You are on page 1of 11

Pharmacy Medical Journal Vol.1 No.

2, 2018

ISOLASI DAN KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL DAUN LEILEM


(Clerodendrum minahassae Teijsm dan Binn.) DENGAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI
ISOLATION AND CHARACTERIZATION ETHANOL EXTRACT OF LEILEM
LEAVES (Clerodendrum minahassae Teijsm and Binn) WITH METHODS
SPECTROPHOTOMETRIC

Yuri Pratiwi Utami1), Imrawati1), Abd.Rasyid.D1)


1)
Program studi sarjana farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar
Jl. Perintis Kemerdekaan KM.13,7 Daya telp/fax. 0411-583190 Makassar 90242
yuri_pratiwi@yahoo.co.id

ABSTRACT

Leilem leaf (Clerodendrum minahassae Teijsm .And Binn.) have been reported in traditional
medicine for the treatment of various deseases such as stomatch ache and ascariasis. In Minahassa,
leilem leaf generally consumed as vegetables. The present study revealed that leilem leaf can inhibit
the growth of escherhia coli because of the presence of flavonoid that can demage bacterial cell
membranes. This study at characterization of isolated compounds from ethanol extract of leilem
leaves (Clerodendrum minahassae Teijsm and Binn). Extraction was done maceration using 70%
ethanol with the percentage of rendement was 10,19%. The phytochemical analysis of ethanol extract
of leilem leaves showed a positive result of alkoloid, flavonoid, streroid and tanin. The ethyl acetate
extract was selected and 2 grams of it was taken to continued to second conventional column
chromatography and 5 fractions were obtained. Fraction 2 was choosen and continued to preparative
and result 2 isolates. Isolate 2 that showed one spot on tlc with rf 0,66. Was continued for
spectrofotometri uv-vis and ftir analysis. The spectrophotometer uv-vis maximum wavalength at
269,0 nm and 333,0 nm. The ftir data indicated the presence of functional O-H, C-H, C=C and C-O
which is suspected ad flavonoid.

Keywords : Isolation, Characterization, leilem leaf (Clerodendrum minahassae Teijsm and Binn)

ABSTRAK

Daun leilem (Clerodendrum minahassae Teijsm dan Binn.) dilaporkan yaitu sebagai obat
tradisional untuk menyembuhkan beberapa penyakit, seperti sakit perut dan Ascariasis. Daun leilem
biasanya dikonsumsi sebagai sayuran oleh masyarakat di Minahasa. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui profil (karakter) senyawa yang diisolasi dari ekstrak etanol daun leilem (Clerodendrum
minahassae Teijsm dan Binn.) ekstrak diperoleh dari proses maserasi menggunakan pelarut etanol
70% dengan persen rendamen 10,19%. Hasil uji kandungan kimia ekstrak etanol daun leilem positif
mengandung alkaloid, flavonoid, steroid dan tanin. Ekstrak etil astetat dipilih dan diambil 2 gram
dilanjutkan untuk dilakukan pemisahan menggunakan komatografi kolom konvensional dan
menghasilkan 5 fraksi. Fraksi 3 dipilih dilanjutkan kromatografi kolom konvensional kedua dan
didapatkan 5 fraksi. Fraksi 2 dipilih dan dilanjutkan ketahapan kromatgrafi lapis tipis preparatif dan
menghasilkan 2 isolat. Isolat 2 yang menunjukkan 1 noda tunggal pada profil KLT dengan niliai Rf
0,66 dilanjutkan untuk dianalisis dengan spektofometri UV-Vis dan FT-IR. Hasil analisis
spektrofotometri UV-Vis isolat 2 mempunyai serapan maksimal pada panjang gelombang 269,0 nm
dan 333,0 nm-1. Data FT-IR menunjukkan adanya gugus fungsi O-H, C-H, C=C dan C-O yang diduga
merupakan senyawa flavonoid.

Yuri pratiwi utami dkk… 82


Pharmacy Medical Journal Vol.1 No.2, 2018

Kata kunci: Isolasi, karakteriksasi, Daun Leilem(Clerodendrum minahassae Teijsm and Binn).

PENDAHULUAN

Yuri pratiwi utami dkk… 83


Pharmacy Medical Journal Vol.1 No.2, 2018

Salah satu negara yang yaitu daun, biasanya dikonsumsi


memiliki keanekaragaman obat di sebagai sayuran oleh masyarakat di
dunia yaitu Indonesia. Wilayah Minahasa. Manfaat lain dari daun
hutan tropika Indonesia memiliki leilem ini yaitu sebagai obat
keanekaragaman hayati tertinggi ke- tradisional untuk menyembuhkan
2 di dunia setelah Brazili. Sebanyak beberapa penyakit, seperti sakit perut
40.000 jenis flora yang ada di dunia, dan Ascariasis
terdapat 30.000 jenis dapat dijumpai Berdasarkan pendekatan
di Indonesia dan 940 jenis etnofarmakologi diketahui bahwa
diantaranya diketahui berkhasiat genus Clerodendrum memiliki
sebagai obat dan telah dipergunakan berbagai peranan penting dalam
dalam pengobatan tradisional secara perkembangan pengobatan
turun-temurun oleh berbagai etnis di diantaranya sebagai antiinflamasi,
Indonesia. Jumlah tumbuhan obat antidiabetes dan antibakteri (Patel &
tersebut sekitar 90% dari jumlah Shrivastava, 2007).Senyawa fenol
tumbuhan obat yang terdapat yang ada pada daun leilem
dikawasan Asia (Masyhud,2010). merupakan jenis polifenol dengan
Keanekaragaman hayati ini termasuk aktivitas antioksidan yang berpotensi
dalam sumber daya alam yang sebagai terminator radikal bebas
menghasilkan senyawa kimia yang (Emor, 2006) Adam dkk. (2013)
tidak terbatas jenis dan jumlahnya. melaporkan bahwaekstrak metanol
Khususnya di daerah Minahassae, daun leilem memiliki aktivitas
jenis tanaman yang banyak tumbuh antioksidan berkisar antara 64,83 -
dan dimanfaatkan sebagi sumber 70,12%. Bontjuradkk., (2015)
makanan yaitu tanaman leilem meneliti bahwa senyawa fenol dalam
(Clerodendrum minahassae L.). ekstrak daun leilem memiliki efek
Tanaman leilem ini termasuk dalam antibakteri terhadap bakteri
genus Clerodendrum dan famili Streptococcus mutans. Penelitian
Verbeneceae (Wiart ,2002). lain melaporkan bahwa daun leilem
Leilem (Clerodendrum minahassae dapat menghambat pertumbuhan
Teijsm. Dan Binn) merupakan satu bakteri Escherichia coli karena
spesies dari genus Clerodendrum. flavonoid yang terdapat didalamnya
Genus Clerodendrum banyak dapat merusak membran sel bakteri
tersebar diseluruh dunia dan (Lomboan, 2015). Berdasarkan latar
memliliki lebih dari 500 spesies. belakang diatas peneliti tertarik
Banyak dari genus ini digunakan melakukan peneilitian tentang isolasi
sebagai obat tradisional dan sebagai dan karakterisasi ekstrak daun leilem
pengobatan secara turun temurun (Clerodendrum minahassae Teijsm.
untuk mengobati berbagai macam & Binn.).
penyakit (Patel dan Shrivastava,
2007). METODE PENELITIAN
Menurut Patel dan Shrivastava, Jenis Penelitian
2007 Bagian tanaman leilem ini

Yuri pratiwi utami dkk…


84
Pharmacy Medical Journal Vol.1 No.2, 2018

Jenis penelitian ini adalah penelitian Sampel daun leilem diperoleh dari
eksperimen berskala laboratorium. Kelurahan Kairagi Dua, Kecamatan
Waktu dan Tempat Penelitian Mapanget, Kota Manado, Provinsi
Penelitian ini dilaksanakan di Sulawesi Utara.
Laboratorium Biologi Farmasi Penyiapan Sampel
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Sampel daun leilem yang telah
Makassar, Laboratorium Kimia dipanen terlebih dahulu kemudian
Terpadu Fakultas MIPA Universitas disortasi basah,dicuci dengan air
Hasanudin dan Laboratorium Kimia mengalir hingga bersih, dirajang dan
Farmasi Universitas Hasanudin pada dikeringkan dengan cara terkena
bulan November 2017 sampai sinar matahari langsung. Selanjutnya
Januari 2018. sampel siap diekstraksi.
Prosedur Penelitian Pembuatan Ekstrak
Pengambilan Sampel Daun leilem sebanyak 350 gram
dimaserasi menggunakan pelarut
etanol 70% sebanyak 3 Liter ditambahkan pelarut etil asetat 100
padatemperatur ruangan dan mL sebanyak 5 kali sampai pelarut
terlindung dari cahaya selama 5 hari berwarna jernih. Proses fraksinasi
sambil sesekali diaduk. Kemudian dilakukan sebanyak 4 kali, hasil
disaring residu dan filtrat dipisahkan, fraksi n-heksan, etil asetat dan fraksi
selanjutnya diremaserasi ampasnya air dikumpulkan kemudian diuapkan
dengan perlakuan yang sama, filtrat hingga diperoeh fraksi kental.
yang diperoleh dikumpulkan dengan
filtrat 1 kemudian diuapkan di
evaporator hingga diperoleh ekstrak Kromatografi Lapis Tipis
kental daun leilem (Clerodendrum Orientasi eluen dilakukan sebelum
minahassae Teijsm. & Binn.). melakukan proses pemisahan secara
Uji Kandungan Kimia KLT menggunakan perbandingan
Uji kandungan kimia meliputi : Uji eluen n-heksan:etil asetat masing-
Alkaloid, Uji Flavonoid, Uji Tanin, masing (9:1) (8:2) (7:3) (6:4) dan
Uji Terpenoid dan Steroid, Uji (5:5). Kemudian dipilih 1 eluen yang
Saponin. menghasilkan nilai Rf dan
Proses Pemisahan penampakan noda yang baik yaitu
Partisi / Fraksinasi perbandingan eluen (9:1).
Fraksinasi ekstrak etanol daun leilem Penampakan terhadap noda
dengan menggunakan corong pisah. dilakukan dengan menggunakan
Ekstrak etanol daun leilem masing- sinar UV 254 dan 366 nm.
masing sebanyak 5 g disuspensikan Kromatografi Kolom
dengan menggunakan pelarut air 100 Seperangkat alat kolom disiapkan,
mL. kemudian ditambahkan pelarut kemudian dimasukan sampel dan
n-heksan 100 mL dilakukan silika gel kedalam tabung kolom
sebanyak 4 kali sampai pelarut sebanyak 2 gram fraksi etil asetat
berwarna jernih. Kemudian dan 55 gram silika gel dengan

Yuri pratiwi utami dkk…


85
Pharmacy Medical Journal Vol.1 No.2, 2018

menggunakan metode kemas basa Subfraksi 2 yang dipilih dilanjutkan


(bubur siilika gel) sambil diketuk- pada kromatografi lapis tipis
ketuk tabung kolom hingga mampat. preparatif (KLTP) dengan
Digunakan fase gerak berupa eluen menggunakan eluen n-heksan:etil
yang bergradient dengan masing- asetat (9:1) dalam 100 mL.
masing perbandingan eluen (10:0), Kemudian didapatkan 2 pita,
(9:1), (8:2), (7:3), (6:4), (5:5) (4:6) dikerok dan dilarutkan dengan
(3:7), (2:8), (1:9) dan (0:10), sesuai pelarut etil asetat p.a dan disaring
gradien dari tinggi ke rendah dibuat dengan menggunakan pipet yang
dalam 100 ml, dan ditambahkan disumbat dengan kapas, filtrat yang
metanol sebanyak 520 mL. diperoleh diuapkan. Dipilih pita 2
Fraksi ditampung dalam botol vial karena memiliki noda tunggal pada
masing-masing 10 ml menghasilkan KLT.
131 fraksi, kemudian fraksi-fraksi Karakterisasi Isolat
tersebut digabungkan berdasarkan Karakterisasi isolat murni dilakukan
kesamaan warna sehingga diperoleh dengan menggunakan
9 fraksi, dengan melihat nilai Rf spektrofotometer UV-Vis dan
noda sehingga menghasilkan 5 spektrofotometer FT-IR.
fraksi,dipilih noda fraksi yang
memenuhi kriteria dengan nilai 0,5 HASIL DAN PEMBAHASAN
yaitu fraksi 3. Fraksi 3 sebanyak 335 Sampel yang digunakan pada penelitian ini
mg dengan perbandingan silika gel adalah ekstrak etanol daun leilem. Sampel
9,9 gram dipisakan kembali diekstraksi menggunakan maserasi, maserasi
menggunakan kolom dengan metode merupakan salah satu metode pemisahan
kemas basa menggunakan eluen n- senyawa dengan cara perendaman pada
heksan: etil asetat (9:1) sebanyak temperatur ruangan dengan menggunakan
1300 mL dan eluen metanol pelarut organik. Maserasi dipilih karena
sebanyak 100 mL. merupakan metode secara dingin, dimana
Subfraksi ditampung dalam botol senyawa yang tidak tahan terhadap
vial masing-masing 10 mL pemanasan tidak akan rusak dengan cara
menghasilkan 144 fraksi, kemudian maserasi menggunakan cairan penyari
subfraksi digabungkan berdasarkan etanol.
kesamaan warna sehingga diperoleh Pemilihan pelarut etanol dalam
13 subfraksi. Kemudian penelitian ini sebagai cairan penyari
dikumpulkan 13 vial dipisahkan karena etanol mempunyai dua gugus
dengan metode KLT sehingga fungsi yang berbeda kepolarannya,
menghasilkan 5 subfraksi yaitu gugus hidroksi yang bersifat
berdasarkan penampakan noda. polar dan gugus alkil yang bersifat
Dipilih subfraksi 2 untuk dilanjutkan nonpolar. Adanya kedua gugus
KLTP karena memiliki pola tersebut pada etanol diharapkan
kromatogram yang ideal. senyawa-senyawa dengan tingkat
Kromatografi lapis tipis preparatif kepolaran yang berbeda akan

Yuri pratiwi utami dkk…


86
Pharmacy Medical Journal Vol.1 No.2, 2018

terekstraksi dalam etanol (Harbone, 1987).


Ekstrak diperoleh dari hasil kandungan kimia. Uji kandungan
ekstraksi dengan menggunakan kimia bertujuan untuk memberikan
metode maserasi sebanyak 35,67 g gambaran awal komposisi
dengan persen rendemen sebesar kandungan kimia (Depkes RI.,
10,19%. Ekstrak kental yang 2000).
diperoleh selanjutnya dilakukan uji
Tabel 1. Uji Golongan Senyawa Kimia ekstrak etanol daun leilem

Kandungan Senyawa Ket


Hasil
Kimia
P.Mayer Endapan putih +
Alkaloid P.Wagner Endapan cokelat +
P.Dragendorf Endapan jingga +-
Steroid Berwarna hijau +-
Tidak terbentuk +
Terpenoid warna cokelat antar -
permukaan
Flavonoid Berwarna jingga +
Saponin Terbentuk buih yang -
tidak mencapai 1 cm
Tanin Berwarna cokelat +

Berdasarkan hasil uji kandungan metode ektraksi cair-cair yang


kimia menunjukkan bahwa daun sebelumnya telah diuji kelarutannya
leilem mengandung golongan menggunaka pelarut n-heksan, etil
senyawa alkaloid, steroid, flavonoid asetat dan air . Dari hasil ekstraksi
dan tanin. Ekstrak kental daun leilem cair-cair diperoleh berat fraksi
sebanyak 20 g dipartisi dengan sebagai berikut.

Tabel 2. Hasil ekstraksi cair-cair daun leilem.


Ekstrak Ekstrak hasil partisi cair-cair
etanol daun
Fraksi n-heksan
leilem Fraksi etil asetat Fraksi air

20 gram 2,4 gram 3,4 gram 12,67 gram

Hasil fraksinasi berupa fraksi n- asetat (9:1) dilanjutkan dengan


heksan, etil asetat dan fraksi air kromatografi kolom. Selanjutnya
diorientasi eluen yaitu (9:1) (8:2) fraksi etil asetat sebanyak 2 gr di
(7:3) (6:40 dan (5:5). Fraksi yang pisahkan dengan kromatografi
penampakan noda yang terbaik yaitu kolom dengan fase diam silika gel
fraksi etil asetat dengan GF60 dan dielusi berturut-turut
perbandingan eluenn-heksan: etil menggunakan eluen bergradient

Yuri pratiwi utami dkk…


87
Pharmacy Medical Journal Vol.1 No.2, 2018

yaitu n-heksan, etil asetat dan cepat diperoleh, dalam kromatografi


metanol. Fraksi-fraksi yang kolom ini dipilih kromatografi
diperoleh dari tahapan kromatografi kolom kovensional atau biasa
kolom dilakukan proses disebut kromatografi gravitasi
kromatografi lapis tipis kembali dibandingkan dengan kromatografi
untuk mengabungkan fraksi-fraksi vacum walaupun membutuhkan
yang sama berdasarkan warna dan waktu yang lebih lama dibandingkan
nilai Rf-nya. dengan kromatografi vacum, akan
Metode kromatografi kolom ini tetapi hasil yang diperoleh lebih
merupakan metode yang optimal maksimal dibandingkan dengan
untuk memisahkan komponen kimia menggunakkan kromatografi kolom
yang jumlahnya sedikit dan hasilnya vacum.
Hasil kromatografi kolom digabung berdasarkan kesamaan
konvensional diperoleh 131 botol profil KLT diperoleh sebanyak 5
vial sebanyak 9 fraksi berdasarkan fraksi.
kesamaan warna larutan fraksi dan

Tabel 3. Berat Fraksi Hasil Kromatografi Kolom Konvensional

Fraksi Berat (mg)


1 6
2 474
3 335
4 190
5 866
Fraksi 3 dipilih berdasarkan nilai Rf asetat (9:1) dalam 1300 mL dan
profil noda memiliki nilai Rf yang metanol 100 mL, sehingga diperoleh
ideal. Fraksi 3 dengan berat 335 mg hasil kromatografi kolom kedua
dipilih untuk dilanjutkan pada sebanyak 144 vial dan digabungkan
Kromatografi kolom kedua agar berdasarkan warna menjadi 13
didapat pemisahan senyawa yang subfraksi dan digabungkan pada
lebih baik dan optimal dengan profil KLT sehingga diperoleh 5
menggunakan eluen n-heksan : etil subfraksi.
Tabel 4. Berat Fraksi 3 Hasil Kromatografi Kolom Konvensional kedua.
Fraksi 3 Berat (mg)
1 1,6
2 10
3 74
4 24,3
5 23,8

Yuri pratiwi utami dkk…


88
Pharmacy Medical Journal Vol.1 No.2, 2018

Subfraksi 2 dipilih berdasarkan nilai terang. kemudian pita-pita dikerok


Rf profil noda memiliki nilai Rf dan disentrifuse menggunakan
yang ideal. Fraksi 2 dengan berat pelarut etil asetat p.a, kemudian elusi
10mg dipilih untuk dilajutkan pada kembali untuk dilihat penampakan
KLT preparatif menggunakan fase noda. Metode KLT menunjukkan
gerak n-heksan : etil asetat (9:1) dan noda tunggal terdapat pada isolat
diamati menggunakan lampu UV pita 2 dengan nilai Rf 0,66. Isolat
254 nm dan 366 nm. Fraksi 2 pita 2 yang diperoleh selanjutnya
menunjukkan penampakan noda dianalisis menggunakan intrumen
KLT yang baik dibandingkan fraksi UV-Vis dan FTIR. Hasil analisis
yang lain. Setelah diKLTP fraksi 2 isolat pita 2 dengan spektrofotometri
menghasilkan 2 pita, pita 1 berwarna UV-Vis memperlihatkan 2 puncak :
biru gelap dan pita 2 berwarna biru
Tabel 5. Hasil pembacaan spektrum UV-Vis Isolat 2

Panjang
No Absorbansi Perkiraan
gelombang (nm)

1 333 0,36762
Flavonoid
2 269 0,34551
Dari hasil spektrum UV-Vis senyawa Flavonoid (Markham,
kemungkinan isolat mengandung 1988).

C-H
C=C C=C C-H
O-H
C-H C-O

Gambar 1. Hasil Analisis FT-IR Isolat 2


Tabel 6. Hasil Pembacaan Spektrum FT-IR Pada Isolat 2
Bilangan Daerah Frekuensi (Cm-1)
No. Gelombang Pustaka Pustaka Prediksi Gugus Fungsi
-1
Isolat (Cm ) Silverstein Harmita

Yuri pratiwi utami dkk…


89
Pharmacy Medical Journal Vol.1 No.2, 2018

C-H
1 800,46 675-870
(aromatik,Alkena)
C-O
1300-1000 ( Alkohol,
2 1093,64 1080-1300
eter, asam karboksilat,
ester)
- C-H
3 1462,04 1350-1470
(Alkana)
1548,84 C=C
4 1500-1600 -
(aromatik)
1680-1600 C=C
5 1651,07 1640-1680
(Alkena)
2858,51 C-H
6 2850-2960 3000-2850
2926,01 (Alkana)
3000-3600 O-H
7 3433,29 3500-3200
2000-3600 (Alkohol)

Hasil analisis spektrofotometri berada pada frekuensi 1080-1300


Inframerah (IR) pada frekuensi dengan intensitas sedang-kuat.
serapan 3433,29 cm-1 diindikasikan Serapan pada frekuensi 800,46
sebagai gugus O-H dengan intensitas diindikasikan sebagai gugus C-H
kuat dimana gugus ini berada pada yang berada pada frekuensi 675-870
frekuensi 3000-3600 cm-1. Serapan cm-1dengan intensitas kuat
pada frekuensi 2926,01 2858,51 cm-1 (Silvertein, 2005) (Harmita, 2015).
diindikasikan sebagai gugus C-H Dari hasil analisis data
dengan intensitas kuat berada ada spektrofotometri FT-IR diduga isolat
frekuensi 2850-2960 cm-1. Serapan pita 2 merupakan senyawa Flavonoid
pada frekuensi 1651,07 dengan gugus fungsi O-H, C-H,
diindikasikan sebagai gugus C=C C=C, dan C-O. Keberadaan
dimana gugus ini berada pada Flavonoid pada isolat pita 2 diduga
frekuensi 1640-1680cm-1dengan karena adanya serapan pada
intensitas sedang. Serapan pada frekuensi 3433,29 cm-1 yang
frekuensi 1548,84 cm-1diindikasikan diindikasikan sebagai gugus O-H,
sebagai gugus C=C dimana gugus ini dan adanya gugus C-O pada
berada pada frekuensi 1500-1600 frekuensi 1093,64 cm-1 dan
dengan intensitas kuat. Serapan pada didukung oleh data
frekuensi 1462,04 diindikasikan spektrofotometriUV-Vis dengan
sebagai gugus C-H yang berada pada absorbansi maksimum pada panjang
frekuensi 1350-1470 dengan gelombang 333 nm yang
intesitas kuat. Serapan pada menunjukkan adanya Flavonoid
frekuensi 1093,64 diindikasikan (Markham, 1988).Untuk lebih
sebagai gugus C-O dimana gugus ini memastikan senyawa apa yang

Yuri pratiwi utami dkk…


90
Pharmacy Medical Journal Vol.1 No.2, 2018

terdapat dalam isolat pita 2 fraksi etil senyawa flavonoid yang didukung
asetat daun leilem, maka harus oleh uji golongan senyawa pada
dilakukan penelitian selanjutnya ekstrak yang menunjukkan hasil
menggunakan alat spektrum lainnya positif mengandung flavonoid, dan
seperti GC-MS dan NMR (Nucleic didukung oleh data spektrofotometri
Magnetic Resonance). UV-Vis yang mempunyai absorbansi
KESIMPULAN maksimal pada panjang gelombang
Berdasarkan hasil penelitian 333,0 nm dan data Spektrofotometri
isolasi dan karakterisasi senyawa FT-IR yang menunjukkan gugus
ekstrak etanol daun leilem isolat pita fungsi O-H, C-H, C=C, dan C-O.
2 yang diperoleh diduga merupakan

DAFTAR PUSTAKA
Adam, C., Djarkasi, G., Ludong, M. Emor, N., 2006,Isolasi dan Uji
dan Langi, T., 2013, Penentuan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun
Total Fenol dan Aktivitas Leilem (Clerodendrum minahassae
Antioksidan Ekstrak Daun Leilem L), Skripsi, Dr.,Universitas
(Clerodendrum minahassae), Samratulangi, Manado, Indonesia.
PHARMACON JurnalIlmiah
Farmasi, Manado, Indonesia, hal05. Fessenden, R.J., J.S Fessenden.
1997. Dasar-Dasar Kimia Organik.
Bontjura, S., Waworuntu, O. dan Diterjemahkan oleh Maun, S., Anas,
Siagian, K., 2015, Uji Efek A & Sally, S. Jakarta: Binarupa
Antibakteri Ekstrak Daun Leilem Aksara
(Clerodendrum minahassae L.)
Terhadap Bakteri Streptococcus Harborne, J.B.,1987. Metode
mutans, PHARMACON Fitokimia, Penuntun Cara Modern
JurnalIlmiah Farmasi, Manado, Menganalisis Tumbuhan, terbitan
Indonesia, hal.99. kedua,ITB. Bandung, Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Harmita, 2015, Analisis Fitokimia


Indonesia. 2000,Parameter standar Potensiometri dan Spektrokopi,
umum ekstrak tumbuhan obat. Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Jakarta : Departemen Kesehatan.
Lomboan, L., 2015, Uji Efektivitas
Dirjen POM, 1986, Sediaan Galenik, Ekstrak Metanol Daun Leilem
Jilid II. Departemen Kesehatan RI. (Clerodendrum minahassae, Teijsm,
Jakarta. Binn.) terhadap Pertumbuhan
Bakteri Escherichia coli, Politeknik

Yuri pratiwi utami dkk…


91
Pharmacy Medical Journal Vol.1 No.2, 2018

Kesehatan Kementrian Kesehatan, Silverstein, R.M., Webster, F.X dan


Manado, Indonesia. Kiemle, D.J. 2005. Spectrometric
Identification of Organic
Masyhud, 2010. Tanaman Obat Compounds, Seventh edition. United
Indonesia. http://www.dephut. states of Amerika: John Wiley &
go.id/indexphp? =id Son. Ltd
/node/54(diakses tanggal 12 Januari
2011). Umthong, S., Phuwapraisirisan, P.,
Puthong, S., and Chanchao, C.,
Markham, K.R., 1988, Cara 2011, In Vitro Antiproliferrative on
Mengidentifikasi Flavonoid, Human Cancer Cell Lines, BMC
diterjemahkan oleh Kosasih Complementary and Alterbative
Padmawinata, 15, Penerbit ITB, Medicine.
Bandung.
Wiart, C. 2002. Medicinal Plants of
Patel,T. and N. Shrivastava. 2007. southeast Asia. Prentice Hall.
Clerodendrum and Heathcare. Malaysia.
Medicinal and Aromatic Plant
Science and Biotechnology. 1: 142- Yazid, E., 2005, Kimia Fisika Untuk
150. Paramedis, Andi Yogyakarta,
Yogyakarta.

Yuri pratiwi utami dkk…


92

You might also like