You are on page 1of 15

Jurnal Health Sains: p–ISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 2, No. 3, Maret 2021

PENGARUH PENGHASILAN DAN GAYA HIDUP TERHADAP KEJADIAN


HIPERTENSI PADA NELAYAN DI KOTA MEDAN

Kiki Rismadi, Albiner Siagian dan Fazidah Agustina Siregar


Universitas Sumatera Utara (USU) Medan Sumatera Utara, Indonesia
Email: kikyrismadi89@gmail.com, albiner_sgn@yahoo.com dan fazidah65@yahoo.com

ARTIKEL INFO ABSTRACT


Tanggal diterima: 5 Maret 2021 The purpose of this study is to analyze the influence of
Tanggal direvisi: 15 Maret 2021 social factors (age, education, income and working
Tanggal diterima: 25 Maret period) and lifestyle (diet, smoking, drinking coffee and
sleep duration) on the incidence of hypertension in
2021
fishermen in Medan. Research is observational analytics
Keywords: with the design of control case studies. The subject
income; lifestyle; hypertension consists of cases and controls with a ratio of 1:1. The
sample consisted of 53 cases and 53 controls. The case
sample is that the fisherman suffers from hypertension
and the control sample is another fisherman who does not
suffer from hypertension. Bivariate test results with simple
logistic regression obtained significant influences are
variable age (p=0.000), education (p=0.008), income
(p=0.000), diet (p=0.000) and smoking (p=0.002) against
hypertension incidence in fishermen in Medan. As for
variables that have no significant effect are drinking
coffee (p=0.606) and sleep duration (p=0.127). Based on
the results of multivariate tests with multiple logistic
regression dominant factors that significantly affect
hypertension in fishermen in Medan is diet (OR=6,972
p=0.001). It is recommended to fishermen to avoid foods
that are at risk of hypertension, stop smoking and
adequate wives, improved health education efforts in
efforts to prevent hypertension, especially related to diet
and smoking habits in fishermen

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh
faktor sosial (umur, pendidikan, penghasilan dan masa
bekerja) dan gaya hidup (pola makan, merokok, minum
kopi dan durasi tidur) terhadap kejadian hipertensi
terhadap kejadian hipertensi pada nelayan di Kota Medan.
Penelitian bersifat analitik observasional dengan
rancangan studi kasus kontrol. Subjek terdiri dari kasus
dan kontrol dengan perbandingan 1:1. Sampel terdiri dari
53 kasus dan 53 kontrol. Sampel kasus adalah nelayan
menderita hipertensi dan sampel kontrol adalah nelayan
lainnya yang tidak menderita hipertensi. Hasil uji bivariat
dengan simple logistic regression diperoleh pengaruh
yang signifikan adalah variabel umur (p=0,000),
pendidikan (p=0,008), penghasilan (p=0,000), pola makan

328
Pengaruh Penghasilan dan Gaya Hidup terhadap Kejadian Hipertensi pada Nelayan Di Kota
Medan

(p=0,000) dan merokok (p=0,002) terhadap kejadian


hipertensi pada nelayan di Kota Medan. Sedangkan untuk
variabel yang tidak berpengaruh signifikan adalah minum
kopi (p=0,606) dan durasi tidur (p=0,127). Berdasarkan
hasil uji multivariat dengan multiple logistic regression
faktor dominan yang berpengaruh secara signifikan
terhadap hipertensi pada nelayan di Kota Medan adalah
pola makan (OR=6,972 p=0,001). Disarankan kepada
nelayan agar menghindari makanan yang berisiko
Kata Kunci: hipertensi, berhenti merokok dan istrirahat yang cukup,
penghasilan; gaya hidup; upaya edukasi kesehatan lebih ditingkatkan dalam upaya
pencegahan hipertensi terutama terkait pola makan dan
hipertensi
kebiasaan merokok pada nelayan.

Coresponden Author:
Email: kikyrismadi89@gmail.com
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi

Pendahuluan waktu lima menit dalam keadaan


Penyakit tidak menular (PTM) tenang/istrirahat (Kemenkes, 2014).
merupakan permasalahan kesehatan Prevalensi hipertensi di Indonesia semakin
masyakarat yang menjadi penyebab utama meningkat dan masih banyaknya pendeita
kematian secara global. Seiring dengan yang belum mendapatkan pengobatan secara
bertambahnya populasi di dunia maka teratur yang mengakibatkan timbulnya
kematian akibat PTM akan semakin berbagai penyakit komplikasi diantaranya
meningkat. Di tahun 2016 kematian akibat yaitu stroke, serangan jantung dan jantung
PTM terjadi sekitar 57 juta (71%) dimana 85 koroner. Pada tahun 2015 terlihat berdasarkan
persen diantaranya terjadi di negara-negara data Pembiayaan Jaminan Kesehatan
dengan berpenghasilan rendah dan menengah Nasional terdapat 1,3 juta orang (0,8%)
dan 12 persen terjadi di negara dengan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
berpenghasilan tinggi. PTM secara global memperoleh pelayanan untuk penyakit tidak
dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya menular, dengan total anggaran sebanyak
penggunaan tembakau, aktifitas fisik, 13,6 triliun rupiah dimana 11,59 persen akibat
konsumsi alkohol dan pola makan yang tidak penyakit jantung dan 1,95 persen akibat
sehat (Organization, 2015). stroke (Kemenkes RI, 2016).
Prevalensi penyakit tidak menular di Berdasakan data Riskesdas 2018
Indonesia selama tahun 2013-2018 prevalensi hipertensi nasional pada penduduk
mengalami peningkatan yaitu diantaranya yang berusia ≥18 tahun yaitu 34,1 persen
terjadi pada penyakit hipertensi (34,1%), dengan prevalensi hipertensi tertinggi di
diabetes (8,1%), gagal ginjal kronik (3,8%) Kalimantan Selatan sebanyak 44,1 persen
kanker (1,8%) dan stroke (10,9%) (Riskesdas, sedangkan prevalensi hipertensi terendah di
2018). Hipertensi adalah salah satu penyakit Maluku Utara sebanyak 22,2 persen,
tidak menular yang terjadi akibat adanya sementara di provinsi Sumatera Utara
peningkatan tekanan darah diatas 140/90 terdapat sekitar 29,9 persen penduduk yang
mmHg dengan dua kali pengukuran selang mengalami hipertensi (Kemenkes RI, 2016).

Jurnal Health Sains, Vol. 2, No. 3, Maret 2021 329


Kiki Rismadi, Albiner Siagian dan Fazidah Agustina Siregar

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota memiliki penghasilan yang bergantung pada
Medan, sepuluh penyakit terbanyak pada kegiatan penangkapan hasil laut, pendapatan
rawat jalan dimana hipertensi merupakan nelayan yang tidak tetap dikarenakan
penyakit terbesar kedua di kota Medan yaitu penghasilan yang diperoleh bergantung pada
sebesar 16,53 persen di tahun 2016 (Medan, musim, cuaca dan tingkat kebutuhan
2016). konsumsi pasar terhadap ikan. Kebanyakan
Nelayan adalah pekerjaan sektor nelayan masih memiliki tingkat pendapatan
informal yang menjadi mayoritas bagi para rendah dan tidak menentu sepanjang tahun,
masyarakat pesisir yang dalam aktfitas sosial pendapatan yang diperoleh nelayan
ekonominya berkaitan dengan sumber daya digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang
wilayah pesisir dan laut. Nelayan memiliki sebagian besarnya digunakan untuk belanja
kebiasaan mengkonsumsi makanan dengan harian (Mahazan et al., 2015). Penelitian
natrium tinggi, mengasinkan makanan yang (Husain & Rohmah, 2020) menyatakan ada
berasal dari laut sebagai proses pengawetan hubungan antara pendidikan dan sosial
alami hasil laut, dan mengonsumsi hewan laut ekonomi (p<0,05) terhadap kejadian
dengan kandungan kadar kolesterol lebih hipertensi pada pria berusia dewasa muda,
tinggi (Rusliafa et al., 2014) . Dalam dimana berpengaruh dalam memeriksakan
penelitian (Fatma, 2010) menunjukan adanya diri ke pelayanan kesehatan sedini mungkin
hubungan antara kebiasaan nelayan dalam terhadap gejala dan memberikan pengobatan
konsumsi natrium (OR 2,62), konsumsi secara rutin terhadap hipertensi.
kalium (OR 2,51), konsumsi kopi (OR 3,65) Jumlah penduduk yang memiliki
dan kebiasaan merokok (OR 3,13) dengan pekerjaan sebagai nelayan terbanyak di Kota
kejadian hipertensi pada nelayan. Medan adalah Kecamatan Medan Belawan
Nelayan memiliki kebiasaan istirahat dimana secara letak demografi Kecamatan
dan pola tidur dimana yang mengharuskan Medan Belawan terletak di kawasan pesisir
nelayan bekerja pada malam hari untuk pantai yang menjadi tempat sumber mata
melaut dan menangkap ikan, hal tersebut pencaharian nelayan. Penduduk dengan mata
menjadi salah satu pola hidup pada nelayan pencaharian nelayan terbanyak di Medan
yang tidak sehat. Pola tidur pada nelayan Belawan adalah di Kelurahan Bagan Deli
adalah salah satu faktor resiko hipertensi yang yaitu 1.484 jiwa. Berdasarkan survei
dapat dikendalikan, selain dengan pendahuluan di Puskesmas Pembantu
mengurangi kebiasaan buruk seperti merokok Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan
dan mengonsumsi makanan yang beresiko Belawan yang secara demografi mata
hipertensi namun melalui optimalisasi pencaharian terbesar adalah nelayan dan
kualitas dan kuantitas tidur. Resiko hipertensi buruh lepas pengolahan hasil laut, jumlah
pada orang yang memiliki pola tidur yang kunjungan untuk hipertensi merupakan
buruk 9,02 kali lebih besar dibandingkan penyakit terbesar kedua selama tahun 2019
dengan pola tidur yang baik (Roshifanni, mencapai 2.879 orang. Dari hasil
2016). pemeriksaan tekanan darah dan melakukan
Selain itu pendidikan dan status sosial wawancara dengan kuesioner kepada 30
ekonomi akan memengaruhi pengetahuan dan orang nelayan berusia <50 tahun didapatkan
kemampuan nelayan mengenai pencegahan 24 orang (80%) diantaranya terdeteksi
dan mencari pengobatan sedini mungkin memiliki tekanan darah ≥ 140/90 mmHg
terhadap gejala hipertensi (Hussain et al., dengan memiliki kebiasaan diantaranya
2016). Dari segi sosial ekonomis yang dapat merokok sebanyak 22 orang (91,6%), minum
dilihat dari pendapatan masyarakat nelayan kopi sebanyak 28 orang (93%), minum

330 Jurnal Health Sains, Vol. 2, No. 3, Maret 2021


Pengaruh Penghasilan dan Gaya Hidup terhadap Kejadian Hipertensi pada Nelayan di Kota
Medan

minuman berenergi/soda 4 orang (13%), dilaksanakan dimulai dari bulan Januari 2020
makan tidak teratur sebanyak 28 orang (93%), sampai dengan September 2020.
makan makanan berlemak dan gorengan Populasi kasus pada penelitian ini
sebanyak 28 orang (93%), tidak adalah seluruh nelayan yang pernah
memeriksakan rutin kesehatan sebanyak 30 didiagnosis hipertensi oleh petugas kesehatan
orang (100%), tidak memiliki dan minum obat hipertensi. Populasi kontrol
jaminan/asuransi kesehatan sebanyak 30 adalah pada penelitian ini adalah nelayan
orang (100%). yang mempunyai tekanan darah < 140/90
Berdasarkan hasil survei pendahuluan mmHg atau normal 120 mmHg atau tidak
tersebut dapat disimpulkan bahwa masih pernah didiagnosis hipertensi oleh petugas
tingginya angka kejadian hipertensi pada kesehatan dan tidak minum obat hipertensi
nelayan di Kota Medan serta belum serta bertempat tinggal berada di sekitar
optimalnya penelitian mengenai determinan kasus. Sampel kasus adalah adalah nelayan
yang menyebabkan terjadinya hipertensi pada yang mempunyai tekanan darah ≥ 140/90
nelayan di daerah Kota Medan mendorong mmHg atau pernah diagnosis hipertensi oleh
peneliti untuk menganalisis pengaruh petugas kesehatan dan minum obat hipertensi.
penghasilan dan gaya hidup yang terhadap Sampel kontrol adalah nelayan yang tidak
hipertensi pada nelayan di kota Medan. mempunyai tekanan darah ≥ 140/90 mmHg
atau tidak pernah didiagnosis hipertensi oleh
Metode Penelitian petugas kesehatan dan tidak minum obat
Jenis penelitian yang digunakan hipertensi serta bertempat tinggal berada di
dalam penelitian ini adalah observasional sekitar kasus.
analitik dengan design studi kasus kontrol Jumlah keseluruhan sampel adalah
untuk menganalisis penghasilan dan gaya 106 orang dengan perbandingan kasus dan
hidup (pola makan, merokok, minum kopi kontrol adalah 1:1, antara kasus dan kontrol
dan durasi tidur) kejadian hipertensi pada dilakukan unmatching. Dalam penelitian ini
nelayan dengan cara membandingkan sampel penelitian adalah sampel yang telah
kelompok kasus dan kontrol. Design kasus memenuhi kriteria inklusi sedangkan kriteria
kontrol, merupakan penelitian epidemiologis eksklusi adalah sampel yang tidak termasuk
analitik observasional yang menelaah dalam penelitian ini
hubungan antara efek (penyakit atau kondisi Teknik pengambilan sampel dilakukan
kesehatan) tertentu dengan faktor risiko secara purposive sampling. Sumber data
tertentu. Desain penelitian kasus kontrol dalam penelitian ini adalah berupa data
dapat dipergunakan untuk menilai berapa primer yang dilakukan dengan teknik
besarkah peran faktor risiko dalam kejadian wawancara secara terstruktur dengan
penyakit (cause-effect relationship) menggunakan kuesioner dan sumber data
(Sastroasmoro & Ismael, 2011). sekunder yang meliputi jumlah penduduk
Penelitian ini dilaksanakan di berdasakan pekerjaan yaitu nelayan diperoleh
Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan melalui dokumen dari instansi terkait
Belawan Kota Medan dengan alasan adalah (Statistik, 2019) serta penelusuran
daerah tersebut terletak memiliki kawasan kepustakaan yang berkaitan dengan penelitian
pesisir dan pantai yang memiliki jumlah yang sifatnya ilmiah dan relevan dengan
penduduk dengan mata pencaharian sebagai tujuan dan permasalahan penelitian.
nelayan terbanyak di Kota Medan yaitu 1.484 Metode analisis data berupa analisa
jiwa (Eberhardt et al., 2017). Penelitian ini univariat yang digunakan untuk memperoleh
gambaran pada masing-masing variabel

Jurnal Health Sains, Vol. 2, No. 3, Maret 2021 331


Kiki Rismadi, Albiner Siagian dan Fazidah Agustina Siregar

independen yang meliputi umur, pendidikan, jumlah mayoritas memiliki tingkat


pendapatan dan gaya hidup (pola makan pendidikan akhir adalah Sekolah
merokok, minum kopi dan durasi tidur) dan Menengah Pertama (SMP).
variabel dependen yaitu kejadian hipertensi. Dilihat dari penghasilan nelayan
Data yang dalam bentuk kategori akan pada kelompok kasus yang memiliki
disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi penghasilan sesuai UMK sebanyak 42
dengan bentuk ukuran persentase. Analisis orang (79,2%) dan yang tidak UMK
bivariat dilakukan dengan uji statistik simple sebanyak 11 orang (20,8%) dan pada
logistik regresion dan analisis multivariat kelompok kontrol yang memiliki
pada penelitian ini menggunakan uji Regresi penghasilan sesuai UMK sebanyak 16
Logistik Berganda (Multiple Regression orang (30,2%) dan tidak UMK sebanyak
Logistic). 37 orang (69,8).
Berdasartkan tabel 2 dapat
Hasil dan Pembahasan diperoleh informasi bahwa dari hasil
Penelitian dilakukan untuk mengetahui penelitian dari 53 orang yang menderita
pengaruh faktor penghasilan dan gaya hidup hipertensi sebanyak 47 orang (88,7%)
terhadap kejadian hipertensi pada nelayan di memiliki kebiasaan makan beresiko
Kota Medan. hipertensi karena sering mengonsumsi
a. Analisis Univariat makanan yang tinggi garam seperti ikan
Tabel 1 asin, cumi asin dan kecap asin, makanan
Distribusi Umur, Pendidikan, bersantan seperti ikan gulai, ayam gulai
penghasilan Responden Hipertensi dan sayur gulai, makanan berlemak atau
dan Tidak Hipertensi Pada Nelayan digoreng seperti ikan goreng, aneka
di Kota Medan gorengan, makanan berprotein tinggi
Gaya Hidup Kasus Kontrol Total
N=53 % N=53% % %
seperti daging, telur dan jeroan, makanan
Pola Makan berpenyedap tinggi seperti lontong, mie
Beresiko 47 88.7 28 47 88,7
Tidak Beresiko 6 11,3 25 6 11,3 ayam, mie bakso, mie sop dan mie goreng,
Merokok
Ya 50 94,3 36 50 94,3 makanan berkarbonhidrat seperti roti.Pada
Tidak
Minum Kopi
3 5,7 17 3 5,7
kelompok kontrol sebanyak 28 orang (52,8
Ya 43 81,1 45 43 81,1 %). Sedangkan responden yang pola
Tidak 10 18,9 8 10 18,9
Durasi Tidur makan yang tidak beresiko (jarang makan
<8 Jam/Hari 47 88,7 41 47 88,7
≥8 Jam/Hari 6 11,3 12 6 11,3
makanan beresiko) pada kelompok kasus
sebanyak 6 orang (11,3%) dan pada
Berdasarkan tabel 1 di atas kelompok kontrol sebanyak 25 orang
diperoleh responden dalam penelitian ini (47,2%).
adalah jumlah respoden usia <40 tahun Tabel 2
dan ≥40 tahun memiliki jumlah yang sama Distribusi Gaya Hidup (Pola
Namun pada kasus mayoritas terdapat Makan, Merokok, Minum Kopi dan
pada umur ≥40. Hal ini menggambarkan Durasi Tidur) Responden Hipertensi
bahwa seiring bertambahnya usia resiko dan Tidak Hipertensi Pada Nelayan di
untuk terkena hipertensi semakin Kota Medan
meningkat. Berdasarkan pendidikan Karakteristik Kasus Kontrol Total
Responden N=53 % N=53 % N=53 %
mayoritas nelayan baik pada kelompok Umur
kasus sebanyak 43 orang (81,1%) dan ≥40 Tahun 39 73,6 14 26,4 53 50,0
< 40 Tahun 14 26,4 39 73,6 53 50,0
kontrol sebanyak 30 orang (50,6%) Pendidikan
Rendah 43 81,1 30 56,6 73 68,9
memiliki pendidikan rendah yaitu dengan Menengah 14 18,9 23 43,4 33 31,1
Penghasilan
Tidak UMK 11 20,8 37 69,8 48 45,3
UMK 42 79,2 16 30,2 58 54,7

332 Jurnal Health Sains, Vol. 2, No. 3, Maret 2021


Pengaruh Penghasilan dan Gaya Hidup terhadap Kejadian Hipertensi pada Nelayan di Kota
Medan

sepuluh malam dan bangun pada pukul


Berdasarkan tabel 2 diperoleh empat pagi.
informasi bahwa responden pada b. Hasil Bivariat
kelompok kasus yang merokok sebanyak Analisis bivariat dengan
50 orang (94,3%) dan pada kelompok menggunakan uji Simple Logistic
kontrol sebanyak 36 orang (67,9%). Regression dengan perhitungan CI 95%
Sedangkan responden yang tidak merokok untuk mengetahui dan menguji variabel
pada kelompok kasus sebanyak 3 orang independen dalam penelitian ini adalah
(5,7%) dan pada kelompok kontrol penghasilan dan gaya hidup (pola makan,
sebanyak 17 orang (32,1%). Responden merokok, minum kopi dan durasi tidur)
yang merokok mayoritas telah memiliki memiliki hubungan dengan variabel
kebiasaan merokok selama 10-20 tahun dependen yaitukejadian hipertensi.
dengan jumlah batang rokok adalah 10-20
batang/harinya serta memilih jenis rokok Tabel 3
filter yang dikonsumsi setiap harinya. Hasil Analisis Bivariat Variabel
Berdasarkan tabel 2 diperoleh Penghasilan dan Gaya Hidup (Pola
informasi bahwa responden pada Makan, Merokok, Minum Kopi dan
kelompok kasus yang minum kopi Durasi Tidur) Terhadap Kejadian
sebanyak 43 orang (81,1%) dan pada Hipertensi pada Nelayan di
kelompok kontrol sebanyak 45 orang Kota Medan
Variabel Independen OR (95%CI) P
(84,9%). Sedangkan responden yang tidak
minum kopi pada kelompok kasus Penghasilan 8,830 0,000
(3,641-21,410)
sebanyak 10 orang (18,9%) dan pada Pola Makan 6,994 0,000
(2,145-28,879)
kelompok kontrol sebanyak 8 orang Merokok 7,870 0,002
(2,145-28,879)
(15,1%). Responden yang minum kopi Minum Kopi 1,308 0,606
mayoritas memiliki kebiasaan minum kopi (0,472-3,626)
Durasi Tidur 2,293 0,129
selama 5-10 tahun dengan jumlah gelas (0,790-6,656)

kopi yaitu 3-4 gelas kopi/harinya yang


dikonsumsi sebanyak tiga kali dalam Berdasarkan tabel 3 hasil analisis
seharinya. bivariat diperoleh bahwa variabel
Berdasarkan tabel 2 diperoleh penghasilan, pola makan dan merokok
informasi bahwa responden pada secara signifikan berhubungan dengan
kelompok kasus yang memiliki durasi kejadian hipertensi (p<0,05) artinya
tidur <8 jam/hari sebanyak 47 orang variabel penghasilan, pola makan dan
(88,7%) dan pada kelompok kontrol merokok merupakan faktor yang
sebanyak 41 orang (77,4%). Sedangkan berpengaruh terhadap hipertensi
responden yang memililki durasi tidur ≥8 sedangkan variabel minum kopi dan
jam/hari pada kelompok kasus sebanyak 6 durasi tidur secara signifikan tidak
orang (11,3%) dan pada kelompok kontrol berhubungan dengan kejadian
sebanyak 12 orang (22,6%). Durasi tidur hipertensi artinya variabel minum kopi
yang dimiliki oleh responden dalam hal ini dan durasi bukan faktor/tidak
nelayan dipengaruhi dengan jam kerja berpengaruh terhadap kejadian
dimiliki nelayan dimana mayoritas hipertensi pada nelayan di Kota Medan.
nelayan memiliki jam tidur yaitu tidur c. Analisis Multivariat
pada pukul tiga pagi dan bangun pada Analisis multivariat dilakukan
pukul sepuluh pagi dan tidur pada pukul untuk melihat hubungan variabel

Jurnal Health Sains, Vol. 2, No. 3, Maret 2021 333


Kiki Rismadi, Albiner Siagian dan Fazidah Agustina Siregar

independen yang dominan berpengaruh Hasil akhir analisis multivariat


dengan variabel dependen secara dapat diketahui bahwa variabel umur
bersama-sama dengan menggunakan (p=0,000), penghasilan (p=0,001), pola
uji regresi logistik ganda (multiple makan (p=0,000), dan merokok
logistic regression) hal ini berguna (p=0,020) paling berhubungan dengan
memperoleh model yang terdiri dari kejadian hipertensi. Faktor risiko
beberapa variabel dependen dimana tertinggi adalah pola makan dengan
dalam peneltian ini yaitu kejadian nilai OR 15,068, hal ini juga berarti
hipertensi ada nelayan di Kota Medan. yaitu variabel pola makan yang paling
Varibel independen yaang dijadikan dominan memengaruhi terjadinya
kandidat dalam multiple logistic kejadian hipertensi dengan nilai OR
regression ini adalah variabel yang sebesar 15,068 (95%CI: 3,333-68,113).
diperoleh dari hasil analisa bivariat Risiko terjadinya hipertensi pada
(simple logistic regression). nelayan dengan pola makan yang
Tabel 4 berisiko meningkat 15,068 kali lebih
Hasil Analisis Multivariat Tahap besar dibandingkan nelayan yang pola
Satu Variabel Penghasilan dan Gaya makannya tidak berisiko.
Hidup (Pola Makan, Merokok, dan Hasil penelitian ini diperoleh
Durasi Tidur) terhadap Kejadian bahwa penghasilan berhubungan
Hipertensi Pada Nelayan di Kota signifikan dengan kejadian hipertensi
Medan pada nelayan di Kota Medan dengan
Variabel B Sig. OR 95%C.I
Independen Lower Upper
nilai OR sebesar 8,830 (95%CI 3,641-
Penghasilan 1,939 0,000 6,953 2,547 19,980 21,410 p=0,000). Tingkat penghasilan
Pola Makan 2,033 0,001 7,637 2,239 26,049
Merokok 1,570 0,037 4,807 1,097 21,070
berkaitan dengan jumlah yang diterima
Durasi 0,305 0,666 0,737 0,184 2,949 oleh seseorang baik dalam akumulasi
Tidur
hitungan hari, minggu, bulan atau
Dari tabel 4 diperoleh nilai tahun yang menunjukan status sosial
sinifikansi dari durasi tidur sebesar ekonomi seseorang, dalam hal ini
p=0,666 (p>0,05) maka tahap nelayan sebagai responden mayoritas
selanjutnya variabel durasi tidur memiliki penghasilan yang tidak UMK
dikeluarkan dari variabel independent yang berpengaruh signifikan terhadap
dan dilakukan analisis multivariat tahap kejadian hipertensi. Rendahnya
berikutnya. penghasilan yang diterima oleh
seseorang dapat memengaruhi pola
Tabel 5 konsumsi dan gaya hidup terhadap
Hasil Analisis Multivariat Tahap kejadian hipertensi, keseringan
Akhir Variabel Penghasilan dan konsumsi makanan instant dan
Gaya Hidup (Pola Makan dan diasinkan pada nelayan dan merokok.
Merokok) terhadap Kejadian Hasil wawancara diperoleh
Hipertensi Pada Nelayan di Kota bahwa pada kelompok kasus mayoritas
Medan memiliki penghasilan yang UMK
Variabel B Sig. OR 95%C.I sedangkan pada kelompok kontrol
Independen Lower Upper
Penghasilan 1,903 0,000 6,703 2,500 17,976
memiliki penghasilan yang tidak UMK.
Pola Makan 1,942 0,001 6,972 2,223 21,863 Penghasilan yang cukup dimiliki oleh
Merokok 1,571 0,037 4,812 1,099 21,079
nelayan sebagai kasus yang menderita
hipertensi memengaruhi dalam

334 Jurnal Health Sains, Vol. 2, No. 3, Maret 2021


Pengaruh Penghasilan dan Gaya Hidup terhadap Kejadian Hipertensi pada Nelayan di Kota
Medan

pemilihan jenis dan jumlah bahan Pola makan erat kaitannya


makanan yang memiliki kandungan dengan frekuensi makan seseorang dan
berisiko tinggi terhadap kejadian jenis makanan yang dikonsumsi.
hipertensi seperti makanan yang tinggi Frekuensi berlebihan akan
akan lemak dan kolesterol seperti cumi, mengakibatkan kegemukan yang
ayam, udang yang diolah dengan kuah merupakan faktor pemicu timbulnya
santan sementara kelompok kontrol infeksi. Selain itu, asupan garam dan
yang memiliki penghasilan yang tidak lemak yang berlebihan akan
UMK memiliki keterbatasan dalam menyebabkan hipertensi.
mencukupi kebutuhan hidup terutama Hasil penelitian menunjukan
dalam pemilihan makanan sehingga bahwa pola makan berhubungan
dalam mencukupi kebutuhan asupan signifikan dengan kejadian hipertensi
makanan nelayan memamanfaatkan pada nelayan di Kota Medan dengan
hasil tangkapan yang telah diawetkan nilai OR sebesar 15,068 (95%CI 3,333-
seprti pengasinan agar tahan dan awet 15,068 p=0,000). Hasil wawancara
serta dapat dikonsumsi setiap saat. yang dilakukan kepada kelompok kasus
Penghasilan yang rendah pula sebanyak 47 orang (88,7) adalah sering
dapat memengaruhi pemilihan untuk mengonsumsi sebagian besar makanan
memeriksakan kesehatannya ke yang beresiko terhadap kejadian
fasilitas kesehatan, penderita hipertensi hipertensi yaitu makanan yang tinggi
yang tidak memiliki keluhan sehingga garam seperti ikan asin, cumi asin dan
masih dapat melakukan aktifitas sehari- kecap asin, makanan bersantan seperti
hari tanpa terganggu dengan ikan gulai, ayam gulai dan sayur gulai,
penyakitnya lebih memilih tidak makanan berlemak atau digoreng
melakukan pemeriksaan kesehatan seperti ikan goreng, aneka gorengan,
secara rutin dan berkala karena makanan berprotein tinggi seperti
menganggap penyakitnya belum daging, telur dan jeroan, makanan
mengancam jiwanya, hal tersebut berpenyedap tinggi seperti lontong, mie
berhubungan dengan persepsi sehat dan ayam, mie bakso, mie sop dan mie
sakit (Notoatmodjo, 2012). goreng, makanan berkarbonhidrat
Penelitian ini sejalan dengan seperti roti. Sedangkan pada kelompok
penelitian (Ningsih & Kurniawan, kontrol sebesar 28 orang (52,8%)
2019) yang dilakukan ada hubungan sering mengkonsumsi hanya sebagian
antara penghasilan dengan kejadian dari jenis makanan yang beresiko
hipertensi (OR=3,817 P=0,000), terhadap kejadian hipertensi yaitu mie
penghasilan seseorang memengaruhi bakso, mie sop, dan mie instan,
pola makan dan konsumsi makanan makanan bersantan seperti ikan gulai,
yang disediakan, kecil kemungkinan ayam gulai dan sayur gula. Frekuensi
untuk seseorang yang berpenghasilan konsumsi bahan makanan yang
rendah menyajikan makanan beragam berisiko terhadap kejadian hipertensi
setiap harinya. Semakin tinggi tingkat baik pada kasus ataupun kontrol adalah
penghasilan seseorang maka semakin tiga kali dalam seminggu hingga satu
baik sarana dan fasilitas yang akan kali sehari.
didaptkannya seperti diantaranya Saat bekerja di laut nelayan
makanan dan pelayanan kesehatan. membawa bahan makanan praktis dan
instan sebagai stok bahan makanannya

Jurnal Health Sains, Vol. 2, No. 3, Maret 2021 335


Kiki Rismadi, Albiner Siagian dan Fazidah Agustina Siregar

dimana bahan makanan tersebut adalah dengan penelitian (Mahmudah et al.,


makanan berisiko terhadap kejadian 2015) pada penderita hipertensi di
hipertensi seperti makanan yang Depok diperoleh hubungan signifikan
diasinkan, makanan bersantan dan (OR 4,629 CI 157-13,635 p=0,045)
makanan instant dengan berpenyedap. antara pola makan dengan
Akan tetapi, kebiasaan konsumsi mengonsumsi makanan berlemak
makanan berisiko tersebut menjadi dengan kejadian hipertensi, Konsumsi
kebiasaan makan bukan hanya makanan memberikan pengaruh
dikonsumsi saat melaut namun pada terbesar terhadap kejadian hipertensi
saat tidak bekerja di laut sehingga hal terutamanya makanan beresiko.
tesebut menjadi salah satu resiko Makanan beresiko adalah makan yang
kejadian hipertensi. Selain itu dapat menimblukan risiko penyakit
penghasilan yang tidak menetap dan degeneratif. Makanan pencetus
bergantung pada jumlah tangkapan timbulnya hipertensi seperti
yang dihasilkan menjadi salah satu diantaranya makanan manis, sasin,
yang berpengaruh terhadap pola penyedap, makanan yang diawetkan,
makan, saat nelayan memiliki makanan berlemak, jeroan dan
penghasilan yang lumayan banyak para berkafein. Konsumsi jeroan dapat
nelayan memilih makanan yang tinggi menimbulkan terjadinya hipertensi
lemak, kolesterol dan berpenyedap karena adanya kandungan lemak jenuh
seperti olahan daging, ayam , cumi dan pada jeroan tersebut (Whitehorn et al.,
udang yang diolah dengan kuah santan 2016).
dan pada saat penghasilan nelayan Penelitian ini dilakukan pada
sedikit nelayan memilih mengonsumsi nelayan yang bertempat tinggal di Kota
hasil tangkap yang tidak laku terjual Medan dimana mayoritas suku dan
dan telah diasinkan seperti ikan dan etnis yang ada bagi masyarakat pesisir
udang asin sebagai lauk dalam pantai adalah suku melayu. Kebiasaan
keseharian konsumsi. makan suku melayu dalam
Penelitian ini sejalan dengan menggunakan dan menambahkan
penelitian yang dilakukan oleh (Elvivin santan dalam olahan makanan sebagai
et al., 2016) terhadap nelayan suku citarasa yang membuat makanan terasa
Bajo di Pulau Tasipi Kabupaten Muna lebih gurih dan enak. Makanan
Barat dimana konsumsi makanan tinggi bersantan mengandung lemak yang
natrium memiliki pengaruh yang dibutuhkan dalam tubuh sebagai zat
signifikan (OR = 5,271; p=0.04). pelindung dan pembangun. Namun
Natrium adalah kation utama dalam konsumsi yang secara berlebihan akan
cairan ektraseluler. 35%-40% natrium mengakibatkan timbulnya plask dalam
ada di dalam kerangka tubuh pembuluh darah yang jika dalam
(Almatsier, 2019). panjang dikonsumsi secara rutin akan
Penelitian ini sejalan dengan mengakibatkan hipertensi. Makanan
penelitian yang dilakukan oleh bersantan mengandung kolesterol yang
(Artiyaningrum, 2001) ditemukan banyak terdapat dalam LDL yang akan
bahwa terdapat pengaruh yang menumpuk pada dinding pembuluh
signifikan (OR=4,173 p=0,001) antara darah yang menyebabkan plak yang
mengonsumsi garam dengan kejadian bercampur dengan protein yang
hipertensi. Penelitian ini juga sejalan ditutupin oleh sel otot dan kalsium

336 Jurnal Health Sains, Vol. 2, No. 3, Maret 2021


Pengaruh Penghasilan dan Gaya Hidup terhadap Kejadian Hipertensi pada Nelayan di Kota
Medan

yang berkembang menjadi variabel merokok dengan kejadian


arterosklerosis dan terjadinya hipertensi pada nelayan di Kota Medan
penyempitan pembuluh darah sehingga dengan nilai OR sebesar 6,989 (95%CI
aliran darah dalam pembuluh koroner 2,283-21,395 p=0,001). Dari hasil
naik dan memicu terjadinya hipertensi wawancara ini diperoleh informasi
(Almatsier, 2019). bahwa hampir lebih dari setengah
Penelitian yang dilakukan oleh responden telah merokok selama 10
(Simatupang & Siregar, 2017)bahwa tahun atau lebih, dengan jenis rokok
terdapat hubungan anatara tingkat yang palig banyak dihisap adalah jenis
konsumsi makanan bersantan dengan rokok filter dengan jumlah rokok
kejadian hipertensi pada suku melayu paling banyak dihisap paling banyak
dengan penyakit hipertensi di Desa >10 batang/hari.
Pertumbukan Kecamatan Stabat Penelitian ini sejalan dengan
Kabupaten Langkat. penelitian yang dilakukan oleh
Untuk mencegah kejadian (Setyanda et al., 2015) yang
hipertensi Joint National Comitte on menunjukan adanya hubungan
Prevention, Detection, Evaluation and kebiasaan merokok dengan kejadian
Treatment of High Blood Pressure hipertensi hal tersebut dikarenakan
(JNC7) merekomendasikan modifikasi responden yang memiliki kebiasaan
gaya hidup. Program penurunan berat merokok lebih banyak dibandingkan
badan, mengurangi sodium dalam dengan yang tidak merokok dimana
makanan, aktifitas fisisk secara teratur lebih dari setengah responden memiliki
minimal 30 menit hampir setiap hari, kebiasaan merokok. Laki-laki lebih
mengonsumsi banyak sayuran dan beresiko menderita hipertensi daripada
buah-buahan, mengonsumsi produk wanita dimana hal tersebut disebabkan
susu rendah lemak (National Institutes oleh perilaku yang tidak sehat seperti
of Health, 2013). diantaranya merokok, mengonsumsi
Perilaku makan sehat dapat alkohol, stress dan status pekerjaannya
dilakukan dengan cara mengurangi (Armilawaty & Amirudin, 2007).
sodium dalam makanan, mengurangi Penelitian ini sejalan dengan
asupan alkohol, dan aktifitas fisik penelitian yang dilakukan oleh (Elvivin
secara teratur untuk mecapai berat et al., 2016) terhadap nelayan suku
badan ideal dalam rangka menurunkan Bajo di Pulau Tasipi Kabupaten Muna
hipertensi (Haung et al., 2008). Barat dimana merokok memiliki
Kebiasaan merokok pada pengaruh yang signifikan merokok (OR
nelayan merupakan gaya hidup yang = 6,750 p=0.00). Nikotin yang
telah menjadi kebiasaan, merokok bagi terdapoat di dalam rokok. Penelitian ini
nelayan berguna dalam menghangatkan juga sejalan dengan penelitin (Arda &
badan saat berada di laut. Merokok Mustapa, 2018) di Puskesmas
yang bersifat adiktif/kecanduan Motolohu Kabupaten Pohuwato
menjadikan kebiasaan merokok tidak ditemukan bahwa merokok memiliki
saja dilakukan saat bekerja di atas laut pengaruh yang sigifikan terhadap
namun juga pada waktu tidak bekerja kejadian hupertensi (OR=2,555)
di atas laut. Menghisap rokok memiliki
Hasil penelitian ini diperoleh pengaruh besar terhadap hipertensi. CO
bahwa ada hubungan signifikan antara yang berasal dari asap rokok membuat

Jurnal Health Sains, Vol. 2, No. 3, Maret 2021 337


Kiki Rismadi, Albiner Siagian dan Fazidah Agustina Siregar

pembuluh darah mengalami “kramp” dikonsumsi sebanyak 3 kali dalam


yang mengakibatkan tekanan darah seharinya. Kebiasaan mengonsumsi
semakin meningkat, dinding pembuluh kopi merupakan salah satu cara
darah pun menjadi robek. Proses menahan kantuk dan menghangatkan
inflamasi terjadinya jumlah protein C- tubuh saat bekerja di laut. Hasil
reaktif dan agen inflamasi alami penelitian ini diperoleh bahwa tidak
megakibatka difungsi endotelium, ada hubungan antara variabel minum
kerusakan pembuluh darah sehingga kopi dengan kejadian hipertensi dengan
terjadi pembetukan plak di dinding nilai OR=0,764 (95%CI 0,276-2,119
arteri, akibatnya darah yang akan p=0,606) artinya variabel minum kopi
mengalir di saluran pembuluh darah bukan faktor resiko/tidak berpegaruh
menjadi terhambat akibat arteri kaku terhadap kejadian hipertensi pada
dan mengalami plak tersebut sehingga nelayan di Kota Medan.
dibutuhkan dorongan yang kuat agar Hasil penelitian mayoritas
darah bisa mengalir yang berujung nelayan yang minum kopi juga
pada kenaikan tekanan darah dan memiiki kebiasaan merokok yaitu
hipertensi. sebanyak 71 orang (81%) sehingga
Pengeluaran untuk rokok sangat kesehariannya para nelayan yang
merugikan bagi seseorang dengan merokok juga memilih minum kopi
pendapat yang rendah dan menengah sebagai pendamping konsumsi
hal ini dikarenakan merokok utamanya. Hipertensi yang terjadi pada
menimbulkan sensasi yang sementara nelayan yang minum kopi lebih
bagi perokok dan konsumsi rokok dikarenakan akibat merokok yang
jangka waktu tertentu akan menjadi merupakan perilaku yang memengaruhi
beban ekonomi bagi individu, rumah hipertensi dimana minum kopi tidak
tangga dan negara. Pengeluaran yang lepas dari perilaku merokok di
dilakukan untuk kebiasaan merokok kehidupan sehari-harinya. Selain itu
dapat mengabaikan kebutuhan lain terdapat faktor lain yang memengaruhi
yang lebih penting seperti ketersediaan kejadian hipertensi pada nelayan yaitu
makanan yang sehat, pendidikan dan umur dan pola makan nelayan yang
kesehatan (Aulia & Ayu, 2018). berisiko terhadap kejadian hipertensi.
Merokok adalah salah satu Penelitian ini sejalan dengan
kebiasaan yang lazim ditemukan dalam penelitian (Oktaviarini et al., 2019)
kehidupan sehari-hari. Sangat mudah bahwa tidak ada hubungan antara
menemukan orang yang merokok baik minum kopi dengan kejadian
laki-laki ataupun perempuan, baik tua hipertensi. Tubuh memiliki regulasi
ataupun muda, baik kaya ataupun hormon kompleks yang bertugas
miskin tanpa terkecuali. Walaupun dari menjaga tekanan darah yang dapat
segi kesehatan tidak ada satupun menyebabkan toleransi tubuh terdapat
manfaat yang diperoleh dari merokok paparan kafein pada kopi, Secara
(Syahrin et al., 2017). humoral dan hemodinamik, kertika
Dalam penelitian ini responden paparan kafein itu terjadi secara terus
yaitu nelayan telah memiliki kebiasaan menerus. Selain memiliki kandungan
mengonsumsi kopi lebih dari 10 tahun yang bersifat meningkatkan tekanan
dengan jumlah cangkir kopi mayoritas darah, kopi mengandung substansi
sebanyak ≥3 cangkir kopi yang yang bersifat menurunkan tekanan

338 Jurnal Health Sains, Vol. 2, No. 3, Maret 2021


Pengaruh Penghasilan dan Gaya Hidup terhadap Kejadian Hipertensi pada Nelayan di Kota
Medan

darah yaitu polifenol dan kalium. Kopi durasi tidur dengan kejadian hipertensi
instan mnengandung serat larut air dengan nilai OR=2,293 (95%CI 0,790-
yang tinggi dan dihubungkan dengan 6,656 p=0,129) artinya variabel durasi
kandungan polifenol (antioksidan). tidur bukan faktor resiko/tidak
Kandungan kalium dalam kopi berpegaruh terhadap kejadian
diketahui tinggi. Polifenol menghambat hipertensi pada nelayan di Kota Medan.
terjadi arterogenesis dan memperbaiki Berdasarkan hasil wawancara pada
fungsi vaskuler. Kalium menurunkan responden yaitu nelayan mayoritas
tekanan darah sistolik dan diastolik durasi tidur <8 jam perharinya dengan
dengan menghambat pelepasan renin jam tidur berada pada tidur pukul 11
sehingga terjadi peningkatan ekskresi malam dan akan bangun jam 4 pagi dan
natrium dan air. Hal tersebut tidur pada pukul 3 pagi dan akan
menyebabkan terjadi penureunan bangun jam 9 pagi.
volume plasma, curah jantung dan Penelitian ini sejalan dengan
tekanan perifer sehingga tekanan darah penelitian yang dilakukan oleh (Aad et
akan turun. Polifenol dan kalium dapat al., 2011) bahwa tidak ada hubungan
menyeimbangkan efek kafein. antara pola tidur dengan hipertensi
Konsumsi kopi pada dosis tertentu, dimanan beberapa orang yang
cenderung menurunkan tekanan darah mengalami hipertensi pada penelitian
hal ini disebakan oleh kandungan tersebut lebih disebabkan oleh
kalium pada kopi yang tinggi. pengaruh umur terhadap kejadian
Hasil penelitian ini sejalan hipertensi.
dengan penelitian (Enggarwati & Durasi tidur yang pendek
Dahlia, 2014) dimana tidak terdapat merupakan salah satu penyebab
hubungan anatar konsumsi kopi dengan hipertensi namun dalam penelitian ini
kejadian hipertensi. Konsumsi kafein berbagai faktor yang lebih dominan
dan tingkat asupan kafein tidak dalam memengaruhi kejadian
memiliki kontribusi terhadap tekanan hipertensi yaitu diantaranya pola
darah tinggi sebab efek kafein akan makan yang berisiko, kebiasaan
menghilang dala 5 hari. Berkaitan merokok dan umur nelayan yang
dengan waktu paruh kafein yang semakin tua menjadi penyebab yang
berkisar 4-5 jam maka efek kafein berdampak tingginya angka kejadian
dalam tubuh akan menghilang setelah hipertensi pada nelayan
periode waktu paruh tersebut (Bealer, Penelitian ini sejalan dengan
2010). penelitian yang dilakukan oleh
Durasi tidur pendek atau keadaan (Rusmawati, 2015) Terhadap pasien
dimana sesorang tidak mendapatkan hipertensi di RSU Dr. Saiful Anwar
tidur yang cukup (sleep restriction) Malang ditemukan tidak adanya
dapat menyebabkan meningkatnya pengaruh signifikan (p=0,65 p=0,79)
tekanan darah. Durasi Tidur diyakini antara durasi tidur dengan kejadian
sebabagi salah satu faktor yang dapat hipertensi.
mencetuskan terjadinya hipertensi Durasi tidur <8 jam/hari yang
selain faktor usia dan gaya hidup dilakukan oleh nelayan juga salah satu
(Bartholomew et al., 2006). pengaruh dari kebiasaan konsumsi kopi
Hasil penelitian ini diperoleh dimana dari hasil penelitian terdapat 73
bahwa tidak ada hubungan antara orang nelayan (86%) yang memiliki

Jurnal Health Sains, Vol. 2, No. 3, Maret 2021 339


Kiki Rismadi, Albiner Siagian dan Fazidah Agustina Siregar

kebiasaan minum kopi dengan durasi menunjukkan variabel yang memiliki


tidur >8 jam/harinya. Kafein yang pengaruh paling dominan dengan kejadian
terkandung di dalam kopi memiliki hipertensi pada nelayan adalah pola makan.
keuntungan dan manfaat bagi tubuh Risiko terjadinya hipertensi pada nelayan
jika diminum secara tidak berlebihan dengan pola makan yang berisiko meningkat
dimana membantu sebagai salah satu 6,972 kali lebih besar dibandingkan nelayan
perangsang dalam melakukan berbagai yang pola makannya tidak berisiko.
aktifitas, menghindari kantuk dan
meningkatkan daya pikir serta panca BIBLIOGRAFI
indera, mengurangi rasa lelah dan
mempercepat daya pikir (Martiani & Aad, G., Abbott, B., Abdallah, J., Abdelalim,
Lelyana, 2012). A. A., Abdesselam, A., Abi, B.,
Nelayan memiliki kebiasaan Abolins, M., Abramowicz, H., Abreu,
H., & Acerbi, E. (2011). Measurement
mengkonsumsi kopi saat melaut, hal ini
Of The Inclusive Isolated Prompt
membantu mereka agar tidak Photon Cross Section In P P Collisions
mengantuk dan tidak cepat merasa At S= 7 Tev With The Atlas Detector.
lelah dalam berkatifitas selama masa Physical Review D, 83(5), 52005.
melaut di atas kapal dalam mencari
hasil tangkapan di laut. Aktifitas Almatsier, S. (2019). Prinsip Dasar Ilmu
minum kopi yang mengandung kafein Gizi.
tersebut menjadi kebiasaan pada
Arda, Z. A., & Mustapa, M. (2018).
nelayan meski mereka tidak sedang Hipertensi Dan Faktor Risikonya Di
melaut, jumlah yang dikonsumsi oleh Puskesmas Motolohu Kabupaten
nelayan per harinya bervariasi Pohuwato. Gorontalo Journal Of Public
Waktu yang paling optimal Health, 1(1), 32–38.
untuk mulai tidur di malam hari adalah
jam 10 malam, selain berguna untuk Armilawaty, A. H., & Amirudin, R. (2007).
Hipertensi Dan Faktor Risikonya Dalam
mengumpulkan tenaga dan energi juga
Kajian Epidemiologi. Bagian
sangat baik untuk vitalitas tubuh dan Epidemiologi Fkm Unhas.
meningkatkan mood positif di pagi
hari. Kebutuhan tidur seseorang Artiyaningrum, B. (2001). Faktor-Faktor
berbeda-beda untuk umur 18-40 tahun Yang Berhubungan Dengan Kejadian
durasi tidur adalah 8 jam/hari, untuk Hipertensi Tidak Terkendali Pada
Penderita Yang Melakukan
umur 41-60 tahun durasi tidur yang
Pemeriksaan Rutin Di Puskesmas
dibutuhkan adalah 7 jam/hari dan untuk Kedungmundu Kota Semarang Tahun
umur di atas 60 tahun durasi tidur yang 2014. Universitas Negeri Semarang.
dibutuhkan adalah 6 jam/hari (Hidayat
& Meiranto, 2014). Aulia, D., & Ayu, S. F. (2018). Media
Promosi Perilaku Hidup Bersih Dan
Kesimpulan Sehat (Phbs) Di Kawasan Wisata Danau
Toba. Abdimas Talenta: Jurnal
Kesimpulam yang diperoleh dari hasil
Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(1),
penelitian ini yaitu terdapat pengaruh yang 68–71.
signifikan antara penghasilan dan gaya hidup
(pola makan dan kebiasaaan merokok) Bartholomew, L. K., Parcel, G. S., Kok, G.,
terhadap kejadian hipertensi pada nelayan di Gottlieb, N. H., Schaalma, H. C.,
kota Medan. Hasil regresi logistik berganda Markham, C. C., Tyrrell, S. C., Shegog,

340 Jurnal Health Sains, Vol. 2, No. 3, Maret 2021


Pengaruh Penghasilan dan Gaya Hidup terhadap Kejadian Hipertensi pada Nelayan di Kota
Medan

R. C., Fernández, M. C., & Mullen, P. Transportasi Publik Berbasis Online Di


D. C. (2006). Planning Health Indonesia. Jurnal Syntax
Promotion Programs: An Intervention Transformation, 1(3), 14–23.
Mapping Approach. Jossey-Bass.
Hussain, T., Tan, B., Yin, Y., Blachier, F.,
Bealer, B. K. (2010). The Miracle Of Tossou, M. C. B., & Rahu, N. (2016).
Caffeine: Manfaat Tak Terduga Kafein Oxidative Stress And Inflammation:
Berdasarkan Penelitian Paling What Polyphenols Can Do For Us?
Mutakhir. Pt Mizan Publika. Oxidative Medicine And Cellular
Longevity, 2016.
Eberhardt, L., Gaberdiel, M. R., Gopakumar,
R., & Li, W. (2017). Bps Spectrum On Kemenkes Ri. (2016). Profil Kesehatan
Ads 3× S 3× S 3× S. Journal Of High Indonesia Tahun 2015. In Jakarta:
Energy Physics, 2017(3), 124. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Elvivin, E., Lestari, H., & Ibrahim, K. (2016).
Analisis Faktor Risiko Kebiasaan Mahazan, A. M., Nurhafizah, S., Rozita, A.,
Mengkonsumsi Garam, Alkohol, Aishah, H. S., Azdi, W. R. W. M. F.,
Kebiasaan Merokok Dan Minum Kopi Rumaizuddin, G. M., Yuseri, A.,
Terhadap Kejadian Dipertensi Pada Rosmizi, A. R. M., Muhammad, H., &
Nelayan Suku Bajo Di Pulau Tasipi Azhar, I. R. M. (2015). Islamic
Kabupaten Muna Barat Tahun 2015. Leadership And Maqasid Al-Shari’ah:
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Reinvestigating The Dimensions Of
Masyarakat), 1(3). Islamic Leadership Inventory (Ili) Via
Content Analysis Procedures.
Enggarwati, P., & Dahlia, D. (2014). Tekanan International E-Journal Of Advances In
Darah Berdasarkan Pola Konsumsi Social Sciences, 1(2), 153–162.
Kopi Civitas Akademika Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia. Mahmudah, S., Maryusman, T., Arini, F. A.,
Depok: Fik Ui.[Cited 2017 Maret 25]. & Malkan, I. (2015). Hubungan Gaya
Hidup Dan Pola Makan Dengan
Fatma, Y. (2010). Pola Konsumsi Dan Gaya Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di
Hidup Sebagai Faktor Resiko Kelurahan Sawangan Baru Kota Depok
Terjadinya Hipertensi Pada Nelayan Di Tahun 2015. Biomedika, 7(2).
Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan
Riau Tahun 2009. Universitas Gadjah Martiani, A., & Lelyana, R. (2012). Faktor
Mada. Risiko Hipertensi Ditinjau Dari
Kebiasaan Minum Kopi (Studi Kasus Di
Haung, Y. M., Li, H., Huang, X. J., Hu, Y. C., Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran
& Hu, Y. (2008). Advances Of Bio- Pada Bulan Januari-Februari 2012).
Ethylene. Chin J Bioprocess Eng, 6, 1– Diponegoro University.
6.
Medan, D. K. (2016). Profil Kesehatan Kota
Hidayat, M. A., & Meiranto, W. (2014). Medan. In Medan. Dinas Kesehatan
Prediksi Financial Distress Perusahaan Kota Medan.
Manufaktur Di Indonesia (Studi Empiris
Pada Perusahaan Manufaktur Yang National Institutes Of Health. (2013).
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia National Institutes Of Health State-Of-
Periode 2008-2012). Fakultas The-Science Conference Statement:
Ekonomika Dan Bisnis. Symptom Management In Cancer: Pain,
Depression, And Fatigue, July 15–17,
Husain, I. A., & Rohmah, P. (2020). Strategi 2002. Journal Of The National Cancer
Pt. Gojek Dalam Mengembangkan Institute, 95(15), 1110–1117.

Jurnal Health Sains, Vol. 2, No. 3, Maret 2021 341


Kiki Rismadi, Albiner Siagian dan Fazidah Agustina Siregar

Dasar Metodologi Penelitian Klinis. In


Ningsih, D., & Kurniawan, P. H. (2019). Jakarta: Sagung Seto (Vol. 55).
Strategi Afiliasi Bisnis: Suatu Model
Pemilihan Channel Penjualan Dan Setyanda, Y. O. G., Sulastri, D., & Lestari, Y.
Pengelolaan Hotel Non Jaringan Di (2015). Hubungan Merokok Dengan
Kota Batam. Prosiding Seminar Kejadian Hipertensi Pada Laki-Laki
Nasional Ilmu Sosial Dan Teknologi Usia 35-65 Tahun Di Kota Padang.
(Snistek), 2, 55–60. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(2).

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Simatupang, B. S. A., & Siregar, H. H.


Penelitian Kesehatan. (2017). Korelasi Mengkonsumsi
Makanan Bersantan Pada Suku Melayu
Oktaviarini, E., Hadisaputro, S., Suwondo, Dengan Penyakit Hypertensi Di Desa
A., & Setyawan, H. (2019). Beberapa Pertumbukan Kecamatan Stabat
Faktor Yang Berisiko Terhadap Kabupaten Langkat.
Hipertensi Pada Pegawai Di Wilayah
Perimeter Pelabuhan (Studi Kasus Statistik, B. P. (2019). Data Dan Informasi
Kontrol Di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kemiskinan Kabupaten/Kota Tahun
Kelas Ii Semarang). Jurnal 2015. In Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Epidemiologi Kesehatan Komunitas,
4(1), 35–44. Syahrin, A., Amiruddin, A., & Bustamam, B.
(2017). Peran Guru Pendidikan Jasmani
Organization, W. H. (2015). Who Report On Dalam Membentuk Karakter Siswa Pada
Global Surveillance Of Epidemic-Prone Mts Se-Banda Aceh Tahun Pelajaran
Infectious Diseases: Dengue And 2016/2017. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Dengue Haemorrhagic Fever, 2014 Pendidikan Jasmani, Kesehatan Dan
[Cited 2014 Jul 21]. Rekreasi, 3(2).

Roshifanni, S. (2016). Risiko Hipertensi Pada Whitehorn, J., Nguyen, C. V. V., Khanh, L.
Orang Dengan Pola Tidur Buruk. Jurnal P., Kien, D. T. H., Quyen, N. T. H.,
Berkala Epidemiologi, 4(3), 408–419. Tran, N. T. T., Hang, N. T., Truong, N.
T., Hue Tai, L. T., & Cam Huong, N. T.
Rusliafa, J., Amiruddin, R., & Noor, N. B. (2016). Lovastatin For The Treatment
(2014). Komparatif Kejadian Of Adult Patients With Dengue: A
Hipertensipada Wilayah Pesisirpantai Randomized, Double-Blind, Placebo-
Dan Pegunungan Di Kota Kendari Controlled Trial. Clinical Infectious
Tahun 2014. Mkmi, 1, 1–13. Diseases, 62(4), 468–476.

Rusmawati, E. (2015). Pengaruh Durasi


Tidur Dan Gangguan Tidur Terhadap
Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi
Di Poliklinik Jantung Rumah Sakit
Umum Dr. Saiful Anwar Malang.
Universitas Brawijaya.

Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2011). Dasar-

342 Jurnal Health Sains, Vol. 2, No. 3, Maret 2021

You might also like