You are on page 1of 15

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI

RENGAT NOMOR 10/Pid.B/A/2012/PN.RGT.TLK DALAM MENANGANI


PERKARA ANAK BERHADAPAN DENGAN HUKUM
Oleh : Anggi Fridayani Putri
Pembimbing : Mukhlis R., SH, MH
Erdiansyah, SH, MH
Alamat : Jl. Ronggowarsito Ujung No. 1 A Pekanbaru

ABSTRACT

Children are integral part of human survival and the survival of a nation and
state. However in the journey of life from the children, sometimes the children are
not always have good experience, even the children as a criminal, they must
against the law. The children who make a crime, they also become a victime
because the functions of tri education center are not worked. In this case, the
judges have make the criminal sanctions for the children are not suitable with
community research from Bapas Pekanbaru and the other regulations.
In this research, there are two problems. First how are the judges make
considerant from the case of number 10/Pid.B/A/2012/PN.RGT.TLK?. Second,
what is the legal basic from the case of number 10/Pid.B/A/2012/PN.RGT.TLK?.
There are four research methodes. First, the types of research is the normative
legal research which discuss about synchcronization level of law, in this case,
discuss about the judges handle children as a criminal which connected with the
regulation. Second, the data sources are second data which supported by primary
legal material, secondary legal material and legal material tertiary. Third, data
collection techniques use review of the literature. Fourth, after the datas have
comes, analyzed qualitatively.
From the research problem, there are two main things that can be inferred.
First, the considerant from the case of number 10/Pid.B/A/2012/PN.RGT.TLK
among are the children who make narcotics crime which is not suitable with
article number 111 paragraph (1) the law of narcotics number 35 of 2009 jo.
article number 55 paragraph (1) to 1 the book of criminal law jo. the law of
juvenile justice number 3 of 1997 and the indictment of prosecutor which is an
alternative, so the judges choose first indictment. Second, the legal basic from the
case number 10/Pid.B/A/2012/PN.RGT.TLK are article number 111 paragraph
(1) the law of narcotics number 35 of 2009 jo. article number 55 paragraph (1) to
1 the book of criminal law jo. the law of juvenile justice number 3 of 1997. The
writers suggest, the judges give the sanctions, they must look the future life from
the children with they order the prosecutors are still oversee them that the
children GRQ¶W GR FULPLQDO DJDLQ QH[W WLPH DQG LI WKH FKLOGUHQ are proven to do the
crime, the judges must give a sanction is supervision criminal for them, not give a
penalties criminal.

Keywords : Children ± Narcotics Crime - Judges

JOM Fakultas Hukum Volume 1 No. 2 Oktober 2014 Page 1


A. Pendahuluan psikis (antara lain pola pikir dan
Anak merupakan makhluk perkembangan kejiwaan) belum
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dewasa sehingga mudah
yang harus dilindungi dan dimanfaatkan oleh orang dewasa
disayangi serta merupakan dengan maksud untuk
amanah dan karunia Tuhan Yang kepentingan mereka.
Maha Esa yang memiliki harkat Anak perlu mendapat
dan martabat sebagai manusia perlindungan dari dampak
seutuhnya. Anak adalah bagian negatif perkembangan
yang tidak terpisahkan dari pembangunan yang cepat, arus
keberlangsungan hidup manusia globalisasi di bidang komunikasi
dan keberlangsungan sebuah dan informasi, kemajuan ilmu
bangsa dan negara. Dalam pengetahuan dan teknologi, serta
konstitusi Indonesia, anak perubahan gaya dan cara hidup
memiliki peran strategis yang sebagian orang tua yang telah
secara tegas dinyatakan bahwa membawa perubahan sosial yang
negara menjamin hak setiap mendasar dalam kehidupan
anak atas keberlangsungan masyarakat yang sangat
hidup, tumbuh dan berkembang berpengaruh terhadap nilai dan
serta atas perlindungan dari perilaku anak. Penyimpangan
kekerasan dan diskriminasi. tingkah laku atau perbuatan
Oleh karena itu, kepentingan melanggar hukum yang
terbaik bagi anak patut dihayati dilakukan oleh anak antara lain
sebagai kepentingan terbaik bagi disebabkan oleh faktor di luar
keberlangsungan hidup umat diri anak tersebut.2
manusia. Konsekuensi dari Penyimpangan tingkah laku
ketentuan pasal 28 B Undang- tersebut dapat membawa anak
Undang Dasar Negara Republik berhadapan dengan hukum.
Indonesia Tahun 1945 perlu Berdasarkan data dari Balai
ditindaklanjuti dengan membuat Pemasyarakatan Pekanbaru
kebijakan pemerintah yang tahun 2011 jumlah anak
bertujuan melindungi anak.1 berhadapan dengan hukum
Selain perempuan, anak sebanyak 225 orang dan pada
termasuk dalam kelompok tahun 2012 jumlah anak
makhluk yang rentan berhadapan dengan hukum
dikarenakan fisik (antara lain sebanyak 284 orang. Data dari
tenaga dan bentuk tubuh) dan Cabang Rumah Tahanan Negara
Teluk Kuantan tahun 2011 dan
1
Penjelasan Undang-Undang Nomor 11 pada tahun 2012 jumlah anak
Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
2
Anak Ibid.

JOM Fakultas Hukum Volume 1 No. 2 Oktober 2014 Page 2


berhadapan dengan hukum dikatakan hampir tidak ada
sebanyak 15 orang. Hal tersebut bedanya dengan penanganan
mewujudkan keprihatinan, perlu perkara yang
diketahui dalam menangani anak tersangka/terdakwanya orang
berhadapan dengan hukum kalau dewasa. Lebih lanjut Bagir
diteliti lebih lanjut kesalahan Manan, dalam Gatot Sopramono
tidak pada anak dan anak mengatakan di lapangan hukum
meskipun ia pelaku tetapi ia juga pidana, anak-anak diperlakukan
korban. VHEDJDL ³RUDQJ GHZDVD NHFLO´
Perkara-perkara yang sehingga seluruh proses
membuat seorang anak perkaranya kecuali di Lembaga
berhadapan dengan hukum yakni Pemasyarakatan diperlakukan
pencabulan, pencurian, sama dengan perkara orang
pembunuhan berencana, dewasa.4
penganiayaan, pemerkosaan, Keadaan dan kepentingan
perjudian, pengrusakan, illegal anak sebagai anak-anak (orang
logging, narkotika, melarikan belum dewasa) kadang-kadang
anak orang, penggelapan dan sedemikian rupa diabaikan tanpa
kelalaian yang menyebabkan ada perlakuan-perlakuan yang
hilangnya nyawa seseorang.3 khusus. Penanganan perkara
Meningkatnya kualitas anak yang tidak dibedakan
tindak pidana yang dilakukan dengan perkara orang dewasa
oleh anak antara lain dalam dipandang tidak tepat karena
perkara narkotika, pencurian dan sistem yang demikian akan
pemerkosaan, mendorong merugikan kepentingan anak
pemerintah untuk lebih yang bersangkutan. Anak yang
memberikan perhatian terhadap mendapat tekanan ketika
anak baik berupa pencegahannya pemeriksaan perkaranya sedang
dan penanganannya. Anak yang berlangsung akan mempengaruhi
terlibat ataupun dilibatkan dalam sikap mentalnya. Misalnya, anak
tindak pidana mendapat akan merasa sangat ketakutan,
perlakuan khusus. merasa stress dan akibat
Penanganan perkara pidana selanjutnya ia menjadi pendiam
yang pelakunya masih tergolong dan tidak kreatif.
anak, sebelum diberlakukan Keadaan demikian tentu
Undang-Undang Pengadilan akan berdampak negatif bagi
Anak Tahun 1998 dapat
4
Novelina M.S. Hutapea, ³Perlindungan
3
Data Tahun 2011 dan 2012 Balai Hukum terhadap Anak sebagai Pelaku
Pemasyarakatan Pekanbaru tentang Tindak Tindak Pidana´, Disertasi, Program Doktor
Pidana yang dilakukan oleh anak Universitas Sumatera Utara, Medan, 2009

JOM Fakultas Hukum Volume 1 No. 2 Oktober 2014 Page 3


anak terutama psikis sehingga %) setengah percaya dan 25,9 %
tujuan pemidanaan terhadap responden tidak lagi percaya.
anak bukan lagi pembinaan. Sorotan dan kritikan
Oleh sebab itu, anak berhadapan terhadap kinerja para hakim
dengan hukum diberikan akan menjadi semakin tajam
perlakuan khusus yang apabila menyangkut tindak
dimaksudkan untuk memberikan pidana yang dilakukan oleh
perlindungan terhadap hak-hak seorang anak. Masyarakat
anak berhadapan dengan hukum. beranggapan bahwa anak tidak
Perlindungan anak pantas dijatuhi hukuman pidana
berhadapan dengan hukum sementara hakim di satu sisi
melibatkan lembaga penegak harus menegakkan peraturan
hukum yang masuk ke dalam sekalipun pelaku tindak pidana
sistem peradilan pidana tersebut adalah seorang anak.
(Criminal Justice System) dan Contoh kasus anak yang mencuri
Balai Pemasyarakatan. Muara sendal jepit di Palu dan
terakhir dalam sistem peradilan pencurian kotak amal di Padang.
pidana adalah lembaga Terhadap kasus tersebut
peradilan. Lembaga peradilan diatas, hakim seakan
yang menjadi tumpuan harapan ³GLSRMRNNDQ´ ROHK PDV\DUDNDW
terakhir bagi anak berhadapan GHQJDQ GLNDWDNDQ SXWXVDQ ³WLGDN
dengan hukum sehingga hakim DGLO´ VHPHQWDUD GDODP
memegang peranan penting penjelasan Pasal 24 dan 25
untuk kelangsungan masa depan Undang-undang Dasar Negara
anak berhadapan dengan hukum. Republik Indonesia ditegaskan
Penegakan hukum di bahwa :
Indonesia dipengaruhi oleh para ³.HNXDVDDQ NHKDNLPDQ LDODK
hakim di peradilan dan kekuasaan yang merdeka,
berdasarkan data dari harian artinya terlepas dari pengaruh
Kompas tanggal 01 April 2013; kekuasaan pemerintah.
rendahnya tingkat kepastian Berhubung dengan itu, harus
hukum dalam masyarakat diadakan jaminan dalam
tercermin dari kepercayaan yang Undang-Undang tentang
rendah terhadap penegakan NHGXGXNDQ SDUD KDNLP ´
hukum yang dilakukan. Hanya Selanjutnya dalam Pasal 3
sekitar 1/3 (sepertiga) bagian ayat (2) Undang-Undang Nomor
responden (35,0 %) yang masih 48 Tahun 2009 tentang
percaya terhadap hukum saat ini. Kekuasaan Kehakiman
1/3 (sepertiga) bagian lain (38,2 disebutkan bahwa :

JOM Fakultas Hukum Volume 1 No. 2 Oktober 2014 Page 4


³6HJDOD FDPSXU WDQJDQ GDODP Pengadilan Anak, Rusli
urusan peradilan oleh pihak mengatakan bahwa hakim
lain di luar kekuasaan memiliki tugas yang diantaranya
kehakiman dilarang, kecuali menghubungi BISPA/BAPAS
dalam hal-hal sebagaimana agar menghadiri persidangan
dimaksud dalam Undang- dalam terdakwanya masih
5
Undang Dasar Negara dibawah umur.
Republik Indonesia Tahun Oleh sebab itu, maka sangat
´ jelas dalam menangani perkara
Persoalan kemandirian anak berhadapan dengan hukum,
hakim dalam menjalankan hakim wajib memperhatikan
tugasnya seakan-akan tidak penelitian kemasyarakatan yang
memperhatikan bahkan tidak berada dibawah Kementerian
melindungi hak anak berhadapan Hukum dan HAM RI yakni di
dengan hukum, di masyarakat unit pelaksana teknis
masih terdapat pemasyarakatannya yaitu Balai
paradigma/anggapan seperti itu. Pemasyarakatan (selanjutnya
Dalam Undang-Undang disingkat BAPAS).
Nomor 3 Tahun 1997 tentang BAPAS berdasarkan
Pengadilan Anak Pasal 59 Undang-Undang Nomor 3
disebutkan bahwa : Tahun 1997 tentang Pengadilan
(1) Sebelum mengucapkan Anak mulai Pasal 29, Pasal 33
putusannya, hakim s/d Pasal 36 dan Pasal 38,
memberikan kesempatan memiliki kewenangan dalam
kepada orang tua, wali atau perlindungan anak berhadapan
orang tua asuh untuk dengan hukum dalam sistem
mengemukakan segala hal peradilan pidana anak mulai dari
ikhwal yang bermanfaat tahap penyelidikan, penyidikan,
bagi anak; penuntutan, pemeriksaan di
sidang pengadilan dan tahap
(2) Putusan sebagaimana pembinaannya setelah menjalani
dimaksud dalam ayat (1) pidana serta memperoleh
wajib mempertimbangkan bimbingan kemasyarakatan dari
laporan penelitian BAPAS.
kemasyarakatan dari Dalam kasus yang akan
Pembimbing kami teliti, BAPAS Pekanbaru
Kemasyarakatan. yang berada di bawah
Selain hal ini tercantum
dalam Pasal 59 Undang-Undang 5
Rusli Muhammad, Sistem Peradilan
Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pidana Indonesia, Yogyakarta, 2011, hlm.
117

JOM Fakultas Hukum Volume 1 No. 2 Oktober 2014 Page 5


kewenangan Kantor Wilayah Rp. 400.000.000,- (empat ratus
Kementerian Hukum dan HAM juta rupiah) subsidair 1 (satu)
Riau tidak dipertimbangkan bulan penjara.
penelitian kemasyarakatannya Menurut Pasal 30 ayat (1)
sehingga anak-anak yang Undang-Undang Nomor 3
berinisial BAD dan ES harus Tahun 1997 tentang Pengadilan
mendapatkan sanksi pidana yang Anak yakni dalam penjelasannya
tidak sesuai dengan penelitian GLVHEXWNDQ ³\DQJ GLPDNVXG
kemasyarakatan dan peraturan GHQJDQ ³SLGDQD SHQJDZDVDQ´
perundang-undangan. adalah pidana yang khusus
Berdasarkan pernyataan dikenakan untuk anak yakni
diatas, ada ketidaksesuaian pengawasan yang dilakukan oleh
antara putusan Hakim dengan Jaksa terhadap perilaku anak
pertimbangan dari Balai dalam kehidupan sehari-hari di
Pemasyarakatan Pekanbaru dan rumah anak tersebut dan
peraturan perundang-undangan pemberian bimbingan yang
yang berlaku yakni Hakim dilakukan oleh Pembimbing
menjatuhkan sanksi berupa .HPDV\DUDNDWDQ ´ sementara
pidana bersyarat (masa Hakim tidak memerintahkan
percobaan) selama 3 (tiga) tahun Penuntut Umum untuk
dengan dasar pidana penjara melakukan pengawasan terhadap
selama 2 (tahun), pidana denda para terdakwa.
Rp. 400.000.000,- (empat ratus Sedangkan dalam
juta rupiah) subsidair 1 (satu) prakteknya masih ada perkara
bulan penjara tanpa anak nakal yang diputus sesuai
memerintahkan Penuntut Umum dengan pasal-pasal yang tepat
untuk mengawasi para terdakwa dalam Undang-Undang Nomor 3
agar tidak melakukan tindak Tahun 1997 tentang Pengadilan
pidana dikemudian hari. Anak dibanding yang diputuskan
Hasil penelitian oleh Hakim yang menangani
kemasyarakatan menyatakan perkara Nomor
bahwa memohon para terdakwa 10/Pid.B/A/2012/PN.RGT.TLK.
apabila terbukti bersalah maka Dari latar belakang diatas
dapat diberikan pidana bersyarat menarik untuk diteliti yang
apabila pidana penjara yang dituangkan dalam skripsi ini
dijatuhkan paling lama 2 (dua) dengan judul : ³7LQMDXDQ
tahun sementara Hakim Yuridis Terhadap Putusan
memberikan pidana bersyarat Pengadilan Negeri Rengat
dengan dasar pidana penjara Nomor
selama 2 (tahun), pidana denda 10/Pid.B/A/2012/PN.RGT.TLK

JOM Fakultas Hukum Volume 1 No. 2 Oktober 2014 Page 6


Dalam Menangani Perkara penulis dan mahasiswa
Anak Berhadapan dengan Fakultas Hukum
+XNXP´ Universitas Riau.
B. Rumusan Masalah c. Penelitian ini sebagai
1. Bagaimanakah pertimbangan bahan referensi bagi
hakim dalam memutus peneliti selanjutnya
perkara nomor mengenai permasalahan
10/Pid.B/A/2012/PN.RGT. yang sama.
TLK terhadap anak D. Kerangka Teori
berhadapan dengan hukum? 1) Teori Penegakan Hukum
2. Apakah dasar hukum majelis Nilai-nilai yang
hakim menjatuhkan sanksi terjabarkan dalam kaidah-
pidana terhadap anak dalam kaidah yang mantap sikap
melakukan tindak pidana? tindak sebagai rangkaian
C. Tujuan dan Kegunaan penjabaran nilai tahap akhir,
Penelitian untuk menciptakan,
1) Tujuan Penelitian memelihara dan
a. Untuk mengetahui mempertahankan kedamaian
pertimbangan hakim pergaulan hidup.6
dalam memutus perkara Berdasarkan teori
Nomor tersebut diatas, penegakan
10/Pid.B/A/2012/PN.RG hukum dipengaruhi oleh
T.TLK terhadap anak beberapa faktor :7
berhadapan dengan 1) Faktor hukumnya sendiri
hukum. (Undang-Undang);
b. Untuk mengetahui dasar 2) Faktor penegak hukum
hukum majelis hakim yakni pihak-pihak yang
menjatuhkan sanksi membentuk maupun
pidana terhadap anak menerapkan hukum;
dalam melakukan tindak 3) Faktor sarana atau
pidana. fasilitas yang mendukung
2) Kegunaan Penelitian penegak hukum;
a. Penelitian ini dapat 4) Faktor masyarakat, yakni
menambah wawasan lingkungan dimana
tentang peran hakim hukum tersebut berlaku
dalam menangani perkara atau diterapkan;
anak berhadapan dengan
hukum. 6
Soejono Soekanto, Faktor-faktor yang
b. Penelitian ini sebagai Mempengaruhi Penegakan Hukum, PT. Raja
bahan masukan bagi Grafindo Persada, Jakarta,1983, hlm. 5
7
Ibid.

JOM Fakultas Hukum Volume 1 No. 2 Oktober 2014 Page 7


5) Faktor kebudayaan, mencari manfaat
yakni sebagai hasil karya, daripada hukuman.
cipta dan rasa yang Beberapa doktrin
didasarkan pada karsa mengajarkan yaitu
manusia dalam pergaulan diantaranya tujuan
hidup. hukuman untuk
2) Teori Pemidanaan mencegah kejahatan baik
Ada beberapa teori pencegahan umum
mengenai teori pemidanaan, (Algemene Crime)
namun yang dapat maupun pencegahan
dikelompokkan adalah 3 khusus (Special Crime).
(tiga) golongan yakni :8 Selain itu, terdapat
a. Teori Mutlak paham lain yaitu tujuan
(Pembalasan) hukuman adalah untuk
Teori ini adalah teori membinasakan orang
tertua (klasik) yang melakukan
berpendapat bahwa dasar kejahatan dari pergaulan
keadilan hukum itu harus masyarakat, tujuan
dalam perbuatan jahat itu pelaksanaan daripada
sendiri. Seseorang hukuman terletak pada
mendapat hukuman tujuan hukuman. Akan
karena ia telah berbuat tetapi disamping teori
jahat. Jadi hukuman itu relatif ini masih dikenal
melulu untuk lagi teori relative
menghukum saja modern, penganutnya
(mutlak) dan untuk Frans Von Lizt, Van
membalas perbuatan itu Hommel dan D. Simons.
(pembalasan). Teori ini berpendapat
b. Teori Relatif (Teori dasar hukuman adalah
Tujuan) untuk menjamin
Teori ini ketertiban hukum. Pokok
berpendapat dasar hukum pangkalnya adalah
bukanlah pembalasan negara, dimana negara
tetapi lebih kepada melindungi masyarakat
maksud/tujuan hukuman, dengan cara membuat
artinya tujuan ini peraturan yang
mengandung larangan
dan keharusan yang
8
Adami Chazawi, Teori-teori berbentuk kaidah/norma.
Pemidanaan dan Batas Berlakunya Hukum c. Teori Gabungan
Pidana, Jakarta, 2007, hlm. 157

JOM Fakultas Hukum Volume 1 No. 2 Oktober 2014 Page 8


Berdasarkan pada E. Metode Penelitian
teori ini, sebenarnya 1. Jenis Penelitian
tujuan dari pada Jenis penelitian yang
penegakan hukum pidana digunakan adalah penelitian
dan pemidanaan yang hukum normatif yaitu suatu
dilakukan kepada penelitian yang membahas
seseorang dimana ia tentang taraf sinkronisasi
terbukti bersalah tidak hukum. Dalam hal ini
lain adalah untuk membahas peran hakim
memberikan hukuman dalam menangani perkara
pidana kepada seseorang anak berhadapan dengan
tidak semata-mata karena hukum dikaitkan dengan
pelakunya telah peraturan perundang-
melakukan kejahatan, undangan yang berlaku.
tetapi juga mencegah 2. Sumber Data
terjadinya kejahatan itu Sumber data yang
sendiri. dipergunakan adalah data
3) Teori Sistem Peradilan sekunder yakni data yang
Pidana Anak diperoleh dari sumber kedua
Sistem peradilan pidana dari data yang dibutuhkan
anak adalah segala unsur serta menggunakan bahan
sistem peradilan pidana yang hukum primer, bahan hukum
terkait di dalam kasus-kasus sekunder dan bahan hukum
kenakalan anak terdiri dari :9 tersier, yaitu :
1) Polisi sebagai institusi a) Bahan Hukum Primer
formal ketika anak nakal Yaitu data yang
pertama kali bersentuhan mempunyai kekuatan
dengan sistem peradilan yang mengikat yang
yang juga akan terdiri dari :
menentukan apakah anak 1. Undang-Undang
akan dibebaskan atau Dasar Negara
diproses lebih lanjut; Republik Indonesia
2) Jaksa dan lembaga Tahun 1945;
pembebasan bersyarat 2. Undang-Undang
juga akan menentukan Nomor 1 Tahun 1946
apakah anak akan tentang Kitab
dibebaskan atau diproses Undang-Undang
ke pengadilan anak; Hukum Pidana;
3) Pengadilan anak, tahapan 3. Undang-Undang
ketika anak akan Nomor 8 Tahun 1981
ditempatkan dalam tentang Kitab
pilihan-pilihan, mulai Undang-Undang
dari dibebaskan sampai Hukum Acara
dimasukkan dalam Pidana;
institusi penghukuman. 4. Undang-Undang
Nomor 12 Tahun
1995 tentang
Pemasyarakatan;
5. Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 1997
9
http://www.wikipedia.co.id, diakses
tanggal 20 Juni 2013

JOM Fakultas Hukum Volume 1 No. 2 Oktober 2014 Page 9


tentang Pengadilan diajukan sebagai saran.
Anak; Kemudian seorang peneliti
6. Undang-Undang harus jeli dan tepat untuk
Nomor 39 Tahun menemukan data yang
1999 tentang Hak terdapat baik dalam
Asasi Manusia; peraturan-peraturan yang
7. Undang-Undang memiliku hubungan dengan
Nomor 23 Tahun permasalahan yang diteliti.
2002 tentang
Perlindungan Anak; 4. Analisis Data
8. Undang-Undang Setelah data tersebut
Nomor 35 Tahun disajikan, selanjutnya
2009 tentang peneliti melakukan
Narkotika; pengolahan data dengan cara
9. Undang-Undang kualitatif yaitu suatu metode
Nomor 48 Tahun analisis data yang tidak
2009 tentang menampilkan angka-angka
Kekuasaan sebagai hasil penelitiannya
Kehakiman. melainkan disajikan dalam
bentuk pembahasan dengan
b) Bahan Hukum uraian kalimat-kalimat yang
Sekunder dipaparkan dalam bentuk
Yaitu bahan hukum tulisan. Selanjutnya penulis
yang memberikan menarik kesimpulan secara
penjelasan bahan hukum deduktif yaitu cara berpikir
primer, yang dapat yang menarik suatu
berupa rancangan kesimpulan dari suatu
Undang-Undang, hasil pernyataan yang bersifat
penelitian, hasil karya umum menjadi suatu
ilmiah dari kalangan pernyataan yang bersifat
hukum, dan lainnya. khusus.
c) Bahan Hukum Tersier F. Pembahasan
Yaitu bahan hukum Tinjauan Yuridis terhadap
yang memberikan Putusan Pengadilan Negeri
petunjuk atau penjelasan Rengat Nomor
terhadap bahan hukum 10/Pid.B/A/2012/PN.RGT.
primer dan sekunder, TLK Dalam Menangani Anak
misalnya kamus dan Berhadapan dengan Hukum
ensiklopedi. 1. Pertimbangan hakim
3. Teknik Pengumpulan Data dalam memutus perkara
Dalam pengumpulan Nomor
data untuk penelitian hukum 10/Pid.B/A/2012/PN.RGT.
normatif yaitu menggunakan TLK terhadap anak
metode kajian kepustakaan berhadapan hukum
atau literatur-literatur. Dalam Dalam kasus tindak
hal ini menganalisis data pidana narkotika dengan
secara deduktif. Yaitu terdakwanya masih anak-
menarik kesimpulan dari anak, tetap harus dijatuhi
umum ke khusus dan dapat hukuman oleh hakim. Hakim
menarik berbagai memegang peranan penting
kesimpulan dan dapat dan muara terakhir dalam

JOM Fakultas Hukum Volume 1 No. 2 Oktober 2014 Page 10


sistem peradilan pidana sanksi dengan tujuan untuk
sehingga putusan hakim menegakkan peraturan agar
sangat menentukan bagi pelaku jera dan dalam suatu
kelangsungan hidup/masa rangkaian suatu sistem.
depan anak yang berhadapan Sebagai suatu sistem, tidaklah
dengan hukum. dapat dikatakan bahwa
Ada anggapan di masing-masing tahap
masyarakat terutama aktivis pemberian pidana dapat
yang bergerak dalam berdiri sendiri, akan tetap
perlindungan anak bahwa saling terkait bahkan tidak
anak tidak pantas dijatuhi dapat dipisahkan sama
hukuman pidana dikarenakan sekali.11
anak sebenarnya merupakan Berdasarkan data yang
korban dari perilaku orang diperoleh pada Direktorat
dewasa sementara hakim di Jenderal Pemasyarakatan
satu sisi harus menegakkan Kementerian Hukum dan
peraturan sekalipun pelaku HAM RI per Juni 2013
tindak pidana adalah seorang menyebutkan bahwa terdapat
anak apalagi terlibat dalam 2.209 tahanan anak dan 3.541
narkotika. narapidana anak yang saat ini
Anggapan masyarakat menjadi penghuni Rumah
tersebut dapat mempengaruhi Tahanan Negara dan
kinerja hakim dalam Lembaga Pemasyarakatan di
penegakan hukum seluruh wilayah Indonesia.
sebagaimana yang diutarakan Perbuatan pidana yang
oleh Soejono Soekanto bahwa dilakukan seseorang agar
penegakan hukum dapat ditangani aparat
dipengaruhi oleh beberapa penegak hukum harus
faktor :10 didasarkan pada asas legalitas
1. Faktor hukumnya sendiri yaitu asas yang menentukan
(Undang-Undang); bahwa sesuatu perbuatan
2. Faktor penegak hukum dilarang dan diancam dengan
yakni pihak-pihak yang SLGDQD ³barang siapa yang
membentuk maupun PHODNXNDQQ\D´ VHGDQJNDQ
menerapkan hukum; dasar pidananya bagi si
3. Faktor sarana atau SHODNX DGDODK DVDV ³WLGDN
fasilitas yang mendukung dipidana jika tidak ada
penegak hukum; NHVDODKDQ´
4. Faktor masyarakat yakni Dapat dikatakan bahwa
lingkungan dimana seseorang tidak mungkin
hukum tersebut berlaku dipertanggungjawabkan dan
atau diterapkan; djatuhi pidana kalau tidak
5. Faktor kebudayaan yakni melakukan perbuatan pidana.
sebagai hasil karya, cipta Meskipun dia melakukan
dan rasa yang didasarkan perbuatan pidana, tidak selalu
pada karsa manusia dapat dipidana jika yang
dalam pergaulan hidup. menjadi pelaku adalah
Hakim dalam melakukan
11
pemidanaan dan menetapkan Sholehudin, Sistem Sanksi Dalam
Hukum Pidana Ide Dasar Double Track
System dan Implementasinya, Rajawali
10
Soejono Soekanto, Op. cit, hlm. 115 Press, Jakarta, 2003, hlm. 115

JOM Fakultas Hukum Volume 1 No. 2 Oktober 2014 Page 11


seseorang yang mengalami diajukan oleh Penuntut
gangguan kejiwaan. Umum, benar
Dalam proses peradilan keseluruhan;
pidana terhadap anak masih - Terdakwa menyatakan
ada yang memperlukan tidak mengajukan
tersangka anak sama dengan keberatan/eksepsi dan
tersangka dewasa, seharusnya tidak mengajukan saksi;
prosesnya berbeda - Majelis hakim
dikarenakan dari psikis juga memperoleh fakta hukum
pola pikir seorang anak dalam persidangan;
berbeda dengan orang - Unsur-unsur dalam
dewasa. Realita di lapangan dakwaan kesatu telah
mayoritas anak yang disangka terpenuhi dan terbukti
melakukan tindak pidana sehingga majelis hakim
ditahan dan dalam tidak sependapat dengan
penahanannya dicampur Penuntut Umum dalam
dengan orang dewasa di satu surat tuntutan pidananya
lokasi. (Requisitor) maka
Anak berhadapan dengan dakwaan kedua tidak
hukum tetap mendapatkan dipertimbangkan lagi;
perlindungan berasaskan - Hasil pengamatan majelis
Pancasila dan berlandaskan hakim, perbuatan para
Undang-undang Dasar terdakwa tidak terdapat
Negara Republik Indonesia adanya alasan pembenar
Tahun 1945 serta maupun pemaaf yang
memperhatikan prinsip- dapat menghilangkan
prinsip dalam Konvensi Hak- sifat melawan hukum dan
hak Anak adalah meliputi non menghapus pidana bagi
diskriminasi, kepentingan para terdakwa sehingga
yang terbaik bagi anak, hak para terdakwa dinyatakan
untuk hidup, kelangsungan bersalah dan harus
hidup dan perkembangannya. dijatuhkan pidana;
Maka karena hal inilah, - Hal-hal yang
hakim memberikan memberatkan dan
pertimbangan sebagai berikut meringankan dari para
: terdakwa;
- Perbuatan pidana yang - Para terdakwa adalah
dilakukan oleh terdakwa anak-anak yang
diancam dengan diharapkan dapat
ketentuan pidana Pasal memperbaiki dirinya di
111 ayat (1) Undang- kemudian hari.
Undang Nomor 35 Tahun 2. Dasar hukum majelis
2009 tentang Narkotika hakim menjatuhkan sanksi
jo. Pasal 55 ayat (1) pidana terhadap anak
KUHP jo. Undang- melakukan tindak pidana
Undang Nomor 3 Tahun Menurut pendapat
1997 tentang Pengadilan Hermann Manheim, untuk
Anak; pelaksanaan pidana
- Surat Dakwaan Penuntut
Umum dan saksi-saksi
serta barang bukti yang

JOM Fakultas Hukum Volume 1 No. 2 Oktober 2014 Page 12


ditentukan oleh beberapa Sebelum mengambil
faktor :12 putusan berupa vonis, hakim
1. Teknik legislatif yang harus menganalisa terhadap
dipergunakan untuk berkas pemeriksaan dan
merancang suatu mengamati jalannya
Undang-Undang Pidana, persidangan; yang akan
yang pada akhirnya dipergunakan untuk
tergantung kepada sifat menemukan kebenaran
masalah yang akan terhadap kasus yang
dipecahkan dengan ditanganinya sehingga dasar
Undang-Undang tertentu; hukum dalam menjatuhkan
2. Metode interpretasi yang sanksi pidana agar tepat
akan dipergunakan oleh sasaran dan memenuhi rasa
mereka yang keadilan.
dipercayakan Maka dasar hakim
melaksanakan peradilan menjatuhkan sanksi pidana
pidana; terhadap anak melakukan
3. Sifat dan latihan tindak pidana yakni Pasal 111
pelaksanaan ini (catatan ayat (1) Undang-Undang
yang terdapat dalam butir Nomor 35 Tahun 2009
2 (dua)); tentang Narkotika jo. Pasal 55
4. Sifat pemulihan hukum ayat (1) ke-1 KUHP jo.
yang menentukan Undang-Undang Nomor 3
terjaminnya keastuan Tahun 1997 tentang
pelaksanaan peradilan Pengadilan Anak.
pidana. G. Penutup
Proses akhir setelah 1. Kesimpulan
pemeriksaan di pengadilan a. Pertimbangan hakim
yaitu majelis hakim harus dalam menjatuhkan
mengambil keputusan putusan terhadap perkara
terhadap suatu perkara yang Nomor
ditanganinya dan sebelumnya 10/Pid.B/A/2012/PN.
mendengarkan dakwaan, RGT.TLK adalah
tuntutan Jaksa Penuntut perbuatan pidana yang
Umum, mendengarkan dilakukan oleh terdakwa
pembelaan dari terdakwa dan diancam dengan
atau kuasa hukumnya serta ketentuan pidana Pasal
kesaksian dari para saksi 111 ayat (1) Undang-
khususnya dalam perkara Undang Nomor 35
Nomor Tahun 2009 tentang
10/Pid.B/A/2012/PN.RGT. Narkotika jo. Pasal 55
TLK, hakim juga ayat (1) KUHP jo.
mendengarkan Laporan Hasil Undang-Undang Nomor
Penelitian Kemasyarakatan 3 Tahun 1997 tentang
dari Balai Pemasyarakatan Pengadilan Anak; Surat
(BAPAS). Dakwaan Penuntut
Umum dan saksi-saksi
serta barang bukti yang
diajukan oleh Penuntut
12
Andi Hamzah, Asas-asas Hukum Umum, benar
Pidana di Indonesia dan Perkembangannya, keseluruhan; Terdakwa
PT. Sofmedia, Jakarta, 2012, hlm. 107

JOM Fakultas Hukum Volume 1 No. 2 Oktober 2014 Page 13


menyatakan tidak 2. Saran
mengajukan a. Hakim seharusnya
keberatan/eksepsi dan melakukan terobosan
tidak mengajukan saksi; terhadap pemberian
Majelis hakim sanksi pidana kepada
memperoleh fakta hukum para terdakwa dengan
dalam persidangan; memerintahkan Penuntut
Unsur-unsur dalam Umum dan orang tua dari
dakwaan kesatu telah para terdakwa untuk
terpenuhi dan terbukti tetap mengawasi mereka
sehingga majelis hakim agar tidak melakukan
tidak sependapat dengan tindak pidana
Penuntut Umum dalam dikemudian hari.
surat tuntutan pidananya b. Jika anak-anak tersebut
(Requisitor) maka terbukti bersalah,
dakwaan kedua tidak sebaiknya hakim
dipertimbangkan lagi; memberikan sanksi
Hasil pengamatan pidana berupa pidana
majelis hakim, perbuatan pengawasan atau dengan
para terdakwa tidak memberikan latihan kerja
terdapat adanya alasan bagi para terdakwa. Hal
pembenar maupun ini sangat bermanfaat
pemaaf yang dapat bagi para terdakwa
menghilangkan sifat karena para terdakwa
melawan hukum dan tidak bersekolah lagi.
menghapus pidana bagi H. Daftar Pustaka
para terdakwa sehingga 1. Buku
para terdakwa dinyatakan Admajaya, Romli, 2001,
bersalah dan harus Reformasi Hukum, HAM dan
dijatuhkan pidana; Hal- Penegakan Hukum, Mandar
hal yang memberatkan Maju, Bandung.
dan meringankan dari Chazawi, Adami, 2007,
para terdakwa; Para Teori-teori Pemidanaan dan
terdakwa adalah anak- Batas Berlakunya Hukum
anak yang diharapkan Pidana, Jakarta.
dapat memperbaiki Hamzah, Andi, 2012, Asas-
dirinya di kemudian hari. asas Hukum Pidana di
b. Dasar hukum majelis Indonesia dan
hakim menjatuhkan Perkembangannya, PT.
sanksi pidana terhadap Sofmedia, Jakarta.
anak melakukan tindak Sabri, H.M. Alisuf, 1999,
pidana yakni Pasal 111 Ilmu Pendidikan, Jakarta.
ayat (1) Undang-Undang 2. Kamus/Jurnal
Nomor 35 Tahun 2009 Kamus Besar Bahasa
tentang Narkotika jo. Indonesia, Balai Pustaka,
Pasal 55 ayat (1) ke-1 Jakarta, 2001
KUHP jo. Undang- 3. Surat Kabar
Undang Nomor 3 Tahun Kompas tanggal 01 April
1997 tentang Pengadilan 2013
Anak.

JOM Fakultas Hukum Volume 1 No. 2 Oktober 2014 Page 14


4. Peraturan perundangan Undang-Undang Nomor 3
Undang-Undang Dasar Tahun 1997 tentang
Negara Republik Indonesia Pengadilan Anak
Tahun 1945 Undang-Undang Nomor 35
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Tahun 1946 tentang Kitab Narkotika
Undang-Undang Hukum
Pidana

JOM Fakultas Hukum Volume 1 No. 2 Oktober 2014 Page 15

You might also like