You are on page 1of 14

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Rumah Jurnal Online - Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Ampel Surabaya

EMARA Indonesian Journal of Architecture


Vol 3 Nomor 2 – December 2017
ISSN 2460-7878, e-ISSN 2477-5975

Prinsip Desain Geometri Arsitektur Tadao Ando


Soraya Masthura Hassan
Program Studi Arsitektur Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Indonesia
soraya_masthura@yahoo.com
doi.org/10.29080/emara.2017.3.2.77-90

Abstract: Geometry has shown that the architecture was an expression of man and a basic principle that were
always presented on an architectural work. The research was conducted through two steps with the first step was
to identified the Tadao Ando’s geometry design principle through a content analysis approach. Based on the
textual review, Tadao Ando's geometry design principle were tend to select the simple geometric forms as the
embodiment of the building shapes. An user spatial experiences were created through inter space relationships
and interactions with the surrounding environment through the geometry and shape processing and became the
central to his architectural work creation. In other words, pure geometry concept was the instrument to presented
all of those. The second step was to compared Tadao Ando's geometry design principles in the monistic
architecture to the pluralistic architecture catagories using a precedent analysis approach. The comparisons
toward the geometrical principles were more complex and quite varied geometric shapes in pluralistic architecture
while simple geometric shapes can be found in the monistic architecture,as well as interlinked circular paths in
pluralistic architecture which shaped by the ‘direction wall’ rather than a simple circulation path in the monistic
architecture, and the wall-formed angle was a multiple of 15° in monistic architecture but varying angles in the
pluralistic architecture.

Keywords: angle wall, direction wall, geometry, monistic architecture, opening, pluralistic architecture, Tadao
Ando

Abstrak: Geometri menunjukkan bahwa arsitektur itu adalah ekspresi dari manusia, dan merupakan prinsip dasar
yang selalu hadir dari suatu karya arsitektur. Penelitian ini dilakukan dua tahap yaitu tahap pertama menemukan
prinsip desain geometri dari Tadao Ando melalui pendekatan content analysis. Berdasarkan tinjauan tekstual,
prinsip desain geometri Tadao Ando yaitu pemilihan penggunaan bentuk geometri yang sederhana sebagai
perwujudan bentuk dari bangunan. Suatu pengalaman akan ruang bagi pengguna yang direalisasikan melalui
hubungan antar ruang dan interaksi dengan lingkungan sekeliling melalui pengolahan geometri dan bentuk
merupakan hal utama dari proses penciptaan karya arsitektur. Dengan kata lain konsep Pure Geometry adalah
instrumen untuk mewujudkan itu semua. Tahap yang kedua adalah membandingkan prinsip desain geometri
Tadao Ando di kategori monistic architecture dan pluralistic architecture dengan menggunakan pendekatan
presedent analysis. Perbedaan yang muncul di monistic dan pluralistic architecture terhadap prinsip geometri
adalah bentuk geometri yang lebih kompleks dan bervariasi di pluralistic architecture dibandingkan dengan bentuk
geometri sederhana di monistic architecture, alur sirkulasi yang saling bertautan (kompleks) di pluralistic
architecture yang dibentuk oleh direction wall dibandingkan dengan alur sirkulasi sederhana di monistic
architecture, dan sudut yang dibentuk dinding merupakan kelipatan 15° di monistic architecture dan sudut yang
bervariasi di pluralistic architecture

Kata Kunci: dinding sudut, dinding pengarah, geometri, arsitektur monistik, bukaan, arsitektur pluralistik, Tadao
Ando
78 Hassan: Prinsip Desain Geometri Arsitektur Tadao Ando
1. PENDAHULUAN dari keberadaan bentuk tersebut, sesederhana apapun
Tadao Ando adalah seorang praktisi arsitektur bentuknya.
kelahiran Osaka yang sangat terkenal dan popular, ia Dari kutipan di atas secara jelas, Ando menjabarkan
mempelajari arsitektur tidak secara akademis mengapa ia memilih bentuk sederhana seperti
melainkan melalui proses pembelajaran otodidak bujursangkar, segitiga, dan lingkaran untuk digunakan
dengan menelusuri dan mengamati secara langsung dalam perancangan suatu bangunan, yaitu untuk
bangunan di penjuru Jepang, Eropa dan Amerika serta menghadirkan sesuatu arsitektur yang merupakan
membaca buku-buku tentang arsitektur. Proses transformasi dari sesuatu yang sangat abstrak –
tersebut membentuk Ando mempunyai pemikiran imajinatif – serta direalisasikan dengan penggunaan
tentang arsitektur yang bersifat individual, mencirikan geometri yang sangat tepat dan teliti. Pengunaan
keaslian (originality) dan tidak terikat dengan geometri dimaksudkan untuk menghasilkan penataan
kelaziman yang ada. Untuk menghasilkan suatu ruang dari hubungan bentuk dengan bentuk dan hubungan
yang kompleks secara psikologis – bukan dari segi fisik bentuk dengan ruang. Bagi Ando pure geometry
– Ando mendialogkan elemen nature dengan unsur adalah kerangka kerja untuk mewujudkan kehadiran
kehidupan manusia ke dalam bentuk geometri yang akan arsitektur, I believe that the pure geometry is one
sederhana, hal itu berhasil dilakukan Ando dengan of the most important factors that crystallizes
menggunakan teknik the act of cutting dan koneksi architecture (Co, 1997). Hal tersebut juga diungkapkan
interior yaitu proses kreatifitas menyusun dinding oleh (Furuyama, 1996) bahwa Ando’s works of
dengan beberapa teknik seperti bukaan, pertemuan architecture as pure space enveloped in concrete
dinding, dinding yang saling memotong. (Farhady & rectangular forms, pure space and simple form – karya
Nam, 2011) menyebutkan Ando menggunakan setiap Ando adalah ruang murni yang diselimuti beton
bagian dari sebuah site, menjalin ruang eksterior dan dengan bentuk bujursangkar, ruang murni dan bentuk
interior seperti mengubah jalan, halaman, langit, dan yang sederhana.
lampu jalan seolah-olah mereka merupakan bagian
1.2. Wall
dari ruang interior.
Wall atau dinding juga menjadi salah satu elemen
Pemikiran Ando akan arsitekur salah satunya adalah
penting yang menjadi perhatian khusus Ando saat
pemahaman tentang alam yang sangat dalam di
melakukan proses perencanaan dan perancangan
rancangannya. Air dan cahaya adalah unsur yang
suatu bangunan, hal ini terlihat sangat jelas dari
hampir selalu ditemukan dalam karya desain Ando dan
beberapa artikel yang ditulis baik oleh Ando sendiri
merupakan faktor pengendalian yang penting.
maupun para pemerhati arsitektur lainnya. Inti
Pemikiran Ando lainnya adalah material bangunan
arsitektur Ando diciptakan oleh dinding dimana fungsi
yang terlihat sangat kental dalam memanfaatkan beton
dinding tidak hanya untuk mendukung atap atau
ekspose unfinishing yang mempunyai karakter kuat,
struktur lainnya, tetapi dinding menegaskan dirinya
sehingga orang dapat segera menilai ciri khas dari
sendiri bahkan (Furuyama, 1996:27) menyebutkan
karya desain Ando. Kedua elemen arsitektur yaitu
Ando’s architecture is architecture of wall.
alam dan material tersebut berpadu dengan
pengolahan bentuk geometri. Perpaduan ketiga unsur Seperti dalam artikel Interior, Exterior yang ditulis pada
tersebut menghasilkan pengalaman ruang yang tahun 1984, Ando menyebutkan bahwa dinding
menakjubkan, makna kehadiran suatu ruang akan merupakan elemen dasar dari arsitektur yang mampu
lebih penting dari bentuk yang spektakuler. Selama mengubah rupa suatu tempat hingga terciptanya suatu
masa karirnya, karya arsitektural Ando dapat bentuk atau ruang yang baru, by positioning a number
dikategorikan ke dalam tiga kategori yaitu architecture of walls at certain intervals, he creates openings. Walls
of monistic, dualistic dan pluralistic (Furuyama, 1996). are freed from the simple role of closure and are given
a new objective (Co, 1997). Dinding hanya berupa
1.1. Geometri Dasar pemisah antara ruang dalam (inside) dan ruang luar
Kobawashi menyebutkan ciri khas dari arsitektur Ando (outside) yang terpetakan hanya fungsinya sebagai to
adalah komposisi yang sangat teratur dari bentuk keep out the external world and to protect the world
geometri. Lebih lanjut Kobawashi dalam (Hien, 1998) inside – menutup diri dari dunia luar dan melindungi
menjelaskan karya-karya yang dihasilkan oleh Ando ruang dalam – sedangkan menurut Ando interior dan
sebagai an architectural play with geometrical forms, eksterior tidak hanya terbatas akan rejection
menurutnya penggunaan bentuk geometri yang (penolakan) dan atau acceptance (penerimaan) saja
sederhana dikarenakan esensi dari suatu karya namun kedua hal tersebut memiliki keterhubungan
arsitektur adalah pencapaian terhadap wujud ruang yang sangat erat dan terkoneksi melalui pengolahan
sebagai makna penciptaan suatu tempat bukan hanya dinding sehingga bisa menciptakan ruang yang
permainan akan suatu bentuk. Penyataan ini kompleks.
mengantarkan pemahaman bahwa dalam setiap Secara lebih lengkap Ando menyampaikan bahwa in
penciptaan karyanya bukan pencapaian bentuk yang my building, walls play a dual role, serving both to
dituju oleh Ando, melainkan apa yang bisa dihadirkan reject and affirm (Co, 1997). Bagaimana kedua hal
EMARA – Indonesian Journal of Architecture
Vol 3 No 2 – December 2017 ISSN 2460-7878, e-ISSN 2477-5975 79

tersebut bisa bersinergi dan berkolaborasi dengan baik terhadap hasil karyanya, Chung (n.d) menyebutkan
sehingga kedua hal yang bertolak belakang bisa bahwa ide akan opening yang berfungsi sebagai
menghasilkan ketegangan yang dinamis dan Ando penghubung ruang dalam dan ruang luar yang memiliki
menyebutnya sebagai dynamic tension – ketegangan peranan yang sangat besar dalam proses penciptaan
yang dinamis – tentu bukan merupakan hal yang suatu ruang. Keinginan Ando menciptakan ruang yang
mudah. murni dimanifestasikan melalui opening, baik itu
Salah satu teknik yang digunakan Ando untuk opening berupa bukaan di keseluruhan dinding, atau
menyelaraskan dynamic tension adalah dengan celah-celah kecil di dinding maupun bukaan langit-
memadukan dinding sebagai elemen ruang dalam dan langit berupa skylight.
unsur-unsur amorphous (tak berbentuk) seperti angin, 2. METODE PENELITIAN
cahaya, langit dan lansekap melalui perhitungan,
2.1. Metode Analisis Isi
pengolahan dan penempatan tertentu, telah
menggeser fungsi dinding yang hanya sebagai Analisis isi (content analysis) menurut Bell (2001)
penutup sederhana beralih menjadi penentu penting secara sederhana diartikan sebagai metode untuk
dalam penciptaan atmosfer suatu ruang yang disebut mengumpulkan dan menganalisis muatan dari sebuah
Ando relationship between inside and outside is based “teks”. Teks dapat berupa kata-kata, makna gambar,
on the act of cutting (Co, 1997). Lebih lanjut Ando simbol, gagasan, tema dan bermacam bentuk pesan
menjelaskan di dalam tulisannya yang berjudul The yang dapat dikomunikasikan untuk mengungkap
Wall as Territorial Delineation bahwa ia menggunakan makna yang terkandung di dalam sebuah teks dan
dinding untuk menggambarkan ruang yang secara memperoleh pemahaman terhadap pesan yang
fisik dan psikologis terisolasi dari dunia luar, hal ini direpresentasikan (Ekomadyo, 2006).
dikarenakan sudah menjadi sifat keumuman bahwa Metode analisis isi digunakan untuk menemukan
tidak bisa semua hal boleh dan diperkenankan untuk prinsip desain geometri Tadao Ando yang dilakukan
masuk ke dalam ruang internal, karena itu akan melalui kajian tekstual dari beberapa sumber tertulis
memunculkan collapses di dalam arsitektur atau sehingga tahap ini menghasilkan parameter sebagai
dengan kata lain dinding menggambarkan sebagai acuan yang digunakan untuk analisis kajian formatif.
batas territori dari human habitation. Fungsi lainnya Metode ini juga digunakan saat melakukan kajian
juga menyiratkan bahwa dinding dapat digunakan intertekstual pendeskripsian secara keseluruhan
untuk membantu memecahkan kemonotonan dan masing-masing sampel penelitian yang berupa
keacak-acakan fasad yang muncul di dalam bangunan-bangunan karya Tadao Ando. Kajian ini
lingkungan perkotaan modern (Co, 1997). menggunakan teks untuk menemukan konsep dari
1.3. Opening bangunan itu sendiri baik berupa pendapat Ando
sendiri maupun berbagai pendapat arsitek lainnya
Shirazi (2012) menyebutkan Ando merupakan arsitek
terhadap bangunan tersebut yang dikombinasikan
yang menaruh perhatian sangat besar terhadap
dengan foto sebagai penunjang kajian intertekstual
elemen-elemen fundamental dari arsitektur seperti
tersebut.
dinding, kolom, tangga, dan bukaan, dan Ando selalu
berfikir tentang elemen-elemen ini dengan sangat 2.2. Metode Preseden
mendalam dan menghadirkan elemen tersebut ke Clark & Pause (2005) menyebutkan metode preseden
dalam arsitekturnya dengan cara sangat puitis dan bertujuan untuk menemukan teori, gagasan dan ide-
teknonik. Ando menyebutkan bahwa di dalam ide arsitektur yang akan digunakan di dalam
arsitektur ketegangan menjadi hal yang sangat perancangan arsitektur. Penelaahan karya-karya
penting, dimana ketegangan itu diartikan dalam bentuk arsitek terdahulu dianalisis dari gambar-gambar kerja
konfrontasi keterhubungan ruang dalam dan ruang luar seperti denah, tampak dan potongan dari bangunan-
(Co, 1997). Untuk menghadirkan ketegangan bangunan dengan menggunakan media diagram,
tersebutlah Ando menghadirkan bukaan di dinding menemukan kemiripan-kemiripan dari bangunan-
yang diatur dan diposisikan dengan interval tertentu. bangunan yang dianalisis sehingga menghasilkan
Hal yang serupa juga disebutkan oleh Furuyama kosa kata yang dijadikan sebagai acuan dalam proses
(1996), arsitektur Ando sangat terkenal dengan perancangan bagi arsitek setelahnya. Di penelitian ini,
architectural promenade yang dipandu oleh ramp, metode preseden digunakan saat melakukan analisis
tangga, perbedaan ketinggian lantai, vistas, dan pada tahap kajian formatif (formal precedent analysis),
permukaan air, yang serta merta mampu merubah analisis dilakukan terhadap gambar kerja yaitu denah
kualitas ruang dan interaksi dinamis dari permukaan dan foto sampel penelitian dengan menggunakan
dinding, Ando menghasilkan ini melalui konfigurasi parameter yang mencakup prinsip geometri pada
opening yang sangat erat kaitannya dengan karya arsitektur Ando yang telah dirincikan
perubahan transformasi bentuk. Hasil penelusuran dari sebelumnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
pengamatan terhadap hasil rancangan Ando berupa menjadi salah satu media bagi arsitek-arsitek
gambar kerja, foto dan interpretasi Ando sendiri setelahnya untuk menemukan gagasan dan ide
80 Hassan: Prinsip Desain Geometri Arsitektur Tadao Ando
melalui hasil desain Ando dan juga menemukan sederhana, bentuk bangunan berupa box, ruang-ruang
identitas atau ciri khas dari seorang Ando. yang tertutup dari luar hingga penggunaan material
2.3. Lingkup Penelitian beton unfinishing. Namun meskipun bangunan ini
memiliki skala yang sangat kecil, bangunan ini menurut
Lingkup penelitian ini meliputi kajian terhadap salah
Jodido, (2007) telah menunjukkan beberapa elemen
satu prinsip desain arsitektur Ando yaitu geometri,
dari gaya arsitektur Ando yang telah mapan (Putro,
Batasan penelitian adalah ini membandingkan kategori
2010).
monistic architecture dan pluralistic architecture dari
arsitektur Tadao Ando, pemilihan kedua kategori
tersebut adalah bertujuan menemukan karakteristik
prinsip arsitektur pada awal masa berkarir dan masa
sekarang yang tentunya merupakan dua kategori yang
memiliki perbedaan yang kontras.
2.4. Sampel Penelitian
Penelitian ini bermaksud untuk untuk mempelajari dan
menemukan prinsip desain di karya-karya Tadao Ando,
maka pengambilan sampel bangunan sebagai
kasusnya didasarkan terhadap sejumlah kriteria
sebagai berikut:
1. Pengambilan sampel diharapkan bisa mewakili
konteks yang sebenarnya, jujur, tidak direkayasa
untuk mendukung kesimpulan tertentu yang telah Gambar 1. Azuma House (sumber: Jodido, 2007)
direkayasa sebelumnya.
Church on Water, Hokaido, 1988. Bangunan gereja
2. Variatif, sampel yang diambil harus bisa mewakili
ini terdiri dari dua kubus persegi beda ukuran yang
dua kategori yang dijadikan tolak ukur pemilihan
saling tumpang tindih atau overlapping menghadap ke
sampel penelitian yaitu kategori monistic
arah danau artifisial, menempatkan sebuah salib di
architecture dan pluralistic architecture. Sampel
tengah-tengah danau. Gereja ini tersusun dari dua
diprioritaskan terhadap karya-karya yang dikenal
bentuk persegi saling overlapping satu sama lain
luas, yang mendapat sorotan dan sering di bahas
dengan dimensi yang berbeda yaitu 10m dan 15m,
oleh para pemerhati arsitektur, dengan mengambil
menghadap ke arah sebuah danau artificial berupa
tiga unit amatan untuk setiap kategori.
kolam buatan yang dirancang sebagai bagian dari
3. Ketersediaan data yang akan dianalisis seperti
kejutan akan pengalaman ruang. Sebuah tembok
denah, tampak, potongan dan gambar tiga dimensi.
beton kokoh membentuk huruf L membungkus salah
Diharapkan dengan adanya sampel yang memenuhi satu bagian sisi dari kolam dan bagian belakang gereja
kriteria di atas, tingkat objektifitas untuk menarik sekaligus memberi kesan mengisolasi gereja dari
generalisasi prinsip desain geometri dari berbagai lingkungan sekitarnya.
sampel yang ada dapat dipertangung jawabkan secara
ilmiah. Sampel terpilih berjumlah enam karya, yang
mewakili dari masa awal Tadao Ando berkarya hingga
saat penelitian ini dilakukan. Pemilihan sampel terpilih
dikhususkan karya arsitektural yang terbangun, tiga
bangunan yang mewakili kategori monistic architecture
yaitu Azuma House (1976), Church on Water (1988)
dan Church of the Light (1988). Tiga bangunan yang
mewakili kategori pluralistic architecture adalah Chichu
Art Museum (2004), 21_21 Design Sight (2007) dan Sri
Lanka House (2010).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1. Deskripsi Umum Monistic Architecture
Azuma House, Osaka, 1976. Bangunan rumah
tinggal ini merupakan karya Ando yang pertama kali
diakui publik dan mendapat penghargaan dari
Japanese Architectural Association, merupakan
sebuah rumah kecil yang merupakan titik mula bagi
keseluruhan perjalanan gagasan arsitekturnya dalam Gambar 2.Church on Water
segala aspek, mulai dari pemilihan geometri (sumber: www.archydaily.net)
EMARA – Indonesian Journal of Architecture
Vol 3 No 2 – December 2017 ISSN 2460-7878, e-ISSN 2477-5975 81

Church of the Light, Ibaraki, 1988. Bangunan gereja Ando menyebutnya sebagai konsep invisible
yang terdiri dari dua bentukan box massive dengan architecture, dengan menghadirkan suatu karya
celah yang tegas untuk memasukkan cahaya di arsitektur yang tidak terlihat dari luar, pengalaman
dinding tegak yang saling berpotongan dengan akan ruang menjadi hal utama yang ditawarkan
perbedaan arah 15 derajat. Gereja ini memperlihatkan dibandingkan tampilan fisik sebuah bangunan
kemampuan Ando yang luar biasa di dalam sehingga pengunjung museum bisa menghargai alam
pengolahan geometri sederhana untuk menciptakan dan seni secara mendalam, dan karya seni yang
suatu ruang suci untuk beribadah. Secara lebih dipamerkan juga menjadi tidak terbatas.
lengkap Gill (2006) menjabarkan Church of Light
sebagai bangunan minimalis yang dirancang dari
elemen-elemen dasar arsitektur dengan penempatan
beberapa bukaan yang sangat jenius mampu
menghadirkan ruang dengan pencahayaan dramatis.
Dengan bentuk “simplistis” khas Ando bangunan ini
menujukan wujud dirinya untuk ”memprovokasi”
penggunanya dengan permainan cahaya yang
memukau, terutama di ruang kapelnya. Dengan bentuk
yang tidak lebih dari sebuah box beton dengan dua
celah bukaan panjang-tipis berlapis kaca yang
berpotongan tegak lurus menembus dinding di
belakang altar, ia membiarkan cahaya matahari
menyusup masuk dan menciptakan semburat salib
besar dalam ruang yang telah dengan sengaja
digelapkan.

Gambar 4.Chicu Art Museum


(sumber: Ando, 2008)
21_21 Design Sight, Tokyo, 2007. Bangunan
museum ini merupakan karya Tadao Ando yang
terletak di kompleks Midtown Tokyo. Bangunan
berlantai 2 yang berbentuk trapesium. Tadao Ando
merancang atap dengan material lembaran baja yang
seolah-olah potongan kain yang terlipat ‘a piece of
cloth’ sebagai konsep utama.

Gambar 3.Church of Light


(sumber: Ando, 2008)
3.2. Deskripsi Umum Pluralistic Architecture
Chichu Art Museum, Naoshima, 2004. Bangunan
museum ini berlokasi di sebuah bukit yang berbatasan
langsung dengan laut, yang terkoneksi langsung
dengan lansekap sekitarnya dimana Ando seolah-olah
‘menguburkan’ seluruh museum di dalam tanah.
Menempatkan seluruh bangunan berada dibawah
permukaan tanah atau underground, merupakan Gambar 5.21_21 Design Sight
strategi alternatif lain bagi Ando di dalam menjaga (sumber: Charmita, 2011)
alam dan lingkungan sekitar.
82 Hassan: Prinsip Desain Geometri Arsitektur Tadao Ando
Srilanka House, Srilanka, 2010. Bangunan rumah dan kaku. Bangunan terbagi menjadi tiga bagian
tinggal ini tersusun dari beberapa massa yang dengan volume yang sama besar dengan alur sirkulasi
membentuk huruf N dengan salah satu bagian yang yang juga sederhana yaitu sirkulasi linear.
menjorok ke arah tebing, dengan pintu masuk berupa Church on Water, gereja ini terdiri dari tiga unit massa
hall yang besar, hampir sebagian besar dari ruangan yang saling tergabung menjadi satu kesatuan, dua unit
menghadap ke arah pantai dengan bukaan yang massa bentuk geometri persegi dengan volume yang
besar. Ando dianggap sangat sukses lagi dan lagi berbeda serta satu unit massa berbentuk setengah
menghadirkan concrete house yang memiliki interaksi lingkaran. Bentuk denah masih terlihat sederhana
ruang dalam, ruang luar dan lansekap berupa hutan dengan perpaduan dua unit bentuk geometri persegi
hijau, deretan pepohonan kelapa, tebing yang tinggi, yang merupakan ruang kapel dan area servis serta
pantai dengan iklim Sri Lanka yang hangat sepanjang tangga yang menghubungkan area servis dengan
tahun (Betigeri, 2011). ruang altar dibentuk oleh dinding melengkung yang
juga merupakan jalur sirkulasi dari menuju ruang altar.
Bangunan terakhir di kategori monistic architecture
adalah Church of Light, Bentuk dasar geometri dari
denah gereja ini adalah persegi panjang, terdiri dari 2
unit massa bangunan yang terpisah, salah satu
merupakan ruang kapel dan yang lainnya adalah
bangunan pendukung.
Pluralistic Architecture
Chichu Art Museum, konstruksi bangunan museum ini
adalah underground, terdiri dari beberapa massa yang
menyatu dalam satu bangunan, komposisi bentuk
denah kompleks dengan perpaduan bentuk persegi,
persegi panjang dan segitiga yang merupakan bentuk
geometri murni (pure geometri). Komposisi bentuk
yang kompleks sudah dipastikan adanya transformasi
bentuk atau perubahan dari bentuk dasar bangunan.
void berbentuk persegi dan segitiga yang besar
ditempatkan Ando dalam komposisi yang sedikit acak.
Gambar 6.Srilanka House
21_21 Design Sight, bangunan yang merupakan galeri
(sumber: Sumner, 2011)
ini terdiri dari dua massa yang terpisah secara struktur
3.3. Analisis dan Pembahasan namun terlihat menyatu seperti satu bangunan, yang
3.3.1. Geometri Dasar satu merupakan kafetaria dan yang lainnya adalah
bangunan galeri dengan dua lantai. Komposisi bentuk
Penjabaran sebelumnya telah disebutkan bahwa salah
lebih kompleks yaitu penggabungan dua massa
satu hal yang secara langsung mendeskripsikan
berbentuk segitiga yang merupakan bentuk geometri
arsitektur Ando adalah komposisi tegas dari bentuk
murni (pure geometry). Bentuk denah lantai basement
geometri, yaitu bentuk-bentuk geometri murni atau
bukan merupakan bentuk geometri murni, tetapi
disebut pure geometry seperti persegi, persegi
perpaduan bentuk persegi panjang dan segitiga
panjang, lingkaran dan segitiga. Berikut ini adalah
(transformasi bentuk).
analisis bentuk geometri dasar pada bangunan sampel
penelitian. Srilanka House, Rumah ini terdiri dari beberapa
massa yang menyatu dalam satu unit bangunan.
Monistic Architecture
Komposisi bentuk lebih kompleks, merupakan
Azuma House, bangunan ini adalah karya Ando
penggabungan dari bentuk persegi, dan persegi
pertama yang sangat fenomenal, dengan melihat
panjang yang merupakan bentuk geometri murni (pure
sekilas bentuk bangunan secara langsung mencirikan
geometry). Ada bagian dari denah lantai dua yang
kecendrungan penggunaan bentuk geometri murni dari
bukan merupakan bentuk geometri murni, tetapi
Ando. Azuma House adalah bangunan dengan massa
bentuk yang telah bertransformasi.
tunggal terdiri dari dua lantai berbentuk persegi
panjang, denah terlihat jelas sangat sederhana, polos
EMARA – Indonesian Journal of Architecture
Vol 3 No 2 – December 2017 ISSN 2460-7878, e-ISSN 2477-5975 83

Tabel 1. Analisis geometri dasar antara bangunan


Denah Penjelasan Temuan
Lantai 1 Lantai 2 Lantai 3
1. Terdiri dari satu massa 1. Komposisi
(tunggal). massa terdiri
Azuma House

2. Bentuk denah sederhana dari satu unit


(simple form). (tunggal) dan
3. Bentuk dasar dari denah adalah dua unit
persegi panjang yang massa.
merupakan bentuk geometri 2. Komposisi
murni (pure geometri). bentuk denah
1. Terdiri dari tiga unit massa yang sederhana
menyatu dalam satu unit (simple form).
bangunan. 3. Bentuk
Church on Water

2. Bentuk sederhana (simple geometri dasar


Monistic

form). dari denah


3. Dua unit massa berbentuk adalah persegi,
persegi dengan dimensi yang persegi
berbeda dan satu unit massa panjang, dan
berbentuk setengah lingkaran, garis lengkung
merupakan bentuk geometri (pure
murni (pure geometry) geometri).
1. Terdiri dari dua unit massa yang
terpisah.
Church of Light

2. Bentuk Sederhana (simple


form).
3. Dua unit massa dengan bentuk
yang sama yaitu persegi
panjang, merupakan bentuk
geometri murni (pure geometry).
1. Terdiri dari beberapa unit massa 1. Komposisi
yang menyatu dalam satu unit massa terdiri
Chichu Art Museum

bangunan. dari beberapa


2. Komposisi bentuk lebih unit yang
kompleks. menjadi satu
3. Terdiri dari bentuk persegi, unit bangunan .
persegi panjang dan segitiga 2. Komposisi
yang merupakan bentuk bentuk denah
geometri murni (pure geometry). lebih kompleks
1. Terdiri dari dua unit massa yang (complexs
menyatu dalam satu unit form).
bangunan. 3. Bentuk
2. Komposisi bentuk lebih geometri dasar
kompleks. dari denah
21_21 Design Sight

3. Terdiri dari dua unit massa adalah persegi,


berbentuk segitiga yang persegi
merupakan bentuk geometri panjang, dan
murni (pure geometry). dan segitiga
(pure
Pluralistic

4. Bentuk denah pada lantai


basement bukan merupakan geometri).
bentuk goemetri murni, tetapi 4. Ada
perpaduan bentuk persegi transformasi
panjang dan segitiga bentuk.
(transformasi bentuk)
1. Terdiri dari beberapa unit massa
yang menyatu dalam satu unit
bangunan.
2. Komposisi bentuk lebih
kompleks.
Srilanka House

3. Terdiri dari bentuk persegi, dan


persegi panjang yang
merupakan bentuk geometri
murni (pure geometry).
4. ada bagian dari denah pada
lantai dua yang bukan
merupakan bentuk geometri
murni, tetapi bentuk yang telah
bertransformasi.
Sumber: Hasil analisis, 2015

3.3.2. Komposisi Geometri bentuk sendiri dapat dipahami sebagai variasi-variasi


Suatu bentuk geometri tidak bersifat mutlak sehingga yang dihasilkan dari manipulasi bentuk-bentuk dasar
tidak terlepas dari proses perubahan, perubahan yang telah ada, analisis berikut ini menjabarkan
84 Hassan: Prinsip Desain Geometri Arsitektur Tadao Ando
transformasi bentuk sampel penelitian terpilih dari dengan sudut-sudut yang tajam. Bangunan penunjang
karya Ando. yaitu bangunan Sunday School, Ando nemempatkan
Monistic Architecture bidang dinding (free standing wall) dengan pola yang
sama seperti di bangunan gereja yaitu menembus
Azuma House, bentuk bangunan menyerupai kotak
massa bangunan membentuk ruang interior dengan
persegi panjang yang kaku dengan dinding masif
bukaan di dinding dengan tujuan sebagai area
membungkus keseluruhan bangunan, tidak adanya
penangkap cahaya. Kedua komposisi geometri
transformasi dari bentuk persegi panjang bangunan
tersebut merupakan transformasi bentuk yang
Azuma House. Church on Water, dua massa berentuk
sederhana.
persegi dengan luasan yang berbeda, saling
overlapping satu sama lain sehingga adanya bagian Pluralistic Architecture
yang saling mengunci, sama halnya dengan bagian Chichu Art Museum, transformasi bentuk lebih
massa yang merupakan tangga menuju ruang altar, kompleks berupa interlocking massa, pengurangan
Ando memasukkan (interlocking massa) bentuk dan penambahan bentuk. Transformasi bentuk
setengah lingkaran terhadap bentuk persegi yang kompleks. Pada 21_21 Design Sight, transformasi
merupakan ruang altar. Kedua transformasi bentuk itu bentuk berupa pengurangan dan penambahan bentuk.
dikategorikan transformasi bentuk yang sederhana. transformasi bentuk kompleks. Sedangkan pada
Church of Light, bangunan gereja ini terdiri dari dua Srilanka House, transformasi bentuk berupa
massa yang terpisah, bidang dinding (free standing interlocking massa, pengurangan dan penambahan
wall) yang menembus (intersection) bangunan gereja bentuk dan masuk dalam katagori transformasi bentuk
membentuk ruang entrance yang saling interlocking kompleks.
Tabel 2. Analisis Komposisi Geometri
Denah
Penjelasn Temuan
Lantai 1 Lantai 2 Lantai 3
1. Transformasi
bentuk berupa
Azuma House

interlocking
massa.
2. Transformasi
bentuk
sederhana
(simple
1. Transformasi bentuk berupa transformation)
Monistic

interlocking massa. .
Church on

2. Transformasi bentuk
Water

sederhana (simple
transformation).

1. Transformasi bentuk yaitu


interlocking dari bidang dinding
Church of Light

(free standing wall) yang


menembus kedua unit massa.
2. Transformasi bentuk
sederhana (simple
transformation)
1. Transformasi bentuk lebih 1. Transformasi
kompleks berupa interlocking bentuk berupa
massa, pengurangan dan interlocking
Chichu Art
Museum

penambahan bentuk. massa,


2. Transformasi bentuk kompleks. pengurangan
dan
penambahan
1. Transformasi bentuk berupa bentuk.
pengurangan dan 2. Transformasi
21_21 Design

bentuk
penambahan bentuk.
Pluralistic

kompleks.
Sight

2. Transformasi bentuk
kompleks.

1. Transformasi bentuk berupa


interlocking massa,
Srilanka House

pengurangan dan
penambahan bentuk.
2. Transformasi bentuk kompleks.

Sumber: Hasil analisis, 2015


EMARA – Indonesian Journal of Architecture
Vol 3 No 2 – December 2017 ISSN 2460-7878, e-ISSN 2477-5975 85

3.3.3. Direction Wall dasar dari suatu karya arsitektur, merupakan batas
Wall – bidang dinding – berfungsi sebagai yang memisahkan interior dan eksterior dan di saat
pembungkus dari suatu ruang dan bangunan, bersamaan juga merupakan elemen berharga dan
sehingga disebut juga sebagai building envelope. kaya yang mampu mengubah rupa suatu tempat
Dinding merupakan elemen penting dalam memberi hingga terciptanya suatu bentuk atau ruang yang baru
bentuk suatu bangunan karena lebih dominan secara (The Pritzker Architecture Prize, 1995). Penempatan
visual dibandingkan dari bidang lantai dan bidang atap dinding diposisikan oleh Ando secara dinamis guna
yang juga merupakan elemen building envelope membentuk dan membagi ruang, salah satunya –
lainnya, bidang lantai tidak terlihat secara langsung direction wall – berfungsi sebagai dinding pengarah
karena terhalang oleh dinding, sedangkan bidang atap pergerakan atau jalur sirkulasi pengguna dari
sendiri biasanya hanya berupa bidang penutup yang bangunan, selain itu mengubah ruang yang sederhana
datar. Ando menyebutkan dinding adalah elemen memiliki nilai lebih yaitu the power of space (richnees
and strength).
Tabel 3. Analisis Direction Wall
Denah Penjelasan Temuan
Lantai 1 Lantai 2 Lantai 3
1. Dinding eksterior
mengarahkan
Azuma House

pengunjung dari
luar menuju ke
site.
2. Dinding interior
menyerupai
1. Dinding eksterior huruf L lorong sempit
membungkus bagian dari site mengarahkan
mengarahkan pengunjung dari pengunjung
luar menuju ke site dan membentuk jalur
mengelilingi salah satu sisi sirkulasi yang
Church on Water

sederhana.
Monistic

bangunan menuju entrance


bangunan.
2. Dinding interior dibentuk oleh dua
dinding parallel menyerupai lorong
sempit mengarahkan pengunjung
menuju tangga lengkung yang
berakhir di ruang kapel,
membentuk jalur sirkulasi yang
sederhana.
Church of Light

1. Dinding eksterior berupa dinding 1. Dinding eksterior


masif menyerupai lorong terbuka berupa dinding
mengarahkan pengunjung ke area masif menyerupai
entrance dan ruang informasi. lorong terbuka
Chichu Art Museum

2. Dinding interior yang dibentuk oleh mengarahkan


dinding parallel yang menyerupai pengunjung ke
lorong sempit dan gelap menuju area entrance dan
ke ruang pamer. ruang informasi.
3. Dinding eksterior pada void yang 2. Dinding eksterior
diarahkan menggunakan tangga. pada void yang
diarahkan
menggunakan
Pluralistic

tangga.
21_21 Design

3. Dinding interior
yang dibentuk
Sight

oleh dinding
parallel yang
menyerupai
1.Dinding interior berupa dinding lorong sempit dan
Srilanka House

masif tanpa bukaan (Solid Wall) gelap menuju ke


yang mengarahkan pengguna ke ruang pamer.
dua arah yang berbeda dan
membentuk sudut 90°.

Sumber: Hasil analisis, 2015


86 Hassan: Prinsip Desain Geometri Arsitektur Tadao Ando
Monistic Architecture pembagi ruang. Sedangkan pada Srilanka House
Bangunan Azuma House, tidak ada dinding pengarah dinding interiornya berupa dinding masif tanpa bukaan
yang dirancang Ando secara spesifik karena alur yang berfungsi sebagai dinding yang mengarahkan
sirkulasi yang sangat sederhana dari bagian entrance pengguna ke dua arah yang berbeda dan membentuk
bangunan menuju ruang-ruang lainnya di dalam sudut 90°.
bangunan hanya berupa garis lurus. Pada Church on 3.3.4. Angle Wall
Water, sebuah dinding eksterior membentuk huruf L Angle wall adalah dinding yang saling berpotongan
melingkupi dan membungkus salah satu bagian dari membentuk sudut merupakan salah satu kekhasan
site yang dirancang Ando – direction wall – berfungsi Ando yang lainnya. Bentuk-bentuk yang digabungkan
mengarahkan pengunjung dari luar menuju ke site dengan teknik dinding yang saling memotong
dimana pengunjung tidak akan mengetahui apa yang bertujuan untuk memusatkan perhatian pengguna
akan ditemui di balik dinding kokoh tersebut sehingga terhadap hubungan ruang di sekuen yang dibangun
menimbulkan efek mengejutkan. Dinding ini juga yang dari suatu bangunan.
mengarahkan pengunjung mengelilingi salah satu sisi
Monistic Architecture
bangunan menuju entrance yang tersembunyi di
bagian belakang bangunan, teknik dinding pengarah Bentuk bangunan Azuma House sangat sederhana
ini merupakan ide yang sangat memukau. dengan denah persegi panjang yang dibentuk oleh
dinding masif membungkus seluruh bangunan,
Dinding pengarah lainnya adalah dinding interior di unit
dinding-dinding tersebut membentuk ruang yang
massa persegi yang lebih kecil dari ruang kapel yaitu
sederhana tanpa ada sudut-sudut yang tajam.
berupa dinding masif tanpa bukaan (solid wall) yang
Bangunan Church on Water sama halnya dengan
dibentuk oleh dua dinding paralel menyerupai lorong
bangunan Azuma House, tidak ditemui perpotongan
sempit naik dan turun (perbedaan level lantai dengan
dinding yang membentuk sudut tajam karena bentuk
tangga) yang mengarahkan pengunjung menuju
bangunan yang sangat sederhana yaitu persegi. Pada
tangga lengkung yang berakhir di ruang altar. Jadi
Church of Light, bentuk denah persegi panjang diputar
dinding pengarah ini menyembunyikan ruang utama
15° dari garis jalan, dinding eksterior yang menembus
yaitu ruang kapel gereja yang harus di lalui dengan
(intersection) massa persegi panjang (ruang altar)
sirkulasi sederhana. Sedangkan pada Church of Light,
membentuk area entrance segitiga dengan sudut 15°,
alur sirkulasi gereja ini sederhana hanya melewati
75° dan 90°. Area entrance ini sebagai area transisi
bagian opening dinding yang sebagai area entrance
dari dalam ke luar yang dirancang oleh Ando sebagai
langsung menuju ruang altar, dinding pengarah juga
ruang persiapan menuju ruang utama yaitu altar yang
tidak dirancang secara spesifik oleh Ando sama halnya
sakral. Dinding – free standing wall – yang menembus
dengan bangunan Azuma House.
massa utama ruang altar membentuk ruang eksterior
Pluralistic Architecture segitiga dengan sudut 15° dan 75°.
Pada Chichu Art Museum, alur sirkulasinya sangat Sama halnya dengan bangunan pendukung Sunday
berkaitan erat dengan penempatan dinding-dinding School yang bersebelahan dengan bangunan gereja,
pengarah di dalam bangunan. Museum ini adalah dinding bebas (free standing wall) menembus
salah satu contoh keberhasilan Ando menciptakan alur (intersection) membentuk ruang interior segitiga
sirkulasi yang sangat kompleks dan mengejutkan, dengan sudut 15°, 75° tetapi bukan untuk menciptakan
menghadirkan pengalaman ruang gelap terang yang ruang baru hanya sebagai bukaan untuk memasukkan
sangat ekstrim dan memukau. Pengalaman akan unsur cahaya ke dalam bangunan. Dinding tersebut
ruang justru telah muncul bahkan sebelum memasuki membentuk ruang eksterior segitiga dengan sudut 15°
museum itu sendiri, dimana untuk mencapai museum dan 60°. Kedua dinding bebas tersebut membentuk
pengunjung harus melewati lorong panjang sempit sudut dengan kelipatan 15°.
terbuka yang dibentuk oleh dinding masif, dimana akan
Pluralistic Architecture
berujung di ruang informasi serta ruang terbuka besar
yang diarahkan dengan menggunakan tangga. Dinding Pada bangunan Chichu Art Museum, dinding-dinding
pengarah lainnya adalah lorong gelap seperti labirin membentuk ruang dengan sudut-sudut yang lebih
yang harus dilewati pengunjung menuju ruang pamer bervariasi, seperti di dinding eksterior yang saling
dengan melewati satu bagian ke bagian lain dengan berpotongan menegaskan area entrance dengan
berjalan. sudut 52°, 67°. Dinding-dinding interior juga
membentuk ruang dengan sudut yang berbeda-beda
Di 21_21 Design Sight, alur sirkulasi museum ini
seperti di dinding interior di ruang lobi membentuk
cenderung lebih sederhana dibandingkan dengan
sudut 120° dan 150°. Opening berupa void segitiga,
Chichu Art Museum. Pengaturan ruang galeri atau
pertemuan dinding membentuk sudut 60°. Ruang cafe
ruang pamer dikemas dengan konsep terbuka tanpa
dibentuk oleh sudut 60° dan 120°, sirkulasi menuju
permainan gelap terang dengan lorong-lorong gelap
ruang pamer membentuk ruang interior segitiga
seperti di bangunan Chichu Art Museum. Dinding di
dengan sudut 60°. Variasi dinding membentuk sudut
bangunan 21_21 Design Sight berfungsi sebagai
dengan kelipatan 15°. Sedangkan pada 21_21 Design
EMARA – Indonesian Journal of Architecture
Vol 3 No 2 – December 2017 ISSN 2460-7878, e-ISSN 2477-5975 87

Sight, bangunan galeri ini, ruang dibentuk oleh Sudut yang dibentuk oleh dinding bukan merupakan
perpotongan dan pertemuan dinding-dinding dengan kelipatan 15° tetapi sudut yang sangat beragam dan
sudut yang sangat bervariasi seperti di dinding interior didominasi oleh sudut 67° dan 68° yang muncul
di ruang kafetaria membentuk sudut yang bervariasi dibeberapa ruang secara berulang. Pada bangunan
yaitu 38°, 52°, 67°, 141°. Dinding interior di ruang lobi Srilanka Houses dinding interior bangunannya
membentuk sudut 67°, 68° dan 112°. Dinding-dinding membentuk sudut yang bervariasi.
membentuk void segitiga dengan sudut 34°, 68°, 112°.
Tabel 4. Analisis angle wall
Denah Penjelasan Temuan
Lantai 1 Lantai 2 Lantai 3
1. Tipe dinding
yang
Azuma
House

membentuk
sudut adalah
dua dinding yang
saling
berpotongan
(intersection)
Church on

dan pertemuan
Water

dua dinding
(joint).
2. Sudut yang
terbentuk adalah
Monistic

1. Dinding yang menembus (intersection) massa kelipatan 15°.


persegi panjang (ruang altar) membentuk
area entrance segitiga dengan sudut 15°, 75°
dan 90°.
2. Dinding bebas (free standing wall)
membentuk area eksterior segitiga dengan
Church of Light

sudut 15° dan 75°.


3. Dinding bebas (free standing wall)
membentuk area eksterior segitiga dengan
sudut 15° dan 60°.
4. Dinding yang menembus (intersection) massa
persegi panjang (sunday school) membentuk
ruang interior segitiga dengan sudut 15°, 75°.
5. Dinding yang saling berpotongan membentuk
sudut dengan kelipatan 15°.
1. Dinding-dinding membentuk void segitiga 1. Dua dinding
dengan sudut 60°. yang saling
2. Ruang cafe dibentuk oleh sudut 60° dan 120°. berpotongan
(intersection) dan
3. Dinding eksterior yang saling berpotongan
pertemuan dua
menegaskan area entrance dengan sudut
Chichu Art Museum

dinding (joint).
52°, 67°.
2. Sudut yang
4. Area sirkulasi menuju ruang pamer
terbentuk sangat
membentuk ruang interior segitiga dengan
bervariasi.
sudut 60°.
5. Dinding interior pada ruang lobi membentuk
sudut 120° dan 150°.
6. pertemuan dinding membentuk sudut 30°.
7. Dinding yang saling berpotongan membentuk
sudut dengan kelipatan 15°
1. Ruang-ruang yang dibentuk oleh dinding
Pluralistic

dengan sudut yang bervariasi.


2. Dinding-dinding membentuk void segitiga
21_21 Design Sight

dengan sudut 34°, 68°, 112°.


3. Dinding interior pada ruang kafetaria
membentuk sudut yang bervariasi yaitu 38°,
52°, 67°, 141°.
4. Dinding interior pada ruang lobi membentuk
sudut 67°, 68° dan 112°.
5. Dinding-dinding membentuk sudut yang
sangat bervariasi tidak ditemukan sudut
kelipatan 15°.
1. Dinding interior membentuk sudut yang
Srilanka House

bervariasi.

Sumber: Hasil analisis, 2015


88 Hassan: Prinsip Desain Geometri Arsitektur Tadao Ando
3.3.5. Opening lainnya adalah sebuah kotak kaca tanpa penutup,
Opening dan dinding sangat berkaitan erat, dimana diletakkan di atas massa persegi – merupakan jalur
kualitas ruang secara visual sangat ditentukan oleh sirkulasi menuju ruang altar – di dalam nya terdapat
opening, seperti opening dengan dimensi-dimensi empat buah beton salib yang saling bertemu sisi-
yang diatur di dinding memungkinkan cahaya sisinya. Dari kejauhan saat belum terlihat bangunan
diwujudkan, opening secara keseluruhan bertujuan secara keseluruhan, kotak kaca salib ini sudah
membingkai dan menangkap pandangan lansekap mendeskripsikan kepada pengunjung bahwa ini adalah
untuk dinikmati dari ruang interior yang juga gereja. Opening ini dirancang Ando sebagai penanda
merupakan konfrontasi inside and outside, opening fungsi dari bangunan.
diidentifikasikan berupa bukaan besar yang dihasilkan Beberapa opening di bangunan Church of Light
dari pengurangan bentuk, atau bukaan secara vertikal meliputi: (1) bukaan di dinding interior berbentuk salib
pada volume massa bangunan dan juga bukaan yang memasukkan unsur cahaya ke dalam bangunan yang
dihasilkan dari interval antara permukaan dinding. merupakan pencahayaan simbolik (horizontal
Monistic Architecture opening). Bukaan di dinding menegaskan pintu masuk
di ruang berbentuk segitiga sebagai area transisi dari
Azuma House adalah enclosed building, bangunan
luar ke dalam bangunan (vertical opening); (2) bukaan
yang dirancang Ando dengan ruang tertutup,
dengan menggunakan material kaca untuk
keseluruhan bangunan diselimuti dinding beton masif
memasukkan unsur cahaya sebagai penerangan di
tanpa bukaan di fasad dikarenakan bangunan dihimpit
area transisi dari luar ke dalam (vertical opening); (3)
oleh rumah-rumah disekelilingnya. Dari arah luar
bukaan dengan menggunakan material kaca untuk
bangunan berbentuk kotak masif dengan satu-satunya
memasukkan unsur cahaya sebagai penerangan di
bukaan di dinding fasade depan sebagai penanda
area entrance (horizontal opening); dan (4) bukaan di
entrance di lantai 1, ini merupakan vertical opening
dinding berupa celah-celah kecil untuk memasukkan
yang dimulai di floor level. Pintu masuk di area
cahaya (vertical opening).
entrance disembunyikan oleh Ando menjorok ke dalam
sehingga terbentuk bukaan di massa seolah-olah Pluralistic Architecture
seperti pengurangan bentuk massa (volume opening). Keseluruhan struktur Chichu Art Museum dirancang
Di lantai dua bangunan, di bagian atas dari entrance Ando terkubur di bawah permukaan tanah, dilingkupi
ini, Ando menciptakan bukaan berupa bagian massa oleh pemandangan bukit dan pantai menciptakan
terbuka di bagian atap yang merupakan bagian dinding suasana tenang dan damai. Suasana ini tersebut
yang menerus berupa skylight untuk memasukkan sangat bertolak belakang dengan bentuk-bentuk
unsur cahaya di bagian entrance (volume opening). geometris kaku yang muncul di permukaan tanah
Bagian tengah bangunan yang merupakan halaman sebagai penanda struktur bangunan. Penempatan dan
terbuka (innercourtyard) tanpa penutup atap sebagai pengaturan opening menjadi salah satu teknik yang
satu-satunya opening dengan luasan yang besar di sangat diperhitungkan dengan sangat teliti oleh Ando
massa bangunan untuk memasukkan usur alam ke untuk memasukkan unsur pencahayaan dan ventilasi
dalam bangunan. Bukaan lainnya di bagian selimut di lantai terbawah dari massa bangunan yang terletak
bangunan adalah jendela kecil di bagian sisi kiri dan di bawah permukaan tanah. Beberapa massa dari
kanan dari bangunan di floor level untuk memasukkan bangunan dengan bukaan di bagian atas seperti
cahaya ke dalam bangunan. sejumlah void dan pada ruang pamer (volume
Bangunan Church on Water terletak di bukit opening), seperti di halaman terbuka berbentuk
pepohonan beech yang teduh dengan aliran sungai segitiga yang berfungsi sebagai bukaan untuk
kecil yang merupakan bagian dari kompleks hotel dan memasukkan cahaya di keseluruhan lantai. Bukaan ini
resort. Keadaan lansekap ini sangat dimanfaat oleh merupakan jalur sirkulasi yang menghubungkan ketiga
Ando, ia menciptakan bukaan di keseluruhan dinding permanent exhibition yaitu galleri Walter de Maria,
interior ruang altar. Bukaan ini menggunakan material James Turrel dan Claude Monet.
kaca dengan tujuan membingkai dan menangkap Halaman terbuka lainnya adalah void persegi yang
pandangan lansekap di sekeliling bangunan (vista) merupakan jalur sirkulasi dari ruang kantor menuju ke
menghadap kearah kolam buatan yang terletak di permanent exhibition melewati lorong panjang terbuka.
depan bangunan sebagai teknik memadukan inside Di dalam museum, pengunjung disuguhkan permainan
and outside (vertikal opening). Salib adalah suatu hal pencahayaan gelap terang yang sangat kontras
yang bernilai tinggi dan sakral merupakan bagian dengan melewati enclosed space dan open space
penting dari gereja, diletakkan Ando bukan di dalam secara bergantian terus-menerus sepanjang alur
interior ruang altar tetapi ditancapkan di kolam buatan sirkulasi museum. Di ketiga bagian dari permanent
yang langsung berhadapan dengan bukaan besar di exhibition, bukaan dirancang Ando melalui celah-celah
dinding sehingga jamaat atau pengguna gereja kecil di langit-langit berupa skylight untuk memasukkan
merasakan koneksi yang sangat intim antara interior pencahayaan alami ke dalam ruang galeri yang
dan eksterior bangunan gereja. Volume opening mempengaruhi kualitas dari ruang pamer.
EMARA – Indonesian Journal of Architecture
Vol 3 No 2 – December 2017 ISSN 2460-7878, e-ISSN 2477-5975 89

Pencahayaan menjadi unsur penting di suatu ruang cahaya; dan (2) dinding-dinding masif dengan bukaan
pamer karena berkaitan dengan sesuatu hal yang berupa celah-celah kecil pada eye level. Sedangkan
disuguhkan kepada pengunjung dan berkaitan erat opening di bangunan Srilanka House meliputi: (1)
dengan indera penglihatan manusia. Pencahayaan dinding interior dengan bukaan lebar menggunakan
alami yang sangat dipengaruhi oleh arah sinar material kaca guna membingkai pandangan ke
matahari dan waktu sehingga pencahayaan di dalam eksterior berupa laut dan bukit (horizontal opening); (2)
ruang galeri akan berubah-ubah sesuai dengan sinar massa yang terbuka yaitu kolam renang (volume
matahari. Adapun beberapa bukaan di bangunan opening); dan (3) dinding-dinding masif dengan berupa
21_21 Design Sight adalah: (1) dinding interior dengan berupa celah-celah kecil di floor level (vertical
bukaan lebar menggunakan material kaca guna opening).
membingkai pandangan dan memasukkan unsur
Tabel 5. Analisis opening
Denah Penjelasan Temuan
Lantai 1 Lantai 2 Lantai 3
1.Opening sebagai penanda entrance yang 1. Horizontal opening
menjorok ke dalam, yaitu opening pada berupa Bukaan
bidang dinding selubung bangunan dan keseluruhan pada
opening pada massa sebagai area pintu dinding
masuk. menggunakan
Azuma House

2. Bagian tengah bangunan yang merupakan material kaca untuk


halaman terbuka tanpa penutup atap menangkap
sebagai satu-satunya opening pada massa pandangan dari
bangunan untuk memasukkan usur alam ke eksterior ke dalam
dalam bangunan. interior (vista).
3. Bagian massa yang terbuka merupakan 2. Vertical opening
bagian dinding yang menerus berupa berupa bukaan
skylight untuk memasukkan unsur cahaya berupa celah-celah
pada bagian entrance. kecil searah vertikal
Monistic

1. Dinding interior dengan bukaan pada dimulai dari floor


level.
Church on Water

keseluruhan dinding dengan tujuan


menangkap pandangan nature ke dalam 3. Volume opening
interior dan juga sebagai teknik memadukan berupa bukaan yang
inside and outside. tidak terlalu besar
2. Massa bangunan tanpa penutup atap yang pada massa
merupakan jalur sirkulasi menuju ruang bangunan. Berupa
altar. bukaan tanpa
1. Bukaan pada dinding interior berbentuk penutup atap sama
salib memasukkan unsur cahaya ke dalam sekali.
bangunan yang merupakan simbolic light.
Church of Light

2. Bukaan pada dinding menegaskan pintu


masuk.
3. Bukaan dengan menggunakan material
kaca untuk memasukkan unsur cahaya
sebagai penerangan di area entrance.
4. bukaan pada dinding berupa celah-celah
kecil untuk memasukkan cahaya.
1. Beberapa massa dari bangunan dengan 1. Horizontal opening
bukaan di bagian atas seperti pada void- Bukaan keseluruhan
void dan pada ruang pamer. pada dinding
Chichu Art
Museum

2. Bukaan pada dinding interior lorong gelap menggunakan


berupa celah-celah setinggi penglihatan material kaca untuk
manusia (eye level) untuk memasukkan menangkap
unsur cahaya. pandangan dari
1. Dinding interior dengan bukaan lebar eksterior ke dalam
menggunakan material kaca guna interior dan bukaan
21_21 Design

membingkai pandangan dan memasukkan berupa celah-celah


Sight

unsur cahaya. dengan tolak ukur


2. Dinding-dinding masif dengan bukaan adalah eye level
berupa berupa celah-celah kecil pada eye pengguna.
Pluralistic

level. 2. Vertical opening


1. Dinding interior dengan bukaan lebar berupa bukaan
menggunakan material kaca guna berupa celah-celah
membingkai pandangan ke eksterior berupa kecil searah vertikal
laut dan bukit. dimulai dari floor
2. Massa yang terbuka yaitu kolam renang. level.
Srilanka House

3. Dinding-dinding masif dengan bukaan 3. Volume opening


berupa berupa celah-celah kecil pada floor berupa bukaan
level. dengan volume yang
besar pada massa
bangunan dan
berupa bukaan
tanpa penutup atap
sama sekali maupun
bukaan berupa
skylight
Sumber: Hasil analisis, 2015
90 Hassan: Prinsip Desain Geometri Arsitektur Tadao Ando
4. KESIMPULAN Clark, R. H., & Pause, M. (2005). Precedents in
Prinsip desain geometri Tadao Ando yang berhasil Architecture: Analytic Diagrams, Formative Ideas,
diidentifikasi adalah geometri dasar, komposisi and Partis. New Jersey: John Wiley & Sons.
geometri, direction wall, angle wall dan opening. Co, F. D. (1997). Tadao Ando: Complete Works.
Kelima prinsip desain geometri tersebut dianalisis Phaidon Press.
pada bangunan terpilih yang dianggap representatif Ekomadyo, A. S. (2006). Prospek Penerapan Metode
mewakili dua kategori hasil karya Tadao Ando yaitu Analisis Isi (Content Analysis) dalam Penelitian
monistic architecture dan pluralistic architecture Media Arsitektur. Jurnal Ilmu Pengetahuan
dengan fungsi yang sama yaitu hunian, gereja dan Teknologi dan Seni, 10(2), 51-57..
museum. Beberapa temuan yang memperlihatkan Farhady, M., & Nam, J. (2011). Thresholds in the
perbedaan yang signifikan dari kedua kategori tersebut Pluralistic Architecture of Tadao Ando. Journal of
antara lain: (1) bentuk geometri yang lebih kompleks Asian Architecture and Building Engineering,
dan bervariasi di pluralistic architecture dibandingkan 10(1), 31–36. https://doi.org/10.3130/jaabe.10.31
dengan bentuk geometri sederhana di monistic Furuyama, M. (1996). Tadao Ando. Basel, Boston,
architecture; (2) alur sirkulasi yang saling bertautan Berlin: Birkhauser Verlag.
(kompleks) di pluralistic architecture yang dibentuk Gill, S. S. (2010). A Study of The Characteristics of
oleh direction wall dibandingkan dengan alur sirkulasi Natural light in Selected Buildings Designed by Le
sederhana di monistic architecture; (3) sudut yang Corbusier, Louis I. Kahn and Tadao Ando (Doctoral
dibentuk dinding merupakan kelipatan 15° di monistic dissertation, Texas A & M University).
architecture dan sudut yang bervariasi di pluralistic
Hien, P. T. (1998). Abstraction and Transcendence:
architecture; dan (4) vertikal opening berupa celah- Nature, Shintai, and Geometry in the Architecture
celah dengan tolak ukur eye level pengguna di of Tadao Ando. Dissertation.com. Retrieved from
pluralistic architecture. http://www.dissertation.com/books/158112029X
Jodido, P. (2007). Ando: Complete Works. Berlin:
5. DAFTAR PUSTAKA
Taschen GmbH.
Ando, T. (2008). Tadao Ando 3 Inside Japan. Japan:
Putro, S. G. (2010). A Box That Provokes : Eksplorasi
Nobuyuki Endo.
Sekuens Ruang Berdasarkan Gagasan Arsitektur
Betigeri, A. (2011). The Jungle Look. Monocle Tadao Ando. Jurnal Teori Dan Desain Arsitektur,
Magazine, 5(41), 128–130. Retrieved from 4(1), 23–34.
https://monocle.com/gallery/magazine/41/the-
Shirazi, M. (2012). An Investigation on Tadao Ando’s
jungle-look/7/
Phenominological Reflections. Armanshahr
Chung, M. K. (n.d.). The Churches of Tadao Ando. Architecture and UrbanDevelopment, 4(8), 21–31.

You might also like