Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The research is aimed to determine the process of execution of health operational funds that
includes some steps: planning, disbursement, distribution and accountability, and reporting. The
research is qualitative with study case approach. It defines 18 informants, people who are
responsible for managing the health operational funds, with purposive sampling technique. The
study results show that the planning process is not on target due to the late publication of the
guidelines, which slows down the budget execution. The human resource is lack of competency in
managing the process, and also lack of coordination and miscommunication occurred in the
process of budget verification. The department, and the other one is done in the PPKAD. Delay in
funds’ disbursement in the beginning of the year has caused health centers are overwhelmed in
preparing paper works of accountability. Alternative solution or recommendation of this study is
the need to prepare adequate human resources, regulation according to the needs, and standard
operating procedures in the implementation of related activities.
Keywords: Health Operational Funds, planning stage, disbursement stage, and reporting
20
21 e Jurnal Katalogis, Volume 6 Nomor 3 Maret 2018 hlm 20-29 ISSN: 2302-2019
2. Dokumen-dokumen seperti laporan bulanan “…Tahun 2016 alokasi dana ditetapkan pada
dan tahunan, Plan of Action (POA), laporan bulan maret berdasarkan SK alokasi dana ke
realisasi kegiatan dan catatan-catatan Puskesmas oleh Kepala Dinas Kesehatan”
lainnya; (MR, 45 tahun, Ketua BOK/Sekretaris Dinkes).
3. Alat perekam dan dokumentasi berupa Alokasi dana bantuan operasional
handphone (HP). kesehataan ditetapkan dengan surat kepala
Teknik analisis data menggunakan Dinas Kesehatan Kabupaten Buol dengan
pendekatan Study kasus, Karena suatu desain nomor 440/11.a.4/dinkes tanggal 16 Maret
penelitian diharapkan mengetengahkan 2016. Dimana dalam surat keputusan tersebut
serangkaian pernyataan logis, maka kita dapat ditetapkan pembagian dana bantuan
menetapkan kualitas desain penelitian melalui operasional kesehatan untuk sebelas
ujilogika tertentu, dalam penelitian ini dapat puskesmas dan untuk dinas kesehatan, beserta
dilakukan dua uji yang relevan (Yin, 2012:38) alokasi dana yang disarankan untuk
yaitu : pencairaan setiap bulannya.
1. Uji Validitas “…Kalau alokasi dana BOK tahun 2016
Ada dua uji validitas yang digunakan senilai dua milyar sembilan puluh lima juta
dalam penelitian ini adalah untuk dinas kesehatan sebesar Rp175.560.00
- Uji Validitas konstruk yaitu menetapkan sedangkan untuk puskesmas Rp2.750.440,00
ukuran operasional yang benar untuk dan dibagi berdasarkan juknis.” (LK, 47
konsep-konsep yang akan diteliti Tahun, Sekretaris BOK/Kabid Binkesmas).
- Uji Validitas Eksternal yaitu menetapkan Hasil telaah dokumen laporan tahunan
ranah dimana temuan penelitian dapat pelaksanaan bantuan operasional kesehatan
divisualisasikan tahun 2016 mengenai alokasi dana BOK tahun
2. Uji Reliabilitas 2016 untuk wilayah Kabupaten Buol dapat
Uji Reliabilitas menunjukkan bahwa dilihat pada Tabel berikut :
pelaksanaan suatu penelitian dapat
diinterpretasikan dengan hasil yang sama. Tabel 1. Alokasi Dana BOK Puskesmas
Kabupaten Buol Tahun 2016
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 2. Alokasi Dana BOK Dinas pertimbangan kepala dinas kesehatan dan
Kesehatan melibatkan semua unsur puskesmas. Dari
Kabupaten Buol Tahun 2016 penuturan informan nampak bahwa semua
pengelola berupaya semaksimal mungkin
untuk merealisasikan pelaksanaan alokasi dana
BOK dengan tepat, efisien, dan efektif, tetapi
karena keterlambatan turunnya juknis sehingga
penentuan alokasi menjadi terlambat.
Penelitan ini sejalan dengan penelitan yang
Untuk perencanaan dari segi alokasi, SK dilakukan oleh Mulyawan (2011), yang
ditetapkan belum sesuai karena ditetapkan menemukan bahwa keterbatasan
pada bulan maret yang seharusnya penetapan keterlambatan dana maka fungsi actuating
alokasi dana tersebut ditetapkan pada bulan belum bisa berjalan secara optimal dengan
januari yaitu sebelum kegiatan dimulai, pada catatan diperlukannya beberapa perbaikan
penetapan alokasi jumlah penduduk sepertinya terutama mekanisme penyaluran dana yang
bukan pertimbangan utama dalam menetukan cepat dan mudah dipertanggungjawabkan
besaran alokasi dana untuk masing-masing meskipun belum terjadi peningkatan program.
puskesmas. Besaran alokasi puskesmas hampir Berdasarkan Petujunjuk Teknis setelah
sama dengan menggunakan prinsip terbit DPA SKPD kepala dinas kesehatan
proporsionalitas. Kabupaten/Kota menetapkan pengelola BOK
Berdasarkan juknis dana BOK berlaku pada dinas kesehatan dan pengelola BOK di
selama satu tahun anggaran dana dapat puskesmas. Kepala dinas kesehatan dalam hal
dimanfaatkan mulai tanggal 1 januari sampai ini selaku pengguna anggaran dan
tanggal 31 desember. Besaran alokasi dana penanggungjawab kegiatan mengharapkan
BOK Puskesmas ditetapkan dengan tentunya alokasi anggaran bisa terealisiasi
memperhatikan situasi dan kondisi antara lain dengan baik, transparan, dan akuntabel maka
jumlah penduduk, luas wilayah, kesulitan secara administrasi kepala dinas kesehatan
wilayah, cakupan program, jumlah tenaga berhak menentukan orang-orang yang
kesehatan, jumlah poskesdes dan posyandu, kompeten di bidangnya demi kelancaran
serta parameter lain yang ditentukan oleh pelaksanaan kegiatan BOK di wilayah kerja
kepala dinas kesehatan. dinas kesehatan Kabupaten Buol.
Penyaluran dana BOK merupakan Bilamana tim pengelola BOK tidak
tanggung jawab pemerintah dalam berkompeten di bidang tersebut, maka
pembangunan kesehatan bagi masyarakat di tentunya akan memberikan dampak pada
pedesaan/kelurahan, alokasi dana ini kualitas kerja tim pengelola tersebut yang
dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pada akhirnya akan mempengaruhi derajat
pelayanan kesehatan kepada masyarakat demi kesehatan masyarakat di wilayah kerja
tercapainya masyarakat yang optimal. Dari setempat. Olehnya itu sudah seharusnya kepala
hasil penelitian yang dilakukan pada pengelola dinas kesehatan selaku penentu tim pengelola
program BOK dinas kesehatan Kabupaten dana BOK untuk betul-betul objektif dalam
Buol, terlihat bahwa mereka mengatakan menentukan tim pengelola dana BOK ini agar
alokasi dana BOK ada beberapa permasalahan. tujuan dari pelaksanaan dan BOK ini semata-
Permasalahan tersebut yaitu alokasi dana BOK mata untuk meningkatkan status kesehatan
tahun 2016 yang seharusnya ditetapkan awal masyarakat di Kabupaten Buol.
tahun yaitu bulan januari tetapi ditetapkan Berdasarkan juknis tim pengelola BOK
pada bulan maret tahun 2016. Penetapan ada di tingkat dinas dan di puskesmas, tim
alokasi dana tersebut berdasarkan tersebut ditetapkan melalui SK kepala dinas.
Balgis, dkk. Analisis Proses Pelaksanaan Anggaran Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) …………………..26
Adanya tim pengelola BOK di tingkat dinas sebagai suatu kesatuan. Mulai dari Planing,
dan puskesmas dimaksudkan sebagai tim yang Organizing, Actuating, and Evaluation.
bertanggung jawab atas kegiatan dan keuangan Penelitian ini didukung oleh Dasmar
BOK di puskesmas dan jaringannya, beserta (2012) di Kabupaten Luwu, yang menemukan
poskesdes dan polindes dan posyandu untuk bahwa walaupun informasi yang didapatkan
menghindari sedini mungkin kesalahan atau dari beberapa pengelola di tingkat
penyelewengan dana yang berdampak pada Kabupaten/Dinas Kesehatan mengatakan
tidak terealisasinya seluruh kegiatan yang bahwa masih ada beberapa puskesmas yang
telah direncanakan. Penentuan tim pengelola menyusun perencanaan tahunan yang
BOK yang sesuai dengan kompetennya tergambar dalam POA belum sepenuhnya
menununjukkan terealisasinya dengan baik berdasarkan pada PTP (Perencanaan Tingkat
pembentukan tim pengelola BOK ini. Dengan Puskesmas), namun menurut peneliti standar
kompetensi yang mereka miliki diharapkan perencanaan dalam program BOK berdasarkan
dapat meningkatkan kinerja mereka khususnya juknis adalah tersusunnya POA di Tingkat
dalam pelaksanaan program dana BOK ini Puskesmas oleh karena itu peneliti
kedepannya. berkesimpulan bahwa proses perencanaan
telah memadai oleh karena hasil uji validasi
Pencairan, Penyaluran dan Pertanggung data yang telah dilakukan diketahui bahwa
jawaban Dana BOK semua puskesmas sudah menyusun POA.
Proses manajemen puskesmas mencakup Penelitan lainnya juga dilakukan oleh
perencanaan dan pembuatan POA, dimana Mulyawan di Kabupaten Bantul dan
perencanaan dan manajemen dinilai masih Kabupaten Lebong (2011), yang menyebutkan
kurang dan pemegang program masih bahwa Dinas Kesehatan Bantul dan Dinas
kesulitan dalam pembuatan hasil kegiatan. Kesehatan Lebong telah melakukan fungsii
Tidak maksimalnya fungsi perencanaan ini manajemen yang meliputi: Planing,
tentunya akan mempengaruhi manajemen Organizing, dan Controlling secara baik,
puskesmas itu sendiri. Perencanaan merupakan namun karena keterbatasan dan keterlambatan
inti kegiatan manajemen, karena semua turunnya dana BOK maka dalam hal Actuating
kegiatan manajemen diatur dan diarahkan oleh belum bisa berjalan sempurna, hal ini ditandai
perencanaan tersebut. Dengan perencanaan dengan sosialisasi dana BOK yang masih
tersebut memungkinkan para pengambil “menumpang” pada sosialisasi kegiatan-
kebijakan untuk menggunakan sumber daya kegiatan yang didanai oleh APBD. Pada
mereka secara berhasil guna dan berdaya guna. Pembahasan POA permasalahan yang
Keberhasilan suatu kegiatan, seberapa ditemukan adalah terdapat verifikasi yang
besarnya sangat tergantung pada perencanaan panjang yang harus dilalui oleh petugas BOK
yang seksama artinya merencanakan segala puskesmas sehingga hal ini memerlukan waktu
sesuatunya sebelum mulai, memikirkan yang cukup banyak yang membuat proses
tindakan secara terus menerus, mengubah pelaksanaan anggarannya menjadi terhambat.
rencana apabila perlu, dan menilai seberapa Pengelola keuangan BOK dapat mencairkan
efektif kegiatan yang akan dilakukan. dana yang tersedia di seluruh puskesmas untuk
Ringkasnya, jika kita gagal dalam berencana melaksanakan kegiatan BOK yang telah
maka ibaratnya kita merencanakan kegagalan. disusun untuk periode satu bulan berdasarkan
Maka hal ini seharusnya menjadi perhatian POA hasil verifikasi tim pengelola program,
yang besar bagi pemerintah setempat sehingga proses pencairan dana dari
khususnya para tim pengelola BOK untuk puskesmas yang masuk ke dinas diverifikasi
senantiasa menjalankan fungsi mananjemen dulu di bagian keuangan sebelum dibuatkan
usulan pencairan (SPP/SPM). Revisi masih
27 e Jurnal Katalogis, Volume 6 Nomor 3 Maret 2018 hlm 20-29 ISSN: 2302-2019
selalu ada dan masalah keterlambatan Semua dokumen akan diverifikasi oleh tim
pencairan sangat selalu ditemui di tahun 2016 verifikator dan bagi laporan pertanggung
ini. jawaban yang belum lengkap maupun yang
Bendahara dinas kesehatan akan tidak sesuai maka akan diberikan catatan
mencairkan permintaan dana puskesmas kepada pengelola untuk diperbaiki kembali
tersebut berdasarkan persetujuan hasil dan bagi yang telah sesuai akan didokumenkan
verifikasi tim pengelola BOK tingkat sebagai pertanggung jawaban di dinas
kabupaten. Untuk tahun 2016 ini, proses kesehatan. Pada keseluruhan pembahasan di
pencairan dan penyaluran dana ke puskesmas atas menunjukan sebagian besar puskesmas
khusus untuk dana BOK dilakukan mendapat kesulitan pada saat pembuatan POA,
berdasarkan mekanisme yang dibuat dalam SK setelah dianalisis hal ini terjadi di sebagian
Bupati Buol. Di dalamnya tercantum bahwa puskesmas yang kepala puskesmasnya tidak
pencairan dilaksanakan dua tahap yaitu dibagi memiliki kemampuan managerial yang baik.
per semester, untuk pencairan tahap pertama Dalam upaya meningkatkan kemampuan
cukup dilampirkan POA bulanannya, tetapi puskesmas dalam hal manajemen dan
untuk pencairan tahap berikutnya harus perencanaan puskesmas, setiap tahun Dinas
melampirkan laporan pertanggungjawaban dan kesehatan selalu mengadakan pelatihan
segala dokumen pendukung yang sudah manajemen dan P2KT (Perencanaan dan
rampung agar bisa dicairkan dana BOK tahap Penganggaran Kesehatan) tetapi upaya
kedua. Masalah yang utama yaitu tersebut belum berhasil meningkatkan
keterlambatan pencairan, karena pencairan kemampuan manajerial puskesmas, karena
tahap pertama baru dilaksanakan pada bulan masih ada puskesmas yang kesulitan dalam
agustus, sementara kegiatan dimulai pada membuat perencanaan. Dimasa yang akan
bulan januari. datang diharapkan para kepala puskesmas
Masalah keterlambatan pencairan dana mempunyai kemampuan dan keterampilan
juga dilakukan oleh Pani (2012), yang tentang manajemen agar dapat mengerahkan
menyatakan dana BOK di puskesmas seluruh potensi sumberdaya yang ada di
dimanfaatkan sesuai juknis BOK, dana puskesmas untuk membantu kelancaran
diterima terlambat namun kegiatan di program-program kesehatan di puskesmas.
puskesmas tetap dilaksanakan dengan Selain itu dilakukan suatu evaluasi tentang
menggunakan sistem pinjam atau hutang. efektivitas dari pelatihan-pelatihan tersebut
Penelitan lain oleh Bahar (2012) menyatakan agar dapat lebih efektif dalam meningkatkan
keterlambatan pencairan dana dapat kemampuan manjerial petugas puskesmas.
menyebabkan terlambatnya kegiatan yang Dari keseluruhan hasil analisis, maka
dibiayai oleh BOK. dapat disimpulkan beberapa Temuan yaitu :
Tahap Perencanaan
Pertanggung jawaban keuangan puskesmas - Penerbitan Juknis terlambat, sehingga
ke Dinas Kesehatan pelaksanaan anggaran menjadi terlambat
Setelah pelaksanaan kegiatan dilakukan juga.
oleh puskesmas maka, puskesmas harus - Sumber daya manusia yang belum memiliki
kembali membuat laporan pertanggung kompetensi yang memadai dalam melakukan
jawaban penggunaan dana BOK yang dikirim manajemen.
ke dinas setiap bulan sesuai format - Kurang koordinasi dan komunikasi Tim
pertanggung jawaban antara lain : Buku Kas Pengelola Kabupaten dalam hal Verifikasi
umum, Buku kas Tunai, surat pertyataan POA
tanggung jawab belanja (SPTB) dan bukti Proses pengelolaan anggaran BOK
transaksi (nota) serta bukti hasil kegiatan.
Balgis, dkk. Analisis Proses Pelaksanaan Anggaran Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) …………………..28