You are on page 1of 15

PENYIDIKAN TINDAK PIDANA TERHADAP PEMAKAI NARKOTIKA YANG

DILAKUKAN OLEH ANAK DI KEPOLISIAN


DAERAH RIAU

Oleh : RENDI ARISANDI


Pembimbing 1 : Dr. Erdianto, SH., MHum
Pembimbing 2 : Ledy Diana, SH., MH
Alamat : Jl. Selamat GG. Sejahtera, Nomor 7, Pekanbaru
Email :rendiarisandi@yahoo.co.id- Telepon : 082283450505

ABSTRACT

Children are the future generation, where the future of a nation looks, to children,
EHFDXVH LW¶V VR LPSRUWDQW IRU D FKLOG RI QDWLRQ 7KH ,QGRQHVLDQ QDWLRQ WR PDNH UHJXODWLRQV R
child protection regulated in law, number 22 of 2002 on the protection of children, until the chilo
ZKR FRPPLWHG D FULPH WKHUH DUH DOVR ODZV WKDW JRYHUQPHQW ODZ QXPEHU RI RQ FKLOG¶V
justice. One example of case, children who commited the crime is Anggi Fernando and Wella
Hasan, they are drug wers carried out by minors who were arrested by the police Riau area.
Particulary the service unit direction of the regional police drug detective Riau. They were
aristed by the police for being involved in cases at abuse narcotics. Where the handling of this
case guided by the law court for custody of children and children separated from adult. But in
fact they are combined whit adult, this is violate certainly the rights of the child set out in te child
protection laws.

Problem in this study are forms of effense stipulated in legislation narcotics, what are the
rights of the investigation and what polise authority according to police law. The purpose of this
UHVHDUFK LV WR LPSOHPHQW FKLNGUHQ¶V ULJKWV LQ WKH OHYHO RI WKH SROLFH LQYHVWLJDWLRQ LQ RUGHU QRW
equate whit the reality of this adult. This type of research is sociological research, is research of
secondary date to then proceed whit the study of primary data in the field. Or in a accordance
with the fact that life in society to complete the data conducted interviews whit the perpetrators
of criminal. In this care Anggi Fernando and Wella Hasan as well as parents actors and also the
invesgtigator and head of the detective service unit director of the regional police drug Riau.
And the data source is primary data and secondary consist of primary legal materials, and
secondary and tertiary legal materials. Then the data were analyzed descriptively that analyzed
data obtained from the filed and guided by legislation.

In this study concluded that in the handling of criminal cases commited by children
narcotics still. Not in accordance with laws and regulation. Where one as prisoners to custody
for the child is still combine with adult prisoners there fore. The authors suggest the construction
of a special child cus to dy rights in order to run as laws.

Keywords: Investigation-Narcotics-Children

1
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor IIOktober 2015.
BAB I melakukan penyaringan perkara-perkara,
mengambil tindakan yang diperlukan
PENDAHULUAN dalam batas-batas Undang-Undang yang
berlaku, guna menolak secara umum
A. Latar Belakang Masalah
maupun secara tersendiri bahaya-bahaya
Masalah penyalahgunaan narkoba
yang mengancam keamanan atau
di kalangan anak dapat dikatakan sulit 2
ketertiban umum.
diatasi, karena penyelesaiannya
Dasar hukum diskresi bagi petugas
melibatkan banyak faktor dan kerjasama
Kepolisian Negara Republik Indonesia
dari semua pihak yang bersangkutan,
(POLRI) dalam melaksanakan tugasnya
seperti pemerintah, aparat, masyarakat,
dapat dilihat pada Undang-Undang Nomor
media massa, keluarga, anak itu sendiri
2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
dan pihak-pihak lain. Penyalahgunaan
Republik Indonesia, Undang-Undang
narkoba terjadi karena korban kurang atau
Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab
tidak memahami apa itu narkoba, sehingga
Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
dapat dibohongi oleh pihak yang tidak
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002
bertanggung jawab (pengedar). Keluarga
tentang Kepolisian Negara Republik
yang tidak tahu atau kurang memahami
Indonesia Pasal 15 Ayat (2) huruf k:
hal-hal yang berhubungan dengan narkoba
Kepolisian Negara Republik Indonesia
dan kurangnya penyuluhan serta informasi
sesuai dengan Peraturan Perundang-
di masyarakat mengenai bahaya
undangan lainnnya berwenang:
penyalahgunaan narkoba ikut memberikan
melaksanakan kewenangan lain yang
andil dalam penyebab terjadnya
termasuk dalam lingkup tugas kepolisian.3
penyalahgunaan narkoba. Untuk itu
Diskresi adalah salah satu upaya
penyuluhan dan tindakan edukatif harus
oleh penyidik kepolisian untuk membantu
direncanakan dan dilaksanakan secara
tersangka tindak pidana khususnya dalam
efektif dan intensif kepada masyarakat
hal penyidikan anak yang berbeda dengan
yang disampaikan dengan sarana atau
penyidikan untuk umum (dewasa), yang
media yang tepat untuk masyarakat. 1
dalam kasus ini adalah pemakai narkotika
Dalam penyidikan tindak pidana
yang dilakukan anak, karena
terhadap anak pemakai narkotika
penyalahgunaan narkotika ini masuk
dilakukan oleh Polri sesuai dengan
sebagai crime without victim yang berarti
kewenangannya selaku penyidik yang
korban kejahatannya adalah pelaku sendiri,
diatur dalam Undang-Undang Nomor 2
maka dalam hal terjadinya
Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik
penyalahgunaan narkotika yang menjadi
Indonesia dan juga menurut KUHAP,
korban (kejahatan) itu adalah pelaku.
tetapi khususnya dalam penyidikan tentang
Namun dalam prakteknya penyidik di
anak Undang-Undang Nomor 3 Tahun
Direktorat Reserse Narkoba Kepolisian
1997 Tentang Peradilan Anak Pasal 41 dan
Daerah Riau tidak menggunakan diskresi
Pasal 42 khususnya dalam tindak pidana
ini, melainkan dengan cara penyidikan
pemakai narkotika yang dilakukan oleh
umum terhadap orang dewasa.
anak tidak terpenuhi.
Jangan hanya karena mereka buta
Maka Petugas Kepolisian dapat
hukum, maka ketika ia melakukan tindak
mengambil suatu keputusan sesuai hati
pidana aparat langsung saja memproses
nuraninya, seperti melakukan penghentian
mereka sebagai orang dewasa. Ada segi-
penyidikan terhadap suatu perkara
meskipun jelas merupakan perkara pidana, 2
Yesmil Anwar dan Adang, Sistem Peradilan
Pidana, Konsep, Komponen, dan Pelaksanaan
1
M. Wresniwiro, Masalah Narkotika, dalam Penegakan Hukum di Indonesia, Widya
Psikotropika, dan Obat-Obat Berbahaya, Bhina Pradjadjaran, Bandung: 2009, hlm. 38.
3
Dharma Pemuda Printing, Jakarta: 1999, hlm. 3. Ibid, hlm. 39.
2
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor IIOktober 2015.
segi kejiwaan yang menyebabkan anak Berdasarkan dari uraian latar
berprilaku menyimpang yang perlu belakang di atas, maka menarik untuk
dipahami oleh aparat penegak hukum. diteliti yang dituangkan dalam skripsi yang
Misalnya latar belakang keluarga dan berjudul ³Penyidikan Tindak Pidana
lingkungan tempat tinggal anak juga Terhadap Pemakai Narkotika Yang
sangat berpotensi menyebabkan anak Dilakukan Oleh Anak Di Kepolisian
berperilaku kriminal, oleh karenanya anak 'DHUDK 5LDX´
membutuhkan hal-hal yang tidak bisa B. Rumusan Masalah
disamakan dengan orang dewasa.4 1. Bagaimana proses pelaksanaan
Hal inilah yang menarik bagi penyidikan tindak pidana terhadap
penulis untuk meneliti penyidikan tindak pemakai narkotika yang dilakukan oleh
pidana terhadap pemakai narkotika yang anak di Kepolisian Daerah Riau?
dilakukan oleh anak di Kepolisian Daerah 2. Apa sajakah hambatan dalam proses
Riau. Tingginya kasus pemakai narkotika pelaksanaan penyidikan tindak pidana
yang dilakukan oleh anak diwilayah terhadap pemakai narkotika yang
hukum Kepolisian Daerah Riau, dapat dilakukan oleh anak di Kepolisian
dilihat di tabel berikut: Daerah Riau?
3. Apa sajakah upaya yang dilakukan
Tabel. I.1 untuk mengatasi hambatan tindak
Jumlah kasus pemakai Narkotika oleh pidana terhadap pemakai narkotika
Anak pada Kepolisian Daerah Riau yang dilakukan oleh anak di
No. Tahun Dibawah Dibawah Kepolisian Daerah Riau?
umur 15 umur 19- C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
tahun 16 tahun 1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui proses
1. 2012 6 orang 17 orang
pelaksanaan penyidikan tindak
2. 2013 8 orang 27 orang pidana terhadap pemakai narkotika
yang dilakukan oleh anak di
3. 2014 12 orang 57 orang Kepolisian Daerah Riau.
b. Untuk mengetahui hambatan yang
Sumber data: Data Primer olahan Tahun dihadapi dalam proses pelaksanaan
2014 penyidikan tindak pidana terhadap
Dapat di lihat dari data diatas pada pemakai narkotika yang dilakukan
Tahun 2012, pemakai narkotika dibawah oleh anak di Kepolisian Daerah
umur 15 tahun terdapat 6 orang dan Riau.
dibawah umur 19-16 tahun 17 orang c. Untuk mengetahui upaya dalam
tersangka. Kemudian pada tahun 2012, mengatasi hambatan tindak pidana
pemakai narkotika dibawah umur 15 tahun terhadap pemakai narkotika yang
terdapat 8 orang dan mengalami penaikan dilakukan oleh anak di Kepolisian
jumlah tersangka di usia ini, dan juga Daerah Riau.
dibawah umur 19-16 tahun mengalami 2. Kegunaan Penelitian
jumlah kenaikan yang yaitu sekitar 27 a. Untuk penulis, karya ilmiah ini
orang tahun 2014. Dan pada tahun 2014, merupakan syarat akhir untuk
pemakai narkotika dibawah umur 15 tahun memperoleh gelar sarjana serta
terdapat 12 orang dan dibawah umur 19-16 untuk menambah pengetahuan dan
tahun mengalami jumlah kenaikan yang wawasan penulis dalam proses
signifikan menjadi 57 orang. penyidikan pemakai narkotika yang
4
dilakukan oleh anak.
Ahmad Sofian, Perlindungan Anak di b. Untuk bidang akademik, sebagai
Indonesia: dilemma dan Solusinya, Sofmedia,
Medan: 2012, hlm. 9. sumbangan pemikiran penulis
3
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor IIOktober 2015.
dalam menambah khasanah hukum tindak pidana narkotika ialah sebagai
pidana yang berkenaan dengan berikut:8
penegakan hukum pidana terhadap a. Faktor internal: ada sebagai macam
pemakai narkotika yang dilakukan penyebab kejiwaan yang dapat
oleh anak dan untuk menambah mendorong seseorang terjerumus
referensi kepustakaan Universitas kedalam tindak pidana narkotika,
Riau. Dan sebagai bahan penyebab internal itu antara lain:
pertimbangan bagi penelitian 1) Kehendak ingin bebas.
selanjutnya, khusunya dalam bidang 2) Kegoncangan jiwa.
penelitian yang sama. 3) Rasa keingintahuan.
c. Untuk instansi terkait, penelitian ini 1) Faktor eksternal pelaku yaitu:
dapat menjadi sumber masukan bagi Sering berkunjung ketempat
Kepolisian Republik Indonesia hiburan seperti: café, diskotik,
dalam melakukan penyidikan tindak karoke
pidana pemakai narkotika yang 2) Mempunyai banyak waktu luang,
dilakukan oleh anak. putus sekolah atau menganggur;
D. Kerangka Teori 3) Lingkungan keluarga dimana
1. Teori Tindak Pidana tidak ada kasih sayang,
Dalam kamus besar bahasa komunikasi, keterbukaan,
Belanda tindak pidana disebut perhatian, dan saling menghargai
³starfbaar feit´ \DQJ straafbar di antara anggotanya; dan
diartikan dihukum dan feit berarti 4) Lingkungan sosial yang penuh
kenyataan. Jadi starfbaar feit adalah persaingan.
sebagian dari kenyataan yang dapat Adapun bentuk tindak pidana
dihukum.5 Starfbaar feit telah narkotika yang umum dikenal antara
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia lain berikut ini:9
sebagai:6 a. Penyalahgunaan atau melebihi
a. Perbuatan yang dapat atau boleh di dosis;
hukum. b. Pengedaran narkotika
b. Peristiwa pidana; c. Jual beli narkotika
c. Perbuatan pidana; 2. Teori Penyidikan
d. Tindak pidana; dan Penyidikan dalam Pasal 1
e. Delik. angka 2 KUHAP adalah serangkaian
Tindak pidana narkotika itu tindakan penyidik dalam hal dan
adalah salah satu sebab terjadinya menurut cara yang diatur dalam
berbagai macam bentuk tindak pidana undang-undang ini untuk mencari serta
kejahatan dan pelanggaran, yang mengumpulkan bukti yang terjadi dan
secara langsung menimbulkan akibat guna menemukan tersangkanya.
demoralisasi terhadap masyarakat, Tindakan penyidikan merupakan cara
generasi muda, dan terutama bagi untuk mengumpulkan bukti-bukti awal
sipengguna zat berbahaya itu sendiri.7 untuk mencari tersangka yang diduga
Faktor-faktor yang dapat melakukan tindak pidana dan saksi-
melakukan seseorang melakukan saksi yang mengetahui tentang tindak
pidana tersebut. Dalam hubungan
antara manusia, hukum dalam
5
Erdianto, Pokok-Pokok Hukum Pidana,
Alfa Riau, Pekanbaru: 2010, hlm. 99.
6
Ibid.
7
Taufik Makoro, Suhasril, Zakky, Tindak
8
Pidana Narkotika, Ghalia Indonesia, Bogor: 2005, Ibid, hlm. 43.
9
hlm. Ibid, hlm. 45.
4
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor IIOktober 2015.
mencapai tujuannya harus Peradilan Pidana Anak, disebutkan
10
mencerminkan keadilan. sebagai penyidik anak adalah:13
Menurut Lilik Mulyadi, dari a. Penyidikan terhadap perkara anak
batasan pengertian (begrips bepaling) yang dilakukan oleh penyidik yang
sesuai tersebut dengan konteks Pasal ditetapkan berdasarkan Keputusan
1 angka 2 KUHAP, dengan kongkret Kepala Kepolisian Negara
dan faktual dimensi penyidikan Republik Indonesia atau pejabat
tersebut dimulai ketika terjadinya lain yang di tunjuk oleh Kepala
tindak pidana sehingga melalui proses Kepolisian Negara Republik
penyidikan hendaknya diperoleh Indonesia.
keterangan tentang aspek-aspek b. Pemeriksaan terhadap anak korban
sebagai berikut:11 atau saksi dilakukan oleh penyidik.
1. Tindak pidana yang telah c. Syarat untuk ditetapkan sebagai
dilakukan. penyidik adalah sebagai berikut:
2. Tempat tindak pidana dilakukan 1) Telah berpengalaman sebagai
(locus delicti). penyidik;
3. Cara tindak pidana dilakukan. 2) Mempunyai minat, perhatian,
4. Dengan alat apa tindak pidana dedikasi, dan memahami
dilakukan. masalah anak; dan
5. Latar belakang sampai tindak 3) Telah mengikuti pelatihan teknis
pidana dilakukan. tentang peradilan anak.
6. Siapa pelakunya. 3. Teori Diskresi
Dalam Hukum Acara Peradilan Penggunaan kata diskresi selalu
Pidana Anak, penyidikan mengandung berhubungan dengan kepolisian dalam
DUWL ³VHUDQJNDLDQ WLQGDNDQ \DQJ lingkup pelaksanaan tugas kepolisian
dilakukan pejabat penyidik sesuai atau diskresi yang diterapkan oleh
dengan cara dalam undang-undang anggota kepolisian. Jadi diskresi selalu
untuk mencari serta mengumpulkan dikaitkan dengan pengambilan
bukti, dan dengan bukti itu membuat keputusan, kekuasaan atau
atau menjadi terang tindak pidana yang kewenangan yang dilakukan oleh
terjadi serta sekaligus menemukan seorang terhadap persoalan yang di
tersangkanya atau pelaku tindak hadapi, dalam kasus ini adalah anak
SLGDQDQ\D´ 12 sebagai pemakai narkotika. Dari
Ini artinya bahwa penyidikan beberapa pengertian diskresi tersebut
dalam perkara pidana anak adalah maka dapat dikatakan bahwa secara
kegiatan penyidik anak untuk mencari sederhana diskresi adalah suatu
dan menemukan suatu peristiwa yang wewenang menyangkut pengambilan
dianggap atau diduga sebagai tindak suatu keputusan pada kondisi tertentu
pidana yang dilakukan oleh anak. atas dasar pertimbangan dan keyakinan
Dalam Pasal 26 Undang-Undang pribadi seseorang, dalam hal ini
Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem polisi.14
E. Metode Penelitian
10
1. Jenis Penelitian
(UGLDQV\DK ³.HNHUDVDQ GDODP 3HQ\LGLNDQ Penelitian terhadap tindak pidana
3HUVSHNWLI +XNXP 'DQ .HDGLODQ´ Jurnal Ilmu
Hukum, Fakultas Hukum Universitas Riau, Edisi I, terhadap pemakai narkotika yang
No. 1 Agustus 2010, hlm. 95.
11
Lilik Mulyadi, Hukum Acara Pidana:
13
Normatif, Teoretis, Praktik dan permasalahannya, Ibid, hlm. 155.
14
Alumni, Bandung: 2007, hlm. 55. Djoko Prakoso, Polri Sebagai Penyidik
12
M. Nasir Djamil, Anak Bukan Untuk Dalam Penegakan Hukum, Bina aksara, Jakarta:
DiHukum, Sinar Grafika, Jakarta: 2012, hlm. 154. 1987, hlm. 180-182.
5
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor IIOktober 2015.
dilakukan oleh anak di Kepolisian b. Sampel
Daerah Riau merupakan penelitian Sampel adalah himpunan bagian
yuridis sosiologis. Dikatakan bahwa atau sebagian dari populasi.18
teknis penelitian hukum yuridis 4. Sumber Data
sosiologis mengikuti pola penelitian a. DataPrimer
ilmu sosial khususnya sosiologi Data primer adalah data yang
sehingga disebut sebagai penelitian didapatkan atau yang diperoleh
hukum sosiologis (socio-legal secara langsung oleh penulis melalui
15
research). Sedangkan sifat responden dengan cara melakukan
penelitiannya dapat digolongkan dengan penelitian dilapangan dengan
kepada penelitian yang bersifat aparat penegak hukum yang terkait
deskriptif, karena dalam penelitian ini masalah yang diteliti.
penulis mengadakan penelitian b. Data Sekunder
langsung pada lokasi atau tempat yang Data yang bersumber dari penelitian
diteliti bertujuan untuk memperoleh kepustakaan yang diperoleh dari
gambaran secara jelas dan lengkap penelaah literatur, peraturan
tentang suatu keadaan atau masalah perundang-undangan dan
yang diteliti.16 sebagainya, antara lain berasal dari:
2. Lokasi Penelitian 1) Bahan Hukum Primer
Adapun yang menjadi lokasi penelitian yaitu bahan yang bersumber dari
penulis adalah wilayah hukum di penelitian kepustakaan yang
Kepolisian Daerah Riau. diperoleh dari Undang-undang
3. Populasi dan Sampel antara lain Kitab Undang-Undang
a. Populasi Hukum Acara Pidana (KUHAP),
Populasi adalah sekumpulan objek Undang-undang Nomor 2 Tahun
yang hendak diteliti berdasarkan 2002 tentang Kepolisian Negara
lokasi penelitian yang telah Republik Indonesia, Undang-
ditentukan sebelumnya sehubungan Undang Nomor 35 Tahun 2009
dengan penelitian ini.17 Adapun Tentang Narkotika, Undang-
yang dijadikan populasi dalam Undang Nomor 23 Tahun 2002
penelitian ini adalah: tentang Perlindungan Anak,
1) Kepala Unit Pelayanan Undang-Undang Nomor 12
Direktur Reserse Narkoba tentang Pemasyarakatan, Undang-
Kepolisian Daerah Riau. Undang Nomor 3 Tahun 1997
2) Penyidik Satuan Reserse tentang Pengadilan Anak.
kriminal Narkoba Kepolisian 2) Bahan Hukum Sekunder
Daerah Riau. Yaitu bahan-bahan penelitian
3) Pelaku pemakai Narkotika yang yang berasal dari literatur dan
dilakukan oleh anak. hasil penelitian para ahli sarjana
4) Keluarga tersangka atau orang yang berupa buku-buku yang
tua pemakai Narkotika yang berkaitan dengan pokok
dilakukan oleh anak. pembahasan dan internet.
3) Bahan Hukum Tersier
Yaitu bahan-bahan penelitian
yang diperoleh dari ensiklopedia
15
Siswanto Sunarso, Op.cit, hlm. 19. dan sejenisnya yang berfungsi
16
Suprapto, Metode Penelitian Hukum dan
Statistik, Rineka Cipta, Jakarta,2003, hlm. 14.
17 18
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Bambang Sunggono, Metodologi
Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, 2002, Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta,
hlm. 44. 2010, hlm. 119.
6
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor IIOktober 2015.
mendukung data primer dan merupakan tindak pidana, segera
sekunder seperti Kamus Besar dilakukan penyidikan melalui
Bahasa Indonesia (KBBI) dan kegiatan penyelidikan, penindakan,
internet. pemeriksaan serta penyelesaian dan
5. Teknik Pengumpulan Data penyerahan berkas perkara.19
a. Wawancara adalah melakukan Menurut Petunjuk Pelaksanaan
tanya jawab dengan responden. Nomor Polisi: JUKLAK/04/II/1982
Mengadakan wawancara dengan tentang Proses Penyidikan Tindak
subjek penelitian tentang Pidana angka romawi III mengenai
permasalahan yang akan diteliti penggolongan kegiatan-kegiatan
bertujuan untuk mendapatkan pokok dalam rangka penyidikan
informasi tentang tindak pidana tindak pidana dalam Juklak ini
terhadap pemakai narkotika yang dapat digolongkan sebagai berikut:
di lakukan oleh anak diwilayah 1. Penyelidikan,
hukum Kepolisian Daerah Riau. 2. Penindakan,
b. Kuisioner adalah metode 3. Pemeriksaan,
pengumpulan data dengan cara 4. Penyelesaian dan penyerahan
membuat daftar-daftar pertanyaan berkas perkara.
yang memiliki korelasi dengan Sedangkan menurut Pasal 7
permasalahan yang diteliti yang di ayat (1) KUHAP sebagai pedoman
sebarkan pada respondensi untuk dalam melaksanakan proses
memperoleh data. penyidikan, yaitu:
c. Kajian Kepustakaan adalah a. Menerima laporan atau
mengkaji literatur-literatur pengaduan dari seseorang
kepustakaan yang memiliki tentang adanya tindak pidana;
korelasi dengan permasalahan yang b. Melakukan tindak pidana pada
sedang diteliti di perpustakaan dan saat ditempat kejadian;
buku-buku yang berkaitan. c. Menyuruh berhenti seseorang
6. Analisis Data tersangka dan memeriksa tanda
Setelah data primer maupun sekunder pengenal diri tersangka;
diperoleh, data-data yang terkumpul d. Melakukan penangkapan,
tersebut akan diolah dan dipaparkan penahanan, penggeledahan, dan
dengan cara analisis kualitatif yaitu penyidataan;
data-data yang diperoleh akan e. Melakukan pemeriksaan dan
dianalisis dengan menguraikan secara penyitaan surat;
deskriptif yaitu memberikan gambaran f. Mengambil sidik jari dan
secara rinci dan jelas. memotret seseorang;
HASIL PENELITIAN DAN g. Memanggil orang tua untuk
PEMBAHASAN didengar dan diperiksa sebagai
A. Proses Pelaksanaan Penyidikan tersangka atau saksi;
Tindak Pidana Terhadap h. Mendatangkan orang ahli yang
Pemakai Narkotika Yang diperlukan dalam hubungannya
Dilakukan Oleh Anak di dengan pemeriksaan perkara;
Kepolisian Daerah Riau i. Mengadakan penghentian
Pelaksanaan penyidikan penyidikan;
tindak pidana dilaksanakan setelah j. Mengadakan tindakan lain
diketahui bahwa suatu peristiwa menurut hukum yang
yang terjadi adalah tindak pidana. bertanggung jawab.
Setelah diketahui bahwa suatu
peristiwa yang terjadi diduga atau 19
Andi Hamzah, Loc. Cit.
7
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor IIOktober 2015.
Lahirnya Undang-Undang dengan ancaman pidana (yang
Nomor 35 Tahun 2014 Tentang ditunjukan pada orangnya), ada
Perubahan Atas Undang-Undang hubungna yang erat. Oleh
Nomor 23 Tahun 2002 Tentang karena itu, perbuatan (yang
perlindungan Anak yang mengatur berupa keadaan atau kejadian
mengenai perlindungan khusus yang ditimbulkan orang tadi,
terhadap anak, baik anak korban melanggar larangan) dengan
tindak pidana maupun anak sebagai orang yang menimbulkan
pelaku tindak pidana, hal ini sesuai perbuatan tadi ada hubungan
dengan Pasal 64 ayat (1) yaitu: erat pula.
³3HUOLQGXQJDQ NKXVXV EDJL DQDN 3) Untuk menyatakan adanya
yang berhadapan dengan hukum hubungan yang erat itulah, maka
sebagaimana yang dimaksud dalam lebih tepat digunakan istilah
Pasal 59 meliputi anak yang perbutan pidana, suatu
berkonflik dengan hukum dan anak pengertian abstrak yang
korban tindak pidana merupakan menunjuk pada dua keadaan
kewajiban dan tanggung jawab konkret yaitu pertamanya,
pePHULQWDK GDQ PDV\DUDNDW´ adanya kejadian tertentu
Hal ini berarti bahwa (perbuatan); dan kedua, adanya
Undang-Undang Nomor 35 Tahun orang yang berbuat atau yang
2014 Tentang Perlindungan Anak menimbulkan kejadian itu.
tidak memberikan bentuk Dalam memeriksa perkara
penjelasan konflik hukum tersebut anak tidak dilakukankan
dapat berupa seluruh tindak pidana sebagaimana memeriksa perkara
baik tindak pidana kejahatan orang dewasa, akan tetapi
maupun tindak pidana pelanggaran. dilakulukan secara kekeluargaan
Berdasarkan teori tindak pidana, dan tempat khusus pula. Apabila
Moeljatno menggunakan istilah penyidik kurang memahami tentang
perbuatan pidana, yang suatu hal, maka penyidik dapat
didefenisikan beliau sebagai meminta penasihat sebagaimana
perbuatan yang dilarang oleh suatu ketetentuan Pasal 42 ayat (2)
aturan hukum larangan mana Undang-Undang Nomor 3 Tahun
disertai ancaman (sanksi) yang 1997 tentang Pengadilan Anak.
berupa pidana tertentu, bagi barang Hasil dari pemeriksaan tersebut
siapa melanggar larangan tersebut, harus dirahasiakan, karena untuk
istilah perbuatan pidana lebih tepat menjaga masa depan si anak dan
dengan alasan sebagai barikut:20 nama baik keluarganya.21
1) Perbuatan yang dilarang adalah Selaras dengan Undang-
perbuatannya (perbuatan Undang Nomor 3 Tahun 1997
manusia, yaitu suatu kejadian tentang Pengadilan Anak, didalam
atau keadaan yang ditimbulkan Undang-Undang tersebut proses
oleh kelakuan orang), artinya beracaranya diatur sedikit berbeda
larangan itu ditujukan pada dengan proses beracara pidana
perbuatannya. Sementara itu, orang dewasa baik berkenaan
ancaman pidananya itu dengan penyelidikan, penyidikan,
ditunjukan pada orangnya. penuntutan, dan pemeriksaan.
2) Antara larangan (yang Begitupun pengaturan terhadap
ditunjukan pada perbuatan) ketentuan materilnya yang

20 21
Adam Chazawi, Loc.Cit. Moch. Faisal Salam, Loc. Cit.
8
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor IIOktober 2015.
berkenaan dengan sanksi yang dapat pidana lain yang dilakukan oleh
dijatuhkan terhadap anak yang orang dewasa yang berakibat
terbukti melakukan suatu tindak terhadap pertumbuhan dan
pidana. Dalam hal penyidikan perkembangan anak, baik fisik,
secara khusus diberlakukannya mental, maupun sosial anak.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun B. Hambatan Dalam Proses
1997 tentang Pengadilan Anak yang Pelaksanaan Penyidikan Tindak
tentu secara umum berlaku Pidana Terhadap Pemakai
ketentuan KUHAP. Oleh karena itu, Narkotika Yang Dilakukan Oleh
penyidikan terhadap tindak pidana Anak di Kepolisian Daerah Riau
yang dilakukan oleh anak berbeda Penyidik dalam pmelakukan
secara khusus dengan penyidikan proses penyidikan mendapatkan
tindak pidana yang dilakukan oleh hambatan-hambatan dalam proses
orang dewasa. Misalnya pelaksanaannya, sama halnya yang
menyangkut terhadap cara penyidik, terjadi dalam pelaksanaan
petugas penyidik, maupun penyidikan yang dilakukan oleh
dirahasiakannya proses penyidik terhadap kasus pemakai
penyidikannya. Adapun petugas narkotika oleh tersangka Anggi
yang memiliki kewenangan khusus Fernando yang dibawah umur juga
untuk menangani tindak pidana mendapatkan hambatanhambatan
yang dilakukan oleh anak ialah dalam pelaksanaan penyidikannya.
ditangani oleh Unit Pelayanan Adapun hambatan-
Perempuan dan Anak (PPA). hambatanyang ditemui penyidik
Adapun hal lain menurut dalam menjalaankan proses
analisi penulis dalam proses penyidikan terhadap kasus pemakai
pelaksanaan penyidikan yang tidak narkotika oleh Anggi Fernando
sesuai dengan ketentuan yang yang dibawah umur ini yaitu:22
seharusnya adalah pada saat 1) Sulitnya menemukan barang
dilakukan penahanan terhadap bukti tambahan;
tersangka bahwa tersangka ditahan 2) Lamanya penelitian di
ditempatkan pada tahanan dewasa. laboratorium dan Badan
Sedangkan menurut konsep Pemasyarakatan (BAPAS);
penyidikan terhadap anak dan 3) Tidak adanya tahanan khusu
Undang-Undang Nomor Tahun 1997 anak.
tentang Pengadilan Anak dalam 1) Sulitnya Menemukan Barang
Pasal 45 ayat (3) bahwa tempat Bukti
tahanan anak harus dipisahkan dari Menurut kepala Unit
tempat tahanan orang dewasa Pelayanan Direktur Reserse
sementara yang terjadi dilapangan Narkoba Kepolisian Daerah
bertolak belakang dengan yang Riau, hal ini dikarenakan pelaku
seharusnya, bahwa tersangka sebagai dalam melakukan aksi
anak ditahan ditempat tahanan orang pemakaian narkotikanya
dewasa. Apabila hal ini terus terjadi menggunakan ganja yang sudah
maka akan memberikan akibat yang dilinting menjadi rokok untuk
sangat besar bagi perkembangan mengelabuhi warga sekitar. Hal
seorang anak. Apabila hal seperti ini
22
terus terjadi, maka akan Wawancara dengan Bapak Kombes Pol
menimbulkan akibat yang tidak baik Hermansyah S.H., S.I.K., Kepala Unit Pelayanan
terhadap anak karena akan Direktur Reserse Narkoba Kepolisian Daerah Riau,
+DUL -XP¶DW 0HL 3XNXO :LE
terpengaruh dengan pelaku tindak
9
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor IIOktober 2015.
ini menyebabkan warga sekitar pertimbangan atau saran dari
berpendapat sudah hal biasa ahli pendidikan, ahli kesehatan
yang dilakukan anak-anak di jiwa, ahli agama, atau petugas
sekitar wilayah itu, namun polisi NHPDV\DUDNDWDQ ODLQQ\D´
sudah mengintai dari laporan Badan Pemasyarakatan
tersangka sebelumnya, bahwa (BAPAS) dalam melakukan
ada temannya yang masih penelitian terhadap anak sebagai
memakai barang haram tersebut. pelaku tindak pidana bertugas
Pihak kepolisian juga terus membantu memperlancar tugas
mengembangkan apakah pelaku penyidik, penuntut umum, dan
ini mendapatkan barang ini dari hakim dalam perkara anak
temannya saja atau Bandar besar nakal, baik didalam maupun
yang mengincar anak-anak diluar siding anak dengan
VHEDJDL µNXULU QDUNRED´ XQWXN membuat laporan hasil
dikerjakan dalam bisnis haram penelitian kemasyarakatan dan
ini. Sulitnya menemukan barang membimbing, membantu dan
bukti baru dikarenakan mengawasi anak nakal yang
sitersangka ini tidak mau berdasarkan putusan pengadilan
terbuka dalam penyidikan dijatuhi pidana bersyarat, pidana
kepolisian. pengawasan, pidana denda
2) Lamanya Penelitian Di diserahkan kepada Negara dan
Laboratorium dan Badan harus mengikuti latihan kerja,
pemasyarakatan (BAPAS) atau anak memperoleh
Dalam proses penyidikan pembebasan bersyarat dari
terhadap tindak pidana pemakai Lembaga Pemasyarakatan.23
narkotika yang dilakukan Anggi Adapun petugas
Fernando dibawah umur ini, pemasyarakatan terdiri dari:
pihak penyidik dari Kepolisian a. Pembimbing
Daerah Riau selain Kemasyarakatan dari
menggunakan KUHAP sebagai Dep.artemen Kehakiman
acuan dalam penyidikannya juga b. Pekerja Sosial dari
menggunakan Undang-Undang Departemen Sosial.
Nomor 3 Tahun 1997 tentang c. Pekerja Sosial Sukarela dari
Pengadilan Anak. Sehingga Organisasi Sosial
dalam melakukan penyidikan Kemasyarakatan.
para penyidik meminta kepada 3) Tidak Adanya Tahanan Khusus
Badan Pemasyarakatan untuk Anak
melakukan penelitian terhadap Untuk kepentingan
anak tersebut sebagai pelaku. penyidikan maka menurut Pasal
Sesuai dengan yang 44 Undang-Undang Nomor 3
diamanatkan dalam Undang- Tahun 1997 tentang Pengadilan
Undang Nomor 3 Tahun 1997 Anak, bahwa penyidik berwenang
tentang Pengadilan Anak Pasl melakukan penahanan terhadap
42 ayat (2) yaitu: anak yang diduga keras
³'DODP PHODNXNDQ SHQ\LGLNDQ melakukan tindak pidana
terhadap anak nakal, penyidik berdasarkan bukti permulaan yang
wajib meminta pertimbangan
atau saran dari Pembimbing
Kemasyarakatan, dan apabila 23
Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Nomor 3
perlu jug adapt meminta Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak.
10
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor IIOktober 2015.
cukup.24 Penahan tersebut hanya anak terhadap pengaruh-pengaruh
berlaku untuk paling lama 20 hari, buruk yang dapat diserap dalam
dan jika pemeriksaan penyidikan tahanan lain. Apabila hal ini tetap
belum selesai, maka atas terus terjadi, maka akan
permintaan penyidikan dapat menimbulkan akibat yang tidak baik
diperpanjang oleh Penuntut terhadap anak karena akan
Umum yang berwenang untuk berpengaruh dengan pelaku tindak
paling lama 10 hari dan dalam pidana lain yang dilakukan oleh
jangka waktu 30 hari, penyidik orang dewasa yang berakibat
harus sudah menyerahkan berkas terhadap pertumbuhan dan
perkara yang bersangkutan kepada perkembangan anak,baik fisik,
Jaksa Penuntut Umum, maka mental, maupun sosial anak. Dan hal
tersangka harus sudah dikeluarkan ini juga sangat bertentangan dengan
dari tahanan demi hukum.25 yang sudah diamanatkan dalam
Menurut Pasal 45 Undang- Undang-Undang Nomor 3 Tahun
Undang Nomor 3 Tahun 1997 1997 tentang Pengadilan Anak yaitu
tentang Pengadilan Anak, ada dua pada Pasal 45 ayat (4) yaiti selama
alasan penahanan terhadap para anak ditahan, kebutuhan jasmani,
pelaku pidana yang masih rohani, dan sosial anak harus tetap
dibawah umur, yaitu:26 dipenuhi. Jadi, pemisahan penahanan
a. Untuk kepentingan Anak; bagi anak menjaga kepentingan anak
b. Untuk kepentingan dan kepentingan masyarakat.
masyarakat. C. Upaya Yang Dilakukan Untuk
Kedua alasan tersebut harus Mengatasi Hambatan Tindak
dinyatakan secara tegas dalam surat Pidana Terhadap Pemakai
perintah penahanan. Pada dasarnya Narkotika Yang Dilakukan Oleh
penahanan dilakukan untuk Anak di Kepolisian Daerah Riau
kepentingan pemeriksaan, namun Untuk mengatasi hambatan
penahanan terhadap anak harus pula yang dihadapi penyidik untuk
memperhatikan kepentingan anak menemukan barang bukti baru
yang menyangkut ertumbuhan dan atau tambahan, upaya yang
perkembangan anak, baik fisik, dilakukan penyidik adalah
mental, maupun sosial anak dan dengan membawa tersangka
kepentingan masyarakat. Tempat tersebut ke TKP untuk
tahan anak harus dipisahkan dari menunjukan dimana ia biasa
tempata tahan orang dewasa.27 menggunakan narkoba tersebut.
Selaras dengan Undang-Undang Ditempat salah satu rumah teman
Nomor 3 Tahun 1997 tentang yang memberikan ia narkoba,
Pengadilan Anak Pasal 45 ayat (2) didalam kamarnya ditemukan 1
dan (3), bahwa tempat tahanan anak bungkus paket ganja kering.
harus diisahkan dari tempat tahanan Dengan upaya yang dilakukan
orang dewasa dan selama ditahan oleh penyidik tersebut sehingga
kebutuha jasmani, rohani, dan social pihak penyidik dapat menemukan
anak harus tetap dipenuhi. Hal ini barang bukti baru atau tambahan
dimaksudkan untuk menghindarkan yang digunakan pelaku dan
teman-temannya untuk
menikmati barang haram
24
Wagiati Soetodjo, Op. Cit, hlm. 40. tersebut. Dengan demikian proses
25
Ibid. penyidikan terhadap tindak
26
Ibid, hlm. 40-41.
27
Ibid. pidana pemakai narkotika yang
11
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor IIOktober 2015.
dilakukan oleh anak di mengajukan permohonan
Kepolisian Daerah Riau dapat anggaran dana untuk
berjalan dengan baik tanpa pembangunan ruang tahanan
adanya hambatan dalam khusus anak. Namun, upaya ini
menemukan barang bukti yang masih belum terkabulkan karena
digunakan pelaku karena menurut Kombes Pol
hambatan tersebut sudah diatasi Hermansyah, S.H.,S.I.K,. selaku
dengan upaya yang dilakukan kepala Unit Pelayanan Direktur
oleh penyidik Kepolisian Daerah Reserse Narkoba Kepolisian
Riau. Daerah Riau mengatakan bahwa
1) Memberikan Informasi permohonan tersebut belum
Kepada Badan dikabulkan, sehingga anak
Pemasyarakatan (BAPAS) sebagai pelaku harus ditahan
Untuk Mempercepat ditempat tahanan orang dewasa.
Menyelesaikan Penelitian Namun menurut Brigadir
Untuk mengatasi hambatan Masdedi Putra, S.H mengatakan
dalam proses penyidikan bahwa selain dana pembangunan
disebabkann karena lamanya untuk tahanan anak belum turun
laporan penelitian dari Badan dan juga tidak ada lokasi untuk
Pemasyarakatan (BAPAS) yang pembangunan tahanan baru.
sebagai mana telah diuraikan BAB IV
diatas oleh penulis maka pihak PENUTUP
penyidik melakukan upaya dalam A. Kesimpulan
memberikan informasi kepada 1. Pelaksanaan penyidikan
Badan Pemasyarakatan (BAPAS) terhadap tindak pidana pemakai
untuk mempercepat dalam narkotika yang dilakukan oleh
melakukan penelitian terhadap anak di Kepolisian Daerah
anak sebagai pelaku tindak Riau, khususnya Unit Pelayan
pidana pemakai narkotika di Direktur Reserse Narkoba
Kepolisian Daerah Riau dan Kepolisian Daerah Riau bahwa
disegerakan untuk menyerahkan dalam proses penyidikan tidak
hasil penelitian kepada penyidik. berjalan sebagaimana mestinya,
Dengan upaya yang dilakukan karena pemeriksaan tidak
penyidik tersebut maka pihak ditangani oleh Unit Pelayanan
penyidik dapat meneruskan Perempuan dan Anak,
penyidikan lanjutan dan segera melainkan penyidik umum
diserahkan kepada jaksa Penuntut untuk orang dewasa yang mana
Umum dan juga proses pelaksanaan penyidikannya
penyidikan dapat diselesaikan disesuaikan dengan KUHAP
dengan cepat dan tepat pada dan juga menggunakan
waktunya. Undang-Undang Nomor 3
2) Mengajukan Angaran Dana Tahun 1997 tentang Pengadilan
Untuk Pembangunan Tahanan Anak.
Bagi Anak dan Perempuan 2. Hambatan dalam proses
Untuk mengatasi hambatan penyidikan terhadap tindak
yang dihadapi penyidik dalam pidana pemakai narkotika yang
proses penyidikan dikarenakan dilakukan oleh anak di
tidak tersedianya tahanan bagi Kepolisian Daerah Riau yaitu:
anak maka upaya yang dilakukan Sulitnya menemukan barang
penyidik adalah dengan bukti tambahan, lamanya
12
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor IIOktober 2015.
penelitian dari Badan lahan atau lokasi untuk
Pemasyarakatan (BAPAS), dan pembangunan yang baru
tidak adanya tahanan khusus diwilayah Unit Pelayanan
anak. Direktur Reserse Narkoba
3. Upaya yang dilakukan untuk Kepolisisan Daerah Riau.
mengatasi hambatan Dan dalam hal demikian
pelaksanaan penyidikan hendaknya adanya hubungan
terhadap tindak pidana yang kerjasama anatara pihak Unit
dilakukan oleh anak dibawah Pelayanan Direktur Reserse
umur di Kepolisian Daerah Narkoba Kepolisisan Daerah
Riau yaitu: Membawa Riau dengan Pemerintah
tersangka ke TKP untuk
menemukan barang bukti baru, DAFTAR PUSTAKA
guna untuk mengatasi
hambatan yang dihadapi A. Buku
penyidik untuk menemukan
Adang, dan Yesmil Anwar, 2009,
barang bukti tersebut berasal,.
Sistem Peradilan Pidana,
B. Saran
Konsep, Komponen, dan
1) Sesuai dengan amanah
Pelaksanaan dalam Penegakan
Undang-Undang Nomor 3
Hukum di Indonesia, PT.Widya
Tahun 1997 tentang
Pradjadjaran, Bandung.
Pengadilan Anak bahwa
Alfia, 2010, Apa Itu Narkotika Dan
pelaksanaan penyidikan
Napza, PT. Bangawan Ilmu,
terhadap kasus tindak pidana
Semarang.
yang dilakukan anak dibawah
Asikin, Amiruddin dan Zainal, 2012,
umur diserahkan keseluruhan
Pengantar Metode Penelitian
pelaksanaan penyidikannya
Hukum, PT.Raja Grafindo,
kepada Pelayanan Perempuan
Jakarta.
dan Anak tanpa hal tertentu
Cazawi, Adam, 2002, Pelajaran
apapun yang menghalanginya
Hukum Pidana, PT. Rajawali
terkecuali tidak tersedianya
Pers, Jakarta.
pejabat Unit Pelayanan
Djamil, M. Nasir, 2012, Anak Bukan
Perempuan dan Anak dan
Untuk DiHukum, PT.Sinar
para penyidik menangani
Grafika, Jakarta.
kasus tindak pidana yang
Effendi, Erdianto, 2010, Hukum
dilakukan oleh anak dibawah
Pidana Indonesia, Suatu
umur.
Pengantar, PT.Rafika Aditama,
2) Agar lebih meningkatkan
Bandung.
kerjasama yang erat antara
, 2010, Pokok-pokok
pihak penyidik dengan Badan
Hukum Pidana, PT.Alfa Riau,
Pemasyarakatan agar Pihak
Pekanbaru.
penyidik tidak lagi meminta
Faisal, Moch, 2005, Hukum Acara
atau memberikan informasi
Peradilan Anak di Indonesia,
kepada Badan
PT. Mandar Maju, Bandung.
Pemasyarakatan untuk
, 1996, Hukum
mempercepat hasil laporan
Acara Peradilan Pidana
penelitiannya.
Militer di Indonesia, CV.
3) Tahanan khusus untuk anak
Mandar Maju, Bandung.
harus terus diupayakan
walaupun sudah tidak adanya
13
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor IIOktober 2015.
Grosita, Arief, 1993, Masalah Koban Puspa, Yan Pramadya, 1977, Kamus
Kejahatan, PT. Akademi Hukum, PT. Aneka Ilmu,
Presindo, Jakarta. Semararang.
Hadikusuma, Hilman, 1995, Metode Prinsti, Darwin, 2003, Hukum Anak
Pembuatan Kertas Kerja atau Indonesia, PT. Citra Aditya
Skripsi Ilmu Hukum, Bakri, Bandung.
PT.Mandiri Maju, Bandung. Prakoso, Djoko, 1987, Polri Sebagai
Hakim, M.Arief, 2009, Bahaya Penyidik Dalam Penegakan
Narkoba (Cara Mencegah, Hukum, PT. Bina Aksara,
Mengatasi, dan Melawan), PT. Jakarta.
Citra Aditya Bakri, Bandung. , 2005, Polri
Hamzah, Andi, 2008, Hukum Acara Sebagai Penyidik Dalam
Pidana Indonesia, PT. Sinar Penegakan Hukum, PT. Bina
Grafika, Jakarta. Aksara, Jakarta.,
Harahap, M.Yahya, 2009, Pembahasan Sabuan, Ansorie, 1990, Hukum Acara
Permasalahan dan Penerapan Pidana, PT. Angkasa,
KUHAP Penyidikan dan Bandung.
Penuntutan, PT. Sinar Grafik,
Jakarta. Saleh, Ruslan, 1983, Perbuatan dan
Hartono, 2010, Penyidikan dan Pertanggung Jawaban Pidana,
Penegakan Hukum Pidana PT. Aksara Baru, Jakarta.
Melalui Pendekatan Hukum Sasongko, Hari, 2003, Narkotika dan
Progresif, PT. Sinar Grafika, Psikotropika Dalam Hukum
Jakarta. Pidana, PT. Mandar Maju,
Makoro, Moh Taufik, 2005, Tindak Bandung.
Pidana Narkotika, PT. G halia Sianturi, SR., 2002, Asas-Asas Hukum
Indonesia, Jakarta. Pidana, PT. Sinar Grafika,
Mardani, 2008, Penyalahgunaan Jakarta.
Narkoba, PT.Raja Grafindo, , 2001, KUHP dan
Jakarta. Penjelasannya, PT. Pustaka
Mulyadi, Lilik, 2007, Hukum Acara Sarjana, Surabaya.
Pidana: Normatif, Teoretis, Siswanto, 2012, Politik Hukum Dalam
Praktik dan Permasalahannya, Undang-Undang Narkotika
Bandung. Nomor 35 Tahun 2009, PT.
, 2005, Rhineka Cipta, Jakarta.
Pengadilan Anak di Indonesia, Simorangkir, J.C.T, 2002, Kamus
Teori, Praktik, dan Hukum, PT. Sinar Grafika,
Permasalahannya, CV. Mandar Jakarta.
Maju, Bandung. Suhasril, Muhammad Taufik Makoro,
Moeljotno, 1981, Asas-Asas Hukum 2010, Hukum Acara Pidan
Pidana, PT. Bina Aksara, Dalam Teori dan Praktek,
Bandung. PT.Ghalia Indonesia, Bogor.
Nashriani, 2011, Perlindungan Hukum Sunarso, Siswanto, 2011, Penegakan
Pidana Bagi Anak di Indonesia, Hukum Paikotropika, PT.Raja
PT. Raja Grafindo Persada, Grafindo Persada, Jakarta.
Jakarta. Sunggono, Bambang, 2010,
Partodiharjo, S., 2010, Kenali Metodologi Penelitian Hukum,
Narkotika dan Musuhi PT.Raja Grafindo Persada,
Penyalahgunanya, PT. Jakarta.
Erlangga, Jakarta.
14
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor IIOktober 2015.
Suprapto, 2003, Metode Penelitian Universitas Riau, Edisi I, No. 1
Hukum dan Statistik, Agustus.
PT.Rineka Cipta, Jakarta. - & 7 6LPRUDQJNLU ´.DPXV
Sofian, Ahmad, 2012, Perlindungan +XNXP´ 37 6LQDU *UDILND
Anak di Indonesia: Dilema dan Jakarta.
Solusinya, PT. Sofmedia, - ( 6DKHWDS\ ³%XQJD 5DPSDL
Medan. 9LFWLPLVDVL´ 37 (UHVFR &HW
Susanto, Anton F., 2004, Wajah I.,Bandung.
Peradilan Kita, PT. Refika
Aditama, Bandung. C. Peraturan Perundang-Undangan
Soekanto, Soerjono, 2002, Faktor-
Undang-Undang Nomor 35 Tahun
Faktor Penegakan, PT. Raja
2009 Tentang Narkotika,
Grafindo Persada, Jakarta.
Lembaran Negara Republik
Tongat, 2002, Hukum Pidana Materi,
Indonesia Tahun 2002 Nomor
PT. UMM Pres, Malang.
35 dan Tambahan Lembaran
Triatmodjo, Sudibyo, 1982,
Negara Republik Indonesia
Pelaksanaan Penahanan dan
Nomor 143.
Kemungkinan Yang Ada Dalam
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002
KUHAP, Bandung.
Tentang Kepolisian Republik
Utomo, H.Warsito Hadi, 2005, Hukum
Indonesia, Lembaran Negara
Kepolisian Indonesia, PT.
Republik Indonesia Tahun
Prestasi Pustaka, Jakarta.
2002 dan Tambahan Negara
Wadong, Maulana Hasan, 2000,
Republik Indonesia Nomor
Advokasi dan Hukum
4168.
Perlindungan Anak, PT.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
Gramedia Wina Sarana,
Tentang Kitab Undang-Undang
Jakarta.
Hukum Acara Pidana,
Waluyo, Bambang, 2002, Penelitian
Lembaran Negara Republik
Hukum Dalam Praktek,
Indonesia Tahun 1981 Nomor
PT.Sinar Grafika, Jakarta.
76, Tambahan Lembaran
Wresniwiro, M, 1999, Masalah
Negara Republik Indonesia
Narkotika, Psikotropika, dan
Nomor 3209.
Obat-Obat Berbahaya, PT.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946,
Bhina Dharma Pemuda
Tentang Kitab Undang-Undang
Printing, Jakarta.
Hukum Pidana.
Zakky, Taufik Makoro, Suhasril, 2005,
Undang-Undang Nomor 23 Tahun
Tindak Pidana Narkotika,
2002 Tentang Perlindungan
PT.Ghalia Indonesia, Bogor.
Anak, Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun
B. Jurnal/kamus
2002 Nomor 109, Tambahan
Badan Narkotika Nasional Republik Lembaran Negara Republik
,QGRQHVLD ³3HQFHJDKDQ Indonesia Nomor 4235.
1DUNRWLND 6HMDN 8VLD 'LQL´ Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997
Jurnal Ilmu Hukum, Jakarta Tentang Peradilan Anak,
Timur. Lembaran Negara Republik
(UGLDQV\DK ³.HNHUDVDQ GDODP Indonesia Tahun 2012 Nomor
Penyidikan Prespektif Hukum 11, Tambahan Lembaran
GDQ .HDGLODQ´ Jurnal Ilmu Negara Republik Indonesia
Hukum, Fakultas Hukum Nomor 3667.

15
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor IIOktober 2015.

You might also like