You are on page 1of 10

DOI: https://doi.org/10.26593/jrsi.v8i1.3154.

9-18

Paper ini telah direview dan dipublikasikan di Jurnal Rekayasa Sistem Industri
Volume 8 No 1 - April 2019
http://journal.unpar.ac.id/index.php/jrsi/index
ISSN 2339-1499 (online)

Analisis Proses Produksi Menggunakan Teori Antrian


Secara Analitik dan Simulasi

Rika Listiyani 1, Lilik Linawati 2, Leopoldus Ricky Sasongko 3


1,2,3) Fakultas Sains dan Matematika, Jurusan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana
Jln. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711
Email: rikalistiyani96@gmail.com 1, lilik.linawati@staff.uksw.edu 2,
leopoldus.sasongko@staff.uksw.edu 3

Abstract

The focus of this research is to analyze the production process queuing system at one of the stages of
production of swiftlet nest in analytical and simulation. The purpose of this research is to obtain the model and
characteristics of the queue system at the Finishing-2. The analysis uses data on the rate of arrival and the rate
of service based on real observation and determines the probability distribution of data between arrival time and
service time using the Easyfit 3.0 program, to get the model of the queuing system is obtained. After the model
obtained, analytic and simulation analysis is carried out using the Queuing System Simulation (QSS) module in
the WINQSB software. The results of the queuing system characteristics in the analytical and simulation have
a significant difference, because the distribution of time between arrivals and service times used in analytical
calculations is G (general), while the simulation uses a distribution that refers to a particular type of distribution
according to the results of the Easyfit program. Simulation is carried out with the FIFO and SIRO queue
disciplines. The simulation results show that 91% of the characteristics of the queue system in the two queue
disciplines do not have a significant difference. Moreover, it has also been done a comparison between the
characteristics of the queuing system in two different work areas namely Room A and Room B&C, based on the
simulation results, the results show 58% of the characteristics of the queuing system have a significant
difference, this is due to differences in service time between the two work areas. Thus the purpose of this
research has been achieved which is obtained by the queue model (G/G/c):(FIFO/∞/∞), and also obtained
system performance improvements, in the form of waiting time in the queue where the waiting time in Room
B&C is smaller than Room A.

Keywords: Queuing, Arrival, Service, Production, Simulation.

Abstrak

Fokus penelitian ini menganalisis sistem antrian proses produksi pada salah satu tahap produksi sarang
burung walet secara analitik dan simulasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan model dan
karakteristik sistem antrian pada tahap Finishing-2. Analisis menggunakan data laju kedatangan dan laju
pelayanan berdasarkan pengamatan real, serta penentuan distribusi probabilitas data waktu antar kedatangan
dan waktu pelayanan menggunakan program Easyfit 3.0, untuk mendapatkan model dari sistem antriannya.
Setelah model antrian didapatkan, dilakukan analisis secara analitik dan simulasi menggunakan modul Queuing
System Simulation (QSS) pada software WINQSB. Hasil analisis karakteristik sistem antrian secara analitik dan
simulasi memiliki perbedaan yang signifikan, disebabkan distribusi waktu antar kedatangan dan waktu
pelayanan pada penghitungan analitik adalah G (general), sedangkan pada simulasi menggunakan distribusi
yang merujuk pada satu jenis distribusi tertentu sesuai hasil pada program Easyfit. Simulasi dilakukan masing-
masing dengan disiplin antrian FIFO dan SIRO. Hasil simulasi menunjukkan 91% karakteristik sistem antrian
kedua disiplin antrian tersebut tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Juga dilakukan perbandingan
karakteristik sistem antrian di dua ruang kerja yang berbeda, yaitu Ruang A dan Ruang B&C, dan berdasarkan
hasil simulasi menunjukkan 58% karakteristik sistem antrian memiliki perbedaan yang signifikan, hal ini
disebabkan adanya perbedaan waktu pelayanan antara kedua ruang tersebut. Dengan demikian, tujuan
penelitian ini telah dicapai, yaitu didapatkan model antrian (G/G/c):(FIFO/∞/∞), dan didapat pula perbaikan
kinerja sistem, berupa waktu tunggu dalam antrian dimana waktu tunggu pada Ruang B&C lebih kecil daripada
Ruang A.

Kata Kunci : Antrian, Kedatangan, Pelayanan, Produksi, Simulasi.

9
Pendahuluan Metode Penelitian
Pada salah satu perusahaan yang Teori Antrian adalah studi matematis
bergerak di bidang pengolahan sarang burung yang berkaitan dengan keadaan yang
walet dari bahan baku hingga menghasilkan berhubungan dengan segala aspek
barang jadi, menggunakan sistem manual, yaitu orang/barang menunggu untuk dilayani. Teori
setiap tahap pengerjaan dilakukan oleh tenaga Antrian pertama kali diperkenalkan oleh Agner
manusia. Berdasarkan pengamatan pada Krarup Erlang, seorang ahli Matematika dari
proses produksi, terdapat permasalahan yaitu Denmark pada tahun 1917 (Taylor III, 2004).
terjadinya penumpukan barang di tahap-tahap Teori antrian digunakan untuk menganalisis
tertentu, yang mana dapat menjadi salah satu kinerja/karakteristik sistem antrian yang ada
faktor yang memperlambat proses produksi dan dengan menggunakan model antrian. Model
dapat berakibat pada penurunan kualitas antrian digunakan untuk mempresentasikan
sarang burung walet, karena bahan terlalu lama berbagai macam sistem antrian yang ada
berada pada proses produksi. Adanya dalam sistem nyata. Proses antrian
penumpukan barang di suatu tahap digambarkan pada Gambar 1.
mengindikasikan adanya suatu sistem antrian Sistem Antrian
dalam proses produksi tersebut. Permasalahan
antrian biasanya disebabkan oleh kebutuhan Pelanggan
akan layanan barang melebihi kapasitas atau Sumber Pelanggan Mekanisme selesai dilayani
Antrian
Masukan Pelayanan
fasilitas pelayanannya, sehingga barang yang
datang tidak bisa langsung mendapatkan
layanan (Wibowo, 2010). Salah satu
permasalahan antrian terjadi pada tahap Gambar 1. Proses Antrian Dasar (Lieberman, 2008)
Finishing-2, yaitu tahap terakhir dari proses
produksi sarang burung walet, yang Terdapat beberapa faktor penting dalam
diindikasikan dengan adanya penumpukan melakukan analisis terhadap antrian yaitu:
barang setiap harinya. Penumpukan barang 1. Laju kedatangan dan laju pelayanan
menyebabkan rata-rata waktu proses produksi Laju kedatangan (λ) adalah rata-rata
sarang burung walet pada tahap ini melebihi jumlah kedatangan pelanggan ke suatu
target yang diinginkan perusahaan. fasilitas pelayanan selama periode waktu
Tujuan penelitian ini adalah untuk tertentu, sedangkan laju pelayanan (μ)
mendapatkan model dan karakteristik sistem adalah rata-rata jumlah pelanggan yang
antrian pada tahap Finishing-2. Penelitian dapat dilayani selama periode waktu
sebelumnya terhadap analisis sistem antrian tertentu (Taylor III, 2004). Laju pelayanan
pada proses produksi oleh Mikowati (2010) harus lebih besar dari laju kedatangan
dengan menerapkan metode simulasi antrian agar tidak terjadi antrian pelanggan yang
untuk menganalisis kinerja dari sistem antrian tidak terhingga, dengan 𝑐𝜇 > λ dimana c
dan mengembangkan model antrian untuk adalah jumlah pelayan. Jika kondisi
saran perbaikan. Hal tersebut menjadi dasar tersebut terpenuhi maka sistem antrian
bagi penulis untuk menganalisis sistem antrian berada dalam kondisi steady state.
Finishing-2. Jika dalam penelitiannya, Mikowati 2. Distribusi waktu antar kedatangan dan
menggunakan simulasi antrian untuk waktu pelayanan
menganalisis sistem proses produksi, maka Waktu antar kedatangan adalah waktu
pada penelitian ini penulis menambahkan kedatangan antara pelanggan satu
analisis karakteristik sistem secara analitik yang dengan pelanggan berikutnya. Waktu
kemudian akan dianalisis perbedaan pelayanan adalah lamanya waktu yang
karakteristik sistem secara analitik dan dibutuhkan pelanggan saat mendapatkan
simulasi. Analisis perbedaan dimaksudkan pelayanan. Waktu antar kedatangan dan
untuk mendapatkan cara yang paling tepat waktu pelayanan perlu ditentukan jenis
untuk mendapatkan karakteristik sistem antrian distribusi probabilitas dari sebaran datanya
pada tahap Finishing-2. untuk menentukan model sistem antrian.

10
DOI: http://dx.doi.org/10.26593/jrsi.v7i2.2769.65-72

3. Populasi pelanggan kapasitas antrian dan populasi pelanggan


Populasi pelanggan atau dapat disebut tidak terbatas.
juga populasi sumber adalah total jumlah Rumus untuk mencari karakteristik sistem
pelanggan yang membutuhkan pelayanan antrian pada model ini adalah:
dari waktu ke waktu (Lieberman, 2008). −1
𝑛 1 λ 𝑐
𝑛=𝑐−1 1 λ 𝑐𝜇
Populasi pelanggan dapat diasumsikan tak 𝑃0 = ((∑𝑛=0 𝑛! (𝜇) ) + 𝑐! (𝜇) (𝑐𝜇−λ))
berhingga/tak terbatas atau
Pers. 1
berhingga/terbatas. λ c
λμ( ) λ
4. Kapasitas Antrian μ
𝐿𝑠 = (𝑐−1)!(𝑐𝜇−λ)2 𝑃0 + 𝜇 Pers. 2
Kapasitas antrian merupakan jumlah
λ
maksimum pelanggan yang diizinkan 𝐿𝑞 = 𝐿𝑠 − 𝜇 Pers. 3
berada didalam sistem antrian. 𝐿𝑞
5. Disiplin antrian 𝑊𝑞 = λ
Pers. 4
Disiplin antrian menunjukkan aturan urutan 𝐿𝑠
𝑊𝑠 = Pers. 5
kedatangan dan urutan pelayanan λ
pelanggan. Disiplin antrian diantaranya
First In First Out (FIFO), Last In First Out b. Model Antrian (G/G/c) : (FIFO/~/~)
(LIFO), Priority Service (PS), Service In Menurut Gross dan Harris (1998) dalam
Random Order (SIRO) Artiguna (2014) menyatakanmodel antrian
6. Mekanisme pelayanan ini memiliki sebaran waktu kedatangan
Menurut Lieberman (2008), mekanisme berdistribusi umum (general), waktu
pelayanan meliputi jumlah fasilitas pelayanan berdistribusi umum (general),
pelayanan dan jumlah jalur pelayanan dengan jumlah fasilitas pelayanan sebanyak
pararel (pelayan) pada setiap fasilitas c; c=1,2,3,... Disiplin antrian dalam model ini
pelayanan. adalah FCFS, dengan kapasitas antrian
Berikut notasi dan terminologi untuk analisis dalam sistem tak hingga, dan memiliki
karakteristik model antrian menurut Lieberman populasi pelanggan tak hingga. Rumus
(2008): untuk mencari karakteristik sistem antrian
λ : laju kedatangan. pada model ini adalah:
μ : laju pelayanan. λ
r=𝜇 Pers. 6
c : jumlah pelayan (jalur pelayanan
pararel) dalam sistem antrian. λ
𝜌 = 𝑐𝜇 Pers. 7
P0 : probabilitas tidak ada pelanggan
dalam sistem antrian. 𝑟𝑐𝜌 𝜇 2 𝑣𝑎𝑟(𝑡)+𝑣𝑎𝑟(𝑡 ′ )λ2
𝐿𝑞 = (𝑐!(1−𝜌)2 ) 𝑃0
Ls : ekspektasi jumlah pelanggan dalam 2
sistem antrian. Pers. 8
Lq : ekspektasi panjang antrian (selain dengan 𝑣𝑎𝑟(𝑡)=variansi waktu pelayanan
pelanggan yang sedang dilayani). dan 𝑣𝑎𝑟(𝑡 ′ )=variansi waktu antar
W s : waktu tunggu dalam sistem (termasuk kedatangan
waktu pelayanan) untuk setiap λ
𝐿𝑠 = 𝐿𝑞 + 𝜇 Pers. 9
individu pelanggan.
𝐿𝑞
W q : waktu tunggu dalam antrian (diluar 𝑊𝑞 = Pers. 10
λ
waktu pelayanan) untuk setiap 1
individu pelanggan. 𝑊𝑠 = 𝑊𝑞 + μ Pers. 11
Beberapa model antrian dasar yang umum
digunakan:
a. Model Antrian (M/M/c) : (FIFO/~/~) Simulasi
Model antrian ini dalam Taylor III (2004) Simulasi adalah suatu metodologi untuk
disebut model antrian pelayanan ganda. melakukan percobaan menggunakan model
Model antrian ini memiliki sejumlah c dari suatu sistem nyata yang bertujuan untuk
pelayan (c=1,2,3,...). Disiplin antrian pada mempelajari dan memahami sifat-sifat, tingkah
model ini adalah FIFO, waktu antar laku, dan karakteristik operasinya (Siagian,
kedatangan berdistribusi Eksponensial, 2006). Dengan simulasi dapat dibuat sistem
waktu pelayanan Eksponensial, serta alternatif yang meningkatkan kinerja dari sistem

11
lama. Simulasi memiliki 3 komponen penting, 4. Jika nilai m atau n lebih kecil dari 20, maka
yaitu penentuan jenis distribusi dan generated hipotesis nol ditolak jika 𝑈ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
values, bookeeping aspect of simulation 𝑚𝑖𝑛(𝑈1 , 𝑈2 ) lebih kecil dari U tabel Mann-
analysis, dan output analysis (Shortle, 2018). Whitney. Jika nilai m atau n lebih besar dari
Berikut langkah-langkah dalam simulasi 20, maka statistik uji yang digunakan pada
menurut Siagian (2006): langkah 3 adalah
1. Menentukan sistem atau persoalan yang |𝑈−
𝑛 .𝑚
|
2
hendak disimulasi. 𝑍= Pers.14
2. Mengembangkan model simulasi yang √𝑛 .𝑚(𝑛+𝑚+1)
12
hendak digunakan. dimana H0 diterima jika nilai Z lebih kecil
3. Menguji model dan membandingkan dari nilai Z tabel.
tingkah laku hasil simulasi dengan Uji Mann-Whitney juga dapat dilakukan
tingkah laku dari sistem nyata (validasi dengan bantuan beberapa program komputer,
model simulasi). salah satunya program SPSS. Penentuan
4. Merancang percobaan-percobaan keputusan penerimaan atau penolakan
simulasi. hipotesis dalam SPSS dapat dilihat dari nilai U
5. Menjalankan simulasi dan analisis data. atau nilai Asymtop Sig. pada tabel Test
Statistics (tabel dari hasil analisis nilai kualitas).
Software WINQSB (Quantity System for Apabila signifikansi dibawah tingkat signifikansi
Business for Windows) α maka H1 diterima dan H0 ditolak (Sugiyono,
Terdapat 2 modul dalam software 2015).
WINQSB untuk menganalisis sistem antrian,
yaitu Queuing Analysis (QA) dan Queuing Pengumpulan Data
System Analysis (QSS). Perbedaan antara Penelitian ini dilakukan di suatu
keduanya hanya terletak pada pembentukan perusahaan pengolahan sarang burung walet
model antriannya. Pada modul QSS, model yang berlokasi di Provinsi Jawa Tengah, secara
sistem antrian harus dibentuk sendiri oleh khusus pada lini produksi Finishing-2 pada
pengguna program sedangkan pada modul QA bulan Agustus sampai dengan Oktober 2018.
model sistem antrian sudah tersedia. Modul Objek yang diamati yaitu barang produksi
QSS lebih tepat digunakan untuk sistem antrian berupa sarang burung walet sebagai pelanggan
pada proses produksi yang memiliki aliran dalam sistem antrian, pekerja sebagai pelayan,
antrian/model antrian yang bervariasi. serta faktor lain dalam sistem antrian seperti
kapasitas antrian, disiplin antrian, dan
Uji Mann-Whitney mekanisme antrian. Teknik pengumpulan data
Uji Mann-Whitney dilakukan untuk dengan cara melakukan pengamatan dan
menguji kemampuan generalisasi rata-rata dua pencatatan langsung dalam proses produksi
sampel/populasi yang tidak berkorelasi tahap Finishing-2 dan melakukan wawancara
(Sugiyono, 2015), jika kedua populasi tersebut dengan pihak perusahaan.
tidak berdistribusi normal. Menurut Setiawan Data yang dikumpulkan yaitu data primer
(2017), pada uji ini dilakukan penggabungan 2 dan sekunder. Data primer meliputi waktu mulai
data sampel menjadi satu sampel X1, X2, ..., Xm, dan waktu selesai suatu barang dilayani pada
Y1, Y2, ...,Yn dengan masing-masing data setiap sub-tahap Finishing-2 sebagai data
berdistribusi F dan G. Berikut ini langkah- waktu pelayanan pada tanggal 26 Agustus-8
langkah dalam uji Mann-Whitney: Oktober 2018. Data waktu kedatangan diambil
1. Menentukan hipotesis yang akan diuji yaitu dari waktu selesai pada data waktu pelayanan
H0 : F = G,melawan H1 : F ≠ G. di sub-tahap sebelumnya. Data sekunder
2. Memilih tingkat signifikansi α yang meliputi jumlah jam kerja, informasi pembagian
digunakan. ruang kerja, data pekerja/pelayan, dll.
3. Statistik uji yang digunakan adalah Pada tahap Finishing-2, pelayanan
1
𝑈1 = 𝑚𝑛 + 2 𝑚(𝑛 + 1) − 𝑆1 , Pers.12 dibagi menjadi 2 ruang kerja yaitu pelayanan
1 untuk barang yang berasal dari ruang A dan
𝑈2 = 𝑚𝑛 + 2
𝑚(𝑛 + 1) − 𝑆2 , Pers.13 pelayanan dari barang yang berasal dari ruang
dengan S1 = jumlah rangking kelompok 1, B&C.
S2 = jumlah rangking kelompok 2.

12
DOI: http://dx.doi.org/10.26593/jrsi.v7i2.2769.65-72

Barang yang berasal dari ruang A akan 1


mendapat pelayanan oleh beberapa orang Pengamatan dan
Pengambilan Data
yang khusus menangani barang dari ruang
tersebut, begitu pula dengan Ruang B&C. Tidak 2
Menghitung Laju
terdapat perbedaan jenis barang yang diproses Kedatangan dan Laju
Pelayanan
antara kedua ruang tersebut.
Setiap ruang melalui proses produksi 3
Menentukan Distribusi
yang sama, seperti digambarkan pada Gambar Probabilitas Data
2. Menggunakan Easyfit 3.0

4
Menentukan Model
Koreksi-1 Antrian

(K-1)
5 6
Menghitung dan Menghitung dan
Menganalisis Karakteristik
Antrian Menganalisis Karakteristik
Sistem Antrian dengan
Sistem Antrian Secara
Analitik Simulasi menggunakan
QSS 1.0
Koreksi-2
(K-2) 7
Menganalisis Perbedaan
Karakteristik Sistem Antrian:
Antrian 1. Analitik dan Simulasi
2. Ruang A dan Ruang B&C

8
Penyempurnaan-1 Penarikan
(P-1) Kesimpulan

Gambar 3. Langkah penelitian


Antrian

Penyempurnaan-2 Hasil dan Pembahasan


(P-2) Laju Kedatangan dan Laju Pelayanan
Rekapitulasi penghitungan laju
kedatangan dan laju pelayanan masing-masing
Gambar 2. Proses produksi tahap Finishing-2
sub-tahap disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Laju kedatangan (λ) dan laju pelayanan (μ)


Pada penelitian ini, analisis antrian
dilakukan terpisah setiap sub-tahap Finishing-2 Sub-tahap K-2 P-1 P-2
Ruang A

baik di Ruang A maupun Ruang B&C, masing- λ (kotak/jam) 1,087 1,036 1,127
masing yaitu Sistem Antrian pada Koreksi-2 (K-
2), Penyempurnaan-1 (P-1) dan μ (kotak/jam) 15,341 2,216 1,744
Penyempurnaan-2 (P-2).
λ (kotak/jam) 2,028 1,964 2,134
Ruang B&C

Pelayan
Langkah Penelitian 1
14,567 2,065 2,697
Langkah-langkah penelitian seperti ditampilkan μ
Pelayan
(kotak - 1,884 2,894
pada Gambar 3. 2
/jam)
Rata-
14,567 1,974 2,795
rata
Satuan hitung untuk barang adalah
kotak, tanpa memperhatikan jumlah sarang
Pada setiap sub-tahap di Ruang A, laju
burung walet yang ada didalam kotak,
pelayanan (μ) lebih besar daripada laju
sedangkan satuan waktu yang digunakan
kedatangan (λ), sedangkan di Ruang B&C
adalah jam.
setiap sub-tahap memenuhi syarat 𝑐𝜇 > λ,
sehingga masing-masing sub-tahap dikedua
ruang tersebut memenuhi syarat steady state.

13
Hasil Uji Distribusi Data maksimal pelanggan dalam sistem antrian tidak
Hasil uji distribusi data waktu antar terbatas, serta hasil uji distribusi waktu antar
kedatangan disajikan pada Tabel 2, sedangkan kedatangan dan waktu pelayanan, maka
hasil uji distribusi waktu pelayanan disajikan diperoleh model antrian untuk analisis secara
pada Tabel 3. analitik disajikan pada Tabel 4.

Tabel 2. Hasil uji distribusi waktu antar kedatangan Tabel 4. Model antrian setiap sub-tahap Finishing-2
Sub- Sub- Model
Ruang Distribusi Parameter
tahap tahap Ruang A Ruang B&C
σ = 0,79869
(G/G/1) : (G/G/1) :
K-2 Lognormal μ = -0,37633 K-2
(FIFO/∞/∞) (FIFO/∞/∞)
γ =0
α = 0,74566 (G/G/1) : (G/G/2) :
P-1
A P-1 Weibull β = 0,81959 (FIFO/∞/∞) (FIFO/∞/∞)
γ =0
(G/G/1) : (G/G/2) :
σ = 0,8632 P-2
Lognormal (FIFO/∞/∞) (FIFO/∞/∞)
P-2 μ = -0,45947
(3P)
γ = -0,00442
α = 1,7794 Jenis distribusi G (General) sesuai
K-2 Gamma β = 0,28351 dengan hasil uji distribusi pada Tabel 2 dan
γ =0 Tabel 3, sedangkan jumlah pelayan sesuai
σ = 1,3426 dengan jumlah pekerja/pelayan pada masing-
B&C P-1 Lognormal
μ = -1,5 masing sub-tahap di Finishing-2, dengan
α = 0,82885 disiplin antrian FIFO sesuai dengan model
P-2 Gamma β = 0,57096 dasar yang diasumsikan di dasar teori.
γ =0
Kapasitas antrian dan populasi pelanggan
Tabel 3. Hasil uji distribusi waktu pelayanan
diasumsikan tidak terbatas.
Sub-
Ruang Distribusi Parameter
tahap
α = 1,7794 Karakteristik Sistem Antrian Secara Analitik
K-2 Gamma β = 0,28351 Berdasarkan model yang sudah
γ =0 diperoleh serta laju kedatangan dan laju
σ = 1,3426 pelayanan yang sudah dicari sebelunya, dapat
A P-1 Lognormal
μ = -1,5 dihitung besaran-besaran karakteristik sistem
α = 0,82885 antrian sesuai dengan Pers. 6 - Pers. 11. Hasil
P-2 Gamma β = 0,57096 penghitungan karakteristik sistem antrian
γ =0 secara analitik dapat dilihat pada Tabel 5.
α = 1,7501
K-2 Weibull β = 0,07544 Tabel 5. Karakteristik sistem antrian tahap
γ =0 Finishing-2 hasil analitik
α = 1,4818 Sub-
Pelayan 1 : Ruan
β = 0,48127 Taha Lq Ls Wq Ws
Weibull (3P) g
B&C P-1 γ = 0,06645 p
Pelayan 2 : σ = 0,30739 0,00 0,07 0,00 0,06
Normal μ = 0,71838 A 3 4 2 8
K-2
α = 1,6297 0,01 0,00 0,07
Pelayan 1 : B&C 1 0,15 5 4
P-2 β = 0,20734
Gamma (3P) 0,93 1,40 0,90 1,35
γ = 0,06574 A 8 6 6 7
P-1
0,46 0,23 0,74
Hasil distribusi waktu antar kedatangan B&C 5 1,46 7 3
maupun waktu pelayanan pada setiap sub- 0,77 0,69
A 4 1,42 7 1,26
tahap Finishing-2 tidak mengikuti distribusi P-2
0,10 0,87 0,05 0,40
eksponensial, sehingga untuk model antrian B&C 9 2 1 9
dasar mengikuti distribusi umum (General).

Penyusunan Model Antrian Nilai karakteristik sistem antrian terkecil


Dengan menggunakan asumsi bahwa ada pada sub-tahap Koreksi-2 baik di Ruang A
ukuran populasi pelanggan dan batasan dan Ruang B&C. Hal ini berarti panjang antrian

14
DOI: http://dx.doi.org/10.26593/jrsi.v7i2.2769.65-72

dan jumlah barang dalam sistem lebih sedikit Tabel 8. Hasil validasi waktu pelayanan simulasi
dari pada Penyempurnaan-1 dan dan sistem nyata
Penyempurnaan-2, begitu pula waktu tunggu Ruang Simulasi Nilai Asymp. Sig.
barang dalam antrian maupun dalam sistem K-2 0,939
pada sub-tahap Koreksi-2 memiliki waktu lebih A P-1 0,669
sedikit dari Penyempurnaan-1 dan P-2 0,213
Penyempurnaan-2. K-2 0,526
B&C P-1 0,139
Simulasi Sistem Antrian
P-2 0,885
Pada simulasi ini, selain dilakukan
simulasi dengan disiplin antrian FIFO
Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney
(selanjutnya disebut Simulasi FIFO) sesuai
pada Tabel 8, dengan tingkat kepercayaan
dengan asumsi model antrian pada
95%, nilai Asymp. Sig. seluruhnya lebih dari
penghitungan analitik, juga dilakukan simulasi
0,05, sehingga dapat disimpulkan tidak ada
dengan disiplin antrian SIRO (selanjutnya
perbedaan signifikan antara waktu pelayanan
disebut Simulasi SIRO) yang merupakan
pada simulasi dan sistem nyata.
disiplin antrian yang juga sering terjadi pada
kenyataannya. Karakteristik sistem antrian hasil
Perbedaan Karakteristik Sistem Antrian
Simulasi FIFO disajikan pada Tabel 6
Simulasi FIFO dan Simulasi SIRO
sedangkan Simulasi SIRO pada Tabel 7.
Untuk mengetahui perbedaan
Tabel 6. Karakteristik sistem antrian Finishing-2 hasil karakteristik sistem antrian hasil Simulasi FIFO
Simulasi FIFO dan Simulasi SIRO, maka dilakukan uji Mann-
Karakteris Whitney untuk mengetahui ada tidaknya
tik Sistem Lq Ls Wq Ws perbedaan rata-rata hasil simulasi dari masing-
Antrian
masing karakteristik sistem antrian pada
K-2 0,00003 0,08213 0,00008 0,08758
Ruang A

Simulasi FIFO dan Simulasi SIRO. Data yang


P-1 0,62410 1,18770 0,45660 0,98050 diuji adalah 50 data sampel dari hasil simulasi
P-2 0,35170 0,93850 0,26410 0,80650 masing-masing sub-tahap Finishing-2.
K-2 Hipotesis yang digunakan dalam uji Mann-
0,00366 0,13786 0,00174 0,06915
Ruang

Whitney ini adalah


B&C

P-1 0,56330 1,71650 0,23690 0,80300 H0 : Tidak ada perbedaan rata-rata (Lq, Ls, Wq,
P-2 0,06220 0,77680 0,03200 0,40350 atau Ws) pada Simulasi FIFO dan
Simulasi SIRO
H1 : Ada perbedaan rata-rata (Lq, Ls, Wq, atau
Tabel 7. Karakteristik sistem antrian Finishing-2 hasil Ws) pada Simulasi FIFO dan Simulasi
Simulasi SIRO
SIRO
Karakteris
tik Sistem Lq Ls Wq Ws Nilai α yang digunakan adalah 0.05. Jika nlai
Antrian Asymp. Sig.> 0,05, maka H0 diterima,
K-2 sedangkan jika nilai Asymp. Sig.<0,05 maka H0
Ruang A

0,00010 0,08359 0,00009 0,06897


P-1 ditolak dan H1 diterima. Hasil uji Mann-Whitney
1,09440 1,46800 0,46220 0,97470
untuk Simulasi FIFO dan Simulasi SIRO dapat
P-2 0,32630 0,92990 0,23350 0,78710
dilihat pada Tabel 9.
K-2 0,06023 0,13979 0,00132 0,07508
Ruang
B&C

P-1 0,53570 1,68960 0,22070 0,80450 Dari Tabel 9, dapat diketahui bahwa 2
P-2 dari 24 karakteristik sistem antrian yang diuji
0,07030 0,75630 0,03510 0,42400
memiliki nilai Asymp. Sig.< 0,05, yang artinya
lebih dari 91% karakteristik sistem antrian pada
Simulasi FIFO dan SIRO tidak memiliki
Validasi model simulasi dilakukan
perbedaan yang signifikan.
dengan membandingkan waktu pelayanan hasil
simulasi FIFO (Ws dikurangi Wq) dengan waktu
pelayanan pada sistem nyata. Berikut disajikan
hasil validasi berupa nilai Asymp. Sig hasil uji
Mann-Whitney pada Tabel 8.

15
Tabel 9. Hasil uji Mann-Whitney Simulasi FIFO dan pelayanan real, sedangkan prosentase adalah
SIRO pada masing-masing karakteristik sistem prosentase perbandingan selisih Wq dan rata-
antrian rata waktu pelayanan.Nilai prosentase
Ruan Simula Nilai Asymp. Sig. menunjukkan tingkat perbedaan dari waktu
g si Lq Ls Wq Ws tunggu barang dalam antrian hasil
1,00 0,75 1,00 0,94 penghitungan analitik dan simulasi terhadap
K-2 0 1 0 0 waktu pelayanan. Jika prosentase kecil, maka
0,00 0,34 0,02 0,54 selisih waktu antara hasil analitik dan Simulasi
A
P-1 5 5 2 0 FIFO tidak signifikan, sehingga diasumsikan
0,62 0,15 0,92 0,79 tidak berpengaruh pada pelayanan, sebaliknya
P-2 5 0 9 3
jika prosentase besar maka selisih waktunya
0,94 0,59 0,97 0,58
signifikan. Dari Tabel 10 dapat dilihat
K-2 7 8 0 3
0,52 0,52 0,45 0,18
prosentase besar terdapat pada sub-tahap
B&C Penyempurnaan-1 dan Penyempurnaan-2 di
P-1 6 1 4 9
0,94 0,33 0,64 0,64 Ruang A, yaitu 86% dan 73%. Artinya
P-2 2 6 0 4 perbedaan waktu tunggu antara hasil
penghitungan analitik dan simulasi memiliki
Dapat disimpulkan dari hasil uji Mann- perbedaan yang signifikan.
Whitney, simulasi dengan disiplin antrian FIFO
maupun simulasi dengan disiplin antrian SIRO Perbedaan Karakteristrik Sistem Antrian
pada sistem antrian tahap Finishing-2 memiliki Ruang A dan Ruang B&C
karakteristik sistem yang hampir sama. Artinya, Untuk mengetahui perbedaan
kedua disiplin antrian tersebut dapat diterapkan karakteristik sistem antrian Ruang A dan Ruang
pada sistem antrian pada tahap Finishing-2. B&C, maka dilakukan uji Mann Whitney untuk
Namun demikian terdapat kelebihan dan mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata
kelemahan dari masing-masing disiplin antrian hasil simulasi dari masing-masing karakteristik
tersebut jika diterapkan pada tahap Finishing-2. sistem antrian pada kedua ruang tersebut. Data
yang diuji adalah 50 data sampel dari hasil
Perbedaan Karakteristik Sistem Antrian Simulasi SIRO masing-masing sub-tahap
Secara Analitik dan Hasil Simulasi Antrian Finishing-2 Ruang A dan Ruang B&C. Hipotesis
Analisis perbedaan hasil penghitungan yang digunakan dalam uji Mann-Whitney ini
karakteristik sistem antrian secara analitik dan adalah:
Simulasi FIFO dilakukan dengan cara mencari H0 : Tidak ada perbedaan rata-rata (Lq, Ls, Wq,
selisih besaran karakteristik sistem antrian dari atau Ws) pada Ruang A dan Ruang B&C
keduanya. Pada bagian ini akan difokuskan H1 : Ada perbedaan rata-rata (Lq, Ls, Wq, atau
analisis perbedaan waktu tunggu dalam Ws) pada Ruang A dan Ruang B&C
antrian (Wq) hasil analitik dan simulasi. Selisih Nilai α yang digunakan adalah 0.05. Jika nlai
waktu tunggu dalam antrian (Wq) tersebut Asymp. Sig.> 0,05, maka H0 diterima,
disajikan pada Tabel 10. sedangkan jika nilai Asymp. Sig.<0,05 maka H0
Tabel 10. Selisih Wq hasil analitik dan Simulasi ditolak dan H1 diterima. Hasil uji Mann-Whitney
FIFO untuk Ruang A dan Ruang B&C dapat dilihat
Rata-rata pada Tabel 11.
Selisih
Sub- Waktu Prosent
Ruang Wq
tahap Pelayanan ase (%)
(jam) Tabel 11. Hasil uji Mann-Whitney Ruang A dan
(jam)
Ruang B&C pada masing-masing karakteristik
K-2 0,0019 0,0679 2,83
sistem sntrian
A P-1 0,4494 0,5222 86,07
Nilai Asymp. Sig.
P-2 0,4329 0,5907 73,29 Simulasi
Lq Ls Wq Ws
K-2 0,0033 0,0732 4,45
K-2 1,000 0,000 1,000 0,899
B&C P-1 0,0001 0,5531 0,02
P-1 0,000 0,815 0,000 0,000
P-2 0,0190 0,3937 4,84
P-2 0,000 0,188 0,000 0,000
Pada Tabel 10, kolom selisih Wq adalah
selisih waktu tunggu barang hasil penghitungan
Dari Tabel 11, dapat diketahui bahwa 7
analitik dan simulasi, rata-rata waktu pelayanan
dari 12 karakteristik sistem antrian yang diuji
adalah rata-rata pelayanan dari data waktu

16
DOI: http://dx.doi.org/10.26593/jrsi.v7i2.2769.65-72

memiliki nilai Asymp. Sig.< 0,05, yang artinya  Simulasi dengan disiplin antrian FIFO
lebih dari 58% rata-rata karakteristik sistem maupun disiplin antrian SIRO
antrian pada Ruang A dan Ruang B&C memiliki menunjukkan hasil karakteristik sistem
perbedaan yang signifikan. antrian yang hampir sama (tidak memiliki
Salah satu karakteristik sistem yang perbedaan yang signifikan).
memiliki perbedaan rata-rata hasil simulasinya  Hasil analisis perbedaan karakteristik
adalah waktu tunggu barang dalam antrian sistem antrian antara Ruang A dan Ruang
(Wq) dan waktu tunggu dalam sistem (Ws). B&C menunjukkan beberapa karakteristik
Selisih karakteristik sistem antrian tersebut mempunyai perbedaan yang signifikan,
antara Ruang A dan Ruang B&C disetiap sub- diantaranya panjang antrian, waktu tunggu
tahap Finishing-2 disajikan pada Tabel 12. dalam antrian dan waktu tunggu dalam
Satuan waktu Wq dan Ws diubah menjadi sistem pada sub-tahap Penyempurnaan-1
menit. dan Penyempurnaan-2. Waktu tunggu
dalam antrian dan pada Ruang B&C lebih
Tabel 12. Selisih Wq dan Selisih Ws pada Ruang A kecil daripada Ruang A, hal ini disebabkan
dan Ruang B&C dalam satuan menit oleh waktu pelayanan di Ruang B&C lebih
Sub-Tahap Wq Ws cepat daripada Ruang A.
K-2 -0,07 -0,37
Daftar Pustaka
P-1 14,49 10,21
P-2 11,91 21,79 Artiguna, P.P., Sugito, & Hoyyi, A. (2014).
Analisis Sistem Antrian pada Layanan
Tanda (-) pada Tabel 12 menunjukkan bahwa Pengurusan Pasport di Kantor Imigrasi
waktu tunggu pada Ruang B&C lebih besar Kelas I Semarang. Jurnal Gaussian, Vol. 3(
daripada Ruang A. Dapat dilihat bahwa selisih 4), 801-810.
waktu pelayanan (Wq dikurangi Ws) antara Lieberman, Hillier. (2008). Introduction to
Ruang A dan Ruang B&C pada sub-tahap Operation Research (8th ed.). Inc. New
Penyempurnaan-1 sebesar ±4 menit dan pada York: The McGraw-Hill Companies.
sub-tahap Penyempurnaan-2 sebesar ±10 Mikowati, Linda. (2010). Analisis Sistem Antrian
menit. pada Industri Pengolahan Roti (Studi Kasus
di PT Nippon Indosari Corpindo). Skripsi.
Kesimpulan Jurusan Matematika Fakultas Teknologi
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian Petanian. Institut Pertanian Bogor.
dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai Setiawan, A., (2017). Analisis Data Statistik.
berikut: Salatiga: Tisara Grafika.
 Sistem antrian pada tahap Finishing-2 Shortle, J.F dkk. (2018). Fundamentals of
mengikuti model antrian Queueing Theory (5th ed.). Inc: John Wiley
(G/G/c):(FIFO/∞/∞), dan masing-masing and Sons.
sub-tahap pada Finishing-2 memenuhi Siagian, P. (2006). Penelitian Operasional,
syarat steady state. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-
 Analisis karakteristik sistem antrian Press).
Finishing 2 dilakukan secara analitik dan Sugiyono, Susanto, A. (2015). Cara Mudah
simulasi dengan modul QSS 1.0 pada Belajar SPSS dan Lisrel Teori dan Aplikasi
software WINQSB. Hasil analisis untuk Analisis Data Penelitian. Bandung:
perbedaan antara keduanya menunjukkan Alfabeta.
analisis secara simulasi lebih Taylor III, B.W. (2004). Introduction to
menggambarkan sistem antrian nyata Management Science (8th ed.). Upper
karena menggunakan hasil uji distribusi Saddle River, New Jersey: Pearson
waktu antar kedatangan dan waktu Education-Prentice Hall,.
pelayanan yang spesifik merujuk pada Wibowo, A., Ramadian, D. (2010). Model
satu jenis distribusi tertentu daripada Simulasi Kinerja Produksi Teh untuk
analisis secara analitik yang distribusinya Minimisasi Work-In-Process, Jurnal
diasumsikan General. Optimasi Sistem Industri, Vol. 9(1), 7-12.

17
Halaman ini sengaja dikosongkan

This page is intentionally left blank

18

You might also like