You are on page 1of 12

Heru Budi Pratomo & Bambang Tjahjadi, Strategi Pemilihan Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik dengan Metode

Analytical Hierarchy Process (AHP) di PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB)

Strategi Pemilihan Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik dengan Metode


Analytical Hierarchy Process (AHP) di PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB)

Heru Budi Pratomo & Bambang Tjahjadi


Universitas Airlangga
e-mail: heru.pratomo90@gmail.com

Abstract: The government launched a 35,000 MW program based on the Decree of the Minister of
Energy and Mineral Resources of the Republic of Indonesia especially for outside Java region as part
of development of country infrastructure. To be able to continue to grow and compete, PT PJB as a
company engaged in the field of electric power producers must have good investment plan, one of
the investments that can be made is through participation in electric power plant development
projects. The purpose of this study is to find out the influential criteria in making decisions and
provide recommendations to PT PJB in the formulation of alternative priority scales for power plant
development projects selection strategy. This study uses a qualitative approach with a case study
approach. Samples from this study were key informants using purposive sampling and filling out
questionnaires. The results of this study are the formation of 3 criteria which are the best priorities,
namely generating new revenue with a weight of 0.177, market share with a weight of 0.134 and
increasing opportunities in the future with a weight of 0.127. While the determination of the main
alternative for the construction of the Power Plant Project is the Java 7 PLTU of 16.3%, the Java 8
PLTU of 12.9% and the Java 3 PLTGU of 10%.

Keywords: power generation, project management, investment, AHP

PENDAHULUAN listrik. PT PJB berdiri pada tanggal 3 Oktober


1995 yang terus berkembang hingga saat ini
PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB) adalah
dengan memiliki beberapa anak dan cucu per-
salah satu anak perusahaan dari PT PLN (Per-
usahaan sesuai Gambar 1.1.
sero) yang bergerak di bidang produsen tenaga

123 123
Business and Finance Journal, Volume 4, No. 2, October 2019

Masing-masing anak perusahaan dan perusa- tenaga listrik yang tertera di dalam RUPTL.
haan asosiasi memiliki fungsi dan peran yang Investasi pada proyek pembangunan tenaga listrik
berbeda-beda, namun terintegrasi untuk mem- tersebut dapat digunakan untuk mengantisipasi
bantu PT PJB dalam pengembangan usaha dan penurunan nilai aset perusahaan yang diakibat-
rencana-rencana strategis perusahaan. Dalam kan karena unit pembangkit existing yang sudah
menjalankan proses bisnisnya, PT PJB mengelola dan akan melewati umur keekonomian pembang-
9 unit pembangkit (UP) existing dengan total kit (pada umumnya, umur keekonomian pem-
kapasitas daya terpasang sebesar 7.044 mega- bangkit selama 30 tahun).
watt (MW) yaitu: UP Gresik, UP Muara Karang, Di tahun 2018, banyak unit pembangkit
UP Muara Tawar, UP Cirata, UP Brantas, UP existing PT PJB yang telah melewati batas keeko-
Paiton, UP Bawean, dan UP Suppa serta 34 jasa nomian sehingga berdampak pada penurunan
operation and maintenance (O&M) yang terse- nilai aset di dalam portofolio perusahaan yang
bar di seluruh wilayah Indonesia baik Pulau memengaruhi jumlah besaran revenue. Sangat
Jawa maupun luar Pulau Jawa. Berikut ini meru- banyak faktor yang dipergunakan oleh para
pakan gambar dari peta wilayah operasional PT pejabat untuk melakukan pertimbangan dalam
PJB di Indonesia. pengambilan keputusan terhadap proyek pem-
Untuk dapat terus tumbuh dan bersaing, bangkit tenaga listrik sehingga menyebabkan
PT PJB sebagai perusahaan yang bergerak dalam keterlambatan realisasi pelaksanaan proyek pem-
bidang produsen tenaga listrik harus memiliki bangkit listrik. Adanya keterlambatan pada reali-
perencanaan yang baik dalam investasi, salah sasi pelaksanaan proyek pembangkit listrik dapat
satu investasi yang dapat dilakukan adalah me- memengaruhi pencapaian salah satu indikator
lalui keikutsertaan dalam proyek pembangunan kinerja perusahaan (batas realisasi pelaksanaan

124
Heru Budi Pratomo & Bambang Tjahjadi, Strategi Pemilihan Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik dengan Metode
Analytical Hierarchy Process (AHP) di PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB)

Total Aset

200
195
190
185
Triliun

180
175
170
165
160
2015 2016 2017 2018
Total Aset 196 192 193 174

proyek pembangunan pembangkit listrik sesuai Diketahui bahwa jumlah total MW yang
RUPTL hingga tahun 2027). direncanakan sebesar 8.320 MW di mana jum-
Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui lah total MW tersebut hanya 24% dari total
bahwa penurunan nilai aset dari tahun 2017 ke keseluruhan program pemerintah yang direnca-
tahun 2018 adalah sebesar Rp 19 triliun. Nilai nakan yaitu 35.000 MW. Rencana pembangunan
tersebut cukup besar bagi PT PJB sehingga ini membutuhkan dana yang sangat besar, namun
harus segera dilakukan investasi melalui proyek dengan adanya keterbatasan dana yang ada saat
pembangunan pembangkit listrik dalam RUPTL. ini maka PT PJB diharapkan mampu mengopti-
Berikut ini merupakan beberapa proyek pemba- malkan anggaran dana yang ada pada proyek
ngunan pembangkit listrik yang direncanakan pembangkit listrik yang diyakini dapat mencipta-
akan diambil dan dikerjakan oleh PT PJB. kan value yang lebih bagi perusahaan. Di dalam
penelitian ini akan dicari urutan skala prioritas
Jenis
Nomor
Nama
Pembangkit Kapasitas
proyek yang nantinya dapat digunakan PT PJB
Proyek
Listrik untuk menentukan proyek mana yang terlebih
1 Batang Toru PLTA 510 MW dahulu lebih penting untuk dilaksanakan. Selain
2 Jawa 7 PLTU 2.000 MW itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mencari
3 Jawa 3 PLTGU 800 MW pembobotan dari kriteria-kriteria yang diperguna-
4 Sumsel 6 PLTU 600 MW
kan dalam pengambilan keputusan pelaksanaan
5 Sumbagut 1 PLTGU 250 MW
proyek pembangkit listrik.
6 Sumbagut 3,4 PLTGU 750 MW
7 Dumai PLTGU 250 MW Pada saat ini, PT PJB masih belum memiliki
8 Jawa 10 PLTU 660 MW acuan/dasar mengenai kriteria yang dipergunakan
9 Jawa 9 PLTU 600 MW untuk pengambilan keputusan proyek pemba-
10 Sumbagsel 1 PLTU 300 MW
ngunan pembangkit listrik, sehingga PT PJB
11 Jawa 8 PLTU 1.000 MW
12 Sumut 2 PLTU 600 MW tidak memiliki informasi yang cukup untuk me-
Total 8.320 MW nyusun skala prioritas pengambilan proyek pem-

125
Business and Finance Journal, Volume 4, No. 2, October 2019

bangkit listrik yang ada dalam RUPTL. Agar Kondisi Kelistrikan di Indonesia
penelitian dapat dilakukan dengan menggunakan
Kapasitas total listrik di Indonesia saat ini
metode AHP, penelitian ini akan diawali wawan-
sekitar 52.231 megawatt (MW), dengan jumlah
cara oleh peneliti dengan salah satu direksi PT
penduduk sekitar 250 juta jiwa. Kapasitas listrik
PJB yang bertujuan untuk mengetahui kriteria-
itu untuk menerangi seluruh rumah tangga di
kriteria yang dipergunakan dalam pengambilan
Tanah Air yang berdasarkan data Badan Pusat
keputusan proyek pembangunan pembangkit lis-
Statistik (BPS) mencapai 61 juta rumah tangga.
trik. Dengan demikian, PT PJB akan memiliki
Namun, belum semua rumah tangga itu dapat
informasi/panduan yang berisi skala prioritas
menikmati setrum, terutama yang tinggal di
masing-masing alternatif proyek pembangkit lis-
perdesaan dan wilayah terpencil.
trik untuk kemudian dapat dipergunakan sebagai
Dari total kapasitas pembangkit listrik di
dasar/acuan untuk mengalokasikan modal dalam
Tanah Air saat ini, pembangkit listrik tenaga
melaksanakan proyek pembangkit listrik mana
uap (PLTU) yang berbahan batu bara masih
yang harus diambil terlebih dahulu.
mendominasi, yaitu 24.883 MW atau 48% dari
total kapasitas pembangkit di dalam negeri
52.231 MW. Posisi kedua ditempati pembangkit
TINJAUAN PUSTAKA
listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) yang berba-
Manajemen Proyek han bakar gas sebesar 11.262 MW atau 22%.
Manajemen proyek terdiri dari dua kata Pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang
yaitu Manajemen dan Proyek. Menurut Hughes berbahan bakar solar sebesar 5.771 MW atau
dan Cotterell (2002) Manajemen meliputi kegiat- 11%. Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) dan
an merencanakan, mengorganisasi, mencari sum- pembangkit listrik tenaga mesin dan gas (PLT-
ber daya, memberi instruksi, memantau kema- MG) sebesar 3.944 MW atau 8%. Sementara
juan, mengontrol, memiliki inovasi dan merepre- itu, sisanya sekitar 12% berasal dari pembangkit
sentasi. Manajemen adalah suatu proses perenca- listrik terbarukan sebesar 6.370 MW yang terdiri
naan pengorganisasian, pengarahan dan peng- atas PLTS, PLTA, PLTMH, PLTBio, dan PLTP
awasan, usaha-usaha para anggota organisasi (www.bisnis.com, 2018).
dan penggunaan sumber daya-sumber daya orga-
nisasi lainnya agar tercapai tujuan organisasi Investasi
yang telah ditetapkan.
Investasi adalah penanaman modal untuk
Manajemen proyek adalah suatu teknik
satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya
yang digunakan untuk merencanakan, mengerja-
berjangka waktu yang panjang dengan harapan
kan, dan mengendalikan aktivitas suatu proyek
mendapatkan keuntungan di masa akan dating
untuk memenuhi kendala waktu dan biaya pro-
(Sunariyah, 2004). Menurut Jogiyanto (2010)
yek (Muslich, 2009). Teknik ini berorientasi
mengatakan investasi adalah penundaan konsum-
pada pencapaian tujuan, di mana tujuan tersebut
si sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produk-
mungkin pembangunan gedung, pembukaan
tif selama periode waktu tertentu. Sedangkan
kantor baru, atau pengendalian kegiatan peneli-
Gitman dan Joehnk (2005) mendefinisikan in-
tian dan pengembangan.
vestasi adalah suatu sarana di mana dana dapat

126
Heru Budi Pratomo & Bambang Tjahjadi, Strategi Pemilihan Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik dengan Metode
Analytical Hierarchy Process (AHP) di PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB)

ditempatkan dengan harapan dapat menghasilkan pihak manajemen dapat membandingkan perfor-
pendapatan secara positif dengan meningkatkan mansi dari beberapa proyek secara efektif dan
nilainya. dapat menetapkan proyek mana yang terbaik.

Manajemen Strategi PERUMUSAN MASALAH


Strategi secara etimologis berasal dari kata Berdasarkan uraian latar belakang permasa-
strategic (dalam bahasa inggris) yang memiliki lahan di dalam penelitian, maka pertanyaan pene-
arti suatu cara, kiat, dan atau taktik utama litian yang akan dijawab melalui penelitian ini
(Nawawi, 2003 dalam Mappasiara, 2018). Na- adalah “bagaimana PT PJB dapat melaksanakan
mun, secara historis arti kata strategic bermula pembangunan proyek pembangit listrik dalam
dari dunia militer yang kemudian lebih dikenal RUPTL dengan tepat waktu untuk menambah
sebagai suatu alat atau media yang digunakan nilai aset dan revenue perusahaan agar dapat
oleh para komandan militer dan atau jenderal terus bersaing di bidang produsen tenaga listrik?”
untuk memenangkan peperangan (Mappasiara,
2018).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dikategorikan sebagai peneli-
Analytical Hierarchy Process (AHP)
tian kualitatif, karena data yang diperoleh dalam
AHP yang dikembangkan oleh Saaty (1993) penelitian ini berupa data kualitatif (data deskrip-
dapat digunakan untuk memecahkan perma- tif). Moleong (2012) mengemukakan bahwa meto-
salahan yang kompleks dengan aspek atau kri- dologi kualitatif merupakan prosedur penelitian
teria yang diambil cukup banyak (multikriteria). yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
Kompleksitas ini disebabkan oleh struktur masa- kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan
lah yang belum jelas, ketidakpastian pengambil perilaku yang diamati.
keputusan serta ketidakpastian tersedianya data
statistik yang akurat atau bahkan tidak sama
Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
sekali. Ada kalanya timbul permasalahan pada
saat masalah yang diamati memerlukan kepu- Sampel yang digunakan dalam penelitian
tusan yang harus diambil secepatnya, tetapi varia- ini adalah key informan (informan kunci) yaitu
sinya rumit sehingga data tidak mungkin dapat orang-orang yang sangat memahami organisasi
dicatat secara numerik hanya secara kualitatif dan memiliki kepentingan sesuai dengan infor-
saja yang dapat diukur, yaitu berdasarkan per- masi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Pe-
sepsi, pengalaman dan intuisi. nentuan informan kunci ditentukan mengguna-
Metode AHP mampu mengakomodasi kri- kan purposive sampling. Pada penelitian ini akan
teria-kriteria penilaian yang bersifat kualitatif dilaksanakan wawancara dengan beberapa key
dan kuantitatif serta mudah dipahami dan dite- informan yang mengetahui terkait proyek pem-
rapkan dalam operating managers. Dengan AHP bangkit listrik PT PJB yaitu: direktur niaga,
mampu mengidentifikasi kriteria yang dipenting- direktur operasi 1, direktur operasi 2, dan direk-
kan dalam pemilihan dan evaluasi penentuan tur keuangan yang dianggap memahami terkait
proyek pembangkit listrik. Dalam aplikasinya proyek pembangkit listrik. Penentuan informan

127
Business and Finance Journal, Volume 4, No. 2, October 2019

menggunakan teknik purposive sampling, yaitu disusun, sehingga memberi kemungkinan


peneliti memilih informan berdasarkan pertim- akan adanya penarikan kesimpulan. Penyajian
bangan yang disesuaikan dengan tujuan peneli- data melibatkan langkah-langkah mengor-
tian. ganisasikan data, yakni menjalin kelompok
data yang satu dengan kelompok data lainnya
sehingga seluruh data yang dianalisis benar-
Lokasi Penelitian
benar dilibatkan dalam satu kesatuan karena
Penelitian ini dilakukan di PT Pembangkit dalam penelitian kualitatif data biasanya ber-
Jawa Bali. aneka ragam perspektif dan terasa bertum-
puk maka penyajian data pada umumnya
Teknik Analisis diyakini sangat membantu proses analisis
Bentuk penyajian data kualitatif berupa teks
Pengolahan data dalam penelitian ini dapat
naratif (berbentuk catatan lapangan), ma-
dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu:
triks, grafik, jaringan dan bagan.
1. Penentuan bobot kriteria menggunakan AHP
4. Penarikan kesimpulan dan verifikasi
Langkah pertama yang dilakukan adalah me-
Penarikan kesimpulan merupakan salah satu
ngetahui kriteria yang berpengaruh terhadap
dari teknik analisis data kualitatif. Penarikan
pengambilan keputusan proyek pembangkit
kesimpulan adalah hasil analisis yang dapat
listrik PT PJB dan menyebarkan kuesioner
digunakan untuk mengambil tindakan. Pada
pada key informan. Langkah selanjutnya me-
dasarnya mengimplementasikan prinsip in-
masukkan data hasil dari kuesioner dengan
duktif dengan mempertimbangkan pola-pola
menggunakan metode AHP yang bertujuan
data yang ada dan atau kecenderungan dari
mencari bobot dari masing-masing kriteria.
display data yang dibuat. Ada kalanya kesim-
Dimulai dari menyusun matriks perbanding-
pulan telah tergambar sejak awal, namun
an berpasangan, dilanjutkan pengecekan kon-
kesimpulan final tidak pernah dapat dirumus-
sistensi sampai didapat bobot yang diingin-
kan secara memadai tanpa peneliti menyele-
kan. Pembobotan terhadap kriteria-kriteria
saikan analisis seluruh data yang ada.
diolah menggunakan software expert choice.
2. Reduksi data
Reduksi data merupakan salah satu dari ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENE-
teknik analisis data kualitatif. Reduksi data LITIAN
adalah bentuk analisis yang menajamkan,
Gambaran Umum Objek Penelitian
menggolongkan, mengarahkan, membuang
yang tidak perlu dan mengorganisasi data PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) merupa-
sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir kan salah satu anak perusahaan dari PT PLN
dapat diambil. Langkah reduksi data melibat- (Persero). Sejarah PJB berawal dari restrukturi-
kan beberapa tahap. sasi yang dilakukan PLN (Perusahaan Listrik
3. Penyajian data Negara) pada tahun 1982, dengan melakukan
Penyajian data merupakan salah satu dari pemisahan unit sesuai fungsinya, yaitu Unit PLN
teknik analisis data kualitatif. Penyajian data Distribusi dan Unit PLN Pembangkitan serta
adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi Unit PLN Penyaluran. Selanjutnya pada 3 Okto-

128
Heru Budi Pratomo & Bambang Tjahjadi, Strategi Pemilihan Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik dengan Metode
Analytical Hierarchy Process (AHP) di PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB)

ber 1995, PLN melakukan restrukturisasi khusus bangkit Listrik karena sebagai perusahaan
bidang pembangkitan dengan mendirikan dua yang terus berkembang, PJB menginginkan
anak perusahaan, yaitu PT PLN Pembangkitan agar proyek Pembangkit Listrik yang nantinya
Tenaga Listrik Jawa-Bali I yang berkantor pusat akan diambil dapat membantu perusahaan
di Jakarta dan PT PLN Pembangkitan Tenaga untuk mengenalkan teknologi terbaru yang
Listrik Jawa-Bali II yang berkantor pusat di ada di pasar.
Surabaya. Pada tahun 2000, PT PLN Pembang- 3. Peningkatan market share
kitan Tenaga. Salah satu faktor penting bagi semua per-
usahaan adalah peningkatan market share.
Begitu juga PJB, dalam hal peningkatan mar-
Identifikasi Kriteria pada Penentuan Proyek Pem-
ket share pertimbangan akan lebih menitik-
bangunan Pembangkit Listrik
beratkan pada jumlah kapasitas produksi
Identifikasi kriteria merupakan salah satu dari pembangkit listrik (mega watt).
tahapan yang penting karena dapat diketahui 4. Generating new revenue
kriteria yang digunakan dalam penentuan proyek Kriteria ini diharapkan untuk menambah
pembangunan listrik di PT PJB. Penelitian ini pendapatan baru dari proyek Pembangkit
berfokus pada identifikasi kriteria pada proyek Listrik yang akan dipilih. Pada umumnya,
pembangunan listrik, termasuk juga mengetahui perusahaan membagi ke dalam tiga bagian
alternatif yang tepat proyek mana yang akan yaitu proyek Pembangkit Listrik dengan rev-
dilakukan pembangunan kemudian akan dilaku- enue kecil (<Rp 5M/tahun), sedang (Rp 5–
kan strategi penentuan pembiayaan yang tepat 10M/tahun), dan tinggi (>Rp 10M/tahun).
sehingga dapat menghilangkan/mengurangi dam- 5. Dukungan pemangku kepentingan dan/atau
pak dari risiko. Dari hasil wawancara dengan stakeholder
responden, dokumen internal perusahaan dan Untuk membantu terlaksananya penyelesaian
pengamatan langsung didapatkan hasil kriteria proyek pembangkit listrik, tentunya harus
yang menjadi dasar sebagai penentuan proyek ditinjau dari adanya dukungan dari pemerin-
pembangunan listrik, dengan rincian masing- tah (pusat atau daerah) ataupun adanya surat
masing yaitu sebagai berikut. penugasan pelaksanaan proyek kepada PJB.
1. Kesesuaian Proyek dengan arah strategis 6. Ketersediaan jaminan pemerintah atau insen-
RJPP PJB tif dari pemerintah
Proyek Pembangkit Listrik yang akan dilaksa- Proyek pembangkit listrik membutuhkan da-
nakan oleh PJB merupakan salah satu strategi na yang sangat besar, sehingga risiko jika
untuk memperluas pasar (ekspansi pasar). terjadi kegagalan pelaksanaan proyek akan
Di dalam kriteria ini, proyek pembangkit berdampak pada kelancaran kondisi keuang-
listrik yang ada diharapkan mampu untuk an perusahaan. Oleh karena itu, pemilihan
menciptakan value dalam mencapai sasaran Proyek Pembangkit Listrik sebaiknya mem-
strategis yang telah ditentukan oleh PJB. pertimbangkan apakah proyek tersebut men-
2. Proyek akan memberikan pengenalan tek- dapatkan jaminan dan insentif dari peme-
nologi baru dan proven kepada PJB rintah dan perusahaan harus berusaha sebaik
Kriteria ini menjadi salah satu pertimbangan mungkin untuk mendapatkannya.
dalam keputusan pengambilan proyek Pem-

129
Business and Finance Journal, Volume 4, No. 2, October 2019

7. Potensi Risiko kegagalan proyek salah satu kriteria penting dalam indikator
Salah satu upaya yang dilakukan PJB untuk operasi pembangkit listrik yaitu keandalan.
dapat terus maju dan bersaing di dalam Oleh karena itu, keputusan pemilihan proyek
bisnis produksi tenaga listrik adalah dengan pembangkit listrik juga harus mempertim-
melakukan investasi, di dalam hal ini adalah bangkan kesiapan SDM yang dimiliki.
investasi pada proyek pembangkit listrik. 11. Kesiapan infrastruktur
Dalam setiap investasi yang dilakukan akan Infrastruktur juga menjadi modal yang cukup
terdapat suatu risiko kegagalan, karena besar- penting bagi penentuan proyek PT Pembang-
an modal yang dibutuhkan untuk proyek kitan Jawa Bali. Dengan infrastruktur yang
pembangkit listrik sangat besar maka PJB memadai akan memudahkan pembangunan
harus memilah potensi risiko kegagalan pro- dan sesuai dengan target waktu yang ditetap-
yek. Untuk menganalisis potensi risiko terse- kan. Selain itu kesiapan infrastruktur di sini
but dapat melalui data historis proyek sejenis juga terkait dengan keandalan pasokan bahan
yang telah sukses di Indonesia, kemudian bakar utama yang digunakan oleh pembang-
sudah ada regulasi yang mengatur (misalnya kit listrik.
dalam bidang penetapan tariff), adanya du- 12. Lokasi proyek (keadaan geografis) sesuai
kungan dari masyarakat sekitar, dan faktor dengan target PJB
lain yang dapat memengaruhi potensi risiko Lokasi juga memegang hal yang penting da-
kegagalan proyek. lam penentuan pemilihan proyek pembangkit
8. Peluang pengembangan di masa datang listrik. Dalam hal ini lokasi proyek akan
Demi mencapai continuous improvement dan secara berurutan akan diprioritaskan pada
menambah investasi pada unit existing, maka Pulau Jawa; Sumatera, Kalimantan, dan Sula-
Proyek Pembangkit Listrik yang akan dipilih wesi; Maluku, Papua, Nusa Tenggara Timur,
harus dapat memberikan nilai tambah dan dan Nusa Tenggara Barat.
memiliki peluang pengembangan di masa Alternatif yang digunakan dalam penentuan
mendatang (adanya opsi upgrading dan retro- proyek berdasarkan internal perusahaan seba-
vit pembangkit listrik). nyak 12 nama proyek sebagai berikut.
9. Peningkatan core competence
Jenis
Core competence merupakan bagian yang Nama
Nomor Pembangkit Kapasitas
menjadi kriteria yang disyaratkan dalam pe- Proyek
Listrik
nentuan proyek. Proyek yang nantinya diha- 1 Batang Toru PLTA 510 MW
silkan paling tidak memiliki core compe- 2 Jawa 7 PLTU 2.000 MW
3 Jawa 3 PLTGU 800 MW
tence sehingga bisa mendapatkan hasil yang
4 Sumsel 6 PLTU 600 MW
diinginkan oleh perusahaan. 5 Sumbagut 1 PLTGU 250 MW
10. Kesiapan kompetensi 6 Sumbagut 3,4 PLTGU 750 MW
Proyek Pembangkit Listrik yang akan dipilih 7 Dumai PLTGU 250 MW
8 Jawa 10 PLTU 660 MW
memiliki berbagai macam jenis sehingga mem-
9 Jawa 9 PLTU 600 MW
butuhkan kompetensi sumber daya manusia 10 Sumbagsel 1 PLTU 300 MW
yang juga berbeda. Kesiapan kompetensi 11 Jawa 8 PLTU 1.000 MW
SDM dalam menjalankan pembangkit listrik 12 Sumut 2 PLTU 600 MW
dengan jenis tertentu akan menjadi kunci Total 8.320 MW

130
Heru Budi Pratomo & Bambang Tjahjadi, Strategi Pemilihan Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik dengan Metode
Analytical Hierarchy Process (AHP) di PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB)

Hasil Pembobotan Skala Prioritas Tingkat Ke- laian. Apabila nilai ratio konsistensi di atas 10%
pentingan Kriteria (CR>10%), penilaian dilakukan pengulangan
sampai memperoleh tingkat konsistensi yang baik
Proses pengolahan data untuk AHP meng-
(CR<10%) selanjutnya diperoleh bobot prioritas.
gunakan bantuan software expert choice yang
Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan
dikembangkan oleh Saaty (1993). Pada peng-
expert choice diperoleh bobot prioritas dan rasio
olahan data dilakukan pengujian konsistensi peni-
konsistensi pada tabel berikut ini.

Bobot
Kriteria
Prioritas
Kesesuaian Proyek dengan arah strategis RJPP PJB 0,06
Proyek akan memberikan pengenalan teknologi baru 0,034
dan proven kepada PJB
Peningkatan market share 0,134
Generating new revenue 0,177
Dukungan Pemangku Kepentingan dan/atau stakeholder 0,057
Ketersediaan jaminan pemerintah atau insentif dari pemerintah 0,020
Potensi Risiko kegagalan proyek 0,040
Peluang pengembangan di masa datang 0,127
Peningkatan core competence 0,114
Kesiapan kompetensi 0,070
Kesiapan infrastruktur 0,058
Lokasi proyek (keadaan geografis) sesuai dengan target PJB 0,107

Analisis Model AHP dan Data Hasil Penelitian Pada pengolahan data dilakukan pengujian
konsistensi penilaian. Suatu penilaian perban-
Proses penilaian yang dilakukan dalam pene-
dingan berpasangan dikatakan konsisten jika CR
litian ini didasarkan pada proses analitik, di mana
tidak lebih dari 0,1. Berdasarkan pengolahan peni-
penelitian dilakukan secara judgment. Dalam
laian perbandingan berpasangan didapatkan rasio
penelitian ini, responden terpilih yang melakukan
konsistensi penilaian yang telah dilakukan para
penilaian di mana responden dinilai memiliki kon-
responden sebesar 0,09. Hal ini menunjukkan
tribusi besar dalam penentuan pembangunan pro-
bahwa penilaian yang dilakukan sudah cukup kon-
yek pembangkit listrik pada PT PJB. Hasil peneli-
sisten. Berikut ini merupakan analisis terhadap
tian yang diproses dalam pengolahan AHP meru-
nilai bobot pada kriteria yang dihasilkan melalui
pakan rata-rata dari empat orang responden.
AHP dengan bantuan software expert choice.

131
Business and Finance Journal, Volume 4, No. 2, October 2019

Selain dilihat dari kriteria, hal lain yang tinggi setelah Pulau Jawa. Tingginya konsumsi
perlu dibahas yaitu dari alternatif yang digunakan listrik pada Pulau Sumatera diharapkan untuk
dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil dari ana- menambah pendapatan baru dari proyek Pem-
lisis dengan AHP, maka dapat di analisis berda- bangkit Listrik yang akan dipilih. Pada umumnya,
sarkan alternatif, di antaranya sebagai berikut. perusahaan membagi ke dalam tiga bagian yaitu
Dilihat dari hasil penilaian akhir didapat proyek Pembangkit Listrik dengan revenue kecil
bahwa PLTU Jawa 7 menjadi prioritas utama (<Rp 5 M/tahun), sedang (Rp 5–10 M/tahun),
dalam penentuan proyek pembangunan pem- dan tinggi (>Rp 10 M/tahun).
bangkit listrik dengan nilai sebesar 16,3%. Jawa Selanjutnya, secara berturut-turut ada alter-
menjadi prioritas utama karena tingkat konsumsi natif PLTGU Sumatera Utara dengan kapasitas
listrik di Jawa sangat tinggi, hal ini bisa dilihat 250 MW, PLTU Dumai dengan kapasitas 250
dari pengertian pada kriteria lokasi dapat dijelas- MW, PLTU Sumatera Selatan 1 dengan kapasitas
kan bahwa lokasi Jawa menjadi hal yang utama 300 MW dan PLTA Batang dengan kapasitas
dalam proyek pembangunan, kemudian disusul 510 MW. Prioritas ini menjadi prioritas yang
oleh Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi; Ma- terakhir sebagai pilihan dalam pembangunan
luku, Papua, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa pembangkit listrik, karena daerah tersebut seba-
Tenggara Barat. PLTU Jawa 7 merupakan proyek gai peluang yang akan datang bagi perusahaan.
pembangunan dengan kapasitas yang paling besar Selain itu dilihat dari kapasitas yang akan di-
yaitu 2000 MW, mengingat konsumsi listrik bangun tidak membutuhkan investasi yang besar
yang sangat tinggi pada pulau Jawa. Selain itu karena dengan kapasitas kurang lebih 250 MW
PLTU Jawa 8 dengan kapasitas 1000 MW dengan akan menghasilkan revenue kecil yaitu senilai
prioritas kedua untuk penentuan proyek, selan- kurang dari 5M per tahun.
jutnya ada PLTGU Jawa 3 dengan kapasitas 800
MW sebagai prioritas 3, PLTU Jawa 10 dengan
kapasitas 660 MW menempati prioritas keempat SIMPULAN DAN SARAN
dan PLTU Jawa 9 dengan kapasitas 600 MW
Simpulan
sebagai prioritas kelima. Hal ini bisa dilihat dari
peringkat alternatif yang diprioritaskan mulai Dari hasil penelitian dapat diambil kesim-
dari 1 sampai 5 merupakan pembangunan yang pulan sebagai berikut.
berlokasi di Pulau Jawa. 1. Mengidentifikasi kriteria yang menjadi pem-
Selain Pulau Jawa, alternatif yang menjadi bangunan proyek pembangkit listrik serta
prioritas adalah di daerah Sumatera. Pada area memberikan bobot terhadap masing-masing
Sumatera menempati prioritas selanjutnya yang yang didapat dengan menggunakan software
terdiri dari Sumatera Utara 3 dan 4 dengan Expert Choice.
kapasitas 750 MW, Sumatera Utara dengan ka- a. Generating new revenue dengan bobot
pasitas 600 MW serta Sumatera Selatan dengan sebesar 0,177.
kapasitas 600 MW. Dilihat dari kapasitas yang b. Market share dengan bobot sebesar 0,134.
akan dibangun pembangkit listrik, Sumatera me- c. Peningkatan Peluang pengembangan di
miliki potensi untuk meningkatkan market share masa datang mempunyai bobot 0,127.
bagi perusahaan. Hal ini mengacu pada Suma- d. Peningkatan core competence dengan
tera juga memiliki tingkat konsumsi listrik ter- bobot sebesar 0,114.

132
Heru Budi Pratomo & Bambang Tjahjadi, Strategi Pemilihan Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik dengan Metode
Analytical Hierarchy Process (AHP) di PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB)

e. Peningkatan Lokasi proyek (keadaan geo- 1. Perusahaan dapat meningkatkan market


grafis) sesuai dengan target PJB memiliki share mereka dengan melakukan pemba-
bobot 0,107. ngunan di wilayah selain Jawa dan Sumatera,
f. Peningkatan Kesiapan kompetensi dengan karena berpotensi meningkatkan pendapatan
bobot 0,070. yang baru bagi perusahaan.
g. Peningkatan kesesuaian proyek dengan 2. Bagi peneliti selanjutnya yang berniat melaku-
arah strategis RJPP PJB bernilai 0,060 kan penelitian dapat mengembangkan metode
h. Peningkatan Kesiapan infrastruktur berni- yang lain. Oleh sebab itu, penulis menyaran-
lai 0,058. kan untuk peneliti selanjutnya mencoba me-
i. Peningkatan dukungan pemangku kepen- ngembangkan metode yang digunakan, misal-
tingan dan/atau stakeholder dengan bobot nya dengan melakukan optimasi model per-
sebesar 0,057. samaan, di mana dapat di cari dengan meng-
j. Peningkatan potensi risiko kegagalan pro- gunakan goal programming untuk menen-
yek bernilai 0,040. tukan model persamaan pada PT Pembang-
k. Peningkatan proyek akan memberikan kitan Jawa-Bali (PJB).
pengenalan teknologi baru dan proven
kepada PJB bernilai 0,034.
l. Peningkatan Ketersediaan jaminan peme- DAFTAR RUJUKAN
rintah atau insentif dari pemerintah di- Allen, M.S. 2000. Business Portofolio Manage-
dapatkan nilai sebesar 0,020. ment. Jakarta: Penerbit Erlangga.
2. Penentuan alternatif pembangunan proyek Halim, A. 2005. Analisis Investasi, Edisi Kedua.
pembangkit listrik dan kemudian meranking Jakarta: Salemba Empat, Alfabeta.
alternatif yang didapat dengan menggunakan Hughes, B dan Cotterel, M. 2002. Software
software Expert Choice. Project Management, Edisi ke-3. London:
a. PLTU Jawa 7 sebesar 16,3% McGraw–Hill.
b. PLTU Jawa 8 sebesar 12,9% Jones, C.P. 2003. Investments: Analysis & Man-
c. PLTGU Jawa 3 sebesar 10% agement. New York: John Wiley & Sons.
d. PLTU Jawa 10 sebesar 9,6% Inc.
e. PLTU Jawa 9 sebesar 9,1% Kerzner, H. 1998. Project Management, A Sys-
f. PLTGU Sumatera 3 sebesar 7,9% tem Approach to Planning, Schedulling &
g. PLTU Sumatera Utara 2 dan PLTU Suma- Controlling, Six Edition.
tera Selatan 6 sebesar 6,8% Lestari, R.M., Baihaqi, I., & Persada, S.F. 2018.
h. PLTGU Sumatera 1 sebesar 5,7% Praktik Manajemen Energi pada Industri
i. PLTGU Dumai sebesar 5,6% Manufaktur. Jurnal Teknik ITS Vol. 7, No.
j. PLTU Sumatera Selatan 1 sebesar 5,3% 1.
k. PLTA Batang sebesar 4% Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda-
Saran karya.
Muslich, M. 2009. Metode Pengambilan Kepu-
Berikut adalah saran yang dapat saya beri-
tusan Kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
kan dalam penelitian ini.

133
Business and Finance Journal, Volume 4, No. 2, October 2019

Purnomo, H. 2004. Pengantar Teknik Industri. Santosa, B. 2009. Manajemen Proyek: Konsep
Yogyakarta: Graha Ilmu. & Implementasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Prasetya, H. & Lukiastusi, F. 2009. Manajemen Schwalbe, K. 2004. Information Technology Pro-
Operasi. Yogyakarta: Media Pressindo. ject Management, Edisi ke-4. Boston Mas-
Saaty, L. 1993. Pengambilan Keputusan bagi sachusetts: Course Technology.
Para Pemimpin. Proses Hierarki Analitik Setiawan, H., Anggraeni. S.K., & Purnamasari,
untuk Pengambilan Keputusan dalam F. 2013. Analisis Penentuan Rating Risiko
Situasi yang Kompleks, Seri Manajemen Proyek PT XYZ Metode Analytical Hier-
No. 134. Jakarta: LPPM dan PT Pustaka archy Process (AHP). Seminar Nasional
Binaman Pressindo. IENACO.

134

You might also like