Professional Documents
Culture Documents
discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/266050475
Article
CITATIONS READS
3 491
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Developing an Early Warning System for Forest and Peat Land Fires in Sumatera and Kalimantan
using Spatio-Temporal Data Mining Approach View project
Designing a model of community training strategy for controlling forest and land fire in Indonesia
View project
All content following this page was uploaded by Lailan Syaufina on 10 September 2015.
The user has requested enhancement of the downloaded file. All in-text references underlined in blue are added to the original document
and are linked to publications on ResearchGate, letting you access and read them immediately.
Media Konservasi Vol. XII, No. 2 Agustus 2007 : 57 – 66
1
Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB
2
Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan IPB
ABSTRACT
A study was conducted to investigate the difference in abundance, richness, diversity and evenness of soil arthropods in Gunung Walat Education
Forest, Sukabumi, West Java. Sampling was done in two difference habitats, e.g. burn and unburn habitat. A total of 1280 individuals from 40 families and
16 orders were collected by soil and litter extracting (Berlesse funnel). The biodiversity indices indicated that unburn habitat had a higher indices than that
of burn habitat.
Keywords: Diversity, Berlesse funnel, Forest Health Monitoring, unburn, soil arthropods
57
Keanekaragaman Anthropoda Tanah
Annular plot
Jari-jari 58.9’
Subplot
2 (17.95 m)
Jari-jari 24.0’ (7.32 m)
Letak Petak Pengamatan
Makrofauna Tanah
4 3
Microplot
Jari-jari 6.8’ (2.07 m) azimuth 900 dari
titik pusat subplot (3.66m)
Binatang arthropoda tanah yang dijumpai dan yang Analisis keragaman, kekayaan dan kemerataan jenis
dapat ditangkap dimasukkan ke dalam tabung-tabung pada lahan yang terbakar dan lahan yang tidak terbakar
plastik berisi alkohol 70% yang telah diberi label dengan menggunakan indeks kekayaan jenis Margalef
berdasarkan petak pengamatan dan tingkat kedalamannya. (Richness Index), indeks keragaman Shannon-Wiener
Arthropoda tanah yang tidak dapat ditangkap dilakukan (Diversity Index) dan indeks kemerataan Pielou (Evenness
ekstraksi tanah dengan menggunakan metode corong Index) (Magurran, 1988). Uji t digunakan untuk
Barlese-Tullgren. Untuk mengidentifikasi arthropoda tanah membedakan variabel di plot yang terbakar dan tidak
digunakan beberapa buku seperti Pengenalan Pelajaran terbakar.
Serangga (Borror et al., 1996), Acarology, Mites And
Human Welfare (Woolley, 1988) dan The pests of Crops In
Indonesia (Kalshoven,1981). Pengamatan dilakukan di
areal yang tidak terbakar dan satu tahun setelah terbakar.
58
Media Konservasi Vol. XII, No. 2 Agustus 2007 : 57 – 66
59
Keanekaragaman Anthropoda Tanah
60
Media Konservasi Vol. XII, No. 2 Agustus 2007 : 57 – 66
Tabel 2. (Lanjutan)
Kelimpahan
Ordo Famili
Plot Tidak terbakar Plot Terbakar
Isoptera Termitidae 1 12
Mantodea Mantidae 1 -
Mesostigmata Tetranychidae 1 -
Laelapidae - 86
Orthoptera Acrididae 1 -
Grillidae 1 1
Jumlah Total 410 638
Dari Tabel 3 ini dapat dilihat bahwa serasah pada plot menunjukkan osilasi (kisaran) yang luas pada lahan
terbakar lebih tebal dibandingkan serasah pada plot tidak terbakar.
terbakar. Ketebalan serasah ini berpengaruh terhadap Menurut Wallwork (1970), biasanya pada sebagian
jumlah serasah yang dapat terdekomposisi, semakin tebal besar padang rumput, tanah mor dan tanah hutan,
serasah maka akan semakin banyak bahan organik yang Collembola adalah fauna yang paling mewakili, dari segi
dihasilkan. Bukaan tajuk pada plot terbakar yang lebih besar jumlah individu dan spesies, pada lapisan organik di bagian
menyebabkan dekomposisi serasah pada lantai hutan lebih atas 10-15 cm. Dalam skala kedalaman ini, populasi
aktif dan cepat. Szujeki (1987) menyebutkan bahwa terbesar Colembola biasanya terdapat pada tingkat
Colembolla merupakan invertebrata yang kelimpahannya kedalaman dimana dekomposisi bahan organik secara aktif
terjadi; pada profil tipe mor, tingkatan ini dikenal sebagai
61
Keanekaragaman Anthropoda Tanah
‘zona fermentasi’, yang berbeda dan terpisah dari lapisan 2. Indeks Kekayaan (Richness Index) Arthropoda Tanah
litter dan lapisan humus.
Kekayaan jenis (Richness) arthropoda tanah mengacu
Burgers dan Raw (1967) menyimpulkan, dari analisis
pada banyaknya spesies yang ditemukan pada suatu
usus Collembola bahwa jenis Collembola yang lebih besar
ekosistem. Jumlah total spesies dalam suatu komunitas (S)
memakan fungi, sebaliknya yang berukuran lebih kecil
tergantung pada ukuran sampel dan waktu. Beberapa indeks
langsung memakan humus. Collembola juga mengkonsumsi
dianjurkan untuk mengukur spesies Richness yang tidak
bagian tanaman yang lapuk, spora, Collembola yang lain,
tergantung pada ukuran sampel tetapi berdasarkan
bagian cacing tanah yang terdekomposisi dan kutikulanya
hubungan antara S dan jumlah total individu yang diamati
sendiri. Sebagai dekomposer Collembola berperan
(N) yang meningkat dengan meningkatkan ukuran sampel
menghancurkan feses arthropoda yang lebih besar,
(Ludwig dan Reynolds, 1988).
menghasilkan kitin agar tersedia di tanah dan memudahkan
Richnesss Index yang digunakan dalam menganalisa
proses dekomposisi oleh dekomposer yang lain.
kekayaan jenis arthropoda tanah pada penelitian ini adalah
Sama seperti Collembola, Acarina juga merupakan
Margalef index karena kalkulasi atau perhitungannya lebih
mesofauna yang banyak ditemukan pada lapisan
mudah. Kekayaan jenis arthropoda tanah ditunjukkan dalam
permukaan, lapisan fermentasi dan lapisan humus. Acarina
banyaknya famili arthropoda tanah yang dapat ditemukan
mengkonsumsi tanaman yang lapuk, lumut, fungi dan alga.
pada plot terbakar dan plot tidak terbakar. Nama famili dan
Acarina juga berperan sebagai dekomposer. Pada lahan
jumlahnya dapat dilihat pada Tabel 2.
hutan yang tidak kondusif bagi dekomposer yang lebih
besar maka dekomposisi bagian tanaman dilakukan oleh
a. Pada Lapisan Tanah
Acarina. Ordo Cryptostigmata berperan dalam
mencampurkan bahan organik pada lapisan tanah di bawah Pada tanah tidak terbakar terdapat 14 ordo dengan 25
permukaan. famili, sementara pada tanah terbakar terdapat 9 ordo
Berdasarkan hasil uji t, kelimpahan rata-rata dari tanah dengan 12 famili. Perbedaan ini cukup besar dimana
yang terbakar dengan tanah tidak terbakar tidak berbeda terdapat selisih 5 ordo dan 13 famili yang merupakan suatu
nyata (P < 0.205), demikian pula pada serasah yang terbakar lingkup taksonomi yang besar (Tabel 4).
dan serasah tidak terbakar ( P < 1.419 ). Hal ini Ordo yang terdapat pada tanah tidak terbakar tetapi
menunjukkan bahwa perbedaan jumlah total individu yang tidak pada tanah terbakar adalah Blattaria, Coleoptera,
ditemukan pada kedua plot tidak signifikan, artinya Cryptostigmata, Diplopoda, Mantodea dan Homoptera.
kebakaran yang terjadi memberikan dampak yang ringan. Sedangkan famili-famili yang tidak terdapat di tanah
Jumlah individu total di plot yang terbakar adalah 638 terbakar adalah Polydesmidae, Julidae, Mantidae, dan
individu dan di plot tidak terbakar 410 individu. Meskipun Cercopidae. Sebagian besar famili yang tidak ada adalah
dari hasil uji t kelimpahan pada kedua plot ini tidak berbeda dari ordo Coleoptera, famili Mantidae dan Cercopidae
nyata tetapi kecenderungan menunjukkan bahwa dimana famili-famili ini adalah pemakan tumbuhan ataupun
kelimpahan arthropoda tanah di plot terbakar lebih besar memakan bagian dari tumbuhan. Kebakaran menyebabkan
daripada kelimpahan arthropoda tanah di plot tidak terbakar. pengurangan dan hilangnya stok makan mereka sehingga
dapat mengganggu perkembangbiakan dan keberadaannya.
Selain itu, kebakaran juga dapat mematikan larva serangga-
serangga ini yang umumnya terdapat pada permukaan
tanah.
62
Media Konservasi Vol. XII, No. 2 Agustus 2007 : 57 – 66
Famili Blattidae, Polydesmidae dan Julidae merupakan saat (jumlah total spesies dalam komunitas/S) semua spesies
famili yang sebagian besar hidup di permukaan tanah diwakili oleh jumlah individu yang sama, yang merupakan
ataupun di dalam tanah yang dekat ke permukaan. Saat distribusi kelimpahan yang sempurna (Ludwig dan
terjadinya kebakaran maka binatang yang ada di permukaan Reynolds, 1988).
tanah ataupun yang dekat dengan permukaan tanah akan
sangat mudah terkena dampak kebakaran walaupun a. Pada Lapisan Tanah
kebakaran yang terjadi adalah low severity burn. Dampak
Pada tanah terbakar, nilai keragaman rata-ratanya
kebakaran ini bisa berupa pengurangan jumlah arthropoda
adalah 0.709 keragamannya rendah (Tabel 4). Hal ini dapat
tanah maupun hilangnya famili atau jenis arthropoda tanah
terlihat dari sebaran kelimpahan jumlah individu pada setiap
tertentu.
famili yang tidak merata. Ada beberapa famili yang
mempunyai kelimpahan yang besar yaitu Formicidae dan
b. Pada Lapisan Serasah
Laelapidae.
Pada serasah di plot terbakar terdapat 9 ordo dengan Nilai keragaman rata-rata pada tanah tidak terbakar
17 famili, sementara pada serasah di plot yang tidak adalah 2.394, keragamannya lebih tinggi daripada tanah
terbakar terdapat 8 ordo dengan 9 famili (Tabel 4). Ordo- yang terbakar. Famili yang banyak ditemukan pada tanah
ordo yang tidak terdapat pada serasah tidak terbakar adalah tidak terbakar adalah Formicidae, Geophilidae,
Chilopoda dan Diplopoda. Sementara famili-famili yang Staphylinidae, Scarabaidae, Chelonethida, Schlerobatidae,
tidak ada pada serasah tidak terbakar adalah Linyphiidae, dan Trichoniscidae. Sementara, famili yang jarang
Geophilidae, Nitidulidae, Podoridae, Sminthuridae, ditemukan berjumlah 17 famili diantaranya Araneidae,
Zetorchestidae, Ephylohmaiidae, Rhysotriidae, Oxyopidae, Salticidae, Tetragnathidae, Blattidae,
Polydesmidae, Phytoseiidae, Veigaiidae dan Argasidae. Oedemeridae, Tenebrionidae, Reduviidae, Scydmaenidae,
Sebagian besar famili yang tidak terdapat pada serasah tidak Julidae, Termitidae, Mantidae dan Laelapidae.
terbakar merupakan Acarina. Banyaknya jumlah famili Pada tanah yang terbakar Formicidae (semut)
Acarina yang ditemukan menyebabkan serasah yang mempunyai kelimpahan terbesar sehingga kebakaran dapat
terbakar mempunyai famili-famili yang lebih beragam meningkatkan populasi semut. Suatu studi di Australia
dibandingkan dengan serasah yang tidak terbakar. terhadap vegetasi Sclerophyllous menunjukkan bahwa
Dalam Wallwork (1976) disebutkan bahwa Acarina semut mengkonsumsi biji yang banyak dihasilkan pada
adalah yang paling umum meskipun bukan yang paling awal suksesi tanaman setelah kebakaran (Andersen, 1988).
mewakili pada sebagian besar tanah, dan banyak terdapat Pinus merupakan salah satu spesies fire yang berkembang
pada tanah organik tinggi dan lahan hutan. Pada lebih baik setelah kebakaran. Di lokasi penelitian, biji pinus
kebanyakan tipe hutan khususnya konifer, bagian tumbuhan lebih banyak ditemukan pada areal yang terbakar
yang hancur membentuk lapisan yang terkadang satu kaki dibandingkan areal yang tidak terbakar sehingga areal yang
atau lebih dalam Brown dan Davis (1973). Kebakaran terbakar menjadi tempat yang lebih baik untuk
menyebabkan terbukanya akses ke lantai hutan sehingga perkembangan semut.
dekomposisi bahan organik menjadi lebih cepat. Kondisi ini
menyebabkan tersedianya habitat yang baik untuk b. Pada Lapisan Serasah
perkembangan Acarina setelah kebakaran.
Nilai keragaman rata-rata pada serasah terbakar adalah
Richness Index rata-rata pada tanah terbakar dan tanah
1.838 dan pada serasah tidak terbakar bernilai 1.948 (Tabel
tidak terbakar memperoleh nilai P < 0.046, artinya kedua
4). Family Isotomidae (ordo Collembola) merupakan famili
habitat tersebut mempunyai Richness Index yang berbeda
yang paling banyak ditemukan pada serasah bekas terbakar.
nyata. Nilai Richness Index rata-rata pada serasah terbakar
Dalam Wallwork (1970) disebutkan bahwa Collembola
dan serasah tidak terbakar tidak menunjukkan perbedaan
biasanya melimpah pada tanah di padang rumput dan tanah
yang nyata. dengan nilai probability (P) sebesar 0.620.
mor seperti pada lantai hutan dengan skala kepadatan 5000-
50000/m2, terkadang lebih besar. Collembola merupakan
3. Indeks Keragaman (Diversity Index) Arthropoda
invertebrata yang mempunyai penyebaran luas karena dapat
tanah
tersebar terbawa angin, aliran air ataupun menempel pada
Diversity index menyatukan spesies richness dan kaki burung. Setelah terjadi kebakaran terdapat akumulasi
evenness dalam satu nilai (Ludwig dan Reynolds, 1988). bahan organik di permukaan tanah, sehingga jika ada
Diversity index yang digunakan dalam analisis data adalah Colembolla yang sampai di daerah tersebut akan mudah
Diversity index Shannon –Winner (H’). Indeks ini berkembang karena salah satu makanan alaminya adalah
mempunyai dua properti yang membuat indeks ini banyak bagian tumbuhan yang melapuk.
digunakan untuk keragaman spesies, (1) H’=0 jika hanya Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa keragaman
jika ada satu spesies dalam sampel, (2) H’ maksimum hanya binatang pada lapisan tanah tidak berbeda nyata. Nilai
63
Keanekaragaman Anthropoda Tanah
keragaman rata-rata pada serasah terbakar dan serasah tidak b. Pada Lapisan Serasah
terbakar juga tidak berbeda nyata. Hal ini menunjukkan
Pada serasah di plot terbakar famili Isotomidae
bahwa perbedaan diversity atau keragaman famili
(Collembola) mempunyai jumlah individu 49.29% dari
arthropoda tanah pada plot terbakar dan plot tidak terbakar
jumlah total individu yang ditemukan, kemudian Laelapidae
adalah tidak signifikan, meskipun nilai Diversity Index pada
(10,43%), Argasidae (9.95%), Schlerobatidae dan
plot tidak terbakar cenderung lebih besar.
Formicidae (± 7.66%) dan 22.00% individu dari famili
lainnya. Dari sebaran persentase jumlah individu pada
4. Indeks Kemerataan (Evenness Index) Arthropoda
setiap famili terlihat bahwa sebaran kelimpahan pada setiap
Ludwig dan Reynolds (1988) mengatakan bahwa famili tidak merata.
evenness (kemerataan) mengacu pada bagaimana Banyaknya jumlah Collembola pada serasah plot
kelimpahan spesies (jumlah individu, biomass, penutupan terbakar dipengaruhi oleh kondisi tegakan setelah
dan lain-lain) didistribusikan diantara spesies. Evenness kebakaran. Bukaan tajuk pada plot terbakar ini sebesar
(kemerataan ) ini merupakan salah satu komponen dari 44.34%, lebih besar dibandingkan dengan plot tidak
diversity. Nilai evenness index berkisar antara 0 - 1. Nilai terbakar yang hanya 21.43% (Tabel 1). Terbukanya tajuk
satu menunjukkan semua jenis ada dalam kelimpahan yang menyebabkan akses yang besar ke lantai hutan seperti
sama (Magurran, 1988). cahaya matahari dan hujan, hal ini dapat mempercerpat
proses dekomposisi tumbuhan atau bagian tumbuhan yang
a. Pada Lapisan Tanah ada di lantai hutan seperti serasah sehingga bahan organik
terbentuk lebih cepat.
Pada tanah tidak terbakar Formicidae berjumlah
Collembola merupakan invertebrata yang banyak
16.83% dari total individu, kemudian Geophilidae
tedapat pada lapisan tanah yang aktif terdekomposisi. Pada
(11.71%), Staphylinidae (10.97%), Scarabaidae dan
plot yang tidak terbakar, lapisan serasahnya lebih tipis
Schlerobatidae sebesar 10.73% dan Trichonischidae
dibandingkan dengan serasah pada plot yang terbakar
(8.78%) dan famili lainnya sebesar 40.97%.
karena sebagian serasah tertahan pada tumbuhan bawah
Sedangkan pada tanah terbakar famili Formicidae
sehingga tidak sampai ke tanah.
(semut) mempunyai jumlah individu terbanyak yaitu
Pada serasah plot terbakar juga banyak terdapat
80.41% dari jumlah total individu yang ada, kemudian
Acarina. Eksperimen kultur menunjukkan bahwa
famili Laelapidae (13.48%) dan 6.11% tersebar pada famili
macrochelids dan veigaiids dapat memakan beberapa
lainnya.
varietas binatang, termasuk Collembola, Protura,
Famili-famili seperti Staphylinidae, Geophilidae dan
Pauropoda, nematoda dan Enchytreids, dan telur Musca
Trichonischidae termasuk invertebrata permukaan yang
domestica (Wallwork, 1970). Dengan melimpahnya
kemungkinan berkurang atau hilang setelah terjadinya
Collembola maka makanan bagi Acarina akan tersedia,
kebakaran. Selain itu hilangnya lapisan serasah
sehingga populasinya dapat berkembang.
menyebabkan berkurangnya stok makanan karena
Nilai evenness index rata-rata pada tanah terbakar
Trichonischidae termasuk ordo Isopoda yang makanannya
adalah 0.479 dan tanah tidak terbakar lebih besar yaitu
adalah bahan organik yang mati atau lapuk. Sementara
sebesar 0.802 (Tabel 4). Nilai Evennes Index yang kurang
Geophilidae termasuk ordo Chilopoda yang dapat masuk ke
dari 1 ini menunjukkan bahwa sebaran kelimpahan individu
dalam tanah beberapa inchi saja sehingga sangat rentan
pada setiap famili tidak merata.
terhadap pemanasan tanah akibat kebakaran.
Nilai Evenness Index rata-rata pada serasah terbakar
Famili-famili yang berasal dari ordo Coleoptera
dan serasah yang tidak terbakar adalah 0.501 dan 0.873
(Staphylinidae dan Scarabaidae) merupakan pemakan
(Tabel 4), dimana serasah yang tidak terbakar mempunyai
tumbuhan yang jumlahnya pasti berkurang setelah
Evenness Index rata-rata yang lebih tinggi. Nilai Evenness
kebakaran karena hilangnya tumbuhan sebagai bahan
Index rata-rata sebesar 0.873, dimana nilai ini hampir
makanan mereka dan matinya larva serangga ini yang
mendekati 1, artinya, sebaran kelimpahan individu pada
terdapat di permukaan tanah.
masing-masing famili hampir merata, jadi tidak ada famili
Pada tanah yang terbakar Formicidae (semut)
yang jumlah individunya mendominasi.
mempunyai jumlah individu yang besar. Besarnya jumlah
Untuk mengetahui perpindahan arthropoda tanah
semut ini terkait dengan produksi biji tanaman setelah
secara vertikal maka dilakukan uji t antara lapisan tanah
terbakar. Pinus menghasilkan biji yang banyak setelah
terbakar dengan serasah terbakar dan lapisan tanah tidak
kebakaran sehingga bahan makanan bagi semut tersedia
terbakar dengan serasah tidak terbakar. Dari uji t diperoleh
lebih banyak dibandingkan dengan biji yang dihasilkan
nilai probabilitis untuk perbandingan serasah dan tanah
pada tegakan yang tidak terbakar.
pada plot terbakar sebesar 0.216, artinya kelimpahannya
tidak berbeda nyata. Hal ini menunjukkan bahwa saat
64
Media Konservasi Vol. XII, No. 2 Agustus 2007 : 57 – 66
kebakaran tidak terjadi perpindahan vertikal arthropoda 7. Pengelolaan atau penggunaan lahan bekas terbakar
tanah dari lapisan serasah ke dalam tanah. harus sangat diperhatikan agar tidak menghambat
Pada plot tidak terbakar, perbandingan antara serasah proses pemulihan kondisi tegakan.
tidak terbakar dan tanah tidak terbakar mempunyai nilai
probabilitis sebesar 0.016, artinya kelimpahannya berbeda
nyata dimana arthropoda tanah yang terdapat pada plot tidak DAFTAR PUSTAKA
terbakar hidup pada habitatnya masing-masing (tanah atau Andersen. A.N. 1988. Immediate and longer-term effects
serasah). of fire on seed predation by ants in sclerophyllous
vegetation of southeastern Australia. Australian
KESIMPULAN Journal of Ecology 13: 285-293.
Borror, Donald J., Charles A. Triplehorn dan Norman F.
1. Kebakaran yang terjadi di HPGW pada bulan
Johnson (1996). Pengenalan Pelajaran Serangga. Edisi
September 2002 ini menyebabkan penurunan jumlah
ke-6. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
ordo dari 17 menjadi 10 ordo (41,18%), penurunan
jumlah famili dari 31 menjadi 29 famili (6,45%), tetapi Brown, A.A dan K.P. Davis. 1973. Forest Fire Control Use.
terjadi peningkatan jumlah individu dari 431 menjadi Mc. Grow – Hill Books Company. USA.
849 individu (96,98%).
Burgers, A. and F. Raw. 1967. Soil Biology. Academic
2. Kebakaran yang terjadi termasuk low fire severity Press. London.
dengan tipe kebakaran adalah kebakaran permukaan
DeBano, C.F, D.G. Neay dan P.F. Folliot. 1998. Fire’s
(surface fire) dan kebakaran tajuk (crown fire).
Berdasarkan definisi hutan yang tidak sehat maka Effect On Ecosystems. New York. John Wiley and
tegakan bekas terbakar ini masih dapat menjalankan Sons. Inc.
fungsinya, walaupun ada perubahan dalam Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pests of Crops in Indonesia.
ekosistemnya tetapi tidak signifikan Jakarta. PT. Ikhtiar Baru Van Hoeve.
3. Nilai kelimpahan, Richness, Diversity dan Evenness Ludwig, J.A., and J.F. Reynolds. 1988. Statistical Ecology.
indices rata-rata pada kedua plot untuk tanah dan New York. John Wiley and Sons.
serasah menunjukkan bahwa hanya spesies richness
antara kedua plot berbeda nyata, dan Evenness index Magurran, A. E. 1988. Ecological Diversity and Its
untuk serasah pada kedua plot berbeda sangat nyata, Measurement. Cambridge. University Press.
sementara nilai rata-rata selainnya tidak berbeda nyata Rahardjo, S. 2003. Komposisi Jenis dan Adaptasi
4. Ada beberapa famili yang hilang setelah kebakaran Tumbuhan Bawah Pada Areal Bekas Kebakaran di
yaitu Thripidae, Tetranichidae, Ellateridae, Bawah Tegakan. [Tesis] Bogor. Sekolah Pascasarjana
Staphylinidae, Scarabaidae, Julidae, Polydesmidae, IPB.
Blattidae, Oedemeridae, Cercopidae, Mantidae, Supriyanto, I.C. Stuckle, C.A. Siregar dan J. Kartana.
Tenebrionidae, Acrididae, Reduviidae, Scydmaenidae, 2001a. Forest Health Monitoring To Monitor The
Oxyopidae, Salticidae dan Tetragnathidae. Ordo-ordo Sustainability Of Indonesian Tropical Rain Forest,
yang tidak ditemukan pada plot bekas terbakar adalah Volume I. Bogor. ITTO-SEAMEO BIOTROP.
Blattaria, Homoptera, Mantodea, dan Thysanoptera.
Supriyanto, I.C. Stuckle, C.A. Siregar dan J. Kartana.
5. Famili yang hanya terdapat di plot terbakar adalah 2001b. Forest Health Monitoring To Monitor The
Linyphiidae, Podoridae, Sminthuridae, Zetorchestidae, Sustainability Of Indonesian Tropical Rain Forest,
Ephylohmalidae, Rhysotritiidae, Phytoseiidae, Volume II. Bogor. ITTO-SEAMEO BIOTROP.
Argasidae, Veigaiidae dan Nitidulidae. Ordo yang
hanya ditemukan pada plot bekas terbakar adalah Szujecki, A. 1987. Ecology of Forest Insect. Warzawa.
Metastigmata. PWN – Polish Scientific Publisher.
6. Diperlukan pengamatan berkala terhadap plot terbakar Wahyuningriyanti, R. 2005. Penilaian Dampak Kebakaran
sehingga dapat dilihat perkembangan kondisi biota Hutan Terhadap Vegetasi Dengan Metode Forest
tanah seperti kelimpahan, kekayaan, keragaman dan Health Monitoring (Studi Kasus di Hutan Pendidikan
kemerataan jenisnya, apakah dapat kembali seperti Gunung Walat , Kabupaten Sukabumi). Skripsi Bogor.
semula atau tidak. Fakultas Kehutanan IPB.
Wallwork, J.A. 1970. Ecology of Soil Animals. England.
McGraw-Hill Publishing Company Limited.
65
Keanekaragaman Anthropoda Tanah
Wallwork, J.A. 1976. The Distribution and Diversity of Wooley, T. A. 1988. Acarology, Mites and Human Welfare.
Soil Fauna. San Franscisco. Academic Press. USA. John Wiley & Son, Inc.
66