Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) are one of the main pillars of the
national economy with an independent perspective having great potential to improve welfare.
This study aims to determine the form of empowerment that is carried out to MSMEs as an
effort to improve the welfare of business owner in Makassar City, as well as to determine the
response of business owners related to the empowerment program that has been carried out by
the local government, especially through the Cooperatives and MSMEs Service in Makassar.
The population in this study are all business owners in Makassar, both those who have
participated in empowerment programs from the government and those who have never
participated in these programs. The sample in this study was 60 business people selected by
purposive sampling by considering several criteria both from the type of business and the
background of the business owner so that respondents in this study could be heterogeneous. In
addition, interviews were conducted with academics. Research instruments in the form of
questionnaires and interview guidelines. Data were analyzed descriptively qualitatively. The
results showed that: 1) Empowerment programs desired by business owners tended to lead to
improvements in the quality of business products and empowerment programs focused on
product marketing training. 2) Recommendations related to the results of research, namely: a)
Every empowerment program to be carried out by the government should be prepared based
on an analysis of the needs of the beneficiaries in this case business owners. b) Empowerment
programs carried out by the government should be directed at improving the quality of
business products and training in marketing products or providing containers to business
people to market their business products. c) The program held should be able to socialize well
and evenly to all business owners. This can be achieved when every information from the
government is easily accessed by all business owners.
Key Words: Community Empowerment, Small Business, Medium Business, Micro Business
37
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 1, Januari – Juni 2019
ABSTRAK
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu pilar utama
perekonomian nasional yang berwawasan kemandirian memiliki potensi besar untuk
meningkatkan kesejahteraan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk pemberdayaan
yang dilakukan kepada pelaku UMKM sebagai upaya peningkatan kesejahteraan pelaku usaha
di Kota Makassar, serta untuk mengetahui respon pelaku usaha terkait program pemberdayaan
yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah khususnya melalui Dinas Koperasi dan UMKM
Kota Makassar. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh pelaku usaha di kota Makassar baik
itu yang pernah mengikuti program pemberdayaan dari pemerintah maupun yang belum
pernah mengikuti program-program tersebut. Sampel dalam penelitian ini ialah 60 pelaku
usaha yang dipilih secara purposive sampling dengan mempertimbangkan beberapa kriteria
baik itu dari jenis usaha dan latar belakang pemilik usaha agar responden dalam penelitian ini
bisa bersifat heterogen. Selain itu, dilakukan wawancara terhadap akademisi. Instrumen
penelitian berupa angket dan pedoman wawancara. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Program pemberdayaan yang diinginkan oleh pelaku
usaha cenderung yang mengarah pada peningkatan kualitas produk usaha dan program
pemberdayaan yang fokus pada pelatihan pemasaran produk. 2) Rekomendasi terkait hasil
penelitian yaitu: a) Setiap program pemberdayaan yang akan dilakukan oleh pemerintah
sebaiknya disusun berdasarkan analisis kebutuhan penerima manfaat dalam hal ini adalah para
pelaku usaha. b) Program pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah sebaiknya diarahkan
pada peningkatan kualitas produk usaha dan pelatihan pemasaran produk atau pemberian
wadah kepada para pelaku usaha untuk memasarkan produk-produk usahanya. c) Program
yang diadakan seharusnya dapat tersosialisasi dengan baik dan merata kepada semua pelaku
usaha. Hal tersebut dapat tercapai ketika setiap informasi dari pemerintah mudah diakses oleh
seluruh pelaku usaha.
Kata Kunci: pemberdayaan umkm, usaha kecil, usaha menengah, usaha mikro
38
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 1, Januari – Juni 2019
39
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 1, Januari – Juni 2019
40
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 1, Januari – Juni 2019
41
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 1, Januari – Juni 2019
Usaha Kecil Menengah yang memiliki sifat Dalam rangka pemberdayaan UMKM
pengrajin tetapi belum memiliki sifat di Indonesia, Bank Indonesia (2011)
kewirausahaan; 3) Small Dynamic mengembangkan Five finger philosophy
Enterprise, merupakan Usaha Kecil (filosofi lima jari). Setiap jari mempunyai
Menengah yang telah memiliki jiwa peran masing-masing dan tidak dapat berdiri
kewirausahaan dan mampu menerima sendiri serta akan lebih kuat jika digunakan
pekerjaan subkontrak dan ekspor; 4) Fast secara bersamaan.
Moving Enterprise, merupakam Usaha 1. Jari jempol, mewakili peran lembaga
Kecil Menengah yang telah memiliki jiwa keuangan yang berperan dalam
kewirausahaan dan akan melakukan intermediasi keuangan, terutama untuk
transformasi menjadi Usaha Besar (UB). memberikan pinjaman/pembiayaan
kepada nasabah mikro, kecil dan
Pemberdayaan UMKM menengah serta sebagai Agents of
Mahidin (2006), mengemukakan development (agen pembangunan).
bahwa pemberdayaan dapat diartikan 2. Jari telunjuk, mewakili regulator yakni
sebagai upaya untuk meningkatkan Pemerintah dan Bank Indonesia yang
kemampuan seseorang atau kelompok berperan dalam Regulator sektor riil dan
sehingga mampu melaksanakan tugas dan fiskal, Menerbitkan ijin-ijin usaha,
kewenangannya sebagaimana tuntutan Mensertifikasi tanah sehingga dapat
kinerja tugas tersebut. Pemberdayaan digunakan oleh UMKM sebagai agunan,
merupakan proses yang dapat dilakukan menciptakan iklim yang kondusif dan
melalui berbagai upaya, seperti pemberian sebagai sumber pembiayaan.
wewenang, meningkatkan partisipasi, 3. Jari tengah, mewakili katalisator yang
memberikan kepercayaan sehingga setiap berperan dalam mendukung perbankan
orang atau kelompok dapat memahami apa dan UMKM, termasuk Promoting
yang akan dikerjakannya, yang pada Enterprise Access to Credit (PEAC)
akhirnya akan berimplikasi pada Units, perusahaan penjamin kredit.
peningkatan pencapaian tujuan secara 4. Jari manis, mewakili fasilitator yang
efektif dan efisien. berperan dalam mendampingi UMKM,
Konsep pemberdayaan yang dilakukan khususnya usaha mikro, membantu
bertujuan pada pemberdayaan bidang UMKM untuk memperoleh pembiayaan
ekonomi dan bidang sosial, dengan maksud bank, membantu bank dalam hal
kelompok sasaran dapat mengelola monitoring kredit dan konsultasi
usahanya, kemudian memasarkan dan pengembangan UMKM.
membentuk siklus pemasaran yang relatif 5. Jari kelingking, mewakili UMKM yang
stabil dan agar kelompok sasaran dapat berperan dalam pelaku usaha, pembayar
menjalankan fungsi sosialnya kembali pajak dan pembukaan tenaga kerja.
sesuai dengan peran dan tugas sosialnya. Kebersamaan Usaha Mikro, Kecil, dan
Keberdayaan masyarakat merupakan unsur Menengah (UMKM) dan bank komersial
dasar yang memungkinkan suatu merupakan salah satu dari sekian banyak
masyarakat bertahan dan dalam pengertian bentuk simbiosis mutualisme dalam
yang dinamis mengembangkan diri dan ekonomi. Kebersamaan tersebut bukan saja
mencapai kemajuan. Keberdayaan bermanfaat bagi keduanya, tetapi juga bagi
masyarakat itu sendiri menjadi sumber dari masyarakat dan pemerintah. Masyarakat
apa yang di dalam wawasan politik disebut menikmati ketersediaan lapangan kerja dan
sebagai ketahanan nasional. Artinya apabila pemerintah menikmati kinerja ekonomi
masyarakat memiliki kemampuan ekonomi berupa naiknya Pendapatan Domestik Bruto
yang tinggi, maka hal tersebut merupakan (PDB), yang menyumbang lebih dari
bagian dari ketahanan ekonomi nasional separuh PDB Indonesia. Namun demikian,
(Rukminto, 2008).
42
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 1, Januari – Juni 2019
kerja sama tersebut tetap perlu memegang Peta Jalan (Road Map) Penelitian
prinsip kehati-hatian untuk memastikan Penelitian ini merupakan penelitian
terwujudnya manfaat bagi kedua pihak. yang dilaksanakan dengan berdasarkan
pada road map penelitian pada Tabel 3
berikut.
43
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 1, Januari – Juni 2019
dianalisis dengan menggunakan usaha yang berbeda baik itu di bidang usaha
Pendekatan deskriptif kualitatif. Setelah kuliner, bidang pendidikan seperti kursus,
data diperoleh dengan cara pengumpulan pakaianan, kerajinan tangan dan beberapa
data yang telah disebutkan, data data jenis usaha lainnya. Data di atas
tersebut perlu diperiksa mengenai menunjukkan bahwa sebagian besar
keabsahan data tersebut agar dapat responden berasal dari jenis usaha kuliner.
diketahui bahwa data yang didapat Untuk karakteristik responden berdasarkan
tersebut memang layak dan dapat lama berdirinya usaha dapat di lihat pada
dipercaya untuk digunakan sebagai data tabel 5.
penelitian. Menurut Moleong (2005), Tabel 5. Lama Berdirinya Usaha
terdapat empat kriteria dalam pemeriksaan Usia Frekuensi Persentase
keabsahan data ini bisa dilakukan dengan (%)
cara triangulasi sumber, triangulasi 0-3 tahun 14 23,33
metode, triangulasi kejujuran peneliti dan 4-6 tahun 24 40
triangulasi dengan teori memanfaatkan 7-10 tahun 10 16,67
data sumber sumber lain diluar data yang >10 tahun 12 20
dimaksud untuk dipakai sebagai Total 60 100%
pembanding. Pada penelitian ini teknik Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian
pemeriksaan keabsahan data yang paling besar usaha UMKM dari responden baru
sesuai digunakan adalah triangulasi berusia 4-6 tahun. Usaha tersebut boleh
sumber, dengan cara yang dipakai adalah dikatakan tergolong masih muda
dengan cara 1) membandingkan data hasil dibandingkan dengan usaha pada kategori
wawancara dengan dokumen lainnya. Untuk karakteristik responden
yang bersangkutan. 2) membandingkan berdasarkan pendapatan bersih yang
hasil pengamatan dari peneliti dengan diperoleh dapat dilihat pada Tabel 6.
pendapat orang lain walaupun objek Tabel 6 Pendapatan Bersih setiap Bulan
kajian sama. Pendapatan Frekuensi Persentase
Bersih (%)
4. HASIL PENELITIAN DAN < Rp 5 Juta 14 23,33
PEMBAHASAN Rp 6 Jt – 10 21 35
Karakteristik Responden Penelitian Jt
Rp 11 Jt – 16 26,67
Berikut adalah karakteristik dari para 15 Jt
pelaku usaha yang menjadi responden
Rp 16 Jt – 3 5
dalam penelitian ini ditinjau dari beberapa
20 Jt
kategori seperti pada Tabel 4.
> Rp 20 Jt 6 10
Tabel 4 Jenis Usaha Responden
Total 60 100%
Penelitian
Jenis Usaha Frekuensi Persentase Terdapat 5 jenis kategori pendapatan
(%) bersih yang diperoleh pelaku usaha dalam
Makanan 20 33,33 penelitian ini mulai dari 0-5 juta sampai pada
Kursus 7 11,67 kategori di atas 20 juta dalam setiap bulan.
Pakaian 12 20 Tabel 6 menunjukkan bahwa terdapat 21
Kerajinan Tangan 3 5 UMKM dengan persentase 35% memiliki
dan lain-lain 18 30 pendapatan bersih setiap bulannya sekitar 6-
(percetakan, Jual 10 juta, dan hanya di unit usaha dengan
Parfum, persentase 10% yang memiliki pendapatan di
Photografer) atas 20 juta perbulannya.
Total 60 100%
Tabel 4 menunjukkan bahwa responden
penelitian memiliki latar belakang jenis
44
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 1, Januari – Juni 2019
45
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 1, Januari – Juni 2019
Tabel 11. Respon Pelaku Usaha Terkait Peran Pemerintah Membantu Pelaku UMKM
No Aspek Respon Pelaku Usaha
Sangat Baik Tidak Sangat
Baik Baik Tidak
Baik
1 Peran dalam memfasilitasi terciptanya 13,33% 21,67% 53,33% 11,67%
wirausaha baru
2 Peran dalam pendampingan usaha dan 13,33% 53,33% 20% 13,34%
manajemen bagi UMKM
3 Peran dalam membantu pemasaran baik 13,33% 33,34% 45% 8,33%
melalui pameran ataupun kegiatan
lainnya
4 Membantu pelaku usaha dalam hal 8,34% 13,33% 65% 13,33%
permodalan
46
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 1, Januari – Juni 2019
berada pada kategori tidak baik atau belum juga belum maksimal.
maksimal terkait kinerja pemerintah pada
aspek ini. Dari keempat indikator tersebut, Respon Pelaku Usaha Terkait Program
hanya satu indikator yakni peranan dalam Pemerintah
pendampingan usaha bagi UMKM yang Respon pelaku usaha terkait kinerja
dianggap baik bagi sebagian besar pemerintah tentunya tidak terlepas dari
responden yakni sebanyak 53,33%. tanggapan mereka terkait efektifitas dari
Pendampingan dalam hal ini adalah program-program yang telah dilaksanakan
seperti memberikan pelatihan manajemen oleh pemerintah daerah untuk para pelaku
usaha ataupun sosialisasi. Namun, terdapat usaha. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat
juga 20% responden yang mengatakan pada Tabel 12.
bahwa pada aspek ini, kinerja pemerintah
47
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 1, Januari – Juni 2019
48
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 1, Januari – Juni 2019
49
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 1, Januari – Juni 2019
50
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 1, Januari – Juni 2019
koperasi dan UMKM dapat digunakan pemberian wadah kepada para pelaku
sebagai acuan untuk perbaikan serta usaha untuk memasarkan produk- produk
peningkatan kinerja oleh pemerintah usahanya. 3) Program yang diadakan
daerah. 3) Hasil penelitian ini dapat seharusnya dapat tersosialisasi dengan
digunakan sebagai literatur untuk baik dan merata kepada semua pelaku
memahami gambaran umum kondisi usaha. Hal tersebut dapat tercapai ketika
pelaku usaha di kota Makassar terkait setiap informasi dari pemerintah mudah
respon mereka dalam mengevaluasi diakses oleh seluruh pelaku usaha.
program pemberdayaan dari pemerintah
daerah. 4) Bagi kalangan akademis, 6. UCAPAN TERIMA KASIH
penelitian ini diharapkan dapat digunakan
untuk memperkaya pengetahuan serta Terima kasih diucapkan kepada
melengkapi literatur mengenai pelaku Badan Penelitian dan Pengambangan
UMKM. Daerah Kota Makassar, atas dana
penelitian yang diberikan.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang 7. RFERENSI
telah dijelaskan pada bagian sebelumnya,
Aisyah, S., Musa, C. I., & Ramli, A.
maka dapat disimpulkan bahwa 1)
(2017). Effect of characteristics
Program pemberdayaan yang diinginkan
and entrepreneurial orientation
oleh pelaku usaha cenderung yang
towards entrepreneurship
megarah pada peningkatan kualitas
competence and crafts and arts
produk usaha dan program pemberdayaan
smes business performance in
yang fokus pada pelatihan pemasaran
Makassar. International Review
produk. 2) Terdapat 4 aspek yang
of Management and Marketing,
menjadi masukan pelaku usaha terkait
7(2), 166-173.
program pemberdayaan yang dilakukan
Akib, H., & Saleh, S. (2018). Pengaruh
oleh pemerintah daerah, yakni 1) setiap
Masa Kerja Terhadap
program yang dilakukan sebaiknya sesuai
Profesionalisme pegawai di
dengan analisis kebutuhan penerima
Dinas Koperasi dan UMKM
manfaat. 2) Setiap program yang
Provinsi Sulawesi Selatan
dilakukan diharapkan mempunyai follow-
(Doctoral dissertation,
up ataupun tindak lanjut. 3) Kemudahan
Universitas Negeri Makassar).
dalam mengakses Informasi terkait
Alam, S. (2017). Efektivitas Pelaksanaan
program pemberdayaan, 4) Program
pelatihan yang diadakan seharusnya dapat Akuntansi Pada UMKM di Kota
tersosialisasi dengan baik dan merata Makassar. Akuntabilitas: Jurnal
kepada semua pelaku usaha. Ilmiah Ilmu-Ilmu Ekonomi,
Terdapat beberapa rekomendasi yang 10(1), 1-22.
diajukan berdasarkan hasil penelitian
Appiah, D., & Ozuem, W. (2019). Issues
yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu:
1) Setiap program pemberdayaan yang With the Importance of
akan dilakukan oleh pemerintah Branding, Brand Personality
sebaiknya disusun berdasarkan analisis and Symbolic Meaning of
kebutuhan penerima manfaat dalam hal Brands in the Smartphone
ini adalah para pelaku usaha. 2) Program Industry. In Global information
pemberdayaan yang dilakukan oleh diffusion and management in
pemerintah sebaiknya diarahkan pada contemporary society (pp. 56-
peningkatan kualitas produk usaha dan 97). IGI Global.
pelatihan pemasaran produk atau
51
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 1, Januari – Juni 2019
Ben Youssef, K., Leicht, T., Pellicelli, Lestari, I., Astuti, M., & Ridwan, H.
M., & Kitchen, P. J. (2018). The (2019). Pengaruh Inovasi dan
importance of corporate social Orientasi Kewirausahaan
responsibility (CSR) for terhadap Keunggulan Bersaing
branding and business success Umkm Kuliner. Jurnal Riset
in small and medium-sized Manajemen dan Bisnis (JRMB)
enterprises (SME) in a business-
Fakultas Ekonomi UNIAT, 4(1),
to-distributor (B2D) context.
Journal of Strategic Marketing, 111-118.
26(8), 723-739. Masyhuri & Zainuddin, M. (2009).
Berry, A, E. Rodriquez, & Sandeem, H. Metode Penelitian Pendekatan
(2001). Small and Medium Praktis dan Aplikatif. Bandung:
Enterprises Dynamics in PT. Refika Aditama.
Indonesia. Bulletin of
Indonesian Economic Studies Manahera, M. M., Moniharapon, S., &
37. Tawas, H. N. (2018). Analisis
Pengaruh Orientasi Pasar,
Budi, R. (2011). Konsep Pemberdayaan Orientasi Kewirausahaan
Masyarakat Untuk Usaha Kecil terhadap Inovasi Produk dan
dan Mikro. (online). Kinerja Pemasaran (Studi
www.ejournal.unud.ac.id. Kasus UMKM Nasi Kuning di
Diakses pada tahun 2019. Manado). Jurnal EMBA: Jurnal
Guntur, M., & Yamin, M. N. (2018). The Riset Ekonomi, Manajemen,
Implementation of Micro, Small, Bisnis dan Akuntansi, 6(4).
and Medium Enterprises Martua, C., & Djati, S. P. (2018).
(UMKM) Policy in Makassar Pengaruh Kualitas Layanan dan
Based On Bromley Model. In Harga terhadap Kepuasan
1st International Conference on Pelanggan yang Berdampak
Social Sciences (ICSS 2018). pada Loyalitas Pelanggan Jasa
Atlantis Press. Pengiriman AB Cargo. Jurnal
Ilmiah Bisnis, Pasar Modal dan
Kurniawan, F.D. & Fauziah, L. (2014). UMKM, 1(1), 10-18.
Pemberdayaan Usaha Mikro Moleong, L.J. (2006). Metodologi
Kecil dan Menengah (UMKM) Penelitian Kualitatif,
dalam Penanggulangan Kuantitatif dan Mixed.
Kemiskinan. Jurnal Kebijakan Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
dan Manajemen Publik, Vol. 2
No. 2, hal. 103-220. Mude, M. A. (2016). Perbandingan
Metode SAW dan TOPSIS
Iskandar, I., Mahanka, R., Trijumansyah, pada kasus UMKM. ILKOM
A., & Yunita, N. (2019). Upaya Jurnal Ilmiah, 8(2), 76-81.
Meningkatkan Loyalitas Putri, N. K. N., & Yasa, N. N. K. (2018).
Pelanggan Melalui Customer Peran Inovasi Produk
Relationship Management Memediasi Orientasi Pasar
(Studi Kasus Pada Point Media terhadap Kinerja Pemasaran
(Studi pada Usaha Mikro, Kecil
Sejahtera). Jurnal Abdimas
dan Menengah Pie Susu di Kota
BSI: Jurnal Pengabdian Denpasar). Matrik: Jurnal
Kepada Masyarakat, 2(1). Manajemen, Strategi Bisnis dan
52
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 1, Januari – Juni 2019
Kewirausahaan, 111-120.
Rahman, Z. (2016). The difficulties faced
by micro and small enterprises
in the formal market access:
The case in small and micro
enterprises in the cities of
Makassar and Kabupaten
Gowa south Sulawesi. Journal
of Humanity, 4(1), 92-103.
Ramdani, M. R., & Kamidin, M. (2018).
Implementasi Sak-Etap pada
UMKM Warkop di Kota
Makassar. Jurnal RAK (Riset
Akuntansi Keuangan), 3(2),
109-117.
Rahmat, A.N. (2018). Saatnya
Pacu Digitalisasi Pelaku UMKM
di Makassar. Bisnis.com.
https://sulawesi.bisnis.com/read/
20 181016/540/849872/saatnya-
pacu- digitalisasi-pelaku-umkm-
di- makassar.
Rus, M., Konecnik Ruzzier, M., &
Ruzzier, M. (2018). Startup
Branding: Empirical Evidence
among Slovenian Startups.
Managing Global Transitions,
16(1), 79-94.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Kombinasi (Mixed Methods).
Bandung: Alfabeta.
Setiawan, I., Faruk, M., & Basari, M. A.
(2018). Peran CRM pada Bisnis
Kos Kosan dalam Menciptakan
Loyalitas Konsumen di
Lingkungan Universitas Galuh.
Jurnal Ilmu Manajemen, 5(2),
321-325.
Trimulato, T. (2016). Potensi
Pengembangan Produk
Pembiayaan Natural
Uncertainty Contract (NUC) Di
Bank Syariah Terhadap Sektor
Ril UMKM. Al- Falah: Journal
of Islamic Economics, 1(1), 19-
45.
53