You are on page 1of 16

ARTIKEL HASIL PENELITIAN

STRUKTUR GERAK TARI PAKARENA BURA’NE


CANGGOLONG-GOLONG DI KELURAHAN ANRONG APPAKA
(PACCE’LANG) KECAMATAN PANGKAJE’NE
KABUPATEN PANGKEP

OLEH:
NELAN FENTY MARDIAN M
1582142001

DOSEN PEMBIMBING
Syakhruni, S.Pd., M.Sn
Bau Salawati, S.Pd., M.Sn

PROGRAM STUDI SENI TARI


JURUSAN SENI PERTUNJUKAN
FAKULTAS SENI DAN DESAIN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
ABSTRACT

Nelan Fenty Mardian M. 2019. The Structure of Pakarena Bura'ne


Canggolong-Golong Dance Movement in Anrong Appaka Village
(Pacce'lang), Pangkaje'ne District, Pangkep Regency. Thesis. Dance Study
Program, Faculty of Art and Design, Makassar State University.
This researcher aims to obtain clear and accurate data regarding: Structure of the
Dance of Pakarena Bura'ne Canggolong-Golong in Anrong Appaka Village
(Pacce'lang) Pangkaje'ne District Pangkep Regency analyzed or described from
the background of Pakarena Bura'ne dance and levels - the level of the movement
to form a dance form in its entirety starting from the motive of the motion, the
phrase of the motion and the sentence of the motion. This research is a qualitative
study using descriptive methods. The technique used to get the data in this
research is literature study, observation, interview, and documentation. From the
research results of Pakarena Bura'ne Canggolong-Golong Dance Structure in
Anrong Appaka Village (Pacce'lang), Pangkaje'ne Subdistrict, Pangkep Regency,
there are two motions consisting of 3 motives, 3 motion phrases including 1 force
phrase and 2 seleh phrases , and there are 2 motion sentences.
ABSTRAK

Nelan Fenty Mardian M. 2019. Struktur Gerak Tari Pakarena Bura’ne


Canggolong-Golong Di Kelurahan Anrong Appaka (Pacce’lang) Kecamatan
Pangkaje’ne Kabupaten Pangkep. Skripsi. Program Studi Seni Tari, Fakultas
Seni dan Desain, Universitas Negeri Makassar.
Peneliti ini bertujuan memperoleh data yang jelas dan akurat mengenai:
Struktur Gerak Tari Pakarena Bura’ne Canggolong-Golong Di Kelurahan Anrong
Appaka (Pacce’lang) Kecamatan Pangkaje’ne Kabupaten Pangkep yang dianalisis
atau diuraikan dari latar belakang tari Pakarena Bura’ne dan tataran-tataran
geraknya hingga tersusun suatu bentuk tari secara utuh dimulai dari Motif gerak,
Frase gerak dan Kalimat gerak. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
dengan menggunakan metode deskriptif. Teknik yang digunakan untuk
mendapatkan data-data dalam penelitian ini yaitu studi pustaka, observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian Struktur Gerak Tari Pakarena
Bura’ne Canggolong-Golong Di Kelurahan Anrong Appaka (Pacce’lang)
Kecamatan Pangkaje’ne Kabupaten Pangkep terdapat dua ragam gerak yang
terdiri dari 3 motif gerak, 3 frase gerak diantaranya 1 frase angkatan dan 2 frase
seleh, dan terdapat 2 kalimat gerak.
PENDAHULUAN kelompok tari tradisi ialah semua tarian
A. Latar Belakang yang telah mengalami perjalanan
Tari merupakan suatu bentuk sejarah yang cukup lama serta bertumpu
pernyataan imajinatif yang tertuang pada pola-pola tradisi yang telah ada.
melalui medium kesatuan simbol- Sulawesi Selatan mempunyai
simbol gerak, ruang, waktu dengan seni budaya tradisional yang tidak
struktur tari dan ragam tari. Tari yang sedikit dan merupakan suatu bukti
substansi bakunya adalah gerak, dimana bahwa rakyat Sulawesi Selatan
gerak merupakan salah satu media mempunyai jiwa seni yang tinggi. Nilai
ungkap ekspresi jiwa manusia yang seni budaya tradisional yang ada harus
mempunyai karakteristik struktur dijaga akan kelestariannya agar tidak
tertentu di samping cabang kesenian punah. Salah satu diantaranya yang
lainnya. Gerak merupakan salah satu terdapat di Sulawesi Selatan tepatnya di
unsur utama dalam tari, gerak Kabupaten Pangkep yakni Tari
merupakan peralihan tempat atau Pakarena Bura’ne.
kedudukan, gerak dalam tari merupakan Tari Pakarena Bura’ne
unsur pokok atau dasar dimana tubuh diperkirakan lahir pada abad ke-17 di
berpindah posisi dari satu posisi ke Sanggar Budaya Kerajaan Siang.
posisi berikutnya, rangkaian-rangkaian Kerajaan Siang adalah salah satu
gerak ditata sedemikian rupa hingga sanggar tertua yang terdapat di
membentuk suatu tari yang utuh Kabupaten Pangkep yang berdiri sejak
Tari merupakan gerak ekspresi tahun 1600an abad ke 16. Kata
jiwa manusia yang diungkapkan melalui Pakarena yang artinya Pemain
gerak-gerak ritmis yang indah. Tari sedangkan Bura’ne yang artinya laki-
sebagai bagian dari kebudayaan laki Tari Pakarena Bura’ne merupakan
manusia dengan mudah dapat dijumpai suatu tarian tradisi asli dari Kabupaten
di berbagai belahan bumi ini dalam Pangkep yang ditarikan oleh
berbagai bentuk dan fungsinya. Dengan sekelompok laki- laki yang berjumlah
mengamati bentuk dan gerak, kita genap dan ditarikan pada saat warga
dapat mengenali keragaman budaya tari setempat Turun sawah atau Mappalili’
dari berbagai kelompok masyarakat ketika keyakinan manusia pada masa
yang tersebar di berbagai pelosok dunia, lampau tergantung pada alam.
termasuk didunia ini. Dalam kajian tari, Tari Pakarena Bura’ne hanya
aspek gerak secara wujud atau bisa ditarikan oleh kaum pria saja. Tari
bentuknya disebut ruang, iramanya Pakarena Bura’ne ini mempunyai nilai
disebut waktu dan tenaganya disebut sejarah yang cukup panjang. Dimana,
energi. Ketiganya (ruang, waktu, dan tarian ini lahir pada saat peperangan
energi) disebut elemen dasar tari, karena masa penjajahan Indonesia melawan
aspek fisik dalam tari akan menyangkut Belanda. Kostum tarian ini
ketiga elemen tersebut. menceritakan arti tersendiri yakni penari
Tari Tradisional adalah suatu menggunakan rok berwarna merah yang
bentuk tari yang mengandung nilai-nilai berarti berani dan celana panjang atau
luhur dan bermutu tinggi yang dibentuk Barocci’ berwarna putih yang artinya
dalam pola-pola gerak tertentu dan telah suci. Pada saat peperangan,Indonesia
berkembang dari masa serta berkesempatan memperlihatkan bendera
mengandung nilai-nilai filosofi yang negaranya melalui kostum bawahan
dalam, simbolis, relijius, dan tradisi yang berwarna merah putih tersebut
yang tetap. Tari yang termasuk dalam sambil bereriak “hay para pemuda, ini
adalah bendera kesatuan Negara di Keluarahan Anrong Appaka terdapat
Indonesia yakni merah putih” dan apa Tarian Pakarena Bura’ne.
bila Belanda datang Indonesia lalu
mengambil posisi duduk agar bendera B. Rumusan Masalah
kesatuannya tidak dilihat oleh Belanda Berdasarkan latar belakang yang
(wawancara Jufri, 1 Maret 2019). dijelaskan di atas maka dirumuskan
Tari Pakarena Bura’ne terdiri pokok permasalahan penelitian sebagai
dari tiga macam jenis diantaranya Tari berikut:
Pakarena Bura’ne Canggolong-golong, 1. Bagaimana Latar Belakang Tari
Tari Pakarena Bura’ne Kipasa’ / sapu Pakarena Bura’ne di Kelurahan
tangan, dan Tari Pakarena Bura’ne Anrong Appaka (Pacce’lang)
Banrangang. Tari Pakarena Bura’ne Kecamatan Pangkaje’ne Kabupaten
Canggolong-golong yang Pangkep ?
menggambarkan tentang kesatria yang 2. Bagaimana Struktur Gerak Tari
sedang berperang di medan perang Pakarena Bura’ne Canggolong-
dengan menggambarkan tentang kisah golong di Kelurahan Anrong Appaka
mengalahkan lawan-lawannya, (Pacce’lang) Kecamatan Pangkaje’ne
sedangkan Tari Pakarena Bura’ne Kabupaten Pangkep?
Kipasa’/ sapu tangan yakni tarian yang
menggambarkan rasa jatuh cinta muda- C. Tujuan Penelitian
mudi yang sedang dimadu kasih dengan Berdasarkan rumusan masalah
melambaikan kipas dan sapu tangan, yang dikemukakan di atas maka
yang terakhir Tari Pakarena Bura’ne penelitian ini bertujuan:
Banrangang yakni tarian yang 1. Untuk mengetahui Latar belakang
menggambarkan tentang seseorang Tari Pakarena Bura’ne di
pengawal raja yang membawa tombak Kelurahan Anrong Appaka
yang di ujungnya terdapat besi dan (Pacce’lang) Kecamatan
bulu ekor kuda. Pangkaje’ne Kabupaten Pangkep.
Pada penelitian ini, peneliti lebih 2. Untuk mengetahui Struktur Gerak
tertarik meneliti tentang tarian Tari Pakarena Bura’ne
Pakarena Bura’ne Canggolong-Golong Canggolong-golong di Kelurahan
karena pada umumnya dimana-mana Anrong Appaka (Pacce’lang)
yang terkenal hanya tari Pakarena Kecamatan Pangkaje’ne Kabupaten
Baine saja, dan jarang ada yang Pangkep.
mengetahui bahwa tari Pakarena
Bura’ne ini ada. Salah satu alasan saya D. Manfaat Penelitian
juga yaitu tidak selamanya tarian laki- Penelitian ini di harapkan dapat
laki hanya bisa ditarikan oleh laki-laki, bermanfaat untuk:
melainkan perempuan juga bisa 1. Meningkatkan pengetahuan kepada
mempelajarinya dan pada penelitian ini masyarakat dan generasi mengenai
penulis akan lebih mempelajari struktur tari Tradisional yang ada di
gerak tarian tersebut. Tari Pakarena Sulawesi Selatan.
Bura’ne ini juga sangat penting diteliti 2. Sebagai acuan untuk penelitian
karena tarian masih jarang ditampilkan dalam bidang yang sama dan bahan
melainkan hanya pada acara tertentu masukan bagi pelestarian tari di
saja, dan dengan membaca penelitian ini Indonesia.
agar masyarakat dapat mengetahui
bahwa di Kabupaten Pangkep tepatnya
3. sebagai bahan peneliti informasi C. Teknik Pengumpulan Data
dan masukan pula untuk peneliti Teknik pengumpulan data
selanjutnya. merupakan suatu langkah yang paling
strategis dalam suatu penelitian, karena
METODE PENELITIAN tujuan utama peneliti adalah untuk
penelitian adalah untuk mendapatkan
A. Jenis Penelitian data. Teknik pengumpulan data di
Dalam penelitian ini, peneliti lakukan untuk memperoleh informasi
memilih jenis penelitian kualitatif. yang dibutuhkan dalam rangka
Penelitian kualitatif penarikan mencapai tujuan penelitian. Untuk
kesimpulan tidak berdasarkan inferensi mendapatkan data yang akurat tentang
statistic tetapi didukung oleh Struktur gerak Tari Pakarena Bura’ne
berdasarkan kasus-kasus actual di Canggolong-golong di Kelurahan
lapangan. Proses penelitian kualitatif Anrong Appaka (Pacce’lang)
mempunyai suatu periode yang Kecamatan Pangkaje’ne Kabupaten
dilakukan berulang-ulang, sehingga Pangkep, maka peneliti menggunakan
keadaan yang sesungguhnya dapat empat metode penelitian dalam
diungkapkan secara cermat dan pengumpulan data diantaranya studi
lengkap. Proses tersebut di mulai pustaka, observasi, wawancara, dan
dengan survey pendahuluan untuk dokumentasi.
mendeteksi situasi lapangan dan 1. Studi Pustaka
karakteristik subyek (masyarakat atau Studi pustaka adalah salah satu
kebudayaan tertentu) yang akan menjadi pengumpulan data dengan cara
penelitian (Latief, 2016: 40-41). menelaah berbagai sumber pustaka
B. Sasaran dan Responden dalam mencari dokumen yang
1. Sasaran relevan dijadikan sebagai landasan
Sasaran merupakan sesuatu dalam penelitian tari Pakarena
yang ingin dicapai oleh individu, Bura’ne. Dalam teknik ini peneliti
dan sasaran juga dapat diartikan mencari dan membaca buku
sebagian tujuan. Sasaran dalam referensi yang relevan tentang
penelitian ini yakni tari Pakarena permasalahan yang diteliti dan juga
Bura’ne di Kelurahan Anrong mencari teori tentang tari.
Appaka (Pacce’lang) Kecamatan 2. Observasi
Pangkaje’ne Kabupaten Pangkep. Teknik observasi digunakan
2. Responden untuk melihat secara langsung
Responden merupakan jawaban kelokasi penelitian dengan cara
atas pertanyaan yang diajukan oleh melakukan kunjungan lapangan dan
kepentingan peneliti. Informan dari melakukan wawancara terhadap
peneliti ini yaitu Muh. Jufri Djohar narasumber tentang Tari Pakarena
selaku budayawan dan pemelihara Bura’ne Canggolong-golong.
tarian dan Pak Adam Kaik selaku Observasi harus dilakukan secara
penari tari Pakarena Bura’ne di sistematis agar sedapat mungkin
Kelurahan Anrong Appaka valid.
(Pacce’lang) Kecamatan Observasi ini dilakukan untuk
Pangkaje’ne Kabupaten Pangkep. mengetahui kebenaran akan objek
yang akan diteliti. Observasi
dilakukan dengan cara melihat
langsung kehidupan bapak Adam
kaik dan Muh Jufri Djohar, melihat Adapun dokumen-dokumen
dokumen berupa foto, dan beberapa yang dimaksudkan berupa
pertunjukan Tari Pakarena Bura’ne pengambilan gambar tari Pakarena
yang sudah pernah ditampilkan. Bura’ne Canggolong-golong,
3. Wawancara kostum, serta alat-alat musik yang
Wawancara adalah suatu digunakan dengan menggunakan
bentuk komunikasi verbal untuk kamera handphone selain itu juga
memperoleh informasi dari dilakukan perekaman suara dari
responden. Wawancara setiap wawancara yang dilakukan
memerlukan keterampilan untuk dengan menggunakan handphone
mengajukan pertanyaan, dan merekam video dari gerak
kemampuan untuk menangkap tarian yang diteliti.
buah pikiran dan perasaan orang
serta merumuskan pertanyaan baru D. Teknik Analisis Data
dengan cepat untuk memperoleh Melalui teknik analisis ini
keterangan yang diperlukan. diharapkan peneliti akan melahirkan
Wawancara dilakukan dengan kesimpulan berupa proposisi yang
tanya jawab secara langsung berkaitan dengan tujuan penelitian.
dengan beberapa responden yang Seluruh kegiatan yang dilakukan
dianggap memahami dan mengerti kemudian ditulis dalam suatu laporan
masalah yang akan diteliti dengan kemudian ditulis dalam laporan yang
tujuan memperoleh keterangan terinci dan sistematis. Langkah-langkah
mengenai latar belakang yang ditempuh dalam analisis data
keberadaan Tari Pakarena Bura’ne menurut Matthew B. Miles & A.
dan Struktur gerak Tari Pakarena Michael Hubernam (2003:193-196)
Bura’ne Canggolong-golong. yaitu:
Dalam penelitian ini terdapat 1. Reduksi Data
dua narasumber yang sempat Reduksi data sebagai suatu
diwawancarai oleh peneliti yakni proses pemilihan, pemusatan,
Adam Kaik dan Muh Jufri Djohar. perhatian, penyerdanaan,
Adam Kaik adalah salah satu penari pengabstrakan dan transformasi
Tari Pakarena Bura’ne yang masih data kasar yang muncul dari
hidup, sedangkan Muh Jufri Djohar catatan-catatan lapangan sehingga
salah satu pemerhati budaya data itu memberi gambaran yang
sekaligus pemelihara Tari lebih jelas tentang hasil wawancara,
Pakarena Bura’ne. dokumentasi dan observasi.
4. Dokumentasi Mereduksi data berarti
Dokumentasi adalah salah satu merangkum, memilih hal-hal yang
teknik pengumpulan data dengan pokok tentang Pakarena Bura’ne
cara mencari sumber yang ada Canggolong-Golong dan
kaitannya dengan penelitian, memfokuskan pada hal-hal yang
pengumpulan data yang dilakukan penting. Dengan demikian, data
dengan cara mengumpulkan yang direduksi akan memberikan
dokumen-dokumen yang berkaitan gambaran yang lebih jelas dan
dengan latar belakang keberadaan mempermudah penelitian untuk
Tari Pakarena Bura’ne dan melakukan pengumpulan data,
struktur gerak Tari Pakarena setelah proses pengumpulan data
Bura’ne Canggolong-golong. hasil observasi, wawancara dan
dokumentasi kemudian Verifikasi data (kesimpulan)
diklarifikasikan dengan merangkum yaitu peneliti membuat kesimpulan
hal-hal pokok tentang Struktur berdasarkan data yang telah
Gerak Tari Pakarena Bura’ne diproses melalui reduksi dan
Canggolong-Golong di Kelurahan display data. Penarikan kesimpulan
Anrong Appaka (Pacce’lang) yang dikemukakan bersifat
Kecamatan Pangkaje’ne Kabupaten sementara dan akan berubah bila
Pangkep. tidak ditemukan bukti yang kuat
2. Display Data mendukungnya. Pada tahap
Display data (penyajian data) pengumpulan data berikutnya.
yaitu sekumpulan informasi Namun, apabila kesimpulan yang
tersusun memberi kemungkinan dikemukakan pada tahap awal
adanya penarikan kesimpulan dan didukung oleh bukti-bukti yang
pemgambilan tindakan. Dalam valid dan konsisten saat peneliti
penelitian kualitatif penyajian data kembali kelapangan
dilakukan dalam bentuk uraian mengumpulkan data maka
singkat, bagan, table, grafik dan kesimpulan yang dikemukakan
sejenisnya. Semua itu dirancang merupakan kesimpulan yang benar
guna menggambarkan informasi dan dapat dipercayai.
yang tersusun dalam suatu bentuk Data dari wawancara dengan
yang padu dan mudah diraih. informan tentang tari Pakarena
Setelah dilakukan reduksi data, Bura’ne Canggolong-Golong
data mengenai Tari Pakarena tersebut setelah direduksi dan
Bura’ne Canggolong-Golong ini mendapat penemuan-penemuan
dikelompokkan kemudian baru kemudian penyajian data yang
dijabarkan dalam bentuk tulisan berpola dengan pokok
deskritif agar mudah dipahami permasalahan yang ada ditarik
secara keseluruhan dan juga dapat kesimpulan dari data-data tersebut
menarik kesimpulan untuk agar jelas. Kesimpulan dari data-
melakukan penelitian selanjutnya. data di lapangan dengan didukung
Peneliti akan tetap fokus mengenai bukti-bukti yang ada tentang
Tari Pakarena Bura’ne Pakarena Bura’ne Canggolong-
Canggolong-Golong mengenai latar Golong sama dan benar adanya.
belakang tari tersebut dan Struktur Langkah-langkah analisis data
Gerak Tari Pakarena Bura’ne digunakan untuk memberikan
Canggolong-Golong di Kelurahan penjelasan secara keseluruhan
Anrong Appaka (Pacce’lang) tentang Struktur Gerak Tari
Kecamatan Pangkaje’ne Kabupaten Pakarena Bura’ne Canggolong-
Pangkep. Dengan demikian, Golong di Kelurahan Anrong
penarikan kesimpulan dari peneliti Appaka (Pacce’lang) Kecamatan
ini tidak akan meluas dan tetap Pangkaje’ne Kabupaten Pangkep.
pada Struktur Gerak Tari Pakarena
Bura’ne Canggolong-Golong di
Kelurahan Anrong Appaka
(Pacce’lang) Kecamatan
Pangkaje’ne Kabupaten Pangkep.
3. Verifikasi Data
HASIL PENELITIAN DAN seterusnya, yang ditarikan oleh
PEMBAHASAN laki-laki.
A. Hasil Penelitian Tari Pakarena Bura’ne
1. Letak Geografis Kabupaten diperkirakan lahir pada abad ke-17
Pangkep di Sanggar Budaya Kerajaan Siang.
Kabupaten Pangkaje’ne dan Tari ini berdiri pada saat Kerajaan
Kepulauan terletak di bagian barat Siang bergabung dengan Kerajaan
dari Provinsi Sulawesi Selatan, Tallo dan membentuk
dengan ibu kota Pangkaje’ne dan pemerintahan yang bernama
sebagai pusat pelayanan wilayah “Oppoka” sebagai pemerintah
bagi Kabupaten Pangkaje’ne dan tertinggi di Kerajaan Siang. Setelah
Kepulauan, selain itu karena islamisasi Gowa dan Tallo,
letaknya yang sangat strategis dekat Kerajaan Siang menerima agama
dengan Ibu Kota Provinsi Sulawesi islam seutuhnya dan dijadikan basis
Selatan. Berdasarkan letak pengembangan agama islam.
astronomi, Kabupaten Pangkaje’ne Terdapat berbagai macam-macam
dan Kepulauan berada pada 11.00’ pendapat serta keterangan
Bujur Timur dan 040.40’-080.00’ mengenai asal usul taria Pakarena
Lintang Selatan. Bura’ne. Namun menurut legenda,
2. Latar Belakang Tari Pakarena asal usul tari Pakarena Bura’ne ini
Bura’ne berasal dari Tallo, ketika Gowa
Masyarakat Sulawesi Selatan dan Tallo bergabung sebagai
terdiri dari atas empat rumpun etnis kerajaan kembar dan Bandar
diantaranya Makassar, Bugis, pelabuhan masih ada dimuara
Mandar dan Toraja. Setiap suku sungai Tallo (Rahmawati, 2006:
memiliki ciri khas tersendiri. Sama 24).
halnya dengan salah satu tarian Konon ceritanya, pada suatu
yang terdapat di etnis Bugis yakni hari berlabuhlah salah satu perahu
Tari Pakarena Bura’ne. asing yang belum melaporkan akan
Seperti yang telah diuraikan kedatangannya, sehingga
pada pembahasan-pembahasan masyarakat setempat tidak
sebelumnya, tari Pakarena Bura’ne mengetahui asal-usul serta tujuan
yang merupakan tari Tradisional kedatangan mereka. Kemudian raja
yang lahir dan berkembang pada memerintahkan seseorang agar
masyarakat kelurahan Anrong mencari tahu alasan kedatangannya
Appaka (Pacce’lang) kecamatan apakah dia raja atau utusan dari
Pangkaje’ne Kabupaten Pangkep, salah satu kerajaan ? Apakah dia
yakni sebagai kebudayaan yang saudagar atau pedagang ?, Apakah
perlu dijaga keberadaannya. Tari dia lawan atau musuh ? Dan
Pakarena Bura’ne adalah salah satu berbagai pertanyaan yang
tarian yang memiliki perpaduan dilontarkan satu persatu dijawab
seni tari dan seni suara yang oleh juragan kapal. Lalu juragan
diiringi oleh alat musik tradisional kapal berkata dari berbagai
seperti gendang, gong, anak pertanyaan anda tidak ada salah
baccing, dan pui’- pui’, yang satunya yang benar melainkan saya
disertai dengan penari yang adalah seniman yang terdampar dan
berjumlah genap seperti 4, 6, 8 dan memerlukan pertolongan, dan
dikapalnya terdapat alat musik yang
terdiri dari dua buah gendang, anak 3. Struktur gerak Tari Pakarena
baccing, pui’-pui’ dan satu buah Bura’ne Canggolong-golong
gong, dan perkenalkan kami adalah Struktur tari adalah salah
penari Pakarena Bura’ne. Mereka suatu organisasi keseluruhan dari
datang dengan jumlah 13 orang hubungan antara karakteristik di dalam
dimana yang terdiri dari 6 orang tari. Struktur gerak tari merupakan
penari, 5 pemusik dan 1 awak kapal rangkaian atau susunan dari gerak-gerak
dan semuanya laki-laki. Setelah tari yang tersusun menjadi satu. Berikut
mendengar semua penjelasan dari struktur tari Pakarena Bura’ne
juragan perahu, lalu utusan raja Canggolong-Golong dari tataran-tataran
menyampaikan semua apa yang didominasi oleh gerakan tangan, bahu,
disampaikan oleh juragan perahu lutut dan kaki, hingga geraknya
tersebut. tersusun hingga menjadi suatu tari yang
Setelah mendengar semua utuh yang dimulai dari motif gerak,
apa yang disampaikan oleh frase gerak, dan kalimat gerak.
bawahan raja, kemudian raja a. Motif Gerak Tari Pakarena
memanggil seniman tersebut Bura’ne Canggolong-Golong
keistana untuk mengadakan Menurut Martin dan Pesover
pertunjukan guna menghibur raja (dalam Royce. 2007: 17) motif
dan masyarakat. Semua seniman merupakan unit organik terkecil
sangat bangga dengan diterimanya dalam tari, yaitu unit di mana pola
oleh raja diistana pada saat itu, dan ritme dan kinetik membentuk sutu
raja menerimanya sebagai penari struktur yang secara relatif mirip
kerajaan serta tariannya dan berulang atau muncul kembali.
dibudayakan sebagai tarian resmi Deskripsi Motif Gerak (1) pada
kerajaan (wawancara Jufri, 1 Maret ragam 1 Tari Pakarena Bura’ne
2019). Canggolong-Golong.
Setelah beberapa tahun Tangan kanan memegang
kemudian terdapat banyak pedang dan tangan kiri memegang
perubahan yang terjadi pada tari tameng. Selanjutnya gerakan
Pakarena Bura’ne, yang dimana tangan penari yang diayunkan
awalnya tarian ini tidak memiliki secara bersamaan kedepan perut
syair dan akhirnya dibuatkanlah dengan melangkahkan kaki kanan 1
syair-syair yang dapat dimengerti langkah kedepan dan diikuti kaki
oleh masyarakat setempat tepatnya kiri dengan posisi sedikit ditekuk
di Kabupaten Pangkep. Awalnya sehingga posisi badan penari sedikit
juga penari tidak mengenakan baju membungkuk, kedua tangan
dan sekarang sudah mengenakan diayunkan ke depan secara
baju seperti manset kulit. Sampai bersamaan dengan posisi properti
sekarang tarian ini masih tetap yang bersentuhan. Selanjutnya kaki
dilestarikan dan dengan menjaga kiri mundur dan diikuti kaki kanan
kelestarian tari Pakarena Bura’ne dengan posisi tangan kanan yang
tersebut diperlukan persiapan serta diayunkan keatas bahu kanan dan
pedoman atau panduan yang berupa tangan kiri di depan perut. Gerakan
naskah, guna sebagai tuntunan bagi ini dilakukan sampai syair tarian
generasi yang selanjutnya. selesai.
Deskripsi Motif Gerak (2) sebagai penyelesaian frase
pada ragam 1 Tari Pakarena angkatan (Suharto, 1983: 18).
Bura’ne Canggolong-Golong. 1) Frase Angkatan (a)
Posisi properti masih tetap Terdiri dari motif gerak (1)
sama. Geraknya posisi kaki kanan dan (2) pada ragam 1, yaitu
penari melangkah 1 langkah sebelum masuk dimotif gerak 2
kedepan lalu diikuti kaki kiri dan pada motif gerak (1) terdapat
kaki kiri sedikit ditekuk di belakang gerakan Akkaleo’ yang di mana
kaki kanan dengan posisi tangan penari melakukan gerakan tangan
kanan penari menyentuhkan penari yang diayunkan secara
properti yang disebelah kiri bersamaan kedepan perut dengan
selanjutnya kaki kiri mundur dan melangkahkan kaki kanan 1
diikuti kaki kanan yang mundur langkah kedepan dan diikuti kaki
dengan posisi tangan kanan yang kiri dengan posisi sedikit ditekuk
memegang pedang membuka sehingga posisi badan penari sedikit
kesamping. Gerakan ini dilakukan membungkuk, kedua tangan
sebanyak 4 kali putaran. diayunkan kedepan secara
Deskripsi Motif Gerak (3) bersamaan dengan posisi properti
pada ragam 2 Tari Pakarena yang bersentuhan. Selanjutnya kaki
Bura’ne Canggolong-Golong. kiri mundur dan diikuti kaki kanan
Sebelum melakukan gerakan dengan posisi tangan kanan yang
ini penari terlebih dahulu malukan diayunkan keatas bahu kanan dan
penghormatan. Gerakan ini penari tangan kiri di depan perut. Gerakan
sudah memainkan bahu, geraknya ini dilakukan sampai syair tarian
yaitu bahu kanan dan bahu kiri selesai.
diangkat secara bersamaan dengan 2) Frase Seleh (b)
posisi kaki yang diangkat secara Terdiri dari motif gerak (2)
bergantian, dan tangan kanan yang pada ragam 1 gerak ini merupakan
memegang pedang diletakkan di penyelesaian dari frase angkatan di
bahu kanan dan tangan kiri yang atas. Posisi properti masih tetap
memegang perisai (tameng) berada sama. Geraknya yaitu posisi kaki
sejengkal di depan perut. Gerakan kanan penari melangkah 1 langkah
ini dilakukan sebanyak 4 x 8 ke depan lalu diikuti kaki kiri dan
hitungan. kaki kiri sedikit ditekuk di belakang
b. Frase gerak Tari Pakarena Bura’ne kaki kanan dengan posisi tangan
Canggolong-Golong kanan penari menyentuhkan
Frase gerak merupakan properti yang disebelah kiri
kesatuan dari motif gerak yang di selanjutnya kaki kiri mundur dan
kembangkan baik dengan diikuti kaki kanan yang mundur
penmgulangan maupun di dengan posisi tangan kanan yang
fariasikan, frase gerak bisa terdiri memegang pedang membuka
dari satu motif gerak atau beberapa kesamping. Gerakan ini dilakukan
motif. Frase gerak terdiri dari dua sebanyak 4 kali putaran.
yakni frase angkatan adalah 3) Frase Seleh (c)
kesatuan dari beberapa motif gerak Terdiri dari motif gerak (3)
yang belum berakhir, sedangkan sebelum masuk gerak motif ini
frase seleh adalah kesatuan dari terlebih dahulu penari melakukan
satu atau beberapa motif gerak penghormatan lalu melakukan
gerakan ini. Gerakan ini penari membungkuk, kedua tangan
sudah memainkan bahu, geraknya diayunkan kedepan secara
yaitu bahu kanan dan bahu kiri bersamaan dengan posisi
diangkat secara bersamaan dengan properti yang bersentuhan.
posisi kaki yang diangkat secara Selanjutnya kaki kiri mundur
bergantian, dan tangan kanan yang dan diikuti kaki kanan dengan
memegang pedang diletakkan di posisi tangan kanan yang
bahu kanan dan tangan kiri yang diayunkan keatas bahu kanan
memegang perisai (tameng) berada dan tangan kiri di depan perut.
sejengkal didepan perut. Gerakan Gerakan ini dilakukan sampai
ini dilakukan sebanyak 4 x 8 syair tarian selesai.
hitungan. Selanjutnya diragam posisi
c. Kalimat Gerak properti masih tetap sama.
Kalimat gerak merupakan Geraknya posisi kaki kanan
kesatuan dari frase angkatan dan penari melangkah 1 langkah
frase seleh yang merupakan satu kedepan lalu diikuti kaki kiri
rangkaian gerak yang sudah selesai dan kaki kiri sedikit ditekuk di
dalam satu periode. Kalimat gerak belakang kaki kanan dengan
bisa terdiri dari satu atau beberapa posisi tangan kanan penari
frase angkatan dan frase seleh. menyentuhkan properti yang
Kalimat gerak terbentuk dari frase- disebelah kiri selanjutnya kaki
frase yang dihubungkan dan berasal kiri mundur dan diikuti kaki
dari frase pertama yang merupakan kanan yang mundur dengan
motif. Kalimat gerak merupakan posisi tangan kanan yang
kesatuan dari frase gerak Kalimat memegang pedang membuka
gerak (Smith dalam Suharto, 1985: kesamping. Gerakan ini
61). dilakukan sebanyak 4 kali
Adapun kalimat gerak dalam putaran.
Tari Pakarena Bura’ne 2) Kalimat Gerak II
Canggolong-Golong, sebagai Kalimat gerak II yang
berikut : terdiri dari 1 frase yaitu frase
1) Kalimat gerak I seleh (c) dan 1 motif gerak
Pada kalimat gerak I yaitu motif (3) di ragam ke
terdapat 2 motif gerak yakni dua.
motif 1 dan 2, dan terdiri dari 2 Sebelum memasuki ragam
frase yakni frase angkatan (a) gerak ini penari terlebih dahulu
dan frase seleh (b). penari melakukan
Tangan kanan memegang penghormatan. Gerakan ini
pedang dan tangan kiri penari sudah memainkan bahu,
memegang tameng. geraknya yaitu bahu kanan dan
Selanjutnya gerakan tangan bahu kiri diangkat secara
penari yang diayunkan secara bersamaan dengan posisi kaki
bersamaan kedepan perut yang diangkat secara
dengan melangkahkan kaki bergantian, dan tangan kanan
kanan 1 langkah kedepan dan yang memegang pedang
diikuti kaki kiri dengan posisi diletakkan di bahu kanan dan
sedikit ditekuk sehingga posisi tangan kiri yang memegang
badan penari sedikit perisai (tameng) berada
sejengkal di depan perut. penari lebih fokus pada gerakan
Gerakan ini dilakukan bahu, tangan, lutut dan kaki
sebanyak 4 x 8 hitungan. gerakan tangan hanya sebagai
gerakan penyeimbangan saja.
PEMBAHASAN Gerak tari Pakarena Bura’ne
1. Tari Pakarena Bura’ne Canggolong-golong hanya
Canggolong-golong memiliki 2 ragam gerak yaitu
Kata Pakarena Bura’ne yang akkaleo’, dan ammingki’. Pada Tari
artinya pemain laki-laki. Tari Pakarena Bura’ne Canggolong-
Pakarena Bura’ne Canggolong- Golong terdapat keunikan susunan
golong merupakan tarian yang gerak, mengapa demikian dapat
menceritakan tentang sejarah dilihat pada tarian yang biasa di
pertempuran Indonesia melawan tampilkan penghormatan selalu
Belanda pada saat itu. Tarian ini terdapat didepan tarian,
ditampilkan pada saat acara turun sedangankan pada tarian ini
sawah, penjemputan, sunatan dan penghormatan terdapat di tengan-
pernikahan anak raja. Tarian ini tegah tarian. Berikut uraian ragam
fokus kepada gerakan bahu yang gerak Tari Pakarena Bura’ne
disebut dengan kata A’mingki’. Canggolong-golong.
Gerakan dalam tarian ini tidak c. Aksesoris, Kostum dan Rias
memiliki hitungan yang baku, penari
melainkan yang baku hanya urutan Aksesoris dalam Tari Pakarena
geraknya saja, karena tarian ini Bura’ne Canggolong-Golong
masih tergolong dalam tarian antara lain Sigara’, sima’, karawi’,
Tradisional. Tarian ini berasal dari sulepe, selempang. Kostum yang
Kabupaten Pangkep tepatnya di digunakan yaitu manset panjang
Kelurahan Anrong Appaka warna kulit, tope atau rok, dan
(Pacce’lang) Kecamatan Barocci’ atau celana panjang. Rias
Pangkaje’ne. yang digunakan para penari Penari
a. Penari Pakarena Bura’ne Canggolong-
Penari adalah pelaku tari Golong adalah rias yang hanya
atau orang yang membawakan menggunakan bedak saja dan
suatu tarian. Penari atau pelaku sedikit polesan pewarna.
tari dalam tari Pakarena Bura’ne d. Properti
Canggolong-Golong adalah yang Dalam setiap pementasan Tari
berjenis kelamin laki-laki yang Pakarena Bura’ne yang biasa
memiliki garis keturunan dilakukan di kelurahan Anrong
bangsawan. Tari Pakarena Appaka kecamatan Pangkaje’ne
Bura’ne Canggolong-Golong di kabupaten Pangkep ini, digunakan
tarikan dalam bentuk kelompok, properti Pedang dan Tameng.
biasanya ditarikan oleh enam, Properti ini merupakan pelengkap
delapan, sepuluh, dan dua belas yang penting karena dapat
orang penari laki-laki. Dimana memperkuat pernyataan
usia penarinya berumur sepuluh pertunjukan itu sendiri serta
tahun ke atas. mendukung tarian tersebut.
b. Ragam Gerak Penggunaan properti Pedang dan
Gerak dalam Tari Pakarena Tameng ini merupakan simbol
Bura’ne Canggolong-golong, yaitu perkelahian atau peperangan.
e. Musik Iringan pada masyarakat Kabupaten
Dalam tari Pakarena Bura’ne Pangkep agar tetap menjaga dan
Canggolong-Golong terdapat melestarikan Tari Pakarena
beberapa alat musik yang Bura’ne supaya lebih
dimainkan diantaranya dua buah dikembangkan agar tarian tersebut
gendang, gong, anak Baccing, pui’- tidak punah.
pui’, dan lae-lae. Dalam tari 3. Sebagai referensi kepada peneliti
Pakarena Bura’ne terdapat royong selanjutnya untuk lebih
yang dilantunkan oleh penari dan mendalami Tari Pakarena
pemusik. Bura’ne.

f. Pola Lantai Daftar Pustaka


Tarian yang berkembang pada Sumber tercetak
masa lampau biasanya tidak Alwi, Hasan. 2002. KBBI. Edisi Ketiga.
mengikuti system komposisi Jakarta Balai Pustaka
garapan tari seperti yang ada masa
sekarang ini. Tarian pada masa Hadi, Sumandiyo. 2007. Kajian Teks &
lampau lebih mengutamakan sistem Konteks. Pustaka Publisher,
kepatuhan yang juga tetap dianggap Yogyakarta
menghibur dan belum mendapatkan
sentuhan modernisasi sama sekali. Halilintar, Sumiani. 1988. Pengantar
Sama halnya dengan tari Pakarena Teori dan Praktek Tata Rias
Bura’ne canggolong-golong ini Panggung. Ujung Pandang:
hanya memiliki tiga model pola Fakultas Pendidikan Bahasa dan
lantai yang diantaranya berbentuk Seni IKIP Ujung Pandang
lurus, lalu menyilang dan berbentuk
lingkaran. Histiana. 2018. Struktur Gerak Tari
Saran Manganda’ Di Kecamatan
Sehubung dengan penulisan Rinding Allo Toraja Utara.
mengenai tari Pakarena Bura’ne Skripsi Sarjana UNM: Tidak
Canggolong-Golong, penulis akan Diterbitkan
mengemukakan beberapa saran
sebagai bahan pertimbangan, Holt, Claire. 2007. Etnografi Tari
diantaranya : Sulawesi Sebuah Laporan
1. Disarankan kepada para penari Perjalanan 1937. Yogyakarta
tari Pakarena Bura’ne untuk PADAT DAYA
mengajarkan atau meneruskan
tarian ini kepada keturunannya Indriyanto. I. 2010. Analisis Tari.
sebagai penerus untuk Semarang
mempertahankan kesenian yang
dimiliki oleh daerah setempat. Jazuli, M. 1994. Telaah Teoritis Tari.
Karena seperti yang telah Semarang: IKIP Semarang Press
diketahui sebelumnya bahwa
tarian ini hanya bisa ditarikan . 2008. Pendidikan Seni Budaya
yang memiliki garis keturunan Suplemen Pembelajaran Seni
tersendiri. Tari. Semarang: UNNES PRESS
2. Diperlukan perhatian dari
pemerintah setempat, khususnya
. 2016. Peta DuniaSeni Tari. Nasution. 1996. Manajemen
CV. Farishma Indonesia Transportasi. Penerbit Ghalia
Indonesia
Kasmin, Kasumawaty. 2012. Makna
Busana Tari Pakarena Bura’ne Di Rahmawati. 2006. Tari Pamingki’ di
Kecamatan Anrong Appaka Kelurahan Anrong Appaka
(Paccelang) Keacamatan Pacce’lang Kecamatan
Pangkajene Kabupaten Pangkep. Pangkaje’ne Kabupaten Pangkep.
Skripsi Sarjana UNM: Tidak Skripsi, UNM: Tidak Diterbitkan
Diterbitkan
Royce, Peterson, Anya. 2007.
Kurniati. 2013. Struktur dan Fungsi Antropologi Tari. Bandung
Tari Pa’jaga Lili Desa Ulusalu :Sunan Ambu PRESS STSI
Kecamatan Latimojong
Kabupaten Pangkep. Skripsi Soedarsono.1978. Pengantar
Sarjana UNM: Tidak Diterbitkan Pengetahuan dan Komposisi
Tari.Yogyakarta: Akademi Seni
Kristiana, Dewi. 2015. Skripsi Analisis Tari Indonesi
Struktur Gerak Tari Trayutama.
Jurusan Pendidikan Sendratasik . 1987. Tari Tarian Indonesia.
Fakultas Bahasa dan Seni Jakarta: Proyek Pengembangan
Universitas Negeri Semarang Media Kebudayaan Direktorat
Jenderal Kebudayaan Departemen
Lathief, Halilintar. 2014. Dokumentasi Pendidikan dan Kebudayaan
Seni Pertunjukan. Yogyakarta:
PADAT DAYA .2002. Seni Pertunjukan
.2016. Metodologi Penelitian Indonesia Di Era Globalisasi.
Kualitatif. Padat Daya Yogyakarta: GADJAH MADA
UNIVERSITY PRESS
Lathief, Halilintar. Pakkarena Sebuah
Bentuk Tari Tradisi Makassar. Suharto, Ben. 1983. Tari Analisis
Departemen Pendidikan dan bentuk Gaya dan Isi Sebagai
Kebudayaan Penunjang Proses Kreatif.
Jogjakarta
Mardimin, Johanes. 1994. Pengertian
Tentang Tari Tradisional Sumaryono, Suanda. 2006. Tari
Tontonan. Jakarta: Lembaga
Murgianto, Sal. 2002. Tradisi Dan Pendidikan Nusantara
Inovasi, Beberapa Masalah Taridi
Indonesia. Jakarta. Wedatama Wahyudiyanto. 2008. Pengetahuan
Widya Sastra Tari. Kerjasama ISI Press Solo

Nadjamuddin, Munasiah. Anton, Widaryanto. 2006. Tari Komunal.


1982.Tari Tradisional Sulawesi Jakarta: Lembaga Pendidikan
Selatan.Ujung Pandang: PT. Nusantara
Bhakti Baru

SUMBER TIDAK TERCETAK


Pangkepkab.go.id/index.php/profil/geog
rafi-dan-iklim/25-geografi

You might also like