You are on page 1of 15

PERANAN KEPOLISIAN DALAM UPAYA PENEGAKAN DAN

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCURIAN HEWAN TERNAK


DI POLRES ROKAN HULU

Oleh: Gondi Wibowo


Pembimbing I: Dr. Erdianto, S.H., M.Hum
Pembimbing II: Ledy Diana, SH., MH
Alamat: Jln. Alamanda Ujung, NO 40, Kel. Maharatu Kec. Marpoyan Damai
Email: gondi.wibowo@yahoo.com

ABSTRACT
Rokan Hulu is a district carved out of Kampar, Rokan Hulu district labeled as A
Thousand Suluk where Rokan Hulu society in general are the majority of farmers
and livestock farmers have. Here the expected role of the police to the police more
effective, because the police is a government agency in charge of maintaining
public order and security, especially in combating the crime of theft of livestock
due to the theft of livestock in Rokan Hulu is still rife that every year has
increased. The first goal of this thesis, the role of the police in enforcement and
eradication of cattle theft in Police Rokan Hulu. Second, the constraints faced by
the police in enforcement and eradication of cattle theft in Police Rokan Hulu.
Third, the efforts of the police in enforcement and eradication of cattle theft in
Police Rokan Hulu. This type of research is research Sociological law, because in
this study the authors directly conduct research at the location where studied in
order to give a complete and clear picture related problems examined. This
research was conducted at the police station Rokan Hulu. Population and sample
is the whole party related to the problem under study, the data source used,
primary data and secondary data, data collection techniques in this study done by
interviews, questionnaires and review of the literature. The results of the
deliberations of the study it can be concluded: First, the role of the police in
enforcement and eradication of cattle theft in Rokan Hulu Police Preventive
action: providing legal counseling, supervising and observing the stranger whose
actions are suspicious and remind each other in neighborhoods around while the
repressive actions: follow-up report of the public and the police strengthen the
function of the investigation. Second, the constraints faced by police Police Rokan
Hulu is the limited number of police personnel, community negligence, trace the
perpetrators, lack of information. Third, the efforts made to overcome these
obstacles is to coordinate with the relevant legal institutions, raising public
awareness, conduct legal counseling. Suggestions writer, so the police over again
maximize the expected performance of the police more often provide counseling
and guidance to jump into the community so that people can participate actively
involved in providing assistance to the police in conducting any law enforcement
process.

Keywords: Role of the Police-Crime-Theft-Livestock

JOM Fakultas Hukum Volume 1 No. 1 Februari 2015 Page 1


A. Pendahuluan lembaga yang menjadi awal dari
Penegakan hukum proses penegakan hukum,
merupakan salah satu upaya lembaga kepolisian mempunyai
untuk menciptakan tata tertib, andil yang cukup besar dalam hal
keamanan dan ketentraman menentukan akan berjalan atau
dalam suatu masyarakat, baik tidaknya hukum yang berlaku di
usaha pencegahan maupun Indonesia.
pemberantasan ataupun Dari data Polres Rokan
penindakan setelah terjadinya Hulu bahwa pencurian hewan
pelanggaran hukum.1 Salah satu ternak dari tahun 2011-2013
bentuk pelanggaran hukum itu setiap tahunya masih mengalami
adalah mencuri. Pencurian peningkatan dan dari semua
merupakan perbuatan pidana kasus-kasus tersebut masih
yang memiliki sanksi apabila dalam proses lidik/sidik.
seseorang telah melakukan Seharusnya kepolisian harus
perbuatan tersebut. lebih tegas lagi dalam upaya
memiliki dengan melawan penegakan dan pemberantasan
hukum, artinya ialah sebelum tindak pidana pencurian hewan
bertindak mengambil perbuatan ternak sesuai dengan Pasal 363
mengambil benda, ia sudah ayat (1) butir (1) KUHP yang
mengetahui, sudah sadar mengatur tentang pencurian
memiliki benda orang lain hewan ternak, memberikan
(dengan cara yang demikian) sanksi yang tegas bagi pelaku
adalah perbuatan bertentangan agar para pelaku merasa jera
dengan hukum.2 sehingga angka pencurian hewan
Kepolisian merupakan ternak di Rokan Hulu ini dapat
sebuah badan pemerintahan yang berkurang dengan adanya kinerja
bertugas memelihara keamanan kepolisian yang lebih efektif lagi.
dan ketertiban umum. Fungsi Berdasarkan latar belakang
lembaga kepolisian di Indonesia diatas, penulis tertarik untuk
dipandang sangat penting, melakukan penelitian yang
mengingat bahwa kepolisian berjudul ´3(5$1$1
merupakan lembaga yang KEPOLISIAN DALAM
menjadi hulu dalam proses UPAYA PENEGAKAN DAN
penegakan hukum yang PEMBERANTASAN TINDAK
diterapkan di Indonesia. Oleh PIDANA PENCURIAN
karena kepolisian merupakan HEWAN TERNAK DI POLRES
52.$1 +8/8´
1
0DONKRP 6HSWLDQXV + ³3HUDQDQ B. Rumusan Masalah
Penyidik Dalam Mengungkapkan Tindak 1. Bagaimanakah peranan
Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor kepolisian dalam upaya
(Curanmor) di Wilayah Hukum Polisi Sektor penegakan dan pemberantasan
Payung Sekaki Pekan Baru, Skripsi,
Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru: tindak pidana pencurian hewan
2009, hlm.2. ternak di Polres Rokan Hulu?
2
Yulies Tiena Mariari, Pengantar 2. Apa sajakah kendala yang
Hukum Indonesia, Sinar Gafika, Jakarta: dihadapi oleh kepolisian dalam
2008, hlm. 15.

JOM Fakultas Hukum Volume 1 No. 1 Februari 2015 Page 2


upaya penegakan dan referensi bagi akademis dan
pemberantasan tindak pidana pihak-pihak berkepentingan
pencurian hewan ternak di yang akan melakukan
Polres Rokan Hulu? penelitian pada tempat yang
3. Bagaimanakah upaya sama dan dengan masalah
kepolisian dalam yang sama.
melaksanakan penegakan dan c) Berdasarkan ketentuan yang
pemberantasan tindak pidana berlaku pada setiap
pencrian hewan ternak di perguruan tinggi yaitu
Polres Rokan Hulu? sabagai syarat dalam
C. Tujuan dan Kegunaan menempuh ujian akhir
Penelitian untuk memperoleh gelar
1. Tujuan Penelitian sarjana.
a) Untuk mengetahui peranan d) Untuk menambah referensi
kepolisian dalam upaya kepustakaan Universitas
penegakan dan Riau dan sebagai
pemberantasan tindak sumbangsih penulis
pidana pencurian hewan terhadap almamater serta
ternak di Polres Rokan seluruh pembaca.
Hulu. D. Kerangka Teori
b) Untuk mengetahui kendala 1. Teori Peranan
yang dihadapi oleh Munculnya seorang
kepolisian dalam upaya pemimpin sangat diperlukan
penegakan dan pemberantas dalam keadaan-keadaan
tindak pidana pencurian dimana tujuan kelompok sosial
hewan ternak di Polres yang bersangkutan terhalang
Rokan Hulu. atau apabila kelompok tadi
c) Untuk mengetahui upaya mengalami ancaman dari luar.
kepolisian dalam melakukan Muncullah seseorang yang
upaya penegakan dan mempunyai kemampuan
pemberantasan tindak menonjol yang diharapkan
pidana pencurian hewan akan menanggulangi segala
ternak di Polres Rokan kesulitan-kesulitan yang ada.
Hulu. Menurut Soerjono Soekanto
2. Kegunaan Penelitian dalam bukXQ\D ¶¶3ROLVL GDQ
a) Untuk menambah SHQHJDNDQ KXNXP¶¶
pengetahuan dan wawasan sebagaimana dikutip Satjipto
penulis, terutama untuk Rahardjo, menjelaskan tentang
pengembangan ilmu persoalan peran penegak
pengetahuan yang telah hukum sebagai
penulis peroleh selama berikut:¶¶VHFDUD VRVLRORJLV
mengikuti proses setiap penegakan hukum baik
perkuliahan di Universitas yang bertugas dibidang-bidang
Riau. kehakiman, kejaksaan,
b) Dapat memberikan kepolisian, kepengacaraan,
kontribusi sebagai bahan dan pemasyarakatan

JOM Fakultas Hukum Volume 1 No. 1 Februari 2015 Page 3


mempunyai kedudukan (status) tentang masalah hukum perlu
GDQ SHUDQDQ UROH ¶¶, ditingkatkan pola kerjanya
kedudukan (social) merupakan secara terus menerus, dan
posisi tertentu dalam posisi mencapai hasil guna dengan
pemasyarakatan yang mungkin tingkat yang maksimal.5
tinggi, sedang-sedang saja, Secara sosiologis
atau rendah kedudukkan penegak hukum mempunyai
tersebut sebenarnya merupakan kedudukan dan peranan
merupakan suatu wadah yang tersendiri kedudukan
lainnya adalah hak-hak dan merupakan posisi tertentu
kewajiban-kewajiban tertentu. didalam struktur
Hak-hak dan kewajiban- kemasyarakatan yang mungkin
kewajiban tadi adalah tinggi, sedang-sedang saja
merupakan suatu peranan bahkan bisa rendah.
(role). Oleh karena itu, Kedudukan tersebut
seseorang yang mempunyai sebenarnya merupakan suatu
kedudukkan tertentu, lazimnya wadah yang isinya adalah suatu
dinamakan pemegang peran hak-hak dan kewajiban-
(role accupant).3 kewajiban dari sebuah peranan.
Kepolisian sangat Ada beberapa faktor yang
berperan dan bertanggung sangat menentukan dalam
jawab dalam membangun penegakan hukum menurut
supremasi hukum yang Soerjono Soekanto yaitu.6
didasarkan pada kehendak 1) Faktor hukumnya sendiri;
rakyat, penyambung lidah 2) Faktor penegak hukum;
rakyat karena Polisi berasal 3) Faktor sarana atau fasilitas;
dari masyarakat. Kewenangan 4) Faktor masyarakat;
yang diperolehnya juga berasal 5) Faktor kebudayaan.
dari rakyat dan hal itu harus Kelima faktor tersebut
dikembalikan pada rakyat saling berkaitan dengan
dalam bentuk perlindungan eratnya, oleh karena
terhadap rakyat dengan merupakan esensi dari
memberi rasa keadilan bagi penegakan hukum, juga
masyarakat.4 merupakan tolak ukur dari
2. Teori Penegakan Hukum pada efektifitas penegakan
Untuk menegakkan dan hukum.
mencapai kepastian hukum 3. Teori Tindak Pidana
maka peranan dari aparatur Tindak pidana
pemerintah terutama instansi GLDQRORJLNDQ VHEDJDL´SHULVWLZD
yang menangani lansung SLGDQD´ \DLWX VHVXDWX

3 5
Satjipto Rahardjo, Penegakan Hukum Ilham Gunawan, Penegak Hukum dan
di Indonesia, Fakultas Hukum UNDIP, Penegakan Hukum, Angkasa, Bandung :
Semarang:1989,hlm. 36. 1992, Hlm. 2.
4 6
RE. Baringbing, Catur Wangsa Simpul Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor
Mewujudkan Supremasi Hukum, Pusat Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, PT
Kajian Informasi, Jakarta: 2001, hlm. 57. Rajagrafindo Persada, Jakarta: 2011, hlm. 8.

JOM Fakultas Hukum Volume 1 No. 1 Februari 2015 Page 4


perbuatan atau rangkaian mengatur tentang perbuatan-
perbuatan manusia, yang perbuatan yang diatur oleh
bertentangan dengan Undang- Undang-Undang besertasanksi
Undang atau peraturan- pidana yang dapat dijatuh
peraturan lainya, terhadap kanya kepada pelaku.
perbuatan mana diadakan Penjatuhan pidana bukan
tindakan penghukuman.7 semata-mata sebagai
Menurut Moeljatno dapat pembalasan dendam, yang
diketahui unsur-unsur tindak penting adalah pemberian
pidana sebagai berikut:8 bimbingan dan pengayoman.
a. Perbuatan itu harus E. Metode Penelitian
merupakan perbuatan 1) Jenis Penelitian
manusia; Jenis penelitian yang
b. Perbuatan itu harus dilarang digunakan oleh penulis adalah
dan diancam dengan penelitian hukum Yuridis
hukuman oleh Undang- Sosiologis ialah penelitian
Undang; yang dilakuukkan dengan cara
c. Perbuatan itu bertentangan mengadakan identifikasi
dengan hukum (melawan hukum dan bagaimana
hukum); efektifitas pelaksanaan hukum
d. Harus dilakukan oleh itu berlaku di masyarakat.9
seseorang yang dapat 2) Lokasi Penelitian
dipertanggung jawabkan; Penelitian yang penulis
e. Perbuatan itu harus dapat lakukan di Polres Rokan
dipermasalahkan kepada si Hulu. Alasan penulis memilih
pembuat. lokasi penelitian pada
Dalam bahasa belanda wilayah hukum Polres Rohul,
tindak pidana dikenal dengan disebabkan tindak pidana
sebutan straafbarfeit, yang pencurian hewan ternak di
terdiri dari kata straafbar dan Polres Rokan Hulu setiap
feit, straafbar itusendiri tahunnya mengalami
diartikan dihukum dan feit peningkatan sehingga
berarti kenyataan, jadi membuat masyarakat Rokan
straafbarfeit adalah sebagian Hulu merasa khawatir
dari kenyataan yang dapat di terutama masyarakat yang
hukum. memiliki hewan ternak.
Secara sederhana dapat 3) Populasi dan Sampel
dikemukakan bahwa hukum a. Populasi
pidana merupakan hukum yang Populasi adalah
sekumpulan objek yang
7
hendak diteliti berdasarkan
E. Y. Kanter dan S. R. Sianturi, Asas- lokasi penelitian yang
asas Hukum Pidana di Indonesia dan
Penerapanya, Storia Grafika, Jakarta: 2002, telah ditentukan
hlm. 208.
8 9
Erdianto, Pokok-Pokok Hukum Soerjono Soekanto, Pengantar
Pidana, Alaf Riau, Pekanbaru: 2010, hlm. Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta: 1982,
54. hlm 33.

JOM Fakultas Hukum Volume 1 No. 1 Februari 2015 Page 5


sebelumnya sehubungan Data primer adalah data
dengan penelitian ini.10 yang didapatkan atau
Adapun yang dijadikan diperoleh secara langsung
populasi dalam penelitian oleh penulis melalui
ini adalah: responden dengan cara
1. Kasat Reskrim Polres melakukan penelitian
Rokan Hulu; dilapangan dengan aparat
2. Kanit Reskrim Polres penegak hukum yang terkait
Rokan Hulu; masalah peranan kepolisian
3. Penyidik Reskrim dalam upaya penegakan dan
Polres Rokan Hulu; pemberantasan tindak
4. Pemilik Hewan Ternak. pidana pencurian hewan
b. Sampel ternak di Polres Rokan
Untuk mempermudah Hulu.
penulis dalam melakukan b. Data Sekunder
penelitian maka penulis Data ini diperoleh melalui
menentukan sampel, penelitian perpustakaan
dimana sampel adalah antara lain terdiri dari
himpunan bagian atau bahan-bahan penelitian yang
sebagian dari populasi berasal dari Literatur atau
yang dapat mewakili buku hasil penulisan para
keseluruhan objek sarjana yang berkaitan
penelitian untuk dengan pokok pembahasan
mempermudah peneliti dan bahan-bahan dari
dalam menentukan internet.
11
penelitian. Metode yang 5) Teknik Pengumpulan Data
akan dipakai oleh penulis a) Wawancara
adalah Metode Sensus, Wawancara yang dilakukan
yaitu menetapkan sampel penulis dengan bertatap
berdasarkan jumlah muka secara langsung dan
populasi yang ada, dan memberikan pertanyaan-
Purposive Sampling, yaitu pertanyaan kepada
menetapkan sejumlah narasumber, metode ini
sampel yang mewakili dipakai untuk mengecek dan
jumlah populasi yang ada, memperdalam pengertian
yang kategori sampelnya yang akan di teliti bertujuan
telah ditetapkan sendiri untuk mendapatkan
oleh penulis. informasi tentang tindak
4) Sumber Data pidana pencurian hewan
a. Data Primer ternak di Polres Rokan
Hulu.
b) Kuisisoner
10
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum metode mengumpulkan data
Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta: dengan cara membuat
2002, Hal. 44. daftar-daftar pertanyaan
11
Edi Ikhsan,Metode Penelitian Hukum,, yang memiliki korelasi
F. H. USU, Medan, 2013, hlm. 25.

JOM Fakultas Hukum Volume 1 No. 1 Februari 2015 Page 6


dengan permasalahan yang Suatu peran adalah
diteliti. Dan kemudian harus perilaku yang diharapkan dari
dijawab oleh responden seseorang yang menduduki
(sampel penelitian) sesuai suatu status tertentu. Bahkan di
dengan keadaan yang dalam suatu status tunggal pun
sebenarnya. orang dihadapkan dengan
c) Kajian Kepustakaan sekelompok peran yang disebut
Mengkaji literatur-literatur sebagai seperangkat peran.
kepustakaan yang memiliki Seseorang dapat menerima
korelasi dengan beberapa perangkat peran pada
permasalahan yang sedang waktu yang bersamaan,
penulis teliti yang terdapat memangku berbagai macam
di perpustakaan maupun peran yang memungkinkan
buku yang dimiliki oleh munculnya stres atau kepuasan
penulis sendiri. dan prestasi.13
6) Analisis Data Secara sosiologis, maka
Setelah data diperoleh dari setiap aparat penegak hukum
hasil observasi, wawancara mempunyai kedudukan (status)
maupun kajian kepustakaan dan peranan (role). Kedudukan
telah terkumpul, maka (status) merupakan posisi
langkah-langkah yang penulis tertentu didalam struktur
lakukan adalah menganalisis kemasyarakatan, yang
dengan menggunakan mungkin tinggi, sedang-sedang
pendekatan kualitatif yaitu saja, ataupun rendah.
data-data yang diperoleh akan Kedudukan tersebut
dianalisis dengan menguraikan sebenarnya merupakan suatu
secara deskriptif yaitu hasil wadah, yang isinya adalah hak-
penelitian diuraikan secara hak dan kewajiban tertentu.
tertulis.12 Hal ini dimaksudkan Hak-hak dan kewajiban
guna mendapatkan suatu tersebut merupakan wewenang
kebenaran dan dengan untuk berbuat atau tidak
demikian dapat dilakukan berbuat, sedangkan kewajiban
pemecahan masalah dari adalah beban atau tugas. Suatu
pembahasan tersebut yang peranan tersebut, dapat
akan menghasilkan kesimpulan dijabarkan ke dalam unsur-
secara deduktif yaitu penarikan unsur sebagai berikut:14
suatu kesimpulan darisuatu 1. Peranan yang ideal (ideal
pernyataan atau dalil yang role);
bersifat umum menjadi suatu 2. Peranan yang seharusnya
pernyataan yang bersifat (expected role);
khusus. 3. Peranan yang dianggap oleh
F. Tinjauan Umum Tentang diri sendiri (peceived role);
Peranan Kepolisian
1. Pengertian Peran
13
Ibid.
12 14
Soerjono Soekanto, Op.cit, hlm, 33. Ibid. hlm. 20.

JOM Fakultas Hukum Volume 1 No. 1 Februari 2015 Page 7


4. Peranan yang sebenarnya Indonesia dinyatakan bahwa
(actual role). fungsi kepolisian sebagai salah
Peranan yang sebenarnya satu fungsi pemerintahan negara
dilakukan kadang-kadang juga dibidang pemeliharaan keamanan
dinamakan role performance dan ketertiban masyarakat,
penegakan hukum, pelindung,
atau role playing. Kiranya pengayom dan pelayan kepada
dapat dipahami, bahwa peranan masyarakat. Sedangkan lembaga
yang ideal dan yang kepolisian adalah organ
seharusnya datang dari pihak pemerintah yang ditetapkan
(atau pihak-pihak) lain, sebagai suatu lembaga dan
sedangkan yang dianggap oleh diberikan kewenangan
diri sendiri serta peranan yang menjalankan fungsinya
sebenarnya dilakukan berasal berdasarkan peraturan perundang-
dari diri sendiri. Sudah tentu undangan.
bahwa di dalam kenyataannya, 3. Peran Menurut Kepolisian
peranan-peranan tadi berfungsi Berbicara mengenai
apabila seseorang peranan dari Kepolisian, diatur
berhubungan dengan pihak lain dalam Pasal 13 Undang-
atau dengan beberapa pihak. Undang Nomor 2 Tahun 2002,
2. Pengertian Kepolisian disebutkan Tugas Pokok
Menurut Satjipto Raharjo, Kepolisian Republik Indonesia
Polisi merupakan alat negara yang yaitu:
bertugas memelihara keamanan 1. Memelihara keamanan dan
dan ketertiban masyarakat, ketertiban masyarakat;
memberikan pengayoman, dan 2. Menegakkan hukum;
memberikan perlindungan kepada 3. Memberikan perlindungan,
masyarakat.15 pengayoman dan pelayanan
Berdasarkan Pasal 1 ayat(1) kepada masyarakat.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun
Untuk mendukung tugas
2002 Tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia dijelaskan pokok tersebut maka polisi
EDKZD ³.HSROLVLDQ DGDODK VHJDOD juga memiliki tugas-tugas
hal-ihwal yang berkaitan dengan tertentu sebagaimana
fungsi dan lembaga Polisi sesuai tercantum dalam Pasal 14 ayat
dengan peraturan perundang- (1) Undang±Undang Nomor 2
16
XQGDQJDQ´ Istilah kepolisian Tahun 2002 Tentang
dalam Undang-undang ini Kepolisian Negara Republik
mengandung dua pengertian yakni Indonesia diantaranya adalah
fungsi Polisi dan lembaga Polisi. sebagai berikut yaitu
Dalam Pasal 2 Undang-Undang melaksanakan pengaturan
Nomor 2 Tahun 2002 Tentang penjagaan, pengawalan, dan
Kepolisian Negara Republik
patroli terhadap kegiatan
15
masyarakat dan pemerintah
Satjipto Raharjo, Penegakan Hukum sesuai kebutuhan,
Suatu Tinjauan Sosiologis, Yogyakarta:
Genta Publishing, 2009, hal. 117.
menyelenggarakan segala
16
Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang kegiatan dalam menjamin
Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian keamanan, ketertiban dan
Republik Indonesia.

JOM Fakultas Hukum Volume 1 No. 1 Februari 2015 Page 8


kelancaran lalu lintas di jalan, dalam penegakan hukum inilah
membina masyarakat untuk hukum tersebut menjadi
meningkatkan partisipasi kenyataan.
masyarakat, kesadaran hukum 2. Unsur-Unsur Penegakan
masyarakat, serta ketaatan Hukum
masyarakat terhadap hukum Menurut Satjipto
dan peraturan perundang- Rahardjo, penegakan hukum
undangan serta memelihara pada hakikatnya merupakan
ketertiban dan menjamin proses perwujudan ide-ide (ide
keamanan umum, melakukan keadilan, ide kepastian hukum
koordinasi, pengawasan, dan dan ide kemanfaatan sosial)
pembinaan teknis terhadap yang bersifat abstrak menjadi
kepolisian khusus, penyidik kenyataan. Tiga unsur yang
pegawai negeri sipil dan perlu diperhatikan dalam
18
bentuk-bentuk pengamanan penegakan hukum yaitu:
swakarsa dan lain sebagainya. 1. Kepastian hukum;
G. Tinjauan Umum Tentang 2. Kemanfaatan ;
Penegakan Hukum 3. Keadilan.
1. Pengertian Penegakan 3. Faktor yang Mempengaruhi
Hukum Penegakan Hukum
Pengertian penegakan Menurut Soerjono
hukum dapat dirumuskan Soekanto bahwa masalah
sebagai usaha melaksanakan penegakan hukum sebenarnya
hukum sebagaimana mestinya, terletak pada faktor-faktor
mengawasi pelaksanaannya yang mempengaruhinya.
agar tidak terjadi pelanggaran Faktor-faktor tersebut
dan jika terjadi pelanggaran mempunyai arti yang netral,
memulihkan hukum yang sehingga dampak positif atau
dilanggar itu supaya dapat negatif terletak pada isi faktor-
ditegakkan kembali.17 faktor tersebut. Faktor-faktor
Salah satu fungsi dari tersebut adalah:19
hukum ialah sebagai alat untuk 1) Faktor hukumnya sendiri,
melindungi kepentingan yang didalamnya dibatasi
manusia atau sebagai Undang-Undang, Undang-
perlindungan kepentingan Undang merupakan
manusia. Upaya yang peraturan tertulis yang
semestinya dilakukan guna berlaku secara umum dan
melindungi kepentingan dibuat oleh Penguasa Pusat
manusia ialah hukum harus maupun Daerah yang sah.
dilaksanakan secara layak. 2) Faktor penegak hukum,
Dalam hal ini hukum yang yakni pihak-pihak yang
dilanggar tersebut haruslah
ditegakkan, dan diharapkan
18
Sudikno Mertokusumo, Mengenai
17
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum Suatu Pengantar, Liberty,
Hukum, Citra Aditya Bhakti, Bandung: Yogyakarta, 1992, hlm 145.
19
2006, hal. 115. Soerjono Soekanto, Op. Cit, hlm. 8.

JOM Fakultas Hukum Volume 1 No. 1 Februari 2015 Page 9


membentuk maupun yang terhadap pelakunya akan
menerapkan hukum. dikenai sanksi pidana.
3) Faktor sarana atau fasilitas Berkenaan dengan
yang mendukung penegakan perbutan apa saja yang dapat
hukum. ditetapkan sebagai tindak
4) Faktor masyarakat yang pidana, beberapa ahli hukum
mencakup kesadaran hukum telah mengemukakan
dan kepatuhan hukum. pandangannya dengan apa
5) Faktor kebudayaan hukum. yang disebut dengan tidak
4. Upaya Penegakan Hukum pidana. dari istilah saja, dapat
Penegakan Hukum kita temui beberapa istilah
merupakan salah satu usaha yang pengertiannya sama,
untuk menciptakan tata tertib, istilah itu misalnya tindak
keamanan dan ketentraman pidana, peristiwa pidana,
dalam masyarakat, baik itu perbuatan yang boleh di
merupakan usaha pencegahan hukum, perbuatan pidana,
maupun merupakan srafbaarfeit, dan sebagainya.20
pemberantasan atau 2. Unsur-Unsur Tindak Pidana
penindakan setelah terjadinya Satochid Kartanegara
pelanggaran hukum, dengan mengemukakan bahwa unsur
lain perkataan baik secara tindak pidana terdiri atas unsur
preventif (pencegahan) maupun objektif dan unsur subjektif.
represif (penindakan). Unsur objektif adalah unsur
Penegakan hukum preventif yang terdapat diluar diri
dilakukan sebelum terjadinya manusia, yaitu berupa:
suatu tindak pidana atau a. Suatu tindakan;
pencegahan yang dilakukan b. Suatu akibat dan;
oleh penegak hukum agar tidak c. Keadaan (omstandigheid).
terjdi tindak pidana didalam Kesemuanya itu dilarang
masyarakat, tetapi apabila telah dan diancam dengan hukuman
terjadi tindak pidana maka oleh Undang-Undang. Unsur
penegakan hukum represif subjektif adalah unsur-unsur
yang digunakan yang bertujuan dari perbutan yang dapat
untuk memulihkan kembali berupa:
keadaan sebelum terjadinya a. Kemampuan(toerekeningsva
tindak pidana. tbaarheid);
H. Tinjauan Umum Tentang b. Kesalahan (schuld).
Tindak Pidana Pencurian 3. Pengertian Pencurian
1. Pengertian Tindak Pidana Pencurian di dalam
Tindak pidana bentuknya yang pokok diatur
merupakan tindakan yang di dalam Pasal 362 Kitab
menyimpang dari peraturan Undang-Undang Hukum
perundang-undangan dan Pidana yang berbunyi:
dirasakan oleh masyarakat Barangsiapa mengambil suatu
sebagai suatu tindakan yang
tidak boleh dilakukan dan 20
Erdianto, Op.cit. hlm. 53.

JOM Fakultas Hukum Volume 1 No. 1 Februari 2015 Page 10


barang, yang seluruhnya atau dengan pemberatan, yaitu
sebagian kepunyaan orang lain, unsur-unsur yang terdapat
dengan maksud untuk dalam Pasal 365 KUHP.
memilikinya secara melawan Apabila kita perhatikan
hukum, diancam karena rumusan tindak pidana yang
pencurian dengan pidana terdapat dalam KUHP dapat
penjara paling lama lima tahun dibedakan antara unsur-unsur
atau pidana denda paling obyektif dan unsur-unsur
banyak sembilan ratus rupiah. subyektif.
Unsur berpindahnya 1. Unsur-unsur obyektif ialah:
kekuasaan benda secara mutlak a. Perbuatan manusia;
dan nyata adalah merupakan b. Delik materil;
syarat untuk selesainya c. Delik formil.
perbuatan mengambil, yang 2. Unsur-unsur subyektif ialah:
artinya juga merupakan syarat a. Dilakukan dengan
untuk menjadi selesainya suatu kesalahan delik yang
perbuatan pencurian yang mengandung unsur
sempurna. Kekuasaan benda memberatkan pidana;
apabila belum nyata dan b. Oleh orang yang mampu
mutlak beralih ketangan si bertanggung jawab.
petindak, pencurian belum 5. Tindak Pidana Pencurian
terjadi yang terjadi barulah dengan Pemberatan
percobaan mencuri. Dari Tindak pidana pencurian
perbuatan mengambil berakibat dengan pemberatan diatur
pada beralihnya kekuasaan atas dalam Pasal 363 Kitab
bendanya saja, dan tidak Undang-Undang Hukum
berarti juga beralihnya hak Pidana yang berbunyi:
milik atas benda itu ketangan (1) Diancam dengan pidana
petindak. penjara paling lama tujuh
4. Unsur_Unsur Tindak Pidana tahun:
Pencurian 1. Pencurian ternak;
Pengertian unsur tindak 2. Pencurian pada waktu
pidana dapat dibedakan terjadi kebakaran,
menjadi dua arti, yaitu letusan, banjir, gempa
pengertian unsur tindak pidana bumi atu gempa laut,
dalam arti sempit dan gunung meletus, kapal
pengertian unsur-unsur dalam karam, kapal terdampar,
arti luas. Unsur-unsur tindak kecelakaan kereta api,
pidana dalam arti sempit huru-hara,
terdapat pada tindak pidana pemberontakan atau
pencurian biasa, yaitu unsur- bahaya perang;
unsur yang terdapat dalam 3. Pencurian pada waktu
Pasal 362 KUHP. Sedangkan malam dalam sebuah
unsur-unsur tindak pidana rumah atau di
dalam arti luas terdapat pada pekarangaan tertutup
tindak pidana pencurian yang ada rumahnya, yang

JOM Fakultas Hukum Volume 1 No. 1 Februari 2015 Page 11


dilakukan oleh orang langkah-langkah pencegahan
yang ada disitu tanpa (preventif), yaitu:21
diketahui atau tanpa a. Menyampaikan himbauan
dikehendaki oleh yang kepada masyarakat agar
berhak; tidak melepaskan atau
4. Pencurian yang membiarkan hewan
dilakukan oleh dua orang ternaknya, dalam arti
atau lebih dengan dimasukan dalam kandang;
bersekutu; b. Memberikan penyuluhan
5. Pencurian yang untuk hukum guna dapat
masuk ketempat menciptakan masyarakat
melakukan kejahatan, yang sadar hukum maka
atau untuk dapat masyarakat tersebut
mengambil barang yang cendrung tidak akan
hendak dicuri itu, melakukan suatu perbuatan
dilakukan dengan pidana (kejahatan) dan
merusak, memotong, menciptakan lingkungan
atau memanjat, atau masyarakat yang aman dan
dengan memakai anak tertib;
kunci palsu, perintah c. Memberikan himbauan dan
palsu atau pakaian menjalin hubungan kerja
jabatan palsu. sama dengan pihak
(2) Jika pencurian tersebut Desa/Kelurahan agar
dalam nomor 3 disertai meningkatkan kewaspadaan
dengan salah satu hal dalam dilingkungan RW dan RT
nomor 4 dan 5, maka setempat agar mengaktifkan
perbuatan itu diancam kembali siskamling (ronda
dengan pidana penjara malam).
paling lama sembilan tahun. 2. Melakukan tindakan-tindakan
I. Perranan Kepolisian dalam penegak hukum (represif),
Upaya Penegakan dan yaitu:
Pemberantasan Tindak Pidana a. Menindaklanjuti laporan
Pencurian Hewan Ternak di masyarakat dengan
Polres Rokan Hulu langsung melakukan olah
Peranan kepolisian dalam tempat kejadian perkara;
upaya penegakan dan b. Melakukan proses
pemberantasan tindak pidana penyelidikan dan
pencurian hewan ternak, Polres penyidikan dalam kasus
Rohul melakukan beberapa tindak pidana pencurian
tindakan yaitu: hewan ternak dengan
1. Tindakan pertama yang menghimpun bukti-bukti
dilakukan pihak kepolisian
dengan cara melaksanakan 21
Wawancara dengan, Bapak AKP
Imron Teheri, S.Sos, Kasat Reskrim
Kepolisian Resor Rokan Hulu, hari Selasa, 9
September 2014, Pukul 11.30 WIB,
Bertempat di Kepolisian Resor Rokan Hulu.

JOM Fakultas Hukum Volume 1 No. 1 Februari 2015 Page 12


yang sehubungan dengan a. Melakukan koordinasi
pengusutan perkara; antara lembaga kepolisian
c. Melakukan penangkapan dengan lembaga-lembaga
kepada seseorang yang telah hukum yang terkait lainya.
terindikasi terlibat dalam Yang tidak kalah penting
pencurian hewan ternak. adalah adanya peran dari
J. Kendala yang Dihadapi masyarakat;
Kepolisian dalam Upaya b. Meningkatkan Kesadaran
Penegakan dan Pemberantasan Masyarakat;
Tindak Pidana Pencurian c. Mengadakan Penyuluhan
Hewan Ternak di Polres Rokan Hukum.
Hulu 2. Upaya Represif
Kendala yang terjadi bisa meningkatkan sistem
juga disebabkan oleh beberapa pengamanan diseluruh wilayah
faktor-faktor dalam penegakan hukum kepolisian, melakukan
hukum antara lain sebagai berikut: sosialisasi dan mengajak kerja
a. Faktor Internal sama kepada seluruh lapisan
Faktor internal merupakan masyarakat untuk bersama-
faktor penghambat yang sama meminimalisir kejahatan
berasal dari dalam internal khususnya tindak pidana
intitusi kepolisian Polres pencurian hewan ternak. Pihak
Rokan Hulu, dimana faktor kepolisian bekerja sama
tersebut berasal dari dengan lapisan masyarakat,
keterbatasan jumlah sumber ketua RT/RW yang ada di
daya manusia yang ada, karena kabupaten Rokan Hulu, yang
dalam menindak lanjuti setiap bertujuan mengawasi dan dapat
laporan masyarakat terhadap mempersempit ruang gerak
terjadinya suatu tindak pidana pelaku.
dibutuhkan jumlah personel L. Kesimpulan
kepolisian yang cukup dan 1) Peranan kepolisian dalam
seimbang. upaya penegakan dan
b. Faktor Eksternal pemberantasan tindak pidana
a. Kelalaian Masyarakat; pencurian hewan ternak di
b. Jejak Pelaku; Polres Rokan Hulu adalah
c. Minimnya Informasi. Upaya prefentif yaitu
K. Upaya yang Dihadapi Oleh menyampaikan himbauan
Kepolisian dalam Upaya kepada masyarakat agar tetap
Penegakan dan Pemberantasan memantau hewan ternaknya,
Tindak Pidana Pencurian memberikan penyuluhan
Hewan Ternak di Polres Rokan hukum guna dapat
Hulu menciptakan masyarakat yang
Upaya yang dapat dilakukan sadar hukum, Upaya represif
oleh Polres Rokan Hulu untuk yaitu menindak lanjuti laporan
mengatasi kendala-kendala dari masyarakat dengan
tersebut yaitu: langsung melakukan olah
1. Upaya Preventif tempat kejadian perkara,

JOM Fakultas Hukum Volume 1 No. 1 Februari 2015 Page 13


melakukan proses penyelidikan hukum kepada masyarakat
dan penyidikan untuk untuk dapat merubah pola pikir
mengumpulkan keterangan masyarakat dan menjadi
korban maupun saksi-saksi masyarakat yang sadar akan
yang ada ditempat kejadian. hukum.
2) Kendala yang dihadapi M. Saran
Kepolisian dalam upaya 1) Kepada pihak kepolisian dalam
penegakan dan pemberantasan hal ini Polres Rokan Hulu
tindak pidana pencurian hewan penulis sarankan agar lebih
ternak di Polres Rokan Hulu memaksimalkan kinerja Polisi
yaitu Keterbatasan jumlah dalam upaya penegakan dan
anggota, ditambah belum pemberantasan tindak pidana
adanya kesadaran dari pencurian, terkhususnya
masyarakat terhadap bahaya pencurian hewan- ternak dan
tindak kejahatan yang dapat pihak kepolisian diharapkan
terjadi kapan saja dan lebih sering memberikan
dimanapun mereka berada, penyuluhan dan pembinaan
minimnya sumber informasi secara langsung terjun kedalam
dari masyarakat tentang masyarakat agar masyarakat
terjadinya tindak pidana dapat berpartisipasi dalam
pencurian hewan ternak, dalam mencegah tindak pidana
hal ini masyarakat lambat pencurian hewan ternak
untuk melaporkan kejadian sehingga menciptakan
kepihak yang berwajib atau masyarakat yang sadar hukum.
pihak kepoisian dikarenakan 2) Kepada masyarakat agar dapat
kurangnya kesadaran hukum turut serta berperan aktif dalam
dari diri masyarakat itu sendiri. memberikan bantuan kepada
3) Upaya yang dilakukan oleh pihak kepolisian dalam
Kepolisian dalam upaya tujuanya melakukan setiap
penegakan dan pemberantasan proses penegakan hukum dan
tindak pidana pencurian hewan masyarakat diharapkan
ternak di Polres Rokan Hulu mempunyai kesadaran
untuk mengatasi keterbatasan bertanggung jawab untuk
jumlah anggota pihak memberikan pengawasan
kepolisian melakukan terhadap orang-orang
koordinasi antara lembaga disekeliling yang sangat
kepolisian dengan lembaga- mencurigakan dan lebih
lembaga hukum yang terkait meningkatkan kewaspadaan
dan semua pihak yang tidak terhadap barang-barang
kalah pentingnya adalah miliknya atau meningkatkan
adanya peranan dari masarakat kewaspadaan dilingkungan
dalam turut membantu pihak tempat tinggalnya sehingga
kepolisian dalam memberantas tidak menjadi sasaran
tindak pidana pencurian hewan pencurian.
ternak dengan cara melakukan 3) Menjalin hubungan kemitraan
sosialisasi atau penyuluhan yang solid antara masyarakat

JOM Fakultas Hukum Volume 1 No. 1 Februari 2015 Page 14


dan Polisi demi terciptanya _____________, 1998,
stabilitas keamanan dan Penegakan Hukum di
ketertiban masyarakat, karena Indonesia, Semarang.
masyarakat dan polisi dua RE. Baringbing, 2001, Catur
variabel yang tidak dapat Wangsa Simpul
dipisahkan dan organisasi Mewujudkan Supremasi
kepolisian perlu Hukum, Pusat Kajian
disederhanakan sehingga tidak Informasi, Jakarta
terkesan berbelit-belit dalam Soekanto, Soerjono, 2011,
memberikan pelayanan kepada Faktor-Faktor Yang
masyarakat dengan menambah Mempengaruhi Penegakan
kesatuan baru pada jenjang Hukum, Raja Grafindo
kebawah yang dapat Persada, Jakarta.
menyentuh masyarakat, _________________, 1982,
sehingga masyarakat akan Pengantar Penelitian
mudah menjangkau dan cepat Hukum, UI Press, Jakarta.
mendapatkan pelayanan Polisi S. R. Sianturi dan E. Y. Kanter,
sewaktu-waktu. 2002, Asas-asas Hukum
N. Daftar Pustaka Pidana di Indonesia dan
A. Buku Penerapanya, Storia
Erdianto, 2010, Pokok-Pokok Grafika, Jakarta.
Hukum Pidana, Alaf Riau, Waluyo, Bambang, 2002,
Pekanbaru. Penelitian Hukum Dalam
Gunawan, Ilham, 1992, Penegak Praktek, Sinar Grafika,
Hukum dan Penegakan Jakarta.
Hukum, Angkasa, Bandung. B. Jurnal/Kamus/Makalah
Ikhsan, Edi, 2013, Metode H, Malkhom Septianus, 2009,
Penelitian Hukum, F.H. ³3HUDQDQ 3HQ\LGLN 'DODP
USU, Medan. Mengungkapkan Tindak
Mariari, Yulies Tiena, 2008, Pidana Pencurian
pengantar Hukum Kendaraan Bermotor
Indonesia, Sinar Gafika, (Curanmor) di wilayah
Jakarta. hukum polisi Sektor Payung
Mertokusumo, Sudikno, 1992, Sekaki Pekanbaru, Skripsi,
Mengenai Hukum Suatu Universitas Lancang
Pengantar, Liberty, Kuning, Pekanbaru.
Yogyakarta. C. Perundang-Undangan
Muhammad, AbdulKadir, 2006, Undang±Undang Nomor 2 Tahun
Etika Profesi Hukum, Citra 2002 Tentang Kepolisian
Aditya Bhakti, Bandung. Republik Indonesia
Rahardjo, Satjipto, 2009, (Lembaran Negara Republik
Penegakan Hukum Suatu Indonesia Tahun 2002
Tinjauan Sosiologis, Genta Nomor 2, Tambahan
Publishing, Yogyakarta. Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3029).

JOM Fakultas Hukum Volume 1 No. 1 Februari 2015 Page 15

You might also like