You are on page 1of 6

JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA

VOLUME 04 No. 02 Juni  2015 Halaman 44 - 49


Karmijono Pontjo Widianto, dkk.: Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan
Artikel Penelitian

PENERAPAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM


(PPK-BLU) PADA PROGRAM KESEHATAN JIWA MASYARAKAT PUSKESMAS
DI KABUPATEN SLEMAN

APPLICATION OF FINANCIAL MANAGEMENT OF PUBLIC SERVICES AGENCY (PPK-BLU) IN


PUBLIC HEALTH MENTAL HEALTH PROGRAM IN DISTRICT SLEMAN

Karmijono Pontjo Widianto1, Laksono Trisnantoro2, Ratna Siwi Padmawati2


1
Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul
2
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

ABSTRACT BLUD to improve the quality of public services in order to


Background: The decision of the Minister of Home Affairs improve the health of society. Management of health centers
No. 61 of 2007 on Technical Guidelines for Financial Manage- with PPK-BLUD is needed to provide flexibility of budget man-
ment of Public Service Board seems to bring another option in agement in the era of the National Health Insurance.
the management of health centers which have existed as a
Technical Implementation Unit (UPT) oh health department. The Key words: Evaluation, Program Keswamas and health cen-
entire budget for health centers through the health departmen ter with status BLUD and health center with status BLUD
is able to follow the system of Financial Management of Re-
gional Public Service Agency (PPK-BLUD) that provides flex- ABSTRAK
ibility in the implementation of the budget, including the revenue Latar Belakang: Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 61
and expenditure management, cash management, and pro- tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan
curement of goods / services, and gives opportunity to hire a Badan Layanan Umum Daerah yang seolah-olah memunculkan
professional/non-civil servants and gives the opportunity for pilihan lain dalam hal pengelolaan puskesmas yang selama ini
a performance based remuneration. Promotive and preventive berstatus sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) dinas kesehatan.
health centers functions to encourage community empower- Seluruh penganggaran puskesmas yang selama ini melalui dinas
ment. That function is realized in each program activity called kesehatan, menjadi dapat mengikuti sistem Pola Pengelolaan
Public Health Efforts (SMEs); one of which is the Community Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) yang
Mental Health program (Keswamas). memberikan fleksibilitas dalam rangka pelaksanaan anggaran,
Objective: To describe the impact of the financial manage- termasuk pengelolaan pendapatan dan belanja, pengelolaan
ment of health centers using PPK-BLUD in the implementation kas, dan pengadaan barang/jasa serta diberikan kesempatan
of the SME program, in this case the community mental health untuk mempekerjakan tenaga profesional non PNS dan kesem-
program. patan pemberian imbalan jasa kepada pegawai sesuai dengan
Methods: This study used a case study design and descrip- kontribusinya. Fungsi puskesmas promotif dan preventif yang
tive analysis. berorientasi pada pemberdayaan masyarakat. Fungsi tersebut
Results: (1). There is no difference in principle on program diwujudkan dalam setiap kegiatan program Upaya Kesehatan
management Keswamas before and after the BLUD. (2) The Masyarakat (UKM); salah satunya adalah program Kesehatan
type of community mental health program activities carried out Jiwa Masyarakat (Keswamas).
by the health center after BLUD status is the same as before Tujuan: Menggambarkan dampak pengelolaan keuangan pus-
the status as BLUD (3). Budgeting activities of community mental kesmas dengan PPK-BLUD pada pelaksanaan program UKM
health programs in health centers after the BLUD status is the dalam hal ini program kesehatan jiwa masyarakat
same as before the BLUD status (4). Human resources in- Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan studi kasus
volved in the implementation of community mental health pro- dan analisis deskriptif.
grams in health centers after the BLUD status is as the same Hasil: (1). Belum ada perbedaan pada pengelolaan program
as before the BLUD status (5). The involvement of members of Keswamas sebelum dan setelah Era BLUD. (2) Jenis kegiatan
the management team is not specifically for community mental program kesehatan jiwa masyarakat yang dilaksanakan oleh
health program, but also other programs at the health center. puskesmas setelah berstatus BLUD bertambah dibanding
Conclusion: There is no difference in the management of sebelum berstatus sebagai BLUD (3). Penganggaran kegiatan
health centers in Sleman after PPK-BLUD, because not all of program kesehatan jiwa masyarakat di puskesmas setelah
the flexibility or independence as PPK-BLUD is utilized by health berstatus BLUD sama seperti sebelum berstatus BLUD (4).
centers and health authorities to create activities / new, more SDM yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan program kese-
innovative programs and to solve existing health problems. An hatan jiwa masyarakat pada puskesmas setelah berstatus
understanding of the PPK-BLUD is adequate but not encour- BLUD sama seperti sebelum berstatus BLUD (5). Keterlibatan
age health authorities and health centers to create a more anggota Tim sebagai pengelola kesehatan jiwa masyarakat
innovative activities in solving the problems that occur. Knowl- tidak secara khusus menangani program namun juga menjalan-
edge and understanding of the PPK-BLUD supported by the kan program lain di puskesmas.
courage to innovate is essential for health centers and health Kesimpulan: Belum ada perbedaan pengelolaan puskesmas
department leaders in order to take advantage of being PPK- di Kabupaten Sleman setelah diterapkan PPK-BLUD, karena

44  Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 04, No. 2 Juni 2015


Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

belum semua keleluasaan atau kemandirian yang diberikan se- pemicu, sehingga dapat mencegah pengerahan
bagai PPK-BLUD dimanfaatkan oleh puskesmas maupun dinas sumber daya dan sumber dana yang lebih besar
kesehatan untuk menciptakan kegiatan/program baru yang lebih
inovatif dan dapat menyelesaikan permasalahan kesehatan untuk mengatasinya. Dalam semangat UKM tersebut
yang ada. Pemahaman tentang PPK-BLUD telah cukup namun terkandung prinsip efisiensi dan efektifitas dalam
belum mendorong dinas kesehatan dan puskesmas untuk berani pengerahan sumber daya dan sumber dana. Prinsip
menciptakan kegiatan yang lebih inovatif dalam menyelesaikan efisiensi dan efektifitas ini sejalan dengan tujuan
permasalahan yang terjadi. Pengetahuan dan pemahaman
tentang PPK-BLUD yang didukung dengan keberanian berino- diterapkannya PPK-BLU pada suatu unit pelayanan
vasi sangat penting bagi pimpinan puskesmas dan dinas kese- masyarakat.
hatan sebagai pembina puskesmas, agar dapat memanfaatkan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) menca-
status sebagai PPK-BLUD untuk meningkatkan mutu pelayanan kup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan
pada masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Pengelolaan puskesmas dengan PPK-BLUD sa- kesehatan, pemberantasan penyakit menular, kese-
ngat dibutuhkan untuk memberikan kemudahan pada puskes- hatan jiwa, pengendalian penyakit tidak menular,
mas dalam pengelolaan anggaran dalam era Jaminan Kesehat- penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi
an Nasional. dasar, perbaikan gizi masyarakat, pengamanan se-
Key words: Evaluasi, Cakupan Program Keswamas dan diaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan
Puskesmas dengan status BLUD dan Puskesmas dengan penggunaan zat aditif (bahan tambahan makanan)
status BLUD dalam makanan dan minuman, pengamanan narko-
tika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya,
PENGANTAR serta penanggulangan bencana dan bantuan kema-
Tujuan pembangunan kesehatan adalah mening- nusiaan3. Program upaya kesehatan masyarakat
katkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup yang akan dievaluasi dalam penelitian ini adalah upa-
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kese- ya kesehatan jiwa masyarakat.
hatan masyarakat yang optimal. Pembangunan ke- Sejak dikeluarkannya Keputusan Menteri Dalam
sehatan diselenggarakan dengan memberikan priori- Negeri No. 61/2007 tentang Pedoman Teknis Pe-
tas agar upaya peningkatan kesehatan dan pence- ngelolaan Keuangan BLUD, seolah-olah muncul pilih-
gahan penyakit disamping penyembuhan serta pe- an lain dalam hal pengelolaan puskesmas. Selama
mulihan kesehatan1. ini puskesmas berstatus sebagai Unit Pelaksana
Penanggungjawab penyelenggaraan upaya Teknis (UPT) Dinas Kesehatan. Dengan dikeluarkan-
kesehatan untuk jenjang tingkat pertama adalah pus- nya Kemendagri tersebut terbuka wacana untuk
kesmas. Sampai saat ini puskesmas telah didirikan mengubah atau mengembangkan pola pengelolaan
hamper di seluruh plosok taanah air, puskesmas di- puskesmas menjadi BLUD. Di sisi lain, sebagian
perkuat dengan puskesmas pembantu serta pus- pengendali puskesmas menganggap bahwa puskes-
kesmas keliling. Selain itu beberapa puskesmas juga mas dengan pola pengelolaan BLUD sama dengan
dilengkapi dengan fasilitas rawat inap. Fungsi pus- puskesmas profit.
kesmas menurut Kemenkes 128 tahun 2004 sebagai Dari sisi alokasi anggaran, diketahui bahwa
berikut: 1) pusat penggerakan pembangunan ber- alokasi anggaran untuk UKP jauh lebih besar jika
wawasan kesehatan; 2) pusat pemberdayaan ma- dibandingkan dengan alokasi anggaran untuk UKM.
syarakat; 3) pusat pelayanan kesehatan strata per- Dari data Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)
tama. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul diketahui bahwa
menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi pela- pada tahun 2009 alokasi anggaran untuk UKM se-
yanan kesehatan perorangan dan pelayanan kese- besar 15%, sedangkan untuk UKP sebesar 75%.
hatan masyarakat2. Pada tahun 2010 alokasi anggaran untuk UKM sebe-
Dalam pelaksanaannya, fungsi tersebut terwu- sar 12%, dan untuk UKP sebesar 68%. Tahun 2011
jud dalam setiap kegiatan program Upaya Kesehatan alokasi anggaran untuk UKM sebesar 11% dan untuk
Masyarakat (UKM). UKM merupakan kegiatan yang UKP sebesar 52%4. Kenyataan ini menunjukkan
dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat program UKM belum mendapatkan penganggaran
serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan yang seimbang dengan program UKP. Hal ini menim-
kesehatan serta mencegah dan menanggulangi bulkan kekhawatiran akan keberlangsungan program
timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Dalam UKM yang telah diamanatkan dalam Kemenkes
kegiatan tersebut terkandung semangat mencegah nomor 128 tahun 2004 sulit untuk dilaksanakan.
terjadinya masalah kesehatan yang lebih besar atau Pola pengelolaan puskesmas dengan PPK-
lebih lanjut dengan melakukan serangkaian kegiatan BLUD telah diterapkan diseluruh puskesmas yang
promotif, preventif serta deteksi dini/skrining pada ada di Kabupaten Sleman dan beberapa puskesmas
penyakit atau kondisi-kondisi yang dapat menjadi yang ada di Kota Yogyakarta. Penerapan PPK-BLUD

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 04, No. 2 Juni 2015  45


Karmijono Pontjo Widianto, dkk.: Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan

pada puskesmas di Kabupaten Sleman telah dilaku- Responden yang masuk dalam kategori pelak-
kan sejak tahun 2010 yang sampai dengan saat ini sana kebijakan yang berjenis kelamin laki-laki seba-
belum pernah dilakukan evaluasi secara mendalam nyak 1 orang, yang berjenis kelamin perempuan se-
tentang pelaksanaan fungsi puskesmas yang telah banyak 3 orang. Hal tersebut karena jumlah pegawai
diamanatkan oleh KMK 128/2004 setelah perubahan perempuan lebih banyak dibandingkan dengan
pola pengelolaan keuangan puskesmas tersebut. pegawai laki-laki. Responden yang masuk dalam
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi kategori penerima kebijakan yang berjenis kelamin
pada puskesmas dalam hal pelaksanaan fungsi pus- laki-laki sebanyak di Puskesmas Kalasan sebanyak
kesmas setelah perubahan pola pengelolaan keu- 8 orang sebagian besar merupakan penderita gang-
angan puskesmas menjadi PPK-BLUD dengan tu- guan jiwa yang telah stabil, di Puskesmas Sleman
juan 1) mengetahui persepsi/pengetahuan pimpin- sebanyak 6 orang. Berjenis kelamin perempuan di
an puskesmas tentang puskesmas BLUD; 2) mela- Puskesmas Kalasan sebanyak 12 orang dan di Pus-
kukan evaluasi penerapan BLUD di puskesmas; dan kesmas Sleman sebanyak 13 orang yang sebagian
3) mengetahui apakah ada perbedaan pada dampak besar adalah kader kesehatan jiwa dan keluarga
pelaksanaan program UKM keswamas setelah pene- penderita gangguan jiwa. Hasil wawancara dengan
rapan BLUD pada puskesmas. Adapun manfaat pe- responden diketahui bahwa penderita gangguan jiwa
nelitian ini untuk mengetahui bahwa model penge- selama ini lebih banyak dirawat oleh keluarga berjenis
lolaan dengan PPK-BLUD adalah yang tepat untuk kelamin perempuan.
puskesmas. Responden yang masuk dalam kategori pelak-
sana kebijakan yang berpendidikan D3 sebanyak 2
BAHAN DAN CARA PENELITIAN orang dan yang berpendidikan S1 sebanyak 4 orang.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif de- Responden yang masuk dalam kategori penerima
ngan rancangan studi kasus yang bersifat deskriptif. kebijakan yang berpendidikan SD di Puskesmas Ka-
Rancangan penelitian studi kasus adalah suatu lasan sebanyak 3 orang, di Puskesmas Sleman se-
inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam banyak 4 orang. Berpendidikan SMP sebanyak di
konteks yang nyata bilamana batas-batas antara fe- Puskesmas Kalasan 2 orang, di Puskesmas Sleman
nomena dan konteks yang dipelajari tidak tampak sebanyak 4 orang. Berpendidikan SMA di Puskes-
dengan tegas dan bila multi sumber bukti dibutuh- mas Kalasan sebanyak 14 orang, di Puskesmas
kan. Studi kasus deskriptif menyajikan deskripsi Sleman sebanyak 10 orang. Pendidikan tertinggi res-
lengkap dari suatu fenomena yang diamati dalam ponden yang masuk dalam kategori penerima kebi-
konteks yang nyata5. Penelitian dilakukan terhadap jakan adalah D3 yang keseluruhan adalah kader ke-
staf puskesmas dengan sistem pengelolaan BLUD sehatan jiwa, untuk wilayah Puskesmas Kalasan
dan masyarakat yang terkena dampak langsung de- sebanyak 1 orang dan di Puskesmas Sleman seba-
ngan adanya perubahan sistem pengelolaan pus- nyak 2 orang . Pendidikan penderita gangguan jiwa
kesmas menjadi BLUD. Jumlah sampel penelitian dan keluarga, bervariasi mulai dari SD, SMP dan
sebanyak dua puskesmas di Kabupaten Sleman yai- SMA.
tu Puskesmas Kalasan dan Puskesmas Sleman de-
ngan jumlah responden pada masing-masing pus- Tinjauan Dokumen
kesmas sebanyak 20 orang. Data yang diambil mela- Pemda Kabupaten Sleman memiliki kebijakan
lui wawancara mendalam. Untuk menguji keabsahan di bidang kesehatan yang dituangkan dalam Renca-
data menggunakan triangulasi sumber dan triangu- na Strategis (Renstra) Kabupaten Sleman di bidang
lasi metode. Kesehatan yang menetapkan bahwa sektor kese-
hatan termasuk dalam prioritas pembangunan di Ka-
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN bupaten Sleman. Produk hukum bidang kesehatan
Karakteristik Responden di Kabupaten Sleman dituangkan dalam bentuk
Responden yang masuk dalam kategori pelak- Perda (tentang retribusi puskesmas), Perbup (ten-
sana kebijakan yang berusia 30-39 tahun berjumlah tang retribusi, tupoksi dinas kesehatan, penetapan
2 orang, usia 40-49 tahun berjumlah 2 orang, sedang- BLUD puskesmas, penetapan puskesmas sebagai
kan yang masuk dalam kategori penerima kebijakan layanan rawat jalan dan rawat inap,dll), juga SK
yang berusia 30-39 tahun di Puskesmas Kalasan Bupati diantaranya SK Bupati No. 114/Kep. KDH/A/
sebanyak 8 orang, di Puskesmas Sleman sebanyak 2007 tentang Sistem Kesehatan Daerah (SKD) Ka-
6 orang. Usia 40-49 tahun sebanyak di Puskesmas bupaten Sleman yang memberikan arah pada pem-
Kalasan sebanyak 12 orang di Puskesmas Sleman bangunan kesehatan di Kabupaten Sleman.
sebanyak 14 orang.

46  Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 04, No. 2 Juni 2015


Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

Beberapa dokumen yang ada pada Dinas Ke- Kabupaten Sleman belum memiliki Juklak/Juknis
sehatan Kabupaten Sleman antara lain dokumen SK yang disusun sendiri berdasarkan pada kebutuhan
Kepala Dinas Kesehatan tentang Tupoksi Kepala yang ada didaerah. Dokumen laporan bulanan pro-
Puskesmas dan Kepala Tata Usaha Puskesmas gram UKM memuat hasil laporan pelaksanaan ke-
yang dijadikan sebagai pedoman bagi kepala pus- giatan UKM oleh puskesmas. Dokumen tersebut ter-
kesmas untuk melaksanakan tugas agar sesuai bagi atas beberapa bagian sesuai dengan jumlah
dengan kewenangan yang telah di delegasikan oleh program UKM yang dilaksanakan. Dokumen tersebut
dinas kesehatan. Profil dinas kesehatan memuat eva- ada pada masing-masing pelaksana program UKM.
luasi terhadap kinerja dinas kesehatan pada tahun Untuk program Kesehatan Jiwa Masyarakat (Kes-
yang telah berjalan yang dapat dijadikan sebagai wamas) ada pada seksi kesehatan khusus. Hasil
referensi kegiatan pada tahun yang sedang berjalan observasi mendapatkan masih ada puskesmas yang
dan dasar untuk merencanakan kegiatan pada tahun belum melaporkan pelaksanaan kegiatan Keswamas
yang akan datang sesuai dengan permasalahan yang di wilayahnya. Puskesmas yang mengirim laporan
telah atau sedang dihadapi Dokumen perencanaan secara tertib adalah puskesmas yang mengembang-
dinas kesehatan terbagi atas rencana strategis kan program Keswamas sebagai program pengem-
(Renstra) dinas dan Rencana Kegiatan Anggaran bangan unggulan. Dokumen evaluasi kegiatan pro-
(RKA). Renstra dinas memuat tentang perencanaan gram UKM baru sebatas pada evaluasi pada penca-
dan target yang ingin dicapai dalam pembangunan paian hasil pelaksanaan program terhadap target
kesehatan yang terbagi atas jangka menengah dan yang telah ditetapkan, belum dilakukan evaluasi ter-
jangka panjang. RKA dinas kesehatan memuat hadap kendala pelaksanaan kegiatan dan kesesuaian
perencanaan kegiatan penggunaan anggaran yang kegiatan yang telah dilaksanakan terhadap permasa-
disusun pada akhir tahun yang sedang perjalan untuk lahan yang ada. Juga belum dilakukan perbandingan
pelaksanaan kegiatan anggaran pada tahun yang secara terus menerus pada pencapaian program ter-
akan datang (satu tahun kedepan). RKA dinas kese- hadap target yang ditetapkan dari tahun ke tahun
hatan mencakup perencanaan kegiatan anggaran pa- untuk dapat melihat kecenderungan pencapaian pro-
da kantor dinas kesehatan dan puskesmas. gram. Dokumen notulen rapat koordinasi pimpinan/
Dokumen usulan BLUD puskesmas, memuat usulan rapat dinas belum dijadikan sebagai sarana untuk
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman yang merencanakan kegiatan pemecahan permasalahan
ditujukan untuk melakukan penilaian terhadap kela- yang dibahas yang selanjutnya terus dilakukan eva-
yakan puskesmas untuk ditetapkan sebagai institusi luasi secara berkesinambungan hingga permasalah-
yang diberikan ijin untuk menerapkan PPK-BLUD. an tersebut tuntas. Dokumen yang dilakukan obser-
Dokumen usulan BLUD dibuat pada saat itu untuk vasi pada Puskesmas Sleman dan Puskesmas Kala-
menindaklanjuti hasil temuan Badan Pemeriksa san meliputi dokumen pola tata kelola, dokumen ren-
Keuangan (BPK) tentang adanya kesalahan prosedur cana strategis bisnis, dokumen prognosa/proyeksi
dalam penggunaan anggaran. Puskesmas yang pa- laporan keuangan pokok, dokumen standar pelayan-
da waktu itu merupakan UPT dinas kesehatan tidak an minimal dan dokumen laporan audit. Dokumen
diperkenankan melakukan penggunaan langsung pola tata kelola yang ada di Puskesmas Sleman
terhadap hasil retribusi yang diperoleh puskesmas dan Puskesmas Kalasan memiliki alur dan pola penu-
dan harus menyetor pendapatannya pada kas daerah lisan yang sama, karena saat pembuatan dokumen
dan penggunaannya melalui mekanisme APBD. tersebut dilakukan secara bersama-sama dengan
Dokumen pembinaan puskesmas BLUD memuat puskesmas–puskesmas yang ada di Kabupaten
laporan kegiatan pembinaan puskesmas BLUD oleh Sleman. Dokumen tersebut merupakan diskripsi dari
tim pembina puskesmas BLUD dari dinas kesehatan. pola tata kelola yang telah berjalan saat berstatus
Ada 3 tim pembina yang memiliki tugas pembinaan sebagai UPT dinas kesehatan. Dokumen Rencana
pada puskesmas yang dikelompokkan menjadi 3. Bisnis Anggaran (RBA) pada Puskesmas Sleman
Pembinaan dilakukan pada ketertiban dalam penge- dan Puskesmas Kalasan juga memiliki pola yang
lolaan keuangan serta kegiatan seperti yang telah sama. Rencana strategis yang dimuat dalam doku-
dituangkan dalam dokumen rencana strategis bisnis men adalah strategi pengelolaan keuangan. Alokasi
puskesmas. Dokumen petunjuk pelaksanaan anggaran untuk program Keswamas pada Puskes-
(Juklak)/petunjuk teknis (Juknis) pelaksanaan Upaya mas Sleman dan Puskesmas Kalasan sebagai pus-
Kesehatan Masyarakat masih memakai Juklak/ kesmas dengan program unggulan menunjukkan
Juknis yang dikeluarkan oleh Kementerian perbedaan sebelum dan setelah penetapan sebagai
Kesehatan Republik Indonesia. Dinas Kesehatan PPK-BLUD. Demikian pula tidak ada perbedaan

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 04, No. 2 Juni 2015  47


Karmijono Pontjo Widianto, dkk.: Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan

pada jenis dan jumlah kegiatan program Keswamas Kabupaten Sleman sebagai organisasi induk. Penen-
yang dilaksanakan sebelum dan setelah diterapkan tuan prioritas program mengacu pada SPM, MDG’s
PPK-BLUD. Belum ada kegiatan survei kepuasan serta Renstra Dinas Kesehatan. Konsep BLUD bah-
yang khusus dilakukan pada pelanggan program wa puskesmas yang telah berstatus sebagai PPK-
Keswamas, yang dilaksanakan oleh Puskesmas BLUD diberikan keleluasaan dalam menentukan
Kalasan untuk mengetahui harapan masyarakat prioritas program sesuai dengan situasi yang ada di
pada pelaksanaan program Keswamas Belum ada wilayah kerjanya, tidak terlihat dalam perencanaan
perubahan bermakna pada cakupan program Kes- dan pelaksanaan kegiatan di puskesmas. Pengada-
wamas di Puskesmas Sleman dan Puskesmas an SDM yang dilakukan baru sebatas pada SDM
Kalasan. Belum ada perbedaan dalam jumlah dan untuk pengelola keuangan dan pemenuhan untuk
jenis SDM yang mengelola program Keswamas pelayanan program UKP (pengadaan SDM dokter
sebelum dan setelah PPK-BLUD di Puskesmas poliklinik, perawat dan bidan pelayanan poliklinik,
Kalasan dengan Puskesmas Sleman. Penambahan pengadaan SDM akuntansi dan SDM pengelola
jumlah anggaran dan kegiatan pada program Kes- inventaris puskesmas).
wamas terjadi karena adanya tambahan pemasukan
dari kapitasi program JKN. Dokumen prognosa/pro- Pengelolaan Keswamas di Era BLUD
yeksi laporan keuangan Puskesmas Sleman dan Pengelolaan program Keswamas antara Pus-
Puskesmas Kalasan memuat rencana penggunaan kesmas Kalasan sebagai puskesmas unggulan pro-
anggaran, kesesuaian penggunaan anggaran dengan gram Keswamas dengan Puskesmas Sleman, tidak
rencana yang telah dibuat dalam dokumen RBA dan ada perbedaan sebelum dan setelah era BLUD. Pus-
perkiraan kecenderungan rugi atau laba dalam penge- kesmas Kalasan belum memberikan prioritas pada
lolaan keuangan yang bersumber dari pusat, pemda program Keswamas baik pada pengalokasian ang-
dan retribusi. Dokumen Standar Pelayanan Minimal garan, SDM maupun kreatifitas/inovasi dalam pelak-
(SPM) pada Puskesmas Sleman dan Puskesmas sanaan kegiatan. Tidak masuknya program Keswa-
Kalasan juga memiliki pola yang sama. SPM yang mas dalam SPM, menjadi kendala dalam pengaloka-
dicantumkan dalam dokumen merupakan hasil pem- sian prioritas sumber daya yang ada untuk program
bahasan bersama puskesmas se Kabupaten Sleman Keswamas. Belum adanya panduan untuk menghi-
yang juga mengacu pada SPM yang dikeluarkan oleh tung Unit Cost kegiatan UKM menyebabkan kesulit-
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pus- an pada petugas untuk menentukan kebutuhan bia-
kesmas Sleman dan Puskesmas Kalasan belum ya sesungguhnya dari kegiatan yang direncanakan.
memiliki SPM yang disusun sendiri berdasarkan Hal tersebut menyebabkan anggaran yang dialokasi-
permasalahan yang terjadi di wilayah masing– kan belum sesuai dengan kebutuhan yang sebenar-
masing. Hal ini karena status BLU hanya pada pe- nya.
ngelolaan keuangannya saja, sedangkan untuk tek- Tidak adanya standar pelayanan yang jelas
nis pelaksanaan kegiatan program masih mengacu membuat praktek pelayanan menjadi sepenuhnya
pada Renstra dinas kesehatan yang pada pelaksana- sangat tergantung pada kebaikan hati dari aparat
annya disesuaikan dengan kondisi masing-masing birokrasi pelayanan6.
wilayah. Standar proses pelayanan juga penting di-
atur. Namun pengaturannya harus dilakukan secara Pengetahuan Tentang BLUD Puskesmas
hati-hati agar standar proses pelayanan tidak men- Responden yang masuk dalam kategori pelak-
cegah atau membatasi kreativitas lokal dalam me- sana kebijakan secara keseluruhan mengetahui ten-
nyelenggarakan layanan publik6. Dokumen laporan tang BLUD yaitu sebanyak 6 orang meliputi pengeta-
audit terakhir pada Puskesmas Sleman dan Pus- huan bahwa puskesmas dengan status PPK-BLUD
kesmas Kalasan memuat hasil audit terhadap kese- memiliki keleluasaan dalam mengelola sendiri ang-
suaian pelaksanaan kegiatan anggaran/keuangan garan yang ada mulai dari perencanaan hingga pelak-
dengan perencanaan yang telah dibuat, belum pada sanaan dan pembiayaan setiap kegiatan yang telah
audit pelaksanaan kegiatan terhadap ouput atau out- direncanakan Responden yang masuk kategori
come yang didapat. penerima kebijakan yang mengetahui tentang BLUD
sebanyak 5 orang yang terdiri dari kader kesehatan
Perubahan Pola Pengelolaan Puskesmas jiwa dengan latar belakang pendidian D3, yang tidak
Status sebagai BLUD hanya pada pengelolaan mengetahui tentang BLUD sebayak 35 orang yang
keuangan saja sedangkan untuk pengelolaan kegiat- terdiri dari penderita gangguang jiwa, keluarga pen-
an puskesmas terutama Upaya Kesehatan Masya- derita gangguan jiwa dan sebagian besar kader
rakat (UKM) tetap mengacu pada Dinas Kesehatan kesehatan jiwa.

48  Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 04, No. 2 Juni 2015


Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

Manfaat yang Dirasakan gai PPK-BLUD untuk meningkatkan mutu pela-


Responden yang masuk dalam kategori pelak- yanan pada masyarakat dalam rangka mening-
sana kebijakan yang menyatakan mersakan manfaat katkan derajat kesehatan masyarakat.
BLUD sebanyak 6 orang, manfaat tersebut karena 4. Masih belum ditemukan perbedaan pengelolaan
adanya kemudahan dalam penggunaan anggaran un- program kesehatan jiwa masyarakat sebelum
tuk pelaksanaan program Keswamas misalnya saat dengan setelah diterapkan PPK-BLUD, walau-
melakukan rujukan, juga saat melaksanakan pro- pun telah terdapat tambahan kegiatan setelah
gram inovasi yang sudah direncanakan. Responden PPK-BLUD. Masyarakat belum dilibatkan se-
yang masuk dalam kategori penerima kebijakan yang cara optimal dalam perencanaan, pelaksanaan,
menyatakan merasakan manfaat BLUD di Puskes- monitoring dan evaluasi program Keswamas.
mas Kalasan sebanyak 6 orang, di Puskesmas Sle- 5. Pengelolaan puskesmas dengan PPK-BLUD
man sebanyak 4 orang. Responden yang menyata- sangat dibutuhkan untuk memberikan kemudah-
kan tidak merasakan manfaat BLUD di Puskesmas an pada puskesmas mengelola anggaran da-
Kalasan sebanyak 14 orang, di Puskesmas Sleman lam era Jaminan Kesehatan Nasional.
sebanyak 16 orang. Keluhan warga pengguna layan-
an seringkali muncul bukan hanya karena ketidak Saran
pastian waktu dan biaya tapi juga karena cara pela- 1. Perlu dibuka peluang pengelolaan kegiatan de-
yanan yang mereka terima seringkali melecehkan ngan melibatkan tenaga profesional yang me-
martabatnya sebagai warga negara. Ketika interaksi mahami tentang PPK-BLUD dan fungsi puskes-
antara pemerintah dengan warganya menjadi sangat mas sebagaimana yang diamanahkan dalam
rendah, yang disebabkan karena warga mengalami Permenkes nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat
kesulitan untuk mengakses pelayanan publik mau- Kesehatan Masyarakat, dengan sistem kontrak
pun berbagai arena penyelenggaraan pemerintah lain- kerja.
nya, maka keterlibatan emosional dan kejiwaan war- 2. Perlu adanya pelatihan atau pertemuan intensif
ganya terhadap kegiatan dan problem yang dihadapi untuk meningkatkan keberanian dinas kesehat-
pemerintah menjadi rendah6. an dan puskesmas berinovasi dalam pelaksa-
naan kegiatan agar dapat mengatasi permasa-
KESIMPULAN DAN SARAN lahan yang terjadi.
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpul-
kan beberapa hal sebagai berikut: REFERENSI
1. Belum ada perbedaan pengelolaan puskesmas 1. Sampoerno, D. (1998), Paradigma sehat dan
di Kabupaten Sleman setelah diterapkan PPK- promosi kesehatan di saat kritis, <http://www.
BLUD, karena belum semua keleluasaan atau geocities.com>, (Diakses 12 September 2011)
kemandirian yang diberikan sebagai PPK-BLUD 2. Depkes (2004), Kebijakan Dasar Pusat Kese-
dimanfaatkan oleh puskesmas maupun dinas hatan Masyarakat, Jakarta: Departemen Kese-
kesehatan untuk menciptakan kegiatan/pro- hatan RI
gram baru yang lebih inovatif dan dapat menye- 3. Depkes (2004), Sistem Kesehatan Nasional
lesaikan permasalahan kesehatan yang ada. (SKN), Jakarta: Departemen Kesehatan RI
2. Pemahaman tentang PPK-BLUD telah cukup 4. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Dokumen
namun belum mendorong dinas kesehatan dan Pelaksanaan Anggaran (DPA) Tahun 2011,
puskesmas untuk berani menciptakan kegiatan Bantul: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul.
yang lebih inovatif dalam menyelesaikan perma- 5. Yin, R. K. (2006), Studi Kasus Desain dan
salahan yang terjadi. Metode. Jakarta: Devisi Buku Perguruan Tinggi,
3. Pengetahuan dan pemahaman tentang PPK- PT Raja Grafindo Persada.
BLUD yang didukung dengan keberanian ber- 6. Dwiyanto, dkk (2012), Manajemen Pelayanan
inovasi sangat penting bagi pimpinan puskes- Publik : Peduli, Inklusi dan Kolaboratif,: Gadjah
mas dan dinas kesehatan sebagai pembina pus- Mada University Press Yogyakarta
kesmas, agar dapat memanfaatkan status seba-

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 04, No. 2 Juni 2015  49

You might also like