Professional Documents
Culture Documents
Hubungan asupan natrium, faktor stres dan pengetahuan gizi dengan hipertensi pada lansia di
wilayah kerja Puskesmas Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan Tahun 2019
The relationship of sodium intake, stress factors and nutritional knowledge with hypertension in the elderly in the
work area of Pangkalan Kerinci Health Center in Pelalawan Regency in 2019
Weni Wahyuni1
Program studi S1 Gizi fakultas ilmu kesehatan
Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
ABSTRACT
Background: Hypertension or high blood pressure is influenced by several factors including food intake, stress factors
and nutritional knowledge. These factors are important things that must be known by the elderly. Objective: The
purpose of this study was to analyze the relationship of sodium consumption, stress factors and nutritional knowledge
with the incidence of hypertension in the elderly in the Work Area of Pangkalan Kerinci Community Health Center in
2019. Method: This type of research is quantitative with cross sectional study design. This research was conducted on
June 17-July 17 2019 with a total of 94 samples obtained by purposive sampling technique. Analysis of the data used is
univariate and bivariate analysis with Chi Square test. Results: The results found there is a relationship between
sodium intake with the incidence of hypertension in the elderly in the Work Area of Pangkalan Kerinci Community
Health Center with a value (p = 0.01), stress factors (p = 0.00), nutritional knowledge (p = 0.00). Conclusion: Thus
there is a significant relationship between sodium intake, stress factors and nutritional knowledge with the elderly in
the Pangkalan Kerinci Community Health Center in 2019.
Keywords: consumption of sodium, stress factors, nutritional knowledge, the incidence of hypertension
ABSTRAK
Latar Belakang: Hipertensi atau penyakit darah tinggi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya seperti
asupan makanan, faktor stress dan pengetahuan gizi. Faktor-faktor tersebut merupakan hal penting yang harus
diketahui oleh lansia. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan konsumsi natrium,
faktor stres dan pengetahuan gizi dengan kejadian hipertensi pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Pangkalan
Kerinci Tahun 2019. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional study. Metode:
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 17 Juni-17 Juli 2019 dengan jumlah 94 sampel yang diperoleh dengan teknik
purposive sampling. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat dengan uji Chi Square.
Hasil: Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara asupan natrium dengan kejadian hipertensi pada lansia di
di Wilayah Kerja Puskesmas Pangkalan Kerinci dengan nilai (p=0,01), faktor stres (p=0,00), pengetahuan gizi
(p=0,00). Kesimpulan: Dengan demikian terdapat hubungan yang signifikan antara asupan natrium, faktor stres
dan pengetahuan gizi dengan lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Pangkalan Kerinci Tahun 2019. Diharapkan
kepada pelayanan kesehatan agar berperan ganda sebagai pemberi pelayanan dan pendidik untuk memberi
informasi hipertensi bagi lansia.
Kata kunci : Konsumsi natrium, faktor stres, pengetahuan gizi, kejadian hipertensi
PENDAHULUAN rata-rata Indonesia (Kemenkes RI, Riskesdas 2018). Data
Menurut Fatmah (2010) lanjut usia (lansia) Riskesdas 2013 di provinsi Riau menunjukkan bahwa
merupakan proses penuaan dengan bertambahnya usia prevalesi hipertensi mencapai 20.9%.
individu yang ditandai dengan penurunan fungsi organ Menurut Udjianti (2010) hipertensi atau tekanan
tubuh seperti otak, jantung, hati dan ginjal serta darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan
darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus
peningkatan kehilangan jaringan aktif tubuh berupa otot-
otot tubuh. Lebih lanjut, Fatmah (2010) menambahkan lebih dari suatu periode. Studi empiris yang dilakukan
bahwa penurunan fungsi organ tubuh pada lansia akibatoleh Fitriana dkk (2015) menunjukkanbahwa hipertensi
dari berkurangnya jumlah dan kemampuan sel tubuh. termasuk jenis penyakit yang dikategorikan sebagai
Dengan demikian kemampuan jaringan tubuh untuk penyakit yang membunuh secara diam-diam, karena
mempertahankan fungsi secara normal menghilang, penderita hipertensi tidak mengetahui bahwa dirinya
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan
memperbaiki kerusakan yang diderita. darahnya.
Jumlah lansia yang semakin Hipertensi atau penyakit darah tinggi
meningkat dari tahun ketahunnya membawa dampak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor
positif maupun negatif dimasa depan (Kementerian penyebab hipertensi adalah asupan makanan. Silalahi
Kesehatan Republik Indonesia, 2017 (Kemenkes (2010) RI, menyatakanmakanan mempunyai peranan penting
2017). Dampak positif apabila penduduk lansia berada dalam meningkatkan tekanan darah seperti konsumsi
natrium berlebih dan tinggi lemak. Hampir seperempat
dalam keadaan sehat, aktif dan produktif. Disisi lain,
besarnya jumlah penduduk lansia menjadi beban jika penduduk Indonesia (24,5%) yang berusia diatas 10
lansia memiliki masalah penurunan kesehatan yang tahun mengkonsumsi makanan asin setiap harinya
berakibat pada peningkatan biaya pelayanan kesehatan,(Riskesdas, 2018). Dengan demikian tidak
penurunan pendapatan/penghasilan, mengherankan
peningkatan jika hipertensi menjadi penyakit nomor
satu
disabilitas, tidak adanya dukungan sosial dan lingkungan pada lansia (Tabel 1.2) akibat pola makan tinggi
yang tidak ramah terhadap penduduk lansia. natrium.
Risiko penyakit hipertensi juga dipengaruhi
Menurut World oleh
Health faktor stres. Hasil riset Healtwise (2009)
Organizastion(WHO), di kawasan Asia Tenggara mengatakan bahwa stres dapat membuat seseorang
merasa gelisah, mudah marah dan tegang. Salah satu
populasi lansia pada tahun 2000 terdapat 53.000.000 atau
akibat stres yang paling sering adalah hipertensi. Lebih
sekitar 7,4%, kemudian di tahun 2010 naik sebesar 9,77%
lanjut, stres mengakibatkan aktivitas simpatis meningkat,
atau sebanyak 240.000.000 lansia dan diperkirakan pada
tahun 2020 jumlah lansia di asia tenggara meningkat terjadi konstriksi vena dan peningkatan kontraktilitas,
sebesar 11,34% atau 288.000.000, hal volume
ini preload naik, curah jantung meningkat dan
mengindikasikan bahwa setiap tahun adanya lansia yangakhirnya meningkatkan hipertensi.
meningkat. Sedangkan di Indonesia sendiri pada tahun Selain faktor konsumsi natrium dan
2020 diperkirakan jumlah lansia mencapai sekitar stres,pengetahuan gizi merupakan hal yang penting
80.000.000 jiwa. (KemenkesRI, 2013). diketahui oleh para lansia. Hal ini karenagizi merupakan
Penyakit yang mendominasi lansia faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan
keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan
adalah golongan penyakit tidak menular, penyakit kronik
dan degeneratif, terutama golongan mental lansia (Dona dkk, 2017).
penyakit
kardiovaskular. Adapun penyakit dengan persentase Survey awal untuk penelitian ini menunjukkan
bahwa di Puskesmas Pangkalan Kerinci jumlah pasien
tertinggiadalah hipertensi dengan persentase > 50% yang
menandakan bahwa lansia beresiko mengidap penyakit hipertensi lansia adalah yang terbanyak diantara
ini. Puskesmas lainnya di Kabupaten Pelalawan yaitu
Hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan berjumlah 602 pasien dan diprediksi akan terus
bahwa prevalensi hipertensi meningkat. Ditinjau dari pola makan yang biasa
di Indonesia 25.8%,
meningkat di tahun 2018 yaitu 34.1% dan prevalensi dikonsumsi oleh masyarakat Pangkalan Kerinci pada
hipertensi di provinsi Riau berada dibawah prevalensiumumnya memiliki kadar natrium yang tinggi. Dengan
demikian risiko untuk mengidap penyakit hipertensi cross sectional.. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 17
sangat tinggi, maka dari itu ada asumsi mengenai Juni-16 Juli di Puskesmas Berseri Kecamatan Pangkalan
hubungan dari variabel-variabel yang telah dijelaskan
Kerinci Kabupaten Pelalawan.. Sampel penelitian ini
sebelumnya terhadap hipertensi pada lansia yang adaadalah
di Lansia usia 45-74 tahun yang terdaftar di wilayah
Kecamatan Pangkalan Kerinci. kerja Puskesmas Berseri Pangkalan Kerinci dengan,
bersedia menjadi sampel sampai penelitian selesai.
METODE PENELITIAN Jumlah sampel sebanyak 94 lansia. Varibel bebas dalam
penelitian ini adalah asupan natrium, afktor stress dan
Penelitian ini menggunakan metode jenis pengetahuan gizi. Variabel terikat dalam penelitian ini
penelitian observasional analitik dengan pendekatanadalah Hipertendi pada lansia.
HASIL PENELITIAN
A. Analisis Univariat
Tabel 4.2 Distribusi Lansia Menurut Food Recall 24 Jam Asupan Natrium
Tidak Baik 62 66
Baik 32 34
Total 94 100
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan distribusi lansia menurut asupan natrium dari 94 lansia
didapatkan 62 (66 %) lansia termasuk kategori tidak baik.
Tinggi 65 69.1
Rendah 6 6.4
Total 94 100
Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan distribusi lansia menurut faktor stres dari 94 lansia didapatkan
65 lansia (69.1%) termasuk kategori cukup tinggi.
Tinggi 13 13.8
Sedang 38 40.4
Rendah 43 45.7
Total 94 100
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan distribusi lansia menurut pengetahuan gizi dari 94 lansia
didapatkan 43 lansia (45.7%) termasuk kategori rendah.
Ya 82 87.2
Tidak 12 12.8
Total 94 100
B. Analisa Bivariat
Tabel 4.6 Hubungan Asupan Natrium dengan Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan Tahun 2019
Kejadian Hipertensi
Asupan Total
Ya Tidak P Value
Natrium
n % n % n %
Tidak Baik 58 70.7 4 33.3 62 66.0
0.019
Baik 24 29.3 8 66.7 32 34.0
Jumlah 82 100 12 100 94 100
Sumber: Hasil Uji Chi Square
Tabel 4.6 menunjukkan hubungan antara Setelah data mengenai asupan natrium pada
asupan natrium dengan kejadian hipertensi bahwa penelitian didapatkan, data di uji menggunakan
dari 62 lansia yang termasuk kategori asupan Fisher Exact Test (Pilihan Alternatif bila data tidak
natrium tidak baik terdapat 4 (33.33%) orang layak uji Chi Square Test). Dari uji Fisher Exact
lansia yang berstatus tidak hipertensi dan sebanyak Test didapatkan adanya hubungan antara asupan
32 lansia yang termasuk kategori asupan natrium natrium dengan kejadian hipertensi pada lansia di
baik terdapat 24 (29.3%) orang lansia yang wilayah kerja puskesmas Pangkalan Kerinci
berstatus hipertensi. Kabupaten Pelalawan Tahun 2019 (p-value ≤ 0.05).
Tabel 4.6 Hubungan Asupan Natrium dengan Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan Tahun 2019
Kejadian Hipertensi
Asupan Total
Ya Tidak P Value
Natrium
n % N % n %
Tidak Baik 58 70.7 4 33.3 62 66.0 0.019
Baik 24 29.3 8 66.7 32 34.0
Jumlah 82 100 12 100 94 100
Sumber: Hasil Uji Chi Square
Tabel 4.6 menunjukkan hubungan antara Setelah data mengenai asupan natrium pada
asupan natrium dengan kejadian hipertensi bahwa penelitian didapatkan, data di uji menggunakan
dari 62 lansia yang termasuk kategori asupan Fisher Exact Test (Pilihan Alternatif bila data tidak
natrium tidak baik terdapat 4 (33.33%) orang layak uji Chi Square Test). Dari uji Fisher Exact
lansia yang berstatus tidak hipertensi dan sebanyak Test didapatkan adanya hubungan antara asupan
32 lansia yang termasuk kategori asupan natrium natrium dengan kejadian hipertensi pada lansia di
baik terdapat 24 (29.3%) orang lansia yang wilayah kerja puskesmas Pangkalan Kerinci
berstatus hipertensi. Kabupaten Pelalawan Tahun 2019 (p-value ≤ 0.05).
Tabel 4.8 Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja
Puskesmas Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan Tahun 2019
Kejadian Hipertensi
Pengetahuan Total
Ya Tidak P Value
Gizi
n % n % N %
Rendah 43 52.4 0 0 43 45.7
Sedang 36 43.9 2 16.7 38 40.4 0.00
Tinggi 3 3.7 10 83.3 13 13.8
Jumlah 82 100 12 100 94 100
Sumber: Hasil Uji Chi Square
DAFTAR PUSTAKA