Professional Documents
Culture Documents
Muhammad Arobi
Prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Universitas Islam Negeri Antasari
E-mail : m.arobi@uin-antasari.ac.id
Website : https://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/jtjik/index
Received: Mei 2019; Accepted: Juli 2019; Published: Agustus 2019
ABSTRACT
In Banjarmasin, there are many tahfizh houses with various methods of teaching Al-Qur’an. In
this paper a summary of the profiles, programs, and methods of tahfizh houses in Banjarmasin
is summarized briefly. This type of research is a qualitative field research. The subject of this
research is tahfizh houses in Banjarmasin city in 2018 which have been established for more
than one year. The object of this research is the profile, program, and variant of the Qur'an
teaching method in each tahfizh house. The data needed in this study is data obtained from the
results of observations, interviews, and documentation. The collected data is collected and
edited and classified according to the research needs and described according to what is in the
field. The results of the study show that there are several tahfizh houses in the city of
Banjarmasin in 2018 which have been established for more than one year and have more than
fifty students. The tahfizh houses have scheduled Qur'anic learning programs that have been
scheduled, there are three meetings every one week, there are four meetings, and there are five
meetings. All the Tahfizh houses above each have a method in the teaching of the Qur'an.
Keywords: tahfizh houses; teaching program of Al-Qur’an; teaching method of Al-Qur’an
ABSTRAK
Di Kota Banjarmasin, ada banyak rumah-rumah tahfizh dengan bearagam metode pengajaran
al-Qur’an. Dalam tulisan ini dipaparkan secara ringkas profil, program, dan metode rumah-
rumah tahfizh yang ada di kota Banjarmasin. Jenis penelitian ini merupakan penelitian
lapangan yang bersifat kualitatif. Subjek penelitian ini adalah rumah-rumah tahfizh yang ada
di kota Banjarmasin tahun 2018 yang telah berdiri lebih dari satu tahun. Objek penelitian ini
ialah profil, program, dan varian metode pengajaran al-Qur’an di masing-masing rumah
tahfizh. Data yang diperlukan dalam penelitian ini ialah data yang diperoleh dari hasil
observasi, wawancara,serta dokumentasi. Data yang terkumpul dikoleksi dan diedit serta
diklasifikasikan sesuai dengan kebutuhan penelitian dan dideskripsikan sesuai dengan yang
ada di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa rumah tahfizh di kota
Banjarmasin pada tahun 2018 yang sudah berdiri lebih dari satu tahun dan mempunyai santri
lebih dari lima puluh orang. Rumah-rumah tahfizh tersebut mempunyai program pembelajaran
al-Qur’an yang sudah terjadwal, ada yang tiga kali pertemuan setiap satu minggu, ada yang
empat kali pertemuan, dan ada yang lima kali pertemuan. Semua rumah tahfizh di atas, masing-
masing mempunyai metode dalam pengajaran al-Qur’an.
Kata kunci : rumah tahfizh; program pengajaran Al-Qur’an; metode pengajaran Al-Qur’an
39
Jurnal Tarbiyah: Jurnal Ilmiah Kependidikan
Vol. 8 No. 1 Januari – Juni 2019 (39-52)
Dalam pembelajaran al-Qur’an, metode Mahmud Yunus, “Kebaikan sistem lama itu
talaqqî berarti seorang murid bertemu atau ialah karena pembelajaran itu diulang-ulang
berhadapan langsung dengan gurunya oleh anak- anak dengan lagu dan lagu
sehingga ia tidak hanya mendengar lafazh itulah satu-satunya yang menarik mereka
al-Qur’an yang diucapkan oleh gurunya, meskipun mereka tidak mengerti apa yang
tetapi juga melihat langsung bagaimana dilagukan” (Yunus, 1979).
guru melafalkan lafazh tersebut dari Kelebihan metode ini ialah santri
mulutnya. Jadi dengan metode talaqqî ini memiliki buku pegangan yang diajarkan
seorang guru membenarkan bacaan santri secara bertahap dari pengenalan huruf
secara langsung, baik makhârijul hurūf hijâiyyah, huruf berbaris, menyambung
maupun sifat huruf dengan saling huruf dan diakhiri dengan membaca juz
berhadapan (Abdurrohim, 2003). amma’. Sedangkan, kekurangan dari
Kelebihan metode ini ialah metode ini ialah tidak dijelaskan
memudahkan pengajar memilih cara yang bagaimana cara pengajaran dengan metode
tepat dalam menyampaikan materi ini, tidak adanya pengajaran hukum tajwid,
pembelajaran, karena dengan bertemu dan membutuhkan waktu yang lama karena
langsung antara guru dan santri, membuat menggunakan sistem eja yakni diulang-
guru lebih mudah mengenali kepribadian ulang dalam pembelajarannya (Yunus,
santri. serta metode ini boleh dilaksanakan 1979).
secara individu atau kelompok. Sedangkan, c. Metode Iqra’
kekurangan dari metode ini ialah tidak ada Metode Iqra’ ini disusun oleh ustadz
sistem yang jelas, dan tidak adanya buku As'ad Humam dari Yogyakarta. Metode
penunjang untuk pembelajaran yang Iqra’ adalah suatu metode membaca al-
dimulai dari tahap awal atau pengenalan Qur’an yang menekankan pada latihan
huruf hijâiyyah, berbaris fathah, kasrah, membaca. Metode ini mempunyai buku
dhammah dan seterusnya. panduan yang terdiri dari enam jilid dimulai
b. Metode al-Baghdadiyah dari tingkat yang sederhana, tahap demi
Metode ini disebut dengan metode tahap sampai pada tingkatan yang
al-Baghdadiyah karena berasal dari sempurna, dan di setiap jilid terdapat
Baghdad yang mulai muncul pada masa petunjuk pembelajarannya dengan maksud
pemerintahan khalifah Bani Abbasyiah. memudahkan setiap orang yang belajar
Tidak diketahui dengan pasti siapa maupun yang mengajarkan al-Qur’an.
penyusunnya (Yunus, 1979). Metode a l- Metode Iqra’ ini dalam prakteknya tidak
Baghdadiyah adalah metode yang tersusun membutuhkan alat yang bermacam-macam,
secara berurutan dengan proses dieja atau karena ditekankan pada bacaan santri.
diulang-ulang. Metode ini dikenal juga Santri akt if membaca langsung tanpa
dengan sebutan metode alif, ba, ta, atau juga dieja dan dapat latihan secara individual.
disebut dengan metode eja. Metode ini Kelebihan dari metode ini ia la h
adalah metode yang paling lama muncul tidak menggunakan sistem eja dan dalam
sampai berabad-abad dan metode yang pembelajarannya bukan guru yang aktif
pertama berkembang di Indonesia (Rusiana, melainkan santri yang aktif dengan
2015). Metode ini lahir melengkapi dari banyaknya latihan membaca. Sedangkan,
metode talaqqî, karena metode ini kekurangan dari metode ini ialah bacaan-
menggunakan sebuah buku pegangan untuk bacaan tajwid tidak dijelaskan secara rinci
santri yang diawali dengan pengenalan pada enam jilid yang ada pada buku
huruf hijâiyyah. Metode ini dalam panduan Iqra’ dan metode ini tidak
mempelajari huruf-huruf hijâiyyah dibaca dianjurkan untuk menggunakan irama
secara berulang kali dan diikuti dengan murattal (Humam, 2000).
lagu sederhana, sehingga anak mudah hafal d. Metode Qira’ati
dan tidak bosan, seperti yang dikemukakan Metode Qira’ati adalah metode
41
Jurnal Tarbiyah: Jurnal Ilmiah Kependidikan
Vol. 8 No. 1 Januari – Juni 2019 (39-52)
praktis belajar al-Qur’an yang disusun oleh menirukannya dan sistem klasikal juga
ustadz K.H. Dahlan Salim Zarkasi pada membangun kedekatan emosional antara
tahun 1977 di Semarang, Jawa Tengah. santri dan guru. Sedangkan sistem privat
Metode ini diperuntukkan untuk mengajar menitikberatkan pada pendalaman materi
permulaan baca al-Qur’an yang dilengkapi (Arifin, 2000). Kelebihan metode ini lebih
bacaan tajwid untuk anak-anak agar dapat ringkas dari dari metode sebelumnya,
membaca al-Qur’an dengan baik (Zarkasi, metode ini hanya memiliki empat jilid buku
1997). Metode Qira’ati terdiri dari sepuluh pegangan dan dilengkapi dengan hukum
jilid, yang mana pada masing-masing jilid tajwid. Sedangkan, kekurangan metode ini
terdapat petunjuk mengajar, yaitu (1) ialah tidak adanya pengenalan bacaan
Mengajarkan dengan bacaan langsung atau gharîb.
tidak dieja, (2) Para guru cukup menjelaskan f. Metode Tilawati
pokok pelajaran dilarang untuk menuntun Metode tilawati disusun pada tahun
bacaan santri, (3) Sistem Qira’ati adalah 2002 oleh Tim yang terdiri dari Drs. H.
murid membaca sendiri dari jilid satu Hasan Syadzili, K.H. Thohir Al-Aly, M.Ag,
sampai sepuluh bahkan sampai membaca K.H. Masrur Masyhud, dan Drs. H. Ali
al-Qur’an, para guru cukup megawasi dan Muafa. Metode ini awalnya dikembangkan
menjelaskan apa yang kurang, (4) Apabila di Pesantren Nurul Falah Surabaya. Metode
murid dalam membaca masih banyak salah, ini menggunakan lagu rost dalam
maka diharuskan untuk mengulanginya pembelajarannya, agar selain mampu
kembali (Zarkasi, 1997). membaca al-Qur’an dengan baik dan benar,
Kelebihan metode ini adalah santri santri juga dapat membaca al-Qur’an
aktif dalam belajar membaca al-Qur’an, dengan berirama. Tilawati merupakan buku
guru hanya menjelaskan pokok penjelasan metode belajar membaca al-Qur’an yang
dan metode ini mempunyai penjelasan terdiri dari enam jilid yang berisi mulai
mengenai hukum-hukum tajwid dan bacaan dari pengenalan dasar huruf al-Qur’an
gharîb. Sedangkan, kelemahan dari metode hingga mampu membaca al-Qur’an dengan
ini ialah bagi santri yang tidak aktif akan baik dan benar. Di setiap jilid terdapat
semakin tertinggal, karena harus terus petunjuk dan pokok bahasan yang akan
mengulang di halaman yang sama hingga diajarkan dan dilengkapi dengan strategi
bacaannya baik dan benar. pembelajaran dengan menggunakan
e. Metode Tartili pendekatan yang seimbang antara
Metode Tartili adalah metode yang pembiasaan melalui klasikal dan kebenaran
disusun oleh ustadz Syamsul Arifin Al- membaca melalui individual dengan teknik
Hafidz, beliau adalah pengasuh Pondok baca simak (Hasan, 2010).
Pesantren Darul Hidayah, Jember, Jawa Kelebihan dari metode ini ialah
Timur. Beliau awalnya merupakan memiliki sistematika pembelajaran yang
koordinator Qira’ati se-Jawa dan Bali. teratur dan jelas, pembelajarannya
Namun, Pada pertengahan tahun 2000 menggunakan irama lagu rost yang dinilai
beliau menciptakan metode sendiri yang mudah dan meyenangkan, adanya buku
diberi nama “Metode Belajar Al-Qur’an panduan, dan adanya penjelasan singkat
Tartili”. mengenai hukum bacaan dan bacaan gharîb.
Metode tartili terbilang lebih cepat Sedangkan, kelemahannya ialah metode ini
dibandingkan metode lain karena buku mengharuskan keaktifan santri dan guru,
panduannya hanya terdiri dari empat jilid, jadi bagi santri yang kurang aktif akan
dan metode ini juga memperkenalkan ketinggalan dari santri yang lainnya.
metode menulis huruf Arab. Metode Tartili g. Metode Ummi
menggabungkan antara sistem klasikal dan Metode ummi ialah metode
sistem privat. Pada sistem klasikal, guru pengajaran al-Qur’an yang disusun oleh
memberikan contoh dan murid ustadz Masrusi dan ustadz Yusuf MS.
42
Jurnal Tarbiyah: Jurnal Ilmiah Kependidikan
Vol. 8 No. 1 Januari – Juni 2019 (39-52)
Pengajaran al-Qur’an dengan metode ini teknik tahajjî dengan bahasa Arab,
dimulai dari pengenalan huruf-huruf sehingga santri mengetahui hukum-hukum
hijâiyah hingga lancar membaca al-Qur’an, yang ada pada bacaan dengan bahasa Arab.
yang disesuaikan berdasarkan tingkatan Dalam metode ini santri membaca dengan
umur, jika santrinya anak-anak maka dari berulang-ulang sampai santri mengerti dan
jilid satu hingga jilid enam, namun jika memahami materi pembelajaran yang telah
santrinya remaja atau dewasa maka hanya disampaikan, dengan tujuan agar santri
dengan tiga jilid buku saja, dan di setiap lebih mudah dalam membaca al-Qur’an
pembelajaran untuk anak-anak, remaja, dan dengan mengetahui tajwid ketika mengeja
dewasa juga dilengkapi dengan buku (Bakr, 1433).
pegangan mengenai pengenalan tajwid dasar Buku panduan metode At-Tibyan
serta bacaan-bacaan gharîb (Masruri dan terdiri dari dua jilid. Adapun jilid pertama
Yusuf, 2015). berisikan tentang pengenalan huruf
Ummi merupakan pengertian dari hijâiyyah tunggal dan sambung, huruf yang
kata ibuku. Pendekatan yang digunakan berharakat fathah, kasrah, dhammah,
dalam pembelajaran al-Qur’an metode hukum bacaan mad thabî’î, pengenalan
Ummi adalah pendekatan bahasa ibu. harakat tasydîd, sukun, fathatain,
Adapun proses pembelajarannya, metode kasratain, dhammatain. Pada jilid terakhir
ini mengusung tiga prinsip yakni mudah, memuat semua hukum bacaan secara
menyenangkan dan menyentuh hati lengkap. Selain itu juga di bagian bawah di
(Masrusi dan Yusuf, 2013). Metode Ummi beberapa halaman buku panduan terdapat
adalah suatu sistem yang terdiri dari tiga cara mengeja kata dan kalimat yang terdapat
kompunen sistem, yaitu buku praktis di atasnya (Bakr, 1433).
metode Ummi, manajemen mutu metode Kelebihan metode ini ialah lebih
Ummi, dan guru bersetifikat metode Ummi. cepat karena hanya memiliki dua jilid buku
Ketiga hal tersebut harus dimiliki dan pegangan, dan penulisan pada bacaannya
digunakan secara simultan jika ingin disesuaikan dengan tulisan al-Qur’an Rasm
mendapatkan hasil yang optimal dari metode Usmani. Sedangkan kekurangannya ialah
ini. Pada setiap buku Ummi terdapat bagi yang tidak mengerti bahasa Arab akan
petunjuk umum mengajar metode Ummi susah memahami buku dari metode ini
dan pokok bahasan sesuai dengan jilid karena penjelasan pada bukunya
yang diajarkan, sehingga memudahkan menggunakan bahasa Arab.
setiap orang yang ingin belajar maupun yang 2. Rumah-Rumah Tahfizh di Kota
mengajarkan dengan metode ini (Masruri Banjarmasin: Profil, Program, dan
dan Yusuf, 2013). Kelebihan metode ini Metode Pengajaran al-Qur’an
ialah menggunakan pendekatan ibu yang Lembaga tahfizh merupakan wadah
bermottokan mudah, menyenangkan, dan atau tempat untuk seseorang yang ingin
menyentuh hati, metode ini juga memiliki menghafal al-Qur’an agar hafalannya
sistematika yang jelas dan bagus. terkontrol terus menerus dan dapat
Sedangkan, kekurangannya ialah metode ini dievaluasi. Ada beberapa lembaga tahfizh
terlalu banyak memiliki buku pegangan yang ada di Kota Banjarmasin, yaitu
yakni enam jilid, buku tajwid, dan buku sekolah tahfizh, pondok tahfizh, TPA
bacaan gharîb yang pada setiap buku terdiri tahfizh, dan rumah tahfizh. Adapun yang
dari 40 halaman. dibahas dalam tulisan ini terbatas pada
h. Metode At-Tibyan rumah-rumah tahfizh yang ada di Kota
Metode At-Tibyan adalah metode Banjarmasin. Rumah tahfizh yang dimaksud
pembelajaran al-Qur’an hasil karya dari dalam penelitian ini ialah tempat untuk
Syekh Abdurrahman Bakr. Metode ini mempelajari dan menghafal al-Qur’an tanpa
dalam pembelajarannya menggunakan sistem asrama seperti halnya pondok
syair-syair atau nada dan menggunakan pesantren. Ada empat kriteria rumah
43
Jurnal Tarbiyah: Jurnal Ilmiah Kependidikan
Vol. 8 No. 1 Januari – Juni 2019 (39-52)
tahfizh dalam penelitian ini, diantaranya membaca al-Qur’an dengan baik dan benar
yaitu rumah tahfizh yang bertempat di Kota serta mampu menghafal al-Qur’an.
Banjarmasin, rumah tahfizh yang sudah Keinginan tersebut didukung dengan
berdiri lebih dari satu tahun, rumah tahfizh banyaknya Sumber Daya Manusia (SDM)
yang sudah memiliki struktur yang mampu mengajarkan al-Qur’an di
kepengurusan, dan rumah tahfizh yang kota Banjarmasin, seperti para sarjana dan
memiliki santri lebih dari lima puluh orang. alumni pondok pesantren yang sudah
Berdasarkan kriteria dan data yang didapat memiliki kompetensi dalam bidang al-
oleh penulis, ada lima rumah tahfizh yang Qur’an. Oleh karena itu, diperlukan tempat
tersebar di Kota Banjarmasin, yaitu: Rumah untuk melaksanakan niat mulia tersebut.
Tahfizh al-Haramain, Rumah Tahfizh az- Tujuan didirikannya Rumah tahfizh
Zahra, Rumah Tahfizh Miftahul Ihsan, al-Haramain ialah untuk mencetak dan
Rumah Tahfizh Qaryah Thayyibah, dan melahirkan generasi yang hafizh/ hafizhah
Rumah Tahfizh an-Nur. K e l i m a rumah yang mengamalkan al-Qur’an dalam
tahfizh tersebut masing-masing berdiri kehidupan sehari-hari, berbakti kepada
sendiri meskipun antara satu rumah tahfizh orang tua, dan berakhlak mulia kepada
dengan yang lainnya terdapat pengajar sesame (Kamil, 2018). Untuk mencapai
yang sama, dan beberapa rumah tahfizh tujuan tersebut, Rumah Tahfizh al-Haramain
sudah memiliki cabang di beberapa tempat. memiliki visi dan misi. Visi Rumah Tahfizh
3. Rumah Tahfizh Al-Haramain al-Haramain adalah membentuk generasi
Rumah Tahfizh a l-Haramain berada Qur’ani yang berakhlak mulia. Adapun misi
di jalan Pekapuran Raya gang Seroja Rt. 17 Rumah Tahfizh al-Haramain adalah: (1)
Nomor 35, Banjarmasin Timur Kota Menyelenggarakan program tahsin dan
Banjarmasin. Rumah Tahfizh a l- tahfizh yang berbasis pada mutu; (2)
Haramain didirikan pada tanggal 26 Maret Memberdayakan potensi keagamaan
2014 oleh Ustadz H Sofyan Baderuddin, peserta didik yang sesuai d e ng a n
S.Pd.I, yang kemudian menjabat sebagai kebutuhan masyarakat; (3) Memberdayakan
Ketua Yayasan al-Haramain (Mukminin, profesionalitas guru al-Qur’an; (4)
2014). Meningkatkan kerjasama dengan berbagai
Adapun struktur kepengurusan dari pihak dalam rangka kemajuan lembaga
Rumah Tahfizh a l-Haramain sebagai tahfizh (Mukminin, 2014).
berikut: Rumah Tahfizh Al-Haramain
Tabel 1: memiliki cabang di tiga tempat, yaitu: (1)
Pengurus Rumah Tahfizh al-Haramain Rumah Tahfizh a l-Haramain di Ko m p l e k
Ketua Yayasan H Sofyan Baderuddin, P erdagangan jalan Kayu T angi, Kelurahan
S.Pd.I. Alalak Utara, Kecamatan Banjarmasin
Kepala M. Musthafa Kamil, S.Th.I.
Utara, Kota Banjarmasin; (2) Rumah
Sekolah
Tahfizh al- Haramain di jalan Rawa
Sekretaris Rijal Mukminin, S.Pd. Sadewa, Beruntung Jaya, Kelurahan
Penanggungjawab Fakhrie Hanief, MA., Pemurus Dalam, Kecamatan Banjarmasin
Pembelajaran Hendra Wahyudi, S.Pd.I., Selatan, Kota Banjarmasin; (3) Rumah
Rijal Mukminin, S.Pd., dan Tahfizh al- Haramain di jalan Antasan
Norliani Safitri, S.Pd Raden Muara, Teluk Tiram Laut,
(Sumber: Mukminin, 2014) Kecamatan Banjarmasin Barat, Kota
Latar belakang berdirinya rumah Banjarmasin (Kamil, 2018).
tahfizh al-Haramain ialah karena adanya Program pembelajaran al-Qur’an di
keinginan dari Ustadz Sofyan untuk Rumah Tahfizh al-haramain dilaksanakan
mengajarkan al-Qur’an kepada masyarakat, dari hari Senin sampai hari Jum’at. Pada
khususnya generasi muda agar di masa yang setiap hari ada tiga sesi a t a u k e lo m p o k .
akan datang ada banyak orang yang bisa Pembagian tersebut berdasakan usia santri
44
Jurnal Tarbiyah: Jurnal Ilmiah Kependidikan
Vol. 8 No. 1 Januari – Juni 2019 (39-52)
dan waktu pembelajarannya. Sesi pertama Husnul Yakin; (3) Ustadz Sanudin
ialah santri yang berusia sekitar empat Baderuddin Balli; (4) Ustadz Rijal
sampai delapan tahun. Pembelajarannya Mukminin, S.Pd; (5) Ustadz Akhmad
dimulai dari pukul 14:00-15:30 WITA. Sesi Mustaien, M.H.I; (6) Ustadz Muhammad
kedua ialah santri yang berusia sembilan Zaini, Lc; (7) Ustadz Latip Munadi; (8)
sampai sepuluh tahun. Pembelajarannya Ustadz Heriyadi; (9) Ustadz Ahmad Arifin;
dimulai dari pukul 15:30-17:45 WITA. Sesi (10) Ustadzah Murtajiah, S.Th.I; (11)
ketiga merupakan santri yang berusia Ustadzah Zulvia Kamiliah; (12) Ustadzah
sebelas sampai dua puluh tahun ke atas. Maimunah; (13) Ustadzah Fatimah
Pembelajarannya dimulai dari pukul Azzahra; (14) Ustadzah Norliani Safitri,
18:00-20:30 WITA (Mukminin, 2018). S.Pd; (15) Ustadzah Fina Kamiliah; (16)
Adapun guru/ tenaga pengajar di Ustadzah Misnawati (Mukminin, 2018).
Rumah Tahfizh al-Haramain pada tahun Setiap satu pengajar terdapat
2018 ialah: Pada sesi pertama dengan sepuluh sampai lima belas santri bahkan
Penanggung jawab Ustadzah Norliani bisa jadi sampai depalan belas santri.
Safitri, S.Pd dan pengajar-pengajarnya: (1) Program wajib yang ada di Rumah Tahfizh
Ustadz Hendra Wahyudi, S.Pd.I; (2) Ustadz Al-Haramain ialah belajar membaca (bagi
Rijal Mukminin, S.Pd; (3) Ustadz Ahmad yang belum bisa), memperbaiki bacaan al-
Mustaien, M.H.I; (4) Ustadz Muhammad Qur’an (tahsin al-Qur’an), menghafal al-
Zaini, Lc; (5) Ustadz Muhammad Jailani Qur’an (tahfizh al-Qur’an), dan mengulang
Hasan; (6) Ustadz Ahmad Arifin; (7) hafalan (muraja’ah) (Kamil, 2018). Berikut
Ustadz Kastalani; (8) Ustadz Fadliannor; ini daftar kegiatan di Rumah Tahfizh al-
(9) Ustadz Muhammad Faisal; (10) Haramain:
Ustadzah Siti Annisah; (11) Ustadzah Tabel 2: Daftar Kegiatan di Rumah
Muthmainnah; (12) Ustadzah Tahfizh al-Haramain
Fatimatuzzahra; (13) Ustadzah Nisrina No. Waktu Kegiatan
Yumna; (14) Ustadzah Jamilatul Qiftiyah; 1 5 Menit Pembukaan
(15) Ustadzah Sa’diah. 2 25-30 Menit Muraja'ah dan Tahfizh
3 25-30 Menit Tahsin
Sesi kedua dengan Penanggung 4 10 Menit Praktik Salat
jawab Ustadz Rijal Mukminin, S.Pd dan 5 5 Menit Doa dan Penutup
pengajar-pengajarnya: (1) Ustadz Hendra
Wahyudi, S.Pd.I; (2) Ustadz Ahmad Pada awal berdirinya, Rumah
Mustaien, M.H.I; (3) Ustadz Muhammad Tahfizh al-Haramain belum mempunyai
Zaini, Lc; (4) Ustadz Muhammad Jailani metode khusus yang digunakan dalam
Hasan; (5) Ustadz Ahmad Arifin; (6) Ustadz pengajaran al-Qur’an selain metode
Muhammad Faisal; (7) Ustadz Muhammad talaqqi. Selama kurang lebih enam bulan
Samman.; (8) Ustadzah Norliani Safitri, berikut, Rumah T ahfizh al-Haramain
S.Pd; (9) Ustadzah Siti Annisah; (10) menggunakan metode Ummi karya sebagai
Ustadzah Muthmainnah; (11) Ustzah rujukan dalam belajar membaca dan
Fatimatuzzahra; (12) Ustadzah Nisrina memperbaiki bacaan al-Qur’an.
Yumna; (13) Ustadzah Jamilatul Qiftiyah; Alasan dipilihnya metode Ummi
(14) Ustadzah Siti Suci Renanda; (15) sebagai metode pembelajaran al-Qur’an di
Ustadzah Yuyuk Sugiarti Ningsih; (16) Rumah Tahfizh al-Haramain, ialah:
Ustadzah Fatmawati; (17) Ustadzah Lailatul Pertama, metode Ummi m e m p u n y a i
Farah. motto mudah, menyenangkan dan
Sesi ketiga dengan Penanggung menyentuh hati, sehingga membuat santri
jawab Ustadz Fakhrie hanif, MA dan senang dan tidak bosan dalam belajar.;
Ustadz Hendra Wahyudi, S.Pd.I dan Kedua, metode Ummi mempunyai sistem
pengajar-pengajarnya: (1) Ustadz H. Faisal yang bagus dan jelas, karena tujuan yang
Baderuddin Balli, S.Sos.I; (2) Ustadz dikehendaki dan target yang ingin dicapai
45
Jurnal Tarbiyah: Jurnal Ilmiah Kependidikan
Vol. 8 No. 1 Januari – Juni 2019 (39-52)
dari metode Ummi sudah tersistematika mendirikan rumah tahfizh agar nantinya
dengan jelas dengan cara yang sudah santri yang ada di Rumah Tahfizh Az-Zahra
ditentukan dalam metode tersebut. Pada bisa menjadi penghafal al-Qur’an yang
setiap buku atau jilid metode Ummi sudah kemudian bisa turut serta mengikuti
terdapat petunjuk umum mengajar dan berbagai Musabaqah al-Qur’an (Yusran,
pokok bahasan sesuai dengan jilid yang 2018).
diajarkan, sehingga memudahkan bagi setiap Sebagai arah pengembangan
orang yang belajar dan mengajarkannya.; Rumah Tahfizh az-Zahra, maka telah
Ketiga, Rumah Tahfizh al-Haramain sudah dirumuskan V isi dan M isi. Visi Rumah
menjalin kerjasama dengan pihak pusat di Tahfizh az-Zahra yaitu: Mencetak generasi
Surabaya yang bertanggungjawab muda yang mampu menghafal al-Qur’an
mengontrol dan mengawasi dari dengan bacaan yang baik dan benar.
berlangsungnya setiap pembelajan, sedangkan M isi dari Rumah Tahfizh
sehingga metode ini sudah menjadi Qur’an az-Zahra ialah: (1) Membudayakan
kurikulum dari Rumah Tahfizh al-Haramain menghafal al-Quran bagi masyarakat; (2)
(Kamil, 2018). Mengembangkan metodologi menghafal al-
4. Rumah Tahfizh Az-Zahra: Quran; (3) Melahirkan kader-kader
Rumah Tahfizh Az-Zahra berada hafizh/hafizhah; (4) Membangun kerjasama
di jalan Pramuka Komplek Melati Indah Rt. dengan berbagai pihak untuk kajian ilmu al-
10, Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin. Quran (Yusran, 2018).
Rumah Tahfizh Az-Zahra didirikan pada Proses pembelajaran di Rumah
tanggal 28 April 2014 oleh Ustadz H. Tahfizh Az-Zahra dilaksanakan dari hari
Ramadansyah sebagai pimpinan Rumah Senin sampai hari Jum’at, sejak pukul
Tahfizh Az-Zahra dan Ustadz Drs. H. M. 16:30-20:30 WITA. Rumah tahfizh ini
Saleh Yusran sebagai kepala sekolah Rumah mempunyai beberapa program pengajaran
Tahfizh Az-Zahra (Yusran, 2018). al-Qur’an, yaitu menyelenggarakan
Adapun struktur kepengurusan metodologi menghafal al-Qur’an,
dari Rumah Tahfizh Az-Zahra adalah pembelajaran tartil al-Qur’an, pembelajaran
sebagai berikut: tilawah Qur’an, dan pembelajaran ilmu
Tabel 3: tajwid dan fashahah (Yusran, 2018).
Pengurus Rumah Tahfizh az-Zahra Adapun nama-nama pengajarnya ialah
Ketua Yayasan H. Ramadansyah Ustadz Drs. H. M. Saleh Yusran, Ustadz
Kepala Sekolah Drs. H. M. Saleh Yusran Ahmad Baihaqi, S.Pd.I, Ustadz
Sekretaris Mar’atun Shalehah Abdurrahim, Ustadzah Mar’atun Shalehah,
Bendahara Ahmad Baihaqi, S.Pd.I Ustadzah Rif’ah Fadhiylah, dan Ustadzah
Pengajaran Abdurrahim, Rif’ah Haryati.
Fadhiylah, dan Haryati
Di rumah tahfizh ini tidak hanya
(Sumber: Yusran, 2018) kegiatan menghafal al-Qur’an tetapi juga
Latar belakang berdirinya Rumah ada pelajaran-pelajaran tambahan seperti
Tahfizh Az-Zahra ialah m i n i m n y a bahasa Arab, ibadah salat, dan kesenian.
rumah tahfizh di Banjarmasin saat itu, Berikut jadwal kegiatan di malam hari yang
padahal keberadaan ru mah telah ditentukan:
t ahfizh sangat dibutuhkan oleh 1. Hari Senin atau malam Selasa : Tahsin
masyarakat untuk tempat pengajaran dan (Tajwid dan Tartil)
menghafal al-Qur’an. Selain itu, menurut 2. Hari Selasa atau malam Rabu : Tilawah
Saleh Yusran yang sering mengikuti 3. Hari Rabu atau malam Kamis : Bahasa
Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), masih Arab
banyak kekosongan dan kekurangan peserta 4. Hari Kamis atau malam Jum’at: Ibadah
dalam cabang tahfizh al-Qur’an. Oleh Salat
karena itu, muncul inisiatif untuk 5. Hari Jum’at atau malam Sabtu :
46
Jurnal Tarbiyah: Jurnal Ilmiah Kependidikan
Vol. 8 No. 1 Januari – Juni 2019 (39-52)
kelompok tahfizh cilik dan tahfizh remaja. dengan lagu tersebut. Metode Tilawati
Kelompok pertama disebut dengan tahfizh mempunyai tiga teknik yaitu guru
cilik karena di kelompok ini para santrinya membacakan santri mendengarkan, guru
baru berusia sekitar empat sampai tujuh membacakan santri mengikuti, dan guru dan
tahun dan sebagian besar santri belum santri bersama-sama membacakan.
mengenal huruf-huruf hijâiyah dengan Sehingga dari teknik itu saja santri sudah
pengajar Ustadzah Salmiah. Sedangkan mengulang bacaan tiga kali, semakin
kelompok kedua disebut dengan tahfizh banyak mengulang semakin santri mengenal
remaja karena santri berusia sekitar delapan atau mengingat huruf-huruf hijâiyyah.
sampai lima belas tahun dan sebagian besar Sedangkan alasan digunakan metode At-
sudah mengetahui huruf-huruf hijâiyyah Tibyan ialah karena adanya pengajar yang
dengan bacaan yang masih kurang lancer. berkompetensi dalam pengajaran al-Qur’an
Kelompok ini diajar oleh Ustadz M. metode At-Tibyan, dan setelah melihat hasil
Taufik Akbar, S.Pd.I, Ustadzah evaluasi dari pengajaran program tahsin
Khairunnida, S.Sos, dan Ustadzah Jubaidah menggunakan metode At- Tibyan. Metode
S.Pd. (Akbar, 2018). ini dinilai efektif dan kemajuan santri dalam
Adapun metode pengajaran al- membaca al-Qur’an dinilai cepat (Akbar,
Qur’an yang digunakan di Rumah Tahfizh 2018).
Miftahul Ihsan pada awal berdirinya ialah
metode Talaqqî yaitu metode mempelajari 6. Rumah Tahfizh Qaryah Thayyibah
al-Qur’an secara langsung dengan gurunya. Rumah Tahfizh Qaryah Thayyibah
Jadi seorang santri berhadapan langsung berada di jalan Perdagangan komplek
dengan gurunya sehingga ia mendengar HKSN Permai Blok B7 Rt. 35 Rw. 05
dan melihat pengucapan lafazh al-Qur’an Alalak Utara, Banjarmasin Utara, kota
yang dibaca oleh gurunya (Abdurohim, Banjarmasin. Rumah Tahfizh Qaryah
2018). Thayyibah didirikan pada tanggal 16 Juni
Pada tahun 2017, kurikulum Rumah 2016 oleh H. Anwar Hadimi, S.E. Adapun
Tahfizh Miftahul Ihsan, khususnya pada struktur kepengurusan dari Rumah Tahfizh
kajian tahsin al-Qur’an itu menggunakan Qaryah Thayyibah adalah sebagai berikut:
metode Tilawati untuk santri tahfizh cilik Pembina : H. Anwar Hadimi, S.E,
dan Metode At-Tibyan untuk santri tahfizh H. Irhamsyah Safari, dan
remaja. Adapun alasannya yang pertama H. Aspiani, Lc.
mengunakan metode Tilawati untuk tahfizh Kepala Sekolah : Taufiqurrahman, S.Th.I.
cilik, karena sebagian besar santri belum Sekretaris : Rahmat Hidayat, SH.
mengenal huruf hijâiyyah, oleh sebab itu Bendahara : Rafli Pratama.
pembelajaran tahsin menggunakan metode Humas : H. Mahyuni.
Tilawati karena metode tilawati ini Latar belakang berdirinya rumah
mengajarkan mulai dari awal dan bertahap tahfizh ini bermula dari gagasan yang
yakni mulai dari pengenalan huruf diajukan oleh salah seorang yang
hijâiyyah, huruf yang berbaris fathah- berdomisili di daerah jalan Perdagangan,
kasrah-dhammah, huruf sambung, dan Banjarmasin utara, Banjarmasin, yakni H.
seterusnya. Metode Tilawati menggunakan Anwar Hadimi. Ia mempunyai mimpi atau
lagu rost pada setiap pengenalan huruf, keinginan untuk membangun sebuah
bacaan pendek atau panjang dan lembaga pendidikan berbasis al-Qur’an di
seterusnya. Sehingga hal tersebut lingkungan tersebut (Taufiqurrahman dan
membiasakan santri agar pada saat Hidayat, 2018). Selain itu, ada juga
membaca al-Qur’an dengan bacaan yang dorongan dari masyarakat yang berharap
baik dan benar sekaligus berirama. Serta anak-anak mereka yang sudah
santri yang masih terbilang anak-anak pun menyelesaikan program belajar mengaji
menyukai dan bersemangat saat belajar yang diadakan oleh BKPRMI (Badan
48
Jurnal Tarbiyah: Jurnal Ilmiah Kependidikan
Vol. 8 No. 1 Januari – Juni 2019 (39-52)
52