You are on page 1of 113

PENGARUH PERAN AYAH TERHADAP SELF ESTEEM

MAHASISWA

DI UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA

SKRIPSI

Oleh:

SAYLA SALSABILA

NIM: 16.01.061.056

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA

2020
PENGARUH PERAN AYAH TERHADAP SELF ESTEEM
MAHASISWA

DI UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA

SKRIPSI

Diajukan kepada

Universitas Teknologi Sumbawa

sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan

Program Sarjana Strata Satu (S1)

Oleh:

SAYLA SALSABILA

NIM 16.01.061.056

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA

2020
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sayla Salsabila

NIM : 16.01.061.056

Program Studi : Psikologi

Fakultas : Psikologi

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar

tulisan saya, kecuali kutipan atau ringkasan yang semuanya telah saya jelaskan

sumbernya. Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi

ini hasil plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Sumbawa, 10 Februari 2020

Yang membuat pernyataan

Sayla Salsabila
ABSTRACT

Salsabila, Sayla. 2020. The Effect of the Fathering on Self Esteem of student in
Sumbawa Univercity of Technology. Thesis, Departement of
Psychology, Faculty of Psychology, Sumbawa University of Technology.
Advisor (I) Junaidin, S.Pd,. M.Psi (II) Lukmanul Hakim, M.Pd.

Fathering is as breadwinners, fathers as heads of families, fathers as


role models, fathers as protectors, and fathers as advisers. The father as head of
the family is defined as having power and influence on the child. Self esteem is a
self-evaluation made by each individual, people's attitudes towards themselves in
the range of positive to negative dimensions. The purpose of this study was to
determine the effect of the role of fathers on students of the University of
Technology Sumbawa.
This research was conducted at the University of Sumbawa Technology
with a total sample of 97 people with established criteria. The sampling technique
uses purposive sampling. The method used is descriptive quantitative. Research
data obtained from the spread of 2 scales, namely the scale of the role of the
father and self esteem scale.
Based on the results of research conducted at the University of
Technology Sumbawa, it can be concluded that there is an influence between the
role of fathers on self-esteem (students' self esteem) with a Significance value
(Sig.) 0,000 (<0.05), then the alternative hypothesis (Ha) is accepted. These
results indicate that the higher the involvement of the father's role, the higher the
self esteem of students, and vice versa the lower the involvement of the father's
role, the lower the self esteem in students. The role of fathers gives an influence of
32.6%, while the remaining 67.4% is influenced by other variables not examined
in this study.

Keywords: Fathering, Self Esteem.


ABSTRAK

Salsabila, Sayla. 2020. Pengaruh Peran Ayah Terhadap Self Esteem Mahasiswa di
Universitas Teknologi Sumbawa. Skripsi. Program Studi Psikologi,
Fakultas Psikologi, Universitas Teknologi Sumbawa. Pembimbing (I)
Junaidin, S.Pd,. M.Psi (II) Lukmanul Hakim, M.Pd.

Peran ayah merupakan sebagai pencari nafkah, ayah sebagai kepala


keluarga, ayah sebagai teladan, ayah sebagai pelindung, dan ayah sebagai
pemberi nasihat. Ayah sebagai kepala keluarga didefinisikan memiliki
kekuasaan dan pengaruh terhadap anak. Self esteem merupakan evaluasi diri
yang dibuat oleh setiap individu, sikap orang terhadap dirinya sendiri dalam
rentang dimensi positif sampai negatif. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui Pengaruh Peran Ayah Terhadap Mahasiswa Universitas Teknologi
Sumbawa.
Penelitian ini dilakukan di Unversitas Tekonologi Sumbawa dengan
jumlah sampel sebanyak 97 orang yang dengan kriteria yang sudah ditetapakan.
Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling. Metode yang
digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Data-data penelitian didapat dari hasil
penyebaran 2 skala, yaitu skala Peran ayah dan skala Self esteem.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Universitas Teknologi
Sumbawa, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara peran ayah
terhadap harga diri (self esteem) mahasiswa dengan nilai Signifikansi (Sig. ) 0,000
(<0,05) maka Hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hasil tersebut menunjukan
bahwa semakin tinggi keterlibatan peran ayah maka akan tinggi self esteem
mahasiswa, begitupun sebaliknya semakin rendah keterlibatan peran ayah maka
semakin rendah pula self esteem pada mahasiswa. Peran ayah memberikan
pengaruh sebesar 32,6%, sedangkan sisanya sebesar 67,4% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata Kunci: Peran Ayah, Harga diri.


MOTTO

rang adalah guru, d

-Ki Hajar Dewantara-

Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan
berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu
adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.

(QS. Al-Ankabut : 41)

A hero can be anyone, even a man doing something as simple and reassuring as

( BATMAN )

Tidak harus selalu menjadi yang terbaik. Tapi jadilah yang selalu berbuat baik
dimanapun, kapanpun, dan kepada siapapun ~

Selamat Beburu Pengalaman.

A L Y AS

SEMESTA MAU KITA BERUSAHA

Tersenyumlah
PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

^^ Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan kejutan yang selalu luar biasa
dikehidupan saya ^^

^^ Umi dan Abi yang hingga detik ini senantiasa sabar dalam merawat dan
mendidik saya dan motivasi yang tak penah alfa
diberikan, terimakasih juga karena sudah menjadi guru kehidupan terbaik saya.
Skripsi ini saya persembahkan sebagai wujud cinta dan kasih saya kepada Umi
dan Abi ^^

^^ Teteh dan Adik saya, Teh Ara dan bang Miqdad. Terimakasih telah
membersamai saya dalam menjalani beberapa episode kehidupan di istana kecil
kita, teimakasih memintanya ^^

^^ Teman-teman kamar juang, Aisyah Hajar, Elen, Sofi, Anggi yang telah
menemani saya, mendengarkan keluh kesah saya, yang menyemangati saya ketika
rasa jenuh menghampiri. Kalian unik. Gracias ^^

^^ Pak Lukman dan Pak Jun Dosen pembimbing yang baik hati, senantiasa
menyemangati dan mengingatkan perihal target yang harus diselesai ^^

^^ Untuk kamu, penduduk bumi yang kelak akan membersamai saya, biarkan
semeseta yang yang kelak mempertemukan kita ^^
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

h terhadap Self Esteem Mahasiswa di Universitas Teknologi

Sumbawa ini disusun guna melengkapi salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) pada Program Studi Psikologi

Fakultas Psikologi Universitas Teknologi Sumbawa.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa

selesainya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, semangat, serta bimbingan dari

berbagai pihak, baik bersifat moril maupun materil, untuk itu penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih antara lain kepada :

1. Ibu Yossy Dwi Erliana, M.Psi., Psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Teknologi Sumbawa yang menjadi salah satu sumber motivasi

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Ivon Arisanti, S.Pt., MM selaku mantan Wakil Dekan Fakultas

Psikologi Universitas Teknologi Sumbawa yang juga banyak memberikan

pelajaran berharga kepada penulis, semoga bisa berjumpa lagi bu.

3. Bapak Junaidin S.Pd., M.Psi selaku Wakil Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Teknologi Sumbawa sekaligus Dosen Pembimbing I yang

telah memberikan arahan, bimbingan serta motivasi dalam penyusunan

skripsi ini, terimakasih karena sudah selalu sabar.


4. Ibu Ayuning Atmasari, M.Psi., Psikolog selaku Ketua Program Studi

Psikologi Universitas Teknologi Sumbawa sekaligus Dosen Penguji II

yang telah memberikan petunjuk dan arahan dalam memperbaiki skripsi

ini.

5. Bapak Lukmanul Hakim, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan arahan, bimbingan serta motivasi dalam penyusunan skripsi

ini. Terimakasih karena sudah selalu sabar pak.

6. Ibu Pratiwi Sakti, S. S., M. Hum selaku Dosen Penguji II yang telah

memberikan petunjuk dan pengarahan dalam memperbaiki skripsi ini.

7. Seluruh civitas akademika Fakultas Psikologi, terutama para Dosen

Fakultas Psikologi yang telah memberikan ilmunya selama perkuliahan.

8. Seluruh Mahasiswa/i Universitas Tekonologi Sumbawa yang bersedia

menjadi responden dalam penelitian

9. Kakak-kakak angkatan 2014 dan 2015 Fakultas Psikologi yang telah

membantu dalam proses penyusunan skripsi.

10. Kak Dika yang dengan baik hati memberikan bimbingan dan motivasinya

dalam proses penyusunan skripsi

11. Sholihah Putri Syahidah yang bersedia menjadi rekan diskusi dan berbagi

pahit manisnya dunia perkuliahan. Wania tangguh yang memberikan

banyak kebermanfaatan kepada sesama. Sukses selalu put.

12. Siti Aisyah Hajar yang senantiasa menjadi suport system dalam proses

menyelesaikan dan penyusunan skripsi, yang banyak memberikan

pengalaman dan pelajaran hidup, salah satu partner penulis dalam berburu

pengalaman. Kita adalah makna dari sebuah peristiwa.


13. Rekan-rekan angkatan 2016 yang telah memberikan dukungan dan

kenangan selama 3 tahun bersama. Terutama kepada KOLEGA Family,

yang senantiasa memberikan kebahagiaan. Dan teruntuk member

KOLEGA yaitu Umaimah An Nazihah, yang senantiasa dengan tangan

terbuka membantu penulis dalalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Seluruh penghuni asrama mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa

angkatan 2017,2018, dan 2019 yang telah membersamai dalam menjalani

kehidupan di rumah pembelajaran.

15. Seluruh Senior Recident Asrama Mahasiswa Universitas Teknologi

Sumbawa yang selalu meyemangati dan membersamai dalam beberapa

episode kehidupan. Terutama SR Akhwat: Sarah, Bella, Kiki, Ai, Agnes,

Nabila, Nia, Fika, Nurul, Hajar, Elen, Sofi, dan Anggi yang selalu

memberikan kejutan tak terduga. Kalian keren ^^ Te Amo. Juga Zulfa

Maulida yang menjadi partner penulis dalam melaksanakan magang di

KPAI, terimakasih atas pengalamannya. Kamu unik :)

16. Semua pihak yang tidak tersebutkan namanya satu persatu.

Skripsi ini disusun dengan sebaik-baiknya, namun masih terdapat

kekurangan didalam penyusunannya, oleh karena itu saran dan kritik yang

sifatnya membangun dari semua pihak sangat diharapkan, tidak lupa

harapan penulis semoga skripi ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta

dapat menambah ilmu dan pengetahuan bagi penulis

Sumbawa, 11 Februari 2020

Sayla Salsabila
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................. i

LEMBAR LOGO ..................................................................................... ii

HALAMAN JUDUL ............................................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.............................................. vi

ABSTRACT ........................................................................................... vii

ABSTRAK ............................................................................................. viii

MOTTO ................................................................................................... ix

PERSEMBAHAN .................................................................................... x

KATA PENGANTAR ............................................................................ xi

DAFTAR ISI ......................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ................................................................................ xvii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7


C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 8

E. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 8

F. Definisi Istilah/ Operasional ..................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 10

A. Peran Ayah............................................................................................... 10

1. Pengertian Peran Ayah ............................................................................ 10

2. Dimensi-Dimensi Peran Ayah ................................................................. 12

3. Pengertian Fatherless .............................................................................. 12

4. Dampak Fatherless .................................................................................. 14

B. Pengertian Self esteem............................................................................. 15

1. Pengertian Self esteem ............................................................................. 15

2. Dimensi-dimensi Self esteem ................................................................... 17

3. Aspek- aspek Self esteem ......................................................................... 18

4. Pembentukan Self Esteem ........................................................................ 21

5. Karakteristik individu berdasarsarkan Self Esteem.................................. 22

C. Pengaruh Peran Ayah dengan Self esteem Mahasiswa ........................... 23

D. Kerangka Penelitian ................................................................................. 25

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................... 27

A. Pendekatan & Jenis Penelitian ................................................................. 27

B. Populasi dan Sampel ................................................................................ 27

C. Instrumen Penelitian ............................................................................... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 31


E. Teknik Analisis Data .............................................................................. 31

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN......................................... 36

A. Hasil Penelitian ........................................................................................ 36

1. Pelaksanaan Penelitian............................................................................. 36

2. Peran Ayah............................................................................................... 36

3. Self Esteem ............................................................................................... 41

4. Hasil Uji Hipotesis................................................................................... 44

B. Pembahasan ............................................................................................. 46

BAB V PENUTUP ................................................................................. 50

A. Simpulan .................................................................................................. 50

B. Saran ........................................................................................................ 51

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 52

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................... 56
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman

3.1 Skroring Skala Peran Ayah dan Self Esteem .................................... 29

3.2 Reliabilitas Skala Peran Ayah .......................................................... 33

3.3 Reabilitas Skala Self esteem ............................................................. 33

3.4 Kategorisasi Tingkat Peran Ayah dan Self esteem ......................... 34

3.5 Kategorisasi Rerata Aspek................................................................ 34

4.1 Distribusi Data Peran Ayah .............................................................. 37

4.2 Distribusi Frekuensi Kategoriasasi Peran Ayah ............................... 37

4.3 Rerata Aspek Peran Ayah ................................................................. 39

4.4 Distribusi Data Kategori Self Esteem ............................................... 41

4.5 Distribusi Frekuensi Kategori Self Esteem ....................................... 42

4.6 Rerata Aspek Self Esteem ................................................................. 43

4.7 Output SPSS (ANOVA) .................................................................. 45

4.8 Output SPSS (Coefficients) ............................................................. 45

4.9 Output SPSS (Model Summary) ...................................................... 46


DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berfikir ............................................................................. 25

4.1 Kategorisasi Peran Ayah .................................................................. 38

4.2 Rerata Aspek Peran Ayah ................................................................. 40

4.3 Diagram Self Esteem......................................................................... 42

4.4 Rerata Aspek Self esteem.................................................................. 44


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Mahasiswa

Lampiran 2 Blue Print Sebelum Uji Coba

Lampiran 3 Skala Uji Coba

Lampiran 4 Tabulasi Data Skor Uji Coba

Lampiran 5 Hasil Uji Validitas

Lampiran 6 Hasil Uji Realibilitas

Lampiran 7 Blue Print Penelitian

Lampiran 8 Skala Penelitian

Lampiran 9 Tabulasi Data Skor Penelitian

Lampiran 10 Uji Regresi

Lampiran 11 Hasil Uji Validitas

Lampiran 12 Riwayat Hidup


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mahasiswa merupakan seseorang yang belajar di bangku perkuliahan

dengan mengambil jurusan yang disenangi sekaligus jurusan yang di

dalamnya ada kemungkinan besar untuk mengembangkan bakatnya. Tentu

saja semakin tinggi mahasiswa dalam menuntut ilmu di perguruan tinggi

akan semakin linier dan spesifik terhadap ilmu pengetahuan yang

digelutinya. Wen & Lin (Prihatsanti 2014) lingkungan perguruan tinggi

merupakan salah satu lingkungan yang dapat menimbulkan stress tersendiri

bagi mahasiswa.

Menurut Govaerst & Gregoire (Suwartika, 2014) Stress yang paling

umum dialami oleh mahasiswa merupakan stress akademik. Stress

akademik diartikan sebagai suatu keadaan individu yang mengalami tekanan

hasil persepsi dan penilaian tentang stressor akademik, yang berhubungan

dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan di perguruan tinggi. Adapun

menurut Davidson (Suwartika, 2014) sumber stress akademik adalah situasi

yang monoton, kebisingan, tugas yang terlalu banyak, harapan yang

mengada-ngada, ketidakjelasan, kurangnya kontrol, keadaan bahaya dan

kritis, tidak dihargai, diacuhkan, kehilangan kesempatan, aturan yang

membingungkan, tuntutan yang saling bertentangan, dan deadline tugas

perkuliahan.

Mahasiswa tergolong dalam tahapan perkembangan dewasa awal

yakni rentang usia 18-40 tahun (Hurlock, 1996). Pada masa ini individu
mengalami beberapa perubahan minat, sikap, serta tingkah laku sosial.

Berdasarkan hal tersebut ayah sebaiknya meluangkan waktunya untuk

individu dewasa awal, mengingat masa dewasa awal merupakan periode

kritis yang membutuhkan bimbingan dari orangtua, terutama ayah dalam

membentuk role model.

Canavan dan Dolan (Prahatsanti, 2006) menjelaskan bahwa dukungan

keluarga merupakan salah satu bentuk dukungan sosial informal antara

anggota keluarga, dan dapat disebut sebagai central helping system.

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Umumnya suatu

keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Dalam kehidupan keluarga,

ayah dan ibu memiliki peran sebagai orangtua dari anak-anak. Memiliki

keluarga yang utuh tentu menjadi kebahagiaan bagi semua orang. Keluarga

adalah komunitas pertama yang dimiliki individu dalam bersosialisasi.

Idealnya sebuah keluarga memiliki kondisi yang harmonis guna

memberi rasa aman dan nyaman bagi setiap anggota keluarga terutama bagi

anak. Pada kenyataannya banyak ditemui keluarga yang tidak harmonis,

dimana salah satu orangtua tidak ada, entah karena perceraian, perpisahan

atau meninggal dunia.

Keluarga memberikan sebuah kebersamaan yang sifatnya primitif

dimana cinta kasih akan memberikan lebih dari sekedar kenyamanan satu

dengan yang lain, melainkan juga sebuah kebahagiaan yang dalam bahkan

bukan hanya cinta yang diberikan oleh keluarga, namun juga dukungan

emosional yang sangat membantu anggota keluarga berjuang melewati

masa-masa sulit.
Berdasarkan data yang dikutip detik.com (2016) menyebutkan sebanyak

419.268 pasangan bercerai sepanjang 2018. Hal tersebut menyebabkan

beberapa anak dengan orangtua tunggal. Ketika salah satu dari kedua

orangtuanya tidak hadir, maka terdapat ketimpangan dalam perkembangan

psikologisnya (https://news.detik.com, 29 Juni 2016). Kepribadian,

kesehatan mental dan pertahanan diri dari stress akan terasa sulit ditangani

oleh anak yang tidak genap mendapati pengasuhan dari kedua orangtuanya.

Kementerian Sosial (Kemensos) tahun 2013 mengatakan tentang

prevalensi kekerasan, anak laki-laki lebih rentan untuk menjadi korban

kekerasan fisik, psikologis, maupun seksual. Kehadiran ayah akan

mengurangi kerentanan anak menjadi korban maupun pelaku kekerasan.

Sedangkan bagi anak perempuan, ketiadaan ayah akan berdampak pada

pengelolaan emosi, sulit mengambil keputusan dan cenderung mencari

pengganti figur ayah. Fenomena sosial tersebut di karenakan ketidakhadiran

peran ayah (fatherless).

Menurut Munjilat (2017) fatherless atau ketiadaan peran ayah

hakikatnya adalah ketika ayah hanya ada secara biologis namun tidak hadir

secara psikologis di dalam jiwa anak. Hal demikan membuat anak tidak

dapat merasakan kehadiran ayah.

Seorang pegiat peran ayah yakni Rinaldi yang menjadi delegasi

Indonesia dalam konferensi peran ayah yang diselenggarakan di Amerika

Serikat mengatakan bahwa Indonesia termasuk ke dalam fatherless country

atau negeri tanpa Ayah. Fenomena ini timbul ketika banyak Ayah yang

terjebak dalam peran sebagai pencari nafkah lahiriah keluarga semata, tanpa
memperhatikan pendidikan dan pertumbuhan anak. Hal ini menunjukan

bahwa banyaknya Ayah di Indonesia tidak memenuhi perannya secara

penuh sebagai seorang Ayah, sehingga tujuan keluarga tidak tercapai.

fatherless country yaitu negara yang kekurangan ayah. Kurangnya ayah di

Indonesia bukan secara fisik melainkan dari sisi psikologis dan anak-anak di

Indonesia terjerembab dalam kasus (Aktual.com, 2015).

Permasalahan fatherless telah menjadi permasalahan internasional,

yang semuanya dikemas dalam hasil pegamatan dibeberapa negara. Akibat

yang terjadi dari fatherless adalah permasalahan psikologis dan keinginan

untuk bunuh diri yang lebih tinggi terjadi pada remaja di Belanda. Di

Finlandia, anak-anak yang berasal dari seorang ayah yang sedang memiliki

perseteruan pernikahan, terlibat tindakan kriminal. Horn (2013) mengatakan

di Australia anak-anak fatherless ini harus mengalami kehidupan dalam

kemiskinan. Fatherless secara umum akan berdampak bagi kepercayaan

diri, kemampuan, beradaptasi, mengambil keputusan dan mengambil risiko,

kematangan emosi dan psikososial. (Sulistyawati, 2017)

Sundari & Herdajani (2013) menyatakan bahwa kondisi fatherless

yang dialami oleh individu berdampak pada rendahnya harga diri (self

esteem) ketika individu telah dewasa, rasa marah (anger), dan malu (shame)

karena berbeda dengan anak lain dan juga tidak memiliki pengalaman

keberesamaan dengan seorang ayah seperti yang dirasakan individu lain.

fatherless juga dapat menyebabkan individu akan merasakan kesepian

(loneliness), kecemburuan (envy), kedukaan (grief) serta rasa kehilangan

yang amat sangat, dan rendahnya kontrol diri (self control), inisiatif,
keberanian mengambil risiko (risk taking), juga kecenderungan neurotik

yang terutama terjadi pada anak perempuan. Dampak secara psikologis yang

dirasakan oleh individu akan berdampak pada penyimpangan dalam

perilaku dan merasakan ketidakbermaknaan hidup. Fatherless dalam

penelitian ini berupa ketidakhadiran ayah secara fisik yang akhirnya

berdampak pada kedekatan emosional dan berpengaruh terhadap self

esteem.

Menurut Coopersmith (1967) self esteem adalah evaluasi yang di buat

oleh individu dan biasanya berhubungan dengan penghargaan terhadap

dirinya sendiri,hal ini mengekspresikan suatu sikap setuju atau tidak setuju

dan menunjukan tingkat dimana individu itu menyakini diri sendiri mampu,

penting, berhasil dan berharga.

Jika seseorang menginginkan harga diri yang positif di dalam

kehidupannya dan sekaligus dinilai positif oleh orang lain yang bagus

tentang dirinya, maka peran ayah juga sangat mendukung timbulnya harga

diri yang positif di dalam sebuah anggota keluarga tersebut.

Fenomena di atas, beberapa diantaranya juga dialami oleh beberapa

mahasiswa di Universitas Teknologi Sumbawa. Berdasarkan hasil observasi

awal, peneliti menemukan beberapa mahasiswa yang mengalami peristiwa

fatherless, didapatkan realita kehidupan yang berbeda dengan mahasiswa

lainnya. Hasil telaah menunjukan bahwa mahasiswa yang mengalami

fatherlees cenderung kurang percaya diri, tidak memiliki prinsip hidup yang

kuat, pemalu, serta banyak dari mereka yang cenderung memiliki


kepribadian introvert. Hal tersebut akan memberikan dampak yang negatif

bagi kehidupan sosial mahasiswa tersebut.

Beberapa studi penelitian juga menunjukkan ketidakhadiran peran

ayah (fatherless) berpengaruh dengan self esteem. Penelitian pendukung

yang dilakukan oleh Sumengkar (2016) berjudul Strategi Coping Stres

Remaja yang Mengalami Fatherless . Penelitian dilakukan di Fakultas

Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Subjek penelitian

berjumlah 3 orang yang memilki latar belakang keluarga fatherlees. Hasil

penelitian menunjukkan ketiga informan dengan latar belakang keluarga

fatherless mengalami perubahan pada perilaku dan kognitif karena

disebabkan stres yang dialami. Hal tersebut memicu informan untuk

melakukan coping stres. Coping stress merupakan suatu proses pemulihan

kembali dari pengaruh pengalaman stressatau reaksi fisik dan psikis yang

berupa perasaan tidak enak, tidak nyaman atau tertekan yang sedang

dihadapi (Hawari, 2007).

Penelitian selanjutnya dilakukan Kamila (2013) Perbedaan

harga diri (self esteem) Remaja Ditinjau dari Keberadaan Ayah penelitian

dilakukan di SMPN 21. Subjek penelitian dibedakan kepada 2 kelompok

remaja berdasarkan hasil dari tabel independen. Dengan demikian hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini diterima, yaitu terdapat perbedaan self

esteem antara remaja yang memiliki ayah dengan remaja yang tidak

memiliki ayah. Kelompok remaja yang memiliki ayah memiliki self esteem

yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok remaja yang tidak

memiliki ayah.
Penelitian berikutnya dilakukan Aini (2019) yang berjudul

Hubungan antara fatherless dengan Self Control Siswa . Penelitian

dilakuka dengan informan yang berasal

dari Kelas X berjumlah 22 siswa kelas XI berjumlah 25 dan siswa kelas

XII berjumlah 23 siswa jadi total keseluruhan 70 siswa. Dapat ditarik

kesimpulan bahwa terdapat Hubungan Positif antara fatherless dengan Self-

control Semakin rendah

keterlibatan peran ayah makan semakin rendah pula kontrol diri siswa.

Penelitian terdahulu di atas menunjukan perbedaan dengan yanga kan

peneliti lakukan. Hal ini dapat dilihat dari variabel bebas dan terikat, teori

dan alat ukur yang di gunakan dalam penelitian adalah peran ayah dan self

estem. Berangkat dari latar belakang tersebut, maka judul dalam penelitian

ini adalah Pengaruh Peran Ayah Terhadap Self esteem Mahasiswa

Universitas Teknologi Sumbawa

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini apakah terdapat Pengaruh Peran Ayah Terhadap self Esteem

Mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui Pengaruh Peran Ayah Terhadap Self esteem

Mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa.


D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan yang berarti

bagi peneliti lain yang berkepentingan dalam pengembangan teori peran

ayah dan self esteem dalam studi psikologi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Universitas Teknologi Sumbawa

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi pembaca

secara luas yang tertuju dengan konsep peran ayah dan self esteem.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk

penelitian berikutnya dalam memperkaya informasi penelitian

mengenai peran ayah dan self esteem.

E. Hipotesis Penelitian

Ha : Adanya Pengaruh Peran Ayah Terhadap Self esteem Mahasiswa

Universitas Teknologi Sumbawa.

Ho : Tidak adanya pengaruh Pengaruh Peran Ayah Terhadap Self esteem

Mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa.

F. Definisi Istilah/ Operasional

1. Peran Ayah

Peran ayah merupakan sebagai pencari nafkah, ayah sebagai kepala

keluarga, ayah sebagai teladan, ayah sebagai pelindung, dan ayah sebagai
pemberi nasihat. Ayah sebagai kepala keluarga didefinisikan memiliki

kekuasaan dan pengaruh terhadap anak.

2. Self Esteem

Self esteem adalah evaluasi diri yang dibuat oleh setiap individu,

sikap orang terhadap dirinya sendiri dalam rentang dimensi positif

sampai negatif, harga diri merujuk pada sikap seseorang terhadap dirinya

sendiri, mulai dari sangat negatif sampai sangat positif, individu yang

ditampilkan nampak memiliki sikap negatif terhadap dirinya sendiri.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Peran Ayah

1. Pengertian Peran Ayah

Peran ayah yang utama menurut Lamb (Abidin, 2017) yaitu ayah

sebagai pencari nafkah, ayah sebagai kepala keluarga, ayah sebagai teladan,

ayah sebagai pelindung, dan ayah sebagai pemberi nasihat. Ayah sebagai

kepala keluarga didefinisikan memiliki kekuasaan dan pengaruh terhadap

anak.

Demikian pula Shapiro (Ariyanto, 2019) pada penelitiannya

menunjukkan bahwa keterlibatan ayah mampu menstimulasi rasa ingin tahu

pada anak, memiliki minat penjelajah dan mendukung sikap kemandirian

pada anak.

Berdasarkan karakteristik disebutkan Hart (Abdullah, 2010) ayah

memepunyai peran diantaranya:

a. memenuhi kebutuhan finansial anak untuk membeli segala keperluan

anak;

b. teman bagi anak termasuk teman bermain;

c. memberi kasih sayang dan merawat anak;

d. mendidik dan memberi contoh teladan yang baik;

e. memantau atau mengawasi dan menegakkan aturan disiplin;

f. pelindung dari resiko atau bahaya;

g. memberikan nasihat ketika ada masalah;

h. mendukung potensi untuk keberhasilan anak.


Peran-peran ayah diatas harus terpenuhi untuk keberhasilannya

seorang ayah dalam menjalankan tugas atau tanggungjawab dalam

pengasuhan, apabila aspek-aspek tersebut tidak terpenuhi, maka anak akan

merasakan ketidakhadiran peran seorang ayah atau kurangnya keterlibatan

ayah dalam kehidupan sehari-hari.

Keterlibatan ayah dalam pengasuhan ialah suatu partisipasi aktif

seorang ayah secara terus menerus dalam pengasuhan anak dalam dimensi

fisik, kognisi, serta afeksi pada semua area perkembangan anak sepert fisik,

emosi, sosial, intelektual dan moral. Berbagai peran tersebut sifatnya

memberikan jaminan, perlindungan serta dukungan bagi anak dalam hal

emosi, kognitif serta spiritual.

Banyak hal yang menjadikan seorang anak menjadi kurang

bersemangat dan termotivasi dalam kehidupannya, hal ini mungkin

dikarenakan kurang dukungan atau merasa diabaikan serta kurangnya

perhatian dari teman dan keluarganya, sehingga tak jarang dari mereka

yang kurang mempunyai motivasi dibidang akademik. Bukan berarti

kurang cerdas atau kurang pintar, namun karena tidak adanya dorongan

serta dukungan dari diri maupun orang lain.

2. Dimensi-Dimensi Peran Ayah

Lamb (Wahyuningrum, 2011) mengemukakan dimensi-dimensi

keterlibatan ayah dalam pengasuhan meliputi:

a) Paternal engagement, yakni pengasuhan secara langsung, interaksi

satu lawan satu dengan anak, mempunyai waktu untuk bersantai

atau,bermain.
b) Paternal accessibility, orangtua ada di dekat anak tetapi tidak

berinteraksi secara langsung dengan anak

c) Paternal responsibility, yakni bentuk keterlibatan yang mencakup

tanggungjawab dalam hal perencanaan, pengambilan keputusan

dan pengaturan.

3. Pengertian Fatherless

Menurut Munjilat (2017) fatherless atau ketiadaan peran ayah

hakikatnya adalah ketika ayah hanya ada secara biologis namun tidak hadir

secara psikologis di dalam jiwa anak. Fungsi ayah lambat laun menjadi

dipersempit kepada dua hal yakni memberi nafkah dan memberi izin untuk

menikah. Sementara fungsi pengajaran atau transfer nilai-nilai kebaikan

justru hilang yang mengakibatkan anak tak mendapatkan figur ayah dalam

dirinya secara utuh. yang dirasakan oleh individu akan memberi dampak

yang luas.

Ketiadaan peran ayah dapat berupa ketidakhadiran secara fisik

maupun psikologis dalam kehidupan individu. Maka dikenal adanya

fatherless, fatherabsence, father loss atau father hunger. Ketiadaan peran

ayah secara fisik bisa disebabkan karena kematian, mengarahkan pada

adanya sebutan anak yatim. Namun, apabila ketidakhadirannya disebabkan

karena kepergian dari perannya sebagai seorang ayah, maka anak tersebut

dapat dikatakan seolah-olah menjadi yatim sebelum waktunya.

Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Lerner (Sundari &

Hardajani, 2013) bahwa seseorang yang merasakan fatherless akan

kehilangan peran-peran penting ayahnya, seperti: memberi kasih sayang,


bermain, perlindungan dan peran penting lainnya yang semestinya

diterapkan didalam keluarga.

Peran ayah terhadap anak di dalam keluarga adalah sebagai

motivator, fasilitator dan mediator. Sebagai seorang motivator ayah

seharusnya senantiasa memberikan motivasi terhadap anaknya untuk

selalumembuat dirinya berharga dalam kehidupannya. Ilmu pengetahuan

sebagai fasilitator, orang tua harus memberikan fasilitas, pemenuhan

kebutuhan anak dan kelurga berupa sandang, pangan serta papan dan

termasuk pendidikan. Seira (Fitroh, 2014) mengatakan sebagai mediator

saat anak mengalami permasalahan dalam aktivitas hidupnya, seoranga ayah

harus bisa menjadi penengah yang baik serta pemberi solusi terbaik.

Biller (Sundari & Hardajani, 2013) menyebutkan father-absence

akan melahirkan peningkatan konflik gender pada anak, dan kebingungan

akan identitas gender yang meningkat pula. Selain itu, father-absence

menciptakan peningkatan yang cukup signifikan akan terjadinya perilaku

homoseksual di kalangan pria maupun wanita. Dengan demikian,

ketidakhadiran peran ayah memunculkan penyimpangan orientasi seksual

pada anak yang dimulai dari kebingungan identitas dan peran gender yang

sepatutnya ditiru oleh anak. Berhubungan dengan identitas gender, terjadi

pula penurunan atau rendahnya tingkat harga diri pada anak perempuan dan

anak laki-laki.

Kekosongan peran ayah di sini adalah yang menjadi masalah

utama. Karena fatherless disebabkan adanya problematika dalam kehidupan

berumah tangga. Problematika ini mengakibatkan terpisahnya hubungan


kedekatan ayah dengan anak, walaupun bertempat tinggal yang sama,

frekuensi pertemuan yang bersifat kuantitas maupun kualitas sangat jarang

sekali, sehingga ayah tidak menjalankan peran penting dan keterlibatannya

dalam pengasuhan.

Abdullah (2010) menyebutkan peran ayah dalam hal pengasuhan

anak adalah mendorong anak untuk bereksplorasi dan pengambilan resiko,

menjadi teladan dari perilaku asertif (berani mengungkapkan perasaan

dihadapan orang) maupun perilaku agresif, meluaskan sudut pandang anak

dengan mengenalkan dunia luar melalui pekerjaan ayah, pendisiplinan tegas

dan model laki-laki.

4. Dampak fatherless

Fitroh (2014) ayah yang kurang berperan dalam menjalankan

fungsi keayahannya akan membawa berbagai dampak yang buruk bagi

anak-anaknya. Berbagai dampak buruk yang mungkin terjadi akibat tidak

berfungsinya ayah antara lain adalah krisis identitas dan perkembangan

seksual anak dan pangguan psikologis pada anak di masa dewasa.

Menurut Lerner (Sundari & Herdajani, 2013) ketiadaan peran ayah

akan berdampak pada :

a. rendahnya harga diri (self esteem) ketika ia menjadi dewasa;

b. adanya perasaan marah (anger);

c. rasa malu (shame) karena merasa berbeda dengan anak-anak lain;

d. tidak dapat mengalami pengalaman kebersamaan dengan seorang ayah

yang dirasakan oleh anak-anak lainnya.


Dagun (Kamila, 2013) Kelompok anak yang kurang mendapatkan

perhatian dari ayahnya akan cenderung:

a. memiliki akademik yang menurun;

b. aktifitas sosial yang terhambat;

c. interaksi sosial yang terhambat;

d. bagi anak laki-laki maskulinnya hilang atau berkurang.

Goleman (Dinda, 2017) mengatakan dampak fatherless anak

mengalami permasalahan fisik dan juga psikologis seperti depresi, nilai

akademik menurun, dan beberapa permasalahan yang lain berkaitan dengan

pergaulan dilingkungannya. Ia menerangkan anak yang mendapatkan kasih

sayang dari ayah akan tumbuh lebih percaya diri, berani mengambil risiko,

dan memiliki daya juang yang baik. Anak yang tumbuh tanpa kehadiran

ayah cenderung akan tumbuh menjadi pribadi yang rapuh, sulit mengambil

keputusan, sehingga mengalami keterlambatan perkembangan psikologis.

Bagi anak laki-laki, fatherless akan berdampak pada agresivitas anak

yang dapat menyebabkan keterlibatan dalam kenakalan remaja. Peran ayah

untuk memberikan pemahaman tentang kesehatan reproduksi sangat penting

bagai anak laki-laki, namun sayangnya ayah belum banyak terlibat. Padahal

anak laki-laki membutuhkan informasi yang tepat tentang kesehatan

reproduksi agar tidak terjerumus pada hal yang tidak baik.

B. Self esteem

1. Pengertian Self esteem

Self esteem merupakan salah satu bagian dari kepribadian

seseorang yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Menurut


Coopersmith (1967) self esteem adalah evaluasi yang dibuat oleh individu

dan biasanya berhubungan dengan penghargaan terhadap dirinya sendiri.

Hal ini mengekspresikan suatu sikap setuju atau tidak setuju dan

menunjukan tingkat dimana individu itu menyakini diri sendiri mampu,

penting, berhasil dan berharga.

Rosenberg (Srisayekti, 2015) menyebutkan harga diri (self esteem)

merupakan suatu evaluasi positif ataupun negatif terhadap diri sendiri (self).

Dengan kata lain, harga diri (self esteem) adalah bagaimana seseorang

memandang dirinya sendiri

Menurut Matsumoto (2009) dalam The cambridge Dictionary of

psychology self esteem adalah tingkat kecenderungan sikap,

gagasan, evaluasi atas diri sendiri, sejarah, proses-proses mental, dan

perilaku yang positif. Self esteem berhubungan dengan banyak aspek dari

pemikiran, emosi dan perilaku serta sering dipertimbangkan sebagai bagian

inti dalam memahami individu.

Maslow (Alwisol, 2014) menyebutkan self esteem merupakan

suatu kebutuhan manusia yang memerlukan pemenuhan atau pemuasan

untuk dilanjutkan ke tingkat kebutuhan yang lebih tinggi. Kebutuhan

terhadap self esteem oleh Maslow dibagi menjadi dua jenis yaitu

penghargaan diri dimana individu mengapresiasi dirinya sendiri atas segala

hal yang sudah dilakukannya dan penghargaan dari orang lain dimana

individu mendapat apresi dari orang sekitar karena suatu hal yang telah

dilakukan sehingga memberikan dampat kepada lingkungan.


Kepercayaan diri adalah satu aspek kepribadian yang terbentuk

melalui interaksi individu dengan lingkungannya. Kepercayaan diri ini

berkaitan dengan evaluasi tingkah laku pribadi (Lenney dalam Afiatin,

1996).

Maslow (Afiatin, 1996) menyatakan bahwa dengan harga diri yang

tinggi seseorang akan dapat mengaktualisasikan potensi dirinya. Umpan

balik diperoleh dari pengaktalisasian potensi ini, bila positif, akan

meningkatkan kepercayaan diri individu.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa

self esteem adalah suatu penilaian subyektif yang dibuat individu sebagai

hasil evaluasi mengenai dirinya yang tercermin dalam sikap positif atau

negatif. Dengan mengekspresikan suatu sikap setuju atau tidak setuju yang

berasa dari berbagai sumber, baik internal yaitu: penghargaan diri maupun

eksternal yaitu penghargaan dari orang lain

2. Dimensi-dimensi Self esteem

Self esteem Minchinton (1993) memaparkan

tentang dimensi-dimensi self esteem dalam tiga hal, sebagai berikut:

a. Perasaan mengenai diri sendiri

Seorang individu menerima yang ada pada dirinya, merasa nyaman

dengan dirinya, dan apapun keadaannya. Self esteem yang tingi

digambarkan sebagai penerimaan diri oleh individu tersebut dan

mengapresiasikan nilai-nilai sebagai manusia seutuhnya. Self-esteem

yang rendah terbentuk dari keyakinan bahwa dirinya memiliki


keberhagaan yang rendah, sehingga membuat individu tersebut takut

untuk mencoba suatu hal.

b. Perasaan tentang kehidupan

Self esteem tinggi dinyatakan dengan menerima tanggung jawab

dan memiliki perasaan untuk mengontrol setiap bagian dari kehidupan.

Seseorang tidak menyalahkan dirinya sendiri atas semua

permasalahan. Individu tersebut membuat harapan yang realistis dan

tujuan yang dapat diraih. Self-esteem yang rendah terwujud dari

kehidupan dan apa yang ada di dalamnya sering diluar kendali.

Seseorang dengan self-esteem yang rendah selalu merasa tidak berdaya

dan lemah.

c. Hubungan dengan orang lain

Individu dengan self esteem tinggi memiliki toleransi dan

menghormati setiap orang. Tidak memaksa menanamkan keyakinan-

keyakinan atau nilai-nilai yang dimiliki pada orang lain karena

individu tidak membutuhkan penerimaan dari orang lain untuk

membuatnya merasa berguna. Self-esteem rendah mencerminkan

kurangnya penghargaan yang mendasar untuk orang lain. Tidak

bertoleransi kepada orang lain dan yakin orang lain akan mengikuti

kemauannya.

3. Aspek-Aspek Self esteem

Coopersmith (1967) menyebutkan terdapat empat aspek dalam self

esteem individu. Aspek-aspek tersebut yaitu power, significance, virtue,

dan competence.
a. Kekuatan

Kekuatan atau power menunjukan pada adanya kemampuan

seseorang untuk dapat mengatur dan mengontrol tingkah laku dan

mendapat pengakuan atas tingkah laku tersebut dari orang lain.

Kekuatan dinyatakan dengan pengakuan dan penghormatan yang

diterima seorang individu dari orang lain dan adanya kualitas atas

pendapat yang diutarakan oleh seorang individu yang nantinya diakui

oleh orang lain.

b. Keberartian

Keberartian atau significance menunjukan pada kepedulian,

perhatian, afeksi dan ekspresi cinta yang di terima oleh seseorang dari

orang lain yang menunjukkan adanya penerimaan dan popularitas

individu dari lingkungan sosial. Penerimaan dari lingkungan ditandai

dengan adanya kehangatan, respon yang baik dari lingkungan dan

adanya ketertarikan lingkungan terhadap individu dan lingkungan

menyukai individu sesuai dengan keadaan diri yang sebenarnya

c. Kebajikan

Kebajikan atau virtue menunjukan suatu ketaatan untuk

mengikuti standar moral dan etika serta agama di mana individu akan

menjauhi tingkah laku yang harus di hindari dan melakukan tingkah

laku yang diizinkan oleh moral, etika dan agama. Dianggap memiliki

sikap yang positif dan akhirnya membuat penilaian positif terhadap

diri yang artinya seseorang telah mengembangkan self esteem yang

positif pada dirinya sendiri.


d. Kemampuan

Kemampuan atau competence menunjukan sustu performasi yang

tinggi untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai prestasi (need of

achievement) dimana level dan tugas-tugas tersebut tergantung pada

variasi usia seseorang. Self esteem pada masa remaja meningkat menjadi

lebih tinggi bila remaja tahu apa tugas-tugas yang penting untuk

mencapai tujuannya, dan karena remaja telah melakukan tugas- tugasnya

tersebut atau tugas lain yang serupa. Para peneliti juga menemukan,

bahwa self esteem remaja dapat meningkatkan saat remaja menghadapi

masalah dan mampu menghadapinya (Santrock, 2003).

Mengantes (Srisayekti dkk, 2015) juga mengemukakan bahwa self

esteem terdiri dari beberapa aspek yaitu: (1) kekutan atau power,

merupakan suatu kemampuan untuk bisa mengatur dan mengontrol

tingkah laku yang mendapatkan pengakuan dan rasa hormat yang di

terima individu dari orang lain (2) signifikansi, yaitu adanya kepedulian,

perhatian dan afeksi yang diterima individu dan lingkungan sosialnya (3)

kebajikan, menunjukan adanya suatu ketaatan untuk mematuhi dan tidak

melanggar standar moral, etika, dan agama (4) kompetensi, adalah suatu

kemampuan untuk sukses mematuhi tuntutan prestasi yang ditandai

dengan keberhasilan individu dalam mengerjakan bermacam tugas

dengan baik.

Crocker dan Wolfe (Sudirman, 2015) mengemukakan bahwa self

esteem dapat berasal dari berbagai sumber, yaitu: (1) Familiy support/

dukungan keluarga (2) Competition/ kompetisi (3) Appearance/


penampilan (4) / anugerah tuhan (5) Academic competence/

kompetensi akademik (6) Virtue/ nilai moral (7) Approval from others/

penghargaan dari orang lain.

Individu dapat memiliki berbagai persepsi yang berbeda

mengenai dirinya dalam berbagai aspek, seperti hubungan sosial,

kemampuan akademik, atau penampilan fisik yang akan membawa pada

penerimaan yang luas terhadap diri sebagai objek yang multidimensional.

menyatakan bahwa individu dapat mengalami peningkatan self esteem

karena adanya kesuksesan dalam aspek yang bersangkutan, sementara

kegagalan dapat menimbulkan penurunan self esteem.

Dengan demikian penelitian ini menggunakan aspek-aspek self esteem

yang dikemukakan oleh Coopersmith (1967) sebagai teori dasar yang

terdiri atas: kekuatan, keberartian, kebajikan dan kemampuan.

4. Pembentukan Self esteem

Menurut Duskin (2009) Pembentukan self esteem terjadi sejak usia

pertengahan kanak-kanak dan terus berkembang sampai remaja akhir. Self-

Esteem tumbuh dari interaksi sosial dan pengalaman seseorang baik yang

menyenangkan maupun tidak menyenangkan yang akan membentuk harga

diri atau self-esteem menjadi harga diri positif atau negatif.

Steinberg (Masniada, 2015) Harga diri cenderung stabil seiring

bertambahnya usia, dengan asumsi perasaan remaja mengenai dirinya

sendiri secara bertahap akan terbentuk seiring dengan bertambahnya waktu

sehingga men jadi lebih tidak fluktuatif dalam menghadapi berbagai

pengalaman yang berbeda.


5. Karakteristik Individu Berdasarsarkan Self Esteem

Coopersmith (1967), membagi tingkat harga diri individu menjadi

dua golongan yaitu individu dengan harga diri yang rendah dan tinggi

a. Individu dengan harga diri yang tinggi

Adapun ciri harga diri individu diantaranya:

1) aktif dan dapat mengekspresikan diri dengan baik;

2) berhasil dalam bidang akademik dan menjalin hubungan sosial;

3) dapat menerima kritik dengan baik;

4) percaya pada persepsi dan reaksinya sendiro;

5) tidak terpaku pada dirinya sendiri atau hanya memikirkan

kesulitanya sendiri;

6) memiliki keyakinan diri, tidak di dasarkan atas fantasi, karena

mempunyai kemampuan, kecakapan dan kualitas diri yang tinggi;

7) tidak terpengaruh oleh penilaian oranglain tentang kepribadiannya;

8) lebih mudah menyesuaikan diri dengan suasana menyenangkan

sehingga tingkat kecemasannya rendah dan memiliki ketahanan diri

yang seimbang.

b. Individu dengan harga diri yang rendah

Adapun ciri harga diri individu diantaranya:

1) memiliki perasaan inferior;

2) takut gagal dalam membina hubungan sosial;

3) terlihat sebagai orang yang putus asa dan depresi;

4) merasa diasingkan dan tidak diperhatikan;

5) kurang dapat mengekspresikan diri;


6) sangat tergantung pada lingkunganya;

7) tidak konsisten;

8) secara pasif mengikuti lingkunganya;

9) menggunakan banyak taktik mempertahankan diri (defens

mechanism);

10) mudah mengakui kesalahan

C. Pengaruh Peran Ayah dengan Self esteem Mahasiswa

Menjadi seorang mahasiswa adalah sebuah capaian yang tidak semua

orang bisa merasakannya. Dukungan keluarga menjadi salah satu sumber

motivasi seseorang dalam melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih

tinggi. Menurut Canavan dan Dolan (Prahatsanti, 2006) dukungan keluarga

merupakan salah satu bentuk dukungan sosial informal antara anggota

keluarga, dan dapat disebut sebagai central helping system

Keluarga memberikan sebuah kebersamaan yang sifatnya primitif

dimana cinta kasih akan memberikan lebih dari sekedar kenyamanan satu

dengan yang lain, melainkan juga sebuah kebahagiaan yang dalam bahkan

bukan hanya cinta yang diberikan oleh keluarga, namun juga dukungan

emosional yang sangat membantu anggota keluarga berjuang melewati

masa-masa sulit. Keluarga adalah sumber kebahagiaan awal sejak masa

kecil.

Verauli (Rakhmawati, 2015) Secara umum, ayah dan ibu memiliki

peran yang sama dalam pengasuhan anak-anaknya. Namun, ada sedikit

perbedaan dalam sentuhan dari apa yang ditampilkan oleh ayah dan ibu.

Peran Ibu yakni menumbuhkan perasaan sayang, cinta, melalui nkasih


sayang dan kelembutan seorang ibu, Menumbuhkan kemampuan berbahasa

dengan baik kepada anak, Mengajarkan anak perempuan berperilaku sesuai

jenis kelaminnya dan baik. Peran ayah yaitu menumbuhkan rasa percaya diri

dan berkompeten kepada anak, Memumbuhkan untuk anak agar mampu

berprestasi, Mengajarkan anak untuk tanggung jawab.

Sundari dan Herdajani (2013), menyatakan bahwa kondisi fatherless

yang dialami oleh individu berdampak pada rendahnya harga diri (self-

esteem) ketika individu telah dewasa, rasa marah (anger), dan malu (shame)

karena berbeda dengan anak lain dan juga tidak memiliki pengalaman

keberesamaan dengan seorang ayah seperti yang dirasakan individu lain.

fatherless juga dapat menyebabkan individu akan merasakan kesepian

(loneliness), kecemburuan (envy), kedukaan (grief) serta rasa kehilangan

yang amat sangat, dan rendahnya kontrol diri (self-control), inisiatif,

keberanian mengambil risiko (risk taking), juga kecenderungan neurotik

yang terutama terjadi pada anak perempuan.

Harga diri (self esteem) adalah gagasan mengenai diri secara global

yang mengacu pada keseluruhan evaluasi diri sebagai individu, atau

bagaimana orang merasakan mengenai diri mereka sendiri dalam arti yang

komprehensif

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa peran ayah

mempengaruhi self esteem mahasiswa. Hasil telaah menunjukan bahwa

mahasiswa yang mengalami fatherlees cenderung kurang percaya diri, tidak

memiliki tujuan hidup prinsip hidup yang kuat, pemalu, serta banyak dari

mereka yang cenderung memiliki sikap introvert. Hal tersebut akan


memberikan dampak yang tidak baik bagi kehidupan sosial mahasiswa

tersebut.

D. Kerangka Penelitian

Untuk memudahkan peneliti dalam memahami konsep penelitian yang

hendak dilakukan, maka dibuuatlah keangka penelitian sebagai berikut:

a. Pemenuh
kebutuhan anak
b. Teman anak dalam
bermain

Peran Ayah c. Kasih sayang


d. Contoh teladan
e. Kedisiplinan
f. Melindungi dan
merawat
Mahasiswa
g. Memberi nasihat
h. Mendukung
potensi

Fatherless Self Esteem

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Berdasarkan kerangka penelitian di atas, mahasiswa yang mengalami

fatherless akan mengalami rendahnya harga diri, perasaan marah, malu,

serta sulit berhubungan sosial. Untuk mengahadapi hal tersebut di butuhkan

peran orangtua dalam membantu melakukan bimbingan untuk mengarahkan

kepada kondisi yang lebih normal dari yang di alami mahasiswa tersebut.
Peran ayah dalam hal ini sangat dibutuhkan sebagai sosok yang memberikan

contoh teladan, memberi nasihat, dll.

Kondisi fatherlees membuat individu memiliki harga diri yang rendah,

memiliki perasaan marah, perasaan malu karena merasa berbeda dengan

anak-anak lain, dan tidak dapat mengalami pengalaman kebersamaan

dengan seorang ayah yang dirasakan oleh Individu lainnya, besar

kemungkinan akan mempengaruhi harga diri (self esteem) seorang

mahasiswa. Untuk mengukur pengaruh fatherless dengan self esteem,

digunakan dua skala yaitu skala peran ayah dan skala self esteem.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan & Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif. Penelitian yang memakai metode kuantitatif

menekankan analisisnya pada data-data kuantitatif (angka) yang

dikumpulkan melalui prosedur pengukuran dan diolah dengan metode

analisis statistik. Semua variabel yang terlibat harus diidentifikasikan

dengan jelas dan terukur (Azwar, 2017).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif agar

memperoleh gambaran secara lebih objektif dan lebih terukur. Adapun jenis

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang melakukan analisis

hanya sampai pada taraf deskriptif yaitu terbatas pada penggambaran data

secara faktual. Data diolah dan disajikan secara ringkas dan sistematik

sehingga mudah untuk dibaca dan difahami serta disimpulkan (Azwar,

2017).

B. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan/ ingin diteliti. Populasi

ini sering juga disebut dengan universe (Salim, 2012). Populasi dalam

penelitian ini adalah mahasiswa aktif Universitas Teknologi Sumbawa

tercatat hingga tahun 2019 berjumlah 3.250 mahasiswa.


2. Sampel

Sampel penelitian digunakan untuk mendapatkan gambaran dari

populasi. Menurut (Sugiyono, 2013) sampel adalah bagian jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel pada

penelitian menggunakan purposive sampling. Menurut (Machali, 2016)

Dengan

kriteria sampel sebagai berikut:

a. Mahasiswai/i aktif Universitas Teknologi Sumbawa yang memiliki ayah

b. Tidak dibedakan berdasarkan jenis kelamin

Rumus Slovin digunakan untuk menentukan sampeldengan tingkat

kesalahan 10%. Berikut rumusnya:

n=

n : Besaran Sampel

N : Besaran Populasi

e : Nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen

kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan penarikan

sampel) yaitu sebesar 10% dengan ketidakpercayaan 90%.

n=

= = 97,014 = 97 sampel
Berdasarkan rumus di atas diketahui bahwa julah sampel dalam

penelitian ini berjumlah 97 mahasiswa.

C. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan skala psikologi

sebagai instrumen pengumpulan data, skala merupakan alat ukur psikologi

yang biasanya digunakan untuk mengukur aspek yang antara lain memilik

ciri stimulusnya ambigu serta tidak terdapat jawaban benar atau salah

(Azwar, 2017).

Skala yang digunakan ialah skala likert, menurut Sugiyono (2010),

skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Subjek diminta untuk mengindikasi tingkat kesetujuan atau

ketidaksetujuan mereka terhadap masing-masing pernyataan. Skala ini

memuat pernyataan yang bersifat fovorable dan unfavorable. Favorable

adalah pernyataan yang mendukung. Subjek akan memberi respon dengan

lima pilihan yang telah di sediakan.

Tabel 3.1 Skoring Skala

No Jawaban Favorable Unfavorable

1. Sangat tidak setuju 1 5

2. Tidak Setuju 2 4

3. Netral 3 3

4. Setuju 4 2

5. Sangat setuju 5 1
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan 2 skala psikologi

sebagai instrumen pengumpulan data. Skala psikologi yang digunakan yaitu:

1. Skala Peran Ayah

Skala peran ayah yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah

skala yang disusun sendiri berdasarkan aspek dan indikator yang

dikemukakan oleh Hart (Abdullah, 2002). Skala ini memuat 25 item

pernyataan yang terdiri dari 14 item favorable dan 11 item unfavorable

dengan menggunakan lima pilihan respon yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju

(S), Netral (N), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS).

2. Skala Self esteem

Skala self esteem yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah

skala yang disusun berdasarkan 4 aspek self esteem yaitu Kekuatan,

Keberartian, Kebajikan, dan Kompetensi yang dikemukakan oleh

Coopersmith (1967). Skala ini memuat 23 item pernyataan yang terdiri dari

15 item favorable dan 8 item unfavorable dengan menggunakan lima

pilihan respon yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju

(TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS).

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Skala

Skala merupakan alat ukur psikologi berupa pertanyaan atau

pernyataan yang disusun untuk mengungkap atribut tertentu melalui respon

terhadap pertanyaan atau pernyataan tersebut (Azwar, 2017)


Skala yang digunakan ialah skala likert, menurut Sugiyono (2010)

skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan dokumen-dokumen tertulis atau sesuatu

yang menyediakan informasi tentang subjek yang dapat berupa catatan,

buku, surat, dan sebagainya. Adapun data dokumentasi dalam penelitian ini

berupa jumlah mahasiswa.

E. Teknik Analisis Data

1. Validitas

Azwar (2018) mengemukakan, Validitas berasal dari kata validity

yang mempunyai arti sejauh mana akurasi suatu tes atau skala dalam

menjalankan fungsi pengukurannya. Uji validitas dalam penelitian ini

menggunakan product moment dengan aplikasi komputer SPSS versi 16 for

windows.

a. Uji Validitas Skala Peran Ayah

Dalam uji validitas instrumen terdapat 70 responden yang terlibat.

Dengan derajat kebebasan (dF = N-2) untuk tabel

sebesar 0.1982.

Berdasarkan analisis data, diketahui bahwa dari 25 item dalam uji

coba skala peran ayah tidak didapatkan item yang gugur.


b. Uji Validitas Skala Self esteem

Dalam uji validitas instrumen terdapat 70 responden yang terlibat.

Dengan derajat kebebasan (dF = N-2) untuk tabel

sebesar 0.1982.

Berdasarkan analisis data, diketahui bahwa dari 25 item dalam uji

coba skala self esteem didapatkan 2 item yang gugur pada nomer 18 dan 19

dan terdapat 23 item yang valid pada nomer 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,

12, 13, 14, 15, 16, 17, 20, 21, 22, 23, 24, 25.

2. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability, konsep

reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu proses pengukuran dapat

dipercaya. Hasil suatu pengukuran akan dapat dipercaya apabila dalam

beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang

sama diperoleh hasil yang relatif sama (Azwar, 2016). Suatu instrumen

dikatakan reliabel jika koefisien sekurang-kurangnya

0,80.

a. Uji Relibilitas Skala Peran Ayah

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan didapatkan bahwa nilai

reliabel sehingga layak digunakan dalam penelitian.


Tabel 3.2 Reliabilitas Skala Peran Ayah
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.915 25

b. Uji Relibilitas Skala Self esteem

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan didapatkan bahwa nilai

reliabel sehingga layak digunakan dalam penelitian.

Tabel 3.3 Reabilitas Skala Self esteem

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.853 23

3. Kriteria Pembanding

a. Kategorisasi tingkat peran ayah dan self esteem

Norma atau kriteria pembanding yang digunakan peneliti dalam

mengkategorikan tingkat peran ayah dan self esteem dibagi menjadi 5

(lima) kategorisasi, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat

rendah.
Tabel 3.4 Kategorisasi Tingkat Peran Ayah dan Self esteem

Interval Skor Kategori


M + 1,5 SD < X Sangat Tinggi

Tinggi

M- Sedang

M- Rendah

1,5 SD Sangat Rendah

b. Kategori Rerata Aspek

Pariantalo (2016) mengemukakan bahwa tingkat kekuatan koefisien

regresi antar kedua variabel dibagi menjadi 6 (enam) kategori yakni

sempurna, sangat kuat, kuat, sedang, lemah dan sangat lemah.

Tabel 3.5 Kategorisasi Rerata Aspek

Interval Skor Kategori


>4,2 Sangat Baik
>3,4 4,2 Baik
>2,6 3,4 Baik Cukup
>1,8 2,6 Kurang
Sangat Kurang

4. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi

linear sederhana. Machali (2017) menyatakan bahwa regresi linier

sederhana digunakan untuk mengukur pengaruh suatu variabel independen

(X) terhadap suatu variabel dependen (Y). Adapun analsis regresi linear
sederhana digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya pengaruh Peran

Ayah terhadap self esteem pada mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa

dengan menggunakan aplikasi komputer SPSS versi 16 for windows.

Adapun standar signifikansi (Sig.) sebesar <0,05 dinyatakan memiliki

pengaruh.
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Universitas Teknologi Sumbawa yang

beralamat di Jalan Raya Olat Maras, kec. Moyo Hulu, Kab. Sumbawa

dengan nomor fax 0371-262909. Universitas Teknologi Sumbawa memiliki

jumlah mahasiswa 3272 orang terbagi dalam angkatan 2015-2019.

Universitas Teknologi Sumbawa memiliki memiliki 6 (enam) fakultas

terdiri atas Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Ilmu

Komunikasi, Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Teknik, Fakultas

Teknobiologi.

Penelitian mulai dilaksanakan pada tanggal 23 Desember 2019 hingga

6 Januari 2020, yang bertempat di Universitas Teknologi Sumbawa.

Penelitan dilakukan dengan memberikan skala peran ayah dan skala self

esteem kepada responden yang berjumlah 97 mahasiswa. Skala Peran Ayah

memiliki item sebanyak 25 butir ,sedangkan skala self esteem memiliki item

sebanyak 23 butir.

2. Peran Ayah

a. Deskripsi Tingkat Peran Ayah

Berdasarkan hasil analisis menggunakan aplikasi SPSS versi 16 for

windows, didapatkan data skala peran ayah pada tabel berikut:


Tabel 4.1 Distribusi Data Peran Ayah

Std.
N Range Minimum Maximum Sum Mean Deviation Variance

97 58 63 121 9500 97.94 13.412 179.871


FTR
Valid N
97
(listwise)

Berdasarkan tabel diatas, skala Peran Ayah dengan 97 subjek,

didapatkan nilai total sebesar 9500, nilai minimum sebesar 63.00, nilai

maximum sebesar 121.00, dengan range sebesar 58.00, nilai rata-rata

(mean) diperoleh sebesar 97.94, nilai standar deviasi 13.412, serta nilai

keragaman data (variance) sebesar 179.871.

b. Frekuensi Peran Ayah

Frekuensi Peran Ayah dibagi menjadi 5 kategorisasi yaitu sangat

tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah. Adapaun untuk melihat

kategorisasi yang telah ditetapkan dilakukan analisis menggunakan SPSS 16

for windows dan didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kategoriasasi Peran Ayah

Kategorisasi_FTR

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Sangat Tinggi 3 3.1 3.1 3.1
Tinggi 43 44.3 44.3 47.4
Sedang 4 4.1 4.1 51.5
Rendah 40 41.2 41.2 92.8
Sangat Rendah 7 7.2 7.2 100.0
Total 97 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas, dari 97 subjek diketahui 3 subjek (3,1%)

berada pada kategori peran ayah sangat tinggi, 43 subjek (44,3%) berada
pada kategori peran ayah tinggi, 4 subjek (4,1%) berada pada kategori perna

ayah sedang, 40 subjek (41,2%) berada pada kategori peran ayah rendah,

dan 7 subjek (7.2%) berada pada kategori peran ayah sangat rendah.

Frekuensi dari skala Peran Ayah secara umum berada pada

kategorisasi tinggi sebanyak 43 subjek (44,3%)

Gambar 4.1 Kategorisasi Peran Ayah

Berdasarkan tabel diatas, dari 97 subjek diketahui 7 subjek (7,2%)

berada pada kategori Peran Ayah sangat tinggi, 40 subjek (41,2%) berada

pada kategori Peran Ayah tinggi, 4 subjek (4,1%) berada pada kategori

Peran Ayah sedang, 43 subjek (44,3%) berada pada kategori Peran Ayah

rendah, dan 3 subjek (3,1%) berada pada kategori Peran Ayah sangat

rendah.

Frekuensi dari skala Peran Ayah secara umum berada pada

kategorisasi rendah sebanyak 43 subjek (44,3%)


c. Rerata Aspek Peran Ayah

Pada penelitian ini, dalam teori Peran Ayah memiliki 8 aspek.

Masing-masing aspek memiliki item pada skala dapat menggambarkan

fatherless dengan kategorisasi berbeda-beda.

Tabel 4.3 Rerata Aspek Peran Ayah

Aspek-Aspek Rerata Aspek


Item Kategori
Peran Ayah Peran Ayah

Penyedia ekonomi atau


1, 5, 3 3,89 Baik
finansial

Teman bermain 13, 16, 18, 20 3,46 Baik

Kasih sayang 8, 11 , 14 3,66 Baik

Memberi contoh dan


9, 22, 19, 25 4,13 Baik
tauladan
Melindungi dan
2, 6, 17 3,90 Baik
mengawasi
Menegakkan
7, 10, 23 4,19 Baik
pendislipinan

Pemberi nasihat 4, 12, 24 4,05 Baik

Mendukung potensi 15, 2 4,27 Sangat Baik

Total 25 3,94 Baik

` Dari tabel diatas, setelah dibandingkan dengan kriteria pembanding

dikatehui bahwa aspek-aspek peran ayah yang terdiri dari penyedia ekonomi atau

finansial berada pada kategori baik (3,89). Apek teman bermain berada pada

kategori baik (3,46). Aspek kasih sayang berada pada kategori baik (3,66),
memberi contoh dan tauladan berada pada kategori baik (4,13). Aspek melindungi

dan mengawasi berada pada kategor baik (3,90).

Aspek menegakkan pendislipinan berada pada kategori baik (4,19). Aspek

pemberi nasihat berada pada kategori baik (4,05). Aspek mendukung potensi

berada pada kategori sangat baik (4,27). Berdasarkan hasil tersebut, dapat

disumpulkan bahwa aspek-aspek peran ayah yang paling baik yaitu aspek

mendukung potensi dengan rerata 4,27. Hal ini menunjukan bahwa kehadiran

peran ayah pada mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa yaitu sebagai

pendukung motivasi. Adapun peran ayah berada pada kategori baik yaitu dengan

rata-rata 8 (delapan) aspek berjumlah 3,94.

Gambar 4.2 Rerata Aspek Peran Ayah

Dari tabel diatas, setelah dibandingkan dengan kriteria pembanding

dikatehui bahwa aspek-aspek peran ayah yang terdiri dari penyedia ekonomi

atau finansial berada pada kategoi tinggi (3,89), teman bermain berada pada

kategori tinggi (3,46), kasih sayang berada pada kategori tinggi (3,66),

memberi contoh dan tauladan berada pada kategor tinggi (4,13), melindungi

dan mengawasi berada pada kategor tinggi (3,90), menegakkan


pendislipinan berada pada kategori tinggi (4,19), pemberi nasihat berada

pada kategori tingi (4,05), dan mendukung potensi berada pada kategori

sangat tinggi (4,27). Berdasarkan hasil tersebut, dapa disumpulkan bahwa

aspek-aspek peran ayah yang paling baik yaitu aspek mendukung potensi

dengan rerata 4,27. Hal ini menunjukan bahwa kehadiran peran ayah pada

mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa yaitu sebagai pendukung

motivasi. Adapun peran ayah berada pada kategori baik yaitu dengan rata-

rata 8 (delapan) aspek berjumlah 3,94.

3. Self esteem

a. Frekuensi Self esteem

Frekuensi self esteem dibagi menjadi 5 kategorisasi yaitu, sangat

tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah. Adapun untuk melihat

frekuensi dari keategorisasi yang telah ditetapkan dilakukan analisis

menggunakan SPSS 16 for windows dan didapatkan hasil sebagai berikut.

Tabel 4.4 Distribusi Data Kategori Self Esteem

Descriptive Statistics
Std.
N Range Minimum Maximum Sum Mean Deviation Variance
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic
SLF 97 49 58 107 8073 83.23 9.312 86.719
Valid N
97
(listwise)

Berdasarkan tabel diatas, skala self esteem dengan 97 subjek,

didapatkan nilai total sebesar 8073, nilai minimum sebesar 58.00, nilai

maximum sebesar 107.00, dengan range sebesar 49.00, nilai rata-rata

(mean) diperoleh sebesar 83.23, nilai standar deviasi 9.312, serta nilai

keragaman data (variance) sebesar 86.719.


Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kategori Self Esteem
Kategorisasi_SLF
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tinggi 6 6.2 6.2 6.2
Tinggi 30 30.9 30.9 37.1
Sedang 34 35.1 35.1 72.2
Rendah 18 18.6 18.6 90.7
Sangat Rendah 9 9.3 9.3 100.0
Total 97 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas, dari 97 subjek diketahui 6 subjek (6,2%) berada

pada kategori self esteem sangat tinggi, 30 subjek (30,9%) berada pada kategori

self esteem tinggi, 34 subjek (35,1%) berada pada kategori sedang, 18 subjek

(18,6%) berada pada kategori self esteem rendah, dan 9 subjek (9,3%) berada pada

kategori self esteem sangat rendah.

Frekuensi dari skala self esteem secara umum berada pada kategori sedang

sebanyak 34 subjek (35,1%).

Gambar 4.3 Diagram Self Esteem


b. Rerata Aspek Self esteem

Tabel 4.6 Rerata Aspek Self esteem

Aspek-Aspek Rerata Aspek


Item Kategori
Self esteem Self esteem
Kekuatan 8, 4, 12, 2, 16 3,39 Sedang
6, 13, 9, 14,
Keberartian 3,80 Tinggi
3, 20, 22, 23
Kebajikan 1, 21 3,73 Tinggi
5, 11, 10, 17,
Kompetensi 3,53 Tinggi
7, 15
Total 23 3,61 Tinggi

Dari tabel diatas, setelah dibandingkan dengan kriteria pembanding

diketahui bahwa aspek-aspek self esteem yang terdiri dari kekuatan berada

pada kategori sedang (3,39), keberartian berada pada kategori tinggi

(3,80%), kebajikan berada pada kategori tinggi (3,73%), kebajikan berada

pada kategori tinggi (3,73%), dan kompetensi berada pada kategori (3,53%).

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek self

esteem yang paling baik tidak hanya pada satu aspek saja yaitu aspek

keberartian, kebajikan, dan kompetensi. Hal ini menunjukan bahwa

mahasiswa di Universitas Teknologi Sumbawa memiliki self esteem yang

ditunjukan dengan aspek keberartian, kebajikan, dan kompetensi. Adapun

self esteem berada pada kategori baik yaitu dengan rata-rata 4 aspek

berjumlah 3,61.
Gambar 4.4 Rerata Aspek Self esteem

4. Hasil Uji Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh ketidakhagdiran peran ayah terhadap self

esteem mahasiswa di Universitas Teknologi Sumbawa, dilakukan uji

hipotesis terhadap data dari penelitian dengan menggunakan analisis regresi

linear sederhana karena hanya memiliki satu variabel bebas dan satu

variabel terikat yang dibantu dengan SPSS 16. Adapun yang menjadi dasar

pengambilan keputusan dalam analisis regresi dengan melihat nilai

signifikansi (Sig.) hasil output SPSS adalah:

a. Jika nilai signifikansi (Sig.) lebih kecil dari 0,05 / <0,05 mengandung

arti bahwa Ha diterima

b. Jika nilai signifikansi (Sig.) lebih kecil dari 0,05 / >0,05 mengandung

arti bahwa Ho diterima


Tabel 4.7 Output SPSS (ANOVA)

ANOVA
b

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2714.481 1 2714.481 45.963 .000


a

Residual 5610.529 95 59.058

Total 8325.010 96

a. Predictors: (Constant), FTR

b. Dependent Variable: SLF

Beradsarkan tabel diatas, didapatkan nilai signifikansi (Sig.) sebesar 0,000

(<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang

menandakan ba Peran Ayah terhadap Self esteem Mahasiswa

Tabel 4.8 Output SPSS (Coefficients)

Coefficients
a

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 44.396 5.781 7.680 .000
FTR .396 .058 .571 6.780 .000
a. Dependent Variable: SLF

Berdasarkan tabel diatas, nilai a sebesar 44,396 yang berarti bahwa jika

tidak ada peran ayah (X) maka nilai konsisten self esteem (Y) adalah sebesar

44,396. Adapun nilai b sebesar 0,396 yang berarti bahwa setiap penambahan 1%

tingkat peran ayah (X), maka self esteem (Y) akan meningkat sebesar 0,396.

Sehingga persamaan regresinya adalah Y= 44,445 + 0,396 X.


Tabel 4.9 Output SPSS (Model Summary)

Model Summary
b

Change Statistics

Adjusted R R Square F Sig. F


Model R R Square Square Change Change df1 df2 Change

1 .571 .326 .319 .326 45.963 1 95 .000


a

a. Predictors: (Constant), FTR

b. Dependent Variable: SLF

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan bahwa nilai R Squre sebesar

0,326. Nilai tersebut memiliki arti bahwa pengaruh peran ayah terhadap self

esteem mahasiswa adalah sebesar 32,6% sedangkan 67,4% self esteem

mahasiswa dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

B. Pembahasan

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dengan menggunakan

teknik analisis regresi linier sederhana, diketahui bahwa peran ayah

berpengaruh terhadapa harga diri (self esteem) mahasiswa yang dapat dilihat

dari nilai (Sig. ) sebesar 0,000 (<0,05). Hasil ini menunjukan bahwa terdapat

pengaruh dari peran ayah terhadap self esteem mahasiswa, yang artinya

bahwa jika peran ayah pada mahasiswa tinggi, maka harga diri (self esteem)

yang dimiliki mahasiswa akan tinggi pula.

Menurut Crocker dan Wolfe (Sudirman, 2015) mengemukakan bahwa

terbentuknya self esteem dipengaruhi oleh dua faktor internal dan eksternal,

diantaranya dukungan keluarga, kompetisi, penampilan, anugerah tuhan,

kompetensi akademik, nilai moral, dan penghargaan dari orang lain. Hal

tersebut dibuktikan dengan hasil yang didapatkan yaitu R Square sebesar


0,326. Nilai tersebut menunjukan bahwa sumbangan atau kontribusi yang

diberikan variabel peran ayah kepada self esteem ialah sebesar 0,326.

Artinya, sebesar 32,6% variasi pada self esteem dipengaruhi oleh peran ayah

dan sisanya 67,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Peran ayah pada mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa berada

pada kategori baik, dengan aspek yang paling tinggi dirasakan oleh

mahasiswa adalah peran ayah dalam mendukung potensi. Menurut Hart

(Abdullah, 2010) Mendukung potensi merupakan peran ayah dengan

berbagai cara dan bentuknya ayah dapat mendukung keberhasilan anak.

Selanjutnya aspek peran ayah dalam dalam penyedia ekonomi atau

fianansial, menjadi teman bermain, memberikan kasih sayang, memberi

contoh dan tauladan juga baik dirasakan oleh mahasiswa. Selain itu, peran

ayah dalam melindungi dan mengawasi, menegakkan pendisiplinan, dan

pemberi nasihat juga dirasakan oleh para mahasiswa.

Ketidakhadiran peran-peran ayah dalam keluarga adalah suatu

keadaan dimana anak tidak merasakan kehangatan dari seorang ayah,

meskipun ada seorang ibu, namun ayah juga perlu mendidik adanya

kedisiplinan dan mendidik untuk bertanggung jawab serta anak juga perlu

sebuah pengawasan dari seorang ayah. Ayah memiliki peran yang harus

dilakukan sebagai seorang kepala keluarga yakni menurut Hart (Abdullah,

2010) diantaranya ayah terlibat dalam sosial anak, keterlibatan dalam

mendidik, keterlibatan dalam kedisiplinan, keterlibatan dalam kasih sayang

dan kesediaan orangtua setiap saat.


Harga diri (self esteem) pada mahasiswa di Universitas Teknologi

Sumbawa berada pada ketegori baik dengan aspek yang paling tinggi

dimiliki oleh mahasiswa adalah keberartian. Menurut Coopersmith (1967)

Keberartian atau significance menunjukan pada kepedulian, perhatian,

afeksi dan ekspresi cinta yang di terima oleh seseorang dari orang lain yang

menunjukkan adanya penerimaan dan popularitas individu dari lingkungan

sosial. Penerimaan dari lingkungan ditandai dengan adanya kehangatan,

respon yang baik dari lingkungan dan adanya ketertarikan lingkungan

terhadap individu dan lingkungan menyukai individu sesuai dengan keadaan

diri yang sebenarnya. Selanjutnya self esteem dalam aspek kebajikan, dan

kompetensi juga dimiliki dengan baik oleh para mahasiswa. Namun self

esteem dalam aspek kekuatan belum cukup baik dimiliki oleh mahasiswa

Universitas Teknologi Sumbawa. Coopersmith (1967) menyatakan bahwa

dengan self esteem yang baik/ tinggi individu akan aktif dan dapat

mengekspresikan diri dengan baik, berhasil dalam bidang akademik dan

menjalin hubungan sosial, dapat menerima kritik dengan baik, percaya pada

persepsi dan reaksinya sendiri, tidak terpaku pada dirinya sendiri atau hanya

memikirkan kesulitanya sendiri, memiliki keyakinan diri karena mempunyai

kemampuan, kecakapan dan kualitas diri yang tinggi, tidak terpengaruh oleh

penilaian orang lain tentang kepribadiannya, lebih mudah menyesuaikan diri

dengan suasana menyenangkan sehingga tingkat kecemasannya rendah dan

memiliki ketahanan dirri yang seimbang.

Dalam penyusunan penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan

diantaranya 1) Penelitian hanya dilakukan dalam lingkup kecil yaitu hanya


di Universitas Teknologi Sumbawa 2) Menggunakan instrumen lain dalam

variabel terikatnya, dalam hal ini belum pernah ada instrumen untuk

variabel fatherless, maka peneliti menggunakan instrumen peran ayah 3)

Faktor yang mempengaruhi self esteem dalam penelitian ini hanya terdiri

dari satu variabel yaitu ketidakhadiran peran ayah (fatherless), sedangkan

masih banyak faktor lain yang mempengaruhi self esteem mahasiswa.


BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Secara umum didapatkan rerata aspek Peran Ayah didapatkan rerata

sebesar 3,94 pada kategori baik. Aspek yang paling tinggi adalah peran ayah

dalam mendukung potensi (4,27) dan masuk dalam kategori sangat baik.

Self esteem memiliki makna evaluasi yang di buat oleh individu dan

biasanya berhubungan dengan penghargaan terhadap dirinya sendiri,hal ini

mengekspresikan suatu sikap setuju atau tidak setuju dan menunjukan

tingkat dimana individu itu menyakini diri sendiri mampu, penting, berhasil

dan berharga. Self esteem memiliki beberapa aspek yaitu kekuatan,

keberartian, kebajikan, dan kompetensi. Secara umum aspek self esteem

didapatkan rerata sebesar 3,61 dan masuk dalam kategori tinggi. Aspek

yang paling tinggi adalah keberartian (3,80), kebajikan (3,73), kompetensi

(3,53).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Universitas Teknologi

Sumbawa, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara peran ayah

terhadap harga diri (self esteem) mahasiswa dengan nilai Signifikansi (Sig. )

0,000 (<0,05) maka Hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hasil tersebut

menunjukan bahwa semakin tinggi peran ayah maka akan tinggi self esteem

mahasiswa. Peran ayah memberikan pengaruh sebesar 32,6%, sedangkan

sisanya sebesar 67,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti

dalam penelitian ini.


B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil

penelitian diatas sebagai berikut:

a. Bagi Universitas Teknologi Sumbawa

Peneliti hanya menyarankan agar pihak kampus memberikan

perhatian kepada mahasiswa yang mengalami fatherless, sehingga jika

suatu saat mahasiswa memiiki hambatan dalam proses

perkualiahannya, pihak kampus akan melakukan pendekatan personal

untuk memotivasi mahasiswa tersebut.

b. Bagi orang tua

Untuk memberikan perhatian lebih kepada buah hatinya agar tidak

mengalami self esteem dalam ketegori rendah meski dalam kondisi

fatherless sekalipun.

c. Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa hendaknya dapat mempertahankan esensi dari harga

diri dalam menjalani hidup dimanapun berada dan perlu diketahui

bahwa menjadi individu dengan harga diri yang baik akan membuat

lingkungan menerima kita apa adanya, dan meningkatkan rasa percaya

diri.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, S. M. (2010). Studi Eksplorasi Tentang Peran Ayah Dalam. Jurnal

Spirits, Vol 1 No 1.

Abidin, G. P. (2017). Arti Ayah Bagi Anak Pasca Konversi Agama Sebuah Studi

Fenomenologis dengan Pendekatan Interpretative Phenomenological

Analysis (IPA). Jurnal Empati, 6 , 44-51.

Afiatin, B. A. (1996). Konsep Diri, Harga Diri, dan Kepercayaan Diri Remaja.

Jurnal Psikologi, 23-30.

Aktual.com. (2015). Aktual. Dipetik November 2019, dari

https://aktual.com/indonesia-masuk-dalam-fatherless-country-ini-

penjelasannya/

Alwisol. ((2014). Psikologi Kepribadian (edisi revisi). Malang: UMM Press.

Ariyanto, H. A. (2019). Gambaran Keterlibatan Ayah Dalam Pengasuhan Anak

(Paternalinvolvement) Di Jabodetabek. Jurnal Psikologi Ilmiah, 37-44.

Asriandari, E. (2015). Resiliensi Remaja Korban Perceraian Oangtua. Jurnal

Bimbingan dan Konseling.

Azwar, S. (2017). Metode Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Coopersmith, S. (1967). The Antecedents of Self esteem. San Fransisco:

W.H.Freeman dan Co.

Dhin, C. N. (2013). Pembinaan Anak Pada Masa Pubertas Menurut Pendidikan

Islam. Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA, XIV , 102-127.

Dictionary, T. C. (t.thn.). American Psychological Association. Dipetik November

20, 2019, dari https://dictionary.apa.org/self-esteem


Dinda Septiani, I. N. (2017). Peran Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan

BagiPerkembangan Kecerdasan Moral Anak. Jurnal Psikologi, 13.

Erancis, L. J. ( 1997). The Journal of Social Psychology, 1997, 137 Coopersmith's

Model of Self-Esteem:Bias Toward the Stable Extravert? The Journal of

Social Psychology, 139-142.

Fitroh, S. F. (2014). Dampak Fatherless Terhadap Prestasi Belajar. Jurnal PG-

PAUD Trunojoyo, 1, 76-146.

Hawari, D. (2007). Al-Quran: Ilmu Kedoktean Jiwa & Kesehatan Jiwa. Jakarta:

PT. Data Bakti Prima Yasa.

Horn, W. (2013). Effect Fatherlessness has on Children. Dipetik November 27,

2019, dari http://www.cyep.org/ our_mission-why_fathers.htm.

Juliana Kurniawati, S. B. (2016). Literasi Medi Digital Mahasiswa Universitas

Muhmmadiyah Bengkulu. Junal Komnikatsor, 8. No 2016, 66.

Kamila, M. (2013 ). Perbedaan Harga Diri (Self esteem) Remaja Ditinjau dari

Keberadaan Ayah. Jurnal Psikologi, 9.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (t.thn.). Dipetik November 20, 2019, dari

https://kbbi.web.id/ayah

Machali, M. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif: Panduan Praktis

Merencanakan, Melaksanakan dan Analisis dalam Penelitian Kuantitatif.

Yogyakarta: Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI).

Masnida, M. A. (2015). Self-esteem dan Prestasi Akademik sebagai Prediktor

Subjective Well-being Remaja Awal. Gadjah Mada Journal Of

Psychology, 180 191.


Matsumoto, D. (2009). The cambridge Dictionary of psychology . Cambridge,

UK: Cambridge University Press.

Minchinton, J. (1993). Maximum Self esteem : The Hand Book for reclaiming

your sense of self worth. Kuala Lumpur: Golden Books Center Sdn, Bhd.

Munjiat, S. M. (2017). Pengaruh Fatherless Terhadap Karakter Anak Dalam

Prespektif Islam. Jurnal Pendidikan Islam, 2.

Niken Widiastuti, T. W. (2004). Hubungan Antara Kualitas Relasi Ayah Dengan

Harga Diri Remaja Putra. Jurnal Psikologi, Vol. 2.

Nuni Nurhidayati, D. N. (2014). Hubungan antara Dukungan Sosial Keluarga

dengan Self esteem pada Penyalahguna Narkoba yang Direhabilitasi.

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, 3.

P, U. (2014). Dukungan Keluarga dan Modal Psikologis Mahasiswa. Jurnal

Psikologi Undip, 13, 196-201.

Prihatsanti, U. (2014). Dukungan Keluarga Dan Modal Psikologis Mahasiswa.

Jurnal Psikologi Undip, 196-201.

Rakhmawati, I. (2015). Peran Keluarga dalam Pengasuhan anaK. Jurnal

Bimbingan Konseling Islam, 6.

Duskin, F. S. (2009). Human Developmen: Perkembangan Manusia. Jakarta:

Salemba Humanika.

Salim, S. &. (2012). Metodologi Penelitian Kuantitatif. (R. Ananda, Penyunt.)

Bandung: Ciptapustaka Media.

Santrock, J. W. (2003). Adolescence: perkembangan remaja. Jakarta: Erlangga .

Srisayekti, S. (2015, AGUSTUS). Harga-diri (Self-esteem) Terancam dan

Perilaku. Jurnal Psikologi, 42, 141 156.


Sudirman. (2015). Harga Diri Mahasiswa S-1 dan S-2 Universitas

Muhammadiyah Malang. Seminar Psikologi & Kemanusiaan. Malang:

Psychology Forum UMM.

Sugiyono, P. D. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sulistyawati, L. (2019). KPAI: Peran Ayah Jadi Kunci Tumbuh Kembang Anak.

Jakarta: Republika.co.id.

Sumengkar, G. A. (2016). Strategi Coping Remaja Yang Mengalami. Skripsi.

Sundari & Herdajani. (2013). Dampak Fatherless Terhadap Perkembangan

Psikologis Anak. Prosiding Seminar Nasional Parenting, 256-271.

Susanto. (2016). detiknews. Dipetik November 25, 2019, dari

https://news.detik.com/kolom/3245161/menjadi-orangtua-hebat-di-era-kini

Suwartika, dkk. (2014, Juli ). Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat

Stress Akademik Mahasiswa Reguler Program Studi D Iii Keperawatan

Cirebon Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya. Jurnal Keperawatan

Soedirman,Vol 9.

Wahyuingrum, E. (2011). Peran Ayah (Fathering) Pada Pengasuhan Anak Usia

Dini (Sebuah Kajian Teoritis). Jurnal Psikologi, 1-9.

Verkuyten, M. (2003). Positive And Negative Self-Esteem Among Ethnic Minority

Early Adolescents: Social And Cultural Sources And Threats. Jounal of

Youth and Adolescence,Vol 32.


LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1: Data Mahasiswa

Aktif
Non Drop
No Program Studi Aktif Belum Cuti Keluar Lulus
Aktif Out
KRS
EKONOMI DAN BISNIS
1 S1 AKUNTANSI - S1 Reguler 335 16 40 3 0 0 0
2 S1 EKONOMI PEMBANGUNAN - S1 148 9 33 0 1 0 0
Reguler
3 S1 MANAJEMEN - S1 Reguler 487 24 92 22 0 0 10
Ilmu komunikasi
1 S1 ILMU KOMUNIKASI - S1 Reguler 386 19 0 52 0 0 2
MANAJEMEN INOVASI
1 S2 MANAJEMEN INOVASI - S2 22 38 2 2 0 0 0
Reguler
Psikologi
1 S1 PSIKOLOGI - S1 Reguler 341 28 7 0 0 0 45
TEKNIK
1 S1 TEKNIK ELEKTRO - S1 Reguler 134 8 15 4 0 0 0
2 S1 TEKNIK INDUSTRI - S1 Reguler 113 3 21 1 0 0 0
3 S1 TEKNIK INFORMATIKA - S1 419 29 64 15 0 0 0
Reguler
4 S1 TEKNIK MESIN - S1 Reguler 130 87 0 0 0 0 0
5 S1 TEKNIK METALURGI - S1 157 32 10 0 0 0 0
Reguler
6 S1 TEKNIK SIPIL - S1 Reguler 182 18 33 0 0 0 0
Teknobiologi
1 S1 TEKNOBIOLOGI - S1 Reguler 150 95 7 3 0 0 0
Teknologi pertanian
1 S1 TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN 126 11 6 1 0 0 0
- S1 Reguler
2 S1 TEKNOLOGI INDUSTRI 142 9 10 13 0 0 1
PERTANIAN - S1 Reguler
Total Rekapitulasi Status Akademik 3,272 426 340 116 1 0 58
Mahasiswa
Lampiran 2: Blue Print Sebelum Uji Coba

A. Peran Ayah

Jenis Item
NO
NO TEORI ASPEK INDIKATOR TOTAL
ITEM UF
F (+)
(-)
Penyedia
Pemenuhan
ekonomi
1 kebutuhan 1, 5, 3 1, 5 3 3
atau
ekonomi
finansial
Menghabiskan
waktu 13, 16 13 16 2
Teman bersama
2
bermain
Bertukar cerita
18, 20 18 20 2

Memberikan
8, 11,
3 Kasih sayang perhatian dan 8, 14 11 3
14
kenyamanan
Adanya
Memberi pembelajaran 9, 22 22 9
Peran contoh dan 2
4 dan latihan
Ayah tauladan
Sosok teladan
19, 25 19 25 2

Melindungi Melindungi dan


Hart 2, 6,
5 dan mengawasi 2, 17 6 3
(2002) 17
mengawasi anak
Menegakkan Menegakkan 7, 10,
6 10 7, 23 3
pendisiplinan disiplin 23
Memberikan
Pemberi 4, 12,
7 nasihat dan 4, 12 24 3
nasihat 24
bimbingan
Mendukung Adanya
8 15, 21 15 21 2
potensi dukungan
Total 14 11 25
B. Self esteem

Jenis Item
NO
NO TEORI ASPEK INDIKATOR TOTAL
ITEM UF
F (+)
(-)

Mampu
mengatur dan
4, 8 4 8 2
mengontrol
tingkah laku

1 Kekuatan Di hormati
12, 18 12 18 2
orang lain

Memiliki
pendapat yang
2, 16 16 2 2
Self esteem diterima orang
lain.
Menerima
kepedulian dari 6, 13 6 13 2
orang lain

Menerima
perhatian,
afeksi, dan 9, 14 9, 14 - 2
ekspresi cinta
dari orang lain

Coopersmith Memiliki
2 Keberartian pandangan
(1967)
positif terhadap 3, 20, 20, 3 3
diri sendiri 24 24

Mendapat
penerimaan
dari lingkungan
dengan apa 22, 25 25 22 2
adanya

Taat untuk
3 Kebajikan 1, 23 1 23 2
mengikuti
etika, noma
atau standar
moral yang
harus di hindari
dan harus
dilakukan
Mampu untuk
5, 11 11 5 2
sukses

Memiliki
tuntutan
prestasi yang 10, 17, 10,
19 3
ditandai 19 17
dengan
4 Kompetensi keberhasilan

Dapat
mengerjakan
tugas dengan 7, 15,
baik dan benar 7, 21 15 3
21

Total 15 10 25
Lampiran 3: Skala Uji Coba

A. Peran Ayah

NO ITEM SKALA
SS S N TS STS
ayah memenuhi kebutuhan-kebutuhan
1
kuliah saya
ayah bertanya jika saya pergi bersama
2
teman-teman
uang saku saya dapatkan dari hasil
3
usaha saya
ayah membantu saya ketika saya
4
memiliki masalah
ayah mengirimkan uang saku kepada
5
saya
ayah tidak melarang setiap perbuatan
6 yang saya lakukan meskipun perbuatan
itu salah
aturan dalam keluarga bisa dengan
7 mudah saya langgar tanpa adanya
peringatan dari ayah
pelukan dari ayah membuat saya lebih
8
tenang ketika menghadapi masalah
ayah tidak mengajarkan pada saya
9 mengenai hukum hukum dalam agama
saya
ayah memiliki aturan yang harus
10
dipatuhi anggota keluarga
ayah tidak terbiasa menanyakan tentang
11
kegiatan belajar saya
sejak kecil ayah mengajarkan pada saya
12
untuk senang berbagi
setiap hari ayah membiasakan kami
13 sekeluarga berkumpul dan mengobrol
bersama
14 ayah merawat saya ketika saya sakit
Ayah mendukung bakat yang saya
15
miliki
di waktu luang ayah lebih asyik dengan
16 kegiatannya sendiri daripada mengobrol
dengan saya
ayah mengontrol kegiatan belajar saya
17
sehari- hari.
ayah tampak tertarik dengan cerita
18
tentang kegiatan saya sehari-hari
NO ITEM SKALA
ayah itu bijaksana, beliau tidak hanya
19 memarahi tapi menasehati serta
memberi contoh
saya lebih nyaman menceritakan
20 masalah saya kepada teman-teman
daripada kepada ayah saya
Ayah tidak mendukung dalam
21
perkuliahan saya
ayah mengajarkan pada saya cara-cara
22
beribadah sejak saya masih kecil
ayah membiarkan saya tidak beribadah
23
secara rutin.
Jika saya melakukan kesalahan ayah
24
tidak menasihati saya
Ayah selalu menampakan
25
kemarahannya yang berlebihan

B. Self esteem

NO ITEM SKALA
SS S N TS STS
saya adalah orang yang taat dengan
1
peraturan
saya merasa orang-orang jarang mau
2 mengikuti gagasan/ ide yang saya
berikan
di dalam segala hal, saya cenderung
3
merasa gagal
saya mampu menempakan diri dengan
4
baik
saya cenderung mudah merasa putus
5
asa
saya senang jika orang lain membantu
6
kesulitan yang saya alami
saya mampu melakukan sesuatu seperti
7
apa yang dilakukan orang lain
saya membutuhkan waktu yang lama
8 untuk membiasakan diri dalam hal-hal
baru
saya mendapat kasih sayang yang cukup
9
dari keluarga saya
saya senang berkompetisi dalam sebuah
10
perlombaan
11 secara keseluruhan saya puas dengan
NO ITEM SKALA
kemampuan saya
Teman-teman sering mengajak saya
12 untuk mendiskusikan segala hal dengan
saya
saya cenderung tidak suka jika orang
13 lain membantu kesulitan yang saya
alami
saya memiliki banyak teman yang
14
peduli serta perhatian terhadap saya
saya sering merasa kecewa dengan hasil
15
belajar saya
orang-orang biasanya mengikuti
16
gagasan saya
Sa ya sering di libatkan dalam acara
17
yang dibuat oleh teman-teman saya
18 saya berharap saya lebih di hargai
saya merasa bahwa keluarga saya
19 mengharapkan terlalu banyak dari diri
saya
Saya mampu melakukan sesuatu seperti
20
apa yang dilakukan orang lain
saya dapat mengerjakan tugas dengan
21
baik dan benar
saya merasa bahwa orang-orang yang
mendekati saya lebih karena
22 menginginkan sesuatu dari saya bukan
karena benar-benar ingin menjadi teman
saya.
saya bukanlah seseorang yang taat pada
23
aturan
24 saya tidak takut akan kegagalan
orang-orang di sekeliling saya
25
menerima saya apa adanya
67

Lampiran 4: Tabulasi Data Skor Uji Coba

A. Peran Ayah

NO A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 A21 A22 A23 A24 A25
1 2 3 2 1 3 3 3 1 5 3 2 3 3 1 2 4 2 2 2 2 2 4 4 4 1
2 5 5 4 3 5 5 5 2 5 5 1 4 4 4 3 3 1 3 5 3 5 3 5 5 5
3 4 4 4 3 5 5 4 3 5 4 3 5 3 3 4 5 3 2 5 5 5 5 5 5 5
4 4 2 3 4 4 5 5 3 4 5 3 3 4 4 4 4 3 3 5 2 4 3 4 4 4
5 5 4 4 2 4 5 5 2 5 4 4 5 3 4 4 5 3 3 5 3 5 1 5 5 5
6 5 5 3 5 4 5 5 3 5 3 5 5 5 5 5 4 3 5 5 3 5 5 5 5 4
7 5 4 3 5 5 5 4 5 4 5 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 5 2 1 4 4
8 5 3 4 3 5 4 4 3 5 5 3 2 2 3 2 1 2 2 1 1 5 3 5 4 5
9 4 4 4 5 4 5 4 5 2 4 4 5 4 5 5 3 4 5 5 2 5 2 1 5 5
10 5 3 4 3 5 1 1 3 2 2 5 1 1 2 3 1 1 3 5 1 5 3 4 3 1
11 5 3 4 5 5 5 5 3 5 4 5 5 3 3 3 5 3 4 5 4 5 5 5 5 5
12 4 5 3 3 3 5 5 3 5 5 4 5 3 3 5 5 3 5 5 3 5 5 5 5 5
13 1 1 3 1 1 3 3 5 3 3 2 3 1 1 1 2 1 1 1 4 1 1 3 2 3
14 4 3 3 3 4 5 3 3 5 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 5 5 5 5 1
15 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 2
16 4 3 3 3 4 5 3 3 5 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 5 5 5 5 1
17 3 3 3 3 4 5 5 3 5 5 3 4 3 4 3 2 3 3 5 2 1 5 5 5 5
18 4 4 3 4 3 4 5 4 5 5 1 5 5 3 4 4 4 3 5 4 5 5 5 4 3
19 5 4 3 5 4 5 3 3 5 5 4 4 5 4 4 4 4 2 5 4 5 5 5 5 5
68

20 5 4 3 5 5 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3
21 2 2 1 2 2 2 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 2 4 2 4 4 4 4 4
22 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 3 2 3 4 5 2 5 4 5 5 5
23 4 4 4 4 4 5 5 3 5 4 4 5 5 3 4 5 5 3 5 3 5 5 5 5 5
24 1 1 5 1 1 5 3 5 5 5 5 3 3 4 3 5 4 4 4 5 5 4 3 5 5
25 1 1 1 1 1 5 5 1 5 1 5 4 1 1 1 1 1 1 5 2 5 5 5 1 5
26 4 2 4 4 5 3 4 3 5 5 4 3 3 4 4 3 2 2 5 4 4 3 3 5 4
27 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 3 5 5 5 5 4 4 5 5
28 5 4 5 5 5 5 4 4 5 3 3 5 4 4 5 5 3 4 5 3 5 5 5 5 5
29 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 3 5 2 4 4 2 3 4 5 4 5 5 5 4 5
30 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 2 5 5 3 4 4 4 5 5 2 5 5 5 2 3
31 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 3 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5
32 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 2 5 5 5 5 4
33 3 4 5 5 5 5 4 4 4 5 3 5 3 4 5 3 4 4 3 2 2 5 5 4 4
34 5 5 3 5 4 5 5 3 5 5 2 5 5 5 5 5 3 4 5 3 4 5 5 5 4
35 5 3 4 3 5 4 5 3 4 4 2 3 3 4 4 2 3 2 5 2 4 5 5 5 4
36 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4
37 2 4 4 4 2 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 3 4 4 3 5 5 5 5 5
38 5 4 3 5 5 5 4 4 5 5 3 5 3 4 5 5 3 4 5 2 3 5 5 5 4
39 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4
40 4 5 2 4 5 5 5 4 5 5 3 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4
41 4 3 4 4 5 3 4 3 4 4 4 4 4 4 5 3 4 2 5 3 2 4 5 4 4
42 1 5 2 2 3 5 5 3 5 5 3 3 3 3 5 3 3 3 3 2 4 5 5 3 3
43 5 3 3 4 4 5 5 5 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 5 5 4 5 3
69

44 5 5 3 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
45 5 4 2 5 5 4 3 5 5 5 3 4 4 4 5 3 3 4 5 5 5 5 5 5 3
46 5 3 4 4 5 5 5 5 5 4 3 4 3 5 5 2 2 3 5 3 5 5 5 5 4
47 1 4 4 4 2 5 4 4 5 5 4 5 3 4 4 5 3 3 5 4 2 5 5 5 5
48 3 4 3 4 3 5 2 5 5 3 4 4 3 5 5 4 3 4 5 3 5 5 5 5 5
49 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
50 5 3 5 4 5 4 4 4 3 3 3 4 3 4 5 3 2 4 4 4 3 5 3 3 4
51 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4
52 5 3 5 4 5 5 4 4 3 3 3 4 3 4 5 3 4 3 4 4 3 5 3 3 4
53 3 5 3 5 3 5 5 5 4 5 3 4 5 4 5 5 3 3 3 3 5 5 5 5 3
54 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 1 5 3 5 5 5 3 3 5 2 5 5 5 5 5
55 5 4 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 4 2 2 2 4 2 4 2 4 4 4
56 5 3 3 3 4 5 5 5 5 4 3 5 4 4 5 4 3 3 4 4 5 4 5 5 3
57 4 3 3 2 3 4 3 3 4 2 2 5 2 4 4 1 3 4 4 4 4 3 3 4 3
58 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 5 3 3 4 2 2 3 3 2 5 3 5 3 2
59 4 3 5 2 4 4 4 2 4 4 2 4 4 5 3 4 2 3 2 2 5 4 2 4 2
60 1 5 3 5 3 5 4 5 5 5 5 5 3 3 5 4 3 4 5 4 4 5 4 5 4
61 5 4 3 5 5 3 3 4 4 3 3 5 3 5 5 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4
62 2 1 3 3 2 3 3 1 3 2 1 3 1 1 3 3 3 2 2 1 1 3 3 3 1
63 2 5 1 5 2 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5
64 4 4 1 1 5 5 5 5 5 4 2 4 2 4 4 4 2 4 2 1 5 5 5 5 5
65 1 1 4 2 1 4 2 2 4 4 5 2 2 1 1 1 1 2 1 1 4 1 5 5 5
66 4 4 2 2 5 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3
67 4 2 1 4 4 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5
70

68 3 4 4 5 4 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5
69 2 5 3 4 4 5 5 4 5 4 3 5 5 4 5 4 3 4 4 3 4 5 5 4 3
70 4 4 2 2 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4

B. Self-Esteem

NO B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 B25
1 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 2 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3
2 3 3 4 3 5 3 3 3 3 4 3 5 4 5 1 3 3 1 1 3 4 5 3 3 3
3 3 2 3 4 2 5 3 1 5 4 3 4 5 3 2 1 3 2 5 3 4 1 5 5 5
4 3 3 4 4 4 4 3 1 4 5 2 3 4 5 4 3 3 1 2 3 3 4 4 4 3
5 4 3 5 5 3 4 5 1 5 3 5 3 3 5 5 3 4 1 1 5 5 1 5 5 5
6 4 3 3 3 4 3 3 3 5 4 4 3 4 5 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
7 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 3 5 4 4 3 3 2 4 4 4 3 5 5 4
8 3 4 3 3 3 5 2 4 5 2 2 2 2 3 3 2 3 1 3 2 3 4 3 5 5
9 3 3 3 4 4 4 3 3 5 4 3 5 4 5 3 3 4 2 4 2 2 3 3 4 5
10 5 1 1 1 1 5 4 5 4 1 1 1 5 5 1 1 1 1 5 1 1 1 5 1 3
11 5 3 5 5 5 2 5 5 5 4 3 3 2 5 2 3 3 1 3 5 4 3 4 5 4
12 4 3 4 4 3 5 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 3 5 5 4 3
13 4 2 2 5 2 3 3 1 2 3 3 1 1 1 2 1 1 1 3 3 3 1 4 4 1
14 1 5 4 3 4 3 2 3 3 4 3 4 5 3 2 2 3 1 1 2 3 5 4 3 3
15 2 2 5 4 5 4 2 2 5 2 4 4 5 5 2 4 5 2 4 2 2 5 5 5 5
16 1 5 4 3 4 3 2 3 3 4 3 4 5 3 2 2 3 1 1 2 3 5 4 3 3
71

17 5 3 4 5 3 5 3 3 5 5 3 5 5 3 3 3 4 1 3 3 3 4 4 4 4
18 4 3 3 4 4 5 4 2 5 4 4 4 5 4 3 3 3 2 2 4 3 3 5 4 4
19 4 3 5 3 3 5 2 1 4 3 3 4 5 3 3 3 3 1 3 3 3 4 3 3 3
20 2 2 2 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 4 3 3 3 2 2 3 3 4 2 3 3
21 4 2 4 4 4 2 4 2 3 2 4 2 4 3 4 2 2 3 3 4 4 3 3 4 3
22 4 4 4 4 2 5 4 2 4 3 4 4 4 5 2 4 4 1 2 4 4 4 5 4 5
23 3 4 2 3 4 5 1 3 5 3 3 3 5 5 3 2 5 2 3 1 3 5 3 5 5
24 3 2 4 3 4 5 4 1 5 2 2 2 4 4 2 2 2 1 1 4 3 4 3 2 4
25 3 3 4 2 3 2 3 2 2 4 3 4 3 5 3 3 4 2 4 3 5 3 4 4 4
26 5 4 3 4 4 5 5 5 4 3 4 4 3 4 5 3 3 3 5 5 5 4 5 5 5
27 3 4 4 4 4 5 4 2 5 4 4 4 4 4 2 3 4 2 3 3 3 4 3 3 4
28 2 4 5 3 5 5 5 3 5 5 3 5 4 5 3 4 5 1 4 5 3 5 3 5 4
29 3 3 3 3 4 4 3 2 5 4 4 5 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4
30 4 4 4 5 4 5 3 4 5 4 4 4 3 5 4 4 4 1 1 4 4 3 4 2 5
31 4 4 4 3 5 4 5 2 5 3 2 4 4 4 4 3 4 2 2 3 4 2 4 4 3
32 4 4 4 4 2 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 2 1 4 4 4 5 4 4 5
33 4 3 4 3 4 3 5 1 5 3 3 2 4 4 2 3 2 4 3 5 4 4 4 5 5
34 4 2 2 3 2 4 4 2 5 5 4 3 4 4 4 3 3 2 4 3 3 2 4 4 3
35 2 4 3 3 2 4 4 2 4 3 2 3 2 4 2 2 2 2 3 3 3 4 2 3 3
36 3 2 4 4 2 2 2 2 5 4 4 3 4 3 2 3 3 2 4 4 4 2 2 4 4
37 4 3 3 3 2 5 2 3 5 3 2 2 4 3 2 2 2 4 3 2 2 4 4 3 3
38 4 3 3 4 2 5 4 2 5 3 4 3 3 4 2 3 2 2 2 3 2 2 3 4 5
39 5 2 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 1 1 4 4 3 5 5 5
40 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4
72

41 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3
42 3 3 1 3 2 3 3 2 3 3 2 3 4 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3
43 3 4 5 4 5 4 3 3 5 5 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 5 5 5 4
44 3 3 3 5 3 5 5 1 5 5 5 5 4 5 3 5 5 1 4 5 5 4 5 5 5
45 4 3 4 5 4 4 5 1 5 3 4 4 4 5 5 3 3 4 2 4 5 5 5 5 5
46 4 3 4 4 3 4 3 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4
47 4 4 4 4 5 4 3 4 3 5 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 5 5 4 5 4
48 4 2 2 4 5 4 3 2 5 4 2 3 4 4 2 3 4 2 2 4 4 3 3 5 4
49 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
50 3 2 2 4 3 5 3 3 3 1 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 2 4
51 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 2 4 4 4
52 3 4 4 4 3 5 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3
53 3 3 2 5 4 5 4 3 3 5 5 1 4 3 3 3 3 1 3 4 3 3 4 5 3
54 5 3 4 5 5 4 4 3 5 3 5 4 4 4 4 3 4 1 1 3 3 3 5 5 5
55 2 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4
56 3 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 5 3 4
57 3 2 3 4 3 3 3 1 4 4 4 2 3 3 2 2 2 1 1 3 4 1 3 4 3
58 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 2 3 4 2 1 4 3 4 4 4 4
59 4 2 4 2 4 4 3 1 4 4 2 4 3 1 2 3 2 2 1 3 3 1 3 2 1
60 3 3 4 4 3 5 3 2 5 4 3 3 5 5 4 3 3 2 4 3 3 5 3 4 5
61 2 3 2 3 2 4 3 2 4 3 2 4 3 4 2 4 4 2 2 3 2 2 2 4 4
62 4 3 4 3 3 4 2 3 2 2 2 2 4 3 3 3 3 2 3 2 2 3 4 3 3
63 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 2 5 5 4 4 4 4 5 2 4 4 5 5 5 5
64 4 5 2 5 5 4 5 1 5 4 5 5 4 4 1 2 2 2 1 5 5 4 5 5 5
73

65 4 2 4 4 4 5 5 1 5 4 4 4 4 4 1 2 2 1 1 5 4 4 4 4 5
66 4 3 2 4 2 4 4 2 4 3 4 4 2 4 2 4 4 3 2 4 4 1 3 3 4
67 5 5 5 4 5 5 1 1 5 5 4 4 5 5 5 4 4 2 2 4 5 5 5 4 5
68 5 5 5 4 5 5 1 1 5 5 4 4 5 5 5 3 4 2 5 4 3 2 4 5 3
69 4 2 2 5 4 5 3 2 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 2 3 3 2 5 4 4
70 5 4 4 4 4 5 4 4 5 3 5 4 5 4 2 4 4 2 2 4 4 5 5 5 4
Lampiran 5: Hasil Uji Validitas

A. Peran Ayah

No Item rtabel rhitung Keterangan


A1 0.1982 0.466 VALID
A2 0.1982 0.702 VALID
A3 0.1982 0.240 VALID
A4 0.1982 0.694 VALID
A5 0.1982 0.465 VALID
A6 0.1982 0.686 VALID
A7 0.1982 0.610 VALID
A8 0.1982 0.572 VALID
A9 0.1982 0.512 VALID
A10 0.1982 0.594 VALID
A11 0.1982 0.300 VALID
A12 0.1982 0.706 VALID
A13 0.1982 0.729 VALID
A14 0.1982 0.741 VALID
A15 0.1982 0.729 VALID
A16 0.1982 0.652 VALID
A17 0.1982 0.652 VALID
A18 0.1982 0.690 VALID
A19 0.1982 0.661 VALID
A20 0.1982 0.526 VALID
A21 0.1982 0.513 VALID
A22 0.1982 0.575 VALID
A23 0.1982 0.395 VALID
A24 0.1982 0.630 VALID
A25 0.1982 0.454 VALID
B. Self esteem

No Item rtabel rhitung Keterangan


B1 0.1982 0.333 VALID
B2 0.1982 0.463 VALID
B3 0.1982 0.507 VALID
B4 0.1982 0.515 VALID
B5 0.1982 0.527 VALID
B6 0.1982 0.301 VALID
B7 0.1982 0.295 VALID
B8 0.1982 0.220 VALID
B9 0.1982 0.486 VALID
B10 0.1982 0.477 VALID
B11 0.1982 0.525 VALID
B12 0.1982 0.561 VALID
B13 0.1982 0.352 VALID
B14 0.1982 0.541 VALID
B15 0.1982 0.548 VALID
B16 0.1982 0.577 VALID
B17 0.1982 0.585 VALID
B18 0.1982 0.109 TIDAK VALID
B19 0.1982 0.112 TIDAK VALID
B20 0.1982 0.517 VALID
B21 0.1982 0.533 VALID
B22 0.1982 0.474 VALID
B23 0.1982 0.548 VALID
B24 0.1982 0.634 VALID
B25 0.1982 0.646 VALID
Lampiran 6: Hasil Uji Realibilitas

Tabel 3.4 Reliabilitas Skala Peran Ayah


Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.915 25

Tabel 3.5 Reabilitas Skala Self esteem

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.853 23
Lampiran 7: Blue Print Penelitian

A. Peran Ayah

Jenis Item
NO
NO TEORI ASPEK INDIKATOR TOTAL
ITEM UF
F (+)
(-)
Penyedia
Pemenuhan
ekonomi
1 kebutuhan 1, 5, 3 1, 5 3 3
atau
ekonomi
finansial

Menghabiskan
waktu 13, 16 13 16 2
Teman bersama
2
bermain
Bertukar cerita
18, 20 18 20 2

Memberikan
8, 11,
3 Kasih sayang perhatian dan 8, 14 11 3
14
kenyamanan
Adanya
Memberi pembelajaran 9, 22 22 9
Peran contoh dan dan latihan 2
4
Ayah tauladan
Sosok teladan
19, 25 19 25 2
Melindungi Melindungi dan
Hart 2, 6,
5 dan mengawasi 2, 17 6 3
(2002) 17
mengawasi anak
Menegakkan Menegakkan 7, 10,
6 10 7, 23 3
pendisiplinan disiplin 23
Memberikan
Pemberi 4, 12,
7 nasihat dan 4, 12 24 3
nasihat 24
bimbingan
Mendukung Adanya
8 15, 21 15 21 2
potensi dukungan
Total 14 11 25

/
B. Self esteem

Jenis Item
NO
NO TEORI ASPEK INDIKATOR TOTAL
ITEM UF
F (+)
(-)
Mampu
mengatur dan
4, 8 4 8 2
mengontrol
tingkah laku

1 Kekuatan Dihormati
12 12 - 2
orang lain

Memiliki
pendapat yang
2, 16 16 2 2
Self esteem diterima orang
lain.
Menerima
kepedulian dari 6, 13 6 13 2
orang lain
Menerima
perhatian,
afeksi, dan 9, 14 9, 14 - 2
ekspresi cinta
dari orang lain

Coopersmith Memiliki
2 Keberartian pandangan
(1967)
positif terhadap 2
diri sendiri 3, 22 22 3

Mendapat
penerimaan
dari lingkungan
dengan apa 20, 23 23 20
2
adanya

Taat untuk
mengikuti
3 Kebajikan 1, 21 1 21 2
etika, noma
atau standar
moral yang
harus dihindari
dan harus
dilakukan
Mampu untuk
5, 11 11 5 2
sukses

Memiliki
tuntutan
prestasi yang 10,
10, 17 3
ditandai 17
dengan
4 Kompetensi keberhasilan

Dapat
mengerjakan
tugas dengan
baik dan benar 7, 15 7 15 2

Total 15 8 23
Lampiran 8: Skala Penelitian

A. Peran Ayah

NO ITEM SKALA
SS S N TS STS
Ayah memenuhi kebutuhan-kebutuhan
1
kuliah saya
Ayah bertanya jika saya pergi bersama
2
teman-teman
Uang saku saya dapatkan dari hasil
3
usaha saya
Ayah membantu saya ketika saya
4
memiliki masalah
Ayah mengirimkan uang saku kepada
5
saya
Ayah tidak melarang setiap perbuatan
6 yang saya lakukan meskipun perbuatan
itu salah
Aturan dalam keluarga bisa dengan
7 mudah saya langgar tanpa adanya
peringatan dari ayah
Pelukan dari ayah membuat saya lebih
8
tenang ketika menghadapi masalah
Ayah tidak mengajarkan pada saya
9 mengenai hukum hukum dalam agama
saya
Ayah memiliki aturan yang harus
10
dipatuhi anggota keluarga
Ayah tidak terbiasa menanyakan
11
tentang kegiatan belajar saya
Sejak kecil ayah mengajarkan pada saya
12
untuk senang berbagi
Setiap hari ayah membiasakan kami
13 sekeluarga berkumpul dan mengobrol
bersama
14 Ayah merawat saya ketika saya sakit
Ayah mendukung bakat yang saya
15
miliki
Di waktu luang ayah lebih asyik dengan
16 kegiatannya sendiri daripada mengobrol
dengan saya
Ayah mengontrol kegiatan belajar saya
17
sehari- hari.
18 Ayah tampak tertarik dengan cerita
NO ITEM SKALA
tentang kegiatan saya sehari-hari
Ayah itu bijaksana, beliau tidak hanya
19 memarahi tapi menasehati serta
memberi contoh
Saya lebih nyaman menceritakan
20 masalah saya kepada teman-teman
daripada kepada ayah saya
Ayah tidak mendukung dalam
21
perkuliahan saya
Ayah mengajarkan pada saya cara-cara
22
beribadah sejak saya masih kecil
Ayah membiarkan saya tidak beribadah
23
secara rutin.
Jika saya melakukan kesalahan ayah
24
tidak menasihati saya
Ayah selalu menampakan
25
kemarahannya yang berlebihan

B. Self esteem

NO ITEM SKALA
SS S N TS STS
Saya adalah orang yang taat dengan
1
peraturan
Saya merasa orang-orang jarang mau
2 mengikuti gagasan/ ide yang saya
berikan
Di dalam segala hal, saya cenderung
3
merasa gagal
Saya mampu menempakan diri dengan
4
baik
Saya cenderung mudah merasa putus
5
asa
Saya senang jika orang lain membantu
6
kesulitan yang saya alami
Saya mampu melakukan sesuatu seperti
7
apa yang dilakukan orang lain
Saya membutuhkan waktu yang lama
8 untuk membiasakan diri dalam hal-hal
baru
Saya mendapat kasih sayang yang
9
cukup dari keluarga saya
10 Saya senang berkompetisi dalam sebuah
NO ITEM SKALA
perlombaan
Secara keseluruhan saya puas dengan
11
kemampuan saya
Teman-teman sering mengajak saya
12 untuk mendiskusikan segala hal dengan
saya
Saya cenderung tidak suka jika orang
13 lain membantu kesulitan yang saya
alami
Saya memiliki banyak teman yang
14
peduli serta perhatian terhadap saya
Saya sering merasa kecewa dengan
15
hasil belajar saya
Orang-orang biasanya mengikuti
16
gagasan saya
Saya sering di libatkan dalam acara
17
yang dibuat oleh teman-teman saya
Saya mampu melakukan sesuatu seperti
18
apa yang dilakukan orang lain
Saya dapat mengerjakan tugas dengan
19
baik dan benar
Saya merasa bahwa orang-orang yang
mendekati saya lebih karena
20 menginginkan sesuatu dari saya bukan
karena benar-benar ingin menjadi teman
saya.
Saya bukanlah seseorang yang taat pada
21
aturan
22 Saya tidak takut akan kegagalan
Orang-orang di sekeliling saya
23
menerima saya apa adanya
Lampiran 9: Tabulasi Data Skor Penelitian

A. Peran Ayah

NO A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 A21 A22 A23 A24 A25
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
A. Self Esteem

NO B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
Lampiran 10: Uji Regresi

Variables Entered/Removed
b

Variables Variables
Model Entered Removed Method

1 FTRa . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: SLF

Model Summary
b

Change Statistics

R Adjusted R R Square Sig. F


Model R Square Square Change F Change df1 df2 Change

1 .571a .326 .319 .326 45.963 1 95 .000

a. Predictors: (Constant), FTR

b. Dependent Variable: SLF

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2714.481 1 2714.481 45.963 .000


a

Residual 5610.529 95 59.058

Total 8325.010 96

a. Predictors: (Constant), FTR

b. Dependent Variable: SLF


Lampiran 11: Hasil Uji Validitas

A. Peran Ayah
B.Self Esteem
Lampiran 12. Riwayat Hidup

RIWAYAT HIDUP

Sayla Salsabila di lahirkan di Tangerang, 25

Agustus 1998 sebagai anak ke-2 dari 3 bersaudara

pasangan Bapak Rozali dan Ibu Entin Kartini

Yusuf. Saat ini Sayla tinggal di Jl. H. Maawi 08/02

Bojong Indah, Parung- Bogor, Jawa Barat. Dengan

Nomer Telpon 083129996715 dan e-mail

saylasalsabila4@gmail.com. Sayla memulai pendidikan tahun 2002 di taman

Kanak-kanak Islam Nurul Fatimah selama 2 tahun, kemudian tahun 2004

melanjutkan pendidikan di tingkat dasar di SDI Al-Mukhlisin selama 6 tahun dan

lulus tahun 2010, kemudian selanjutnya ke jenjang tingkat menengah pertama di

SMPI Al-Mukhlisin selama 3 tahun dan lulus pada tahun 2013. Jenjang

pendidikan menengah atas diselesaikan di SMA Negeri 1 Parung pada tahun

2016. Melalui program beasiswa di tahun yang sama Sayla melanjutkan

pendidikan perguruan tinggi di Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi

Universitas Teknologi Sumbawa. Sayla berkesempatan melaksanakan Kuliah

Kerja Nyata (KKN) Pemberdayaan Masyarakat di Desa Tengah, Kecamatan Utan,

Kabupaten Sumbawa. Sayla berkesempatan pula melaksanakan Praktik Kerja

Lapangan atau Magang di Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang

berada di Jakarta Pusat. Selama menempuh studi Sayla aktif mengikuti beberapa

organisasi yaitu bergabung sebagai pengurus DPM komsisi aspirasi dan advokasi
Fakultas Psikologi Universitas Teknologi Sumbawa periode 2017-2018, Ketua

Departemen Sosial Masyarakat KAMMI Komisariat Mampis Rungan periode

2017-2018, Ketua Asrama Mahasiswa Senior Recident Asrama Mahasiswa

Universitas Teknologi Sumbawa periode 2019-2020, Ketua Badan Eskekutif

Mahasiswa (BEM) Fakultas Psikologi Universitas Teknologi Sumbawa periode

2017-2018, staff Badan Pengurus Pengembangan Masyarakat Ikatan Lembaga

Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI) periode 2017-2018.

You might also like