You are on page 1of 9

Prosiding Farmasi ISSN: 2460-6472

Isolasi Senyawa Flavonoid yang Berpotensi sebagai Antioksidan pada


Ekstraksi Bertingkat Daun Melinjo (Gnetum gnemon L.)
Isolation of Flavonoid Compound That Have the Potential as Antioxidants in Multilevel
Extract of Melinjo Leaves (Gnetum gnemon L.)
1
Sabrina Salsabila Utama, 2Kiki Mulkiya, 3Livia Syafnir
1,2,3
Prodi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Bandung,
Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116
email: 1sabrinautama@gmail.com, 2qqmulkiya@gmail.com, 3livia.syafnir@gmail.com

Abstract. Melinjo leaves (Gnetum gnemon L.) is one of the plants contain flavonoid compounds and
potentially have antioxidant activity. This study aims to isolate flavonoid compounds that have the potential
as antioxidants through multilevel extraction of melinjo leaves (Gnetum gnemon L.). Multilevel digestion
extraction was performed using solvent with different polarity: n-hexane, ethyl acetate, and methanol.
Extract was monitored by Thin-Layer Chromatography (TLC), using sitroborate to monitor flavonoids and
DPPH to monitor antioxidants. Results indicated that melinjo leaves extracted using ethyl acetate showed
flavonoid that performed better compared to those extracted using n-hexane and methanol. Ethyl acetate
extract was then fractioned using vacuum liquid chromatography with gradient elution system, and
subfraction was then monitored using TLC. Purification was performed towards fraction 5 by preparative
TLC method, with chloroform : acetone (4:1) as mobile phase. Purity of isolates was tested using single
developer and 2-dimensional TLC method. The results of the isolates were characterized using
spectrophotometry UV-Visible showing the maximum wavelength at band I 466,50 nm and band II 280 nm.
The result of the isolate was suspected to be flavonoid, which is anthocyanin group.
Keywords: Melinjo leaves (Gnetum Gnemon L.), Isolation, Flavonoids, Antioxidants.

Abstrak. Daun melinjo (Gnetum gnemon L.) merupakan salah satu tanaman yang mengandung senyawa
flavonoid dan berpotensi memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa
flavonoid yang berpotensi sebagai antioksidan melalui ekstraksi bertingkat daun melinjo (Gnetum gnemon
L.). Metode ekstraksi dilakukan secara digesti bertingkat menggunakan pelarut dengan kepolaran yang
berbeda yaitu n-heksan, etil asetat, dan metanol. Pemantauan ekstrak menggunakan metode kromatografi
lapis tipis (KLT) untuk memantau flavonoid menggunakan sitroborat dan antioksidan menggunakan DPPH.
Ekstrak etil asetat daun melinjo menunjukkan terdapat senyawa flavonoid yang berpotensi memiliki aktivitas
antioksidan lebih baik dari ekstrak n-heksan dan metanol. Ekstrak etil asetat difraksinasi menggunakan
metode kromatografi cair vakum dengan sistem elusi landaian dan dilakukan pemantauan KLT pada
subfraksi. Fraksi 5 dimurnikan secara KLT preparatif dengan fase gerak kloroform : aseton (4:1). Terhadap
isolat dilakukan uji kemurnian dengan metode KLT pengembang tunggal dan KLT 2 dimensi. Hasil dari
isolat dikarakterisasi menggunakan spektrofotometri UV-Sinar tampak menunjukkan panjang gelombang
maksimal pada pita I 466,50 nm dan pita II 280 nm. Hasil isolat diduga flavonoid yaitu golongan antosianin.
Kata Kunci: Daun melinjo (Gnetum Gnemon L.), Isolasi, Flavonoid, Antioksidan.

A. Pendahuluan tanaman yang telah dijadikan sebagai


alternatif pengobatan tradisonal
Pada saat ini diketahui
(Sunanto, 1991: 17). Salah satu bagian
Indonesia memiliki sekitar 1300 jenis
tanaman yang dimanfaatkan sebagai
tanaman yang berkhasiat obat.
obat tradisional adalah daun melinjo
Pemanfaatan mengenai tanaman obat
(Gnetum gnemon L.). Dalam
berasal dari resep turun-temurun yang
pengobatan tradisional daun melinjo
diwariskan nenek moyang, mulai dari
dijadikan obat dikarenakan memiliki
jenis tanaman, bagian digunakan, cara
beberapa khasiat yaitu untuk mengobati
sampai dengan penyakit yang dapat
luka gigitan anjing, penyakit mata,
disembuhkan (Sangat, dkk. 2000).
anemia dan busung lapar. Selain itu,
Tanaman melinjo (Gnetum
efek farmakologis lain yang sering
gnemon L.) merupakan salah satu

717
718 | Sabrina Salsabila Utama, et al.

dimanfaatkan sebagai peluruh kencing bertingkat serta mengetahui senyawa


(diuretik). Daun melinjo memiliki flavonoid yang berpotensi sebagai
kandungan kimia di dalamnya seperti antioksidan pada daun melinjo (Gnetum
tanin, saponin dan flavonoid (Hariana, gnemon L.) menggunakan metode
2008: 117). DPPH. Manfaat dari penelitian ini
Flavonoid merupakan golongan diharapkan untuk memberikan
terbesar senyawa fenol alam. Senyawa informasi ilmiah tentang kandungan
flavonoid merupakan sumber flavonoid pada daun melinjo yang
antioksidan alami yang biasanya memiliki potensi sebagai antioksidan.
terdapat di tanaman. Flavonoid B. Landasan Teori
merupakan salah satu senyawa yang
didapat dari metabolisme pada tanaman Melinjo (Gnetum gnemon L.)
dan memiliki aktivitas sebagai adalah habitus pohon ramping, tegak
antioksidan (Mersy, dkk., 2017: 140). lurus, mulai dari bawah bercabang
Penelitian mengenai daun umumnya melingkar, tinggi pohon 5 -
melinjo (Gnetum gnemon L.) yang 22 m dan garis tengahnya 40 cm. Daun
mengandung senyawa flavonoid melinjo berbentuk bulat panjang hampir
dilakukan oleh Mersy, dkk (2017: 140) lonjong dengan ujung hampir
menyebutkan bahwa kandungan meruncing dan panjang 7-22 cm
flavonoid daun melinjo berasal dari (Backer, 1963: 95). Kandungan kimia
Desa Latuhalat sebesar 13,0803%, melinjo, terutama pada buah dan
sedangkan yang berasal dari Desa Kayu daunnya mengandung saponin,
Putih sebesar 17,0286%. flavonoid, dan tannin (Hariana, 2008:
Dewi, dkk (2012: 75) meneliti 117).
bahwa daun melinjo menghasilkan Flavonoid merupakan suatu
fenol total sebesar 0,187 mg/ml pada kelompok senyawa fenol yang terbesar
suhu 60oC menggunakan pelarut air dan ditemukan di alam. Flavonoid
memiliki aktivitas antioksidan tertinggi mempunyai kerangka besar karbon
yaitu 4,78% dibandingkan biji dan kulit yang terdiri dari 15 atom karbon,
buah melinjo. dimana 2 cincin benzene (C6) terikat
Antioksidan diyakini memiliki pada sutu rantai propane (C3) sehingga
peran penting dalam pencegahan dan bentuk susunannya C6-C3-C6.
pengobatan berbagai penyakit kronis, Flavonoid mampu membuat kompleks
seperti penuaan dini, penurunan terkait dengan ion-ion logam sehingga
usia dalam sistem kekebalan tubuh, bertindak sebagai antioksidan
penyakit kardiovaskular dan kanker (Yuslianti, 2018: 87).
(Santoso, 2014: 3). Antioksidan adalah senyawa
Berdasarkan uraian diatas maka yang mempunyai struktur molekul yang
dapat dirumuskan permasalahannya dapat memberikan elektronnya kepada
yaitu bagaimana aktivitas antioksidan molekul radikal bebas tanpa terganggu
pada daun melinjo (Gnetum gnemon L.) sama sekali fungsinya. Antioksidan
yang di ekstraksi secara bertingkat bekerja dengan mendonorkan atom
dengan metode digesti dan bagaimana hidrogen ke radikal hidroksil sehingga
karakteristik senyawa flavonoid yang membentuk air dengan rumus yaitu H +
berpotensi sebagai antioksidan pada OH = H2O (Youngson, 2005: 18).
daun melinjo (Gnetum gnemon L.). Ekstraksi adalah kegiatan
Tujuan dari penelitian ini adalah penarikan kandungan kimia yang dapat
untuk mengisolasi senyawa flavonoid larut sehingga terpisah dari bahan yang
yang dari daun melinjo yang diektraksi tidak dapat larut dengan pelarut cair
(Depkes RI, 2000: 1). Ekstraksi
Volume 5, No. 2, Tahun 2019
Isolasi Senyawa Flavonoid yang Berpotensi sebagai Antioksidan … | 719

bertingkat merupakan ekstraksi yang berbeda kepolarannya (n-heksan,


menggunakan pelarut organik secara etil asetat, metanol) dan dilakukan
bertingkat dilakukan menggunakan tiga pemekatan ekstrak dengan rotary
pelarut dengan tingkat kepolaran yang vaccum evaporator. Ekstrak kental
berbeda-beda. dipantau KLT untuk mengidentifikasi
Fraksinasi adalah metode senyawa flavonoid yang berpotensi
pemisahan campuran menjadi beberapa memiliki aktivitas antioksidan.
fraksi yang berbeda susunannya. Pada ekstrak terpilih dilakukan
Pelarut yang digunakan memiliki isolasi dengan metode Kromatografi
tingkat kepolaran yang berbeda Cair Vakum (KCV) untuk mendapatkan
sehingga digunakan untuk penarikan isolat dan dilakukan uji kemurnian
senyawa yang berbeda (Harborne, menggunakan KLT preparatif. Isolat
1987: 7). murni di karakterisasi dengan
Kromatografi adalah suatu Spektrofotometri UV-Sinar tampak
metode pemisahan fisik, di mana untuk mengidentifikasi senyawa
komponen-komponen yang dipisahkan flavonoid yang berpotensi sebagai
didistribusikan antara dua fasa, salah antioksidan serta aktivitas
satunya adalah suatu lapisan stasioner antioksidannya.
(fasa diam), yang lainnya adalah D. Hasil Penelitian dan
medium angkut yang terdiri dari satu Pembahasan
atau beberapa pelarut (fasa gerak).
Determinasi Bahan
C. Metodologi
Determinasi bahan di
Penelitian ini dilakukan melalui Herbarium Bandungense, Sekolah Ilmu
beberapa tahap meliputi pengumpulan dan Teknologi Hayati, Institut
bahan daun melinjo (Gnetum gnemon Teknologi Bandung. Hasil dari
L.) segar yang diperoleh dari Kampung determinasi bahan segar menyatakan
Rende Cikalong Kabupaten bahan tanaman yang digunakan adalah
Purwakarta, yang selanjutnya bahan Gnetum gnemon L., dengan nama
dilakukan determinasi di Herbarium umum melinjo (Indonesia).
Bandungense, Sekolah Ilmu dan Pemeriksaan Makroskopik
Teknologi Hayati, Institut Teknologi Pemeriksaan makroskopok pada
Bandung. daun melinjo (Gnetum gnemon L.)
Terhadap bahan segar dilakukan menunjukan bahwa daun melinjo
sortasi basah, pencucian, perajangan, berwarna hijau tua dan mengkilap, serta
kemudian pengeringan dengan cara memiliki bentuk bulat panjang hampir
diangin-anginkan hingga menjadi lonjong dengan ujung hampir
simplisa kering, kemudian dihaluskan meruncing, panjang daun berkisar 14-
hingga diperoleh serbuk simplisa. 24 cm dengan lebar daun 6-10 cm.
Penelitian dilanjutkan dengan Pemeriksaan Mikroskopik
pemeriksaan makroskopik dan
Pemeriksaan mikroskopik sayat
mikroskopik bahan segar dan serbuk
melintang daun melinjo (Gnetum
simplisia. Kemudian dilakukan
gnemon L.) menunjukkan adanya
penapisan fitokimia terhadap simplisia
jaringan epidermis atas, jaringan
dan ekstrak. Pemeriksaan parameter
palisade, epidermis bawah, berkas
standar mutu simplisia meliputi
pembuluh dan stomata. Pada simplisia
parameter non spesifik dan parameter
daun melinjo menunjukkan adanya
spesifik.
jaringan epidermis dengan stomata dan
Dilakukan ekstraksi dengan
berkas pembuluh.
metode digesti menggunakan pelarut
Farmasi
720 | Sabrina Salsabila Utama, et al.

simplisia daun melinjo. Penetapan


standar dilakukan untuk menjamin
standarisasi, keamanan dan kualitas
suatu simplisia.
Parameter Standar Spesifik
Gambar 1. Daun Segar Penampang
Melintang (Reagen kloral hidrat) Parameter standar spesifik
dilakukan untuk menjamin kebenaran
bahan atau sebagai identitas suatu
bahan. Pengamatan organoleptis
dilakukan pada tanaman segar daun
melinjo dengan menggunakan
pancaindra untuk mendeskripsikan
bentuk, rasa, warna, dan bau (Depkes
Gambar 2. Daun Segar Irisan (Reagen
RI, 2000: 31). Hasil pengamatan dapat
Aquadest)
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Pengamatan
Organoleptis

Organoleptis Tanaman

Bentuk Bulat telur


Warna Hijau Tua
Bau Tidak berbau
Gambar 3. Serbuk Simplisia (Reagen Rasa Tidak berasa
kloral hidrat)

Penapisan Fitokimia Pada penetapan parameter kadar


Penapisan fitokimia dilakukan sari larut air dilakukan untuk
sebagai tahap awal mengidentifikasi menetapkan jumlah kandungan
kandungan senyawa kimia yang senyawa polar yang didapat terlarut di
terdapat dalam simplisia dan ekstrak. dalam air. Dan parameter spesifik kadar
Dapat dilihat pada tabel 1. sari larut etanol dilakukan untuk
menetapkan jumlah kandungan
Tabel 1. Hasil Penapisan Fitokimia senyawa non polar yang terlarut di
dalam etanol (Depkes RI, 2000). Hasil
parameter standar spesifik dapat dilihat
pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Parameter Standar
Spesifik

No Parameter Spesifik Hasil (%)

1 Kadar Sari Larut Air 19,67


Keterangan: 2 Kadar Sari Larut Etanol 12,86
(+)= Terdeteksi (-) = Tidak Terdeteksi
Parameter Standar Non Spesifik
Parameter Standar
Parameter standar non spesifik
Parameter standar yang dilakukan untuk mengidentifikasi
ditetapkan pada penelitian ini meliputi cemaran dalam simplisia. Hasil
penetapan parameter standar spesifik penetapan parameter non spesifik dapat
dan parameter non spesifik terhadap dilihat pada Tabel 4.

Volume 5, No. 2, Tahun 2019


Isolasi Senyawa Flavonoid yang Berpotensi sebagai Antioksidan … | 721

Tabel 4. Hasil Parameter Non Spesifik Bobot jenis dilakukan untuk


memberikan batasan tentang besarnya
massa per volume yang merupakan
parameter khusus ekstrak cair hingga
kental yang masih dapat dituang dan
memberikan gambaran kandungan
kimia terlarut (Emilan, dkk., 2011: 13).
Ekstraksi
Penetapan kadar air bertujuan Proses ekstraksi yang dilakukan
untuk mengetahui kandungan air dalam pada penelitian ini digunakan serbuk
simplisia, sehingga dapat diketahui kering daun melinjo (Gnetum gnemon
kualitas dan waktu simpan simplisia. L.) sebanyak 300 mg. Metode ekstraksi
Hasil tersebut memenuhi persyaratan bertingkat bertujuan agar mendapatkan
yang ditunjukkan pada litelatur dimana ekstrak dengan kandungan senyawa
parameter kadar air tidak boleh yang sudah terpisah sesuai
melebihi 10% (Depkes RI, 2000). kepolarannya.
Parameter susut pengeringan Metode digesti dipilih karena
dilakukan untuk memberikan batasan dilihat dari penelitian sebelumnya
maksimal besarnya senyawa yang (Haryani, 2016) memperoleh jumlah
hilang pada proses pengeringan. Hasil aktivitas antioksidan yang tinggi
rata-rata persentase sebesar 6,34%. Hal dengan menggunakan pelarut organik.
ini menunjukkan selain air masih Setelah didapatkan ekstrak
terdapat senyawa lain yang tertinggal kental kemudian dihitung hasil
didalam simplisianya sehingga hasil rendemen ekstrak n heksan, etil asetat
persentase susut pengeringan lebih dan metanol dengan hasil yang dapat
besar dibandingkan penetapan kadar air dilihat pada Tabel 6.
Penetapan kadar abu total
dilakukan dengan tujuan menunjukkan Tabel 6. Tabel Rendemen Ekstrak
adanya cemaran logam berat yang tahan
pada suhu tinggi. Sedangkan kadar abu
tidak larut asam dilakukan untuk
melihat jumlah mineral dan kandungan
senyawa anorganik simplisia yang
didapat dari faktor eksternal.
Pada penetapan bobot jenis
dilakukan untuk memberikan batasan Pada hasil rendemen ekstrak
tentang besarnya massa per volume tersebut diketahui bahwa daun melinjo
yang merupakan parameter khusus memiliki jumlah rendemen ekstrak
ekstrak cair hingga kental yang masih metanol lebih tinggi dibandingkan
dapat dituang dan memberikan ekstrak lain. Hal ini menunjukkan
gambaran kandungan kimia terlarut kesesuaian dengan perolehan pengujian
(Emilan, dkk., 2011: 13). Hasil dari kadar sari, dimana kadar sari larut air
parameter bobot jenis dapat dilihat pada (yang menunjukkan jumlah senyawa
Tabel 5. yang polar) lebih tinggi dibandingkan
Tabel 5. Hasil Parameter Non Spesifik kadar sari larut metanol.
Bobot Jenis Pemantauan KLT
Terhadap ekstrak dilakukan
pemantauan dengan KLT. Tujuannya
untuk mengetahui ada atau tidaknya
senyawa flavonoid dan senyawa

Farmasi
722 | Sabrina Salsabila Utama, et al.

flavonoid yang berpotensi memiliki bercak berwarna kuning kehijauan.


aktivitas antioksidan. Hasil pemantauan Sedangkan bila dilihat dibawah sinar
kromatografi lapis tipis ekstrak dapat UV panjang gelombang 366 nm
dilihat pada Gambar 4. memberikan bercak berwarna biru.
Pada uji kualitatif aktivitas
antioksidan setelah disemprotkan
DPPH menunjukkan adanya bercak
berwarna kuning dengan latar belakang
berwarna ungu. Mekanisme yang
terbentuk yaitu DPPH bereaksi dengan
senyawa antioksidan akan tereduksi dan
Gambar 4. Kromatogram Pemantauan terjadi perubahan warna menjadi
Ekstrak
Keterangan: 1: Ekstrak n-heksan, 2: Ekstrak kuning yang disebabkan oleh
Etil asetat, 3: Ekstrak metanol; A: Cahaya berkurangnya ikatan rangkap
tampak, B: Panjang gelombang 254 nm, C: terkonjugasi pada DPPH (Sayuti, 2015:
Panjang gelombang 366 nm, FG: kloroform : 77).
aseton (4:1) dan FD: Silika gel GF254 Dilihat berdasarkan hasil
ekstrak n-heksan tidak terdapat bercak
Kemudian dilakukan kuning, sehingga kemungkinan tidak
pemantauan senyawa flavonoid terdapat senyawa yang memiliki
menggunakan penampak bercak aktivitas antioksidan. Pada ekstrak
sitroborat dan uji antioksidan secara metanol terlihat adanya aktivitas
kualitatif menggunakan plat KLT yang antioksidan dengan bercak berwarna
berbeda dengan penampak bercak kuning, namun pada ekstrak etil asetat
DPPH 60 ppm. Hasil pemantauan dapat terlihat bercak berwarna kuning yang
dilihat pada Gambar 5. lebih terlihat jelas adanya aktivitas
antioksidan. Sehingga ekstrak etil asetat
dilanjutkan untuk isolasi.
Isolasi
Terhadap ekstrak terpilih etil
asetat dilakukan pemisahan lanjut
dengan metode KCV. Jumlah ekstrak
yang digunakan yaitu 3,1 gram dan dari
Gambar 5. Uji kualitatif senyawa
hasil KCV dihasilkan 11 subfraksi.
flavonoid dan aktifitas antioksidan
Kemudian seluruh fraksi yang
Keterangan: 1: Ekstrak n-heksan, 2: Ekstrak didapatkan ditotolkan pada plat KLT
Etil asetat, 3: Ekstrak metanol; A: Sitroborat, B: dan dielusi menggunakan eluen
Panjang gelombang 366 nm, C: DPPH 60 ppm; kloroform : aseton (4:1). Hasil KLT
FG: Kloroform : aseton (4:1) dan FD: Silika gel selanjutnya dipantau dibawah sinar UV
GF254
366 nm. Hasil pemantauan dapat dilihat
Berdasarkan pemantauan
pada Gambar 6.
ekstrak dengan metode kromatografi
lapis tipis dapat dilihat spot n-heksan
tidak memiliki spot yang begitu terlihat
dengan jelas, pada ekstrak etil asetat
terdapat spot berwarna biru dengan nilai
Rf 0,86 yang diduga merupakan
senyawa flavonoid. Senyawa flavonoid
bila direaksikan dengan penampak
bercak sitroborat akan memberikan

Volume 5, No. 2, Tahun 2019


Isolasi Senyawa Flavonoid yang Berpotensi sebagai Antioksidan … | 723

gerak yang berbeda kepolarannya yaitu


pelarut n-heksan (non polar), etil asetat
(semi polar), dan metanol (polar). Dari
ketiganya diperoleh satu becak yang
menunjukkan bahwa isolat sudah
murni. Hasil KLT pengembangan
tunggal dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 6. Kromatografi hasil
pemantauan 11 fraksi

Keterangan: Fraksi terpilih: Fraksi ke-5; FG:


kloroform:aseton (4:1) dan FD: Silika gel GF254
Dilakukan isolasi pada fraksi ke
5 dengan metode pemurnian
menggunakan plat KLT preparatif. Gambar 8. Hasil Uji Kemurnian KLT
Metode ini digunakan untuk Pengembangan Tunggal
memisahkan senyawa flavonoid dengan
senyawa lain yang terdapat didalam Keterangan: FG = 1: n-heksan, 2: Etil Asetat,
3: Metanol; FD: Silika gel GF 254; Penampak
fraksi agar memperoleh isolate murni. bercak: Larutan H2SO4 10%
Hasil KLT preparatif dapat dilihat pada Uji kemurnian KLT dua
Gambar 7. dimensi. Plat KLT yang telah dielusi
kemudian diputar 90o. Metode ini
dilakukan untuk memastikan
kemurnian isolat. Pada pengujian
diperoleh satu bercak yang
menunjukkan isolat tersebut telah
murni. Hasil uji kemurnian KLT dua
Gambar 7. Kromatografi Lapis Tipis dimensi dapat dilihat pada Gambar 9.
Preparatif

Keterangan: Fraksi terpilih: Fraksi ke-5; FG:


Kloroform : aseton (4:1) dan FD: Silika gel
GF254
Dari hasil KLT preparatif
diduga yang memiliki senyawa Gambar 9. Uji Kemurnian KLT Dua
flavonoid dihasilkan oleh pita berwarna Dimensi
biru bila dilihat dibawah sinar UV 366 Keterangan: FG= 1: Kloroform : Aseton (4:1),
2: Kloroform : Aseton (1:4); FD: Silika gel;
nm. Kemudian pita tersebut dikerok dan GF254 ; Penampak bercak: Larutan H 2SO4 10%
dilarutkan dalam metanol, tujuannya Uji identifikasi isolat untuk
agar senyawa target lepas dari silika gel memastikan isolat yang didapatkan
karena sifat metanol yang polar. memiliki senyawa flavonoid berpotensi
Uji Kemurnian sebagai antioksidan. Isolat yang
mengandung senyawa flavonoid
Isolat yang didapat kemudian
disemprot dengan penampak bercak
diuji kemurnian dengan metode KLT
sitroborat menjadi warna kekuningan
pengembangan tunggal dan KLT dua
dan dilihat dibawah sinar UV panjang
dimensi. Uji kemurnian dilakukan
gelombang 366 nm senyawa
untuk melihat apakah isolat yang
menunjukkan warna biru.
didapat sudah murni atau belum.
plat KLT disemprot dengan
Uji KLT pengembangan tunggal
larutan DPPH 60 ppm untuk
dilakukan dengan menggunakan fase
Farmasi
724 | Sabrina Salsabila Utama, et al.

mengidentifikasi adanya senyawa Daftar Pustaka


antoksidan ditandai dengan bercak
Backer, C.A., and R. C. Bakhuizen Van
warna kuning dengan latar belakang
Den Brink. (1963). Flora of Java
ungu. Hasil identifikasi isolat dapat
(Spermatophyes), Vol. 1.,
dilihat pada Gambar 10.
Published The Auspices of the
Rijksherbarium, Leyden.
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. (2000). Parameter
Standard Umum Ekstrak
Tanaman Obat, cetakan pertama,
Direktorat Jendral Pengawasan
Gambar 10. Hasil Identifikasi Isolat
Obat dan Makanan, Jakarta.
Keterangan: FG: Kloroform : Aseton (4:1) FD: Dewi, Chandra., Rohula Utami, dan Nur
Silika gel GF254, A: Sitroborat, B: Sinar UV 366 Her Riyadi. (2012). Aktivitas
nm, C: DPPH. Antioksidan dan Antimikroba
Uji Karakterisasi Ekstrak Melinjo (Gnetum
Gnemon L.). Universitas Sebelas
Terhadap isolat uji karakterisasi Maret. Surakarta.
dengan menggunakan spektrofotometri
Emilan, T., Kurnia A.., Utami Budi.,
UV- Sinar Tampak. Hasil dari serapan
Diyani, LN., dan Maulana A.
yang didapat Pita I 466,50 nm dan Pita
(2011). Konsep Herbal
II 280 nm. Berdasarkan literatur data
Indonesia: Pemastian Mutu
tersebut termasuk rentang pita I 465-
Produk Herbal. Fakultas
560 dan pita II 270-280 menunjukkan
Matematika dan Ilmu
bahwa golongan senyawa tersebut
Pengetahuan Departemen
antosianin (Markham, 1988: 39).
Farmasi Progran Studi Magister
E. Kesimpulan Ilmu Herbal. Universitas
Berdasarkan penelitian yang Indonesia, Depok.
telah dilakukan dapat ditarik Harborne, J.B. (1987). Metode
kesimpulan bahwa penelitian telah Fitokimia, Penuntun Cara
mendapatkan isolat daun melinjo Modern Menganalisis Tanaman,
(Gnetum gnemon L.) serta telah Terbitan kedua. Terjemahan
diidentifikasi bahwa daun melinjo Padmawinata, K. dan Soediro, I.
(Gnetum gnemon L.) mengandung ITB, Bandung.
senyawa flavonoid yang berpotensi Hariana, H. Arief. (2008). Tumbuahan
sebagai antioksidan yang diduga Obat dan Khasiatnya Seri 2.
merupakan senyawa flavonoid Penebar Swadaya., Jakarta.
golongan antosianin. Haryani, Sri., Yuliani Aisyah., dan Irma
F. Saran Yunita. (2016). Kandungan
Senyawa Kimia dan Aktivitas
Perlu dilakukan pengujian Antioksidan Ektrak Daun Melinjo
karakterisasi isolat senyawa flavonoid (Gnetum gnemon L.): Pengaruh
lebih lanjut pada daun melinjo (Gnetum Jenis Pelarut dan Metode
gnemon) dengan menggunakan FTIR, Ektraksi. Prosiding Seminar
spektrofotometri massa, dan NMR. Nasional BKS PTN Wilayah
Barat Bidang Ilmu Pertanian,
Program Studi Teknologi Hasil
Pertanian, Fakultas Pertanian,

Volume 5, No. 2, Tahun 2019


Isolasi Senyawa Flavonoid yang Berpotensi sebagai Antioksidan … | 725

Universitas Syiah Kuala, Banda


Aceh
Markham, K. R. (1988). Cara
Mengidentifikasi Flavonoid.
Terjemahan oleh Padmawainata,
K. dan Niksolihin S. ITB,
Bandung.
Mersy, T. Tanamal, P. M. Papilaya, dan
Alwi Smith. (2017). Analisis
Kandungan Senyawa Flavonoid
Daun Melinjo (Gnetum gnemon
L.) Berdasarkan Perbedaan
Ketinggian Tempat. ISBN 978-
602-18237-1-2, Seminar
Nasional Biologi & Pembelajaran
Biologi, Program Sarjana,
Program Studi Pendidikan
Biologi FKIP, Universitas
Pattimura Ambon.
Sangat, M. Harini, dkk. (2000). Kamus
Penyakit dan Tanaman Obat
Indonesia: (Etnofitomedika I).
Yayasan Pustaka Obor Indonesia,
Jakarta.
Santoso, Martha. (2014). Studies on
Antioxidant Components of
Indonesian Edible Plants and
Their Changes during Food
Processing and Cooking. School
of Natural Science and
Ecological Awareness, Graduate
School of Humanities and
Sciences. Nara Women’s
University Japan.
Sayuti, Kesuma dan Yenrina Rina.
(2015). Antioksidan Alami dan
Sintetik. Andalas University
Press, Padang.
Youngson, Robert. (2005). Antioksidan:
Manfaat Vitamin C dan E Bagi
Kesehatan. Alih Bahasa oleh Susi
Purwoko. Arcan, Jakarta.
Yuslianti, E. Reni. (2018). Pengantar
Radikal Bebas dan Antioksidan.
Deepublissh, Yogyakarta.

Farmasi

You might also like