You are on page 1of 21

Emerging Middle Power dan Tantangan Perwujudan Visi Indonesia 2045

di Asia Pasifik: Systematic Review


Emerging Middle Power and Challenges on Realizing Vision of Indonesia 2045 in Asia
Pacific: Systematic Review
Ferga Aristama
Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Indonesia
Email: ferga.aristama@ui.ac.id
Riwayat Artikel Abstract
Diterima: 20 Agustus 2022 Amid the limited leverage in Southeast Asia, Indonesia’s ambition to be the most influential
Direvisi: 4 Oktober 2022 state in the Asia Pacific calls into doubt. Hence, this study explores the challenges in realizing
Disetujui: 17 Oktober 2022 the four targets of Vision of Indonesia 2045 in the Asia Pacific. While previous research has
doi: 10.22212/jp.v13i2.3427 broadly identified the challenges in this region, no study categorizes them into those targets by
detailing the literatures used as a source of knowledge and how to obtain them. As analytical
frameworks, this study uses the concept of Vision of Indonesia 2045: Indonesia as One of
Asia Pacific’s Most Influential States (Ministry of National Development Planning, 2019)
and Emerging Middle Power in Regional and Global Governance (Öniş & Kutlay, 2017).
Furthermore, this study uses a qualitative approach through a systematic review that refers to
the Preferred Reporting for Systematic Reviews and Meta-Analyses 2020 (PRISMA 2020)
and the content analysis method with Atlas.ti 22. Based on the analysis, this study found
172 quotes interpreted into 17 internal and 31 external factors that challenge four Indonesia
targets of Vision of Indonesia 2045: maximizing national interests in the Asia Pacific,
establishing regional order, generating ideas and challenges to lead and play a role in work
forums. Two internal factors—military capacity and national infrastructure—and two external
factors—the rise of China and competence among great powers—are the most highlighted.
These factors indicate the broad impact on achieving Vision of Indonesia 2045 as one of Asia
Pacific’s most influential states. Thus, as an implication, they need to be considered as inputs
in formulating Indonesia’s foreign policy and strategy, including in the law formulation.
Keywords: Indonesia; Influential State; Asia Pacific; Vision of Indonesia 2045; Emerging
Middle Power

Abstrak
Di tengah belum maksimalnya peran Indonesia di Asia Tenggara, ambisi Indonesia
menjadi negara paling berpengaruh di Asia Pasifik diragukan. Dengan permasalahan
tersebut, penelitian ini mengeksplorasi tantangan Indonesia sebagai negara paling
berpengaruh di Asia Pasifik dalam kerangka empat sasaran Visi Indonesia 2045.
Penelitian terdahulu telah banyak mengidentifikasi tantangan regional Indonesia di
Asia Pasifik, namun belum ada penelitian yang mengkategorisasi tantangan tersebut
ke dalam empat sasaran Visi Indonesia 2045 dengan merinci pustaka yang digunakan
dan bagaimana memperoleh sumber pengetahuan tersebut. Konsep Visi Indonesia
2045: Indonesia sebagai Negara Berpengaruh di Asia Pasifik (Kementerian PPN/
Bappenas, 2019) dan Emerging Middle Power pada Tata Pemerintahan Regional
dan Global (Öniş & Kutlay, 2017) digunakan sebagai landasan berpikir. Lebih lanjut,
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui systematic review yang
mengacu kepada Preferred Reporting for Systematic Review and Meta-Analyses 2020
(PRISMA 2020) dan metode content analysis dengan Atlas.ti 22. Berdasarkan analisis,
penelitian ini menemukan 172 quote yang diinterpretasikan ke dalam 17 faktor
internal dan 31 faktor eksternal menjadi tantangan atas sasaran visi Indonesia 2045:

298 Emerging Middle Power dan Tantangan Perwujudan Visi Indonesia 2045 di Asia Pasifik ...
maksimalisasi kepentingan nasional di Asia Pasifik, membentuk tatanan regional,
menghasilkan gagasan serta tantangan memimpin dan berperan dalam forum kerja
sama. Dua faktor internal—kapasitas militer dan infrastruktur nasional—dan dua faktor
eksternal—kebangkitan Tiongkok dan kompetisi antar great power—adalah faktor yang
mendapatkan banyak highlight. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor-faktor tersebut
berdampak luas kepada sasaran atas tercapainya Visi Indonesia 2045 sebagai salah satu
negara paling berpengaruh di Asia Pasifik. Sebagai implikasinya, faktor-faktor tersebut
penting untuk diperhatikan dalam penyusunan strategi dan kebijakan luar negeri di
Indonesia termasuk dalam perumusan peraturan perundang-undangan.
Kata Kunci: Indonesia; Negara Berpengaruh; Asia Pasifik; Visi Indonesia 2045;
Emerging Middle Power

Pendahuluan Poros Maritim Dunia5, sebuah inisiatif


Pandangan geostrategis Indonesia terus yang dapat dipandang sebagai sinyal untuk
mengalami perkembangan. Hal ini memiliki meninggalkan strategi pertahanan Indonesia
kaitan dengan perubahan dramatis aspek yang selama ini bersifat inward looking6. Lebih
keamanan Indonesia akibat dinamika lanjut, kedua BPPI belum memberikan
internal dan eksternal yang terjadi sejak tahun pemahaman yang komperhensif mengenai
1990an1, yang juga tidak terlepas dari lokasi posisi Indonesia dalam isu keamanan wilayah
geografis Indonesia dan kaitannya dengan di perairan dan perbatasannya7.
perilaku negara tetangga2. Merujuk kepada Dengan keterbatasan BPPI, Strategi
Buku Putih Pertahanan Indonesia (BPPI) Pertahanan Laut Nusantara (SPLN)
yang pernah dikeluarkan tahun 1995 dan berkontribusi dalam memberikan pemahaman
2015, permasalahan dalam negeri merupakan keamanan perairan dan mendukung doktrin
titik berat pembentuk persepsi atas ancaman Poros Maritim Dunia. Pemahaman tersebut
kedaulatan Indonesia3. Meskipun demikian, terejawantahkan melalui pilar keempat terkait
isu yang terkait lingkungan eksternal Indonesia diplomasi maritim dan pilar kelima terkait
tidak luput dari analisis di dalam dua BPPI kekuatan pertahanan maritim8. Kedua pilar
tersebut. Salah satu perkembangan yang memberikan penekanan berupa ajakan
disorot yaitu kontestasi negara-negara besar bekerja sama di bidang kelautan dan kewajiban
di Asia Pasifik yang berpotensi mengancam membangun pertahanan maritim9. Dengan
stabilitas keamanan nasional Indonesia4. demikian, konsep Poros Maritim Dunia, yang
Padahal, di saat yang bersamaan, Indonesia dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor
menyatakan akan membangun kekuatan 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
pertahanannya untuk mendukung doktrin 5 Fitriani dan Arvianiss, “Perkembangan Peninjauan
Lingkungan,” 14.
6 Muhamad Arif dan Yandry Kurniawan, “Strategic culture
1 Yandry Kurniawan, The politics of securitization in and Indonesian maritime security,” Asia & the Pacific Policy
democratic Indonesia (Swiss: Springer International Studies 5, no. 1 (2018): 88.
Publishing, 2018), 3-5. 7 Fitriani dan Arvianiss, “Perkembangan Peninjauan
2 Evi Fitriani, President Joko Widodo’s Foreign Policy: Lingkungan,” 14.
Implications for Indonesia-Australia Relations.” Strangers 8 Basri Mustari, Supartono, dan Rayanda Barnas,
Next Door?: Indonesia and Australia in the Asian Century “Strategi pertahanan laut nusantara dalam mewujudkan
(Oregon: Bloomsbury Publishing, 2018), 31. indonesia sebagai poros maritim dunia,” Strategi Perang
3 Evi Fitriani dan Yovia Rizky Arvianiss, “Perkembangan Semesta 4, no. 2 (2018): 34.
Peninjauan Lingkungan Strategis Dalam Buku Putih 9 Diposaptono, Subandono. “Membangun poros
Pertahanan Indonesia tahun 1995 dan 2015,” Jurnal maritim dunia: dalam perspektif tata ruang laut.”
Hubungan Internasional 11, no. 1 (2018): 1. Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2017, diakses
4 Fitriani dan Arvianiss, “Perkembangan Peninjauan 9 Agustus 2022. https://kkp.go.id/an-component/
Lingkungan Strategis Dalam Buku Putih Pertahanan media/upload-gambar-pendukung/DitJaskel/sbdn/
Indonesia tahun 1995 dan 2015,” 14. Membangun_Poros_Maritim.pdf, 43-44.

Politica Vol. 13 No. 2 Nov 2022 299


Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015- paling berpengaruh di Asia Pasifik. Kedua,
2019, telah menjadi gagasan strategis sebagai adanya sasaran dan milestone untuk mencapai
perwujudan pemanfaatan posisi strategis target atas ambisi tersebut. Sasaran tersebut
Indonesia di regional Asia Pasifik10. Sebelum yaitu kemampuan Indonesia melakukan
dituangkan dalam bentuk kebijakan tersebut, maksimalisasi kepentingan nasional,
doktrin Poros Maritim Dunia merupakan membentuk tatanan regional, menghasilkan
gagasan Presiden Joko Widodo yang gagasan untuk memberikan kontribusi
disampaikan pada acara Konferensi Tingkat kepada tatanan regional, serta memimpin dan
Tinggi (KTT) Asia Timur di Nay Pyi Taw pada berperan dalam berbagai forum kerja sama
tahun 201411. di kawasan14. Keempat sasaran diwujudkan
Dengan membandingkan gagasan melalui transformasi Indonesia dalam hirarki
dan kebijakan sebelumnya, terlihat adanya kekuatan global yang dimulai dengan dari
perubahan pandangan geostrategis Indonesia tahun 2020 sebagai middle power dan menjadi
terhadap Asia Pasifik yang perlahan menjadi major/great power pada rentang periode
outward looking. Lebih lanjut, melalui impian tahun 2045 sampai dengan 2085. Hal ini
Indonesia 2015-2085 yang ditulis oleh mengkonfirmasi upaya peningkatan peran
Presiden Joko Widodo di Merauke pada dan status kekuatan Indonesia15. Akan tetapi,
tanggal 20 Desember 2015, visi Indonesia upaya ini dihadapkan pada keterbatasan-
terhadap Asia Pasifik dapat dikatakan keterbatasan, baik bersumber dari internal
cenderung makin agresif. Hal tersebut terlihat maupun eksternal negara16.
dari pemilihan kata “paling berpengaruh” Literature terdahulu telah berusaha
untuk merepresentasikan pengaruh regional menunjukan kontribusi dalam menjelaskan
Indonesia di Asia Pasifik12. Impian ini pengaruh Indonesia di Asia Pasifik. Pengaruh
yang kemudian menjadi dasar untuk tersebut dijelaskan melalui peran Indonesia
membangun Visi Indonesia 2045. Visi ini di Asia Pasifik sebagai middle power17. Hal ini
telah berpengaruh dan menginspirasi arah dicirikan dengan perilaku Indonesia yang
RPJMN 2015-2019 dan RPJMN 2019-202413. berusaha menjadi penghubung kepentingan
Sebagai gagasan, kenyataannya Visi Indonesia kekuatan besar di Asia Pasifik. Selain itu,
2045 yang dibawa oleh Presiden Joko Widodo rendahnya tingkat keberpihakan serta upaya
telah bersesuaian dalam berbagai kebijakan menghindari risiko dari konflik yang terjadi
keamanan Indonesia. antar kekuatan besar menjadi ciri lain dari
Visi Indonesia 2045 memiliki perbedaan tingkat laku Indonesia di Asia Pasifik.
dengan ide dan kebijakan sebelumnya. Peningkatan peran dan status Indonesia
Pertama, adanya ambisi menjadi negara menjadi major/great power di Asia Pasifik juga
10 Muhar Junef, “Implementasi Poros Maritim dalam mendapatkan atensi penelitian terdahulu.
Prespektif Kebijakan,” De Jure Jurnal Penelitian Hukum Diskusi dalam literature terbagi dalam dua
De Jure 19, no 3 (2019): 319-320.
11 Diposaptono, “Membangun poros maritim dunia: 14 Kementerian PPN/Bappenas, “Background Study Visi
dalam perspektif tata ruang laut”, 41. Indonesia 2045”, 3.
12 Kementerian PPN/Bappenas. “Background Study 15 Arnfinn Jørgensen-Dahl, "Indonesia as a Regional Great
Visi Indonesia 2045,” Kementerian PPN/Bappenas, Power.” In Regional Great Powers in International Politics
2019, diakses 14 Juli 2022. https://perpustakaan. (London: Palgrave Macmillan, 1992), 70.
bappenas.go.id/e-library/file_upload/koleksi/migrasi- 16 Evi Fitriani, “Yudhoyono’s foreign policy: Is Indonesia
data-publikasi/file/Policy_Paper/Dokumen%20 a rising power?.” The Yudhoyono presidency: Indonesia’s
lengkap%202045_final.pdf, 3 decade of stability and stagnation (Singapura: Institute of
13 Kesesuaian ini merupakan hasil telaah Penulis dengan Southeast Asian Studies, 2015), 75-77.
membandingkan secara tekstual keselarasan antara 17 Sarah Teo, “Middle powers amid Sino-US rivalry:
gagasan Visi Indonesia 2045 dengan dua RPJMN assessing the ‘good regional citizenship’of Australia
tersebut. and Indonesia,” The Pacific Review (2022): 1.

300 Emerging Middle Power dan Tantangan Perwujudan Visi Indonesia 2045 di Asia Pasifik ...
kelompok besar yaitu kelompok proponen meningkatkan statusnya, terdapat risiko, yaitu
dan skeptis. Kelompok proponen beranggapan mengubah order yang telah ada, seperti yang
bahwa adanya langkah yang lebih besar dan sikap dikatakan oleh Shekhar “a particular country’s
asertif Indonesia dalam menyikapi dinamika rise results from changes to the international
politik internasional18, upaya glorifikasi atas system”25. Meskipun peningkatan status
masa lalunya19, adanya komponen material ini tidak diartikan bahwa Indonesia akan
serta rekognisi atas perannya dalam sistem mengubah statusnya secara signifikan sebagai
internasional membuka peluang tersebut20. revisionis.
Sedangkan kelompok skeptis memandang Berdasarkan penjelasan di atas, berbagai
Indonesia kesulitan menaikan pengaruhnya penelitian telah menunjukan bahwa upaya
dikarenakan telah melewatkan kesempatan peningkatan peran dan status Indonesia
Asian Century sebagai pusat geopolitik di Asia Pasifik menghadapi keterbatasan,
hubungan internasional di abad 21 yang berbagai peneliti telah menunjukan kontribusi
seharusnya dimainkannya bersama India dan dalam menganalisis tantangan yang dihadapi
Tiongkok21, kontestasi Amerika Serikat dan Indonesia di Asia Pasifik. Namun, belum ada
Tiongkok di kawasan22, serta ketidakpastian penelitian yang mengidentifikasi tantangan
ekonomi, lemahnya kekuatan militer, kurang regional Indonesia di Asia Pasifik ke dalam
berkembangnya diplomasi, serta ketidakjelasan pengelompokan empat sasaran Visi Indonesia
artikulasi tujuan kebijakan luar negeri23. 2045, “Indonesia sebagai salah satu negara
Peninjauan terhadap penelitian terdahulu berpengaruh di Asia Pasifik”. Identifikasi ini
menunjukan bahwa upaya peningkatan peran bermanfaat baik dari sisi keilmuan maupun
dan status Indonesia di Asia Pasifik menghadapi praktis untuk memperoleh pemahaman
keterbatasan. Pengaruh Indonesia di regional yang holistik atas isu tersebut. Selain itu,
Asia Pasifik telah dibahas dalam body of dari sisi metode, peneliti terdahulu pada
literature. Dalam literature, ditemukan bahwa umumnya melakukan peninjauan pustaka
peningkatan peran dan status Indonesia di Asia namun tidak merinci pustaka yang digunakan
Pasifik menghadapi keterbatasan. Indonesia sebagai sumber pengetahuan dan bagaimana
bahkan cenderung belum memiliki pengaruh memperoleh sumber pengetahuan tersebut.
yang kuat di Asia Tenggara24. Apabila ingin Padahal, dengan merincinya, evaluasi
18 Greg Fealy dan Hugh White, “Indonesia’s ‘great dan klarifikasi terhadap sintesis pustaka
power’aspirations: A critical view.” Asia & the Pacific dapat dinilai relevansinya. Di sisi lain, Visi
Policy Studies 3, no. 1 (2016): 92.
19 Rizky Alif Alvian, Ganesh Cintika Putri, dan Irfan
Indonesia 2045 meskipun hanya sebatas
Ardhani, “Haluan Baru Politik Luar Negeri Indonesia: gagasan dan belum menjadi kebijakan resmi
Perbandingan Diplomasi ‘Middle Power’Susilo Bambang negara, nyatanya telah memainkan peran
Yudhoyono dan Joko Widodo,” Jurnal Hubungan
Internasional 6, no. 2 (2018): 157. penting dalam mempengaruhi kebijakan luar
20 Linda Quayle, “Power and paradox: Indonesia and the negeri Indonesia. Berdasarkan hal tersebut,
‘English School’ concept of great powers,” International
Relations of the Asia-Pacific 13, no. 2 (2013): 322-323. pertanyaan penelitian yang diajukan dalam
21 Mohamad Rosyidin, “Foreign policy in changing global penelitian ini adalah, “bagaimana tantangan
politics: Indonesia’s foreign policy and the quest for
major power status in the Asian Century,” South East yang dihadapi oleh Indonesia dalam
Asia Research 25, no. 2 (2017): 1. mewujudkan Visi Indonesia 2045 sebagai
22 Ann Marie Murphy, “Great power rivalries, domestic
politics and Southeast Asian foreign policy: Exploring salah satu negara paling berpengaruh di Asia
the linkages,” Asian Security 13, no. 3 (2017): 165. Pasifik?”
23 Quayle, "Power and paradox,” 301-330.
24 Ralf Emmers, “Indonesia’s role in ASEAN: A case of 25 Sheskar dalam Awidya Santikajaya. “Indonesia’s
incomplete and sectorial leadership.” The Pacific Review Rise: Seeking Regional and Global Roles,” Bulletin of
27, no. 4 (2014): 543. Indonesian Economic Studies 51, no. 3 (2015): 484.

Politica Vol. 13 No. 2 Nov 2022 301


Penelitian ini memiliki dua tujuan. tersebut yaitu pembangunan manusia serta
Pertama, secara akademik, penelitian ini penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,
berkontribusi dalam mengkategorisasi pembangunan ekonomi berkelanjutan,
tantangan yang dihadapi Indonesia di Asia pemerataan pembangunan, serta pemantapan
Pasifik ke dalam empat sasaran gagasan Visi ketahanan nasional dan tata kelola
Indonesia 2045 melalui perincian pustaka yang kepemerintahan. Meskipun berdasarkan
digunakan sebagai sumber pengetahuan dan judul seakan visi ini dibatasi oleh periodesasi
bagaimana memperoleh sumber pengetahuan hingga tahun 2045, namun deskripsi ide yang
tersebut. Secara praktis, penelitian ini tertuang di dalamnya berada pada periode
diharapkan berkontribusi sebagai input implementasi hingga tahun 2085.
holistik mengenai faktor-faktor penting yang Dalam pilar keempat, ‘pemantapan
perlu diperhatikan dalam penyusunan strategi ketahanan nasional dan tata kelola
dan kebijakan luar negeri di Indonesia di Asia kepemerintahan’, dirumuskan lima strategi
Pasifik, termasuk dalam perumusan peraturan yaitu politik dalam negeri, reformasi birokrasi
perundang-undangan. dan kelembagaan, hukum serta pencegahan
Penelitian ini dibagi menjadi lima bagian. dan pemberantasan korupsi, pertahanan dan
Bagian pertama yaitu pendahuluan yang keamanan, serta politik luar negeri. Terkait
memuat latar belakang, permasalahan, dan politik luar negeri, ditargetkan sasaran
tujuan penulisan. Bagian kedua memuat Indonesia sebagai salah satu negara paling
penjelasan mengenai kerangka analisis yang berpengaruh di Asia Pasifik. Perwujudan
digunakan dalam penelitian ini yaitu Konsep tersebut tercermin dari empat hal26.
Visi Indonesia 2045 (Kementerian PPN/ Pertama, kemampuan Indonesia melakukan
Bappenas) dan konsep Emerging Middle Power maksimalisasi pencapaian kepentingan
pada Tata Pemerintahan Regional dan Global nasional baik secara unilateral, maupun
(Öniş & Kutlay, 2017). Metode penelitian melalui kerjasama regional dan global,
dengan pendekatan kualitatif melalui metode misalnya dalam isu pengamanan maritime
systematic review yang mengacu kepada Preferred resources. Pengaruh Indonesia akan terlihat dari
Reporting for Systematic Review and Meta- kemampuan melakukan pengamanan perairan
Analyses 2020 (PRISMA 2020) dan metode dari Illegal, Unreported and Unregulated (IUU)
content analysis dengan Atlas.ti 22 merupakan Fishing dan dari kemampuan Indonesia untuk
bagian ketiga dari penelitian ini. Selanjutnya, mengajak negara-negara seperti Tiongkok,
bagian keempat dalam penelitian ini memuat Thailand dan Vietnam untuk mendukung
pembahasan. Adapun penelitian ini diakhiri upaya penanggulangan IUU Fishing tersebut.
dengan bagian kelima yaitu kesimpulan. Kedua, kemampuan Indonesia membentuk
tatanan regional, termasuk mempertahankan
Kerangka Analisis sentralitas Association of Southeast Asian
Visi Indonesia 2045 Nations (ASEAN), serta melakukan norm
Visi Indonesia 2045 merupakan gagasan setting dan norm making. Ketiga, kemampuan
untuk mewujudkan Negara Kesatuan menghasilkan gagasan (generating ideas) untuk
Republik Indonesia sesuai dengan konstitusi memberi kontribusi kepada tatanan regional.
dasar negara setelah 100 tahun merdeka. Visi Keempat, kemampuan Indonesia memimpin
ini dituangkan dalam background study yang dan berperan dalam berbagai forum kerjasama
disusun oleh Kementerian PPN/Bappenas. di Kawasan antara lain keputusan Asia-Pacific
Visi ini terdiri atas empat pilar. Keempat pilar 26 Kementerian PPN/Bappenas, “Background Study Visi
Indonesia 2045”, 140-141.

302 Emerging Middle Power dan Tantangan Perwujudan Visi Indonesia 2045 di Asia Pasifik ...
Economic Cooperation (APEC) ditetapkan atas lebih banyak ruang untuk bermanuver melalui
inisiatif dan sikap Indonesia (norm setting & berbagai instrumen kebijakan28.
norm making), memerankan effective leadership
di ASEAN, pemimpin dan penggerak dalam Middle power sendiri merupakan aktor
isu-isu krusial internasional, seperti hak yang memiliki kemampuan mempengaruhi
asasi manusia, pengungsi, lingkungan hidup kebijakan regional atau global melalui
dan promosi demokrasi, berperan dan agendanya sendiri namun memiliki kekuatan
berpendapat dalam isu dan urusan penting yang terbatas dibandingkan dengan kekuatan
oleh para pelaku hubungan internasional, besar (major power) yang telah ada29. Öniş
serta prakarsa Indonesia diadopsi dalam & Kutlay melihat middle power terdiri atas
resolusi dan kesepakatan internasional. kelompok emerging dan established. Emerging
Sasaran dan strategi pembangunan politik middle power berbeda dengan established middle
luar negeri Indonesia tersebut ditempuh power. Established middle power sering diartikan
melalui milestone transformasi, yang dimulai sebagai katalis untuk mempromosikan liberal
dari Indonesia sebagai middle power (2020- international order dalam membangun pro-status
2030), Indonesia sebagai regional great power coalitions guna menyebarkan norma dan praktik
(2031-2030), persiapan Indonesia menjadi yang telah ada pada regionalnya30. Sedangkan
major/great power (2041-2045), dan Indonesia emerging middle power dapat pula melakukan
sebagai major/great power (2045-2085). Setiap hal tersebut namun ruang geraknya dibatasi
periodesasi memuat milestone atas proses oleh ketidakcukupan pengalaman dan posisi
transformasi Indonesia. Akan tetapi, detail dalam hirarki struktur global yang tidak lebih
milestone ini tidak termasuk dalam ruang lingkup matang dari established middle power31. Selain
pembahasan. Penelitian ini terbatas fokus itu, emerging middle power menghadapi dilema
membahas tantangan atas sasaran Indonesia dari existing International order yang didominasi
menjadi salah satu negara berpengaruh di Asia kekuatan barat32.
Pasifik dengan empat pencerminan yang telah Untuk dapat menjalankan perannya
dijelaskan sebelumnya. secara optimal, emerging middle power perlu
melakukan identifikasi mengenai tantangan
Emerging Middle Power pada Tata Pemerintahan yang dihadapinya. Öniş & Kutlay menjelaskan
Regional dan Global keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi
Visi Indonesia 2045 mengandung gagasan emerging middle power pada tatanan regional dan
peningkatan profil Indonesia sebagai emerging global yaitu kemampuan menjadi role model,
middle power. Berbagai penelitian terdahulu kapasitas membangun koalisi, kapasitas tata
telah mengungkap peluang Indonesia dalam kelola dan kemampuan menjaga ekspektasi,
mencapai status tersebut. Öniş & Kutlay dan identifikasi niche area. Penyebab tantangan
menjelaskan emerging middle power mengacu 28 Öniş dan Kutlay, “The dynamics of emerging middle-
kepada negara-negara berkekuatan menengah power influence in regional and global governance,” 3.
(middle power) yang dapat memberikan 29 Wang dan French dalam Öniş dan Kutlay, “The
dynamics of emerging middle-power influence in
kontribusi yang lebih luas kepada tata regional and global governance,” 3.
pemerintahan regional dan global27. Pada 30 Cooper, Higgott, dan Nossal (1993); Ravenhill (1998);
Carr (2014) dalam Öniş dan Kutlay, “The dynamics
tatanan post-hegemonic, middle power memiliki of emerging middle-power influence in regional and
global governance,” 2.
27 Ziya Öniş dan Mustafa Kutlay, “The dynamics of 31 Öniş dan Kutlay, “The dynamics of emerging middle-
emerging middle-power influence in regional and global power,” 2.
governance: the paradoxical case of Turkey,” Australian 32 Öniş and Kutlay, “The dynamics of emerging middle-
Journal of International Affairs 71, no. 2 (2017): 3. power,” 2.

Politica Vol. 13 No. 2 Nov 2022 303


tersebut tidak hanya merupakan refleksi dari dianalisis tantangan yang dihadapi Indonesia
kebijakan luar, melainkan dinamika interaksi sebagai salah satu negara paling berpengaruh
dengan agenda domestik, utamanya terkait di Kawasan Asia Pasifik. Termasuk dalam
ekonomi-politik33. Pertama, meskipun emerging pengertian Kawasan Asia Pasifik yaitu Regional
middle power memilki ambisi untuk menjadi Indo-Pasifik.
sumber aspirasi di kawasan dalam tatanan Penelitian ini mengumpulkan berbagai
global yang berubah, model pembangunan artikel ilmiah secara online melalui kata
politik dan ekonomi yang coba diadopsi kunci, “Indonesia” AND “Challenge” OR
dapat berpotensi mengalami kerentanan “Challenges” AND “Most Influential State”
domestik. Kedua, gap antara ambisi dan AND “Asia Pacific” OR “Asia-Pacific”
kemampuan menghalami aktivitasnya untuk OR “Indo Pacific” OR “Indo-Pacific”.
berkontribusi pada tatanan keamanan regional Menggunakan database Proquest, Scopus,
maupun global. Ketiga, inkonsistensi dalam Google Scholar, JSTOR, Taylor & Francis,
menjalankan norma, seperti demokrasi, dapat dan SAGE Journal, penelitian ini menemukan
berdampak pada keterbatasan kapasitas untuk sebanyak 11.386 hasil pencarian. Selanjutnya,
melakukan pembentukan aliansi. Konsep artikel dipilah kembali dan mengeluarkan
yang dipaparkan Öniş & Kutlay menjadi basis artikel ilmiah yang tidak masuk dalam
pentingnya analisis pada level internal dan periode terbit 2012 sampai dengan 2022
eksternal untuk mengidentifikasi tantangan sehingga diperoleh 10.416 artikel. Berikutnya,
yang dihadapi Indonesia sebagai emerging pencarian difokuskan dengan kata kunci,
middle power di Asia Pasifik sesuai gagasan Visi “Indonesia” dan artikel yang redundant serta
Indonesia 2045. Analisis tersebut dilakukan tidak masuk dalam topik cakupan penelitian
pada empat sasaran yaitu maksimalisasi dikeluarkan. Proses ini menghasilkan 31
kepentingan nasional di Asia Pasifik, artikel ilmiah yang telah melalui peer reviewed
membentuk tatanan regional, memimpin dan dan dapat menjawab pertanyaan penelitian.
berperan dalam forum kerja sama di kawasan, Adapun proses pencarian artikel dilakukan
dan menghasilkan gagasan. pada tanggal 5 sampai dengan 7 Agustus 2022.
Artikel yang berhasil dikumpulkan adalah
Metode Penelitian sebagaimana tercantum tabel 1. Selanjutnya,
Penelitian ini menggunakan pendekatan dilakukan sintensis terhadap konten artikel.
tinjauan pustaka sistematis (systematic literature Penelitian ini menggunakan metode
review approach). Sebagai pedoman, penelitian content analysis dalam melakukan sintesis atas
ini mengikuti Preferred Reporting for Systematic 31 artikel ilmiah tersebut. Proses sintesis teks
Review and Meta-Analyses 2020 (PRISMA 2020) dilakukan dengan aplikasi Atlas.ti melalui
untuk membantu melakukan peninjauan pencarian kata kunci “Indonesia” dan
literature secara sistematis dan melaporkan “challenges”. Adapun sinonim kata “challenges”
secara transparan mengapa tinjauan meliputi 145 kata yang disediakan oleh
dilakukan, apa yang penulis lakukan, dan Aplikasi Atlas.ti beserta dengan imbuhannya—
apa yang ditemukan34. Dalam penelitian ini, misalnya challenging—turut disertakan dalam
33 Öniş dan Kutlay, “The dynamics of emerging middle- proses analisis. Berdasarkan kata kunci
power,” 16.
34 Matthew J. Page, Joanne E. McKenzie, Patrick M. Mayo-Wilson, Steve McDonald, Luke A. McGuinness,
Bossuyt , Isabelle Boutron, Tammy C. Hoffmann, Lesley A. Stewart, James Thomas, Andrea C. Tricco,
Cynthia D. Mulrow, Larissa Shamseer, Jennifer M. Vivian A. Welch, Penny Whiting and David Moher,
Tetzlaff, Elie A. Akl, Sue E. Brennan, Roger Chou, Julie “The PRISMA 2020 statement: an updated guideline
Glanville, Jeremy M. Grimshaw, Asbjørn Hróbjartsson, for reporting systematic reviews.” Systematic reviews 10,
Manoj M. Lalu, Tianjing Li, Elizabeth W. Loder, Evan no. 1 (2021): 1.

304 Emerging Middle Power dan Tantangan Perwujudan Visi Indonesia 2045 di Asia Pasifik ...
tersebut, ditemukan 691 kata. Selanjutnya, dilakukan melalui interpretasi mencerminkan
kalimat atau paragraf yang terkait dengan apa yang tertulis secara tekstual. Proses ini
kata tersebut dianalisis dan diinterpretasikan menghasilkan code sebagaimana Tabel 2.
ke dalam kategori tantangan atas sasaran Selanjutnya, dilakukan pengelompokan faktor
Visi Indonesia 2045. Interpretasi dilakukan tersebut ke dalam faktor internal dan eksternal
dengan menandai (coding) kalimat atau dan menghasilkan Tabel 3 dan 4.
paragraf yang berkaitan tantangan ke dalam
kategori 1) perwujudan Indonesia sebagai Pembahasan
negara berpengaruh di Asia Pasifik tantangan Penelitian ini menemukan 31 artikel
maksimalisasi kepentingan nasional di Asia ilmiah relevan yang terbit pada tahun 2012
Pasifik; 2) membentuk tatanan regional; 3) sampai dengan 2022. Penelitian ini hanya
menghasilkan gagasan; 4) memimpin dan mengikutsertakan artikel ilmiah yang telah
berperan dalam forum kerja sama. Dalam melalui proses peer reviewed. Penulis, topik, dan
menganalisis, penelitian ini terlebih dahulu sumber jurnal dari 31 artikel ilmiah tersebut
meninjau judul dan topik penelitian sebelum disajikan sebagai berikut:
melakukan interpretasi. Sehingga, sintesis yang
Tabel 1. Daftar Artikel Ilmiah
Penulis (Tahun Artikel Ilmiah
Terbit) Topik Nama Jurnal
Abbondanza Strategi Middle power International Affairs
(2022)
Agastia & Perwita Kebijakan luar negeri dan pertahanan Journal of ASEAN Studies
(2015) Indonesia serta Poros Maritim Dunia
Agastia & Perwita Poros maritim dunia dan Posisi strategis Jurnal Hubungan
(2016) kawasan Indo-Pasifik Internasional
Agastia (2020) Konsepsi peran nasional Indonesia terhadap Asia & the Pacific Policy
konsep Indo-Pasifik Studies
Anwar (2020) Indonesia dan pandangan ASEAN terhadap International Affairs
Indo-Pasifik
Aufiya (2017) Poros Maritim Dunia dan Stabilitas Indo- Andalas Journal of
Pasifik International Studies (AJIS)
Chacko & Willis India, Indonesia, and Indo-Pasifik East Asia
(2018)
Dugis & Keanggotaan Indonesia dan Indian Ocean Rim Journal of Southwest Jiaotong
Wardhani (2020) Association University
Fealy & White Pandangan kritis terhadap aspirasi Indonesia Asia & the Pacific Policy
(2016) sebagai Great Power Studies
Fitriani (2018) Indonesia dan kebangkitan Tiongkok The Pacific Review
Gopal & Imperatif, status dan prospek kerja sama India Quarterly
Alverdian (2021) maritim India dan Indonesia di Kawasan Indo-
Pasifik
Joesoef (2022) Sistem Pertahanan Udara Indonesia dan Indo- Technium Social Sciences
Pasifik Journal

Politica Vol. 13 No. 2 Nov 2022 305


Penulis (Tahun Artikel Ilmiah
Terbit) Topik Nama Jurnal
Karim & Nabila Asia-Pacific middle powers dan kebangkitan Journal of Asian Security and
(2022) Tiongkok International Affairs
Karim (2018) Middle power, pencarian status dan peran Australian Journal of
konsepsi International Affairs
Milner (2019) Indonesia dan Indo-Pacifik Journal of ASEAN Studies
Mubah (2019) Strategi Indonesia dalam menghadapi Issues & Studies
persaingan Amerika Serikat dan Tiongkok
Nabbs-Keller Sentralitas ASEAN dan Kepemimpinan Security Challenges
(2020) Indonesia dalam tatanan Indo-Pasifik yang
Diperebutkan
Nindya & Abiyya AUKUS, Stabilitas kawasan Indo-Pasifik dan Jurnal Politica Dinamika
(2022) sikap Indonesia Masalah Politik Dalam Negeri
dan Hubungan Internasional
Oktaviano, dkk Strategi pertahanan Indonesia di Indo-Pasifik International Affairs and
(2020) Global Strategy
Pertiwi (2020) Posisi kekuatan maritim Indonesia Global: Jurnal Politik
menghadapi perubahan lanskap maritim Internasional
kawasan Indo Pasifik.
Prayoga, dkk Strategi pertahanan Indonesia hadapi International Journal of Social
(2021) Tantangan di Indo-Pasifik Science and Human Research
Purnama (2017) Makna dan tujuan gagasan pembentukan Indo- Jurnal Pertahanan & Bela
Pacific Treaty Negara
Quayle (2013) Indonesia and konsep great power International Relations of the
Asia-Pacific
Quayle (2017) Indonesia, masyarakat sosial budaya ASEAN, The Pacific Review
dan profil kontingen “great power management”
Qudsiati & Strategi Kebijakan Indonesia di Indo-Pasifik Journal of Diplomacy and
Sholeh (2020) International Studies
Radjendra, dkk Strategi geopolitik Indonesia mengatasi Journal of Positive School
(2022) perubahan geopolitik Indo-Pasifik dan global Psychology
Rosyidin (2021) Peningkatan kekuatan di bawah Susilo Mandala: Jurnal Ilmu
Bambang Yudhoyono Hubungan Internasional
Scott (2019) Pergulatan Indonesia di Indo-Pasifik Journal of Current
Southeast Asian Affairs
Teo (2022) Middle power di tengah persaingan Tiongkok-AS The Pacific Review
Wicaksana (2022) Agensi Indonesia di tengah formulasi regional The Pacific Review
Tiongkok dan AS
Yan (2021) Indonesia diantara Tiongkok dan Jepang The Pacific Review
Sumber: Diolah dari berbagai sumber

306 Emerging Middle Power dan Tantangan Perwujudan Visi Indonesia 2045 di Asia Pasifik ...
Selanjutnya, teks tersebut dianalisis mendapatkan 59 quote (34,30%), memimpin
dengan menggunakan content analysis pada dan berperan dalam forum kerja sama di
aplikasi Atlas.ti sehingga menghasilkan 172 kawasan mendapatkan 21 quote (12,21%),
quote. Adapun berdasarkan hasil analisis, dan menghasilkan gagasan mendapatkan
tantangan maksimalisasi kepentingan 5 quote (2,91%). Coding dilakukan dengan
nasional di Asia Pasifik mendapatkan 87 memperhatikan judul dan topik dari tiap
quote (50,58%), membentuk tatanan regional artikel ilmiah, dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 2. Jumlah Quote Tantangan Indonesia


Jumlah Quote
Tantangan
Angka Mutlak Presentase
Maksimalisasi Kepentingan Nasional di Asia Pasifik 87 50,58%
Membentuk Tatanan Regional 59 34,30%
Memimpin dan Berperan dalam Forum Kerja Sama di Kawasan 21 12,21%
Menghasilkan Gagasan 5 2,91%
JUMLAH 172 100%

Sumber: Penulis, diolah dengan Atlas.ti Versi 22

Berdasarkan tabel 2 di atas, tantangan diinterpretasikan secara tekstual dengan


terkait maksimalisasi kepentingan nasional memperhatikan judul dan topik penelitian
di Asia Pasifik dan membentuk tatanan sehingga menghasilkan faktor internal dan
regional memperoleh highlight yang tinggi dari faktor eksternal yang menjadi tantangan
penelitian terdahulu. Akan tetapi, tantangan perwujudan Visi Indonesia 2045: Indonesia
mengenai kemampuan Indonesia memimpin sebagai salah satu negara berpengaruh di Asia
dan beperan dalam kerja sama di kawasan Pasifik. Faktor Internal ditunjukan pada tabel
dan menghasilkan gagasan masih terbatas. 3, sedangkan faktor eksternal ditunjukan pada
Selanjutnya, quote terkait tantangan tersebut tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 3. Faktor Internal


Sasaran Indonesia Faktor Penghambat Pengemuka
Maksimalisasi Kepentingan Kapasitas infrastruktur Shekar & Liow dalam Agastia &
Nasional di Asia Pasifik nasional Perwita, 2016; Radjendra, dkk,
2022:11
Kepemimpinan kepala negara Quayle, 2013
Keterbatasan kapasitas militer Quayle, 2013; Agastia & Perwita,
2015; Scott, 2019; Pertiwi, 2020;
Joesoef, 2022; Radjendra, dkk, 2022

Kualitas Sumber Daya Pertiwi, 2020


Manusia (SDM) Nasional
Lambatnya perkembangan Agastia & Pertiwi, 2015
industri pertahanan nasional

Politica Vol. 13 No. 2 Nov 2022 307


Sasaran Indonesia Faktor Penghambat Pengemuka
Membentuk Tatanan Birokrasi yang tidak efisien Shekhar dalam Abbondanza, 2016;
Regional Joko Widodo dalam Aufiya, 2017
Isu Korupsi Joko Widodo dalam Aufiya, 2017
Kapabilitas Militer Abbondanza, 2016; Shekhar dalam
Abbondanza, 2016; Aufiya 2017
Kapasitas infrastruktur Fealy & White, 2016; Joko Widodo
nasional dalam Aufiya, 2017
Kapasitas teknologi nasional Shekhar dalam Abbondanza, 2016

Kerentanan sosial dan Shekhar dalam Abbondanza, 2016


disfungsi politik domestik
Memimpin dan Berperan Isu korupsi Fealy & White, 2016)
dalam Forum Kerja Sama
di Kawasan
Kapasitas diplomatik Fealy & White, 2016
Kapasitas infrastruktur Fealy & White, 2016
nasional
Keterbatasan kapasitas militer Fealy & White, 2016
Lemahnya institusi hukum Fealy & White, 2016
Rendahnya ambisi internal Acharya dalam Rosyidin, 2021
Menghasilkan Gagasan - -

Sumber: Penulis, diolah dengan Atlas.ti Versi 22

Tabel 4. Faktor Eksternal


Sasaran Indonesia Faktor Penghambat Pengemuka
Maksimalisasi Belum optimalnya engagement Quayle, 2013; Syailendra dalam Agastia
Kepentingan Nasional di dengan ASEAN & Pertiwi, 2015; Fitriani, 2018; Scott,
Asia Pasifik 2019
Belum optimalnya engagement Agastia & Perwita, 2016; Dugis &
dengan IORA Wardhani, 2020
Dependensi dengan Tiongkok Agastia & Perwita, 2016; Scott, 2019
Eksistensi AUKUS Nindya & Abiyya, 2022
Kebangkitan Tiongkok Fitriani, 2018; Pertiwi, 2020; Qudsiati &
Sholeh, 2020; Yan, 2021
Kompetisi great power Quayle, 2013; Agastia & Perwita, 2015;
Scott, 2019; Oktaviano, dkk, 2020; Pertiwi,
2020; Qudsiati & Sholeh, 2020; Yan,
2021; Radjendra, dkk, 2022
Kompetisi Tiongkok dan Jepang Teoi, 2021; Yan, 2021
Konflik di Laut Jepang Agastia & Perwita, 2016

308 Emerging Middle Power dan Tantangan Perwujudan Visi Indonesia 2045 di Asia Pasifik ...
Sasaran Indonesia Faktor Penghambat Pengemuka
Konflik di Laut Tiongkok Agastia & Perwita, 2015; Fitriani, 2018;
Selatan Oktaviano, dkk, 2020; Pertiwi, 2020;
Prayoga, 2021; Joesoef, 2022; Nindya &
Abiyya, 2022; Radjendra, dkk, 2022
Kurang berkembangnya kerja Agastia & Perwita, 2016
sama dengan India
Membentuk Tatanan Ancaman keamanan Non Anwar, 2020
Regional tradisional
Belum optimalnya engagement Anwar, 2020; Chacko & Willis, 2018
dengan ASEAN
Belum optimalnya kerja sama Chacko & Willis, 2018
dengan India
Kebangkitan Tiongkok Chacko & Willis, 2018
Inkonsistensi dalam menerje- Quayle, 2017
mahkan eksistensi di Asia Pasifik
Kemampuan mengelola Shekhar dalam Abbondanza, 2016;
perubahan Natalegawa dalam Aufiya, 2017
Kompetisi great power Chacko & Willis, 2018; Quayle, 2017;
Wicaksana, 2022; Agastia, 2020; Anwar, 2020
Konflik di Laut Tiongkok Aufiya, 2017; Chacko & Willis,
Selatan 2018; Mubah, 2019; Novotny dalam
Wicaksana, 2022
Krisis kepercayaan internasional Natalegawa dalam Aufiya, 2017
Rivalitas Tiongkok-AS Mubah, 2019; Quayle, 2017;
Abbondanza 2022; Wicaksana, 2022
Sengketa perbatasan Natalegawa dalam Aufiya, 2017; Mubah,
2019; Anwar, 2020
Memimpin dan Belum optimalnya engagement Fealy & White, 2016
Berperan dalam Forum dengan ASEAN
Kerja Sama di Kawasan
Belum optimalnya kerja sama Gopal & Alverdian, 2021
dengan India
Kebangkitan Tiongkok Karim & Nabila, 2018; Nabbs-Keller, 2020
Kompetisi great power Nabbs-Keller, 2020
Konflik di Laut Tiongkok Selatan Karim & Nabila, 2018
Rivalitas AS-Tiongkok Fealy & White, 2016
Tekanan kapital barat Fealy & White, 2016
Menghasilkan Gagasan Kebangkitan Tiongkok Milner, 2019
Kompetisi great power Milner, 2019; Purnama, 2017
Pengaruh barat Milner, 2019
Sumber: Penulis, diolah dengan Atlas.ti Versi 22

Politica Vol. 13 No. 2 Nov 2022 309


Berdasarkan hasil analisis, penelitian ini kondisi seperti ini, sulit bagi Indonesia
menemukan faktor internal dan eksternal menghadapi tantangan Tiongkok yang
yang menjadi penghambatan empat melakukan klaim atas Laut Natuna Utara38.
sasaran Indonesia sebagai salah satu negara Selain itu, kehadiran Tiongkok di Laut
berpengaruh di Asia Pasifik. Bagian berikutnya Tiongkok Selatan telah menghadirkan konflik
akan membahas faktor-faktor tersebut yang di kawasan yang mengundang perhatian great
diulas berdasarkan kategorisasi empat sasaran power seperti Amerika Serikat39. Instabilitas
Visi Indonesia 2045: Indonesia sebagai Salah diperparah dengan adanya konflik antara
Satu Negara Berpengaruh di Asia Pasifik. Tiongkok-Jepang-Korea Selatan di Laut
Tiongkok Selatan40.
Tantangan atas Sasaran Maksimalisasi Meskipun Indonesia telah berusaha
Kepentingan Nasional di Asia Pasifik melakukan reformasi sektor keamanan
Pada sasaran ini, faktor internal yang antara lain dengan menaikan anggaran
mempengaruhi yaitu kapasitas infrastruktur pertahanan terutama laut, anggaran tersebut
nasional, kepemimpinan kepala negara, masih kurang jika dibandingkan dengan
keterbatasan kapasitas militer, kualitas SDM luas wilayahnya41. Reformasi ini penting
nasional, dan lambatnya perkembangan untuk melindungi lebih dari 270 juta
industri pertahanan nasional. Sedangkan, rakyat Indonesia ditengah ketidakpastian
faktor eksternal yang mempengaruhi yaitu geopolitik kawasan42. Kebangkitan Tiongkok
belum optimalnya engagement dengan Association menghadirkan persoalan bagi Indonesia
of Southeast Asian Nations (ASEAN) dan Indian mencapai kepentingan nasionalnya.
Ocean Rim Association (IORA), dependensi Keputusan Indonesia seringkali tersandra oleh
dengan Tiongkok, eksistensi aliansi AUKUS kepentingannya dengan Tiongkok43. Dengan
(Australia, United Kingdom, United States), demikian, Indonesia berusaha melakukan kerja
kebangkitan Tiongkok, kompetisi antar-great sama dengan India untuk menyeimbangkan
power serta Tiongkok-Jepang, konflik di Laut Tiongkok, antara lain dalam IORA44. Akan
Jepang dan Laut Tiongkok Selatan, serta tetapi, perkembangan kerja sama tersebut
kurang berkembangnya kerja sama dengan lambat bahkan kurang mendapatkan perhatian
India. dalam kepemimpinan Indonesia45. Di level
Faktor-faktor tersebut menghambat ASEAN, upaya Indonesia membangunan
tercapainya kepentingan maritim Indonesia. “Jokowi’s Maritime Axis,” 36.
38 Agastia and Perwita, “Jokowi’s Maritime Axis,” 36.
Dengan kepentingan yang begitu strategis 39 Agastia and Perwita, “Jokowi’s Maritime Axis,” 36.
melalui gagasan Poros Maritim Dunia dan 40 Agastia and Perwita, “Jokowi’s Maritime Axis,” 36.
41 Agastia and Perwita, “Jokowi’s Maritime Axis,” 36.
teritorial yang begitu luas, sayangnya kapasitas 42 Norman Joesoef. “Enhancing the Indonesia Air
militer Indonesia belum dapat memenuhi Defense System: Confronting the challenges and
military build-up In the Indo Pacific region,” Technium
Minimum Essential Force (MEF)35. Selain Social Sciences Journal 32 (2022): 592.
itu, industri pertahanan Indonesia juga 43 I Gusti Bagus Dharma Agastia dan Anak Agung Banyu
berkembang dengan lambat36, akibat tingginya Perwita, “Indonesia’s maritime axis and the security of
Sea Lanes of Communications (SLOCs) in the Indo-
biaya produksi dari pajak serta fasilitas dan Pacific,” Jurnal Hubungan Internasional 5, no. 1 (2016):
peralatan yang kurang memadai37. Dengan 20.
44 Agastia dan Perwita, “Indonesia’s maritime axis and
35 I. G. B. D Agastia dalam Anak Agung Banyu Perwita, the security of Sea Lanes of Communications (SLOCs)
“Jokowi’s Maritime Axis: Change and Continuity of in the Indo-Pacific,” 10.
Indonesia’s Role in Indo-Pacific,” Journal of ASEAN 45 Vinsensio Dugis dan Baiq Wardhani. “Indonesian
Studies 3, no. 1 (2015): 36. Membership in the Indian Ocean Rim Association:
36 Agastia dan Perwita, “Jokowi’s Maritime Axis,” 36. Opportunities and Challenges.” Journal of Southwest
37 The Jakarta Post, 2013 dalam Agastia and Perwita, Jiaotong University 55, no. 6 (2020), 1.

310 Emerging Middle Power dan Tantangan Perwujudan Visi Indonesia 2045 di Asia Pasifik ...
mekanisme regional juga dibatasi ruang hubungannya dengan Jepang yang selama
geraknya dengan kebangkitan Tiongkok46. ini telah terbangun, seperti pada kasus
Tidak hanya bagi Indonesia, eksistensi pembiayaan kereta cepat52.
Tiongkok mendapatkan respon greatpower47. Di tengah tekanan eksternal untuk
Melalui pakta keamanan AUKUS, dilakukan mewujudkan Poros Maritim Dunia, Indonesia
pembendungan dominasi Tiongkok di Asia menghadapi berbagai persoalan internal selain
Pasifik oleh Australia, Amerika Serikat, dan yang telah dibahas sebelumnya. Infrastruktur
Inggris. Di lain pihak, Tiongkok diindikasikan nasional yang mendukung cita-cita negara
melakukan aliansi dengan Rusia dan Iran48. maritim masihlah terbatas53. Meskipun telah
Hal ini mengakibatkan kenaikan tensi dilakukan upaya perbaikan, hal ini belumlah
dinamika keamanan kawasan49. Ancaman optimal akibat terbatasnya anggaran54. Bukan
dan perubahan dinamika keamanan seperti hanya masalah infrastruktur, secara internal,
ini merugikan Indonesia. Sebagai negara yang Indonesia juga mengalami keterbatasan dari
sedang membangun, Indonesia membutuhkan sisi SDM55, kapasitas teknologi nasional56,
dukungan regional yang stabil50. Namun, dan kerentanan sosial57 serta disfungsi politik
Indonesia diyakini dapat menjadi leader dan domestik58. Di lain pihak, kepemimpinan
meraih kepercayaan untuk menengahi konflik kepala negara juga menjadi faktor yang
yang terjadi, terutama dalam rivalitas great penting59.
power51. Politik luar negeri bebas aktif menjadi
keuntungan tersendiri bagi Indonesia dalam Tantangan atas Sasaran Membentuk Tatanan
menjadi penengah. Regional
Meskipun kehadiran Tiongkok dalam Pada sasaran ini, faktor internal berupa
beberapa kasus membawa dampak positif birokrasi yang tidak efisien, isu korupsi,
Indonesia seperti investasi, hubungan kapabilitas militer, kapasitas infrastruktur
ini menimbulkan dilema bagi Indonesia. nasional, kapasitas teknologi nasional, serta
Indonesia bahkan dapat mengorbankan kerentanan sosial dan disfungsi politik
46 Evi Fitriani. “Indonesian perceptions of the rise of domestik. Adapun dari eksternal, faktor
China: Dare you, dare you not,” The Pacific Review 31,
no. 3 (2018): 13. berupa ancaman keamanan non-tradisional,
47 Penny Radjendra, Makarim Wibisono, Joni Mahroza,
dan Zainal Abidin Shabuddin, “Indonesia’s Vision As 52 Karl Yan, “Navigating between China and Japan:
Global Maritime Fulcrum: A Geopolitical Strategy To Indonesia and Economic Hedging,” The Pacific Review
Address Geopolitical Shifts In Indo-Pacific,” Journal of (2021): 2.
Positive School Psychology (2022): 8621. 53 Radjendra, Wibisono, Mahroza, dan Shabuddin,
48 Radjendra, Wibisono, Mahroza, dan Shabuddin, “Indonesia’s Vision As Global Maritime Fulcrum,”
“Indonesia’s Vision As Global Maritime Fulcrum: A 8629.
Geopolitical Strategy To Address Geopolitical Shifts In 54 Radjendra, Wibisono, Mahroza, dan Shabuddin,
Indo-Pacific,” 8621. “Indonesia’s Vision As Global Maritime Fulcrum,”
49 Annisa Putri Nindya dan Rifqy Alief Abiyya. “Pengaruh 8629.
AUKUS terhadap Stabilitas Indo-Pasifik dan Sikap 55 Sukmawani Bela Pertiwi, “Repositioning Indonesia in
Indonesia [The Influence of AUKUS to Indo-Pacific the changing maritime landscape of the Indo-Pacific
Regional Stability and Indonesia’s Stance]”. Jurnal region,” Global: Jurnal Politik Internasional 22, no. 1
Politica Dinamika Masalah Politik Dalam Negeri dan (2020), 5.
Hubungan Internasional 13, no. 1 (2022): 67. 56 Shekhar dalam Gabriele Abbondanza, "Whither the
50 Devindra Oktaviano, Jonni Mahroza, dan Helda Indo-Pacific? Middle power strategies from Australia,
Risman. “Indonesia defense strategy towards Indo- South Korea and Indonesia," International Affairs 98,
Pacific (Case Study: The ASEAN outlook on the Indo- no. 2 (2022): 416.
Pacific),” International Affairs and Global Strategy 80 57 Shekhar dalam Abbondanza, "Whither the Indo-
(2020): 21. Pacific?," 416.
51 Aisyah Dwi Qudsiati dan Badrus Sholeh, “The Role 58 Abbondanza, "Whither the Indo-Pacific?,", 416.
Analysis of Indonesia’s Policy Strategy on Indo-Pacific,” 59 Quayle, “Indonesia, the ASEAN socio-cultural
Journal of Diplomacy and International Studies 3, no. 01 community, and the contingent profile of regional
(2020): 43. ‘great-power management,” 1.

Politica Vol. 13 No. 2 Nov 2022 311


belum optimalnya engagement dengan kawasan dengan turut menyelaraskan
ASEAN serta kerja sama dengan India, kepentingan Tiongkok, Amerika Serikat,
kebangkitan Tiongkok, inkonsistensi dalam Australia, India, dan Jepang67. Gagasan ini
menerjemahkan eksistensi di Asia Pasifik, hadir ditengah tantangan defisit kepercayaan
kemampuan mengelola perubahan, kompetisi dan perebutan teritorial yang terjadi di
great power, konflik di Laut Tiongkok Selatan, kawasan, serta kemampuan mengelola
krisis kepercayaan internasional, rivalitas perubahan68. Yang menjadi sulit adalah sejauh
Tiongkok-AS dan sengketa perbatasan menjadi apa Indonesia dapat mempertahankan gagasan
faktor penghambat pencapaian sasaran kedua. dan kepercayaan ini. Keraguan ini menjadi
Dengan adanya faktor tersebut, penelitian relevan dikarenakan Indonesia sendiri terlibat
ini menemukan Indonesia menghadapi dalam konflik kawasan, misalnya dalam upaya
tantangan dalam membentuk tatanan regional defensif menentang kehadiran Tiongkok di
Indo-Pasifik. Upaya pembentukan ini penting Laut Natuna Utara69.
karena berkaitan dengan kepentingan nasional Upaya Indonesia mrembentuk tatanan
terkait Poros Maritim Dunia. Upaya Indonesia seharusnya melibatkan mitra strategis lainnya,
membentuk tatanan Indo-Pasifik menghadapi seperti India. Akan tetapi, konvergensi
tantangan rivalitas Amerika Serikat-Tiongkok kepentingan antara India dan Indonesia selama
memperebutkan pengaruhnya di kawasan60. ini masih terbatas70. Padahal, upaya ini dapat
Akan tetapi, dengan memotori ASEAN, membendung dominasi Tiongkok di Laut
Indonesia mampu membentuk tatanan Indo- Tiongkok Selatan. Pertama, belum kuatnya
Pasifik melalui ASEAN outlook to Indo-Pacific61. hubungan dagang dan investasi antar kedua
Dengan demikian, ASEAN berperan penting negara menghambat proses regionalisasi71.
dalam meningkatkan bargaining position Kedua, komitmen tidak beraliansi baik dengan
Indonesia yang terbatas ruang geraknya Tiongkok dan Amerika Serikat mendorong
sebagai middle power62, terutama dikarenakan kedua negara memiliki konvergensi
dependensinya dengan Tiongkok63, yang kepentingan yang terbatas terhadap Indo-
seringkali mengakibatkan inkonsistensi sikap64. Pasifik72. Yang terjadi, kedua negara justru
Meskipun perhatian Indonesia telah berkurang sama-sama memaksimalisasi strategi otonomi
terhadap ASEAN dalam beberapa tahun65, dan ekonomi di kawasan tersebut, tanpa
capain ini masih dinilai positif66. Gagasan perlu membentuk aliansi bersama73. Padahal,
ini menghadirkan Indonesia melalui ASEAN selama ini kerja sama tersebut dapat dilakukan
yang mampu menghubungkan kepentingan melalui IORA. Namun, hubungan yang terjadi
60 Abbondanza, “Whither the Indo-Pacific?,” 416. kurang optimal.
61 Agastia, “Understanding Indonesia’s role in the Gagasan Indonesia terkait Indo-Pasifik
‘ASEAN Outlook on the Indo‐Pacific’: A role theory
approach,” Asia & the Pacific Policy Studies 7, no. 3
dilakukan sebagai upaya mewujudkan
(2020): 293. 67 Agastia, “Understanding Indonesia’s role in the
62 Dewi Fortuna Anwar, “Indonesia and the ASEAN ‘ASEAN Outlook on the Indo‐Pacific,” 299.
outlook on the Indo-Pacific,” International Affairs 96, 68 Natalegawa dalam Mohd Agoes Aufiya, “Indonesia’s
no. 1 (2020): 111-129. global maritime fulcrum: Contribution in the Indo-
63 Priya Chacko dan David Willis, “Pivoting to Indo- Pacific Region.” Andalas Journal of International Studies
Pacific? The Limits of Indian and Indonesian (AJIS) 6, no. 2 (2017): 147.
Integration,” East Asia 35, no. 2 (2018): 145. 69 Safril Mubah, A, “Indonesia’s Double Hedging Strategy
64 Quayle, "Indonesia, the ASEAN socio-cultural community, toward the United States–China Competition: Shaping
and the contingent profile of regional ‘great-power Regional Order in the Indo-Pacific?” Issues & Studies 55,
management,” 1. no. 04 (2019): 1940007-17-18.
65 Anwar, “Indonesia and the ASEAN outlook on the 70 Chacko dan Willis, “Pivoting to Indo-Pacific?,” 133.
Indo-Pacific,” 124. 71 Chacko dan Willis, “Pivoting to Indo-Pacific?,” 133.
66 Anwar, "Indonesia and the ASEAN outlook on the 72 Chacko dan Willis, “Pivoting to Indo-Pacific?,” 133.
Indo-Pacific,” 114. 73 Chacko dan Willis, “Pivoting to Indo-Pacific?,” 133.

312 Emerging Middle Power dan Tantangan Perwujudan Visi Indonesia 2045 di Asia Pasifik ...
Poros Maritim Dunia. Akan tetapi, untuk merangkul komunitas internasional, daripada
merealisasikannya, Indonesia masih semata membela kepentingan nasionalnya
menghadapi tantangan internal seperti sendiri79.
korupsi, birokrasi yang tidak efisien, dan Akan tetapi seperti tantangan pada sasaran
masalah infrastruktur nasional74, serta lainnya, kompetisi great power80 dan rivalitas
terbatasnya kapasitas peralatan militer Amerika Serikat dan Tiongkok81 menyulitkan
angkatan laut75. Upaya membentuk tatanan Indonesia saat berperan dan forum kerja sama
regional demi mewujudkan kepentingan kawasan, termasuk di ASEAN82. Belum lagi,
nasional ini semakin sulit ketika Indonesia tekanan kapital juga mempersulit ruang gerak
harus menghadapi non-traditional issue yang Indonesia dalam memimpin83. Indonesia
semakin berkembang76. diharapkan mampu memainkan peran
strategis di Kawasan Hindia bersama India,
Tantangan atas Sasaran Memimpin dan dikarenakan adanya kekosongan kekuasaan
Berperan dalam Forum Kerja Sama di Kawasan di wilayah tersebut. Akan tetapi, engagement
Pada sasaran ini, Indonesia menghadapi Indonesia dengan India untuk memimpin
tantangan dari internal berupa isu korupsi, kawasan tersebut masih terbatas84. Hal ini
kapasitas diplomatik, kapasitas infrastruktur juga mungkin terkait dengan kecenderungan
nasional, keterbatasan kapasitas militer, ego Indonesia untuk memimpin kawasan85.
lemahnya institusi hukum, dan rendahnya Indonesia masih fokus untuk menyelesaikan
ambisi internal. Dari eksternal, hambatan yang berbagai masalah internalnya seperi korupsi,
dihadapi berupa belum optimalnya engagement rendahnya kapasitas infrastruktur nasional,
dengan ASEAN dan kerja sama dengan India, dan lemahnya institusi hukum serta
kebangkitan Tiongkok, kompetisi great power, militer86. Selain itu, kemampuan Indonesia
konflik di Laut Tiongkok Selatan, rivalitas AS- memimpin dan berperan dalam forum kerja
Tiongkok, dan tekanan kapital barat. sama di kawasan juga dibatasi oleh kapasitas
Indonesia selama ini berperan dalam diplomatiknya yang belum optimal87.
memainkan pengaruhnya pada berbagai forum
seperti ASEAN dan G-20. Di level ASEAN, Tantangan atas Sasaran Menghasilkan Gagasan
Indonesia telah berupaya menjadi penyelesai Pada sasaran ini, Indonesia menghadapi
konflik seperti antara Thailand-Kamboja pada tiga faktor penghambat dari eksternal. Ketiga
tahun 2011 lalu77. Indonesia juga berusaha faktor tersebut yaitu kebangkitan Tiongkok,
menengahi konflik di Laut Tiongkok Selatan kompetisi great power, dan pengaruh barat.
dengan menjalin keterikatan formal dengan Selama ini, proses menghasilkan gagasan oleh
Tiongkok78. Pada forum G-20, Indonesia Indonesia banyak dipengaruhi ketiga faktor
telah menampilkan diri sebagai negara yang 79 Karim dan Nabila, “Role Conception of the Asia-
Pacific Middle Powers,” 11.
74 Joko Widodo dalam Greg Fealy dan Hugh White, 80 Greta Nabbs-Keller, “ASEAN centrality and Indonesian
“Indonesia’s ‘great power aspirations: A critical view,” leadership in a contested Indo-Pacific order,” Security
Asia & the Pacific Policy Studies 3, no. 1 (2016): 93. Challenges 16, no. 3 (2020): 21.
75 Aufiya, “Indonesia’s global maritime fulcrum,” 149. 81 Fealy dan White, “Indonesia’s ‘great power’aspirations,” 94.
76 Anwar, "Indonesia and the ASEAN outlook on the Indo- 82 Fealy dan White, “Indonesia’s ‘great power’aspirations,” 94
Pacific,” 118. 83 Fealy dan White, “Indonesia’s ‘great power’aspirations,” 94.
77 Moch Faisal Karim dan Rona Nabila, “Role Conception 84 Fealy dan White, “Indonesia’s ‘great power’aspirations,” 94
of the Asia-Pacific Middle Powers: Comparative 85 Acharya dalam Mohamad Rosyidin, "The Moment of
Analysis of Indonesia, South Korea, Australia and a Rising Power: Indonesia’s Foreign Policy Activism,
Vietnam,” Journal of Asian Security and International 2004-2014," Mandala: Jurnal Ilmu Hubungan Internasional
Affairs (2022), 11. 4, no. 1 (2021): 4.
78 Karim dan Nabila, “Role Conception of the Asia- 86 Fealy dan White, “Indonesia’s ‘great power’aspirations,” 93.
Pacific Middle Powers,” 11. 87 Fealy dan White, “Indonesia’s ‘great power’aspirations,” 93.

Politica Vol. 13 No. 2 Nov 2022 313


tersebut. Bukan hanya dalam implementasi, cita-cita menjadi Poros Maritim Dunia juga
proses dalam pembentukan melalui gagasan menjadi sulit terwujud.
banyak dipengaruhi oleh tekanan eksternal88, Sedangkan, dari faktor eksternal,
terutama dikarenakan kebangkitan kebangkitan Tiongkok dan kompetisi antar
Tiongkok . Dengan adanya krisis ekonomi
89
great power telah menjadi penghambat ruang
yang sempat menimpa Indonesia beberapa gerak Indonesia dalam menyebar pengaruhnya
tahun silam, ide dan gagasan Indonesia pun di kawasan regional Asia Pasifik. Kebangkitan
terhegemoni oleh pengaruh barat90. Lebih Tiongkok nyatanya telah mengakibatnya
lanjut, penelitian ini belum menemukan adanya rivalitas dengan Amerika Serikat. Lebih
faktor internal yang menghambat sasaran ini. lanjut, rivalitas ini memperluas cakupannya
menjadi kompetisi antar great power yang
Implikasi melibatkan Jepang, Rusia, India, dan Australia
Penemuan faktor-faktor di dalam menyebar pengaruhnya di kawasan.
atas
berimplikasi kepada pemahaman yang lebih Bagi Indonesia, kebangkitan Tiongkok
holistik mengenai tantangan perwujudan menjadi ancaman serius akibat agresivitasnya
Visi Indonesia 2045: Indonesia sebagai di Laut Tiongkok Selatan. Dengan adanya
salah satu negara paling berpengaruh di Asia klaim batas wilayah hingga Laut Natuna
Pasifik. Background Study Visi Indonesia 2045 Utara, Indonesia yang bukan claimant
memiliki keterbatasan dalam mengungkap state turut bersitegang dengan Tiongkok.
faktor internal dan eksternal yang dihadapi Rendahnya kapasitas militer laut Indonesia
Indonesia dalam mencapai sasarannya. menjadi penghambat Indonesia melakukan
Faktor internal yang disebut berupa manuvernya di kawasan Asia Pasifik
tantangan stabilitas poltitik penyelesaian menghadapi Tiongkok. Dengan kondisi seperti
penetapan perbatasan, kapasitas angkatan ini, sulit bagi Indonesia untuk menaikan
bersenjata, kapasitas mengelola tantangan pengaruhnya di Asia Pasifik.
cyber, dan penguatan infrastruktur diplomasi Terdapat dua potensi cara yang dapat
dan kapasitas diplomat. Sedangkan faktor dilakukan Indonesia dalam menaikan
eksternal yaitu dominasi negara permanent statusnya. Pertama, Indonesia perlu
5 (PS) di PBB, rivalitas AS-Tiongkok, dan memainkan perannya lebih strategis dengan
potensi perlombaan nuklir91. ASEAN. Kedua, kerja sama dengan Indonesia
Lebih lanjut, penelitian ini menemukan perlu ditingkatkan, termasuk dalam IORA.
dua faktor internal dan dua faktor eksternal Kedua potensi ini belum dilakukan secara
yang paling banyak disorot. Dari faktor optimal selama ini92.
internal, keterbatasan kapasitas militer dan
infrastruktur nasional dianggap menjadi faktor Kesimpulan
utama yang menghambat peningkatan status Dalam Visi Indonesia 2045, Indonesia
Indonesia sebagai salah satu negara paling mencanangkan diri menjadi salah satu
berpengaruh di Asia Pasifik. Bukan hanya itu, negara paling berpengaruh di Asia Pasifik.
88 Agung Citra Purnama, “The Indonesia Idea Of Hal tersebut tercermin dalam kemampuan
Indo-Pacific Treaty: Prospects And Problems.” Jurnal Indonesia memaksimalisasi kepentingan
Pertahanan & Bela Negara 7, no. 2 (2017): 92.
89 Anthony Milner, “Repositioning Indonesia: thoughts nasional di Asia Pasifik, membentuk tatanan
on the Indo-Pacific,” Journal of ASEAN Studies 7, no. 1 regional, menghasilkan gagasan, serta
(2019): 58.
90 Milner, Anthony, “Repositioning Indonesia,” 58. 92 Agastia dan Perwita, “Indonesia’s maritime axis and
91 Kementerian PPN/Bappenas, “Background Study Visi the security of Sea Lanes of Communications (SLOCs)
Indonesia 2045”, 139. in the Indo-Pacific,” 19.

314 Emerging Middle Power dan Tantangan Perwujudan Visi Indonesia 2045 di Asia Pasifik ...
memimpin dan berperan dalam forum kerja emerging middle power dalam dilemanya
sama di kawasan. Akan tetapi, sebagaimana menghadapi existing International order. Sebagai
yang dikonseptualisasikan oleh Öniş & Kutlay emerging middle power, tantangan Indonesia
(2017), sebagai emerging middle power, Indonesia dapat diidentifikasikan dengan melakukan
menghadapi dilema berupa tantangan kategorisasi ke dalam empat sasaran Visi
internal dan eksternal dalam merespon existing Indonesia 2045. Akan tetapi, dalam penelitian
international order. ini, terdapat dua agenda penelitian yang perlu
Dengan menggunakan systematic review dilakukan oleh peneliti berikutnya. Pertama,
yang mengacu kepada PRISMA 2020 dan pembahasan mengenai pengaruh Indonesia
analisis konten tekstual dengan Atlas.ti dalam memberikan kontribusi kepada tatanan
terhadap 31 Artikel Ilmiah, penelitian ini keamanan regional melalui generating ideas.
menemukan 172 quote yang diinterpretasikan Kedua, memperkaya pembahasan mengenai
ke dalam 17 faktor internal dan 31 faktor faktor internal yang menjadi penghambatan
eksternal pada empat tantangan sasaran perwujudan Indonesia sebagai salah satu
Indonesia sebagai rising power. Faktor-faktor negara paling berpengaruh di Asia Pasifik,
ini diharapkan menjadi input bagi para elit seperti masalah korupsi. Kedua topik masih
dalam merumuskan strategi dan kebijakan dibahas terbatas dalam body of literature. Kedua
luar negeri Indonesia dalam mewujudkan Visi agenda penelitian ini diharapkan memperkaya
Indonesia 2045: Indonesia sebagai salah satu diskursus mengenai pengaruh Indonesia
negara berpengaruh di Asia Pasifik. Selain itu, di Asia Pasifik sebagai emerging middle power
penemuan atas faktor-faktor ini diharapkan dalam kerangka Visi Indonesia 2045.
menyempurnakan pemahaman mengenai
tantangan perwujudan Visi Indonesia 2045. DAFTAR PUSTAKA
Penelitian ini menemukan dua faktor
internal dan eksternal yang menjadi highlight Abbondanza, Gabriele. “Whither the Indo-Pacific?
selama proses analisis. Faktor internal yaitu Middle power strategies from Australia, South
keterbatasan kapasitas militer dan infrastruktur Korea and Indonesia.” International Affairs 98,
nasional. Sedangkan kebangkitan Tiongkok no. 2 (2022): 403-421.
dan kompetisi antar great power menjadi faktor
eksternal yang membatasi manuver Indonesia Agastia, I. G. B. D., dan Anak Agung Banyu
sebagai rising power di kawasan Asia Pasifik. Perwita, “Jokowi’s Maritime Axis: Change
Kedua faktor mendapatkan atensi luas dari and Continuity of Indonesia’s Role in
penelitian terdahulu sehingga diindikasikan Indo-Pacific” Journal of ASEAN Studies 3,
penting untuk diperhatikan, terutama dalam no. 1 (2015): 32-41.
penyusunan strategi dan kebijakan luar Agastia, I. Gusti Bagus Dharma, dan Anak Agung
negeri termasuk dalam perumusan peraturan Banyu Perwita. “Indonesia’s maritime axis and
perundang-undangan. Lebih lanjut, terdapat the security of Sea Lanes of Communications
dua potensi cara yang dapat dilakukan (SLOCs) in the Indo-Pacific.” Jurnal Hubungan
Indonesia dalam menaikan pengaruhnya di Internasional 5, no. 1 (2016): 10-21.
Asia Pasifik yaitu dengan memainkan peran
Agastia, I. Gusti Bagus Dharma.
yang lebih strategis di ASEAN dan IORA.
“Understanding Indonesia’s role in the
Secara akademik, faktor-faktor yang
‘ASEAN Outlook on the Indo‐Pacific’: A
ditemukan dalam penelitian memperkaya
role theory approach.” Asia & the Pacific
diskursus mengenai tantangan yang dihadapi
Policy Studies 7, no. 3 (2020): 293-305.

Politica Vol. 13 No. 2 Nov 2022 315


Alvian, Rizky Alif, Ganesh Cintika Putri, Fealy, Greg, dan Hugh White. “Indonesia’s
dan Irfan Ardhani. “Haluan Baru Politik ‘great power’aspirations: A critical view.”
Luar Negeri Indonesia: Perbandingan Asia & the Pacific Policy Studies 3, no. 1
Diplomasi ‘Middle Power’Susilo Bambang (2016): 92-100.
Yudhoyono dan Joko Widodo.” Jurnal Fitriani, Evi. “Indonesian perceptions of the
Hubungan Internasional 6, no. 2 (2018): rise of China: Dare you, dare you not.” The
148-163. Pacific Review 31, no. 3 (2018): 391-405.
Anwar, Dewi Fortuna. “Indonesia dan the Fitriani, Evi. “President Joko Widodo’s Foreign
ASEAN outlook on the Indo-Pacific.” Policy: Implications for Indonesia-Australia
International Affairs 96, no. 1 (2020): 111- Relations.” Strangers Next Door?: Indonesia
129. and Australia in the Asian Century. Oregon:
Arif, Muhamad, dan Yandry Kurniawan. Bloomsbury Publishing, 2018.
“Strategic culture and Indonesian Fitriani, Evi. “Yudhoyono’s foreign policy: Is
maritime security.” Asia & the Pacific Policy Indonesia a rising power?.” The Yudhoyono
Studies 5, no. 1 (2018): 77-89. presidency: Indonesia’s decade of stability
Aufiya, Mohd Agoes. “Indonesia’s global and stagnation, Singapura: Institute of
maritime fulcrum: Contribution in the Southeast Asian Studies, 2015.
Indo-Pacific Region.” Andalas Journal of Fitriani, Evi, dan Yovia Rizky Arvianiss.
International Studies (AJIS) 6, no. 2 (2017): “Perkembangan Peninjauan Lingkungan
143-158. Strategis Dalam Buku Putih Pertahanan
Chacko, Priya, dan David Willis. “Pivoting Indonesia tahun 1995 dan 2015.” Jurnal
to Indo-Pacific? The Limits of Indian and Hubungan Internasional 11, no. 1 (2018):
Indonesian Integration.” East Asia 35, no. 1-18.
2 (2018): 133-148. Gopal, Prakash, dan Indra Alverdian.
Diposaptono, Subandono. “Membangun “Maritime Security Cooperation Between
poros maritim dunia: dalam perspektif India and Indonesia: Imperatives, Status
tata ruang laut.” Kementerian Kelautan dan and Prospects.” India Quarterly 77, no. 2
Perikanan, 2017. Diakses 9 Agustus 2022. (2021): 269-288.
https://kkp.go.id/an-component/media/ Joesoef, Norman. “Enhancing the Indonesia
upload-gambar-pendukung/DitJaskel/ Air Defense System: Confronting the
sbdn/Membangun_Poros_Maritim.pdf challenges and military build-up In the
Dugis, Vinsensio, dan Baiq Wardhani. Indo Pacific region.” Technium Social
“Indonesian Membership in the Indian Sciences Journal 32 (2022): 592-624.
Ocean Rim Association: Opportunities Jørgensen-Dahl, Arnfinn. Indonesia as a
and Challenges.” Journal of Southwest Regional Great Power In Regional Great
Jiaotong University 55, no. 6 (2020). Powers in International Politics. London:
Emmers, Ralf. “Indonesia’s role in ASEAN: Palgrave Macmillan, 1992.
A case of incomplete and sectorial Junef, Muhar. “Implementasi Poros Maritim
leadership.” The Pacific Review 27, no. 4 dalam Prespektif Kebijakan.”Jurnal
(2014): 543-562. Penelitian Hukum De Jure 19, no. 3 (2019):
303-322.

316 Emerging Middle Power dan Tantangan Perwujudan Visi Indonesia 2045 di Asia Pasifik ...
Karim, Moch Faisal. “Middle power, status- Nabbs-Keller, Greta. “ASEAN centrality and
seeking and role conceptions: the cases of Indonesian leadership in a contested Indo-
Indonesia and South Korea.” Australian Pacific order.” Security Challenges 16, no. 3
Journal of International Affairs 72, no. 4 (2020): 21-26.
(2018): 343-363. Nindya, Annisa Putri, dan Rifqy Alief Abiyya.
Karim, Moch Faisal, dan Rona Nabila. “Pengaruh AUKUS terhadap Stabilitas
“Role Conception of the Asia-Pacific Indo-Pasifik dan Sikap Indonesia [The
Middle Powers: Comparative Analysis of Influence of AUKUS to Indo-Pacific
Indonesia, South Korea, Australia and Regional Stability and Indonesia’s
Vietnam.” Journal of Asian Security and Stance]”. Jurnal Politica Dinamika Masalah
International Affairs 9, no. 2 (2022): 231- Politik Dalam Negeri dan Hubungan
254. Internasional 13, no. 1 (2022): 67-84.
Kementerian PPN/Bappenas. “Background Oktaviano, Devindra, Jonni Mahroza, dan
Study Visi Indonesia 2045.” Kementerian Helda Risman. “Indonesia defense
PPN/Bappenas, 2019. Diakses 14 Juli strategy towards Indo-Pacific (Case
2022. https://perpustakaan.bappenas. Study: The ASEAN outlook on the Indo-
go.id/e-library/file_upload/koleksi/ Pacific).”  International Affairs and Global
migrasi-data-publikasi/file/Policy_Paper/ Strategy 80 (2020): 21-29.
Dokumen%20lengkap%202045_final. Öniş, Ziya, dan Mustafa Kutlay. “The dynamics of
pdf emerging middle-power influence in regional
Kurniawan, Yandry. The politics of securitization and global governance: the paradoxical case
in democratic Indonesia. Swiss: Springer of Turkey.” Australian Journal of International
International Publishing, 2018. Affairs 71, no. 2 (2017): 164-183.
Milner, Anthony. “Repositioning Indonesia: Page, Matthew J., Joanne E. McKenzie, Patrick
thoughts on the Indo-Pacific.” Journal of M. Bossuyt, Isabelle Boutron, Tammy C.
ASEAN Studies 7, no. 1 (2019): 58-72. Hoffmann, Cynthia D. Mulrow, Larissa
Mubah, A. Safril. “Indonesia’s Double Hedging Shamseer dkk. “The PRISMA 2020
Strategy toward the United States–China statement: an updated guideline for
Competition: Shaping Regional Order in reporting systematic reviews.” Systematic
the Indo-Pacific?.” Issues & Studies 55, no. reviews 10, no. 1 (2021): 1-11.
04 (2019): 1940007. Pertiwi, Sukmawani Bela. “Repositioning
Murphy, Ann Marie. “Great power rivalries, Indonesia in the changing maritime landscape
domestic politics and Southeast Asian of the Indo-Pacific region.” Global: Jurnal
foreign policy: Exploring the linkages.” Politik Internasional 22, no. 1 (2020): 1-25.
Asian Security 13, no. 3 (2017): 165-182. Prayoga, Adhit, Jonni Mahroza, dan Surryanto
Mustari, Basri, Supartono, dan Rayanda Djoko Waluyo. “Indonesian Defense
Barnas. Strategi pertahanan laut nusantara Strategy to Encounter Challenges in the
dalam mewujudkan indonesia sebagai Indo-Pacific (Case Study: Hegemonic War
poros maritim dunia. Strategi Perang of China and the United States of America
Semesta 4, no. 2 (2018):17-36. in the South China Sea).” International
Journal of Social Science and Human Research
4, no. 10 (2021): 2880-2889.

Politica Vol. 13 No. 2 Nov 2022 317


Purnama, Agung Citra. “The Indonesia Idea Teo, Sarah. “Middle powers amid Sino-
Of Indo-Pacific Treaty: Prospects and US rivalry: assessing the ‘good regional
Problems.” Jurnal Pertahanan & Bela Negara citizenship’of Australia and Indonesia.”
7, no. 2 (2017): 53-82. The Pacific Review (2022): 1-27.
Quayle, Linda. “Indonesia, the ASEAN socio- Wicaksana, I. Gede Wahyu. “How does
cultural community, and the contingent Indonesia exercise agency in the contested
profile of regional ‘great-power management.” and complex regional environment?.” The
The Pacific Review 31, no. 2 (2017): 1-20. Pacific Review 35, no. 2 (2022): 297-318.
Quayle, Linda. “Power and paradox: Indonesia Yan, Karl. “Navigating between China and
and the ‘English School’concept of great Japan: Indonesia and Economic Hedging.”
powers.” International Relations of the Asia- The Pacific Review (2021): 1-29.
Pacific 13, no. 2 (2013): 301-330.
Qudsiati, Aisyah Dwi, dan Badrus Sholeh.
“The Role Analysis of Indonesia’s Policy
Strategy on Indo-Pacific.” Journal of
Diplomacy and International Studies 3, no.
01 (2020): 39-50.
Radjendra, Penny, Makarim Wibisono, Joni
Mahroza, and Zainal Abidin Shabuddin.
“Indonesia’s Vision As Global Maritime
Fulcrum: A Geopolitical Strategy To
Address Geopolitical Shifts In Indo-
Pacific.” Journal of Positive School Psychology
(2022): 8621-8634.
Rosyidin, Mohamad. “Foreign policy in
changing global politics: Indonesia’s
foreign policy and the quest for major
power status in the Asian Century,” South
East Asia Research 25, no. 2 (2017): 1-17.
Rosyidin, Mohamad. “The Moment of a Rising
Power: Indonesia’s Foreign Policy Activism,
2004-2014.” Mandala: Jurnal Ilmu Hubungan
Internasional 4, no. 1 (2021): 1-25.
Santikajaya, Awidya. “Indonesia’s Rise:
Seeking Regional and Global Roles.”
Bulletin of Indonesian Economic Studies 51,
no. 3 (2015): 482-484.
Scott, David. “Indonesia grapples with the
Indo-Pacific: Outreach, strategic discourse,
and diplomacy.” Journal of Current Southeast
Asian Affairs 38, no. 2 (2019): 194-217.

318 Emerging Middle Power dan Tantangan Perwujudan Visi Indonesia 2045 di Asia Pasifik ...

You might also like