You are on page 1of 11

KONTRIBUSI HUTAN RAKYAT TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA

PETANI DI DESA RUMOONG ATAS KECAMATAN TARERAN KABUPATEN


MINAHASA SELATAN

Astriani Mohtar1, Hengki D. Walangitan2, & Theodora M. Katiandagho2

¹ Mahasiswa Program Studi Ilmu Kehutanan, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sam
Ratulangi, Jl. Kampus Unsrat Manado, 95515 Telp (0431) 846539
² Dosen Program Studi Ilmu Kehutanan, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sam
Ratulangi, Jl. Kampus Unsrat Manado, 95515 Telp (0431) 846539

ABSTRAK
According to Handoko (2007), income from community forests for farmers is still positioned
as side income with a range of more than 10% of total income. The amount of contribution and
the amount of income that cannot be received sustainably shows that community forests have
not been able to become the foundation of farmer household livelihood, so research is needed
on how much community forest contribution to farmer household income in Rumoong Atas
Village, Tareran District, South Minahasa Regency. The objectives of this study were to
describe the community forest management system in Rumoong Atas Village and to discover
the contribution of the results of community forest management specifically for timber
production to the income of farmer households data collection was carried out using the
observation method, interviews with 30 respondents who were deliberately selected (purposive
sampling) and literature studies to obtain primary data and secondary data. The results shows
that 1) The community forest management system in Rumoong Atas Village uses an
agroforestry system and develops a monoculture cropping pattern and mixed crops.
Management activities are carried out based on three subsystems, which are carried out all with
a free scale. The type of wood planted depends on seeds provided by the government. The
harvest period is adjusted to the needs. 2) The contribution of the average income of community
forests to the income of farmer households in Rumoong Atas Village is respectively (58.25%)
for strata I, strata II (81.79%) and strata III (80.40%). The size of the community forest
contribution depends on the number of trees that exist.
Kata Kunci: Desa Rumoong Atas, Hutan Rakyat, kontribusi, pendapatan, rumah tangga

1. PENDAHULUAN kebutuhan dalam negeri maupun ekspor


juga meningkat. Kebutuhan kayu tersebut
1.1 Latar Belakang tidak dapat dipenuhi oleh produksi hutan
Masyarakat memanfaatkan hutan alam seiring menipisnya persediaan kayu di
sebagai kebutuhan hidup dan ekonomi, hutan alam. Hal tersebut mendorong
serta sebagai lahan pertanian dan berternak masyarakat untuk menanam pohon-pohon
untuk memenuhi kebutuhan pangan. kehutanan/tanaman berkayu di lahan
Masyarakat juga memanfaatkan hasil hutan miliknya yang biasa disebut hutan rakyat.
berupa kayu dan non kayu (Setyadi, 2010). Hutan rakyat merupakan hutan yang
Menurut Afriantho (2008), dengan tumbuh di atas tanah pada lahan yang
bertambahnya jumlah penduduk di dibebani hak milik. Pengelolaan hutan
Indonesia, maka total konsumsi kayu untuk rakyat banyak dilakukan oleh petani
dengan sistem pengelolaan mandiri.
Artinya, segala aturan dan kebijakan yang a. Menghitung tingkat pendapatan
terkait dengan pengelolaan hutan berasal petani.
dari pemilik lahan atau keluarga yang
mengelola hutan rakyat tersebut. Hal inilah 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑡𝑎𝑛𝑖
yang membuatpenulis tertarik untuk = 1+2+3+4
membahas tentang kontribusi hutan rakyat
terhadap pendapatan petani (Tanjung, b. Kontribusi hutan rakyat terhadap
2014). Oleh karena itu, diperlukan pendapatan rumah tangga petani.
penelitian dengan tujuan mendeskripsikan 𝑃𝐻𝑅
sistem pengelolaan hutan rakyat di Desa 𝐾𝐻𝑅 =
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑡𝑎𝑛𝑖
Rumoong atas dan mengetahui kontribusi
hasil pengelolaan hutan rakyat khusus × 100 %
untuk produksi kayu terhadap pendapatan
rumah tangga petani.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
2. METODE PENELITIAN 3.1 Karakteristik Responden
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Karakteristik umum rumah tangga
Rumoong Atas, Kecamatan Tareran, petani hutan rakyat dapat dilakukan melalui
Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi wawancara terhadap 30 orang responden
Sulawesi Utara. Penelitian ini dilaksanakan yang berupa identitas responden, umur,
pada bulan Maret – September 2018. tingkat pendidikan, pekerjaan, jumlah
Penelitian ini menggunakan data-data anggota keluarga, dan luas kepemilikan
seperti data primer dan data sekunder. Data lahan. Desa Rumoong Atas merupakan
primer berupa data umum rumah kepala Keluarga yang memiliki lahan
tangga/identitas responden, data potensi dengan luas minimal 1 ha. Mayoritas
ekonomi rumah tangga, dan pendapatan penduduk Desa Rumoong Atas sebagian
rumah tangga. besar responden bermata pencaharian
Pengambilan sampel dalam sebagai petani, dan mata pencaharian
penelitian ini dilakukan secara purposive lainnya seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS),
sampling (secara sengaja) sebanyak 30 wiraswasta, dan karyawan swasta.
responden. Cara penentuan responden
pendapatan rumah tangga petani dalam a. Umur Responden
hutan rakyat sebanyak 30 responden Masyarakat Desa Rumoong Atas
berdasarkan luas kepemilikan lahan. Luas yang mengusahakan hutan rakyat berusia
kepemilikan lahan dibagi menjadi 3 strata paling muda adalah 33 tahun dan yang
yaitu: paling tua berumur 77 tahun. Data umur
responden masyarakat Desa Rumoong Atas
1. Strata I : luas kepemilikan lahan < 1 Ha dapat dilihat dalam Tabel 2.
2. Strata II : luas kepemilikan lahan 1 – 2
Ha
3. Strata III : luas kepemilikan lahan > 2
Ha.
Analisis data yang digunakan dalam
bentuk tabulasi serta disusun secara
deskriptif dan kontribusi hutan rakyat
terhadap pendapatan rumah tangga petani.
Rumus yang digunakan adalah:
Tabel 2. Karakteristik Responden Tabel 3. Karakteristik Responden
Berdasarkan Umur Petani Berdasarkan Tingkat
Hutan Rakyat. Pendidikan.
Umur Jumlah Presentase Pendidikan Jumlah Presentase
(Tahun) (Orang) (%) (Orang) (%)
33 – 46 6 20.00 SD 10 33.33
47 - 56 9 30.00 SMP 6 20.00
57 - 69 8 26.67 SMA 8 26.67
70 – 77 7 23.33 Sarjana 6 20.00
Total 30 100.00 Total 30 100.00
Tabel 2 menunjukkan bahwa
presentase umur responden yang paling c. Luas Kepemilikan Responden
besar berada pada umur 47-56 tahun yaitu Desa Rumoong Atas luas
sebesar (30.00%), umur tersebut termasuk kepemilikan lahan sudah tergolong cukup
ke dalam usia produktif dan semua sudah luas. Dimana, lahan tesebut rata-rata milik
berkeluarga. Hasil wawancara menyatakan responden yang ditanami tanaman cempaka
bahwa lahan hutan rakyat yang berada di putih (Magnolia sulawesiana) tetapi ada
Desa Rumoong Atas adalah lahan yang juga yang menanam tanaman jati namun
turun temurun dalam proses pengolahannya pertumbuhan jati sangat lambat, maka
juga turun temurun ke generasi berikutnya. masyarakat Desa Rumoong Atas lebih
memilih untuk menanam tanaman cempaka
b. Tingkat Pendidikan Responden putih karena pertumbuhannya sangat
Tingkat pendidikan responden bagus. Luas lahan hutan rakyat di Desa
dilihat dari Kepala Keluarga di Desa Rumoong Atas rata-rata masyarakat paling
Rumoong Atas sebagian besar banyak memiliki luas kepemilikan lahan 1
menyelesaikan pendidikan sampai Sekolah ha, lahan tersebut termasuk dalam strata II.
Dasar (SD) yaitu sebanyak (33.33%), Luas kepemilikan lahan dapat dilihat pada
sedangkan dibandingkan dengan Sarjana Tabel 4.
tingkat pendidikan hanya (20.00%). Tabel 4. Karaterikstik Responden
Sehingga hal tersebut, dapat dikatakan Berdasarkan Luas
bahwa tingkat pendidikan di Desa Kepemilikan Lahan.
Rumoong Atas masih tergolong rendah.
Dari hasil penelitian tingkat pendidikan Luas Lahan Jumlah Presentase
sangatlah penting dalam pengelolaan hutan
(ha) (Orang) (%)
rakyat dimana lahannya milik mereka
sendiri, semakin tinggi tingkat pendidikan <1 ha 10 33.33
maka semakin baik juga pengelolaan hutan
rakyat. Karakteristik responden 1–2 ha 10 33.33
berdasarkan tingkat pendidikan di Desa >2 ha 10 33.33
Rumoong Atas dapat disajikan pada Tabel
3. Total 30 100.00
Berdasarkan Tabel 4, luas
kepemilikan lahan di Desa Rumoong Atas
dapat dilihat dari berbagai strata I, II, dan
III yang dimana, masing-masing strata
memiliki kontribusinya (33.33%) sebanyak
10 orang. Semakin besar luas lahan maka Semakin banyak jumlah anggota keluarga
semakin besar pula jumlah pendapatan maka pola pemikiran mereka lebih kearah
yang di dapat. usaha yang lebih cepat menghasilkan.
Jumlah anggota keluarga yang mengusaha
d. Pekerjaan Utama Responden hutan rakyat ada yang menjual kayu lebih
Dari hasil penelitian di Desa cepat/sebelum tegantung mereka yang
Rumoong Atas data yang diambil adalah membutuhkan. Karakteristik jumlah
seluruh responden yang statusnya sudah anggota keluaraga dapat disajikan dalam
menikah. Pekerjaan utama adalah Tabel 6.
pekerjaan yang dilakukan lebih tinggi atau Tabel 6. Karakteristik Berdasarkan Jumlah
lebih duluan dibandingkan dengan Anggota Keluarga.
pekerjaan lain atau yang dinamakan dengan
pekerjaan sampingan. Sebagian besar mata Jumlah Jumlah Presentase
pencaharian masyaakat Desa Rumoong Anggota (Orang) (%)
Atas adalah petani, dengan 30 responden
yang diwawancarai sebanayak 21 orang Keluarga
(70.00%) yang mata pencaharian sebagai 0-2 13 43.33
petani. berdasarkan data yang diambil
menunjukan bahwa masyarakat Desa 3-5 16 53.33
Rumoong Atas masih bergantung pada 6 1 3.33
pertanian hutan maupun tanaman pertanian
lainnya. Pekerjaan utama dapat dilihat pada Total 30 100.00
Tabel 5.
Tabel 5. Karakteistik Responden
Berdasarkan Pekerjaan. 3.2 Sistem Pengelolaan Hutan Rakyat
3.2.1 Pola Tanam Dan Jenis Tanaman
Pekejaan Jumlah Presentase
Pengelolaan hutan rakyat di Desa
Utama (Orang) (%) Rumoong Atas umumnya, masyarakat
Petani 21 70.00 masih menggunakan cara yang sederhana
dan mengembangkan dengan pola tanam
PNS 4 13.33 monokultur dan tanaman campuran.
Wiraswasta 3 10.00 Dimana, lahan tersebut ditanami tanaman
kayu, tanaman pangan dan tanaman buah-
Pengacara 1 3.33 buahan. Masyarakat Desa Rumoong Atas,
Perangkat 1 3.33 biasanya melakukan pengelolaan hutan
rakyat dengan menanam tanaman jenis
Desa cempaka putih (Magnolia sulawesiana),
Total 30 100.00 jati (Tectona grandis), cengkeh (Syzygium
aromaticum), dan Aren (Arenga pinnata).
Sedangkan untuk tanaman pangan dan
e. Jumlah Anggota Keluarga tanaman buah-buahan berupa singkong,
Jumlah tanggungan adalah oang tomat, cabe, bawang, jangung, timun,
yang menjadi sebuah tanggungan didalam kelapa, pisang, dan durian. Dari pernyataan
keluarga seperti istri, anak, cucu maupun responden mengatakan bahwa di Desa
saudara. Jumlah anggota keluarga yang Rumoong Atas ketika menanam tanaman
paling banyak adalah 3-5 dengan jumlah jati pertumbuhannya sangat lambat dan
anggota keluarga adalah (53.33%) besar pohonnya tidak sesuai dengan yang
sebanyak 16 responden dan jumlah anggota mereka inginkan, sehingga tanaman jati
keluarga paling sedikit adalah 6 orang (Tectona grandis) dibiarkan bertumbuh
sebanyak (3.33%) sebanyak 1 responden. tanpa ada pengawasan namun jika
dibutuhkan maka tanaman jati dapat dijual. sulawesiana). Hasil hutan rakyat berupa
Sedangkan untuk tanaman yang lainnya pohon cempaka putih digunakan
responden mengatakan, pertumbuhan masyarakat sebagai pendapatan sampingan
tanaman sangat baik. Petani melakukan atau sebagai tabungan.
pola tanam dan jenis tanaman pada lokasi
penelitian dapat disajikan dalam Tabel 7. 3.2.2 Tahapan Pngelolaan Hutan Rakyat
Tabel 7. Jenis Tanaman Di Desa Rumoong Pengelolaan lahan umumnya
Atas. dilakukan untuk menyiapkan lahan agar
Jenis Nama Ilmiah Strata Strata Strata siap untuk ditanam. Lahan yang ada di Desa
Tanaman I II III Rumoong Atas rata-rata lahannya milik
Tanaman
Kayu mereka sendiri karena kebanyakan
Cempaka Magnolia V V V lahannya turun temurun dari orang tua
putih sulawesiana mereka. Kegiatan persiapan lahan yang
Jati Tectona V
grandis
dilakukan dengan cara membersihkan lahan
Aren Arenga V V dari alang-alang dengan menggunakan
pinnata sabit atau golok. Masyarakat mengelola
Cengkeh Syzygium V V V
aromaticum
lahan tersebut yang dilakukan dengan
Tanaman pembuatan lubang tanaman dan jarak
Pangan tanaman antara 4 m x 4 m dari masing-
Cabe Capsicum V V masing responden.
annum L.
Tomat Salanum V V Kegiatan penanaman dilakukan
lycopersicum setelah bibit tanaman cempaka putih sudah
Singkong Manihot V siap untuk dipindahkan ke lahan yang telah
esculenta
Jagung Zea mays V
dibuat lubang tanam dengan jarak tanam
masing-masing 4 m x 4 m. Penanaman bibit
Tanaman
Buah pohon cempaka putih ini dilakukan dengan
Kelapa Cocos V V V mulai melepaskan polybag atau merobek
nucifera kantong plastik yang membungkus bibit
Pisang Musa sp. V
seacara perlahan agar bibit tidak mudah
Durian Durio V patah. Setelah itu, bibit dimasukkan ke
zibethinus
dalam lubang tanam kemudian lubang
Dari hasil wawancara, jenis
tersebut dipadatkan dengan tanah disekitar
tanaman yang paling banyak
agar bibit tetap kokoh dengan kondisi
dikembangkan oleh petani dalam strata I, II
lingkungan yang baru. Menurut responden,
dan III yaitu tanaman kehutanan yang
bahwa penanaman tanaman cempaka putih
terdiri dari tanaman cempaka, aren, dan
ini awalnya dilakukan tidak menggunakan
cengkeh. Sedangkan untuk tanaman
pupuk apa pun tetapi, hanya dengan
tanaman pangan dan tanaman buah yang
tanaman dipindahkan ke tanah yang telah
paling banyak dikembangkan yaitu cabe,
dilubangi dan hanya dengan penyiraman
tomat dan kelapa.
seperti biasa.
Masyarakat di Desa Rumoong Atas
Pemeliharaan ini dilakukan untuk
kebanyakan mengelola tanaman cempaka
menjaga kelangsungan hidup tanaman
putih (Magnolia sulawesiana) karena,
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
pertumbuhannya cukup bagus sehingga
tanaman mulai dari masa penanaman
masyarakat lebih memilih menanam
sampai dengan pemanenan. Menurut
tananam cempaka dibandingkan dengan
responden kegiatan pemeliharaan tanaman
tanaman jati. Bibit tanaman cempaka
cempaka putih (Magnolia sulawesiana) ini
didistribusikan dari Dinas Kehutanan ke
hanya dengan rajin menyiram tanaman
Desa Rumoong Atas sehingga masyarakat
pada sore hari, jika terjadi hujan maka
lebih mudah mengelola hutan rakyat
dengan jenis cempaka putih (Magnolia
petani tidak perlu untuk menyiram kontribusi ekonomi nyata pada masa
tanaman. sekarang dan masa depan. Hutan dan
Kegiatan pemeliharaan ini tidak ladang yang ditumbuhi tanaman berkayu
banyak melakukan kegiatan-kegiatan lain yang menghasilkan kayu dan non kayu
seperti, penyiangaan, pemupukan, dan pada waktu-waktu tertentu tidak hanya
pendagiran. Pemeliharaan tanaman bermanfaat sebagai pendapatan tetapi juga
cempaka putih ini hanya memerlukan sebagai tabungan ketika membutuhkan.
cahaya sinar matahari, untuk mempercepat Pendapatan hutan rakyat di Desa Rumoong
pertumbuhan tanaman cempaka putih. Atas didominasi oleh tanaman jati dan
Setelah melakukan pemeliharaan, cempaka putih, tetapi dari data yang
masyarakat tersebut melakukan kegiatan diambil lewat responden lebih banyak
pemanenan yang dilakukan para petani menanam tanaman cempaka putih
sesuai dengan kebutuhan bukan (Magnolia sulawesiana).
berdasarkan daur dari tanaman cempaka Pendapatan rumah tangga petani di
putih (Magnolia sulawesiana). Kegiatan Desa Rumoong Atas berupa pertanian
pemanenan kayu cempaka putih ini cengkeh, kelapa, pisang, tomat, singkong,
biasanya dilakukan dengan sistem tebang jagung dan durian, peternakan ayam dan
butuh, sebagaimana saat petani bebek, hutan rakyat, PNS, swasta pegawai
membutuhkan biaya mendesak seperti staf, dan wiraswasta bengkel, warung dan
mendirikan/membangun rumah, biaya jualan kue. Sedangkan, pendapatan rumah
sekolah anak, dan atau bahkan hajatan tangga petani di Desa Babakanreuman
secara tiba-tiba. Jawa Barat sangat beragam tergantung dari
Pemanenan hutan rakyat dilakukan luasan lahan yang di miliki dan tergantung
saat tanaman cempaka putih sudah berumur dari jenis pekerjaan. Perbedaan jenis mata
rata-rata 25 tahun sampai 30 tahun dengan pencaharian akan berpengaruh langsung
diameter kayu yaitu 20 cm sampai dengan terhadap jumlah pendapatan rumah tangga.
30 cm. Sedangkan kayu jati biasanya di Pendapatan rumah tangga di peroleh dari
panen saat berumur 25 tahun dengan usaha tani padi dan ubi jalar, ternak, hutan
diameter kayu yaitu 15 cm sampai dengan rakyat, wiraswasata (industri rumah tangga
20 cm. Kegiatan pemanenan dilakukan geblong, warung dan pedagang asongan),
dengan penebangan, pemotongan sortimen, PNS dan pegawai swasta (pegawai staf,
penyaradan dan pengangkutan ke industri. buruh kontrak dan buruh bangunan)
Pemasaran hutan rakyat di Desa (Trianggana, 2012).
Rumoong Atas biasanya di jual dalam Kontribusi yang didapat dari hutan
bentuk pohon. Kayu cempaka putih yang di rakyat terhadap pendapatan rumah tangga
jual kepada meubel dibuat dalam bentuk petani berbeda-beda tergantung dari jenis
papan dan balok. Petani hutan rakyat pekerjaan yang dilakukan oleh petani.
menjual kayu cempaka kepada pembeli Kontribusi hutan rakyat di Desa Rumoong
dengan cara ditebang dahulu kemudian Atas lebih besar tergantung jumlah pohon
dihitung dalam bentuk kubik dan dalam 1 yang ditebang. Pendapatan rumah tangga
kubik berkisar dengan harga Rp.2.500.000. petani hutan rakyat berdasarkan seluruh
Dilihat dari harga tersebut petani hanya bisa responden dalam setahun terakhir, dapat
menerima pendapatan bersih, sedangkan dihitung kontribusi hutan rakyat
biaya angkut dan sebagainya ditanggung menggunakan rumus seperti
oleh industri. membandingkan pendapatan rumah tangga
petani hutan rakyat dengan pendapatan
3.3 Kontribusi Hutan Rakyat Terhadap total rumah tangga petani, lalu dikalikan
Pendapaan Rumah Tangga Petani dengan seratus persen (100%). Pendapatan
hutan rakyat di Desa Rumoong Atas
Peran hutan rakyat yang
Mempunyai Pendapatan seluruh rata-rata
menghidupi masyarakat telah memberi
dengan dalam setahun terakhir Rp. Hasil strata I diatas pada luasan
1.272.541.000. Hasil penelitian hutan lahan kecil dari 1 Ha, menunjukan bahwa
rakyat untuk strata I mempunyai nilai rata- petani tidak hanya memiliki pendapatan
rata sebesar Rp. 220.235.667. Sedangkan, dari hutan rakyat melainkan berbagi
hutan rakyat strata II pendapatan rata-rata macam-macam jenis pendapatan. Total
sebesar Rp. 93.710.000, dan hutan rakyat pendapatan petani dari 10 responden dalam
untuk strata III pendapatan rata-rata sebesar setahun terakhir terdiri dari pendapatan
Rp. 193.820.900. Namun, berbeda dengan hutan rakyat dan pendapatan dari usahatani
penelitian menurut Handoko (2007), di (pertanian, peternakan, PNS, swasta dan
Kecamatan Jatirogo Jawa Timur diperoleh wiraswasta). Pendapatan total petani dari
pendapatan rata-rata dari hutan rakyat hutan rakyat yang diperoleh seluruh
tanaman jati sebesar Rp. 2.183.833. Dari responden sebesar Rp. 942.314.000.
hasil penelitian dipeoleh untuk strata I dengan pendapatan rata-rata Rp.
pendapatan rata-rata dari hutan rakyat 220.235.667. Hasil kontribusi rata-rata
sebesar Rp. 591.000; strata II pendapatan hutan rakyat yang paling terbesar pada
rata-rata dari hutan rakyat sebesar Rp. strata I yaitu Bapak Steven Pran sebesar
4.276.000 dan strata III pendapatan rata- (92.59%). Karena, Bapak Steven Pran
rata dari hutan rakyat sebesar Rp. memanen tegakan kayu dengan jumlah
1.684.500. Pendapatan petani untuk pohon yang banyak semuanya dijual,
masing-masing strata dari berbagai sumber sedangakan kontribusi Ibu Yeti D. Rorong
selama 1 tahun. Kontribusi pendapatan pada strata I paling kecil sebesar (11.42%)
hutan rakyat di Kecamatan Jatirogo, Jawa karena, Ibu Yeti memanen tegakan kayu
Barat dalam setahun pendapatan hutan yang cukup banyak namun hanya sedikit
rakyat semakin kecil karena, rata-rata umur yang dijual dan Sisa kayu yang di tebang
tebang jati 9,5 tahun sehingga nilai cukup banyak untuk perbaiki rumah.
ekonomi pohon jati belum tinggi. Kontribusi total hutan rakyat pada strata I
Berdasarkan masing-masing strata, sebesar (291.25%) sebanyak 10 responden.
responden petani di Desa Rumoong Atas Banyaknya responden memanen tegakan
memiliki berbagai kontribusi pendapatan kayu dalam setahun terakhir sebanyak 5
rata-rata dan jenis pendapatan setahun responden, yang sudah panen pohon
terakhir dapat dilihat pada tabel 6 dibawah cempaka putih untuk dijual dan
ini. pembuatan/perbaiki rumah. Sedangakan
Tabel 8. Kontribusi Pendapatan Rata-Rata sisanya 5 responden sudah panen tetapi
dan Jenis Pendapatan Responden tidak dijual melainkan untuk digunakan
Pada Stara I Tahun 2017. pembutan/perbaiki rumah mereka sendiri.
Pendapatan pada strata I memiliki
tambahan pendapatan dari masing-masing
anggota rumah tangga petani seperti
pertanian kelapa, tomat, durian dan
cengkeh yang sebagian responden sudah
mulai panen dan ada juga yang belum
panen. Sedangkan, untuk PNS (Guru),
Swasta (Perangkat Desa), dan Wiraswasta
(warung, ojek, bengkel dan penjual kukis)
yang didapat dari suami-istri dalam
masing-masing anggota rumah tangga yang
dijadikan sebagai pendapatan utama dan
pendapatan sampingan. Dapat dilihat dalam Strata II dengan luasan lahan 1-2 Ha
bentuk grafik dibawah ini. memiliki total pendapatan petani dari 10
responden dalam setahun terakhir terdiri
Kontribusi Hutan Rakyat dari pendapatan hutan rakyat dan
pendapatan dari usahatani (pertanian,
41.75
peternakan, PNS, swasta dan wiraswasta).
Pendapatan total petani dari hutan rakyat
58.25 yang diperoleh seluruh responden sebesar
HUTAN RAKYAT
Rp. 937.100.000. dengan pendapatan rata-
LAINNYA rata Rp. 304.225.000. Kontribusi responden
yang paling terendah pada strata II terdapat
pada Ibu None sebesar (12.20%) karena,
Ibu None memanen pohon cempaka putih
Gambar 1. Kontribusi pendapatan rata-rata tidak semuanya dijual namun hanya sedikit
hutan rakyat strata I. yang dijual dan sisanya untuk
Kontribusi pendapatan rata-rata pembuatan/perbaiki rumah. sedangkan
hutan rakyat untuk strata I sebesar responden lainnya memiliki kontribusi
(58.25%) dan pendapatan rata-rata lainnya yang tinggi, memanen pohon cempaka
sebesar (41.75%). Karena, pada strata I putih dengan jumlah pohon yang banyak
luasan lahan lebih kecil dan kebanyakan dan semuanya dijual. Kontribusi total hutan
responden menebang hutan rakyat dengan rakyat sebesar (408.95%) sebanyak 10
jumlah yang sedikit sesuai stok kapital responden. Pendapatan hutan rakyat untuk
untuk kebutuhan namun dibandingkan strata II lebih meningkat dari strata I dan
dengan pendapatan lainnya untuk strata II strata III karena, dari keseluruhan 10
dan strata III kontribusinya lebih responden untuk strata II hanya 5
meningkat. Kontribusi pendapatan rata-rata responden yang memanen tanaman kayu
hutan rakyat dan jenis pendapatan juga untuk dijual dan 3 responden sudah panen
dapat dilihat pada strata II dalam tabel 7 pohon cempaka putih untuk di konsumsi
sebagai berikut. sendiri dalam pembuatan atau perbaiki
Tabel 9. Kontribusi Pendapatan Rata-Rata rumah, dan sisanya 2 responen belum
dan Jenis Pendapatan Responden pernah panen. Sedangkan, responden yang
Pada Stara II Tahun 2017. sudah pernah panen tanaman kayu dengan
jumlah pohon yang cukup banyak sehingga,
kontribusi pendapatan rata-rata yang
didapat hutan rakyat lebih besar dari strata
I dan strata III. Sedangkan, pada strata II
pendapatan PNS lebih tinggi dari strata I
dan III karena, ada tambahan pendapatan
dari staf ahli A. dewan dan pengacara dari
suami-istri, sehingga PNS lebih tinggi
kontribusi. Untuk pertanian, peternakan,
dan swasta kebanyakan responden belum
panen dan tidak ada yang bekerja sebagai
swasta. Sedangkan, wiraswasta lebih besar
total keseluruhan karena, kebanyakan
responden memiliki warung maka,
kontribusinya lebih tinggi dari strata I dan
III. Sehingga, hal tersebut yang menjadi
hutan rakyat pada strata II lebih meningkat
dari strata I dan strata III.
Kontribusi pendapatan rata-rata Petani hutan rakyat pada strata III
responden pada strata II juga dapat memiliki luas lahan besar dari 2 Ha lebih
disajikan dalam bentuk grafik dibawah ini. besar untuk menanam tanaman cempaka
putih (Magnolia sulawesiana) dari strata I
Kontribusi Hutan Rakyat dan strata II. Total pendapatan petani dari
10 responden dalam setahun terakhir terdiri
18.21 dari pendapatan hutan rakyat dan
pendapatan dari usahatani (pertanian,
Hutan Rakyat peternakan, PNS, swasta dan wiraswasta).
Lainnya Pendapatan total petani dari hutan rakyat
yang diperoleh seluruh responden sebesar
Rp. 1.938.209.000. dengan pendapatan
81.79 rata-rata Rp. 303.450.976. Kontribusi total
hutan rakyat sebesar (562.81%) lebih
Gambar 2. Kontribusi pendapatan rata-rata meningkat dari strata I dan strata II.
hutan rakyat strata II Setahun terakhir ini 7 responden petani
Kontribusi pendapatan rata-rata hutan rakyat banyak memanen tegakan
hutan rakyat pada strata II sebesar (81.79%) kayu dengan jumlah pohon yang sedikit.
lebih meningkat dari strata I dan strata III Namun, sebagian responden memanen
namun, kontribusi pendapatan rata-rata tegakan kayu ada yang dijual dan ada pula
lainnya lebih kecil sebesar (18.21%). yang tidak dijual melainkan digunakan
Karena, kontribusi pendapatan rata-rata untuk pembuatan rumah atau perbaiki
hutan rakyat dikurangi seratus maka nilai rumah. Sedangkan 3 responden belum
untuk kontribusi lainnya lebih kecil. Pada pernah panen sama sekali. Kontribusi total
strata II petani lebih memprioritas hutan hutan rakyat lebih meningkat dikarenakan
rakyat khusus tanaman cempaka putih luasan lahan yang lebih besar sehingga,
(Magnolia sulawesiana). Sedangkan pada jumlah pohon yang ditanam dan jumlah
strata III kontribusi total hutan rakyat pohon yang ditebang juga lebih banyak.
sebesar (562.81%) sebanyak 10 responden Tambahan pendapatan juga didapat dari
sedikit menurun dari strata II dapat dilihat sumber pendapatan lain berupa PNS,
pada tabel 8 sebagai berikut. pertanian cabe, pisang, kelapa, tomat,
Tabel 10. Kontribusi Pendapatan Rata-Rata peternakan ayam, bebek dan wiraswasta
dan Jenis Pendapatan Responden (warung, ojek dan bengkel) berpengaruh
Pada Stara III Tahun 2017. yang cukup besar bagi hutan rakyat. Maka,
kontribusi pendapatan rata-rata hutan
rakyat untuk strata III dapat dilihat dalam
bentuk grafik sebagai berikut.
Kontribusi Hutan Rakyat

19.60
Hutan Rakyat
Lainnya

80.40

Gambar 3. Kontribusi pendapatan rata-rata


hutan rakyat strata III
Kontribusi pendapatan rata-rata (80.40%). Besarnya kontribusi hutan
hutan rakyat pada strata III sebesar rakyat tergantung pada jumlah pohon.
(80.40%) sedikit menurun dari strata II 5.2. Saran
sedangkan, kontribusi pendapatan rata-rata 1. Perlu adanya penambahan suplai bibit
lainnya sedikit meningkat sebesar (19.60%) dari pemerintah, karena bibit yang
dari stara II. Karena, petani hutan rakyat disediakan banyak mengalami tingkat
memanen tegakan kayu dengan jumlah kerusakan dan tingkat kematian.
pohon yang sedikit walaupun luasan lahan 2. Perlu adanya penelitian lanjutan
lebih besar. Pada strata III petani juga lebih mengenai kontribusi hutan rakyat
memprioritas hutan rakyat khusus tanaman berdasarkan jumlah pohon serta
cempaka putih (Magnolia sulawesiana). mengenai analisis kelayakan dari hutan
Ketiga strata hutan rakyat diatas, rakyat di Desa Rumoong Atas.
dapat dilihat bahwa pendapatan hutan
rakyat tergantung banyaknya jumlah pohon
yang ditebang, kondisi tegakan, komposisi DAFTAR PUSTAKA
tanaman, jenis komoditi yang ditanam,
intensifikasi dan peluang pasar. Pendapatan Afriantho, G.. 2008. Prospek Kontribusi
dari pertanian dengan pendapatan Hutan Rakyat Terhadap Pendapatan
wiraswasta berbeda karakteristik. Nilai dari Asli Daerah (PAD) Kabupaten
sumber pendapatan wiraswasta tidak Bogor (Studi kasus Hutan Rakyat di
dipengaruhi oleh luas lahan yang dimiliki, Kecamatan Nanggung) (Skripsi).
karena pendapatan dari sumber pertanian Depertemen Manajemen Hutan,
tidak berhubungan dengan pendapatan Fakultas Kehutanan, Institut
wiraswasta. Pendapatan dari sumber Pertanian Bogor. Bogor.
peternakan termasuk rendah namun tidak
berpengaruh pada pendapatan rumah Dewi, D. A.. 2011. Persepsi petani
tangga, karena hasil ternak dari ayam dan Terhadap Pola Pengelolaan Hutan
bebek biasanya dikonsumsi sendiri. Rakyat dan Kontribusi Hutan
Rakyat Terhadap Pendapatan
4. KESIMPULAN DAN SARAN Rumah Tangga Kasus di
4.1 Kesimpulan Kecamatan Cimalaka dan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat Conggeang Kabupaten Sumedang
disimpulkan sebagai berikut: Provinsi Jawa Barat (Skripsi).
1. Sistem pengelolaan hutan rakyat di Depertemen Manajemen Hutan,
Desa Rumoong Atas menggunakan Fakultas Kehutanan, Institut
sistem agroforestri dan Pertanian Bogor. Bogor.
mengembangkan dengan pola tanam
monokultur dan tanam campuran. Diniyati, D., dan Achmad, B. 2015.
Kegiatan pengelolaan dilakukan Kontribusi Pendapatan Hasil Hutan
berdasarkan tiga subsistem, yang Bukan Kayu Pada Usaha Hutan
dilakukan secara semua dengan skala Rakyat Pola Agroforestri di
yang leluasan. Jenis kayu yang ditanam Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal
tergantung bibit yang disediakan oleh Ilmu Kehutanan: 9(1): 26-27
pemerintah. Masa panen sesuai
Handoko, A. D.. 2007. Sistem Pengelolaan
kebutuhan.
Hutan dan Kontribusi Hutan Rakyat
2. Kontribusi pendapatan rata-rata hutan
Terhadap Pendapatan Rumah
rakyat terhadap pendapatan rumah
Tangga Petani (Kasus di Kecamatan
tangga petani di Desa Rumoong Atas
Jatirogo, Kabupaten Tuban,
masing-masing sebesar (58.25%) untuk
Provinsi Jawa Timur) (Skripsi).
strata I, strata II (81.79%), dan strata III
Depertemen Manajemen Hutan,
Fakultas Kehutanan, Institut
Pertanian Bogor. Bogor.

Octavianingsih, D.. 2010. Kontribusi Hutan


Rakyat Terhadap Kesejahtraan
Rumah Tangga Petani Hutan
Rakyat (Studi Kasus di Kecamatan
Nglipar, Semin dan Paliyan,
Kabupaten Gunungkidul,
Yogyakarta Tahun 2009) (Skripsi).
Depertemen Manajemen Hutan,
Fakultas Kehutanan, Institut
Pertanian Bogor. Bogor.

Setyadi, L. B.. 2009. Analisis Kelayakan


Usaha dan Kontribusi
Pengelolaan Hutan Rakyat
Koperasi Hutan Jaya Lestari
Kabupaten Kanowe Selatan,
Provinsi Sulawesi Tenggara
(Skripsi). Depertemen Hasil
Hutan, Fakultas Kehutanan,
Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Tanjung, F. M.. 2014. Kontrobusi Hutan


Rakyat Terhadap Pendapatan
Usaha Tani di Desa Bayasari
Kecamatan Jatinegara
Kabupaten Ciamis Jawa Barat
(Skripsi). Depertemen
Manajemen Hutan, Fakultas
Kehutanan, Institus Pertanian
Bogor. Bogor.

Trianggana. O.. 2012. Kontribusi


Pengelolaan Hutan Rakyat
Terhadap Pendapatan Rumah
Tangga dan Analisis Kelayakan
Usaha Studi di Desa
Babakanreuma, Kecamatan
Sidangagung, Kabupaten
Kningan, Propinsi Jawa Barat
(Skripsi). Depertemen
Manajemen Hutan, Fakultas
Kehutanan, Institut Pertanian
Bogor. Bogor.

You might also like