You are on page 1of 10

JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA

VOLUME 02 No. 02 Juni 2013 Halaman 151 - 160


Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia
Artikel Penelitian

ANALISIS KEBIJAKAN JAMINAN KESEHATAN KOTA BENGKULU


DALAM UPAYA EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS PELAYANAN
DI PUSKESMAS
POLICY ANALYSIS OF BENGKULU CITY HEALTH INSURANCE AS AN
EFFORT TO IMPROVE EFFICIENCY AND EFFECTIVENESS OF
PRIMARY HEALTH CENTERS

Yandrizal1, Betri Anita1, Desri Suryani1


1
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Bengkulu

ABSTRACT more focus in efforts to control the causes of disease. Improve


Background. Mayor of Bengkulu Regulation Number 13 Year policy management of Jamkeskot by submitting the management
2012 on The Implementation Guidelines for State Health to an administering body, so that the Jamkeskot can apply the
Insurance Assistance Costs (Jamkeskot) in Bengkulu city is insurance principles where the strong help the weak, the
managed by the Secretariate of the Government of Community healthy help the sick, the rich help the poor; and also can
Welfare Section in Bengkulu. The cost of referral health care control the quality and cost of service.
in Provincial General Hospital could be made more efficient by
optimizing the role of community health centers as a curative, Keywords: Health Policy, Health Insurance, Gatekeeper
preventive and promotive health services. It is hoped to reduce
the number of visits for treatment and referral to hospital. The ABSTRAK
purpose of this study is to analyze the City Health Insurance Latar Belakang: Peraturan Walikota Bengkulu Nomor: 13 Ta-
policies in an effort to improve the efficiency and effectiveness hun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Biaya Jaminan
of primary health care and public health efforts to reduce the Kesehatan Kota (Jamkeskot) Kota Bengkulu yang dikelola oleh
number of visits for treatment and referral to hospital. Bagian Kesejahtraan Rakyat Sekretariat Pemerintah Kota Beng-
Method: The type of research is non-experimental research, kulu. Besarnya biaya pelayanan kesehatan rujukan di Rumah
or also called qualitative research. It is an exploratory research Sakit Umum Provinsi, dapat diefisiensikan dengan mengopti-
to find a new role of the city government and Administering malkan peran puskesmas sebagai pelayanan kesehatan kuratif
Agency to improve the efficiency and effectiveness of health dan promotif, preventif. Sehingga dapat menurunkan jumlah
services at the health center. kunjungan berobat dan rujukan ke rumah sakit. Tujuan penelitian
Unit of Analysis: 1) Community Health Center Unit 20, 2) ini melakukan analisis kebijakan Jaminan Kesehatan Kota dalam
organizing: PT. Askes 2 person and Community Welfare section upaya meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan kese-
2 person, 3) the City: Head of the Community Welfare Section hatan dasar dan upaya kesehatan masyarakat yang dapat
1 person, Bengkulu City Health Office 2 person. Data is collected menurunkan jumlah kunjungan berobat dan rujukan ke rumah
using interview using questionnaire as the instrument, and sakit.
documents review. Metoda: Jenis Penelitian ini non eksperimental atau disebut
Results: Bengkulu Jamkeskot policies have not applied the juga penelitian kualitatif, sedangkan berdasarkan tujuan, jenis
principle of insurance in which the organizers serves to control penelitian ini eksploratif (penjelajahan), untuk menemukan area
the quality and cost of health care provided in both basic baru yaitu peran Pemerintah Kota, Badan Penyelenggara untuk
services/primary and referral services. Most of the health meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan kesehatan di
centers tend to refer patients (67%) that are still within their Puskesmas.
authorization to provide care. The reason being: the health Unit Analisis: 1) Puskesmas 20 Unit, 2) Penyelenggaran : PT.
centers have limited equipment and drugs, and some patients Askes 2 orang dan Bag. Kesra 2 orang; 3) Pemerintah Kota :
demanded to be referred due to perceived bad quality of service Kelapa Bag. Kesra 1 orang, Dinas Kesehatan Kota Bengkulu 2
at the health centers. The Community Welfare section has not orang. Instrument adalah : 1) Pedoman Kuesioner. Pengumpulan
coordinated with the City Health Office to conduct training for data dengan cara : 1) Wawancara; 2) Observasi dokumen .
the health center in an effort to increase the effectiveness of Hasil Penelitian: Kebijakan Jamkeskot Bengkulu dilaksanakan
services. belum menerapkan prinsip asuransi, dimana penyelenggara
Recommendation: The City Government is to establish a berfungsi mengendalikan mutu dan biaya pelayanan kesehatan
team to conduct technical guidance supervision to health yang diberikan baik di pelayanan dasar/primer maupun di
centers to ensure that the health centers play the role of pelayanan rujukan.
gatekeeper and only refer patients that need complex care, Kesimpulan: Puskesmas merujuk pasien sebagian besar
providing medical equipment and drugs to the health centers (67%) masih berwenang puskesmas melakukan pengobatan,
with proposed funding from Bengkulu City budget and provincial Puskesmas merujuk karena peralatan dan obat yang terbatas
budget. The Health Centers are to provide routine counseling di Puskesmas, Pasien yang dirujukan sebagian memaksa untuk
on healthy behavior and IEC on nutrition and hygiene to every dirujuk karena pelayanan gratis dipuskesmas kurang berkua-
posyandu. The City Health Office provides technical guidance litas, Bagian kesra belum optimal melakukan koordinas dengan
in drafting POA for promotive and preventive activities to have Dinas Kesehatan Kota untuk melakukan pembinaan kepada

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 1 Maret 2013 151
Yandrizal, dkk.: Analisis Kebijakan Jaminan Kesehatan Kota Bengkulu

Puskesmas dalam upaya peningkatan efektifitas pelayanan. 2009 berjumlah 59.434 orang dan yang dirujuk 5484
Pelaksanaan Jamkeskot Belum menerapkan prinsip jaminan orang (9,2%), tahun 2010 berjumlah 62.002 orang
kesehatan sosial.
Saran: Pemerintah Kota membentuk Tim untuk melakukan dan dirujuk 6210 orang (10,0%), tahun 2011 ber-
bimbingan teknis kepada puskesmas agar merujuk pasien yang jumlah 61.953 orang dan dirujuk 5656 orang (9,1%).
benar-benar karena tidak berwenang lagi, melengkapi peralatan Jumlah rujukan dari puskesmas ke Rumah Sakit
medis dan obat-obatan dengan sumber dana dari APBD Kota Umum M. Yunus relatih masih tinggi.
Bengkulu, mengusulkan APBD Provinsi dan Dana. Puskesmas
memberi penyuluhan Perilaku hidup bersih dan KIE Gizi secara Pemerintah Kota Bengkulu memberlakukan pe-
rutin setiap posyandu. Dinas Kesehatan Kota memberi bim- layanan kesehatan gratis di puskesmas. Puskes-
bingan teknis penyusunan POA kegiatan promotif dan preventif mas sebagai pemberi pelayanan primer untuk melak-
seingga lebih focus dalam upaya pengendalian penyebab sanakan program Jaminan kesehatan masyarakat
penyakit yang banyak diderita masyarakat. Memperbaiki
kebijakan Jamkeskot dengan menyerahkan pengelolaan kepada dan Askes PNS, berdampak rendahnya motivasi pus-
badan penyelenggara, sehingga pelaksanaan Jamkeskot dapat kesmas dalam memberikan pelayanan. Besarnya
menerapkan prinsip asuransi yang kuat membantu yang lemah, biaya pelayanan kesehatan rujukan di Rumah Sakit
yang sehat membantu yang sakit, yang kaya membantu yang Umum Provinsi, dapat diefisiensikan dengan meng-
miskin serta dapat mengendalikan mutu dan biaya pelayanan.
optimalkan peran puskesmas sebagai pelayanan da-
Kata Kunci: Kebijakan Kesehatan, Jaminan Kesehatan, sar perorangan. dan upaya kesehatan masyarakat/
Pengendali pelayanan promotif dan preventif.
Bersadarkan uraian latar belakang di atas, pe-
PENGANTAR neliti ingin menganalisis kebijakan Jaminasn kese-
Pemeliharaan kesehatan akan memberikan per- hatan kota dalam upaya efisiensi dan efektifitas pela-
lindungan kepada masyarakat sehingga tidak jatuh yanan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan un-
miskin atau bertambah miskin bila menderita sakit, tuk menyusun kebijakan Jaminan Kesehatan Kota
dapat meningkatkan akses dan kualitas pelayanan Bengkulu untuk meningkatkan efisiensi dan efek-
kesehatan serta dapat meningkatkan kualitas sum- tifitas pelayanan kesehatan di puskesmas dan dapat
ber daya manusia bila masyarakat tetap sehat. Jang- dikembangkan serta diterapkan diseluruh kabupaten/
kauan pelayanan kesehatan yang masih rendah kua- kota se Indonesia, karena puskesmas sebagai pem-
litas, pemerataannya merupakan salah satu perma- beri pelayanan kesehatan tingkat pertama pada pro-
salahan pembangunan kesehatan. gram jaminan kesehatan.
Mengantisipasi biaya pelayanan kesehatan ter-
utama di rumah sakit makin hari makin mahal, untuk BAHAN DAN CARA PENELITIAN
mengendalikan biaya pelayanan harus diberlakukan Jenis Penelitian ini non eksperimental atau dise-
jaminan kesehatan, karena jaminan kesehatan dapat but juga penelitian kualitatif adalah penelitian yang
mengendalikan biaya dan mutu pelayanan yang dike- observasinya dilakukan terhadap sejumlah ciri su-
lola oleh badan penyelenggara yang baik. byek menurut keadaan apa adanya (innature) tanpa
Pemerintah Kota Bengkulu pada tahun 2009 ada manipulasi atau intervensi peneliti1,2. Analisis
mengeluarkan kebijakan dengan menerbitkan Per- data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih mene-
aturan Walikota Bengkulu No. 20/2009 Tentang kankan makna dari pada generalisasi2. Penelitian
Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Biaya Jaminan Ke- ini termasuk riset evaluasi, untuk mengukur hasil
sehatan Kota (Jamkeskot) Kota Bengkulu, dan Per- suatu kebijakan, program, proyek, produk, atau akti-
aturan Walikota Bengkulu No. 13/2012 tentang Pe- vitas tertentu3. Berdasarkan atas tujuan penelitian,
tunjuk Pelaksanaan Bantuan Biaya Jaminan Kese- penelitian disebut juga penelitian eksploratif (penje-
hatan Kota (Jamkeskot) Kota Bengkulu yang dikelo- lajahan) yaitu suatu penelitian yang bermaksud untuk
la oleh Bagian Kesejahtraan Rakyat Sekretariat Pe- menemukan area baru atau menemukan sesuatu
merintah Kota Bengkulu. Jumlah Anggara pada tahun yang sama sekali baru4.
2010 sebesar Rp1.200.000.000,00 dengan jumlah Instrument penelitian yang akan digunakan
rujukan 10.417 orang rata-rata Rp115.196,00 per adalah kuesinoer dan pedoman wawancara. Materi
orang, tahun 2011 anggaran Rp999.960.000,00 jum- kuesioner berisi: 1) untuk puskesmas tentang pema-
lah rujukan 8.333 orang rata-rata Rp 120.000,00 per haman petugas terhadap Peraturan Walikota tentang
orang dan tahun 2012 jumlah Rp1450.000.000,00 Jamkeskot, pengetahuan tentang penyelenggaraan
dan tagihan mencapai Rp3.635.964.128,00 dengan jaminan kesehatan, pengadalian biaya dan efisiensi
jumlah rujukan 2226 orang atau rata-rata dampak dari pengobatan gratis, bentuk pembinaan
Rp1.641.493,00 per orang. Kunjungan di puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kota, dan Badan Penyeleng-
Program Jamkesmas Kota Bengkulu pada tahun gara, kebutuhan puskesmas dalam upaya

152 Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 1 Maret 2013
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

pengendalian biaya dan upaya efektifitas, untuk di- berwenang untuk diobati di puskesmas. Puskesmas
nas kesehatan kota tentang pemahaman petugas sebagian masih berwenang untuk mengobati tetapi
terhadap Peraturan Walikota tentang Jamkeskot, karena terbatasnya alat medis, antara lain: mene-
pengadalian biaya dan efisiensi. Pembinaan yang gakkan diagnosa memerlukan Rontgen, Labor, EKG
dilakukan, upaya pengendalian biaya dan efektifitas tidak ada. Batasan pelayanan gratis belum ada atur-
pelayanan puskesmas dan dan bentuk pembinaan an yang jelas, sehingga menyebabkan motivasi pe-
bagi puskesmas yang jumlah rujukan tinggi, 2) untuk tugas menurun karena jumlah kunjung meningkat,
Bagian Kesra Pemda Kota Bengkulu tentang pema- jasa medis dan risiko kerja medis tidak diperhitung-
haman petugas terhadap Peraturan Walikota tentang kan, beberapa jenis obat dan peralatan laboratorium
Jamkeskot, penyelenggaraan jaminan kesehatan, kurang, pasien yang memaksa/permintaan pasien,
pengadalian biaya dan efisiensi penyelenggaraan keahlian/keterampilan petugas masih kurang, obat
jaminan kesehatan, dampak dari pengobatan gratis, di RS lebih baik, bukan puskesmas perawatan dan
Bentuk Pembinaan dari Bagian Kesra Pemda Kota pasien tidak mau diobati di puskesmas.
kepada puskesmas dalam upaya pengendalian biaya
dan upaya efektifitas, dan 3) untuk penyelenggaran Dampak Pengobatan Gratis
Jamkeskot (PT. Askes dan Bag. Kesra) tentang pe- Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 16 infor-
mahaman petugas terhadap Peraturan Walikota man (40%) mengatakan pelayanan gratis berdampak
tentang Jamkeskot, pengetahuan tentang penyeleng- terhadap jumlah rujuk karena: tidak ada aturan yang
garaan jaminan kesehatan, pengadalian biaya dan jelas tentang batasan pelayanan gratis, Jasa medis
efisiensi, dampak dari pengobatan gratis, bentuk dan risiko kerja medis tidak diperhitungkan, motivasi
pembinaan oleh Bagian Kesra Pemda Kota dan petugas menurun karena jumlah kunjung meningkat,
Badan Penyelenggara jaminan kesehatan kepada pasien beranggapan bahwa yang namanya gratis
puskesmas dalam upaya pengendalian biaya dan pelayanan kurang bermutu, sarana dan prasarana
upaya efektifitas pelayanan kesehatan. masih terbatas, pasien merasa kurang puas dengan
pelayanan di puskesmas, pasien minta dirujuk.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Karekteristik Informan Pembinaan Kepada Puskesmas
Informan penelitian dari puskesmas sebanyak Menurut pimpinan dan staf puskesmas sebagi-
40 orang dari tenaga medis 17 orang (42,50%), an besar 29 informan (79,50%) mengatakan tidak
kesehatan masyarakat 2 orang (5,00%), pewat 21 pernah mendapat pembimbingan teknis dalam upaya
orang (52,50%), bertugas struktural 20 orang untuk mengendalikan biaya dan efektifitas pelayanan
(50.0%), pelayanan 20 orang (50,0%), Dinas oleh penyelenggara Jaminan kesehatan Kota. Pem-
Kesehatan Kota 2 orang, Bagian Kesra 3 orang dan binaan yang dilakukan oleh penyelenggaran kepada
PT. Askes 2 orang. puskesmas adalah berupa himbauan untuk menye-
leksi pasien yang berhak mendapatkan Jamkeskot,
Pemahaman Kebijakan Sosialisasi program, tidak pernah ada pembinaan
Petugas yang terlibat dalam penyelenggaraan dan pemantauan, penyelasan/pengarahan tentang
Jaminan Kesehatan Kota sebagian besar 10 orang cost yang harus dikeluarkan apabila rujukan me-
(21,27%) memahami, 37 orang (78,73%) belum me- ningkat dan dampak dari hal tersebut. PT. Askes
mahami/sebagian memahami Kebijakan Walikota mengadakan pertemuan untuk membuat standar
berupa Peraturan Walikota No. 20/2009 dan No. 13/ pelayanan tingkat puskesmas, pelatihan petugas,
2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Biaya kriteria kartu jaminan, sistem rujukan.
Jaminan Kesehatan Kota (Jamkeskot) Kota Beng- Pembinaan tidak dilakukan karena menurut PT.
kulu. Petugas yang memahami tugas badan penye- Askes, puskesmas dibawah kewenangan Dinas Ke-
lenggran 19 orang (40,32%) dan sebagian besar 28 sehatan Kota. Dinas Kesehatan Kota bertanggung
(59,68%) tidak/sebagian memahami, Petugas yang jawab terhadap pelayanan di puskesmas, sehingga
memahami pengendalian biaya 9 orang (59,68%) se- harus melakukan pembinaan dalam upaya mengen-
bagian besar 38 (80,64%) tidak/sebagian mema- dalikan biaya dan efektifitas pelayanan Jamkeskot,
hami. berdasarkan hasil pengumpulan data terhadap 20
puskesmas atau 40 informan, 25(63%) mengatakan
Rujukan dari Puskesmas dinas kesehatan tidak pernah melakukan pembinaan
Pasien yang dirujuk ke rumah sakit sebagian dalam upaya efisiensi dan efektifitas pelayanan
besar 33 orang (92,50%) informan mengatakan masih Jamkeskot.

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 1 Maret 2013 153
Yandrizal, dkk.: Analisis Kebijakan Jaminan Kesehatan Kota Bengkulu

Upaya Promotif dan Preventif diobati di puskesmas, melakukan monitoring dan


Puskemas melakukan upaya promotif dan pre- evaluasi pelayanan dan berkoordinasi dengan pihak
ventif karena sebagai tugas pokok,belum melakukan terkait antara lain DP2KA, BAPPEDA, Inspektorat,
secara fokus dalam upaya pengendalian biaya dan melakukan review klaim, berkoordinasi dengan PT.
efektifitas pelayanan kesehatan. Upaya promotif dan Askes dan RSUD M. Yunus. membuat Strandar Ope-
preventif yang dilakukan antara lain: penyuluhan rasional Prosedur (SOP) rujukan, sedang disusun
kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Peraturan Walikota sehingga untuk satu kasus harus
imunisasi dan program lainya sesuai dengan upaya bayar Rp5.000,00 sehingga dana yang ada bisa
pokok puskesmas dimanfaatkan untuk efektifitas pelayanan.

Pembinaan Oleh Dinas Kesehatan Kota Pembinaan dari Pemerintah Daerah Kota
Dinas Kesehatan Kota belum melakukan bim- Bagian Kesra sebagai penanggung jawab pro-
bingan teknis kepada seluruh puskesmas, hanya gram Jamkeskot mengatakan: 1) Pemerintah daerah
10 (33%) informan mengatakan bahwa dinas kese- kota melakukan satu kali setahun pembinaan kepa-
hatan melakukan pembinaan apabila jumlah rujukan da puskesmas dalam upaya pengendalian biaya dan
puskesmas ke RSUD M. Yunus meningkat. Pembi- efektifitas pelayanan, dalam bentuk sosialisasi dan
naan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota pemantauan kinerja petugas, 2) Upaya melakukan
antara lain: agar menyeleksi pasien yang akan diru- pengendalian biaya dengan melakukan verifikasi data
juk apabila tidak dapat diobati di puskesmas, mela- calon pasien Jamkeskot, pasien yang dibiayai adalah
por jumlah rujukan. Apabila tidak ada masalah de- pasien yang dirawat pada kelas III (bangsal) evaluasi
ngan pasien Dinas Kesehatan Kota tidak melakukan pengeluaran/pebiayaan secara berkala, 3) Pemerin-
pembinaan. Pembinaan tidak dilakukan dan tidak tah daerah kota tidak pernah melakukan kerjasama
ditindaklanjuti meskipun jumlah kunjungan Jam- dengan dinas kesehatan untuk melakukan pembina-
keskot meningkat. Menurut salah satu informan bah- an kepada puskesmas karena tidak tersedia dana,
wa tidak ada kepedulian dari Dinas Kesehatan Kota dan 4) Upaya pengendalian biaya tidak ada yang
walaupun rujukan meningkat. dilakukan oleh Pemda Kota dalam hal ini Bagian
Kesra.
Kebutuhan Puskesmas
Kebutuhan puskesmas dalam upaya pengen- Peran Penyelenggara
dalian biaya dan upaya efektifitas pelayanan kese- Penyelenggara Jamkeskot tahun 2010 dan 2011
hatan Jamkeskot antara lain: melengkapi sarana adalah PT. Askes dan tahun 2012 Bagian Kesra.
dan peralatan medis, varian obat dan alat kesehatan, Pada awal pelaksanaan penyelenggara tidak menge-
Sumber Daya Manusia (SDM), kerja sama lintas tahui secara pasti berapa jumlah peserta yang dija-
sektor pihak terkait, laboratorium, insentif, ada res- min melalui kebijakan Jamkeskot. Rujukan dari Pus-
tribusi pelayanan kesehatan di puskesmas, pening- kesmas ke RSU M. Yunus tidak dilakukan verifikasi
katan kesejahteraan pegawai puskesmas. Standar karena pasien langsung rumah sakit, sesuai dengan
Operasional Prosedur (SOP) yang di lindungi oleh Peraturan Walikota No. 13/2012 pasal 8(3) bagi pa-
Peraturan Daerah, meningkatkan kualitas sumber sien yang dirujuk ke RSUD M. Yunus membawa ru-
daya manusia. adanya konsultasi untuk mendukung jukan dari puskesmas. Rujukan dari rawat jalan ke
proses pelayanan, tarif pembiayaan, biaya operasio- rawat inap RSUD M. Yunus tidak dilakukan verifikasi.
nal untuk menunjang kegiatan puskesmas, Sosiali- Badan penyelenggara hanya melakukan verifikasi
sasi Jamkeskot, bimbingan teknis dari dinas dan klaim dari RSUD M. Yunus sebelum menyetujui pem-
penyelenggara. bayaran (hasil observasi dokumen). Penyelenggara
sewaktu dilaksanakan oleh PT. Askes melakukan
Upaya Efisiensi dan efektifitas oleh Dinas pembinaan ke puskesmas dengan melengkapi infra-
Kesehatan Kota struktur agar pelayanan primer bisa komprehensif.
Dinas Kesehatan Kota melakukan pembinaan
dalam upaya pengendalian biaya dan efektifitas Pembinaan Oleh Penyelenggara Jaminan
pelayanan kesehatan dalam bentuk: mengadakan Kesehatan Kota
pertemuan dengan kepala puskesmas dan pengelola Penyelenggaran Jamkeskot oleh bagian Kesra
keuangan dengan memberikan pengarahan untuk belum ada pembinaan kepada puskesmas dalam
upaya pengendalian biaya, menyeleksi pasien yang upaya efisiensi dan efektifitas, pembinaan yang telah
dirujuk adalah pasien yang penyakitnya tidak dapat dilakukan adalah sosialiasi program Jamkeskot dan

154 Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 1 Maret 2013
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

persyaratan pelaksanaan. Sedangkan upaya pe- diseluruh Puskesmas Kota Bengkulu, baik yang te-
ngendalian yang dilakukan oleh bagian Kesra adalah lah ada jaminan kesehatan seperti Jamkesmas,
verifiksi calon peserta, pelayanan yang dibayar Askes PNS maupun yang belum mempunyai
apabila dirawat pada kelas bangsal. jaminan kesehatan.
Penyelenggaran Jamkeskot oleh PT. Askes Pelaksana Jamkeskot adalah Satuan Kerja Pe-
pada tahun 2010 dan 2011 tidak melakukan pem- rangkat Daerah yang berada di bawah kendali Wali-
binaan dalam upaya efisiensi dan efektifitas, karena kota, atau sistem pemerintahan, dimana pemeritah
pembinaan puskesmas menjadi tanggung jawab membuat dan dapat menerapkan kebijakan tanpa
Dinas Kesehatan Kota, penyelenggaran tidak ada hambatan birokrasi5. Pelaksana Jaminan Kesehatan
membayar kapitasi kepada puskesmas dan kontrak Kota adalah Bagian Kesra, Dinas Kesehatan Kota
pembayaran apabila klaim yang dilakukan oleh dan Puskesmas yang merupakan bagian dari sistem
Rumah Sakit Umum M. Yunus. Pemerintahan Kota Bengkulu, sehingga kebijakan
sangat mungkin dapat diterapkan sesuai dengan tu-
Jumlah Rujukan dan Angaran juan. Keberhasilan penerapan kebijakan Jamkesmas
Jumlah pasien yang dilayani dan dana yang di- sangat tergantung kemampuan puskesmas dalam
keluarkan oleh Program jaminan Kesehatan Kota memberikan pelayanan kesehatan. Berdasarkan
Tahun 2010 s.d 2012, dapat dilihat pada Tabel di teori implemetasi bottom-up, mengakui bahwa
bawah ini: tingkatan yang lebih rendah akan dapat memainkan
peran yang lebih aktif dalam proses penerapan.
Tabel 1. Jumlah Pasien yang Dilayani dan
Anggaran Jaminan Kesehatan Kota Puskesmas
Tahun 2010 s.d 2012
Puskesmas salah satu unit yang terlibat terha-
No Tahun Anggaran (Rp) Jml dilayani dap pelaksanaan kebijakan Jamkeskot. Puskesmas
di RSUD M.Yunus berfungsi mengendalikan pembiayaan dengan meng-
1. 2010 1.200.000.000 10.417 optimalkan pelayanan kesehatan yang berkualitas,
2. 2011 999.960.000 8.333 dan mengoptimalkan upaya kesehatan masyarakat.
3. 2012 3.653.964.128 2226
Puskesmas merupakan tingkatan yang paling rendah
harus lebih aktif dalam penerapan kebijakan, se-
Berdasarkan data Tabel 1 pada tahun 2010 rata- hingga tidak menghasilkan kebijakan yang berbeda-
rata per pasien Rp 1.151.953,00 tahun 2011 rata- beda antara satu puskesmas dengan puskesmas
rata per pasien Rp120.000,00 pada tahun 2012 rata- yang lain. Petugas puskesmas harus memahami
rata per pasien Rp1.641.493,00. Pemanfaatan dana kebijakan Jamkeskot, sehingga pelaksanaan Jam-
rata-rata hanya delapan bulan setahun. keskot dapat berjalan sesuai dengan tujuan, Dinas
Kesehatan dan Bagian kesra harus melakukan so-
PEMBAHASAN sialisasi Peraturan Walikota tentang Jamkeskot dan
Jaminan Kesehatan Kota (Jamkeskot) merupa- prinsip-prinsip asuransi/jaminan kesehatan sosial
kan kebijakan yang ditetapkan oleh Walikota Beng- seperti tugas penyelenggara dan upaya pengenda-
kulu bertujuan untuk: 1) terselenggara pelayanan ke- lian biaya kepada seluruh petugas puskesmas yang
sehatan dari puskesmas, 2) terkendalinya mekanis- terlibat memberi pelayanan kesehatan dasar sampai
me pembiayaan dalam penyelenggaraan pelayanan petugas memahami, sehingga petugas dapat mene-
kesehatan, 3) terselenggaranya manajemen pe- rapkan kebijakan sesuai dengan ketentuan agar
ngelolaan program bantuan biaya jaminan kesehatan tujuan dapat tercapai.
kota, dan 4) memberikan bantuan biaya kesehatan Pemerintah Kota masih menerapkan pengobat-
bagi masyarakat miskin yang bukan anggota Jam- an gratis di puskesmas, yang berdampak meningkat-
kesmas yang dirujuk ke Rumah Sakit Umum Darah nya jumlah kunjungan masyarakat untuk berobat
(RSUD) M. Yunus Provinsi Bengkulu. Jamkesmas tetapi sebagian tidak ingin di puskesmas melainkan
merupakan program Kementerian Kesehatan untuk minta langsung dirujuk ke rumah sakit karena gratis,
memberi jaminan pelayanan kesehatan kepada ma- karena pelayanan di puskemas kurang bermutu hal
syarakat,jumlah peserta Jamkesmas sudah dike- sedana dikatakan oleh Johnson6, bahwa Pasien ma-
tahui dan setiap peserta mendapatkan kartu Jamkes- sih kurang puas dengan pelayanan di puskesmas.
mas, sehingga masyarakat yang mendapatkan Berdasarkan hasil penelitian,12 informan mengatakan
jaminan telah terdata. Pelayanan gratis diberlakukan jumlah kunjungan meningkat, menyebabkan motivasi
untuk masyarakat Kota Bengkulu yang berobat petugas menurun karena tidak ada insentif dari

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 1 Maret 2013 155
Yandrizal, dkk.: Analisis Kebijakan Jaminan Kesehatan Kota Bengkulu

pemerintah kota, hal ini sesuai dengan permintaan hingga stakeholder akan dengan mudah memahami
petugas bahwa kebutuhan puskesmas salah satu penetapan prioritas program dengan penggunaan
adalah insentif. metode AHP, dibandingkan metode Hanlon, Delbeq
Puskesmas sebagai pemberi pelayanan tingkat maupun PEARL. Berdasarkan metode AHP maka
dasar memerlukan pedoman sebagai acuan dalam program yang memperoleh prioritas pertama, khu-
memberikan pelayanan kesehatan Jamkeskot, kete- susnya pada bagian promosi kesehatan adalah pen-
rampilan medis, sarana prasarana pendukung, insen- dampingan kelurahan siaga, disusul pembentukan
tif. Pedoman pelaksana harus ada sehingga menjadi kelurahan siaga dan paling akhir berdasarkan skala
acuan petugas dalam melaksanakan Jamkeskot, hal prioritas.9 Dampak dari keberhasilan program upaya
ini dapat dilihat pada hasil penelitian banyak rujukan kesehatan promotif dan preventif adalah dapat menu-
dari puskesmas ke rumah sakit karena permintaan runkan jumlah kunjungan ke puskesmas karena sa-
pasien. Rujukan seharusnya dilakukan berdasaran kit. Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis yang
indikasi medis penyakit tersebut tidak dapat dilayani memberi pelayanan kesehatan primer harus menda-
di puskesmas. Agar puskesmas dapat berfungsi se- pat bimbingan teknis dari Dinas Kesehatan Kota dan
bagai pengendali pelayanan mengurangi jumlah penyelenggaran Jamkeskot, agar semua permasa-
rujukan, diperlukan pedoman pelaksana Standar lahan yang berkaitan dengan pelaksanaan Jamkes-
Operasional Prosedur (SOP), standar pelayanan kot dapat diselesaikan, sehingga tujuan Jamkeskot
medis dasar yang dipahami oleh petugas dan masya- dapat tercapai. Bimbingan teknis yang dapat diberi-
rakat/pasien. Puskesmas lain pelayanan dasar, harus kan antara lain: bagaimana mengatasi permintaan
mengoptimalkan upaya kesehatan masyarakat se- masyarakat yang ingin langsung dirujuk, memberi
perti pembinaan kepada masyarakat untuk meme- penjelasan bagaimana mengendalikan biaya untuk
liharan kesehatan secara mandiri. Beberapa perusa- program Jamkeskot, melatih tenaga yang memberi-
haan asuransi kesehatan mengembangkan program kan pelayanan medis tingkat puskesmas dan mem-
hidup sehat. Komponen yang populer diantaranya beri perlindungan hukum kepada petugas tidak me-
adalah pelarangan merokok, pengenalan dan pe- rujuk apabila ada permintaan pasien yang belum ada
mantauan hipertensi, olah raga, konsultasi keluarga indikasi medis untuk dirujuk. Penyelenggara Jamkes-
dll7. Puskesmas sebaiknya melakukan upaya pre- kot pada tahun 2010 dan 2011 adalah PT Askes dan
ventif dan promotif dengan fokus kepada upaya yang sekarang bagian Bagian Kersa, justru yang menjadi
dapat menurunkan penyakit tertentu dimasyarakat ujung tombak untuk menjamin mutu dan menurun-
yang banyak berkunjung ke puskesmas, seperti kan angka rujukan. Berdasarkan anggaran selama
mengupayakan masyarakat berperilaku hidup bersih tahun 2010 s.d 2012 tidak pernah cukup untuk mem-
dan sehat, komunikasi informasi dan edukasi Gizi berikan jaminan pelayanan kesehatan kepada ma-
seimbangan secara rutin setiap posyandu, setiap syarakat miskin selama satu tahun, keadaan ini
hari kepada masyarakat yang berkunjung ke pus- disebabkan jumlah rujukan tinggi, mutu rendah. Pe-
kesmas pada saat menunggu pelayanan, mem- nyelenggaran harus memberi bimbing secara teknis
berdayakan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat kepada puskesmas agar menjadi fungsi gatekeeper
(UKBM) seperti kelompok lansia, bumil, klub jantung atau peran dokter pelayanan primer untuk mengen-
sehat, kelompok pengajian secara konsisten dengan dalikan pengunaan dan rujukan peserta10, termasuk
cara yang mudah dimengerti masyarakat dan fokus dalam hal medorong untuk melakukan fungsi kese-
kepada penyebab penyakit yang banyak diderita hatan dasar secara baik sesuai wewenangnya de-
masyarakat. Puskesmas menyusun rencana kegiat- ngan dukungan fasilitas dan persediaan bahan obat
an berdasarkan data penyakit yang banyak diderita serta upaya promotif dan preventif sesuai dengan
dan menyusun intervensi penyebab dengan kegiatan yang kebutuhan puskesmas dapat menurunkan jum-
promotif dan preventif. Hasil penelitian menunjukkan lah rujukan sehingga dapat mengefisiensi anggaran,
bahwa puskesmas dapat meningkatkan kapasitas sesuai dengan hasil penelitian Semmen11, asuransi
petugas puskesmas dalam mengidentifikasi perma- dapat melindungan keuangan masyarakat dengan
salahan kesehatan yang ada di masyarakat dan me- optimalisasi pelayanan primer mengendalikan biaya
nyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) upaya rawat inap, dan transportasi, pemanfaatan efektif pe-
kesehatan preventif dan promotif di tingkat puskes- layanan primer dapat efisienkan pelayanan
mas8. Agar perencanaan puseksmas lebih terarah perawatan.
maka perlu disusun berdasarkan metode yang
efektif, seperti hasil penelitian mengatakan Metode Pemerintah Daerah Kota
Analytic Hierarchy Process (AHP) dapat digunakan Peran Dinas Kesehatan Kota yang mempunyai
untuk penentuan prioritas program kesehatan, se- 20 puskesmas sebagai Unit pelaksana teknis,

156 Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 1 Maret 2013
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

sangat menentukan keberhasilan penerapan kebijak- Bimbingan teknis kepada puskesmas dalam upaya
an Jamkeskot di puskesmas, berdasarkan hasil pengendalian biaya dan efektifitas belum dilakukan
penelitian Dinas Kesehatan Kota belum memberikan secara teratur karena bukan kewenangan dari penye-
bimbingan teknis secara teratur dan fokus terhadap lenggara Jamkeskot. Kebijakan Jamkeskot dilaksa-
permasalahan yang menyangkut pelaksanaan Jam- nakan belum menerapkan prinsip asuransi, dimana
keskot, dan upaya efisiensi dan efektifitas pelayanan penyelenggara berfungsi mengendalikan mutu dan
kesehatan. Kondisi ini berdampak kepada kebijakan biaya baik di pelayanan dasar primer maupun di pela-
Jamkeskot yang diterapkan oleh puskesmas dengan yanan rujukan. Puskesmas sebagai pemberi pela-
apa adanya, tanpa mengetahui atau menerapkan yanan kesehatan dasar sebagian besar petugas me-
upaya pengendalian biaya dari puskesmas. Dinas mahami sebagian dan belum memahami Peraturan
Kesehatan Kota telah berkoordinasi dengan DP2KA, Walikota No. 20/2009 dan No. 13/ 2012 Tentang
Bappeda, Inspektorat dan PT. Askes untuk melaku- Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Biaya Jaminan Ke-
kan pembinaan pada saat awal pelaksanaan Jam- sehatan Kota (Jamkeskot) Kota Bengkulu. Petugas
keskot dengan mengadakan pertemuan bersama ke- Puskesmas sebagian besar belum dan sebagian
pala puskesmas. Pertemuan hanya menyelaskan memahami tugas dan fungsi penyelenggaran jaminan
secara umum kebijakan Jamkeskot dan upaya kesehatan, mengendalikan biaya dan upaya efekti-
pengendalian biaya dengan mereview klaim yang fitas pelayanan jaminan kesehatan. Belum mema-
diajukan oleh RSUD M. Yunus. Dinas Kesehatan hami Jamkeskot yang berupakan kebijakan Walikota
Kota seharusnya melakukan bimbingan teknis kepa- berdampak pelaksanaan kebijakan tidak sesuai
da petugas pelayanan kesehatan yang langsung dengan tujuan. karena alokasi dana untuk Jamkeskot
melayani pasien, sehingga permasalahan yang sudah habis dan tidak mencukupi untuk memberi
dihadapi dapat dicari solusi bersama sehingga jaminan selama satu tahun sesuai dengan alokasi
rujukan dapat dikurangi. yang ditetapkan.
Dinas Kesehatan Kota harus menganalisis ke- Kebijakan Jaminan kesehatan kota (Jamkes-
butuhan puskesmas dalam upaya efisiensi pelayan- kot) belum dapat memjamin kepastian mendapatkan
an kesehatan antara lain meningkatkan kualitas te- pelayanan kesehatan semahal berapapun, karena
naga, menyediakan sarana dan prasarana penunjang sistem pelaksanaan belum menerapkan sistem
medis, melengkapi obat-obatan yang masih kurang asuransi kesehatan sosial dimana yang kuat mem-
baik jenis maupun jumlah, menyediakan insentif bagi bantu yang lemah, yang sehat membantu yang sa-
petugas, sehingga puskesmas dapat menerapkan kit, yang kaya membantu yang miskin13. Pelaksa-
Jamkeskot secara optimal. Dinas Kesehatan Kota naan Jamkeskot hanya melakukan pembayaran ter-
harus mengoptimalkan puskesmas perawat yang ada hadap pelayanan kesehatan di RSUD M. Yunus bagi
sebagai rujukan bagi pasien yang harus dirawat penduduk Kota Bengkulu yang miskin dan bukan
tetapi masih dapat dilayani di puskesmas perawatan pemegang kartu Jamkesmas. Badan Penyeleng-
sebelum dirujuk ke RSUD. M. Yunus. Rujukan dari garaan pada awal akan menerapkan kebijakan
puskesmas ke puskesmas perawatan dapat meng- Jamkeskot harus sudah jelas siapa dan berapa or-
hemat dana klaim dari RSUD M. Yunus yang akhir- ang yang akan dijamin pelayanan kesehatan dengan
nya dapar menghemat dana Jamkeskot. Dinas Jamkeskot, tanpa mengetahui peserta yang jelas
Kesehatan Kota harus memberikan bimbingan teknis pelaksanaan kebijakan tidak akan dapat mencapai
untuk menyusun rencana kegiatan promotif dan tujuan. Puskesmas yang akan menjadi unit utama
preventif, sehingga kegiatan benar-benar terfokus yang akan melaksanakan kebijakan sebagian besar
terhadap penyebab penyakit, seperti hasil penelitian belum mendapatkan penyelesaian atau petunjuk
POA yang memadai agar dana yang ada benar-benar mengenai kebijakan Jamkeskot. Empat faktor yang
efektif untuk meningkatkan derajat kesehatan tercakup dalam model proses implemetasi kebijakan
masyarakat khususnya program-program esensial adalah komunikasi antar organisasi dan kegiatan-
yang terkait dengan pencapaian MDGs. oleh Dinas kegiatan pelaksana, karakteristik badanbadan pe-
Kesehatan Kabupaten Bantul dan Dinas Kesehatan laksana, lingkungan ekonomi, sosial dan politik yang
Kabupaten Lebong12. mempengaruhi implemetasi organisasi dan kecen-
derungan para pelaksana14. Keberhasilan Jamkeskot
Badan Penyelenggara sangat ditentukan apabila Badan Penyelenggara,
Badan penyelenggara dalam hal ini PT. Askes Bagian Kesra, Dinas Kesehatan Kota dan Puskes-
dan Bagian Kesra Pemda Kota hanya melakukan mas melakukan komunikasi bagimana pelaksanaan
pembayaran klaim setelah dilakukan verifikasi. kebijakan, peran antara unit pelaksana dikomuni-

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 1 Maret 2013 157
Yandrizal, dkk.: Analisis Kebijakan Jaminan Kesehatan Kota Bengkulu

kasikan untuk dapat mengurangi kesalahan, mengu- kan mitra kerja dari Dinas Kesehatan Kota untuk
rangi kepentingan masing-masing semua organisasi meningkatkan upaya pengendalian biaya. Para
yang terlibat sehingga dapat mencapai tujuan se- pembuat kebijakan dan administrator selalu mem-
maksimal mungkin. Badan Penyelenggara seharus- buat pertimbangan-pertimbangan mengenai manfaat
nya dapat mengendalikan biaya dan mutu, sehingga atau dampak dari kebijakan-kebijakan, program-pro-
fungsi Badan Penyelenggara harus sesuai dengan gram dan proyek-proyek. Berdasarkan hasil kebijak-
ketentuan yang seharusnya, fungsi Badan Penye- an Jamkeskot belum optimal karena antara unit yang
lenggara membuat kontrak dengan pemberi pela- terlibat kurang melakukam komunikasi sehingga
yanan primer dan pembayaran dengan kapitasi fee tujuan untuk memberi Jaminan Pelayanan Kesehatan
for service sehingga Badan Penyelenggara dapat di RSUD M. Yunus tidak mencukupi selama satu
melakukan pembinaan dalan upaya efisiensi dan tahun. Pencapaian tujuan Jamkeskot untuk menja-
efektifitas kepada puskesmas. min pelayanan di RUSD M. Yunus sulit tercapai ka-
rena jumlah dana yang disediakan sangat terbatas
Kebijakan Jaminan Kesehatan Kota pada tahun 2012 sebesar Rp1.450.000.000,00 se-
Sistem Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) dangkan jumlah peserta tak terhingga. Kelang-
termasuk Jamkeskot adalah suatu tatanan yang sungan Jamkeskot sangat ditentukan kemampuan
mengatur penyelenggaraan jaminan kesehatan di Pemda Kota Bengkulu untuk menyediakan anggaran
daerah dengan mengunakan primsip-prinsip asuransi sesuai kebutuhan. Banyak negara belum menghi-
kesehatan sosial. Sistem ini merupakan subsistem tung bantuan bagi masyarakat miskin karena ke-
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) maka prinsip- mampuan ekonomi Negara, sehingga diperlukan
prinsip dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional strategi keberlangsungan jaminan kesehatan dengan
harus dianut didalamnya13. Pelaksanaan Jamkeskot mengoptimalkan manajemen yaitu antara lain
sebaiknya menentukan Badan Penyelenggara, kare- manfaat/cakupan pelayanan18.
na program Jaminan Kesehatan dalam Sistem Ja- Perubahan Jamkeskot dapat dilakukan sesuai
minan Sosial Nasional (SJSN) adalah Badan Penye- dengan visi dan misi Walikota, proses pembentukan
lenggara harus mengembangkan sistem pelayanan kebijakan tidak dapat menghindar dari upaya individu
kesehatan, sistem kendali mutu pelayanan dan sis- dan kelompok tertentu, bahkan tidak jarang terjadi
tem pembayaran pelayanan kesehatan untuk me- tarik menarik kepentingan politis dari pemegang ke-
ningkatkan efisiensi jaminan kesehatan. Penyeleng- kuasaan dan peraturan perundangan yang berlaku19.
garaan jaminan kesehatan menerapkan prinsip-prin- Perbaikan dan perubahan kebijakan Jamkeskot dapat
sip managed healthcare concept, pelayanan obat dilakukan dengan mengakomodir kepentingan ke-
diberikan sesuai dengan daftar dan harga tertinggi lompok dan peraturan yang berlaku yaitu jamkesda
obat-obatan, dan bahan medis habis pakai yang dite- termasuk Jamkeskot untuk membentuk Badan
tapkan. Badan Penyelenggaran Jaminan Kesehatan Penyelenggara. Kebijakan pengembangan program
(BPJK) tahun 2014 adalah Badan Penyelenggara jaminan kesehatan kurang memperhatikan keber-
Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan. Target BPJS adaan badan penyelenggaran jaminan kesehatan20.
Kesehatan, Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda)
termasuk Jamkeskot, karena Program Jamkesda KESIMPULAN DAN SARAN
yang dikelola bukan oleh PT Askes harus masuk Kesimpulan
BPJS paling lambat akhir 201615. Berdasarkan Puskesmas merujuk pasien sebagian besar
pengalaman Program Jamsoskes di Puskesmas di (67%) masih berwenang puskesmas melakukan
Kota Palembang belum berjalan optimal, terlihat pengobatan, puskesmas merujuk pasien ke RSUD
dengan masih adanya beberapa kendala meliputi, M. Yunus karena peralatan dan obat yang terbatas
adminsistrasi kepesertaan, pelayanan dan keuang- di puskesmas, pasien sebagian memaksa untuk di-
an16. Menurut Parmar17, masih lemah seleksi peser- rujuk karena pelayanan gratis di puskesmas kurang
ta yang disubsidi Negara, karena belum ada model berkualitas. Dinas Kesehatan Kota belum optimal
yang efektif. Sulitnya menentukan peserta akan melakukan pembinaan terhadap puskesmas dalam
berdampak tidak diketahui berapa jumlah sehingga upaya meningkatkan efisiensi dan efektifitas
tidak bisa diperhitungkan berapa anggaran Jamkes- pelayanan kesehatan. Bagian Kesra belum optimal
kot yang diperlukan. melakukan koordinas dengan Dinas Kesehatan Kota
Pemerintah Daerah Kota harus memfungsikan melakukan pembinaan kepada puskesmas dalam
Badan Penyelenggara dengan membuat kontrak dan upaya peningkatan efektifitas pelayanan. Badan
mengoptimalkan peran Bagian Kesra yang merupa- Penyelenggara belum melakukan pembinaan kepada

158 Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 1 Maret 2013
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

puskesmas sebagai pemberi pelayanan kesehatan 6. Johnson ML, Rodriguez HP, Solorio MR, Case-
primer dalam upaya meningkatkan efisiensi dan Mix Adjustment and the Comparison if
efektifitas pelayanan. Pelaksanaan Jamkeskot Cummunity Health Center Performance on
belum menerapkan prinsip Jaminan Kesehatan patinen Experience Measures. HSR : Health
Sosial. Services Research, 2010;45(3):670-689..
7. Ilyas Y, Dasar-dasar Asuransi Kesehatan Bagian
Saran B, Pamjaki, Jakarta, 2005.
Kebijakan Jaminan Kesehatan Kota perlu diper- 8. Evelyn MP, Trisnantoro L, Zaenab SN, Evaluasi
baiki penarapannya agar dapat mencapai tujuan: 1) Implemetasi Kebijakan Bantuan Operasional
Pemerintah Kota membentuk tim yang terdiri dari Kesehatan di Tiga Puskesmas Kabupaten
Bagian Kesra, Dinas Kesehatan Kota dan Badan Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur,
Penyelenggara untuk melakukan bimbingan teknis 2012;1(03);161-167.
secara rutin miniml empat bulan sekali, 2) Pemerin- 9. Makkasau K, Efektifitas dan Efisiensi Peman-
tah Daerah Kota Bengkulu agar melengkapi peralatan faatan Bantuan Operasional Kesehatan dengan
medis untuk pelayanan kesehatan perorangan dan Menerapkan Metode Analityc Heirarchy Proses,
obat-obatan dengan sumber dana dari APBD Kota 2012;1(01):36-41.
Bengkulu, mengusulkan APBD Provinsi dan Dana 10 Ilyas Y, Biaya Terselubung Pelayanan Kese-
Alokasi Khusus (DAK) dan memberi bimbingan tek- hatan, Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan UI, PT.
nis penyusunan rencana Planning of Action (POA), Askes, Jakarta, 2000.
3) Puskesmas memberi penyuluhan Perilaku Hidup 11 Sennen H, Assissing Effectiveness of a Com-
Bersih dan Sehat, Komunikasi Informasi dan Edukasi munity Based Heatlh Insurace in rural Burkina
Gizi secara rutin setiap posyandu, 4) Pemerintah Faso. BMC Health Services Research, http://
Daerah Kota menginstruksikan kepada Bagian Kesra biomedcentral.com/1472-6963/12/363, (Diakses
untuk melakukan koordinasi dengan dinas kesehatan tanggal 19 Oktober 2012).
dan puskesmas agar melaksanakan Jamkeskot se- 12 Mulyawan H, Trisnantoro L, Zaenab SN,
cara optimal, dengan menyelesaikan masalah yang Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Bantuan
dapat menghambat tercapainya tujuan Jamkeskot, Operasional Keehatan di Dinas Kesehatan
memberi jaminan pelayanan kesehatan kepada (Studi Kasus di Dinas Kesehatan Kabupaten
masyarakat miskin yang tidak mendapat Jamkes- Bantul dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebong
mas, 5) Badan Penyelenggara melakukan koordinas Tahun 2011, 2012;1(01);144-153.
dengan Dinas Kesehatan Kota agar melakukan bim- 13 Mukti, Moertjahjo, Sistem Jaminan Kesehatan:
bingan teknis terhadap permasalahan pelaksanaan Konsep Desentralisasi Terintegrasi. Karya
Jamkeskot kepada puskesmas agar dapat mening- Husada Mukti, Yogyakarta, 2007.
katkan kualitas pelayanan sehingga jumlah rujukan 14 Winarto B, Kebijakan Publik Teori dan Proses,
menurun, dan 6) Pemerintah Kota sebaiknya mem- Media Pressindo, Yogyakarta, 2007.
perbaiki kebijakan Jamkeskot dengan menyerahkan 15 Thabrany H, Seminar Nasional dengan Tema
pengelolaan kepada Badan Penyelenggara Jaminan Tantangan dan Harapan Jaminan Kesehatan
Kesehatan. Nasional (UU SJSN dan UU BPJS), Fikes Uni-
versitas Muhammadiyah Bengkulu, Bengkulu,
REFERENSI 2013.
1. Watik AP, Dasar-dasar Metodologi Penelitian 16 Ainy A, Mismiarti, Implemetasi Kebijakan
Kedokteran dan Kesehatan, PT. RajaGrafindo Jaminan Sosial Kesehatan Sumatera Selatan
Persada, Jakarta, 2000. Semesta di Puskesmas se Kota Palembang
2. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Alfa Tahun 2009, 2010;12(02)
Beta, Bandung, 2007. 17 Parmar D, et.al. Adverse Selection in a Com-
3. Hadi S, Mutrofin, Pengantar Metode Evaluasi, munity-based Health Insurance Scheme in ru-
Kebijakan, Program, Proyek, Kurnia Kalam ral Africa : Implication for Introducing targetd
Semesta, Yogjakarta, 2006. subsidies, Germany. 2012 BMC Health Services
4. Arief MT, Pengantar Metodologi Penelitan untuk Research. 12-181, http//www.biomedcentral.
Ilmu Kesehatan, LPP dan UPT Penerbitan UNS com/1472-6963/12/181.
(UNS Press), Surakarta, 2008. 18 Kang MS, et.al. Sustainabilty of Korean National
5. Buse K, Mays N, Gill W, Making Health Policy, Health Insurance. Korean, 2012. J. Korean Med
Understanding Public Health, 2nd edition, Keele Sci, 21: S21-24. http://dx.doi.org/10.3346/
University, 1994. jkms.2012.27.S.S21.

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 1 Maret 2013 159
Yandrizal, dkk.: Analisis Kebijakan Jaminan Kesehatan Kota Bengkulu

19 Ayuningtyas D, Kota Hitam Sistem Penetapan 20 Januaraga PP, Suryawati C, Arso SP, Simulasi
Kebijakan dan Faktor yang Mempengaruhi, Perhitungan Tarif Premi Sebagai Upaya Advo-
2010;11(02). kasi Realokasi Subsidi Premi PPK I Jaminan
Kesehatan Jembrana, 2008;11(03):32-37.

160 Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 1 Maret 2013

You might also like