You are on page 1of 9

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG

RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN


KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD
PANDAN ARANG BOYOLALI
Erni Damayanti*
Winarsih Nur A**

Abstract

The direct cause of maternal death is bleeding, eclampsia, and infection, while the
indirect cause one is that the mother has sickness or other complication, which has been
exist before pregnancy, such as hypertension, heart attack, diabetes, hepatitis, anemia,
malaria, which actually can be prevented by available antenatal care. Antenatal care aims to
detect the disorders which may exist or will exist and address the disorders before they
adverse the pregnancy.
The objective of the study is to know the relation of maternal knowledge level of
pregnancy high risk and the antenatal care visit obedience in Pandan Arang General
Hospital of Boyolali.
It is correlative descriptive study using cross sectional. The population in the study is
the maternal who pregnant in trimester III who has high risk of the pregnancy in Pandan
Arang General Hospital of Boyolali. The sample of the study is 45 respondents using
purposive sampling. The data are analyzed using Chi Square.
The result of the study shows that 1) the maternal knowledge level of pregnancy high
risk on the maternal who are pregnant in trimester III, the age is 34 – 40 weeks, and they
have high risk of pregnancy in Pandan Arang General Hospital of Boyolali is high, 2)
compliance of antenatal visit of care at pregnancy mother trimester III with pregnancy age of
34 – 40 weeks high risk in Pandan Arang General Hospital of Boyolali mean obedient and
unobedient, 3) there is relation of maternal knowledge level of pregnancy high risk and the
antenatal care visit on maternal who are pregnant in trimester III, in the age of 34-40 weeks
and high risk of pregnancy in Pandan Arang General Hospital of Boyolali.

Keywords: maternal, pregnant high risk, antenatal care obedience.


_______________________________________________________________________ __

*Erni Damayanti
Mahasiswa Fakultas ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
**Winarsih Nur A
Dosen Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
_______________________________________________________________________ __
PENDAHULUAN
Indikator derajat kesehatan dan kesejahteraan
Saat ini dalam setiap menit setiap hari, masyarakat adalah menurunkan angka
seorang ibu meninggal disebabkan oleh kematian maternal dan perinatal. Di Indonesia
komplikasi yang berhubungan dengan angka kematian maternal dan perinatal masih
kehamilan, persalinan dan nifas. tinggi. Hasil Survei Demografi Indonesia
(SDKI) pada tahun 2003, Angka Kematian
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Ibu (AKI) yaitu 307/100.000 kelahiran hidup
melaporkan bahwa kematian ibu diperkirakan
(Depkes, 2004).
sebanyak 500.000 kematian setiap tahun
diantaranya 99 % terjadi di negara Kematian wanita menurut World Health
berkembang. Organization (WHO) adalah kematian yang

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Resiko… (Erni dan Winarsih) 174
terjadi pada saat kehamilan, persalinan atau kehamilan dapat menyebabkan tidak dapat
dalam 42 hari setelah persalinan dengan diketahuinya berbagai komplikasi ibu yang
penyebab yang berhubungan langsung atau dapat mempengaruhi kehamilan atau
tidak langsung dari kehamilan atau komplikasi hamil sehingga tidak segera dapat
persalinannya (Depkes, 1999). Penyebab diatasi. Deteksi saat pemeriksaan kehamilan
langsung kematian itu adalah perdarahan, sangat membantu persiapan pengendalian
eklampsia dan infeksi. Sedangkan penyebab resiko (Manuaba, 1999). Apalagi ibu hamil
tidak langsung antara lain adalah ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan
menderita penyakit atau komplikasi lain yang kehamilan, maka tidak akan diketahui apakah
sudah ada sebelum kehamilan, misalnya kehamilannya berjalan dengan baik atau
hipertensi, penyakit jantung, diabetes, mengalami keadaan resiko tinggi dan
hepatitis, anemia, malaria (SKRT, 2001). komplikasi obstetri yang dapat
Penyebab tersebut sebenarnya dapat dicegah membahayakan kehidupan ibu dan janinnya.
dengan pemeriksaan kehamilan (antenatal Dan dapat menyebabkan morbiditas dan
care) yang memadai (Manuaba, 2003). mortalitas yang tinggi ( Saifuddin, 2002).
Antenatal Care (ANC) sebagai salah satu Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
upaya penapisan awal dari faktor resiko tingginya angka kamatian ibu adalah sikap
kehamilan. Menurut Organisasi Kesehatan dan perilaku ibu itu sendiri selama hamil dan
Dunia (WHO) antenatal care selama didukung oleh pengetahuan ibu terhadap
kehamilan untuk mendeteksi dini terjadinya kehamilannya. Beberapa faktor yang melatar
resiko tinggi terhadap kehamilan dan belakangi resiko kematian ibu tersebut adalah
persalinan juga dapat menurunkan angka kurangnya partisipasi masyarakat yang
kematian ibu dan memantau keadaan janin. disebabkan tingkat pendidikan ibu rendah,
Idealnya bila tiap wanita hamil mau kemampuan ekonomi keluarga rendah,
memeriksakan kehamilannya, bertujuan untuk kedudukan sosial budaya yang tidak
mendeteksi kelainan-kelainan yang mungkin mendukung. Jika ditarik lebih jauh beberapa
ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut perilaku tidak mendukung tersebut juga bisa
lekas diketahui, dan segera dapat diatasi membawa resiko (Elverawati, 2008).
sebelum berpengaruh tidak baik terhadap
Apabila seorang ibu hamil memiliki
kehamilan tersebut dengan melakukan
pengetahuan yang lebih tentang resiko tinggi
pemeriksaan antenatal care (Winkjosastro,
kehamilan maka kemungkinan besar ibu akan
2006).
berpikir untuk menentukan sikap, berperilaku
Berdasarkan laporan kesehatan provinsi untuk mencegah, menghindari atau mengatasi
Jawa Tengah tahun 2005 cakupan kunjungan masalah resiko kehamilan tersebut. Dan ibu
ibu hamil K4 sebesar 84,65 %. Sedangkan memiliki kesadaran untuk melakukan
cakupan target kunjungan ibu hamil yang kunjungan antenatal untuk memeriksakan
telah ditetapkan di propinsi Jawa Tengah kehamilannya, sehingga apabila terjadi resiko
tahun 2005 adalah sebesar 90 %. Sedangkan pada masa kehamilan tersebut dapat ditangani
berdasarkan Pemantauan Wilayah Setempat secara dini dan tepat oleh tenaga kesehatan.
Kesehatan Ibu dan Anak Dinas Kesehatan Hal ini juga dimaksudkan untuk dapat
Kabupaten Boyolali tahun 2005 cakupan K1 membantu menurunkan angka kematian ibu
sebesar 85,8% dan K4 sebeasar 83,18% serta yang cukup tinggi di Indonesia dan
resiko tinggi ibu hamil sebesar 20%. Dengan diharapkan pada tahun 2010 angka kematian
ketidakpatuhan ibu hamil yang memeriksakan ibu bisa menjadi 125 per 100.000 kelahiran
kehamilannya dan masih banyak ibu resiko hidup (Depkes, 2004).
tinggi yang tidak terdeteksi dikhawatirkan
Berdasarkan hasil survey di RSUD Pandan
akan menjadi penyebab tingginya angka
Arang Boyolali didapatkan data ibu hamil
kematian ibu dan bayi (Profil Dinkes, 2005).
dengan resiko tinggi kehamilan rata-rata dari
Ketidakpatuhan dalam pemeriksaan bulan Januari sampai dengan Desember tahun

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Resiko… (Erni dan Winarsih) 175
2008 tersebut terdapat 82 orang. Namun responden memiliki tingkat pengetahuan yang
demikian yang berkunjung untuk antenatal tinggi, yaitu sebanyak 19 responden (42%),
care masih dibawah target kunjungan selanjutnya sedang sebanyak 15 responden
antenatal care yaitu 90 %. (33%), dan rendah sebanyak 11 responden
(24%).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Distribusi tingkat pengetahuan ibu hamil
hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil
tentang resiko tinggi kehamilan rata-rata
tentang resiko tinggi kehamilan dengan
adalah tinggi, yaitu sebanyak 42%. Tingkat
kepatuhan kunjungan antenatal care di RSUD
pengetahuan ibu hamil tentang resiko tinggi
Pandan Arang Boyolali.
kehamilan yaitu Derajat mengenai semua hal
yang diketahui ibu tentang resiko tinggi
METODELOGI PENELITIAN kehamilan meliputi pengertian, macam-
Penelitian yang dilakukan merupakan macam resiko tinggi, bahaya dan pencegahan
penelitian dengan jenis deskriptif korelatif resiko tinggi kehamilan. Pandangan seseorang
dengan pendekatan rancangan cross sectional. tentang kesehatan secara umum baik
menyangkut pentingnya memelihara
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu kesehatan tubuh, pemahaman terhadap makna
hamil trimester III yang beresiko tinggi dan manfaat kesehatan bagi kehidupan secara
terhadap kehamilannya di RSUD Pandan langsung maupun tidak langsung akan
Arang Boyolali. Sedangkan jumlah populasi berpengaruh terhadap kepatuhan seseorang
dalam penelitian ini adalah 82 ibu hamil terhadap saran atau nasehat dari tenaga
beresiko tinggi. Sampel penelitian sebanyak kesehatan. Orang yang memiliki persepsi
45 wanita hamil dengan teknik pengambilan negatif tentang kesehatan memiliki
purposive sampling. kecenderungan tingkat kepatuhannya rendah.
Sebaliknya orang yang memiliki persepsi
Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa yang positif terhadap kesehatan akan
kuesioner dan buku KIA. cenderung lebih patuh terhadap apa yang
disarankan oleh tenaga kesehatan, termasuk
Analisa data pada penelitian ini adalah kepatuhan kunjungan ketempat pelayanan
bivariat. Untuk dapat menguji dan kesehatan untuk Antenatal care.
menganalisa data digunakan tehnik Chi Menurut Notoatmodjo (2005) pengetahuan
Square. merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap obyek
tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN indra manusia yaitu: indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Analisis Univariate Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui pendengaran dan
Deskripsi Pengetahuan Ibu Hamil
Tabel 1. Pengetahuan penglihatan. Pengetahuan merupakan dasar
untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Tingkat
No Frek % Dalam penelitian ini beberapa faktor yang
Pengetahuan
menyebabkan tingkat pengetahuan ibu hamil
1. Rendah 11 24 tentang resiko tinggi kehamilan antara lain
2. Sedang 15 33 disebabkan oleh faktor tingkat pendidikan
3. Tinggi 19 42 responden yang relatif tinggi. Distribusi
Jumlah 45 100 responden menurut tingkat pendidikan
menunjukkan sebagian besar responden
Distribusi frekuensi responden berdasarkan memiliki tingkat pendidikan yang cukup,
tingkat pengetahuan ibu hamil tentang resiko yaitu telah menempuh pendidikan dasar
tinggi kehamilan menunjukkan rata-rata sembilan tahun. Hal tersebut berdasarkan

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Resiko… (Erni dan Winarsih) 176
acuan tingkat pendidikan dari Departemen kemudian menjadi internalisasi. Mula-mula
Pendidikan (2000) yang menyatakan lama individu mematuhi anjuran atau intruksi
pendidikan minimal 9 tahun sudah termasuk petugas tanpa kerelaan untuk melakukan
dalam kategori baik. tindakan tersebut dan seringkali karena
Data pendidikan responden menunjukkan menghindari hukuman. Jika dia tidak patuh
responden yang berpendidikan SMP, SMA, atau untuk memperoleh imbalan yang
dan akademi atau PT sebanyak 71%. Tingkat diinginkan jika dia mematuhi anjuran tersebut
pendidikan seseorang berpengaruh terhadap (Sarwono, 2007).
kemampuan seseorang tersebut untuk Antenatal care merupakan salah satu asuhan
menerima dan memahami suatu pengetahuan. yang diberikan untuk ibu hamil sebelum
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sadiman melahirkan dengan cara memeriksakan
(2002) yang menyatakan bahwa status kepada dokter atau puskesmas yang
pendidikan mempengaruhi kesempatan mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik
memperoleh informasi mengenai ibu hamil hingga mampu menghadapi
penatalaksanaan penyakit. Responden yang persalinan, nifas, persiapan menyusui, dan
memiliki tingkat pengetahuan yang baik kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar
berdampak pada kemampuan mereka (Manuaba, 2003).
menerima dan memahami informasi-informasi Setiap ibu hamil beresiko mengalami
tentang resiko tinggi kehamilan dan komplikasi yang dapat mengancam jiwanya.
meningkatkan pengetahuan mereka. Namun Oleh karena itu, setiap wanita hamil perlu
bagi responden yang memiliki pendidikan sedikitnya empat kali kunjungan selama
rendah (29%) kemampuan mereka untuk periode antenatal. Setiap kunjungan ibu akan
menerima dan memahami informasi tentang mendapatkan informasi yang berkaitan
resiko tinggi kehamilan juga rendah, sehingga dengan kehamilannya terutama tentang tanda
pengetahuan mereka tentang resiko tinggi bahaya kehamilan tiap trimester yang dapat
kehamilan juga cenderung rendah. mengancam keselamatan baik ibu maupun
Deskripsi Kepatuhan Kunjungan janinnya.
Antenatal Care Tujuan utama asuhan antenatal adalah untuk
memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi
Tabel 2. Kepatuhan Kunjungan Antenatal ibu maupun bayinya dengan cara membina
Care hubungan saling percaya dengan ibu,
No Kepatuhan Frek % mendeteksi komplikasi yang dapat
1 Tidak patuh 22 49 mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran
2 Patuh 23 51 dan memberikan pendidikan (Pusdiknakes,
Jumlah 45 100 2002 ). Sehingga bila antenatal care tidak
dilakukan sebagaimana mestinya maka akan
Distribusi frekuensi responden berdasarkan mengakibatkan dampak:
kepatuhan kunjungan antenatal care ibu 1. Ibu hamil akan kurang mendapat
hamil, menunjukkan proporsi terbanyak informasi tentang cara perawatan
adalah patuh, yaitu sebanyak 23 responden kehamilan yang benar.
(51%). Sedangkan proporsi responden yang 2. Tidak terdeteksinya tanda bahaya
tidak patuh sebanyak 22 responden (49%). kehamilan secara dini
Distribusi kepatuhan kunjungan antenatal 3. Tidak terdeteksinya anemia kehamilan
care ibu hamil rata-rata adalah patuh dan yang dapat menyebabkan perdarahan saat
tidak patuh, masing-masing sebanyak 51% persalinan.
dan 49%. Kepatuhan merupakan tindakan 4. Tidak terdeteksinya tanda penyulit
yang berkaitan dengan perilaku seseorang. persalinan sejak awal seperti kelainan
Kepatuhan adalah kesetiaan, ketaatan dan bentuk panggul atau kelainan pada tulang
loyalitas perubahan sikap dan perilaku belakang, atau kehamilan ganda.
individu dimulai tahap kepatuhan, identifikasi,

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Resiko… (Erni dan Winarsih) 177
5. Tidak terdeteksinya penyakit penyerta dan kemampuan seseorang dalam menerima dan
komplikasi selama kehamilan seperti pre memahami informasi tentang pelayanan
eklampsia, penyakit kronis seperti kesehatan. Tingkat pendidikan beberapa
penyakit jantung, paru dan penyakit responden yang rendah tersebut berdampak
karena genetik seperti diabetes, pada ketidaktahuan responden tentang
hipertensi, atau cacat kongenital. pentingnya kunjungan antenatal care bagi
kehamilannya, sehingga tingkat kepatuhannya
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka menjadi rendah.
apabila ibu hamil tidak melakukan antenatal
care tidak dapat dilakukan screening sejak Analisis Bivariat
awal adanya komplikasi atau kelainan Penelitian ini bertujuan membuktikan
kehamilan, dimana kondisi ini dapat mengetahui hubungan tingkat pengetahuan
mengakibatkan komplikasi pada saat hamil ibu hamil tentang resiko tinggi kehamilan
atau pada saat persalinan yang akan mengarah dengan kepatuhan kunjungan antenatal care
kepada kematian baik ibu maupun janin. di Poli Kandungan dan Kebidanan RSUD
Dalam penelitian ini proporsi responden Pandan Arang Boyolali. Pengujian hubungan
menunjukkan kepatuhan meskipun rata-rata tingkat pengetahuan ibu hamil tentang resiko
patuh, namun proporsi responden yang patuh tinggi kehamilan dengan kepatuhan
tersebut berbeda sedikit dengan responden kunjungan antenatal care menggunakan alat
yang tidak patuh. Beberapa faktor yang statistik uji Chi Square. Pengujian Chi Square
mempengaruhi tingkat kepatuhan ibu hamil menggunakan program komputer SPSS 12.00
dalam antenatal care meliputi faktor for Windows.
pengalaman, lingkungan (teman atau Sebelum dilakukan pengujian Chi Square,
keluarga), adanya efek samping obat, tingkat terlebih dahulu ditampilkan distribusi
ekonomi, interaksi dengan tenaga kesehatan, kepatuhan kunjungan antenatal care ibu
dan tingkat pengetahuan tentang kesehatan hamil berdasarkan tingkat pengetahuan ibu
(Yanfar, 2008). hamil tentang resiko tinggi kehamilan.
Distribusi responden menurut umur
menunjukkan sebagian besar responden Tabel.3 Distribusi Tingkat Pengetahuan
berusia di atas 20 tahun. Pertambahan umur dengan Kepatuhan Kunjungan
seseorang diikuti oleh peningkatan Antenatal Care Ibu Hamil
kematangan seseorang. Nurjanah (2001)
mengemukakan bahwa seseorang dalam usia Kepatuhan
produktif akan mencapai tingkat produktifnya Tida Patuh
Tingkat Total
baik dalam bentuk rasional maupun motorik. k
Pengetahu
Berdasarkan distribusi umur responden patuh
an
tersebut, maka nampak bahwa sebagian besar F % F % F %
responden berada pada umur produktif,
sehingga kemampuan rasional responden Rendah 10 91 1 9 11 100
dalam memahami adanya resiko kehamilan Sedang 10 67 5 33 15 100
pada dirinya lebih baik. Kondisi ini membantu Tinggi 2 1117 89 19 100
responden untuk memahami pentingnya Total 22 4923 51 45 10
fungsi antenatal care bagi pemeliharaan 0
kandungannya yang diwujudkan dalam bentuk Tabel 3 menunjukkan distribusi kepatuhan
kepatuhan dalam kunjungan antenatal care. kunjungan antenatal care ibu hamil ditinjau
Distribusi responden menurut tingkat dari tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
pendidikan nampak bahwa bahwa masih resiko tinggi kehamilan terlihat adanya
terdapat 13 responden (29%) memiliki tingkat kecenderungan bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikan SD atau rendah. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang resiko tinggi
pendidikan seseorang berhubungan dengan kehamilan maka semakin tinggi tingkat

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Resiko… (Erni dan Winarsih) 178
kepatuhan kunjungan antenatal carenya. Hal Tabulasi silang kepatuhan kunjungan
tersebut terlihat dari distribusi tingkat antenatal care ibu hamil ditinjau dari tingkat
kepatuhan kunjungan antenatal care ditinjau pengetahuan ibu hamil tentang resiko tinggi
dari tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan menunjukkan adanya
resiko tinggi kehamilan, dimana pada tingkat kecenderungan bahwa ibu hamil yang
pengetahuan ibu hamil tentang resiko tinggi memiliki tingkat pengetahuan ibu hamil
kehamilan rendah terdapat 10 responden tentang resiko tinggi kehamilan yang lebih
(91%) tidak patuh dan 1 responden (9%) tinggi memiliki kepatuhan yang lebih baik
patuh, selanjutnya pada tingkat pengetahuan dibandingkan ibu hamil yang memiliki tingkat
ibu hamil tentang resiko tinggi kehamilan pengetahuan ibu hamil tentang resiko tinggi
sedang terdapat 10 responden (67%) tidak kehamilan rendah. Hal tersebut terlihat dari
patuh dan 5 responden (33%) patuh, dan pada distribusi tingkat kepatuhan kunjungan
tingkat pengetahuan ibu hamil tentang resiko antenatal care ditinjau dari tingkat
tinggi kehamilan tinggi terdapat 17 responden pengetahuan ibu hamil tentang resiko tinggi
(89%) patuh dan 2 responden (11%) tidak kehamilan, dimana pada tingkat pengetahuan
patuh. ibu hamil tentang resiko tinggi kehamilan
Hasil pengujian hipotesis penelitian adanya rendah terdapat 10 responden (91%) tidak
hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang patuh dan 1 responden (9%) patuh,
resiko kehamilan dengan kepatuhan selanjutnya pada tingkat pengetahuan ibu
kunjungan antanatal care ibu hamil, hamil tentang resiko tinggi kehamilan sedang
ditampilkan pada tabel berikut. terdapat 10 responden (67%) tidak patuh dan
Tabel. 5 5 responden (33%) patuh, dan pada tingkat
Hasil Uji Chi Square pengetahuan ibu hamil tentang resiko tinggi
Hubungan 2hitung p-v Kes kehamilan tinggi terdapat 17 responden (89%)
patuh dan 2 responden (11%) tidak patuh.
Tingkat Selanjutnya hasil pengujian hubungan tingkat
pengetahuan ibu pengetahuan ibu hamil tentang resiko tinggi
tentang resiko kehamilan dengan kepatuhan kunjungan
H0
kehamilan dengan 20,860 0,000 antenatal care menggunakan uji Chi Square
ditolak diperoleh nilai robs sebesar 20,860 dengan nilai
kepatuhan
kunjungan probabilitas (p-value) sebesar 0,000. Hasil uji
Chi Square tersebut menunjukkan bahwa
antenatal care
terdapat hubungan yang signifikan antara
Hasil pengujian Chi Square hubungan tingkat tingkat pengetahuan ibu hamil tentang resiko
pengetahuan ibu hamil tentang resiko tinggi tinggi kehamilan dengan kepatuhan
kehamilan dengan kepatuhan kunjungan kunjungan antenatal care di Poli Kandungan
antenatal care ibu hamil dimana diperoleh dan Kebidanan RSUD Pandan Arang
nilai 2hitung sebesar 20,860 dengan p-value = Boyolali. Berdasarkan hasil analisis data,
0,000. Karena nilai p-value lebih kecil dari maka disimpulkan bahwa hipotesis penelitian
0,05 atau 0,000 < 0,05, maka disimpulkan H0 yakni “ada hubungan tingkat pengetahuan ibu
ditolak dan menerima Ha. Berdasarkan kriteria hamil tentang resiko tinggi kehamilan dengan
uji tersebut maka disimpulkan terdapat kepatuhan kunjungan antenatal care di Poli
hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil Kandungan dan Kebidanan RSUD Pandan
tentang resiko tinggi kehamilan dengan Arang Boyolali” adalah terbukti secara
kepatuhan kunjungan antenatal care pada ibu signifikan.
hamil trimester III dengan usia kehamilan 34- Pengetahuan responden tentang resiko tinggi
40 minggu yang beresiko tinggi terhadap kehamilan memberikan pemahaman ibu hamil
kehamilannya di RSUD Pandan Arang tentang pentingnya kunjungan antenatal care.
Boyolali. Pengetahuan yang dimiliki responden meliputi
informasi-informasi meningkatkan keyakinan

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Resiko… (Erni dan Winarsih) 179
responden tentang pentingnya kunjungan bagi ibu hamil. Semakin baik tingkat
antenatal care, serta dengan pengetahuan pemahaman ibu hamil tentang antenatal care
yang mereka miliki mampu mengerakkan tentunya semakin baik pula tingkat
mereka untuk melakukan kunjungan antenatal kepatuhannya dalam antenatal care.
care. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan Disisi lain tingkat pendapatan responden yang
oleh Hoy dan Miskel (Sugiyono, 2005) yang rata-rata rendah menyebabkan kemampuan
mengemukakan bahwa pengetahuan responden untuk memenuhi kebutuhan
(knowledge atau ilmu) adalah bagian yang hidupnya lemah, termasuk didalamnya
esensial-aksiden manusia Pengetahuan kemampuan responden untuk mendapatkan
manusia diperoleh melalui persepsinya pelayanan kesehatan. Kondisi ini
terhadap stimulus dengan menggunakan alat menyebabkan kepatuhan responden dalam
indra, hasil persepsi berupa informasi akan melakukan antenatal care menjadi rendah.
disimpan dalam sistem memori untuk diolah Notoatmojo (2003) mengemukakan bahwa
dan diberikan makna, selanjutnya informasi timbulnya perilaku mencegah penyakit
tersebut digunakan (retrieval) pada saat didasari oleh pengetahuan dan kesadaran serta
diperlukan. Dengan demikian maka semakin sikap yang positif dari individu. Faktor-faktor
tinggi tingkat pengetahuan responden tentang yang membentuk perilaku meliputi faktor
resiko tinggi kehamilan akan berpengaruh intern yang mencakup pengetahuan,
pada peningkatan kesadaran dan kemauan kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi dan
responden untuk melakukan kunjungan sebagainya yang berfungsi untuk mengolah
antenatal care. rangsangan dari luar dan faktor ekstern
Tingkat pengetahuan responden tentang meliputi lingkungan sekitar, baik fisik
antenatal care diperoleh dari pengalaman maupun non fisik seperti iklim, manusia,
tentang kehamilan, tingkat pendidikan, sosial ekonomi, kebudayaan dan sebagainya.
lingkungan, dan sebagainya. Pengalaman Kesadaran perilaku kunjungan antenatal care
tentang kehamilan dapat diperoleh dari ibu hamil di RSUD Pandan Arang Boyolali
kehamilan yang dialami responden sendiri dipengaruhi oleh pengetahuan ibu hamil
atau mendapat informasi dari pengalaman tentang resiko tinggi kehamilan.
orang lain. Pengalaman seseorang ibu hamil Apabila seorang ibu hamil memiliki
tentang keberhasilan atau ketidakberhasilan pengetahuan yang lebih tentang resiko tinggi
tentang pengobatan terhadap suatu penyakit kehamilan maka kemungkinan besar ibu akan
berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan berpikir untuk menentukan sikap, berperilaku
mereka terhadap nasehat tenaga kesehatan. untuk mencegah, menghindari atau mengatasi
Seseorang yang merasa selalu berhasil masalah resiko kehamilan tersebut. Menurut
mengobati penyakit yang diderita tanpa Mochtar (2000) salah satu tujuan Antenatal
bantuan tenaga kesehatan, akan cenderung care adalah mengenali dan menangani sedini
tidak patuh atau taat terhadap tenaga mungkin penyulit-penyulit yang mungkin
kesehatan, karena ia merasa tidak butuh dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan
bantuan atau nasehat orang lain. Sementara nifas.
yang sering gagal dalam mengobati diri Menurut Sudirman (2003) kehamilan resiko
sendiri akan cenderung lebih patuh terhadap tinggi dapat dicegah bila gejala ditemukan
saran dari tenaga kesehatan termasuk sedini mungkin sehingga dapat dilakukan
melakukan kunjungan antenatal care. tindakan selanjutnya, salah satunya dengan
Selain itu tingkat pendidikan responden, pemeriksaan kehamilan secara rutin.
tingkat pendapatan responden, pengaruh Pemeriksaan kehamilan sedini mungkin dan
lingkungan, interaksi dengan perawat teratur ke posyandu, puskesmas, RS paling
kesehatan turut pula mempengaruhi kepatuhan sedikit 4 kali selama masa kehamilan dan
ibu hamil melaksanakan antenatal care. apabila ditemukan resiko pemeriksaan
Pendidikan berhubungan dengan tinggi kehamilan harus lebih sering dan lebih
rendahnya tingkat pemahaman antenatal care intensif. Disamping itu juga perlu untuk

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Resiko… (Erni dan Winarsih) 180
mengkonsumsi makan makanan yang bergizi Saran
yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna. 1. Bagi masyarakat
Hasil kesimpulan tersebut ternyata Bagi masyarakat khususnya Ibu hamil
mendukung hasil penelitian Ichda (2001) yang hendaknya selalu meningkatkan
berjudul "Hubungan Pengetahuan, Sikap Ibu pengetahuannya tentang resiko tinggi
Hamil terhadap Kunjungan Pelayanan kehamilan. Peningkatan pengetahuan
Antenatal di Kecamatan Kalimanah tentang resiko tinggi kehamilan tersebut
Kabupaten Purbalingga”. Kesimpulan dari diharapkan ibu hamil dapat mendeteksi
penelitian ini adalah adanya hubungan yang komplikasi yang dapat mengancam jiwa.
signifikan pengetahuan dan sikap ibu terhadap Cara-cara yang dapat dilakukan ibu hamil
kunjungan pelayanan antenatal di Kecamatan untuk meningkatkan pengetahuan tentang
Kalimanah Kabupaten Purbalingga. resiko tinggi kehamilan antara lain dengan
Shintha (2008) melakukan penelitian dengan melakukan konsultasi dengan petugas
judul “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan kesehatan dan membaca buku-buku
Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan kesehatan khususnya tentang kehamilan.
Dengan Kepatuhan Melakukan ANC di 2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Puskesmas Ponjong II Gunungkidul Tahun Penyedia pelayanan kesehatan ibu hamil
2008”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah seperti buku KIA, Puskesmas, dan rumah
ada hubungan yang signifikan antara tingkat sakit hendaknya berupaya untuk
pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya meningkatkan pengetahuan masyarakat
kehamilan dengan kepatuhan melakukan tentang resiko tinggi kehamilan. Upaya-
ANC. upaya tersebut dilakukan dengan
meningkatkan kegiatan penyuluhan dan
KESIMPULAN DAN SARAN promosi kesehatan kepada masyarakat.
Kesimpulan 3. Bagi Institusi Pendidikan
1. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Institusi pendidikan keperawatan
resiko tinggi kehamilan pada ibu hamil hendaknya membekali siswanya dengan
trimester III dengan usia kehamilan 34-40 pengetahuan tentang resiko tinggi
minggu yang beresiko tinggi di RSUD kehamilan. Pengetahuan tentang resiko
Pandan Arang Boyolali rata-rata tinggi. tinggi kehamilan tersebut nantinya
2. Kepatuhan kunjungan antenatal care pada menjadi bekal perawat dalam
ibu hamil trimester III dengan usia mengaplikasikan ilmu dan
kehamilan 34-40 minggu yang beresiko pengetahuannya kepada masyarakat.
tinggi di RSUD Pandan Arang Boyolali 4. Bagi Peneliti
rata-rata adalah patuh dan tidak patuh. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini
3. Terdapat hubungan tingkat pengetahuan dapat mendukung hasil-hasil penelitian
ibu hamil tentang resiko tinggi kehamilan sejenis sebelumnya. Selain itu hasil
dengan kepatuhan kunjungan antenatal penelitian ini dapat dijadikan pijakan
care pada ibu hamil trimester III dengan untuk melakukan penelitian lebih lanjut
usia kehamilan 34-40 minggu yang dengan subyek dan obyek penelitian yang
beresiko tinggi di RSUD Pandan Arang lebih luas.
Boyolali.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2000. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
http://www.jakarta_teachers.com./20 Agustus 2009 14.30.
Bobak, dkk. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Resiko… (Erni dan Winarsih) 181
Ichda. M. 2001. Hubungan Pengetahuan, Sikap Ibu Hamil terhadap Kunjungan Pelayanan Antenatal di
Kecamatan Kalimanah Kabupaten Purbalingga. www@litbang.depkes.go.id. /20 Agustus
2009 14.45.
Manuaba, IBG. 2003. llmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Mochtar, R. 2000. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.
Muchlas. 1999. Perilaku Organisasi. Jilid 1. Program Pendidikan Pasca Sarjana : UGM
Niven, N. 2003. Psikologi Kesehatan Pengantar Untuk Perawat dan Profesional Kesehatan Lain.
Jakarta : EGC.
Notoatmojo, S. 2003. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.
. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta.
.2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta.
Nurcahyo. 2007. Gaya Hidup dan Kesehatan Kehamilan Resiko Tinggi
http:// www.indonesia-indonesia.com/19 maret 2009 06.00
Nurjanah I. 2001. Hubungan Terapeutik Perawat dan Klien, Kualitas Pribadi sebagai Sarana.
Yogyakarta: PSIK FK UGM.
Nursalam, 2003. Konsep-konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman
Skripsi, tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Pusdiknakes, WHO, JHIEGO. 2002. Buku 2 Asuhan antenatal. Pusdiknakes. Jakarta.
Rochyati, P. 2003. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil, Pengenalan Resiko Tinggi Kehamilan.
Airlangga University Press.
Sadiman. 2002. Pendidikan Kesehatan untuk Meningkatkan Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru di
RSU Jenderal A.Yani Metro. Thesis. Program Pasca Sarjana. FETP UGM. Yogyakarta.
Saifuddin, A.B. 2002. Buku Acuan Nasioanal Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :
YBP-SP.
Sarwono, S. 2007. Sosiologi Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sudarmi. 2004. Faktor Faktor yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Kunjungan Ulang Pasien
Rujukan Persalinan di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta. Thesis. Program Pasca
Sarjana. UI. Jakarta.
Sudirman. 2003. Ibu Hamil Resiko Tinggi. http://ibu hamil.com/15 maret 2009 18.13.
Sugiyono, 2005. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan kedelapan, Bandung: Alfabeta.
Winkjosastro, H. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP.

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Resiko… (Erni dan Winarsih) 182

You might also like