You are on page 1of 17

EFEKTIFITAS METODE UMMI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MEMBACA AL-QUR’AN

Qurroti A’yun1, Dita Hasanah2, Miladiyah3, Hemas Naila R N4,


Hibatullah Munif 5, Masgalang Saputra6
1
Dosen Fakultas Agama Islam
2,3,4,5,6
Mahasiswa Fakultas Agama Islam
Qurroti@unisma.ac.id1, 21901011166@unisma.ac.2, 21901011203@unisma.ac.3,
21901011114@unisma.ac.id4 , 21901011173@unisma.ac.5, 21901011325@unisma.ac.6

ABSTRACT
In Indonesia, the development and growth of institutions that implement Al-Qur'an
learning is quite rapid. Various ways have been done to be able to give birth to a
generation that has good morals and good sense, so many institutions apply and
provide a special understanding of the Qur'an to be studied and used as a way of
life. Many new methods have emerged to be applied in studying the Qur'an, where
one of the methods developed in this country is the UMMI method. In this UMMI
method, it is more practical to read it with tartil and in accordance with the rules
in the science of recitation. The UMMI method is also known as the mother tongue
approach method, which emphasizes sincere love in learning, so that it can be more
effective in increasing the ability to read and learn the Qur'an. Meanwhile, the
research method used in this study is a qualitative approach, namely an approach
that uses procedures in the assessment whose results are in the form of descriptive
data, including written and unwritten/oral words from the sources to be studied.
From what the author has researched, there are several findings that indicate that
the ability to read the Qur'an in students who use the UMMI method has progress in
reading fluency in the Qur'an. Judging from several aspects when not using the
UMMI method, there are still some that are lacking, such as the ability to read the
Qur'an there are many shortcomings in the fluency aspect, including a lack of
fluency in the makhoroj letters and also tajwid in the application of reading the
Qur'an and also the lack of sensitivity and accuracy of the teacher who is less in
listening to the reading.
Keywords: Education, Method, Effectiveness

ABSTRAK
Di negara Indonesia, perkembangan dan pertumbuhan lembaga yang
menerapkan pembelajaran Al-Qur’an terbilang cukup pesat. Berbagai macam
cara telah dilakukan untuk dapat melahirkan generasi yang berakhlakul karimah

1
dan berakal yang bagus, maka banyak lembaga-lembaga yang menerapkan dan
memberikan pemahaman khusus tentang Al-Qur’an untuk dipelajari dan
dijadikan pedoman hidup. Banyak metode-metode baru yang bermunculan untuk
diterapkan di dalam mempelajari Al-Qur’an, yang dimana salah satu metode yang
berkembang di negara ini ialah metode UMMI. Dalam metode UMMI ini lebih
mempraktikkan kepada cara pembacaannya dengan tartil dan sesuai dengan
kaidah dalam ilmu tajwid. Metode UMMI ini disebut juga dengan metode
pendekatan Bahasa ibu, yang dimana dalam pembelajarannya lebih menekankan
kepada kasih sayang yang tulus, sehingga dapat lebih efektif dalam menambah
kemampuan untuk membaca dan belajar Al-Qur’an. Sedangkan untuk metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif,
yaitu pendekatan yang menggunakan prosedur dalam penilaian yang hasilnya
berupa data deskritif, meliputi kata yang tertulis dan tidak tertulis/lisan dari
narasumber yang akan diteliti. Dari yang telah penulis teliti terdapat beberapa
temuan yang menunjukkan bahwa kemampuan dalam membaca Al-Qur’an pada
pelajar yang menggunakan metode UMMI terdapat kemajuan dalam kefasihan
membaca Al-Qur’an. Dilihat dari beberapa aspek ketika belum menggunakan
metode UMMI, masih ada yang kurang , seperti kemampuan dalam membaca Al-
Qur’an terdapat banyak kekurangan pada aspek kelancaran, termasuk kurang
kefashihannya pada makhoroj huruf dan juga tajwid nya dalam penerapan
membaca Al Qur’an dan juga kurangnya kepekaan dan ketelitian guru yang
kurang dalam menyimak bacaan.
Kata Kunci : Pendidikan, Metode, Efektifitas

2
PENDAHULUAN

Pendidikan suatu proses kegiatan yang bersifat umum dan fleksibel (dilakukan
dimana,kapan saja) dalam kehidupan manusia. Dasar pendidikan bertujuan
membentuk,membudayakan dan menamba estetika pola kehidupan manusia.
Adapun rumusan tujuan pendidikan nasional pada UU RI No.20 th. 2003 yang
intinya mengembangkan dan membentuk kemampuan karakter yang
berakhlak,martabat dan bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa untuk
mencapai manusia yang beriman,bertaqwa,berilmu,kreatif, dan menjadi
masyarakat demokratis bertanggung jawab.

Pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai ibadah sosial,taqwa dan akhlak menurut


Al-quran adalah PAI (pendidikan agama islam). Pembelajaran Al-quran
merupakan salah satu bidang ke agamaan yang wajib dipelajari sebagai mana
perannya menjadi pedoman utama yang dapet mencerminkan keberhasilan salah
satu bidang disekolah. Al-quran adalah kalamullah yang diwahyukan perantara
malaikat jibril kepada nabi besar Muhammad SAW menjadikanya kitab terakhir
dan membaca bernilai ibadah serta dijadikan oleh umatnya sebagai pendoman
hidup manusia sampai akhir zaman.

Menilik balik nilai mutlak Al-quran bagi kehidupan umat manusia sebagai
pendoman serta petunjuk maka sikap umatnya harus bisa memelihara dengan
bentuk bacaan yang sesuai aturan dan kaidahnya, Hal ini dapat tercermin dalam
surat Al-alaq ayat 1-5.

Seluruh umat islam berkewajiban mempunyai sikap trampil dalam dasar


membaca Al-quran. Dalam memahami Al-quran dan Hadits kemampuan
membaca Al-quran dengan tartil yang tepat merupakan modal dasar hal tersebut.
Seperti ibadah sholat membutuhkan keterampilan bacaan Al-quran yang baik
dan benar.

Kenyataannya dalam membaca Al-quran banyak umat islam sekedar hanya bisa
membaca tanpa memperhatikan kaida bacaan,kondisi ini di dukung realita
masyarakat bukan hanya kaum awam yang mengalami, bahkan masuk kepada
para pelajar kaum intelektual dan tokoh agama. Oleh karna itu pembelajaran Al-
quran sebisa itu di berikan sejak dini yang dilakukan pada pendidikan formal
maupun informal dengan menentukan metode sesuai
tujuan,mater,kondisi,situasi dan kemampuan peserta didik. Dalam pembelajaran
Al-quran penggunaan metode mempengaruhi tingkat ke efesienan pembelajaran
yang berdampak langsung pada kemampuan bacaan peserta didik.
Proses berfikir dapat diperoleh dengan kegiatan membaca dalam penggalian
pesan dan informasi. Membaca sendiri membutuhkan sikap khusus untuk
menyerap pesan dan informasi secara utuh begitu pun Al-quran dengan bacaan
yang baik dan benar pesan yang terkandung didalamnya dapat dipahami dan
diresapi serta terealisasikan dalam kehidupan untuk mewujudkan tujuan agama.

Di indonesia sendiri dikenal berbagai metode pembelajaran Al-quran seperti


Iqro,Al-Bagdady,Al-Banjari,Tilawati,Ummi,Qiroati dan sebagainya. Pada kali ini
akan membahas salah satu yakni metode Ummi, dimana metode Ummi
menekankan pendekatan dengan bahasa ibu yang langsung mempraktikan
bacaan tartil sesuai kaidah ilmu tajwid. Adapun persyaratan bagi para pendidik
baik ustad,ustadzah untuk mengikuti sertifikasi.

Berdasarkan peneliti tertarik untuk mengkaji bagaimana metode Ummi dalam


strategi pembelajaran Al-quran dimulai dari mengapa peneliti memilih metode
Ummi?,bagaimana penggunaaan metode Ummi mengingkatkan kemapuan
bacaan?,keunggulan dan kekurangan dibandingkan metode lainya serta sejauh
mana dan seberapa tinggi tingkat ke efektifan metode Ummi dalam kemampuan
bacaan Al-quran. Dengan begitu, penulis mengangkat judul tentang "Efektifitas
Metode Ummi dalam meningkatkan kemampuang membaca Al-quran" Adapun
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode Ummi terhadap
tingkat keefektifan metode baca Al-quran pada strategi pembelajaran Al-quran.

METODE

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.


Pendekatan kualitatif diartikan oleh Sudarto dalam Moh.Kasiram adalah sebuah
kebijakan didalam penilaian yang hasilnya berupa bukti yang jelas atau deskriftif,
didalamnya meliputi kata yang tertulis dan tidak tertulis/lisan dari narasumber
yang akan diteliti.

Tujuan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif ini adalah untuk


menjabarkan secara deskriftif apa yang terjadi di lokasi penelitian dan
bagaimana kondisi lapangan serta peristiwa apa saja yang terjadi. Dalam
penelitian ini, peneliti sedang mengamati bagaimana proses belajar mengajar
yang dilakukan ketika kegiatan pembelajaran mengaji menggunakan metode
UMMI.

Dalam penelitian ini, kami menggunakan jenis penelitian studi kasus. Dalam
penelitian studi kasus ini sebuah penelitian kualitatif yang mencari makna,
menyelidiki sebuah proses serta memperoleh hasil seperti memahami diri

4
individu atau kelompok yang akan diteliti. Alasan peneliti menerapkan jenis
penelitian kualitatif ini adalah untuk memecahkan sebuah masalah dan mencari
informasi agar lebih banyak dan mendalam sehingga informasi yang didapatkan
lebih mendetail mengenai bagaiamana pelaksanaan pembelajaran mengaji yang
menggunakan metode UMMI.

PEMBAHASAN DAN HASIL

A. Metode UMMI
a. Pengertian

Metode Ummi adalah sebuah metode dalam membaca al-qur’an yang dimana
langsung mempraktekkan dan memasukkan bacaan tartilnya sesuai dengan
kaidah dalam ilmu tajwid dan menggunakan ancangan Bahasa ibu yang lebih
menekankan kepada perasaan kasih saying dengan menggunakan metode yang
lebih mengunggulkan baca simak dan sistem yang terjamin mutunya.

Masruri dan Yusuf (2011:4) mengatakan bahwa metode ummi adalah sebuah
cara yang praktis dalam membaca al-qur’an dengan baik dan benar. Dasar dari
metode ummi ialah metode langsung yang tidak banyak penjelasannya,
diucapkan secara berulang dan menggunakan kasih sayang yang tulus (ummi
foundation). Masruri dan Yusuf (2011:4) mengatakan bahwa pada dasarnya
metode ummi ini memiliki 3 unsur yaitu :

Direct method adalah pendekatan yang dilakukan secara langsung tanpa banyak
penjelasannya. Diibaratkan seperti seorang ibu yang sedang mengajari anaknya
tanpa banyak teori sehingga anak mudah paham dengan apa yang diajarkan
ibunya. Anak-anak jarang paham jika diberikan teori dan banyak penjelasan.
Anak akan lebih mudah untuk mencontoh apa yang dicontohkan oleh ibunya.

Repeatition adalah berulang-ulang. Dalam mengajarkan membaca al-qur’an


kepada anak-anak perlu adanya pengulangan sehingga dalam membaca al-qur’an
menjadi semakin lancer.

Sebuah perlakuan kasih sayang yang tulus sangat memberikan peran yang positif
kepada anak-anak maupun ibunya. Dari kasih sayang yang diberikan secara tulus
maka dapat menimbulkan rasa keikhlasan didalam hati.

b. Cara Pengajaran Metode Ummi

Masruri dan Yusuf (2011:5) menyebutkan dalam pengajaran menggunakan


metode ummi terdapat beberapa cara yaitu sebagai berikut:
1.Dengan posisi duduk dan sopan guru mengucapkan salam kepada murid yang
juga duduk dengan rapi dan sopan

5
2. Sebelum membaca al-qur’an dan memulai kegiatan dimulai dengan membaca
ta’awudz
3. Membaca surah Al-fatihah
4. Berdoa untuk kedua orang tua dan doa nabi musa
5. Dilanjutkan dengan doa awal pembelajaran yang dimulai oleh guru dan diikuti
oleh siswanya
6. Menghafal beberapa surah-surah yang pendek
7. Mengulang Kembali pembelajaran yang terakhir diajarkan
8. Anak-anak diminta untuk memahami konsep pembelajaran dengan baik dan
benar
9. Memberikan pr atau pekerjaan rumah yang sesuai dengan apa yang
dibutuhkan
10. Doa mengakhiri pembelajaran
Dalam metode ummi ada 4 metode yang dapat dilakukan dalam
pembelajarannya, yaitu;

o Private/individual

-Dilakukan ketika murid yang belajar banyak (beraneka ragam) dan gurunya
hanya 1 orang

-Jika halaman dan jilidnya berbeda-beda (bercampur)

-Biasanya dipakai untuk yang masih dijilid rendah seperti jilid 1-2

-Banyak dipakai untuk anak yang masih TK

Sedangkan untuk teknis pelaksanaan ketika pengajaran yaitu murid dipanggil 1


persatu untuk menyetorkan bacaannya, dan murid yang lainnya menunggu
giliran untuk menyetor bacaan ummi sambil menulis buku di buku Latihan.

o Klasikal-Individu

Dilakukan jika kelompok yang belajar sudah sama jilidnya, meskipun


halamannya berbeda. Biasanya dipakai oleh yang sudah di jilid 2 atau 3 keatas.
Sedangkan untuk pengajaran metode ini yaitu;

-Guru terlebih dahulu membaca bersama-sama dengan murid bisa dengan


menggunakan alat peraga atau buku yang sudah tersedia, setelah selesai dengan
metode klasikal dilanjutkan dengan maju perindividu.

6
-Ketika maju satu persatu (individual), murid dipanggil dan maju satu persatu
untuk setor bacaan, lalu untuk murid lainnya diminta melatih bacaan ummi
sendiri sembari menunggu panggilan selanjutnya untuk maju (sama seperti
metode sebelumya, metode privat atau individual ).

-Dilakukan jika dalam kelompok belajar jilidnya sudah sama, halamannya


berbeda. Biasanya metode ini digunakan untuk jilid 3 keatas atau sudah dalam
tahap pengajaran kelas al-qur’an. Untuk cara mengajar menggunakan metode ini
yaitu;

-Guru mengajak murid untuk membaca secara bersama-sama klasikal (bisa


dilakukan dengan menggunakan alat peraga/buku), setelah selesai secara
klasikal, dilanjut dengan membaca dan menyimak

-Ketika dilakukan membaca dan menyimak salah satu murid akan diminta untuk
membaca buku ummi, kemudian murid yang lain diminta untuk membuka
halaman yang dibaca oleh murid tersebut, selanjutnya semuanya menyimak
bacaan dari murid yang diminta untuk membaca tadi.

o Klasikal Baca Simak – Murni

Metode ini dipergunakan jika dalam satu kelompok jilid dan halamannya sama.
Biasanya metode ini dipakai untuk jilid 5 keatas atau pengajaran kelas al-qur’an.
Adapun cara dalam pengajaran metode ini yaitu;

-Guru mengajak untuk membaca bersama-sama secara klasikal, setelah itu


dilanjutkan dengan baca dan menyimak murni.

-Ketika dilakukannya baca-simak murni, salah satu murid diminta untuk


membaca disalah satu halaman dan murid lainnya membuka halaman yang akan
dibaca dan menyimak, selanjutnya murid yang selanjutnya ditunjuk melanjutkan
halaman sesudahnya yang telah dibaca murid sebelumnya, dan murid-murid
lainnya Kembali menyimak bacaan.

c. Kelebihan Metode Ummi

Masruri dan Yusuf (2011;5) menyebutkan bahwa di dalam metode ummi ini
terdapat beberapa kelebihan, yaitu;

a.Kemampuan dalam membaca Al-Qur’an akan lebih meningkat

b.Dapat meciptakan suasana dalam belajar menjadi aktif dimana murid dengan
mudah belajar membaca Al-Qur’an

c.Dengan sistem pembelajaran yang mengeja huruf per huruf maka akan
mempercepat kemampuan siswa menguasai bacaan Al-Qur’an

7
d.Siswa dapat dengan mudah mengenal huruf dengan menghapalkan kata
perkata yang digunakan dalam unsur hurufnya.

e.Dalam pembelajaran tidak menguras waktu yang banyak

f.Murid dapat dengan mudah mengenali berbagai macam suku kata.

Tim Ummi Foundation (2010;17) mengatakan bahwa dengan menggunakan


penerapan metode ummi ini dalam melakukan pembelajaran Al-Qur’an dapat
menambah motivasi siswa dalam belajar membaca Al-Qur’an, serta
mempermudah siswa membaca Al-Qur’an secara tartil, baik dan benar sehingga
dampaknya dapat meningkatkan minat siswa untuk membaca al-qur’an. Karena
dengan metode ummi ini lebih memudahkan untuk anak dan menyenangkan
juga. Dari apa yang dikatakan di atas maka saya dapat menyimpulkan beberapa
hal tentang kelebihan dari metode ummi ini yaitu;

a.Siswa menjadi berminat untuk membaca dan lebih bersemangat serta


termotivasi untuk mempelajari dan memahami Al-Qur’an

b.Suasana kegiatan belajar mengajar menjadi aktif karena murid dapat belajar
membaca dan mengeja huruf

c.Lebih menambah efesiensi dalam menyampaikan materi pembelajaran

d.Meningkatkan interaksi di antara murid dan guru

e.Meningkatkan keaktifan murid dalam belajar membaca al-qur’an

f.Meningkatkan kemampuan dalam membaca al-qur’an.

B. Kemampuan Membaca al-Qur’an


a. Pengertian Kemampuan Membaca al-Qur’an.

Telah kita ketahui bahwa orang yang beriman dan meyakini akan adanya Al-
Qur’an serta selalu membacanya akan mendapatkan ganjaran berupa pahala jika
cara dalam membaca Al-Qur’an tersebut baik dan benar. Orang tidak akan dapat
membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar jika tidak mempelajarinya terlebih
dahulu. Orang tua berperan penting dan berkewajiban untuk mengajarkan Al-
Qur’an kepada anaknya sedari kecil, baik cara membacanya maupun menerapkan
isi kandungan didalam Al-Qur’an kepada kehidupan sehari-hari.

Karena di dalam Al-Qur’an sangat mengandung manfaat yang besar dalam


kehidupan, khususnya untuk menanamkan aqidah yang baik untuk jiwa dan
perilaku anak. Al-Gafidz Assuyuti mengatakan bahwa “Pengajaran al-Qur’an pada

8
anak merupakan dasar pendidikan Islam pertama kali yang harus diajarkan
kepada anak-anaknya” (Hafidz, 1997 : 138).

Yang dimaksud membaca Al-Qur’an disini adalah membaca huruf arab dan tidak
membacanya dalam Bahasa Indonesia, maksudnya adalah dalam membaca Al-
Qur’an harus sesuai dengan aturan Tahsin agar ketika membacanya tidak hanya
asal-asalan tetapi menggunakan aturan-aturan secara perlahan dengan makhraj
dan tajwid yang jelas dan benar.

Prof.Dr.Mahmud Yunus menyebutkan dalam bukunya yang berjudul “Metodik


Khusus Pengajaran Agama” yang berisikan tentang tujuan dalam mempelajari Al-
Qur’an ialah:

 Menjaga Al-Qur’an dan membacanya serta memperhatikan isi kandungannya,


untuk dijadikan pelajaran dan petunjuk umat islam didalam kehidupan sehari-
hari
 Mengingatkan hukum yang ada dalam agama islam yang ada dalam Al-Qur’an
serta untuk memperkuat iman dan menggerakkan umat islam untuk beribadah
serta menjauhi laranganNya
 Meminta ridho kepada Allah SWT dengan kepercayaan dan kemauan yang sah
 Menjadikan berakhlak mulia dengan mengambil kandungan dari Al-Qur’an yang
baik
 Perasaan menjadi tertata dan menumbuhkan rasa dan iman untuk selalu
mendekat kepada Allah SWT.

b. Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah sebuah kitab suci yang diberikan Allah SWT kepada baginda
Nabi Muhammad SAW dengan melalui perantara malaikat Jibril untuk diajarkan
kepada umat muslim di seluruh penjuru dunia. Isi dari Al-Qur’an terdapat
perkataan-perkataan Allah SWT yang dipercayai dan dijadikan umat manusia
sebagai petunjuk serta pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan dari diajarkannya Al-Qur’an secara khusus adalah untuk meningkatkan


kemampuan anak dalam membaca Al-Qur’an secara tartil dan fasih dan dapat
membacanya dengan baik dan benar.

Ketika membaca Al-Qur’an berbeda dengan membaca buku atau membaca bahan
bacaan lainnya, seperti karya seni atau karya ilmiah. Seperti yang sudah kita
ketahui bahwa Al-Qur’an adalah wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT kepada
Nabi Muhammad, didalamnya terkandung petunjuk yang sifatnya umum dan
menjadi ibadah jika diterapkan dalam kehidupan, dan isi kandungannya menjadi
pedoman hidup bagi umat manusia khususnya umat islam (Darajat,2014:90).

9
c. Konsep Pembelajaran Membaca

Membaca tidak kalah penting dengan keterampilan dalam berbahasa, karena


dengan keterampilan membaca siswa bisa mempelajari semua bidang ilmu,
ketika membaca siswa dapat memperluas ilmu pengetahuan dan memperkaya
pengalaman. Tarigan (2008:23) mengatakan bahwa membaca itu merupakan
sebuah proses yang dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk mendapatkan
pesan yang akan disampaikan oleh penulis melalui media kata per kata atau
Bahasa yang ditulis.

Farris (2003:302) menjelaskan tentang membaca ini sebagai sebuah proses kata-
kata, konsep gagasan dan bahkan informasi yang dikemukakan oleh seorang
pengarang yang ada hubungannya dengan pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Jadi, pemahaman akan diperoleh apabila seorang pembaca memiliki
pengetahuan atau pengalaman yang telah dimilikinya sebelum membaca apa
yang akan dibacanya.

Dari penjelasan diatas maka peneliti menemukan hasil dari penelitian ini, bahwa
hasil yang telah di dapat menunjukkan bahwa kemampuan membaca al qur’an
pada pelajar mengacu pada metode UMMI untuk memajukan kefasihan bacaan al
qur’annya. Dilihat dari beberapa aspek sebelum menggunakan metode UMMI,
masih ada yang kurang , seperti kemampuan dalam membaca Al-Qur’an terdapat
banyak kekurangan pada aspek kelancaran, termasuk kurang kefashihannya
pada makhoroj huruf dan juga tajwid nya dalam penerapan membaca Al Qur’an
dan juga kurangnya kepekaan dan ketelitian guru yang kurang dalam menyimak
bacaan.

Metode Ummi pada proses pengajaran perlu mencermati dengan baik dalam
penerapan sistemnya. Pada metode Ummi perlu mengamati 7 program pokok
yang terdapat pada metode Ummi untuk menjamin bobot baik guru dalam
pembelajaran metode Ummi yang ada pada lembaga, yaitu:

1. Tashih: pengkategorikan guru metode Ummi.

Pada lembaga pengguna Ummi, di anjurkan untuk mengikuti tashih. Tashih


merupakan suatu ujian yang dilakukan Ummi daerah dalam rangka mengetahui
kesanggupan calon guru dalam membaca al-Qur’an. mendapati kemampuan guru
merupakan langkah awal dalam memajukan mutu SDM.

Guru yang sudah ditashih akan diketahui sejauh mana kesanggupan guru
tersebut dalam membaca al-Qur’an, jika bacaannya sudah baik dan benar, maka
guru itu akan ditempatkan untuk menjadi pengajar di kelompok tertentu yang

10
sesuai dengan tingkat kesanggupannya. contohnya, ada seorang guru yang
kesanggupan membaca al-Qur’anya hanya ternyata lulus di jilid tiga. berarti, guru
tersebut hanya boleh mengajar jilid satu sampai tiga, karena kesanggupannya
hanya sampai jilid tiga, dan begitu seterusnya.

2. Tahsin : penyamaan bacaan guru metode Ummi

Tahsin ialah strategi rencana pelatihan untuk membenarkan bacaan al-Qur’an


untuk guru di lembaga yang menggunakan metode Ummi. Tahsin sendiri istilah
yang digunakan penyebutan program penyempurnaan membaca al-Qur’an.tujuan
program ini agar memiliki standar bacaan al-Qur’an, bisa memahami dan
mengaplikasikan tajwid dasar serta bisa menguasai bacaan gharib al-
Qur’an.sedangkan tahsin secara teori merupakan memperbaiki, mengindahkan,
menghiasi, mempercantik, membuat lebih baik dari semula. maka, tahsin al-
Qur’an ialah upaya untuk memperbaiki dan mengindahkan bacaan al-Qur’an.

3. Sertifikasi: penyajian dasar metodologi dan manajemen pembelajaran al-


Qur’an pada guru metode Ummi.

Dari apa yang telah ditemukan oleh peneliti dari dokumen laporan sertifikasi
guru Al-Qur’an, sertifikasi merupakan kegiatan pelatihan yang dilakukan 3 hari
untuk menyajikan metodologi bagaimana dalam pengajaran al-qur’an yang baik
dan benar, untuk mengetahui bagaimana pengelolaan dalam kelas ketika
pembelajaran al-qur’an. Bagi guru yang telah dinyatakan lulus dalam kegiatan
tersebut maka guru tersebut akan diberikan sertifikat untuk menjadi pengajar
dalam sebuah lembaga yang mengajarkan Al-Qur’an dengan menggunakan
metode UMMI.

4. Guru yang menerapkan metode UMMI diberi pendampingan yang dilakukan


oleh coordinator di lembaga.
Coaching adalah kegiatan dimana guru pengajar dalam sebuah lembaga yang
menggunakan metode ummi untuk diberikan beberapa pendampingan dan
pembinaan kualitas dalam melakukan pembelajaran Al-Qur’an, tujuannya untuk
melakukan target pencapaian diberikannya bobot belajar bagi siswa kegiatan
coaching. Target kegiatan coaching adalah pembinaan manajemen dan
administrasi pembelajaran, observasi ketika kegiatan belajar mengajar,
pembinaan guru, dan continuous improvement programme.
5. Supervisi: Kegiatan penjagaan sistem metode ummi pada sebuah lembaga.

Selain coaching, ada juga program Bernama supervisi, dimana kegiatan ini
bersifat mengevaluasi dan juga mengontrol kegiatan didalam pembelajaran Al-
Qur’an dan tujuannya adalah untuk mengetahui standar yang ada ketika dalam
adanya pembelajaran Al-Qur’an. Goodwill pengelola, penerapan ketika

11
melakukan pembelajaran Al-Qur’an, Pembuatan jadwal untuk kegiatan belajar
siswa, rasio antara guru dan siswa, proses untuk mengelompokkan siswa,
pembagian waktu untuk tiap tahapan, kelengkapan dalam pembelajaran dan
penggunaan alat peraga untuk pengelolaan kelas merupakan supervisi
pengelolaan pembelajaran Al-Qur’an.

Secara teori, supervisi pembelajaran dapat dikatakan sebagai salah satu


kewajiban untuk memperbaiki keunggulan dalam pendidikan. Supervisi
merupakan sebuah kegiatan pembinaan kepada para guru dan pegawai sekolah
lainnya agar melakukan pekerjaan secara baik dan benar (Purwanto,2000)

6. Munaqasah: evaluasi akhir pembelajaran al-Qur’an oleh Ummi Foundation.

Kebalikan dari supervisi, munaqasah adalah sebuah kegiatan untuk mengevaluasi


pembelajaran Al-Qur’an untuk siswa siswi. Kegiatan evaluasi ini bertujuan untuk
mengetahui apakah pembelajaran dilembaga yang menggunakan metode ummi
ini efisien, kualitas bacaan Al-Qur’an sudah baik dan sesuai dengan tajwid, serta
sudah hapal surah-surah pendek didalam Al-Qur’an apa saja. Hasil yang
didapatkan dari munaqasah adalah hasil akhir dari pembelajaran Al-Qur’an oleh
lembaga yang menggunakan metode ummi sebelum adanya tes yang dilakukan
didepan public atau khataman Al-Qur’an. Dari hasil dilakukannya munaqasah
maka akan terlihat bagaimana performance dalam pembelajaran. Siswa yang
telah lulus kegiatan munaqasah maka dapat dipastikan bahwa siswa ini sudah
sesuai dengan standar yang ingin dicapai oleh sebuah lembaga pengajar Al-
Qur’an.

7. Imtihan & Khotaman: Tes didepan public untuk mengetahui hapalan dan tartil
dalam bacaan

Dari apa yang telah peneliti observasi, khataman adalah sebuah kegiatan laporan
secara langsung untuk menguji kualitas dan hapalan Al-Qur’an para siswa.
Kegiatan ini dilakukan untuk siswa yang telah lulus melaksanakan munaqasah.
Acara khataman melibatkan seluruh stakeholder dan cukup elegan serta
sederhana. Khataman dikatakan laporan umum karena informasi itu
diberitahukan kepada siapapun yang berminat untuk datang, dan yang lebih
diutamakan melihat adalah orang tua, peserta didik dan masyarakat yang tinggal
di sekitar lembaga.

Semua pihak yang terkait harus mendukung penuh terkait keberhasilan dalam
belajar Al-Qur’an. Program khataman ini diadakan untuk memberitahukan
kepada stakeholder bagaimana kualitas siswa dalam belajar Al-Qur’an dilembaga
yang menggunakan metode ummi.

12
Dari ketujuh kegiatan dasar metode ummi yang sudah disebutkan di atas, ada
beberapa langkah yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran
menggunakan metode ummi, langkah-langkah itu meliputi:

oPembukaan

Kegiatan yang dilakukan ketika pembukaan adalah mengkondisikan siswa siswi


agar melakukan persiapan belajar, dilanjutkan dengan mengucapkan salam dan
membaca doa pembuka pembelajaran Al-Qur’an secara serentak.

oApersepsi

Setelah kegiatan berdoa maka akan dilakukan pengulangan materi yang telah
diajarkan sebelumnya yang berkaitan dengan pembelajaran yang akan dilakukan
hari ini.

oPenanaman Konsep

Dilanjutkan dengan penanaman konsep dimana siswa siswi akan dijelaskan


materi apa saja yang akan diajarkan hari ini.

oPemahaman Konsep

Kegiatan dimana siswa diberikan pemahaman dan diberikan Latihan atas apa
yang telah diajarkan hari ini dapat berupa contoh-contoh yang telah tertulis dan
berkaitan dengan pokok pembahasan.

oLatihan/Keterampilan

Siswa diminta untuk mengulang dan melancarkan bacaan atau Latihan yang ada
pada halaman pokok bahasan.

oEvaluasi

Kemampuan dan kualitas bacaan siswa akan di evaluasi atau di obserbasi dan
diberikan penilaian menggunakan buku prestasinya masing-masing.

oPenutup

Guru akan mengkondisikan siswa untuk tetap tertib, lalu dilanjutkan dengan
membaca doa penutup pembelajaran dan akan diakhiri dengan salam penutup
kepada guru.

a) Motto Dalam Pengajaran Menggunakan Metode UMMI

Dalam metode ummi ini tidak hanya sekedar metode yang dimana hanya
melakukan interaksi berbicara menggunakan buku dalam cara pengajarannya.

13
Tetapi lebih kepada sebuah sistem pembelajaran dalam belajar membaca Al-
Qur’an. Dalam pembelajaran menggunakan metode ummi ini diharapkan dapat
efektif dan efesien dalam proses belaja membaca Al-Qur’an.

Metode UMMI mempunyai 3 motto, yang mana guru yang mengajar


menggunakan metode UMMI hendaknya memegang teguh 3 motto ini, yaitu;

1.Mudah

Metode UMMI dibuat untuk mempermudah siswa dalam mempelajari Al-Qur’an,


serta mudah diajarkan oleh guru dan juga mudah diimplementasikan dalam
pengajarannya.

2.Menyenangkan

Dalam metode UMMI proses pembelajarannya dilakukan dengan menarik dan


menggunakan pendekatan yang menyenangkan sehingga tidak ada kesan
tertekan dan takut dalam melaksanakan pembelajaran

3.Menyentuh Hati

Guru yang mengajar menggunakan metode UMMI tidak hanyak memberikan


pembelajaran secara materi dan teori saja, akan tetapi juga menyampaikan apa
saja kandungan-kandungan yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan
diimplementasikan dalam sikap ketika pelaksanaan pembelajaran.

b) Kemampuan Membaca Al-Qur’an

Kemampuan dalam membaca Al-qur’an adalah keterampilan yang dimiliki oleh


siswa dalam melafazkan bacaan berupa huruf yang diucapkan (makhrijul huruf)
dan tajwidnya sesuai dengan kaidah yang telah berlaku, dalam hal ini
kemampuan membaca Al-qur’an dimasukkan menjadi beberapa kategori, yaitu;
rendah, sedang, dan tinggi. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan ketika
melihat kemampuan membaca Al-qur’an yaitu ;

1.Guru mengawali bacaan terlebih dahulu dan kemudian disusul siswa. Dengan
car aini guru dapat melaksanakan cara pembacaan huruf yang benar
menggunakan lidah. Kemudian siswa akan melihat dan dapat mempraktekkan
keluarnya huruf dari lidah guru untuk ditiru, hal ini disebut sebagai musyafahah
atau lidah

2.Murid membaca di depan gurur, dan guru menyimak bacaan murid. Cara ini
dikenal dengan metode sorogan atau ardul qira’ah meyetorkan bacaan.

14
3.Guru mengulangi bacaan secara berulang-ulang, sedangkan murid
mengikutinya degan satu persatu kata dan kalimat juga dilakukan secara
berulang-ulang hingga bacaan benar.

Didalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode UMMI dapat


menggunakan waktu sekitar 1 jam, dengan waktu yang diberikan
pelaksanaannya berjalan dengan lancar. Dalam pengajaran menggunakan metode
UMMI biasa menggunakan alat peraga, alat peraga ini biasa digunakan di depan
kelas dan dibaca secara klasikal.

Dalam mengobservasi, peneliti telah menemukan bahwa siswa yang


menggunakan metode UMMI dalam belajar membaca Al-qur’an menjadi lebih
meningkat dan baik dalam makhroj hurufnya, serta kelancaran bacaannya dan
fasihnya dalam pengucapan tajwid.

15
PENUTUP

Menurut paparan data yang di analisis dapat di simpulkan bahwa menerapkan


metode pembelajaran Ummi untuk meningkatkan kemampuan dalam membaca
Al-Qur'an adalah melakukan beberapa tahap yaitu Guru/Ustadz mengucapkan
salam kepada siswa, dilanjutkan membaca surah Al-Fatihah,selanjutnya
membaca doa kepada kedua Orang Tua dan Doa Nabi Musa As, lalu membaca doa
belajar sebelum memulai pembelajaran, selanjutnya memulai pembelajaran
menghafal surah-surah pendek, mengulang kembali pembelajaran yang
dilakukan di pertemuan sebelumnya, memberikan tugas rumah sesuai dengan
materi yang di bahas sesuai dengan kebutuhan, dan di akhir pembelajaran semua
siswa membaca doa akhir pelajaran dan dibaca bersama-sama.

Metode pembelajaran Ummi sangat efektif terhadap siswa karena dalam hal itu
dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-qur'an siswa, dan juga dapat lebih
memahami lebih dalam mengenai Al-Qur'an tentang bacaan panjang-pendek,
Waqaf (tempat berhenti), lalu cara bagaimana siswa dapat mengelola nafas
dengan baik saat membaca Al-Qur'an menggunakan Tartil. dan dalam hal itu juga
metode Ummi mempunyai kelebihan yang dapat diambil yaitu siswa bisa
mempelajari membaca atau mengeja huruf-huruf sehingga dengan itu dapat
mempercepat penguasaan kemampuan siswa dalam mempelajari Al-Qur'an.

Metode pembelajaran metode Ummi sendiri terdapat 4 metode pengajaran yang


dapat di gunakan kepada siswa yaitu metode Private atau Individual, Klasikal
individual, Klasikal baca simak, Klasikal baca simak murni. dari penerapan 4
metode itu diharapkan kepada siswa-siswi dapat lebih aktif, dalam membaca,
memahami, dan lebih giat dalam mempelajari al-Qur'an.

16
DAFTAR RUJUKAN
Annur, Ahmad. 2010. Panduan Tahsin Tilawah al-Qur’an & Ilmu Tajwid. Jakarta:
Pustaka al-Kutsar.
Emzir, 2010. Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Harun, Rochajat. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Pelatihan. Bandung:
CV. Mandar Maju.
Kasiram, Moh. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. Malang: UIN
Maliki Press.
Moleong, Lexy J.. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitiaan: Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.

17

You might also like