Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh
faktor sosial (umur, pendidikan, penghasilan dan masa
bekerja) dan gaya hidup (pola makan, merokok, minum
kopi dan durasi tidur) terhadap kejadian hipertensi
terhadap kejadian hipertensi pada nelayan di Kota Medan.
Penelitian bersifat analitik observasional dengan
rancangan studi kasus kontrol. Subjek terdiri dari kasus
dan kontrol dengan perbandingan 1:1. Sampel terdiri dari
53 kasus dan 53 kontrol. Sampel kasus adalah nelayan
menderita hipertensi dan sampel kontrol adalah nelayan
lainnya yang tidak menderita hipertensi. Hasil uji bivariat
dengan simple logistic regression diperoleh pengaruh
yang signifikan adalah variabel umur (p=0,000),
pendidikan (p=0,008), penghasilan (p=0,000), pola makan
328
Pengaruh Penghasilan dan Gaya Hidup terhadap Kejadian Hipertensi pada Nelayan Di Kota
Medan
Coresponden Author:
Email: kikyrismadi89@gmail.com
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota memiliki penghasilan yang bergantung pada
Medan, sepuluh penyakit terbanyak pada kegiatan penangkapan hasil laut, pendapatan
rawat jalan dimana hipertensi merupakan nelayan yang tidak tetap dikarenakan
penyakit terbesar kedua di kota Medan yaitu penghasilan yang diperoleh bergantung pada
sebesar 16,53 persen di tahun 2016 (Medan, musim, cuaca dan tingkat kebutuhan
2016). konsumsi pasar terhadap ikan. Kebanyakan
Nelayan adalah pekerjaan sektor nelayan masih memiliki tingkat pendapatan
informal yang menjadi mayoritas bagi para rendah dan tidak menentu sepanjang tahun,
masyarakat pesisir yang dalam aktfitas sosial pendapatan yang diperoleh nelayan
ekonominya berkaitan dengan sumber daya digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang
wilayah pesisir dan laut. Nelayan memiliki sebagian besarnya digunakan untuk belanja
kebiasaan mengkonsumsi makanan dengan harian (Mahazan et al., 2015). Penelitian
natrium tinggi, mengasinkan makanan yang (Husain & Rohmah, 2020) menyatakan ada
berasal dari laut sebagai proses pengawetan hubungan antara pendidikan dan sosial
alami hasil laut, dan mengonsumsi hewan laut ekonomi (p<0,05) terhadap kejadian
dengan kandungan kadar kolesterol lebih hipertensi pada pria berusia dewasa muda,
tinggi (Rusliafa et al., 2014) . Dalam dimana berpengaruh dalam memeriksakan
penelitian (Fatma, 2010) menunjukan adanya diri ke pelayanan kesehatan sedini mungkin
hubungan antara kebiasaan nelayan dalam terhadap gejala dan memberikan pengobatan
konsumsi natrium (OR 2,62), konsumsi secara rutin terhadap hipertensi.
kalium (OR 2,51), konsumsi kopi (OR 3,65) Jumlah penduduk yang memiliki
dan kebiasaan merokok (OR 3,13) dengan pekerjaan sebagai nelayan terbanyak di Kota
kejadian hipertensi pada nelayan. Medan adalah Kecamatan Medan Belawan
Nelayan memiliki kebiasaan istirahat dimana secara letak demografi Kecamatan
dan pola tidur dimana yang mengharuskan Medan Belawan terletak di kawasan pesisir
nelayan bekerja pada malam hari untuk pantai yang menjadi tempat sumber mata
melaut dan menangkap ikan, hal tersebut pencaharian nelayan. Penduduk dengan mata
menjadi salah satu pola hidup pada nelayan pencaharian nelayan terbanyak di Medan
yang tidak sehat. Pola tidur pada nelayan Belawan adalah di Kelurahan Bagan Deli
adalah salah satu faktor resiko hipertensi yang yaitu 1.484 jiwa. Berdasarkan survei
dapat dikendalikan, selain dengan pendahuluan di Puskesmas Pembantu
mengurangi kebiasaan buruk seperti merokok Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan
dan mengonsumsi makanan yang beresiko Belawan yang secara demografi mata
hipertensi namun melalui optimalisasi pencaharian terbesar adalah nelayan dan
kualitas dan kuantitas tidur. Resiko hipertensi buruh lepas pengolahan hasil laut, jumlah
pada orang yang memiliki pola tidur yang kunjungan untuk hipertensi merupakan
buruk 9,02 kali lebih besar dibandingkan penyakit terbesar kedua selama tahun 2019
dengan pola tidur yang baik (Roshifanni, mencapai 2.879 orang. Dari hasil
2016). pemeriksaan tekanan darah dan melakukan
Selain itu pendidikan dan status sosial wawancara dengan kuesioner kepada 30
ekonomi akan memengaruhi pengetahuan dan orang nelayan berusia <50 tahun didapatkan
kemampuan nelayan mengenai pencegahan 24 orang (80%) diantaranya terdeteksi
dan mencari pengobatan sedini mungkin memiliki tekanan darah ≥ 140/90 mmHg
terhadap gejala hipertensi (Hussain et al., dengan memiliki kebiasaan diantaranya
2016). Dari segi sosial ekonomis yang dapat merokok sebanyak 22 orang (91,6%), minum
dilihat dari pendapatan masyarakat nelayan kopi sebanyak 28 orang (93%), minum
minuman berenergi/soda 4 orang (13%), dilaksanakan dimulai dari bulan Januari 2020
makan tidak teratur sebanyak 28 orang (93%), sampai dengan September 2020.
makan makanan berlemak dan gorengan Populasi kasus pada penelitian ini
sebanyak 28 orang (93%), tidak adalah seluruh nelayan yang pernah
memeriksakan rutin kesehatan sebanyak 30 didiagnosis hipertensi oleh petugas kesehatan
orang (100%), tidak memiliki dan minum obat hipertensi. Populasi kontrol
jaminan/asuransi kesehatan sebanyak 30 adalah pada penelitian ini adalah nelayan
orang (100%). yang mempunyai tekanan darah < 140/90
Berdasarkan hasil survei pendahuluan mmHg atau normal 120 mmHg atau tidak
tersebut dapat disimpulkan bahwa masih pernah didiagnosis hipertensi oleh petugas
tingginya angka kejadian hipertensi pada kesehatan dan tidak minum obat hipertensi
nelayan di Kota Medan serta belum serta bertempat tinggal berada di sekitar
optimalnya penelitian mengenai determinan kasus. Sampel kasus adalah adalah nelayan
yang menyebabkan terjadinya hipertensi pada yang mempunyai tekanan darah ≥ 140/90
nelayan di daerah Kota Medan mendorong mmHg atau pernah diagnosis hipertensi oleh
peneliti untuk menganalisis pengaruh petugas kesehatan dan minum obat hipertensi.
penghasilan dan gaya hidup yang terhadap Sampel kontrol adalah nelayan yang tidak
hipertensi pada nelayan di kota Medan. mempunyai tekanan darah ≥ 140/90 mmHg
atau tidak pernah didiagnosis hipertensi oleh
Metode Penelitian petugas kesehatan dan tidak minum obat
Jenis penelitian yang digunakan hipertensi serta bertempat tinggal berada di
dalam penelitian ini adalah observasional sekitar kasus.
analitik dengan design studi kasus kontrol Jumlah keseluruhan sampel adalah
untuk menganalisis penghasilan dan gaya 106 orang dengan perbandingan kasus dan
hidup (pola makan, merokok, minum kopi kontrol adalah 1:1, antara kasus dan kontrol
dan durasi tidur) kejadian hipertensi pada dilakukan unmatching. Dalam penelitian ini
nelayan dengan cara membandingkan sampel penelitian adalah sampel yang telah
kelompok kasus dan kontrol. Design kasus memenuhi kriteria inklusi sedangkan kriteria
kontrol, merupakan penelitian epidemiologis eksklusi adalah sampel yang tidak termasuk
analitik observasional yang menelaah dalam penelitian ini
hubungan antara efek (penyakit atau kondisi Teknik pengambilan sampel dilakukan
kesehatan) tertentu dengan faktor risiko secara purposive sampling. Sumber data
tertentu. Desain penelitian kasus kontrol dalam penelitian ini adalah berupa data
dapat dipergunakan untuk menilai berapa primer yang dilakukan dengan teknik
besarkah peran faktor risiko dalam kejadian wawancara secara terstruktur dengan
penyakit (cause-effect relationship) menggunakan kuesioner dan sumber data
(Sastroasmoro & Ismael, 2011). sekunder yang meliputi jumlah penduduk
Penelitian ini dilaksanakan di berdasakan pekerjaan yaitu nelayan diperoleh
Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan melalui dokumen dari instansi terkait
Belawan Kota Medan dengan alasan adalah (Statistik, 2019) serta penelusuran
daerah tersebut terletak memiliki kawasan kepustakaan yang berkaitan dengan penelitian
pesisir dan pantai yang memiliki jumlah yang sifatnya ilmiah dan relevan dengan
penduduk dengan mata pencaharian sebagai tujuan dan permasalahan penelitian.
nelayan terbanyak di Kota Medan yaitu 1.484 Metode analisis data berupa analisa
jiwa (Eberhardt et al., 2017). Penelitian ini univariat yang digunakan untuk memperoleh
gambaran pada masing-masing variabel
darah yaitu polifenol dan kalium. Kopi durasi tidur dengan kejadian hipertensi
instan mnengandung serat larut air dengan nilai OR=2,293 (95%CI 0,790-
yang tinggi dan dihubungkan dengan 6,656 p=0,129) artinya variabel durasi
kandungan polifenol (antioksidan). tidur bukan faktor resiko/tidak
Kandungan kalium dalam kopi berpegaruh terhadap kejadian
diketahui tinggi. Polifenol menghambat hipertensi pada nelayan di Kota Medan.
terjadi arterogenesis dan memperbaiki Berdasarkan hasil wawancara pada
fungsi vaskuler. Kalium menurunkan responden yaitu nelayan mayoritas
tekanan darah sistolik dan diastolik durasi tidur <8 jam perharinya dengan
dengan menghambat pelepasan renin jam tidur berada pada tidur pukul 11
sehingga terjadi peningkatan ekskresi malam dan akan bangun jam 4 pagi dan
natrium dan air. Hal tersebut tidur pada pukul 3 pagi dan akan
menyebabkan terjadi penureunan bangun jam 9 pagi.
volume plasma, curah jantung dan Penelitian ini sejalan dengan
tekanan perifer sehingga tekanan darah penelitian yang dilakukan oleh (Aad et
akan turun. Polifenol dan kalium dapat al., 2011) bahwa tidak ada hubungan
menyeimbangkan efek kafein. antara pola tidur dengan hipertensi
Konsumsi kopi pada dosis tertentu, dimanan beberapa orang yang
cenderung menurunkan tekanan darah mengalami hipertensi pada penelitian
hal ini disebakan oleh kandungan tersebut lebih disebabkan oleh
kalium pada kopi yang tinggi. pengaruh umur terhadap kejadian
Hasil penelitian ini sejalan hipertensi.
dengan penelitian (Enggarwati & Durasi tidur yang pendek
Dahlia, 2014) dimana tidak terdapat merupakan salah satu penyebab
hubungan anatar konsumsi kopi dengan hipertensi namun dalam penelitian ini
kejadian hipertensi. Konsumsi kafein berbagai faktor yang lebih dominan
dan tingkat asupan kafein tidak dalam memengaruhi kejadian
memiliki kontribusi terhadap tekanan hipertensi yaitu diantaranya pola
darah tinggi sebab efek kafein akan makan yang berisiko, kebiasaan
menghilang dala 5 hari. Berkaitan merokok dan umur nelayan yang
dengan waktu paruh kafein yang semakin tua menjadi penyebab yang
berkisar 4-5 jam maka efek kafein berdampak tingginya angka kejadian
dalam tubuh akan menghilang setelah hipertensi pada nelayan
periode waktu paruh tersebut (Bealer, Penelitian ini sejalan dengan
2010). penelitian yang dilakukan oleh
Durasi tidur pendek atau keadaan (Rusmawati, 2015) Terhadap pasien
dimana sesorang tidak mendapatkan hipertensi di RSU Dr. Saiful Anwar
tidur yang cukup (sleep restriction) Malang ditemukan tidak adanya
dapat menyebabkan meningkatnya pengaruh signifikan (p=0,65 p=0,79)
tekanan darah. Durasi Tidur diyakini antara durasi tidur dengan kejadian
sebabagi salah satu faktor yang dapat hipertensi.
mencetuskan terjadinya hipertensi Durasi tidur <8 jam/hari yang
selain faktor usia dan gaya hidup dilakukan oleh nelayan juga salah satu
(Bartholomew et al., 2006). pengaruh dari kebiasaan konsumsi kopi
Hasil penelitian ini diperoleh dimana dari hasil penelitian terdapat 73
bahwa tidak ada hubungan antara orang nelayan (86%) yang memiliki
Roshifanni, S. (2016). Risiko Hipertensi Pada Whitehorn, J., Nguyen, C. V. V., Khanh, L.
Orang Dengan Pola Tidur Buruk. Jurnal P., Kien, D. T. H., Quyen, N. T. H.,
Berkala Epidemiologi, 4(3), 408–419. Tran, N. T. T., Hang, N. T., Truong, N.
T., Hue Tai, L. T., & Cam Huong, N. T.
Rusliafa, J., Amiruddin, R., & Noor, N. B. (2016). Lovastatin For The Treatment
(2014). Komparatif Kejadian Of Adult Patients With Dengue: A
Hipertensipada Wilayah Pesisirpantai Randomized, Double-Blind, Placebo-
Dan Pegunungan Di Kota Kendari Controlled Trial. Clinical Infectious
Tahun 2014. Mkmi, 1, 1–13. Diseases, 62(4), 468–476.