LUTZ
For what?
(Menunggu apa?)
P.T. BARNUM
For you.
(Menunggumu)

LETTIE LUTZ
Oh, No.
(Oh, Tidak)
P.T. BARNUM
They don't know it yet... but they are gonna love you.
Trust me.
(Mereka belum tahu, tapi mereka akan menyukaimu. Percayalah
padaku.)

P. T. Barnum mengarahkan Lettie Lutz untuk keluar, menuju panggung.


Di sisi lain, P. T. Barnum melihat Charles Stratton (Tom Thumb)
tampak sedang menyibukkan diri dengan bersiap-siap, tapi tidak segera
bergegas menuju panggung. P. T. Barnum mendatangi Tom Thumb.

P.T. BARNUM
Tom! Up! Up!
(Tom! Naik! Naik!)

P. T. Barnum menaikkan Charles Stratton di atas kuda dan membantunya


merapikan kostum. Charles Stratton tampak cemberut dan tidak percaya
diri.

P.T. BARNUM
I SEE IT IN YOUR EYES. YOU BELIEVE THAT LIE. THAT YOU NEED
TO HIDE YOUR FACE.

(AKU MELIHAT DALAM MATAMU. KAU PERCAYA PADA KEBOHONGAN ITU.


BAHWA KAU HARUS MENYEMBUNYIKAN WAJAHMU.)

Di panggung, terlihat seorang gadis kecil yang menonton pertunjukkan


keluar dari persembunyiannya di balik badan ibunya, lalu melihat ke
arah tim sirkus dan tersenyum. Lettie Lutz tampak takut, namun
tersenyum ke arah penonton ketika melihat seorang anak laki-laki
dengan penyangga kaki tersenyum ke arahnya.

P.T. BARNUM
AFRAID TO STEP OUTSIDE.

(TAKUT UNTUK MELANGKAH KELUAR.)

Pria Terberat Di Dunia yang semula panik, kini tampak membusungkan


dada dan melihat ke arah penonton dengan percaya diri.

P.T. BARNUM
SO YOU LOCK THE DOOR. BUT DON'T YOU STAY THAT WAY!

(JADI KAU MENUTUP PINTU. TAPI JANGANLAH HIDUP SEPERTI ITU!)

Di belakang panggung, tampak P. T. Barnum menepuk pantat kuda yang


ditunggangi oleh Tom Thumb. Kuda pun melaju ke depan panggung. Tom
Thumb kesulitan menjaga keseimbangan namun akhirnya bisa mengendalikan
kuda di atas panggung. Tim Sirkus lainnya tampak mulai berani dan
percaya diri.

LETTIE LUTZ
NO MORE LIVING IN THOSE SHADOWS. YOU AND ME, WE KNOW HOW
THAT GOES.

(TAK LAGI HIDUP DALAM BAYANGAN ITU. KAU DAN AKU, KITA TAHU
BAGAIMANA RASANYA)

129
Alifia Nuralita Rezqiana, Siti Maemunah, Endang Mulyaningsih
Pembangunan Karakter Tokoh Utama melalui Dialog pada Film Musikal "The Greatest Showman"

PRIA TERBERAT DI DUNIA


CAUSE ONCE YOU SEE IT, OH, YOU'LL NEVER, NEVER BE THE
SAME.

(KARENA KETIKA KAU MELIHATNYA, OH, KAU TAK AKAN PERNAH SAMA
SEPERTI DULU)

LETTIE LUTZ & PRIA TERBERAT DI DUNIA


A LITTLE BIT OF LIGHTNING STRIKING, BOTTLED UP TO KEEP ON
SHINING. YOU CAN PROVE THERE'S MORE TO YOU.

(MENANGKAP SEDIKIT CAHAYA, SIMPAN CAHAYA ITU SUPAYA TETAP


BERSINAR. KAU BISA BUKTIKAN ADA BANYAK HAL YANG BISA KAU
DAPATKAN.)

P.T. BARNUM
YOU CANNOT BE AFRAID.

(KAU TIDAK BOLEH TAKUT.)

Karakterisasi Melalui Unsur Audio : Dimensi karakter


(Dialog & Lirik Lagu) tokoh P. T. Barnum
 Identifikasi Tokoh yang muncul :
P. T. Barnum memanggil wanita berjenggot sebagai  Seorang produser
“Lettie” dan memanggil Charles Stratton sebagai pertunjukan
“Tom” (Tom Thumb).  Seorang pemimpin
 Fungsi Dialog pertunjukan
 Aksi Verbal  Ingin menjadi
P. T. Barnum memotivasi dan menyemangati para bintang sirkus
anggota sirkus (Lettie & Tom), tampil menyanyi di  Memiliki impian
depan panggung bersama para anggota sirkus, akan dunia yang
menyapa dan memotivasi penonton. lebih baik
 Ingin membuat
 Perwujudan Karakter
orang takjub
P. T. Barnum bersemangat menyambut pertunjukan
dengan karyanya
pertama, ia sosok yang senang memotivasi, dapat  Ingin membuat
dipercaya, semangat, optimis, menghibur, percaya pertunjukan
diri dan pintar bermain kata.  Ingin anggota
 Menunjukkan Realitas sirkus percaya diri
P. T. Barnum sangat mencintai pekerjaannya dan dan berani tampil
semangat untuk membuat pertunjukan  Percaya diri
 Struktur dan Gaya  Tertarik dengan hal
 Kuantitas : Dialog panjang dan dialog singkat unik
 Jumlah Partisipan : Polylogue, Duologue  Optimis
 Interaksi dalam Dialog : Anggota sirkus yang  Penghibur
ragu menjadi ikut bersemangat, penonton sirkus  Pemimpi
yang awalnya takut menjadi bersorak terkesima  Dapat dipercaya
 Dialek : Amerika  Semangat
 Gaya : Sebagian besar dialog dilagukan dan  Ekspresif
memiliki banyak repetisi layaknya refren lagu.  Ambisius
Sebagian dialog biasa yang diucapkan dengan  Pekerja keras
ritme yang variatif dengan penekanan bernada  Kreatif
menyemangati dan memotivasi.  Memotivasi
 Integrasi dengan Unsur Sinematik  Imajinatif
 Performance  Persuasif
P. T. Barnum menyanyi dengan semangat dan  Pintar bicara
berapi-api, pace bervariasi mengikuti penekanan
dan irama lagu, volume lantang penuh percaya diri,
pitch bervariasi mengikuti lagu dan mengikuti
penekanan pada beberapa dialog yang memotivasi.
Performance dari dialog membuktikan sosok P. T.
Barnum yang ekspresif.
 Shot and Scale

130
Sense Vol 3 | No 2 | November 2020

Beberapa shot off screen memiliki Voice over yaitu


lagu yang dinyanyikan P. T. Barnum. VO tersebut
mendeskripsikan adegan dalam setiap shot
(Montage 1, 2 dan 3)
 Sound design
Dialog yang dinyanyikan dalam scene ini adalah
penggalan original soundtrack berjudul “Come
Alive” dengan musik yang didominasi ritme cepat
dan bersemangat.
Karakterisasi Melalui Unsur Visual Dimensi karakter
 Penampilan tokoh P. T. Barnum
Kostum sirkus mewah berwarna merah-hitam yang muncul :
berhiaskan ornamen emas  Kelas sosial
 Aksi Eksternal menegah ke atas
P. T. Barnum berganti baju mengenakan kostum  Keluarga
pertunjukan yang mewah, membantu anggota sirkus mendukung
bersiap-siap memakai kostum, memasukkan bantal di pekerjaan
perut Pria Terberat di Dunia, memakaikan egrang untuk  Dibenci kritikus
Raksasa Irlandia, menghibur dan meyakinkan Lettie seni dan jurnalis
Lutz untuk tampil, memotivasi Charles untuk tampil kota
dan menepuk pantat kuda supaya bergerak. P. T.  Aktif/Gesit
 Percaya diri
Barnum membawa semua anggota sirkus tampil di
 Tertarik dengan hal
panggung dan memimpin pertunjukan dengan tarian
unik
dan nyanyian penuh semangat di panggung sirkus.  Optimis
 Aksi Internal  Penghibur
P. T. Barnum tampak sangat puas dan bahagia melihat  Pemimpi
para penonton yang menikmati pertunjukan (Montage  Semangat
5)  Ekspresif
 Reaksi Tokoh Lain  Pekerja keras
Lettie Lutz semula takut dan ragu, kemudian menjadi  Kreatif
berani setelah dimotivasi oleh P. T. Barnum dan  Imajinatif
setelah melihat senyum penonton. Charles Stratton  Memotivasi
semula masih takut dan ragu, kemudian menjadi  Ambisius
semangat setelah dimotivasi oleh P. T. Barnum dan
menikmati suasana pertunjukan.
 Pengulangan Karakter / Leitmotif
P. T. Barnum kembali memotivasi orang-orang, melalui
lirik demi lirik lagu “Come Alive” dan melalui dialog
dengan Lettie Lutz, “They don't know it yet... but they
are gonna love you. Trust me”

Hasil Penelitian menghasilkan temuan dimensi fisiologi


Berikut hasil penelitian yang tokoh, antara lain tokoh adalah seorang
didapatkan dari keseluruhan analisis laki-laki, keturunan Amerika, bernama
pembangunan karakter tokoh utama melalui Phineas Taylor Barnum yang tidak
dialog pada film musikal “The Greatest memiliki cacat fisik apa pun. Saat
Showman” : berusia 10 tahun, P. T. Barnum memiliki
1. Dimensi Fisiologi Tokoh P. T. Barnum tinggi badan sekitar 168 cm, berat badan
Analisis pembangunan karakter sekitar 45 kg, badan tinggi, kurus, kulit
tokoh utama, yaitu tokoh P. T. Barnum putih, mata besar, alis tebal, bibir tipis,

131
Alifia Nuralita Rezqiana, Siti Maemunah, Endang Mulyaningsih
Pembangunan Karakter Tokoh Utama melalui Dialog pada Film Musikal "The Greatest Showman"

rambut agak gondrong dan keturunan. Jenis kelamin tokoh yang


bergelombang, rambut berwarna coklat ditunjukkan melalui dialog dapat dilihat
tua, pakaian yang dikenakan selalu pada scene 2, 14, 16, 17, 18, 22, 26, 27,
kumal dan lusuh, sepatunya juga rusak dst. Jenis kelamin tokoh dan nama tokoh
dan badannya sering kotor. dapat diketahui melalui bagaimana
Saat berusia 40 tahunan, P. T. tokoh memperkenalkan diri dan
Barnum memiliki tinggi badan sekitar menyebutkan namanya, serta melalui
188 cm, berat badan sekitar 85 kg, reaksi tokoh lain yang memanggil nama
memiliki tubuh yang tinggi, berisi, tokoh maupun sekedar menyapa tokoh
gagah, rambut tokoh pendek, berwarna dengan sebutan “Sir”, “Mr.”, “Daddy”,
coklat tua dan bergelombang. P. T. dll.
Barnum selalu menggunakan setelan Keturunan tokoh didapatkan
kemeja dan celana kain, mulai dari melalui dialog dari Philio Barnum (Ayah
kemeja sederhana sampai jas yang P. T. Barnum) yang tampak pada scene 2
mewah. P. T. Barnum juga sering dan scene 3. Pada scene tersebut, Philio
menggunakan aksesoris tambahan Barnum berbicara dengan logat
berupa topi, syal, tongkat dan jam saku. Amerika. Pengungkapan keturunan
Saat tampil di panggung, P. T. Barnum melalui media visual juga memperkuat
menggunakan kostum sirkus mewah hasil temuan ini, antara lain ekspresi dari
yang dinominasi warna merah dan emas. ayah tokoh dan visual bendera Amerika
Dimensi fisiologi tokoh P. T. Serikat pada scene 11.
Barnum pada film musikal The Greatest Analisis pembangunan karakter
Showman muncul melalui media dialog tokoh melalui media visual pada
dan visual. Kemunculan dimensi penelitian ini mengungkapkan tentang
fisiologi tokoh melalui dialog cenderung ciri khas dari penampilan P. T. Barnum
terbatas. Hal ini dapat dilihat dari jumlah yaitu P. T. Barnum sering mengenakan
kemunculan dimensi karakter yang aksesoris topi, hal ini dapat ditunjukkan
kontras. Frekuensi kemunculan dimensi melalui kemunculan tokoh P. T. Barnum
karakter melalui dialog sebanyak 48 kali yang menggunakan topi pada scene 12,
sedangkan kemunculan dimensi karakter 19, 20, 21, 25, dst. Terdapat total 17
melalui visual sebanyak 406 kali. scene.
Dialog hanya mampu Melalui hasil analisis dimensi
menunjukkan dimensi karakter yang fisiologi tokoh P. T. Barnum dapat
meliputi jenis kelamin, nama dan disimpulkan bahwa dialog memang

132
Sense Vol 3 | No 2 | November 2020

dapat mengungkapkan dimensi fisiologi produser pertunjukan sekaligus


tokoh namun dialog bukan media yang pemimpin pertunjukan.
paling efektif untuk menunjukkan Kehidupan di rumah atau
fisiologi dari tokoh. Dialog pada film kehidupan keluarga P. T. Barnum juga
musikal The Greatest Showman hanya dapat ditemukan di dalam analisis.
mampu mengungkapkan dimensi Kondisi rumah atau kehidupan keluarga
fisiologi tokoh yang meliputi nama, jenis tersebut antara lain saat remaja, P. T.
kelamin dan keturunan. Barnum tinggal bersama ayahnya yang
2. Dimensi Sosiologi Tokoh P. T. tegas, agak kasar dan suka memerintah.
Barnum Setelah ayahnya meninggal, P. T.
Analisis pembangunan karakter Barnum hidup seorang diri. Setelah
tokoh utama menghasilkan temuan dewasa, P. T. Barnum menikah dengan
dimensi sosiologi P. T. Barnum yang Charity Hallett dan memiliki dua orang
beragam. Melalui hasil analisis dapat anak perempuan bernama Caroline dan
dilihat bahwa P. T. Barnum adalah Helen.
seorang yang berasal, berkebangsaan Keluarga P. T. Barnum dan
dan tinggal di Amerika Serikat. P. T. Charity Hallet adalah keluarga yang
Barnum seseorang yang berasal dari harmonis dan romantis. P. T. Barnum
kalangan kelas sosial menengah ke adalah sosok yang perhatian dan
bawah (miskin) yang mengalami menyayangi keluarga. Tetapi ada masa
stratifikasi sosial ke kelas sosial di mana hubungan P. T. Barnum dengan
menengah hingga ke kelas sosial atas. keluarga sedang buruk, sampai pada
P. T. Barnum digambarkan suatu ketika P. T. Barnum ditinggalkan
sebagai seorang yang tidak pernah oleh istri dan anak-anaknya. Namun
menempuh pendidikan secara formal. kondisi keluarga yang kacau tidak
Selama remaja hingga dewasa, P. T. berlangsung lama, karena P. T. Barnum
Barnum telah menggeluti berbagai segera meminta maaf atas tindakannya
pekerjaan, antara lain pernah menjadi dan memperbaiki hubungan
seorang penjual koran saat remaja, keluarganya.
kemudian ketika dewasa menjadi Di dalam film The Greatest
seorang karyawan (akuntan) di sebuah Showman tidak ditunjukkan secara jelas
perusahaan dagang, lalu beralih profesi tentang agama P. T. Barnum, namun
menjadi seorang pemilik museum, ayah P. T. Barnum dimakankan secara
kristiani (Kristen/Katolik). P. T. Barnum

133
Alifia Nuralita Rezqiana, Siti Maemunah, Endang Mulyaningsih
Pembangunan Karakter Tokoh Utama melalui Dialog pada Film Musikal "The Greatest Showman"

memiliki status politik yang cukup baik. film The Greatest Showman, dialog
P. T. Barnum berteman dengan Ratu memiliki peran yang kuat dalam
Victoria dari Inggris dan berteman membangun dimensi sosiologi dari
dengan para politikus Amerika pada tokoh P. T. Barnum. Dialog menjadi
masanya. media yang dominan dalam
Peran P. T. Barnum di dalam memunculkan dimensi sosiologi dari
komunitas juga beragam, antara lain P. tokoh. Dimensi sosiologi yang paling
T. Barnum adalah seorang pemilik dominan dimunculkan melalui dialog
Museum Barnum, seorang produser adalah informasi tentang suku atau
pertunjukan yang juga memimpin negara dari P. T. Barnum yaitu ia berasal
pertunjukan, namun ia dibenci oleh dan tinggal di Amerika.
serang kritikus seni dan jurnalis ternama Jumlah keseluruhan dari
di New York, Amerika Serikat. Selian kemunculan dimensi sosiologi dari
itu, P. T. Barnum juga dibenci oleh tokoh P. T. Barnum yang muncul melalui
sebagian kalangan masyarakat dan tidak dialog adalah sebanyak 298 kali,
dianggap di masyarakat. Semasa sedangkan kemunculan dimensi
hidupnya, sejak remaja hingga dewasa, sosiologi melalui visual sebanyak 260
P. T. Barnum memiliki hobi yaitu ia kali. Dari segi jumlah, frekuensi
senang menghibur orang di sekitarnya. kemunculan dimensi sosiologi melalui
Ia juga senang melakukan atraksi dan media visual memang lebih sedikit,
tampil di depan umum. namun terdapat beberapa unsur dimensi
Berbagai dimensi sosiologi tokoh sosiologi yang hanya muncul secara
P. T. Barnum pada film musikal The visual.
Greatest Showman muncul melalui Unsur dimensi sosiologi tokoh P.
media dialog dan media visual. Hasil T. Barnum yang hanya muncul melalui
penelitian menunjukkan bahwa media visual ditemukan pada scene 11,
frekuensi kemunculan berbagai dimensi di mana scene tersebut mampu
sosiologi dari tokoh P. T. Barnum yang menunjukkan pendidikan P. T. Barnum
ditunjukkan melalui media dialog adalah (tidak bersekolah formal), kehidupan di
sebanyak 298 kali, sedangkan frekuensi rumah atau kondisi keluarga P. T.
kemunculan melalui visual didapat Barnum semasa remaja (hidup seorang
sebanyak 260 kali. diri setelah ayahnya meninggal) dan
Frekuensi kemunculan dimensi agama P. T. Barnum (kristiani;
sosiologi ini menunjukkan bahwa pada Kristen/Katolik).

134
Sense Vol 3 | No 2 | November 2020

Perbedaan jumlah frekuensi orang terpandang, ingin berbaur dengan


kemunculan dimensi sosiologi melalui orang kaya, ingin diakui di masyarakat,
dialog dan visual menunjukkan bahwa ingin kembali membangun sirkus dan
meskipun perbedaan jumlah tidak ingin menjadi pria yang lebih baik.
signifikan, namun pembangunan Analisis juga menunjukkan
dimensi sosiologi tokoh P. T. Barnum halangan atau ketidakpuasan dari P. T.
pada film The Greatest Showman yang Barnum, antara lain keluarganya miskin,
ditunjukkan melalui dialog lebih efektif berbeda kelas sosial dengan pujaan hati,
dan memiliki peran yang lebih kuat merasa bosan dengan pekerjaan, dipecat,
daripada dimensi sosiologi yang muncul menjadi pengangguran, museum tidak
secara visual. laku, tidak dianggap di masyarakat,
3. Dimensi Psikologi Tokoh P. T. menjadi buah bibir di kota, anaknya
Barnum malu pada pekerjaannya, sirkusnya
Analisis pembangunan karakter dibenci masyarakat, museumnya
tokoh utama menghasilkan banyak kebakaran, kemudian bangkrut.
temuan dimensi psikologi dari P. T. Melalui analisis, didapatkan pula
Barnum. P. T. Barnum pada film The berbagai watak yang terdapat pada diri P.
Greatest Showman digambarkan sebagai T. Barnum antara lain ia adalah seorang
sosok laki-laki yang memiliki orientasi yang penurut (semasa remaja), peduli,
seksual heteroseksual dan memiliki jujur, berani, percaya diri, tegas, keras
banyak sekali ambisi atau tujuan selama kepala, egois, lucu, sopan/hormat,
hidupnya. sensitif, optimis, penghibur, penyayang,
Ambisi atau tujuan tersebut suka bertualang, pemimpi, jahil, dapat
antara lain adalah ingin menjadi bintang diandalkan, nekat tegar, semangat,
pertunjukan, ingin memakai pakaian romantis, hangat, hiperbola, ekspresif,
bagus, ingin dibela dan dilindungi ayah, ambisius, pekerja keras, setia, sombong,
ingin bermain dengan Charity, ingin serakah, rela berkorban dan tidak
hidup mewah, ingin berkembang, ingin pendendam.
mendirikan museum, ingin museumnya Bagaimana cara P. T. Barnum
menghasilkan uang dan terkenal, ingin bersikap juga dapat dilihat melalui hasil
membuat orang takjub dengan karyanya, analisis, antara lain P. T. Barnum
ingin membuat pertunjukan, ingin tim cenderung pendiam saat di depan
sirkus percaya diri dan berani, ingin ayahnya, lembut dan penuh kasih pada
anaknya bangga padanya, ingin menjadi Charity, ia juga sosok yang aktif/gesit,

135
Alifia Nuralita Rezqiana, Siti Maemunah, Endang Mulyaningsih
Pembangunan Karakter Tokoh Utama melalui Dialog pada Film Musikal "The Greatest Showman"

mencintai anak dan istri, membenci yang dominan muncul melalui media
mertua, tertarik dengan hal unik, dialog, antara lain ambisi dan tujuan
antisipatif, sarkastis, tidak suka hidupnya untuk berkembang, menjadi
kekerasan, tidak suka pada Mr. Bennett, orang terpandang dan diakui
gugup saat berada di lingkungan orang dimasyarakat. Kemudian terdapat
kaya, malu berhubungan dengan tim wataknya yang adalah sosok pemimpi
sirkus, bersikap dingin dan dan ambisius. Terdapat pula
mengacuhkan anak istri, meninggalkan kemampuannya yang memotivasi dan
tim sirkus, pilih kasih, tidak pintar bicara. Frekuensi kemunculan
memprioritaskan keluarga, bersikap dimensi-dimensi tersebut lebih banyak
dingin pada rekan kerja, dan juga ditunjukkan melalui dialog.
menyayangi teman-teman. Media dialog tidak hanya
Penjabaran dimensi psikologi mendominasi banyak kemunculan
yang ditemukan dalam analisis juga dimensi psikologi, tetapi juga terdapat
menunjukkan kemampuan dari P. T. beberapa dimensi psikologi P. T.
Barnum yang kreatif, memotivasi, Barnum yang hanya muncul melalui
imajinatif, persuasif, pintar melihat dialog, antara lain watak P. T. Barnum
peluang, memiliki wawasan luas, cerdik, yang optimis (muncul pada sebanyak 29
pintar bicara dan mampu mempengaruhi scene), keras kepala (muncul pada
orang lain. sebanyak 2 scene), serakah (muncul pada
Selain kemampuan, terdapat pula sebanyak 1 scene), cara bersikap yang
kualitas dari sosok P. T. Barnum yang pilih kasih (muncul pada sebanyak 2
muncul, antara lain P. T. Barnum adalah scene), kemampuan persuasif (muncul
salah satu seniman pertunjukan terbaik pada sebanyak 12 scene), dan
di Amerika, ia juga seorang produser wawasannya yang luas (muncul pada
pertunjukan yang sukses, seorang pria sebanyak 4 scene).
yang humanis (tidak membeda-bedakan Di sisi lain, melalui hasil analisis
orang), dan sosok kepala rumah tangga dapat diketahui bahwa terdapat beberapa
yang penyayang, menyenangkan, dimensi karakter yang hanya muncul
pekerja keras, bertanggungjawab, dan melalui media visual, seperti keinginan
berani mengakui kesalahan. P. T. Barnum untuk memakai pakaian
Melalui analisis, ditemukan bagus (saat remaja), keinginan untuk
bahwa di dalam film terdapat banyak dibela Ayah, sifat penurut (saat remaja),
dimensi psikologi dari P. T. Banrum sikap diam di depan Ayah (saat remaja)

136
Sense Vol 3 | No 2 | November 2020

dan watak/sifat P. T. Barnum yang partisipan, interaksi dalam dialog,


aktif/gesit. dialek, ritme, repetisi dan surprise.
Jumlah kemunculan dimensi Integrasi dialog dengan unsur
psikologi tokoh P. T. Barnum melalui sinematik lainnya yang telah
media dialog adalah 653 kali sedangkan diidentifikasi dan dideskripsikan adalah
jumlah kemunculan dimensi psikologi integrasi dialog dengan performance,
tokoh P. T. Barnum melalui media visual integrasi dialog dengan shot and scale
adalah 601 kali. Perbedaan frekuensi dan integrasi dialog dengan sound design
kemunculan dimensi psikologi ini (original soundtrack; dialog yang
menunjukkan bahwa dialog menjadi dinyanyikan).
media yang jauh lebih efektif dan Berbagai unsur yang telah
memiliki peranan yang kuat untuk diidentifikasi dan dideskripsikan pada
memunculkan dimensi psikologi tokoh tabel analisis tersebut adalah alat yang
dalam film. digunakan untuk menemukan dimensi
4. Pembangunan Karakter Tokoh karakter dari tokoh P. T. Barnum.
Melalui Dialog Perwujudan karakter tokoh P. T. Banrum
Dimensi karakter tokoh P. T. didapatkan melalui analisis relasi antara
Barnum yang mencakup dimensi unsur-unsur pada fungsi dialog, struktur
fisiologi, sosiologi dan psikologi muncul dan gaya dialog serta integrasi dialog
melalui dialog dengan cara dengan komponen sinematik lainnya.
mengidentifikasi dan mendeskripsikan Fungsi dialog untuk
fungsi dialog, struktur dan gaya dialog, mengidentifikasi tokoh P. T. Barnum
serta integrasi dialog dengan unsur pada film The Greatest Showman
sinematik lainnya. menunjukkan bahwa dialog mampu
Fungsi dialog yang telah mengungkapkan lokasi adegan, nama
diidentifikasi dan dideskripsikan di tokoh, tempat tinggal tokoh, asal tokoh,
dalam analisis antara lain adalah serta pengenalan tokoh-tokoh lain di
identifikasi tokoh, aksi verbal, sekitar tokoh utama. Fungsi identifikasi
perwujudan karakter, realitas tokoh dan dapat ditemukan pada 44 scene dari total
eksploitasi sumber bahasa. Kemudian 65 scene yang dianalisis.
struktur dan gaya dialog yang Fungsi dialog sebagai
diidentifikasi dan dideskripsikan aksi/tindakan verbal pada film The
meliputi kuantitas dialog, jumlah Greatest Showman menunjukkan
mampu menunjukkan bahwa dialog

137
Alifia Nuralita Rezqiana, Siti Maemunah, Endang Mulyaningsih
Pembangunan Karakter Tokoh Utama melalui Dialog pada Film Musikal "The Greatest Showman"

mampu menunjukkan dimensi karakter Fungsi dialog pada eksploitasi


tokoh P. T. Barnum yang tidak dapat sumber bahasa muncul pada sebanyak 14
dimunculkan melalui visual, antara lain scene. Fungsi ini mampu menunjukkan
mengungkapkan tentang P. T. Barnum tentang humor/lelucon yang diucapkan
yang berbohong, P. T. Barnum yang P. T. Barnum, menunjukkan sifat P. T.
meminta maaf, informasi dari tokoh lain Barnum yang sarkastis dan juga
tentang P. T. Barnum, sikap P. T. menyisipkan beberapa kata mutiara dari
Barnum yang sarkastis, dsb. Aksi verbal tokoh asli Phineas Taylor Barnum ke
ditemukan pada total 57 scene. dalam dialog film.
Fungsi dialog sebagai Dimensi karakter P. T. Barnum
perwujudan karakter dapat ditemukan yang muncul melalui dialog diperkuat
pada 57 scene. Fungsi ini dapat dengan unsur struktur dialog dan gaya
ditemukan dengan mengidentifikasi dan dialog. Struktur dan gaya dapat
menganalisis unsur dialog lain seperti mengidentifikasi bagaimana cara P. T.
aksi verbal, interaksi dalam dialog, gaya Barnum berbicara, bagaimana sikap P. T.
dialog, dan performance. Perwujudan Barnum terhadap lawan bicara, dsb.
karakter mampu mengungkapkan Unsur kuantitas dialog dan
bagaimana watak tokoh P. T. Barnum, jumlah partisipan di dalam klasifikasi
bagaimana cara P. T. Barnum bersikap struktur dan gaya dialog diidentifikasi
dan bagaimana pandangan tokoh lain menjadi dialog panjang, dialog singkat,
tentang sosok P. T. Barnum. monolog (tokoh berbicara pada diri
Fungsi dialog dalam sendiri), duologue (percakapan antara
menunjukkan realitas tokoh muncul dua orang) dan polylogue (percakapan
pada 46 scene. Fungsi ini mampu lebih dari dua orang).
merepresentasikan percakapan sehari- Identifikasi dari unsur ini mampu
hari dan kehidupan sehari-hari dari tokoh mengungkapkan tentang tokoh P. T.
P. T. Barnum. Identifikasi dan deskripsi Banrum yang selalu mendominasi
dari realitas tokoh dapat menunjukkan percakapan, kemampuannya yang pintar
bagaimana kondisi bisnis P. T. Barnum, bicara, sifatnya yang jujur, dsb.
bagaimana kondisi di rumah P. T. Kuantitas dialog dan jumlah partisipan
Barnum, bagaimana hubungan P. T. dapat ditemukan pada 57 scene.
Barnum dengan keluarga, dengan teman- Unsur interaksi dalam dialog
teman sirkus, dengan Jenny Lind, muncul pada 57 scene di dalam film.
dengan mertua, dengan masyarakat, dsb. Interaksi pada dialog mampu

138
Sense Vol 3 | No 2 | November 2020

mengungkapkan karakter tokoh P. T. Repetisi dalam hal ini akan menekankan


Barnum yang sering berada pada posisi keseriusan pada dialog P. T. Barnum. Di
superior, mendominasi, dan sisi lain, repetisi juga dapat menandakan
mengungkapkan apakah P. T. Barnum P. T. Barnum yang memiliki keraguan
bersikap sopan pada lawan bicara, dan gugup akan sesuatu, sehingga
apakah P. T. Barnum memperhatikan dialognya diucapkan secara terbata-bata.
dan mendengarkan lawan bicara, dsb. Dialog yang mengandung unsur repetisi
Interaksi dalam dialog juga mampu ditemukan pada sejumlah 27 scene.
mengungkapkan tentang bagaimana Gaya dialog selanjutnya adalah
tokoh-tokoh lain memperlakukan P. T. ritme. Semua dialog pada film The
Barnum. Greatest Showman memiliki ritme.
Dialek pada setiap dialog mampu Ritme dapat ditemukan pada 57 scene
mengungkapkan banyak hal tentang P. dalam film. Ritme dapat
T. Barnum berserta tokoh-tokoh lain di mengungkapkan bagaimana kondisi
sekitarnya. Dialek mengungkapkan emosional P. T. Barnum. Ritme juga
identitas ayah dari P. T. Barnum yang menyesuaikan dengan adegan. Contoh,
adalah orang Amerika, dialek juga ritme cepat bisa mengungkapkan
mengungkapkan identitas P. T. Barnum semangat dari P. T. Barnum, namun juga
yang berasal dan tinggal di Amerika. bisa mengungkapkan amarah dari P. T.
Dialek dapat ditemukan pada 57 scene Barnum.
dalam film. Selain fungsi dialog, struktur
Unsur terakhir pada klasifikasi dialog dan gaya dialog, terdapat integrasi
struktur dan gaya dialog adalah repetisi, dialog dengan unsur sinematik lainnya.
ritme dan surprise. Ketiga unsur ini Integrasi pertama adalah integrasi dialog
mampu mengungkapkan tentang dengan performance dari aktor. Unsur
bagaimana cara tokoh P. T. Barnum yang satu ini mirip seperti gaya dialog,
berbicara dan apa makna dari dialog yaitu terdiri dari pitch, pace dan
yang diucapkannya. Repetisi pada dialog power/volume. Integrasi ini
P. T. Barnum, misalnya, dapat mengungkapkan bagaimana tokoh P. T.
mengungkapkan banyak hal. Barnum diperankan dengan sangat baik
Pertama, repetisi dapat oleh aktor Hugh Jackman.
menandakan bahwa P. T. Barnum adalah Perpaduan antara pitch, pace dan
sosok yang tegas dan bersungguh- power dalam dialog P. T. Barnum
sungguh pada apa yang diucapkannya. mampu mengungkapkan banyak hal

139
Alifia Nuralita Rezqiana, Siti Maemunah, Endang Mulyaningsih
Pembangunan Karakter Tokoh Utama melalui Dialog pada Film Musikal "The Greatest Showman"

tentang P. T. Barnum, antara lain dalam frame meskipun hanya ada satu
memperkuat makna dari kata yang tokoh saja yang berbicara dalam wujud
diucapkan, menandakan keseriusan, lagu. Hal yang menarik pada analisis ini
menunjukkan sifat P. T. Barnum yang adalah setiap dialog yang diucapkan
ekspresif, lucu, tegas, penyayang, dsb. pada setiap shot mampu
Integrasi dialog dan performance merepresentasikan kondisi emosional
muncul pada 57 scene dalam film. dari setiap tokoh yang ada di dalam shot,
Salah satu integrasi dialog meskipun dialog tersebut adalah dialog
dengan unsur sinematik yang menarik dari tokoh lain.
dalam film ini adalah integrasi dialog Unsur integrasi tersebut mampu
dengan shot and scale. Pada sejumlah 13 mengungkapkan banyak hal tentang
scene dalam film The Greatest karakter dari tokoh P. T. Barnum, yaitu
Showman, terdapat dialog off screen berbagai kualitas dan kemampuannya,
(dialog dalam bentuk voice over) yang antara lain bagaimana perilaku P. T.
sengaja dimunculkan untuk menciptakan Barnum mampu mempengaruhi Philip
makna tertentu. Penyajian inilah yang Carlyle untuk mengurus sirkus,
mampu mengungkapkan identitas tokoh. bagaimana keluarga P. T. Barnum begitu
Sebagai contoh, pada analisis merindukan dan mencintainya,
Scene 52, terdapat kemunculan tokoh P. bagaimana Jenny Lind begitu
T. Banrum secara visual namun dialog di mengaguminya, dsb.
dalamnya adalah dialog dari tokoh Integrasi dialog yang terakhir
Charity yang menyanyikan lagu, adalah integrasi dengan sound design.
mengungkapkan kerinduan sekaligus Sebagai sebuah film musikal, The
kesedihannya karena ditinggalkan oleh Greatest Showman tidak lepas dari
P. T. Barnum. Dalam scene tersebut, kekuatan unsur musik di dalamnya, baik
banyak sekali sisipan montage yang itu musik skor, efek suara, dialog dan
memuat visual dari berbagai tokoh, soundtrack. Unsur musik yang paling
seperti Charity, Caroline, Helen, Philip dominan adalah soundtrack. Integrasi
Carlyle, Tim Sirkus, Jenny Lind dan P. dialog dengan sound design dapat
T. Barnum. ditemukan pada 25 scene.
Integrasi dialog dengan shot & Dialog yang dinyanyikan mampu
scale di dalam film ini mampu mengungkapkan banyak dimensi
mengungkapkan kondisi kehidupan karakter dari P. T. Barnum seperti watak
masing-masing tokoh yang muncul di P. T. Barnum yang semangat, optimis,

140
Sense Vol 3 | No 2 | November 2020

pemimpi, tegar, kemudian pekerjaannya film dengan 95 montage menunjukkan bahwa


sebagai pemilik museum, produser tiga dimensi karakter tokoh utama yaitu
pertunjukan sekaligus pemimpin dimensi fisiologis, dimensi sosiologis dan
pertunjukan, kemampuannya yang dimensi psikologis dapat ditemukan melalui
kreatif, imajinatif dan persuasif, dsb. analisis dialog dan lirik lagu. Hasil penelitian
Dari total 65 scene yang telah menunjukkan bahwa dialog dan lirik lagu
dianalisis, terdapat 9 silent scene, yaitu menjadi media pembangunan karakter tokoh
scene tanpa P. T. Barnum dan atau scene yang kuat dan dominan di dalam film.
di mana P. T. Barnum tampak dalam Dimensi karakter tokoh yang
frame, namun tidak berdialog atau diam. dominan ditunjukkan melalui dialog banyak
Meskipun tanpa tokoh P. T. Barnum, ditemukan pada klasifikasi dimensi sosiologi
dialog tokoh lain tetap mampu dan dimensi psikologi. Hal ini
menunjukkan berbagai dimensi karakter mengindikasikan bahwa media karakterisasi
dari tokoh P. T. Barnum yang ditinjau yang dominan untuk menunjukkan dimensi
melalui reaksi tokoh lain. sosiologi dan psikologi tokoh adalah dialog.
“Reaksi Tokoh Lain”, Dominasi tersebut juga dapat dibuktikan
“Pemilihan Nama” dan “Pengulangan melalui data jumlah frekuensi kemunculan
Karakter / Leitmotif” merupakan tiga dimensi karakter tokoh melalui dialog.
dari beberapa unsur karakterisasi tokoh Hasil analisis juga menunjukkan
di dalam teori Joseph M. Boggs. Namun bahwa terdapat beberapa kemunculan
hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi fisiologi tokoh yang ditunjukkan
ketika kategori ini tidak hanya mencakup melalui dialog. Namun pada dimensi
unsur visual saja, melainkan juga unsur fisiologi, media karakterisasi yang dominan
dialog. Melalui penelitian ini, dapat adalah media visual karena banyak unsur
ditemukan bahwa dimensi karakter fisiologi yang memang hanya dapat
tokoh utama tidak hanya ditinjau melalui ditunjukkan melalui visualisasi dari tokoh
dialog dari tokoh utama saja, melainkan yang bersangkutan, seperti penampilan/gaya,
juga dialog dari tokoh-tokoh lain di tinggi badan, berat badan, dsb.
dalam film. Meskipun demikian, dialog tetap
menjadi media pembangunan karakter yang
Kesimpulan
sangat penting dalam film musikal The
Rangkaian proses analisis
Greatest Showman, karena dialog mampu
pembangunan karakter tokoh utama melalui
menunjukkan aksi tokoh utama yang tidak
dialog pada film musikal The Greatest
dapat dimunculkan melalui visual, dialog
Showman yang dilakukan terhadap 64 scene

141
Alifia Nuralita Rezqiana, Siti Maemunah, Endang Mulyaningsih
Pembangunan Karakter Tokoh Utama melalui Dialog pada Film Musikal "The Greatest Showman"

mampu menunjukkan komitmen dan dari tokoh-tokoh lain yang mendukung dan
kesungguhan tokoh utama dalam melakukan memperkuat karakter tokoh utama.
aksinya, dialog juga mampu menunjukkan
Daftar Pustaka
bagaimana pandangan tokoh-tokoh lain
Altman, Rick. 2000. Film Genre. London:
terhadap tokoh utama yang pada praktiknya
British Film Institute.
dapat menunjukkan bagaimana karakter dari
tokoh utama. Biran, Misbach Yusa. 2010. Teknik Menulis
Dialog yang disajikan dalam format Skenario. Jakarta: Fakultas Film dan
lagu pada film musikal The Greatest Televisi Institut Kesenian Jakarta.
Showman menjadi media pembangunan
Boggs, Joseph M. 1992. The Art of
karakter yang kuat karena pada analisis scene
Watching Film. Dialihbahasakan
yang memuat soundtrack, terdapat semua
oleh Asrul Sani. Jakarta: Yayasan
komponen fungsi dialog, terdapat struktur
Citra.
dan gaya dialog yang khas, dan juga terdapat
integrasi dialog dengan tiga unsur sinematik Dennis W. Petrie; Joseph M. Boggs. 2012.

yang menarik. The Art of Watching Films. 8th. New

Dialog yang dinyanyikan pada film York: McGraw-Hill.

musikal The Greatest Showman mampu Egri, Lajos. 1946. The Art of Dramatic
merepresentasikan karakter tokoh utama Writing. New York: Simon &
pada berbagai situasi penting, seperti masa Schuster, Inc.
ketika tokoh utama sedang dalam perjuangan
Garfinkel, Asher. 2007. Screenplay Story
mencapai tujuan, ketika tokoh utama
Analysis The Art and Business. New
menikmati kejayaan, sampai pada masa di
York: Allworth Press.
mana tokoh utama berada pada titik terendah
dalam perjalanan pencapaian tujuan. Gianneti, Louis. 2007. Understanding
Relasi antara fungsi dialog, struktur Movies. London: Laurence King
dan gaya dialog serta integrasi dialog dengan Publishing.
performance aktor, shot and scale dan sound Giannetti, Louis D. 2014. Understanding
design mampu memperkuat peran dialog Movies. 13th. London: Pearson
dalam mewujudkan karakter tokoh. Interaksi Education.
dialog dengan shot and scale dan sound
Grafinkel, Asher. 2007. Screenplay Story
design pada film ini tidak hanya terbatas pada
Analysis The Art and Business. New
aksi tokoh utama saja, melainkan juga aksi
York: Allworth Press.

142
Sense Vol 3 | No 2 | November 2020

KBBI, Tim Redaksi. 2008. Kamus Besar Raco, J.R. 2010. Metode Penelitian
Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Kualitatif Jenis, Karakteristik dan
Bahasa. Keunggulannya. Jakarta: Grasindo.

Kozloff, Sarah. 2000. Overhearing Film Sugiyono. 2011. Metode Penelitian


dialogue. Berkeley & Los Angles Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
California: University of California Bandung: Alfabeta.
Press.
Bicks, Jenny, dan Bill Condon. 2015.
Lutters, Elizabeth. 2010. Kunci Sukses “Script Slug : The Greatest
Menulis Skenario. Jakarta: SHowman (2017).” Script Slug. 20
Gramedia. April. Diakses Desember 10, 2019.
https://www.scriptslug.com/assets/up
Myers, Isabel Briggs, dan Peter Briggs
loads/scripts/the-greatest-showman-
Myers. 1995. GIFTS DIFFERING
2017.pdf.
Understanding Personality Types.
California: Davies-Black Publishing.

Pratista, Himawan. 2017. Memahami Film.


Yogyakarta: Montase Press.

143

You might also like