Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Satia Ras
141201070
Manajemen Hutan
SKRIPSI
Satia Ras
141201070
Manajemen Hutan
07 Agustus 2019
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri. Pengutipan – pengutipan
yang penulis lakukan pada bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam
penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai
dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Satia Ras
141201070
iv
ABSTRACT
Gunung Leuser National Park forest in Bukit Lawang section is the main
habitat of Sumatran Orangutan (Pongo abelii) in Sub District of Bahorok. The
condition of wildlife habitat in the region has been fragmented by various human
activities which is the major threat to the wildlife survival including Sumatran
Orangutan (Pongo abelii). This study was conducted by overlayed some spatial
data of the year 2008 and 2018 to obtain data of vegetation density changes and
the range of the Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) in Section of
Bukit Lawang and District of Bahorok. Vegetation analysis was carried out in
forest, rubber plantation and mix plantation in District of Bahorok as supporting
data. The purposes of this study are to Get vegetation density value and analyzing
the changes of vegetation density of Sumatran Orangutan (P. abelii) habitat in
Bukit Lawang and Sub District of Bahorok year of 2018. The research shows that
the largest vegetation density changes was decreased of high dense class which is
47.040,02 hectare or 49,9%. The largest increased was occurred in the highest
dense of 43.304,1 hectare or 46,05%.
ABSTRAK
ii
RIWAYAT HIDUP
berhasil diraih oleh penulis sejak 2017 sampai saat ini: The Best Mix Group in The
19th Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle (IMT-GT) Varsity Carnival
Chapter Indonesia, Delegasi Indonesia dalam Young South East Asia Leaders
Initiative (YSEALI) Academic Fellowship 2017 in the United States of America
(USA), Impact XL program 2019 in Myanmar. Selain itu penulis adalah founder
Mangrove Lab yang merupakan Inovation Lab yang baru dibentuk pada Maret
2019. Penulis juga turut aktif dalam berbagai kegiatan konservasi, volunteering,
event organizer dan seminar.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas segala berkat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Analisis Kerapatan Vegetasi Habitat Orangutan Sumatera
(Pongo abelii) di Bukit Lawang dan Kecamatan Bahorok”.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada
Dr. Anita Zaitunah, S.Hut., M.Sc selaku ketua komisi pembimbing dan
Dr. Samsuri, S.Hut., M.Si selaku anggota komisi pembimbing yang telah
membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini. Saya juga tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman di Departemen Manajemen
Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan
bantuannya atas penyelesaian skripsi ini. Penulis juga menyadari masih banyak
terdapat kekurangan di dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu penulis terbuka
terhadap berbagai kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
penyempurnaan skripsi ini.
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tentunya tidak
terlepas dari dukungan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibunda (Sanda Kumari) yang telah medidik, membesarkan dan
memberikan dukungan dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan
program sarjana ini. Serta paman dan keluarga angkat tercinta
(Murti, Rigen, Welima, Selwi) yang selalu memberikan semangat dalam
menyelesaikan skripsi.
2. Dr. Anita Zaitunah S.Hut, M.Sc dan Dr. Samsuri S.Hut, M.Si selaku ketua
dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan
berbagai masukan dalam proses penyususan skripsi.
3. Yayasan Orangutan Sumatera Lestari (YOSL)-Orangutan Information
Center (OIC) yang telah memberikan beasiswa dan bantuan dana
penelitian. Tidak lupa saya ucapakan terima kasih kepada Yayasan Karya
Salemba Empat yang telah memberikan beasiswa serta membangun
leadership skill saya.
v
Satia Ras
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT .................................................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................ 1
Tujuan Penelitian .................................................................................... 3
Manfaat Penelitian .................................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA
Kondisi Umum Lokasi Penelitian ........................................................... 3
Taman Nasional Gunung Leuser ............................................................ 3
Vegetasi di Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser ......................... 3
Distribusi Orangutan Sumatera (Pongo abelii) ...................................... 4
Kerapatan Vegetasi ................................................................................. 5
Penginderaan Jarak Jauh dan Sistem Informasi Geografis ..................... 6
METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................................. 8
Alat dan Bahan Penelitian ...................................................................... 8
Metode Pengumpulan Data .................................................................... 9
Metode Analisis Data ............................................................................. 11
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebaran Nilai NDVI di Bukit Lawang Pada Tahun 2008
dan 2018 ................................................................................................. 15
Sebaran Nilai NDVI di Kecamatan Bahorok Pada Tahun 2008
dan 2018 ................................................................................................. 19
Analisis Perubahan Kerapatan Vegetasi di Bukit Lawang
Tahun 2008 dan 2018 ............................................................................. 22
Analisis Perubahan Kerapatan Vegetasi di Kecamatan Bahorok
Tahun 2008 dan Tahun 2018 .................................................................. 25
Analisis Vegetasi di Hutan Taman Nasional Gunung Leuser Seksi
Bukit Lawang ......................................................................................... 29
Analisis Vegetasi di Kebun Campuran di Perbatasan Bukit
Lawang dan Kecamatan Bahorok ........................................................... 35
Analisis Vegetasi Perkebunan Karet di Kecamatan
Bahorok .................................................................................................. 37
vii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
No. Halaman
ix
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
No. Halaman
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Populasi orangutan saat ini terpusat di TNGL dan terpecah menjadi empat sub
populasi utama, yaitu: (1) sub populasi di dekat Aceh, di sebelah barat Sungai
Alas dan Sungai Wampu; (2) sub populasi di hutan lindung Dolok Sembelin dan
Batu Ardan di Kabupaten Dairi dan kawasan hutan yang bersambungan di sebelah
timur Sungai Alas, membentang di sepanjang kaki-kaki bukit pesisir barat dan
menurun sampai ke pantai Sibolga; (3) sub populasi Tapanuli bagian tenggara di
Kerapatan Vegetasi
Penginderaan jauh (remote sensing) adalah ilmu dan seni untuk memperoleh
informasi (acquisition) tentang obyek, daerah atau fenomena melalui analisis data
yang diperoleh dengan tanpa adanya kontak langsung dengan obyek, daerah atau
fenomena yang dikaji Lillesand dan Kiefer (1990) dalam Saefurahman (2008).
Penginderaan jarak jauh dari angkasa telah berkembang selama beberapa dekade
Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas alat pengambilan data
dan alat analisis data. Alat pengambilan data lapangan antara lain GPS
(Global Position system), kompas, pita ukur, haga hypsometer, kamera foto, alat
tulis dan lain-lain. Alat analisis data yang akan digunakan adalah Komputer,
Excel, ArcGis, ERDAS Imagine. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data primer dan sekunder tertera pada tabel 1.
8
d b c d
a
Gambar 2. Desain unit contoh vegetasi
Keterangan :
a. Petak contoh semai (6 m x 6 m )
b. Petak contoh pancang ( 12,5 m x 12,5 m )
c. Petak contoh tiang ( 25 m x 25 m )
d. Petak contoh pohon ( 50 m x 50 m )
Tingkat pertumbuhan yang diukur dalam kegiatan analisis vegetasi hutan
alam, adalah sebagai berikut :
a. Semai adalah anakan pohon mulai kecambah sampai setinggi < 1,5 meter
b. Pancang adalah anakan pohon yang tingginya > 1,5 cm dan diameter < 7 cm
c. Tiang adalah pohon muda yang diameternya mulai 7 cm sampai diameter < 20
cm
d. Pohon adalah pohon dewasa berdiameter > 20 cm
Dari hasil ground check lapangan di kawasan Bukit Lawang dan
Kecamatan Bahorok diambil beberapa sampel analisis vegetasi dan diperoleh data
dengan tingkat kerapatan sangat rapat, rapat, agak rapat dan jarang.
Perhitungan analisis vegetasi tingkat pohon, pancang dan semai dilakukan
dengan rumus (Soerianegara dan Indrawan, 2002) :
Σindividu suatu jenis
Kerapatan (K) = ................................ (1)
Luas plot contoh
Kerapatan suatu jenis
Kerapatan relatif (KR) = x 100% ...... (2)
Total Kerapatan semua jenis
10
b. Koreksi Radiometrik
d. Transformasi NDVI
12
a. Koreksi Citra
Citra landsat yang diperlukan diperoleh dari situs resmi landsat melalui
earthexplorer.usgs.gov. Sebelum diolah lebih lanjut citra landsat yang diperoleh
pada tahun 2008 dan 2018 terlebih dahulu diperbaiki. Perbaikan citra dilakukan
dengan software Erdas Imagine 9.2.
b. Komposit Citra
c. Overlay/Penampalan
Proses ini digunakan untuk mengetahui hasil digitasi perubahan Bukit Lawang
dan Kecamatan Bahorok. Dengan proses tumpang susun antara tahun 2008 dan
2018.
13
Klasifikasi Klasifikasi
Kerapatan Vegetasi Kerapatan Vegetasi
Overlay
Peta Perubahan
Kerapatan Vegetasi
14
Sebaran Nilai NDVI di Bukit Lawang Pada Tahun 2008 dan 2018
Berdasarkan nilai NDVI yang diperoleh dari pengolahan citra maka, kelas
kerapatan dibagi menjadi empat kelas yaitu kelas jarang, agak rapat, rapat dan
sangat rapat. Semakin besar nilai NDVI maka kerapatannya semakin tinggi, dan
sebaliknya semakin rendah nilainya, hal ini berkaitan dengan keberadaan vegetasi
15
Gambar 4. Diagram Luas Kerapatan Vegetasi di Bukit Lawang Tahun 2008 dan 2018
16
Hasil pengolahan citra tahun 2008 dan 2018 dengan menggunakan indeks
kerapatan vegetasi, didapat nilai NDVI pada vegetasi di Kecamatan Bahorok
sebagaimana tercantum pada Tabel 3.
Tabel 3. Nilai Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) di Kecamatan
Bahorok Tahun 2008 dan Tahun 2018
Kelas Kerapatan Luas (Ha)
No NDVI
Vegetasi 2008 2018
1 Awan 0 – 0,15 1.359,88 856,51
2 Agak Rapat 0,15 – 0,30 1.897,13 6.015,59
3 Rapat 0,30 – 0,45 13.033,16 56.337,24
4 Sangat Rapat > 0,45 77.905,86 30.865,84
Total 94.196,03 94.075,18
Berdasarkan data pada tabel 3 dan gambar 7, pada tahun 2008 luas kelas
kerapatan vegetasi dengan nilai NDVI yang paling besar adalah kelas kerapatan
vegetasi sangat rapat, dengan kisaran NDVI yaitu > 0,45 dengan luas sebesar
77.905,86 ha atau 82,71% dari seluruh luas Kecamatan Bahorok. Sedangkan pada
tahun 2018 berdasarkan data tabel 3 dan diagram 5, kelas kerapatan vegetasi rapat
memiliki nilai yang terbesar berada pada kisaran nilai NDVI 0,30 – 0,45 memiliki
luas 56.337,24 Ha atau 59,89%. Gambar 7 berikut adalah luas kerapatan vegetasi
di kecamatan Bahorok tahun 2008 dan 2018.
19
22
23
26
Analisis vegetasi dilakukan pada tingkat semai, pancang, tiang dan pohon.
Meskipun Orangutan kebanyakan melakukan aktivitasnya di pohon yang berada
dekat dengan pohon pakan, pengambilan data tidak hanya dilakukan pada tingkat
pohon saja. Hal ini bertujuan untuk mengetahui potensi vegetasi di hutan Taman
Nasional Gunung Leuser Seksi Bukit Lawang, guna menyajikan data yang
bermanfaat untuk pengelolaan kawasan hutan yang berada dalam wilayah kelola
TNGL tersebut. Pada pengambilan sampel dengan metode jalur berpetak
menggunakan intensitas sampling 6% dengan luas total 11,75 Ha, terdapat 181
spesies yang berhasil diidentifikasi. Pada fase semai di petak ukur 6x6 m terdapat
5.389 individu, di fase pancang pada petak ukur 12x12 m berjumlah 6.652
individu, di fase tiang pada petak ukur 25 x 25 m sejumlah 2.116 individu dan di
fase pohon dewasa dalam petak ukur 50 x 50 m sejumlah 2.230 individu. Tabel 6
berikut adalah hasil analisis vegetasi pada fase pohon di hutan TNGL tepatnya
Seksi Bukit Lawang.
Tabel 6. Sepuluh jenis pohon utama berdasarkan INP di lokasi penelitian
No Jenis Individu KR (%) FR (%) DR (%) INP
1 Shorea parvifolia 123 5,53 1,04 0,75 7,31
2 Cactanopsis tungurut 30 4,92 1,08 0,70 6,71
3 Shorea leprosula 72 3,23 1,04 0,79 5,06
4 Litsea firma 53 2,38 1,04 1,05 4,46
5 Aglaia sp 1 49 2,22 1,04 0,90 4,14
6 Hopea odorata 49 2,20 1,04 0,76 4,00
7 Shorea ovalis 44 1,97 1,04 0,85 3,86
8 Actinodaphne angustifolia 38 1,96 1,05 0,59 3,59
9 Polyalthia lateriflora 21 1,74 1,03 0,81 3,59
10 Endospermum diadenum 26 1,74 1,04 0,58 3,36
Gambar 14. Diagaram famili dengan kerapatan tertinggi pada fase pohon
30
31
Berikut adalah hasil analisis vegetasi pada fase pancang seperti yang tertera pada
tabel 8.
Tabel 8. Sepuluh jenis pancang utama berdasarkan INP di lokasi penelitian
No Jenis Individu KR (%) FR (%) INP
1 Shorea parvifolia 267 4,01 0,62 4,63
2 Aglaia sp 1 219 3,28 0,62 3,90
3 Litsea firma 200 3,00 0,62 3,62
4 Shorea ovalis 170 2,55 0,62 3,17
5 Shorea leprosula 167 2,51 0,62 3,13
6 Podocarpus imbricatus 153 2,29 0,62 2,91
7 Aglaia argentea 128 2,06 0,62 2,67
8 Archidendron ellipticum 120 1,92 0,62 2,54
9 Actinodaphne angustifolia 107 1,85 0,62 2,47
10 Hopea odorata 77 1,72 0,62 2,34
Gambar 16. Diagram famili dengan kerapatan tertinggi pada fase pancang
33
Orangutan Sumatera (P. abelii) adalah hewan yang terus bergerak berpindah
atau lebih sering disebut arboreal. Orangutan hidup secara nomadis yaitu
berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain untuk mencari sumber makanan
dan membangun pohon sarang. Meskipun begitu, orangutan akan tetap tinggal di
suatu daerah selama ketersediaan makanan cukup melimpah. Analisis
Vegetasi selain dilakukan di hutan TNGL tepatnya di Seksi Bukit Lawang, juga
dillakukan di kebun campuran yang terletak di daerah sekitar perbatasan seksi
Bukit Lawang yang masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Bahorok. Hal
ini dilakukan karena daya jelajah harian Orangutan Sumatera yang tujuan
utamanya adalah untuk makan dan istirahat. Pudyatmoko dan Ali (2013)
menyatakan daya jelajah harian Orangutan Sumatera dengan tujuan paling
dominan adalah untuk istirahat 47,32%, makan 37%, bergerak 14,75%, sosial
0,52% dan bersarang 0,41%.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada pemilik kebun campuran di
lokasi penelitian, ada beberapa Orangutan Sumatera yang pernah masuk ke kebun
35
39
Kesimpulan
Saran
40
Butler, M.J.A., Mouchet, M.C., Barale, V., Leblanc, C. 1988. The Aplication of
Remote Sensing Technologyto Marine Fisheries : An Introduction
Manual.FAO Fisheries Technical Paper. Maritime Resources
Management Service. Amherst, Nova Scotia.
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. 2007. Strategi dan
Rencana Aksi Konservasi Orangutan Indonesia 2007-2017. Jakarta:
Departemen Kehutanan.
Singleton I, Wich SA & Griffiths M. 2008. Pongo abelii. The IUCN Red List of
Threatened Species. Version 2014.1. <www.iucnredlist.org>. Didownload
12 Agustus 2019.
42
Sudiana, Dodi dan Diasmara, elfa. 2008. Analisis Indeks Vegetasi Menggunakan
Data Satelit NOAA/AVHRR dan TERRA/AQUA-MODIS. Seminar on
Intelligent Technology and Its Applications 2008.
Sumaatmadja, N. 1988 Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan.
Alumni. Bogor.
43
Lampiran1. Analisis Vegetasi Pada Fase Pohon di Hutan Taman Nasional Gunung
Leuser Seksi Bukit Lawang
No. Spesies Individu %KR %FR %DR INP
1 Actinidia sp 4 0,18 0,29 0,26 0,73
2 Saurauia sp 6 0,27 0,41 0,65 1,34
3 Alangium javanicum 11 0,49 0,76 0,76 2,00
4 Buchanania arborescens 25 1,11 0,90 0,81 2,83
5 Dracontomelon dao 9 0,41 0,62 0,71 1,73
6 Mangifera foetida 4 0,18 0,28 0,30 0,77
7 Mangifera quodrifida 8 0,36 0,56 0,50 1,42
8 Cyathocalyx sumatrana 25 1,11 0,83 0,81 2,75
9 Polyalthia lateriflora 29 1,29 0,90 0,69 2,88
10 Polyalthia sumatrana 32 1,44 1,04 0,85 3,33
11 Alstonia scholaris 6 0,27 0,41 0,54 1,22
12 Agathis dammara 6 0,26 0,41 0,57 1,24
13 Durio zibethinus 15 0,67 1,04 0,94 2,65
14 Canarium denticulatum 21 0,93 0,76 0,71 2,40
15 Canarium indicum 18 0,81 0,97 0,75 2,53
16 Canarium sp 4 0,19 0,28 0,31 0,78
17 Protium javanicum 15 0,67 0,89 0,76 2,32
18 Calophyllum inophyllum 18 0,81 0,97 0,75 2,54
19 Calophyllum sp 7 0,32 0,48 0,44 1,24
20 Calophyllum sp 1 6 0,27 0,41 0,43 1,11
21 Calophyllum sp 2 5 0,23 0,36 0,33 0,92
22 Calophyllum rigidum 5 0,23 0,34 0,35 0,91
23 Garcinia celebica 24 1,08 0,90 0,69 2,66
24 Garcinia dioica 18 0,81 0,98 0,62 2,41
25 Garcinia microcarpa 14 0,63 0,97 0,71 2,30
26 Dillenia sp 6 0,26 0,40 0,34 1,00
27 Dillenia indica 7 0,31 0,46 0,42 1,19
28 Dillenia reticulate 11 0,50 0,77 0,63 1,90
29 Dipterocarpus caudatus 4 0,18 0,28 0,33 0,80
30 Dipterocarpus cornutus 12 0,54 0,82 0,78 2,15
31 Dipterocarpus elongatus 5 0,22 0,35 0,41 0,98
32 Dipterocarpus lamellatus 25 1,13 0,90 0,68 2,71
33 Dipterocarpus sp 6 0,26 0,42 0,46 1,14
34 Dipterocarpus sp 1 5 0,23 0,34 0,34 0,91
35 Dipterocarpus sp 2 5 0,23 0,34 0,35 0,91
36 Dipterocarpus sp 3 6 0,27 0,41 0,44 1,12
37 Dipterocarpus sp 4 5 0,22 0,36 0,41 0,99
38 Dipterocarpus tempehes 5 0,23 0,33 0,30 0,87
39 Dipterocarpus grandiflorus 5 0,22 0,35 0,34 0,91
40 Hopea odorata 49 2,20 1,04 0,76 4,00
41 Hopea sp 6 0,27 0,42 0,37 1,06
42 Hopea mengarawan 13 0,58 0,89 0,79 2,27
43 Parashorea sp 4 0,18 0,27 0,32 0,77
44 Shorea acuminate 4 0,18 0,28 0,24 0,70
45 Shorea elliptica 5 0,22 0,34 0,25 0,81
46 Shorea gibbosa 11 0,50 0,77 0,62 1,89
47 Shorea leprosula 72 3,23 1,04 0,79 5,06
48 Shorea ovalis 44 1,97 1,04 0,85 3,86
49 Shorea parvifolia 123 5,53 1,04 0,75 7,31
50 Shorea sp 27 1,21 1,76 0,80 3,76
44
47
48
50
Sawah Semak
Perkebunan Hutan
51