Professional Documents
Culture Documents
24657-Article Text-75413-1-10-20181221
24657-Article Text-75413-1-10-20181221
2Staff Pengajar Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen.IPB. Email: harianto.ipb@gmail.com
3Staff Pengajar Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkung. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB. Email:
robie_fa@yahoo.com
ABSTRACT
Health as a component of the Human Development Index (HDI) has a life expectancy rate as its indicator.
Increased life expectancy can raise HDI. An allocation of health budget can increase life expectancy. The results
of regression analysis on the health budgets of regencies/towns to influence the life expectancy rate showed that
indirect expenditure, direct personnel expenditure, capital expenditure, and spending on goods and services had
a significant and positive effect on life expectancy rate. One objective of this study is to formulate strategies that
can be used to improve life expectancy through a budget allocation. Several alternative strategies have been
formulated and put into a sequence from the highest value. The strategy of the first priority selected is the
strength-opportunity strategy with its minor strategy, namely, giving financial assistance to the Regency/Town
governments through budget allocations with the right target, time and amount as well as supervision over its
implementation with the main focus to reduce mortality.The next strategy of the first priority is to increase
cooperation with the private sector. Another strategy that has been formulated for the West Java Provincial
Government to carry out is to consider the order of priority and time of implementation.
Keywords: life expectancy, budget, health, Human Development Index
ABSTRAK
Dimensi kesehatan sebagai salah satu komponen Indeks Pembangunan manusia (IPM) memiliki Angka Harapan
Hidup (AHH) sebagai indikatornya. Meningkatkan AHH dapat meningkatkan IPM. Alokasi anggaran kesehatan
dapat meningkatkan AHH. Hasil analisis regresi yang dilakukan terhadap anggaran urusan kesehatan kabupaten
kota dalam mempengaruhi AHH, menunjukkan bahwa belanja tidak langsung, belanja langsung pegawai, belanja
modal, dan belanja barang jasa berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap AHH. Salah satu tujuan
penelitian ini adalah merumuskan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan AHH melalui alokasi
anggaran kesehatan. Beberapa alternatif strategi telah dirumuskan kemudian diurutkan berdasarkan nilai yang
tertinggi. Strategi prioritas pertama yang terpilih yaitu strategi strength-opportunity dengan strategi kecilnya
yaitu memberikan bantuan keuangan kepada pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan alokasi anggaran yang
tepat sasaran, tepat waktu dan tepat jumlah disertai dengan pengawasan pelaksanaannya dengan fokus utama
menurunkan tingkat kematian. Strategi prioritas pertama berikutnya adalah meningkatkan kerjasama dengan
pihak swasta. Strategi lainnya yang telah dirumuskan dapat dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan
memperhatikan urutan prioritas dan pengaturan waktu pelaksanaan.
Kata kunci: Angka Harapan Hidup, anggaran, kesehatan, Indeks Pembangunan Manusia
Uni Sari, Harianto, dan A Faroby Falatehan Strategi Meningkatkan Angka Harapan Hidup (AHH)
Alokasi Anggaran Kesehatan Di Provinsi Jawa Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016
Indonesia, IPM juga merupakan data Kamboja (AHH 71,6) dan Vietnam (AHH
strategis karena selain sebagai ukuran 75,9).
kinerja pemerintah dalam pembangunan
manusia, IPM juga digunakan sebagai Perumusan Masalah
salah satu alokator penentuan Dana
Alokasi Umum (DAU). Provinsi Jawa Salah satu upaya yang dapat
Barat menurut data hasil sensus penduduk dilakukan pemerintah daerah dalam
yang dilakukan Badan Pusat Statistik meningkatkan kesehatan masyarakat
(BPS), merupakan provinsi dengan jumlah adalah dengan menyediakan anggaran
penduduk terbesar di Indonesia yaitu untuk membiayai pelayanan kesehatan.
sekitar 18% dari penduduk Indonesia atau Hal ini memunculkan pertanyaan
sekitar 43 juta jiwa dari sekitar 237 juta “Bagaimana struktur alokasi anggaran
penduduk Indonesia. Jumlah penduduk kesehatan di Provinsi Jawa Barat?”.
yang besar berarti semakin besar pula Seringkali komposisi anggaran yang ada
tanggungjawab pemerintah daerah untuk untuk masing-masing jenis belanja
meningkatkan kualitas hidup dirasakan kurang seimbang. Di satu daerah
penduduknya. IPM Provinsi Jawa Barat ada yang memberikan porsi lebih besar
sejak tahun 2010-2014 tetap berada dalam untuk belanja pegawai, sedangkan di
kategori “sedang”. Tidak ada daerah lain memberikan fokusnya pada
perkembangan yang berarti dalam IPM belanja modal yaitu peningkatan
Provinsi Jawa Barat dari tahun ke tahun. infrastruktur kesehatan. Berdasarkan
Pada tahun 2014 IPM Provinsi Jawa Barat permasalahan tersebut, maka pertanyaan
mencapai 68,8. Capaian ini sangat jauh penelitian kedua dalam kajian ini adalah
dibandingkan target IPM Provinsi Jawa “Bagaimana pengaruh alokasi anggaran
Barat yang tercantum dalam Rencana untuk setiap jenis belanja kesehatan
Pembangunan Jangka Menengah Daerah terhadap angka harapan hidup di Jawa
(RPJMD) Provinsi Jawa Barat dimana IPM Barat?”. Alokasi anggaran kesehatan yang
pada tahun 2014 ditargetkan berkisar tepat diharapkan dapat meningkatkan
antara 73,8-74. pelayanan kesehatan oleh pemerintah dan
Salah satu komponen IPM adalah mempermudah masyarakat dalam
kesehatan dengan indikatornya yaitu mengakses pelayanan kesehatan sehingga
Angka Harapan Hidup (AHH). Posisi dapat meningkatkan kualitas kesehatan
AHH Provinsi Jawa Barat menempati masyarakat. Dengan demikian,
urutan ke-5 dibandingkan provinsi lain di pembangunan manusia di daerah dapat
Indonesia. Pada tahun 2014, AHH Provinsi berjalan dengan lebih baik lagi diantaranya
Jawa Barat mencapai 72,23. Hal ini berarti dengan indikator peningkatan AHH. Hal
Provinsi Jawa barat telah melampaui target ini memunculkan pertanyaan penelitian
yang ditetapkan dalam RPJMD yaitu ketiga dalam kajian ini yaitu “Bagaimana
sebesar 69-69,2. AHH Provinsi Jawa Barat strategi meningkatkan AHH melalui
masih dapat ditingkatkan ke arah yang alokasi anggaran kesehatan di Provinsi
lebih baik karena walaupun berada pada Jawa Barat?”
posisi yang cukup baik dalam skala
nasional (AHH Indonesia 70,9), namun Tujuan Penelitian
jika dibandingkan dengan negara lain,
AHH Indonesia masih tertinggal. Data Tujuan utama dari kajian ini adalah
BPS menunjukkan bahwa beberapa negara merumuskan strategi meningkatkan AHH
anggota ASEAN yang peringkat IPM-nya melalui alokasi anggaran kesehatan di
di bawah Indonesia bahkan memiliki AHH
30 Provinsi Jawa Barat. Tujuan yang lebih
yang lebih tinggi dari Indonesia seperti
Uni Sari, Harianto, dan A Faroby Falatehan Strategi Meningkatkan Angka Harapan Hidup (AHH)
Alokasi Anggaran Kesehatan Di Provinsi Jawa Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016
Uni Sari, Harianto, dan A Faroby Falatehan Strategi Meningkatkan Angka Harapan Hidup (AHH)
Alokasi Anggaran Kesehatan Di Provinsi Jawa Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016
sifatnya berupa koordinasi, pembinaan dan barang dan jasa dibandingkan untuk jenis
sebagai rujukan. Anggaran urusan belanja lainnya.
kesehatan Provinsi Jawa Barat terdiri dari
belanja langsung dan belanja tidak Pengaruh Alokasi Jenis Belanja
langsung. Kesehatan
Gambar 1 memperlihatkan
Pengaruh dari masing-masing jenis
komposisi belanja langsung dan tidak
belanja kesehatan di tingkat kabupaten/
langsung urusan kesehatan Provinsi Jawa
kota diperlukan agar diperoleh gambaran
Barat tahun 2012-2014. Komposisi belanja
yang lebih mendekati harapan hidup
langsung menempati porsi yang lebih besar
masyarakat. Berdasarkan data yang ada,
dibandingkan belanja tidak langsung dalam
setelah dilakukan uji-uji asumsi, model
urusan kesehatan dan lebih dari dua pertiga
yang terbaik adalah dengan menggunakan
anggaran tersebut telah digunakan untuk
data panel 17 kabupaten kota selama 2
pelayanan publik.
tahun yaitu data APBD kabupaten kota di
600000
belanja (juta rp)
400000
250,000,000,000
200,000,000,000
Rupiah
150,000,000,000
100,000,000,000
50,000,000,000
0
2010 2011 2012 2013 2014
Tahun
Gambar 2 Komposisi anggaran kesehatan per jenis belanja Provinsi Jawa Barat
tahun 2010-2014
Barat mengalokasikan lebih banyak yang pada akhirnya akan mengurangi
32 anggaran kesehatan untuk jenis belanja efisiensi dari parameter yang diestimasi
(Firdaus, 2011). Oleh karena itu
Uni Sari, Harianto, dan A Faroby Falatehan Strategi Meningkatkan Angka Harapan Hidup (AHH)
Alokasi Anggaran Kesehatan Di Provinsi Jawa Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016
pendekatan yang digunakan adalah merupakan hasil estimasi dari model yang
pendekatan random effects. Tabel 1 diolah menggunakan aplikasi eviews 7.0.
merupakan hasil estimasi dari model yang
Nilai koefisien determinasi sebesar 48,68% dapat ditingkatkan. Alternatif lain adalah
berarti semua variabel bebas (belanja tidak jika belanja modal tetap, dengan
langsung, belanja langsung pegawai, rasio mengurangi belanja barang jasa juga akan
belanja modal terhadap belanja barang meningkatkan rasio belanja modal
jasa, dan variabel dummy) dapat dibanding belanja barang jasa. Rasio
menjelaskan variabel terikat (AHH) belanja modal terhadap belanja barang jasa
sebesar 48,68% sedangkan sisanya sebesar dapat juga ditingkatkan dengan
51,32% dijelaskan oleh variabel lain diluar meningkatkan belanja modal dan belanja
model. Nilai F hitung sebesar 6,877560 barang jasa namun dengan persentase
signifikan pada taraf 1% menunjukkan kenaikan belanja modal lebih besar
bahwa variabel-variabel bebas dibandingkan persentase belanja barang
berpengaruh secara positif dan signifikan jasa. Interpretasi atas variabel dummy
terhadap variabel AHH. Konstanta sebesar dengan koefisien sebesar 1,951863 yaitu
70,84757 menunjukkan bahwa jika tidak bahwa terdapat perbedaan besarnya angka
terdapat kenaikan atau penurunan dari nilai harapan hidup di kota dan kabupaten.
belanja urusan kesehatan maka AHH Besarnya perbedaan tersebut adalah
berada pada 70,84757 tahun. Semua 1,951863 tahun lebih besar untuk kota.
variabel yang merupakan jenis belanja Faktor-faktor lain yang
urusan kesehatan memiliki dampak positif mempengaruhi besaran AHH selain yang
terhadap AHH. telah disebutkan di dalam model antara
Peningkatan BTL sebesar 1% akan lain adalah tingkat fertilitas (kelahiran) dan
meningkatkan AHH sebesar 0,0012265% mortalitas (kematian). Fertilitas dan
sedangkan jika BLP ditingkatkan sebesar mortalitas yang menurun akan dapat
1% akan meningkatkan AHH sebesar meningkatkan AHH. Pengukuran AHH di
0,0011626%. Koefisien variabel rasio Indonesia dilakukan secara tidak langsung
belanja modal terhadap belanja barang jasa berdasarkan asumsi tingkat kematian
(RMB) sebesar 0,011987 menunjukkan karena Indonesia belum memiliki sistem
bahwa dengan meningkatkan rasio satu administrasi demografi yang baik. Tingkat
kali, AHH akan meningkat sebesar kematian yang banyak berpengaruh
0,011987 tahun. Meningkatkan rasio terhadap AHH yaitu tingkat kematian bayi,
belanja modal dibandingkan belanja balita, dan ibu hamil, melahirkan, dan
barang jasa dapat dilakukan dengan nifas. SDKI 2012 menunjukkan hasil 33
beberapa alternatif, diantaranya yaitu jika bahwa terjadi peningkatan tingkat
belanja barang jasa tetap, belanja modal kematian bayi dan ibu melahirkan.
Uni Sari, Harianto, dan A Faroby Falatehan Strategi Meningkatkan Angka Harapan Hidup (AHH)
Alokasi Anggaran Kesehatan Di Provinsi Jawa Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016
Bobot x
No Faktor Internal Bobot Rating
Rating
Kekuatan (S)
1 Peran Pemerintah Provinsi Jawa Barat sangat baik dalam 0,08 3,17 0,24
upaya meningkatkan kesehatan masyarakat
2 Komitmen Kepala Daerah Provinsi dalam meningkatkan 0,08 3,33 0,27
kesehatan masyarakat sangat baik
3 Kesesuaian RPJMN. RPJMD. dan RKP bidang Kesehatan 0,07 2,83 0,20
cukup baik
4 Jumlah alokasi anggaran untuk kesehatan di Provinsi Jawa 0,07 3,17 0,24
Barat sangat baik
5 Kuantitas sarana prasarana kesehatan sangat baik 0,07 3,50 0,24
6 Dukungan yang baik dari bidang pendidikan dalam 0,06 3,17 0,21
pembangunan di bidang kesehatan
7 Koordinasi dengan pihak lain/swasta pelaku kesehatan cukup 0,07 4,00 0,28
baik
34 Total (S) 0,50 1,67
Uni Sari, Harianto, dan A Faroby Falatehan Strategi Meningkatkan Angka Harapan Hidup (AHH)
Alokasi Anggaran Kesehatan Di Provinsi Jawa Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 Nomor 8, Juni 2016
Bobot x
No Faktor Internal Bobot Rating
Rating
Kelemahan (W)
1 Pengaruh posisi geografis Provinsi Jawa Barat dalam upaya 0,06 3,20 0,19
meningkatkan kesehatan masyarakat
2 Kurangnya koordinasi antara Pemerintah Provinsi dengan 0,06 3,00 0,18
Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Barat
3 Komposisi alokasi anggaran kesehatan yang kurang baik 0,06 3,00 0,19
untuk masing-masing jenis belanja. misalnya belanja pegawai.
belanja barang dan belanja modal.
4 Kurangnya kuantitas sumber daya manusia di bidang 0,05 3,40 0,18
kesehatan
5 Distribusi sumber daya manusia di bidang kesehatan yang 0,05 3,40 0,17
kurang merata
6 Kualitas sumber daya manusia di bidang kesehatan yang 0,06 3,60 0,19
masih kurang.
7 Kualitas sarana prasarana kesehatan yang kurang baik 0,06 3,60 0,21
8 Kurangnya koordinasi antara unit kerja yang menangani 0,06 3,40 0,19
urusan kesehatan (dinas kesehatan/rumah sakit) dengan unit
kerja lain yang mendukung pembangunan di bidang kesehatan
9 Penyusunan indikator kesehatan (RPJMD) yang kurang baik 0,04 3,00 0,13
Total (W) 0,50 1,64
Total (S+W) 1 3,31
Sumber: Penilaian responden atas kuesioner SWOT
Hasil pembobotan IFAS untuk (sembilan faktor) sebesar 1,64. Hal ini
kekuatan dan kelemahan diperoleh nilai menunjukkan bahwa responden lebih
untuk faktor-faktor kekuatan (tujuh faktor) memilih mengolah kekuatan terlebih dahulu
adalah sebesar 1,67 sedangkan nilai akhir dibandingkan dengan kelemahan.
untuk faktor-faktor kelemahan adalah
Uni Sari, Harianto, dan A Faroby Falatehan Strategi Meningkatkan Angka Harapan Hidup (AHH)
Alokasi Anggaran Kesehatan Di Provinsi Jawa Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 Nomor 8, Juni 2016
Hasil pembobotan EFAS untuk faktor Osborne dan Gaebler (1992) yang
eksternal diperoleh nilai untuk faktor-faktor mencoba untuk menemukan kembali
peluang (tiga faktor) adalah sebesar 1,80 pemerintahan dengan
sedangkan nilai akhir untuk faktor-faktor mengembangkan konsep
ancaman (4 faktor) adalah sebesar 1,68. Hal pemerintahan yang bergaya
ini menunjukkan bahwa responden wirausaha (enterpreneurial
memberikan respon yang lebih tinggi kepada government), birokrasi pemerintahan
faktor peluang dibandingkan faktor ancaman. tidak lagi berorientasi pada budaya
Responden menganggap bahwa Provinsi sentralisasi, strukturalisasi,
Jawa Barat seharusnya lebih mementingkan formalisasi dan apatistik melainkan
untuk menangkap peluang karena urgensi di pada desentralisasi pemberdayaan,
peluang lebih tinggi dari urgensi di ancaman. kemitraan, fungsionalisasi dan
Jumlah total untuk faktor internal demokratisasi. Hubungan pemerintah
berjumlah 3,31 berarti Pemerintah Provinsi provinsi dengan kabupaten kota,
Jawa Barat memiliki kepercayaan diri yang dengan adanya otonomi daerah yang
cukup besar akan kemampuannya dalam menganut desentralisasi, dapat berupa
meningkatkan kesehatan masyarakatnya. kemitraan. Pemerintah kabupaten
Jumlah total untuk faktor eksternal sebesar kota dapat memanfaatkan bantuan
3,49 juga menunjukkan bahwa Provinsi Jawa yang diterima dari pemerintah
Barat memiliki kemampuan yang baik dalam provinsi untuk menjalankan program-
merespon faktor-faktor eksternal. program peningkatan kesehatan.
Hasil analisis regresi menyatakan
Perumusan Strategi bahwa belanja pegawai mempunyai
pengaruh yang lebih besar terhadap
Setelah melakukan pembobotan pada
peningkatan AHH. Oleh karena itu,
masing-masing faktor, disusunlah matriks
pemerintah provinsi dengan
interaksi IFAS-EFAS SWOT seperti pada
pemerintah kabupaten kota dapat
Tabel 4 untuk merumuskan beberapa
meningkatkan belanja pegawai untuk
alternatif grand strategy.
kegiatan misalnya perekrutan tenaga
Alternatif strategi yang didapat dari
kesehatan, kegiatan penyuluhan
hasil interaksi IFAS EFAS adalah:
kesehatan, dan sebagainya.
1. Strategi Strength-Opportunity (Strategi
Peningkatan belanja pegawai
SO)
diharapkan dapat menurunkan tingkat
a. Memberikan bantuan keuangan
kematian dengan asumsi penempatan
kepada pemerintah kabupaten/kota
jumlah tenaga kesehatan merata di
sesuai dengan alokasi anggaran
setiap daerah sehingga penduduk
yang tepat sasaran, tepat waktu
dapat lebih cepat menerima
dan tepat jumlah disertai dengan
pelayanan kesehatan.
pengawasan pelaksanaannya
b. Meningkatkan kerjasama dengan
dengan fokus utama menurunkan
pihak swasta. Dalam melayani
tingkat kematian. Pemerintah
masyarakat, pemerintah daerah dapat
Provinsi selama ini telah memberikan
bekerja sama dengan pihak swasta
bantuan keuangan yang berupa
agar kualitas layanan kesehatan dapat
bantuan umum dan bantuan khusus
lebih baik. Contoh kerjasama yang
kepada pemerintah kabupaten kota.
telah dilakukan pemerintah provinsi
Bantuan umum bersifat tidak
dengan pihak swasta adalah
mengikat, sedangkan bantuan khusus
kerjasama dengan rumah sakit swasta
bersifat mengikat. Pemerintah
dalam melayani pasien Jaminan
36 kabupaten kota diikat dengan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam petunjuk teknis. Merujuk pada
Uni Sari, Harianto, dan A Faroby Falatehan Strategi Meningkatkan Angka Harapan Hidup (AHH)
Alokasi Anggaran Kesehatan Di Provinsi Jawa Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 Nomor 8, Juni 2016
37
Uni Sari, Harianto, dan A Faroby Falatehan Strategi Meningkatkan Angka Harapan Hidup (AHH)
Alokasi Anggaran Kesehatan Di Provinsi Jawa Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 Nomor 8, Juni 2016
Uni Sari, Harianto, dan A Faroby Falatehan Strategi Meningkatkan Angka Harapan Hidup (AHH)
Alokasi Anggaran Kesehatan Di Provinsi Jawa Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 Nomor 8, Juni 2016
Uni Sari, Harianto, dan A Faroby Falatehan Strategi Meningkatkan Angka Harapan Hidup (AHH)
Alokasi Anggaran Kesehatan Di Provinsi Jawa Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 Nomor 8, Juni 2016
Uni Sari, Harianto, dan A Faroby Falatehan Strategi Meningkatkan Angka Harapan Hidup (AHH)
Alokasi Anggaran Kesehatan Di Provinsi Jawa Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 Nomor 8, Juni 2016
41
Uni Sari, Harianto, dan A Faroby Falatehan Strategi Meningkatkan Angka Harapan Hidup (AHH)
Alokasi Anggaran Kesehatan Di Provinsi Jawa Barat