You are on page 1of 14

Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan

https://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP
Vol. 7, No. 4, Agustus 2021

Analisis Pelaksanaan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga di Tingkat


Puskesmas Kota Tidore Kepulauan

Dewi Indra Purwanti

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi, Manado
Email: dewiindrapurwantiil@gmail.com

Info Artikel Abstract:


Sejarah Artikel: The objective of this study was to determine the implementation of the
Diterima: 30 Juni 2021 Indonesia Healthy Program with a Family Approach (PIS-PK) in Local
Direvisi: 6 Juli 2021 goverment Clinic at Tidore Islands. This research is qualitative research, its
take place in 2 Local goverment clinic namely, Puskesmas Soasio and
Dipublikasikan: Agustus 2021
Puskemas Tomalou. Those two Local goverment clinic are location in Tidore
e-ISSN: 2089-5364 City, North Maluku Province, carried out from April to August 2019. The
informants of this study were the PIS PK coordinators at the public health
DOI: 10.5281/zenodo.5150374 center level. the head of the public health center, the coordinator of PIS-PK
of the Tidore City Health Office and 63 heads of families from each working
area of the Local goverment public. The results of the study concluded that
in general, the implementation of PIS-PK at the level of Local goverment
clinic in the City of Tidore Islands has been implementedl as well as the
program implementation guidelines. In the event that the socialization
process has been carried out according to the objectives and stages in the
program activity plan, it is necessary to increase cross-sectoral synergy and
elements of interest. Availability of Human Resources in public health
centers has been in accordance with the needs of program implementation,
but it is necessary to evaluate performance and increase competence to
improve services. The activity budget is available from the Health
Operational Assistance (BOK) as well as the National Health Insurance
(JKN) capitation and routine funds for public health centers, but a budget
allocation for additional medical devices is required for follow-up
interventions for community conditions and service needs at public health
centers. Family Health Profile (PROKESGA) data is available, but needs
continuous updating. The Family Information Package (PINKESGA) as a
family education instrument is also available. PIS-PK activities running well
because of a roadmap with an activity plan, which is agreed with the relevant
elements as a reference for the implementation of PIS-PK activities.

Keywords: The Healthy Indonesia Program, Tidore Islands City, Local


goverment Clinic

302
PENDAHULUAN
Program Indonesia Sehat merupakan Di provinsi Maluku Utara, terdapat
salah satu Program Nawacita yaitu 129 Puskesmas tersebar di 10
meningkatkan kualitas hidup manusia kabupaten/kota, khusus di Kota Tidore
Indonesia. Program ini merupakan program Kepulauan terdapat 10 puskesmas.
unggulan yang diangkat Presiden Republik Pelaksanaan PIS-PK di Provinsi Maluku
Indonesia Joko Widodo, sebagai upaya Utara dimulai dengan pelatihan pada bulan
strategis dalam pembangunan kesehatan April 2017. Pada tahun yang sama Kota
untuk meningkatkan kualitas sumber daya Tidore Kepulauan menempati peringkat
manusia, sesuai Undang-Undang Nomor 36 pertama pelaksanaan PIS-PK dibanding 9
Tahun 2009 tentang Kesehatan. Kabupaten/Kota se-provinsi Maluku Utara,
Sebagai penjabaran dari amanat dan menempati urutan 65 dari 482
undang-undang tentang kesehatan tersebut Kabupaten/Kota se-Indonesia (Profil Dinas
diatas, kementerian kesehatan menetapkan Kesehatan Kota Tidore Kepulauan, 2018).
strategi operasional pembangunan kesehatan Dalam lingkup wilayah Kota Tidore
melalui Program Indonesia Sehat dengan Kepulauan, dari 10 puskesmas terdapat 2
Pendekatan Keluarga (PIS-PK). Dalam hal puskesmas yang memiliki jumlah kepala
ini, pemerintah telah menerbitkan Peraturan keluarga terbanyak di wilayah kerja, yaitu
Menteri Kesehatan nomor 39 tahun 2016 Puskesmas Soasio memiliki 4714 kepala
tentang Pedoman Penyelenggaraan PIS-PK, keluarga dan Puskesmas Tomalou memiliki
yang mengamanatkan penyelenggaraan PIS- 3772 kepala keluarga. Pada tahun 2017
PK dilaksanakan oleh Puskesmas. Berkaitan Puskesmas Soasio telah menjalankan PIS-PK
dengan amanat ini, menurut Gita Maya dengan melakukan pendataan keluarga.
(2017), dalam melaksanakan kebijakan PIS- Sedangkan Puskesmas Tomalou, baru
PK, puskesmas sebagai ujung tombak menjalankan PIS-PK dengan melakukan
melakukan kegiatan-kegiatan terstruktur. pendataan keluarga pada tahun 2018.
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan Saat ini seluruh puskesmas di Kota
kesehatan yang menyelenggarakan upaya Tidore Kepulauan telah melakukan kegiatan
kesehatan masyarakat dan perorangan PIS-PK. Akan tetapi diperlukan penelaahan
tingkat pertama, dengan mengutamakan perihal apakah pelaksanaan kegiatan PIS-PK
upaya promotif dan preventif, untuk yang dilakukan ditingkat puskesmas
mencapai derajat kesehatan masyarakat di bersesuaian dengan tahapan serta tujuan
wilayah kerjanya. Puskesmas bertanggung program tersebut?, berikut apakah
jawab atas satu wilayah administrasi puskesmas memiliki ketersediaan faktor
pemerintahan, yakni kecamatan atau bagian pendukung dalam pelaksanaan PIS-PK
dari kecamatan. tersebut?.

303
. Berdasarkan latar belakang lingkungan yang kurang sehat serta faktor
pemikiran diatas, penulis melakukan risiko lainnya merugikan kesehatannya
penelitian ini, dengan judul “Analisis dengan pendampingan kader-kader
Pelaksanaan Program Indonesia Sehat kesehatan, serta petugas kesehatan.
dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) di Pentingnya memotivasi keluarga
Tingkat Puskesmas Kota Tidore Kepulauan”. berhubungan dengan fungsi keluarga yang
Adapun lokus penelitian ini adalah dikemukkan oleh Fauziah A.N (2016), yaitu :
Puskesmas Soasio dan Puskesmas Tomalou mengenal gangguan perkembangan
Kota Tidore Kepulauan. kesehatan anggota keluarganya, memberikan
perawatan kepada anggota keluarga yang
sakit, mempertahankan suasana rumah yang
TINJAUAN PUSTAKA
Program Indonesia Sehat dengan menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota
Pendketan Keluarga (PIS-PK)
keluarganya, serta mempertahankan
Program Indonesia Sehat dengan
hubungan timbal balik antara keluarga dan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK) adalah
fasilitas kesehatan.
program upaya preventif dan promotif, Pujosiswanto dkk (2018),.menyatakan
dengan cara puskesmas meningkatkan faktor-faktor yang mendukung implementasi
jangkauan sasaran dan mendekatkan serta program adalah pada komunikasi yang sudah
meningkatkan akses pelayanan kesehatan di berjalan, baik secara internal maupun
wilayah kerjanya melalui kunjungan ke eksternal,. Sedangkan faktor penghambat
rumah-rumah keluarga. PIS-PK dilaksanakan dari segi sumber daya adalah keterbatasan
dengan menegakkan 3 pilar utama yaitu infrastruktur dan anggaran.
penerapan paradigma sehat, penguatan a. Tinjauan Tentang 12 Indikator Sehat
pelayanan kesehatan dan pelaksanaan Menurut Ferdiansyah (2016), bahwa
Jaminan Kesehatan Nasional- JKN keberhasilan suatu program tentunya
(Kemenkes, 2018). memerlukan pemahaman dan komitmen yang
Berdasarkan Peraturan Menteri sungguh-sungguh, sistematis, dan terencana
Kesehatan No. 39 tahun 2016 tentang dari seluruh petugas puskesmas.
Pedoman Penyelengaraan PIS-PK, Secara teknis pendataaan keluarga
puskesmas tidak hanya menyelenggarakan dalam pelaksanaan PIS-PK didasarkan atas
pelayanan kesehatan di dalam gedung pengamatan dan pencatatan kondisi keluarga
melainkan juga diluar gedung dengan berkaitan dengan dengan 12 indikator yang
mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya. merupakan penanda suatu keluarga
Kunjungan rumah (keluarga) dilakukan dinyatakan sehat atau tidak, sekaligus
secara terjadwal dan rutin, dengan menjadi ukuran capaian implementasi PIS-
memanfaatkan data dan informasi dari profil PK. Pendataan keluarga ini merupakan
kesehatan keluarga. langkah awal pelaksanaan PIS-PK. Menurut
Dengan kunjungan rumah, puskesmas Virdasari dkk (2018), pada langkah ini harus
secara langsung mengenali masalah kelola dengan baik agar langkah-langkah
kesehatan yang dihadapi keluarga secara berikutnya dapat berfungsi optimal. Tujuan
menyeluruh. Selain itu keluarga dapat pendataan keluarga adalah untuk
dimotivasi untuk memperbaiki kondisi
304
memperoleh data kesehatan setiap keluarga Diana dkk (2014), sosialisasi diartikan
khususnya mengenai 12 indikator. Seluruh sebagai proses seorang individu belajar
data diisi secara lengkap sesuai instrumen berintegrasi sesamanya dalam suatu
profil kesehatan keluarga (Prokesga). masyarakat menurut sistem nilai, norma dan
Selanjutnya melalui aplikasi atau secara adat istiadat yang mengatur masyarakat yang
manual puskesmas menghitung nilai Indeks bersangkutan.
Keluarga Sehat (IKS) dengan standar Dari pengertian diatas, dapat dikatakan,
beradasrkan 3 kategori yaitu: (1) jika nilai bahwa sosialisasi adalah upaya penyebaran
IKS < 0,500 maka masuk kategori kurang informasi, transfer pengetahuan dan proses
sehat; (2) jika nilai IKS antara 0,500–0,800 belajar seorang indifidu atau mayarakat
maka masuk kategori Pra sehat; dan (3) jika perihal nilai, norma, aturan, kebijan atau
nilai IKS > 0,800 maka masuk kategori sehat program yang mengatur kehidupan
Adapun 12 indikator yang dimaksud, masyarakat bersangkutan.
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Tahap-tahap Sosialisasi
nomor 39 tahun 2016, terdiri dari: (1)
Menurut George Herbert Mead dalam Tjipto,
Keluarga mengikuti Program KB; (2) Ibu
(2008), proses sosialisasi seseorang dapat
melahirkan di Fasilitas kesehatan; (3) Bayi melalui tahap-tahap: (1) Tahap persiapan
mendapat imunisasi dasar lengkap; (4) Bayi (Preparatory Stage), yakni saat seorang
mendapatkan ASI eksklusif; (5) Balita mempersiapkan diri untuk mengenal dunia
mendapatkan pemantauan dan pertumbuhan; sosialnya, termasuk untuk memperoleh
(6) Penderita TBC mendapatkan pengobatan pemahaman tentang diri; (2) Tahap meniru
sesuai standar; (7) Penderita hipertensi (Play Stage), ditandai dengan semakin
mendapatkan pengobatan secara teratur; (8) sempurnanya seorang menirukan peran-
Penderita gangguan jiwa mendapatkan peran; (3) Tahap siap bertindak (Game
pengobatan dan tidak diterlantarkan; (9) Stage), peniruan mulai berkurang disertai
Anggota keluarga tidak ada yang merokok; adanya peran yang dimainkan sendiri dengan
(10) Keluarga sudah menjadi peserta JKN; penuh kesadaran; (4) Tahap penerimaan
(11) Keluarga mempunyai akses air bersih; norma kolektif (Generalized
Stage/Generalized other) yakni seseorang
(12) Keluarga mempunyai akses jamban
telah dianggap dewasa, dapat menempatkan
sehat.
dirinya dalam masyarakat secara luas.
Dengan kata lain, ia menyadari pentingnya
Sosialisasi peraturan, kemampuan bekerja sama bahkan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dengan orang lain yang tidak dikenalnya.
(KBBI), Sosialisasi diartikan upaya
memasyarakatkan sesuatu sehingga dikenal, Sumber Daya Manusia (SDM)
dipahami, dihayati oleh masyarakat atau Sumber daya manusia meliputi daya
pemasyarakatan. Menurut Tjipto (2008), pikir serta daya fisik pada setiap individu.
sosialisasi adalah sebuah proses penanaman Lebih jelasnya SDM merupakan suatu
atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan kemampuan pada setiap manusia yang
dari satu generasi ke generasi lainnya dalam ditentukan oleh daya pikir serta daya
sebuah kelompok atau masyarakat. Oleh fisiknya. SDM menjadi unsur yang sangat

305
penting dalam berbagai kegiatan yang Hubaybah dan Dwi Noerjoedianto (2018),
dilakukan. Meskipun peralatan yang ada pada akhir-akhir ini, anggaran berbasis
cukup canggih, tanpa adanya SDM kinerja (performance budgeting system)
berkualitas hal tersebut tidak akan berarti menjadi pilihan dalam penyusunan
apa-apa. Sebab daya pikir merupakan modal perencanaan anggaran sesuai Keputusan
dasar yang dibawa sejak lahir sedangkan Menteri Dalam Negeri Nomor 36 Tahun
2006 yang telah diubah menjadi Peraturan
keahlian dapat diperoleh dari usaha (belajar
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun
dan pelatihan).Kecerdasan seseorang dapat
2007.
diukur dari tingkat Intellegence Quotient (IQ)
Titik berat sistem anggaran berbasis
dan Emotional Quality (EQ) (Hasibuan,
kinerja terletak pada segi manajemen
2003).
Berkaitan dengan pengertian diatas, anggaran, yaitu dengan memperhatikan baik
maka pengembangan Sumber daya manusia segi ekonomi dan keuangan pelaksanaan
(SDM) dilakukan dengan menumbuhkan dan anggaran, maupun hasil fisik yang
meningkatkan potensi fisik dan psikis yang dicapainya. Anggaran berbasis Kinerja
dimilikinya, sesuai kebutuhan dalam rangka didasarkan pada hasil proses perencanaan
pencapaian tujuan program lembaga atau yang realistis dan sistimatis. Proses
organisasi. perencanaan tersebut akan menjamin adanya
kesinambungan dan konsistensi antara
Anggaran masalah, tujuan, kegiatan; output atau kinerja
Menurut Garrison, Norren and Brewer kegiatan; dan input yang diperlukan untuk
(2007), Anggaran adalah rencana terperinci melaksanakan kegiatan tersebut (Gani, 2004
tentang perolehan dan penggunaan sumber dalam Saifuddin, 2007),
daya keuangan dan sumber daya lainnya Ciri lain dari anggaran berbasis
selama suatu periode waktu tertentu Oleh kinerja adalah keseimbangan antara anggaran
Nafarin (2007,) menyatakan bahwa anggaran untuk kegiatan pelayanan langsung berupa
adalah suatu rencana kuantitatif (satuan kegiatan pelayanan individu (penemuan
jumlah) periodik yang disusun berdasarkan kasus dan pengobatan kasus) dan kegiatan
pelayanan masyarakat (intervensi faktor
program yang telah disahkan.
resiko lingkungan, perilaku dan
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun pemberdayaan masyarakat) dengan kegiatan
2010 tentang Standar Akuntansi penunjang berupa kegiatan manajemen dan
Pemerintahan, menegaskan bahwa anggaran kegiatan pengembangan kapasitas
merupakan pedoman tindakan yang akan
dilaksanakan pemerintah meliputi rencana
pendapatan, belanja, transfer, dan METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis
pembiayaan yang diukur dalam satuan
penelitian kualitatif. Sebagaimana menurut
rupiah, yang disusun menurut klasifikasi Moleong, (2007) jenis penelitian kualitatif
tertentu secara sistematik untuk satu periode. yaitu penelitian yang bermaksud untuk
Pengertian diatas menunjukkan memahami tentang apa yang dialami oleh
anggaran berkaitan dengan perencanaan subjek penelitian secara holistic. Adapun
program atau kegiatan. Berkaitan dengan
fakta penelitian diungkap dengan metode
uraian ini, Menurut Gani (2004) dalam
atau cara deskripsi, yakni penguraian dalam

306
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu dengan kode (I-6). Berikut Perwakilan
konteks khusus yang alamiah. keluarga wilayah kerja Puskesmas
Tomalou berjumlah 24 orang terdiri dari 3
perwakilan per 1 kelurahan/desa. Jawaban
Waktu dan Lokasi Penelitian seluruh informan ini direduksi dalam
Penelitian ini dilaksanakan bulan April fariasi jawaban informan dengan kode (I-
– Agustus 2019, di Puskesmas Soasio, 7).
Puskesmas Tomalou dan Dinas Kesehatan Adapun data sekunder bersumber dari
Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku penelusuran dokumen. Dokumen dimaksud
Utara. adalah dokumen kebijakan, aturan, pedoman
pelaksanaan, dokumentasi berbentuk foto
Sumber Data serta dokumen administrasi pelaksanaan
Berdasarkan sumber pengambilannya, kegiatan berkaitan dengan pelaksanaan PIS-
data penelitian ini terdiri dari Data Primer PK tingkat pukesmas.
dan Data Sekunder. Ssebagimana
dikemukakan Sugiyono (2013), Data Primer, Variabel Penelitian
yang dikumpulkan oleh peneliti berupa Variabel dalam penelitian ini adalah
jawaban informan atas pertanyaan penelitian proses sosialisasi, ketersediaan sumber daya
dan hasil observasi penelusuran fakta. manusia (SDM), ketersediaan anggaran dan
Sumber data primer penelitian ini alat kesehatan, ketersediaan administrasi
adalah orang/pelaku yang terlibat langsung profil kesehatan keluarga “prokesga” dan
dengan pelaksanaan kegiatan PIS-PK, paket informasi keluarga “pinkesga”
dengan pengelopokan informan sebagai Puskesmas Kota Tidore Kepulauan dan
berikut:: ketersediaan roadmap atau peta strategi.
a. Informan Kunci, terdiri dari: Kordinator
Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
PIS-PK Puskesmas Soasio dengan kode
Yang Diganakan
informan (I-1) dan Kordinator PIS-PK
Pengumpulan data primer dilakukan
Puskesmas Tomalou dengan kode (I-2);
dengan menggunakan pedoman wawancara,
b. Informan Utama, Kordinator PIS-PK
dan dengan melakukan observasi serta
Dinas Kesehatan Kota Tidore Kepulauan interview. Sebagaimana menurut Gulo
dengan kode informan (I-3); (2010), bahwa dalam melaklukan interview,
c. Informan tambahan, yang terdiri dari instrumen utama yang digunakan adalah alat
Kepala Puskesmas Soasio dengan kode perekam,
informan (I-4) dan Kepala Puskesmas Untuk pengumpulan data sekunder
Tomalou dengan kode (I-5); dilakukan melalui penelusuran dokumen.
d. Informan pembanding untuk berkaitan pelaksanaan PIS-PK di tingkat
pengujian validitas data, terdiri dari: puskesmas (Puskemas Soasio dan Puskesmas
perwakilan keluarga wilayah kerja Tomalou) di Kota Tidore Kepulauan.
Puskesmas Soasio berjumlah 36 orang, Validitas atau Keabsahan Data
mencakup 3 perwakilan keluarga per satu Keabsahan data diuji dengan teknik
kelurahan. Jawaban seluruh informan ini pemeriksaan untuk membuktikan data atau
direduksi dalam fariasi jawaban informan

307
informasi yang telah dikumpulkan benar- dengan kode informan (I-6), terdapat masing-
benar sesuai dengan fakta, objektif dan dapat masing 1 perwakilan dari 3 kelurahan
dipertanggung-jawabkan secara ilmiah. (Kelurahan Topo Tiga, Kelurahan Topo dan
Pemeriksaan ini dilakukan melalui dua teknik Kelurahan Gurabunga) yang mengatakan
triangulasi yang dikemukakan oleh Hamidi “...maaf saya tidak/kurang tahu”. Fakta ini
(2004), yakni triangulasi metode: dan terjadi selain disebabkan kelemahan petugas
triangulasi sumber. dalam memberikan sosialisasi atau
penjelasan kepada keluarga, dapat pula
Analisis Data
disebabkan karena saat kunjungan petugas
Analisis data dalam penelitian ini tidak semua keluarga ditemui, beberapa
dilakukan selama dan setelah pengumpulan keluarga tidak berada ditempat saat petugas
data. Data dianalisis dalam tiga tahap, yakni: melakukan kunjungan.
Tahap Reduksi, merupakan proses seleksi, Berbeda dengan fakta wawancara
klasifikasi dan pemfokusan, pengabstrakan perwakilan keluarga di wilayah kerja
kemudian mentransformasikan data kasar Puskesmas Tomalou, seluruh perwakilan
pada waktu pengumpulan kadalam formulasi keluarga yang tergolong dalam informan
kata yang baku. Selanjutnya Tahap Penyajian tujuh (I-7), menjawab mengetahui terkait
Data, sebagaimana menurut Miles dan program PIS-PK yang diimplementasikan
Huberman (2007), yakni menemukan pola- melalui kunjungan petugas puskesmas ke
pola yang bermakna serta memberikan rumah..
kemungkinan adanya penarikan simpulan Uraian diatas menunjukkan secara
serta memberikan tindakan. Terakhir adalah umum petugas yang melakukan kunjungan
Tahap Penarikan Kesimpulan, yakni keluarga mampu menyampaikan tujuan serta
penarikan kesimpulan dari semua data yang uraian program PIS-PK secara baik, sehingga
telah diperoleh sebagai hasil penelitian. keluarga yang dikunjungi memamhami
program yang sedang dilaksanakan oleh
HASIL PENELITIAN
puskesmas.
Proses Sosialisasi
Hasil penelitian ini menunjukkan
Sosialisasi dilakukan sebagai tahap
proses sosialisasi program mendapatkan
awal pelaksanaan kegiatan PIS-PK. Berawal
respon baik dari keluarga, karena terbentuk
dari petugas pelaksana, kemudian soisalisasi
pemahaman, bahwa puskesmas
formal dalam rapat lintas sektor dan
menghadirkan pelayanan kesehatan dirumah
selanjutnya pada kunjungan di rumah
keluarga, dan memudahkan keluarga
keluarga masyarakat.
menyelesaikan masalah kesehatan yang
Fakta wawancara menunjukkan
dihadapi. Ini sesuai amanat Peraturan
program ini telah disosialisasi dengan baik,
Menteri Kesehatan nomor 39 tahun 2016,
sebagiman terungkap dari pernyataan
puskesmas tidak hanya menyelanggarakan
Informan (I-1),(I-2), (I-3),(I-4) dan (I-5).
kegiatan di dalam gedung tetapi juga keluar
Meski demikian tidak semua petugas mampu
gedung dengan melakukan kunjungan rumah.
melakukan sosialisasi PIS-PK saat
Agar sosialisasi dapat berjalan dengan
melakukan kunjungan rumah, hal ini
baik dan menyentuh seluruh anggota
diketahui dari hasil wawancara terhadap
keluarga masyarakat, diperlukan koordinasi
informan pembanding 39 perwakilan
mulai dari kelurahan, RT, RW serta
keluarga di wilayah kerja Puskesmas Soasio
308
masyarakat sehingga memperlancar proses yang melakukan kunjungan kerumahnya, 14
kunjungan Rumah (Zahratul Aini, 2018). perwakilan keluarga menjawab 3 orang
petugas yang melakukan kunjungan ke
rumahnya dan 7 perwakilan keluarga yang
menjawab 4 orang petugas yang berkunjung
ke rumah”. Selanjutnya dari 24 perwakilan
Ketersediaan Sumber Daya Manusia
keluarga dalam wilayah kerja Puskesmas
Sumber Daya Manusia (SDM) yang Tomalou, menjawab terdapat 2 orang yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan PIS-PK melakukan kunjungan ke rumahnya. Uraian
diungkapkan oleh informan (I-1), bahwa di ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan
Puskesmas Soasio terdapat 1 (satu) tim per PIS-PK dikedua puskesmas terdapat
kelurahan yang dibentuk dengan Surat dukungan SDM yang secara fungsional dapat
Keputusan Kepala Puskesmas, melaksanakan tugas pembinaan dan
beranggotakan 2-7 orang per kelurahan. pelayanan kesehatan keluarga secara optimal
Diungkapkan juga informan (I-2), bahwa di sesuai yang dibutuhkan.
Puskesmas Tomalou juga terdapat 1 tim yang Ketersediaan SDM pada puskesmas
telah dibentuk sejak tahun 2018, juga didukung dengan unsur SDM lintas
beranggotakan 4 orang. sektor yaitu camat, lurah, organisasi pemuda
Diungkapkan pula oleh informan (I-4), di tingkat kelurahan, tokoh masyarakat dan
bahwa di terkait PIS-PK, di puskesmas tokoh agama serta masyarakat. Keterlibatan
Soasio terdapat tim yang bentuk dan SDM lintas sektor dalam pelaksanaan PIS-
ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala PK ini ditetapkan dengan. SK Kepala Dinas
Puskesmas Nomor 440/SK-07/11/2018 Kesehatan nomor: 144/SK-DINKES/2019
tentang Penetapan Tim Pembina Wilayah tentang Pembentukan Tim Pembina Cluster
Pada UPT Puskesmas Soasio Kota Tidore Binaan, Tim Pembina PIS-PK dan Tim
Kepulauan. Surat keputusan menetapkan 1 Pembina Standar Pelayanan Minimal (SPM)
tim yang terdiri dari 13 tim kecil pembina Dinas Kesehatan Tahun Anggaran 2019.
wilayah kelurahan, terdapat koordinator dan
Dari apek kompetensi, SDM yang
anggota per kelurahan dengan jumlah
tersedia terukur karena sebagian telah
personil 2-7 orang. Oleh Informan (I-5), di
mendapatkan pelatihan dan menerima materi
puskesma Tomalou membentuk 1 tim dari
tahun 2018, dengan Surat Keputusan Kepala sosialisasi dari Dinas Kesehatan., namun
Puskesmas nomor: 800/02.1/PKM- masih perlu ditingkatkan karena belum
TML/11/2018 tentang Tim Pengelola PIS- seluruh SDM yang telah mengikuti pelatihan.
PK di UPT Puskesmas Tomalou., Tim ini Kinerja SDM berdarsarkan obesrvasi
terdiri dari 4 orang. dan interviw informan pembanding dari
Pengujian validitas data variabel ini unsur perwakilan keluarga. Secara umum
dengan triangulasi sumber, melalui diakui dikunjungi oleh 2-4 orang petugas
wawancara informan pembanding secara regulier. Ini menunjukan pelaksanaan
memperlihatkan bahwa 39 perwakilan PIS-PK oleh puskesmas sesuai dengan
keluarga pada seluruh wilayah kerja pedoman pelaksanaan, yaitu (a) menyentuh
Puskesmas Soasio, terdapat 18 perwakilan langsung sasaran utamanya adalah keluarga;
keluarga yang menjawab ada 2 orang petugas

309
(b) mengutamakan upaya promotif-preventif, yang berarti pula terdapat jaminan sumber
diserta penguatan upaya kesehatan berbasis pembiyaaan yang jelas.
masyarakat (UKBM); (c) kunjungan Dalam hal aspek perencanaan, hasil
dilakukan secara aktif untuk peningkatan penelusuran dokumen anggaran
outreach serta total coverage; dan (d) menunjukkan, anggaran kegiatan puskesmas
dilaksanakan dengan pendekatan siklus termasuk belanja alat kesehatan semuanya
kehidupan atau life cycle approach. tersusun dalam dokumen perencanaan
puskesmas, mulai dari Rencana Usuluan
Ketersediaan Anggaran dan Alat Kegiatan (RUK) serta Rencana Pelaksanaan
Kesehatan Kegiatan (RPK). Uraian ini menunjukkan
Ketersediaaan anggaran dan sarana bahwa aspek sarana dan prasarana serta
selain dinilai dari aspek sumber dan akses anggaran dalam implementasi program PIS-
dukungan juga dilihat dari aspek perencanaan PK telah disusun berdasarkan mekanisme
dan aspek pelaksanaan anggaran penganggaran.
Dari aspek sumber perolahan anggaran Aspek pelaksanaan anggaran pun
dan sarana, fakta wawacara informan I-4 dan menjunjukkan hal yang sama bahwa terdapat
I-5 yang berstataus kepala puskesmas ketersediaan anggaran dan alat kesehatan
manyatakan dukungan pemenuhan sarana yang memadai dalam pelaksanaan program
dan prasarana untuk operasional pelaksanaan PIS-PK, sebagaimana dinyatakan oleh
PIS-PK, bersumber dari BOK, kapitasi JKN informan (I-6) dan (I-7) sebagai pembanding
serta klem rujukan. Selanjutnya perihal (perwakilan keluarga) bahwa setiap petugas
apakah sarana dan prasarana yang tersedia di yang melakukan kunjungan membawa
puskesmas memadai untuk pelaksanaan PIS- peralatan seperti tensimeter juga timbangan.,
PK?, kedua informan menyatakan bahwa Anggaran operasional petugas juga
secara umum memadai, akan tetapi tergambar pada Daftar Pelaksanaan
diperlukan penambahan, agar dapat Anggaran Dinas Kesehatan dan dokumen
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan pelaksanaan anggaran di Puskesmas Soasio
pada saat kunjungan berupa intervensi dan Puskesmas Tomalou.
kondisi kesehatan keluarga dan kebutuhan Kondisi tersebut diatas juga
ketersediaanya untuk pelayanan kesehatan di menunjukan manajemen puskesmas telah
puskesmas. diarahkan pada upaya pelaksanaan PIS-PK.
Dari aspek akses dukungan sarana, dengan tidak mengabaikan pelayanan kuratif
melalui pengisian Aplikasi Sarana Prasarana dan rehabilitatif. Hal ini terlaksana karena
Alat Kesehatan (ASPAK), telah dilakukan puskesmas memiliki anggaran serta didukung
pengisian oleh kedua puskesmas namun oleh sarana dan prasarana yang memadai
belum ada penambahan sarana yang sesuai dengan Permenkes 75 tahun 2014
dibutuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Meski
terdapat pengawasan dan pembinaan masih terdapat kekurangan namun program
terhadap ketersediaan sarana untuk menjamin dapat di impelementasikan di masyarakat.
pelaksanaan layanan kesehatan oleh Ketersediaan PROKESGA dan
puskesmas dalam implementasi PIS-PK
PINKESGA dalam Pelaksanaan PIS-PK
sesuia dengan standar pelayanan yang baik,

310
Berdasarkan hasil wawancara stiker serta surat rujukan. Oleh Informan (I-
menunjukkan bahwa instrumen yang 3), juga menyebutkan terdapat bantuan dinas
dibutuhkan dalam melakukan kunjungan ke kesehatan dalam menyediakan instrumen
rumah telah tersedia yakni Aplikasi Prokesga dan mendampingi penginstalan
Prokesga, akan tetapi kendala yang dihadapi untuk lamptop dan android, juga formulir
adalah berkaitan dengan pemfungsian prokesga manual. Bantuan lainnya adalah
aplikasi tersebut tergantung pada ketersedian penyediaan Pinkesga pada seluruh
jaringan internet. Sehubungan dengan itu puskesmas. Selain itu bantuan vasilitasi
maka dilapangan untuk kelurahan yang puskesmas untuk mendapatkan nomor akun
koneksi jaringan internetnya kurang bagus, dari Pusat Data dan Informasi (Pusdatin)
kebanyakan yang dilakukan oleh tim petugas Kementerian Kesehatan.
adalah pengumpulan data dengan Hasil wawancara diatas, sejalan dengan
menggunankan formulir manual, setelah data amanat Peraturan menteri Kesehatan nomor
terkumpul kemudian dilakukan pengimputan 39 tahun 2015 bahwa pelaksnaan program
ketika telah tersedia jaringan atau berada PIS-PK melalui kegiatan kunjungan rumah
pada wilayah cakupan layanan internet. Hal harus disertai dengan ketersediaan
ini sebagaimana diungkapkan oleh informan administrasi berupa formulir Pinkesga (paket
(I-1) dan informan (I-2) terkait pertanyaan Informasi Kesehatan Keluarga) yang
wawancara perihal instrumen apa yang berisikan 12 indikator PIS-PK sehingga
digunakan saat melaksanakan kunjungan menjadi bahan edukasi petugas kesehatan
keluarga PIS-PK, berikut jika menggunakan dalam melakukan kunjuungan rumah awal
Aplikasi Keluarga Sehat apakah ada kendala serta petugas harus membawa Profil
dalam menggunakanya. Lebih lanjut Kesehatan Keluarga (Prokesga) sebagai
informan (I-2) mengungkapkan terdapat instrumen dalam mengukur 12 indikator PIS-
kendala keluhan yang disampikan keluarga PK dalam tiap keluarga.
bukan hanya 12 indikator dalam pinkesga, Berdasarkan observasi pemeriksaan
melainkan ada keluhan sakit yang lain. dokumen terkait, ditemukan terdapat
Berkaitan dengan keluhan ini ada pula yang dokumentasi kunjungan dan pemberian
langsung petugas berikan surat rujukan untuk edukasi kepada pihak keluarga, dokumentasi
segera ke puskesmas guna dilakukan alat peraga seperti leaflet Pinkesga yang
perawatan lanjutan. Uraian ini menujukkan dibawa saat kunjungan lapangan, serta
bahwa pelaksanaan PIS-PK dikedua shootscreen laman prokesga yang telah
puskesmas terimplementasi berdasarkan dilakukan penginputan data.
perencanaan yang jelas disertai dukungan Hasil penelitian ini menunjukkan
instrumen yang memadai. bahwa instrumen pendataan administrasi
Validasi data berdasarkan dikonfirmasi Prokesga dan perangkat edukasi Pinkesga
informan pembanding (I-6) dan (I-7), petugas tersedia dan sangat menunjang pelaksanaan
mambawa perangkat berupa liflet buku, kegiatan untuk pencapaian tujuan PIS-PK.
formulir manual prokesga dan instrumen
obline prokesga, tensi meter, termometer dan

311
Ketersediaan Roadmap minilokakarya, serta dokumen roadmap PIS-
Hasil Wawancara informan (I-1) dan PK Puskesmas tahun 2017, 2018 dan 2019,
(I-2),menjelaskan sebelum dilakukan dokumen rencana tindak lanjut dan peran dan
kunjungan rumah dilakukan minilokakarya tanggungjawab lintas sektor, rencana usulan
dengan agenda evaluasi pelayanan kesehatan kegiatan (RUK) tahun 2018 dan 2019.
yang telah dilakukan puskesmas, selanjutnya Laporan Pelaksanaan Kegiatan PIS-PK
menyusun rencana mulai dari jenis kegiatan Tahun 2018 dan dokumen Persentasi Capaian
yang akan dilakukan saat kunjungan keluarga Standar Pelayanan Minimal.
berkaitan dengan 12 indikator PIS-PK, Fakta wawancara ini menunjukan,
kebutuhan perlengkapan, menetapkan baik puskesmas Soasio maupun Puskesmas
petugas kunjungan pada setiap Tomalou melakukaan tahapan penyunan
kelurahan/desa, jadwal serta anggaran yang roadmap setelah melakukan kunjungan
di butuhkan. Termasuk kunjungan lanjutan rumah ditahun berjalan dan mengetahui nilai
ketika ada kondisi kesehatan keluarga yang indek keluarga sehat (IKS), kemudian
membutuhkan intervensi. Iinforman (I-3), (I- melakukan evaluasi perihal adanya kendala
4) dan (I-5) juga mengkonfirmasi perihal atau masalah dalam pelaksanaan pelayanan
adanya pembahasan Roadmap menyangkut
kesehatan dalam lingkup PIS-PK pada tahun
peningkatan IKS dalam 1 atau 2 tahun
berkenaan. Dengan menyusun roadmap
kedepan serta kondisi keluarga berdasarkan
diakui memberikan kemudahan dalam
12 indikator yang akan dilakukan intervensi
lanjut dengan pencantumannya dalam RUK membuat skala prioritas menyelesaikan
ditahun akan datang. masalah baik berkaitan dengan 12 indikator
Hasil validasi data melalui interviu PIS-PK maupun masalah kesehatan lainnya,
informan pembanding (I-6) dan (I-7) sekaligus meningkatkan efektifitas pelayanan
diketahui terdapat perwakilan keluarga yang kesehatan.
menerima kunjungan setiap 2 bulan sekali di Hasil penelitian variabel ini juga
tahun 2018. Terdapat 2 perwakilan keluarga mengkonfirmasikan perihal kinerja SDM
menerima kunjungan petugas setiap minggu dalam pelaksanaan PIS-PK di puskesmas
selama 1-2 bulan karena ada anggota sejalan dengan siklus manajemen puskesmas
keluarga mengidap TBC. Terdapat pula 18 sesuai Peraturan Menteri Kesehatan nomor
perwakilan keluarga di wilayah kerja kedua 44 tahun 2016, dimana proses penyusunan
puskesmas menerima arahan dan melakukan perencanaan program kegiatan tahun yang
persalinan di puskesmas, selanjutnya telah akan datang disusun berdasarkan analisis
menjalani program Keluarga Berencana. masalah yang bersumber dari hasil Pendataan
Berikut 6 perwakilan keluarga menyebutkan PIS-PK di tahun berjalan. kemudian
sering telah diberitahukan akan mendapat dilakukan Survey mawas diri, minilokakarya
kunjungan namun dibatalkan karena kondisi melakukan evaluasi dan penuyusnan
cuaca. dokumen perencanaan tindak lanjut dan
Tiangulasi sumber dalam bentuk Rencana Usulan Kegiatan (RUK) tahun yang
penelusuran dokumen memperlihatkan akan datang.
terdapat notulen minilokakarya di kedua
puskesmas, daftar hadir atau absen peserta KESIMPULAN
minilokarya, dokumentasi (foto) kegiatan

312
a. Secara umum, pelaksanaan PIS-PK bentuk sistem aplikasi maupun manual.
tingkat puskesmas di Kota Tidore Hal ini menunjang implementasi
Kepulauan telah dimplementasikan sesuai program. Meski demikian perlu dilakukan
dengan pedoman penyelenggaraan verivikasi dan pemutakhiran secara
program tersebut. Diperlukan upaya kontinu, sesuai perkembangan kondisi
paningkatan terhadap sejumlah aspek keluarga. Paket Informasi Keluarga
diantaranya aspek sosialisasi, kapasistas (PINKESGA) juga tersedia cukup
SDM, ketersediaan anggaran dan alat memdai sebagai instrumen edukasi
kesehatan serta konsistensi pelaksanaan keluarga dalam menangani permasalahan
roadmap. kesehatan yang dialami.
b. Dalam hal proses sosialisasi PIS-PK telah f. Implementasi PIS-PK tinglkat Puskesmas
dilaksanakan sesuai tujuan sosialisasi di Kota Tidore Kepulauan berjalan dengan
program serta tahapan dalam perencanaan baik karena adanya roadmap atau peta
kegiatan program. Meski demikian perlu strategi yang disusun dalam bentuk
peningkatan efektifitasnya dalam dokumen rencana kegiatan dan disepakati
menciptakan sinergi antar sektor dan bersama unsur terkait dalam forum lintas
unsur kepentingan, terutama sektor sebagai acuan pelaksanaan kegiatan
masyarakat/keluarga sasaran program. pelayanan kesehatan.
c. Ketersediaan Sumber Daya Manusia
(SDM) ditingkat puskesmas dapat Saran
dikatakan sesuai dengan kebutuhan a. Kegiatan sosisilaisasi saat kunjungan
jumlah SDM dalam pelaksanaan program rumah masih harus terus dilakukan untuk
pada wilayah kerja setiap puskesmas. menjamin seluruh keluarga mengertahui
Meski demikian masih perlu dilakukan tujuan dilakukan program PIS-PK.
pemantauan serta evaluasi kinerja b. Dinas kesehatan perlu melakukan evaluasi
sekaligus peningkatan kompetensi melalui dilapangan dengan melakukan uji kualitas
pelatihan dalam rangka lebih kunjungan rumah untuk mengukur
meningkatkan kinerja pelayanan dalam kualitas data yang telah dikumpul petugas
implementasi PIS-PK. bina wilayah puskesmas masing-masing.
d. Dari aspek anggaran tersedia cukup c. Diperlukan peran serta pemerintah
memadai, tetapi masih diperlukan alokasi kelurahan dan desa dalam memotivasi
anggaran untuk penambahan alat masyarakat untuk dapat meluangkan
kesehatan agar tidak terjadi tumpah tindih waktunya, menerima petugas bina wilayah
penggunaan, antara penggunaan dalam melakukan kunjungan rumah, sebagai
pelaksanaan kunjungan intervensi kondisi bentuk tindakan kooperatif agar dapat
masyarakat, dan kebutuhan ketersediaan membantu petugas melakukan pendataan,
alat untuk pelayanan di puskesmas. edukasi serta intervensi tindak lanjut guna
e. Dari aspek ketersediaan data administrasi meningkatkan Indeks kesehatan
Profil Kesehatan Keluarga keluaraga.
(PROKESGA), tersedia baik dalam d. Diperlukan peneliatian lebih lanjut, untuk
menganalisis data 12 indikator hasil
313
pelaksanaan kunjungan rumah serta s/download/pusdatin/buletin/buletin-
efektifitas intervensi lanjut dalam pispk.pdf. diunduh tanggal 10/4/2019
meningkatkan indeks keluarga sehat. Gulo. 2010. Metodologi Penelitian.
Grasindo. Jakarta.
Hadari Nawawi, 2008. Manajemen Sumber
DAFTAR PUSTAKA Daya Manusia: Untuk Bisnis yang
Anwar Prabu Mangkunegara, A.A. 2011.
Kompetitif, Yogyakarta: Gadjahmada
Manajemen Sumber Daya Manusia University Press
Perusahaan. PT.Remaja Rosda Karya, Hamidi, 2004. Metode Penelitian Kualitatif:
Bandung. Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal
Diana, Melva. 2014. Pelaksanaan Program dan Laporan Penelitian. Malang: UMM
Hidup bersih dan Sehat (PHBS). Jurnal Press.
KesehatanMasyarakat.Vol.8No.1. Hasibuan, M. 2003. Organisasi dan Motivasi
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.ph Dasar Peningkatan Produktivitas. Bumi
p/kemas/article/viewFile/2832/2892 Aksara. Jakarta
Diunduh tanggal 22/3/2019 Hubaybah dan Dwi Noerjoedianto, 2018.
Fauziah, A.N. 2016.Keluarga Sehat Analisis Pembiayaan Program
Berdasarkan Pendekatan Keluarga. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Kelurahan Mojongoso Surakarta. terhadap Indikator Capaian sesuai
(online) Standar Pelayanan Minimal (SPM)
https://jurnal.stikesmus.ac.id/index.php bidang Kesehatan di Dinas Kesehatan
/JKebIn/article/viewFile/165/139 Kota Jambi Tahun 2016. Jurnal Kesmas
Diunduh tanggal 17/2/2019 Jambi (JKMJ) Vol. 2, No. 1, Maret
Ferdiansyah,D. 2016. Metode Pendekatan 2018.(Online) https://online-
Keluarga, Terobosan Baru dalam journal.unja.ac.id/jkmj/article/view/65
Pembangunan Kesehatan di 46 . Diunduh tanggal 22/3/2019.
Indonesia.(online). Majalah Laelasari,E. dan Anwar, A. 2017. Evaluasi
Farmasetika, Vol.1 No.4,2016. kesiapan program Indonesia sehat
https://jurnal.unpad.ac.id/farmasetika/a dengan pendekatan keluarga, (online).
rticle/view/10368 Diunduh tanggal Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 16 No 2,
17/2/2019 September 2017 : 57–72.
Fransisca, Maria. 2015. Pembuatan Road https://media.neliti.com/media/publicati
Map Hasil Penelitian dan Perencanaan ons/222923-evaluasi-kesiapan-
di Bidang Air bersih. (online). pelaksanaan-program-in.pdf Diunduh
http://digilib.its.ac.id/public/ITS- tanggal 17/2/2019
dergraduate-16281-Paper-572640.pdf Miles, Mattew B dan Amichael Huberman.
Diunduh tanggal 22/3/2019 2007. Analisis Data Kualitatif Buku
Garrison, Noreen, dan Brewer. 2007. Sumber tentang Metode-Metode Baru.
Akuntansi Manajerial. Edisi ke-11. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohisi.
Salemba Empat. Jakarta. Jakarta: Universitas Indonesia.
Gita Maya Koemara Sakti (2017) Moleong, Lexy J.2007. Metodologi
Mewujudkan Indonesia Sehat dengan Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi.
Pendekatan Keluarga. Buletin Jendela Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Data dan Informasi Kesehatan, Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan.
Semseter I thn 2017. Jakarta. (online) Salemba Empat. Jakarta.
https://pusdatin.kemkes.go.id/resource

314
Pujosiswanto Kuntum Hartomo, Paluturi
Sukri, Ishak Hasanuddin. 2018. Policy
Implementation of Healthy Indonesia
Program Trough Family Approach (PIS-
PK) in Community Health Center of
Polewali Mandar Regency.
http://www.sphinxsai.com/2018/ch_vol
1 no8/2/(199-203)V11N08CT.pdf
Diunduh tanggal 4/4/2019
Putu Ayu dan I Ketut Sudiana (2018),
Penganggaran Berbasis Kinerja
dalam Pelayanan Kesehatan. Bahan Ajar
PSKM UNUD. (Online)
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_p
endidikan_dir/412cefe1319620d983538
e5ec0b2037b.pdf . Diunduh tanggal
24/3/2019.
Saifuddin, 2007. Analisis Perencanaan Dan
Penganggaran Program Kesehatan Ibu
Dan Anak Pada Puskesmas Di Kota
Banjar Jawa Barat Tahun 2007. Tesis
Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro. Semarang. (Online)
https://core.ac.uk › download › pdf.
Diunduh tanggal 23/3/2019
Siagian, S. 2006. Manajemen Sumber Daya
Manusia, Kebijakan Kinerja Karyawan.
BPFE, Yogyakarta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D.Bandung:
Alfabeta.
Tjipto Subadi, 2008, Sosiologi. Penerbit
FKIP-UMS. Surakarta.
Zahratul Aini. Manajemen Pemerintahan
dalam pelayanan Kesehatan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga (PIS-PK) di Kecamatan
Pekanbaru Kota Kota Pekanbaru Tahun
2017 -2018 JOM FISIP Vol 6 Edisi I
Januari – Juni 2019 di unduh pada
tanggal 29 januari 2020.

315

You might also like