You are on page 1of 20

[Type the document title]

EFEKTIFITAS RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP PENINGKATAN


KEKUATAN OTOT PADA PENDERITA STROKE : SISTEMATIK REVIEW

EFFECTIVENESS OF RANGE OF MOTION (ROM) ON IMPROVEMENT OF


MUSCLE STRENGTH IN STROKE PATIENTS : SYSTEMATIC REVIEW

Fitriani
Universitas Fort De Kock Bukittinggi
Fitriani050599@gmail.com

ABSTRACT

A stroke is an injury to a part of the brain caused by a disruption in blood supply. Based on
WHO data (2016th) stroke is the second leading cause of death and the sixth cause of
disability. To empirically research studies so as to identify treatments with Range of Motion
in troke. This systematic review is carried out through stages: making research questions,
searching for data sources and extraction and selecting articles. The article search uses an
electronic database that is google scholar, with the keyword used in Indonesian is ROM on
Stroke. Search results found 514 articles on Google Scholar. Criteria for inclusion of articles
taken are articles published in full text, articles published in the 2015th-2019th time span,
types of qualitative research, analytic surveys, correlational, quantitative, articles that have
the main content of ROM interventions in stroke patients. Search results found 514 articles
on Google Scholar. After adjusting the inclusion criteria, 10 articles can answer the research
questions. ROM in the treatment of stroke is effective against increasing the patient's
increased muscle strength. ROM is recommended as a rehabilitation for stroke care that can
be done by families and patients directly, without the cost of providing health education by
health workers in advance.
Keywords : Stroke, Range of Motion, Increased Muscle Strength

ABSTRAK

Stroke adalah cedera pada bagian otak yang disebabkan gangguan suplai darah.
Berdasarkan data WHO (2016) Stroke merupakan penyebab kedua kematian dan penyebab
keenam kecacatan. Untuk mensistensis penelitian-penelitian secara empiris sehingga dapat
mengidentifikasi perawatan dengan Range of Motion pada troke. Sistematik review ini
dilakukan melaui tahapan : membuat pertanyaan penelitian, mencari sumber data dan ektraksi
serta seleksi artikel. Pencarian artikel enggunakan database elektronik yaitu google scholar,
dengan kata kunci yang digunakan dalam bahasa Indonesia adalah ROM pada Stroke. Hasil
pencarian ditemukan 514 artikel pada Google Scholar. Kriteria inklusi artikel yang diambil
yaitu artikel yang dipublikasikan full text, artikel yang dipublikasikan dalam rentang waktu
2015-2019, jenis penelitian kualitatif, survei analitik, korelasional, kuantitatif, artikel yang
memiliki konten utama intervensi ROM pada penderita Stroke. Hasil pencarian ditemukan
514 artikel pada Google Scholar. Setelah disesuaikan dengan kriteria inklusi maka artikel
yang dapat menjawab pertanyaan penelitian sebanyak 10 artikel. ROM dalam perawatan
Stroke efektif terhadap peningkatan peningkatan kekuatan otot pasien. Disarankan ROM
sebagai rehabilitasi untuk perawatan Stroke yang dapat dilakukan oleh keluarga dan pasien
secara langsung, tanpa biaya dengan pemberian pendidikan kesehatan oleh tenaga kesehatan
terlebih dahulu.
Kata Kunci : Stroke, Range of Motion, Peningkatan Kekuatan Otot

Fitriani Page 1
[Type the document title]

PENDAHULUAN darah yang normal dan rembesan darah ke


Penyakit Tidak Menular (PTM) otak akibat pecahnya pembuluh darah
merupakan masalah yang sangat sehingga merusak otak. Penderita
substantial. Dari berbagai penyakit yang hipertensi sebagaian besar mengakibatkan
sering ditemukan sekarang, stroke adalah terjadinya stroke hemoragi. (Belagaje,
salah satu penyakit tidak menular yang 2017; Junaedy, 2009 dalam Susanti &
prevalensi semakin meningkat dari tahun Bistara, 2019). Stroke non hemoragik
ke tahun. Stroke atau serangan otak (brain (stroke iskemik), terjadi akibat aliran darah
attack) di negara-negara industri ke otak terhenti karena aterosklerosis
merupakan pembunuh ketiga setelah (penumpukan kolesterol pada dinding
penyakit kardiovaskuler dan kanker pembuluh darah) atau bekuan darah yang
(Nababan & Giawa, 2019). telah menyumbat suatu pembuluh darah ke
Berdasarkan data World Health otak sehingga pasokan darah ke otak
Organisation (WHO, 2016) Stroke terganggu (Wiwit, 2010, hlm. 16 dalam
merupakan penyebab kedua kematian dan Ariyanti, Ismonah, & Hendrajaya, 2015).
penyebab keenam yang paling umum dari Salah satu masalah keperawatan
cacat. Sekitar 15 juta orang menderita yang perlu penanganan lebih lanjut yaitu
stroke yang pertama kali setiap tahun, peningkatan kekuatan otot, karena pasien
dengan sepertiga dari kasus ini atau sekitar stroke akan merasa kehilangan kekuatan
6,6 juta mengakibatkan kematian (3,5 juta pada salah satu anggota gerak. Pada
perempuan dan 3,1 juta laki-laki). Stroke penderita stroke atau lumpuh separuh
merupakan masalah besar di negara negara badan, biasanya penderita akan mengalami
berpenghasilan rendah daripada di negara kesulitan dalam melakukan aktifitas karena
berpenghasilan tinggi. Lebih dari 81% keterbatasan ruang gerak (Nurtanti &
kematian akibat stroke terjadi di negara- Ningrum, 2018).
negara berpenghasilan rendah presentase Penanganan stroke harus
kematian dini karena stroke naik menjadi dilaksanakan secara cepat dan tepat guna
94% pada orang dibawah usia 70 tahun menghindari kecacatan atau komplikasi
(Nurtanti & Ningrum, 2018). lanjut. Penatalaksanaan stroke ditujukan
Penyebab stroke dilihat dari jenisnya untuk pemulihan gerak kontrol tubuh
terdapat dua jenis stroke. Jenis yang mengikuti pola awal dari perkembangan
pertama adalah stroke hemoragi. Stroke gerak tubuh. Pemulihan spontan dari
hemoragi terjadi karena hambatan aliran fungsi motorik tiap pasien sangat

Fitriani Page 2
[Type the document title]

bervariatif, semakin sedikit kelemahan serangan (Harahap, 2015). Melakukan


yang terjadi semakin cepat pemulihannya mobilisasi persendian dengan latihan
(Faridah, Sukarmin, & Kuati, 2018). ROM dapat mencegah berbagai
Pasien stroke perlu latihan agar dapat komplikasi seperti nyeri karena tekanan,
mengerjakan hal- hal sederhana yang saat kontraktur, tromboplebitis, dekubitus
itu tidak sanggup lagi di kerjakannya. sehingga mobilisasi dini penting dilakukan
Semakin cepat latihan dimulai, semakin secara rutin dan kontinyu. Memberikan
cepat pula pasien menyesuaikan kehidupan latihan ROM secara dini dapat
barunya secara mandiri. Sehingga aktivitas meningkatkan kekuatan otot karena dapat
sehari- harinya bisa dilakukan secara menstimulasi motor unit sehingga semakin
mandiri tanpa bantuan orang lain (Suzana, banyak motor unit yang terlibat maka akan
2019). terjadi peningkatan kekuatan otot,
Seseorang yang mengalami stroke kerugian pasien hemiparese bila tidak
perlu menjalani proses rehabilitasi. segera ditangani maka akan terjadi
Rehabilitasi stroke merupakan sebuah kecacatan yang permanen (Potter & Perry,
program terkoordinasi yang memberikan 2009 dalam Anggriani, Zulkarnain,
suatu perawatan restoratif untuk Sulaimani, & Gunawan, 2018)
memaksimalkan pemulihan dan
meminimalkan disabilitas yang disebabkan METODE
karena stroke (Dinanti, Hartoyo, & M, Penyusunan sistematik review ini
2015). Salah satu rehabilitasi tersebut terdiri dari beberapa tahapan diantaranya
adalah latihan rentang gerak atau Range of adalah :
Motion (ROM). Range of Motion (ROM) Membuat Pertanyaan Penelitian
adalah latihan yang dilakukan untuk Sebelum memulai sistematik review,
mempertahankan atau memperbaiki tim melakukan diskusi untuk membahas
tingkat kesempurnaan kemampuan tujuan sistematik review dan merumuskan
menggerakkan persendian secara normal pertanyaan penelitian untuk memandu
dan lengkap untuk meningkatkan massa pencarian literature : Adapun pertanyaan
otot dan tonus otot. Banyak faktor-faktor yang kami susun adalah : Apakah
yang mempengaruhi peningkatan kekuatan penerapan Range of Motion (ROM) efektif
otot dalam pemberian latihan Range of untuk meningkatan kekuatan otot pada
Motion (ROM), beberapa diantaranya penderita stroke.
adalah usia, jenis kelamin, dan frekuensi

Fitriani Page 3
[Type the document title]

Mencari Sumber Data dan Ektraksi 2019, 3) jenis penelitian kualitatif, survei
Setelah mengembangkan pertanyaan analitik, korelasional, kuantitatif, 4) artikel
penelitian, tahap selanjutnya adalah yang memiliki konten utama intervensi
berkonsultasi dengan dosen pembimbing, ROM pada penderita Stroke. Selain itu,
yang memberikan masukan pada alasan umum untuk tidak menggunakan
pemilihan istilah dan basis data pencarian artikel dalam penelitian ini adalah
yang paling relevan untuk menjawab kejelasan prosedur dalam penelitian
pertanyaan penelitian. Pada awal pencarian dan penjelasan sample yang digunakan,
reviewer dengan sengaja mencari secara maka artikel yang dapat menjawab
luas untuk mengambil banyak artikel pertanyaan penelitian sebanyak 10 artikel.
penelitian yang relevan. Selanjutnya
reviewer mengkhususkan pada pencarian HASIL
beberapa artikel jurnal penelitian yang Berdasarkan hasil screening dari 10
diplubikasi melalui database eletronik. artikel yang terpilih dari tahun 2015-2019,
Seperti Google Scholar dengan kata kunci artikel yang dianalisis menggunakan
(keyword) yang digunakan adalah jurnal metode kualitatif, survei analitik,
berbahasa Indonesia yaitu ROM pada korelasional, kuantitatif, dengan design
Stroke. Hasil pencarian ditemukan 514 penelitian studi kasus deskriptif,
artikel pada Google Scholar. restrospektive, praeksprimental dengan
One-Group Pra-Post Test, quasi
Seleksi artikel eksperimen atau eksperimental semu, pre
Tahap selanjutnya adalah reviewer test dan post test, seluruh sampel dalam
melakukan seleksi artikel berdasarkan penelitian adalah pasien Stroke yang
spesifikasi ROM pada penderita Stroke dilakukan intervensi Range of Motion.
yaitu meliputi : ROM aktif yaitu pasien Hasil penelitian dari beberapa artikel
menggunakan ototnya untuk melakukan menunjukkan bahwa penerapan Range of
gerakan secara mandiri dan ROM pasif Motion efektif untuk penderita stroke,
yaitu latihan yang dilakukan dengan yaitu dalam mempertahankan atau
bantuan orang lain. Selanjutnya dilakukan memperbaiki tingkat kesempurnaan
seleksi kembali berdasarkan kriteria kemampuan menggerakkan persendian
inklusi yaitu : 1) artikel yang secara normal dan lengkap untuk
dipublikasikan full text, 2) artikel yang meningkatkan massa otot dan tonus otot.
dipublikasikan dalam rentang waktu 2015- Menurut Nurtanti & Ningrum, (2018)

Fitriani Page 4
[Type the document title]

melalui metode kualitatif dengan menggenggam bola efektif dan memiliki


pendekatan studi kasus deskriptif, tentang pengaruh terhadap kelenturan otot pada
efektifitas Range of Motion (rom) aktif tangan kanan dan kiri yang menderita
terhadap peningkatan kekuatan otot pada stroke. Pada data khusus karakteristik
penderita stroke. Terjadi peningkatan responden dibedakan berdasarkan
Skala kekuatan otot sebelum dan sesudah kekuatan otot tangan kanan dan kiri,
dilakukan latihan ROM aktif pada 2 dimana pada otot tangan kanan
responden yaitu di Dusun Jaten menunjukkan hampir sebagian responden
Kedunggupit Sidoharjo dan Jaten di wilayah Puskesmas Bulak Banteng
Kedunggupit Sidoharjo, kedua responden Surabaya mengalami penurunan kekuatan
mengalami peningkatan skala kekuatan otot skala 3, jumlahnya 11 responden
otot yang sama dari skala 2 menjadi skala dengan persentase (34%). Setelah
3. Penelitian yang dilakukan ini dilakukan Range Of Motion, responden
dilaksanakan selama 4 minggu. mengalami peningkatan kekuatan otot
Penelitian ini didukung pula oleh skala 4 dan berjumlah 25 responden
penelitian yang dilakukan oleh Nababan & dengan presentase (78%), sedangkan pada
Giawa, (2019)., mengatakan bahwa ada otot tangan kiri sebagian besar responden
pengaruh ROM pada pasien stroke iskemik di wilayah Puskesmas Bulak Banteng
terhadap peningkatan kekuatan otot di Surabaya mengalami penurunan kekuatan
RSU. Royal Prima Medan 2018. Desain otot skala 3, berjumlah 21 responden
penelitian ini adalah survei case cotrol dengan persentase (65%), dan yang
dengan pendekatan restrospektive mengalami peningkatan kekuatan skala
berdasarkan Distribusi Frekuensi otot skala 4 berjumlah 17 responden
Peningkatan Kekuatan Otot pre-post dengan presentase (53%). Desain
dengan hasil uji wilcoxon pada saat uji pre penelitian ini adalah praeksprimental
test nilai mean 2,50 dan nilai median 10. dengan one group pretest-postest.
Pada saat uji post test nilai mean 10,00 dan Penerapan Range of Motion pada
nilai median 10. Maka didapat nilai Z = Stroke kemudian dilakukan kembali oleh
1.890 dengan p-value sebesar 0,059 < Suzana, (2019)., tentang hubungan terapi
0,05. Penelitian lain oleh Susanti & Rom aktif dengan pemenuhan activity of
Bistara, (2019), tentang Pengaruh Range of daily living (Adl) pasien pasca stroke di
Motion terhadap Kekuatan Otot pada Poli Syaraf RSU Mayjen H.A Thalib
Pasien Stroke, dimana latihan ROM Kerinci tahun 2018, bahwa terapi ROM

Fitriani Page 5
[Type the document title]

aktif dengan pemenuhan Activity Of Daily pemberian tindakan active asistive Range
Living (ADL) pada pasien pasca stroke Di of Motion pada pasien stroke non
Poli Saraf RSUD Jombang sebagian besar hemoragik di RSUD Tugurejo Semarang
baik. Pada penelitian ini menggunakan dengan p-value sebesar 0.000, maka Ha
rancangan penelitian korelasional diterima yang berarti active asistive Range
(hubungan/ asosiasi). of Motion efektive terhadap kekuatan otot
Penelitian lain juga telah dilakukan ekstremitas pada pasien stroke hemoragik,
oleh Faridah, Sukarmin, & Kuati, (2018), dimana kekuatan otot responden sebelum
tentang pengaruh ROM exercise bola karet dilakukan active asistive Range of Motion
terhadap kekuatan otot genggam pasien rata-rata adalah 2, yaitu (otot hanya
stroke di RSUD RAA Soewondo Pati mampu menggerakan persendian, tetapi
peneliti menggunakan jenis penelitian kekuatannya tidak dapat melawan
kuantitatif, dimana Hasil uji paired t – test pengaruh gravitasi. Dengan bantuan atau
kelompok intervensi didapatkan ρ value menyangga sendi dapat melakukan
adalah 0,000 (p<0,05) maka Ho ditolak gerakan sendi (Range of Motion) secara
dan Ha diterima yang artinya ada pengaruh penuh), sedangkan setelah diberikan
ROM exercise bola karet terhadap intervensi active asistive Range of Motion
kekuatan otot genggam pasien stroke di rata-rata paling banyak adalah 4 sebanyak
RSUD RAA Soewondo Pati. Penelitian ini 14 responden (50%), dan selanjutnya
menggunakan jenis penelitian Kuantitatif meningkat menjadi keukuatan otot 5
dengan metode quasi eksperimen atau (normal) sebanyak 2 responden (7.2%).
eksperimental semu. Kemudian penelitian Anggriani,
Menurut Ariyanti, Ismonah, & Zulkarnain, Sulaimani, & Gunawan,
Hendrajaya, (2015), dalam penelitiannya (2018), yang menggunakan desain
tentang efektifitas active asistive Range of penelitian quasi experimental dengan
Motion terhadap kekuatan otot ekstremitas pendekatan one group pre test-post test
pada pasien stroke non hemoragik, dengan menunjukan bahwa ROM efektif dan
jenis penelitian yang digunakan yaitu berpengaruh dalam meningkatkan
eksperimen semu (quasi experiment) kekuatan otot tangan dan kaki responden,
dengan desain penelitian menggunakan dimana sebelum dan setelah dilakukan
rancangan pre dan post test desigt, terdapat ROM terdapat peningkatan kekuatan otot,
perbedaan yang signifikan antara kekuatan saat sebelum dilakukan ROM tingkat
otot ekstremitas sebelum dan sesudah kekuatan otot tangan responden pada level

Fitriani Page 6
[Type the document title]

1 sebanyak 24,4%, kemudian tingkat level 2 sebanyak 3,3%, tingkat kekuatan


kekuatan otot pada level 2 sebanyak otot kaki pada level 3 sebesar 30%,
25,6%, tingkat kekuatan otot tangan pada kemudian tingkat kekuatan otot kaki pada
level 3 sebesar 32,2%, kemudian tingkat level 4 sebanyak 36,7% dan tingkat
kekuatan otot tangan pada level 4 kekuatan otot kaki pada level 5 sebesar
sebanyak 11,1% dan tingkat kekuatan otot 30%. Hal ini menunjukkan bahwa
tangan pada level 5 hanya 6,7%. Hal ini mayoritas responden memiliki kekuatan
menunjukkan bahwa mayoritas responden otot kaki setelah perlakuan sebesar 36,7%
memiliki kekuatan otot tangan sebelum pada level 4. Kemudian berdasarkan
perlakuan sebesar 32,2% pada level 3. analisis data menggunakan perbedaan
Adapun kekuatan otot kaki responden mean dan uji wilcoxon, dimana
sebelum perlakuan pada level 1 sebanyak berdasarkan perbedaan Mean diketahui
20%, kemudian tingkat kekuatan otot pada bahwa rata-rata terbesar ada pada kekuatan
level 2 sebanyak 20%, tingkat kekuatan otot tangan sebesar 28,27 dan rata-rata
otot kaki pada level 3 sebesar 14,4%, kekuatan otot kaki sebelum dan sesudah
kemudian tingkat kekuatan otot kaki pada sebesar 24, sedangkan berdasarkan Uji
level 4 sebanyak 20% dan tingkat kekuatan Wilcoxon diketahui bahwa nilai
otot kaki pada level 5 sebesar 25,6%. Hal signifikansi kekuatan otot tangan sebelum
ini menunjukkan bahwa mayoritas dan sesudah pemberian ROM sebesar
responden memiliki kekuatan otot kaki 0,000, untuk otot kaki diketahui bahwa
sebelum perlakuan sebesar 25,6% pada nilai signifikansi kekuatan otot kaki
level 5. Setelah dilakukan ROM kekuatan sebelum dan sesudah pemberian ROM
tingkat kekuatan otot tangan responden sebesar 0,000.
pada level 2 sebanyak 3,3%, tingkat Berdasarkan penelitian Dinanti,
kekuatan otot tangan pada level 3 sebesar Hartoyo, & M, (2015), melalui metode
52,2%, kemudian tingkat kekuatan otot pra-eksperimental desain dengan
tangan pada level 4 sebanyak 33,3% dan menggunakan jenis penelitian pre test–post
tingkat kekuatan otot tangan pada level 5 test desain tentang pengaruh Range of
hanya 11,1%. Hal ini menunjukkan bahwa Motion (ROM) pasif terhadap peningkatan
mayoritas responden memiliki kekuatan sudut rentang gerak ekstremitas atas pasien
otot tangan setelah perlakuan sebesar stroke di RSUD Tugurejo Semarang,
52,2% pada level 3, sedangkan kekuatan dimana terdapat pengaruh antara latihan
otot kaki setelah perlakuan responden pada ROM pasif terhadap peningkatan sudut

Fitriani Page 7
[Type the document title]

rentang gerak ekstremitas atas pasien kekuatan otot ekstremitas atas responden
stroke dengan menunjukan sudut rentang menunjukkan nilai kekuatan otot yang
gerak ekstremitas atas pada pasien stroke kecil dengan nilai 1-2. Namun setelah
sebelum dilakukan ROM pasif sebesar dilakukan latihan Range of Motion (ROM)
0,006. Kemudian, sesudah dilakukan ROM pasif pada seluruh responden, terjadi
pasif sudut rentang gerak ekstremitas atas peningkatan kekuatan otot ekstremitas atas
pada pasien stroke sebesar 0,000. Terdapat yang didominasi dengan nilai kekuatan
pengaruh antara latihan ROM pasif otot 3.
terhadap peningkatan sudut rentang gerak Pada penelitian Rahayu, (2015),
ekstremitas atas pasien stroke dengan p tentang Pengaruh pemberian latihan Range
value 0,001 (<0,05). of Motion (ROM) terhadap kemampuan
Penelitian lain telah dilakukan juga motorik pada pasien post stroke di RSUD
oleh Harahap, (2015), tentang Pengaruh Gambiran. Penelitian ini menunjukan ada
latihan (ROM) pasif terhadap kekuatan pengaruh pemberian latihan Range of
otot Ekstremitas pada pasien stroke di Motion (ROM) terhadap kemampuan
ruang RA4 RSUP H. Adam Malik medan motorik pada pasien post stroke di RSUD
tahun 2014, jenis penelitian ini adalah Gambiran Kediri tahun 2014, dimana
penelitian eksperimental dengan rancangan Kekuatan otot responden sebelum
one group pretest dan posttest. Lokasi pemberian latihan Range of Motion
penelitian di Ruang Rindu A4 RSUP Haji (ROM) pada ekstremitas atas (tangan
Adam Malik Medan, dan dilaksanakan kanan) rata-rata (mean) adalah 4,31,
pada bulan Desember 2013 sampai dengan sedangkan sesudah pemberian latihan
Mei 2014. Penelitian ini menunjukan Range of Motion (ROM) adalah 4,75.
adanya pengaruh yang signifikan antara Kekuatan otot esponden sebelum
sebelum dilakukan latihan Range of pemberian latihan Range of Motion
Motion (ROM) pasif, terjadi perbaikan (ROM) pada ekstremitas atas (tangan kiri)
atau peningkatan. Adanya pengaruh yang rata-rata (mean) adalah 3,44 sedangkan
signifikan antara sebelum dilakukan sesudah pemberian latihan Range of
latihan Range of Motion (ROM) pasif dan Motion (ROM) adalah 4,31. kekuatan otot
setelah tujuh hari pemberian latihan Range responden sebelum pemberian latihan
of Motion (ROM) pasif, dimana sebelum Range of Motion (ROM) pada ekstremitas
dilakukan Range of Motion (ROM) pasif bawah (kaki kanan) rata-rata (mean)
pada pasien stroke non hemoragik, adalah 4,31. sedangkan sesudah pemberian

Fitriani Page 8
[Type the document title]

latihan Range of Motion (ROM) adalah mempertahankan atau memelihara


4,00. Hasil analisa data dengan fleksibilitas dan kekuatan otot, memelihara
menggunakan uji statistik Paired Sample mobilitas persendian, merangsang sirkulasi
T-Test di peroleh nilai P-Value < 0,05 darah, mencegah kelainan bentuk,
maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak kekakuan, dan kontraktur,
dan H1 gagal ditolak.. Penelitian ini mempertahankan fungsi jantung dan
merupakan penelitian observasional pernapasan (Anggriani, Zulkarnain,
analitik dengan pendekatan Pre Sulaimani, & Gunawan, 2018).
Ekeperimental Pre-post Test One Group Range of Motion (ROM) ini dapat
Design. memberikan efek yang lebih pada fungsi
motorik anggota ekstremitas pada pasien
PEMBAHASAN stroke. Efek dari latihan ini akan
Stroke merupakan kehilangan fungsi berdampak setelah latihan akan terjadi
otak secara tiba-tiba, yang disebabkan oleh peningkatan kekuatan otot. Dimana
gangguan aliran darah ke otak (stroke pelaksanaan latihan ROM dapat dilakukan
iskemik) atau pecahnya pembuluh darah di minimal 2 kali sehari yaitu pada pagi dan
otak (stroke hemoragik). Gangguan aliran sore hari secara rutin dengan durasi waktu
darah atau pecahnya pembuhuh darah 15-35 menit dan latihan dilakukan minimal
menyebabkan sel-sel otak (neuron) di 4 minggu untuk mendapatkan hasil yang
daerah yang terkena mati (Heart and lebih optimal.
Stroke Foundation, 2015 dalam Nurtanti & Latihan Range of Motion (ROM)
Ningrum, 2018). dapat menimbulkan rangsangan sehingga
Latihan Range of Motion (ROM) meningkatkan aktivitas dari kimiawi
merupakan salah satu bagian dari neuromuskuler dan muskuler. Rangsangan
rehabilitasi mempunyai peranan yang melalui neuromuskuler akan meningkatkan
besar untuk mengembalikan kemampuan rangsangan pada serat saraf otot
penderita untuk kembali bergerak, ekstremitas terutama saraf parasimpatis
memenuhi kebutuhan sehari-harinya, yang merangsang untuk produksi
sampai kembali bekerja. (Nurbaeni, dkk, asetilcholin, sehingga mengakibatkan
2010 dalam Nababan & Giawa, 2019). kontraksi. Mekanisme melalui muskulus
ROM memiliki banyak manfaat dan tujuan terutama otot polos ekstremitas akan
seperti mengkaji kemampuan otot, tulang, meningkatkan metabolism pada
dan sendi dalam melakukan pergerakan, metakonderia untuk menghasilkan ATP

Fitriani Page 9
[Type the document title]

yang dimanfaatkan oleh otot ekstremitas ROM yang telah terbukti dari beberapa
sebagai energi untuk kontraksi dan penelitian mengatakan bahwa latihan
meningkatan tonus otot polos ekstremita. tersebut sangat efektif dalam
Latihan Range of Motion (ROM) meningkatkan kekuatan otot pada pasien
dapat menimbulkan rangsangan sehingga stroke yang mengalami hemiparesis.
meningkatkan aktivitas dari kimiawi Latihan Range of Motion ini dapat
neuromuskuler dan muskuler. Rangsangan memulihkan kemandirian atau mengurangi
melalui neuromuskuler akan meningkatkan tingkat ketergantungan pasien supaya
rangsangan pada serat saraf otot pasien dapat hidup mandiri dan optimal
ekstremitas terutama saraf parasimpatis seperti sebelum terserang stroke. Sehingga
yang merangsang untuk produksi latihan ROM dapat dikaitkan dengan teori
asetilcholin, sehingga mengakibatkan keperawatan tentang teori adaptasi Calista
kontraksi. Mekanisme melalui muskulus Roy. Pada stroke klien dapat mengalami
terutama otot polos ekstremitas akan kelemahan otot satu sisi maupun
meningkatkan metabolism pada kelumpuhan akibat hilangnya control
metakonderia untuk menghasilkan ATP gerakan volunter oleh otak. Keadaan ini
yang dimanfaatkan oleh otot ekstremitas dapat mengakibatkan kerusakan mobilitas
sebagai energi untuk kontraksi dan fisik dan juga pasien mengalami
meningkatan tonus otot polos ekstremitas. ketidakmampuan untuk melakukan
Pada prinsipnya pemulihan stroke aktivitas sehari-hari (ADL), maupun
dapat terjadi sepanjang waktu, sekitar 30% perawatan diri. Untuk memenuhi
penderita stroke akan pulih sempurna atau kebutuhan aktivitas dan istrahat yang
mendekati sempurna seperti sebelum sakit. dikemukakan oleh Calista Roy, salah
Sekitar 50% yang selamat dan berusia di satunya adalah dengan melakukan latihan
bawah 65 tahun bisa bekerja kembali, ROM. Latihan ROM adalah terapi
sekitar 70% pasien stroke yang bertahan rehabilitasi yang bertujuan untuk
hidup hingga 20 tahun kemudian dan meningkatkan atau mempertahankan
sekitar 30% pasien yang bertahan hidup fleksibilitas dan kekuatan otot, sehingga
dengan menderita cacar ringan sampai pasien mampu memenuhi kebutuhan dasar
sedang. Artinya bahwa pada pasien stroke sehari-hari secara mandiri atau dengan
khususnya yang mengalami hemiparesis bantuan minimal meskipun dengan
mempunyai peluang untuk dapat pulih keterbatasan fisik. Pasien mampu
kembali, salah satunya dengan latihan menggunakan segala sumber daya yang

Fitriani Page 10
[Type the document title]

masih dimilikinya seperti separuh anggota Faridah, U., Sukarmin, & Kuati, S. (2018).
P ENGARUH R OM E XERCISE B
gerak yang masih berfungsi, bantuan alat
OLA K ARET T ERHADAP K
untuk berjalan dan bantuan keluarga agar EKUATAN, 3(1), 36–43.
Harahap, Z. (2015). EKSTREMITAS
tubuhnya berfungsi seperti semula.
PADA PASIEN STROKE DI
RUANG RA4 RSUP H . ADAM
MALIK MEDAN TAHUN 2014.
KESIMPULAN DAN SARAN
Jurnal Ilmiah PANMAD, 9, 206–209.
Berdasarkan hasil pembahasan diatas Nababan, T., & Giawa, E. (2019).
PENGARUH ROM PADA PASIEN
dapat disimpulkan bahwa Range of Motion
STROKE ISKEMIK TERHADAP
(ROM) efektif terhadap peningkatan PENINGKATAN KEKUATAN
OTOT DI RSU. ROYAL PRIMA
kekuatan otot pada penderita Stroke. Oleh
MEDAN MEDAN TAHUN 2018,
karena itu merekomendasikan ROM 2(1), 1–8.
Nurtanti, S., & Ningrum, W. (2018).
sebagai rehabilitasi untuk perawatan
EFEKTIFITAS RANGE OF
Stroke yang dapat dilakukan oleh keluarga MOTION (ROM) AKTIF
TERHADAP PENINGKATAN
dan pasien secara langsung, tanpa biaya
KEKUATAN OTOT PADA
dengan pemberian pendidikan kesehatan PENDERITA STROKE Susana.
Jurnal Keperawatan GSH, 7(1), 14–
oleh tenaga kesehatan terlebih dahulu.
18.
Rahayu, K. I. N. (2015). PENGARUH
PEMBERIAN LATIHAN RANGE
DAFTAR PUSTAKA
OF MOTION (ROM) TERHADAP
Anggriani, Zulkarnain, Sulaimani, & KEMAMPUAN MOTORIK PADA
Gunawan, R. (2018). PENGARUH PASIEN POST STROKE DI RSUD
ROM ( Range of Motion ) GAMBIRAN. JURNAL
TERHADAP KEKUATAN OTOT KEPERAWATAN, (2010), 102–107.
EKSTREMITAS PADA PASIEN Susanti, & Bistara, D. N. (2019). Pengaruh
STROKE NON HEMORAGIC Effect Range of Motion terhadap Kekuatan
of Rom ( Range of Motion ) on The Otot pada Pasien Stroke. Jurnal
Strength of Muscle Extremity in Non- Kesehatan Vokasional, 4(2), 112–
Hemoragic Stroke Patients. Jurnal 117.
Riset Hesti Medan, 3(2), 64–72. Suzana, M. (2019). HUBUNGAN
Ariyanti, D., Ismonah, & Hendrajaya. TERAPI ROM AKTIF DENGAN
(2015). EFEKTIVITAS ACTIVE PEMENUHAN ACTIVITY OF
ASISTIVE RA GE OF MOTIO DAILY LIVING (ADL) PASIEN
TERHADAP KEKUATA, 17, 1–8. PASCA STROKE DI POLI
Dinanti, E. L., Hartoyo, M., & M, W. SYARAF RSU MAYJEN H.A
(2015). PENGARUH RANGE Of THALIB KERINCI TAHUN 2018.
MOTION (ROM) PASIF MENARA Ilmu, XIII(5).
TERHADAP PENINGKATAN
SUDUT RENTANG GERAK
EKSTREMITAS ATAS PASIEN
STROKE DI RSUD TUGUREJO
SEMARANG. Jurnal Ilmu
Keperawatan Dan Kebidanan, 1–8.

Fitriani Page 11
Lampiran

Artikel yang ditemukan dalam


Database elektronik Google Scholar,
berdasarkan keywords
N = 514

Artikel
Tahun 2015-2019
N = 514

Review ful text efektifitas ROM


terhadap peningkatan kekuatan otot
pada pasien stroke
N = 10

Gambar 1. Tahapan Penyusunan Sistematik Review


Nama Judul Metode Sampel Teknik Kriteria Perlakuan Hasil Kesimpulan Instrumen
(Tahun) Sampling Inklusi

Susana Efektifitas kualitatif 2 Purposive Klien ROM Terjadi peningkatan Skala Penerapan ROM standar
Nurtanti, Range Of dengan responden sampling stroke kekuatan otot sebelum efektif pada penderita operasional
Widya Motion pendekatan yang terdiri yang dan sesudah dilakukan stroke ditunjukan prosedur
Ningrum (Rom) Aktif studi kasus dari 1 orang mengalami latihan ROM aktif pada 2 dengan adanya (SOP)
(2018) Terhadap deskriptif laki-laki kekakuan responden yaitu di Dusun pengaruh dari pengukuran
Peningkatan dan 1 orang otot Jaten Kedunggupit pemberian latihan kekuatan
Kekuatan perempuan, Sidoharjo dan Jaten ROM aktif untuk otot dan
Otot Pada umur dalam Kedunggupit Sidoharjo, meningkatkan lembar
Penderita rentang 60- kedua responden kekuatan otot pada observasi
Stroke 65 tahun mengalami peningkatan penderita stroke.
yang skala kekuatan otot yang
mengalami sama dari skala 2 menjadi
stroke skala 3.
hemoragik
Tiarnida Pengaruh Desain seluruh sampling pasien ROM Berdasarkan Distribusi Penerapan ROM lembar
Nababan, rom pada penelitian ini pasien yang jenuh yang Frekuensi Peningkatan efektif pada penderita observasi
Eflin Giawa pasien adalah survei mengidap mengidap Kekuatan Otot pre-post stroke ditunjukan
(2019) stroke case cotrol penyakit penyakit dengan hasil uji wilcoxon dengan adanya
iskemik dengan Stroke Stroke pada saat uji pre test nilai pengaruh ROM pada
terhadap pendekatan Iskemik di Iskemik mean 2,50 dan nilai pasien stroke iskemik
peningkatan restrospektive RSU. Royal median 10. Pada saat uji terhadap peningkatan
kekuatan Prima post test nilai mean 10,00 kekuatan otot di RSU.
otot di rsu. Medan dan nilai median 10. Royal Prima Medan
Royal prima ditentukan Maka didapat nilai Z = 2018.
Medan berdasarkan 1.890 dengan p-value
tahun 2018 rumus sebesar 0,059 < 0,05.
penentuan
sampel
untuk
penelitian
survei.
Besar
sampel
adalah 5
orang.
Susanti, Pengaruh Desain Seluruh Simple ROM Hampir sebagian Latihan ROM Lembar
Difran Nobel Range of penelitian ini pasien Random responden di wilayah menggenggam bola observasi
Bistara Motion adalah stroke di Sampling Puskesmas Bulak efektif dan memiliki tingkat
(2019) terhadap praeksprimental wilayah Banteng Surabaya pengaruh terhadap kekuatan
Kekuatan dengan one kerja mengalami penurunan kelenturan otot pada otot dan
Otot group pretest- Puskesmas kekuatan otot skala 3, tangan kanan dan kiri SOP
pada Pasien postest. Bulak jumlahnya 11 responden yang menderita ROM.
Stroke Banteng dengan persentase (34%). stroke.
Surabaya Setelah dilakukan Range
(N=35) Of Motion, responden
dengan mengalami peningkatan
jumlah kekuatan otot skala 4 dan
sampel berjumlah 25 responden
sebesar 32 dengan presentase (78%),
responden. sedangkan pada otot
tangan kiri sebagian besar
responden di wilayah
Puskesmas Bulak
Banteng Surabaya
mengalami penurunan
kekuatan otot skala 3,
berjumlah 21 responden
dengan persentase (65%),
dan yang mengalami
peningkatan kekuatan
skala otot skala 4
berjumlah 17 responden
dengan presentase (53%).
Moza Suzana Hubungan Pada penelitian Pasien Aksidental ROM Terapi ROM aktif dengan Terapi ROM aktif Lembar
(2019) terapi Rom ini pasca Sampling pemenuhan Activity Of dengan pemenuhan observasi
aktif dengan menggunakan stroke yang Daily Living (ADL) pada Activity Of Daily
pemenuhan rancangan melakukan pasien pasca stroke Di Living (ADL) efektif.
activity of penelitian kontrol. Poli Saraf RSUD
daily living korelasional Jombang sebagian besar
(Adl) pasien (hubungan/ baik.
pasca stroke asosiasi).
di Poli
Syaraf RSU
Mayjen H.A
Thalib
Kerinci
tahun 2018
Umi Pengaruh Penelitian ini 34 pasien Proportionate ROM Hasil uji paired t – test Ada Lembar
Faridaha, ROM menggunakan Stratified kelompok intervensi pengaruh ROM observasi
Sukarmin, exercise jenis penelitian Random didapatkan ρ value adalah exercise bola karet
Sri Kuati bola karet Kuantitatif Sampling 0,000 (p<0,05) maka Ho terhadap
(2018) terhadap dengan metode ditolak dan Ha diterima kekuatan otot
kekuatan quasi yang artinya ada genggam pasien stroke
Otot eksperimen pengaruh ROM exercise di RSUD
genggam atau bola karet terhadap RAA Soewondo Pati.
pasien eksperimental kekuatan otot genggam
stroke di semu pasien stroke di RSUD
RSUD RAA RAA Soewondo Pati.
Soewondo
Pati
Desty Efektifitas jenis penelitian 30 pasien Purposive ROM Terdapat perbedaan yang Active asistive range Lembar
Ariyanti, Active yang digunakan sampling signifikan antara of motion efektive observasi
Ismonah, & Asistive yaitu kekuatan otot ekstremitas terhadap kekuatan otot tingkat
Hendrajaya. Range Of eksperimen sebelum dan sesudah ekstremitas pada kekuatan
(2015) Motion semu (quasi pemberian tindakan pasien stroke otot
Terhadap experiment) active asistive range of hemoragik
Kekuatan dengan desain motion pada pasien stroke
Otot penelitian non hemoragik di RSUD
ekstremitas menggunakan Tugurejo Semarang
Pada Pasien rancangan pre dengan p-value sebesar
Stroke Non dan 0.000 maka Ha diterima
Hemoragik post test desigt yang berarti active
asistive range of motion
efektive terhadap
kekuatan otot ekstremitas
pada pasien stroke
hemoragik, dimana
kekuatan otot responden
sebelum dilakukan active
asistive range of motion
rata-rata adalah 2, yaitu
(otot hanya mampu
menggerakan persendian,
tetapi kekuatannya tidak
dapat melawan pengaruh
gravitasi. Dengan bantuan
atau menyangga sendi
dapat melakukan gerakan
sendi (Range of Motion)
secara penuh), sedangkan
setelah diberikan
intervensi active asistive
range of motion rata-rata
paling banyak adalah 4
sebanyak 14 responden
(50%), dan selanjutnya
meningkat menjadi
keukuatan otot 5 (normal)
sebanyak 2 responden
(7.2%).
Anggriani, Pengaruh Desain Satu Cluster ROM Sebelum dan setelah ROM efektif dan Lembar
Zulkarnain, ROM penelitian ini kelompok, Sampling dilakukan ROM terdapat berpengaruh dalam observasi
Sulaimani, (Range Of adalah quasi yaitu peningkatan kekuatan meningkatkan
Roni Motion) experimental kelompok otot, saat sebelum kekuatan otot tangan
Gunawan Terhadap dengan perlakuan dilakukan ROM tingkat dan kaki responden
(2018) Kekuatan pendekatan one sekaligus kekuatan otot tangan
Otot group pre test- menjadi responden pada level 1
Ekstremitas post test kelompok sebanyak 24,4%,
Pada Pasien kontrol. kemudian tingkat
Stroke Non kekuatan otot pada level 2
Hemoragic sebanyak 25,6%, tingkat
kekuatan otot tangan pada
level 3 sebesar 32,2%,
kemudian tingkat
kekuatan otot tangan pada
level 4 sebanyak 11,1%
dan tingkat kekuatan otot
tangan pada level 5 hanya
6,7%. Hal ini
menunjukkan bahwa
mayoritas responden
memiliki kekuatan otot
tangan sebelum perlakuan
sebesar 32,2% pada level
3. Adapun kekuatan otot
kaki responden sebelum
perlakuan pada level 1
sebanyak 20%, kemudian
tingkat kekuatan otot
pada level 2 sebanyak
20%, tingkat kekuatan
otot kaki pada level 3
sebesar 14,4%, kemudian
tingkat kekuatan otot kaki
pada level 4 sebanyak
20% dan tingkat kekuatan
otot kaki pada level 5
sebesar 25,6%. Hal ini
menunjukkan bahwa
mayoritas responden
memiliki kekuatan otot
kaki sebelum perlakuan
sebesar 25,6% pada level
5. Setelah dilakukan
ROM kekuatan tingkat
kekuatan otot tangan
responden pada level 2
sebanyak 3,3%, tingkat
kekuatan otot tangan pada
level 3 sebesar 52,2%,
kemudian tingkat
kekuatan otot tangan pada
level 4 sebanyak 33,3%
dan tingkat kekuatan otot
tangan pada level 5 hanya
11,1%. Hal ini
menunjukkan bahwa
mayoritas responden
memiliki kekuatan otot
tangan setelah perlakuan
sebesar 52,2% pada level
3, sedangkan kekuatan
otot kaki setelah
perlakuan responden pada
level 2 sebanyak 3,3%,
tingkat kekuatan otot kaki
pada level 3 sebesar 30%,
kemudian tingkat
kekuatan otot kaki pada
level 4 sebanyak 36,7%
dan tingkat kekuatan otot
kaki pada level 5 sebesar
30%. Hal ini
menunjukkan bahwa
mayoritas responden
memiliki kekuatan otot
kaki setelah perlakuan
sebesar 36,7% pada level
4. Kemudian berdasarkan
analisis data
menggunakan perbedaan
mean dan uji wilcoxon,
dimana berdasarkan
perbedaan Mean
diketahui bahwa rata-rata
terbesar ada pada
kekuatan otot tangan
sebesar 28,27 dan rata-
rata kekuatan otot kaki
sebelum dan sesudah
sebesar 24, sedangkan
berdasarkan Uji
Wilcoxon diketahui
bahwa nilai signifikansi
kekuatan otot tangan
sebelum dan sesudah
pemberian ROM sebesar
0,000, untuk otot kaki
diketahui bahwa nilai
signifikansi kekuatan otot
kaki sebelum dan sesudah
pemberian ROM sebesar
0,000.
Elisa Ling Pengaruh Penelitian ini Satu Sampling Pasien ROM Sudut rentang gerak Terdapat pengaruh Lembar
Dinanti, range of menggunakan kelompok Purposive stroke ekstremitas atas pada antara latihan ROM observasi
Mugi motion metode pra- responden yang pasien stroke sebelum pasif terhadap
Hartoyo, (ROM) eksperimental yaitu pasien mengalami dilakukan ROM pasif peningkatan sudut
Wulandari M pasif desain dengan stroke di hemiplegi sebesar 0,006. Kemudian, rentang gerak
(2015) terhadap menggunakan Rumah ekstremitas sesudah dilakukan ROM ekstremitas atas pasien
peningkatan jenis penelitian Sakit atas, pasif sudut rentang gerak stroke.
sudut pre test–post Umum pasien ekstremitas atas pada
rentang test desain Daerah stroke pasien stroke sebesar
gerak Tugurejo serangan 0,000. Terdapat pengaruh
ekstremitas Semarang. pertama antara latihan ROM pasif
atas pasien dan pasien terhadap peningkatan
stroke di yang sudut rentang gerak
RSUD bersedia ekstremitas atas pasien
Tugurejo menjadi stroke dengan p value
Semarang responden 0,001 (<0,05).
penelitian.
Zainuddin Pengaruh Jenis penelitian 12 Accidental ROM Sebelum dilakukan Range Adanya pengaruh Lembar
Harahap latihan ini adalah responden sampling Of Motion (ROM) pasif yang signifikan antara observasi
(2015) (ROM) penelitian pada pasien stroke non sebelum dilakukan
pasif eksperimental hemoragik, kekuatan otot latihan Range of
terhadap dengan ekstremitas atas Motion (ROM)
kekuatan rancangan one responden menunjukkan pasif, terjadi perbaikan
otot group pretest nilai kekuatan otot yang atau peningkatan.
Ekstremitas dan posttest kecil dengan nilai 1-2. Adanya
pada pasien Namun setelah dilakukan pengaruh yang
stroke di latihan Range Of Motion signifikan antara
ruang RA4 (ROM) pasif pada seluruh sebelum dilakukan
RSUP H. responden, terjadi latihan Range Of
Adam peningkatan kekuatan Motion (ROM) pasif
Malik otot ekstremitas atas yang dan setelah tujuh
medan didominasi dengan nilai hari pemberian latihan
tahun 2014 kekuatan otot 3. Range Of Motion
(ROM) pasif.
Kun Ika Nur Pengaruh Penelitian ini Pasien post Purposive ROM Kekuatan otot responden Ada pengaruh Lembar
Rahayu pemberian merupakan stroke Samling sebelum pemberian pemberian latihan observasi
(2015) latihan penelitian yang rawat latihan Range Of Motion Range Of
range of observasional inap di (ROM) pada ekstremitas Motion (ROM)
motion analitik dengan ruang atas (tangan kanan) rata- terhadap kemampuan
(ROM) pendekatan Pre penyakit rata (mean) adalah 4,31, motorik pada pasien
terhadap Ekeperimental dalam di sedangkan sesudah post stroke di RSUD
Kemampuan Pre-post Test RSUD pemberian latihan Range Gambiran Kediri
motorik One Group Gambiran Of Motion (ROM) adalah tahun 2014.
pada pasien Design, kota Kediri 4,75. Kekuatan otot
post stroke tahun 2014 esponden sebelum
di RSUD dengan pemberian latihan Range
Gambiran jumlah 16 Of Motion (ROM) pada
orang. ekstremitas atas (tangan
kiri) rata-rata (mean)
adalah 3,44 sedangkan
sesudah pemberian
latihan Range Of Motion
(ROM) adalah 4,31.
kekuatan otot responden
sebelum pemberian
latihan Range Of Motion
(ROM) pada ekstremitas
bawah (kaki kanan) rata-
rata (mean) adalah 4,31.
sedangkan sesudah
pemberian latihan Range
Of Motion (ROM) adalah
4,00. Hasil analisa data
dengan menggunakan
uji statistik Paired Sample
T-Test di peroleh nilai P-
Value < 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa H0
ditolak dan H1 gagal
ditolak.

You might also like