You are on page 1of 11

1

MODUL PERKULIAHAN

W322100016 -
Teori Akuntansi
REVENUE

Abstrak Sub-CPMK

Dalam Bab Ini Dibahas Agar mahasiswa dapat memahami


Definisi revenue, Pengakuan Definisi revenue, Pengakuan and
and pengukuran revenue, pengukuran revenue, Penyajian
Penyajian revenue, PSAK 23 revenue, PSAK 23

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

Shinta Melzatia, S.E., M.Ak


FEB S1.Akuntansi
08
Definisi Revenue
Berbagai sumber memaknai pendapatan (Revenue) yang kurang lebih sama
walaupun terdapat variasi. Dalam SFAC No. 6, FASB mendefinisi pendapatan dan untung
sebagai berikut:
Revenues are inflows or other enhancements of assets of an entity or
settlements of its liabilities (or combination of both) from delivering or
producing goods, rendering services, or other activities that constitute the
entity's ongoing major or central operations (prg. 78).

Gains are increases in equity (net assets) from peripheral or incidental


transaction of an entity and from all other transactions and other events and
cireumstances affecting the entity except those that result from revenues or
investments by owners (prg. 82).

Paton dan Littleton (1970) mengkarakterisasi pendapatan sebagai berikut:


Revenue is the product of the enterprise, measured by the amount of new
assets received from customers; ... Stated in terms of assets the revenue of
the enterprise is represented, finally, by the flow of funds from the
customers or patrons in exchange for the product of the business, either
commodities or services (hlm. 47- 47).

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002), IAI mengadopsi definisi pendapatan


dari IASC yang menempatkan pendapatan (revenue) sebagai unsur penghasilan (income)
sebagai berikut:
Income is increases in economic benefits during the accounting period in
the form of inflouws or enhancements of assets or decreases of liabilities
that result in increases in equity, other than those relating to equity
participants (hlm. 17). The defi the course of the ordinary activities of an
enterprise and is referred to by a variety of different names including sales,
fees, interests, dividends, royalties, and rents (hlm. 18). on of income
ecompasses both revenue and gains. Revenue arises in Gains represent
other items that meet the definition of income and may, or may not, arise in
the course of the ordinary activities of an enterprise. Gains represent
increases in economic benefits and as such are no different in nature from

2021 Teori Akuntansi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


2 Shinta Melzatia, SE, M.Ak. http://pbael.mercubuana.ac.id/
reve- nues. Hence, they are not regarded as constituting a separate
element in this framework (hlm. 18).

Definisi-definisi di atas memisahkan antara pengertian dan pengakuan sehingga


tidak ada karakteristik yang menunjukkan kriteria pengakuan. Sementara itu, Accounting
Principles Board/APB (1970) mendefinisi pendapatan dengan memasukkan kriteria
pengakuan sebagai berikut (APB Statement No. 4, prg. 134):

Revenues-gross increases in assets or gross decreases in liabilities


recognized and measured in conformity with generally accepted accounting
principles that result from those types of profit-directed activities of an
enterprise that can change owners' equity.

Dari beberapa definisi di atas, dapat didaftar karakteristik-karakteristik atau kata-


kata kunci yang membentuk pengertian pendapatan dan untung. Yang membentuk
pengertian pendapatan adalah:
(1) Aliran masuk atau kenaikan aset (inflows or other enhancements of assets the
amount of new assets received from customers, flow of funds from the customers,
increases in economic benefits, gross increases in assets).
(2) Kegiatan yang merepresentasi operasi utama atau sentral yang menerus (activities
that constitute the entity's ongoing major or central operations, in the course of the
ordinary activities, producing goods, delivering goods, rendering services, profit-
directed activities).
(3) Pelunasan, penurunan, atau pengurangan kewajiban (settlements of liabilities,
decreases in liabilities, gross decreases in liabilities).
(4) Suatu entitas (of an entity, of an enterprise).
(5) Produk perusahaan (goods and services, product of the enterprise).
(6) Pertukaran produk (exchange for the product).
(7) Menyandang beberapa nama atau mengambil beberapa bentuk (sales, fees,
interests, dividends, royalties, and rents).
(8) Mengakibatkan kenaikan ekuitas (result in increases in equity, change owners'
equity).

Beberapa karakteristik di atas dapat dikatakan merupakan turunan/konsekuensi


dari atau dikandung secara implisit (implied) oleh kata kunci yang lain. Karakteristik (3)
sampai (8) sebenarnya merupakan penjabaran atau konsekuensi dari ketiga karakteristik

2021 Teori Akuntansi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


3 Shinta Melzatia, SE, M.Ak. http://pbael.mercubuana.ac.id/
sebelumnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa karakteristik (1) dan (2) merupakan
karakteristik utama sedangkan lainnya merupakan karakteristik konsekuensi, pendukung,
atau penjelas.

Pengakuan Pendapatan
Pengakuan adalah pencatatan jumlah rupiah secara resmi ke dalam sistem
akuntansi sehingga jumlah tersebut terrefleksi dalam laporan keuangan. Pengertian atau
definisi definisi harus dipisahkan dengan pengakuan pendapatan bahkan pengertian
pendapatan sebenarnya juga harus dipisahkan dengan pengukuran pendapatan. Dengan
demikian, suatu jumlah yang memenuhi definisi pendapatan tidak dengan sendirinya
jumlah tersebut diakui (dicatat secara resmi) sebagai pendapatan.
Dari beberapa yang telah dibahas sebelumnya, hanya definisi Paton dan
Littletonlah yang netral terhadap pengukuran dan pengakuan. Pendapatan dari berbagai
produk perusahaan tidak menunjukkan jumlah dan kapan harus dicatat tetapi lebih
banyak bahwa pendapatan memang ada atau terwujud (to exist). Definisi tersebut lebih
berkaitan dengan eksistensi pendapatan.
Pengakuan pendapatan tidak boleh menyimpang dari landasan konseptual. Oleh
karena itu, secara konseptual pendapatan hanya dapat diakui jika memenuhi kualitas
keterukuran (measurability) dan keterandalan (reliability). Kualitas tersebut harus
dioperasionalkan dalam bentuk kriteria pengakuan pendapatan (recognition criteria).
Sebagai produk perusahaan, Kriteria keterukuran berkaitan dengan masalah berapa
jumlah rupiah produk tersebut dan kriteria keterandalan berkaitan dengan masalah
apakah jumlah tersebut objektif serta dapat diuji kebenarannya. Kedua kriteria harus
dipenuhi untuk pengakuan pendapatan.
Pendapatan yang diukur dengan jumlah penghargaan sepakatan produk yang
terjual baru akan menjádi pendapatan yang sepenuhnya setelah produk selesai
diproduksi dan penjualan benar-benar telah terjadi. Dengan kata lain, pendapatan belum
terrealisasi sebelum terjadinya penjualan (transfer produk) yang nyata ke pihak lain.
Sebaliknya, terjadinya kontrak penjualan belum cukup untuk menandai eksistensi
pendapatan sebelum barang/jasa sudah cukup selesai dikerjakan atau diserahkan
kepada pelangganan. Dengan kata lain, pendapatan belum terbentuk sebelum
perusahaan melakukan upaya produktif. Untuk menjabarkan kriteria kualitas informasi
menjadi kriteria pengakuan pendapatan, perlu dipahami dua konsep penting yaitu

2021 Teori Akuntansi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


4 Shinta Melzatia, SE, M.Ak. http://pbael.mercubuana.ac.id/
pembentukan pendapatan (earning of revenue) dan realisasi pendapatan (realization of
revenue).

Pada Saat Penjualan


Pengakuan ini merupakan dasar yang paling umum karena pada saat penjualan
kriteria penghimpunan dan realisasi telah dipenuhi. Saat pen jualan dimulai dari titik P
sampai titik T. Proses pembentukan pendapatan dapat dikatakan secara substansial telah
selesai karena kos dalam tahap PT dan tahap TB biasanya tidak cukup material
dibandingkan kos tahap produksi AP. Kriteria terrealisasi telah dipenuhi karena telah ada
kesepakatan pihak lain untuk membayar jumlah rupiah pendapatan secara objektif.
Dengan demikian, saat penjualan merupakan saat yang kritis dalam operasi perusahaan
sehingga menjadi standar untama dalam pengakuan pendapatan.
Lebih-lebih untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi atau
perdagangan barang, kegiatan penjualan merupakan hal yang paling menentukan dan
mempunyai arti keuangn yang paling berharga dibandingkan dengan kegiatan lain dalam
operasi perusahaan. Kegiatan penjualan menjadi puncak kegiatan dan merupakan tujuan
akhir yang mengarahkan setiap upaya yang dilakukan perusahaan. Pada saat terjadi
penjualan jumlah rupiah harga telah disepakati dan produk telah keluar dari perusahaan.
Disamping itu, transaksi penjualan mengakibatkan masuknya aset baru ke dalam

2021 Teori Akuntansi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


5 Shinta Melzatia, SE, M.Ak. http://pbael.mercubuana.ac.id/
perusahaan (kas atau piutang) untuk menutup kos (potensi jasa) yang terserap untuk
melaksanakan kegiatan produksi yang berkulminasi dengan penyerahan produk dan
menyediakan dana sebagai imbalan untuk pembayaran pajak kepada pemerintah, bunga
kepada kreditor, dan dividen kepada pemegang saham.
Kandidat saat penjualan menjadi standar umum pengakuan pendapatan, terdapat
beberapa hal yang sering diajukan sebagai keberatan terhadap dasar tersebut. Hal
pertama berkaitan dengan kepastian pengukuran pendapatan akibat kos purna-jual atau
pasca-jual (after sale costs atau after costs). Ada kegiatan yang masih dilakukan
perusahaan untuk menuntaskan penjualan yang menimbulkan kos misalnya kegiatan
administratif, perbaikan barang, dan penggantian barang yang rusak.
Masalah lain berkaitan dengan kemungkinan atau pengembalian barang.
Akhirnya, kemungkinan ketaktertagihan piutang bila penjualan tidak tunai (masalah
kolektibilitas). Ini berarti piutang belum merupakan bukti penuh terrealisasinya
pendapatan. Semua kegiatan yang menimbulkan kos tersebut dapat terjadi di tahan TB.
Jadi, masalahnya adalah kalau pendapatan sebesar ABCD telah diakui di titik P misalnya
maka kos sebesar PBER harus juga diakui karena kos tersebut mempunyai kontribusi
dalam menghasilkan pendapatan sebesar PBCS. Masalah ini menjadi penting dalam hal
penandingan (matching) terutama kalau penjualan terjadi pada akhir perioda akuntansi.

Pengukuran Pendapatan
Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang
dapat diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan
oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Jumlah
tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima
perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh
perusahaan.
Pada umumnya, imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah
pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima.
Namun, bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan
tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang dapat
diterima. Misalnya, suatu perusahaan dapat memberikan kredit bebas bunga kepada
pembeli atau menerima wesel tagih dari pembeli dengan tingkat bunga di bawah pasar
sebagai imbalan dari penjualan barang. Bila perjanjian tersebut secara efektif merupakan

2021 Teori Akuntansi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


6 Shinta Melzatia, SE, M.Ak. http://pbael.mercubuana.ac.id/
suatu transaksi finansial, nilai wajar imbalan ditentukan dengan pendiskontoan seluruh
penerimaan di masa depan dengan menggunakan suatu tingkat bunga tersirat (imputed).
Tingkat bunga tersirat tersebut adalah yang paling mudah ditentukan dari:
(a) Tingkat bunga yang berlaku bagi instrumen yang serupa dari suatu penerbit (issuer)
dengan penilaian kredit (credit rating) yang sama; atau
(b) Suatu tingkat bunga untuk mengurangi (discount) nilai nominal instrumen tersebut ke
harga jual tunai pada saat ini dari barang atau jasa.

Bila barang atau jasa dipertukarkan (barter) untuk barang atau jasa dengan sifat
dan nilai yang sama, maka pertukaran tersebut tidak dianggap sebagai suatu transaksi
yang mengakibatkan pendapatan. Hal ini sering terjadi dengan komoditi seperti minyak
atau susu di mana penyalur menukarkan (swap) persediaan di berbagai lokasi untuk
memenuhi permintaan dengan suatu dasar tepat waktu dalam suatu lokasi tertentu. Bila
barang dijual atau jasa diberikan untuk dipertukarkan dengan barang dan jasa yang tidak
serupa, pertukaran tersebut dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan
pendapatan. Pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang
diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer.
Kriteria pengakuan dalam Pernyataan ini biasanya diterapkan secara terpisah
kepada setiap transaksi. Namun, dalam keadaan tertentu, adalah perlu untuk
menerapkan kriteria pengakuan tersebut kepada komponen komponen yang dapat
diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal supaya mencerminkan substansi
dari transaksi tersebut. Misalnya, bila harga penjualan dari suatu produk termasuk jumlah
yang dapat diidentifikasi untuk jasa purna jual, jumlah tersebut ditangguhkan dan diakui
sebagai pendapatan selama periode di mana jasa tersebut dilakukan. Sebaliknya, kriteria
pengakuan diterapkan pada dua atau lebih transaksi bersama-sama bila transaksi-
transaksi tersebut terikat sedemikian rupa sehingga pengaruh komersialnya tidak dapat
dimengerti tanpa melihat kepada rangkaian transaksi tersebut secara keseluruhan.
Misalnya, suatu perusahaan dapat menjual barang dan, pada saat yang sama, menyetujui
perjanjian yang terpisah untuk membeli kembali barang tersebut di kemudian hari,
sehingga meniadakan pengaruh yang sesungguhnya dari transaksi tersebut; dalam hal
ini, kedua transaksi tersebut diperlakukan bersamaan.

2021 Teori Akuntansi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


7 Shinta Melzatia, SE, M.Ak. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pengungkapan Pendapatan
Kebijakan akuntansi yang dianut untuk pengakuan pendapatan termasuk metode
yang dianut untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa. jumlah
setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode tersebut termasuk
pendapatan dari:
1. Penjualan barang
2. Penjualan jasa
3. Bunga
4. Royalti
5. dividen

Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa dimasukkan
dalam setiap kategori yang signifikan dari pendapatan, pendapatan yang ditunda
pengakuannya.
Suatu perusahaan mengungkapkan setiap keuntungan dan kerugian kontinjen
sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.8 tentang Kontinjensi dan
Peristiwa Setelah Tanggal Neraca. Keuntungan dan kerugian kontinjen dapat timbul dari
pos-pos seperti biaya jaminan, klaim, denda, atau kemungkinan kerugian lainnya.
Masalah yang berkaitan dengan penyajian pendapatan adalah pemisahan antara
pendapatan dan untung dan pemisahan berbagai sifat untuk menjadi pos biasa dan luar
biasa dan cara menuangkannya dalam statement laba rugi.

PSAK 23
Tujuan
Penghasilan didefinisikan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi
penanam modal. Penghasilan (income) meliputi baik pendapatan (revenue) maupun
keuntungan (gain). Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan
yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan
jasa (fees), bunga, dividen, royalti dan sewa. Tujuan Pernyataan ini adalah untuk

2021 Teori Akuntansi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


8 Shinta Melzatia, SE, M.Ak. http://pbael.mercubuana.ac.id/
mengatur perlakuan akuntansi untuk pendapatan yang timbul dari transaksi dan peristiwa
ekonomi tertentu.
Permasalahan utama dalam akuntansi untuk pendapatan adalah menentukan saat
pengakuan pendapatan. Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi
masa depan akan mengalir ke perusahaan dan manfaat ini dapat diukur dengan andal.
Pernyataan ini mengidentifikasikan keadaan yang memenuhi kriteria tersebut agar
pendapatan dapat diakui. Pernyataan ini juga memberikan pedoman praktis dalam
penerapan kriteria tersebut.
Ruang Lingkup
Pernyataan ini harus diterapkan dalam akuntansi untuk pendapatan yang timbul
dari transaksi dan peristiwa ekonomi berikut ini:
a) Penjualan barang;
b) Penjualan jasa; dan
c) Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan bunga,
royalti dan dividen.

Barang meliputi barang yang diproduksi perusahaan untuk dijual dan barang yang
dibeli untuk dijual kembali, seperti barang dagang yang dibeli pengecer atau tanah dan
properti lain yang dibeli untuk dijual kembali. Penjualan jasa biasanya menyangkut
pelaksanaan tugas yang secara kontraktual telah disepakati untuk dilaksanakan selama
suatu periode waktu yang disepakati oleh perusahaan. Jasa tersebut dapat diserahkan
selama satu periode atau selama lebih dari satu periode. Beberapa kontrak penjualan
jasa yang timbul dari kontrak konstruksi, misalnya, kontrak penjualan jasa mengenai
manajer proyek dan arsitek, tidak dibahas dalam pernyataan ini.
Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain menimbulkan pendapatan dalam
bentuk:
a) Bunga - pembebanan untuk penggunaan kas atau setara kas atau jumlah terhutang
kepada perusahaan;
b) Royalti - pembebanan untuk penggunaan aktiva jangka panjang perusahaan,
misalnya, paten, merek dagang, hak cipta, dan perangkat lunak komputer; dan
c) Dividen - distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan proporsi
mereka dari jenis modal tertentu.

Pendapatan berikut ini telah atau akan diatur dalam standar akuntansi keuangan
tersendiri sehingga tidak dibahas dalam Pernyataan ini:

2021 Teori Akuntansi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


9 Shinta Melzatia, SE, M.Ak. http://pbael.mercubuana.ac.id/
a) Perjanjian sewa guna usaha (diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
No. 30 tentang Akuntansi Sewa Guna Usaha);
b) Dividen yang timbul dari investasi yang dipertanggungjawabkan menurut metode
ekuitas (diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 13 tentang
Akuntansi Untuk Investasi);
c) Kontrak asuransi dari perusahaan asuransi (untuk jenis asuransi kerugian, diatur
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 tentang Akuntansi Asuransi
Kerugian);
d) Perubahan dalam nilai wajar dari aktiva dan kewajiban finansial atau pelepasannya;
e) Perubahan dalam nilai aktiva lancar lain;
f) Pertumbuhan alami dari ternak dan hasil pertanian;
g) Hasil hutan (diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.
32tentangAkuntansiPengusahaanHutan); dan
h) Ekstraksi hasil tambang (diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.
33 tentang Akuntansi Pertambangan Umum).

2021 Teori Akuntansi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


10 Shinta Melzatia, SE, M.Ak. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka

1 Schooeder, R.G., M.W. Clark, Jack M. Cathay. (2016). Financial Accounting


Theory and Analysis. 12th edition.
2 Scott, William R. (2019). Financial Accounting Theory. 8th edition.
3 Godfrey, J., A. Hodgson, A. Tarca. (2010). Accounting Theory. 7th edition. John
Wiley.
4 Belkaoui, Ahmed Riahi. (2011). Accounting Theory. 6th edition. Salemba Empat.
Jakarta
5 Soewardjono. (2016). Teori Akuntansi. Edisi 3. YKPN.
6 Standar Akuntansi Keuangan. 2019. Ikatan Akuntan Indonesia

2021 Teori Akuntansi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


11 Shinta Melzatia, SE, M.Ak. http://pbael.mercubuana.ac.id/

You might also like