You are on page 1of 10

Kumawula : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 2021

Kumawula, Vol. 4, No.2, Agustus 2021, Hal 369 – 378


DOI: https://doi.org/10.24198/kumawula.v4i2.33619
ISSN 2620-844X (online)
Tersedia online di http://jurnal.unpad.ac.id/kumawula/index

PENGUATAN KELEMBAGAAN FORUM PEREMPUAN MELALUI


NILAI-NILAI KEPEMIMPINAN DALAM BUDAYA SURAKARTA

Setyasih Harini1, Christy Damayanti2, Sritami Santi H3


1
Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Slamet Riyadi
2
Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Slamet Riyadi
3
Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Slamet Riyadi

Korespondensi: setyasih.rini@gmail.com

ABSTRACT

Students are an important part of higher education institutions, where they have a social role in development.
Some higher education institutions have not provided opportunities for female students to play a maximum role.
In contrast, female students do not yet have an organizational platform within the university environment due to a
lack of organizational interest. The reason is influenced by the local culture which is influenced by the existence
of the palace as a source of Javanese culture. The problem is the lack of organizational skills resulting in the
recruitment process and lack of leadership regeneration. The purpose of this activity is (1) to motivate members
of the Women's Forum to increase their role in the university sphere; (2), improving leadership skills and abilities
for students in a gender perspective; (3), increase the knowledge of Women's Forum members on gender issues.
The method used is (1) to observe the problems faced by partners; (2), socialization to explain to partners the
activities to be carried out; (3), implementation of service in partners. The results achieved through this activity
increased the capacity building and leadership skills such as working as a team, public speaking, interpersonal
communication in order to strengthen the institutional Women's Forum as an effort to empower students as one of
the actors of social change in development.

Keywords: capacity building, female, leadership, students

ABSTRAK
Mahasiswa merupakan bagian penting dari lembaga pendidikan tinggi yang sekaligus memiliki peran sosial dalam
pembangunan. Beberapa lembaga pendidikan tinggi belum memberikan kesempatan kepada mahasiswa
perempuan untuk berperan maksimal. Sebaliknya, mahasiswa perempuan belum memiliki wadah keorganisasian
yang berada dalam lingkungan universitas karena kurangnya minat berorganisasi. Alasan tersebut dipengaruhi
oleh budaya lokal yang masih patriarki. Nilai-nilai tersebut masih berkembang salah satunya dipengaruhi oleh
keberadaan keraton sebagai sumber atau asal-usul budaya Jawa. Forum Perempuan merupakan organisasi mitra
dari kegiatan pengabdian yang berdiri pada tahun 2019 yang kesemua anggotanya adalah perempuan.
Permasalahan dari mitra adalah kurangnya keterampilan berorganisasi sehingga kesulitan dalam proses rekrutmen
dan kurangnya regenerasi kepemimpinan. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk memotivasi anggota
Forum Perempuan untuk meningkatkan perannya dalam lingkup universitas. Kedua, meningkatkan keterampilan
dan kemampuan kepemimpinan bagi mahasiswa dalam perspektif gender. Ketiga, meningkatkan pengetahuan
anggota Forum Perempuan terhadap isu gender. Metode yang digunakan adalah (1) melakukan observasi
permasalahan yang dihadapi mitra; (2) sosialisasi untuk menjelaskan kepada mitra kegiatan yang akan
dilaksanakan; (3) pelaksanaan pengabdian di mitra. Hasil yang dicapai melalui kegiatan ini meningkatkan
pengetahuan (capacity building) dan keterampilan kepemimpinan seperti bekerja dalam teamwork, public
speaking, komunikasi interpesonal guna penguatan kelembagaan Forum Perempuan sebagai upaya pemberdayaan
mahasiswa sebagai salah satu aktor perubahan sosial dalam pembangunan.
Kata kunci: capacity building, kepemimpinan, perempuan, mahasiswa

369
Kumawula : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 2021

PENDAHULUAN jawab keadilan, kebenaran, dan rasio. Artinya


bahwa mahasiswa dituntut menegakkan
Perguruan tinggi sampai sekarang
keadilan dan kebenaran yang didasarkan pada
menempati posisi sebagai pendidikan tinggi
rasionalitas (Kosasih, 2017).
yang berperan menjadi tumpuan akhir seluruh
Tanggung jawab mahasiswa tersebut
jenjang pendidikan yang dialami oleh
direfleksikan dalam berbagai kegiatan
seseorang. Dalam lingkup lembaga pendidikan
kemahasiswaan yang terdapat dalam perguruan
tinggi, mahasiswa sebagai generasi muda
tinggi. Organisasi menjadi sarana untuk
hendaknya dibekali dengan nilai-nilai
memperbaiki performa positif sekaligus
kepemimpinan. Dengan posisinya tersebut,
memberikan pengaruh yang baik diantara
perguruan tinggi memiliki tugas utama dalam
orang-orang yang tergabung di dalamnya
pengembangan pengetahuan dan keterampilan
(Sonia & Darwis, 2020). Dalam organisasi
serta menyiapkan generasi muda.
inilah diharapkan orang-orang yang terlibat di
Proses penyiapan generasi muda
dalamnya saling bekerja sama, mengatur dan
dimaksudkan agar mampu menghadapi
mengoordinasikan guna mendapatkan performa
perubahan zaman terutama pada masa Revolusi
yang optimal. Performa inilah yang menjadi
Industri 4.0. Mahasiswa terkhusus yang
output fungsional atau indikator kinerja atau
perempuan sampai saat ini masih banyak yang
profesi dalam periode tertentu (Tahapary et al.,
belum mengambil peran dalam organisasi yang
2018).
terdapat dalam lingkungan akademiknya.
Organisasi menjadi wadah dari
Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta
sekelompok orang yang melakukan kerja sama
merupakan salah satu lembaga pendidikan
untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi
tinggi swasta yang memberikan kesempatan
kemahasiswaan menjadi sarana untuk melatih
kepada semua mahasiswanya untuk
mahasiswa agar siap berkontribusi dalam
meningkatkan potensi.
masyarakat sehingga mahasiswa dituntut untuk
Mahasiswa yang lahir dan dibesarkan dari
berani menjadi pemimpin, mengemukakan
perguruan tinggi memiliki tugas dan tanggung
pendapat, mengambil keputusan dengan cepat
jawab untuk berperan dalam menghadapi
dan tepat, bertanggung jawab, memiliki jiwa
perubahan zaman dan memperbaiki kehidupan
nasionalisme dan wirausaha.
masyarakat. Untuk itu mahasiswa secara
Organisasi mahasiswa juga menjadi sarana
langsung maupun tidak, dituntut untuk
untuk mewujudkan idealismenya. Mahasiswa
memiliki pengetahuan dan keterampilan di atas
yang memiliki semangat kreatif, kritis dan
rata-rata masyarakat pada umumnya agar
progresif mendapatkan tempat yang cocok
mampu berkontribusi positif terhadap
melalui organisasi dalam perguruan tingginya.
lingkungannya. Peran dan kontribusi
Adapun fungsi dari organisasi mahasiswa
mahasiswa tersebut sangat dibutuhkan guna
adalah sarana penunjang pendidikan dan
mendukung program pembangunan
mengembangkan kemampuan diri sebagai
berkelanjutan yang sedang dilaksanakan oleh
bekal untuk dapat berbaur dan terjun langsung
semua elemen bangsa. Hal penting yang sampai
dalam masyarakat. Melalui organisasi
saat ini masih disayangkan dalam perguruan
kemahasiswaan tersebut menjadi ajang untuk
tinggi adalah upaya mengejar peningkatan
menempa kreativitas dan daya kritis agar
kualitas sumber daya manusia dari sisi
mampu mengemban peran dan tanggung
akademis.
jawabnya sebagai aktor pembangunan dan
Perguruan tinggi kurang memberikan
perubahan sosial.
keseimbangan dengan menekankan pada
Upaya meningkatkan potensi mahasiswa
pengembangan aspek soft skill melalui
di luar bidang akademis dapat dilakukan
partisipasi mahasiswa dalam organisasi
melalui organisasi kemahasiswaan. Organisasi
kemahasiswaan (Yuanita, 2017). Mahasiswa
kemahasiswaan yang terdapat dalam
sebagai insan cendekiawan memiliki tanggung
lingkungan Unisri antara lain Majelis
370
Kumawula : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 2021

Perwakilan Mahasiswa (MPM), Badan dan kontribusi terhadap perguruan tinggi dan
Eksekutif Mahasiswa (BEM), Unit Kegiatan masyarakat. Banyak faktor yang
Mahasiswa (UKM). Ketiga lembaga tersebut menjadikannya belum bisa banyak berkiprah
sebagai representasi dan koordinasi mahasiswa sebagaimana organisasi kemahasiswaan
tingkat universitas. Organisasi kemahasiswaan lainnya. Sebagai mitra, anggota dari organisasi
tersebut melakukan koordinasi dengan Rektor Forum Perempuan belum mampu
melalui Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan memberdayakan anggota, mengeksplorasi, dan
dan Alumni. mengasah keterampilannya sehingga kaderisasi
Organisasi yang berfungsi sebagai pemimpin masih menjadi sebuah tantangan.
representasi dan koordinasi mahasiswa tingkat Tantangan terhadap perempuan untuk
fakultas adalah Dewan Perwakilan Mahasiswa tampil dan berperan sebagai pemimpin masih
(DPM) dan Dewan Eksekutif Mahasiswa muncul dalam masyarakat. Masyarakat
(DEM). Organisasi mahasiswa yang berada Surakarta masih memiliki ikatan kuat dengan
pada tingkat fakultas ini berkoordinasi secara nilai-nilai patriarki sebagai dampak keberadaan
langsung dengan Dekan. Tingkat program studi kedua keraton, sebagai asal-usul atau sumber
juga terdapat organisasi kemahasiswaan yang budaya yakni Kasunanan Surakarta (Solo)
bernama Himpunan Mahasiswa Program Studi Hadiningrat dan Pura Mangkunegaran. Kedua
(HMPS). Koordinasi yang dilakukan oleh keraton tersebut mewariskan nilai-nilai
lembaga tersebut secara langsung terhadap patriarki dengan memberikan posisi laki-laki
Ketua Program Studi dan Wakil Dekan. Tata sebagai pemimpin serta pengambil keputusan.
kerja lembaga dan antarlembaga Sistem sosial patriarki menempatkan laki-laki
kemahasiswaan diatur dalam Anggaran Dasar pada wilayah publik untuk melakukan tugasnya
dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) sesuai dengan kemampuannya sedangkan
masing-masing lembaga. Sebuah organisasi perempuan lebih pantas pada sektor domestik
kemahasiwaan jika dilihat dari struktur sesuai dengan sifat-sifatnya (Dewi, 2016).
pengurus umumnya belum memunculkan Sehingga laki-lakilah yang lebih cocok
kekuatan perempuan. memainkan perannya sebagai seorang
Kelembagaan yang diperuntukkan sebagai pemimpin.
sarana untuk membentuk kepemimpinan Nilai-nilai kepemimpinan dalam budaya
mahasiswa perempuan belum tertata secara baik Jawa khususnya Surakarta yang diwariskan
dan efektif. Mahasiswa belum diasah dan diolah oleh kedua keraton tersebut antara lain adalah
kemampuannya agar semakin banyak muncul kaprawiran (kepahlawanan) dan kaprayitnan
jiwa kepemimpinan dalam organisasi yang ada. (kewaspadaan). Sementara figur yang bisa
Jiwa kepemimpinan inilah yang perlu terus memimpin dalam tradisi Jawa memiliki sikap
menerus dipupuk agar muncul pemimpin yang mengayomi (melindungi) agar bisa memberikan
transformatif. Kepemimpinan transformatif perlindungan dan kenyamanan (ngayomi),
atau transformasional ditandai dengan adanya diperlukan kekuatan dan kemampuan secara
kepercayaan, keyakinan, kesetiaan dan fisik, ngayemi, (menyejahterakan)
penghormatan kepada pemimpin. Munculnya terpenuhinya seluruh kebutuhan rakyat, serta
kepercayaan, keyakinan, kesetiaan dan ajer dengan melebur dan bersatu dengan orang
penghormatan pengikut kepada pemimpin yang dipimpinnya. Nilai-nilai tersebut dikaitkan
disebabkan karena pemimpin terlebih dahulu dengan kekuatan fisik laki-laki sehingga
memberikan motivasi, mendampingi, menghalangi perempuan untuk menjadi
memperkuat serta menjaga eksistensi dan pemimpin (Harini, 2020).
memperkuat organisasi (Hur et al., 2011). Asal usul seorang calon pemimpin dalam
Mitra yang dipilih untuk program masyarakat Jawa sangat menentukan sehingga
pengabdian pada Semester Genap Tahun Ajaran sejarah membuktikan bahwa hanya trahing
2020-2021 ini adalah Forum Perempuan. kusuma rembesing madu saja yang berhak.
Organisasi ini belum memiliki banyak aktivitas Anggapan tersebut dilatarbelakangi oleh
371
Kumawula : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 2021

konsep pemimpin dalam konteks Jawa yang keterampilan menjadi unsur penting untuk
dicirikan dengan monocentrum (figur tunggal), menunjukkan potensi manusia. Pendidikan
metafisis (didapat karena wahyu, wangsit, dipilih dalam implementasi dari program
pulung, derajat, keturunan atau nunggak semi), pembangunan berkelanjutan karena menjadi
pragmatis (melalui tirakat, ritual, lelaku, tapa instrumen yang efektif untuk melakukan
brata), etis (bermoral tinggi, dapat komunikasi, informasi, penyadaran,
membedakan yang baik dan buruk), sinkretis pembelajaran, memobilisasi massa atau
(mengambil konsep atau nilai penting dari komunitas anak bangsa ke arah kehidupan
berbagai agama) (Endraswara, 2013). mendatang secara berkelanjutan
Dalam masyarakat Surakarta terdapat Pendidikan untuk pembangunan yang
nilai-nilai kepemimpinan yang diadopsi untuk berkelanjutan merupakan proses pembelajaran
menjalankan tugasnya, di antaranya adalah yang disesuaikan dengan cita-cita luhur dan
Falsafah Hastabrata. Falsafah Hasta Brata prinsip-prinsip yang mendasar dalam
berasal dari Bahasa Sansekerta, merupakan pembangungan yang berkelanjutan dengan
ilmu dari delapan perwatakan alam yang terurai memusatkan pada semua tingkat dan jenis
dalam delapan watak bumi, api, air, angkasa, pembelajaran guna mendukung pemberian
angin, matahari, bulan, bintang atau yang dalam pendidikan yang berkualitas serta
bahasa Jawa dikenal bumi, geni, banyu, langit, pengembangan pembangunan manusai yang
bayu, surya, candra, dan kartika (Azhar, 2017) berkelanjutan. Pendidikan untuk pembangunan
Seiring perkembangan waktu, anggapan tersebut kemudian dikenal dengan istilah
sebagian masyarakat tersebut mulai memudar learning to know, learning to be, learning to live
sehingga pemimpin muncul bukan karena together, learning to do, learning to transform
faktor-faktor tersebut atau juga karena oneself and society (Komisi Nasional lndonesia
keturunan namun peningkatan ilmu untuk UNESCO, 2014).
pengetahuan yang didapat dari bangku Di sinilah pentingnya peran serta
pendidikan. Seperti yang disampaikan oleh mahasiswa untuk terlibat dalam proses
Karin Jironet (2020)tentang pemikiran pembangunan sesuai dengan kompetensinya.
masyarakat golongan tua bahwa pemimpin itu Mahasiswa sebagai pelaku pembangunan
dilahirkan sudah tidak laagi menjadi pegangan pada masa mendatang menjadi alasan untuk
untuk kehadiran seorang pemimpin. mendapat pembekalan. Pembekalan
Kehadiran perempuan sebagai kepemimpinan sangat penting untuk
pengambil keputusan diperlukan dalam proses mempersiapkannya sebagai penerus bangsa.
pembangunan berkelanjutan guna mempercepat Seperti yang disampaikan oleh Juhro Solikin
peningkatan kualitas kehidupan. Pembangunan M., (2020) bahwa kepemimpinan menjadi
berkelanjutan merupakan konsep baru yang salah satu aspek untuk menentukan
berkembang pada tahun 2000-an yang tidak pembangunan. Sebagai daya dukungnya
hanya bertujuan pada pemenuhan kebutuhan adalah dengan menghadirkan seorang
pokok pada jangka pendek. Melalui pemimpin yang mampu mengelola dan
pembangunan berkelanjutan kebutuhan memotivasi sumber daya guna mencapai
generasi mendatang seperti kebutuhan tujuan organisasi. Meskipun masyarakat
ekonomi, sosial maupun lingkungan yang bisa Surakarta sendiri sampai saat ini masih kental
didapatkan dengan pendidikan yang dengan budaya patriarki namun internalisasi
berkualitas. bahwa laki-laki merupakan manusia utama
Terkait dengan pembangunan sedangkan perempuan sebagai pelengkap
berkelanjutan, setidaknya ada dua dimensi harus semakin dikikis.
yakni waktu sekarang dan mendatang serta Feminis menjadi sebuah pendekatan
dimensi interaksi yang menyangkut system yang dianggap terbaik untuk melihat lebih dekat
ekonomi dan sosial (Niken Pratiwi1, Dwi Budi tentang isu perempuan dan pembangunan.
Santosa, 2018). Pendidikan, pelatihan dan Pendekatan ini umumnya berakar pada
372
Kumawula : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 2021

paradigma konstruktivis yang melihat organisasi dan juga lingkup universitas belum
kenyataan sebagai bagian dari fenomena yang banyak membuahkan hasil. Mahasiswa
dibuat berdasarkan kekuatan sosial misalnya perempuan universitas sampai sekarang belum
relasi kekuasaan, nilai, struktur, interaksi dan banyak yang tertarik terhadap isu gender.
bahasa. Feminis memercayai bahwa isu yang Forum Perempuan berdiri pada bulan
terkait dengan perempuan bukan sekadar September 2019 dengan anggota sejunlah 20
bersinggungan secara langsung dengan orang. Beberapa aktivitas yang bermanfaat
permasalahannya dalam konteks sosial namun bukan hanya lingkup unuversitas namun juga
juga pengalaman berbeda yang dialami laki-laki masyarakat telah dilakukan sebagai upaya
dan perempuan dalam relasi kuasa (Bierema, untuk memberikan edukasi sekaligus
2016). memperkenalkan organisasi terhadap
Pemimpin perempuan masih masyarakat. Aktivitas yang dilakukan dengan
menimbulkan perdebatan meskipun sebenarnya cara menggandeng pihak luar mengingat belum
kemampuannya tidak diragukan. Gaya tersedianya anggaran dari BEM untuk Forum
kepemimpinan perempuan pada abad kedua Perempuan. Perhatian yang diberikan oleh
puluh satu sekarang ini memiliki gaya yang universitas terhadap organisasi mahasiswa
lebih terbuka, demokratis, partisipatif, perempuan ini masih perlu ditingkatkan. Kerja
delegatif, mengutamakan manajemen team sama yang telah dilakukan antara lain dengan
work, kolaboratif, mentoring, konsultatif serta SPEK HAM (2019), melalukan long march di
gaya fleksibel. Pemimpin perempuan mampu Solo Car Free Day (2020), dan seminar di SMA
memberikan suasana baru bagi lingkungan atau Negeri VI Surakarta mengenai Sex Education
organisasi yang dipimpinnya. and Gender (2020).
Beberapa artikel menyebutkan bahwa Organisasi mahasiswa perempuan ini
perempuan yang menjadi pemimpin mampu sampai sekarang masih menghadapi tantangan.
mengubah suasana organisasi yang Mahasiswa perempuan dari berbagai program
dipimpinnya, menjadi lebih luwes, tidak kaku studi yang berada dalam lingkup universitas
dan tidak ribet (Cheong, Yammarino, Dionne, belum banyak yang memiliki ketertarikan
& Tsai, 2018). Studi yang dilakukan oleh terhadap isu perempuan. Isu gender belum
beberapa tokoh memberikan gambaran secara banyak menjadi perhatian dalam lingkup
jelas bahwa model kepemimpinan feminis universitas padahal berkaitan secara langsung
menunjukkan kemampuannya untuk dengan eksistensinya sebagai mahasiswa.
mengambil keputusan yang lebih berwarna Keberadaannya yang masih berada di bawah
bukan bersifat manajerial tetapi humanis serta organisasi BEM menjadi tantangan tersendiri
membawa perubahan (Bragger, Alonso, bagi Forum Perempuan untuk melakukan
D’Ambrosio, & Williams, 2020). aktivitasnya. Proses perizinan yang relatif lama
Gagasan utama dari pembentukan ditambah dengan penganggaran menjadikan
Forum Perempuan awalnya dimaksudkan gagasan yang muncul belum bisa
sebagai wadah mahasiswa perempuan untuk ditindaklanjuti dengan kegiatan yang riil.
menyalurkan apresiasi dan suaranya serta Kepemimpinan dari Forum Perempuan
memudahkan melakukan koordinasi dan sendiri juga belum mampu membangkitkan
komunikasi dengan organisasi yang sama dari semangat dari mahasiswa lain untuk lebih
perguruan tinggi lain. Organisasi mahasiswa ini berpartisipasi dalam organisasi. Upaya untuk
sampai sekarang masih berada di bawah meningkatkan peran kepemimpinan mahasiswa
lembaga Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). perempuan masih sangat diperlukan.
Kepengurusan Forum Perempuan selama ini Perempuan menjadi pemimpin seringkali
baru mengalami pergantian setiap tahun sekali terkendala dan dipengaruhi oleh budaya
yakni 2019-2020 dan 2020-2021. Aktivitas setempat. Fenomena glass door, glass ceiling
yang telah dilakukan untuk meningkatkan dan glass cliff pada dasarnya hendak
partisipasi mahasiswa perempuan dalam menjelaskan bahwa perempuan sebagai
373
Kumawula : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 2021

pemimpin biasanya ditempatkan pada posisi Meningkatkan keterampilan dalam melakukan


yang kurang penting dalam sebuah organisasi. komunikasi interpersonal.
Perempuan sebagai pemimpin biasanya hanya Melalui pengabdian pada masyarakat ini
meniru gaya kepemimpinan sebelumnya diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: (1)
(Sabharwal, 2015). Salah satu upaya bagi Bagi pengurus organisasi mahasiswa yakni
perempuan untuk meningkatkan Forum Perempuan dapat memperbaiki
kemampuannya sebagai pemimpin diantaranya kemampuan SDM; (2) Bagi anggota organisasi
melalui edukasi guna menepis anggapan miring mahasiswa yakni Forum Perempuan dapat
masyarakat terhadap potensinya. meningkat keterampilan dalam melakukan
Upaya tersebut ditindaklanjuti dengan, komunikasi interpersonal dan semakin
pertama, perlu meningkatkan kesadaran dan memahami isu gender yang ada di Surakarta; (3)
pemahaman mahasiswa perempuan terkait isu- Bagi perguruan tinggi, melalui kegiatan
isu yang berkaitan secara langsung dengan jati pengabdian pada masyarakat ini menjadi salah
diri dan eksistensinya. Kondisi ini bisa satu elemen penting guna memenuhi Tri
ditindaklanjuti dengan perlunya mengetahui Dharma Perguruan Tinggi yang hasilnya dapat
potensi yang dimiliki beserta permasalahan memberikan masukan bagi perkembangan Unit
yang dihadapi. Kedua, memberikan bimbingan, LPPM dan sebagai pendukung kegiatan Tri
pendampingan dan pelatihan kepada mahasiswa Dharma Perguruan Tinggi selain pendidikan
untuk berani tampil menjadi seorang pengambil pengajaran dan penelitian.
keputusan (pemimpin). Workshop
kepemimpinan dalam konteks budaya Jawa METODE
menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan 1. Observasi di Lapangan
kepercayaan diri mahasiswa sesuai dengan Pihak-pihak yang terlibat dalam
identitasnya sebagai perempuan. Berdasarkan pelaksanaan program pengabdian kepada
pada uraian analisis situasi tersebut maka masyarakat ini adalah Tim Pengabdian
permasalahan yang dihadapi dari mitra program yang terdiri dari tiga dosen dengan latar
pengabdian ini terkait dengan kurangnya belakang keilmuan dan kepakaran dengan
kemampuan kepemimpinan dan manajerial. dibantu oleh dua mahasiswa. Sebelum
Para anggota dari Forum Perempuan belum pelaksanaan program kegiatan pengabdian
memiliki kemampuan memimpin terutama kepada masyarakat akan diadakan
terkait dengan pengambilan keputusan. pembekalan tentang proses pelaksanaan
Forum Perempuan kurang dikenal dari ketua pelaksana sesuai jadwal yang
masyarakat dan juga kurang sumber pendanaan telah ditetapkan. Selain itu, awal kegiatan
yang disebabkan minimnya kegiatan. Untuk itu pengabdian ini dilakukan dengan observasi
perlu pembekalan yang dapat meningkatkan ke lapangan yakni ke Forum Perempuan
kreativitas para anggota guna sebagai mitranya di Universitas Slamet
menyelenggarakan kegiatan yang dapat Riyadi Jl. Sumpah Pemuda No. 18 Joglo
mendatangkan finansial. Guna mendukung Surakarta. Kegiatan observasi dilaksanakan
kegiatan tersebut, para pengurus perlu pada pekan kedua bulan Februari yakni
mendapatkan kemampuan berkomunikasi tanggal 9 Februari 2021. Observasi ini
interpersonal. Target dari pelaksanaan dilakukan untuk melihat lebih dekat
Pengabdian Pada Masyarakarat ini adalah permasalahan yang dihadapi mitra guna
sebagai berikut: (1) Melakukan sosialisasi meningkatkan pemahaman bersama
tentang kepemimpinan yang efektif dan sehingga kegiatan pengabdian tidak salah
inovatif; (2) Melakukan sosialisasi tentang isu sasaran. Melalui observasi ini, Tim
gender yang berkaitan langsung dengan Pengabdian sekaligus mendapatkan potensi
permasalahan perempuan; (3) Perbaikan atau kekuatan yang dimiliki oleh mitra yang
manajemen dan SDM kepada pengurus; (4) selama ini belum dikembangkan.

374
Kumawula : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 2021

2. Sosialisasi Kegiatan kepemimpinan bagi anggota dan pengurus


Pada kegiatan sosialisasi kegiatan, dari mitra. Melalui workshop, diharapkan
Tim Pengabdian dilakukan dengan kepekaan peserta akan topik yang diangkat
mempersiapkan materi untuk mitra. (dalam hal ini kepemimpinan) akan
Kegiatan ini juga dilakukan dengan meningkat (Darwis, Resnawaty, &
mengadakan pertemuan dengan para Nuriyah, 2020). Workshop kepemimpinan
pengurus Forum Perempuan, yang tersebut menghadirkan tokoh nasional guna
dimaksudkan untuk bersilaturahmi dan memberikan wawasan sekaligus
saling mengenal juga untuk menjelaskan memotivasi para anggota dan pengurus dari
kepada mitra kegiatan yang akan mitra untuk memiliki jiwa pemimpin dan
dilaksanakan. Kegiatan sosialisasi kegiatan berani menjadi pemimpin bukan hanya
dilakukan pada tanggal 16 Februari 2021 pada organisasi Forum Perempuan namun
pada pukul 11.00 selama 60 menit. juga organisasi lain dengan lingkup yang
3. Pelaksanaan di Mitra lebih besar.
Tim Pengabdian selama d) Tahap keempat
menjalankan observasi dan sosialisasi tidak Pada tahap ini, Tim Pengabdian melakukan
mendapatkan kendala yang berarti. Hal ini pendampingan dan pemantauan terhadap
disebabkan adanya komunikasi yang pelaksanaan untuk melihat perkembangan
berlangsung dua arah antara Tim dan kemajuan yang dialami mitra setelah
Pengabdian dengan mitra. Kegiatan mengikuti workshop. Tahap ini sekaligus
pendekatan dan pelaksanaan kepada mitra menjadi tahap untuk lebih memotivasi,
menggunakan metode diskusi diantara Tim bimbingan serta evaluasi terhadap
Pengabdian dengan mitra dalam rangka pelaksanaan pengabdian yang telah
mendapatkan bahan untuk pendampingan berjalan.
guna meningkatkan pemahaman dan
kemampuan anggota mitra terkait HASIL DAN PEMBAHASAN
kepemimpinan feminis. Lebih lanjut, Kegiatan pengabdian kepada
kegiatan akan diuraikan di bawah ini: masyarakat ini telah terlaksana sesuai dengan
a) Tahap pertama rancangan sebelumnya. Rancangan ini
Pada tahap ini yang dilakukan adalah didasarkan pada temuan dari mitra yang digali
diskusi dan tanya jawab antara Tim melalui komunikasi dan tanya jawab secara
Pengabdian dengan perwakilan pengurus terbuka dan santai namun tetap terfokus pada
dan anggota dari mitra. Melalui diskusi dan topik pembicaraan. Kegiatan komunikasi dan
tanya jawab tersebut, Tim Pengabdian tanya jawab antara Tim Pengabdian dengan
mendapatkan informasi terkait pengalaman mitra dilaksanakan pada waktu sore hari agar
suka duka yang dialami oleh mitra selama tidak mengganggu aktivitas lain dari kedua
ini. Informasi tersebut sangat penting bagi belah pihak. Untuk menjawab permasalahan
Tim Pengabdian untuk menyusun program yang dihadapi oleh mitra maka Tim Pengabdian
selanjutnya. kepada Masyarakat melakukan kegitan-
b) Tahap kedua kegiatan sebagai berikut:
Pada tahap ini, ketua Tim Pengabdian
melakukan Focus Group Discussion (FGD) 1. Melakukan sosialisasi tentang
bersama dengan pemangku kepentingan kepemimpinan yang efektif dan inovatif
untuk merancang program yang tepat Tahap sosialisasi program sudah
sasaran sesuai dengan permasalahan yang dilaksanakan sejak awal guna
dihadapi mitra. meningkatkan komunikasi diantara Tim
c) Tahap ketiga Pengabdian dengan mitra. Kegiatan diawali
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan dengan rapat koordinasi diantara Tim
adalah menyelenggarakan workshop Pengabdian yang dilanjutkan dengan FGD

375
Kumawula : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 2021

dengan pemangku kepentingan. Pada tahap teamwork, public speaking, dan komunikasi
ini sekaligus menjadi agenda untuk interpersonal, termasuk kepemimpinan
melakukan koordinasi antara Tim perempuan Jawa dengan mengambil contoh
Pengabdian dengan mitra serta melakukan keberhasilan kepemimpinan dari Ratu
pemantauan di lapangan. Kegiatan ini Kalinyamat, sebagai raja perempuan yang
dilakukan pada tanggal 17 dan 19 Februari adil, bijaksana dan pemberani.
2021 pada pukul 09.00-12.00 WIB di lokasi Hasil yang didapatkan oleh anggota
mitra. Kegiatan tersebut dilakukan secara Forum Perempuan setelah mendapat
dua kali mengingat pada setiap pertemuan sosialisasi, penyuluhan, pelatihan dan
hanya dapat bertemu dengan beberapa pendampingan yang dilakukan melalui
orang pengurus karena masih dalam diskusi dan workshop dapat meningkatkan
pandemi Covid-19 sehingga harus menaati pemahaman dan perubahan dalam
protokol kesehatan untuk tidak pengelolaan organisasi. Indikator
berkerumun. keberhasilan tersebut didapatkan dari: 1)
2. Melakukan sosialisasi tentang isu gender adanya peningkatan dalam jumlah anggota,
Pada tahap ini, Tim Pengabdian para pengurus organisasi semakin
Masyarakat melakukan pertemuan dengan memahami pengelolaan keuangan yang
para pengurus dan perwakilan anggota disesuaikan dengan kegiatan yang memiliki
untuk membahas isu gender yang sedang orientasi yang tepat sasaran baik secara
berkembang di Surakarta. internal sesuai dengan kebutuhan anggota
3. Perbaikan manajemen dan SDM yang mayoritas adalah perempuan atau
Tahap selanjutnya adalah eksternal masyarakat; 2) pada semester
pelaksanaan pertemuan antara Tim berikutnya Forum Perempuan
Pengabdian dengan mitra yakni Forum memprogramkan kegiatan sosialisasi
Perempuan guna mendapatkan informasi kepada masyarakat secara vitual tentang
terkait permasalahan yang dihadapi melalui pencegahan pernikahan anak dan
perbaikan manajemen organisasi, dan pencegahan bullying di lingkup universitas.
perbaikan SDM termasuk kesulitan dalam Dampak dari kegiatan pengabdian kepada
proses rekrutmen, dan kreativitas kegiatan masyarakat ini adalah semakin
dalam organisasi yang dilakukan dalam dipahaminya orientasi kegiatan organisasi
bentuk workshop yang diselenggarakan yang disesuaikan dengan anggaran yang
pada tanggal 12 Maret 2021 pada pukul telah disusun sebelumnya, penyusunan
09.00-12.00 WIB dengan pembicara yang rencana kegiatan yang tepat dan dikemas
ahli di bidangnya. Workshop ini diikuti oleh secara menarik, sosialisasi yang dilakukan
pengurus dan anggota Forum Perempuan oleh pengurus secara internal dalam
yang diselenggarakan melalui ruang virtual lingkup perguruan tinggi terkait visi misi
yakni Googlemeet mengingat masih berada organisasi.
di dalam masa pandemi Covid-19. Para pengurus Forum Perempuan
4. Meningkatkan keterampilan (soft skill) setelah mendapat materi kepemimpinan
kepemimpinan melalui workshop bukan berarti telah
Tahap berikutnya workshop selesai. Para pengurus tersebut dalam
kepemimpinan yang dilakukan pada kegiatan pemantauan bersama dengan Tim
tanggal 22 Maret 2021 pada pukul 09.00- Pengabdian berperan serta memantau
12.00 dengan pembicara ahli studi perkembangan dari kegiatan yang telah
kepemimpinan dan kewarganegaraan. dilakukan sebelumnya. Kegiatan ini
Materi yang dibahas dalam kegiatan ini sekaligus untuk mengevaluasi seberapa
berkaitan dengan soft skill kepemimpinan perubahan yang terjadi yang dialami oleh
yang perlu dimiliki oleh pengurus Forum para pengurus terkait dengan pengelolaan
Perempuan di antaranya: bekerja dalam organisasi baik dari segi keuangan,
376
Kumawula : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 2021

manajerial, serta komunikasi efektif kepada dicapai melalui kegiatan ini meningkatkan
anggota. Tahap ini sekaligus menjadi waktu pengetahuan terkait capacity building dan
yang tepat untuk menyusun rencana menambah keterampilan kepemimpinan
kegiatan secara online pada waktu (soft skill) yang terkait dengan kemampuan
mendatang karena masih terkendala bekerja dalam team work, public speaking,
pandemi Covid-19 yang bertujuan untuk dan komunikasi interpersonal guna
merekrut anggota baru. Selain itu, kegiatan penguatan kelembagaan Forum Perempuan.
tersebut juga dapat memotivasi mahasiswa Hambatan yang masih dirasakan
perempuan agar mau berlatih menjadi melalui kegiatan pengabdian ini adalah
pemimpin melalui Forum Perempuan. dalam menarik minat perempuan untuk
Komunikasi yang dibangun tergabung dalam organisasi dan berperan
diantara para pengurus Forum Perempuan serta sebagai pengurus. Masih banyak
dengan Tim Pengabdian masih terus mahasiswa perempuan yang belum tertarik
berlangsung. Komunikasi efektif tersebut untuk bergabung dalam organisasi
bukan hanya dimaksudkan sebagai bentuk perempuan apalagi menjadi pemimpin
relasi antara mahasiswa dengan dosen sehingga dibutuhkan motivasi baik oleh
namun untuk: 1) menumbuhkan silaturahmi pengurus lama maupun sivitas akademika
diantara pada pengurus Forum Perempuan lainnya. Tidak sedikit mahasiswa
dengan Tim Pengabdian terkait pengelolaan perempuan yang enggan bergabung dalam
organisasi dan rencana kegiatan yang tepat organisasi Forum Perempuan karena
sasaran; 2) memberikan motivasi kepada “ketakutannya” untuk menjadi pengurus
para pengurus Forum Perempuan agar tetap dengan tanggung jawab tertentu yang
bersemangat dalam perekrutan anggota. kemudian dianggap sebagai penghalang
Semakin banyaknya mahasiswa yang mau untuk melakukan aktivitas lain yang lebih
bergabung dalam organisasi tersebut santai.
diharapkan semakin banyak perempuan
yang peka terhadap permasalahan SIMPULAN
perempuan itu sendiri, dengan kata lain Tim Pengabdian melakukan
lebih responsif gender. pengabdian kepada para pengurus Forum
Pada akhir pelaksanaan Perempuan sebagai organisasi mahasiswa yang
pengabdian, selain pengurus masih belum berkembang. Sebagai organisasi yang
melakukan komunikasi dengan anggota dikelola secara keseluruhannya oleh mahasiwa
Tim, juga tersisa harapan besar untuk perempuan belum mampu menyelesaikan
diadakannya workshop lagi pada permasalahan terkait manajemen organisasi
kesempatan lain. Workshop tersebut bagi baik keuangan, komunikasi efektif, kegiatan
para pengurus menjadi penting karena akan maupun perekrutan. Permasalahan mitra
menambah wawasan terkait kepemimpinan tersebut diatasi oleh Tim Pengabdian melalui
perempuan yang baru dengan tema kegiatan sosialisasi, penyuluhan dan pelatihan
misalnya kepemimpinan transformasional melalui workshop serta pendampingan.
di tengah pandemi Covid-19. Para pengurus Sambutan yang diberikan oleh mitra sangat
juga mengharapkan adanya bimbingan dan memuaskan karena selain peran serta yang aktif
pendampingan dari Tim Pengabdian secara selama periode pengabdian juga ada permintaan
terus menerus sampai mampu mengatasi untuk selalu mendampingi. Untuk kegiatan
persoalan dan tantangan secara mandiri. pendampingan sebagai bentuk motivasi tidak
Hal ini menjadi informasi yang hanya dilakukan selama periode pengabdian
menggembirakan bagi anggota Tim saja namun juga dilaksanakan terus menerus
Pengabdian karena ada respon positif dari selama diperlukan oleh para pengurus. Relasi
pengurus Forum Perempuan. Dengan dan komunikasi yang terbangun diantara Tim
demikian secara garis besar hasil yang
377
Kumawula : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 2021

Pengabdian dengan pengurus Forum Juhro Solikin M. (2020). Transformational


Perempuan dilakukan dua arah agar kedua Leadership. In S. M. Juhro (Ed.),
belah pihak dapat mengetahui perkembangan Радіоелектроніка, Інформатика,
Управління (perama, Ja). Jakarta: Bank
mitra.
Indonesia Institute.
UCAPAN TERIMA KASIH Harini, S. (2020). Edukasi Gender Tingkatkan
Partisipasi Politik Perempuan. 8, 54–63.
Tim pelaksana kegiatan Pengabdian kepada
Hur, Y. H., van den Berg, P. T., & Wilderom,
Masyarakat mengucapkan terima kasih kepada
C. P. M. (2011). Transformational leadership as
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas a mediator between emotional intelligence and
Slamet Riyadi Surakarta dan pengurus team outcomes. Leadership Quarterly, 22(4),
organisasi Forum Perempuan. 591–603.
https://doi.org/10.1016/j.leaqua.2011.05.002
DAFTAR PUSTAKA Jironet Karin. (2020). Feminine Leadership.
Azhar, I. N. (2017). Falslafah Kepemimpinan Komisi Nasional lndonesia untuk UNESCO.
Bangsa Dalam Paribasan Jawa (Aksioma (2014). Pendidikan untuk Pembangunan
Budaya Yang Mulai Ditinggalkan). Journal for Berkelanjutan (Education for Sustainble
Sociological Studies, 53(9), 21–25. Development) di Indonesia lmplementasi dan
https://doi.org/10.13140/RG.2.1.5074.3125 Kisah Sukses.
Bierema, L. L. (2016). Women’s Leadership: Kosasih, K. (2017). Peranan Organisasi
Troubling Notions of the “Ideal” (Male) Leader. Kemahasiswaan Dalam Pengembangan Civic
Advances in Developing Human Resources, Skills Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Ilmu
18(2), 119–136. Sosial, 25(2), 188.
https://doi.org/10.1177/1523422316641398 https://doi.org/10.17509/jpis.v25i2.6196
Bragger, J. D., Alonso, N. A., D’Ambrosio, K., Niken Pratiwi1, Dwi Budi Santosa, K. A.
& Williams, N. (2020). Developing Leaders to (2018). ANALISIS IMPLEMENTASI
Serve and Servants to Lead. Human Resource PEMBANGUNAN. 18(1).
Development Review.
https://doi.org/10.1177/1534484320981198 Sabharwal, M. (2015). From glass ceiling to
glass cliff: Women in senior executive service.
Cheong, M., Yammarino, F. J., Dionne, S. D., Journal of Public Administration Research and
& Tsai, C. (2018). A review of the e ff ectiveness Theory, 25(2), 399–426.
of empowering leadership. August. https://doi.org/10.1093/jopart/mut030
https://doi.org/10.1016/j.leaqua.2018.08.005
Sonia, G., & Darwis, R. S. (2020). DINAMIKA
Darwis, R. S., Resnawaty, R., & Nuriyah, E. LEMBAGA PELAYANAN SOSIAL DALAM
(2020). PENINGKATAN SENSITIVITAS MEMBERIKAN LAYANAN DI TENGAH
KEPEMIMPINAN LOKAL DALAM PANDEMI. Kumawula: Jurnal Pengabdian
PENGELOLAAN SUNGAI CITARUM Kepada Masyarakat, 3(3),457–464.
MELALUI TEKNIK PARTICIPATORY https://doi.org/https://doi.org/10.24198/kumaw
RURAL APPRAISAL (PRA) DI DESA ula.v3i3.28348
RANCAMANYAR. Kumawula: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(1). Tahapary, Y., Rahadhini, M. D., & Suprayitno,
S. (2018). Transformational Leadership,
Dewi, K. H. (2016). Tri rismaharini’s Organizational Culture and Organizational
androgynous leadership: strategizing Commitment in Forming Performance in
“hegemonic masculinity.” 7(32), 143–158. Secretariat Employees DPRD Surakarta.
Endraswara, S. (2013). Falsafal kepemimpinan Benefit: Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 3(1), 1.
Jawa. FBS Universitas Negeri Yogyakarta, 174. https://doi.org/10.23917/benefit.v3i1.6532

Hadiwaluyo Donny, S. M. J. (2020). Yuanita, N. (2017). Pengaruh Iklim Organisasi


Transformational Leadership. In S. M. Juhro Kampus terhadap Motivasi Berorganisasi
(Ed.), Радіоелектроніка, Інформатика, Mahasiswa dalam Mewujudkan Partisipasi
Управління (perama, Januari 2019, Issue 1 Mahasiswa pada Organisasi Kemahasiswaan.
(15)). Bank Indonesia Institute. 68–70.

378

You might also like