You are on page 1of 8

ELINVO (Electronics, Informatics, and Vocational Education), November 2019; 4(2): 176-183

ISSN 2580-6424 (printed), ISSN 2477-2399 (online,) DOI: 10.21831/elinvo.v4i2.28356

Analisa Pengujian Repeatability Timbangan Elektronik dengan Metode Syarat


Teknis Timbangan Non Otomatis dan Metode NMI Australia

Shabrina Yois Nur Amalia1, Ponco Walipranoto1


1Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
E-mail: shabrinayoisna@yahoo.com

ABSTRACT

Repeat testing of electronic scales using the technical requirements method of non-automatic weighing,
which has been a long one if you don't use a calculator or computer. The purpose of this study was to compare the
method of testing the repeatability of electronic scales using methods according to the technical requirements of
non-automatic scales and the Australian NMI method, both of which refer to the OIML R76 in determining whether
or not the repeatability test of electronic scales is valid. This research method is done through repeat testing on 3
samples of electronic scales, then on each of the electronic scales 2 testing methods are carried out. The sample
scale used in this study is the class II scale brand AND model GX-10K with a maximum weighing of 10 kg with e
= 0.1g and d = 0.01g belonging to the Yogyakarta Metrology Center and two other scales class III random sample
scales that are on the market. Camry branded respectively with the model EK3250 and model EK3651 with a
maximum weighing 5kg and e = 1g. The conclusion is that the electronic scale repeatability test uses the non-
automatic weighing technical requirements method and the Australian NMI method has some differences even
though they both refer to the OIML R76. These differences include several points, namely the load used, the method
of adding additives, the formula for determining repeat electronic scales, and different test results. The Australian
NMI method is considered to be easier and more time-consuming than the non-automatic weighing technical
requirements method.

Keywords: inconsistency, repeatability, repeat testing

ABSTRAK

Pengujian repeat timbangan elektronik dengan metode syarat teknis timbangan non otomatis yang selama
ini terbilang lama apabila tidak menggunakan kalkulator ataupun komputer. Tujuan dari penelitian ini adalah
membandingkan metode pengujian ketidaktetapan (repeatability) timbangan elektronik menggunakan metode
sesuai syarat teknis timbangan bukan otomatis dan metode NMI Australia yang keduanya mengacu pada OIML
R76 dalam penentuan sah ataupun batalnya pengujian repeatability timbangan elektronik. Metode penelitian ini
dilakukan melalui pengujian repeat pada 3 sampel timbangan elektronik, kemudian pada masing-masing
timbangan elektronik dilakukan 2 metode pengujian. Sampel timbangan yang digunakan pada penelitian ini adalah
timbangan kelas II merk AND model GX-10K maksimum penimbangan 10kg dengan e = 0.1g dan d = 0.01g milik
Balai Metrologi Yogyakarta dan dua timbangan lainnya timbangan kelas III sampel acak timbangan yang berada
di pasaran. Masing-masing bermerk Camry dengan model EK3250 dan model EK3651 dengan maksimum
penimbangan 5kg dan e = 1g. Diperoleh simpulan, bahwa pengujian ketidaktetapan (repeatability) timbangan
elektronik menggunakan metode syarat teknis timbangan bukan otomatis dan metode NMI Australia terdapat
beberapa perbedaan meskipun keduanya mengacu pada OIML R76. Perbedaan tersebut meliputi beberapa poin
yaitu muatan yang digunakan, metode penambahan imbuh, rumus penentuan repeat timbangan elektronik, serta
hasil pengujian yang berbeda. Metode NMI Australia dianggap akan memudahkan dan lebih mempersingkat waktu
dibandingkan dengan metode syarat teknis timbangan bukan otomatis.

Kata kunci: ketidaktetapan, repeatability, pengujian repeat

PENDAHULUAN modern metrologi berperan penting untuk


Metrologi adalah disiplin ilmu yang melindungi konsumen dan memastikan barang-
mempelajari tentang pengukuran, alat ukur, serta barang yang diproduksi memenuhi standar
satuan ukuran. Dalam metrologi terdapat ilmu dimensi dan kualitas yang telah ditetapkan oleh
tentang cara-cara pengukuran, kalibrasi, tera dan badan metrologi legal [2].
tera ulang serta akurasi di bidang industri, ilmu Pengukuran merupakan kegiatan yang
pengetahuan dan teknologi [1]. Dalam dunia bertujuan untuk mendapatkan nilai ukur sebuah
177 ELINVO (Electronics, Informatics, and Vocational Education), November 2019; 4(2): 176-183

besaran fisika. Kegiatan pengukuran memerlukan imbuh hanya membutuhkan 0.5e


mempunyai dampak yang luas terhadap ilmu saja [5].
pengetahuan, kehidupan pribadi manusia dan Penentuan sah ataupun batalnya pengujian
masyarakat dalam meningkatkan efisiensi. timbangan elektronik memerlukan imbuh
Kehidupan modern semakin dicirikan oleh sebesar 0.1e [4]. Hal ini dikarenakan pada syarat
canggihnya perangkat untuk memperoleh data. teknis akan membandingkan nilai error dengan
Manusia modern makin bergantung kepada BKD muatan uji. Syarat Teknis timbangan
kegiatan mendapatkan data yang secara teknis bukan otomatis mengadopsi dari OIML R76
dinamakan pengukuran. Cara demikian manusia tentang Nonautomatic Weighing Instruments.
dapat memantau dan mengendalikan Perhitungan standar deviasi untuk pengujian
kehidupannya secara ketat dan efisien. ketidaktetapan (repeatability) untuk timbangan
Pengukuran memiliki peran yang semakin vital non otomatis di lapangan sulit dilakukan apabila
dan imperatif dalam kehidupan manusia [3]. tidak menggunakan kalkulator ataupun
Timbangan merupakan alat ukur massa komputer. Namun ada beberapa cara mudah
atau berat dan selalu digunakan dalam untuk menentukan apakah kesalahan pada
kehidupan sehari-hari. Dimulai dari pengujian ketidaktetapan penunjukan masuk
perdagangan di pasar sampai dengan dalam Batas Kesalahan yang Diizinkan (BKD).
perdagangan barang mulia sekalipun selalu Pada prosedur NMI Australia tidak
menggunakan timbangan. Saat ini dijumpai 2 mencari nilai error penunjukan timbangan.
jenis timbangan, yaitu analog dan elektronik. Untuk menelaah bagaimana prosedur NMI
Perkembangan zaman yang menuntut hampir Australia dapat menjadi sederhana dibandingkan
semua pengukuran terkomputerisasi telah syarat teknis. Atas dasar tersebut penulis akan
membuat timbangan elektronik menjadi lebih membahas tentang perbandingan antara
popular dibanding timbangan analog. menggunakan kedua metode ini, bagaimana
Pada penggunaan timbangan untuk perbedaan hasil pengujian timbangan elektronik
transaksi di masyarakat, timbangan elektronik menggunakan kedua prosedur tersebut meskipun
merupakan salah satu timbangan yang digemari keduanya menggunakan acuan yang diadopsi
oleh penjual dan pembeli dikarenakan dari OIML R76.
kemudahan pembacaan penunjukan timbangan. Definisi umum timbangan yakni alat ukur
Penunjukan digital ini memerlukan pembulatan yang digunakan untuk menentukan berat suatu
untuk menampilkan penunjukan muatan yang benda dengan menggunakan gaya gravitasi
ditimbang. Dikarenakan pembulatan ini, pada benda tersebut. Pada rekomendasi ini istilah
KEPDJPDN No.31 tahun 2010 tentang Syarat “berat” digunakan untuk perwujudan (material
Teknis Timbangan Bukan Otomatis, kita terukur) massa yang karakteristik fisik dan
memerlukan imbuh sebesar 0.1e untuk metrologisnya diatur. Timbangan dapat
menentukan posisi penunjukan timbangan yang digunakan untuk menentukan kuantitas
hasilnya akan digunakan untuk mencari “error” parameter atau karakteristik lainnya yang
yang akan dibandingkan dengan BKD (Batas berhubungan dengan penentuan massa.
Kesalahan yang Diizinkan) untuk menentukan Berdasarkan metode operasinya, timbangan
sah ataupun batalnya nilai ukur sebuah diklasifikasikan sebagai timbangan otomatis dan
timbangan [4]. Penentuan dengan menggunakan timbangan non otomatis.
error ini memakan waktu yang cukup lama. Pada Timbangan non otomatis adalah timbangan
regulasi NMI Australia untuk menentukan error yang membutuhkan bantuan operator selama
pada timbangan elektronik tidak memerlukan proses penimbangan untuk menentukan apakah
imbuh 0.1e yang ditempatkan secara bertahap, hasil penimbangan dapat diterima. Penentuan
namun pada regulasi tersebut terkadang tidak hasil penimbangan dapat diterima atau tidak
memerlukan imbuh sama sekali ataupun jika diperlukan langkah yang cerdas operator, seperti
Amalia, S.Y.N., Walipranoto, P. Analisa Pengujian Repeatability Timbangan Elektronik… 178

ketika penunjukkan stabil atau penyesuaian Setelah penunjukan berubah, imbuh sebesar
massa beban timbangan dan membuat keputusan 0.5e ditarik kembali dan muatan uji bersama
yang berhubungan dengan keberterimaan setiap dengan imbuh yang terdiri dari 0.1e menjadi satu
hasil penimbangan dengan mengamati kesatuan dalam pengujian. Muatan uji dan
penunjukkan atau hasil cetak. Proses imbuh diturunkan dan timbangan disetel nol
penimbangan non-otomatis memungkinkan apabila penunjukan tidak nol, setelah itu
operator untuk mengambil keputusan (yaitu penerima muatan akan dimuati kembali dengan
penyesuaian beban, penyesuaian unit harga, dan muatan uji bersama imbuh. Hal ini dilakukan
menentukan beban dapat diterima) yang untuk menempatkan posisi skala timbangan
mempengaruhi hasil penimbangan ketika hasil elektronik. Prosedur awal adalah untuk
penimbangan tidak dapat diterima. Timbangan menempatkan posisi penunjukkan tepat pada
non-otomatis dapat memiliki (a) skala atau tidak skala timbangan. Hal ini yang menjadi acuan
berskala; atau (b) penunjukan otomatis, semi pada pengujian repeat dengan metode NMI
otomatis, atau non-otomatis [6]. Australia.
Menurut Undang-undang Metrologi No. 2 Perbedaan posisi penunjukkan dicari
tahun 1981, istilah menera berarti menandai berdasarkan seberapa jauh dari posisi skala
dengan tanda tera sah atau tanda tera batal yang timbangan tersebut. Pada saat penerima muatan
berlaku, atau memberikan keterangan- dimuati kembali dengan muatan uji bersama
keterangan tertulis yang bertanda tera sah atau imbuh secara berulang, hal ini akan
tanda tera batal yang berlaku [7]. Hal tersebut menimbulkan beberapa kemungkinan.
dilakukan oleh pegawai-pegawai yang berhak Kemungkinan yang pertama adalah timbangan
melakukannya berdasarkan pengujian yang akan menunjukan yang sama dengan penunjukan
dijalankan atas alat-alat ukur, takar, timbang dan awal, kemungkinan kedua adalah timbangan
perlengkapannya yang belum dipakai. Adapun akan menunjukan yang berbeda dengan
istilah tera ulang adalah kegiatan yang dilakukan penunjukan awal. Timbangan dengan
oleh instansi pelayanan metrologi legal yang penunjukan yang sama dengan penunjukan awal.
mempunyai tujuan untuk memastikan dan Apabila penunjukan yang pertama dan yang
memberikan konfirmasi bahwa peralatan atau kedua memiliki nilai yang sama, maka prosedur
standar tersebut memenuhi persyaratan yang repeat akan dilanjutkan dengan menempatkan
ditetapkan oleh regulasi metrologi legal. kembali muatan uji bersama imbuh ke penerima
Aktivitas tera mencakup pemeriksaan dan muatan. Apabila ketiga penunjukan timbangan
pembubuhan tanda tera. sama, maka pengujian repeatability dinyatakan
Ketentuan yang harus dipenuhi pada sah.
pengujian timbangan elektronik non otomatis Timbangan dengan penunjukan yang
yaitu Syarat Teknis Timbangan bukan Otomatis berbeda dengan penunjukan awal. Apabila
No.31/PDN/KEP/3/2010 pada 3 Maret 2010 penunjukan (P) yang kedua berbeda dengan
mencakup pengertian, bahan, konstruksi dan yang pertama sebesar ±1e, maka kita harus
syarat-syarat timbangan elektronik. Selain itu mencari posisi penunjukan. Ketika penunjukan
dibahas pula ketentuan tentang klasifikasi timbangan sebelum penempatan imbuh adalah I
timbangan serta batas kesalahan diizinkan [4]. dan nilai interval skala verifikasi e, serta imbuh
Setelah muatan uji ditentukan, pengujian yang dibutuhkan untuk memindahkan
repeatability akan dimulai dengan menolkan penunjukan sebesar 1e merupakan ΔL, maka P
timbangan. Prosedur NMI Australia dimulai dapat dihitung:
dengan menempatkan muatan uji pada penerima
muatan. Setelah itu memberikan imbuh 0.5e dan P = I + 0.5e – ΔL
memberikan imbuh 0.1e secara bertahap sampai
penunjukan berubah ke skala berikutnya.
179 ELINVO (Electronics, Informatics, and Vocational Education), November 2019; 4(2): 176-183

Prosedur khusus untuk penunjukan kedua ditambah dengan imbuh ΔL. Kemudian
sebesar ±1e hampir sama dengan prosedur pada ditambahkan imbuh 0,1e ke atas penerima
syarat teknis, namun yang membedakan adalah muatan secara bertahap sampai penunjukan tepat
setelah mendapatkan tiga posisi penunjukan, pada saat berubah +1e dan stabil, catat jumlah
penentuan sah ataupun batalnya bukan dari imbuh yang dibutuhkan, yaitu ΔL. Mengitung
standar deviasi namun dengan menggunakan posisi penunjukan timbangan (P) dengan rumus:
maksimum dikurangkan dengan minimum posisi P = IL + 1/2e – ΔL
penunjukan dan hasilnya akan dibandingkan Diturunkan muatan uji dan imbuh yang
dengan BKD muatan uji. Prosedur NMI digunakan. Jika penunjukan timbangan tidak
Australia hanya memerlukan melakukan nol, harus dinolkan. Dilakukan langkah nomor 2
pencarian posisi penunjukan timbangan hanya hingga 5 secara berulang dengan minimum 3
pada kondisi diperlukan saja. Untuk penentuan kali pengujian. Dihitung repeatability
sah ataupun batalnya menggunakan rumus (ketidaktetapan) timbangan (R). Ketika posisi
maksimum dikurangkan dengan minimum dan penunjukan ke-I (i=1,2,3,…) adalah Pi, dan
dibandingan dengan BKD muatan uji digunakan posisi rerata penunjukan timbangan P̅ pada
rumus jumlah pengujian n, maka R dapat dihitung:
|max-min| ≤ BKD.
∑( 𝑃𝑖 − 𝑃̅ )2
R=√
METODE 𝑛 −1
Penelitian ini menggunakan sejumlah alat
penelitian. Peralatan yang digunakan meliputi 5 Dibandingkan hasil pengukuran dan periksa
jenis alat yaitu: timbangan elektronik, anak apakah nilai R tidak lebih besar dari nilai absolut
timbangan berdasarkan kelas timbangan yang BKD untuk muatan uji.
digunakan, COP (imbuh anak timbangan) , Timbangan dinolkan. Timbangan dimuati
sarung tangan dan pinset. Timbangan sebagai dengan muatan uji sebesar 2/3 kapasitas
objek yang akan diteliti pada pengujian repeat maksimum timbangan. Setelah timbangan diberi
metode yang diuji, adapun metode yang muatan L kemudian dilakukan 2 langkah berikut
digunakan yaitu metode sesuai syarat teknis ini: (1) dicatat penunjukan timbangan (IL). IL
timbangan non otomatis dan metode NMI adalah penunjukan timbangan terbaca sebelum
Australia. ditambah dengan imbuh ΔL; (2) Ditambahkan
Timbangan yang digunakan yaitu tiga imbuh 0,5e ke atas penerima muatan; (3)
jenis timbangan. Satu diantaranya merupakan Menambahkan kembali imbuh 0.1e secara
timbangan kelas II dengan merk AND model bertahap sampai penunjukan tepat pada saat
GX-10K dan maksimum penimbangan 10kg berubah +1e dan stabil, catat jumlah imbuh yang
dengan e = 0.1g dan d = 0.01g milik Balai dibutuhkan, yaitu ΔL. Diambil kembali imbuh
Metrologi Yogyakarta. Dua timbangan lainnya 0.5e dari penerima muatan, lalu catat
merupakan timbangan kelas III sampel random penunjukannya. Muatan uji bersama imbuh
timbangan yang berada di pasaran. Masing- (tanpa imbuh 0.5e) menjadi satu kesatuan /
masing bermerk Camry dengan model EK3250 acuan pengujian. Muatan uji dan imbuh
dan model EK3651 dengan maksimum diturunkan, set nol timbangan. Dinaikan kembali
penimbangan 5kg dan e = 1g. AT beserta imbuh (tanpa imbuh 0.5e). Setelah
Timbangan dinolkan (Io). Timbangan AT dinaikan kembali, akan terdapat 2
dimuati dengan muatan uji dan beri tanda letak kemungkinan: Hasil penunjukan sama. Apabila
posisi muatan. Setelah timbangan diberi muatan hasil penunjukan pertama dan kedua sama maka
L kemudian dilakukan 2 langkah berikut ini. lanjutkan dengan menempatkan kembali muatan
Mencatat penunjukan timbangan (IL). IL adalah beserta imbuh. Apabila ketiga penunjukan sama
penunjukan timbangan terbaca sebelum maka pengujian SAH. Hasil penunjukan
Amalia, S.Y.N., Walipranoto, P. Analisa Pengujian Repeatability Timbangan Elektronik… 180

berbeda. Apabila penunjukan pertama dan kedua besar, tentu memiliki resiko kesalahan semakin
berbeda ±1e, maka mencari penunjukan dengan besar yang menumpuk.
rumus P = IL + 1/2e – ΔL. Penentuan sah / Metode syarat teknis timbangan bukan
batalnya pengujian dengan rumus: otomatis dan metode NMI Autralia memiliki
|max-min| ≤ BKD perbedaan dalam pemberian imbuh. Pada
metode syarat teknis timbangan bukan otomatis,
HASIL DAN PEMBAHASAN cara penambahan imbuh yang digunakan yaitu
Berdasarkan penelitian yang telah bertahap 0,1e hingga penunjukan berubah ±1e.
dilakukan, dapat diketahui beberapa poin aspek Pengujian ini pun dilakukan secara berulang
perbedaan antara penggunaan metode syarat dengan menaik-turunkan muatan dan imbuh
teknis timbangan bukan otomatis dan metode pada posisi awal lagi. Hal ini tentu membuat
NMI Australia. Beberapa perbedaan tersebut pengujian terbilang lama dibandingkan dengan
meliputi muatan yang digunakan saat pengujian, penambahan imbuh pada metode NMI Australia.
cara pemberian imbuh, perhitungan rumus Pada metode NMI Australia, imbuh
repeat, perbedaan hasil yang didapat, serta diberikan sebesar 0,5e dan dilanjutkan dengan
kesesuaian dengan OIML R76 yang merupakan pemberian imbuh 0,1e hingga penunjukan
induk organisasi metrologi legal. Berikut berubah sebesar ±1e yang kemudian imbuh 0,5e
dipaparkan kelima hal tersebut. tersebut diambil kembali sehingga muatan dan
Pada metode syarat teknis timbangan bukan imbuh 0,1e bertahap tersebut menjadi satu
otomatis, disebutkan bahwa muatan yang kesatuan muatan uji. Pada metode NMI
digunakan untuk pengujian timbangan Australia, imbuh tidak harus dinaik-turunkan
elektronik yaitu sebesar minimum 50% dari dari nol kembali. Pengujian hanya dilakukan
kapasitas maksimum timbangan. Berbeda dengan cara menaik-turunkan muatan dan
dengan syarat teknis timbangan bukan otomatis, imbuh 0,1e bertahap yang kemudian dilihat
metode NMI Australia lebih tegas dan jelas apakah timbangan menunjukan hasil ketetapan
dalam penggunaan muatan yang digunakan yaitu penunjukannya atau tidak.
sebesar 2/3 kapasitas maksimum timbangan. Seperti data yang telah dipaparkan
Timbangan pertama kelas II merk AND GX- sebelumnya pada metode syarat teknis
10K maksimum penimbangan 10000g pada timbangan bukan otomatis, rumus perhitungan
pengujian dengan metode syarat teknis yang digunakan pada metode ini menggunakan
timbangan bukan otomatis, muatan yang beberapa tahap perhitungan. Perhitungan
digunakan sebesar 50% kapasitas menimbang pertama yang digunakan yaitu persamaan 4.1
maksimum yaitu sekitar 5000g. Untuk pengujian untuk mencari posisi penunjukan sebenarnya,
dengan metode NMI Austalia, muatan yang kemudian menghitung persamaan 4.2 untuk
digunakan yaitu 2/3 kapasitas maksimum mendapat hasil nilai repeat timbangan.
menimbang 10000g yaitu 6,6667g namun Pada proses perhitungan tersebut tentu
penulis menggunakan muatan 7000g. membutuhkan waktu yang lama dan sulit
Timbangan kedua dan ketiga merupakan dilakukan apabila berada di lapangan tanpa
timbangan kelas III merk Camry dengan model bantuan kalkulator maupun komputer. Terlebih
masing-masing EK3250 dan EK3651, muatan lagi apabila berada di lapangan, keputusan
yang digunakan pada kedua pengujian penentuan sah ataupun batalnya pengujian
timbangan tersebut sebesar 4000g untuk masing- timbangan harus ditentukan saat itu juga.
masing metode. Dalam hal muatan, sebenarnya Prosedur pengujian metode NMI Autralia
anak timbangan sendiri memiliki nilai yang tidak mengharuskan untuk mencari setiap
kesalahan. Maka apabila muatan yang posisi penunjukan timbangan apabila repeat
digunakan untuk pengujian timbangan semakin timbangan cukup baik sangatlah memudahkan
apabila dibandingkan dengan metode syarat
181 ELINVO (Electronics, Informatics, and Vocational Education), November 2019; 4(2): 176-183

teknis timbangan bukan otomatis yang antara satu dan lainnya cukup besar yaitu 3g.
mengharuskan pencarian posisi penunjukan Hasil ini tentu memberikan keputusan mengenai
timbangan dan mencari standar deviasi. Pada sah ataupun batal timbangan yang berbeda.
prosedur NMI Autralia ini juga memiliki Seperti yang telah ditentukan sebelumnya, BKD
perhitungan sederhana dibandingkan dengan untuk timbangan berikut sebesar ±1,5e yaitu
standar deviasi yang perhitungannya 1,5g. Pada pengujian dengan metode syarat
memerlukan komputer atau kalkulator. Prosedur teknis timbangan bukan otomatis timbangan
NMI Australia hanya perlu melihat penunjukan tersebut apabila dihitung dengan rumus standar
berada pada penunjukan tetep atau tidak yang deviasi memberikan hasil ≤BKD yang
kemudian mencari nilai selisih antara ditentukan. Namun ketika dilakukan pengujian
penunjukan terbesar dan terkecil apabila dengan metode NMI Australia timbangan
penunjukan berbeda satu dan lainnya. memberikan selisih ≥1e. Hal ini tentu
Pada kedua metode yang dilakukan, membingungkan karena kedua metode
terdapat perbedaan hasil antara penggunaan memberikan hasil yang berbeda yaitu apabila
metode satu dan lainnya. Untuk timbangan menggunakan metode syarat teknis timbangan
pertama merk AND GX-10K, pengujian repeat non otomatis timbangan dinyatakan sah
dengan metode syarat teknis timbangan bukan sedangkan pada metode NMI Australia
otomatis memberikan hasil 0,01197219g dan timbangan dinyatakan batal.
dengan metode NMI Autralia memberikan Pada keadaan hasil pengujian berbeda,
selisih penimbangan 0,02g. Namun pada penulis berpendapat bahwa keduanya harus
pengujian menggunakan kedua metode tersebut, kembalikan pada dasar hukumnya. Sesuai
timbangan masih memberikan hasil ≤BKD dan dengan pengertian ketidaktetapan menurut
≤1e sehingga timbangan dinyatakan sah. OIML R76 yaitu “Ketidaktetapan merupakan
Timbangan kedua merk Camry EK3250 kemampuan alat untuk memberikan hasil yang
memiliki perbedaan hasil dari kedua metode. sama pada muatan yang sama dan kondisi yang
Pada pengujian dengan metode syarat teknis sama yang dilakukan beberapa kali”. Dalam
timbangan bukan otomatis hasil nilai repeat syarat teknis timbangan bukan otomatis pun
yaitu 0,051639778g sedangkan hasil selisih diberikan penjelasan bahwa “Kemampuan ulang
dengan metode NMI Australia sebesar 1g. Pada adalah kemampuan timbangan untuk
hasil dengan metode NMI Australia ini seperti memberikan hasil-hasil penimbangan yang
yang telah terdapat pada prosedur pengujian mendekati satu sama lain bila dimuati berulang
NMI Australia apabila penunjukan berubah dan dengan muatan dan cara yang sama ke atas
stabil sebesar 1e maka harus mencari posisi penerima muatan pada kondisi pengujian yang
penunjukan sebenarnya. Setelah mencari relatif tetap”.
penunjukan sebenarnya didapat nilai sebesar Pada kedua pengertian mengenai
3999,8 maka penunjukan tersebut masih pengujian ketidaktetapan atau kemampuan ulang
dinyatakan sah karena ≤1e. Meskipun kedua (repeatability) apabila mengingat data yang
metode memberikan hasil yang berbeda, namun didapat pada hasil pengujian bahwa timbangan
timbangan tersebut masih memberikan hasil tidak memberikan hasil yang tetap pada muatan
≤BKD sehingga timbangan dinyatakan sah. yang sama. Penulis berpendapat bahwa syarat
Timbangan ketiga merk Camry EK3651 teknis timbangan bukan otomatis perlu dikaji
menghasilkan angka perbedaan antara metode ulang dalam penggunaan rumus standar deviasi
satu dan lainnya dengan cukup jauh. Pada pada perhitungan repeat timbangan elektronik.
metode syarat teknis timbangan bukan otomatis, Penulis berpendapat apabila standar deviasi
nilai repeat yang didapat yaitu 1,192755912g dijadikan acuan perhitungan pada pengujian
sedangkan pada pengujian dengan metode NMI repeat timbangan, maka timbangan dengan
Australia memberikan hasil selisih penimbangan selisih penunjukan yang cukup besar pun
Amalia, S.Y.N., Walipranoto, P. Analisa Pengujian Repeatability Timbangan Elektronik… 182

timbangan tersebut akan dinyatakan sah. Namun Pengujian repeatability timbangan


tetap tidak menutup kemungkinan pada kasus elektronik menggunakan metode syarat teknis
tertentu akan terdapat pula hasil yang timbangan bukan otomatis dan metode NMI
menyatakan timbangan tersebut batal. Australia terdapat beberapa perbedaan meskipun
Organisation Internationale De keduanya mengacu pada OIML R76.
Métrologie Légale , The International Berdasarkan prosedur pengujian repeatability
Organization of Legal Metrology (OIML) pada OIML R76, dapat diketahui bahwa metode
merupakan organisasi antar pemerintah yang sesuai dengan Induk Organisasi Metrologi
diseluruh dunia yang bertujuan untuk Legal Internasional yaitu metode NMI Australia.
mengharmonisasikan regulasi dan kontrol Diawali dengan ketentuan penggunaan muatan,
metrologi yang diterapkan oleh lembaga prosedur pengujian ketidaktetapannya, hingga
metrologi nasional, atau organisasi terkait, dari rumus penentuan sah maupun batalnya
negara-negara anggotanya. Rancangan timbangan elektronik.
Rekomendasi, Dokumen, dan panduan OIML Pada OIML R76 dan metode NMI
dikembangkan oleh komite teknis atau Australia penentuan sah ataupun batalnya repeat
subkomite yang dibentuk oleh negara anggota. melalui perbandingan selisih penimbangan satu
Perjanjian kerja sama dibentuk antara OIML dan dan lainnya. Berbeda dengan metode pengujian
lembaga-lembaga tertentu, seperti ISO dan IEC, syarat teknis timbangan bukan otomatis
dengan tujuan menghindari persyaratan yang penentuan repeat dihitung dengan menggunakan
saling bertentangan. Oleh karena itu, produsen rumus standar deviasi sehingga hasilnya akan
dan pengguna alat ukur, laboratorium uji, dan lebih kecil atapun sama dengan selisih
sebagainya dapat mengaplikasikan publikasi maksimum dengan minimum.
OIML secara bersamaan dan institusi lainnya. .

Perbandingan Hasil Pengujian Sampel Timbangan no.1 dengan Metode Sesuai Syarat Teknis Timbangan
bukan Otomatis dan Metode NMI Australia

SIMPULAN keduanya mengacu pada OIML R76. Perbedaan


Berdasarkan penelitian yang telah tersebut meliputi beberapa poin yaitu muatan
dilakukan, dapat ditarik kesimpulan. Pengujian yang digunakan, metode penambahan imbuh,
ketidaktetapan (repeatability) timbangan rumus penentuan repeat timbangan elektronik,
elektronik menggunakan metode syarat teknis serta hasil pengujian yang berbeda.
timbangan bukan otomatis dan metode NMI Metode NMI Australia dianggap akan
Australia terdapat beberapa perbedaan meskipun memudahkan dan lebih mempersingkat waktu
183 ELINVO (Electronics, Informatics, and Vocational Education), November 2019; 4(2): 176-183

dibandingkan dengan metode syarat teknis


timbangan bukan otomatis. Selain itu dari segi
keserasian dengan OIML R76, metode NMI
Australia dianggap lebih sesuai dengan metode
pengujian repeat pada OIML R76 yang
merupakan induk acuan Metrologi Legal

DAFTAR PUSTAKA
[1] W. P. Syam, Metrologi Manufaktur
Pengukuran geometri dan analisis
ketidakpastian. 2017.
[2] I. Samsul, “Penegakan Hukum
Perlindungan Konsumen Melalui
Penyelenggaraan Metrologi Legal dalam
Era Otonomi Daerah,” Negara Huk., vol. 6,
no. 2, pp. 169–186, 2015.
[3] T. Ibrahim, Peneraan Timbangan Buku-1.
Bandung: Widyaiswara Utama Pratama,
1998.
[4] D. J. P. D. Negeri, Keputusan Direktur
Jenderal Perdagangan Dalam Negeri
Nomor 31/PDN/KEP/3/2010 tentang Syarat
Teknis Timbangan Bukan Otomatis.
Indonesia, 2010.
[5] R. S. Nasution, “Pengujian Repeatibility dan
Eksentrisitas Timbangan Jembatan dengan
NMI Australia,” Insa. Metrol., vol. 2, no. 1,
pp. 13–20, 2015.
[6] I. O. of L. Metrology, “OIML R 76-1
Edition 2006 (E) Non-automatic weighing
instruments,” 2006.
[7] S. N. RI, Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 1981 tentang
Metrologi Legal. Jakarta, Indonesia, 1981.

You might also like