You are on page 1of 15

Jurnal

Manajemen Kesehatan

Volume 9 Nomor 1 April 2021

Analisis Indeks Keluarga Sehat untuk Mendukung


Program Promosi Kesehatan
Reni Murnita*, Asih Prasetyowati*
* Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan HAKLI Semarang
Email : rhe.murnita87@gmail.com

ABSTRACT for Alert Village. The health promotion


Health development starts from the program can refer to data on the healthy
smallest unit of society, namely the family. family index and PHBS by looking at the low
The Ministry of Health establishes an coverage indicators of healthy families.
operational strategy for health development Puskesmas can cooperate with educational
through the Healthy Indonesia Program with institutions so that the number of families
a Family Approach (PIS-PK). Data collection being recorded is maximized. Based on the
activities carried out in the PIS-PK aim to healthy family index coverage figures, health
obtain health data for each family member by promotion programs must synergize with the
the Puskesmas. This study aims to determine Disease Eradication Program, especially
the description of the index of healthy families pulmonary tuberculosis, hypertension, and
in the working area of Puskesmas Batang I by mental disorders. The development of
using 12 indicators of healthy families related posyandu and posbindu cadres is expected to
to the Health Promotion Program. This increase the coverage of the healthy family
research is a descriptive survey through index, especially in increasing family
observation and interviews of PIS-PK knowledge about infectious and non-
officers. The results showed that the Healthy communicable diseases.
Family Index of Kelurahan Kecapak was 0.08
(Unhealthy Family), the Healthy Family Keywords: Healthy family index, PIS-PK,
Index of Kelurahan Sambong was 0.2 Health Promotion Program.
(Unhealthy Family), the Healthy Family
Index of Kelurahan Proyonanggan Utara PENDAHULUAN
was 0.13 (Unhealthy Family), and Healthy Pembangunan keluarga adalah upaya
Family Index of Kelurahan Proyonanggan mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup
Tengah was 0.21 (Unhealthy Family). The dalam lingkungan yang sehat. Prioritas
Healthy Family Index of work area of pembangunan kesehatan tahun 2015-2019
Puskesmas Batang I was 0.18 and is in the dalam Program Indonesia Sehat dilakukan
Unhealthy Family category. The families that dengan menggunakan segenap potensi yang
were recorded had not total coverage, which ada, baik dari pemerintah pusat, provinsi,
was still 54.2%. The health promotion kabupaten/kota, maupun masyarakat.
program of the Batang I Puskesmas includes Pembangunan kesehatan dimulai dari unit
data collection on clean and healthy living terkecil dari masyarakat, yaitu keluarga.1
habits (PHBS), training for posyandu cadres, Pemerintah pusat dan pemerintah daerah
self-awareness surveys (SMD), and guidance menetapkan kebijakan pembangunan keluarga

1
untuk mendukung keluarga agar dapat mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif, (5)
melaksanakan fungsinya secara optimal. Balita mendapatkan pematauan pertumbuhan,
Sebagai penjabarannya, Kementerian (6) Penderita tuberkulosis paru mendapatkan
Kesehatan menetapkan strategi operasional pengobatan sesuai standar, (7) Penderita
pembangunan kesehatan melalui Program hipertensi melakukan pengobatan secara
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga teratur, (8) Penderita gangguan jiwa
(PIS-PK).1 Pendekatan Keluarga adalah salah mendapatkan pengobatan dan tidak
satu cara untuk meningkatkan jangkauan ditelantarkan, (9) Anggota keluarga tidak ada
sasaran dan mendekatkan akses pelayanan yang merokok, (10) Keluarga sudah menjadi
kesehatan. Data Riskesdas menunjukkan anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),
bahwa dengan pendekatan keluarga mutlak (11) Keluarga mempunyai akses sarana air
harus dilakukan untuk melengkapi dan bersih, dan (12) Keluarga mempunyai akses
memperkuat pemberdayaan masyarakat.2 atau menggunakan jamban sehat.3
Program Indonesia Sehat dengan Hasil dari pengolahan data kesehatan
Pendekatan Keluarga ada enam tahapan, keluarga dengan 12 indikator menghasilkan
terdiri dari pelatihan keluarga sehat dalam Indeks Keluarga Sehat (IKS).3 IKS adalah
mendukung PIS PK, pelaksanaan persiapan angka yang menunjukkan tingkatan keluarga
PIS PK, pelaksanaan kunjungan keluarga dan sehat yang terdiri dari tiga kategori yaitu
intervensi awal PIS PK, pelaksanaan analisis keluarga tidak sehat, keluarga pra sehat, dan
IKS awal, pelaksanaan intervensi lanjut PIS keluarga sehat. Proses pengumpulan data
PK, dan pelaksaaan analisis perubahan IKS.2 sangat diperlukan karena digunakan sebagai
Tahapan monitoring dilaksanakan pada bahan untuk merancang, menerapkan dan
tahapan pelaksanaan analisis IKS awal setelah mengevaluasi program pencegahan kesehatan
tahapan sebelumnya dilakukan dan masyarakat yang sesuai dan tepat sasaran.
menghasilkan data yang digunakan sebagai Laporan indeks keluarga sehat termasuk
penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL) dalam laporan rutin puskesmas.4
dan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan
selanjutnya dari hasil tersebut dapat pelayanan kesehatan di dalam gedung, tapi
digunakan sebagai bahan intervensi lanjutan. juga keluar gedung dengan mengunjungi
Evaluasi dilakukan pada tahapan analisis keluarga di wilayah kerjanya. Keluarga adalah
perubahan IKS, untuk hasil dari evaluasi suatu lembaga yang merupakan satuan (unit)
menjadi bahan pertimbangan guna terkecil dari masyarakat, terdiri atas ayah, ibu,
perencanaan kedepan. Pendataan keluarga dan anak. Keluarga yang seperti ini disebut
yang dilakukan kepada seluruh keluarga yang rumah tangga atau keluarga inti (keluarga
berada di wilayah kerja Puskesmas batih). Sedangkan keluarga yang anggotanya
merupakan langkah awal PIS-PK, sehingga mencakup juga kakek dan atau nenek atau
pada langkah tersebut harus dapat dikelola individu lain yang memiliki hubungan darah,
dengan cara yang baik dan tepat agar langkah bahkan juga tidak memiliki hubungan darah
selanjutnya dapat berguna secara optimal (misalnya pembantu rumah tangga), disebut
untuk menentukan Indeks Keluarga Sehat.3 keluarga luas (extended family). Keluarga
Kegiatan pendataan yang dilakukan dalam merupakan unit terkecil dari masyarakat,
PIS- PK bertujuan untuk memperoleh data maka derajat kesehatan rumah tangga atau
kesehatan setiap anggota keluarga khususnya keluarga menentukan derajat kesehatan
12 indikator yang digunakan sebagai penanda masyarakatnya.2
status kesehatan keluarga serta meningkatkan Aktivitas promosi kesehatan merupakan
akses pelayanan yang komprehensif yaitu (1) bagian tidak terpisahkan dari program
Keluarga mengikuti program Keluarga pemerintah. Petugas promosi kesehatan dapat
Berencana (KB), (2) Ibu melakukan menjadi elemen penting dari kampanye
persalinan di fasilitas kesehatan, (3) Bayi gerakan kesehatan yang dilakukan oleh
mendapat imunisasi dasar lengkap, (4) Bayi pemerintah. Hal ini disebabkan karena
2
petugas promosi kesehatan merupakan sosok promosi kesehatan yang dapat dilakukan dari
yang berinteraksi langsung di tingkatan angka Indeks Keluarga Sehat (IKS).
masyarakat serta mengetahui kondisi di
lapangan sebagai bagian dari institusi METODE PENELITIAN
puskesmas.5 Promosi Kesehatan adalah Penelitian ini merupakan penelitian
upaya untuk meningkatkan kemampuan diskriptif dengan pendekatan cross sectional.9
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, Variabel dalam penelitian ini adalah 12
untuk dan bersama masyarakat agar mereka indikator IKS, pelaksanaan pendataan PIS-PK
dapat menolong dirinya sendiri serta dan program kerja promosi kesehatan.
mengembangkan kegiatan yang Pengumpulan data dilakukan dengan
bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial observasi dan wawancara dengan petugas
budaya setempat dan didukung oleh kebijakan PIS-PK dan Kepala Puskesmas. Sumber data
publik yang berwawasan kesehatan.6 Tujuan berasal dari hasil observasi pelaksanaan
dari promosi kesehatan adalah meningkatknya pendataan PIS-PK dan Program Kerja Bidang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat individu, Promosi Kesehatan Tingkat Puskesmas.
keluarga dan masyarakat serta berperan aktif Analisa data dilakukan secara deskriptif yaitu
dalam setiap gerakan kesehatan masyarakat mendiskripsikan cakupan indikator indeks
melalui upaya promosi kesehatan yang keluarga sehat dan dibandingkan dengan
terintegrasi secara lintas program, lintas penelitian lain yang sejenis.
sektor, swasta dan masyarakat.7 Data
Keluarga Sehat sangat penting bagi HASIL DAN PEMBAHASAN
peningkatan kinerja petugas promosi
kesehatan dalam pembuatan rencana usulan Gambaran Geografis dan Kependudukan
kegiatan sehingga sangat penting untuk Wilayah kerja puskesmas Batang 1 terdiri
melakukan pendataan keluarga secara dari 4 kelurahan dan 1 desa yaitu Kelurahan
menyeluruh.8 Proyonanggan Utara, Kelurahan
Pusat Kesehatan Masyarakat yang Proyonanggan Tengah, Kelurahan
selanjutnya disebut Puskesmas merupakan Proyonanggan Selatan, Kelurahan Sambong,
fasilitas pelayanan kesehatan yang dan Desa Kecepak. Jumlah penduduk
menyelenggarakan upaya kesehatan terbesar dan terpadat di Kelurahan
masyarakat dan upaya kesehatan Proyonanggan Utara, yaitu sebesar 2607
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih rumah tangga dengan kepadatan 20229
mengutamakan upaya promotif dan preventif, penduduk per km2. Jumlah penduduk terkecil
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat berada di Desa Kecepak dengan 896 rumah
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. 3 tangga dengan kepadatan 1945 penduduk per
Puskesmas Batang 1 adalah fasilitas km2
pelayanan kesehatan tingkat satu yang Pos pelayanan terpadu (posyandu) dan pos
merupakan salah satu institusi kesehatan di binaan terpadu (posbindu) adalah fasilitas
Kabupaten Batang yang membantu upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
mewujudkan derajad kesehatan di Kabupaten (UKBM) sebagai bentuk dari pemberdayaan
Batang. Puskesmas Batang 1 memiliki masyarakat untuk meningkatkan keluarga
wilayah kerja di Kecamatan Batang yang sehat. Posyandu melakukan pelayanan gizi
terdiri dari Kelurahan Proyonanggan Utara, bayi dan balita yaitu dengan kegiatan
Proyonanggan Tengah, Kelurahan pemantauan berat badan dan pemberian
Proyonanggan Selatan, Kelurahan Sambong, makanan tambahan. Posbindu melakukan
dan Desa Kecepak. Penelitian ini bertujuan pelayanan pemantauan dan deteksi dini faktor
untuk mengetahui gambaran keluarga sehat risiko penyakit tidak menular. Kelurahan
dengan menggunakan 12 indikator di Wilayah Proyonanggan Selatan memiliki jumlah
Kerja Puskesmas Batang I. Manfaat penelitian posyandu mandiri tertinggi sebanyak 16
adalah memberikan masukan tentang program posyandu, tetapi belum memiliki posbindu.
3
Posyandu paling sedikit berada di Desa kendala lain yang dialami adalah banyak
Kecepak, yaitu 4 posyandu pernama dan satu warga yang didatangi tidak berada di rumah
buah posbindu. karena masih bekerja. Pada beberapa warga
yang didatangi ada orangnya tapi ternyata
Pengumpulan Data Keluarga Sehat di yang ada di rumah adalah lansia sehingga
Puskesmas Batang I sulit untuk di tanyai dan ada beberapa warga
Pendataan Indeks Keluarga Sehat sudah yang Kartu keluargannya sudah lama dan
dilaksanakan pada 3 kelurahan dan 1 desa tidak sesuai dengan data yang terbaru.
yaitu Desa Kecepak, Kelurahan Sambong, Petugas survey merupakan staf Puskesmas
Kelurahan Proyonanggan Utara dan Batang 1 yang memiliki tugas tambahan
Kelurahan Proyonanggan Tengah. untuk mendata PIS PK.
Pengumpulan data dilakukan oleh petugas
PIS-PK yang juga merupakan staf Puskesmas Cakupan Indikator Keluarga Sehat di
Batang I dengan mendatangi langsung warga Wilayah Kerja Puskesmas Batang I
yang tinggal di rumah. Dalam rangka pelaksanaaan Program
Indonesia Sehat telah disepakati adanya dua
belas indikator utama untuk penanda status
Daerah dengan persentase terendah pada kesehatan sebuah keluarga. Berdasarkan
pengumpulan data adalah Desa Kecapak yaitu indikator tersebut, dilakukan penghitungan
hanya 17,5% keluarg yang terdata. Indeks Keluarga Sehat (IKS) dari setiap
Sedangkan Kelurahan Sambong, keluarga, sedangkan keadaan masingmasing
Proyonanggan Utara, dan Proyonanggan indikator mencerminkan kondisi PHBS
Tengah sudah dikumpulkan data lebih dari (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dari
50% keluarga. Total dari empat keluarga yang bersangkutan. Tabel 1 di
Desa/Kelurahan, jumlah keluarga yang terdata bawah ini disajikan cakupan keluarga sehat
masih mencapai 54,2%. Desa Kecepak adalah tiap indikator utama di Wilayah Kerja
desa yang berada paling jauh dari Puskesmas Puskesmas Batang I Tahun 2019 sebagai
sehingga menyulitkan perugas survey untuk berikut.
bolak balik mendatangi warga. Kendala-

Tabel 1 Cakupan Keluarga Sehat tiap Indikator di Wilayah Kerja Puskesmas Batang I
Tahun 2019
Cakupan Tiap Kelurahan (%)
Jumlah
No Indikator Keluarga Sehat Proyo Proyo
Kecepak Sambong (%)
Utara Tengah
1 Keluarga mengikuti program Keluarga
Berencana (KB) 5,9 41,3 31,9 39,7 35,3
2 Ibu melakukan persalinan di fasilitas
kesehatan 100,0 99,0 100,0 97,1 99,2
3 Bayi mendapat imunisasi dasar
lengkap 100,0 78,7 83,3 95,8 85,2
4 Bayi mendapat air susu ibu (ASI)
eksklusif 8,3 45,6 66,3 63,2 56,0
5 Balita mendapatkan pematauan
pertumbuhan 100,0 99,6 96,1 86,8 95,9
6 Penderita TB paru mendapatkan
pengobatan sesuai standar 0 6,7 31,8 35,7 24,4
7 Penderita hipertensi melakukan
pengobatan secara teratur 2,4 10,0 13,9 14,7 12,9
8 Penderita gangguan jiwa mendapatkan 0 25 66,7 45,2

4
pengobatan 50,0
9 Anggota keluarga tidak ada yang
merokok 34,0 36,6 46,8 53,8 44,5
10 Keluarga sudah menjadi anggota
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 47,6 66,9 48,8 56,9 56,3
11 Keluarga mempunyai akses sarana air
bersih 94,6 97,7 98,2 97,9 97,8
12 Keluarga mempunyai akses atau
menggunakan jamban sehat 95,9 97,4 85,6 96,2 92,1
Sumber : Data IKS Puskesmas Batang I Tahun 2019

Tabel 1 menunjukkan bahwa indikator kecepak diperoleh keterangan bahwa


dengan angka cakupan terendah adalah kesulitan yang dialami petugas dalam
pengobatan TB Paru dan gangguan jiwa di memperoleh informasi dalam pemdataan IKS
Desa Kecepak (0%). Cakupan penderita tersebut adalah karena letak desa kecepak
hipertensi yang melakukan pengobatan juga yang paling jauh dari desa lainnya dan
relatif rendah di Desa Kecepak (2,4%). petugas juga kesulitan menemui warga untuk
Indikator dengan angka tertinggi yaitu ibu melakukan wawancara.
melakukan persalinan di fasilitas kesehatan, Berikut disajikan grafik tentang cakupan
bayi mendapat imunisasi dasar, dan total tiap Indikator Keluarga Sehat di
pemantauan pertumbuhan balita di Desa Puskesmas Batang I sebagai berikut.
Kecepak (100%). Pada hasil wawancara yang
dilakukan dengan petugas IKS di desa

5
Grafik 1 menunjukkan indikator terendah indikator keluarga sehat yang bernilai 1
yaitu pengobatan teratur pada penderita dibagi jumlah indikator keluarga sehat yang
hipertensi (12,9%), penderita tuberkulosis ada. Hasil perhitungan IKS tersebut,
mendapatkan pengobatan sesuai standar selanjutnya dapat ditentukan kategori
(24,4%), keluarga mengikuti program kesehatan masing-masing keluarga dengan
keluarga berencana (35,3%), dan tertinggi mengacu pada ketentuan dari Permenkes
pada angka cakupan ibu melakukan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman
persalinan pada fasilitas kesehatan (99,2%). Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat
Perhitungan indeks keluarga sehat tiap dengan Pendekatan Keluarga, berikut ini:1

1) Nilai indeks > 0,800 : keluarga sehat


Nilai indeks 0,500 – 0,800 : keluarga pra-sehat
Nilai indeks < 0,500: keluarga tidak sehat

keluarga dihasilkan dengan rumus jumlah

Grafik 2 dan 3 menggambarkan hasil kategori keluarga sehat berdasarkan indeks keluarga sehat
tiap Desa/Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Batang I Tahun 2019.

6
Dari Grafik 2 terlihat bahwa sebagian besar keluarga masuk dalam kategori keluarga pra sehat di
Wilayah Kerja Puskesmas Batang I. Keluarga tidak sehat paling banyak di Desa Kecepak
(23,57%), dan keluarga sehat paling banyak berada di Kelurahan Proyonanggan Tengah (21,38%).

Grafik 3 menunjukkan bahwa memiliki angka indeks sebesar 0,08 (Keluarga


Kategori Kesehatan Keluarga untuk Tidak Sehat), Kelurahan Sambong memiliki
keseluruhan wilayah yang disurvey indeks sebesar 0,2 (Keluarga Tidak Sehat),
menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga Kelurahan Proyonanggan Utara memiliki
di Wilayah Kerja Puskesmas Batang I adalah indeks 0,13 (Keluarga Tidak Sehat), dan
keluarga pra sejahtera (67%), keluarga sehat Kelurahan Proyonanggan Tengah memiliki
sebesar 18%, dan keluarga tidak sehat sebesar indeks 0,21 (Keluarga Tidak Sehat). Sehingga
15%. Wilayah Kerja Puskesmas Batang I memiliki
Kategori kesehatan keluarga tiap indeks sebesar 0,18 yaitu masuk kategori
Desa/Kelurahan dihasilkan dari angka indeks Keluarga Tidak Sehat seperti ditunjukkan
yaitu jumlah keluarga kategori sehat dibagi pada Tabel 2 berikut :
dengan seluruh keluarga. Desa Kecapak

Tabel 2. Angka Indeks dan Kategori Kesehatan Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas
Batang I
No Desa/Kelurahan Jumlah Jumlah Angka Kategori

7
Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga Indeks Kesehatan
Tidak Pra Sehat Sehat Keluarga
Sehat
Keluarga
1 Kecepak 157 37 107 13 0,08
Tidak Sehat
Keluarga
2 Sambong 1141 138 774 229 0,20
Tidak Sehat
Keluarga
3 Proyo. Utara 1503 295 1011 197 0,13
Tidak Sehat
Keluarga
4 Proyo. Tengah 1698 228 1107 363 0,21
Tidak Sehat
Keluarga
Total 4499 698 2999 802 0,18
Tidak Sehat
Sumber : Data Indeks Keluarga Sehat, Puskesmas Batang I Tahun 2019

Analisis Indeks Keluarga Sehat di terpenting dalam rangka pelaksanaan


Wilayah Kerja Puskesmas Batang I pendekatan keluarga, selain sumber daya
Hasil indeks keluarga sehat (IKS) di adapun sumber dana yang dibutuh untuk
Wilayah Kerja Puskesmas Batang I yaitu 0,18 pendataan keluarga sehat, dana yang
menunjukkan bahwa masih diperlukan dibutuhkan oleh puskesmas kurang memadai
peningkatan kategori dari keluarga tidak sehat dalam pelakasana PIS-PK karena harus
menjadi pra sehat dan keluarga sehat. IKS berbagi dengan program lain yang akan
Kecamatan Batang Tahun 2019 adalah 0,17 dijalankan oleh puskesmas itu sendiri.11
yaitu masuk dalam kategori keluarga tidak Seperti penelitian dari Virdasari (2018) bahwa
sehat. Adapun IKS Kecamatan Batang Tahun ketersediaan tenaga pendata keluarga sehat
2019 yaitu 0,14 dengan kategori keluarga dirasa kurang karena mempunyai tugas pokok
tidak sehat sedangkan IKS Jawa Tengah pada di Puskesmas, akibatnya pendataan PIS PK
Tahun 2019 adalah 0,18 dengan kategori hanya dijadikan sebagai tugas tambahan.12
keluarga tidak sehat untuk tingkat provinsi.10 Untuk mengatasi kekurangan tenaga
Prioritas Wilayah dengan angka indeks pengumpul data maka puskesmas dapat
paling kecil (0,08) adalah Desa Kecepak. bekerjasama dengan institusi lain atau
Persentase keluarga yang disurvey di Desa merekrut tenaga untuk pengumpulan data.13
Kecepak masih kecil hanya 17,5% dan total Tenaga pengumpul data dapat berasal dari
keluarga yang disurvey adalah 54,2% institusi pendidikan yang selaras dengan
sehingga belum total coverage. Pengumpulan kegiatan pengabdian masyarakat.
dan pengolahan data kedepannya dapat Prioritas masalah kesehatan pada tingkat
memanfaatkan teknologi informasi yaitu puskesmas adalah penderita hipertensi yang
menggunakan aplikasi keluarga sehat dari mendapat pengobatan yang teratur. Prioritas
kementrian kesehatan. Aplikasi Keluarga masalah kesehatan untuk Desa Kecepak
Sehat adalah sistem informasi keluarga yang adalah penderita tuberkulosis paru dan
berjenjang dari tingkat puskesmas sampai gangguan jiwa yang mendapat pengobatan
dengan provinsi. Penelitian dari Ekowati sesuai standar. Prioritas masalah kesehatan
(2019) menunjukkan bahwa pemanfaatan untuk Kelurahan Sambong adalah penderita
aplikasi keluarga sehat dapat meningkatkan tuberculosis paru yang mendapat pengobatan.
kinerja petugas puskesmas khususnya Sedangkan prioritas masalah kesehatan untuk
promosi kesehatan. Aplikasi Keluarga Sehat
8
Kelurahan Proyonanggan Utara dan
memudahkan tim Pembina keluarga sehat Proyonanggan Tengah adalah penderita
mengumpulkan dan menganalisis data. hipertensi yang mendapat pengobatan.
Penelitian dari Fauzan (2019) menyimpulkan Prioritas Program kesehatan adalah
bahwa sumber daya merupakan salah satu hal
8
pengobatan pasien hipertensi dan
tuberkulosis

9
paru secara teratur dan sesuai dengan standar. dini kasus TB dan pemeriksaan kontak
Adanya posbindu di tiap Desa/Kelurahan penderita dengan target penemuan penderita
yang terdata dapat dimaksimalkan baru sebesar 80%. Data penemuan penderita
programnya. Posbindu adalah Pos Binaan paru di Puskesmas Batang I pada tahun 2019
Terpadu yang mempunyai kegiatan adalah 38%. Usulan program selanjutnya
monitoring dan deteksi dini faktor risiko adalah pelacakan penderita TB mangkir,
penyakit tidak menular. Penyakit tidak kunjungan kasus TB yang drop out,
menular yang termasuk dalam indikator pengawasan minum obat, pemberian makan
keluarga sehat adalah penyakit hipertensi dan tambahan bagi penderita TB Paru, dan
kejiwaan. Adanya posyandu di wilayah kerja pelatihan pengawas minum obat penderita TB
Puskesmas juga dapat ditingkatkan Paru. Target angka kesembuhan TB Paru
programnya sehingga cakupan bayi mendapat adalah 90% sedangkan angka kesembuhan TB
ASI eksklusif dan imunisasi dapat meningkat. Paru tahun 2019 adalah 38%. Program
Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai penyuluhan penyakit menular dan tidak
mitra dapat diupayakan dengan menggunakan menular menjadi usulan kegiatan Promosi
kader posyandu, posbindu, pengurus PKK, Kesehatan tahun 2020.
karang taruna, dan pengelola pengajian.14 Penelitian dari Lubis (2019)
Puskesmas Batang I dapat melakukan menunjukkan bahwa promosi kesehatan
kunjungan rumah dan pembinaan kepada mempengaruhi perubahan perilaku hidup
kader kesehatan di UKBM sehingga proses bersih dan sehat (PHBS).15 Program promkes
monitoring kepada keluarga yang terdapat yang dapat dilakukan adalah peningkatan
pasien penyakit hipertensi, kejiwaan, dan pengetahuan keluarga tentang penyakit tidak
tuberkulosis paru dapat berjalan efektif. menular seperti hipertensi dan gangguan jiwa.
Dengan kunjungan rumah, puskesmas dapat Notosoedirdjo (2005) menyebutkan bahwa
memperoleh data profil kesehatan keluarga pengetahuan keluarga mengenai kesehatan
(prokesga) yang berguna untuk mengenali mental merupakan awal usaha dalam
secara lebih menyeluruh (holistik) masalah- memberikan iklim yang kondusif bagi
masalah kesehatan di keluarga. Program anggota keluarganya karena kurangnya
promotif dan preventif terhadap penyakit pengetahuan dapat menjadi sumber masalah
menular dan tidak menular juga dapat bagi anggota keluarga yang mengalami
terlaksana dengan kunjungan rumah. ketidakstabilan mental.16 Berikut Rencana
Rencana usulan kegiatan P2P TB Paru di Usulan Kegiatan Bidang Promosi Kesehatan
Puskesmas Batang I Tahun 2020 yaitu deteksi Puskesmas Batang I Tahun 2020.

Tabel 3. Rencana Usulan Kegiatan UKM Puskesmas Batang I Tahun 2020


No Program Tujuan Sasaran Target
1 Pelatihan Kader PHBS Memberikan pengetahuan Kader 1 Kegiatan/desa/
dan SMD tentang cara pengisian SMD/PHBS tahun
kuesioner
2 Survey Mawas Diri Meningkatkan peran serta Masyarakat 1 kegiatan/5
(SMD) masyarakat dalam bidang desa/kel/tahun
kesehatan
3 Pendataan PHBS Untuk mengetahui perilaku Masyarakat 1 kegiatan/5
PHBS masyarakat desa/kel/tahun
4 Musyawarah Meningkatkan peran serta Masyarakat 1 Kegiatan/Desa,
Masyarakat Desa masyarakat dalam bidang Desa/Kelurah kelurahan/tahun
(MMD) kesehatan an
5 Pertemuan lintas Menjalin hubungan dengan Instansi lintas 4 kegiatan/desa/
sektor/ advokasi lintas sektor sektor tahun
tingkat kecamatan
10
bidang kesehatan
6 Penggerakan Meningkatkan peran serta Masyarakat 1 kegiatan/5 desa
masyarakat untuk masyarakat dalam bidang
mendukung kegiatan kesehatan
program kesehatan
(Pemberantasan
Sarang Nyamuk,
Jum'at bersih, CTPS,
Desa siaga)
7 Pembinaan Desa Siaga Menciptakan Desa yang Masyarakat 1 kegiatan/5 desa
tanggap terhadap
permasalahan kesehatan dan
bencana
8 Pembinaan Kader Meningkatkan peran serta Masyarakat 12 kegiatan/tahun
Posyandu masyarakat dalam bidang
kesehatan
Sumber: Rencana Usulan Kegiatan Promosi Kesehatan, Puskesmas Batang, 2020

Tabel 3 menunjukkan bahwa usulan Pelayanan kesehatan dasar dalam kelurahan


program promosi kesehatan yang dilakukan siaga aktif digalakkan melalui UKBM serta
saat ini adalah pelatihan kader PHBS dan partisipasi aktif dari kader yang pada
SMD untuk meningkatkan peran serta umumnya dibina dibawah naungan kelurahan
masyrakat dalam bidan kesehatan, pendataan dengan bantuan pihak puskesmas.
PHBS, dan pembinaan kader Posyandu. Pemberdayaan masyarakat menjadi dasar
Terdapat Program Survei Mawas Diri (SMD) pendekatan utama dalam pelaksanaan
yang digunakan untuk menggali kelurahan siaga aktif. Komponen yang
permasalahan keluarga di masing-masing menjadi dasar tujuan pelaksanaan kelurahan
kelurahan dan desa di wilayah kerja siaga aktif yang dituangkan ke dalam berbagai
Puskesmas Batang 1 yang nantinya akan tahap pelaksanaan. Tahapan pelaksanaan
dijadikan bahan untuk melakukan tersebut meliputi 1) pengenalan kondisi
Musyawarah Masyarakat Desa. Selain itu lingkungan kelurahan, 2) identifikasi masalah
juga ada Program Desa Siaga yang bertujuan kesehatan dan PHBS, 3) musyawarah
untuk menciptakan Desa yang tanggap akan kelurahan, 4) perencanaan partisipatif, serta 5)
permasalahan kesehatan. pelaksanaan kegiatan.17 Penelitian dari
Pedoman pelaksanaan Kelurahan siaga Nurafifah (2020) menunjukkan bahwa
yang diatur melalui Keputusan Menteri Pemberdayaan Masyarakat melalui
Kesehatan Republik Indonesia Nomor musyawarah Desa dapat mengubah perilaku
1529/MENKES/SK/X/2010. Kelurahan siaga kesehatan menjadi lebih baik. Musyawarah
dalam hal ini mencakup berbagai program Masyarakat Desa merupakan suatu kegiatan
strategis yang tercantum dalam pedoman. yang dilakukan oleh masyarakat desa untuk
Terdapat 3 komponen penting yang menjadi menyampaikan permasalahan yang terjadi di
patokan pelaksanaan kelurahan siaga aktif desa serta menentukan solusi pemecahan
adalah 1) pelayanan kesehatan dasar, 2) masalah. Permenkes nomor 8 tahun 2019
pemberdayaan masyarakat melalui tentang Pemberdayaan Masyarakat di Bidang
pengembangan Upaya Kesehatan Bersumber Kesehatan, menyatakan bahwa musyawarah
daya Masyarakat (UKBM) dan mendorong desa adalah salah satu bentuk penyelengaraan
upaya surveilans berbasis masyarakat, pemberdayaan masyarakat. Melalui
kedaruratan kesehatan dan penanggulangan musyawarah diharapkan dapat menyelesaikan
bencana dan penyehatan lingkungan, 3) masalah kesehatan yang ada di wilayah
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
11
tersebut.18

12
Program Promkes dapat mengacu data PHBS dengan melihat cakupan indikator
indeks keluarga sehat dan PHBS dengan keluarga sehat yang masih rendah.
melihat cakupan indikator keluarga sehat Untuk meningkatkan keluarga yang didata
yang masih rendah. Selain pembinaan kader dengan cara puskesmas bekerja sama dengan
posyandu, perlu dilakukan juga pembinaan institusi pendidikan sehingga jumlah keluarga
kader posbindu di masing-masing Kelurahan yang didata lebih memaksimalkan dan dapat
dan Desa karena baru terdapat satu posbindu menyesuaian waktu pendataan dengan warga.
di Wilayah Kerja Puskesmas Batang I. Program promkes harus bersinergi dengan
Penelitian dari Fuadah (2018) menunjukkan Program Pemberantasan Penyakit terutama
bahwa pengetahuan penderita hipertensi penyakit TB Paru, hipertensi, dan gangguan
berhubungan dengan pemanfaatan posbindu.19 jiwa. Pembinaan kader posyandu dan
Menurut penelitian dari Sari (2018) bahwa posbindu diharapkan dapat meningkatkan
dukungan kader menjadi faktor yang dominan cakupan indeks keluarga sehat khususnya
dalam pemanfaatan posbindu.20 Dengan pada peningkatan pengetahuan penyakit
adanya kader dan masyarakat yang menular dan tidak menular.
memanfaatkan kegiatan posbindu maka
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan UCAPAN TERIMA KASIH
dan penanganan penyakit tidak menular. Penulis mengucapkan banyak terima
kasih pada seluruh pihak yang telah
KESIMPULAN berpartisipasi dalam proses penelitian ini
Desa Kecapak memiliki angka indeks
sebesar 0,08 (Keluarga Tidak Sehat), DAFTAR PUSTAKA
Kelurahan Sambong memiliki indeks sebesar 1 Kemenkes RI. 2016. Permenkes No. 39
0,2 (Keluarga Tidak Sehat), Kelurahan Tahun 2016 tentang Pedoman
Proyonanggan Utara memiliki indeks 0,13 Penyelenggaraan Program Indonesia
(Keluarga Tidak Sehat), dan Kelurahan Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
Proyonaanggan Tengah memiliki indeks 0,21 Jakarta : Kemenkes RI
(Keluarga Tidak Sehat). Wilayah Kerja 2 Kemenkes RI. 2017. Program Indonesia
Puskesmas Batang I memiliki indeks sebesar Sehat dengan Pendekatan Keluarga. URL
0,18 yaitu masuk kategori Keluarga Tidak :
Sehat. Keluarga yang didata belum total https://www.kemkes.go.id/article/view/17
coverage yaitu masih sebesar 54,2%. Program 070700004/program-indonesia-sehat-
promosi kesehatan Puskesmas Batang I dengan-pendekatan-keluarga.html,
diantaranya adalah pendataan PHBS, Diakses 13 Juli 2020
pembinaan kader posyandu yang dilakukan 3 Kemenkes RI. 2016. Pedoman Umum
tiap bulan oleh Promkes dalam pertemuan Program Indonesia Sehat dengan
Kader, survey mawas diri (SMD), Pendekatan Keluarga. Jakarta: Kemenkes
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) yang RI
melibatkan lintas sektor termasuk di 4 Kemenkes RI. 2019. Peraturan Menteri
dalamnya PKK, karang taruna dan perangkat Kesehatan Republik Indonesia Nomor 31
desa untuk memecahkan masalah yang ada di Tahun 2019 Tentang Sistem Informasi
desa tersebut, Koordinasi lintas sektor yaitu Puskesmas. Jakarta:Kemenkes RI.
dengan TNI, POLRI, KUA, dinas Pendidikan, 5 Direktorat Promosi Kesehatan dan
dan PLKB juga dilakukan dalam upaya Pemberdayaan Masyarakat. 2016.
koordinasi untuk mengatsi berbagai Promosi Kesehatan. URL:
masalahyang timbul, serta pembinaan Desa http://promkes.kemkes.go.id/promosi-
Siaga untuk dapat mengatasi permasalahan kesehatan/csr. Diakses 11 Agustus 2020.
kesehatan yang ada. Program Promkes dapat 6 Kemenkes RI. 2014. SK Menkes No.
mengacu data indeks keluarga sehat dan 1193/Menkes/SK/X/2014 tentang Upaya

13
Peningkatan Kesehatan dan Pencegahan dengan Pendekatan Keluarga Sehat (PIS-
Penyakit. Jakarta : Kemenkes RI PK) di Puskesmas Bestari Kota Medan.
7 Madolan, Amrin. 2017. Pengertian dan Jurnal Online Keperawatan Indonesia,
Tujuan Promosi Kesehatan. Vol.2, No.2, hal 50-67.
https://www.mitrakesmas.com/2017/12/p 15 Lubis, Abdul Hamid. 2019. Pengaruh
engertian-dan-tujuan-promosi- Promosi Kesehatan Terhadap Perubahan
kesehatan.html. Diakses 11 Agustus 2020 Pengetahuan Hidup Bersih dan Sehat
8 Ekowati, et al. 2019. Pengaruh (PHBS). Jurnal Mutiara Kesehatan
Pemanfaatan Aplikasi Keluarga Sehat Masyarakat, Vol.4, No.2, hal 122 – 131.
terhadap Kinerja Petugas Promosi URL: http://e-journal.sari-
Kesehatan Puskesmas. Jurnal Promosi mutiara.ac.id/index.php/JMKM/article/vi
Kesehatan Indonesia Vol. 14, No. 2, hal ew/875/764. Diakses 13 Juli 2020.
92-107. URL: 16 Fauziah, Ani Nur. 2017. Keluarga Sehat
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jpk Berdasarkan Pendekatan Keluarga di RW
i/article/view/24030, Diakses 13 Juli 03 Kelurahan Mojosongo Surakarta
2020 Tahun 2016. Jurnal Kebidanan Indonesia,
9 Dahlan, Sopiyudin. 2011. Statistik untuk Vol 8, No 1, hal 101-110. URL:
Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : https://stikesmus.ac.id/jurnal/index.php/J
Penerbit Salemba Medika Kemenkes. KebIn/article/view/165, Diakses 13 Juli
2018. 2020
10 Kemenkes RI. Dashboard Indeks 17 Hidayah, Malida Nurul. 2019. Evaluasi
Keluarga Sehat. URL: dan Analisis Pelaksanaan Musyawarah
http://dashboardkeluargasehat.kemkes.go. Masyarakat Kelurahan di Wilayah
id/index.php?kategori=3&pronvinsi=33& Puskesmas X Surabaya. Jurnal Promkes,
kota=25, diakses 13 Juli 2020 Vol. 7, No.1, hal 56-66.
11 Fauzan, Akbar, et al. 2018. Implementasi 18 Nurafiah, Dian. 2020. Pemberdayaan
Program Indonesia Sehat dengan Masyarakat Melalui Musyawarah
Pendekatan Keluarga (PIS-PK) di Masyarakat Desa terhadap Perubahan
Puskesmas Mulyaharja Kota Bogor Perilaku Kesehatan. Proceeding of The
Tahun 2018. Jurnal Promotor, Vol.2, 11th University Research Colloquium
No.3, hal 172-181. 2020: Bidang Pengabdian Masyarakat.
12 Virdasari, Eri. 2018. Analisis Kegiatan 19 Fuadah, Dina Zakiyyatul dan Naning Furi
Pendataan Keluarga Program Indonesia Rahayu. 2018. Pemanfaatan Pos
Sehat Dengan Pendekatan Keluarga di Pembinaan Terpadu (Posbindu) Penyakit
Puskesmas Kota Semarang (Studi Kasus Tidak Menular (PTM) pada Penderita
pada Puskesmas Mijen). Jurnal Hipertensi. Jurnal Ners dan Kebidanan,
Kesehatan Masyarakat, Vo.6, No.5, hal Volume 5, Nomor 1, April 2018, hal 20-
52-65. URL: 28. URL:
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jk https://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk/article
m, Diakses 13 Juli 2020. /view/270, Diakses 14 Agustus 2020.
13 Asri, Audia Cahya, Irwan Budiono. 2019. 20 Sari, Dwi Wigati Ratna dan Mieke
Pelaksanaan Program Indonesia Sehat Savitri. 2018. Faktor-faktor yang
dengan Pendekatan Keluarga di Berhubungan dengan Pemanfaatan
Puskesmas. Higeia Journal of Public Posbindu Penyakit Tidak Menular (PTM)
Health Research And Development, di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
Vo.3, No.4, hal 556-567. URL: Setiabudi Kota Jakarta Selatan Tahun
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ 2018. Jurnal Kebijakan Kesehatan
higeia, Diakses 13 Juli 2020. Indonesia,Vo.7, No.2, hal 49-56.
14 Daulay, Dina Lolita et al. 2019. Evaluasi
Pelaksanaan Program Indonesia Sehat

14
URL: 36849/22491, Diakses 14 Agustus 2020
https://jurnal.ugm.ac.id/jkki/article/view/

15

You might also like