You are on page 1of 11

ANALISIS PROSES PELAKSANAAN ANGGARAN DANA

BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK)


PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BUOL

Balgis1, Muslimin dan Nina Yusnita2


balgisazis68@gmail.com
1
(Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Tadulako)
2
(Dosen Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Tadulako)

Abstract
The research is aimed to determine the process of execution of health operational funds that
includes some steps: planning, disbursement, distribution and accountability, and reporting. The
research is qualitative with study case approach. It defines 18 informants, people who are
responsible for managing the health operational funds, with purposive sampling technique. The
study results show that the planning process is not on target due to the late publication of the
guidelines, which slows down the budget execution. The human resource is lack of competency in
managing the process, and also lack of coordination and miscommunication occurred in the
process of budget verification. The department, and the other one is done in the PPKAD. Delay in
funds’ disbursement in the beginning of the year has caused health centers are overwhelmed in
preparing paper works of accountability. Alternative solution or recommendation of this study is
the need to prepare adequate human resources, regulation according to the needs, and standard
operating procedures in the implementation of related activities.
Keywords: Health Operational Funds, planning stage, disbursement stage, and reporting

Pendanaan dan biaya kesehatan di Pembangunan kesehatan merupakan


Indonesia sampai saat ini masih jauh bagian dari pembangunan nasional dalam
terbelakang dibandingkan dengan pendanaan rangka mewujudkan visi misi Presiden dan
dan biaya kesehatan di negara-negara tetangga, implementasi Nawa Cita yang kelima yaitu
meskipun hal itu disesuaikan dengan tingkat meningkatkan kualitas hidup manusia
pendapatan perkapita. besarnya anggaran Indonesia. Untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang ada di beberapa negara, baik kesehatan masyarakat yang setinggi -
yang tergolong maju (Amerika Serikat, tingginya, diselenggarakan upaya kesehatan
Australia, Belanda, Inggris, Jepang dan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat,
Singapura), negara berkembang (Kuba dan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif
India) maupun negara ASEAN. Anggaran dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh,
kesehatan per kapita dan persentase anggaran dan berkesinambungan.
kesehatan terhadap Gross Domestict Product Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
dari beberapa negara (WHO 2009). Jika kita Tentang Pemerintahan Daerah, pada Pasal 298
lihat bersama, maka jujur saja, rasanya agak ayat (7) menyebutkan belanja DAK
miris melihat anggaran kesehatan negara kita diprioritaskan untuk mendanai kegiatan fisik
berada di peringkat 158 dari 194 negara. dan dapat digunakan untuk kegiatan nonfisik.
Bahkan dibandingkan dengan negara-negara Tahun 2016 Pemerintah mengalokasikan
ASEAN, maka Indonesia berada pada Anggaran DAK Bidang Kesehatan sebesar
peringkat ke-3 dari bawah, hanya menang dari Rp20.121.209.684.900,- terdiri dari DAK
Laos dan Myanmar (36 US$/kapita, 2,1% dari Fisik Reguler sebesar Rp14.665.761.000.000,-,
GDP). (sumber Kompasiana, 2016). DAK Sarana dan Prasarana Penunjang

20
21 e Jurnal Katalogis, Volume 6 Nomor 3 Maret 2018 hlm 20-29 ISSN: 2302-2019

Subbidang Sarpras Kesehatan sebesar daerah. Tidak semua Kabupaten/Kota


Rp1.104.147.000.000,-, dan DAK Non fisik mempunyai kecukupan anggaran atau
sebesar Rp4.351.301.684.900,-. Dengan kepedulian untuk membiayai pembangunan
meningkatnya anggaran DAK Bidang kesehatan, khususnya di Puskesmas. Padahal
Kesehatan Tahun 2016 untuk kegiatan fisik peran Puskesmas sangat penting karena
dan nonfisik, diharapkan dapat mendukung menjadi ujung tombak dalam upaya kesehatan
pembangunan kesehatan di daerah yang di masyarakat terutama upaya promotif dan
sinergis dengan prioritas nasional. preventif, untuk itu Pemerintah meluncurkan
Pengalokasian DAK bidang Kesehatan dana BOK yang secara khusus dimaksudkan
ini, tidak untuk mengambil alih tanggung untuk meningkatkan kinerja Puskesmas dan
jawab Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan jaringannya, serta Poskesdes dan Posyandu.
pembiayaan pembangunan kesehatan di daerah BOK mendorong agar Puskesmas mampu
sebagaimana yang tertuang dalam Undang- mengidentifikasi permasalahan kesehatan di
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang wilayah kerjanya melalui lokakarya mini.
Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Komitmen pemerintah dalam pembangunan
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan kesehatan salah satunya ditunjukkan dari
khususnya Pasal 171 ayat (2) yakni daerah alokasi anggaran kesehatan yang terus
harus menyediakan minimal 10 (sepuluh) meningkat. Pada tahun 2010 dana BOK
persen dari APBD-nya untuk pembangunan dialokasikan sebesar Rp216 Miliar. Tahun
kesehatan. Dalam konsep pembangunan 2011 ditingkatkan menjadi Rp932 Miliar, dan
nasional, Kementerian Kesehatan bertanggung tahun 2012 menjadi sebesar Rp1.065 Triliun.
jawab melaksanakan Program Indonesia Sehat (Kemenkes RI; 2016). Meningkatnya dana
yang bertujuan untuk; 1) meningkatkan BOK harus dibarengi pengelolaan yang
pengetahuan, kemauan, dan kemampuan hidup transparan dan akuntabel. BOK harus dapat
sehat bagi setiap orang dalam lingkungan dimanfaatkan secara optimal, karena BOK
hidup yang sehat agar terwujud derajat dapat dipergunakan untuk seluruh program
kesehatan masyarakat yang optimal melalui kesehatan yang bersifat promotif-preventif.
terciptanya perilaku hidup sehat sehingga Peran dinas kesehatan Kabupaten/ Kota untuk
terwujudnya bangsa yang mandiri, maju dan mengkoordinasikan, membina dan mengawasi
sejahtera, 2) terpenuhinya kebutuhan dasar agar dana BOK digunakan secara efektif,
masyarakat di bidang kesehatan dalam efisien dan akuntabel serta mampu menjadi
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat katalisator dalam mendorong pemanfaatan
setinggi-tingginya. dana BOK yang maksimal.
Pelaksanaan program Indonesia Sehat ini Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor
memerlukan kerangka regulasi dan kebijakan 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah
pembiayaan pembangunan kesehatan yang Tertinggal tahun 2015-2019 ada 122 daerah
komprehensif antar pemerintahan dan antar yang termasuk dalam daerah tertinggal di
pelaku pembangunan kesehatan. Salah satu dalamnya yaitu Sulawesi Tengah. diantara
sumber pembiayaan kesehatan yang masuk Kabupaten/Kota yang ada di Sulawesi Tengah,
dalam DAK bidang Kesehatan yaitu dana Kabupaten Buol termasuk kabupaten yang
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). masuk daftar daerah sangat tertinggal.
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Pada tahun 2010 Dana BOK Kabupaten
merupakan salah satu program unggulan Buol sebesar Rp220.000.000,00 pada tahun
Kementerian Kesehatan. BOK merupakan 2011 mengalami peningkatan yang cukup
upaya pemerintah untuk membantu daerah besar menjadi Rp1.000.000.000,00. Pada
dalam mencapai target nasional bidang tahun 2012 menjadi Rp1.184.000.000,00,
kesehatan yang menjadi kewenangan wajib tahun 2013 jumlahnya yaitu
Balgis, dkk. Analisis Proses Pelaksanaan Anggaran Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) …………………..22

Rp1.190.000.000,00. Pada tahun 2014 tidak berkaitan dengan perubahan proses


terjadi peningkatan alokasi dana yaitu sebesar pelaksanaan anggaran BOK pada tahun 2016
1.190.000.000,00. Pada tahun 2015 mengalami antara lain: belum terbitnya SK jumlah alokasi
peningkatan yaitu sebesar untuk dana masing-masing puskesmas, belum
Rp1.800.000.000,00. Pada tahun 2016 adanya sosialisasi ke puskesmas tentang
peningkatan yang cukup signifikan yaitu perubahan proses pelaksanaaan dari TP ke
sebesar Rp2.926.000.000,00. Penggunaan dana DAK dan keterlambatan pencairan dana BOK.
pada tahun 2010, 2011 dan 2012, 2013, 2014, Mengenai permasalahan tersebut
2015 rata-rata adalah sebesar 97% (Sembilan didukung oleh beberapa hasil penelitian
puluh tujuh) persen, hal ini sesuai dengan visi sebelumnya. Diantaranya adalah hasil
dan misi pemerintah bahwa masalah kesehatan penelitian yang dilakukan Mulyawan (2011)
menjadi prioritas untuk membuat kebijakan. pada Dinas Kesehatan Bantul dan Kabupaten
Peningkatan dana BOK di Kabupaten Buol Lebong, ditemukan keterbatasan,
seharusnya berbanding lurus dengan pelayanan keterlambatan turunnya dana maka fungsi
kesehatan yang memadai, namun berdasarkan actuating belum bisa berjalan secara optimal,
data Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Buol program BOK dipandang sebagai suatu
Tahun 2015 untuk angka kematian ibu dan kebijakan yang perlu dipertahankan, dengan
bayi pada Kabupaten Buol masih tinggi yaitu catatan diperlukanya beberapa perbaikan
masih di atas 10 (sepuluh) kematian per tahun terutama mekanisme penyaluran dana yang
sementara standar nasional yaitu hanya boleh 3 cepat dan mudah dipertanggungjawabkan.
(tiga) kematian untuk Kabupaten Buol, dengan Meskipun belum terjadi peningkatan program,
demikian jumlah anggaran yang diluncurkan Dinas Kesehatan Bantul menginginkan bahwa
tidak signifikan perubahannya terhadap derajat ke depan BOK dikucurkan dengan Mekanisme
kesehatan masyarakat. DAK sedangkan di Dinas Kesehatan Lebong
Kebijakan dana BOK semenjak lebih cenderung untuk tetap mempertahankan
diluncurkan pada tahun 2010 sampai dengan mekanisme Tugas Pembantuan (TP).
2015 dengan anggaran APBN Tugas Hambatan pelaksanaan kegiatan Bantuan
Pembantuan (TP) tanpa melalui kas daerah. Operasional Kesehatan dalam hal
Anggaran BOK tahun 2016 meningkat keterlambatan pencairan dana juga diteliti oleh
menjadi 2,5 triliun. Alokasi dana BOK Lahasa (2012), dimana penelitian ini
ditetapkan dengan menggunakan formula disimpulkan bahwa Dinas Kesehatan
(alokasi dasar, alokasi tambahan dan alokasi Morowali dalam pembinaan secara berkala
lokus prioritas). Mekanisme penyaluran yang masih kurang, karena sosialisasi yang lambat,
semula Tugas Pembantuan akan menjadi DAK tidak sesuai harapan, pembinaan aspek teknis
Non Fisik melalui Provinsi dan disalurkan kegiatan dan administrasi telah dilakukan
langsung ke Puskesmas dengan menggunakan walau mengalami keterlambatan dari jadwal.
mekanisme pengelolaan keuangan APBD yang Penelitian lain tentang keterlambatan
diatur oleh Kementerian Dalam Negeri. Dinas pencairan dana yang menyebabkan
Kesehatan Kabupaten/Kota akan berperan terlambatnya pelaksanaan kegiatan yang
sebagai Pembina teknis dalam pemanfaatan dibiayai oleh BOK juga diteliti oleh Lahasa
dana BOK. (2011). Hasil penelitiannya bahwa mekanisme
Perubahan mekanisme tersebut maka alokasi Dana BOK dari Tugas Pembantuan
akan terjadi perubahan-perubahan dalam perlu dialihkan melalui DAK ke Tingkat
pengelolaan anggaran Bantuan Operasional Kabupaten.
Kesehatan (BOK). Dari hasil pengamatan awal Berbagai masalah yang berkaitan dengan
peneliti dan data awal yang diperoleh dapat pelaksanaan program bantuan operasional
diindentifikasi beberapa masalah yang kesehatan (BOK) memotivasi peneliti
23 e Jurnal Katalogis, Volume 6 Nomor 3 Maret 2018 hlm 20-29 ISSN: 2302-2019

menganggap penting untuk melakukan pelaksanaan program Bantuan Operasional


penelitian ini karena penelitian ini akan Kesehatan (BOK) periode berikutnya.
menjadi bahan pertimbangan pengambilan Unit analisis dalam penelitian ini adalah
keputusan untuk proses pelaksanaan anggaran proses pelaksanaan Anggaran Bantuan
BOK di tahun berikutnya. Operasional Kesehatan (BOK). Informan pada
Judul penelitian ini adalah “Analisis penelitian ini adalah pihak-pihak yang terlibat
Proses Pelaksanaan Anggaran Dana Bantuan dalam pelaksanaan program dana Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) pada Dinas Operasional Kesehatan (BOK) baik yang ada
Kesehatan Kabupaten Buol”. pada dinas kesehatan maupun yang ada di
Berdasarkan pada latar belakang tingkat puskesmas wilayah kabupaten Buol.
penelitian yang telah dikemukakan di atas, Penentuan informan dilakukan secara
maka penulis merumuskan masalah yang akan purposive, yaitu teknik penentuan informan
dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut: dengan pertimbangan tertentu.
1. Bagaimanakah gambaran proses Informan pada penelitian ini antara lain:
pelaksanaan Anggaran Bantuan Ketua Tim pengelola BOK Dinas kesehatan;
Operasional Kesehatan (BOK) Dinas Sekretaris BOK Dinas Kesehatan; Pengelola
Kesehatan Kabupaten Buol? keuangan BOK dinas kesehatan: 1 orang;
2. Bagaimana alternatif solusi pengelolaan Bendahara pengeluaran APBD II: 1 orang;
anggaran Bantuan Operasional Kesehatan Kasubag Keuangan Dinas Kesehatan: 1 orang;
pada Kabupaten Buol? Tim Perencanan BOK Dinas: 1 orang; Tim
Mengacu pada rumusan masalah yang Verifikasi Program: 1 orang; Tim Pengelola
telah diuraikan, maka tujuan yang ingin BOK Puskesmas: 11 orang;
dicapai dalam penelitian ini adalah 1) Untuk Jenis dan sumber data dalam penelitian
mendeskripsikan dan menganalisis proses ini berupa data primer dan data sekunder. Data
pelaksanaan Anggaran Bantuan Operasional primer adalah sumber data yang diperoleh
Kesehatan (BOK) Dinas Kesehatan Kabupaten langsung dari sumber penelitian berupa
Buol. 2) Untuk memberikan alternatif solusi wawancara secara langsung kepada pihak yang
Pengelolaan Anggaran Bantuan Operasional terkait dengan pelaksanaan anggaran BOK.
Kesehatan (BOK) Dinas Kesehatan Kabupaten Data sekunder adalah sumber data penelitian
Buol. yang diperoleh secara tidak langsung melalui
perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak
METODE lain) berupa data-data laporan bulanan dan
tahunan, Plan of Action (POA), Laporan
Penelitian menggunakan jenis penelitian realisasi keuangan, laporan realisasi kegiatan
kualitatif dengan pendekatan studi kasus. dan catatan-catatan lainnya.
Merujuk pada Yin (2002) studi kasus Teknik pengumpulan data dalam
merupakan strategi yang lebih cocok bila penelitian ini adalah: Observasi, Wawancara
pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dan dokumentasi.
dengan bagaimana dan mengapa, dalam Instrumen penelitian dan alat yang
penelitian ini menggunakan metode deskriptif, digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti
metode ini dipilih karena peneliti bermaksud sendiri yang bertindak sebagai partisipan
mengkaji secara mendalam proses pelaksanaan penuh dalam pengumpulan data dan informasi
anggaran Bantuan Operasional Kesehatan melalui observasi dan wawancara. Instrument
(BOK) di Kabupaten Buol. Penelitian ini yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
untuk melihat proses pelaksanaan anggaran 1. Pedoman wawancara untuk memperoleh
secara keseluruhan yang hasilnya diharapkan data dan informasi dari responden;
memberi masukan dan perbaikan dalam
Balgis, dkk. Analisis Proses Pelaksanaan Anggaran Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) …………………..24

2. Dokumen-dokumen seperti laporan bulanan “…Tahun 2016 alokasi dana ditetapkan pada
dan tahunan, Plan of Action (POA), laporan bulan maret berdasarkan SK alokasi dana ke
realisasi kegiatan dan catatan-catatan Puskesmas oleh Kepala Dinas Kesehatan”
lainnya; (MR, 45 tahun, Ketua BOK/Sekretaris Dinkes).
3. Alat perekam dan dokumentasi berupa Alokasi dana bantuan operasional
handphone (HP). kesehataan ditetapkan dengan surat kepala
Teknik analisis data menggunakan Dinas Kesehatan Kabupaten Buol dengan
pendekatan Study kasus, Karena suatu desain nomor 440/11.a.4/dinkes tanggal 16 Maret
penelitian diharapkan mengetengahkan 2016. Dimana dalam surat keputusan tersebut
serangkaian pernyataan logis, maka kita dapat ditetapkan pembagian dana bantuan
menetapkan kualitas desain penelitian melalui operasional kesehatan untuk sebelas
ujilogika tertentu, dalam penelitian ini dapat puskesmas dan untuk dinas kesehatan, beserta
dilakukan dua uji yang relevan (Yin, 2012:38) alokasi dana yang disarankan untuk
yaitu : pencairaan setiap bulannya.
1. Uji Validitas “…Kalau alokasi dana BOK tahun 2016
Ada dua uji validitas yang digunakan senilai dua milyar sembilan puluh lima juta
dalam penelitian ini adalah untuk dinas kesehatan sebesar Rp175.560.00
- Uji Validitas konstruk yaitu menetapkan sedangkan untuk puskesmas Rp2.750.440,00
ukuran operasional yang benar untuk dan dibagi berdasarkan juknis.” (LK, 47
konsep-konsep yang akan diteliti Tahun, Sekretaris BOK/Kabid Binkesmas).
- Uji Validitas Eksternal yaitu menetapkan Hasil telaah dokumen laporan tahunan
ranah dimana temuan penelitian dapat pelaksanaan bantuan operasional kesehatan
divisualisasikan tahun 2016 mengenai alokasi dana BOK tahun
2. Uji Reliabilitas 2016 untuk wilayah Kabupaten Buol dapat
Uji Reliabilitas menunjukkan bahwa dilihat pada Tabel berikut :
pelaksanaan suatu penelitian dapat
diinterpretasikan dengan hasil yang sama. Tabel 1. Alokasi Dana BOK Puskesmas
Kabupaten Buol Tahun 2016
HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Proses Pelaksanaan Anggaran


Bantuan Operasional Kesehatan
Kabupaten Buol
Gambaran proses pelaksanaan anggaran
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
Kabupaten Buol dimulai dari tahap
perencanaan, proses penciran dan penyaluran
dana, dan pelaporan.
Alokasi dana BOK tahun 2016 untuk
Tahap perencanaan dinas kesehatan Kabupaten Buol dapat dilihat
Alokasi dana Bantuan Operasional pada Tabel berikut :
Kesehataan (BOK)
Berdasarkan hasil wawancara terkait
alokasi dana bantuan operasional kesehatan
untuk tahun 2016 diketahui bahwa alokasi itu
ditetapkan pada awal tahun, hal ini diakui
informan berikut:
25 e Jurnal Katalogis, Volume 6 Nomor 3 Maret 2018 hlm 20-29 ISSN: 2302-2019

Tabel 2. Alokasi Dana BOK Dinas pertimbangan kepala dinas kesehatan dan
Kesehatan melibatkan semua unsur puskesmas. Dari
Kabupaten Buol Tahun 2016 penuturan informan nampak bahwa semua
pengelola berupaya semaksimal mungkin
untuk merealisasikan pelaksanaan alokasi dana
BOK dengan tepat, efisien, dan efektif, tetapi
karena keterlambatan turunnya juknis sehingga
penentuan alokasi menjadi terlambat.
Penelitan ini sejalan dengan penelitan yang
Untuk perencanaan dari segi alokasi, SK dilakukan oleh Mulyawan (2011), yang
ditetapkan belum sesuai karena ditetapkan menemukan bahwa keterbatasan
pada bulan maret yang seharusnya penetapan keterlambatan dana maka fungsi actuating
alokasi dana tersebut ditetapkan pada bulan belum bisa berjalan secara optimal dengan
januari yaitu sebelum kegiatan dimulai, pada catatan diperlukannya beberapa perbaikan
penetapan alokasi jumlah penduduk sepertinya terutama mekanisme penyaluran dana yang
bukan pertimbangan utama dalam menetukan cepat dan mudah dipertanggungjawabkan
besaran alokasi dana untuk masing-masing meskipun belum terjadi peningkatan program.
puskesmas. Besaran alokasi puskesmas hampir Berdasarkan Petujunjuk Teknis setelah
sama dengan menggunakan prinsip terbit DPA SKPD kepala dinas kesehatan
proporsionalitas. Kabupaten/Kota menetapkan pengelola BOK
Berdasarkan juknis dana BOK berlaku pada dinas kesehatan dan pengelola BOK di
selama satu tahun anggaran dana dapat puskesmas. Kepala dinas kesehatan dalam hal
dimanfaatkan mulai tanggal 1 januari sampai ini selaku pengguna anggaran dan
tanggal 31 desember. Besaran alokasi dana penanggungjawab kegiatan mengharapkan
BOK Puskesmas ditetapkan dengan tentunya alokasi anggaran bisa terealisiasi
memperhatikan situasi dan kondisi antara lain dengan baik, transparan, dan akuntabel maka
jumlah penduduk, luas wilayah, kesulitan secara administrasi kepala dinas kesehatan
wilayah, cakupan program, jumlah tenaga berhak menentukan orang-orang yang
kesehatan, jumlah poskesdes dan posyandu, kompeten di bidangnya demi kelancaran
serta parameter lain yang ditentukan oleh pelaksanaan kegiatan BOK di wilayah kerja
kepala dinas kesehatan. dinas kesehatan Kabupaten Buol.
Penyaluran dana BOK merupakan Bilamana tim pengelola BOK tidak
tanggung jawab pemerintah dalam berkompeten di bidang tersebut, maka
pembangunan kesehatan bagi masyarakat di tentunya akan memberikan dampak pada
pedesaan/kelurahan, alokasi dana ini kualitas kerja tim pengelola tersebut yang
dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pada akhirnya akan mempengaruhi derajat
pelayanan kesehatan kepada masyarakat demi kesehatan masyarakat di wilayah kerja
tercapainya masyarakat yang optimal. Dari setempat. Olehnya itu sudah seharusnya kepala
hasil penelitian yang dilakukan pada pengelola dinas kesehatan selaku penentu tim pengelola
program BOK dinas kesehatan Kabupaten dana BOK untuk betul-betul objektif dalam
Buol, terlihat bahwa mereka mengatakan menentukan tim pengelola dana BOK ini agar
alokasi dana BOK ada beberapa permasalahan. tujuan dari pelaksanaan dan BOK ini semata-
Permasalahan tersebut yaitu alokasi dana BOK mata untuk meningkatkan status kesehatan
tahun 2016 yang seharusnya ditetapkan awal masyarakat di Kabupaten Buol.
tahun yaitu bulan januari tetapi ditetapkan Berdasarkan juknis tim pengelola BOK
pada bulan maret tahun 2016. Penetapan ada di tingkat dinas dan di puskesmas, tim
alokasi dana tersebut berdasarkan tersebut ditetapkan melalui SK kepala dinas.
Balgis, dkk. Analisis Proses Pelaksanaan Anggaran Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) …………………..26

Adanya tim pengelola BOK di tingkat dinas sebagai suatu kesatuan. Mulai dari Planing,
dan puskesmas dimaksudkan sebagai tim yang Organizing, Actuating, and Evaluation.
bertanggung jawab atas kegiatan dan keuangan Penelitian ini didukung oleh Dasmar
BOK di puskesmas dan jaringannya, beserta (2012) di Kabupaten Luwu, yang menemukan
poskesdes dan polindes dan posyandu untuk bahwa walaupun informasi yang didapatkan
menghindari sedini mungkin kesalahan atau dari beberapa pengelola di tingkat
penyelewengan dana yang berdampak pada Kabupaten/Dinas Kesehatan mengatakan
tidak terealisasinya seluruh kegiatan yang bahwa masih ada beberapa puskesmas yang
telah direncanakan. Penentuan tim pengelola menyusun perencanaan tahunan yang
BOK yang sesuai dengan kompetennya tergambar dalam POA belum sepenuhnya
menununjukkan terealisasinya dengan baik berdasarkan pada PTP (Perencanaan Tingkat
pembentukan tim pengelola BOK ini. Dengan Puskesmas), namun menurut peneliti standar
kompetensi yang mereka miliki diharapkan perencanaan dalam program BOK berdasarkan
dapat meningkatkan kinerja mereka khususnya juknis adalah tersusunnya POA di Tingkat
dalam pelaksanaan program dana BOK ini Puskesmas oleh karena itu peneliti
kedepannya. berkesimpulan bahwa proses perencanaan
telah memadai oleh karena hasil uji validasi
Pencairan, Penyaluran dan Pertanggung data yang telah dilakukan diketahui bahwa
jawaban Dana BOK semua puskesmas sudah menyusun POA.
Proses manajemen puskesmas mencakup Penelitan lainnya juga dilakukan oleh
perencanaan dan pembuatan POA, dimana Mulyawan di Kabupaten Bantul dan
perencanaan dan manajemen dinilai masih Kabupaten Lebong (2011), yang menyebutkan
kurang dan pemegang program masih bahwa Dinas Kesehatan Bantul dan Dinas
kesulitan dalam pembuatan hasil kegiatan. Kesehatan Lebong telah melakukan fungsii
Tidak maksimalnya fungsi perencanaan ini manajemen yang meliputi: Planing,
tentunya akan mempengaruhi manajemen Organizing, dan Controlling secara baik,
puskesmas itu sendiri. Perencanaan merupakan namun karena keterbatasan dan keterlambatan
inti kegiatan manajemen, karena semua turunnya dana BOK maka dalam hal Actuating
kegiatan manajemen diatur dan diarahkan oleh belum bisa berjalan sempurna, hal ini ditandai
perencanaan tersebut. Dengan perencanaan dengan sosialisasi dana BOK yang masih
tersebut memungkinkan para pengambil “menumpang” pada sosialisasi kegiatan-
kebijakan untuk menggunakan sumber daya kegiatan yang didanai oleh APBD. Pada
mereka secara berhasil guna dan berdaya guna. Pembahasan POA permasalahan yang
Keberhasilan suatu kegiatan, seberapa ditemukan adalah terdapat verifikasi yang
besarnya sangat tergantung pada perencanaan panjang yang harus dilalui oleh petugas BOK
yang seksama artinya merencanakan segala puskesmas sehingga hal ini memerlukan waktu
sesuatunya sebelum mulai, memikirkan yang cukup banyak yang membuat proses
tindakan secara terus menerus, mengubah pelaksanaan anggarannya menjadi terhambat.
rencana apabila perlu, dan menilai seberapa Pengelola keuangan BOK dapat mencairkan
efektif kegiatan yang akan dilakukan. dana yang tersedia di seluruh puskesmas untuk
Ringkasnya, jika kita gagal dalam berencana melaksanakan kegiatan BOK yang telah
maka ibaratnya kita merencanakan kegagalan. disusun untuk periode satu bulan berdasarkan
Maka hal ini seharusnya menjadi perhatian POA hasil verifikasi tim pengelola program,
yang besar bagi pemerintah setempat sehingga proses pencairan dana dari
khususnya para tim pengelola BOK untuk puskesmas yang masuk ke dinas diverifikasi
senantiasa menjalankan fungsi mananjemen dulu di bagian keuangan sebelum dibuatkan
usulan pencairan (SPP/SPM). Revisi masih
27 e Jurnal Katalogis, Volume 6 Nomor 3 Maret 2018 hlm 20-29 ISSN: 2302-2019

selalu ada dan masalah keterlambatan Semua dokumen akan diverifikasi oleh tim
pencairan sangat selalu ditemui di tahun 2016 verifikator dan bagi laporan pertanggung
ini. jawaban yang belum lengkap maupun yang
Bendahara dinas kesehatan akan tidak sesuai maka akan diberikan catatan
mencairkan permintaan dana puskesmas kepada pengelola untuk diperbaiki kembali
tersebut berdasarkan persetujuan hasil dan bagi yang telah sesuai akan didokumenkan
verifikasi tim pengelola BOK tingkat sebagai pertanggung jawaban di dinas
kabupaten. Untuk tahun 2016 ini, proses kesehatan. Pada keseluruhan pembahasan di
pencairan dan penyaluran dana ke puskesmas atas menunjukan sebagian besar puskesmas
khusus untuk dana BOK dilakukan mendapat kesulitan pada saat pembuatan POA,
berdasarkan mekanisme yang dibuat dalam SK setelah dianalisis hal ini terjadi di sebagian
Bupati Buol. Di dalamnya tercantum bahwa puskesmas yang kepala puskesmasnya tidak
pencairan dilaksanakan dua tahap yaitu dibagi memiliki kemampuan managerial yang baik.
per semester, untuk pencairan tahap pertama Dalam upaya meningkatkan kemampuan
cukup dilampirkan POA bulanannya, tetapi puskesmas dalam hal manajemen dan
untuk pencairan tahap berikutnya harus perencanaan puskesmas, setiap tahun Dinas
melampirkan laporan pertanggungjawaban dan kesehatan selalu mengadakan pelatihan
segala dokumen pendukung yang sudah manajemen dan P2KT (Perencanaan dan
rampung agar bisa dicairkan dana BOK tahap Penganggaran Kesehatan) tetapi upaya
kedua. Masalah yang utama yaitu tersebut belum berhasil meningkatkan
keterlambatan pencairan, karena pencairan kemampuan manajerial puskesmas, karena
tahap pertama baru dilaksanakan pada bulan masih ada puskesmas yang kesulitan dalam
agustus, sementara kegiatan dimulai pada membuat perencanaan. Dimasa yang akan
bulan januari. datang diharapkan para kepala puskesmas
Masalah keterlambatan pencairan dana mempunyai kemampuan dan keterampilan
juga dilakukan oleh Pani (2012), yang tentang manajemen agar dapat mengerahkan
menyatakan dana BOK di puskesmas seluruh potensi sumberdaya yang ada di
dimanfaatkan sesuai juknis BOK, dana puskesmas untuk membantu kelancaran
diterima terlambat namun kegiatan di program-program kesehatan di puskesmas.
puskesmas tetap dilaksanakan dengan Selain itu dilakukan suatu evaluasi tentang
menggunakan sistem pinjam atau hutang. efektivitas dari pelatihan-pelatihan tersebut
Penelitan lain oleh Bahar (2012) menyatakan agar dapat lebih efektif dalam meningkatkan
keterlambatan pencairan dana dapat kemampuan manjerial petugas puskesmas.
menyebabkan terlambatnya kegiatan yang Dari keseluruhan hasil analisis, maka
dibiayai oleh BOK. dapat disimpulkan beberapa Temuan yaitu :
Tahap Perencanaan
Pertanggung jawaban keuangan puskesmas - Penerbitan Juknis terlambat, sehingga
ke Dinas Kesehatan pelaksanaan anggaran menjadi terlambat
Setelah pelaksanaan kegiatan dilakukan juga.
oleh puskesmas maka, puskesmas harus - Sumber daya manusia yang belum memiliki
kembali membuat laporan pertanggung kompetensi yang memadai dalam melakukan
jawaban penggunaan dana BOK yang dikirim manajemen.
ke dinas setiap bulan sesuai format - Kurang koordinasi dan komunikasi Tim
pertanggung jawaban antara lain : Buku Kas Pengelola Kabupaten dalam hal Verifikasi
umum, Buku kas Tunai, surat pertyataan POA
tanggung jawab belanja (SPTB) dan bukti Proses pengelolaan anggaran BOK
transaksi (nota) serta bukti hasil kegiatan.
Balgis, dkk. Analisis Proses Pelaksanaan Anggaran Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) …………………..28

- Proses verifikasi yang panjang karena - Melakukan revitalisasi struktur pengelola


melalui 2 verifikasi di Dinas kemudian BOK di Kabupaten maupun di Puskesmas
veirifikasi lagi pada PP[KAD. berdasarkan kapasitas dengan kemampuan
- Terdapatnya keterlambatan pencairan dana di bukan berdasarkan jabatan struktural.
awal tahun sehingga Puskesmas - Memberikan insentif yang layak untuk
melaksanakan kegiatan dengan sistem pinjam pengelola BOK dan bagi tenaga pelaksana di
atau hutang lapangan.
Pertanggung jawaban keuangan dari - Membangun komunikasi dan koordinasi
puskesmas ke Dinas yang baik antar pengelola BOK.
Banyaknya dokumen yang harus
disiapkan membuat puskesmas kewalahan 3. Penyiapan Standar Operasional (SOP)
dalam membuat laporan pertanggung jawaban. - Melakukan Penyusunan Standar Operasional
Alternatif solusi yang disarankan adalah (SOP) baik itu di tingkat Puskesmas maupun
peningkatan kapasitas dan kemampuan di Kabupaten dengan melibatkan semua
individu dalam bidang tertentu yang unsur pengelola berdasarkan aturan yang
dibutuhkan oleh organisasi dengan tujuan \
berlaku.
untuk membentuk suatu komitmen dari
individu tersebut sehingga dapat berkontribusi KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
dalam meningkatkan kinerja organisasi.
Berdasarkan teori reformasi sektor kesehatan, Kesimpulan
salah satu tombol pengendali adalah tombol 1. Gambaran proses pelaksanaan anggaran
perubahan organisasi, peningkatan fungsi bantuan operasional kesehatan yaitu terdiri
koordinasi dan kepemimpinan diharapkan dari tiga tahap yaitu: tahap perencanaan,
dapat membantu kelancaran pada tahapan Bahar, 2011, tahap proses pencairan,
proses pelaksanaan anggaran BOK, alternatif penyaluran an pertanggung jawaban dana,
solusi yang disarankan adalah sebagai berikut: dan tahap pelaporan.
2. Alternatif solusi dari penelitian ini adalah:
1. Penyiapan Regulasi a. Penyiapan sumber daya manusia yang
- Melakukan kajian/telaah ulang tentang mengelola anggaran, melalui pelatihan
mekanisme keuangan Daerah dengan ataupun kegiatan pengembangan
berbagai alternatif dan konsekwesinya kompetensi dalam pengelolaan keuangan
dengan mengacu pada aturan yang berlaku; daerah.
- Melakukan revisi ulang ataupun menambah b. Penyiapan regulasi yang sesuai dengan
regulasi tentang pelaksanaan anggaran BOK kebutuhan pengelola anggaran, baik
untuk mempermudah pengelola dalam regulasi dari pusat sampai pada regulasi
pelaksanaannya; ke daerah.
- Melakukan kebijakan pengadaan tenaga
keuangan pada puskesmas. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan
2. Penyiapan Sumber Daya Manusia maka beberapa saran yang kami
(SDM) rekomendasikan sebagai masukan dalam
- Meningkatakan kapasitas dan kemampuan Pelaksanaan Program Bantuan Operasional
tenaga kesehatan dalam bidang manajemen Kesehatan (BOK) di wilayah Kabupaten Buol
dan pengelolaan keuangan melalui pelatihan/ ke depannya sebagai berikut:
diklat/ seminar tentang pengelolaan 1. Saran untuk instansi terkait pelaksanaan
anggaran. BOK adalah proses perencanaan terkait
dengan juknis untuk dapat di maksimalkan
29 e Jurnal Katalogis, Volume 6 Nomor 3 Maret 2018 hlm 20-29 ISSN: 2302-2019

dengan meningkatkan komunikasi, 2012. E-Jurnal Program Pasca Sarjana


koordinasi dan sosialisasi. Universitas Hasanudin Tahun 2012.
2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan http//jurnal.akk.unhas@gmail.cm.diakse
metode lain yaitu dengan alat analaisis s 14 maret 2016.
kuantitatif dengan melihat variabel sumber Mulyawan, Handry, 2011. Evaluasi
daya manusia dan regulasi. pelaksanaan kebijakan bantuan
operasionla Kesehatan (BOK) di Dinas
UCAPAN TERIMA KASIH Kesehatan Kabupaten Lebong tahun
2011. http://www.pdf.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat search.engine.com. Diakses 10 Maret
Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah- 2016.
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Nurcahyani, 2011. Implementasi Kebijakan
penelitian ini. Penulis menyadari bahwa dalam Bantuan Operasional Kesehatan (studi
pelaksanaan penelitian ini, penulis telah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2011).
banyak mendapat bantuan, petunjuk dan Jurnal. http://Pustaka.unpad.ac.id/wp-
arahan yang konstruktif dari berbagai pihak content/2013/10/artikel BOK. Diakses
terutama kepada Tim Pembimbing Prof. Dr. 14 Maret 2016.
Muslimin, S.E.,M.M. dan Dr. Nina Yusnita Pani, (2011). Evaluasi Implementasi
SE.,Ak.,M.Si. Semoga penelitian ini dapat Kebijakan Bantuan Operasional
menjadi sumbangan yang bermanfaat dan Kesehatan (BOK) di 3 Puskesmas
mendorong lahirnya karya ilmiah yang lebih Kabupaten Ende Provinsi Nusa
baik di kemudian hari. Tenggara Timur Tahun 2011. Electronik
Theses and Disertation Journal
DAFTAR RUJUKAN Universitas Gajah Mada. Jurnal
Kebijakan Kesehatan Indonesia. Volume
Dasmar, 2011. Evaluasi terhadap Program 01 No.03 September, Halaman 161-
Dana Bantuan Operasional kesehatan 167.http://www.kebijakankesehatanindo
(BOK) di Kabupaten Luwu tahun 2011. nesia.net/indeks. diakses 12 Maret 2016.
E-Jurnal Program Pasca Sarjana Peran Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat
UNHAS Tahun 2012. dan Dinas Kesehatan Kaimana dalam
http://jurnal.akk.unhas@gmail.com. pembinaan dan pengawasan kebijakan
diakses 09 Maret 2016. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK),
Kemenkes RI, (2016), Petunjuk Teknis Jamkesmas, dan Jampersal tahun 2011,
penggunaan Dana DAK bidang Jurnal kebijakan kesehatan Indonesia.
Kesehatan, Kementrian Kesehatan, volume 01 no. 04 Desember
Jakarta. 2012.http://www.kebijakan kesehatan
Kompasiana.http://www.kompasiana.com/roni indonesia.net/indeks. Diakses 29 maret
ndoctor/perbandingan-anggaran- 2016.
kesehatan-indonesia-dengan-negara Peraturan Presiden nomor 131 Tahun 2015
lain552e48d86ea83409398b458d.di Tentang Daerah Tertinggal.
akses 15 Maret 2017 Thabrany, H. 2008. Strategy pendanaan
Mahmudi, 2010, Manajemen keuangan jaminan kesehatan Indonesia dalam
daerah, Erlangga, Yogyakarta. SJSN,http://Staff.ui.ac.id.internal/140163
Mirnawati, 2009. Peran Dinas Kesehatan 956/material/pendanaan/kesehatan.
Morowali dalam Pembinaan dan Diakses 25 Maret 2016.
pengawasan kebijakan Batuan
Operasional Kesehatan (BOK) tahun

You might also like