You are on page 1of 24

1/24/2019 Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah

si : Jurnal Psikologi Ilmiah


HOME ABOUT LOGIN REGISTER CATEGORIES SEARCH CURRENT ARCHIVES ANNOUNCEMENTS

Home > Vol 10, No 2 (2018) USER

Username

Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Password

Remember me
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah�is the scientific publication media to accommodate ideas and innovation
Login
research results of psychology academicians and other experts who are interested in the field of
Psychology.�Vision intuition is to encourage the development of science-based psychology� , indigenous
psychology. JOURNAL CONTENT
Search

Search Scope
All

Search

Browse

» By Issue
» By Author
» By Title
» Other Journals
» Categories

Announcements
No announcements have been published.
More Announcements...

Vol 10, No 2 (2018): Juli 2018


Table of Contents
Articles
PENINGKATAN MOTIVASI KERJA PADA FRESH GRADUATE MELALUI PEMBENTUKAN MOTIVATIONAL CLIMATE PDF
Anissa Lestari Kadiyono,Siti Fauziah Nur Annisa 94-101
Views of Abstract: 20 | PDF: 7

STUDI PSIKOLOGI INDIGENOUS KONSEP BAHASA CINTA PDF


Edwin Adrianta Surijah, Kadek Devi Aryawati Putri,Dermawan Waruwu, Nyoman Trisna Aryanata 102-122
Views of Abstract: 43 | PDF: 22

PERBEDAAN INTENSI TURNOVERDITINJAU DARI MASA KERJA DENGAN MENGENDALIKAN ADVERSITY QUOTIENT PDF
DI PERUSAHAAN “X” (DIFFERENCE OF TURNOVER INTENTION BASED EMPLOYEE WORK PERIOD CONTROLLEDBY 123-133
ADVERSITY QUOTIENT IN COMPANY “X”)
Elysa Dianriasning
Views of Abstract: 16 | PDF: 6

[NASKAH DITARIK] Kompetensi Dosen Menurut Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Brawijaya 134-140
Endah Yulianik, Ika Herani
Views of Abstract: 9

EMPATI DAN EFIKASI DIRI GURU TERKAIT KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR BEBAS BULLYING PDF
Latifah Nur Ahyani, Ridwan Budi Pramono, Dwi Astuti 141-151
Views of Abstract: 36 | PDF: 11

(NASKAH DITARIK) Hubungan Kelekatan terhadap Kepuasan Hubungan Romantis pada Mahasiswa Politeknik 152-159
Kesehatan Dr. Soepraoen Malang yang Dimediasi oleh Kepercayaan
Shinta Renanda
Views of Abstract: 9

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN SELF COMPASSION REMAJA DI PANTI ASUHAN PDF
Afifatun Nafisah, Rulita Hendriyani, Nuke Martiarini 160-166
Views of Abstract: 15 | PDF: 7

PENGARUH TRAINING UMUM ORIENTASI (TUO) UNTUK MENINGKATKAN OCCUPATIONAL SELF EFFICACY PADA PDF
KARYAWAN BARU 167-179
Alfira Bahro Sabrina, Amri Hana Muhammad, Anna Undarwati
i f b 8| 6
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/INTUISI 1/2
1/24/2019 Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah
Views of Abstract: 8 | PDF: 6

INTENSI PERILAKU PRO-KONSERVASI DITINJAU DARI ORIENTASI NILAI INDIVIDU PADA MAHASISWA PDF
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 180-191
Luthfi Fathan Dahriyanto,Dyah Ayu Rahmawati, Amri Hana Muhammad
Views of Abstract: 10 | PDF: 3

HUBUNGAN ORGANIZATIONAL JUSTICE KEBIJAKAN PHK DAN EMOTIONAL LABOUR PEKERJA PT. YURO MUSTIKA PDF
Laurensia Novenia Damar Deputri,Rahmawati Prihastuty 192-198
Views of Abstract: 11 | PDF: 2

ISSN: 2541-2965

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/INTUISI 2/2
INTUISI 10 (2) (2018)
INTUISI
JURNAL PSIKOLOGI ILMIAH
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/INTUISI
Terindeks DOAJ: 2541-2965

STUDI PSIKOLOGI INDIGENOUS KONSEP BAHASA CINTA

Edwin Adrianta Surijah1, Kadek Devi Aryawati Putri2, Dermawan Waruwu3, Nyoman
Trisna Aryanata4

Universitas Dhyana Pura123, Institut Ilmu Kesehatan Medika Persada Bali 4


Info Artikel Abstrak
Sejarah Artikel: Konsep bahasa cinta yang dicetuskan oleh Chapman telah dikaji sebelumnya melalui pengujian
Diterima 2 Mei 2018 konsistensi internal dan relasi dengan variabel lain. Studi terdahulu berawal dari gagasan Chapman
Disetujui 5 Juni 2018 yang kemudian diujicobakan pada sampel penelitian. Penelitian ini sebaliknya bertujuan untuk melihat
Dipublikasikan 30 Juli 2018 dengan perspektif grounded theory hal-hal yang membuat seseorang merasa dicintai. Penelitian ini juga
hendak mencari bahasa cinta yang kontekstual melalui pendekatan kualitatif. Jurnal harian (n = 36)
serta kuesioner diisi oleh partisipan (n = 400). Data yang diperoleh kemudian diolah dengan proses
coding. Untuk mencapai kredibilitas data, penulis melakukan analisis saturasi data yang diperoleh.
Keywords: Hasil penelitian memperoleh tujuh hasil coding yang menunjukkan bahasa cinta partisipan yaitu quality
love, love languages, time, words of affirmation, acts of service, physical touch, sacrificial love, karakter dan temperamen,
indigenous psychology, dan perasaan. Teori awal yang terdiri dari lima bahasa cinta terdukung oleh hasil temua n ini. Akan
grounded theory tetapi, perspektif indigenous mampu menunjukkan adanya elemen unik dari bahasa cinta seperti
perasaan dicintai saat pasangan melakukan pengorbanan.

Abstract
Love languages, originally penned by Chapman, was studied through internal consistency and
relationship with other variables examination. Previous studies stemmed from Chapman‟s own idea
and was tested on research participants. This research on the other hand aims to view love languages
as a construct through grounded perspective. It investigated what makes people feel loved over
qualitative method. A self-monitoring journal (n=36) and open-ended questionnaire (n=400) were
filled by participants as data gathering technique. Data were processed through coding course. To
obtain data credibility, authors analyzed data saturation. Results showed there were seven coding
outcome: quality time, words of affirmation, acts of service, physical touch, sacrificial love,character
and temperament, and feelings. Partly, original theory of love languages were confirmed by this
findings. However, indigenous point of view exhibited unique element of feeling loved such as
sacrifices.

© 2018 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: p-ISSN 2086-0803
Universitas Dhyana Pura e-ISSN 2541-2965
edwin@adrianta.com

102
PENDAHULUAN languages menggunakan metode self-report.
Penelitian ini merupakan kelanjutan Penelitian ini menggunakan lima butir
dari rangkaian penelitian terkait konsep yang pernyataan yang bersifat memaksa (forced-
dikemukakan mengenai bahasa cinta. choiced) dan 20 pernyataan dengan skala
Chapman (2010) mengatakan bahwa terdapat Likert. Hasil penelitian mengungkapkan
lima bahasa cinta (five love languages) dan bahwa terdapat lima bahasa cinta sesuai
setiap manusia memiliki bahasa cinta yang dengan yang dikemukakan oleh Chapman
primer. Bahasa cinta yang pertama adalah sebelumnya.
Words of Affirmation. Bahasa cinta ini berupa Penelitian Cook, et al. (2013) melakukan
pemberian kata-kata yang mengandung kasih uji validitas teori mengenai five love
sayang, kata-kata yang bersifat positif kepada languages yang dikemukakan Chapman
orang-orang yang dikasihi. Bahasa cinta yang dengan menggunakan analisis faktor.
kedua adalah Quality Time. Bahasa cinta ini Penelitian ini menggunakan 185 sampel
berupa pemberian perhatian sepenuhnya mahasiswa dan orang dewasa yang berusia
ketika sedang bersama pasangan. rata-rata 21 tahun. Hasil penelitian
Bahasa cinta yang ketiga adalah Acts of mengungkapkan bahwa terdapat lima bahasa
Service. Beberapa orang akan merasa dicintai cinta yang berbeda dari five love languages
ketika mendapatkan bantuan dan uluran tangan Chapman yaitu sacrificial love, intimate love,
dari pasangan. Selanjutnya adalah Receiving quality time love, supportive love, dan
Gifts. Seseorang yang memiliki bahasa cinta ini comforting love.
akan merasa dicintai ketika pasangan Polk dan Egbert (2013) melakukan
memberikan hadiah. Hadiah tidak perlu mahal penelitian terkait kualitas hubungan. Dalam
atau diberikan setiap minggu, tetapi bagi penelitian ini, terdapat tiga tipe pasangan
beberapa orang pemberian itu tidak berkaitan yaitu matched, particial matched, dan
dengan nilai uang melainkan segala sesuatu mismatched sesuai dengan bahasa cinta yang
yang berkaitan dengan cinta kasih. Terakhir, disukai masing-masing pasangan. Hasil
Physical Touch adalah bahasa cinta yang berupa penelitian ini membuktikan tidak adanya
keintiman, perasaan dicintai, dan dilindungi bila perbedaan kualitas hubungan tipe pasangan
mendapat sentuhan fisik. Saling memegang matched dan mismatched.
tangan, memeluk dan bercinta merupakan cara Penelitian yang dilakukan oleh
penyampaian kasih emosional kepada pasangan Leaver dan Green (2015) dengan
(Chapman, 2010). menggunakan 89 sampel. Penelitian ini
Chapman (2010) mengatakan bahwa mengggunakan kuesioner five love languages
ketika bahasa cinta primer seseorang Chapman dan rekaman psikofisiologis
terpenuhi, ia akan merasa aman di dalam cinta (konduktansi kulit, laju respirasi, dan denyut
dan akan mencapai potensi tertinggi di dunia, nadi). Tujuan dari penelitian ini untuk
sebaliknya jika bahasa cinta primer seseorang memperluas validasi teori hubungan Chapman
tidak terpenuhi, individu tidak akan pernah dengan memanfaatkan langkah-langkah
mencapai potensinya untuk kebaikan dunia. Sistem Saraf Otonom (ANS). Hasil penelitian
Ada beberapa penelitian yang telah mengungkapkan bahwa adanya peningkatan
dilakukan terkait teori five love languages. yang signifikan dari respon fisiologis denyut
Penelitian yang telah dilakukan oleh Egbert nadi dan konduktansi kulit saat partisipan
dan Polk (2006) menggunakan 86 pasang menerima bahasa cinta primernya. Sementara
sampel yang sudah menjalin hubungan selama untuk respon fisiologis laju respirasi tidak ada
dua bulan. Penelitian ini bertujuan untuk perubahan yang signifikan.
melakukan uji validitas terhadap five love

103
Surijah dan Septiarly (2016) Ada beberapa penelitian terdahulu
melakukan penelitian untuk menguji yang menjadi dasar acuan penelitian ini untuk
kesahihan konstrak dan isi dari teori five love menggunakan pendekatan psikologi
languages. Penelitian ini dilakukan dengan indigenous. Salah satunya adalah penelitian
sampel sebanyak 400 orang. Penelitian ini yang dilakukan oleh Pujiatni dan Lestari
menggunakan 34 butir pernyataan dengan (2010) yang bertujuan untuk memahami
skala Likert untuk pengumpulan data. Hasil perilaku menyontek di kalangan mahasiswa
penelitian mengungkapkan bahwa terdapat melalui pendekatan kualitatif. Partisipan
lima aspek bahasa cinta sesuai dengan yang dalam penelitian ini sebanyak 26 mahasiswa
dikemukakan oleh Chapman. Selain itu, di sebuah perguruan tinggi swasta di
terdapat 29 dari 400 sampel yang memiliki Surakarta. Pengambilan data dilakukan
bahasa cinta primer words of affirmation. dengan meminta mahasiswa mengisi
Sedangkan 371 sampel lainnya memiliki lebih kuesioner terbuka. Adapun pertanyaan yang
dari satu bahasa cinta primer. diajukan adalah 1) Bagaimana pendapat anda
Dari beberapa penelitian di tentang perilaku menyontek?; 2) Menurut
atas,terdapat persamaan yaitu metode yang anda apa tujuan seseorang melakukan
digunakan adalah metode kuantitatif dengan tindakan menyontek?; 3) Ceritakan
menggunakan teori five love languages pengalaman anda terkait perilaku menyontek!
sebagai dasar penyusunan skala dan Hasil dari penelitian ini menunjukan
kuesioner. Pendekatan ini mengakibatkan bahwa perilaku menyontek pada mahasiswa
penelitian belum dapat menggunakan sudut menggambarkan mental mahasiswa kurang
pandang kontekstual partisipan penelitian. sehat yang dicirikan oleh sikap tidak realistik
Oleh sebab itu, diperlukan penelitian dengan terhadap kenyataan, serta penerimaan diri
menggunakan metode kualitatif yang mampu yang kurang positif dan kurang kreatif.
mengkaji bahasa cinta dengan lebih Perilaku menyontek menjadi bukti terjadinya
mendalam dan konteksual. Pendekatan yang peregangan moral pada mahasiswa sebagai
mampu menjawab kebutuhan tersebut adalah akibat dari lemahnya internalisasi nilai-nilai
perspektif psikologi ulayat (indigenous). kejujuran dan belum berfungsinya sanksi diri.
Psikologi indigenous merupakan Sugiarto (2014) melakukan penelitian
pendekatan psikologi dari suatu kelompok menggunakan pendekatan psikologi
budaya yang sifatnya asli, tidak dibawa dari indigenous. Penelitian ini bertujuan untuk
wilayah lain. Sudut pandang lokal digunakan melihat bagaimana manusia Jawa
untuk mengarahkan pengumpulan dan menjalankan dan mendapatkan identitas
interpretasi dari informasi psikologis yang dirinya pada masa rentang remaja melalui self
diperoleh dari aktivitas sehari-hari anggotanya objektifnya. Penelitian ini dilakukan di
(Setiadi, 2012). Dalam pendekatan ini, yang Yogyakarta pada 301 siswa SMA remaja laki-
penting diperhatikan adalah bagaimana laki dan perempuan yang asal-usul
psikologi dapat mendeskripsikan dan kebudayaannya “murni” Jawa dengan rentang
menjelaskan perilaku manusia dengan cara usia 15-17 tahun. Penelitian ini menggunakan
yang tepat untuk manusia tersebut sesuai desain kualitatif dengan pendekatan analisis
dengan konteks dimana ia hidup. Dengan isi sebagai metode untuk pengumpulan dan
demikian, kebutuhan untuk melakukan menganalisis data.
validasi budaya terhadap konsep dan metode Teknik pengumpulan data pada
yang diasumsikan secara universal sangat penelitian ini menggunakan metode kuesioner
penting bila mendalami isu-isu manusiawi terbuka hasil adaptasi. Adapun daftar
yang mendasar. pertanyaan yang diajukan melalui kuesioner

104
adalah sebagai berikut: 1. Saat anda bersama cinta. Penelitian ini juga ingin menemukan
dengan ibu anda, bagaimana ia bersikap dan bahasa cinta yang unik/khas, yang berbeda
memperlakukan anda?; 2. Bagaimana ibu dari teori yang sudah ada sebelumnya
anda mempengaruhi perasaan anda?; 3. berdasarkan respon yang diberikan terhadap
Bagaimana ibu anda akan menggambarkan open-ended questionnaire yang disusun oleh
anda, sebagai seseorang?. Hasil dari peneliti. Terakhir, penelitian ini juga hendak
penelitian ini menunjukan bahwa aspek sosial mendefinisikan secara konseptual hasil
yang menjadi landasan self objektif pada temuan grounded theory untuk menjadi acuan
manusia Jawa, khususnya remaja. Pokok ini bagi penelitian di masa mendatang yang ingin
kiranya mampu menjelaskan bahwa nilai menelusuri hal-hal apa saja yang membuat
sosial dan hubungan kebersamaan menjadi seseorang merasa dicintai.
ciri manusia Jawa atau remaja Jawa. Kajian bahasa cinta yang bersifat
Penelitian lain yang menggunakan kontekstual dan induktif mampu memberikan
pendekatan psikologi indigenous telah perspektif yang berbeda dalam memahami
dilakukan oleh Susanti, Husni, dan Fitriyani hal-hal yang membuat seseorang merasa
(2014) yang bertujuan untuk melihat hal-hal dicintai. Teori Chapman berasal dari temuan
yang dapat memicu marah pada setiap personalnya di konteks Barat. Penelitian
individu. Penelitian ini menggunakan terdahulu didasarkan pada gagasan Chapman
responden sebanyak 356 mahasiswa. tersebut. Penelitian ini akan memberikan nilai
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif tambah dengan menelusuri hal-hal apa saja
survey dengan pertanyaan terbuka. Adapun yang membuat seseorang merasa dicintai
pertanyaanya adalah dalam kehidupan sehari- berdasarkan jawaban atau respon yang
hari, hal-hal apa saja yang membuat anda diberikan partisipan. Temuan penelitian ini
marah?. Hasil dari penelitian ini ditemukan juga akan menjadi sumber teoretik bagi
bahwa faktor yang menyebabkan rasa marah pengembangan teori maupun penyusunan
adalah perasaan terluka (50,3%), persepsi skala bahasa cinta yang lebih kontekstual bagi
terhadap ketidakadilan (29,1%), serta perilaku penelitian selanjutnya.
yang tidak diharapkan (20,6%). Berdasarkan
hasil diatas dapat disimpulkan bahwa marah METODE PENELITIAN
lebih disebabkan oleh penilaian afektif Studi ini terbagi menjadi dua bagian.
dibandingkan kognitif. Bagian pertama, peneliti meminta mahasiswa
Penelitian-penelitian terdahulu yang Program Studi Psikologi di suatu perguruan
telah dicantumkan sebelumnya berupaya tinggi untuk mengisi suatu jurnal harian (n =
melakukan penggalian data secara kontekstual 36). Bagian kedua, peneliti menyebarkan
dengan pertanyaan terbuka. Penelitian kuesioner tertulis dan online untuk diisi oleh
tersebut berupaya memperoleh temuan responden.
penelitian yang berasal bukan dari teori yang Partisipan yang mengisi kuesioner diperoleh
sudah ada namun dari data-data mentah yang dengan teknik sampling accidental. Empat
dilaporkan oleh partisipan penelitian. ratus subjek tergabung dalam penelitian
Dengan menggabungkan pemahaman dengan rentang usia 17 tahun hingga 38
terhadap konsep bahasa cinta yang tahun. Mayoritas partisipan berusia 19-24
dikemukakan oleh Chapman (2010) dan tahun (n = 338; 84.5%). Berikut penyebaran
upaya untuk mendapatkan data yang lebih jumlah partisipan ditinjau dari jenis kelamin:
kontekstual, penelitian ini bertujuan untuk
melakukan validasi dari sudut pandang
penelitian kualitatif terhadap teori lima bahasa

105
Tabel 1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Yang Mengisi Kuesioner
Jenis Kelamin Frekuensi (orang)
Perempuan 263
Laki-laki 137
Total 400

Peneliti kemudian memilih enam data. Data diri keenam partisipan tersebut
partisipan dari partisipan yang telah mengisi tertera pada tabel berikut.
angket terbuka untuk melakukan verifikasi

Tabel 2
Data Diri Partisipan Untuk Verifikasi Data
Kode Partisipan Usia Jenis Kelamin
R1 22 tahun Perempuan
R2 22 tahun Perempuan
R3 23 tahun Perempuan
R4 22 tahun Perempuan
R5 22 tahun Perempuan
R6 23 tahun Laki-Laki

Jurnal harian yang diisi partisipan dicintai. Jurnal harian juga memuat kolom
pada bagian pertama studi ini merupakan isian pikiran mereka untuk menjelaskan lebih
kumpulan catatan yang diisi selama satu lanjut mengapa mereka merasa dicintai. Skala
minggu. Partisipan menuliskan ke dalam numerik 1 hingga 10 juga diberikan untuk
jurnal harian tersebut setiap kali partisipan menggambarkan intensitas perasaan dicintai
merasa dicintai. Partisipan menuangkan hal tersebut. Berikut adalah contoh jurnal harian
apa dan siapa yang membuat mereka merasa yang dimaksud:

Gambar 1
Jurnal harian (self monitoring)
SELF MONITORING BAHASA CINTA
Hari/Tanggal:
Waktu What & Who Makes You Feel Scale 1 – 10 What You Think
Loved Dari Skala 1-10, Tuliskan pemikiran
Tuliskan hal & orang yang membuat seberapakah Anda Anda tentang hal
Anda merasa dicintai merasa dicintai? tersebut

- bagian yang diisi oleh partisipan-

Diisi oleh partisipan selama tujuh (online) dapat digunakan untuk penelitian
hari. Kolom skala 1-10 digunakan sebagai kualitatif yang mendalami konteks sosial dan
alat bantu peneliti melihat intensitas atau budaya. Penelitian berbasis Internet
tingkat „kepentingan‟ pengalaman yang tersebutdapat dilakukan melalui wawancara
dialami oleh partisipan. interaktif dan dengan kuesioner.
Bagian kedua dari penelitian ini Pemilihan teknik pengumpulan data
menggunakan kuesioner yang berisi mengunakan kuesioner terbuka juga dilandasi
pertanyaan terbuka. Eysenbach dan Wyatt dari penelitian terdahulu yang menggunakan
(2002) mengatakan bahwa media Internet pendekatan kualitatif. Sugiarto (2014)

106
melakukan penelitian menggunakan awal yang digunakan oleh Chapman (2010)
pendekatan psikologi indigenous. Penelitian untuk membantu penamaan coding.
ini menggunakan desain kualitatif dengan Tahap selanjutnya adalah melakukan
pengambilan data menggunakan kuesioner axial coding. Tahapan ini diawali dari
terbuka. penentuan jenis kategori, kemudian
Penelitian lain dilakukan oleh Pujiatni dan dilanjutkan dengan penemuan hubungan antar
Lestari (2010) menggunakan kualitatif dengan kategori atau antar sub-kategori (Gunawan,
melakukan pengambilan data berupa 2015). Kompilasi pengkodean yang telah
kuesioner terbuka. Oleh karena itu, peneliti dilakukan sebelumnya dilanjutkan dengan
memutuskan untuk menggunakan teknik proses coding berikutnya. Hal ini akan
pengumpulan data berupa kuesioner online menghasilkan pengkodean yang berkaitan
dan kuesioner terbuka. Kuesioner online satu sama lain sehingga membentuk kategori
disebarkan melalui jejaring sosial media maupun sub-kategori baru.
berupa Facebook, Line, dan Instagram Tahap terakhir adalah selective
sedangkan kuesioner terbuka disebarkan di coding. Pada tahapan ini, proses pengkodean
suatu perguruan tinggi. berupaya untuk menemukan pengkodean inti
Pertanyaan yang diajukan pada (core coding) yang dapat menjelaskan
kuesioner adalah: Apa yang membuat anda keseluruhan fenomena atau data. Selective
merasa dicintai? coding melakukan kajian kaitan antara
Penelitian yang bersifat indigenous atau kategori dan validasi temuan coding tersebut
grounded menggunakan beberapa teknik (Gunawan, 2015). Peneliti melakukan proses
coding dalam analisis data. Teknik tersebut coding terhadap kategori yang ditemukan
meliputi open coding, axial coding, dan pada axial coding. Coding inti yang
selective coding. Proses ini berguna untuk dihasilkan kemudian dilakukan pelacakan
melakukan klasifikasi respon yang diberikan kembali ke data semula untuk melihat
oleh partisipan. Coding akan membantu keabsahan data yang dihasilkan.
menentukan hal apa saja yang membuat Selain melakukan analisis data
seseorang merasa dicintai (Lawrence & Tar, menggunakan pengkodean, peneliti
2013). melakukan saturasi data untuk memastikan
Pada open coding, peneliti perlu kejenuhan data. Saturasi data merupakan
melakukan pelabelan fenomena. Pelabelan pengumpulan data sehingga tidak
fenomena menggunakan istilah-istilah yang ditemukannya aspek kategori konseptual yang
digunakan oleh partisipan tersebut. Terakhir, baru (Francis, et al., 2010). Peneliti membagi
peneliti melakukan klasifikasi sesuai dengan dua data yang diperoleh melalui kuesioner.
sifat dan ukuran dari penamaan yang telah Peneliti lalu melakukan open coding, axial
dibuat (Gunawan, 2015). Fenomena yang coding, dan selective coding pada potongan
dimaksud adalah respon jawaban yang data tersebut dan memastikan tidak ada
diberikan oleh partisipan. Penamaan tidak kategori yang baru atau berbeda di antara
menggunakan istilah dari teori atau konsep perbandingan potongan data tersebut. Selain
yang telah ada sebelumnya melainkan itu, peneliti juga melakukan perbandingan
menggunakan pernyataan dari partisipan. antara data kuesioner dengan data yang
Kumpulan coding tersebut kemudian diperoleh dari self-monitoring form.
dikelompokkan sesuai dengan kedekatan atau Proses lain yang peneliti tempuh
kemiripan antar coding. Sebagai referensi atau adalah melakukan triangulasi berupa
acuan, peneliti juga menggunakan konsep wawancara terhadap enam responden. Ada
beberapa cara triangulasi dan peneliti

107
menggunakan triangulasi teknik yaitu (self monitoring form). Angka-angka yang
menggunakan teknik yang berbeda dalam berada pada kolom „f‟ menunjukkan jumlah
mengambil data pada partisipan penelitian kemunculan atau frekuensi kata-kata yang
(Sugiyono, 2014). Teknik pengambilan data dituliskan oleh partisipan. Proses coding
yang digunakan adalah semi-structured dilakukan dengan memilah dan melakukan
interview. Keenam responden dipilih secara klasifikasi awal pada respon yang ditulis oleh
insidental dari partisipan yang telah mengisi partisipan pada jurnal. Potongan respon
angket terbuka sebelumnya. tersebut kemudian dipindahkan ke komputer
dan dikelompokkan berdasarkan kemiripan
HASIL DAN PEMBAHASAN respon.Respon yang mirip dalam satu
Bagian pertama menampilkan open kelompok kategori kemudian diberi label
coding dan axial coding yang dilakukan axial coding seperti tertera pada Tabel 3.
terhadap data yang diperoleh jurnal harian
Tabel 3
Cuplikan Open Coding dan Axial Coding Jurnal Harian
Contoh Respon Partisipan f Axial Coding
Temen menelpon dan mengucapkan “semoga cepat 62 Komunikasi
sembuh”
Dicium melalui “Line” (aplikasi komunikasi)
Ditelepon pacar
Pacar memberi kabar
Saat mau berpisah, pacar mencium kening 40 Physical Touch
Saya dipeluk oleh pacar
Dia (perempuan) menggenggam tanganku
Ibu membelikan es krim 73 Receiving Gift
Dibelikan makanan
Adik memberi hadiah
Dia bilang kalau dia kangen 74 Words of Affirmation
Saat menerima ucapan “selamat pagi”
Dia mengucapkan “selamat hari jadi”
Temen-temen memotivasi 6 Mendapatkan Dukungan
Ibu mendukung saya waktu ujian
Dia menanyakan “kamu sudah makan?” 53 Menerima Perhatian
“Jangan lupa berdoa”
Ibu memberi izin untuk pergi keluar 6 Dipercaya
Temen-temen klub basket membelaku
Dia membagi cerita ke diriku
Istri membuatkan jus wortel 61 Acts of Service
Suami mengantar ke kampus
Dia membantuku mencarikan barang
Dia menceritakan joke 4 Humor
Bercanda seperti anak-anak dengan orang tersayang
Anjingku menyambut waktu aku pulang 4 Uncategorized
Saya kesal karena belum membayar tagihan

Tabel 3 menunjukkan coding „Words bahasa cinta seperti „Physical Touch‟ dan
of Affirmation‟ atau „Komunikasi‟ lebih „Receiving Gift‟. Akan tetapi, ada pula
banyak muncul dibandingkan coding lain kategori yang tampak berbeda dengan
seperti „Humor‟ atau „Dipercaya.‟ Beberapa komponen Five Love Languages seperti
kategori temuan mirip dengan komponen „Dipercaya‟ atau „Humor‟. Tambahan pula,

108
teori awal Chapman tentang kategori „Quality dibagikan secara cetak maupun elektronik
Time‟ justru tidak muncul dari respon (Online). Berdasarkan tampilan umumnya,
partisipan. respon yang diberikan partisipan lebih
Tabel selanjutnya menampilkan data singkat/pendek dibandingkan oleh respon
yang diperoleh dari angket terbuka yang yang didapat dari jurnal harian.

Tabel 4
Open Coding dan Axial Coding Dari Angket Terbuka
Kategori Total
1. Quality time 72
Waktu 22
Menjadi pendengar yang baik 13
Selalu ada 10
Jalan-jalan Bersama 9
Menemani 6
Senyuman dan tatapan mata 6
4
Kumpul bersama
2
Melakukan aktivitas bersama
2. Receiving Gift 30
Mendapatkan kejutan 14
Mendapatkan hadiah 5
Mendapatkan sesuatu yang romantis 4
Mendapatkan bunga 3
Mendapat makanan 2
Mendapatkan uang 2

3. Word of affirmation 21
Kata- kata romantis 7
Pujian 6
Teguran 4
Diberikan ucapan 2
Panggilan sayang 1
Mengakui kesalahan 1

4. Physical touch 53
Pelukan dan Rangkulan 24
Mengelus kepala dan rambut 10
Sentuhan-sentuhan fisik 7
Ciuman 7
Berpegangan tangan 2
Dibelai 2
1
Dicubit
5. Act of service 10
Memberikan bantuan 6
Diantar dan dijemput 4
6. Sacrificial love 31
Pengorbanan 11
Berusaha untuk bertemu 7
Dibeliin makanan dan minuman 5
Dibuatkan makanan 4
Disamperin dan didatangi 2
Dibelikan bunga 1
1
Dibuatkan sesuatu yang handmade
7. Support 23
Dukungan 10
Support 5

109
Memotivasi menjadi lebih baik 5
Di beri semangat 2
Di damping saat masa-masa sulit 1
8. Pengertian 81
Pengertian 19
Di mengerti 19
Menerima apa adanya 18
Dituruti keinginan 8
Menjaga hubungan 4
Mengalah 4
3
Memahami
2
Saling melengkapi
2
Dicintai tanpa merusak 1
Diberi hak berpendapat 1
Di bela oleh orang lain
9. Prioritas 17
Menjadi prioritas 14
Di utamakan 2
Always number 1 1
10. Pengakuan 13
Di perkenalkan keluarga dan teman 9
Memamerkan kepada orang 2
Di anggap oleh pasangan 1
Di ajak ke kampung halaman 1
11. Humor 12
Tertawa 4
Humoris 3
Bercanda 3
Humor 1
Hal-hal konyol 1
12. Perhatian 268
Perhatian 225
Mengingat hal-hal kecil 10
Di manja 10
Di lindungi 5
Khawatir 5
Cemburu 5
Di istimewakan 3
2
Membuat bahagia
2
Di larang-larang
1
Selalu ada hal baru
13. Trust(Dipercaya) 31
Kepercayaan 18
Keterbukaan pasangan 6
Tidak mengekang 5
Di butuhkan 2
14. Dihargai 45
Dihargai 31
Menghargai 10
Diberi apresiasi 2
Menjaga perasaan 1
Tidak dilecehkan 1
15. Komunikasi 40
Kabar 20
Di telepon 5
Berbagi cerita 4
Memecahkan masalah bersama 3

110
Di cariin 2
Chat 2
Berkomunikasi 2
Notice atau respon 2
16. Di hormati 6
Dihormati 5
Cara menghormati 1
17. Karakter dan temperamen 116
Setia 21
Perlakuannya 19
Peduli 17
Jujur 12
Kepribadian 9

Sabar 8
7
Baik
6
Keseriusan memperjuangkan
3
Romantis
3
Pembuktian
2
Apa adanya
2
Kesederhanaan 2
Bertanggung jawab 2
Tulus 2
Komitmen 1
Tidak egois
18. Perasaan 72
Kasih sayang dan cinta 44
Kenyamanan 20
Perasaan Pasangan 6
Perasaan dikagumi 2
19. Uncategorized 8
Ganteng 3
Cantik 2
Wajah 1
Sering mandi 1
Pesona 1

Tabel 4 menunjukkan hasil open coding masuk ke dalam satu kelompok sebagai
terhadap data-data yang diberikan oleh bagian dari proses axial coding. Label yang
partisipan. Peneliti mengumpulkan semua data diberikan terhadap data angket terbuka
yang diperoleh lalu melakukan klasifikasi berjumlah sebanyak sembilan belas kategori.
awal. Klasifikasi dilakukan berdasarkan Enam belas kategori merupakan hasil axial
kemiripan respon. Misal, respon dihargai, coding yang berbeda dengan gagasan
menghargai, dan diberi apresiasi ditempatkan Chapman. Satu kategori „Uncategorized‟
dalam satu klasifikasi. Data lalu ditempatkan merupakan letak untuk data yang kurang
ke dalam kelompok-kelompok sesuai menjelaskan mengapa partisipan merasa
klasifikasi awal. Setelah itu, peneliti dicintai seperti respon „sering mandi‟.
melakukan sortir kembali untuk mengurutkan Pada tahap selanjutnya, peneliti
data berdasarkan kemiripan kata-kata. Data melakukan proses pengkodean berporos (axial
yang telah diurutkan kemudian dihitung coding). Berikut adalah hasil temuan tahapan
frekuensi kemunculannya. Peneliti kemudian tersebut:
memberikan label terhadap data-data yang

111
Tabel 5
Hasil Temuan Selective Coding
Kategori Total
1. Quality Time 357
Perhatian 268
Quality time 72
Prioritas 17
2. Words of Affirmation 84
Komunikasi 40
Support 23
Word of affirmation 21
3. Physical Touch 53
4. Acts of Service 10
5. Karakter dan Temperamen 304
Karakter dan temperamen 116
Pengertian 81
Dihargai 45
Trust (Dipercaya) 31
Pengakuan 13
Humor 12
6
Di hormati
6. Perasaan 72
7. Sacrificial Love 61
Sacrificial love 31
Receiving gift 30
8. Uncategorized 8

Tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat lain yaitu„Pengertian‟, „Pengakuan‟, „Humor‟,


kategori-kategori yang dapat digabungkan. „Dihargai‟, „Dihormati‟ dan „Trust
Kategori „Quality Time‟digabungkan dengan (Dipercaya)‟. Beberapa tema-tema yang tidak
„Prioritas‟ dan „Perhatian‟karena adanya dapat digabungkan antara lain kategori
kesamaan elemen mengutamakan „Physical Touch‟, kategori „Act of Service‟,
kebersamaan dengan orang yang kategori „Perasaan‟, dan kategori
disayang.Kategori „Words of „Uncategorized‟.
Affirmation‟melebur dengan kategori Peneliti kemudian melakukan
„Komunikasi‟ dan „Support‟karena adanya pembagian data menjadi dua bagian besar.
elemen ekspresi verbal di tiap-tiap kategori Setelah itu, peneliti melakukan saturasi data
tersebut.Kategori„Sacrificial Love‟bergabung untuk melihat apakah ada perbedaan temuan.
dengan „Receiving Gift‟ karena adanya aspek Kehandalan data dapat dilihat apabila antara
pengorbanan baik pengorbanan tenaga atau kedua potongan data tersebut tidak ada
sumber daya.Kategori „Karakter dan kategori yang berbeda. Berikut ini adalah
Temperamen‟meliputi di dalamnya kategori hasil pengolahan saturasi data:

112
Tabel 6
Saturasi Data Angket Terbuka
Open & Axial Coding Total Open & Axial Coding Total
Kategori Data Satu Kategori Data Dua
1. Quality time 39 1. Quality time 33
Jalan-jalan Bersama 4 Jalan-jalan Bersama 5
Waktu 13 Waktu 8
Selalu ada 8 Selalu ada 2
Menjadi pendengar yang baik 9 Menjadi pendengar yang baik 5
Menemani 2 Menemani 4
Senyuman dan tatapan mata 3 Senyuman dan tatapan mata 3
Kumpul bersama 4
2
Melakukan aktivitas Bersama
2. Receiving Gift 10 2. Receiving Gift 20
Mendapat makanan 1 Mendapat makanan 1
Mendapatkan bunga 1 Mendapatkan bunga 2
Mendapatkan uang 2 Mendapatkan kejutan 9
Mendapatkan kejutan 5 Mendapatkan hadiah 5
Hal-hal romantic 1 Hal-hal yang romantic 3
3. Word of affirmation 7 3. Word of affirmation 14
Diberikan ucapan 1 Diberikan ucapan 1
Panggilan sayang 1 Kata- kata romantis 4
Kata- kata romantis 3 Pujian 5
Teguran 1 Mengakui kesalahan 1
Teguran 3
4. Physical touch 19 4. Physical touch 34
Pelukan dan Rangkulan 10 Pelukan dan Rangkulan 14
Sentuhan-sentuhan fisik 4 Sentuhan-sentuhan fisik 3
Mengelus kepala dan rambut 2 Mengelus kepala dan rambut 7
Ciuman 2 Ciuman 6
Berpegangan tangan 1 Berpegangan tangan 1
Dibelai 2
1
Dicubit
5. Act of service 7 5. Act of service 3
Memberikan bantuan 2 Memberikan bantuan 2
Diantar dan dijemput 5 Diantar dan dijemput 1
6. Sacrificial love 13 6. Sacrificial love 18
Pengorbanan 5 Pengorbanan 5
Dibuatkan makanan 2 Dibuatkan makanan 2
Dibeliin makanan dan minuman 1 Dibeliin makanan dan minuman 4
Dibuatkan sesuatu yang handmade 1 Dibelikan bunga 1
Berusaha untuk bertemu 2 Berusaha untuk bertemu 5
Disamperin dan didatangi 2
7. Support 13 7. Support 10
Dukungan 5 Dukungan 5
Support 4 Support 2
Di beri semangat 2 Memotivasi menjadi lebih baik 2
Memotivasi menjadi lebih baik 2 Di damping saat masa sulit 1
8. Pengertian 42 8. Pengertian 39
Pengertian 9 Pengertian 10
Di mengerti 11 Di mengerti 8
Menerima apa adanya 11 Menerima apa adanya 7
Memahami 3 Memahami 1
Saling melengkapi 2 Menjaga hubungan 4
3 1

113
Dituruti keinginan 2 Dicintai tanpa merusak 6
Mengalah 1 Dituruti keinginan 1
Diberi hak berpendapat Mengalah 1
Dibela oleh orang lain
9. Prioritas 7 9. Prioritas 10
Menjadi prioritas 6 Menjadi prioritas 8
Diutamakan 1 Diutamakan 1
Always number 1 1
10. Pengakuan 8 10. Pengakuan 5
Diperkenalkan keluarga dan teman 7 Diperkenalkan keluarga dan teman 2
Diajak ke kampung halaman 1 Memamerkan kepada orang 2
Dianggap oleh pasangan 1
11. Humor 6 11. Humor 6
Humor 1 Humoris 1
Humoris 2 Tertawa 1
Tertawa 2 Bercanda 3
Bercanda 1 Melakukan hal-hal konyol 1
12. Perhatian 131 12. Perhatian 137
Perhatian 119 Perhatian 107
Di lindungi 1 Di lindungi 1
Khawatir 1 Khawatir 3
Mengingat hal-hal kecil 4 Mengingat hal-hal 7
2 kecil Cemburu 5
Membuat bahagia
1 8
Cemburu Di manja
1 2
Di larang-larang Di istimewakan
2 1
Di manja Selalu ada hal baru
13. Trust Kepercayaan 23 13. Trust 8
Keterbukaan pasangan 11 Kepercayaan 7
Tidak mengekang 7 Tidak mengekang 1
4
Di butuhkan 1
14. Di Hargai 22 14. Di Hargai Di 23
Di hargai 18 hargai 17
Menghargai 4 Menghargai 2
Diberi apresiasi 2
Menjaga perasaan 1
Tidak dilecehkan 1
15. Komunikasi 17 15. Komunikasi 23
Kabar 6 Kabar Chat 14
Di cariin 2 1
Berbagi cerita 3 3
Di telepon Berkomunikasi
Chat 1 1
Memecahkan masalah bersama
2 3
Di telepon Notice atau respon
2 1
Berkomunikasi
1
Notice atau respon
16. Di hormati 1 16. Di hormati 5
Dihormati 1 dihormati 4
Cara menghormati 1
17. Karakter dan temperamen 57 17. Karakter dan temperamen 59
Jujur 6 Jujur 6
Baik Setia 6 Baik 2
Kesederhanaan 11 Setia 10
Peduli 2 2
Apa adanya Peduli
Bertanggung 8 9
Bertanggung
1 1
jawab jawab
15 4
Perlakuannya Perlakuannya

114
Sabar 4 Sabar 4
Tulus 2 Kepribadian 9
Komitmen 2 Keseriusan memperjuangkan 6
Pembuktian 3
Tidak egois 1
Romantis 3
18. Perasaan 38 18. Perasaan 34
Kasih sayang dan cinta 23 Kasih sayang dan cinta 21
Kenyamanan 11 Kenyamanan 9
Perasaan Pasangan 3 Perasaan Pasangan 3
Perasaan dikagumi 1 Perasaan dikagumi 1
19. Uncategorized 3 19. Uncategorized 5
Wajah 1 Ganteng 3
Cantik 2 Sering mandi 1
Pesona 1
Selective coding Total Selective coding Total
KategoriData satu KategoriData satu

1. Quality Time 177 1. Quality Time 180


Quality time 39 Quality time 33
Prioritas 7 Prioritas 10
Perhatian 131 Perhatian 137
2. Words of affirmation 37 2. Words of affirmation 47
Words of affirmation 7 Words of affirmation 14
Komunikasi 17 Komunikasi 23
Support 13 Support 10
3. Acts of service 7 3. Acts of service 3
4. Physical touch 19 4. Physical touch 34
5. Sacrificial Love 23 5. Sacrificial Love 38
Receiving gift 10 Receiving gift 18
Sacrificial Love 13 Sacrificial Love 20
6. Karakter dan temperamen 159 6. Karakter dan Temperamen 145
Karakter dan temperamen 57 Karakter dan temperamen 59
Pengertian 42 Pengertian 39
Pengakuan 8 Pengakuan 5
Humor 6 Humor 6
Di hargai 22 Dihargai 23
Di hormati 1 Dihormati 5
Trust 23 Trust 8
7. Perasaan 38 7. Perasaan 34
8. Uncategorized 5 8. Uncategorized 5

Tabel 6 menunjukkan bahwa dari diperoleh dari jurnal harian dan angket
kedua belahan data tersebut tidak ditemukan terbuka.
adanya perbedaan kategori yang signifikan. Selain melakukan analisis saturasi
Hal ini berarti kategorisasi yang diperoleh data, peneliti melakukan verifikasi hasil
pada selective coding telah mencapai titik temuan dengan melakukan wawancara
jenuh. Analisis data yang telah dilakukan terhadap enam orang yang telah mengisi
tergolong handal. Sebagai tambahan kuesioner sebelumnya (lihat Tabel 2). Hasil
pengujian, peneliti melakukan pula wawancara mendukung temuan yang sudah
perbandingan antara hasil analisis data yang diperoleh dari proses coding dan saturasi data
yang dilakukan oleh peneliti.

115
Tabel 7
Perbandingan Coding Temuan Jurnal Harian dan Angket Terbuka
Coding Jurnal Harian Coding Angket Terbuka
Komunikasi -
Physical Touch Physical Touch
Receiving Gift Receiving Gift
Words of Affirmation Words of Affirmation
Mendapatkan Dukungan -
Menerima Perhatian Quality Time
Dipercaya -
- Sacrificial Love
Acts of Service Acts of Service
Humor Karakter dan Temperamen
Perasaan
Uncategorized Uncategorized

Perbandingan antara kedua hasil dan Temperamen,sertaPerasaan. Satu temuan


coding juga menunjukkan adanya persamaan yang tidak termasuk kedalam kategori adalah
hasil temuan. Aspek „Komunikasi‟ yang ada tema Uncategorized.
pada coding jurnal harian juga ditemukan Quality Time adalah aspek pertama
pada coding angket terbuka „Words of yang ditemukan pada data penelitian dengan
Affirmation‟. Sedangkan, aspek „Humor‟ jumlah data yang paling banyak. Temuan aspek
diserap pada kategori „Karakter dan ini dan label yang diberikan sesuai dengan teori
Temperamen‟. Hasil ini menunjukkan bahwa awal Chapman (2010). Selain itu,
data temuan yang diperoleh dari partisipan adanya elemen kebersamaan dan
sudah tergolong handal. menghabiskan waktu dengan orang yang
Berdasarkan paparan data disayangi menjadi dasar pemilihan nama
sebelumnya, peneliti kemudian melakukan untuk kategori ini. Respon partisipan seperti
triangulasi data khususnya pada aspek waktu, dijadikan prioritas, dan kebersamaan
„Quality Time‟, „Words of Affirmation‟, dimasukkan ke dalam kategori ini.
„Sacrificial Love‟, „Karakter dan Voorpostel et al. (2010) menemukan bahwa
Temperamen‟, dan „Perasaan‟. Aspek-aspek secara longitudinal pasangan semakin
ini dipilih berdasarkan keunikan temuan yang menunjukkan perilaku melakukan aktivitas
berbeda dengan gagasan awal Chapman. bersama. Di tengah meningkatnya kesibukan
Misalnya pada aspek „Quality Time‟, pasangan dan trend keluarga dengan
partisipan selain merasa dicintai ketika penghasilan ganda (dual earner), pasangan
menghabiskan waktu bersama pasangan, data juga semakin sering melakukan aktivitas
juga menunjukkan adanya elemen prioritas secara bersama-sama. Aktivitas tersebut
dalam kategori ini. Hasil triangulasi berupa meliputi mengunjungi rumah makan, pergi ke
kutipan akan dipaparkan bersamaan pada pesta/resepsi, mengunjungi rumah saudara,
bagian Diskusi. atau aktivitas rekreasi di dalam rumah.
Hasil analisis data menunjukan bahwa Kim dan Waite (2014) meneliti
terdapat tujuh bahasa cinta dan satu temuan tentang kualitas hubungan dan aktivitas
yang tidak termasuk di dalam kategori. Tujuh bersama yang dilakukan oleh pasangan.
bahasa cinta yang ditemukan pada penelitian Mereka menemukan bahwa pasangan yang
ini adalah Quality Time, Words of banyak menghabiskan waktu bersama
Affirmation, Acts of Service, Physical Touch, berkorelasi positif dengan aspek positif
Sacrificial Love, Karakter kualitas hubungan. Partisipan laki-laki dan

116
perempuan tidak memiliki perbedaan Quality time merupakan aspek yang
signifikan preferensimelakukan aktivitas dominan pada temuan penelitian ini. Akan
secara bersama. tetapi, pada analisis data jurnal harian, coding
Temuan serupa juga dikemukakan Quality Time justru tidak ditemukan (lihat
oleh Flood dan Genadek (2016). Penelitian Tabel 7).Tabel 3dapat menjelaskan mengapa
tersebut memperoleh data bahwa pasangan pada jurnal harian diperoleh hasil yang
yang menjadi orangtua lebih memiliki sedikit berbeda. Hal ini terjadi karena partisipan yang
waktu bersama yang secara eksklusif mengisi jurnal harian merasa dicintai ketika
dihabiskan oleh pasangan tersebut. Namun, dihubungi oleh pasangan dan menghabiskan
pasangan dengan penghasilan tunggal waktu bercakap-cakap melalui media (misal
(tradisional) ataupun ganda memiliki waktu telepon seluler). Peneliti memasukkan data
bersama pasangan yang serupa. Pasangan tersebut ke dalam kategori Komunikasi.
yang sering menghabiskan waktu bersama Selanjutnya, pada saat Selective Coding,
memiliki tingkat kebahagiaan dan makna peneliti meletakkan Komunikasi ke dalam
yang lebih positif dibandingkan yang tidak kategori Words of Affirmation. Peneliti
menghabiskan waktu bersama. mempertimbangkan adanya penekanan pada
Neilson dan Stanfors (2017) aspek komunikasi verbal pada kategori Words
melakukan penelitian terkait penggunaan of Affirmation.
waktu yang dihabiskan oleh pasangan. Komunikasi merupakan aspek yang luas
Pertanyaan penelitian mereka (atau dalam peranannya terhadap relasi intim antar
kekhawatiran) didasari dengan hipotesis pasangan. Menurut Overall & McNulty
bahwa pasangan dewasa ini semakin tidak (2016), ada dua tipe komunikasi yaitu
memiliki waktu bersama. Akan tetapi, dugaan komunikasi yang bersifat kooperatif dan
tersebut tidak terbukti dan justru hasil oposisi. Komunikasi kooperatif adalah
penelitian menunjukkan adanya peningkatan komunikasi yang berupaya menyelaraskan
dalam waktu yang dihabiskan untuk keluarga motivasi dan tujuan antar pasangan.
(family oriented time). Sebaliknya, komunikasi oposisi
Keseluruhan temuan tersebut mengekspresikan perbedaan motivasi dan
menunjukkan konvergensi pentingnya waktu tujuan antar pasangan. Tipe komunikasi
bersama dalam hubungan romantik. Data oposisi berguna saat pasangan berhadapan
penelitian menunjukkan partisipan sebagian dengan konflik yang berat. Sebaliknya, tipe
besar merasa dicintai saat menghabiskan kooperatif bermanfaat bagi pasangan saat
waktu bersama dengan pasangan. Waktu menghadapi masalah yang ringan atau tidak
bersama ini berkorelasi dengan pengalaman memungkinkan untuk diubah.
positif dalam pernikahan atau hubungan Tabel 4 menunjukkan bahwa tipe
romantik. Di tengah transformasi bentuk komunikasi yang cenderung ditunjukkan oleh
intimacy di masa sekarang yang semakin partisipan adalah tipe komunikasi kooperatif.
dipengaruhi oleh kesibukan pasangan (dalam Temuan pada aspek „Komunikasi‟
kaitannya dengan bentuk pekerjaan) (Gillies, menitikberatkan pada perasaan dicintai
2003), temuan-temuan penelitian terdahulu partisipan saat diberi ucapan, dihubungi oleh
menunjukkan bahwa individu/pasangan pasangan, atau dicari oleh pasangan. Hal ini
memiliki kebutuhan untuk menghabiskan namun juga menunjukkan data yang diperoleh
waktu bersama. Oleh karena itu, faktor belum mampu menunjukkan kedalaman pola
“kebersamaan” merupakan komponen kunci komunikasi.
dalam hubungan romantik dan perasaan Peneliti memasukkan aspek
dicintai. „Komunikasi‟ ke dalam „Words of

117
Affirmation‟ karena cermatan terhadap kepribadian extraversion berhubungan erat
respon partisipan berfokus pada isi dari dengan daya tarik dalam preferensi pemilihan
komunikasi yang diterima dan bukan pada pasangan.
kebersamaan atau proses yang berlangsung Pentingnya karakter seseorang
saat interaksi terjadi. Perasaan dicintai sebagai faktor penentu strategi pemilihan
partisipan saat berkomunikasi tersebut seiring pasangan menjadi pendorong munculnya
dengan pendapat Wiley (2007). Wiley jawaban responden tersebut. Partisipan
mengatakan bahwa lebih dari sekedar isi merasa dicintai ketika pasangannya memiliki
komunikasi, koneksi emosional merupakan karakter atau temperamen yang sesuai dengan
hal yang penting dari interaksi romantik. Oleh preferensi dirinya. Oleh karena itu, „Karakter
karena itu, bentuk atau isi komunikasi serta dan Temperamen‟ menjadi salah satu temuan
proses yang dijalin harus mampu menjalin yang unik dan berbeda dibandingkan konsep
hubungan emosi. Temuan penelitian pada awal Chapman. Akan tetapi, pada kajian
aspek „Komunikasi‟ menunjukkan bentuk mendatang, eksplorasi terhadap kategori ini
dan isi komunikasi yang mampu membuat perlu semakin dipertajam. Penelitian
seseorang merasa dicintai. selanjutnya perlu melakukan pembedaan
Hasil lain dari penelitian ini adalah apakah faktor „karakter‟ ini membuat
munculnya kategori baru yaitu “Karakter dan seseorang merasa dicintai atau lebih pada
Temperamen”. Pada mulanya, peneliti ekspresi preferensi dalam memilih pasangan
mengalami kesulitan melakukan coding saja.
terhadap data ini. Hal ini disebabkan peneliti Temuan lain yang unik pada hasil
merasa respon yang diberikan tidak sesuai penelitian ini adalah munculnya kategori
dengan pertanyaan hal apa yang membuatmu „Sacrificial Love.‟ Kategori ini muncul
merasa dicintai. Partisipan memberi jawaban berdasarkan respon partisipan seperti
seperti setia, romantis, dan „berusaha bertemu‟ dan „pengorbanan.‟
kepribadian.Peneliti kemudian Peneliti melihat fokus partisipan pada nilai
menggolongkan data tersebut ke dalam usaha yang dilakukan oleh pasangannya. Nilai
kategori yang berkaitan dengan karakter, usaha ini berbeda dengan Acts of Service yang
kepribadian, dan/atau temperamen seseorang. menekankan pada pemberian bantuan.
Karakter merupakan salah satu dari Munculnya aspek yang mengandung
faktor yang menentukan pilihan individu elemen pengorbanan ini menarik karena
terhadap pasangan hidupnya. Hal ini seperti penelitian terdahulu menemukan bahwa
diungkap dari penelitian yang populer pengorbanan yang dilakukan pasangan justru
mengenai mating selection (Feingold, 1992). berbanding terbalik dengan kepuasan
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa hubungan tersebut (Ruppel & Curran, 2012).
status sosial ekonomi, ambisi, karakter, dan Akan tetapi, dari sisi individu yang
inteligensi menjadi faktor yang menentukan melakukan pengorbanan serta apresiasi yang
pemilihan pasangan. Lukaszewski dan Roney diperoleh dari pasangan membawa dampak
(2010) menyatakan bahwa trait seperti kind emosi yang positif serta meningkatnya
(„baik‟) dan trustworthy („dapat dipercaya‟) kepuasan hubungan (Kogan et al., 2010).
merupakan karakter diri yang dicari pada saat Dampak positif dan negatif terhadap
individu memilih atau mencari pasangan. Hal pengorbanan di dalam hubungan romantik
ini serupa dengan temuan data penelitian tampaknya dipengaruhi pula oleh beberapa
berdasarkan pernyataan responden yaitu faktor. Persepsi terhadap pengorbanan
„baik,‟ „komitmen,‟ dan „setia.‟ Dibaj et al. (apakah pengorbanan yang dilakukan
(2014) juga menemukan bahwa karakter membawa dampak buruk) merupakan faktor

118
yang pertama (Whitton et al., 2007). Faktor “eee trus kalo udah nyaman
yang kedua adalah willingness to sacrifice sama pacar jadi pacar bisa jadi
(kesediaan untuk berkorban) (Johnson et al., rumah buat aku maksudku gini
2017). Kedua faktor ini yang kemudian saat aku sumpek, pacar pasti
menentukan makna pengorbanan dalam yang aku cari karna dia tu ngasi
hubungan romantik pasangan. Dalam konteks aku kenyamanan gitu kadang
penelitian ini, partisipan memiliki persepsi sumpek ilang gitu lah..” (R6CP,
positif terhadap kemauan berkorban Kuta 02 Juli 2017).
(willingness to sacrifice) yang dilakukan oleh
pasangan. Berdasarkan kutipan tersebut,
Penelitian-penelitian terdahulu responden CP merasa lebih baik saat berada
menunjukkan bahwa aspek „pengorbanan‟ di dekat pasangannya karena pasangannya
merupakan bagian integratif dari suatu memberikan kenyamanan. Dalam hubungan
hubungan romantik. Data yang ditemukan yang romantis, kenyamanan yang diberikan
oleh peneliti melalui pendekatan riset oleh pasangan dapat meredakan tekanan
kualitatif juga serupa dengan hasil analisis emosional (Henningsen, Serewicz, &
faktor yang dilakukan oleh Cook et al. (2013). Carpenter, 2009). Jadi, individu akan merasa
Hasil analisis faktor menunjukkan adanya dicintai ketika mendapatkan perasaan kasih
struktur internal konsep bahasa cinta berupa sayang dan cinta dari pasangan, merasakan
pengorbanan. Kesamaan temuan ini semakin kenyamanan, dan merasakan dikagumi oleh
memantapkan aspek pengorbanan sebagai pasangan.
bagian dari bahasa cinta atau hal yang Penelitian kami memiliki beberapa
membuat individu merasa dicintai. keterbatasan dan kekurangan. Yang pertama
Peneliti juga memasukkan aspek adalah dari sisi implementasi proses coding
Receiving Gift ke dalam aspek pengorbanan. berdasarkan perspektif grounded theory.
Hal ini tidak lepas dari kekhasan utama aspek Lazimnya, pengolahan data dengan
ini pada pengorbanan sumber daya. Waktu, menggunakan perspektif teoretik ini diawali
uang, tenaga, dan hadiah menjadi termasuk di dengan melakukan pengelompokan data
dalamnya. Oleh karena itu, Receiving Gift mentah. Data yang sudah dikelompokkan
dapat diserap masuk ke dalam aspek tersebut kemudian dianalisis dengan open
Sacrificial Love. coding. Akan tetapi pada proses penelitian ini,
Temuan terakhir yang perlu dicermati peneliti dibantu dengan teori yang sudah ada
pula adalah adanya elemen „Perasaan‟ yang yakni lima bahasa cinta Chapman (2010)
dikemukakan sebanyak 72 respon. Peneliti untuk melakukan pengelompokan awal
menduga partisipan memberikan respon yang terhadap data mentah yang masuk ke dalam
keliru dengan mencampur perasaan dicintai konsep teori tersebut.
dengan perasaan lain yang dialami pada Perbedaan pendekatan ini dilakukan
hubungan romantik tersebut. Akan tetapi, karena tujuan awal dari penelitian ini. Selain
hasil verifikasi data berupa kutipan ingin menemukan aspek-aspek baru dari hal-
wawancara berikut mempertegas bahwa hal yang membuat seseorang merasa dicintai,
partisipan merasa dicintai ketika diawali penelitian ini juga ingin melihat perbedaan
dengan munculnya perasaan nyaman di antara konsep teoretik yang digagas oleh
hubungan tersebut. Chapman maupun konsep lain yang telah
diteliti sebelumnya. Oleh karena itu, ada
istilah „Sacrificial Love‟ maupun „Quality
Time‟ yang merupakan hasil dari penelitian

119
terdahulu dipertahankan (lihat Cook et al., Untuk penelitian selanjutnya, peneliti
2013). Namun, untuk temuan yang baru pada perlu mempertimbangkan kedalaman jenis
penelitian ini, peneliti menggunakan istilah hubungan serta durasi hubungan yang dialami
„Karakter dan Temperamen‟ serta oleh partisipan. Sebagai contoh, partisipan di
„Komunikasi.‟ usia 25 tahun yang baru menikah akan
Kelemahan lainnya yang kami amati menghadapi situasi psikososial yang berbeda
adalah keterbatasan kedalaman respon dari dengan partisipan di usia 35 tahun yang telah
partisipan dari penggunaan open-ended lebih lama berkeluarga dan menjadi orangtua.
questionnaire. Walaupun pendekatan ini Hal ini akan menambah kekayaan kajian
memungkinkan penjaringan data yang lebih terhadap studi mengenai bahasa cinta.
luas, respon partisipan cenderung pendek dan Tingkatan usia serta bentuk hubungan yang
membuka peluang pada ambiguitas berbeda dapat menjadi sumber pembentukan
pemaknaan pertanyaan tersebut. Contohnya maupun perbedaan jenis bahasa cinta yang
pada aspek „Karakter dan Temperamen,‟ dimiliki oleh individu. Dari sisi metode,
peneliti merasa perlu untuk melakukan kajian penelitian selanjutnya juga perlu
kembali apakah partisipan merasa dicintai menggunakan pendekatan yang lebih
atau justru mencintai orang-orang dengan memungkinkan dilakukan probing. Hal ini
karakter atau kepribadian yang dimaksud di dilakukan untuk melakukan klarifikasi
jawaban yang diberikan. Munculnya jawaban terhadap jawaban yang diberikan oleh
yang tergolong uncategorized juga menjadi partisipan penelitian. In-depth interview atau
cerminan keterbatasan dari pendekatan ini. focus group discussion dapat menjadi
pertimbangan peneliti di masa mendatang.

SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA


Temuan data menunjukkan ada Chapman, G. (2010). The 5 love languages:
konsep-konsep serupa yang mirip dengan The secret to love that last. Chicago:
gagasan Chapman. Konsep yang dimaksud Northfield Publishing.
Cook, M., Pasley, J., Pellarin, E., Medow, K., Baltz, M., dan
adalah perasaan dicintai saat seseorang Buhman‐Wiggs, A. (2013). Construct validation of the five
mendapat sentuhan fisik (Physical Touch), love languages. Journal of Psychological Inquiry, 18(2), 50‐61.

bantuan (Acts of Service), pujian atau Dibaj, F. S., Etemadi, O., Bahrami, F., Abedi,
komentar positif (Words of Affirmation), dan M., & Fatehizade, M. (2014). An
kesempatan menghabiskan waktu bersama investigation on mate preferences with
pasangan (Quality Time). Penelitian ini juga emphasize on the role of personality
mampu menunjukkan bahwa ada hal-hal lain characters. Management Science
di luar gagasan awal Chapman tentang Letters, 4(2), 207-212.
perlakuan dari pasangan yang membuat Egbert, N., & Polk, D. (2006). Speaking the
seseorang merasa dicintai. Konsep temuan language of relational maintenance: A
tersebut adalah „Karakter dan Temperamen‟, validity test of Chapman‟s (1992) five
„Sacrificial Love‟ (pengorbanan), dan love languages. Communication
„Perasaan‟. Bahasa cinta yang kontekstual Research Report, 23 (1), 19-26.
pada penelitian ini menunjukkan bahwa Eysenbach, G., & Wyatt, J. (2002). Using the
individu merasa dicintai ketika ada interaksi internet for surveys and health research.
dengan pasangan, saat pasangan melakukan
tindakan pengorbanan, serta adanya perasaan
positif seperti merasa nyaman atau
mengagumi pasangan.

120
Journal of Internet Medical Research, Kogan, A., Impett, E. A., Oveis, C., Hui, B.,
4(2), 1-16. Gordon, A. M., & Keltner, D. (2010).
Feingold, A. (1992). Good-looking people are When giving feels good: The intrinsic
not what we think. Psychological benefits of sacrifice in romantic
Bulletin, 111(2), 304-341. relationships for the communally
Flood, S. M., & Genadek, K. R. (2016). Time motivated. Psychological Science,
for each other: Work and family 21(2), 1918-1924. doi:
constraints among couples. Journal of 10.1177/0956797610388815 Lawrence,
Marriage and the Family, 78(1), 142– J. & Tar, U. (2013). The use of
164. http://doi.org/10.1111/jomf.12255 grounded theory technique as a
Francis, J. J., Robertson, C., Glidewell, L., practical tool for qualitative data
Entwistle, V., Eccles, M. P., & Grimshaw, J. collection and analysis. The Electronic
M. (2010). What is an adequate sample size? Journal of Business Research Methods,
Operationalizing data saturation for theory- 11(1), 29-40.
based interview studies. Psychology & Leaver, E., & Green, D. (2015).
Psychophysiology and the five love
Health, 25(10), 1229-1245. languages. Poster presented at the
Gillies, V. (2003). Family and intimate meeting of Eastern Psychological
relationships: A review of the Association, Philadelphia, PA.
sociological research. Families & Lukaszewski, A. W. & Roney, J. R. (2010).
Social Capital ESRC Research Group Kind toward whom? Mate preferences
Working Paper No. 2. London: South for personality traits are target specific.
Bank University. Evolution and Human Behavior, 31, 29-
Gunawan, I. (2015). Metode penelitian 38.
kualitatif: Teori dan praktik. Jakarta: Neilson, J. & Stanfors, M. (2017). Time alone
Bumi Aksara. or together? Trends and trade-offs
Henningsen, D. D., Serewicz, M. C., & among dual-earner couples, Sweden
Carpenter, C. (2009). Predictors of 1990–2010. Journal of Marriage and
comforting communication in romantic Family, 80(1), 80-98. doi:
relationships. International Journal of 10.1111/jomf.12414
Communication, 3, 351-368. Overall, N C. & McNulty, J. K. (2016). What
Johnson, M. D., Horne, R. M., & Neyer, F. J. type of communication during conflict
(2017). The development of willingness is beneficial for intimate relationship?
to sacrifice and unmitigated communion COPSYC. doi:
in intimate partnership. Journal of http://dx.doi.org/10.1016/j.copsyc.2016
Marriage and Family, doi: .03.002
10.1111/jomf.12455 Polk, D. M., & Egbert, N. (2013). Speaking
Kim, J., & Waite, L. J. (2014). Relationship the languages of love: On whether
quality and shared activity in marital Chapman‟s (1992) claims stand up to
and cohabiting dyads in the National empirical testing. The Open
Social Life, Health, and Aging Project, Communication Journal, 7, 1-11.
Wave 2. The Journals of Gerontology Pujiatni, K., & Lestari, S. (2010). Study
Series B: Psychological Sciences and kualitatif pengalaman menyontek pada
Social Sciences, 69(Suppl 2), S64–S74. mahasiswa. Jurnal Penelitian
http://doi.org/10.1093/geronb/gbu038 Humaniora, 11(2), 103-110.

121
Ruppel, E. K. & Curran, M. A. (2012). Susanti, R., Husni, D., & Fitriyani, E. (2014).
Relational sacrifices in romantic Perasaan terluka membuat marah.
relationships: Satisfaction and the Jurnal Psikologi, 10 (2), 103-109.
moderating role of attachment. Journal of Voorpostel, M., van der Lippe, T., & Gershuny,
Social and Personal Relationships, 29(4), J. (2010). Spending time together –
508-529. doi: changes over four decades in leisure time
https://doi.org/10.1177/02654075114311 spent with a spouse. Journal of Leisure
90 Research, 42(2), 243-265.
Setiadi, B. N. (2012). Pengantar psikologi lintas Whitton, S. W., Stanley, S. M., & Markman,
budaya dan psikologi indigenous. H. J. (2007). If I help my partner, will it
Jakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya. hurt me? Perceptions of sacrifice in
Sugiarto, R. (2014). Self objektif dalam romantic relationships. Journal of
keluarga Jawa. Jurnal Psikologi, 10(2), Social and Clinical Psychology, 26(1),
110-118. 64-92. doi:
Sugiyono. (2014). Metode penelitian https://doi.org/10.1521/jscp.2007.26.1.6
kuantitatif,kualitatif, dan R&D. Bandung: 4
Alfabeta. Wiley, A. R. (2007). Connecting as a couple:
Surijah, E. A. & Septiarly, Y. L. (2016).
Communication skills for healthy
Construct validation of Five Love
relationships. The Forum for Family
Languages. Anima Indonesia
and Consumer Issues, 12 (1), 1-9.
Psychological Journal, 31 (2), 65-76.

122

You might also like