You are on page 1of 18

Jurnal Emik, Volume 4 Nomor 1, Juni 2021

“Startup”:
Bisnis Kuliner Rintisan di Masa Pandemi Covid-19
Aulya Ika Pratiwi A.B
Universitas Hasanuddin
ikhapr8@gmail.com

Abstract
Pandemic of Covid-19 has impacted on almost all aspects of life, including the field of
economic. This is due to a government policy to work from home (WFH) and to study
from home which causes changes in people's daily routines. One of the activities that
generate money in the midst of the pandemic of Covid-19 is by starting an online culinary
business that is intertwined with government policies related to preventing the
transmission of Covid-19.

This research was conducted in the city of Makassar, the capital city of South Sulawesi,
as one of the areas with the highest rate of cases infected by Covid-19, and as a city
known for its culinary. There were ten informants who participated in this study, who are
varied on the basis of age (between 21 and 23 years), sex (eight women and two men),
status (seven of whom were college students, two fresh graduates and an entrepreneur),
position (owners, managers, employees).

How they manage this startup culinary business is depended on the management and
this is the key to running it. There are four aspects deals with this management, namely
the marketing concept, the division of labor, the profit-sharing system, and how the time
is divided between education, main work and the startup culinary business. To market
their products in this startup culinary business, the strategies used include the use of
technology, consistency of product quality (such as ingredients and taste)/services (such
as attitudes towards consumers), and promotions to attract consumers (such as
promotion of savings packages, Friday 'at blessing, free shipping, discounted prices,
holding a give a way).

Keywords: Covid-19, business, culinary, startup, technology, management, and strategy.

Pendahuluan pemerintah Indonesia mengambil suatu


Menurut Burhanuddin dan Abdi (2020:20) langkah dengan menetapkan sebuah
Covid-19 yang hadir di tengah-tengah peraturan Pembatasan Sosial Berskala Besar
masyarakat pada tahun 2020 sungguh (PSBB), yang bertujuan untuk meminimalisir
menyita perhatian. Dampak yang terlihat tidak penyebaran Covid-19. Penerapan PSBB sendiri
hanya mempengaruhi kesehatan masyarakat, dilaksanakan di wilayah yang termasuk zona
akan tetapi turut memengaruhi perekonomian merah. Zona merah sendiri merupakan istilah
negara. Virus yang pada awalnya muncul di untuk wilayah-wilayah yang memiliki sebaran
akhir tahun 2019 di kota Wuhan, Cina Covid-19 yang tinggi. Provinsi Sulawesi Selatan
menyebabkan aktivitas sosial-ekonomi sendiri merupakan salah satu Provinsi yang
terhambat. Terhambatnya aktivitas sosial- memiliki tingkat kasus yang tinggi. Dalam
ekonomi menjadikan melemahnya pemberlakuan PSBB terdapat penutupan
perekonomian di Indonesia. fasilitas umum seperti sekolah dan bisnis,
Salah satu faktor yang menyebabkan pembatasan perpindahan atau mobilisasi
melemahnya perekonomian adalah karena penduduk dan pembatasan perjalanan

1
“Startup”: Bisnis Kuliner Rintisan di Masa Pandemi Covid-19

internasional (Kementerian Kesehatan RI para posisi kelima dengan jumlah startup


2020). Hal ini berdasarkan keputusan terbanyak di dunia setelah AS, India, Inggris,
Presiden Nomor 11 tahun 2020 tentang dan Canada.1 Perkembangan startup ini berkat
penetapan kedaruratan kesehatan masyarakat dukungan pemerintah melalui Gerakan
terkait Covid-19. Pemberlakuan PSBB di Kota Nasional 1.000 startup atas kerjasama antara
Makassar yang termasuk zona merah Kementerian Komunikasi dan Informatika dan
kemudian memberikan dampak yang besar sebuah perusahaan untuk membangun
bagi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat di ekosistem digital di Indonesia di bawah
wilayah tersebut. PSBB merupakan kebijakan bendera KIBAR (Hardiansyah dan Tricahyono
yang bersifat membatasi kegiatan di tempat- 2019:135). Usaha seperti ini dapat muncul
tempat yang bersifat fasilitas umum (Mufida kapan saja, dan dapat menjual beragam
dkk. 2020). produk. Namun, artikel ini menitikberatkan
Dampak PSBB yang menutup pada bisnis startup yang dimulai sebagai
beberapa fasilitas umum, termasuk fasilitas di respon terhadap kondisi yang disebabkan oleh
bidang kuliner. Sejumlah usaha yang terpaksa pandemi Covid-19, dan berfokus pada bisnis
harus “gulung tikar” akibat dari adanya kuliner startup.
pandemi ini dikarenakan berkurangnya Dari sisi pengelolaannya, Prasetyawan
pemasukan yang mengalami gangguan seperti dan Tricahyono (2017), mengemukakan
terhambatnya pasokan bahan baku, bahwa dari berbagai penelitian terdahulu, ada
permintaan produk, kekurangan tenaga kerja, 11 faktor penentu kesuksesan startup yang
dan ketidakjelasan usaha, termasuk usaha berhasil teridentifikasi, yaitu: sinergi, produk,
kecil dan menengah (UMKM) (Ezwita dan proses, inovasi manajerial, kommunikasi,
Sukma 2021). Hal tersebut juga berdampak budaya, pengalaman, teknologi informasi,
pada para pekerjanya sebagai upaya untuk ketrampilan inovasi, ketrampilan fungsional,
meminimalisir pengeluaran dengan cara dan ketrampilan implementasi. Studi bisnis
mengurangi pekerja hingga pemutusan startup yang dilakukan oleh Sukanto dan
hubungan kerja (PHK). Mustikarin (2017) menunjukkan bahwa faktor-
Para pekerja yang terkena dampak faktor yang berbeda yang merefleksikan
kebijakan ini, seperti yang terkena PHK, para kesuksesan bisnis, yakni etos kerja, motivasi,
pekerja yang dirumahkan dari tempat kerja, disiplin kerja, integritas, keterlibatan kerja,
kemudian mencari alternatif untuk komunikasi, etika bisnis, dan adaptasi.
memperoleh pendapatan, salah satunya Bisnis startup mampu menumbuhkan
dengan berbisnis.1 Bisnis rintisan atau usaha atau menciptakan peluang baru bagi para
yang baru beroperasi dikenal dengan istilah generasi muda khususnya yang bersedia untuk
startup business (bisnis rintisan), dan disingkat beradaptasi dan mengubah model pasar
startup. Menurut Ries (2011:42) startup tradisional ke pasar virtual (Nugraha dan
merupakan sebuah usaha yang baru didirikan, Wahyuhastuti 2017:3). Usaha rintisan
masih pada tahap pengembangan, dan (startup) biasanya baru berjalan kurang dari
penelitian untuk mencari potensi pasar, tiga tahun, jikapun memiliki karyawan masih
dilakukan dengan menggunakan teknologi dan terbatas antara dua dan tiga orang demi
informasi, yang di Indonesia, sudah banyak meminimalisir pengeluaran (Uzzaman
bermunculan, di antaranya Bukalapak, Gojek, 2015:11). Namun, pebisnis startup umumnya
Tokopedia, dll. Hingga April 2021, jumlah
bisnis startup di Indonesia mencapai angka 1 https://www.99.co/blog/indonesia/perkembangan-
2.229. Dengan demikian, Indonesia berada startup-di-indonesia/, diakses tanggal 25 Maret
2021.

2
Jurnal Emik, Volume 4 Nomor 1, Juni 2021

dituntut untuk bekerja secara multiguna cerita-cerita (Insta Story, Whatsapp Story,
sebagai koki, sebagai pelayan dan sebagai Facebook Story) yang dibagikan oleh
kasir karena minimnya SDM yang pengguna akun media sosial. Ini menjadi
dipekerjakan. Mereka memanfaatkan media pangsa pasar potensil karena
dan teknologi untuk memperkenalkan dan jumlah pengguna internet di Indonesia pada
menawarkan produk jualan mereka (Septian awal 2021 ini mencapai 202,6 juta jiwa.
2018). Model bisnis seperti ini sangat pas Jumlah ini meningkat 15,5 persen atau 27 juta
dilaksanakan pada saat pandemi ini jiwa jika dibandingkan pada Januari 2020 lalu.2
berlangsung. Ini karena banyaknya waktu Bisnis kuliner sendiri dari tahun ke
luang yang tersedia dan lokasi bisnisnya dapat tahun tidak banyak mengalami perubahan dan
dimulai dari rumah, sehingga para pebisnis tetap eksis kehidupan masyarakat, namun
pemula tidak perlu repot-repot dalam semenjak Covid-19 mewabah di Indonesia hal
memikirkan biaya penyewaan tempat dan tersebut menjadi sebuah hambatan bagi
dapat memangkas biaya modal dalam merintis seluruh bidang usaha, termasuk bidang
usaha (Nugraha dan Wahyuhastuti 2017:3-4). kuliner. Banyak orang yang memilih bisnis
Menurut Thomas Mesenbourg (dalam kuliner karena makanan adalah kebutuhan,
Prapti NSS & Rahoyo 2019:120), selama dua dasar manusia, seperti yang dijelaskan oleh
dasawarsa terakhir perekonomian dunia telah Leach, salah seorang komentator kajian
mengalami revolusi dengan hadirnya apa yang metode segitiga kuliner milik Levi-Strauss
disebut oleh Don Tappscots (1995) sebagai (dalam Koentjaraningrat 2014:212) yang
digital economy (ekonomi digital). Ekonomi menyatakan bahwa bisnis kuliner dapat
digital yang sepenuhnya disokong oleh menjadi pilihan terbaik mengingat bahwa
lahirnya internet sekaligus mengubah pola makanan mampu menarik perhatian karena
berbelanja masyarakat, yakni dengan adanya makanan merupakan kebutuhan alamiah
e-commerce. E-commerce bertujuan untuk pokok dari binatang maupun manusia. Alasan
menambah revenue perusahaan. Dalam memutuskan untuk membuka bisnis startup,
kondisi pandemi Covid-19 ini, penjualan menurut Septian (2018), adalah karena
secara online menjadi sebuah alternatif solusi para pelaku bisnis ingin
yang berkaitan dengan kebijakan social mengimplementasikan kemampuan yang
distancing dan kerja dari rumah, kuliah dan dimiliki (softskill dan hardskill) dan
belajar dari rumah, termasuk belanja dari teknologi memberikan banyak manfaat dan
rumah (Husain dkk. 2020:101). kemudahan untuk menjalankan bisnis
Di masa pandemi Covid-19 dengan tersebut.
berbagai kebijakan pemerintah yang Yuyun A. (2010) dalam bukunya yang
membatasi mobilitas masyarakat, usaha berjudul “38 Inspirasi Usaha Makanan
kuliner rintisan (startup) maupun usaha yang Minuman untuk Home Industri: Modal di
dikombinasikan dengan penjualan secara Bawah 5 Juta” mengungkapkan beberapa
online merupakan tantangan tersendiri dan alasan memilih bisnis kuliner sebagai sumber
menjadi alternatif yang signifikan untuk pendapatan. Pertama, potensi pasar yang
dijalankan dengan memanfaatkan berbagai besar dan terus-menerus itu karena makanan
media sosial (online), seperti Instagram, setiap hari dibutuhkan dan dapat dilakukan
Facebook, Whatsapp, aplikasi penyedia toko
(website). Di media sosial saat ini sedang 2

marak-maraknya iklan atau promosi, baik yang https://tekno.kompas.com/read/2021/02/23/161000


ditemui dalam beranda ataupun di dalam 57/jumlah-pengguna-internet-indonesia-2021-
tembus-202-juta, diakses tanggal 21 Mei 2021.

3
“Startup”: Bisnis Kuliner Rintisan di Masa Pandemi Covid-19

secara berulang, sehingga hal tersebut (Septian 2018), dan kesuksesan dalam bisnis
berpotensi bertahan di dunia bisnis. Kedua, startup (Soekanto dan Mustikarin 2017), maka
bisnis kuliner adalah usaha yang sangat artikel ini berfokus pada manajemen
fleksibel, dapat dimulai dengan modal yang pengelolaan bisnis kuliner startup dan strategi
sedikit, sesuai dengan kemampuan dan dapat berkompetisi di tengah pandemi Covid-19.
memulai bisnis kuliner dari rumah, sehingga Pembahasan dalam artikel ini dibagi
modal yang harus dikeluarkan dapat atas tiga bagian. Pertama, pembahasan
dikurangi. Ketiga, ada banyak jenis bisnis difokuskan pada bagaimana bisnis startup
kuliner, sehingga orang dapat memilih sesuai kuliner ini dimulai. Kedua, diskusi
kemampuan dan kebutuhan. Keempat, dititikberatkan pada manajemen pengelolaan
memulai usaha makanan dan minuman yang dijalankan di dalam bisnis startup kuliner
berisiko rendah karena makanan dapat ini. Pada bagian ketiga, pembahasan terfokus
dikonsumsi jika tidak laku dan dapat pada strategi yang digunakan oleh para
mengubah sistemnya ke model pesan terlebih pemilik bisnis kuliner ini agar mampu
dahulu atau sering disebut dengan pre-order. bersaing di tengah pandemi Covid-19.
Model bisnis pre-order dapat meminimalisir
terjadinya kerugian yang diakibatkan adanya Metode Penelitian
produk yang tersisa. Apalagi dalam bisnis Penelitian ini dilakukan di Kota Makassar
kuliner, bahan baku makanan atau minuman sebagai ibukota Sulawesi Selatan. Lokasi ini
banyak yang tidak dapat bertahan lama, dipilih dengan tiga pertimbangan. Pertama,
kecuali produk yang dijual berupa makanan Makassar adalah penyumbang tertinggi kasus
beku (frozen food) yang dapat mengandalkan Covid-19 di Sulawesi, sehingga Sulawesi
lemari pendingin. Selatan menduduki peringkat kelima tertinggi
Jika ditilik dari sisi pengembangan di Indonesia. Kedua, Makassar terkenal
pengetahuan bisnis startup, ada beberapa hal sebagai kota kuliner. Ketiga, meskipun tidak
yang harus dilakukan dalam kegiatan ada data statistik pendukung, observasi awal
pemasaran digital startups demi mencapai menunjukkan bahwa ada dua kondisi yang
target pasar dan mengantisipasi persaingan, berbanding terbalik. Di satu sisi, banyak unit
yakni pendistribusian informasi dengan usaha kuliner yang “gulung tikar” selama masa
menggunakan berbagai media digital untuk pandemi Covid-19. Di sisi lain, banyak pula
menyebarluas atau mendistribusikan produk unit usaha kuliner yang lahir di masa pandemi
yang ditawarkan (Nugraha dan Wahyuhastuti Covid-19.
2017). Dalam kajian bisnis kuliner startup ini, Informan dalam penelitian ini
pemasaran dilakukan melalui media sosial. ditentukan secara purposive random sampling
Namun, setiap menit muncul startup dengan memilih informan yang melakukan
digital baru dengan fitur yang hampir sama usaha rintisan kuliner di tengah pandemi
antara satu dengan yang lain. Oleh karenanya, Covid-19 melalui media sosial Instagram pada
pemilik harus memiliki keterampilan, akun-akun bisnis kuliner. Informan dalam
berinovasi, dan kreatif karena perkembangan penelitian ini berjumlah sepuluh orang dengan
bisnis semacam ini sangat cepat, dan dengan rentang usia antara 21 dan 23 tahun, delapan
demikian tingkat persaingan juga tinggi. perempuan dan dua orang laki-laki, tujuh
Jika literatur yang ada lebih terfokus diantaranya berstatus mahasiswa, dua fresh
pada keunggulan kompetitif pada startup graduate, dan seorang wiraswastawan. Dalam
aplikasi digital (Prasetyawan dan Tricahyono pengelolaan bisnis, tujuh orang pemilik
2019), alasan mendirikan bisnis startup sekaligus pengelola (dua di antaranya dikelola

4
Jurnal Emik, Volume 4 Nomor 1, Juni 2021

bersama teman); tiga orang pemilik dan Analisis data dalam penelitian ini
memiliki karyawan; dan seorang pemilik yang dilakukan dengan mentranskripkan hasil
sekaligus bertindak sebagai pengelola yang wawancara serta mengelompokkan data-data
dibantu oleh karyawan, sebagaimana dapat yang telah diperoleh melalui 2 metode
dilihat pada Tabel 1 berikut ini : pengumpulan data yang telah dilakukan. Data

Tabel 1. Informan penelitian


No. Nama Jenis Umur Pendidikan Pekerjaan
Kelamin (Tahun)
1. Sri Reski Ananda P 23 Mahasiswa Pemilik @sunfoodiesmks/
Mengelola bersama teman
2. Muh. Ilham L 22 Mahasiswa Pemilik @kopitadi/memiliki
karyawan
3. A. Nurul Marjuwa P 22 Mahasiswa Pemilik @makanza.bynuki/
memiliki karyawan/mengelola
sendiri
4. Dwiki Heriawan L 22 Wiraswasta Pemilik @sweetsalty.food/
memiliki karyawan
5. Mutmainna P 22 Mahasiswa Pemilik @kingboba.toddopuli/
mengelola sendiri
6. Azizah Abas P 22 Fresh Pemilik @homebaked.bycica/
Graduade mengelola sendiri
7. Eka Damayanti P 21 Mahasiswi Pemilik @catime.co/memiliki
karyawan
8. Roweina P 22 Fresh Pemilik @pelita_seriousburger/
Graduade mengelola sendiri
9. Ifha P 22 Mahasiswi Pemilik @if.cammacamma/
mengelola sendiri
10. Muchlisa Rezkiani P 21 Mahasiswi Pemilik @paruta.uwu/ mengelola
bersama teman

Data dikumpulkan dengan cara dikelompokkan berdasarkan klasifikasinya,


observasi serta wawancara mendalam yakni: faktor pendorong memulai usaha di
menggunakan pedoman wawancara. bidang kuliner, jenis produk, jenis pengelolaan
Observasi dilakukan dengan melihat dan usaha, manajemen usaha, serta strategi
mengidentifikasi apa saja aktivitas bisnis pemasaran selama pandemi Covid-19.
startup tersebut melalui akun media sosial Dalam penelitian ini, kesediaan calon
(Instagram) yang dimiliki. Untuk memperjelas informan diminta melalui direct message (DM)
data observasi maka dilakukan metode di akun Instagram bisnis kuliner startup
pengumpulan data wawacara dengan mereka. Pada DM tersebut peneliti
menggunakan instrumen wawancara, dalam memperkenalkan identitas diri, tujuan
proses wawancara ini dilakukan dua cara, penelitian, serta topik-topik pertanyaan. Jika
yakni wawancara tatap muka (face to face) di mereka menyetujui untuk berpartisipasi
tempat kerja, dan wawancara via chatting di dalam penelitian, maka mereka dimintai
media sosial (Whatsapp dan Instagram). kontak Whatsapp untuk komunikasi lanjutan.

5
“Startup”: Bisnis Kuliner Rintisan di Masa Pandemi Covid-19

Setelah itu mereka dimintai persetujuan untuk kalangan anak muda. Ini karena daya jual
diwawancarai melalui media sosial Whatsapp dalam bidang ini cukup menjanjikan
karena menghindari interaksi langsung selama mengingat setiap hari orang membutuhkan
masa pandemi Covid-19. Semua informan makanan sebagai suatu kebutuhan dasar.
memberikan persetujuan untuk dicantumkan Dalam bukunya yang berjudul “38
nama dan akun media sosial bisnis mereka Inspirasi Usaha Makanan Minuman Untuk
yang asli. Home Industri: Modal di Bawah 5 Juta”, Yuyun
(2010) mengemukakan bahwa pebisnis
Merintis Bisnis Kuliner pemula dapat memilih bisnis kuliner karena
Menurut M. Mahfoed (dalam Fitrah 2018:2) bisnis ini merupakan bisnis yang sangat
memulai bisnis merupakan kegiatan bijaksana fleksibel sesuai konsep yang diinginkan
jika dipandang dari aspek sosial. Melahirkan dengan modal usaha yang relatif murah, dan
sebuah bisnis sama dengan memperkecil dapat dilakukan dari rumah. Bisnis kuliner juga
pengangguran, serta menjalankan sebuah memiliki banyak jenis, sehingga pemula dapat
bisnis identik dengan memberi ilmu dan menyesuaikan dengan keterampilan yang
keterampilan kepada karyawannya. Artinya, dimilikinya.
pendiri bisnis memberikan dua hal positif dari Berbeda dengan Dwiki, Azizah Abbas
bisnis yang sudah mereka dirikan, yakni (21 tahun), pemilik usaha dengan akun
bantuan sosial dan finansial dimana kewajiban instagram @homebaked.bycica dan A. Nurul
layaknya pengusaha memberikan upah atau Marjuwa (22 tahun), pemilik usaha dengan
gaji pada tiap karyawannya. akun instagram @makanza.bynuki yang
Dalam rangka meningkatkan awalnya hanya mencoba membuat makanan
perekonomian serta mengurangi tingkat kesukaan mereka, dan ternyata keluarga
pengangguran, apalagi di masa pandemi ini mereka menyukainya. Mereka akhirnya
ketika banyak para pekerja yang dirumahkan didorong oleh keluarga masing-masing untuk
dari tempat kerja mereka, masyarakat mendirikan usaha di bidang kuliner yang
kemudian saling bersaing untuk membuka sesuai dengan hobi mereka, yaitu memasak.
usaha perorangan maupun badan usaha, Namun demikian, sebagaimana usaha kuliner
dimana orang selalu berpikir kreatif untuk yang telah ada sebelumnya, tantangan yang
menciptakan hal baru agar tidak tertinggal, dihadapi adalah kebijakan pembatasan
salah satunya dalam bidang kuliner (Linsia dan interaksi sosial menyebabkan layanan dine-in
Lea 2018:253). Menurut Dwiki (22 tahun), ataupun outdoor outlet menurun (Cahya dkk.
pemilik usaha @sweetsalty.food, usaha 2020:21), sehingga usaha kuliner startup pun
percetakan kaos yang dia miliki sebelumnya akan mengalami keterbatasan terkait itu.
“gulung tikar” karena omset pendapatan tidak Dalam merintis sebuah bisnis kuliner,
saja menurun, bahkan mengalami kerugian. Ini ditemukan adanya dua klasifikasi, yaitu bisnis
karena banyak instansi yang tutup karena rumahan dengan membuat produk sendiri dan
kebijakan work from home (WFH) dan belajar bisnis waralaba (francise). Bisnis kuliner
dari rumah, berkurangnya kegiatan-kegiatan waralaba sedang trendi saat ini. Bisnis ini
outdoor maupun indoor yang membutuhkan merupakan model bisnis yang telah banyak
penyablonan, baik untuk spanduk maupun menunjukkan bukti keberhasilannya (baca,
untuk baju persatuan. Kondisi ini misalnya, Pamungkas 2014 dan Imanullah dkk.
menyebabkan ia beralih dan merintis usaha di 2009). Model bisnis seperti ini sangat cocok
bidang kuliner. Baginya, bisnis kuliner bagi orang yang hendak merintis usahanya.
merupakan bisnis yang populer, termasuk di Konsep dari sistem waralaba ini sangat

6
Jurnal Emik, Volume 4 Nomor 1, Juni 2021

memudahkan para pengusaha kecil dan para untuk hal-hal yang produktif. Ini berbeda dari
pemula yang belum memiliki pengalaman. Itu Azizah Abbas (21 tahun) pemilik usaha dengan
karena sistem waralaba telah menyediakan akun @homebaked.bycica yang menjual
konsep, resep, teknologi, kemasan, cheseecake dan Mutmainna (22 tahun) pemilik
manajemen pelayanan, merek dagang/jasa usaha dengan akun @kingboba.toddopuli
pihak lain dengan membayar sejumlah royalty yang menjual aneka varian minuman Boba
berdasarkan lisensi waralaba tersebut (baca, karena mereka sedang menyusun skripsi
misalnya, Sulistyaningsih dkk. 2017). ketika masing-masing sedang menyusun
Mutmainnah (22 tahun), misalnya, skripsi ketika merintis bisnis kulinernya.
merintis bisnisnya dengan memilih bisnis Meskipun mereka sibuk mengerjakan skripsi,
waralaba King Boba karena brand ini telah ternyata masih banyak waktu luang yang
dikenal serta memiliki standar operasional dimiliki sehingga mereka memutuskan untuk
prosedur (SOP) yang siap pakai. Ini merupakan memulai bisnis kuliner yang dijalankan hingga
pertimbangan yang tepat menurutnya karena saat ini. Di awal tahun 2021, mereka dapat
Mutmainnah hanya memiliki modal, niat, dan menyelesaikan studi. Dengan demikian
tertarik pada bisnis kuliner, namun tidak mereka dapat membuktikan, bahwa mereka
memiliki konsep apapun tentang bisnis yang dapat menyelesaikan studi sambil berbisnis.
ingin dirintisnya. Banyak di antara mahasiswa juga
Dua alasan yang mendasari kenapa merintis bisnis secara bersama-sama, seperti
bisnis kuliner dirintis di masa pandemi Covid- yang dilakukan oleh Sri Reski Ananda (23
19, yakni banyaknya waktu luang dan bisnis tahun) yang mengelola bisnis dengan akun
dapat dilakukan di rumah (bisnis rumahan). @sunfoodiesmks bersama kawan-kawannya
dan Muchlisa Rezkiani (21 tahun) yang
Banyak Waktu Luang mengelola usaha dengan akun @paruta.uwu.
Sejak pandemi Covid-19, pemerintah melalui Keduanya mengaku bahwa selama pandemi
Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Covid-19 mereka lebih banyak menghabiskan
Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari waktu dengan nongkrong dibandingkan
Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat.
Covid-19 yang memperkuat Surat Edaran Dengan berbisnis, waktu luang mereka
Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang menjadi produktif karena dapat menghasilkan
Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat pundi-pundi uang, dibandingkan hanya
Corona Virus Disease (Covid-19), mahasiswa sekedar nongkrong di kafe yang mengeluarkan
belajar secara online (daring) demi membatasi banyak biaya dan hanya membuang-buang
interaksi dan kerumunan, dan ini membuat waktu.
mereka yang berstatus mahasiswa memiliki
banyak waktu luang. Hal inilah yang menjadi Bisnis Rumahan Yang Fleksibel
penyebab mengapa tujuh diantara informan Mendirikan bisnis online yang dimulai dari
yang berstatus mahasiswa merintis bisnis rumah sangat menjanjikan di masa pandemi
kuliner di masa pandemi Covid-19. seperti ini, selain karena fleksibilitas terkait
Selama Covid-19 mewabah, A. Nurul waktu, memulai bisnis dari rumah juga tidak
Marjuwa (22 tahun), pemilik bisnis kuliner harus menyiapkan modal besar untuk
dengan akun @makanza.bynuki, lebih banyak menyewa tempat sebagai tempat penjualan.
menghabiskan waktu untuk tidur di rumah, Selain itu, untuk pemasaran mereka dapat
sehingga ia ditegur oleh anggota keluarganya bermitra dengan Grabfood dan Gofood. Oleh
dan ditantang menggunakan waktu luangnya

7
“Startup”: Bisnis Kuliner Rintisan di Masa Pandemi Covid-19

karena itu, usaha kuliner menjadi alternatif yang belum diketahui. Ini membuat ia
yang memungkinkan untuk dilakukan. melakukan penjualan secara online dari rumah
Muhammad Ilham (22 tahun), pemilik saja. Hal ini memang lebih memberikan
usaha dengan akun @kopitadi, menyatakan keuntungan yang lebih besar selain karena
bahwa pandemi bukanlah alasan utama dia tidak perlu menyewa tempat dan juga saat ini
untuk terjun di dunia bisnis kuliner karena ia masyarakat lebih suka berbelanja online
telah menyiapkan konsep usaha rintisannya karena aktivitas di luar rumah sedang dibatasi.
jauh-jauh hari sebelum pandemi berlangsung.
Namun pandemi Covid-19 menjadi pemicu Manajemen Bisnis Kuliner
launching usaha kulinernya. Menurutnya, Manajemen merupakan seni untuk
bisnis rumahan jauh lebih fleksibel dan mengendalikan kegiatan dalam mencapai
modalnya tidak sebanyak modal membuka tujuan dengan menggunakan sumber daya
kedai atau restoran. Namun, awalnya ia organisasi melalui proses perencanaan,
memilih untuk mencari lokasi di luar dan opsi pengorganisasian, dan pengarahan yang
terakhirnya adalah di rumah karena Ilham akurat. Di masa pandemi Covid-19 ini
lebih berfokus untuk menjual produk secara semua pelaku usaha harus bisa melihat
online. Oleh karenanya, untuk mengurangi peluang untuk penggunaan model bisnis
biaya, maka penjualan produk dilakukan di yang tepat, efektif dan efesien dengan
rumah. Meskipun bisnis ini dibangun secara memperhatikan protokol kesehatan (Elida
online, Ilham tetap menata pekarangan rumah 2020:13). Dalam menjalankan bisnis kuliner,
layaknya sebuah kedai kopi yang menyediakan manajemen pengelolaan merupakan kunci
tempat duduk untuk driver yang datang dalam menjalankannya, seperti bagaimana
membeli produk. Ini artinya bahwa Ilham ingin konsep pemasaran, pembagian kerjanya,
menunjukkan bahwa ada cafe di sana dan sistem bagi hasilnya, dan bagaimana
orang yang datang diterima dengan baik pembagian waktu antara pendidikan,
(driver duduk sambil menunggu orderan). pekerjaan utama serta bisnis kuliner startup-
Hal serupa terjadi pada Eka Damayanti nya, sebagaimana yang akan dibahas berikut
(21 tahun), pemilik usaha dengan akun ini.
@catime.co yang melihat pandemi Covid-19
sebagai waktu yang tepat untuk menjalankan Konsep Pemasaran
bisnis kuliner startup. Ini karena selama Proses penjualan adalah proses yang sangat
pandemi berlangsung segala sesuatu menjadi menentukan bisa tidaknya produk tersebut
jauh lebih praktis karena dilakukan secara diterima oleh masyarakat, sehingga untuk
daring. Dengan sistem daring, maka ia dapat menarik perhatian masyarakat agar mampu
menjalankan bisnisnya dari rumah, sehingga menerima produk tersebut, maka konsep
mengurangi risiko terinfeksi Covid-19. Selain penjualan haruslah dibangun dengan sebaik
itu, ia telah belajar digital marketing selama mungkin.
setahun terakhir dan ini membuat Eka Sri Reski Ananda (23 tahun), misalnya,
semakin percaya diri untuk memulai bisnisnya. pemilik usaha dengan akun @sunfoodiesmks
A. Nurul Marjuwa (22 tahun), pemilik dan Mutmainna (22 tahun), pemilik
bisnis kuliner dengan akun @makanza.bynuki @kingboba.toddopuli menggunakan konsep
juga memiliki rencana serupa untuk mencari penjualan yang hampir sama, yaitu
lokasi dan membuka stand penjualannya. melakukan promosi dengan melalui akun
Namun, karena ia sedang sibuk kuliah, maka Instagram yang menampilkan produk dengan
hal tersebut harus tertunda hingga waktu gambar terbaik, packaging produk yang

8
Jurnal Emik, Volume 4 Nomor 1, Juni 2021

simpel, trendi, dan menarik, menampilkan kelangsungan bisnis, karyawannya menangani


Instastory dengan testimoni-testimoni pembuatan produk dan pelanggan yang akan
pelanggan yang memberikan penilaian baik melakukan pemesanan, baik itu melalui akun
pada produk, serta meminta secara persuasif Instagram ataupun melalui Grabfood dan
kepada rekan-rekan kuliah, sekolah, dan Gofood yang menjadi mitra kerja untuk
kenalan lainnya untuk membagikan dan masalah promosi dan pemasaran. Hal serupa
memromosikan akun @sunfoodiesmks juga dilakukan oleh Ifha (22 tahun) pemilik
melalui Instastory, sehingga akun ini dapat @if.camma-camma serta Roweina (22 tahun)
dikenal lebih luas. pemilik @pelita_seriousburger
Berbeda dengan Muh. Ilham (22 Sementara A. Nurul Marjuwa (22
Tahun) pemilik @kopitadi yang konsep tahun), pemilik bisnis kuliner dengan akun
penjualannya dengan cara mengajak teman @makanza.bynuki berbagi kerja dengan
serta kenalannya berkunjung ke kedai kopinya adiknya dalam menyiapkan pesanan para
dengan harapan mereka membawa pelanggan pelanggannya yang masuk melalui Instagram
lain, sehingga kedainya semakin dikenal. dan Whatsapp. Untuk mempermudah
Sedangkan Dwiki Heriawan (22 tahun) pemilik pemesanan dan pengantaran, Nurul
usaha dengan akun @sweetsalty.food, Ifha menggunakan ojek online
(22 tahun) pemilik @if.camma-camma serta Berbeda halnya dengan
Roweina (22 tahun) pemilik @sunfoodiesmks yang dikelola oleh Sri Reski
@pelita_seriousburger. Ketiga pemilik usaha Ananda (23 tahun) dan @paruta.uwu yang
ini menggunakan konsep pemasaran yang dikelola oleh Muchlisa Rezkiani (21 tahun),
lebih simpel dan praktis karena melakukan kedua usaha ini diprakarsai lebih dari lima
penjualan dan promosi dengan mengandalkan orang. Jika @sunfoodies dikelola oleh
layanan jasa Grabfood dan Gofood, sehingga sembilan orang, maka @paruta.uwu dikelola
mereka tidak perlu repot-repot memikirkan oleh 11 orang yang semuanya berstatus
konsep pemasaran. mahasiswa.
Pembagian kerja pada @sunfoodies
Sistem Pembagian Kerja terbagi menjadi tiga tim dengan formasi, tiga
Untuk kelancaran sebuah kegiatan bisnis, orang di bagian dapur yang bertugas untuk
maka ada pembagian kerja di antara orang- memasak, menyiapkan resep dsb. tiga orang
orang yang terlibat (bagi mereka yang helper yang membantu di dapur dan
berbisnis secara berkelompok) sesuai dengan merangkap menjadi orang yang membeli alat
passion masing-masing, dan berdasarkan dan bahan di pasar, dan tiga orang lainnya
status dalam bisnis tersebut (antara pemilik menjadi kurir pengantar. Untuk @paruta.uwu
dan karyawan). Pembagian kerja ini yang dikelola oleh 11 orang dengan
meringankan kerja dari setiap orang untuk pembagian kerja, empat orang yang bertugas
menghasilkan produk yang lebih baik dan untuk memasak di dapur, tiga orang
membuat bisnis lebih baik karena setiap orang melakukan pembelanjaan, seorang bertugas
fokus mengerjakan tugas dengan semaksimal mempromosikan, seorang bertugas menerima
mungkin. pesanan, dan dua orang yang bertugas
Dwiki Heriawan (22 tahun, pemilik sebagai kurir pengantar pesanan. Namun
usaha dengan akun @sweetsalty.food meskipun memiliki sistem pembagian kerja,
misalnya, mengelola bisnis kuliner startup dalam prakteknya mereka jauh lebih fleksibel,
dengan dibantu seorang karyawan. Dwiki terutama menyesuaikan dengan jadwal kuliah
bertugas mengurus manajemen dan masing-masing. Oleh karenanya, setiap orang

9
“Startup”: Bisnis Kuliner Rintisan di Masa Pandemi Covid-19

harus dapat mengerjakan pekerjaan apapun 40% untuk pemilki bahan dan resep (tantenya)
sebagai bentuk saling membantu antara satu dan 60% bagi Roweina dan kakaknya.
dengan yang lain. Berapapun banyaknya burger yang dijual oleh
Jika mereka yang berkelompok masing-masing, maka hasilnya dibagi dengan
memiliki pembagian kerja, maka bagi pemilik perbandingan tersebut. Misalnya, Roweina
usaha yang mengelola sendiri, harus menjual 10 berger @Rp25.000,-, =
menangani semua pekerjaan sendiri, seperti Rp250.000,-,. Dari penjualan ini 40%
memasak, mengantarkan pesanan sendiri, dan (Rp100.000,-) menjadi bagian dari tantenya
sesekali menggunakan jasa ojek online untuk dan Rp150.000,- untuk Roweina.
mengantar pesanan jika tidak dapat dilakukan Sedangkan Muchlisa pemilik bisnis
sendiri, seperti yang dilakukan oleh pemilik @paruta.uwu dan Sri Rezki Ananda pemilik
@kingboba.toddopuli (Mutmainnah), dan @sunfoodiesmks tidak melakukan pembagian
@homebaked.bycica (Azizah Abbas). hasil sebab laba penjualan yang diperoleh
dipergunakan untuk mengembangkan bisnis
Sistem Bagi Hasil yang ada dan juga ditabung untuk
Ketika mendirikan bisnis, selain sistem kepentingan kelompok.
pembagian kerja, bagi mereka yang berbisnis
berkelompok, maka adapula sistem bagi hasil. Pembagian Waktu
Bagi hasil merupakan suatu sistem yang Pembagian waktu adalah salah satu aspek
mencakup tata cara pembagian hasil usaha yang seringkali menjadi masalah dalam
antara penyedia dana dan pengelola dana pengelolaan bisnis, terutama jika bisnis
(Rofiq 2014:153), atau yang juga diistilahkan dilakukan sambil kuliah. Namun, setiap
sebagai profit sharing. informan memiliki prioritas dan preferensi
Namun untuk mereka yang mengelola masing–masing, sehingga pembagian waktu
bisnis seorang diri dan tidak bekerjasama disesuaikan dengan prioritas dan preferensi
dengan pihak lain, maka tidak terjadi sistem masing-masing.
bagi hasil, seperti yang dilakukan oleh Ilham (22 tahun) pemilik usaha
Mutmainnah (22 tahun), Ilham (22 tahun), A. dengan akun @kopitadi mengatakan bahwa
Nurul (22 tahun), Dwiki (22 tahun), Aziza (21 meskipun ia ingin keduanya (kuliah dan bisnis)
tahun), Eka (21 tahun), Ifha (22 tahun). berjalan beriringan, ia tetap menjadikan kuliah
Walaupun ada yang menggunakan seorang sebagai prioritas utamanya. Oleh karenanya,
karyawan dalam bisnisnya, tetapi pembayaran jika ia memiliki jadwal kuliah dan dalam waktu
pada seorang karyawan bukanlah bagi hasil bersamaan sudah waktunya untuk membuka
tetapi karyawan dibayar melalui sistem kedai di masa pandemi dengan menerapkan
penggajian. protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh
Dalam bisnis yang dijalankan oleh pemerintah, maka ia akan menunda membuka
Roweina, pemilik bisnis kedai kopinya yang berlokasi di depan
@pelita.seriousburger, bisnis ini merupakan rumahnya. Ia bahkan rela menunda membuka
bisnis keluarga, yang terdiri atas Roweina, kedai kopinya ketika dilaksanakan kuliah kerja
kakaknya dan tentenya. Tantenya nyata (KKN) yang diadakan di kampusnya pada
menyediakan bahan dan resep burger, masa pandemi Covid-19 dengan penerapan
sementara Roweina memroduksi dan menjual prosedur KKN yang sesuai dengan kondisi saat
di satu cabang dan kakaknya memroduksi dan ini.
menjual di cabang lain. Sistem pembagian Ini agak berbeda dari Eka pemilik
hasilnya dibagi berdasarkan perbandingan @catime.co dan Sri pemilik @Sunfoodies.

10
Jurnal Emik, Volume 4 Nomor 1, Juni 2021

Keduanya mengaku seringkali keteteran dalam meningkatkan penjualan agar tetap


dengan jadwal kuliah masing-masing ketika eksis di dunia perkulineran yang dijelaskan,
sibuk melakukan pekerjaannya. Kadang yaitu: kualitas produk dan layanan jasa,
mereka lupa waktu ketika sudah memulai pelayanan dan pendistribusian dalam proses
mengerjakan pekerjaannya di dapur, sehingga penjualan, dan promosi. Temuan penelitian ini
perkuliahan menjadi terlewatkan. Eka yang menunjukkan bahwa selain keempat strategi
bertugas sebagai kurir di @catime.co yang disebutkan oleh Swastha di atas,
mengaku kadang mengikuti perkuliahan teknologi merupakan strategi lainnya yang
sembari mengantar pesanan para digunakan dalam pemasaran di masa pandemi
pelanggannya. Covid-19.
Namun, menjalankan kuliah dan bisnis
secara beriringan dan harmoni, seperti yang Penggunaan Teknologi
terjadi pada Mutmainnah pemilik usaha Selama pandemi berlangsung kehadiran
@kingboba.todopuli dan Azizah pemilik usaha teknologi menjadi hal yang sangat signifikan
@homebaked.bycica serta A. Nurul Marjuwa dan memiliki dampak yang sangat besar dalam
pemilik bisnis @makanza.bynuki dapat membantu berlangsungnya sebuah bisnis.
menjalankan keduanya secara beriringan Bisnis dan teknologi merupakan dua hal yang
karena mereka adalah mahasiswa semester saling berkaitan erat satu sama lain. Teknologi
akhir. sendiri menjadi bagian dari manajemen sistem
Sedangkan untuk Dwiki pemilik bisnis informasi berbasis komputer yang semakin
@sweetsalty.food yang berstatus sebagai berkembang mengikuti kemajuan jaman.
pengusaha yang memiliki banyak kesibukan, Pengaruh teknologi dalam bisnis sangat
Dwiki harus mampu untuk mengelola bisnis penting dan berfungsi untuk menjalankan
kuliner yang dirintisnya pada masa pandemi roda bisnis. Peran teknologi di era moderen
dan untuk membantu pekerjaannya berdampak dalam: 1) Menjangkau bisnis yang
mengelola bisnis kuliner maka Dwiki lebih luas, adanya teknologi kemudian dapat
mempekerjakan seorang karyawan sehingga menjangkau para konsumen secara lebih
bisa fokus dengan kesibukan dan prioritas dekat dan lebih cepat. Contohnya adalah
lainnya. melalui media sosial ataupun melalui jasa ojek
Kasus-kasus di atas mengindikasikan online, seperti Gofood dan Grabfood; 2)
bahwa dalam membagi waktu antara kuliah, Mempercepat laju bisnis, komunikasi menjadi
kesibukan lain dan bisnis, mereka memiliki jauh lebih mudah; 3) Memudahkan negosiasi
prioritas dan preferensi, ada yang menjadikan dan meningkatkan roda bisnis dengan
sebagai prioritas utama, ada yang rela teknologi, sehingga negosiasi menjadi jauh
mengorbankan kuliah ketika sedang lebih simpel karena disediakan pihak ketiga
menjalankan bisnis, ada pula dapat yang dapat terhubung melalui teknologi.
menjalankan keduanya secara beriringan dan Apalagi selama pandemi berlangsung kegiatan
harmoni. berkumpul harus dikurangi, sehingga aplikasi
seperti Zoom dapat berperan dalam
Strategi Pemasaran di Masa Pandemi mengatasi pertemuan secara langsung demi
Dalam mendirikan sebuah bisnis diperlukan mematuhi protokol kesehatan; 4) Meluasnya
pula strategi agar dapat bertahan di industri kesempatan bisnis dan mempermudah
kuliner pada masa pandemi seperti ini, di saat kegiatan promosi, itu dikarenakan teknologi
banyak orang merintis bisnis di bidang kuliner. komunikasi memudahkan lapangan pekerjaan
Swastha (2001:59) mengemukakan strategi dan memudahkan dalam perkenalan produk

11
“Startup”: Bisnis Kuliner Rintisan di Masa Pandemi Covid-19

dalam sebuah bisnis dengan cara yang jauh turut memberikan pengaruh dalam
lebih cepat seperti membuat iklan-iklan di aktivitas bisnis sebagai wadah dan fasilitas
sejumlah media sosial seperti Facebook, yang memudahkan masyarakat untuk
Instagram, dsbnya (Septian 2018: 45-48). berani mendirikan bisnis dengan
Penggunaan teknologi sebagai memanfaatkan kemudahan yang di
sebuah strategi pemasaran memang tawarkan oleh teknologi saat ini. Seperti
menjadi sebuah cara yang sangat efektif sistem pengantaran dan penjualan yang
untuk dilakukan, selain memberikan dilakukan Muh. Ilham pemilik usaha
kemudahan juga memperkecil pengeluaran @kopitadi dengan cara selalu aktif
untuk promosi. Hal ini berkelindan dengan memromosikan produk-produknya di media
pendapat Septian (2018) yang sosial khususnya di Instagram, seperti yang
mengemukakan bahwa peran teknologi nampak pada Gambar 1 dan 2 berikut ini.

Gambar 1. Media Sosial @kopitadi Gambar 2. Contoh Konten Produk @kopitadi

Konsistensi Kualitas Produk/Layanan Jasa Sri Rezki Ananda beserta tim


Dalam merancang strategi penjualan, @sunfoodiesmks, misalnya, menerapkan
seseorang harus memastikan terlebih dahulu strategi penjualan dengan menomor-satukan
kualitas dari produk atau layanan jasa yang kualitas produk. Ini terbukti dengan
ditawarkan. Untuk produk makanan dan banyaknya testimoni pelanggan yang memuji
minuman, ini berkaitan dengan bahan dan cita produk yang dimiliki. Pengiriman produk
rasa yang konsisten, sedangkan untuk @sunfoodiesmks juga memiliki tim pengantar
pelayanan, strategi “pembeli adalah raja” (kurir) sendiri dan menggunakan standar
diterapkan. Dalam bidang bisnis kuliner di higienitas pengantaran, sehingga produk
masa pandemi seperti sekarang ini produk sampai dengan aman kepada pemesan.
yang digunakan haruslah higienis, Dalam bisnisnya juga mulai dari
menggunakan bahan-bahan segar dan tidak packaging hingga cita rasa akan tetap terjaga
akan membuat daya tahan tubuh menurun. Ini karena dilakukan oleh anggota yang memang
karena makanan dan kualitas makanan sangat memiliki tugas memasak di dapur dan anggota
memengaruhi daya tahan tubuh seseorang, lain mengerjakan tugas masing-masing. Selain
sehingga pemilik bisnis kuliner harus itu juga terjadi perubahan produk maka
memerhatikan kualitas produk. melalui instagram yang dimiliki, Sri bersama
tim akan mengumumkan produk yang ready

12
Jurnal Emik, Volume 4 Nomor 1, Juni 2021

dan juga tidak ready sehingga pelanggan tidak Dalam kaitan dengan pelayanan,
perlu repot untuk bertanya mengenai produk penerapan “pembeli adalah raja” digunakan
yang sedang ready. sebagai strategi untuk menarik pembeli.
A. Nurul Marjuwa pemilik usaha Artinya, pelayanan sebaik mungkin diberikan
@makanza.bynuki, menyatakan bahwa “kalau kepada konsumen, seperti gaya bertutur kata,
menjual harus punya niat dan tidak sikap, respon terhadap pertanyaan konsumen
mengubah-ubah konsep dan rasa dari produk karena hal tersebut sangat berpengaruh
yang dijual kepada konsumennya”. terhadap “wajah” bisnis yang dikelola.
Contohnya, ketika alat dan bahan yang telah
habis dan tidak ditemukan, maka ia tidak akan Promosi (Promo)
menjualnya kepada konsumen karena tidak Strategi yang tak kalah pentingnya dan sangat
ingin mengecewakan pelanggannya karena berpengaruh terhadap peningkatan laba dan
cita rasa dari produk yang dijualnya berubah. konsumen. Terdapat banyak cara dalam
Hal seperti ini yang menjadikan sebuah mengadakan promo-promo dalam sebuah
produk diunggulkan dan menjadikan bisnis. Bagus-tidaknya sebuah produk akan
konsumen memiliki alasan untuk tetap terlihat ketika sebuah produk mengadakan
membeli produk tersebut karena layanan jasa promo-promo untuk menarik perhatian para
yang diberikan berkualitas dan bersifat konsumen, seperti yang dilakukan
konsisten. Terkadang di awal bahan yang Mutmainnah pemilik bisnis minuman
digunakan berkualitas, tapi seiring berjalannya @kingboba.toddopuli memilih hari Jum’at
waktu dan semakin banyaknya penggemar sebagai hari menyediakan “promo paket
dari makanan atau minuman tersebut, penjual hemat”. Untuk setiap hari Jum’at jika
mengubah bahan yang sekaligus mengubah melakukan pembelian melalui gojek maka
rasa. A. Nurul tidak ingin hal seperti itu terjadi akan tersedia paket hemat dengan harga yang
pada bisnis makanan yang dikelolanya. Ia ingin sangat terjangkau, dalam satu paket tersebut
selalu dikenang dengan apa yang dijualnya, tersedia tiga varian minuman berbeda,
sehingga konsumen akan selalu kembali sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 3.
untuk membelinya.

Gambar 3. Promo Jum’at Hemat @kingboba.toddopuli

13
“Startup”: Bisnis Kuliner Rintisan di Masa Pandemi Covid-19

Dalam kaitan dengan promosi, tim Ini berbeda dari yang dilakukan oleh
@sunfoodiesmks juga melakukannya melalui A. Nurul Marjuwa pemilik usaha
akun Instagram dengan meminta kepada @makanza.bynuki yang menciptakan promosi
teman untuk memromosikan akun jualan dan yang bekerjasama dengan pihak Grabfood
produk. Mereka membuat gambar produk dengan mengadakan diskon hingga 35% (lihat
dengan sangat estetik, sehingga masyarakat Gambar 4). Harga diskon memberikan daya
tertarik dengan produk tersebut. Saat ini tarik tersendiri. Namun, diskon di masa
memang promosi lebih banyak dilakukan pandemi Covid-19, ini semakin menarik
secara online dengan memanfaatkan media perhatian konsumen karena kondisi
sosial apalagi di masa pandemi Covid-19 perekonomian yang sedang krisis
seperti sekarang ini orang berupaya menyebabkan orang berupaya menghemat
menghindari interaksi langsung. pengeluaran.

Gambar 4. Promo Grabfood @makanza.bynuki

Muh. Ilham, pemilik bisnis @kopitadi, berkah sebagai cara untuk menarik pelanggan.
memiliki caranya sendiri untuk menarik Promosi ini berupa pemberian potongan harga
perhatian konsumen, yakni dengan kepada pelanggan yang memesan lebih dari
memberikan promosi ongkos kirim (ongkir) 100 porsi makanan plus lauk (rice box), seperti
secara gratis kepada para konsumennya yang yang terlihat pada Gambar 5. Misalnya, jika
memiliki jarak antar di bawah 5 km. Hal ini beli seseorang membeli satuan, maka
juga serupa dengan yang dilakukan oleh Sri harganya Rp20.000,-/boks, sementara jika
Rezki Ananda, pemilik bisnis @sunfoodiesmks, membeli 150 porsi, maka harganya Rp18.000,-
yang memberikan pemberian promosi Jum’at /porsi plus segelas air mineral.

14
Jurnal Emik, Volume 4 Nomor 1, Juni 2021

Gambar 5. Promo Harga Spesial @Sunfoodiemks

Promosi cara lainnya adalah dengan itu kelas menengah ke atas maupun kelas
sistem bundle atau paket hemat (pahe), yang menegah ke bawah. Untuk paket bundle yang
dilakukan oleh Roweina, pemilik usaha ditawarkan, yakni chicken burger free minum
@pelita_seriousburger. Ia membuat paket dibandrol dengan harga Rp25.000,- rupiah,
hemat seperti beli burger gratis minuman beef burger free minum dengan harga 27 ribu
yang harganya terjangkau sehingga dapat rupiah, sebagaimana dapat dilihat pada
dibeli oleh semua kalangan masyarakat, baik Gambar 6 berikut ini.

Gambar 6. Paket Hemat @pelita_seriousburger

Cara promosi yang berbeda dilakukan tanggal 25 juli 2020. Keuntungan bisnis lain
oleh Eka Damayanti (21 tahun), pemilik usaha bergabung melakukan giveaway ini adalah
@catime.co. Ia mengajak rekan bisnis lainnya, akan membantu bisnis tersebut semakin
yakni @butuh.inn dan @foodist.ayce untuk dikenal oleh masyarakat serta sebagai ajang
mengadakan giveaway atau undian berhadiah menambah followers instagram. Sebab
(baju tiedhye butuh.inn, minuman catime, dan terdapat beberapa persyaratan yang harus
cinnamonroll foodiest.ayce) yang ditutup pada diikuti, yakni follow ketiga akun tersebut,

15
“Startup”: Bisnis Kuliner Rintisan di Masa Pandemi Covid-19

membeli minimal 1 minuman catime, buat @butuh.inn “done” dan menandai 3 orang
story dengan mentag ig catime.co, serta teman seperti pada Gambar 7.
komen di post terakhir akun instagram

Gambar 7. Promo Giveaway @Catime.co

Kesimpulan dan Rekomendasi pembagian waktu antara pendidikan,


Pandemi Covid-19 berpengaruh besar pekerjaan utama serta bisnis kuliner startup-
terhadap kehidupan masyarakat, termasuk nya.
perekonomian mereka. Oleh karenanya, orang Dalam memasarkan produk dalam
berupaya untuk mendapatkan penghasilan bisnis kuliner rintisan ini, strategi yang
agar dapat menopang kehidupan mereka di digunakan mencakup penggunaan teknologi,
masa krisis, salah satunya dengan merintis konsistensi kualitas produk (seperti bahan dan
bisnis kuliner. Selama pandemi Covid-19 bisnis rasa)/layanan jasa (seperti sikap terhadap
kuliner berkembang bagai jamur di musim konsumen), dan promosi untuk menarik pihak
hujan. Bisnis rintisan ini dianggap paling konsumen (seperti promosi paket hemat,
potensil untuk dilakukan pertama karena Jum’at berkah, bebas ongkos kirim, potongan
selama masa pandemi Covid-19 banyak waktu harga, mengadakan give a way).
luang di rumah; kedua, karena bisnis ini dapat Bisnis kuliner startup nampaknya
dilakukan di rumah. Keduanya berkelindan memang menggiurkan untuk dijalankan tidak
dengan kebijakan pemerintah untuk lebih saja karena simplisitas dalam menjalankannya,
banyak menghabiskan waktu di rumah selama tapi juga karena kemudahan dalam
pandemi Covid-19. menjalankannya. Tapi merintis suatu bisnis
Bagaimana mereka mengelola bisnis hendaknya orang harus memerhatikan
kuliner rintisan ini sangat bergantung pada karakteristik bisnis yang ingin dirintisnya
manajemennya dan ini menjadi kunci dalam karena tidak semua jenis bisnis dapat
menjalankannya. Ada empat aspek yang dijalankan dengan manajemen dan strategi
menjadi dasar dalam pengelolaannya, yakni yang sama.
konsep pemasarannya, pembagian kerjanya,
sistem bagi hasilnya, dan bagaimana

16
Jurnal Emik, Volume 4 Nomor 1, Juni 2021

Daftar Pustaka
Burhanuddin, C. I. dan Abdi, M.N..
Koentjaraningrat. 2014. Sejarah Teori
2020."Ancaman Krisis Ekonomi Global
Antropologi I. Jakarta: Penerbit
Dari Dampak Penyebaran Virus Corona
Universitas Indonesia Press (UI Press).
(Covid-19)", Akmen, April, 17(1): 90–
98, https://e-jurnal.stienobel- Kurniawan, C.N.; Wahyu, E.E.; dan Nurbaya, S.
indonesia.ac.id/index.php/akmen, 2020. "Review Integratif Mengenai
diakses tanggal 17 September 2020. Pandemi Covid-19 dan Dampaknya
Terhadap Industri Minuman Kopi",
Churchill, N. C. dan Lewis V.L. 1983. “The Five
Prosiding Seminar Nasional
Stages of Small Business
Administrasi Bisnis dan Manajemen
Growth”, Harvard Business Review,
(SENABISMA). Malang: Politeknik
61(3):30–50,
Negri Malang, Oktober, 6:21-30,
https://hbr.org/1983/05/the-five-
stages-of-small-business-growth, https://prosiding.polinema.ac.id/sena
diakses tanggal 1 Maret 2021. bisma/index.php/senabisma/article/vi
ewFile/28/27 diakses tanggal 22
Ezizzwita, E. dan Sukma, T. 2021. “Dampak
September 2020.
Pandemi Covid-19 Terhadap Bisnis
Kuliner Dan Strategi Beradaptasi di Era Mahriani, E. 2020. “Model Bisnis di Tengah
New Normal”, Jurnal Ekonomi dan Pandemi Covid-19”, Jurnal Hadratul
Bisnis Dharma Andalas, 23(1):51-63, Madaniyah, Juni, 7(1):9-14,

https://jurnal.unidha.ac.id/index.php/ http://journal.umpalangkaraya.ac.id/i
JEBD/article/view/169/129, diakses ndex.php/jhm/article/view/1596,
tanggal 15 Maret 2021. diakses tanggal 8 November 2020.

Husain, H.; Wahyudi, M.; Safi, M.; dan Zarliz, Mufida, S.; Timur, F.G.C.; dan Waluyo, S.D.
M. 2020. "E-Bisnis Solusi Inovatif 2020. “Strategi Pemerintah Indonesia
Penggerak Ekonomi Masyarakat Dalam Menangani Wabah Covid-19
Pandemi Covid- 19", Prosiding Dari Perspektif Ekonomi”. Jurnal
Seminar Nasional Riset Dan Independent: Jurnal Politik Indonesia
Information Science (Senaris 2019), dan Global, Oktober, 1 (2):121-130,
2(1):100-104, https://jurnal.umj.ac.id/index.php/Ind
https://tunasbangsa.ac.id/seminar/ind ependen/article/view/7348/4760
ex.php/senaris/article/view/149, diakses tanggal 20 November 2020.
diakses tanggal 3 Desember 2020. Nugraha, A.E.P. dan Wahyuhastuti, N. 2017.
Imanullah, M.N.; Purwandoko, P.H.; dan Start Up Digital Business: Sebagai
Latifah, E. 2009. Faktor-Faktor Yang Solusi Penggerak Wirausaha Muda,
Mempengaruhi Keberhasilan Jurnal Musamba, 2(1):1-9,
Waralaba di Indonesia. Surakarta: https://ojs.unpkediri.ac.id/index.ph
LPPM Universitas Sebelas Maret. p/manajemen/article/view/701,
diakses tanggal 12 April 2021.
Kementrian Kesehatan RI. 2020. Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Pamungkas, R. 2014. Faktor-Faktor yang
Coronavirus Disease (Covid-19) Jakarta Mempengaruhi Keberhasilan Usaha
Selatan: Kementrian Kesehatan RI. Pemegang Usaha Waralaba: Studi

17
“Startup”: Bisnis Kuliner Rintisan di Masa Pandemi Covid-19

Kasus Pada Waralaba Makanan dan Ries, E. 2011. The Lean Startup. New York:
Minuman Lokal di Kota Semarang. Fletcher & Company.
Fakultas Ekonomi, Universitas
Septian, F. D.W. 2018. Keputusan Mendirikan
Diponegoro, Semarang.
Startup Bisnis Kreatif: Studi Kasus
Portia, L. dan Farida, L. E. 2018. “Prospek dan Bisnis Kreatif Sidoarjo. Skripsi, Fakultas
Tantangan Bisnis Kuliner (Kelompok Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas
Makanan Jadi) di Banjarmasin”, Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya.
Proceeding of National Conference On
Soekanto, A. dan Mustikarin, C. N. 2017.
Asbis, 3:253-262,
“Faktor Pendorong Kesuksesan Bisnis
http://e- Start-Up Di Surabaya”, Performa:
prosiding.poliban.ac.id/index.php/asbis/ Jurnal Manajemen dan Start-Up
article/view/307, diakses tanggal 23 Bisnis, Agustus, 2(3): 306-315,
September 2020. https://journal.uc.ac.id/index.php/per
forma/article/view/552, diakses
Prapti, R. L. dan Rahoyo. 2018. “Dampak Bisnis
tanggal 21 Maret 2021.
Kuliner Melalui Go Food Bagi
Pertumbuhan Ekonomi di Kota Sulistyaningsih, P.; Heniyatun; dan
Semarang”, Jurnal Dinamika Sosial Hendrawati, H. 2017. “Sistem Bagi
Budaya, Desember, 20(2):120-133, Hasil Dalam Perjanjian Waralaba
(Franchise) Perspektif Hukum Islam”,
http://journals.usm.ac.id/index.php/jd
Novelty, Februari, 8(1):137-156.
sb/issue/view/156, diakses tanggal 23
November 2020. Swastha, Basu. 2001. Manajemen Pemasaran
Modern. Yogyakarta: Bpfe.
Prasetiawan dan Tricahyono, D. 2017. “The
Exploration of Influential Factors Uzzaman, A. 2015. Startup Pedia. Jakarta:
Toward Competitive Advantage on Erlangga.
Digital Application Startup: Case Study
Yuyun, A. 2010. 38 Inspirasi Usaha Makanan
On Indigo Incubator Program of
Untuk Home Indostri: Modal di Bawah
Telkom”, ISCLO, 17:193-209.
5 Juta. Jakarta: Agromedia.

18

You might also like