You are on page 1of 30

PENDAPATAN

1. Pengertian Pendapatan.

Dalam SFAC No.6, FASB mendefinisi pendapatan dan untung sebagai berikut:

Revenues are inflows or other enhancements of assets of an entity or settlements of its


liabilities (or combination of both) from delivering or producing goods, rendering services,
or other activities that constitute the entity’s ongoing major or central operations (prg. 78).

Paton dan Littleton (1970) mengkarakterisasi pendapatan sebagai berikut:

Revenue is the product of the enterprise, measured by the amount of new assets received from
customers;...Stated in terms of assets the revenue of the enterprise is represented, finally, by
the flow of funds from the customers or patrons in exchange for the product of the business,
either commodities or services (hlm. 47-47).

Dalam Standar Akuntansi keuangan (2002), IAI mengadopsi definisi pendapatan dari IASC yang
menempatkan pendapatan (revenue) sebagai unsur penghasilan (income) sebagai berikut:

Income is increases in economic benefits during the accounting period in the form of inflows
or enchancements of assets or decrease of liabilities that result in increases in equity, other
than those relating to equity participants (hlm. 17).

The definiton if income ecompasses both revenue and gains. Revenue arises in the course of
the ordinary activities of an enterprise and is reffered to by a variety of different names
including sales, fees, interests, dividends, royalties, and rents (hlm. 18).

Gains represent other items that meet the definition of income and may, or may not, arise in
the course of the ordinary activities of an enterprise. Gains represent increases in economic
benefits and as such are no different in nature from revenues. Hence, they are nor regarded
as constituting a separate element in this framework (hlm. 18).

Dalam Accounting Principles Board/APB (1970) mendefinisikan pendapatan dengan


memasukkan kriteria pengakuan sebagai berikut (APB Statement No. 4, prg. 134):

Revenues-gross increases in assets or gross decreases in liabilities recognized and measured


in conformity with generally accepted accounting principles that result from those types of
profit-directed activities of an enterprise that can change owner’s equity.

1
2. Karakteristik Pendapatan.

Karakteristik-karakteristik yang membentuk pendapatan adalah:

1. Aliran masuk atau kenaikan aset.

Untuk dapat mengatakan bahwa pendapatan ada atau timbul, harus terjadi transaksi atau
kejadian yang menaikkan aset atau menimbulkan aliran masuk aset. Tidak semua aset dapat
menimbulkan pendapatan. Untuk disebut sebagai pendapatan, aliran aset masuk adalah
jumlah rupiah kotor (gross). APB menyebut secara eksplist hal tersebut. Sumber lain
menyebutnya secara implisit. Paton dan Littleton mengisyaratkan pendapatan sebagai
jumlah kotor dengan menyatakan “diukur dengan jumlah rupiah aset baru yang diterima dari
pelanggan.” FASB mengisyaratkan jumlah kotor dengan menyatakan bahwa pendapatan
adalah jumlah rupiah yang datang dari penyerahan produk atau pelaksanaan jasa. IAI
(IASC) menunjuk jumlah kotor adalah jumlah rupiah pendapatan dapat berupa penjualan,
imbalan jasa, bunga, dividen, royalitas, dan sewa.

Pendefinisian pendapatan sebagai kenaikan aset merupakan pendefinisian dengan


konsep aliran masuk. Konsep ini mempunyai kelemahan karena:

 Pendapatan dianggap baru ada setelah transaksi penjualan terjadi.

 Definisi ini mengacaukan pengukuran dan penentuan saat pengakuan dengan proses
penciptaan pendapatan.

 Konsep ini memerlukan pernyataan tentang mana aliran masuk yang merupakan
pendapatan dan mana yang bukan. Hal ini dilakukan FASB dengan menyebutkan
bahwa kenaikan aset berasal dari pengiriman barang atau pelaksanaan jasa. Ini berarti
kenaikan aset berasal dari pelanggan atau pembeli. IAI membatasi kenaikan aset
tersebut adalah yang menaikan ekuitas kecuali yang berasal dari transaksi dengan
pemilik.

2. Kegiatan yang merepresentasi operasi utama atau sentral yang menerus.

Kenaikan aset harus berasal dari kegiatan operasi dan bukan kegiatan investasi dan
pendanaan. Kegiatan operasi ini diwujudkan dalam bentuk memproduksi dan mengirim
berbagai barang kepada pelanggan atau menyerahkan atau melaksanakan berbagai jasa.
Yang disebut pendapatan adalah kenaikan aset yang berkaitan dengan operasi utama dan
bukan dengan investasi dan pendanaan.

2
3. Pelunasanan, penurunan, atau pengurangan kewajiban.

Pendapatan didefinisi dari penurunan atau pelunasan kewajiban bila suatu entitas telah
mengalami kenaikan aset sebelumnya misalnya menerima pembayaran di muka dari
pelanggan. Pengiriman barang atau pelaksanaan jasa akan mengurangi kewajiban yang
menimbulkan pendapatan. Timbulnya pendapatan yang berasal dari turunnya kewajiban
banyak dipicu oleh penyesuaian akhir tahun. Asas akrual juga menimbulkan kenaikan aset
yang memenuhi definisi sebagai pendapatan misalnya piutang, pendapatan bunga, piutang
dividen.

4. Suatu entitas.

Dimasukkannya kata entitas atau perusahaan dalam definisi mengisyaratkan bahwa konsep
kesatuan usaha dianut dalam pendefinisian. Pendapatan didefinsi sebagai kenaikan aset
bukannya kenaikan ekuitas bersih meskipun kenaikan aset tersebut akhirnya berpengaruh
terhadap ekuitas bersih. Jadi, aset yang masuk itulah yang disebut pendapatan dan aset
tersebut dikuasai oleh perusahaan.

5. Produk perusahaan.

Pendapatan didefinsi secara fisis bukan moneter. Definisi ini netral saat pengakuan. Aliran
aset dari pelanggan befungsi sebagai pengukur bukan pendapatan itu sendiri; produk fisis
yang dihasilkan oleh kegiatan usaha itulah yang merupakan pendapatan. Pendapatan
merupakan capaian dari upaya produktif perusahaan. Produk merupakan capaian dari tiap
kegiatan produktif. Pendapatan terbentuk bersamaan dengan atau selama kegiatan produktif
tanpa harus menunggu kejadian atau saat penyerahan produk kepada pelanggan.

Pendapatan merupakan aliran masuk aset (unit moneter) dan hal tersebut berkaitan
dengan aliran fisis berupa penyerahan produk (output) perusahaan. Kam merinci kedua
aliran (fisis dan moneter) tersebut yaitu:

Aliran fisis berupa:

(1) Kejadian memproduksi dan menjual produk (output).


(2) Objek, yaitu produk fisis itu sendiri.

Aliran moneter berupa:

(3) Kejadian menaiknya nilai aset perusahaan karena produksi atau penjualan produk
ke konsumer.

3
(4) Objek, yaitu jumlah rupiah (kos atau nilai) aset atau produk yang dihasilkan atau
dijual.

Dengan menyatakan bahwa pendapatan adalah produk perusahaan, definisi Paston


dan Littleton bersifat netral. Artinya, tidak menganut konsep aliran masuk atau keluar.
Pendapatan terjadi pada saat produk terbentuk bahkan selama proses produksi.

6. Pertukaran produk.

Pendapatan akhirnya harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk dicatat dalam sistem
pembukuan. Satuan moneter yang paling objektif adalah kalau jumlah rupiah tersebut
merupakan hasil transaksi atau pertukaran antara pihak independen.

7. Menyandang beberapa nama atau mengambil beberapa bentuk.

Pendapatan adalah konsep yang besifat generik dan mencakupi semua pos dengan berbagai
bentuk dan nama apapun. Pendapatan untuk perusahaan perdagangan, misalnya, disebut
dengan penjualan.

8. Menakibatkan kenaikan ekuitas.

3. Landasan Pikiran dan Kriteria Pengakuan Pendapatan.

Pengakuan adalah pencatatan jumlah rupiah secara resmi ke dalam sistem akuntansi sehingga
jumlah tersebut terrefleksi dalam statemen keuangan. Definisi Paton dan Littletonlah yang netral
terhadap pengukuran dan pengakuan. Pengakuan pendapatan tidak boleh menyimpang dari
landasan konseptual. Secara konseptual, pendapatan hanya dapat diakui kalau memenuhi kualitas
keterukuran dan keterandalan. Kualitas tersebut harus dioperasionalkan dalam bentuk kriteria
pengakuan pendapatan.

Sebagai produk perusahaan, kriteria keterukuran berkaitan dengan masalah berapa jumlah
rupiah produk tersebut dan kriteria keterandalan berkaitan dengan masalah apakah jumlah
tersebut objektif serta dapat diuji kebenarannya. Kedua kriteria harus dipenuhi untuk pengakuan
pendapatan. Dua konsep penting yang perlu dipahami:

a) Pembentukan Pendapatan.

Pembentukan pendapatan adalah suatu konsep yang berkaitan dengan masalah kapan
dan bagaimana sesungguhnya pendapatan itu timbul atau menjadi ada. Konsep pembentukan
pendapatan menyatakan bahwa pendapatan terbentuk, terhimpun, atau terhak bersamaan
dengan dan melekat pada seluruh atau totalitas proses berlangsungnya operasi perusahaan
dan bukan sebagai hasil transaksi tertentu. Konsep pembentukan disebut pendekatan proses

4
pembentukan pendapatan atau pendekatan kegiatan. Pendekatan ini dilandasi oleh konsep
dasar upaya dan hasil/capaian serta kontinuitas usaha.

Operasi perusahaan dalam arti luas merepresentasi upaya sedangkan produk yang
dihasilkan merupakan capaian. Setiap kali kos terjadi dalam tiap tingkat operasi perusahaan
maka sejumlah laba (atau pendapatan) telah terbentuk secara proporsional dengan kos yang
terjadi. Besarnya pendapatan akan sesuai dengan tingkat laba yang diharapkan. Begitu kos
diolah pendapatan sudah mulai tercipta, sebaliknya bila perusahaan belum melakukan
kegiatan operasi apapun, maka pendapatan belum terbentuk.

Pendekatan ini dilandasi oleh konsep homogenitas kos yaitu bahwa semua tahap
kegiatan atau unsur di dalamnya mempunyai kedudukan atau arti penting yang sama dalam
menghasilkan pendapatan.

b) Realisasi Pendapatan.

Dengan konsep realisasi, pendapatan dapat dikatakan terjadi atau terbentuk pada saat
terjadi kesepakatan atau kontrak dengan pihak independen (pembeli) untuk membayar
produk baik produk telah selesai dan diserahkan atau maupun belum dibuat sama sekali.
Berdasarkan konsep, pendapatan sebenarnya terjadi akibat transaksi tertentu yaitu transaksi
penjualan atau kontrak sehingga sebelum transaksi atau kontrak terjadi pendapatan belum
terjadi.

Pendekatan transaksi, terjadinya pendapatan lebih berkaitan dengan tahap kegiatan


penjualan daripada dengan tahap produksi. Konsep realiasi lebih berkaitan dengan masalah
pengukuran pendapatan secara objektif dan lebih bersifat kriteria pengakuan daripada
bersifat makna pendapatan. Konsep realisasi atau pendekatan transaksi lebih menekankan
kejadian yang dapat menandai pengakuan pendapatan yaitu:

 Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa lain melalui proses penjualan yang
sah atau semacamnya (misalnya kontrak penjualan).

 Penguatan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan diperolehnya aset lancar
(kas, setara kas, atau piutang).

Proses realisasi merupakan konfirmasi proses penghimpunan pendapatan.

5
Konsep Realisasi Pendapatan

Kesatuan
Usaha
Biaya
Kos
Pendapatan baru
Pendap terbentuk setelah
atan terjadi kesepakatan
Kos baru atau kontrak
dengan pihak
independen.

Terealisasi versus Cukup Pasti Terealisasi

Cukup Pasti Terrealisasi


Kesatuan Usaha
Biaya
Kos
Pendapata Mudah
n dikonversi
Kos baru

Mudah ditukarkan
atau
ditunaikan

Kriteria Pengakuan Pendapatan

Pendapatan baru dapat diakui setelah produk selesai diproduksi dan penjualan benar-benar telah
terjadi yang ditandai dengan penyerahan barang. Pendapatan belum dapat dinyatakan ada dan
diakui sebelum terjadinya penjualan yang nyata. Menurut FASB kriteria pengakuan pendapatan
yang harus dipenuhi keduanya yaitu (SFAAC No. 5, prg.83):

a) Terealisasi atau cukup pasti terrealisasi.

Pendapatan (dan untung) baru dapat diakui setelah pendapatan tersebut terrealisasi atau
cukup pasti terrealisasi. Pendapatan dikatakan telah terrealisasi bilamana produk (barang atau

6
jasa), barang dagangan, atau aset lain telah terjual atau ditukarkan dengan kas atau klaim atas
kas. Pendapatan dikatakan cukup pasti terrealisasi bilamana aset berkaitan yang diterima atau
ditahan mudah dikonversi menjadi kas atau klaim atas kas yang cukup pasti jumlahnya.

b) Terbentuk/terhak.

Pendapatan baru diakui setelah terbentuk. Pendapatan dapat dikatakan telah terbentuk
bilamana perusahaan telah melakukan secara substansial kegiatan yang harus dilakukan
untuk dapat menghaki manfaat atau nilai yang melekat pada pendapatan.

Menurut Kam (1990, hlm 243-252) mengemukakan kriteria pengakuan secara lebih teknis.
Pendapatan baru dapat diakui kalau dipenuhi syarat-syarat berikut:

a) Keterukuran nilai aset.


b) Adanya suatu transaksi.
c) Proses penghimpunan secara substansial telah selesai.

4. Saat Pengakuan Pendapatan.

(Suwardjono)

A. Pada saat kontrak penjualan.

Dapat terjadi ketika perusahaan telah mendatangani kontrak perusahaan dan bahkan sudah
menerima kas untuk seluruh nilai kontrak tetapi perusahaan belum mulai memproduksi
barang. Pada titik ini pendapatan sudah terrealisasi tetapi belum terbentuk. Pengakuan harus
menunggu sampai proses penghimpunan cukup selesai yaitu di tahap penjualan. Pembayaran
di muka harus diakui sebagai kewajiban sampai barang atau jasa diserahkan kepada pembeli.
Perlakuan semacam ini berlaku untuk perusahaan yang memproduksi barang konsumsi dan
jarak antara penandatanganan kontrak dan penyerahan barang cukup pendek (kurang dari
satu tahun).

B. Selama proses produksi secara bertahap.

Pengakuan pendapatan dapat dilakukan secara bertahap (per perioda akuntansi) sejalan
dengan kemajuan proses produksi atau sekaligus pada saat projek selesai dan diserahkan.
Yang pertama disebut metode persentase penyelesaian sedangkan yang terakhir disebut
metoda kontrak-selesai.

Masalah pengakuan selama proses produksi:

7
a) Akresi

Berkaitan dengan pengakuan pendapatan sebagai fungsi kegiatan produksi adalah


masalah akresi yaitu pertambahan nilai akibat pertumbuhan fisis atau proses alamiah
lainnya. Pada kasus tentang konstruksi jagka panjang, pemecahan yang paling baik untuk
pengukuran pendapatan sehubungan dengan akresi adalah pergantian takaran
penandingan pendapatan dan biaya dari perioda tahunan ke angkatan produk.

b) Apresiasi

Apresiasi adalah selisih “nilai pasar wajar” aset perusahaan dengan kos (atau nilai buku
aset terdepresiasi). Apresiasi berlaku untuk semua jenis aset tidak terbatas pada aset yang
dikategorikan sebagai produk. Apresiasi bukan merupakan suatu hasil dari proses
pembentukan pendapatan karena tidak ada upaya yang sengaja dilakukan untuk
menaikkan nilai aset.

c) Penghematan kos

Potongan pembelian tidak memenuhi definisi pendapatan karena berkaitan dengan proses
pembelian yaitu proses pemerolehan aset pada tingkat awal (pengukuran).

C. Pada saat produksi selesai.

Pendapatan diakui pada akhir tahap produksi. Pengakuan pendapatan atas dasar saat produk
selesai diproduksi dapat dianggap layak untuk industri ekstraktif (pertambangan) termasuk
pertanian. Bahan dasar seperti timah, tembaga, gandum, beras, emas dan sebagainya
biasanya mempunyai pangsa pasar yang luas dan harga yang sudah pasti. Kondisi ini
memungkinkan untuk menaksir dengan cukup tepat nilai jual yang dapat direalisasi suatu
sediaan barang jadi ada pada tanggal tertentu.

Kegiatan produksi tanpa adanya penguatan yang berasal dari penjualan dengan harga
yang disepakati tidak dapat selalu dijadikan penguji yang objektif dan menentukan untuk
dasar pencatatan dan pengakuan pendapatan.

D. Pada saat penjualan.

Pengakuan ini merupakan dasar yang paling umum karena pada saat penjualan kriteria
penghimpunan dan realisasi telah dipenuhi. Kriteria terrealisasi telah terpenuhi karena telah
ada kesepakatan pihak lain untuk membayar jumlah rupiah pendapatan secara objektif. Saat
penjualan dalam operasi perusahaan menjadi standar utama dalam pengakuan pendapatan.

8
Pada saat terjadi penjualan jumlah rupiah harga telah disepakati dan produk telah keluar dari
perusahaan.

Masalah pengakuan saat penjualan:

a) Kembalian dan potongan tunai.

Kembalian atau return untuk suatu periode yang timbul akibat barang cacat atau rusak
dicatat dengan membalik jurnal yang telah dibuat pada saat penjualan dengan jumlah
rupiah pengembalian. Adanya kemungkinan mengembalikan karena kerusakan tidak
mengurangi validitas saat penjualan sebagai dasar pengakuan. Adanya hak
mengembalikan juga tidak menghalangi pengakuan pendapatan pada saat penjualan.
Dalam hal ini FASB menetapkan bahwa perusahaan menjual produknya dengan hak
mengembalikan maka pendapatan diakui pada saat penjualan kalau semua syarat-syarat
berikut dipenuhi (SFAS No. 48, prg. 6):

 Harga jual cukup pasti atau dapat ditentukan pada tanggal penjualan.

 Pembeli sudah membayar kepada penjual, atau pembeli berkewajiban membayar


penjual dan kewajiban tersebut tidak bergantung laku-tidaknya produk dijual oleh
pembeli.

 Kewajiban membayar oleh pembeli tidak berubah dalam hal terjadi perincian atau
kerusakan fisis produk.

 Pembeli benar-benar ada secara substantif artinya pembeli merupakan suatu badan
yang secara ekonomik dapat disebut sebagai perusahaan.

 Penjual tidak mempunyai kewajiban yang material untuk melakukan tindakan di


masa datang yang secara langsung menjadikan pembeli mampu menjual produk
bersangkutan.

 Jumlah rupiah kembalian dapat ditaksir secara layak.

Apabila penjualan dan kos barang terjual tidak diakui pada saat kontrak karena syarat-
syarat di atas tidak dipenuhi, pengakuannya dapat dilakukan pada saat hak
pengembalian telah habis atau pada saat semua syarat di atas telah terpenuhi manapun
yang datang lebih dahulu. Pengiriman barang setelah kontrak penjualan dianggap
menandai transfer hak milik walaupun saat tepatnya bergantung pada syarat penjualan.

Adanya potongan tunai penjualan sama sekali tidak menghalangi pengakuan


pendapatan pada saat penjualan. Potongan tunai adalah potongan yang ditawarkan

9
penjual melalui terma penjualan seperti 2/10, n/30. Masalah yang timbul tidak berkaitan
dengan pengakuan pendapatan tetapi dengan berapa jumlah rupiah pendapatan
(penjualan) harus dicatat.

b) Kos Purna-Jual.

Masalah yang bersangkutan dengan penyesuaian yang diperlukan untuk mengakui


pengaruh kegiatan (diukur dengan kos) yang mungkin akan terjadi setelah penjualan dan
harus dibebankan terhadap penjualan tersebut. Prosedur yang umum dilakukan untuk
mengantisipasi kos semacam itu adalah mendebit jumlah rupiah taksiran kos kegiatan dan
mengkredit jumlah rupiah yang sama ke dalam suatu akun cadangan melalui penyesuaian
akhir tahun.

c) Kerugian piutang.

Pendapat yang menyatakan bahwa piutang bukanlah merupakan bukti yang efektif
terhadap realisasi pendapatan. Alasanya, piutang bukan merupakan sarana atau medium
yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran sehingga sangat kurang tepat digunakan
sebagai pengukur pendapatan. Keberatan ini tidak mempengaruhi validitas penjualan
sebagai dasar pengakuan pendapatan.

Masalah kerugian piutang dapat diatasi dengan perlakuan yang sama seperti kos
purna jurnal yaitu dengan membentuk cadangan kerugian piutang. Pendapatan dapat
disajikan dalam statemen sejumlah piutang yang benar-benar dapat direalisasi. Kerugian
piutang yang ditaksir tersebut dapat disajikan dalam kelompok biaya dalam statemen
laba-rugi sebagai biaya penjualan yang bersangkutan dengan pengumpulan piutang atau
dapat juga sebagai pengurang langsung pos pendapatan (misalnya penjualan).

d) Transaksi penjualan

Secara umum, penjualan adalah transaksi pertukaran barang atau jasa hasil produksi
perusahaan dengan kas atau klaim atas kas. Secara teknis, transaksi penjualan adalah
transaksi pertukaran aset secara aktual bukan transaksi kontral itu sendiri. Penjualan
dikatakan telah terjadi secara teknis bila produk (dan risiko yang melekat) telah ditransfer
ke pembeli dan sebagai penghargaan penjual mendapatkan kas atau klaim atas kas.

Kontrak penjualan yang belum disertai transfer produk secara teknis belum dapat
dikatakan sebagai transaksi penjualan betapapun perusahaan telah menerima uang muka.
Secara konseptual, kontrak penjualan daoat dipandang sebagai realisasi pendapatan.

10
Sebaliknya, pengiriman barang tanpa kontrak penjualan tidak dapat disebut sebagai
transaksi penjualan (misalnya pengiriman barang dalam pengkonsignaan). Kriteria
realisasi telah terpenuhi pada saat penjualan hanya kalau telah terjadi transfer atau
pengiriman barang takbersyarat.

E. Pada saat kas terkumpul.

Pengakuan pendapatan pada saat terkumpul sebenarnya merupakan pengakuan pendapatan


berdasarkan asas kas (cash basis). Alasany digunakannya dasar ini adalah adanya
ketidakpastian tentang kolektibilitas atau ketertagihan piutang. Pendapatan diakui sejumlah
kas yang diterima pada saat kas diterima atau terkumpul (sampai akhir perioda) dan baru
kemudian menentukan biaya yang berkaitan dengan pendapatan dasar kas tersebut.
Pendapatan suatu perioda diakui secara proporsional atas dasar kas yang telah diterima dalam
perioda tersebut. Pendapatan hanya diakui kalau pendapatan tersebut cukup pasti terrealisasi.
Validitas dasar ini cukup didukung untuk perusahaan jasa yang umumnya menentukan tarif
dan menagih atas dasar jasa yang telah diberikan.

F. Saat pengakuan penjualan jasa.

Pengakuan pendapatan dari penjualan jasa secara umum mengikuti pemikiran yang
melandasi pengakuan pendapatan untuk penjualan barang. Untuk jasa jangka pendek, saat
penerimaan kas merupakan saat yang umum untuk mengakui pendapatan karena penerimaan
kas biasanya terjadi bersamaan dengan selesainya pelaksanaan jasa. Dalam hal jasa yang
dilaksankan dalam jangka panjang, pendapatan dapat diakui bersamaan kemajuan
pelaksanaan berdasarkan penagihan periodik.

AICPA memberikan kaidah pengakuan umum untuk penjualan jasa sebagai berikut:

a) Kalau pemberian jasa terdiri atas pelaksanaan satu pekerjaan atau tindakan, pendapatan
harus diakui pada saat pekerjaan tersebut telah dilakukan.
b) Kalau pemberian jasa terdiri atas pelaksanaan serangkaian pekerjaan atau tindakan secara
bertahap, pendapatan harus diakui selama periode pelaksanaan pekerjaan secara
proporsional.
c) Kalau pemberian jasa terdiri atas pelaksanaan serangkaian pekerjaan atau tindakan secara
bertahap, pendapatan diakui pada saat seluruh pekerjaan telah selesai dilaksanakan bila
kondisi berikut dipenuhi:
 Proporsi jasa yang dilaksanakan pada tahap akhir pekerjaan begitu kritisnya sehingga
seluruh pekerjaan tidak dapat dikatakan selesai sebelum tahap akhir dilaksanakan.

11
 Jasa harus diberikan dalam beberapa tahap yang tidak dapat ditentukan di muka selama
waktu yang tidak pasti dan tidak ada cara yang cukup layak untuk menentukan tingkat
penyelesaian pekerjaan.
d) Terdapat tingkat ketidakpastian yang tinggi berkenaan dengan ketergigihan atau
kolektibilitas pendapatan jasa, pendapatan baru diakui setelah kas terkumpul.

Kegiatan Internal Sebagai Pemicu dan Bukti Pengakuan Pendapatan

Kaidah Pengakuan Kegiatan Internal Kegiatan Pemicu dan


Yang Terlibat Bukti Pengakuan
A. Pada saat kontrak Penandatangan kontrak. Pendapatan belum diakui. Surat
penjualan. Penerimaan uang muka. kontrak dan penerimaan bukti setor
bank sebagai dasar pencatatan uang
muka.
B. Selama proses produksi Penggunaan bahan baku, Penyiapan dan pengiriman surat
secara bertahap. (Sudah tenaga kerja langsung, dan penagihan.
ada kontrak penjualan). overhead. Penyesuaian akhir tahun atas dasar
Pembayaran biaya administrasi catatan akumulasi kos.
dan pemasaran. Penagihan
(billing). Penyesuaian akhir
tahun.
C. Pada saat produksi Pemindahan barang jadi dari Belum ada kontrak: (a) penyerahan
selesai. (Sudah ada pabrik ke gudang. barang ke bagian gudang disertai nota
kontrak penjualan/order Penyesuaian akhir tahun. penerimaan atau (b) penyesuaian akhir
pembelian atau belum). tahun. Syarat cukup pasti terrealisasi
harus dipenuhi.
Sudah ada kontrak: penyerahan barang
ke bagian gudang disertai nota
penerimaan dan surat kontrak atau
order pembelian.
D. Pada saat penjualan. Penerimaan order pembeliaan. Penerimaan barang disertai pengiriman
Penerimaan uang muka. faktur sesuai syarat f.o.b shipping
Pengiriman barang langsung point atau f.o.b destination.
atau melalui ekspedisi.
Penyiapan/pengiriman faktur Penerimaan nota terima barang
penjualan. didukung faktur dan order

12
Penerimaan nota terima barang pembelian/penjualan.
dari pembeli,
E. Pada saat kas terkumpul. Pengiriman surat tagihan Penerimaan kas didukung nota
(Sudah ada kontrak dan angsuran. Penerimaan kas atau pembayaran atau bukti transfer.
barang telah dikirim). alat pembayaran lain (transfer Penyesuaian akhir tahun atas dasar
via bank). Penyesuaian akhir catatan kas yang terkumpul sampai
tahun. akhir perioda.

Pengakuan pendapatan Menurut Bragg

A. Mengukur pendapatan untuk penjualan barang

Pendapatan diukur pada jumlah nilai wajar yang akan diterima, dengan memasukkan jumlah
potongan harga atau rabat penjualan berdasarkan jumlah yang dibeli, yang diterima oleh
entitas. Bila perusahaan dibayar tunai, jumlah pendapatan yang diakui adalah jumlah kas yang
diterima atau piutang usaha.

Dalam pembayaran tunai yang ditangguhkan, jumlah nilai wajar dari penerimaan dapat
dikurangi. Bila pembayaran tertunda secara efektif merupakan transaksi pendanaan,
pendapatan harus diakui sebagai arus kas transaksi yang didiskontokan, dengan menggunakan
tingkat bunga yang dapat ditentukan lebih jelas, yaitu:

 Tingkat bunga yang berlaku untuk sebuah transaksi yang sama oleh entitas dengan
sebuah peringkat redit yang sama.
 Tingkat bunga yang didiskontokan transaksi berdasarkan pada harga tunai saat ini
dari barang atau jasa.

Sebuah transaksi tidak menghasilkan pendapatan jika melibatkan pertukaran barang atau jasa
yang sifatnya sama. Jika pertukarannya untuk barang atau jasa berbeda, transaksi ini
menciptakan pendapatan, dan diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang diterima,
sebagaimana telah diubah oleh jumlah uang tunai yang ditransfer. Perlu membuat suatu kasus
bisnis yang memperinci mengapa transaksi barter dibutuhkan, dan jenis akuntansi apa yang
harus digunakan untuk itu, kasus ini harus disetujui oleh manajer tingkat senior sebelum ayat
jurnal yang berkaitan dibuat dalam jurnal umum.

B. Kapan dapat diakui penjualan barang

Pendapatan dari penjualan barang apat diakui bila seluruh kondisi berikut telah diakui:

13
 Jaminan manfaat, manfaat ekonomi yang berhubungan dengan transaksi akan
mengalir kepada entitas.
 Pengukuran biaya, biaya yang berkaitsn dengan transaksi tersebut dapat diukur secara
andal
 Pelepasan kepemilikan, entitas tidak lagi memegang kendali manajemen atas barang
yang dijual
 Pengukuran pendapatan, jumlah pendapatan yang diakui dapat diukur secara andal.
 Pemindahan risiko dan manfaat, semua risiko dan manfaat yang signifikan yang
terkait dengan barang telah dialihkan kepada pembeli.

Manfaat ekonomi dari suatu transaksi tidak dapat dipastikan sampai entitas menerima
sejumlah pembayaran ada saat jatuh tempo, atau sebuah ketidakpastian itu hilang. Jika
demikian, tidak dapat mengakui pendapatan sampai kondisi ini telah terpenuhi.

Jika entitas mempertahankan risiko kepemilikan yang signifikan dalam pengalihan barang
yang fiktif, maka tidak dapat mengakui pendapatan terkait. Contoh risiko kepemilikan ditahan
yang signifikan adalah:
 Kondisi kontigensi. Pembeli barang pada gilirannya harus menjual barang yang dibeli
sebelum membayar entitas penjual
 Kondisi instalasi. Instalasi adalah bagian penting dari sebuah kontrak, dan ini belum
selesai.
 Liabilitas kinerja. Entitas tetap liabilitas untuk kinerja yang tidak memuaskan yang
melebihi ketentuan garansi normal.
 Hak pengembalian. Pembeli berhak membatalkan pembelian, dan probabilitas
pengembalian tersebut adalah tidak pasati.
Jika sebuah entitas tetap memiliki risiko kepemilikan yang tidak signifikan, entitas dapat
mengakui pendapatan.
C. Pengendalian yang harus digunakan untuk hak retur
Masukkan perhitungan penyisihan return penjualan dalam prosedur penutupan standar.
Dengan mengharuskan seseorang untuk mengatasi masalah penyisihan retur sebagai bagian
dari setiap penutupan akhir period, ada sebuah kesempatan yang lebih besar bahwa nilai
penyisihan akan diversifikasi terhadap retur actual, sehingga menghasilkan penyisihan retur
yang akurat. Selain itu, lakukan verifikasi jumlah penyisihan retur untuk pengalaman yang
actual. Namun, ini adalah pengendalian setelah kenyataan terjadi yang harus diulang secara
teratur untuk memastikan bahwa tingkat penyisihan yang wajar.

D. Diakui pendapatan dalam transaksi penerimaan kas pada saat pengiriman.

14
Jika seorang penjual menjual barang berdasarkan syarat penerimaan kas pada saat
pengiriman, maka perusahaan harus mengakui pendapatan ketika perusahaan mengirimkan
barang dan menagih kas dari transaksi tersebut. Dan ketika penjual melakukan pengiriman
publikasi dan barang yang sama kepada pembeli dengan perjanjian berlangganan, perusahaan
biasanya mengakui pendapatan atas dasar garis lurus selama periode ketika barang tersebut
diberikan. Namun, jika barang tersebut berbeda nilainya setiap periode, maka penjual harus
mengakui pendapatan berdasarkan nilai penjualan masing-masing barang secara proporsional
terhadap total estimasi nilai penjualan dari semua barang yang termasuk dalam berlangganan

E. Mengakui pembayaran uang muka

Pembeli dapat mengirimkan pembayaran penuh atau pembayaran sebagian kepada penjual
sebelum pengiriman barang. Penjual mungkin belum memiliki barang dalam persediaan,
barang tersebut mungkin masih dalam proses produksi, atau barang akan dikirim oleh pihak
ketiga. Dalam keadaan ini, penjual tidak boleh mengakui pendapatan sampai barang
diserahkan ke pembeli. Pembeli dapat mengirimkan serangkaian pembayaran kepada penjual
sebagai pertukaran untuk pengiriman barang yang segera dari penjual kepada pembeli. Dalam
hal ini, penjual dapat mengakui pendapatan setelah barang diserahkan, namun jumlah yang
diakui adalah nilai tunai dari seluruh pembayaran, dimana penjual menghitung dengan
mendiskontokan pembayaran pada tingkat bunga yang diestimasikan.

F. Mengakui penjualan Layaway

Penjualan layaway terjadi pada saat barang diserahkan kepada pembeli hanya ketika pembeli
telah menyelesaikan pembayaran akhir dalam serangkaian pembayaran angsuran. Dalam
sebuah penjualan layway penjual mengakui pendapatan hanya jika pada saat perusahaan
mengirimkan barang. Namun, jika pengalaman historis penjual menunjukkan bahwa sebagian
besar transaksi layaway dikonversikan menjadi penjualan, maka perusahaan dapat mengakui
pendapatan pada saat perusahaan menerima setoran uang yang signifikan, dengan ketentuan
bahwa barang tersedia, teridentifikasi, dan siap untuk pengiriman.

I. Mengakui transaksi Bill dan Hold


Didalam penjualan Bill and Hold, pembeli meminta supaya pengiriman ditunda, tetapi
menerima tagihan dan mengambil hak atas barang tersebut. Penjual mengakui pendapatan
pada saat pembeli mengambil hak dan kondisi berikut terpenuhi:
 Persyaratan pembayaran normal berlaku untuk transaksi
 Pembeli mengakui instruksi penundaan pengiriman
 Ada kemungkinan bahwa pengiriman akan dilakukan
 Barang-barang teridentifikasi, tersedia, dan siap untuk pengiriman

15
J. Cara menangani transaksi penjualan dan transaksi pembelian kembali
Sebuah transaksi penjualan dan pembelian kembali muncul ketika penjual secara bersamaan
setuju untuk membeli kembali barang yang sama dikemudian hari, atau ketika salah satu
pihak memiliki opsi untuk memaksa penjual untuk membeli kembali barang tersebut. Jika
penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan kepada pembeli, maka penjual
dapat mengakui pendapatan. Atau, jika penjual tetap memiliki risiko dan manfaat
kepemilikan, walaupun hak hukum telah ditransfer, maka transaksi tersebut diperlakukan
sebagai pengaturan pembiayaan sebagai gantinya, dan tidak menghasilkan pendapatan.
Control yang digunakan untuk penjualan barang, bandingkan catatan pengiriman harian dan
dokumen pengiriman dengan tagihan yang dikeluarkan pada periode akhir. Control dirancang
untuk mengenali tagihan-tagihan atas transaksi yang tidak selesai sampai setelah periode
pelaporan ditutup. Sebuah faktur yang tidak berlaku dalam periode pelaporan yang berkaitan
dengan dokumentasi pengiriman yang menunjukkan transaksi sebagaimana yang telah terjadi,
merupakan bukti jelas dari pelaporan pendapatan yang tidak tepat.
K. Diakui penjualan jasa
Entitas biasanya mampu membuat estimasi pendapatan yang dapat diandalkan setelah pihak
yang bertransaksi sepakat terhadap persyaratan penyelesaian, jumlah yang dipertukarkan, dan
hak masing-masing pihak mengenai jasa yang akan diberikan dan diterima. Entitas dapat
mengakui pendapatan sehubungan dengan pemberian jasa bila memenuhi semua kondisi
berikut:
 Pengukuran pendapatan
 Jaminan manfaat
 Pengukuran penyelesaian
 Pengukuran biaya
Hal berikut menentukan metode perhitungan yang digunakan untuk mengakui pendapatan:
 Pengakuan garis lurus. Jika jasa yang diberikan termasuk jumlah tindakan yang tidak
jelas selama jangka waktu tertentu, pendapatan harus diakui dengan metode garis
lurus selama periode waktu yang ditentukan, kecuali beberapa metode lain yang
menyajikan pemberian yang lebih baik.
 Aktivitas yang signifikan. Jika suatu aktivitas tertentu secara subtansial lebih penting
dari kegiatan lainnya, maka suatu entitas harus menunda pengakuan pendapatan
sampai kegiatan itu telah diselesaikan.

 Estimasi yang tidak dapat diandalkan. Ketika entitas tidak dapat memperkirakan hasil
dari jasa secara andal, perusahaan harus mengakui pemdapatan hanya sejauh mana
beban telah diakui dapat dipulihkan. Dalam hal ini, tidak ada laba yang diakui. Jika

16
biaya yang terjadi tidak mungkin dipulihkan, maka perusahaan tidak mengakui
pendapatan dan mengakui semua biaya yang terjadi sebagai beban.

Control yang harus digunakan untuk pendapatan jasa, kerugian dari kontrak jasa harus
diakui langsung sebagai beban, walaupun kerugian hanyalah perkiraan, karena ada
keengganan alami untuk mengakui kerugian sebelum peristiwa yang sebenarnya terjadi.
Merupakan control yang baik untuk menyertakan sebuah tinjauan standar dari estimasi
kerugian atas kontrak jasa sebagai bagian dari proses penutupan bulanan.

L. Mengakui komisi pelayanan professional


Komisi bisa didapatkan dari berbagai transaksi. Berikut ini adalah kriteria pengakuan
pendapatan untuk beberapa jenis komisi:
 Komisi, sebuah agen periklanan dapat mengakui komisi saat iklan terkait dirilis. Jika
agen ini memperoleh komisi untuk pekerjaan produksi, dia mengakui pendapatan
berdasarkan tahap penyelesaian proyek.
 Jasa keuangan, pengakuan pendapatan dan biaya yang diperoleh oleh perusahaan jasa
keuangan mengharuskan penjual untuk membedakan yang berikut ini:
a. Biaya yang benar-benar bagian dari suku bunga instrument keuangan, yang
harus diperlakukan sebagai sebuah penyesuaian untuk tingkat bunga efektif.
b. Biaya yang diperoleh dari jasa yang diberikan, seperti biaya jasa pinjaman.
c. Biaya yang diperoleh setelah penyelesaian tindakan yang signifikan, seperti
biaya penempatan pinjaman atau pinjaman sindikasi
 Asuransi . Seseorang agen asuransi yang biasanya tidak berliabilitas untuk
memberikan layanan lebih lanjut setelah polis asuransi dimulai. Jika demikian, agen
dapat mengakui komisi sebagai pendapatan pada tanggal dimulainya polis asuransi.
Jika agen diperlukan untuk memberikan jasa lebih lanjut selama periode polis, maka
agen harus mengakui komisi selama periode polis.
Biaya waralaba diakui berdasarkan pada tujuan biaya-biaya itu dibebankan. Jenis pengakuan
biaya berikut dapat digunakan:
 Asset. Franchisor mengakui biaya sebagai pendapatan baik ketika dia memberikan
asset untuk franchisee atau bila dia mengalihkan hak.
 Jasa. Franchisor mengakui pendapatan yang terkait dengan layanan terus selama
periode dimana jasa diberikan. Jika biaya terkait saat ini tidak cukup untuk menutupi
biaya penyediaan waralaba dan laba yang wajar, maka ia harus menunda jumlah
tambahan yang diperlukan dari biaya awal waralaba dan mengakuinya sebagai
pendapatan selama periode pelayanan.

17
 Biaya waralaba yang berkelanjutan. Ketika pemegang waralaba membebankan
berbagai biaya untuk hak dan jasa yang berkelanjutan.
 Agen transaksi. Jika pemegang waralaba bertindak sebagai agen untuk franchisee,
seperti ketika franchisee memesan persediaan atas namanya pada harga poko,
transaksi terkait tidak dapat diakui sebagai pendapatan.

M. Mengakui pendapatan dari biaya awal


Jika biaya awal atau biaya keanggotaan hanya merupakan syarat keanggotaan, maka
penjual dapat mengakui pendapatan ketika tidak ada ketidakpastian yang signifikan mengenai
biaya penagihan. Namun, jika biaya tersebut memberikan hak kepada pembeli untuk
menikmati jasa atau publikasi atau pemberian diskon dari penjual selama periode
keanggotaan, maka penjual mengakui pendapatan atas dasar yang mencerminkan waktu, sifat,
dan nilai manfaat yang diberikan. Ketika seorang penjual membebankan biaya instalasi yang
berhubungan dengan pengiriman barang, penjual mengakui pendapatan sesuai dengan tahap
penyelesaian dari instalasi. Akan tetapi, jika biaya instalasi berhubungan dengan penjualan
barang, maka biaya diakui pada saat barang dijual. Kemudian mengakui pendapatan dari
biaya servis, seorang penjual barang mungkin memasukkan dalam harga jual untuk biaya
servis berikutnya atau peningkatan produk. Jika demikian, penjual harus menangguhkan
jumlah pendapatan yang terkait dengan biaya servis, yang seharusnya mencakup biaya servis
dan keuntungan yang wajar. Kemudian dia harus mengakui pendapatan terkait selama periode
pelayanan.
Ketika sebuah kontrak mencakup sejumlah asset, perlakuan konstruksi dari setiap asset
sebagai kontrak yang terpisah jika :
 Proposal terpisah telah diajukan untuk setiap asset
 Setiap asset tergantung pada negoisasi terpisah
 Pendapatan dan biaya yang terkait dengan asset masing-masing dapat
diidentifikasikan.
Ketika ada sekelompok kontruksi, perlakukan sebagai satu kontrak tunggal ketika:
 Kontrak tersebut dinegoisasikan sebagai satu paket
 Kontrak, pada dasarnya, merupakan bagian dari proyek tunggal
 Kontrak dilakukan secara bersamaan atau dalam suatu urutan yang
berkesinambungan.
N. Mengakui pendapatan sebuah kontrak dalam kontruksi

18
Kontraktor dapat mengakui pendapatan dan beban yang berhubungan dengan kontrak melalui
tahap penyelesaian kontrak pada akhir periode pelaporan saat ini, ketika dapat
memperkirakan hasil kontrak secara andal.
Jika kontrak adalah harga tetap, kontraktor dapat mempertimbangkan hasil kontrak
untuk diestimasi dengan andal bila keempat syarat berikut dipenuhi:
1. Semua pendapatan kontrak dapat diukur secara andal
2. Manfaat kontrak mungkin akan mengalir kepada kontraktor
3. Biaya sisa kontrak dan tahap penyelesaian pada akhir periode pelaporan dapat diukur
secara andal
4. Biaya yang berhubungan dengan kontrak dapat diidentifikasi dan diukur andal,
sehingga biaya yang terjadi dapat dibandingkan dengan perkiraan biaya sebelumnya
Jika sebuah kontrak ditambah biaya, kontraktor dapat mempertimbangkan hasl kontrak untuk
diestimasi dengan andal ketika dua syarat berikut terpenuhi:
 Manfaat kontrak mungkin akan mengalir kepada kontraktor
 Biaya kontrak, apakah ditagih kembali atau tidak, dapat diukur secara andal.
Jika kontraktor tidak dapat memperkirakan hasil dari kontrak secara andal, maka dia dapat
mengakui pendapatan hanya sejauh biaya kontrak yang terjadi yang pendapatannya mungkin
akan diperoleh kembali, dengan tidak ada pengakuan laba. Berdasarkan metode persentase
penyelesaian, kontraktor membandingkan pendapatan dengan biaya kontrak yang terjadi
dalam mencapai tahap penyelesaian yang ditentukan. Jika kontraktor telah mengakui biaya
yang berhubungan dengan kegiatan kontrak masa depan, maka kategorikanlah biaya ini
sebagai asset kembali ditentukan sebagai pekerjaan kontrak
Seorang kontraktor dapat menggunakan berbagai metode untuk menentukan tahap
penyelesaian kontrak, termasuk yang berikut:
 Survey pekerjaan yang telah dilaksanakan
 Penyelesaian proporsi fisik pekerjaan
 Biaya kontrak yang terjadi sampai saat ini sebagai persentase dari estimasi jumlah
biaya kontrak.
Kontraktor harus mengakui kerugian yang diperkirakan dengan segera, ketika ada
kemungkinan bahwa total biaya kontrak akan melebihi total pendapatan kontrak. Jumlah
kerugian yang diakui tidak dipengaruhi tahap penyelesaian proyek atau jumlah keuntungan
bahwa kontraktor dapat memperoleh dari kontrak yang tidak diperlakukan sebagai bagian dari
kontrak yang sama.
O. Mengakui pendapatan royalty.
Pengakuan sesuai dengan persyaratan perjanjian yang bersangkutan, kecuali subtansi
perjanjian menyerukan untuk metode yang berbeda. Dari perspektif praktis, pengakuan

19
mungkin dengan dasar garis lurus selama jangka waktu perjanjian. Jika perjanjian adalah
penyerahan hak dalam pertukaran untuk sebuah imbalan yang ditetapkan atau jaminan yang
tidak dapat dikembalikan di mana pemberi lisensi tidak memiliki sisa liabilitas
kinerja,pemberi lisensi tersebut dapat mengakui pendapatan pada saat penjualan. Jika
pembayaran dengan perjanjian adalah kontigensi atas terjadinya peristiwa masa depan,
pendapatan harus diakui apabila besar kemungkinan bahwa biaya atau royalty akan diterima.
Menilai asset pertanian
Suatu entitas harus mencatat asset biologi atau hasil pertanian ketika perusahaan
mengontrol asset, manfaat masa depan yang berkenaan dengan asset tersebut yang mungkin
akan mengalir kepada entitas, dan nilai wajar asset atau biaya yang dapat diukur secara andal.
Sautu entitas harus mengakui asset biologinya pada akhir pelaporan pada nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual. Jika nilai wajar tidak dapat diukur dengan andal, maka entitas
harus mengukur asset biologi pada biaya perolehan, dikurangi akumulasi penyusutan dan
penurunan nilainya. Jika sebuah entitas melakukan kontrak untuk menjual asset biologi atau
hasil pertaniannya di masa depan, seharusnya perusahaan tidak menggunakan harga dalam
kontrak untuk menilai asetnya, karena syarat tersebut mungkin berat. Melainkan perusahaan
harus menggunakan harga pasar dalam pasar aktif untuk asetnya. Kalau tidak ada pasar aktif
maka perusahaan harus menggunakan salah satu dari metode berikut untuk menentukan nilai
wajarnya:
 Harga transaksi pasar yang paling akhir, asalkan tidak ada perubahan yang signifikan
dalam kondisi ekonomi sejak tanggal harga terakhir.
 Harga pasar untuk asset yang sama, disesuaikan untuk mencerminkan setiap
perbedaan antara mereka dengan asset perusahaan.
 Sector tolak ukur dinyatakan sebagai unit standar untuk mengukur.
Jika tidak ada konfirmasi nilai wajar yang tersedia, maka entitas dapat menggunakan arus
kas bersih yang diharapkan pada nilai sekarang untuk menentukan nilai dari asetnya,
menggunakan tingkat bunga pasar saat ini sebagai tingkat diskonto.
Sebuah entitas harus mengakui kerugian atau keuntungan yang timbul dari perbedaan
antara nilai wajar hasil pertanian, dikurangi biaya untuk menjual, pada periode pelaporan
berjalan dibandingkan dengan periode pelaporan sebelumnya. Keuntungan atau kerugian juga
dapat timbul pada pengakuan awal hasil pertanian. Entitas harus mengakui keuntungan atau
kerugian ini pada periode di mana keuntungan atau kerugian itu timbul. Sebuah entitas harus
mengakui nilai wajar hibah pemerintah, dikurangi biaya untuk menjual, hanya bila hibah
menjadi piutang. Jika hibah tersebut bersyarat, entitas harus mengakui hibah hanya apabila
telah memenuhi seluruh persyaratan yang melekat pada hibah tersebut. Jika hibah
memperbolehkan untuk beberapa tingkat retensi dana karena berlalunya waktu, maka entitas
dapat mengakui sebagian hibah setelah melewati periode waktu yang diperlukan

20
Mencatat transaksi barter untuk jasa periklanan
Sebuah perusahaan dapat masuk ke dalam transaksi barter untuk memberikan jasa iklan
dalam pertukaran untuk menerima layanan iklan dari pelanggannya. Ini dapat melibatkan
petukaran tanpa uang sama sekali, atau sekitar jumlah yang sama dari uang tunai atau
pertimbangan lainnya. Dua bentuk pengakuan pendapatan dapat timbul dari scenario ini:
 Servis yang sama. Jika ada pertukaran jasa periklanan yang serupa, maka pertukaran
ini tidak mengakibatkan pengakuan pendapatan bagi kedua pihak.
 Servis yang berbeda. Jika ada perusahaan jasa periklanan yang tidak sama, penjual
dapat mengakui pendapatan. Tidak diperbolehkan untuk melakukannya berdasarkan
nilai wajar dari jasa periklanan yang diterima. Sebaliknya penjual dapat mengukur
pendapatan berdasarkan nilai wajar dari jasa periklanan yang disediakan, dengan
mengacu pada transaksi nonbarter:
1. Melibatkan iklan yang sama dengan termasuk dalam transaksi barter
2. Sering terjadi.
3. Melibatkan mitra yang berbeda dari dalam transaksi barter
4. Melibatkan kas atau jumlah lain yang memiliki nilai wajar yang dapat diukur
dengan andal
5. Menyajikan sejumlah transaksi yang dominan dan jumlah yang dibandingkan
dengan transaksi barter
Mencatat pendapatan program loyalitas pelanggan
Sebuah program loyalitas pelanggan digunakan oleh perusahaan untuk memberikan
pelanggannya sebuah insentif untuk membeli barang atau jasa. Pelanggan mendapatkan
penghargaan dengan membeli dari perusahaan, yang dapat mereka gunakan untuk
memperoleh barang atau jasa secara gratis atau dengan diskon.
Sebuah perusahaan yang memberikan penghargaan harus memperlakukan mereka sebagai
komponen yang dapat diidentifikasikan secara terpisah dari transaksi penualan dimana
mereka diberikan. Perusahaan harus mengalokasikan penjualan antara kredit penghargaan
harus berdaarkan pada nilai eajar kredit, yang merupakan harga di mana kredit tersebut dapat
dijual terpisah, atau nilai wajar penghargaan yang dapat ditebus. Jika perusahaan membayar
penghargaan sendiri, maka perusahaan mengakui pendapatan untuk jumlah yang dialokasikan
untuk kredit penghargaan ketika pelanggan menukarkan penghargaan dan perusahaan
memberikan penghargaan tersebut. Jika pihak ketiga membayar penghargaan tersebut,
perusahaan pada dasarnya mengumpulkan alokasi untuk penghargaan atas nama pihak ketiga.
Mencatat piutang tak tertagih
Ketika ketidakpastian timbul mengenai kolektibilitas suatu jumlah yang telah diakui
sebagai pendapatan, jumlah yang tidak tertagih diakui sebagai beban, bukan pengurangan
pendapatan yang sudah diakui. Aturan ini berlaku untuk pendapatan yang diakui dati

21
penjualan barang, penyediaan jasa, bunga, royalty, dan dividen. Pendapatan dapat diakui oleh
sebuah entitas hanya jika transaksi yang terkait pada perkiraan sendiri sebagai contoh:
1. Keagenan, jumlah yang dikumpulkan oleh agen adalah atas nama principal, jaditidak
mengubah ekuitas keagenan. Oleh karena itu, jumlah ini tidak merupakan
pendapatan.
2. Pajak. Jumlah yang ditagih atas nama badan pemerintah, seperti pajak penjualan dan
pajak pertambahan nilai, tidak menciptakan manfaat ekonomi untuk entitas dan tidak
mengubah ekuitasnya, sehingga transaksi tersebut dikeluarkan dari pendapatan.
Control pengakuan pendapatan yang digunakan adalah selidiki semua ayat jurnal yang
meningkatkan ukuran pendapatan. Setiap kali ayat jurnal digunakan untuk meningkatkan
perkiraan penjualan, ini harus menjadi bendera merah yang menunjukkan adanya potensi
pendapatan yang tidak diciptakan melalui suatu transaksi jurnal penjualan normal. Sangat
penting untuk memeriksa semua transaksi penjualan dimana perkiraan di debit yang saling
menghapuskan dengan perkiraan penjualan di kredit bukan merupakan perkiraan piutang
dagang atau perkiraan kas. Ini adalah indicator utama dari transaksi yang luar biasa yang
mungkin sangat tidak memenuhi persyaratan sebagai penjualan.

5. Pendapatan (IAS 18/PSAK 23)

Pengertian

(PSAK 23)

Nilai wajar adalah jumlah dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas
diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal
entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang
tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

(IAS 18)

Nilai wajar adalah jumlah dari mana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas yang
diselesaikan antara pihak-pihak yang berpengetahuan, berkemuan dalam transaksi yang wajar.

Pendapatan adalah arus masuk kotor dari imbalan ekonomis selam periode yang ditimbulkan
dalam rangkaian aktifitas biasa dari suatu entitas apabila arus kas masuk menimbulkan kenaikan
dalam ekuitas selain dari kenaikan yang terkait dengan iuran dari peserta ekuitas.

Pengukuran

22
Jumlah pendapatan (revenue) yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh syarat
perjanjian antara entitas dan pembeli atau pengguna aset. Pendapatan diukur atas dasar jumlah
nilai wajar yang diterima atau ditagihkan, dengan memperhitungkan jumlah potongan
perdagangan dan volume rabat yang diperbolehkan suatu entitas. (IAS 18)

Pengukuran pendapatan menurut PSAK 23

 Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yangditerima atau dapat diterima

 Diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima dan dikurangi diskon 
atau rabat.

 Jika pendapatan ditangguhkan, nilai wajar ditentukan dengan mendiskontokan arus kas yan
g akan diterima dengan tingkat bunga tersirat (imputed). 

Tingkat bunga tersirat yang digunakan adalah yang paling mudah ditentukan antara:

a) tingkat bunga yang berlaku bagi instrumen serupa dari penerbit dengan penilaian kredit
yang sama; atau

b) tingkat bunga yang mendiskonto nilai nominal instrumentersebut ke harga jual tunai
saat ini dari barang atau jasa.

 Pertukaran barang serupa tidak dianggap transaksi yang menghasilkan pendapatan.

 Pertukaran tidak serupa dianggap transaksi yang menghasilkan pendapatan.

Pengindentifikasi Transaksi

Dalam kondisi yang umum, kiteria standar pengakuan diterapkan terhadap setiap transaksi.
Akan tetapi, dalam transaksi yang lebih kompleks, kriteria perlu diterapkan kepada komponen
semua transaksi. (IAS 18)

Kriteria pengakuan dalam Pernyataan ini biasanya diterapkan secara terpisah pada
setiap transaksi. Namun, dalam keadaan tertentu, adalah perlu untuk menerapkan kriteria
pengakuan tersebut pada komponen-komponen yang dapat diidentifikasikan secara terpisah
dari transaksi tunggal, agar mencerminkan substansi dari transaksi tersebut. Misalnya, jika
harga penjualan dari suatu produk termasuk jumlah yang dapat diidentifikasi untuk jasa
lanjutan, maka jumlah tersebut ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan selama periode di
mana jasa tersebut ditunaikan.

Sebaliknya, kriteria pengakuan diterapkan pada dua atau lebih transaksi bersama-sama jika
transaksi tersebut terkait sedemikian rupa sehingga pengaruh komersialnya tidak dapat

23
dimengerti tanpa melihat pada rangkaian transaksi tersebut secara keseluruhan. Misalnya, entitas
dapat menjual barang dan pada saat yang sama, menyetujui perjanjian yang terpisah untuk
membeli kembali barang tersebut di kemudian hari, sehingga meniadakan pengaruh yang
sesungguhnya dari transaksi tersebut, maka dalam hal ini kedua transaksi tersebut diberlakukan
bersamaan.

(PSAK 23)

Pendapatan atas Penjualan Barang

Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi berikut dipenuhi:

 entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan kepada
pembeli;

 entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas
barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual;

 jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal;

 kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut akan
mengalir kepada entitas tersebut; dan

 biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut dapat diukur
dengan andal.

(IAS 18 & PSAK 23)

Dalam PSAK No. 23, IAI menetapkan bahwa pengakuan pendapatan atas dasar kemajuan
pelaksanaan merupakan ketentuan utama sedangkan kaidah lain merupakan pengecualian dari
kaidah ini. IAI juga menetapkan dasar yang disebut dengan kos terpulihkan sebagai
pengecualian dari dasar kemajuan pelaksanaan jasa. Hal ini dinyatakan dalam PSAK No. 23
berikut:

Bila hasil suatu transaksi yang meliputi penjualan jasa dapat diestimasi dengan cukup andal,
pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan acuan pada tingkat
penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca (pasal 19 atau 39).

Bila hasil transaksi yang meliputi penjualan jasa tidak dapat diestimasi dengan andal,
pendapatan yang diakui hanya yang berkaitan dengan beban yang telah diakui yang dapat
diperoleh kembali (pasal 25 atau 40).

24
Menurut syarat umum dari suatu transaksi, transfer risiko dan imbalan yang signifikan
dari kepemilikan terjadi, bilamana hak kepemilikan berpindah kepada pembeli atau pada saat
bahwa pembeli menerima kepemilikan barang. Akan tetapi, dalam beberapa hal, transfer risiko
dan imbalan kepemilikan tidak bertepatan dengan transfer hak kepemilikan secara hukum atau
perpindahan kepemilikan, sebagaimana dalam hal penjualan suatu bangunan yang masih dalam
proses kontruksi. (IAS 18)

Jika entitas tersebut menahan risiko signifikan dari epemilikan, transaksi tersebut
bukanlah penjualan dan pendapatan tidak diakui. Entitas dapat menahan risiko
kepemilikan yang signifikan dengan berbagai cara. Contoh situasi dimana entitas menahan
risiko dan manfaat kepemilikan secara signifikan adalah:

 jika entitas menahan kewajiban untuk kinerja tidak memuaskan yang tidak dijamin
oleh ketentuan jaminan normal;
 jika penerimaan pendapatan dari penjualan bergantung pada pendapatan pembeli
dari penjualan barang yang bersangkutan;
 jika pengiriman barang bergantung pada instalasinya, dan instalasi tersebut merupakan
bagian signifikan dari kontrak yang belum diselesaikan oleh entitas; dan
 jika pembeli berhak membatalkan pembelian berdasarkan alasan yang ditentukan dalam
kontrak dan entitas tidak dapat memastikan apakah akan terjadi retur.

Jika entitas hanya menahan risiko tidak signifikan atas kepemilikan, transaksi
tersebut adalah penjualan dan pendapatan yang diakui. Misalnya, penjual mungkin menahan
hak milik atas barang semata-mata untuk melindungi kolektibilitas jumlah yang jatuh tempo.
Dalam hal seperti itu, jika entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan secara
signifikan, transaksi tersebut adalah penjualan dan pendapatan harus diakui.

Pendapatan diakui hanya jika kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan


dengan transaksi tersebut akan mengalir kepada entitas. Terkadang kemungkinan besar tersebut
baru tercapai pada saat imbalan diterima atau ketidakpastian dihilangkan. Misalnya, belum
ada kepastian bahwa pemerintahan asing akan memberi ijin pengiriman imbalan atas
penjualan di negara asing. Jika ijin diberikan, ketidakpastian tersebut hilang dan pendapatan
diakui.

Pendapatan dan beban sehubungan dengan transaksi yang sama atau peristiwa lain diakui
secara bersamaan, proses ini biasanya mengacu pada pengaitan pendapatan dengan beban.
Beban, termasuk jaminan dan biaya lain yang terjadi setelah pengiriman barang, biasanya dapat
diukur dengan andal jika kondisi lain untuk pengakuan pendapatan yang berkaitan telah
dipenuhi. Tetapi, pendapatan tidak diakui jika beban yang berkaitan tidak dapat diukur

25
dengan andal. Dalam keadaan demikian, setiap imbalan yang diterima untuk penjualan barang
tersebut diakui sebagai liabilitas.

(PSAK 23)

Pendapatan dari Penyerahan Jasa

Jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal,
pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan acuan pada tingkat
penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca. Hasil transaksi dapat diestimasi dengan
andal jika seluruh kondisi berikut ini dipenuhi:

 Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;


 Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut dapat
diperoleh entitas;
 Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan
andal; dan
 Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya menyelesaikan transaksi tersebut dapat
diukur dengan andal.

Bilamana hasil dari transaksi yang berhubungan dengan penyerahan jas tidak dapat diukur
dengan andal, maka pendapatan hanya dapat diakui sejauh beban yang diakui dapat tertutupi.

(IAS 18 & PSAK 23)

Pendapatan diakui hanya jika kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan
transaksi tersebut akan diperoleh entitas. Namun, jika ketidakpastian timbul dari
kolektibilitas jumlah yang telah masuk dalam pendapatan, jumlah yang tidak tertagih, atau
jumlah yang kemungkinan pemulihannya tidak lagi besar, diakui sebagai beban bukan sebagai
penyesuaian terhadap jumlah pendapatan yang diakui semula.

Tingkat penyelesaian transaksi dapat ditentukan dengan berbagai metode. Entitas


menggunakan metode yang dapat mengukur dengan andal jasa yang diberikan. Bergantung
pada sifat transaksi, metode tersebut dapat meliputi:

 Survei pekerjaan yang telah dilaksanakan;

Jasa yang dilakukan hingga tanggal tertentu sebagai persentase dari total jasa yang harus
dilakukan; atau

 Proporsi biaya yang timbul hingga tanggal tertentu dibagi estimasi total biaya transaksi tersebut.
Hanya biaya yang mencerminkan jasa yang dilaksanakan hingga tanggal tertentu

26
dimasukkan dalam biaya yang terjadi hingga tanggal tersebut. Hanya biaya yang
mencerminkan jasa yang dilakukan atau yang harus dilakukan, dimasukkan ke dalam estimasi
total biaya transaksi tersebut.

Pembayaran berkala dan uang muka yang diterima dari pelanggan sering kali tidak
mencerminkan jasa yang dilakukan.

(PSAK 23)

Bilamana sifat dan nilai jasa yang sejenis diperjualbelikan atau dipertukarkan, maka
pertukaran tersebut tidak dapat dianggap sebagai suatu transaksi yang menghasilkan
pendapatan. Bilamana jasa diserahkan untuk dipertukarkan dengan jasa yang tidak sejenis,
maka pendapatan diukur atas dasar nilai wajar dari jasa yang diterima, disesuaikan dengan
jumlah kas yang ditransfer. Bilamana nilai wajar barang atau jasa yang diterima tidak dapat
diukur secara andal, maka pendapatan diukur atas dasar nilai wajar barang atau jasa yang
diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer.

Dalam hal transaksi barter yang berhubungan dengan jasa iklan, SIC 31 mengenai
Pendapatan-Transaksi Barter Terkait dengan Jasa Iklan, menyatakan bahwa pendapatan yang
berasal dari transaksi barter tidak dapat diukur dengan andal pada nilai wajar jasa iklan yang
diterima. Akan tetapi, seorang penjual dapat mengukur pendapatan secara andal, pada nilai
wajar jasa iklan yang diberikan pada suatu transaksi barter hanya dengan rujukan terhadap
transaksi non-barter yang

 Terkait dengn iklan yang sama dengan iklan di dalam transaksi barter
 Sering kali terjadi
 Mewakili sejumlah dan nili transaksi yang menonjol, pada saat dibandingkan dengan
semua transaksi, untuk memberikan iklan yang sama dengan iklan dalam transaksi barter
 Terkait dengan kas dan/atau bentuk aset lainnya yang memiliki suatu nilai wajar yang
dapat diukur secara andal
 Tidak terkait dengan rekanan yang sama sebagaimana di dalam transaksi barter.

Bunga, Royalti, dan Dividen

Pendapatan yang timbul dari penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga,
royalti, dan dividen haru diakui bilamana:

 Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan


diperoleh entitas; dan
 Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.

27
Pendapatan diakui dengan dasar sebagai berikut:

 Bunga diakui menggunakan metode suku bunga efektif seperti yang dijelaskan di
PSAK 55 (revisi 2006) dan IAS 39:

 Royalti diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan; dan

 Dividen diakui jika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan.

Jika bunga yang belum dibayar telah diakru sebelum pembelian investasi yang berbunga,
maka penerimaan bunga kemudian dialokasikan antara periode sebelum pembelian dan
sesudah pembelian, hanya bagian setelah pembelian yang diakui sebagai pendapatan.

Royalti diakui sesuai dengan syarat perjanjian yang relevan dan pendapatan juga
umumnya diakui sesuai dengan dasar tersebut kecuali, dengan memperhatikan hakikat
perjanjian, akan lebih sesuai untuk mengakui pendapatan atas dasar sistematik dan rasional
yang lain.

(PSAK 23 & IAS 18)

Pengungkapan

Entitas mengungkapkan:

 Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, termasuk metode


yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi yang
melibatkan pemberian jasa;

 Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode tersebut,
termasuk pendapatan yang berasal dari:

o penjualan barang;
o penjualan jasa;
o bunga;
o royalti;
o dividen; dan

 Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa yang tercakup dalam
setiap kategori signifikan dari pendapatan.

(PSAK 23 & IAS 18)

Tambahan dari (Steven Bragg)

28
Informasi pendapatan hasil pertanian yang diungkapkan
Berikut pengungkapan terkait dengan pengakuan pendapatan yang diperlukan dari suatu entitas
yang terlibat dalam kegiatan pertanian:
 Asumsi, asumsi yang signifikan yang diterapkan dalam menentukan nilai wajar setiap
kelompok hasil pertanian pada saar panen dan setiap kelompok hasil pertanian.
 Dasar perubahan, pisahkan pengungkapan perubahan fisik pada asset biologi dan
perubahan harga dalam pasar yang menyatu ke dalam perubahan nilai wajar total.
 Nilai wajar, nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, dari hasil pertanian yang dipanen
selama jangka waktu, sebagaimana ditentukan pada titik panen.
 Keuntungan atau kerugian, jumlah keuntungan dan kerugian yang timbul selama periode
berjalan pada pengakuan awal asset biologi dan asset hasil pertanian, serta dari perubahan
nilai wajar, dikurangi biaya untuk menjual dari asset biologi.
 Metric, ukuran bukan keuangan dari jumlah fisik setiap kelompok asset biologi pada
akhir periode dan hasil produksi dari hasil pertanian selam periode tersebut.
Jika entitas menggunakan biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian
penurunan nilai untuk mengukur asset biologi, maka perusahaan harus mengungkapkan
informasi berikut:
 Gambaran asset
 Mengapa nilai wajar tidak dapat digunakan
 Kisaran estimasi di mana nilai wajar sangat mungkin menipu
 Metode penyusutan dan masa manfaat ekonomis yang digunakan
 Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai pada awal
dan akhir periode.

Informasi pendapatan kontrak konstruksi yang diungkapkan


Pada tingkat agregat, seorang kontraktor harus mengungkapkan jumlah pendapatan
kontrak yang diakui pada periode tersebut, metode yang digunakan untuk menentukan
pendapatan, dan metode yang digunakan untuk menentukan tahap penyelesaian kontrak.
Untuk kontrak sedang berjalan, kontaktor harus mengungkapkan jumlah keseluruhan biaya
yang terjadi dan laba yang diakui saat ini, jumlah uang muka yang diterima, dan jumlah retensi.
Kontraktor juga harus melaporkan sebagai asset terhadap jumlah bruto yang harus dibayar dari
pelanggan untuk kontrak pekerjaan. Ini adalah jumlah bersih dari biaya yang terjadi ditambah
dengan laba yang diakui, dikurangi jumlah kerugian yang diakui dan termin untuk kontrak yang
sedang berjalan di mana biaya yang terjadi ditambah keuntungan yang diakui melebihi termin.

29
SUMBER BACAAN

Ankarath, Nandakumar et al,2012, Memahami IFRS: Standar Pelaporan Keuangan


lnternasional, Alih Bahasa: Priyo Darmawan, S.E, Ak, MBA, Indeks, Jakarta.

Bragg, Steven M.,2010, Panduan IFRS, Edisi Revisi, Indeks, Jakarta.

IAI, 2009, Standar Akuntansi Keuangan. Edisi Revisi.

Suwardjono, 2005. Teori Akuntansi : Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi 3, BPFE:


Yogyakarta.

30

You might also like