Professional Documents
Culture Documents
11, Number 2, Year 2011
Chief Editor:
HOME ABOUT LOGIN REGISTER CATEGORIES SEARCH
CURRENT ARCHIVES REVIEWERS PUBLICATION ETHICS
Dr.Eng. Elin Yusibani, S.Si,
M.Eng. (GScholar|Scopus)
Home > Archives > Volume 11, Number 2, Year 2011
Managing Editor: U SE R
Tedy Kurniawan Bakri,
Volume 11, Number 2, Year 2011 Username
S.Farm., M. Farm.Apt. Password
Remember me
English Expert:
Table of Contents Login
THE EFFECT OF STORAGE TIME ON TOTAL OF FUNGI IN KANJI PEDAH PDF
Resmila Dewi, Risa Nursanty, Cut Yulvizar
GAS CROMATOGRAPHIC ANALYSIS OF ORGANOPHOSPATE AND PDF
PYRETROID COMPOUNDS IN MOSQUITO COILS
Sadli Sadli, Misrahanum Misrahanum
ANTIFUNGAL ACTIVITY FROM ETHYLACETATE EXTRACT OF Plumeria PDF
alba AGAINST Candida albicans J OU RN AL CON TE N T
Murniana Murniana, Israhadi Israhadi, Khairan Khairan, Nurdin Saidi
Search
Search Scope
All
Search
©2016 Jurnal Natural (JN), Indonesia, Banda Aceh: www.jurnal.unsyiah.ac.id/natural | Browse
eISSN 25414062 | pISSN 14118513 | Contact: jurnal.natural@fmipa.unsyiah.ac.id | The By Issue
JN site and its metadata are licensed under CC BYSA By Author
By Title
Other Journals
Categories
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/natural/issue/view/148 1/1
Jurnal Natural
Vol. 11, No. 2, Maret 2011
Abstract. Research on antidiabetic activity of ethanol leaf extracts Kluwih (Artocarpus camansi)
has been carried out to determine the antidiabetic activity of ethanol extract of leaves kluwih
(EELK) of mice using glucose tolerance test. The study began by dividing the mice into 6 groups.
Group 1 was given 1% CMC, group 2 to group 4, given EELK 50, 100, 200, 400 mg / kg bw,
respectively, and group 6 administered with glibenclamide 0.45 mg/kg bw. Thirty minutes later
each group was given glucose 30 mg/kg bw. After 30 min of glucose loading, blood glucose levels
of mice were measured, and measured again at minute 60, 90, 120 and 150 minutes. The results
showed that the glucose tolerance test EELK a significant effect in lowering blood glucose levels
compared to controls at 30 and 60 minutes after administration of glucose. At minute 90 to 150,
the effect of blood glucose levels EELK restore back to normal. EELK demonstrated ability to
reduce blood glucose levels, and EELK doses of 50 and 100 mg/kg bw showed antidiabetic effects
better than a dose of 200 and 400 mg/kg bw. Increasing doses showed antagonistic effects: the
ability to increase blood glucose levels.
Key words: ethanol extract of kluwih’s leaf, blood glucose, glucose tolerance
64
Antidiabetic Activity from Ethanol Extract of Kluwih’s Leaf (Artocarpus camansi)
(Marienne et al).
melaporkan bahwa buah sukun dipercaya pipet mikro, alat sentrifuga, tanur, alat
dapat memperbaiki fungsi hati, sedangkan pengukur glukosa darah (Optium™
daunnya digunakan untuk mengobati Xceed™), kolom kromatografi terbuka,
penyakit diabetes melitus, hipertensi dan kolom kromatografi vakum cair (KKVC),
penyakit hati berat seperti sirosis. dan lain-lain. Bahan: pelarut: n-heksana, etil
Berdasarkan kekerabatannya dalam satu asetat, metanol, etanol, silika gel 60 GF254,
genus artocarpus, peneliti berasumsi daun eter, magnesium klorida ( MgCl2), asam
kluwih memiliki kandungan kimia yang klorida (HCl), kloroform (CHCl3) Liberman
relatif sama dengan daun sukun serta Buchards (CH3COOH dan H2SO4), Asam
memiliki aktifitas yang mirip. Oleh karena pikrat, Asam tanat, Reagen Meyer (KI dan
itu perlu dilakukan kajian lebih lanjut untuk HgCl2), dan Reagen Dragendorf [KI,
membuktikan aktifitas farmakologinya. Bi(NO)3, Asam tartarat]. Bioindikator:
Tumbuhan dari genus artocarpus diketahui bioindikator yang dipakai adalah mencit usia
mengandung senyawa fenolik termasuk 2-3 bulan. Sampel: daun tumbuhan sukun
flavonoid, stilbenoids dan arylbenzofurans. (Artocarpus camansi: kulu) yang tumbuh di
Flavonoid diketahui memiliki aktifitas sekitar Darussalam, Banda Aceh.
antioksidan yang berkaitan dengan aktifitas
antidiabetes. [3] Isolasi sampel
Mengingat potensinya yang besar sebagai Sampel sebanyak 1 kg dimaserasi dengan
antidiabetes namun masih kurangnya etanol 96%, ekstrak yang diperoleh
informasi ilmiah penggunaan daun kluwih dikeringkan dan dibuat menjadi sediaan.
sebagai antidiabetes, maka dalam penelitian Penelitian mencakup skrining fitokimia dan
ini perlu dilakukan uji aktifitas antidiabetes uji toleransi glukosa. Uji toleransi glukosa
ekstrak etanol daun kluwih (Artocarpus menggunakan mencit jantan usia 3 bulan.
camansi), sehingga diperoleh informasi Awalnya mencit dibagi dalam 6 kelompok,
mengenai potensi dan keamanan daun dan diberikan sediaan uji sebagai berikut:
kluwih dalam terapi diabetes melitus. Jika kelompok I (kontrol) diberikan CMC 1%, II
ternyata efektif, data penelitian ini akan (pembanding) diberikan glibenklamid 0,45
dijadikan data pendukung pada uji klinis mg/kg bb, III-VI (uji) berturut-turut
ekstrak etanol daun kluwih terhadap pasien diberikan ekstrak etanol daun kluwih dosis
diabetes melitus. Selanjutnya ekstrak ini 50, 100, 200 dan 400 mg/kg bb. Tiga puluh
diharapkan dapat menjadi drug of choice menit kemudian setiap kelompok diberikan
atau suplemen dalam terapi pasien diabetes glukosa 30 mg/kg bb. Setelah 30 menit
melitus yang pada akhirnya mampu loading glukosa, kadar glukosa darah mencit
menurunkan morbiditas (angka kesakitan) diukur, dan diukur kembali pada menit ke
dan mortalitas (angka kematian) akibat 60, 90, 120 dan 150 menit.
penyakit tersebut.
Data yang diperoleh diolah secara statistik
menggunakan program Statistical Package
for the Social Sciences) SPSS 18. Uji
II. METODOLOGI PENELITIAN normalitas menggunakan Kolmogorov-
Smirnov dan uji nonparametric
Bahan menggunakan uji Kruskal Wallis dan Mann-
Whitney U dengan tingkat kebermaknaan
Sampel yang digunakan adalah simplisia
p<0,10 terhadap kontrol dan p<0,05
daun kluwih yang diperoleh dari Banda
terhadap pembanding (glibenklamid), guna
Aceh, Provinsi Aceh. Penelitian ini
mengetahui adanya perbedaan yang
dilakukan di Laboratorium Penelitian
bermakna antara kelompok kontrol,
Jurusan Farmasi, Universitas Sumatera
perlakuan dan pembanding.
Utara, Medan pada Tahun 2010.
65
Marianne, Yuandani, dan Rosnani
Tabel 1. Hasil penapisan fitokimia simplisia dan ekstrak etanol daun kluwih
Glikosida Glikosida Steroid/
Kandungan kimia Alkaloid Flavonoid Saponin Tannin Glikosida
Sianogenik Antrakuinon Triterpenoid
Simplisia daun
Kluwih + + - + + - + +
Ekstrak etanol
+ + - + + - + +
daun kluwih
Berdasarkan tabel 1 di atas diketahui bahwa simplisia dan ekstrak etanol daun kluwih memiliki kandungan
alkaloid, flavonoid, tannin, glikosida, antrakuinon, dan steroid/triterpenoid. Hasil ekstraksi daun kluwih yang
diekstraksi dengan maserasi menggunakan etanol 96% , diperoleh randemen sebesar 23,67 %. Hasil uji
toleransi glukosa dalam menurunkan kadar glukosa darah mencit dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 1.
Tabel 2. Uji toleransi glukosa menggunakan ekstrak etanol daun kluwih dengan variasi konsentrasi
Dari Gambar 1 di atas terlihat bahwa pada diberi ekstrak etanol daun kluwih serta berbeda
pengukuran glukosa darah 30 menit setelah bermakna dibandingkan kelompok kontrol
pemberian glukosa, mencit yang diberi EEDK 50, (p<0,05). Kelompok yang diberi EEDK 400
100, dan 200 mg/kg bb menunjukkan rata-rata mg/kg bb menunjukkan rata-rata kadar glukosa
kadar glukosa darah yang lebih rendah dan darah yang lebih rendah dibandingkan kelompok
berbeda bermakna dibandingkan kontrol yang kontrol, namun perbedaan tersebut tidak berbeda
hanya diberikan CMC 1% (p<0,05). Begitu pula bermakna. Dibandingkan dengan glibenklamid,
halnya dengan mencit yang diberikan kelompok EEDK 50, 100 dan 200 mg/kg bb
glibenklamid, menunjukkan kadar glukosa darah menunjukkan efek yang tidak berbeda
yang paling rendah dibandingkan mencit yang dibandingkan glibenklamid, sehingga diduga, di
66
Marianne, Yuandani, dan Rosnani
_____________________________________________________________________________________________________________
30 menit pertama, kerja ekstrak tersebut sudah Dalam mekanisme penyembuhan penyakit
terlihat dan sebanding dengan efek kerja diabetes, flavonoid diduga berperan secara
glibenklamid. Efek antidiabetes ini diduga dari signifikan meningkatkan aktivitas enzim
berbagai komponen kimia yang terkandung dalam antioksidan dan mampu meregenerasi sel-sel β-
daun kluwih, salah satunya flavonoid. Flavonoid pankreas yang rusak sehingga defisiensi insulin
diketahui memiliki aktifitas antioksidan yang dapat diatasi. Flavonoid yang terkandung di
diyakini mampu melindungi tubuh terhadap dalam tumbuhan diduga juga dapat memperbaiki
kerusakan yang disebabkan spesies oksigen sensitifitas reseptor insulin. Sehingga adanya
reaktif, sehingga mampu menghambat terjadinya flavonoid memberikan efek yang menguntungkan
penyakit degeneratif seperti diabetes melitus. pada keadaan diabetes melitus [4].
Pengukuran glukosa darah setelah 60 menit Pada menit ke 90, setiap kelompok mengalami
pemberian glukosa menunjukkan penurunan penurunan kadar glukosa darah dari menit ke 60.
glukosa darah yang cukup tajam pada kelompok Rata-rata kadar glukosa darah kelompok yang
kontrol, EEDK 50, EEDK 100 dan pembanding. diberikan EEDK lebih tinggi dibandingkan
Rata-rata kadar glukosa darah kelompok EEDK kelompok kontrol, bahkan kelompok EEDK 400
50 mg/kg bb dan glibenklamid lebih rendah mg/kg bb menunjukkan perbedaan yang
dibandingkan kelompok kontrol dan berbeda bermakna dibandingkan kontrol.
bermakna (p<0,10), sedangkan kelompok EEDK
100 mg/kg bb, walaupun rata-rata kadar glukosa Pada menit ke 120, setiap kelompok mengalami
darahnya lebih rendah dibandingkan kelompok penurunan kadar glukosa darah dari menit ke 90.
kontrol namun tidak terdapat perbedaan yang Rata-rata kadar glukosa darah kelompok yang
bermakna. Selain itu, kelompok EEDK 50 mg/kg diberikan EEDK lebih tinggi dibandingkan
bb juga menunjukkan efek yang hampir sama kelompok kontrol, bahkan kelompok EEDK 100,
dengan glibenklamid, dimana secara rata-rata 200 dan 400 mg/kg bb menunjukkan perbedaan
kadar glukosa darah kedua kelompok tidak yang bermakna dibandingkan kontrol. Artinya
berbeda bermakna. efek peningkatan kadar glukosa darah dari EEDK
pada kelompok ini masih ada. Sedangkan
Kelompok EEDK dosis besar yaitu 200 dan 400 kelompok EEDK 50 mg/kg bb tidak menunjukkan
menunjukkan profil yang berbeda. Rata-rata kadar perbedaan yang bermakna. Artinya pemberian
glukosa darahnya lebih tinggi dibandingkan ekstrak pada kelompok ini tidak menunjukkan
kontrol, dan terjadi perbedaan yang bermakna. efek lagi.
Dari gambar tersebut terlihat bahwa semakin
besar dosis ekstrak etanol daun kluwih, maka Pada menit ke 150, masing-masing kelompok
semakin jauh perbedaan profil kadar glukosa rata-rata mengalami penurunan kadar glukosa
darahnya dibandingkan kontrol. Penelitian yang darah, namun tidak berbeda bermakna
dilakukan Adewole dan Ojewole (2007) dibandingkan kelompok kontrol serta tidak
menyebutkan bahwa tikus wistar yang diberikan menunjukkan efek hiperglikemia yang
ekstrak air dari kulit akar tumbuhan Artocarpus ditimbulkan oleh ekstrak. Sebaliknya pada
communis pada dosis 12,5 – 100 mg/kg bb kelompok EEDK 50 mg/kg bb, efek hiperglikemi
menunjukkan gejala poliuria, hipoinsulinemia, baru timbul pada menit ke 150.
dan hiperglikemia. Keadaan ini kemungkinan
berhubungan erat dengan Artocarpus camansi, Dari hasil penelitian di atas, diduga semakin
karena kedua tumbuhan ini merupakan tumbuhan tinggi dosis EEDK yang diberikan, semakin besar
satu suku dengan kekerabatan yang erat. Karena dan semakin cepat efek hiperglikemia yang
memiliki kandungan senyawa kimia yang hampir timbul. Semakin kecil dosis yang diberikan,
sama, maka kemungkinan akan menghasilkan semakin lambat munculnya efek hiperglikemia,
efek yang hampir sama pula. Diketahui juga dan semakin efektif menurunkan kadar glukosa
bahwa pemberian ekstrak air kulit akar darah.
Artocarpus communis tersebut meningkatkan
secara signifikan kandungan glikogen hati KESIMPULAN
(p<0,05), sedangkan aktivitas heksokinase dan
glukokinase menurun secara signifikan (p<0,05) 1. Simplisia dan ekstrak etanol daun kluwih
dibandingkan dengan kelompok kontrol. memiliki kandungan alkaloid, flavonoid,
Penemuan ini mengindikasikan bahwa ekstrak tannin, glikosida, antrakuinon, dan
Artocarpus communis (sukun) maupun steroid/triterpenoid.
Artocarpus camansi (kluwih) menginduksi 2. Ekstrak etanol daun kluwih memiliki
hiperglikemia akut pada hewan uji. kemampuan untuk menurunkan kadar glukosa
darah, dosis 50 dan 100 mg/kg bb
menunjukkan efek antidiabetes yang lebih baik
67
Marianne, Yuandani, dan Rosnani
_____________________________________________________________________________________________________________
dibandingkan dosis 200 dan 400 mg/kg bb. Pathophysiologic Approach, edisi keenam,
Peningkatan dosis ekstrak etanol daun kluwih McGraw-Hill Companies, USA.
menimbulkan efek antagonis berupa
peningkatan kadar glukosa darah. 2. [WHO] World Health Organization 2009.
3. Semakin tinggi dosis semakin cepat efek Diabetes. http://www.who.int/3, diunduh
antagonis tersebut muncul. Ekstrak etanol Maret 2009.
daun kluwih pada dosis 50 mg/kg bb
menunjukkan efek yang paling baik terhadap 3. U.B. Jagtap, and V.A. Bapat. 2010.
penurunan kadar glukosa darah. Artocarpus: A review of its traditional uses,
phytochemistry and pharmacology. Journal of
UCAPAN TERIMA KASIH Ethnopharmacology 129 (2010) 142–166
Terima kasih kepada Lembaga Penelitian USU 4. Abdelmoaty, M.A., Ibrahim, M.A., Ahmed,
yang telah mendanai penelitian ini yang N.S., Abdelaziz, M.A. 2010. Confirmatory
bersumber dari Dana Masyarakat Tahun 2011. Studies on the Antioxidant and Antidiabetic
Effect of Quercetin in Rats. Indian Journal of
DAFTAR PUSTAKA Clinical Biochemistry 25(2):188-192. DOI:
10.1007/s12291-010-0034-x. Diunduh dari
1. C. L. Triplitt, Reasner, and C. A., Isley, W. http://www.springerlink.com/content/0r88r20
L. 2005. Diabetes Mellitus, 1333 dalam Dipiro 75j423701, September 2009
J. T., dkk., Eds, Pharmacotherapy A
68