You are on page 1of 17

Indonesia di Era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo:

Kebijakan Luar Negeri di Tengah Dinamika Lingkungan Strategis Regional


Indonesia under Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) and Joko Widodo:
Foreign Policy in the Middle of Regional Strategic Environment Dynamics
Aji Widiatmaja*, Ulul Albab**
*Program Studi Diplomasi Pertahanan, Fakultas Strategi Pertahanan,
Universitas Pertahanan Indonesia
email: *ajiwidiatmaja@gmail.com, **bolul87@gmail.com

Riwayat Artikel Abstract


Diterima 11 Maret 2019 Indonesia’s foreign policy in the Susilo Bambang Yudhoyono’s (SBY) and Joko Widodo’s
Direvisi 20 April 2019 era have their own strengths and weaknesses. SBY's foreign policy tended to be outward-
Disetujui 2 Mei 2019 looking, which was marked by promotion of soft power, high politics, and leveraging
Indonesia influence in global stage. Meanwhile, Joko Widodo's foreign policy is more
inward-looking in that it focuses more on domestic sectors. Problems will arise if a country
carries out its foreign policy in an unbalanced manner. Development in the global and
regional strategic environment requires a collective response achieved in multilateral
forums. This makes cooperation and active participation of a country in international
forums become important. This paper aims to analyze Indonesia's foreign policy under
SBY and Joko Widodo to find out the strengths and weaknesses of both foreign policies.
The author has also provided a foreign policy recommendation that combines both
inward and outward-looking perspectives in its performance. They are made in the form
of reclaiming Indonesia's leadership in ASEAN to make the region a zone of peace,
freedom, and neutrality (ZOPFAN), preventing foreign powers infiltration, maintaining
ASEAN countries sovereignty, and curbing pragmatic and unilateralist actions in response
to strategic environmental dynamics. These are important to ensure the achievement of
Indonesia’s national interests. In simple terms, outward-looking policies are adopted as a
tool to achieve national interests that benefit the Indonesian people (inward-looking).
Keywords: Foreign policy; inward looking; outward looking; Indonesia leadership;
National interest.
Abstrak
Kebijakan luar negeri Indonesia di era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan
Joko Widodo memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kebijakan
luar negeri SBY cenderung outward looking dengan mengedepankan soft power dan
bercorak high politics serta mencoba meningkatkan pengaruh Indonesia di forum
global. Sedangkan kebijakan luar negeri Joko Widodo lebih bersifat inward looking
yang berfokus pada penguatan sektor domestik. Permasalahan akan muncul jika
suatu negara tidak berimbang dalam menjalankan kebijakan luar negerinya.
Perkembangan lingkungan strategis global dan regional membutuhkan respons
kolektif yang dicapai dalam forum-foum multilateral. Hal ini membuat kerja
sama dan keaktifan suatu negara dalam forum internasional menjadi penting.
Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis kebijakan luar negeri Indonesia di era
SBY dan Joko Widodo guna mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-
masing. Kemudian, penulis juga memberikan suatu rekomendasi kebijakan luar
negeri yang menggabungkan corak inward dan outward looking dalam menjalankan
kebijakan luar negeri. Hal tersebut berupa mengembalikan kepemimpinan
Indonesia di ASEAN guna membuat ASEAN sebagai zone of peace, freedom, and
neutrality (ZOPFAN), mencegah masuknya kekuatan asing, menajaga kedaulatan
negara-negara ASEAN, serta mengurangi sikap pragmatis dan unilateralis dalam
merespon perubahan lingkungan strategis. Hal tersebut penting dilakukan
guna menjamin tercapainya kepentingan nasional Indoensia. Secara sederhana,
kebijakan outward looking digunakan sebagai alat untuk mencapai kepentingan
nasional yang memberi keuntungan pada rakyat Indonesia (inward looking).
Kata Kunci: kebijakan luar negeri; inward looking; outward looking; kepemimpinan
Indonesia; kepentingan nasional.

Politica Vol. 10 No. 1 Mei 2019 77


Pendahuluan memegang kontrol penuh di ASEAN, tetapi
Asia Tenggara merupakan wilayah yang ASEAN tetap mengedepankan konsensus
paling dinamis jika dibandingkan dengan dan kesepakatan bersama antar-anggota dalam
wilayah-wilayah lain di dunia. Wilayah ini mengambil keputusan.2 Dengan melihat
mempunyai perbedaan satu dengan yang fakta tersebut, kerjasama antar-anggota
lain dalam hal ideologi, budaya, kondisi ASEAN mutlak diperlukan dalam rangka
sosial, ekonomi, politik, dan kemampuan menjaga stabilitas dan keamanan kawasan.
pertahanan. Sebagai daerah yang pernah Meskipun telah berdiri lebih dari lima puluh
terkoyak di masa perang dingin, Asia Tenggara tahun, ASEAN masih menghadapi ancaman
berhasil mengelola konflik-konflik yang ada keamanan yang diakibatkan oleh perkembangan
dengan cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan lingkungan strategis. Beberapa masalah tersebut
terbentuknya Association of Southeast Asia meliputi sengketa di Luat China Selatan
Nations (ASEAN) di tahun 1967. Rosyidin (LCS), isu kemanusian Rohingya, illegal fishing,
mengatakan setidaknya terdapat tiga alasan sengketa perbatasan, perompakan di laut, dan
yang mendorong terbentuknya ASEAN. terorisme. Saat ini dunia sedang berada dalam
Yang pertama, ASEAN dimaksudkan sebagai tahapan multipolaritas dimana terdapat banyak
political détente antara Indonesia-Malaysia pusat kekuatan yang sekaligus menambah
yang sempat terlibat “Politik Konfrontasi” di beragamnya aktor-aktor dalam hubungan
era demokrasi terpimpin Indonesia di bawah internasional. Salah satu aktor kuat dalam
Soekarno. Konflik tersebut sempat membuat kancah internasional saat ini adalah kelompok
hubungan Indonesia-Malaysia menjadi teroris yang mencoba mengguncang struktur
memanas. Kedua, ASEAN berfungsi sebagai global dengan cara-cara yang berbahaya.3
benteng pelindung dari persebaran ideologi Melihat perkembangan lingkungan strategis
komunis meskipun akhirnya Vietnam (sebagai global maupun regional tersebut, hal yang paling
negara komunis) bergabung dengan ASEAN mungkin dilakukan adalah menjalin kerja sama
pada tahun 1995. Yang ketiga, ASEAN baik secara bilateral maupun multilateral. Hal
ditujukan untuk menciptakan wilayah Asia ini karena tidak ada negara yang mampu untuk
Tenggara yang bebas dari intervensi kekuatan menghadapi ancaman tersebut sendirian.
asing demi menjaga kedaulatan negara.1 Telah Untuk itu, menjalin hubungan baik dengan
banyak pakar menilai jika Indonesia memiliki negara-negara tetangga merupakan langkah
peranan yang penting dalam terbentuknya awal yang perlu dilakukan. Buzan dan Waever
ASEAN serta menjaganya tetap eksis hingga menyampaikan jika persebaran ancaman
saat ini. Bahkan, Indonesia telah dijuluki terhadap keamanan lebih dipengaruhi oleh
sebagai leader dan big brother bagi negara-negara lingkungan sekitar (neighborhood). Fenomena
ASEAN. inilah yang mereka sebut sebagai regional security
Hal serupa turut disampaikan oleh Mantan complex (RSC) sehingga menjalin hubungan
Menteri Pertahanan Indonesia periode 2009- kerja sama dengan negara tetangga adalah
2014, Prof. Purnomo Yusgiantoro. Beliau keniscayaan dan keharusan.4 Dalam menjalin
menyampaikan jika Indonesia merupakan big 2 Prof. Purnomo Yusgiantoro, interview dilakukan oleh
brother dan negara berpengaruh di ASEAN. Aji Widiatmaja, 3 September, 2018.
3 Mangadar Situmorang, “Orientasi Kebijakan Politik
Namun hal tersebut bukan berarti Indonesia Luar Negeri Indonesia di bawah Pemerintahan Jokowi-
JK,” Makalah Kegiatan Networking Kantor Sekretariat
1 Muhammad Rosyidin, “The Indonesian Quarterly: Wakil Presiden, Kementerian Sekretariat Negara (2014): 72
Reflection on ASEAN at its 50th Anniversary,” Centre 4 Barry Buzan & Ole Waever, Regions and Powers: The
for Strategic and International Studies (CSIS), Third structure of International Security (USA: Cambridge
Quarter, Vol. 45 No. 3 (2017): 225. University Press, 2003), 4.

78 Aji Widiatmaja, Ulul Albab: Indonesia di Era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo: ...
kerjasama internasional maka tidak lepas dari pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
kebijakan luar negeri suatu negara. Maka, (SBY) dan Joko Widodo dalam mengelola
melihat kebijakan luar negeri suatu negara, hubungan internasional guna menciptakan
dalam hal ini Indonesia, merupakan sesuatu stabilitas kawasan regional. Kemudian,
yang penting untuk melihat kesesuaiannya tulisan ini bertujuan memberikan suatu
dengan perkembangan lingkungan strategis perspektif kebijakan luar negeri Indonesia di
saat ini. Bagi Indonesia, menjaga stabilitas dan masa mendatang dengan memperhitungkan
keamanan kawasan menjadi salah satu alat faktor lingkungan strategis global, regional,
untuk mencapai kepentingan nasional. dan nasional. Penulis berpendapat bahwa
Sepuluh tahun pemerintahan Susilo kebijakan suatu negara di era shrinking world
Bambang Yudhoyono (SBY) menerapkan seperti saat ini haruslah bersifat inward dan
kebijakan luar negeri yang proaktif. Dengan outward looking. Secara lebih sederhana,
menggunakan jargon seribu kawan dan nol keaktifan dalam forum-forum internasional
musuh (thousand friends zero enemy), Indonesia dapat berkontribusi terhadap kepentingan
pada pemerintahan SBY aktif dalam percaturan nasional suatu negara.
hubungan internasional (outward looking).
SBY mengedepankan citra positif Indonesia Perkembangan Lingkungan Strategis
dengan keaktifannya pada forum-forum Global & Regional (ASEAN)
internasional.5 Di sisi lain, Joko Widodo lebih Hubungan internasional terus terjalin
fokus pada kebijakan dalam negeri (inward dan mempunyai beragam corak yang berasal
looking) terutama penguatan dalam bidang dari kepentingan nasional masing – masing
ekonomi dan infrastruktur.6 Kedua model negara. Hubungan internasional tersebut
kebijakan tersebut memiliki kelebihan masing- dapat berbentuk kerjasama perdagangan,
masing. Namun tentu saja, kedua model keamanan, pertahanan, ekonomi, pendidikan,
kebijakan tersebut juga memiliki kekurangan. hingga konflik yang semua itu didasari
Penulis berpendapat jika kebijakan dalam oleh kepentingan nasional. Kepentingan
dan luar negeri suatu negera harus dilakukan nasional merupakan tujuan, pencapaian,
secara berimbang dan terukur. Hal ini karena ataupun preferensi kebijakan yang disebarkan
terdapat linkage antara kebijakan dalam negeri melalui pelaksanaan kebijakan luar negeri
dan luar negeri yang saling mempengaruhi. yang bertujuan akhir untuk keuntungan
Linkage tersebut semakin menguat saat ini masyarakat negaranya sendiri.8 Hal ini dapat
dengan didorong oleh derasnya arus globalisasi. diartikan bahwa terdapat bermacam-macam
Giddens berpendapat bahwa globalisasi telah bentuk dalam hubungan internasional untuk
mendorong terjadinya intensifikasi hubungan mencapai kepentingan nasional. Perbedaan
internasional sehingga fenomena yang terjadi ini bisa dilihat dalam pemanfaatan sumber
di lingkup global dapat mempengaruhi daya manusia, sumber daya alam, hingga
kawasan regional, nasional, maupun lokal.7 sejarah sebuah negara. Perbedaan dalam
Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis sumber daya dan bentuk interaksi hubungan
corak kebijakan luar negeri Indonesia pada internasional inilah yang terus menggerakkan
5 Ade M Wirasenjaya, “Indonesia’s Foreign Policy and roda politik internasional. Perpolitikan
Multi-Track Regionalism,” Advances in Social Science,
Education and Humanities Research, Volume 8 (2017): internasional di era teknologi informasi
176. saat ini tidak hanya menyangkut elit politik
6 Situmorang, “Orientasi Kebijakan Politik Luar Negeri
Indonesia di bawah Pemerintahan Jokowi-JK”, 69. semata namun juga semua kalangan dan tidak
7 Anthony Giddens, The Consequence of Modernity, 8 Andrey Heywood, Global Politics, (New York: Palgrave
(Stanford: Stanford University Press, 1990), 64 Macmillan, 2011), 57

Politica Vol. 10 No. 1 Mei 2019 79


terikat oleh batas-batas negara. Aktor-aktor mensukseskan kepentingan nasionalnya
baru dalam hubungan internasional (non-state secara langsung maupun tidak langsung telah
actor) tersebut saat ini dapat mempengaruhi mempengaruhi kawasan Asia Tenggara.
perpolitikan internasional. Perekonomian di Asia Tenggara saat ini
Perpolitikan internasional yang terus didorong oleh perkembangan yang cepat dari
bergerak ini juga turut berkontribusi terhadap China terlepas dari efek positif maupun negatif
dinamisitas lingkungan strategis global & yang terjadi. Perkembangan perekonomian
regional (ASEAN). Lingkungan strategis tentu akan diikuti oleh meningkatnya intensitas
global saat ini digerakan oleh dua isu besar hubungan internasional yang berpengaruh dan
yaitu pertahanan dan ekonomi. Negara dipengaruhi oleh perpolitikan internasional
yang saat ini mendominasi perpolitikan yang sedang terjadi. Deputi Kepala Bidang
internasional dalam dua isu tersebut adalah Asia Kementerian Perdagangan China, Yang
Amerika Serikat dan China. Dinamisitas di Weiqun, menyatakan jika nilai perdagangan
wilayah ASEAN berawal dari kebijakan luar antara ASEAN dan China selama tahun 2018
negeri Amerika Serikat di era Barrack Obama tercatat sebesar 587,87 miliar dolar AS. Angka
yaitu “rebalancing to the Asia–Pacific” yang tersebut menunjukkan tren peningkatan dari
dikeluarkan pada tahun 2009. Kebijakan ini tahun ke tahun. Selain perdagangan, angka
bertujuan untuk menyaingi pengaruh China investasi antara ASEAN-China mencapai
yang terus berkembang pesat di daerah Asia 205,71 miliar dollar AS atau sekitar 22 kali
Pasifik. Tentu saja hal ini menimbulkan lipat sejak tahun 2004.10
kemunculan fenomena “balance of power” Peningkatan ekonomi China diberbagai
yang mengusik status quo yang selama ini bidang pada kenyataanya telah melewati
dipegang oleh Amerika Serikat. Dengan laju pertumbuhan negara-negara raksasa
kebijkan tersebut, Amerika Serikat berusaha dalam bidang ekonomi seperti Amerika
untuk mendukung isu-isu internasional yang Serikat, Jepang, dan beberapa negara di
bertentangan dengan kepentingan nasional Eropa. Walaupun tidak semua negara di Asia
China.9 Contoh dari hal tersebut adalah Tenggara mendapatkan efek perkembangan
dukungan kuat terhadap kemerdekaan ekonomi yang sama, namun hubungan ini
Taiwan dari China serta kedekatan hubungan telah membangun kedekatan perekonomian
Amerika Serikat dengan Jepang dan Korea China dan Asia Tenggara yang berakibat pada
Selatan guna mengamankan kepentingan berkurangnya interaksi perekonomian dari
nasionalnya di kawasan pasifik. Di bawah pihak lainnya termasuk Amerika Serikat. Tentu
Trump, Amerika Serikat semakin frontal hal ini menjadi perhatian serius bagi Amerika
untuk melawan China dengan menerapkan Serikat yang sudah lama menancapkan
politik “trade war” yang membuat struktur pengaruh di wilayah ini. Negara di kawasan Asia
ekonomi global turut terpengaruh. Isu Laut Tenggara yang berada di antara dua kekuatan
China Selatan (LCS) juga turut menjadi ekonomi dan politik besar terus berusaha
perhatian di wilayah regional Asia Tenggara untuk menjaga jarak antara kedua belah pihak
karena terdapat beberapa negara ASEAN yang untuk memaksimalkan keuntungan hasil
terlibat secara langsung di dalamnya. Amerika dinamika tersebut. Namun, dalam beberapa
Serikat dan Tiongkok yang berusaha untuk isu negara-negara ASEAN cenderung
9 J. Canrong, “How America's relationship with China 10 Koko, Triarko, “Nilai Perdagangan ASEAN-Cina 2018,
changed under Obama,” World Economic Forum, 14 Meningkat,” Cendana News, 14 Mar 2019 - 14:47,
Desember 2016, diakses 20 Januari 2019. https:// diakses 13 April 2019, https://www.cendananews.
www.weforum.org/agenda/2016/12/america-china- com/2019/03/nilai-perdagangan-asean-cina-2018-
relationship meningkat.html

80 Aji Widiatmaja, Ulul Albab: Indonesia di Era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo: ...
bersikap unilateralis demi mepertahankan pragmatisme Indonesia yang sedang gencar
kepentingan nasionalnya.11 Hal ini dapat membangun infrastruktur dan membutuhkan
dilihat dari sengketa di Laut China Selatan investor dana yang besar. Di bawah Presiden
(LCS). Beberapa negara ASEAN, termasuk Joko Widodo, kebijakan Indonesia di Laut
Indonesia, mempunyai sikap yang berbeda dan Cina Selatan telah berubah dari active player
cenderung meninggalkan mekanisme ASEAN dalam membangun solusi damai menjadi lebih
yang mengedepankan dialog dan konsensus. pragmatis untuk melindungi kepentingan
Hal ini dapat berakibat melemahnya nasionalnya. Pembangunan pangkalan militer
regionalitas ASEAN dalam menjaga kawasan Indonesia di Natuna menunjukkan sikap
tersebut tetap stabil dan aman. Pembangunan Indonesia terhadap kedaulatannya, namun di
pangkalan militer China di LCS yang sisi lain Indonesia tidak bisa terlalu antagonis
kemudian diikuti oleh Indonesia di wilayah terhadap China. Hal ini karena China
Natuna, dan masuknya intervensi Amerika merupakan investor potensial bagi proyek-
Serikat secara langsung maupun tidak langsung proyek infrastruktur di Indonesia.12
di LCS menandakan mekanisme ASEAN Fakta-fakta di atas menunjukkan
tidak berjalan. Hal ini mengakibatkan pada pragmatisme negara-negara di ASEAN dalam
terjadinya ketidakpastian dan ketidakstabilan menjamin kepentingan nasionalnya. Namun,
di kawasan regional ASEAN. hal tersebut akan berakibat buruk bagi
Rivalitas Sino-AS di Laut China Selatan keberlangsungan budaya konsensus ASEAN
(LCS) mendorong kedekatan Vietnam, yang sebagai mekanisme dalam pengambilan
merupakan claimant state di isu tersebut, keputusan. Tentu saja pragmatisme negara-
kepada Amerika Serikat. Hal ini cukup negara ASEAN, yang sekaligus meninggalkan
menarik mengingat Vietnam merupakan “budaya ASEAN” yang mengedepankan
negara komunis yang serupa dengan China. konsensus dan dialog, dapat mengurangi
Namun keterbukaan ekonomi Vietnam kemungkinan terjadinya collective action negara-
dan dukungan Amerika Serikat di Laut negara ASEAN sehingga dapat berakibat
China Selatan membawa hubungan yang pada instabilitas kawasan. ASEAN yang telah
lebih dekat pada kedua negara. Di sisi yang berdiri sejak tahun 1967, saat ini sedang
lain, Filipina yang selama bertahun-tahun menghadapi ujian besar untuk memilih antara
dekat dengan Amerika Serikat saat ini lebih kepentingan nasional atau keberlangsungan
mendekat kepada China. Hal ini dibuktikan kebersamaan regional. Penulis berpendapat
dengan berbagai kesempatan dalam bidang kedua hal tersebut harus dilaksanakan secara
perekonomian yang terbuka lebar terlebih berimbang dan tidak berat sebelah. Indonesia
dengan adanya pemberhentiaan bantuan dana sebagai big brother bagi negara-negara anggota
dari Amerika Serikat. Pemberhentian bantuan ASEAN saat ini perlu meningkatkan peran dan
ini dikarenakan kebijakan Presiden Duterte kepemimpinan di ASEAN guna memperkuat
yang memerangi narkoba dianggap telah stabilitas keamanan dan kerja sama
melanggar hak asasi manusia (HAM). Tak internasional di wilayah Asia Tenggara. Hal ini
ketinggalan Indonesia turut mempertahankan penting dikarenakan wilayah Asia Tenggara
kepentingan nasionalnya di tengah turbulensi merupakan wilayah yang rentan terhadap
regional ASEAN. Hal ini dapat dilihat dari aksi-aksi kejahatan seperti perompakan, illegal
fishing, dan terorisme.
11 A.M. Murphy, “Great Power Rivalries, Domestic
Politics and Southeast Asian Foreign Policy: Exploring 12 Aaron L. Connelly, “Indonesia in the South China
the Linkages,” Asian Security 13, no. 3 (Agustus 2017): Sea: Going it alone,” Lowy Institute for International
165-182 Policy, (Desember 2016): 1

Politica Vol. 10 No. 1 Mei 2019 81


Potensi Ancaman di Wilayah Regional pertahanan di antara negara-negara ASEAN
ASEAN dalam menanggulangi terorisme. Hal ini
Potensi ancaman bagi kawasan Asia dapat berakibat terjadinya terorisme spillover
Tenggara saat ini mayoritas merupakan atau penyebaran terorisme ke wilayah negara
ancaman – ancaman berbentuk asimetris yang lain karena ketidakmampuan suatu negara
meliputi Illegal Unreported Unregulated (IUU) melawan terorisme di wilayahnya sendiri.
fishing, terorisme, piracy, dan human rights. Terorisme di Asia Tenggara telah menjadi
Ancaman dari luar kawasan yang merembet perhatian khusus bagi negara dan masyarakat
kepada lingkungan strategis kawasan Asia di kawasan di tahun 2002 pada insiden bom
Tenggara yaitu klaim sepihak dari China Bali 1. Telah diketahui jika serangan bom
atas Laut China Selatan yang menyangkut ini difasilitasi oleh jaringan terorisme Al
kedaulatan negara Filipina, Malaysia, Brunei Qaeda yang berasal dari luar kawasan Asia
Darussalam, Vietnam, dan Indonesia. Bagi Tenggara. Situasi dan kondisi saat ini yang
Indonesia ancaman-ancaman tersebut dapat terus berkembang memungkinkan jaringan
mengganggu stabilitas serta perkembangan terorisme menyebarkan pahamnya dengan
perekonomian, keamanan, dan perpolitikan memanfaatkan teknologi informasi di dunia
regional sehingga dapat mengganggu proses digital seperti media sosial, internet, dan
pembangunan di dalam negeri. Berbagai macam media chatting online. Kemunculan generasi
potensi ancaman dari dalam dan luar kawasan baru terorisme ini disebut oleh Menteri
ini tak kunjung selesai dikarenakan ruang Pertahanan Indonesia Rayamizard Ryacudu
lingkupnya yang bersifat lintas batas negara. dalam kasus Bom Surabaya sebagai terorisme
Untuk menghadapi berbagai permasalahan generasi ketiga dikarenakan ide terorisme
lintas batas tersebut penyelesaiannya dengan tujuan tidak lagi hanya meneror agama
seharusnya juga melakukan penyelesaian lintas non-Islam namun agar menciptakan negara
batas negara dengan artian kerja sama antar dengan hukum Islam seperti jaringan ISIS
negara dalam dan luar kawasan Asia Tenggara. (Islamic State) yang kemudian menyebar ke
Dengan kata lain, kerja sama internasional Eropa dan Asia melalui sosial media, jaringan
dan multilateral menjadi sangat penting tidak formal, dan pelatihan dari terorisme
untuk mengatasi permasalahan-permasalahan asing.13
yang ada. Terjalinya kerja sama internasional Hal ini sebenarnya juga telah dilontarkan
antar-negara membutuhkan stabilitas dan sebelumnya oleh Liow dalam penelitiannya. Ia
ketiadaan konflik atau sengketa. Hal tersebut menjelaskan jika terjadi perubahan pergerakan
penting mengingat perkembangan lingkungan terorisme akibat terdesaknya ISIS di Timur
strategis telah menimbulkan banyak ancaman Tengah sebagai pusat kegiatan terorisme.
terhadap keamanan dan pertahanan negara. Terdesaknya ISIS pada akhirnya menjadikan
Salah satu ancaman nyata bagi negara-negara para militan dan kelompok-kelompok teroris
di kawasan Asia Tenggara saat ini adalah di kawasan Asia Tenggara menjadi lebih aktif.
terorisme. Hal ini dapat dilihat dari kasus Marawi yang
Terorisme menjadi ancaman yang nyata diusahakan oleh kelompok terorisme sebagai
di wilayah regional ASEAN dari dulu hingga markas untuk operasi teror di kawasan Asia
saat ini. Hal ini diperparah dengan belum 13 N. Chandran. “Family Terrorism is Southeast Asia's
adanya kesepahaman terkait fenomena Newest Threat, Defense Officials Warn,” CNBC Asia
Pacific News, 3 Juni 2018, diakses 21 Februari 2019.
terorisme, sensifitas dalam hal kedaulatan, https://www.cnbc.com/2018/06/03/family-terrorism-
dan ketidakberimbangan kemampuan is-southeast-asias-newest-threat-defense-officials-warn.
html

82 Aji Widiatmaja, Ulul Albab: Indonesia di Era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo: ...
tenggara. Kemudian cara-cara dan profil Pompeo menghasilkan kesepakatan tidak akan
perekrutan yang biasanya berputar di ruang berdiam diri jika terdapat code of conduct (COC)
lingkup para grup radikal mulai berubah yang akan merugikan kepentingan pihak ketiga
kepada mereka yang tidak punya keterlibatan atau hak dari semua negara dibawah hukum
langsung atau disebut sebagai lone wolf terrorist, internasional. Hal ini dapat diartikan jika
yaitu pelaku teror secara individu tanpa adanya AS dan Australia akan selalu mengupayakan
keterikatan dengan grup teroris. Perilaku lone adanya kesepakatan yang menguntungkan
wolf terrorist dapat terjadi karena pengaruh yang mereka.15 Sengketa perbatasan di wilayah LCS
disebarkan melalui internet dan media sosial.14 telah berubah menjadi arena pertarungan
Upaya dalam memerangi kasus terorisme yang kepentingan banyak pihak baik negara-negara
bersifat lintas negara di kawasan Asia Tenggara ASEAN maupun negara-negara di luar ASEAN.
telah dilakukan dengan berbagai upaya. Upaya Diperlukan suatu kepemimpinan strategis
tersebut seperti kerjasama antar negara seperti dan komitmen negara-negara ASEAN untuk
Our Eyes Initiatives (OEI) yang beranggotakan menjaga kawasan regional tersebut tetap stabil
6 Negara Asia Tenggara untuk saling bertukar dan aman. Maka sentralitas ASEAN dalam me-
informasi intelijen dan pembentukan Trilateral manage konflik harus ditegakkan. Hal ini semata-
Patrol antara Indonesia-Malaysia-Filipina di mata guna melindungi kepentingan nasional
wilayah Laut Sulu. Kepentingan nasional yang masing-masing negara ASEAN, yang dalam hal
sama memunculkan inisitatif untuk bekerja ini termasuk Indonesia. Di era kepemimpinan
sama. Namun kerja sama tersebut memerlukan Joko Widodo, sentralitas Indonesia di ASEAN
kesungguhan dan komitmen yang semaksimal cenderung mengalami penurunan dibandingkan
mungkin dari negara. Hal ini penting dalam di era kepemimpinan SBY.
rangka untuk menjalin beragam inisiatif
kerjasama di kawasan dalam memerangi Citra Positif Kebijakan Luar Negeri
terorisme, radikalisme, dan ekstrimisme garis Indonesia di Era SBY
keras. Indonesia di bawah pemerintahan Susilo
Selain terorisme, permasalahan yang cukup Bambang Yudhoyono (SBY) menampilkan
mendapat perhatian adalah sengketa perbatasan kebijakan luar negeri yang pro aktif dan high
(territorial disputes) di Laut China Selatan (LCS) profile. Hal ini ditandai dengan safari politik
yang menjadi suatu potensi konflik besar. internasional yang dilakukan oleh SBY dalam
Tentu permasalahan di LCS membutuhkan rangka meningkatkan citra positif Indonesia di
kesabaran dalam kerja sama dan dialog dengan kancah internasional. Dengan menggunakan
sekaligus menahan ego nasionalisme masing- jargon “thousand friends zero enemy” SBY ingin
masing negara. Terkait sengketa tersebut menunjukkan posisi penting Indonesia di
telah dilakukan berbagai pertemuan bilateral dunia internasional. Pada tahun-tahun awal
dan multilateral dalam penyelesaiannya yang pemerintahanya, SBY telah mengunjungi
terbukti sampai sekarang tidak ada eskalasi Malaysia dan Singapura yang merupakan
konflik. Namun, pembangunan pangkalan tetangga dekat Indonesia. Hal ini penting
militer China dan Indonesia di kawasan sebagai tanda “perkenalan” sebagai langkah
serta masuknya intervensi Amerika Serikat awal upaya diplomasi di masa yang akan
telah membuat wilayah LCS menjadi sedikit 15 Emanuele Scimia, “South China Sea progress between
memanas. Ditambah lagi adanya pertemuan China and Asean will run into choppy waters with the
US”, South China Morning Post, 29 Februari 2018, diakses
antara AS – Australia yang dikatakan oleh 21 Februari 2019, https://www.scmp.com/comment/
14 J.C. Liow, “Shifting Sands of Terrorism in Southeast insight-opinion/united-states/article/2158455/south-
Asia,” RSIS Commentary, 15 Februari 2018, no. 25: 1-5. china-sea-progress-between-china-and

Politica Vol. 10 No. 1 Mei 2019 83


datang. Setelah itu, SBY juga mengunjungi mapan seperti Amerika Serikat dan Uni
Australia, Selandia Baru, dan Timor Leste.16 Eropa.18 Dalam isu Laut China Selatan (LCS),
Pada tahun 2009 Presiden Susilo Bambang Indonesia di bawah SBY mengambil peran
Yudhoyono pernah berkata jika “no country sebagai mediator yang selalu menekankan
perceives Indonesia as an enemy and there is no pada penyelesaian masalah secara damai. Ia
country which Indonesia considers an enemy. Thus, mengatakan pada forum KTT ke-24 ASEAN
Indonesia can exercise its foreign policy freely in di Myanmar bahwa Indonesia secara moral
all directions, having a million friends and zero merasa terpanggil untuk berperan aktif dalam
enemies”.17 Kata-kata tersebut mengandung penyelesaian sengketa di LCS.19 Indonesia
makna jika Indonesia merupakan negara berperan penting dalam menjaga stabilitas
yang mendorong kerja sama yang konstruktif kawasan dan menghindari konflik dalam
dengan negara manapun. Kemudian kalimat menangani isu LCS.
tersebut juga memberi pesan kepada dunia Dalam isu terorisme, Indonesia di bawah
bahwa Indonesia merupakan negara yang SBY mencitrakan dirinya sebagai negara Islam
tidak gemar berkonflik. terbesar di dunia yang menolak aksi-aksi
Dari fakta di atas dapat disimpulkan jika terorisme yang berlatar belakang agama Islam.
SBY berusaha untuk memulai hubungan Prof. Makarim Wibisono pernah mengatakan
internasional dengan negara-negara ASEAN jika Indonesia paska peristiwa 9/11 mencoba
dan beberapa negara tetangga di sekitar untuk membuktikan kepada dunia jika
ASEAN. Hal ini sesuai dengan politik luar semua yang beragama Islam tidak serta merta
negeri yang dianut oleh Indonesia sejak Orde adalah teroris.20 SBY turut berpartisipasi
Baru yaitu Concentric Cirle Formula. Konsep ini di banyak forum global dalam bidang anti-
menjadikan ASEAN terletak pada concentric terorisme, menjadi ketua Asia-Pacifik Economic
circle yang pertama dan berfungsi sebagai corner Cooperation (APEC) Counter Terrorism Task
stone politik luar negeri Indonesia. Dengan Force, dan memainkan berbagai peran penting
kata lain, ASEAN menjadi fokus utama dalam dalam membangun komunikasi dengan
kebijakan luar negeri Indonesia. Di lingkaran negara-negara non-Islam untuk membangun
kedua, terdapat negara-negara yang tergabung kepercayaan terhadap Islam. SBY menekankan
dalam Pacific Island Forum dan the South West bahwa Islam menentang segala bentuk
Pacific Dialogue. Selain itu juga terdapat ekstrimisme. Hal tersebut disampaikan dalam
Konsultasi Tripartite antara Indonesia, beberapa kesempatan seperti saat bertemu
Australia, dan Timor Timur. Serta di dalam dengan Iyad Ameen Madani, yang merupakan
lingkaran konsentris kedua ini juga terdapat Sekretaris Jenderal OKI (Organisasi Kerja
ASEAN + 3 yang meliputi Jepang, Tiongkok, Sama Islam). Pertemuan tersebut dilakukan di
dan Korea Selatan. Sedangkan di dalam sela-sela pertemuan ke-6 United Nations Alliance
lingkaran konsentris ketiga memfokuskan
18 Inayati, Ratna Shofia, “Pemerintahan Susilo Bambang
pada kerja sama dengan negara ekonomi Yudhoyono dan Politik Luar Negeri Indonesia”,
E-Journal Politik LIPI, 2016, diakses 27 Februari 2019,
16 Ratna Shofi Inayati, “Pemerintahan Susilo Bambang http://ejournal.politik.lipi.go.id/index.php/jpp/
Yudhoyono dan Politik Luar Negeri Indonesia,” article/viewFile/390/227
E-Journal Politik LIPI, 2016, diakses 27 Februari 2019, 19 Rizki Gunawan, “SBY: Indonesia Terdepan Damaikan
http://ejournal.politik.lipi.go.id/index.php/jpp/ Konflik Laut China Selatan”, Liputan6.com, 12 Mei
article/viewFile/390/227 2014, 18:03 WIB, diakses 14 April 2019, https://www.
17 Rizky Alif Alvia, Ganesh Cintika Putri, & Irfan liputan6.com/global/read/2048913/sby-indonesia-
Ardhani. “Haluan Baru Politik Luar Negeri Indonesia: terdepan-damaikan-konflik-laut-china-selatan
Perbandingan Diplomasi ‘Middle Power’ Susilo 20 Ahmad Fuad Fanani, SBY and the Place of Islam in
Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo”, Jurnal Indonesian Foreign Policy, (Adelaide: Flinder University,
Hubungan Internasional 6, no. 2 (Maret 2018): 152 2012), 81

84 Aji Widiatmaja, Ulul Albab: Indonesia di Era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo: ...
of Civilitations (UNAOC) di Bali tahun 2014 negara-negara lain dalam menjalin kerja sama
silam.21 yang konstruktif dengan Indonesia. Selama
Terpilihnya SBY memberikan harapan beberapa tahun Indonesia di bawah SBY telah
baru bagi terciptanya pemerintahan Indonesia banyak membangun diplomasi internasional
yang lebih baik dan berperan dalam kancah sebagai fokus utama politik luar negeri.
perpolitikan internasional. Hal ini diawali Membangun kedekatan dengan negara mitra
oleh SBY dengan menawarkan kerja sama New kunci yang merupakan negara maju maupun
Asian-African Strategic Partnership (NAASP) negara berkembang diwujudkan dalam bingkai
DI Konferensi Asia–Afrika ke-50 pada April strategic partnership ataupun comprehensive
tahun 2005.22 Rizal Sukma mengatakan jika partnership. Kedua bentuk kemitraan tersebut
terdapat tiga strategi utama dalam politik merupakan suatu cara untuk menyusun struktur
luar negeri SBY. Yang pertama adalah hubungan, persetujuan yang didasarkan
fokus Indonesia dalam memprioritaskan pada prioritas, serta langkah-langkah yang
pembentukan komunitas regional dengan disusun guna mencapai target yang telah
menekankan pada multilateralisme. Hal ini disepakati bersama. Hal ini dapat membuat
ditunjukan dengan keaktifan Indonesia pada kerja sama tersebut menjadi lebih terstruktur
forum-forum multilateral seperti ASEAN, dan terurkur.24 Prinsip “thousand friends zero
APEC, ASEAN + 3, ASEAN Regional Forum enemy” merupakan suatu proyeksi kekuatan
(ARF), dan East Asia Summit (EAS). Fokus soft power Indonesia guna meningkatkan
kedua politik luar negeri Indonesia di bawah kepercayaan dunia internasional sehingga dapat
SBY adalah turut memberikan perhatian pada membangun kerja sama yang konstruktif25
hubungan-hubungan bilateral dengan negara dalam menciptakan stabilitas dan keamanan
major dan regional power yang meliputi Cina, kawasan.
Korea Selatan, Australia, Jepang, dan Amerika
Serikat. Kemudian yang ketiga adalah fokus Pragmatisme Kebijakan Luar Negeri
politik Indonesia dalam upaya untuk aktif dan Indonesia di bawah Joko Widodo
berkontribusi dalam masalah-masalah global Di era Presiden Joko Widodo dapat
seperti perubahan iklim, keamanan energi, dikatakan kebijakan luar negeri Indonesia,
ekonomi, dan pangan.23 jika tidak berbanding berbalik, memiliki
Hal tersebut di atas dilakukan oleh SBY perbedaan yang signifikan dengan SBY.
dalam rangka untuk menciptakan citra positif Banyak kalangan menilai jika Presiden
Indonesia di mata dunia. Efek dari penguatan Joko Widodo memiliki pandangan yang
citra positif dapat meningkatkan kepercayaan inward looking atau lebih memfokuskan pada
21 Sandro Gatra, “Presiden SBY dan Sekjen OKI Bahas
dinamika dalam negeri. Perbedaan latar
Perkembangan ISIS dan Boko Haram”, Kompas.com - belakang dengan SBY menjadi salah satu
29/08/2014, 10:22 WIB, diakses 16 April 2019, https:// faktor yang menentukan gaya kepemimpinan
nasional.kompas.com/read/2014/08/29/10220191/
Presiden.SBY.dan.Sekjen.OKI.Bahas.Perkembangan. Joko Widodo. SBY yang berlatar belakang
ISIS.dan.Boko.Haram militer dan memiliki pengalaman politik
22 Andhik Beni Saputra, “Politik Luar Negeri Indonesia
di bawah Susilo Bambang Yudhoyono tahun nasional dan internasional berbeda dengan
2009-2011,” Repository UNRI, (2012), diakses 27
Februari 2019, https://repository.unri.ac.id/xmlui/ 24 Andhik Beni Saputra, “Politik Luar Negeri Indonesia
bitstream/handle/123456789/1066/PLN%20 di bawah Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2009-
RI%20Era%20Presiden%20SBY%202009-2011. 2011,” 6
pdf?sequence=1&isAllowed=y 25 Tonny Dian Effendi, “Memahami Politik Luar Negeri
23 Andhik Beni Saputra, “Politik Luar Negeri Indonesia Indonesia Era Susilo Bambang Yudhoyono secara
di bawah Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2009- Komprehensif: Resensi Buku,” Indonesian Perspective,
2011, 5 Vol. 2, No. 1 (Januari-Juni 2017): 77-81

Politica Vol. 10 No. 1 Mei 2019 85


Joko Widodo yang belum terbiasa dengan Kebijakan-kebijakan luar negeri tersebut
forum-forum internasional multilateral. Joko dilakukan dengan tetap berpegang pada
Widodo menerapkan kebijakan down-to-earth prinsip kepentingan nasional yang nyata dan
diplomacy atau diplomasi membumi terhadap manfaatnya secara langsung terasa.
kebijakan luar negeri Indonesia. Kebijakan Terkait dengan isu stabilitas keamanan
diplomasi membumi dimaksudkan untuk kawasan seperti terorisme dan Laut China
memberikan manfaat langsung bagi rakyat Selatan (LCS), profil politik Joko Widodo tidak
Indonesia. Dalam artian segala bentuk kerja sekuat SBY. Dalam isu terorisme misalnya, Joko
sama difokuskan pada kepentingan nasional Widodo tidak terlalu vokal dan aktif dalam
terutama dalam bidang ekonomi.26 Hal ini forum-forum internasional anti-terorisme.
menunjukkan bahwa Indonesia di bawah Joko Joko Widodo cenderung mendelegasikan
Widodo tidak terlalu fokus pada pembentukan forum-forum tersebut kepada kementerian
citra positif di kancah internasional. Joko dan lembaga terkait seperti Kementerian
Widodo menginginkan hasil yang cepat (quick Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan.
result) dari kerja sama-kerja sama internasional Kemunculan ISIS dan peningkatan aktivitas
yang dijalankan oleh Indonesia. kelompok terroris Abu Sayyaf di Filiphina
Down-to-Earth Diplomacy juga dapat diartikan turut meningkatkan intensitas pertemuan dan
sebagai kebijakan yang mengutamakan komitmen para pemimpin di kawasan baik
kepentingan domestik atau lebih tepatnya bilateral maupun multilateral. Peran tersebut
publik Indonesia dengan mengutamakan isu tidak langsung dimainkan oleh Joko Widodo,
sosial ekonomi yang secara langsung dapat sebagai contoh kerja sama di tingkat ASEAN
dirasakan masyarakat Indonesia. Dengan yang membentuk “Our Eyes”, yang merupakan
berfokus pada isu-isu domestik, bukan berarti kerja sama pertukaran informasi strategis untuk
Joko Widodo meninggalkan kebijkan luar meningkatkan keamanan kawasan, diprakarsai
negerinya. Fokus kebijakan luar negeri Joko oleh enam Menteri Pertahanan negara ASEAN,
Widodo diprioritaskan pada isu-isu ekonomi termasuk Indonesia, pada tahun 2018.28
yang memberikan manfaat secara nyata bagi Sedangkan dalam isu Laut China Selatan
Indonesia. Sebagai contoh, saat ini Indonesia (LCS), Indonesia di bawah Joko Widodo
sedang menggerakkan beberapa perundingan tidak memainkan peran sentral. Turunnya
ekonomi yang meliputi Comprehensive Economic peran Indonesia di ASEAN dalam isu LCS
Partnership Agreement (CEPA), Free Trade membuat kondisi kawasan menjadi memanas.
Agreement (FTA), Preferential Trade Agreement Dibangunnya pangkalan militer China di
(PTA), dan akan memulai perundingan wilayah LCS yang kemudian diikuti oleh
Bilateral Investment Treaty (BIT). Di luar isu Indonesia dengan melakukan hal yang sama di
ekonomi, kebijakan luar negeri Indonesia juga Natuna menandakan mekanisme ASEAN tidak
berhasil dalam hal perlindungan warga negara berjalan. Joko Widodo pada kenyataannya
Indonesia (WNI) di luar negeri. Tercatat dalam lebih menampilkan corak kepemimpinan yang
tiga tahun pemerintahan Joko Widodo pada bersifat penguatan domestik (inward looking).
tahun 2015-2017 telah berhasil menyelesaikan Jokowi,” Tagar News, 25 Oktober 2017, diakses 27
sebanyak 25.620 kasus hukum yang dihadapi Februari 2019, https://www.tagar.id/melihat-politik-
luar-negeri-jokowi
oleh WNI. Serta sebanyak 1035 tindak pidana 28 Kementerian Pertahanan RI, “Enam Menhan ASEAN
perdagangan orang berhasil untuk diatasi.27 Tandatangani Perjanjian Kerja Sama “Our Eyes””,
ADMM Retreat 2018, diakses 14 April 2019, https://
26 Aaron L. Connelly, “Indonesia in the South China www.kemhan.go.id/2018/02/06/enam-menhan-
Sea: Going it alone,” 7. asean-tandatangani-perjanjian-kerja-sama-our-eyes-
27 Fetra Tumanggor, “Melihat Politik Luar Negeri dalam-admm-retreat-2018.html

86 Aji Widiatmaja, Ulul Albab: Indonesia di Era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo: ...
Terdapat empat komponen penanda yang dalam hal ini Presiden Joko Widodo, harus
mengkonstruksi kebijakan inward looking Joko menguasai permasalahan bangsa baik internal
Widodo. Yang pertama terkait dengan prinsip maupun eksternal sebagai modal analisis
dan tujuan politik luar negeri Indonesia. dalam mengambil kebijakan.30 Latar belakang
Prinsip ini tetap berpegang pada konsep bebas- Presiden Joko Widodo yang belum memiliki
aktif yang selama ini dianut pada kebijakan cukup pengalaman perpolitikan internasional,
luar negeri Indoensia. Implementasi dari sangat mempengaruhi warna kebijakan luar
prinsip ini dapat dibaca pada visi-misi Joko negeri Indonesia yang saat ini cenderung
Widodo-Jusuf Kalla yang menginginkan inward looking.
Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan Namun demikian, terdapat pula penanda
berkepribadian gotong royong. Kemudian, bahwa Indonesia di bawah Joko Widodo
Joko Widodo juga memberikan prioritas juga menampilkan kebijakan yang bersifat
pada empat elemen yang berfokus pada outward looking. Akan tetapi, corak outward
rakyat yaitu perlindungan WNI/TKI di luar looking tersebut berbeda dengan SBY yang
negeri, perlindungan sumber daya alam dan mengedepankan citra positif. Indonesia di
perdagangan, produktivitas perekonomian, era Joko Widodo menekankan pada orientasi
dan pertahanan dan keamanan nasional. dan strategi yang berpegang pada kepentingan
Komponen kedua sebagai penanda kebijakan nasional. Upaya penenggelaman kapal asing
inward looking Joko Widodo adalah konstelasi yang mencuri ikan di perairan Indonesia
politik internasional dan regional. Dalam hal dan keaktifan di forum-forum internasional
perkembangan lingkungan strategis global seperti APEC, G20, dan IORA menjadi
dan regional, pemerintah Indonesia cukup penanda outward looking Joko Widodo. Namun
merespons dengan baik terutama dalam isu orientasi kebijakan luar negeri tersebut tetap
keamanan dan ekonomi.29 didasarkan pada pragmatisme “no profit no
Komponen ketiga adalah dinamika politik deal”. Hamzah menyatakan jika Joko Widodo
dalam negeri yang cukup menyita perhatian merupakan pribadi yang berorientasi hasil
Presiden Joko Widodo. Dalam fenomena nyata. Joko Widodo memang tidak selalu
konsolidasi demokrasi paska reformasi, masih nyaman dengan lingkungan internasional di
terdapat beberapa permasalahan yang menjadi tengah-tengah kekuatan politik global.31 Jika
perhatian pemerintah. Permasalahan tersebut di analisis menggunakan Rational Action Model
meliputi penegakan hukum dan HAM, (RAM), maka corak kepemimpinan Joko
pemberantasan korupsi, reformasi birokrasi, Widodo sangat ditentukan oleh pengalaman
dan penguatan lembaga-lemabaga demokrasi. pribadinya yang berbeda dengan SBY. Hal
Penguatan pada elemen-elemen tersebut inilah yang menjadi corak bagi Joko Widodo
sejatinya dapat menjadi elemen positif dalam menjalankan kebijakan luar negeri
bagi citra Indonesia di mata internasional Indonesia di bawah kepemimpinannya.
sebagai salah satu negara demokrasi terbesar Indonesia di bawah Presiden Joko Widodo
di dunia. Komponen keempat adalah gaya pada kenyataannya memiliki cukup prestasi
kepemimpinan Joko Widodo yang didasarkan di dalam kebijakan luar negerinya. Selain
pada konsep Rational Action Model (RAM). bersemangat menggerakkan forum-forum
RAM mengandaikan jika para pembuat 30 Mangadar Situmorang, “Orientasi Kebijakan Politik
kebijakan dan pengambil keputusan politik, Luar Negeri Indonesia di bawah Pemerintahan Jokowi-
JK,” 76.
29 Mangadar Situmorang, “Orientasi Kebijakan Politik 31 B.A. Hamzah, “Sinking the Ships: Indonesia’s Foreign
Luar Negeri Indonesia di bawah Pemerintahan Jokowi- Policy under Jokowi,” RSIS Commentary. No. 16, (20
JK,” 74. Januari 2015): 2

Politica Vol. 10 No. 1 Mei 2019 87


ekonomi internasional, perlindungan terhadap untuk membuat Indonesia aktif di kancah
WNI, dan upaya penenggelaman kapal asing, perpolitikan internasional. SBY menampilkan
Indonesia tahun lalu berhasil terpilih kembali kekuatan soft power yang didasarkan pada
untuk keempat kalinya sebagai anggota tidak personalitas yang atraktif, budaya, nilai-nilai
tetap Dewan Keamanan (DK) PBB untuk politik yang menjunjung tinggi moralitas
periode 2019-2020. Hal tersebut merupakan universal.32 Hal ini berujung pada pengakuan
sebuah prestasi yang sekaligus membawa dunia internasional kepada Indonesia yang
beban moral kepada bangsa Indonesia. Sebagai bergerak sejalan dengan nilai-nilai universal.
anggota tidak tetap DK PBB, Indonesia Pola politik luar negeri SBY adalah untuk
mendapat legitimasi internasional bahwa merangkul banyak pihak dalam kerja sama
memang Indonesia dianggap mampu untuk yang menguntungkan melalui diplomasi
berkontribusi terhadap upaya menciptakan internasional. Menurut SBY langkah tersebut
perdamaian dunia. Namun, dengan beban dapat memberikan tempat bagi Indonesia di
tersebut maka kebijakan-kebijakan luar negeri dunia internasional sehingga Indonesia dapat
Indonesia seharusnya tidak semata-mata turut serta menentukan dan berkontribusi
bersifat unilateralis, pragmatis, dan mengejar untuk membuat tatanan global.33 Namun,
kepentingan nasional semata. Upaya nyata kebijakan luar negeri SBY tersebut bukanlah
Indonesia sebagai agen dalam perdamaian tanpa kritik. Beberapa pihak melayangkan
dunia perlu dituangkan dalam langkah nyata. kritik terhadap “safari politik” SBY tersebut
sebagai tidak lebih dari sebuah “ego trip”. SBY
Kontekstualisasi Kebijakan Luar Negeri dianggap terlalu antusias pada forum-forum
Indonesia di Tengah Dinamika Regional multilateral tanpa memberikan efek yang
Tipe kepemimpinan Susilo Bambang semestinya bagi kepentingan nasional. Bahkan
Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo SBY dianggap gagal untuk memberikan
menunjukkan perbedaan yang signifikan. Tentu perlindungan yang lebih baik bagi WNI/TKI
saja kebijakan luar negeri tersebut telah melalui Indonesia yang berada di luar negeri.34
proses panjang dan perencanaan matang dari Di sisi lain, corak kepemimpinan
masing-masing rezim pemerintahan. Dalam Joko Widodo dalam kebijakan luar negeri
tulisan ini penulis mencoba untuk memberikan memberikan efek yang nyata pada masyarakat
analisis guna melihat kelebihan dan kekurangan Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari perbaikan
corak kebijakan yang telah dilakukan oleh SBY perlindungan bagi WNI/TKI di luar negeri,
dan Joko Widodo. Kemudian, penulis juga proyek infratsruktur sebagai pemerataan
memberikan rekomendasi terhadap kebijakan pembangunan, dan kebijakan Poros Maritim
luar negeri Indonesia ke depan dengan melihat Dunia (PMD) yang berusaha menguatkan
kebijakan luar negeri Indonesia di era SBY sektor maritim Indonesia. Kebijakan-kebijakan
dan Joko Widodo. Hal ini semata-mata untuk tersebut seolah-olah dilaksanakan untuk
tetap mempertahankan eksistensi Indonesia di mengisi gap kekosongan yang ditinggalkan
kancah internasional dengan tetap mencapai 32 Joseph Nye, Soft Power: The Means to Success in World
Politics (New York: Public Affairs, 2004): 6
kepentingan nasional. 33 Andhik Beni Saputra, “Politik Luar Negeri Indonesia
Telah disampaikan sebelumnya jika di bawah Susilo Bambang Yudhoyono tahun
2009-2011,” Repository UNRI, (2012), diakses 27
corak kebijakan luar negeri SBY sangat Februari 2019, https://repository.unri.ac.id/xmlui/
mengedepankan citra (image) dengan jargon bitstream/handle/123456789/1066/PLN%20
RI%20Era%20Presiden%20SBY%202009-2011.
“thousand friends zero enemy”. Safari politik pdf?sequence=1&isAllowed=y
SBY yang bercorak high politics dimaksudkan 34 Aaron L. Connelly, “Indonesia in the South China
Sea: Going it alone,” 7.

88 Aji Widiatmaja, Ulul Albab: Indonesia di Era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo: ...
oleh pemerintahan SBY. Pada dasarnya, kancah regional berakibat pada menurunnya
Joko Widodo mempunyai sikap skeptis pada peran ASEAN dalam mengelola konflik dan
forum-forum multilateral yang Ia anggap takes ancaman keamanan di wilayah regional. Hal
time dan melelahkan tanpa hasil yang jelas. ini cenderung dapat menarik kekuatan asing
Hal tersebut membuat Presiden Joko Widodo untuk turut campur dan melakukan intervensi
tidak terlalu menggemari forum-forum baik secara langsung maupun tidak langsung.
multilateral kecuali yang dapat memberikan Kegagalan ASEAN untuk meredam infiltrasi
efek langsung bagi Indonesia. China di Asia Tenggara (klaim sepihak LCS dan
Connelly menyatakan jika Joko Widodo pembangunan fasilitas militer) telah membuat
menekankan pada hasil yang nyata dalam Amerika Serikat dan Australia turut bereaksi
bidang ekonomi dan sikap skeptis terhadap dengan membangun pangkalan militer di Papua
forum-forum multilateral membuat diplomasi Nugini. Tentu hal ini dapat meningkatkan
luar negeri Indonesia cenderung turun tensi di kawasan regional yang nantinya juga
dibandingkan di era SBY. Fakta Menunjukkan akan berimplikasi pada instabilitas kawasan.
jika peran Indonesia di ASEAN turut menurun Fakta tersebut seharusnya juga menjadi
yang berakibat pada terganggunya proses pertimbangan Presiden Joko Widodo untuk
pembentukan norma-norma ASEAN dan lebih aktif di forum internasional dan regional
konsensus pada setiap pertemuan di level dan tidak semata-mata menghitung sekedar
ASEAN.35 Kepemimpinan Joko Widodo, untung-rugi. Keaktifan di forum-forum
menurut Rosyidin, cenderung tidak tertarik internasional juga menjadi keharusan karena
pada forum regional. Hal ini dapat dilihat tahun ini Indonesia terpilih menjadi anggota
dari keengganan Joko Widodo dalam tidak tetap Dewan Keamanan (DK) PBB. Hal
menggunakan mekanisme ASEAN untuk ini membuat Indonesia harus aktif dalam setiap
menghadapi sengketa di Laut China Selatan usaha untuk menciptakan perdamaian dunia.
(LCS). Bahkan Indonesia turut “terprovokasi” Indonesia telah lama menjadi “pemimpin” di
untuk mendirikan pangkalan militer di ASEAN yang dapat menjaga stabilitas kawasan
Natuna guna menandingi Cina yang sudah dan mengelola konflik dengan baik. Peran
melakukan hal serupa sebelumnya. Menurut tersebut saat ini seolah-olah hilang karena
Rosydin, kebijakan luar negeri Indonesia sikap pragmatisme dan terlalu fokus pada
di era Joko Widodo bersifat nasionalistis, kepentingan domestik. Penulis berpendapat
unilateralis, berorientasi domestik, dan enggan jika fokus kebijakan suatu pemerintahan
menggunakan mekanisme ASEAN yang seharusnya berfokus inward dan outward
melalui proses panjang.36 Pragmatisme Joko looking sehingga tercipta suatu “equilibrium”
Widodo turut disampaikan oleh Rizal Sukma, atau keseimbangan. Di satu sisi Indonesia
penasehat kebijakan luar negeri Joko Widodo. Ia tetap menjalankan peran dalam forum-forum
menyatakan jika Indonesia akan lebih berfokus internasional dengan tidak meninggalkan
kepada pengembangan diplomasi secara kepentingan nasional. Terciptanya ASEAN
bilateral. Hal ini dikarenakan Joko Widodo sebagai zone of peace, freedom and neutrality
tidak ingin membuang waktu dalam hubungan (ZOPFAN) dapat meminimalisir intervensi
diplomatik yang tidak menguntungkan kekuatan asing sehingga kepentingan nasional
Indonesia.37 Menurunnya peran Indonesia di Indonesia juga tidak terganggu.
35 Ibid, 9.
36 Rosyidin, “The Indonesian Quarterly: Reflection on
ASEAN at its 50th Anniversary,” 225. 18, diakses 16 April 2019, https://thediplomat.
37 P. Prameswaran, “Is Indonesia Turning Away From com/2014/12/is-indonesia-turning-away-from-asean-
ASEAN Under Jokowi?”, The Diplomat, 2014, Desember under-jokowi/

Politica Vol. 10 No. 1 Mei 2019 89


Kesimpulan negeri, stabilitas pertumbuhan ekonomi, dan
SBY memiliki profil politik yang kuat di pembangunan infrastruktur.
kancah internasional yang Ia peroleh dengan Kebijakan luar negeri suatu negara
aktif di berbagai forum dunia seperti Sidang merupakan suatu alat untuk mencapai
Umum PBB, pertemuan G-20, dan bahkan kepentingan nasional di kancah internasional.
memberikan pidato di Universitas Harvard Peran aktif suatu negara di forum-forum
yang merupakan salah satu universitas internasional dapat meningkatkan citra
ternama dunia. Praktis hal tersebut turut positif sehingga menimbulkan trust. Tingginya
mendongkrak citra positif Indonesia di mata kepercayaan tersebut dapat memudahkan
dunia. Indonesia di bawah SBY juga tampil suatu negara dalam menjalin kerja sama
sebagai mediator dalam sengketa wilayah di konstruktif yang pada akhirnya dapat mencapai
LCS sehingga konflik yang terjadi terbilang kepentingan nasional. Kerja sama internasional
sangat minim. Indonesia selalu mendorong baik yang bersifat bilateral maupun multilateral
penyelesaian sengketa wilayah di LCS merupakan pilihan yang paling masuk akal
dilakukan secara damai. SBY dapat dikatakan dalam perkembangan dunia yang sangat
berhasil dalam membuat citra positif Indonesia dinamis. Sebaliknya sikap-sikap pragmatis
di kancah internasional, namun SBY kurang dan unilateralis dapat membuat suatu negara
mampu untuk memberikan hasil nyata bagi dikucilkan dalam pergaulan internasional.
Indonesia. Hal ini menyebabkan kritikan dari Perkembangan lingkungan strategis dan
berbagai pihak bahwa SBY hanya melakukan beragamnya ancaman membuat suatu negara
ego trip tanpa hasil yang jelas. tidak akan mungkin menghadapinya sendiri.
Di sisi lain, Profil politik Joko Widodo di Maka dibutuhkan suatu hubungan yang baik
mata internasional dapat dikatakan lemah. dengan negara-negara lain sebagai modal untuk
Joko Widodo tercatat sudah tiga kali absen melakukan kerja sama. Indonesia yang sejak
dalam Sidang Umum PBB. Hal ini dapat lama merupakan “pemimpin ASEAN” sangat
menjadi preseden buruk bagi citra Indonesia dibutuhkan kehadirannya untuk men-drive
di kancah internasional serta melemahkan stabilitas keamanan kawasan. Ditambah lagi
komitmen Indonesia dalam upaya saat ini Indonesia menjadi anggota tidak tetap
kontribusinya untuk menciptakan dunia yang Dewan Keamanan (DK) PBB yang memberikan
lebih baik. Joko Widodo hanya aktif di forum- tugas bagi Indonesia unutk menjaga stabilitas
forum internasional terutama dalam bidang kawasan dan global. Ujung dari stabilitas
ekonomi seperti forum IMF-World Bank kawasan pada akhirnya juga akan bermuara
yang digelar di Bali beberapa waktu yang lalu. pada kepentingan nasional Indonesia. Hal
Indonesia di bawah Joko Widodo juga gagal ini dikarenakan stabilitas keamanan kawasan
mengambil peran sebagai Big Brother bagi akan mendorong kerja sama internasional dan
ASEAN dalam isu LCS. Indonesia justru turut pertumbuhan ekonomi.
memanaskan suhu politik regional dengan Penulis berpendapat jika citra positif
membangun pangkalan militer di Natuna Indonesia yang dibangun oleh SBY
sebagai respons atas dibangunnya pangkalan seharusnya dapat diteruskan oleh Joko
militer China di wilayah LCS. Meskipun tidak Widodo. Dengan memanfaatkan citra positif
terlalu aktif di forum-forum internasional, tersebut, Indonesia dapat lebih diuntungkan
kebijakan luar negeri Joko Widodo lebih dalam mencapai kepentingan nasional di
dirasakan manfaatnya. Hal ini terbukti kancah internasional. Pembangunan sektor
dengan perbaikan perlindungan WNI di luar domestik yang menjadi fokus Joko Widodo

90 Aji Widiatmaja, Ulul Albab: Indonesia di Era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo: ...
akan berjalan lebih maksimal jika stabilitas DAFTAR PUSTAKA
keamanan kawasan dapat terpelihara seperti
sebelumnya. Jika Joko Widodo mampu Alvia, Rizky Alif., Putri, Ganesh Cintika, &
mempertahankan eksistensinya seperti yang Ardhani, Irfan. “Haluan Baru Politik
dilakukan oleh SBY di kancah internasional, Luar Negeri Indonesia: Perbandingan
dan dengan tetap fokus pada penguatan Diplomasi ‘Middle Power’ Susilo Bambang
sektor domestik, maka Joko Widodo akan Yudhoyono dan Joko Widodo”. Jurnal
menciptakan suatu keseimbangan (equilibrium) Hubungan Internasional, Vol. 6, No. 2
dalam kebijakan luar negerinya. Dengan (Oktober 2017-Maret 2018): 152
menggabungkan corak kebijakan luar negeri Buzan, Barry and Waever, Ole. Regions and
tersebut justru akan menghasilkan suatu Powers: The structure of International Security.
kebijakan yang komprehensif, holistik, dan USA: Cambridge University Press, 2003.
menghasilkan keuntungan jangka panjang.
Hal inilah yang akan menjadi kelebihan Rosyidin, Muhammad. “The Indonesian
Joko Widodo dibandingkan dengan SBY. Quarterly: Reflection on ASEAN at its
Keaktifan di forum-forum internasional 50th Anniversary.” Centre for Strategic and
akan menciptakan rasa saling percaya (trust). International Studies (CSIS) Third Quarter
Kepercayaan tersebut akan melahirkan 2017 Vol 45 No. 3 (2017): 225
legitimasi dan citra positif pada suatu negara. Canrong, J. “How America's relationship with
Kemudian legitimasi dan citra positif tersebut China changed under Obama”, World
akan memudahkan suatu negara untuk Economic Forum, 14 Desember 2016.
mencapai kepentingan nasionalnya baik di Diakses 20 Januari 2019. https://www.
kancah domestik maupun internasional. weforum.org/agenda/2016/12/america-
Kerja sama internasional juga merupakan cara china-relationship
terbaik dalam merespons ancaman keamanan, Chandran, N. “Family Terrorism is Southeast
pertahanan, dan instabilitas kawasan. Hal ini Asia's Newest Threat, Defense Officials
dikarenakan tidak ada satu negara pun yang Warn”, CNBC Asia Pacific News, 3 Juni
mampu menghadapi ancaman tanpa bantuan 2018. Diakses 21 Februari 2019, https://
negara lain. Untuk itu, sikap pragmatis dan www.cnbc.com/2018/06/03/family-
unilateralis perlu dihindari oleh negara dalam terrorism-is-southeast-asias-newest-threat-
pergaulan internasional. defense-officials-warn.html
Connelly, Aaron L. “Indonesia in the South
China Sea: Going it alone”, Lowy Institute
for International Policy. (December, 2016): 1
Effendi, Tonny Dian. “Memahami Politik
Luar Negeri Indonesia Era Susilo Bambang
Yudhoyono secara Komprehensif: Resensi
Buku”. Indonesian Perspective Vol. 2, No. 1
(Januari-Juni 2017): 77-81
Fanani, A. F. SBY and the Place of Islam in
Indonesian Foreign Policy. Adelaide: Flinder
University, 2012.

Politica Vol. 10 No. 1 Mei 2019 91


Gatra, Sandro. “Presiden SBY dan Sekjen Murphy, A.M. “Great Power Rivalries, Domestic
OKI Bahas Perkembangan ISIS dan Politics and Southeast Asian Foreign Policy:
Boko Haram”, Kompas.com - 29/08/2014, Exploring the Linkages,” Asian Security 13,
10:22 WIB. Diakses 16 April 2019, no. 3 (Agustus 2017): 165-182
h t t p s : / / n a s i o n a l . k o m p a s . c o m / Nye, Joseph. Soft Power: The Means to Success
read/2014/08/29/10220191/Presiden. in World Politics. New York: Public Affairs,
SBY.dan.Sekjen.OKI.Bahas.Perkembangan. 2004
ISIS.dan.Boko.Haram
Prameswaran, P. “Is Indonesia Turning Away
Giddens, Anthony. The Consequence of from ASEAN Under Jokowi?”, The Diplomat,
Modernity. Stanford: Stanford University 2014, Desember 18. Diakses 16 April 2019,
Press, 1990. https://thediplomat.com/2014/12/is-
Gunawan, Rizki. “SBY: Indonesia Terdepan indonesia-turning-away-from-asean-under-
Damaikan Konflik Laut China Selatan”. jokowi/
Liputan6.com, 12 Mei 2014, 18:03 WIB. Saputra, Andhik Beni. “Politik Luar Negeri
Diakses 14 April 2019, https://www. Indonesia di bawah Susilo Bambang
liputan6.com/global/read/2048913/sby- Yudhoyono tahun 2009-2011,” Repository
indonesia-terdepan-damaikan-konflik-laut- UNRI, (2012). Diakses 27 Februari 2019,
china-selatan https://repository.unri.ac.id/xmlui/
Hamzah, B.A. “Sinking the Ships: Indonesia’s bitstream/handle/123456789/1066/
Foreign Policy under Jokowi”. RSIS P L N % 2 0 R I % 2 0 E r a % 2 0
Commentary. No. 016 (20 Januari 2015): 2 Presiden%20SBY%202009-2011.
Heywood, Andrey. Global Politics. New York: pdf?sequence=1&isAllowed=y
Palgrave Macmillan, 2011 Scimia, Emanuele. “South China Sea progress
Inayati, Ratna Shofi. “Pemerintahan Susilo between China and Asean will run into
Bambang Yudhoyono dan Politik Luar choppy waters with the US,” South China
Negeri Indonesia,” E-Journal Politik LIPI, Morning Post, 29 Februari 2018. Diakses 21
2016. Diakses 27 Februari 2019, http:// Februari 2019. https://www.scmp.com/
ejournal.politik.lipi.go.id/index.php/jpp/ comment/insight-opinion/united-states/
article/viewFile/390/227 article/2158455/south-china-sea-progress-
between-china-and
Kemhan RI. “Enam Menhan ASEAN
Tandatangani Perjanjian Kerja Sama Situmorang, Mangadar. “Orientasi Kebijakan
“Our Eyes” dalam ADMM Retreat Politik Luar Negeri Indonesia di bawah
2018”. KEMHAN RI, 2018- Februari 6. Pemerintahan Jokowi-JK”. Makalah Kegiatan
Diakses tanggal 14 April 2019, https:// Networking Kantor Sekretariat Wakil Presiden,
www.kemhan.go.id/2018/02/06/enam- Kementerian Sekretariat Negara (2014): 72
menhan-asean-tandatangani-perjanjian- Triarko, Koko. “Nilai Perdagangan ASEAN-
kerja-sama-our-eyes-dalam-admm- Cina 2018, Meningkat”, Cendana News,
retreat-2018.html 14 Maret 2019 - 14:47. Diakses 13
Liow, J.C. “Shifting Sands of Terrorism in April 2019. https://www.cendananews.
Southeast Asia,” RSIS Commentary, 15 com/2019/03/nilai-perdagangan-asean-
Februari 2018, no. 25: 1-5. cina-2018-meningkat.html

92 Aji Widiatmaja, Ulul Albab: Indonesia di Era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo: ...
Tumanggor, Fetra. “Melihat Politik Luar Negeri
Jokowi”, Tagar News, 25 Oktober 2017.
Diakses 27 Februari 2019, https://www.
tagar.id/melihat-politik-luar-negeri-jokowi
Wirasenjaya, Ade M. “Indonesia’s Foreign Policy
and Multi-Track Regionalism”. Advances
in Social Science, Education and Humanities
Research, volume 8 (2017): 176.

Politica Vol. 10 No. 1 Mei 2019 93

You might also like