You are on page 1of 12

6/13/2021 Editorial Team

HOME ABOUT LOGIN REGISTER SEARCH CURRENT ARCHIVES ANNOUNCEMENTS

Home > About the Journal > Editorial Team USER

Username
EDITORIAL TEAM Password

Remember me
ADVISORY BOARD Login
Mrs. Emmy Sri Mahreda, Prof. Dr. Ir., MP Fakultas Perikanan Universitas Lambung Mangkurat, Indonesia

EDITORIAL BOARD JOURNAL


JOURNAL MENU
MENU

Mr. Kissinger Kissinger, Dr., S.Hut, M.Si Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat, Indonesia
Mr. Bambang Joko Priatmadi, Dr. Ir., MP Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat, Indonesia Editorial Team
Mrs. Hesty Heryani, Prof. Dr. Ir., M.Si. Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat, Indonesia
Reviewer
REVIEWER Peer Review Process
Muhammad Ruslan, Guru Besar Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hidrologi Fakultas Kehutanan Universitas Lambung
Publisher
Mangkurat, Indonesia
Idiannor Mahyudin, Prof. Dr. Ir. H.MP., Department Agribusiness Fisheries, Faculty of Fisheries and Marine University of
Lambung Mangkurat Focus And Scope
Yudi Firmanul Arifin, Guru Besar Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat, Indonesia
Mr. Hefni Effendi, Dr. Ir., M. Phil. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Copyright
Pertanian Bogor, Indonesia
Mrs. Arida Susilowati, Dr., S.Hut, M.Si. Program Studi Budidaya Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara, Author Fees
Indonesia
Mrs. Melya Riniarti, Dr., SP, M.Si. Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung,, Indonesia Author Guidlines
Mrs. Siti Aslamyah, Dr. Ir., MP. Program Studi Budidaya Perikanan Fakultas Ilmu Kelaitan dan Perikanan Universitas
Hasanuddin, Indonesia Journal Template

LAYOUT EDITOR Publishing Schedule

Syadzuli Rahman, Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam & Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Lambung Open Access Policy
Mangkurat, Indonesia
Screening for Plagiarism

Publication Ethics

Journal History
EnviroScienteae is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License
Publishing System
ISSN : 2302-3708 (Online version) ISSN : 1978-8096 (Print version)
Contacs Us
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat
Kampus ULM Banjarbaru Gedung 1 Lantai II
Jalan Ahmad Yani Km 36 Banjarbaru Kode Pos 70714 JOURNAL CONTENT
Tel / fax : (0511) 4777055 / (0511) 4777055
email : psdal.unlam@gmail.com
Search

Search Scope
All

Search

Browse
» By Issue
» By Author
» By Title
» Other Journals

INFORMATION

» For Readers
» For Authors
» For Librarians

https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/es/about/editorialTeam 1/2
6/7/2021 Vol 16, No 3 (2020)

HOME ABOUT LOGIN REGISTER SEARCH CURRENT ARCHIVES ANNOUNCEMENTS

Home > Archives > Vol 16, No 3 (2020) USER

Username
VOL 16, NO 3 (2020) Password

ENVIROSCIENTEAE VOLUME 16 NOMOR 3, NOVEMBER 2020 Remember me


Login
DOI: http://dx.doi.org/10.20527/es.v16i3

JOURNAL
JOURNAL MENU
MENU
TABLE OF CONTENTS
Editorial Team
ARTICLES
Reviewer
Nilai Ekonomi Lingkungan Pemanfaatan Limbah Cair Dan Limbah Tankos Hasil PDF
Pengolahan Industri Kelapa Sawit PT. Musirawas Citraharpindo 351-357
Peer Review Process
Abstract view : 269 times
DOI: 10.20527/es.v16i3.9676 Publisher
Afirus Febian, Danang Biyatmoko, Arief R. M. Akbar, Emmy Lilimantik
Focus And Scope
Ambang Batas Erosi Pada Suatu Daerah Aliran Sungai (Studi Kasus di DAS Tulis, PDF
Banjarnegara, Jawa Tengah) 358-365 Copyright
Abstract view : 165 times
Author Fees
DOI: 10.20527/es.v16i3.9677
Beny Harjadi, Inkorena G. S. Sukartono, Etty Hesthiati Author Guidlines

Analisis Kelimpahan Dan Keanekaragaman Perifiton Rawa Bangkau Kabupaten Hulu PDF Journal Template
Sungai Selatan Kalimantan Selatan 366-372
Abstract view : 190 times Publishing Schedule
DOI: 10.20527/es.v16i3.9678
Open Access Policy
Deddy Dharmaji, Suhaili Asmawi, Yunandar Yunandar, Rio Rizky Kurniawan
Screening for Plagiarism
Persepsi Masyarakat Lokal Terhadap Ruang Terbuka Hijau Pada Kota Berbasis Sungai PDF
Abstract view : 195 times 373-381 Publication Ethics
DOI: 10.20527/es.v16i3.9679
Journal History
Hanny Maria Caesarina, Dienny Redha Rahmani
Publishing System
Analisis Pengaruh Ledakan Populasi Ikan Sapu-Sapu (Pterygoplichthys Spp) Terhadap PDF
Pendapatan Nelayan Jaring Insang Di Perairan Danau Sidenreng 382-388 Contacs Us
Abstract view : 179 times
DOI: 10.20527/es.v16i3.9680
Hasrianti Hasrianti, Surianti Surianti, Rini Sahni Puti, Damis Damis, Muhammad Rais
Rahmat, St. Hajrah Arif JOURNAL CONTENT

Search
Kajian Persepsi Dan Perilaku Masyarakat Terhadap Pencemaran Air Sungai Martapura PDF
Abstract view : 312 times 389-396
DOI: 10.20527/es.v16i3.9681 Search Scope
Laila Rismawati, Bambang Joko Priatmadi, Achmad Syamsu Hidayat, Eko Rini Indrayatie All

Persepsi Wisatawan Terhadap Kelestarian Lingkungan Di Kawasan Punclut Bandung PDF Search
Abstract view : 233 times 397-407
DOI: 10.20527/es.v16i3.9682 Browse
Irwan Irwan, Rusdin Tahir, Mohammad Liga Suryadana, Nurul Aldha Mauliddina Siregar, » By Issue
Fahriza Junizar, Aping Firman Juliansyah » By Author
» By Title
» Other Journals
Pandemi Covid-19: Refleksi Pentingnya Optimasi Lahan Pekarangan Sebagai Penyokong PDF
Kemandirian Pangan Dan Kesehatan Keluarga 408-423
Abstract view : 666 times
DOI: 10.20527/es.v16i2.9683 INFORMATION
Priyaji Agung Pambudi
» For Readers
» For Authors
Dampak Kebakaran Lahan Dan Hutan Terhadap Kesehatan Perempuan Di Kabupaten PDF » For Librarians
Pulang Pisau 423-431
Abstract view : 234 times
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/es/issue/view/872 1/2
6/7/2021 Vol 16, No 3 (2020)
DOI: 10.20527/es.v16i3.9684
TOOLS
TOOLS &
& APPS
APPS
Sari Marlina, Bambang Supriyono Lautt, Aswin Usup, Revi Sunaryati

Suhu Optimal Ekstrak Ikan Toman Asal Kalimantan Tengah Sebagai Sumber Albumin PDF
Abstract view : 166 times 432-438
DOI: 10.20527/es.v16i3.9755
Firlianty Firlianty, Uras Tantulo

Peran Limbah Bahan Organik Pada Lubang Resapan Biopori Terhadap Sifat Kimia Tanah Di PDF
Lahan Pasca Tambang 439-445
Abstract view : 220 times INDEX
INDEX PAGES
PAGES
DOI: 10.20527/es.v16i3.9756
Raziv Rahman, Emmy Sri Mahreda, Basir Basir, Bdaruddin Badaruddin

Sebaran Kualitas Air Teluk Pamukan PDF


Abstract view : 101 times 446-453
DOI: 10.20527/es.v16i3.9757
Sadar Husaini, Muhammad Ruslan, Mijani Rahman, Leila Aryani Sofya

EnviroScienteae is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

ISSN : 2302-3708 (Online version) ISSN : 1978-8096 (Print version)


ISSN
ISSN Barcodes
Barcodes
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat ISSN Online
Kampus ULM Banjarbaru Gedung 1 Lantai II
Jalan Ahmad Yani Km 36 Banjarbaru Kode Pos 70714
Tel / fax : (0511) 4777055 / (0511) 4777055
email : psdal.unlam@gmail.com

STATISTIC
STATISTIC PAGES
PAGES

View My Stats

OPEN JOURNAL SYSTEMS

https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/es/issue/view/872 2/2
EnviroScienteae Vol. 16 No. 3, November 2020
ISSN 2302-3708 (online)
Halaman 446-453

SEBARAN KUALITAS AIR TELUK PAMUKAN

The Water Quality Distribution of Teluk Pamukan

Sadar Husaini1, Muhammad Ruslan2, Mijani Rahman3, Leila Aryani Sofya3


1)
Program Studi Magister Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat
e-mail: malik.nagarunting@gmail.com
2)
Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat
3)
Fakultas perikanan Universitas Lambung Mangkurat

Abstract

Teluk Pamukan is the closest fishing ground used by fishermen who live on the coast of Teluk
Pamukan. Apart from fisheries, several other activities in the Teluk Pamukan area include
industrial shipping or coal transportation traffic using barges, transportation of crude palm oil
(CPO), and is an area for loading and unloading fertilizers and oil palm kernels by tankers. This
activity has led to allegations of disturbance in the aquatic ecosystem in the form of a decrease
in water quality, particularly in fishing areas. The decrease in water quality will certainly affect
the status of water quality that is no longer by its designation so that it can cause social problems
in the community. The purpose of this research was to identify the general characteristics of
Teluk Pamukan, map the distribution patterns of water quality and the scale of water quality in
Teluk Pamukan, and to analyze fishermen's perceptions of the decline in water quality. The
sampling location was in the waters of Teluk Pamukan. The method used to determine the status
of water quality was the Pollutant Index according to the opinion of Sumitomo and Nemerow
(1970). The results obtained can be concluded that the environmental quality scale for each
parameter varied from very bad to very good. However, the results of the pollutant index
calculation at all stations were included in the Moderately Polluted category.

Keywords: distribution pattern; water quality scale; fishing area

PENDAHULUAN kegiatan nelayan di daerah pesisir yaitu


dengan melakukan aktivitas penangkapan
Latar Belakang ikan.
Pencemaran lingkungan disebabkan
Nelayan merupakan bagian dari oleh masuknya bahan pencemar berupa gas
kelompok masyarakat di Indonesia yang bahan-bahan terlarut dan baerbagai partikel
memiliki karakter berbeda dengan lainnya. Pencemaran masuk ke badan air
masyarakat di daratan, untuk memenuhi dengan bermacam cara, dapat melalui
keberlansungan hidup, umumnya nelayan atmosfer, tanah limpasan (run off), limbah
memanfaatkan perairan laut dalam pertanian, limbah domestik serta
mengeksploitasi sumberdaya alam, pembuangan limbah industri, (Effendi,
kebanyakan nelayan menempati wilayah 2003). Secara visual perairan teluk pamukan
pesisir sebagai tempat tiggal, hal ini untuk mengalami tingkat kekeruhan yang cukup
memudahkan begi nelayan dalam tinggi pada jam-jam tertentu, khususnya saat
melakukan kegiatan sehari-hari, salah satu air telah surut, biasanya dimuali dari jam

446
EnviroScienteae Vol. 16 No. 3, November 2020 Hal. 446-453

11.00 sampai dengan jam 15.00, hal tersebut 2. Memetakan Pola Sebaran Kualitas Air
diduga berhubungan dengan pengaruh 3. Menentukan Skala Mutu Air Teluk
pasang surut air laut serta kontribusi Pamukan.
beberapa aliran sungai yang bermuara di
teluk pamukan, hal tersebut sesuai dengan
pendapat wardoyo, (1981) yang menyatakan METODE PENELITIAN
tingkat kekeruhan yang tinggi disebabkan
oleh adanya partikel koloid dan suspensi dari Metode Pengumpulan dan Analisis data
suatu polutan berupa bahan organik maupun
anorganik, buangan industri dan berbagai Pengumpulan Data
penyebab lainnhya, namun sejauh ini belum Dalam pelaksanaan penelitian
ada data akurat yang dapat menjawab ada dilakukan beberapa tahapan kegiatan, untuk
atau tidaknya pencemaran, besar dan mencapai tujuan. Tahapan yang dilakukan
kecilnya tingkat cemaran di perairan teluk antara lain; 1) Perencanaan, 2) Persiapan
pamukan. Survey, 3) Survey Lapangan dan 4) Analisis
Data.
Rumusan Masalah 1) Perencanaan.
Tahap perencanaan merupakan tahap
Bagi nelayan setempat, Teluk awal dari kegiatan penelitian, kegiatan
Pamukan merupakan daerah penangkapan dalam tahapan perencanaan ini yaitu,
ikan fishing ground terdekat yang melakukan pengumpulan data awal
dimanfaatkan oleh nelayan khususnya empat seperti laporan penelitian sebelumnya
Desa terdekat di sepanjang pesisir Teluk, yang pernah dilakukan di daerah tersebut,
aktivitas lain yang ada di area teluk pamukan hasil interpretasi Citra Satelit dan
yaitu sebagai jalur pelayaran seperti persiapan metode-metode yang akan
lalulintas pengangkutan batubara digunakan.
menggunakan Tongkang, pengangkutan 2) Persiapan Survey.
CPO dan menjadi daerah bongkar muat Sebelum melakukan kegiatan survey
pupuk serta carnel kelapa sawit dilapangan, hal yang penting untuk
menggunakan Kapal Tanker, aktifitas dilakukan yaitu memersiapkan peta
tersebut dapat menimbulkan dugaan sebagai acuan. Sehingga sampai dilokasi
gangguan ekositem perairan berupa penelitian, situasi sudah tergambar. Peta
penurunan kualitas air khususnya di daerah dasar dapat dibuat dari peta rupa bumi
penangkapann ikan, terjadinya penurunan yang dikeluarkan oleh Badan Informasi
kualitas air tentu akan mempengaruhi status Geospasial.
mutu air yang tidak lagi sesuai dengan 3) Pelaksanaan Survey.
peruntukannya (biota perairan), hal tersebut Kegiatan survey lokasi dilakukan
menimbulkan permasalahan sosial pengambilan data primer dan data
dimasyarakat. Sejauh ini belum diketahui sekunder. Data primer yaitu data yang
bagaimana karakteristik, status mutu serta diperoleh dengan melakukan pengamatan
pola persebaran kualitas air di teluk secara lansung di lokasi penelitian,
pamukan. Parameter kualitas air yang diambil
terdiri dari, parameter Fisik, Kimia,
Tujuan Penelitian Biologi dan oseanografi. Parameter
Fisika berupa Suhu, Kecerahan, Padatan
Penelitian ini dilakukan untuk: Tersuspensi Total. Paramater Kimia
1. Mengidentifikasi Karakteristik Fisik berupa pH, Salinitas, Oksigen Terlarut,
Teluk Pamukan BOD, Amoniak, Fosfat, Nitrat, Minyak

447
Sebaran Kualitas Air Teluk Pamukan (Husaini, S., et al)

Lemak. Parameter Biologi berupa dapat memberi masukan pada pengambil


FhytoplanktonSedangkan pengumpulan keputusan agar dapat menilai kualitas
data sekunder diperoleh dari instansi badan air untuk suatu peruntukan serta
terkait sebagai sumber data informasi. melakukan tindakan untuk memperbaiki
kualitas jika terjadi penurunan kualitas
Analisis Data akibat kehadiran senyawa pencemar. IP
Data hasil pengamatan dihimpun mencakup berbagai kelompok parameter
untuk dijadikan bahan pembahasan, dari kualitas yang independent dan bermakna.
hasil analisa kualitas air dapat dilakukan Definisi dan Prosedur Penggunaan indeks
penentuan skala parameter, dan penentuan pencemar tercantum dalam Peraturan
Skala mutu Air. menteri negara lingkungan hidup, No.
1) Penentuan Skala Parameter. 115 tahun 2003.
Dalam pengambilan keputusan, untuk
menentukan status atau kriteria kualitas
lingkungan di masing-masing parameter HASIL DAN PEMBAHASAN
kualitas air diperlukan skala sebagai
pembatas. Banyaknya parameter yang Kegiatan Perikanan
bersifat kualitatif yang sulit diukur dan
tidak memungkinkan adanya angka Aktivitas nelayan di teluk pamukan
kuantitatif dalam perhitungan prediksi, tidak mengenal musim, hanya alat tangkap
oleh karena itu perlu dibuatkan konfersi yang berganti sesuai dengan musim jenis
ke dalam bentuk angka-angka skala. tangkapan sehingga aktivitas nelayan
Untuk membuat skala tersebut diperlukan berlansung sepanjang tahun. Secara umum
adanya tabel bantuan yang memuat ada empat jenis tangkapan utama nelayan
kriteria berbagai parameter kualitas air, teluk pamukan yaitu udang putih/manis
(Fandeli, 2011). (Penaeus merguiensis), Kerangdara
Kriteria ini dibuat dari skala 1 yang (Anadara granosa) Kepiting Bakau (Scylla)
menunjukkan bahwa kriteria yang sangat Rajungan (Portunidae), selain dari empat
buruk sampai dengan skala 5 dengan jenis tangkapan utama, terdapat pula
kriteria sangat baik. berbagai jenis ikan ekonomis lainnya seperti
2) Penentuan Skala Mutu Air. bawal, kakap, kerapu, pari dan berbagai
Metode Indeks Pencemaran merupakan macam ekonomis lainnya.
salah satu metode untuk penentuan status
mutu air yang umum digunakan. Dengan Karakteristik Teluk Pamukan
metode Indeks Pencemaran ini dapat
diketahui parameter-parameter yang telah Teluk Pamukan berada di utara
memenuhi atau melampaui baku mutu Kabupaten Kotabaru dikelilingi beberapa
air. Secara prinsip metode Indeks desa pesisir dari dua kecamatan, perairan
Pencemaran adalah membandingkan teluk pamukan berbatasan lansung dengan
antara data kualitas air dengan baku mutu perairan selat makassar, pergerakan arus dari
air yang disesuaikan dengan peruntukan teluk menuju arah tenggara dan lansung
guna menentukan status mutu air. keluar ke perairan selat makassar,
Sumitomo dan Nemerow (1970), sebaliknya air laut akan masuk menuju teluk
Universitas Texas, A.S., mengusulkan pada saat air pasang.
suatu indeks yang berkaitan dengan Tipe pasangsurut yang terjadi di
senyawa pencemar yang bermakna untuk perairan Teluk Pamukan adalah tipe pasang
suatu peruntukan. Pengelolaan kualitas surut harian ganda (semi diurnal tide),
air atas dasar Indeks Pencemaran (IP) ini karena dalam satu hari terjadi dua kali

448
EnviroScienteae Vol. 16 No. 3, November 2020 Hal. 446-453

pasang dan dua kali surut dengan ketinggian (2015). Menyatakan bahwa fluktuasi
yang hampir sama dalam peride rata-rata 12 produksi dipengaruhi adanya perubahan
jam denagn periode yang teratur, (Pariwono suhu, salinitas, perilakuu arus lepas pantau
1989). dan gelombang pasang surut. Pendapat yang
Dalam masa air pasang dan surut sama disampaikan oleh (Romimoharto dan
terjadi pergerakan yang sangat signifikan Sri Juwana 2009), bahwa pasang
pada jam tertentu, pada saat ini pergerakaan berpengaruh besar terhadap kehidupan biota
air yang dapat mempengaruhi konsisi laut, khususnya di sekitar pantai. Seperti
perairan sekitarnya. halnya disampaikan oleh (Nontji, 2008).
Pada saat air surut, dari ± jam 10.00 Bahwa pergerakan muka air laut akibat arus
pagi sampain dengan jam 13, Pergerakan dari dalam sungai meningkatkan kekeruhan
arus air dari tiga sungai utama yaitu sungai atau menurunkan kecerahan yang dapat
Cengal, Sungai Durian dan Sungai menggagu kehidupan biota laut.
Sampanahan, menuju ke teluk kemudian
tercampur dan bergerak ke arah tenggara, Kualitas Air
selanjutnya menuju laut. Pergerakan arus
pada kondisi seperti ini membawa material Secara umum teluk pamukan seluas
dari daerah hulu menuju ke perairan teluk. ± 90 Km2 areab yang dapat dimanfaatkan
Sebaliknya pada saat air pasanga sekitar jam untuk kegiatan perikanan, dari luas tersebut
±13.30/14.00 sampai dengan jam 17.00 di tentukan sebanyak lima titik pengukuran
pergerakan air laut dari selat makassar dan pengambilan contoh air untuk mewakili
masuk menuju teluk pamukan dan tertahan daerah masing-masing; Titik pengambilan
hanya sampai di muara-muara sungai akibat contoh untuk mewakili daerah pertemuan
dorongan air sungai yang masih bergerak antara air laut dengan perairan teluk, diberi
menuju laut, pada ± jam 16.00 air laut baru kode ST-1, untuk mewakili salah satu daerah
mulai perlahan masuk ke parairan sungai penangkapan yang aktivitas cukup tinggi
seiring dengan melemahnya dorongan air yaitu ST-2, untuk mewakili Muaras Sungai
yang akan keluar. Cengal ST-3, untuk mewakili area labuh
Proses pergerakan arus air secara kapal, atau bongkar muat di ST-4 dan untuk
alami seperti ini menyebabkan percampuran mewakili lokasi pertemuan antara dua
air laut dengan air sungai yang datang dari sungai, yaitu Sungai Durian dan Sungai
hulu beserta dengan berbagai material Sampanahan pada ST-5. Contoh air yang
bawaannya, percampuran air ini yang telah diambil selanjutnya dibawa dan
berpengaruh terhadap perubahan parameter dianalisis di Laboratorium Kualitas Air
kualitas air, seperti suhu, kecerahan, Hidro Bioekologi Fakultas Perikanan
salinitas, dan parameter kimia lainnya, Universitas Lambung Mangkurat. Berikut
selanjutnya yang akan mempengaruhi hasil analis laboratorium.
fluktuasi produksui perikanan di dalamnya,
sesuai dengan pendapat Gonzalez ortegon et
al. (2016) dan Contardo dan Symonds

Tabel 1. Hasil Analisa Kualitas Air dan perbandingan dengan bakumutu air laut
Kode Lokasi Baku
No. Parameter Satuan
ST-1 ST-2 ST-3 ST-4 ST-5 Mutu
A. Fisika
1 Suhu °C 28,9 29,2 29,3 29,6 29,6 Alami
2 Kecerahan M 0,35 0,41 0,18 0,70 0,72 >3
3 TSS Mg/l 93 22 163 15 8 80

449
Sebaran Kualitas Air Teluk Pamukan (Husaini, S., et al)

Kode Lokasi Baku


No. Parameter Satuan
ST-1 ST-2 ST-3 ST-4 ST-5 Mutu
B. Kimia
4 pH - 8,03 7,96 7,64 7,89 7,83 6,5 – 8,5
5 Salinitas * ppm 35 34 33 34 34 Alami
6 DO * Mg/l 5,3 6 4,8 6,2 6 >5
7 BOD5 Mg/l 18,42 28,12 31,03 21,33 21,33 20
8 Ammoniak (NH3) Mg/l <0,01 <0,01 0,08 <0,01 <0,01 0,3
9 Fosfat Mg/l 0,52 0,2 1,37 0,26 0,09 0,015
10 Nitrat Mg/l 1,9 3,4 <0,1 3,2 2,1 0,008
11 Minyak Lemak Mg/l <0,01 0,01 <0,02 0,01 <0,01 1
Sumber: Hasil analisa laboratorium

Parameter Fisika Serupa dengan pendapat Menurut


Romimoharto dan Juwana, (2009), yang
Tiga parameter fisika kualitas air menyatakan bahwan intensitas cahaya
yang di ambil yaitu; suhu, kecerahan dan memegang peranan penting dalam
TSS. pertumbuhan fhitplankton. Kekeruhan yang
tinggi dapat membatasi proses fotosintetidan
Suhu dan mempengaruhi produktifitas primer,
Secara keseluruhan nilai pengukuran Oddum (1971). Kekeruhan yang tinggi
suhu yang dilakukan secara lansung dilokasi penelitian disebabkan oleh bahan
dilapangan berkisar antara 28,9°C sampai tersuspensi yang diakibatkan oleh
dengan 29,6°C dalam baku mutu untuk pergerakan arus serta partikel-partikel
habitat biota laut nilai suhu yang ideal untuk bawaan dari hulu/sungai, Effendi (2003).
tumbuh dan berkembangnya biota perairan
dalam suhu alami (KepmenLH) No 51 Thn TSS
2004). Menurut Romimoharto dan Juwana, Hasil analisa dilaboratorium, nilai
(2009) suhu alami air laut berkisar antara TSS yang terukur berkisar antara 8 mg/l
0°C sampai dengan 33°C. untuk kehidupan sampai dengan 163mg/l. Nilai tersebut jika
biota perairan kisaran suhu alami yang dibandingkan dengan bakumutu air laut pada
dimaksud dapat diterjemahkan dari pendapat maksimal 80mg/l, maka terdapat dua lokasi
Effendi, (2003) yang menyatakan bahwa yang telah melebihi bakumutu yaitu pada
kisaran suhu optimum bagi pertumbuhan ST-1 dan Pada ST-3. Lokasi pada ST-1
fhytoplakton antara 20°C sampai dengan murupakan lokasi pertemuan antara air laut
30°C. dengan perairan teluk, pengukuran
dilakukan pada jam 11.00Wita dan saat ini
Kecerahan pada air surut dengan kedalaman 6 meter,
Pengukuran kecerahan secara jenis subtrat dasar perairan adalah lumpur
lansung dilapangan dilakukan mulai dari jam berpasir. Stisiun pengukuran lainnya yang
jam 11.00 WITA sampai dengan 15.00 memiliki nilai TSS melebihi bakumutu yaitu
WITA. Kondisi perairan teluk pamukan pada ST-3 atau muara sungai cengal,
pada saat pengukuran sedang surut, hasil kekeruhan di lokasi ini disebabkan oleh
pengukuran menunjukkan nila antara 0,35m pertemuan arus dari dalam sungai dengan
sampai dengan 0,72m, jika dibandingkan perairan teluk, kedalaman 2,34m dengan
dengan bakumutu air laut maka secara subtrat dasar peraian adalah lumpur halus
keseluruhan nilai kecerahan tidak memenuhi oleh sebab itu nilai TSS di muara sungai
bakumutu yang nilainya lebih dari 3 meter. cengal memiliki TSS yang sangat tinggi.

450
EnviroScienteae Vol. 16 No. 3, November 2020 Hal. 446-453

yang terkandung didalam perairan, sehingga


Parameter Kimia kebutuhan oksigen untuk mengurai sangat
tinggi, Sastrawijaya, (2009). c). Fosfat,
Parameter kimia air yang diuji bakumutu air laut untuk parameter fosfat
sebanyak delapan parameter, empat ditentukan sebesar 0,015, pada lokasi
diantaranya telah melebihi bakumutu dan penelitian terdapat satu lokasi yang melebihi
empat parameter lainnya secara keseluruhan bakumutu yaitu pada ST-3 atau pada muara
masih berada pada kisaran syarat untuk sungai Cengal, keberadaan kandungan fosfat
kehidupan bita air. yang relatif besar di lokasi tersebut
Parameter kimia yang masih sesuai disebabkan dengan tingginya kekeruhan
dengan bakumutu yaitu: a). pH, berkisar akibat berbagai partikel yang larut dari
antara7,64 sampai dengan 8,03, bakumutu daerah hulu, fosfor terbawa dan mengendap
yang dipersyaratkan antara 6,5 sampai bersama dengan sedimen duiperairan
dengan 8,5. b). Salinitas 33ppm sampai (Jeffries dan Mills, 1996). d). Nitrat.
dengan 35ppm. c). Ammoniak, bakumutu Kandungan nitrat pada perairan lokasi
air laut untuk ammoniak sebesar 0,3 Mg/l, penelitian berkisar antara <0,1mg/l sampai
sedangkan hasil uji laboratorium berada dengan 3,4mg/l. Nitrat terendah pada ST-3
pada nilai <0,01Mg/l kecuali pada ST-3 dan tertinggi pada ST-2, jika dibandingkan
dengan nilai 0,08 Mg/l namun masih berada dengan bakumutu air laut maka dari lima
pada kisaran yang dipersyaratkan untuk lokasi pengambilan contoh maka telah
kehidupan biota. d). Minyak Lemak, secara berada diatas bakumutu, kecuali ST-3.
keseluruhan pada titik pangambilan contoh Nitrat sangat mudah ditemukan diperairan
nilai minyak lemak berada dibawah dan sumber utama nitrat berasal dari wilayah
bakumutu, nilai hasil uji 0,01 Mg/l dan pertanian yang menggunakan pupuk secara
<0,01 Mg/l, sedangkan bakumutu 1mg/l. intensif maupun dari kegiatan domestik
Parameter kimia yang telah melebihi (Effendi, 2003).
bakumutu: a). DO, kandungan oxigen
terlarut yang cekup rendah hanya pada ST-3 Indeks Pencemar
atau pada muara sungai Cengal, yaitu
4,8Mg/l sedangkan bakumutu >5 Mg/l Metode indeks pencemar digunakan
namun pada empat titik pengukuran lainnya untuk mengukur tingkat cemaran parameter
masih berada pada dalam bakumutu air laut yang masih memenuhi dan yang telah
untuk kehidupan biota air. Rendahnya melampaui bakumutu. Hasil pengukuran
jumlah oksigen di muara sungai cengal dan pengujian laboratorium, dibandingkan
sangat berkaitan dengan lokasi yang berada dengan bakumutu air laut, selanjutnya diolah
pada pertemuan arus dari sungai, membawa dengan metode indeks pencemar, Dengan
partikel-partikel dari hulu, meningkatkan membandingkan antara data kualitas air
kekeruhan adanya pergerakan massa air dengan baku mutu air yang disesuaikan
(turbulence) serta berbagai limbah yang dengan peruntukan berdasarkan pedoman
masuk ke badan air, Effendi (2003). b). penentuan status mutu air dengan persamaan
BOD, salah satu parameter yang melebihi matematis, sesuai dengan pendapat
bakumutu adalah BOD hasil analisa sumitomo dan Nemerow (1970), maka
menunjukkan nilai antara 18,42mg/l sampai diperoleh hasil perhitungan Indeks
dengan 31,03mg/l, bakumutu air laut yaitu pencemar berkisar antara 5,47 sampai
20mg/l sehingga hanya pada ST-1 yang dengan 7,17 atau dengan kriteria Tercemar
masih melebihi bakumutu, tingginya nilai sedang, berikut hasil perhitungan Indeks
BOD di lokasi penelitian berhubungan Pencemar.
dengan banyaknya jumlah bahan organik

451
Sebaran Kualitas Air Teluk Pamukan (Husaini, S., et al)

Tabel 2. Hasil Perhitungan Indeks pencemar


Stasiun ST-1 ST-2 ST-3 ST-4 ST-5
Nilai Indeks Pencemar 6,570217 7,177678 5,472436 7,111054 6,635146
Cemar Cemar Cemar Cemar Cemar
Kriteria
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang

KESIMPULAN Fandeli, C. 2004. Analisis Mengenai


Dampak Lingkungan prinsif dasar
Letak perairan teluk pamukan dalam pembangunan, Liberty.
berbatasan lansung dengan perairan selat Yogyakarta.
makassar, pergerakan arus dari teluk menuju Ferianita-Fachrul, M., Haeruman, H.,
arah tenggara dan lansung keluar ke perairan Sitepu, L.C. 2005. Komunitas
selat makassar, sebaliknya air laut akan Fitoplankton sebagai Bio Indikator
masuk menuju teluk pada saat air pasang. Kualitas Perairan Teluk Jakarta.
Tipe pasangsurut yang terjadi di perairan Seminar Nasional MIPA 2005.
Teluk Pamukan adalah tipe pasang surut FMIPA Universitas Indonesia, 24–
harian ganda (semi diurnal tide). 26 November 2005. Jakarta.
Hasil pengukuran Dari sebelas Gonzalez-Ortegon E, Pascual E, Drakeb P.
parameter kualitas air terdapat enam 2013. Respiratory Responses to
parameter yang telah melebihi bakumutu air Salinity, Temperature and Hypoxia
laut untuk kehidupan biotadi masing-masing of Six Caridean Shrimps from
lokasi pengambilan contoh, parameter yang Different Aquatic Habitats.
melebihi bakumutu yaitu: Kecerahan di Journal of Experimental Marine
semua titik pengukuran, TSS di ST-1 dan Biology and Ecology. 445(1): 108–
ST-3, DO di ST-3, BOD di ST-2, ST-3, ST- 115.
4 dan ST-5, Fosfat di ST-3, dan Nitrat di ST- Haliman, R.W dan Dian A.S. 2006. Udang
1, ST-2, ST-4 dan ST-5. Vannamei. Penebar Swadaya.
Jakarta
Jeffries dan Mills, 1996. Dalam Effendi H.
DAFTAR PUSTAKA 2003. Telaah Kualitas Air Bagi
Pengelolaan Sumber Daya dan
Asdak, C. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Lingkungan Perairan. Penerbit
Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta. Kanisisus, Yogyakarta
Gajahmada University Press Kerlinger. 2006. Azas-Azas Penelitian
Broom M.J. 1985. The Biology and Culture Behavorial (Edisi ketiga). Gadjah
of Marine Bivalve Molluscs of The Mada
Genus Anadara. ICLARM. University Press. Yogyakarta
Philippina. Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Hidup Nomor 51 Tahun 2004,
Pengelolaan Sumber Daya dan Tentang Bakumutu Air Laut.
Lingkungan Perairan. Penerbit Krebs. C.J. 1989. Ecological Methodology.
Kanisisus, Yogyakarta New York: Harper & Row Inc.
Fandeli, C. 2011. Analisis Mengenai Publisher.
Dampak Lingkungan Pelabuhan, Sofia L. A., 2017 Fishermen’s perception
Gajah Mada University Press. and participation in fisheries
Yogyakarta. resources conservation of Batungap

452
EnviroScienteae Vol. 16 No. 3, November 2020 Hal. 446-453

swamp in Tapin Regency, South Sastrawijaya, T. 2009. Pencemaran


Kalimantan, Indonesia. AACL Lingkungan. PT. Rineka Cipta.
Bioflux 10(6):1618-1626. Jakarta
Mahida, U. N., 1984, Pencemaran Air dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Pemanfaatan Limbah Industri, 27 Tahun 2007 Tentang
Rajawali, Jakarta. Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan
Magurran, A.E. 1988. Ecological Diversity Pulau-Pulau Kecil.
and Its Measurement. Chapman and
Hall: USA
Nontji, A. 2008, Plankton Laut. Pusat
Penelitian Oceanografi, LIPI,
Jakarta.
Odum, E.P., 1988, Fundamentals of Ecology
3rd ed. W.B., Saunders Company,
Philadelphia.
Pariwono, J.I. 1989. Kondisi Pasang Surut
Indonesia. Dalam Pasang-Surut
(O.S.R. ONGKOSONGO dan
SUYARSO, eds.) Pusat Penelitian
dan Pengembangan Oseanologi-
LIPI,Jakarta.
Peraturan pemerintah No. 19 tahun 1999
tentang Pengendalian Pencemaran
laut Pasal 1 poin 2
Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup, No. 115 tahun 2003.
Tentang Pedoman Penentuan
Status Mutu Air.
Romimoharto. K dan Sri juwana. 2009,
Biologi laut/Ilmu Pengetahuan
tentang Biologi laut, Djambatan,
jakarta.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci
Identifikasi Ikan. Binacipta,
Jakarta.
Sunarto. 2011. Karakteristik Bioekologi
Rajungan (Portunus pelagicus) di
Perairan Laut Kabupaten Brebes.
Disertasi. Sekolah Pascasarjana –
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Wardoyo, S.T.H., 1981, Kriteria Kualitas
Air untuk Keperluan Pertanian dan
Perikanan, Makalah Training
AMDAL, Kerjasama PPLH-
UNDEP-PUSDL¬PSL, 19-31,
Januari, 1981, Bogor.

453

You might also like